Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011
KATA PENGANTAR Bertambahnya produksi sampah
diberbagai kota dewasa ini tidak lepas dari
masyarakatnya serta pelaksanaan pengelolaan “Kumpul-Angkut-Buang”, sehingga
perubahan pola hidup
sampah yang masih mengandalkan pola
lama yaitu sistem
menyebabkan beban pencemaran di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
semakin berat. Dengan adanya keterbatasan lahan untuk TPA serta belum memadainya teknologi pemrosesan di TPA, diperlukan upaya pengurangan sampah sejak dari sumbernya secara lebih memadai. Pengurangan dan penanganan sampah dari sumber ini telah diamanatkan dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dalam Rangka mendorong upaya pengurangan sampah sejak dari sumbernya, maka penanganan sampah berbasis Reduce, Reuse, Recycle (3R) perlu dilaksanakan semaksimal mungkin. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, diperlukan suatu gerakan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kebersihan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial. Setelah dicanangkannya Gerakan Budaya Bersih secara nasional oleh Bapak Presiden RI, akan diawali dengan percontohan pengelolaan sampah berbasis 3R di lingkungan Kementerian PU (Perkantoran, Balai, Perumahan dan Aset lainnya diseluruh Indonesia). Untuk melaksanakan kegiatan ini disadari tidaklah mudah, karena diperlukan tidak saja fasilitas yang memadai tetapi juga masalah perubahan perilaku. Kemauan dan partisipasi seluruh masyarakat Pekerjaan Umum sangat diharapkan dalam mewujudkan lingkungan kerja dan hunian Kementerian Pekerjaan Umum yang bersih, asri, nyaman dan sehat. Untuk memudahkan pelaksanaan Gerakan Budaya Bersih ini, telah disusun suatu pedoman /Prosedur Operasional sebagai panduan pada unit masing-masing baik perkantoran maupun perumahan. Saya berharap agar kegiatan ini nantinya dapat menyebar luas dan dilaksanakan masyarakat kita demi turut menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan. Jakarta, 31 Oktober 2011 Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi pengelolaan persampahan di Indonesia saat ini masih cukup jauh dari kondisi ideal. Pada umumnya penanganan sampah masih mengandalkan pola kumpul – angkut -buang dan berakhir di TPA, meskipun masih ada saja sampah yang dibuang ke saluran, TPA liar dan dibakar. Kecenderungan praktek pengoperasian TPA secara open dumping harus segera dihentikan termasuk membenahi proses penanganan sampah sejak dari sumbernya. Sumber sampah berasal dari perumahan, perkantoran, pertokoan, sekolah dan lain-lain. Perumahan merupakan penghasil sampah yang cukup besar karena 75 % sampah dihasilkan dari perumahan, sedangkan dari sumber lain hanya 25 %. Apabila timbulan sampah dari perumahan dapat dikurangi dan dikelola sebaik mungkin mulai dari sumbernya, maka hal tersebut akan sangat mengurangi beban di TPA yang akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas lingkungan secara umum. Mengacu pada kondisi pengelolaan sampah yang ada saat ini, sudah saatnya dilakukan gerakan nasional yang dapat memperbaiki pola penanganan sampah yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan merubah cara pandang terhadap sampah, bahwa sampah merupakan suatu sumber daya. Gerakan Budaya Bersih yang dicanangkan oleh Presiden RI kiranya dapat dijadikan momentum perubahan yang signifikan dalam memperbaiki pola penanganan sampah permukiman yang dapat mewujudkan lingkungan bersih dan sehat. Gerakan budaya bersih bertujuan untuk meningkatkan kondisi lingkungan permukiman dan kesehatan masyarakat. Mengawali gerakan tersebut, akan dilakukan percontohan penanganan sampah berbasis 3R di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum baik komplek perkantoran maupun perumahan, yang nantinya dapat dikembangkan keseluruh kawasan di Indonesia. Sebagai panduan dalam pelaksanaan pengelolaan persampahan di perkantoran dan permukiman tersebut, maka disusun petunjuk operasi pengelolaan persampahan untuk perkantoran, kompleks perumahan, dan aset lainnya di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Buku ini berisi standar prosedur operasional mulai dari pemilahan, pewadahan, pengolahan, pengumpulan, serta pengangkutan sampah mulai dari sumbernya menuju TPS atau TPS 3R. 1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1. Maksud : Meningkatkan pengelolaan persampahan di komplek perkantoran, balai, perumahan dan aset di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
1.2.2. Tujuan : Mengelola sampah secara baik untuk mewujudkan lingkungan perkantoran, balai, kompleks perumahan, serta aset kementerian PU lainnya yang berwawasan lingkungan Mengelola sampah dengan penerapan 3R di lingkungan perkantoran, balai, kompleks perumahan, serta aset kementerian PU lainnya secara bertahap
-
2. KONSEPSI PENGELOLAAN SAMPAH 2.1. Penanganan Sampah Berbasis 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) 2.1.1. Kawasan Perkantoran KOMPOS
KOMPOSTER
KOMPOS
TPS 3R
LAPAK
MATERI DAUR ULANG RESIDU
ORGANIK
KERTAS / PLASTIK
RUANG
TPS LOKAL
LANTAI
TPS KOTA
TPA
NON ORGANIK
B3
PENANGANAN B3 LANJUTAN
Gambar 1. Skema Pengelolaan Persampahan di Lingkungan Perkantoran
R1 (Reduce) : R2 (Reuse) : R3 (Recycle) :
upaya meminimalkan timbulan sampah upaya untuk menggunakan kembali sampah secara langsung upaya memanfaatkan kembali sampah setelah melalui proses terlebih dahullu
2.1.2. Kawasan Permukiman
TPS Kota
TERCAMPUR KOMPOS
RUMAH TANGGA
KOMPOSTER
KOMPOS
ORGANIK
MATERI DAUR ULANG
LAPAK
RESIDU
TPA
B3 RUMAH TANGGA
NON ORGANIK
GEROBAK /MOTOR 3R
TPS 3R
PENANGANAN B3 LANJUTAN
KERAJINAN TANGAN SKALA SUMBER
SKALA KAWASAN
Gambar 2. Skema Pengelolaan Sampah dengan Konsep 3R untuk Kawasan Permukiman Untuk permukiman yang belum memiliki sistem pemilahan sampah, timbulan sampah dari tiap rumah akan diambil oleh petugas pengumpul sampah dengan menggunakan kendaraan pengumpul berukuran kecil (gerobak, motor sampah). Kendaraan pengumpul menempuh rute sesuai rencana yang dibuat kemudian sampah dari setiap sumber dikumpulkan ke dalam kendaraan pengumpul. Setelah penuh, kendaraan pengumpul akan membawa sampah menuju lokasi TPS lokal/kota untuk dipindahkan ke kegiatan pengangkutan menuju TPA.
Sedangkan untuk permukiman yang sudah memiliki sistem pemilahan sampah, sampah sudah akan terpilah dari sumbernya. Terdapat beberapa alternatif pengumpulan untuk sampah terpilah, yaitu: a. Petugas pengumpul menggunakan kendaraan pengumpul yang telah menggunakan sekat atau dengan karung-karung terpisah. b. Terdapat jadwal pengumpulan sendiri untuk mengumpulkan sampah yang telah terpilah. Petugas pengumpul menggunakan kendaraan pengumpul biasa yang digunakan bergantian untuk mengumpulkan jenis sampah yang berbeda setiap harinya. c. Khusus untuk sampah B3 Rumah Tangga yang telah terpilah, dikumpulkan secara terpisah dan diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk proses penanganan lebih lanjut. Selanjutnya sampah yang telah terkumpul akan diangkut ke TPS 3R untuk pengolahan selanjutnya dengan metode composting (sampah organic) dan daur ulang (plastic, kertas, logam, kaca dan lain-lain)
2.1.3. Tahapan Peralihan Mengingat saat ini sebagian masyarakat baik di lingkungan perkantoran maupun perumahan masih belum sepenuhnya melakukan pemilahan sampah dan menerapkan pola 3R, maka gerakan budaya bersih diawali dengan melaksanakan standar “kebersihan” terlebih dahulu, yaitu sampah diwadahi, dikumpulkan dan diangkut ke TPA ( terintegrasi dengan system kota). Selanjutnya secara bertahap diarahkan untuk menerapkan pemilahan sampah dan penanganan sampah berbasis 3R
-
Untuk melaksanakan proses pemilahan sampah dan penanganan sampah 3R, perlu diawali dengan proses pemberdayaan yang lebih memadai dengan melibatkan fasilitator yang handal. Proses pemberdayaan tersebut, meliputi : Persiapan Seleksi lokasi TPS 3R Penyiapan masyarakat (sosialisasi, survey, pemilihan teknologi pengolahan sampah) Penyusunan perencanaan dan RKM (rencana kerja masyarakat) Pembangunan dan penyediaan fasilitas 3R baik untuk tingkat sumber maupun kawasan (bin, kantong plastic, composter individu, TPS 3R, gerobak / motor sampah) Uji coba dan pelatihan Pendampingan untuk keberlanjutan (tahapan proses pemberdayaan dapat dilihat pada gambar berikut)
Pemberdayaan
PERSIAPAN
SELEKSI LOKASI
PENYIAPAN MASYARAKAT
Sosialisasi 3R Verifikasi Teknologi Pengolahan Pemilihan Lokasi TPST kawasan Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat
SURVAI LAPANGAN (SAMPAH DAN SOSIAL)
PENDAMPINGAN FASILITATOR PEMILIHAN METODA DAN TEKNOLOGI
PENYUSUNAN RENCANA KERJA MASYARAKAT
PERENCANAAN DAN DED SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT
PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH3R BERBASIS MASYARAKAT
KEBERLANJUTAN PROGRAM
Aspek Teknis Operasional Aspek Kelembagaan Aspek Pengaturan Aspek Pendanaan Aspek Peran Serta Masyarakat
MONITORING DAN EVALUASI
2.1.4. Peran Masyarakat a.
Kawasan Perkantoran Dalam melaksanakan pengelolaan sampah berbasis 3 R maka setiap orang sangat diharapkan berpartisipasi untuk mengurangi, menggunakan dan memilah sampah dengan memasukkan ketempat sampah sesuai peruntukannya secara sukarela. Diharapkan para pegawai semaksimal mungkin : Menggunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotocopy Mencetak kertas bilamana perlu, karena selain akan menghemat kertas juga akan menghemat tinta Menggunakan kembali map, ordner atau file box Memasukkan sampah sesuai dengan warna bin yang diperuntukan Turut menjaga kebersihan ruangan
b.
Kawasan Permukiman Dalam melaksanakan pengelolaan sampah berbasis 3 R maka diharapkan para penghuni dapat semaksimal mungkin : Melakukan Pemilahan Sampah Memasukkan sampah ke dalam tempat sampah yang sesuai dengan peruntukannya Turut menjaga kebersihan kompleks Membayar Retribusi/Iuran sampah secara teratur
3.
PEDOMAN OPERASIONAL Untuk memudahkan operasional penanganan sampah, diperlukan : - Pengelola sampah yang ditunjuk dan disepakati (untuk perkantoran maupun perumahan) - Sosialisasi kepada masyarakat dilingkungan perkantoran maupun perumahan - Biaya operasional sesuai kebutuhan - Ketersediaan prasarana dan sarana persampahan (pewadahan, pengumpulan, TPS atau TPS 3R, unit pengolahan sampah) - Kordinasi dengan pihak pengelola sampah kota dalam hal pengangkutan sampah atau residu sampah termasuk untuk penanganan lanjutan sampah B3
rumah tangga serta pemanfaatan produk daur ulang (kompos dan metrial daur ulang) - Untuk lokasi yang sudah berhasil menerapkan pola 3R, perlu melaksanakan
3.1. PELAKSANAAN OPERASIONAL PENANGANAN SAMPAH Kawasan Perkantoran
Pemilahan & Pewadahan 1. Pemilahan dimulai pada setiap ruangan. 2. Sampah anorganik/ kering harus dipisahkan dengan sampah organik/ basah. 3. Sampah kertas, kardus, koran, majalah, dll sejenisnya dimasukkan ke dalam bin kuning yang tersedia di ruangan 4. Sampah sisa makanan, tea bag, dll sejenisnya dimasukkan kedalam bin hijau (komposter) 5. Sampah botol, kaleng, botol plastik dibawa sendiri dan dimasukkan ke dalam bin biru yang tersedia di setiap lantai. 6. Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) dibawa sendiri dan dimasukkan langsung ke bin merah yang tersedia di setiap lobby gedung. 7. Sampah hasil pemilahan di tiap ruangan dipindahkan oleh petugas pengumpul ke bin besar di setiap lantai untuk selanjutnya dipilah lagi sesuai dengan peruntukan setiap bin.
Pengumpulan: 1. Pengumpulan dimulai di setiap lantai. 2. Sampah dari setiap bin besar dimasukkan secara terpisah masing-masing ke dalam plastik sampah, diikat dan dikumpulkan.
Pemindahan: 1. Sampah yang telah dimasukkan ke dalam plastik sampah di setiap lantai dapat dipindahkan langsung atau dengan menggunakan kereta dorong sampah ke TPS sesuai dengan TPS yang ditentukan untuk setiap gedung (lihat lay out pada Gambar 4) 2. Sampah yang dipindahkan ke TPS harus diletakkan pada bak/ kontainer sesuai dengan peruntukkannya. 3. Sampah organik dari bin besar warna hijau harus setiap hari dipindahkan ke TPS 4. Sampah anorganik dapat dipindahkan ke TPS setiap 2 hari sekali kecuali bila dalam satu hari bin sudah penuh.
Pengangkutan: 1. Di TPS, sampah yang dapat digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) akan diambil oleh petugas yang diijinkan oleh Kementerian PU 2. Sampah organik/ basah yang terkumpul di TPS selanjutnya dikelola dengan pengomposan oleh petugas yang ditunjuk oleh Kementerian PU 3. Sisa sampah di TPS yang tidak dapat dikelola dengan upaya 3R diangkut dengan menggunakan becak motor ke TPS Jalan Bakti, Blok A, Jakarta Selatan oleh petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) DKI Jakarta.
Prinsip Pemilahan dan Pewadahan a. Pada prinsipnya setiap orang yang berada di lingkungan kompleks Kementerian PU adalah pengelola sampah. Pengelolaan sampah dimulai dari setiap ruangan. b. Di setiap gedung/ bangunan harus mempunyai 1 (satu) orang petugas pengawas kebersihan. c. Setiap direktorat/bagian atau lantai harus mempunyai 1 (satu) orang petugas pengumpul/ pemindah sampah. d. Tersedianya minimal 2 (dua) bin berwarna kuning dan hijau pada setiap ruang, 3 (tiga) bin besar pada setiap lantai yang berwarna biru, kuning, hijau dan 1 (satu) bin berwarna merah di setiap lobby gedung. e. Tersedianya minimal 1 (satu) kereta dorong sampah di setiap gedung/ bangunan.
Kawasan Perumahan
Pemilahan & Pewadahan 1. Pemilahan dimulai pada setiap rumah. 2. Sampah anorganik/ kering harus dipisahkan dengan sampah organik/ basah. 3. Sampah kertas, kardus, koran, majalah, dll sejenisnya dimasukkan ke dalam bin kuning yang tersedia di rumah 4. Sampah sisa makanan, tea bag, dll sejenisnya dimasukkan kedalam bin hijau (komposter) 5. Sampah botol, kaleng, botol plastik dimasukkan ke dalam bin biru yang tersedia di rumah. 6. Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) ditempatkan di wadah terpisah.
Pengumpulan: 1. Pengumpulan dimulai di setiap rumah. 2. Sampah hasil pemilahan di tiap ruangan dipindahkan oleh petugas pengumpul ke TPS 3R.
Pemindahan: 1. Petugas pengumpul mendatangi sumber dengan menggunakan kendaraan pengumpul bersekat berukuran kecil 2. Kendaraan pengumpul menempuh rute sesuai rencana yang dibuat 3. Sampah dari setiap sumber dikumpulkan ke dalam kendaraan pengumpul 4. Setelah penuh, kendaraan pengumpul akan membawa sampah menuju lokasi pemindahan untuk dipindahkan ke lokasi TPS 3R
Pengangkutan: 1. Di TPS 3R, sampah yang dapat digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) akan dijual kepada Lapak. 2. Sampah organik/ basah yang terkumpul di TPS 3R selanjutnya akan dikomposkan 3. Sisa sampah di TPS 3R yang tidak dapat dikelola dengan upaya 3R diangkut oleh petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) DKI Jakarta.
Prinsip Pemilahan dan Pewadahan a. b. c. d.
Pada prinsipnya setiap penghuni yang berada di lingkungan kompleks PU adalah pengelola sampah. Pengelolaan sampah dimulai dari setiap rumah. Di setiap rumah harus mempunyai 1 (satu) orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan sampah. Tersedianya minimal 3 (tiga) wadah berwarna kuning, hijau, dan biru di setiap rumah dan sepanjang jalan kompleks perumahan. Bin khusus untuk sampah B3 rumah tangga ditempatkan di TPS 3R. Bin atau tong sampah adalah wadah yang disediakan untuk menampung sampah yang dihasilkan setiap orang/rumah.
Pemilahan dan pewadahan sampah dapat dilakukan secara bertahap: a. Tahap Awal, Penyediaan 2 bin/wadah sampah yang digunakan untuk memisahkan: • sampah organik seperti sisa makanan, sayur, buah, kantung teh, dan sampah organik lainnya • sampah anorganik, seperti kaleng, plastik, kertas, kayu, majalah, dan lainnya b. Tahap Lanjut. Penyediaan minimal 3 bin/wadah sampah berbeda warna sesuai dengan peruntukkannya. Warna bin yang disediakan:
Kertas bekas, Koran, majalah, karton, box kertas
Kaleng, botol gelas, botol air mineral, cartridge
Sisa makanan, sayur, buah, kantung teh, sampah organik
Baterai, bohlam, neon, tube mengandung lem/minyak
Gambar 3. Contoh Pewadahan Keterangan : Pewadahan untuk sampah terpilah tidak harus menggunakan bin khusus sampah, penggunaan wadah-wadah lain seperti plastik, tong bekas, drum bekas, atau yang lainnya masih dimungkinkan selama terdapat perbedaan yang jelas akan peruntukkan masing-masing wadah sampah tersebut.
3.1.2. PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN
Pewadahan
Alat Pengumpul Sampah
TPS 3R
Alat Pengangkut Sampah
PEMILAHAN DAN PEWADAHAN
PENGUMPULAN
TPS 3R
PENGANGKUTAN
Gambar 4. Skema Pengangkutan Sampah
TEMPAT PEMROSESAN AKHIR
3.2. PENGELOLA 3.2.1. Kawasan Perkantoran
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PPLP
BIRO UMUM
TPS/TPS 3R
TPS KOTA
KABAG UMUM
KASUBAG TU PEWADAHAN
PETUGAS KEBERSIHAN
PEMILAHAN
PENGOLAHAN
3.2.2. Kawasan Perumahan
KETUA KOMPLEK
KETUA RW TPS / TPST 3R
KETUART RT KETUA KETUA RT PENGUMPUL
PETUGAS KEBERSIHAN
TPS KOTA
Agar pengelolaan sampah di kompleks perumahan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan beberapa personil yang nantinya bertanggung jawab atas terlaksananya pengelolaan sampah di lingkungan kompleks perumahan tersebut. Adapun personil yang dibutuhkan adalah: a.
Petugas Pengumpul Sampah. Petugas ini akan mendatangi setiap rumah dan akan mengambil sampah dari tiap rumah untuk kemudian dibawa ke TPS 3R. Jumlah petugas pengumpul sampah yang dibutuhkan sangat bergantung dari luas daerah pelayanannya.
b.
Penanggung Jawab di TPS 3R Apabila TPS 3R dikelola oleh KSM, maka ketua KSM tersebut akan bertindak sebagai penanggung jawab di TPS 3R. Ketua KSM akan mengkoordinasikan beberapa petugas yang harus ada di TPS 3R yaitu: •
Petugas pemilah sampah, adalah personil yang akan memilah sampah yang masuk ke TPS 3R.
•
Petugas komposting, adalah personil yang akan mengolah sampah organik yang telah terpilah menjadi kompos.
3.2. DASAR HUKUM Diperlukan Surat Keputusan berkaitan dengan penetapan pengelola, ketentuan teknis penanganan sampah dan iuran (retribusi).
3.3. PEMBIAYAAN Penghuni kompleks perumahan harus membayar retribusi/iuran sampah untuk dapat menjamin keberlangsungan pengelolaan sampah yang baik di lingkungan tersebut. Pada tahap awal perhitungan iuran hanya diprhitungkan untuk menutup biaya operasi dan pemeliharaan saja (tanpa memperhitungkan biaya depresiasi). Adapun retribusi/iuran sampah secara umum dapat dihitung berdasarkan hal-hal sebagai berikut: -
Jumlah rumah yang akan dihitung sebagai wajib retribusi
-
Jumlah timbulan sampah per har atau per bulan
-
Biaya investasi pembelian P/S persampahan (gerobak/motor sampah, wadah komunal /TPS atau TPS 3R, dan lain-lain)
-
Biaya operasi dan pemeliharaan yang terdiri dari biaya gaji upah, bahan bakar, listrik, air, penggantian suku cadang , biaya pengangkutan residu ke TPA kota dan lain-lain
-
Apabila ada hasil penjualan dari kompos atau produk daur ulang, tidak perlu diperhitungkan.
-
Dari biaya operasi pemeliharaan total yang dibutuhkan setiap bulan harus dibagi dengan jumlah rumah, sehingga didapat iuran/rumah/bulan.
Asumsi : -
Jumlah rumah 300 unit
-
Volume sampah + 3 m3/hari
-
Fasilitas : bin, composter/Takakura, gerobak 1 unit, bangunan TPS 3R
-
Jumlah petugas gerobak 2 orang, petugas TPS 3R 3 orang
-
Biaya gaji upah Rp. 1 juta/orang/bulan
Kebutuhan
Jumlah
Harga Satuan
Total
PENGUMPULAN SAMPAH 1.
Gerobak Sampah
1
4.000.000
*
2.
Motor Sampah
1
15.000.000
*
3.
Peralatan kebersihan (kantong plastic, sapu, sekop dll)
LS
1.000.000
1.000.000
4.
Honor petugas pengumpul (1 orang)
Rp./bulan
1.000.000
1.000.000
5.
BBM untuk motor sampah
Rp./bulan
3.000.000
-
1.
Mesin pencacah sampah
LS
500.000
500.000
2.
Mesin pencacah plastik
LS
500.000
500.000
3.
BBM untuk mesin
LS
1.000.000
1.000.000
4.
Biaya Listrik
LS
1.000.000
1.000.000
5.
Honor Ketua KSM
Rp/bulan
1.000.000
1.000.000
6.
Honor petugas pemilah
Rp/bulan
1.000.000
1.000.000
7.
Honor petugas komposting
Rp./bulan
1.000.000
1.000.000
TPS 3R
TOTAL KEBUTUHAN BIAYA (Rp/bulan)
8.000.000
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dibutuhkan iuran dari warga kira-kira Rp. 27.000./kk/bulan. Biaya tersebut masih bisa dikurangi apabila ada hasil penjualan kompos dan material daur ulang. Adapun pendapatan yang dapat diambil dari kegiatan TPS 3R adalah: No.
Pendapatan
1.
Penjualan Kompos
2.
Penjualan Plastik
3.
Penjualan Logam
4.
Penjualan Kertas
Jumlah
Harga Satuan
Total
TOTAL PENDAPATAN
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DJOKO KIRMANTO