PENGARUH STRATEGI PEBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR EKSPRESI DI SMP N.2 SEI BAMBAN T.A 2011/2012
Dewi Ana MarsoitdanSugito
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhStrategiPembelajaranKontruktivismeTerhadapHasilBelajarGambarEks presi di SMP Negeri 2 SeiBamban. Penelitianinimenggunakanmetodeeksperimensemudengansampelberjumlah 30 siswa.Instrumenpenelitianinimenggunakantesmenggambarekspresi. Teknikanalisis data dilakukandenganujipersyaratananalisisyaituujinormalitas datadanujihomogenitasvarians, setelahitudilakukanujihipotesis. Hasilujipersyaratananalisispadaujinormalitas data pretest padakelompokeksperimen yang diajardenganstrategipembelajarankonstruktivismediperoleh L0 = 0,133
pretest 1,84. kelompok homogen, data data
PadapengujianhipotesisdiperolehFhitung= 0,97
1
artinya pendidikan dapat memberikan pengaruh, dan memilikistrategipembelajaran. Strategi pembelajaran memerlukan aktivitas siswa secara optimal. Pengajaran seni rupa dewasa ini sudah menjadi bagian dari program pendidikan umum di sekolah-sekolah. Dasar landasan dan sasaran pengajaran melalui kegiatan seni rupa adalah membantu siswa untuk dapat mengungkapkan gagasan, sikap, perasaan, nilai dan imajinasi yang melibatkan pertumbuhan pribadinya. Manfaat pendidikan seni rupa bagi kehidupan pribadi maupun bermasyarakat adalah membantu anak untuk dapat menggunakan kecerdasan dalam menilai karya seni, mencerap lingkungan hidupnya, dan dapat berekspresi melalui keterampilan yang diperoleh dalam pendidikan suatu bentuk karya sesuai bakat yang dimilikinya untuk disumbangkan bagi kesejahteraan hidup. Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bukan hanya bergantung lingkungan atau kondisi belajar melainkan juga pada pengetahuan awal siswa. Pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata, hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Piaget yaitu belajar merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan yang melibatkan asimilasi, yaitu proses bergabungnya stimulus kedalam struktur kognitif. Bila stimulus baru tersebut masuk kedalam struktur kognitif diasimilasikan, maka akan terjadi proses adaptasi yang disebut kesinambungan dan struktur kognitif menjadi bertambah. Dengan demikian jelas bahwa tahap berfikir anak usia sekolah harus dikaitkan dengan hal-hal nyata dan pengetahuan awal siswa yang telah dibangun mereka dengan sendirinya. Siswa SMP merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa, dimana umumnya mereka mengalami perkembangan fisik dan mental, emosional dan sosial. Dalam tahapan perkembangan menggambar siswa pada usia remaja ini, terlihat siswa mulai mempertimbangkan secara kritis terhadap hasil karyanya sendiri. Terjadinya perubahan pada gambar siswa dari menggambar yang tidak disadari (unconsciously drawing), ke arah menggambar terhadap apa yang dilihatnya dalam tahap ini penulis mencoba menerapkan strategi kontruktivisme yang diharapkan dapat memaksimalkan karya siswa dalam menggambar ekspresiobjekpemandanganalam. B. Identifikasi masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ialah: Bagaimanakah Pengaruh strategi pembelajaran kontruktivisme terhadap hasil belajar gambar ekspresi pada mata pelajaran seni rupa ? Apakah dengan menerapkan strategi pembelajaran kontruktivisme akan meningkatkan kreatifitas siswa menggambar ekspresi ? Apakahstrategi pembelajarankonstruktivisme yang berbedamemberipengaruhterhadaphasilbelajarsiswa ? C. Pembatasan Masalah Penelitianinidibatasi pada ruanglingkuplokasi, subjekpenelitian, waktupenelitian dan variabel-variabelpenelitian. Untuk menghindari 2
pemahaman yang salah, maka penulis perlu membatasi permasalahan di atas yakni: (1) Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. (2) Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah menggambar ekspresi dengan objek pemandangan alam. (3) Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik Kelas VIII1 dan VIII2 SMP Negeri2 Sei Bamban Tahun Pembelajaran 2011/2012. (4) Strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi konstruktivisme. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian tindakan kelas yaitu : (1) Apakah pengaruh strategi pembelajaran konstruktivisme terhadap hasil belajar gambar ekspresi pada matapelajaran seni rupa di kelas V111 SMP Negeri 2 Sei Bamban ? (2) Apakah Pengaruh strategi pembelajaran konstruktivisme dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa menggambar ekspresi?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui gambaran Pengaruh strategi pembelajaran konstruktivisme terhadap hasil belajar gambar ekspresi pada mata pelajaran seni rupa di kelas VIII SMP Negeri 2 SeiBamban. (2) Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran kontruktivisme terhadap hasil belajar gambar ekspresi pada mata pelajaran seni rupa di kelas VIII SMPNegeri 2 SeiBamban.
F. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini ialah: (1) Manfaat bagi siswa, untuk meningkatkan kreativitas siswa menggambar ekspresi. (2) Manfaat bagi guru, untuk mengembangkan potensi guru dalam pembelajaran seni rupa dengan menerapkan strategi pembelajaran konstruktivisme. (3) Sebagai sumbangan pemikiran yang positif terhadap perkembangan ilmu pendidikan khususnya bidang seni rupa. (4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi lembaga pengelola pendidikan, khususnya guru bidang seni rupa dalam upaya peningkatan mutu belajar siswa SMP Negeri 2 Sei Bamban. (6) Sebagai bahan masukan bagi penelitian yang relevan dikemudian hari. (7) Secara teoritis, dapat memberikan sumbangan demi pengembangan teori – teori yang relevan. Secara praktis, dapat memberikan masukan dan evaluasi bagi guru dan pengelola SMP Negeri 2 Sei Bamban agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dan pengupayaan faktor-faktor pendukung kemampuan siswa dalam hal bidang pelajaran seni rupa. Kerangkateoritis, kerangkakonseptualdanhipotesis 1. Strategi Mengajar Strategi mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, baik secara individual maupun kelompok, 3
agar penjelasan itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik. Makin baik strategi mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan.Slameto (2003:50) mengungkapkan bahwa pemilihan strategi dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu (1) Tujuan pengajaran, di mana strategi hendaknya sesuai untuk mencapai kemampuan-kemampuan yang terkandung dalam tujuan pengajaran; (2) Peserta didik, di mana strategi hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik, seperti tingkat berpikirnya, kemampuan berkonsentrasi dan sebagainya; (3) Alat media, di mana pemilihan strategi harus memperhatikan ketersediaan alat-alat yang diperlukan; (4) Bahan pengajaran, di mana pemilihan strategi harus sesuai dengan sifat materi pelajaran; (5) Lingkungan, di mana pemilihan strategi harus sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan. 2. Seni Rupa Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika., diamati dan diraba.Wujud dari karya seni rupa dapat berupa wujud visual saja atau paduan wujud visual dengan unsur bunyi dan unsur gerak. Gambar ekspresi adalah gambar yang bisa mengungkapkan pengalaman atau perasaan si pencipta. Pelukis yang sedang sedih akan tercipta karya yang bersifat susah, sedangkan pelukis yang sedang gembira akan tercipta karya yang riang. Karya tersebut terlihat pada garis-garis dan pewarnaan. .Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Menggambar ekspresi biasanya dikenal sebagai menggambar bebas. Gambar ekspresi merupakan gambar ungkapan dari seseorang. Tuntunan dari sebuah gambar ekspresi adalah bahwa apa yang dilukiskan seseorang adalah hasil ungkapannya, berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya melalui kemampuan yang dimilikinya. 3. Strategi Kontruktivisme Strategi pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Konflik kognitif tersebut terjadi saat interaksi antara konsepsi awal yang telah dimiliki siswa dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur kognitif untuk mencapai keseimbangan, peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan, selama siswa menerima pengetahuan baru. Perolehan pengetahuan siswa diawali dengan diadopsinya hal baru sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, kemudian hal baru tersebut dibandingkan dengan konsepsi awal yang telah dimiliki sebelumnya. Jika hal baru tersebut tidak sesuai
4
dengan konsepsi awal siswa, maka akan terjadi konflik kognitif yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan dalam struktur kognisinya. Pada kondisi ini diperlukan alternatif strategi lain untuk mengatasinya. Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka. Sebagaimana dinyatakan Bodner (1986:873): “… knowledge is constructed as the learner strives to organize his or her experience in terms of preexisting mental structures”. Belajar gambar ekspresi merupakan proses memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa sendiri melalui transformasi pengalaman individu siswa. 4. Strategi Pembelajaran Konvensional Strategi konvensional merupakan strategi yang sering dipakai guru dalam pengajaran. Strategi konvensional adalah strategi belajar yang dipusatkan pada satu arah. “Pembelajaran konvensional adalah suatu pembelajaran yang umumnya berlangsung satu arah, yang merupakan proses trasfer atau pengalihan pengetahuan, informasi, norma dan nilai lainnya dari seorang pengajar kepada peserta didik” dikutip dari Sri Afriani dalam jurnal Seni Rupa FBS-Unimed. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sei Bamban , Kelapa Tinggi kecamatan Sei Bamban DesaBakaranBatukabupaten Serdang Bedagai 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan bulan januari Tahun Ajaran 2011/2012. 1. Populasi Populasi adalah: wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V111 SMP Negeri 2 Sei Bamban yang mengikuti pelajaran seni rupa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sei Bamban yang terdiri dari 2 kelas, yakni; kelas VIII-I sebanyak 30 orang , kelas VIII-2 sebanyak 30 orang. 1.Sampel Sampel adalah: bagian yang dimiliki dari populasi. Sampel pada penelitian ini adalah satu kelas yaitu kelas VIII-I dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.
5
Variabel Penelitian dan Rancangan Penelitian 1. Variabel penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu dengan mengelompokkan sampel penelitian menjadi dua kelas, yaitu kelas konstruktivisme dan kelas Konvensional. Dalam penelitian peneliti bermaksud memberikan perlakuan terhadap sampel, selanjutnya peneliti ingin mengetahui efek perlakuan tersebut. Perlakuan yang dimaksud adalah strategi belajar mengajar menggunakan strategi konstruktivisme dan strategi Konvensional, sehingga yang menjadi variabel penelitian ini adalah: a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi mengajar yaitu strategi konstruktivisme. b. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar gambar ekspesi di kelas VIII SMP Negeri 2 Sei Bamban Tahun Pembelajaran 2011/2012 Agar kedua kelas homogen maka variabel-variabel yang diperkirakan membuat penelitian, perlu dinetralkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Bahan ajar : Kelompok yang diajar dengan Strategi konstruktivisme dan kelompok yang diajar dengan Strategi Konvensional mendapat materi yang sama yaitu menggambar ekspresi. 2. Guru yang mengajar : Kedua kelompok diajar oleh guru yang sama atau setara. 3. Waktu : Banyak waktu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran di kelas yang diajar dengan Strategi kostruktivisme dan kelas yang diajar dengan Strategi Konvensional adalah sama. 2. Defenisi Operasional variabel. 1. Strategi pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah strategi konstruktivisme, di mana strategi ini adalah strategi yang digunakan kepada peserta didik yang sebelumnya belum pernah berpengalaman belajar dengan strategi konstruktivisme. 2. Strategikonvensional adalah pengajaran tergantung ( berfokus) pada guru dengan prinsip bahwa belajar adalah suatu hasil yang dapat diamati dan diukur, bukan suatu proses yang sifatnya membelajarkan siswa memperoleh pengalaman. Strategi konvensional yang digunakan pada penelitian ini adalah strategi ceramah dan tanya jawab. 3. Hasil belajar adalah berupa kemampuan kognitif yang dibuat dalam bentuk nilai berupa angka yang diperoleh peserta didik setelah mengalami (mengikuti) proses pembelajaran. D. Metode Penelitian Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan strategi pembelajaran kontruktivisme terhadap hasil belajar 6
kontruktivisme di kelas V111 SMP Negeri2 Sei Bamban Tahun ajaran 2011/2012, penelitian ini menggunakan strategi quasi eksperimen (eksperimen semu) kuantitatif . 1.Teknik pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes berupa tes perbuatan yaitu tes menggambar ekspresi dengan objek gambar pemandangan alam berdasarkan fantasi siswa. Kemudian hasilnya akan dinilai sehingga diperoleh data berupa nilai karya siswa. a)Teknik Analisis Data Langkah- langkah dalam teknik analisis data adalah: 1) Deskripsi Data
Dalam pendeskripsian data, adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut
1) Menentukan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku a. Menghitung rata-rata (Mean) dengan rumus Xi X N
( Sudjana, 2005 : 67 )
Dimana
X Mean Xi = Jumlah skor N = Banyak data b. Simpangan baku hitung dengan rumus (sudjana,1992:94) 2
S
n X 2 X n n 1
Dimana: n
X X
= jumlah subjek penelitian jumlah produk skor X
2
jumlah kuadrat produk skor S = simpangan baku
7
2) Uji Persyaratan Analisis Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka data variabel penelitian harus memenuhi persyaratan normalitas dan homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan uji liliefors sebagai berikut 1. Data X1, X2, ……….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, sampai Zn, dengan menggunakan rumus Xi X Z1 = ( Sudjana, 2005 : 466). S 2. Menghitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi) 3. Selanjutnya menghitung proporsi S(zi) dengan rumus banyaknyaZ
1, Z 2,....... Zn ,
Z1
N
S=
( Sudjana, 2005 : 466)
4. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian menentukan harga mutlak. 5. Mengambil harga Lo yaitu harga yang paling besar diantara harga mutlak, untuk menerima dan menolak hipotesis dibandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai krisis uji liliefors dengan taraf signifikan 5%. 6. Kriteria pengujiannya adalah: Jika L0 < Ltabel maka sampel berdistribusi normal Jika L0 > Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang tidak diambil memiliki varians yang homogeny atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan rumus yang dikutip oleh Sudjana (2005: 261)
Keterangan: S12 = varians terbesar nilai pre-tes dan post-tes S22 = varians terkecil nilai pre-tes dan post-tes F = varians terbesar / varians terkecil
Kriteria pengujian adalah jika F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikan 5% maka data hasil penelitian adalah homogen. 3) Uji Hipotesis Penelitian
8
Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar gambar ekspresi siswa yang diajarkan dengan strategi kostruktivisme. Ha= terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar gambar ekspresi siswa yang diajarkan dengan strategi kontruktivisme Ui hipotesis (uji-t) adalah sebagai berikut t =
X1 X2 1 1 S n1 n2
(Sudjana, 2005:239).
dengan
n1 1S12 n2 1S 2 2 S2 = n1 n2 2
(Sudjana, 2005 : 239)
Keterangan: th
= Harga hitung
X1
= Skor rata-rata kelompok strategi kostruktivisme
X2
= Skor rata-rata kelompok strategi Konvensional
n1
= Jumlah sampel strategi kostruktivisme
n2
= Jumlah sampel strategi konvensional
S 12
= Varians kelompok strategi kostruktivisme
S 22
= Varians kelompok strategi Konvensional
Dengan kriteria pengujian adalah: Terima Ho jika t1-1/2 t dan tolak Ho jika t1-1/2 > t. Didapat dari daftar distribusi dengan dk = (n1 + n2 -2) pada peluang (1-1/2 ). Setelah didapatkan nilai rata-rata pre-test dan post-test untuk kelas konstruktivisme dan kelas Konvensional, maka dicarilah perbandingan peningkatan nilai rata-rata kelas konstruktivisme dengan kelas Konvensional MetodologiPenelitian A. Deskripsi data Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang melibatkan dua kelas diberi strategi pembelajaran yang berbeda yaitu kelompok eksperimen yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konstruktivisme dan kelompok kontrol yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.
9
B. Pengujian Persyaratan Analisis uji persyaratan analisis data meliputi uji normalitas data pretest dan data postest serta uji homogenitas data pretest dan data postest. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, diperoleh bahwa nilai pretest dan postest kedua kelompok sampel memiliki data yang normal atau Lhitung< Ltabel pada taraf signifikansi = 0,05 dan n = 30. Selanjutnya pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F untuk mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak, apabila Fhitung
10
pretest(tes awal) pada siswa untuk memperoleh sampel/ subjek penelitian yang memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah data pretest terbukti normal dengan menggunakan uji Liliefors. A. SIMPULAN Bedasarkan hasil analisis data pada BAB IV dapat ditarik simpulan dari hasil penelitian sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata siswa pada materi menggambar ekspresi sebelum diberikan pengajaran untuk kelompok eksperimen adalah 49,79 dan setelah diberikan pengajaran dengan strategi pembelajaran kontruktivisme nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 78,5 2. Pada kelompok kontrol nilai rata-rata siswa pada materi menggambar ekspresi sebelum diberikan pengajaran adalah 49,02 dan setelah diberikan pengajaran dengan strategi pembelajaran konvensional nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 66,18. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kontruktivisme dengan siswa yang diajar dengan stategi pembelajaran konvensional pada materi menggambar ekspresi dimana thitung=0,16 dan ttabel=2,01 atau thitung
11
DAFTAR PUSTAKA Afriani, Sri. 2010. Jurnal Seni Rupa: Pengaruh Metode Pembelajaran InkuiriI terhadap hasil Belajar Penciptaan Nirmana 3 D dikelas XI SMA Swasta Budi Murni 1 Medan T.P. 2009/2010 . FBS-Unimed. Medan Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Jakarta: PT. RinekaCipta. Badiran, Muhammad. 2005. Jurnal SeniRupa: Pemberdayaan Hubungan (S-M-R) sebagai Usaha Mengembangkan Empati dalam Pengajaran Menggambar di SMP.FBSUnimed. Medan Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta. Lembagapendidikantenagakependidikan, 2008.ProfesiKependidikan Milyartini, Rini, dkk. 2002. StrategiPembelajaranKeseniandanKeterampilan Muharam.1991. Pendidikan kesenian 11 seni rupa Nana Syaodih Sukmadinata. (2001). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Olson. 2008. Theories of Learning. Jakarta: PT.Kencana prenada media group. Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Cipta .
Rhineka
Sugiono, 2008.MetodePenelitian.Alfabeta : Bandung. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan: Jakarta: Kencana. Sembiring, Dermawan. (2006).Wawasan Seni. Medan: Diktat, Seni Rupa Universitas Medan. Sihite, Onggal. 2005. Jurnal Seni Rupa: Dasar-dasar teori dan Metode Hermeneutik: Salah Satu Pendekatan Alternatif dalam PenelitianSeni.FBS-Unimed. Medan. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito. Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran: Jakarta: PT. Bumi Aksara. Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo. Hamzah.http://yasincyber.wordpress.com/2011/10/30/macam-macam-konstruktivisme/. Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa http://anakciremai.blogspot.com/pendidikan-seni-tentang-perkembangan-seni-rupaindonesia
12
13