09/10/2011
Al-Quran Oleh Irawan Febianto
(
[email protected])
Pengertian Al-Quran Al-Quran
Secara etimologi: qara’a artinya bacaan Jadi Al-Quran artinya yang dibaca Secara terminologis: Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dalam bahasa arab, yang diriwayatkan secara mutawatir, termaktub dalam mushaf, membacanya mrupakan ibadah, dan dimulai dari surah Al-fatihah, diakhiri surah An-Nass
Hakikat Al-quran
Merupakan wahyu yang difirmankan Allah baik makna, maupun lafalnya. Diturunkan kepada Nabi Muhammad Al-Quran berbahasa arab Diriwayatkan dari generasi ke generasi secara mutawatir
Ciri-Ciri Al-Quran (Berdasarkan definisi tadi)
1.Al-Quran merupakan kalam Allah yang diturunkan kpd Nabi Muhmmad 2.Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab 3.Periwayatan Al-quran kepada beberapa generasi secara mutawatir 4.Dijamin kemurniannya (Al-Hijr : 9) 5.Membacanya dinilai ibadah (berpahala) 6.Dimulai dari Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas
1
09/10/2011
Kehujjahan Al-Quran Semua ulama sependapat bahwa Al-Quran merupakan hujjah bagi setiap muslim, karena Ia wahyu dan kitab Allah yang periwayatannya mutawatir. Secara lisan ataupun tulisan struktur Alquran sama, walaupun para perawinya berasal dari suku yang berbeda-beda. Karena hal tersebut Al-Quran bersifat pasti (qath’i stubut)
Tingkatan qiraah (cara membaca atau penyampaian): 1. Qiraah mutawatirah, yaitu qiraah yang diriwayatkan secara berkesinambungan dari generasi ke generasi, minimal 5 perawi di setiap generasi, sehingga secara logika dijamin keshahihannya 2. Qiraah masyhurah, yaitu qiraah yang diriwayatkan oleh kurang dari 3 orang perawi di masa generasi awal, namun pada generasi tabi’in diriwayatkan oleh banyak orang 3. Qiraah ahad, yaitu qiraah yang diriwayatkan oleh kurang dari 3 orang perawi disetiap masa generasi, dan tidak sesuai dengan Rasm Utsmani (kaidah bahsa arab) 4. Qiraah syadzdzah, yaitu qiraah yang perawinya lebih sedikit dibandingkan mutawatirah dan masyhurah, maka itu para ulama menolak qiraah ini dipandang sebagai Alquran
Kedudukan Qira’ah @ Semua ulama sepakat bahwa qira’ah mutawatirah adalah Al-Quran dan merupakan hujjah. Sedangkan qira’ah syadzdzan tidak dapat dipandang sebagai Alquran. @ Ulama hanafiah memandang qira’ah masyhurah sebagai hujjah sedangkan yang lain tidak. @ Maka itu dilarang melakukan ijtihad pada ayat AlQuran.
Contoh kasus perbedaan pendapat mengenai qira’ah masyhurah: • Jumhur ulama berpendapat jika pencuri yang sudah dipotong tangan mengulangi perbuatan mencurinya, maka tangan kirinya harus dipotong, ini didasarkan pada teks ayat di mushaf ustmani, yang berbunyi, “laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan keduanya sebagai pembalasan.” • Sedangkan menurut ulama hanafiah pencuri yang telah dipotong tangan kanannya, tidak perlu dipotong tangan kirinya jika ia mencuri lagi. Ini didasarkan pada qira’ah Ibnu Mas’ud yang berbunyi, “dan laki-laki dan perempuan yang mencuri, maka potonglah tangan kanan keduanya.”
2
09/10/2011
Pandangan Imam Malik • Hakikat Al-Quran adalah kalam Allah yang lapaz dan maknanya dari Allah. Ia bukan makhluk, karena kalam adalah termasuk sifat Allah.Suatu yang termasuk sifat Allah, tidak dikatakan makhlluk, bahkan dia memberikan predikat kafir zindiq terhadap orang yang menyatakan Al-Quran makhluk. • Imam Malik mengikuti ulama salaf (sahabat-tabi’in) yang membatasi pembahasan Al-Quran sesempit mungkin, agar tidak terjadi kebohongan atau tafsir serampangan terhadap Al-Quran, maka kitab AlMuwaththa’ dan Al_Mudawwanah, sarat dengan pendapat sahabat dan tabi’in.
• Petunjuk lapaz yang terdapat dalam Al-Quran ada dua macam, yaitu muhkamat dan mutasyabihat (sesuai surah Ali Imran ayat 7) • Ayat-ayat Muhkamat adalah ayat yang tegas dan terang maksudnya serta dapat dipahami dengan mudah. • Ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian yang tidak dapat ditentukan artinya, kecuali setelah diselidiki secara mendalam
Sifat Al-Quran Sifat Al-Quran ditinjau dari dilalah (segi tunjukan)
Qath’I adilalah, yaitu lapaz Al-Quran yang mengandung pengertian tunggal, sehingga tidak menimbulkan banyak penafsiran. Contoh: ayat tentang ukuran zakat Zanniy addilalah, yaitu lapaz Al-Quran yang mengandung pengertian lebih dari 1 makna, sehingga perlu ditafsirkan lebih dalam. Contoh: ayat tentang waris
Faktor-faktor terjadinya Zanniy Ad-dilalah 1. Faktor kebahasaan, yang banyak berasal dari lafal mustarak (kata yang mengandung lebih dari satu makna). Contoh: kata Quru (2:228) yang dapat berarti suci dan dapat juga berarti haid. 2. Faktor rumusan-rumusan syara, berkaitan dengan naskh tarjih, pertentangan dalil syara’ dan kaidah-kaidah ushuliyyah.
3
09/10/2011
• Menurut Imam Malik, lapaz nash bersifat qath’iy, sedangkan lapaz zhahir bersifat zhanniy, sehingga bila terjadi pertentangan antara keduanya, maka yang didahulukan dilalah nash.
Pembagian Petunjuk Lapaz ayat Al-Quran versi Imam Malik Petunjuk Lapaz Ayat Al-Quran
Muhkamat
Lapaz Nash
Mutasyabihat
Lapaz Zhahir U1
Makna yang jelas & pasti (Qath’iy)
1)
2)
3) 4) 5)
Maknanya jelas,tapi masih mengandung makna lain
sehingga dilalahnya termasuk zhanniy
Sebagai al-huda (petunjuk) bagi manusia yang bertaqwa untuk keselamatan dan kebahagiaannya di dunia dan di akhirat. Sebagai rahmat yang mengantarkan manusia untuk hidup dengan penuh kasih sayang, dan sebagai bukti Allah rahman-rahim Sebagai bimbingan bagi manusia untuk mencapai keluhuran dan kesuciaan fitrahnya Sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil (Al-furqan) Sebagai nur (cahaya) yang menerangi kalbu manusia untuk melihat kebenaran dan menjadi benar
4
Slide 11 U1
User; 01/01/2002
09/10/2011
Alasan berhujjah dengan Al-Quran • 1. Alquran itu diturunkan kepada Rasulullah diketahui secara
mutawatir dan ini memberikan keyakinan bahwa Al-Quran itu benarbenar datang dari Allah melalui Jibril. • 2. Banyak ayat yang menyatakan bahwa Al-Quran itu datangnya dari Allah, al.(3:3) َ ل َ ﻋ َﻠ َ ﯾ ْك َ اﻟ ْ ﻛ ِ ﺗ َﺎب• َ ﺑ{ﻧِﺎﻟَز ﱠْﺣ َ ق ﱢ ﻣ ُﺻ َ د ﱢﻗ ًﺎ ﻟ ﱢ ﻣ َﺎ ﺑ َ ﯾ ْن َ ﯾ َ د َ ﯾ ْ ﮫ ِ و َ أ َ ﻧز َ ل َ اﻟﺗ ﱠو ْ ر َ اة َ و َ ا ْﻹ ْﻧﺟ ِﯾل • Dia menurunkan Al-Quran kepadamu dengan sebenarnya, membenarkan kitab-kitab yang telah diturunkannya dan menurunkan Taurat dan dan Injil • An-Nisak : 105
• اﻧﺎ أﻧزﻟﻧﺎ اﻟﯾك اﻟﻛﺗﺎب ﺑﺎ ﻟﺣق • Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu dengan membawa kebenaran
• 3. Mukjizat Al-Quran yang tak tertandingi siapapun dalam membuatnya, juga merupakan dalil yang pasti akan kebenaran Al-Quran datangnya dari Allah.
Menurut ahli ushul, mukjizakat Al Quran terlihat ketika banyak keinginan orang-orang Untuk membuat Al-quran tandingan, Tetapi semuanya gagal. Allah menentang mereka untuk membuat satu ayat/surah saja seperti Al-Quran (QS.2:23) ...و ان ﻛﻨﺘﻢ ﻓﻲ رﯾﺐ ﻣﻤﺎ ﻧﺰﻟﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺪﻧﺎ ﻓﺄﺗﻮ ﺑﺴﻮرة ﻣﻨﮭﺎ أو ﻣﺜﻠﮭﺎ Katakanlah, Seandainya, jin dan manusia berkumpul untuk Membuat Kitab seperti Al-Quran, pasti tidak akan bisa, sekalipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain
Mereka Pasti gagal membuat AlQuran Tan dingan. Ini Kemuk jizatan AlQuran
Unsur-unsur yang membuat Al-Quran menjadi mukjizat • Dari segi keindahan dan ketelitian redaksinya. Misalnya keseimbangan jumlah kata dengan lawannya. Hayah (hidup dan maut (mati), masing-masing disebut 145 kali. Kufur dan iman, masing-masing 17 kali. • Dari segi pemberitaan-pemberitaan gaib yang dipaparkan AlQuran. Seperti Surah Yunus:92, “Badan Fira’un akan diselamatkan Tuhan sebagai pelajaran bagi generasi berikutnya. Ternyata tahun 1896 ditemukan mumminya yang menurut arkeolog adalah Fir’aun yang mengejar Nabi Musa. • Isyarat-isyarat ilmiah yang dikandung Al-Quran, seperti surah Yunus :5 dikatakan, “Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari”.
5
09/10/2011
Lebih dari 50% isi Al-Quran menceritakan tentang sejarah. Sedangkan ayat yang mengandung hukum hanya 500 ayat, 228 ayat merupakan hukum muamalat dengan rincian, 1. Hukum keluarga: 70 ayat 2. Hukum perdata: 70 ayat 3. Hukum pidana: 30 ayat 4. Hukum acara: 13 ayat 5. Hukum perundang-undangan: 10 ayat 6. Hukum tata negara: 25 ayat 7. Hukum ekonomi dan keuangan: 10 ayat
Hukum-Hukum yang dikandung Al-Quran • Hukum-hukum I’tiqad, yaitu hukum yang mengandung kewajiban para mukalaf untuk mempercayai Allah, malaikat, rasul, Kitab dan Hari Kiamat. • Hukum yang berkaitan dengan akhlak. • Hukum-hukum (amaliyah) praktis yang berkaitan dengan Allah (ibadah) dan antara sesa manusia (muamalah)
Hukum-hukum Praktis (Fiqh) tersebut terdiri dari : Hukum tentang ibadah
Shalat, puasa, haji,zakat. Hukum perorangan (AS); kawin, thalak
Hukum tentang muamalah Hukum perdata,jual beli,sewa, dll
Hukum pidana Hukum Warisan
Hukum tentang ketatanegaraan Hukum tentang Ekonomi
Kebijakan moneter Kebijakan Fiskal (kharaj,dll)
Baitul Mal Hukum Internasional
ekonomi mikro/makro lainnya, konsumsi, produksi, distribusi, inflasi Mekanisme pasar dan intervensi ulil amri
6
09/10/2011
Hukum Muamalah dalam Al-Quran Allah Swt menjelaskan pokok-pokok muamalah kehartabendaan (muamalah maliyah) yang adil dalam Al-Quran Adapun prinsip muamalah maliyah tersebut ialah :
1
Melarang memakan makanan secara bathil (4:29)
ُﻮاَﺎأ َﻻ َﯾﱡﺗﮭَﺄ َﺎْﻛاﻟُﻠﱠ ﺬُﻮاِﯾﻦأ َ َﻣء َْﻮ َ اﻟ َﻜ ُﻢ ﺑ َﯿ ْ ﻨ َﻜ ُﻢ ﺑ ِﺎﻟ ْ ﺒ َﺎط ِﻞ ِ إ ِﻻ ﱠ أ َن ْ ﺗ َﻜ ُﻮن َ ﺗ ِﺠ َﺎر َ ة ً ﻋ َﻦ ﺗ َﺮ َ اض ٍﻜ ﻣُﻢ ﱢْ ﻨو َ ﻻ َﺗ َﻘ ْﺘ ُﻠ ُﻮا اﻣ َ ﻨ ﯾ أ َﻧﻔ ُﺴ َﻜ ُﻢ ْ إ ِن ﱠ ﷲ َ ﻛ َﺎن َ ﺑ ِﻜ ُﻢ ْ ر َ ﺣ ِﯿﻤ ًﺎ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka-sama suka di antara kamu (An-Nisak : 29)
Melaksanakantransaksi transaksiatas bisnis atassuka dasar ridha (Qs.4:29) Melaksanakan dasar rela/ridha (4:29)
2
3
Pencatatan transaksi hutang-piutang (QS.2:282)
ﯾﺄﯾﮭﺎ اﻟﺬﯾﻦ أﻣﻨﻮا اذا ﺗﺪاﯾﻨﺘﻢ ﺑﺪﯾﻦ اﻟﻰ أﺟﻞ ﻣﺴﻤﻰ ﻓﺎﻛﺘﺒﻮه Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu melaksanakan hutang piutang sampai waktu tertentu, maka tuliskanlah 4
Akad tansaksi bisnis disaksikan oleh saksi (2:282)
وأﺷﮭﺪوا اذا ﺗﺒﺎﯾﻌﺘﻢ و ﻻ ﯾﻀﺎر ﻛﺎﺗﺐ و ﻻ ﺷﮭﯿﺪ “Dan persaksikanlah apabila kamu berjual-beli Dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan”
5
Larangan riba (Qs.2:275-279)
ُ اﻟ ﱠ ذ ِﯾن َ ﯾ َﺄ ْﻛ ُﻠو ُ •ن َ اﻟر ﱢ ﺑ َﺎ ﻻ َ ﯾ َﻘ ُو ﻣ ُون َ إ ِﻻ ﱠ ﻛ َ ﻣ َﺎ ﯾ َﻘ ُوم ُ اﻟ ﱠ ذ ِي ﯾ َﺗ َﺧ َ ﺑ ﱠط ُ ﮫ اﻟﺷ ﱠ ﯾ ْط َ ﺎن ُ ﻣ ِن َ اﻟ ْ ﻣ َس ﱢ ذ َ ﻟِك َ ﺑ ِ ﺄ َﻧ ﱠ ﮭُم ْ ﻗ َﺎﻟ ُوا إ ِﻧ ﱠ ﻣ َﺎ اﻟ ْ ﺑ َ ﯾ ْ ﻊ ُ ﻣ ِﺛ ْ لُ اﻟر ﱢ ﺑ َﺎ ِ و َ أ َﺣ َ ل ﱠ ﷲ ُ اﻟ ْ ﺑ َ ﯾ ْﻊ َ و َ ﺣ َ ر ﱠ م َ اﻟر ﱢ ﺑ َﺎ ﻓ َﻣ َن ﺟ َ ﺂء َ هُ ﻣ َو ْ ﻋ ِ ظ َ ﺔ ُ◌ ُ ﻣ ﱢن ر ﱠ ﺑﱢﮫ َ ﻓ َﺎﻧﺗ َ ﮭ َﻰ ﻓ َﻠ َ ﮫ ُ ﻣ َﺎ ﺳ َ ﻠ َف َ و َ أ َ ﻣ ْ ر ُ هُ إ ِﻟ َﻰ ﷲ ِ و َ ﻣ َن ْ ﻋ َ ﺎد َ ﻓ َﺄ ُو ْ ﻟ َ ﺋ ِك ﻣ ْ{ﺣ َ ق ُ ﷲ ُ اﻟر ﱢ ﺑ َﺎ275 َ أ َﺻ ْ ﺣ َ ﺎب ُ اﻟﻧ ﱠﺎر ِ ھ ُم ْ ﻓ ِﯾﮭ َﺎ ﺧ َ ﺎﻟِد ُون َ } ﯾ إ{ ِن ﱠ276} ٍ و َ ﯾُر ْ ﺑ ِﻲ اﻟﺻ ﱠ د َ ﻗ َﺎت ِ و َ ﷲ ُ ﻻ َ ﯾُ ﺣ ِب ﱡ ﻛ ُ ل ﱠ ﻛ َﻔ ﱠﺎر ٍ أ َ ﺛِﯾم اﻟ ﱠ ذ ِﯾن َ ء َاﻣ َﻧ ُوا و َ ﻋ َ ﻣ ِﻠ ُوا اﻟﺻ ﱠ ﺎﻟِﺣ َ ﺎت ِ و َ أ َ ﻗ َﺎﻣ ُوا اﻟﺻ ﱠﻼ َة َ و َ ء َاﺗ َو ُ ا ْ اﻟز ﱠ ﻛ َﺎة َ ﻟ َ ﮭُم ْ أ َﺟ ْ ر ُ ھ ُم ْ ﻋ ِﻧد َ ر َ ﺑﱢﮭ ِ م ْ و َ ﻻ َ ﺧ َ و ْ ف ٌ ﻋ َ ﻠ َ ﯾ ْ ﮭ ِ م ْ و َ ﻻ َ ھ ُم َ ذ{ِﯾن َ ء َاﻣ َﻧ ُوا اﺗ ﱠﻘ ُوا ﷲ َ و َ ذ َ ر ُوا ﻣ َﺎﺑ َ ﻘِﻲ277 ُون َ ﯾ ﱡ }ﮭ َﺎ اﻟ ﱠ ﯾ َﺣ ْ ز َ ﻧ ﯾ َﺂأ ﱠم{ ْ ﺗ َﻔ ْﻌ َ ﻠ ُوا ﻓ َﺄ ْ ذ َ ﻧ ُوا278 ﻣ ِن َ اﻟر ﱢ ﺑ َﺎ إ ِن ﻛ ُﻧﺗ ُم ﻣ ﱡؤ ْ ﻣ ِ ﻧِﯾن َ ﻓ}َﺈ ِن ﻟ َ ﺑ ِﺣ َ ر ْ ب ٍ ﻣ ﱢن َ ﷲ ِ و َ ر َ ﺳ ُوﻟِﮫ ِ و َ إ ِن ﺗ ُ ﺑ ْﺗ ُم ْ ﻓ َﻠ َﻛ ُم ْ ر ُ ء ُوس ُ أ َ ﻣ ْو َ اﻟِﻛ ُم ْ ﻻ َ ﺗ َظ ْ ﻠِﻣ ُون َ و َ ﻻ َ ﺗ ُظ ْ ﻠ َ ﻣ ُون
7
09/10/2011
Keterkaitan Sektor moneter dengan sektor riil (2:275)
6
و أﺣﻞ اﻟﺒﯿﻊ و ﺣﺮم اﻟﺮﺑﺎ “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” Jual beli, mengaitkan sektor riil (barang) dengan sektor moneter (uang /harga yang dibayarkan) 7
Investasi dengan sistem mudharabah, musyarakah, ijarah
Sasaran kebijakan fiskalatas Islam melalui zakat (5:60) Melaksanakan transaksi dasar suka rela/ridha (4:29)
8
Larangan menyuap/sogok, (Al-Baqarah : 188)
9
ِ ﱠﺎس ِاﻟ ﺑ ِﺎ ْﻹ ِ ﺛ ْﻢ ِ ﻻ َﻨ ﺗَﻜَﺄُﻢْﻛﺑ ُﻠِﺎﻟ ُْﻮاﺒ أَﺎطَﻣ ِْﻞﻮ ِ َ او َ ﺗ ُﺪ ْﻟ ُﻮا ﺑ ِ ﮭ َﺎ إ ِ ﻟ َﻰ اﻟ ْ ﺤ ُ ﻜ ﱠﺎم ِ ﻟ ِﺘ َﺄ ْ ﻛ ُﻠ ُﻮا ﻓ َﺮ ِﯾﻘ ًﺎ ﻣ ﱢﻦ ْ أ َﻣ ْﻮ َﻨال ْ ﻟ َﻜ ُﻢو َﺑ َﯿ َ و َ أ َﻧﺘ ُﻢ ْ ﺗَﻌ ْ ﻠ َﻤ ُﻮن Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil, dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain dengan jalan dosa sedangkan kamu mengetahui (2:188)
10
Memberikan keringanan bagi “debitur” yang tak mampu
“Jika ia mengalami kesulitan (membayar hutang), maka berilah dia masa tangguh sampai ia mampu membayar” (QS.2: 283)
Bila diperhatikan nash-nash Al-Quran tentang muamalah maliyah, sifatnya global (kully), tidak terinci (juz’iy). Karakter global ini akan membuat hukum muamalah lebih elastis dan fleksibel dalam menghadapi perubahan dan tantangan zaman
Karena sifat global tsb, maka Sunnah-lah yang menjelaskan Hukum-hukum muamalah menjadi rinci dan detail
8
09/10/2011
PERBEDAAN PRINSIP IBADAH DAN MUAMALAH No 1 2
3 4
5
IBADAH Bersifat tetap ()ﺛﺎﺑﺗﺔ
MUAMALAH Bersifat Elastis ()ﻣﺗﻐﯾرة
Tidak bisa berkembang Dapat berkembang sesuai dengan zaman & tempat Bersifat khusus,eksklusi Bersifat universal, inklusif Nash-nash lebih terinci Nash(tafshili) Peluang Ijtihad sempit
Nash-nash umumnya Nashgeneral Peluang ijtihad luas
KAEDAH IBADAH DAN MUAMALAH اﻵﺻﻞ ﻓﻲ اﻟﻌﺒﺎدة اﻟﺘﺤﺮﯾﻢ ﺣﺘﻰ ﯾﺪل اﻟﺪﻟﯿﻞ ﻋﻠﻰ إ ﺑﺎﺣﺘﮭﺎ “Pada dasarnya dalam ibadah adalah haram, kecuali ada dalil Yang membolehkannya”
اﻵﺻﻞ ﻓﻲ اﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔ اﻻﺑﺎ ﺣﺔ ﺣﺘﻰ ﯾﺪل اﻟﺪﻟﯿﻞ ﻋﻠﻰ ﺗﺤﺮﯾﻤﮭﺎ “Pada dasarnya semua aktivitas muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang melarangnya”
Cara Penjelasan Al-Quran terhadap hukum-hukum
1.Penjelasan rinci, seperti hukum waris, hukum pidana (hudud) dan kaffarah 2.Penjelasan global, seperti shalat, tidak dirinci jumlah rakaatnya. Zakat juga tidak djelaskan benda yang dizakti, nishab dan haulnya.Untuk menjelaskan ayat yang global itu, Nabi Muhammad melalui sunnahnya merinci, menjelaskan, dan mengkhususkannya.
9
09/10/2011
Mengapa global ? • Sifat AlAl-Quran yang global dimaksudkan agar AlAlquran menjadi elastis dan flexibel dalam menghadapi tantangan zaman yang selalu berubah. Seandainya AlAl-Quran semuanya bersifat rinci, maka ia akan kaku dalam menghadapi perubahan zaman yang selalu berubah/berkembang • Oleh karena itu prinsipprinsip-prinsip umum AlAl-Quran menjadi penting artinya dalam mengantisipasi perkembangan zaman
Kesempurnaan Al-Quran dirangkum dalam 3 hal :
• 1. Teks-teks rinci yang dikandung Al-Quran • 2. Teks-teks global yang mengandung berbagai kaedah-kaedah dan kriteria umum ajaran AlQuran. Para ulama memahaminya sesuai dengan tujuan-tujuan yang dikehendaki syara (maqashid syari’ah)
Kaedah ushul Fiqh yang terkait dengan Al-Quran
• Alquran merupakan dasar dan sumber utama hukum Islam, sehingga seluruh sumber hukum atau metode istimbath, harus mengacu kepada kaedah umum yang dikandung Al-Quran • Untuk memahami Al-Quran, para mujtahid harus mengetahui asbabun nuzul, karena ayat-ayat Al-Quran itu diturunkan secara bertahap sesuai dengan siatuasi dan kondisi sosial.
10
09/10/2011
• Alasan urgennya asbabun nuzul ialah : • A. Seseorang tidak bisa memahami kemukjizatan Al-Quran, kecuali setelah mempelajari situasi kondisi di zaman turunnya Al-Quran • B. Ketidak tahuan terhadap asbabun nuzul, akan membuat kerancuan dalam memahami hukum-hukum yang dikandung Al-Quran, karena Al-Quran turun sesuai dengan permasalahan yang memerlukan ketentuan hukum
• Dalam memahami kandungan hukum dalam Al-Quran, mujtahid juga dituntut untuk memahami secara baik adat kebiasaan orang Arab. Contoh dalam memahami firman Allah Swt. (2:196) • وأﺗﻣوا اﻟﺣﺞ واﻟﻌﻣرة • “Sempurnakanlah haji dan umrah untuk Allah…” • Ayat ini hanya memerintahkan untuk menyempurnakan haji dan umar, bukan memerintahkan haji & umrah itu sejak semula. Hal ini dikarenakan orang-orang jahiliyah dahulu sudah melaksakana haji dan umar, maka Allah memerintahkan untuk menyempurnakan sebagian manasik haji, seperti wukuf di Arafah.
“Allah senantiasa memelihara Al-Quran dalam hati hambaNya yang beriman” Wassalam
11