PENGARUH KEBERADAAN KELAS RSBI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SELONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SONEDI
A. PENDAHULUAN Dalam suatu proses belajar mengajar, sarana dan prasarana belajar merupakan salah
satu
komponen
penunjang
proses
pembelajaran.
Dalam
proses
pembelajaran, siswa memerlukan adanya dorongan atau motivasi tertentu agar kegiatan belajarnya menghasilkan prestasi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, tentunya perlu diperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Secara teoritis, menurut para pakar faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kualitas dari proses pembelajaran. Beberapa tahun terakhir pemerintah telah merintis sekolah-sekolah bertaraf internasional atau dikenal dengan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang memiliki kualitas proses pembelajaran yang baik karena ditunjang oleh kualitas komponen pembelajaran yang baik pula. Menurut Kemendiknas, RSBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan atau mengarahkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dengan taraf internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional yang mencakup: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Adapun kehadiran Sekolah Bertaraf
1
Internasional diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga lulusan yang dihasilkan adalah lulusan dengan kualitas internasional. Secara empiris, Nurrindra (2010) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa sarana dan prasarana belajar pada kelas RSBI berpengaruh terhadap prestasi belajar. Selanjutnya, Zakaria (2011) dari hasil penelitiannya menemukan hasil yang sama bahwa keberadaan kelas Akselerasi berpengaruh terhadap motivasi belajar. Berdasarkan kajian teoritis dan empiris di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Pengaruh Keberadaan Kelas RSBI Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Selong Tahun Pelajaran 2011/2012.
1.1. Target Luaran Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan publikasi ilmiah dalam terbitan ilmiah yang terakreditasi. Target luaran berupa publikasi ilmiah ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa publikasi ilmiah merupakan kegiatan yang perlu mendapat perhatian dan harus terus dilakukan dikalangan Perguruan Tinggi khususnya sebagai upaya untuk memahami kondisi pendidikan, permasalahan dan tentunya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan pendahuluan yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini difokuskan untuk mengkaji: apakah ada pengaruh yang signifikan dari keberadaan kelas RSBI terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Selong Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. TINJAUAN PUSTAKA
2
3.1. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 3.1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan RSBI Menurut Kemendiknas RSBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan atau mengarahkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dengan taraf internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Standar Nasional Pendidikan Indonesia itu sendiri mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan Serangkaian proses harus dilalui untuk menuju sekolah bertaraf internasional (Tilaar, 2006: 169). Sekolah yang bersangkutan harus menjalani tahap rintisan terlebih dahulu selama kurang lebih empat tahun. Sekolah rintisan SBI ini disebut dengan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah Sekolah Standar Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Adapun penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) atau Sekolah Bertaraf internasional (SBI) dilatarbelakangi oleh beberapa-alasan sebagai berikut. Pertama, era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi manajemen dan sumber daya manusia. Keunggulan teknologi akan
3
menurunkan biaya produksi, meningkatkan kandungan nilai tambah, memperluas keragaman produk, dan meningkatkan mutu produk. Kedua, rintisan penyelenggaraan SBI memiliki dasar hukum yang kuat yaitu Pasal 50 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) yang menyebutkan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. Ketiga, penyelenggaraan SBI didasari oleh filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitasi yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan (kreatif, inovatif dan eksperimentatif), menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik. 3.1.2. Metode/Teknik Pengajaran RSBI Menurut Permensisdiknas No. 78 Tahun 2009 metode/teknik pengajaran RSBI adalah sebagai berikut. 1.
Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.
2.
Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika dan inti kejuruan menggunakan bahasa Inggris. Sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing harus menggunakan bahasa Indonesia.
3.
Mengajarkan bahasa asing, terutama penggunaan bahasa Inggris secara terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya.
4
4.
Pengajaran dengan pendekatan bilingual menekankan perbedaan adanya bahasa akademis dan bahasa sosial yang pengaturan bahasa pengantarnya dapat dialokasikan berdasarkan subjek maupun waktu.
3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan RSBI Adapun kelebihan dan kekurangan dari Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) dijabarkan sebagai berikut. Pertama, kelebihan RSBI yakni memotivasi para siswa untuk mampu bersaing dalam dunia global. Putra-putri bangsa Indonesia tak kalah dengan anak-anak dari negara lain. Siswa-siswa sekolah kita lebih berani mencoba hal-hal baru dan menantang para guru untuk mengembangkan metode dan model pembelajaran di dunia internasional. Kelebihan RSBI/SBI salah satunya adalah berkontribusi pada luasnya pengetahuan siswa terutama bidang sains karena kurikulum yang digunakan telah membahas bidang sains lebih mendalam daripada kurikulum yang telah diajarkan di sekolah dengan kelas reguler (Santosa, 2007). Kedua, kekurangan RSBI yakni dari segi buku pegangan siswa harusnya berbeda dari sekolah reguler, SDM (guru) kita belum siap dan masih banyak guru yang belum bisa membuat kurikulumnya sendiri. Jangankan membuat kurikulum dalam bahasa Inggris, membuat RPP saja masih banyak guru yang belum benar dalam membuatnya. Pemerintah nampaknya belum siap benar dengan progran RSBI, kasihan para guru hanya menjadi obyek dari obsesi para penentu kebijakan (Santosa, 2010: 14). Media pendidikan yang canggih di RSBI membuat sekolah harus mengeluarkan biaya operasional yang lebih besar sehingga memberikan legitimasi bagi sekolah untuk melakukan komersialisasi pendidikan. Akibat tingginya cost itu, maka biaya pendidikan di RSBI pun lebih mahal daripada di sekolah reguler.
5
Polemik keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) berangkat dari beberapa fakta persoalan empiris yang mendasar tentang kelemahan program RSBI di antaranya: (1) RSBI tidak didahului riset yang lengkap sehingga konsepnya lemah, (2) RSBI adalah program yang salah model dimana Kemendikbud seharusnya membuat panduan model pelaksanaan untuk RSBI baru (news developed), tetapi yang terjadi justru pengembangan pada sekolah-sekolah yang telah ada (existing school), (3) program RSBI telah salah asumsi dimana Kemendikbud mengasumsikan bahwa untuk dapat mengajar hard science dalam pengantar bahasa Inggris, maka seorang guru harus memiliki TOEFL > 500, dan (4) pada RSBI telah terjadi kekacauan dalam proses belajar-mengajar dan kegagalan didaktik di mana guru tidak mungkin disulap lima hari agar bisa mengajarkan materinya dalam bahasa Inggris (Santosa, 2010: 14). Prestasi yang tinggi menjadi suatu tuntutan dan standar yang harus dipenuhi oleh siswa pada kelas RMBI dan Akselerasi.
3.2. Prestasi Belajar Marsun dan Martaniah (Tjundjing, 2000: 71) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Menurut Poerwodarminto (dalam Ratnawati, 1996: 206) yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Sedangkan prestasi belajar itu sendiri diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor sekolah. Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan
6
dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam bukti laporan yang disebut rapor. 3.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Suryabrata (1998: 233) dan Shertzer dan Stone (dalam Winkle, 1997: 591) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pertama, faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: (1) faktor fisiologis, yakni faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan panca indera, kesehatan badan. Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya. Panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah, dan (2) faktor psikologis. Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain adalah: Intelligensi, sikap yang pasif dan motivasi. Menurut Binet (dalam Winkle,1997: 529) inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf
7
inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Selanjutnya, sikap yang pasif merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Wirawan (1997: 233) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dan motivasi menurut Irwanto (1997: 193) adalah penggerak perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar. Selanjutnya, Winkle (1991: 39) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Kedua, faktor eksternal. Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah: (1) faktor lingkungan keluarga yang meliputi sosial ekonomi dan dukungan keluarga. Sosial ekonomi keluarga ekonomi yang memadai memberikan seseorang kesempatan lebih dalam hal mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari: buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah. Selanjutnya dukungan dari keluarga juga merupakan suatu pemacu semangat berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa: pujian atau nasihat maupun secara tidak langsung, seperti: hubugan keluarga yang harmonis, (2) faktor lingkungan sekolah yang
8
meliputi berbagai komponen seperti sarana prasarana, pendidik, media, metode dan materi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap proses dan prestasi belajar siswa, (3) faktor lingkungan masyarakat. Sosial budaya, pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan guru/pengajar. Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah, maka setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan. 3.2.2. Pengukuran Prestasi Belajar Dalam dunia pendidikan, menilai merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah satu proses belajar dan mengajar. Di Indonesia, kegiatan menilai prestasi belajar bidang akademik di sekolah-sekolah dicatat dalam sebuah buku laporan yang disebut rapor. Dalam rapor dapat diketahui sejauhmana prestasi belajar seorang siswa, apakah siswa tersebut berhasil atau gagal dalam suatu mata pelajaran. Suryabrata (1998: 296) menyatakan bahwa rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu.
D. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penilitian ini termasuk penelitian deskriptif berbentuk kausalitas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keberadaan kelas RSBI terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang memerlukan perhitungan atau analisis untuk
9
memperoleh kebenaran dari hipotesis secara keseluruhan. Penelitian ini akan menggambarkan pengaruh sebab akibat dari variabel bebas terhadap variabel terikat,
4.2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di olah. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan peneliti yakni berupa kuesioner dan pedoman dokumentasi. Kuesioner digunakan untuk menggali data terkait dengan keberadaan kelas RSBI. Sedangkan pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang nilai raport dan data lain yang mendukung penelitian.
4.3. Pengolahan dan Analisis Data Untuk memecahkan masalah dan menguji hipotesa yang di ajukan maka data tersebut akan di analisis dengan menggunakan regresi linear sederhana dengan rumus: Ŷ=α+bX. Adapun kaidah pengujian signifikansi didasarkan pada pertimbangan: Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ha diterima (signifikan), sebaliknya Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ha ditolak (tidak signifikan).
E. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier sederhana, diperoleh nilai Y = 42,43 + 0,625 . Konstanta sebesar 42,43 berarti, jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel Keberadaan Kelas RSBI (X1 = 0) maka kualitas keberadaan kelas RSBI (Y) adalah sebesar 42,43. Koefesien regresi sebesar 0,625 berarti, setiap penambahan (karena tanda positif) satu skor atau nilai keberadaan kelas RSBI akan memberikan peningkatan skor sebesar 0,625. Hal ini berarti, 62,5% prestasi 10
belajar dipengaruhi oleh keberadaan kelas RSBI sedangkan sisanya sebesar 37,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Selanjutnya, untuk mengetahui keberartian uji regresi sederhana diperoleh nilai F hitung = 1804,687 dan F tabel = 3,946 dengan taraf signifikan 5%. Karena F hitung > F tabel maka Ho (hipotesis nihil) ditolak dan Ha (hipotesis alternatif) diterima. Artinya, ada pengaruh yang signifikan antara keberadaan kelas RSBI terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Selong Tahun Ajaran 2011/2012. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari keberadaan kelas RSBI terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Selong Tahun Ajaran 2011/2012, diterima.
Berdasarkan hasil analisa data diketahui dan terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari keberadaan kelas RSBI terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Selong Tahun Ajaran 2011/2012. Secara teoritis, hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat para pakar yang menyatakan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kualitas dari proses pembelajaran dalam hal ini adalah dengan keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang memiliki kualitas proses pembelajaran yang baik karena ditunjang oleh kualitas komponen pembelajaran yang baik pula. Secara empiris, hasil penelitian ini sejalan dengan dengan hasil penelitian Nurrindra (2010) yang menemukan bahwa sarana dan prasarana belajar pada kelas RSBI berpengaruh terhadap prestasi belajar. Selanjutnya, hasil penelitian ini juga
11
mendukung hasil penelitian Zakaria (2011) yang menemukan hasil bahwa keberadaan kelas Akselerasi berpengaruh terhadap motivasi belajar.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diharapkan kepada seluruh pendidik khususnya guru SMP Negeri 1 Selong untuk lebih mempertahankan dan menerapkan strategi yang tepat bagi siswa cerdas dan pandai yang telah terpilih masuk ke dalam kelas RSBI. Dan sebagai obyek peneliti untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dan sebagai obyek penelitian sekolah dapat melakukan evaluasi melalui hasil penelitian.
F. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan kelas RSBI berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Selong Tahun Ajaran 2011/2012.
12
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2002. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, Saifuddin, (1997). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset. Azwar, Saifuddin, (1998). Tes Prestasi Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran Prestasi balajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Goleman, Daniel, 2002. Emotional Intelegence-Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia. Irwanto, (1997). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Lanawati, Sri, (1999). Hubungan Antara Emotional Intelligence Dan Intelektual Quetion dengan Prestasi Belajar Siswa SMU. Tesis: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Mudzakir, Ahmad, 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Murjono, (1996). Intelegensi Dalam Hubungan Dengan Prestasi Belajar. Jurnal: Anima Vol II. Ratnawati, Mila, (1996). Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Suasana Keluarga, Citra Diri dan Motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas V SD Ta’Miriyah Surabaya. Jurnal: Anima Vol XI No. 42. Saphiro, Lawrence E, (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta: Gramedia. Sudjana, Nana, (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cetakan Ketujuh). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumadi, (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin, (2000). Psikologi Pendidikan Dengan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tilaar, 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
13
Tjundjing, Sia, (2001). Hubungan Antara IQ, EQ dan QA Dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU. Jurnal: Anima Vol.17 No.1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan (Sisdiknas) Pasal 50 Ayat 3. Bandung: Citra Umbara. Wilis, Ratna, (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Wirawan, Sarlito, (1997). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Zakaria, (2011). Pengaruh Keberadaan Kelas Akselerasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Selong Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi: Di Unduh Tanggal 18 Mei 2012.
14