2010

PENGARUH QIYAM AL-LAIL TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI ASRAMA PERGURUAN ISLAM (API) PONDOK PESANTREN SALAF TEGALREJO MAGELANG TAHUN 2009 / 2010

SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh NURFAIJAH NIM 11106059 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama

: Nurfaijah

NIM

: 11106059

Jurusan

: Tarbiyah

Progam Studi

: Pendidikan Agama Islam

Judul

:

PENGARUH

QIYAM

AL-LAIL

TERHADAP

KECERDASAN SPIRITUAL ASRAMA PERGURUAN ISLAM

(API)

PONDOK

PESANTREN

TEGALREJO MAGELANG TAHUN 2009 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing

Dra. Hj Lilik Sriyanti, M. Si NIP. 196614081991032003

SALAF

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.a.c.id e-mail:akademik@stain salatiga.ac.id

PEGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara Nurfaijah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11106059 yang berjudul Pengaruh Qiyam Al-lail terhadap Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang Tahun 2009 telah dimunaqosahkan dalam siding panitia Jurusan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga pada Selasa, 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I).

Salatiga, 7 Ruwah 1430 H. 31 Agustus 2010 M. Panitia Ujian Ketua Sidang

Drs. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 150 216 814

Sekretaris Sidang Rahmad Haryadi NIP.

Peguji I

Peguji II

Dr. Adang k. NIP.

Winarno, S.Si, M.Pd. NIP.1973052619997 1 007 Pembimbing

Dra. Hj Lilik Sriyanti, M. Si NIP. 196614081991032003

PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Nurfaijah

NIM

: 11106059

Jurusan

: Tarbiyah

Progam Studi

: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan hasil karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 11 Agustus 2010 Yang menyatakan,

Nurfaijah

MOTTO

… …Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “man jadda wa jadda” Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Jadilah guru paling baik atau tidak jadi guru sama sekali

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak Djawadi, Ibunda mardyah tercinta, terkasih, tersayang yang selalu membimbing, mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studyku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

2. Buat adik-adikku Mohammad Arif dan Mohammad Rizqi. 3. Buat keluarga besar SD N Banyusari yang menjadi tempat pengetikan skripsi ini, Jazakumullah khairan katsir.

4. Buat Uztad

Khoirurrijal yang telah memberikan data-data informasi yang

penulis butuhkan.

5. Buat

sahabat-sahabatku (ukhti Khusnul, mbak Ririn, mbak Nur, mb Neni)

yang telah memberikan bantuaanya dan motivasinya.

6. Teman-temanku PAI angkatan 2006 (ukhti Wida, ukhti Isni, mb mutik, mas hijri) yang telah memberikan motivasi dalam terselasainya skripsi ini.

KATA PENGANTAR

.‫الحودهلل رب العلويي والصالة والسالم علً اشرف الور سليي‬ ‫وعلياله وصحبه اجوعيي‬ Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat serta pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Dan atas rahmat-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, dengan judul : “PENGARUH SPIRITUAL

QIYAM SANTRI

AL-LAIL ASRAMA

TERHADAP PERGURUAN

KECERDASAN ISLAM

(API)

PONDOK PESANTREN SALAF TEGALREJO MAGELANG TAHUN 2009 / 2010” Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Adapun ucapan dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada : 1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Dr. Imam Sutomo, M.Ag. beserta stafnya yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama menuntut ilmu pengetahuan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2. Dra. Hj Lilik Sriyanti, M.Si. yang telah membimbing dengan tekun dan ikhlas kepada penulis dalam membantu penulisan skripsi ini. 3. Bapak H. Ahmad Sultoni, M.Pd. yang telah mengarahkan ide-idenya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak KH. Abdurrochman Chudlori selaku Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang yang telah mengizinkan tempat untuk penelitian yang penulis lakukan. 5. Uztad Khoirurrijal menyediakan waktu dan informasi atau data-data yang penulis butuhkan, serta para santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu serta adik-adikku yang telah memberikan dorongan serta semangat untuk menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi ini. 7. Semua guru SD N Banyusari, Grabag, Magelang yang telah mengizinkan penggunakan komputer sebagai penyusunan skripsi ini. 8. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam rangka penyusunan skripsi ini. Hanya kepada Allah SWT penulis panjatkan do‟a, semoga amal yang diberikan memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya dengan menyelesaikan skripsi ini yang sangat sederhana dan masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Salatiga, 13 Agustus 2010 Penulis

Nurfaijah NIM. 11106059

ABSTRAK Faijah, Nur. 2010. Pengaruh Qiyam Al-lail terhadap Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang Tahun 2009. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj Lilik Sriyanti, M. Si.

Kata kunci: Pengaruh qiyam al-lail terhadap kecerdasan spiritual Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui sejauh mana tingkat qiyamul lail santri, tingkatkecerdasan spiritual santri, serta pengaruh qiyam al-lail terhadap kecerdasan spiritual santri di AsramaPerguruan Islam desa Tegalrejo, kecamatan Tegalrejo, kabupaten Magelang. Pernyataan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana aktifitas Qiyam al-Lail santri pondok pesantren "API" Tegalrejo, Magelang?, (2) Sejauh mana tingkat kecerdasan spiritual santri pondok pesantren "API" Tegalrejo, Magelang?, dan (3) Apakah ada pengaruh positif antara Qiyam al-Lail dengan kecerdasan spiritual santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Selanjutnya penulis jelaskan sebagai landasan teori tentang : pengertian qiyam al-lail, dasar-dasar qiyam al-lail, macam-macam qiyam al-lail . Di samping itu juga penulis jelaskan tentang : Pengertian kecerdasan spiritual, cirri-ciri kecerdasan spiritual. Karena qiyam al-lail yang penulis teliti adalah ibadah di waktu malam hari, maka dijelaskan pula pengertian shalat malam (tahajjud, hajad, witir), dan mujahadah (dzikrullah). Setelah penulis mengadakan penelitian di lapangan, dari data responden sebanyak 64 responden santri, kemudian penulis menganalisa data, ternyata “hipotesis” yang penulis ajukan tentang adanya pengaruh antara qiyam al-lail terhadap kecerdasan spiritual santri adalah signifikan, yaitu ada pengaruh positif antara qiyam al-lail terhadap kecerdasan spiritual santri. Hal tersebut dibuktikan melalui analisis uji hipotesis dan analisa lanjutan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment” diperoleh hasil lebih dari taraf signifikan 5% karena nilai Ro lebih besar dari nilai Rt. Adapun nilai R0 = 0,313 sedang nilai Rt = 0,244. Jadi “Hipotesis” yang penulis ajukan, tentang adanya Pengaruh Qiyam Al-lail Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Tahun 2009 / 2010 diterima (signifikan).

DAFTAR ISI

Halalaman Sampul ....................................................................................

i

Halaman Lembar Berlogo .........................................................................

ii

Halaman Judul ..........................................................................................

iii

Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................

iv

Halaman Pengesahan Kelulusan ................................................................

v

Halaman Keaslian Tulisan ........................................................................

vi

Halaman Motto dan Persembahan .............................................................

vii

Halaman Kata Pengantar ...........................................................................

viii

Halaman Abstrak ......................................................................................

x

Daftar Isi...................................................................................................

xii

Daftar Tabel..............................................................................................

xv

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................

1

B. Rumusan masalah .................................................................

6

C. Tujuan Penelitian..................................................................

7

D. Hipotesis Penelitian ..............................................................

7

E. Kegunaan penelitian .............................................................

7

F. Definisi Operasional .............................................................

8

G. Metode Penelitian .................................................................

11

1. Pendekatan dan Rancangan penelitian .............................

11

2. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................

11

3. Populasi dan sampel........................................................

12

4. Metode Pengumpulan Data .............................................

14

5. Instrumen Penelitian .......................................................

14

6. Analisis data ................................................................... H. Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................

18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Qiyamul Lail ........................................................................

21

1. Pengertian Qiyamul Lail..................................................

21

2. Ruang Lingkup Qiyamul Lail ..........................................

26

B. Kecerdasan spiritual santri ....................................................

42

1. Pengertian Pengertian Kecerdasan Spiritual santri ...........

42

2. Ciri-ciri kecerdasan spiritual............................................

48

C. Qiyamul lail dan Kecerdasan Spiritual ..................................

48

D. Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan ....................................

50

BAB III KAJIAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang.....................................................

51

1. Sejarah Perkembangan Asrama Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang ..................

51

2. Dasar dan tujuan utama ..................................................

55

3. Visi dan misi ..................................................................

56

4. Susunan organisasi .........................................................

57

5. Progam Pendidikan dan Pengajaran ................................

70

6. Periodisasi Asrama Perguan Islam Tegalrejo Magelang ..

73

7. Fungsi

Pondok

Pesantren

bagi

lingkungan

sekitar

dan

masyarakat luas ..............................................................

73

8. Tata Tertib Santri ...........................................................

74

9. Keadaaan Responden dan Sampel ..................................

77

B. Data tentang Qiyamul lail Tehadap kecerdasan spiritual .......

79

1. Data Tentang Jawaban Angket Pengaruh Qiyamul lail ..

79

2. Data Tentang Jawaban Angket Kecerdasan Spiritual ....

80

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Qiyamul lail ............................................................

90

1. Analisis penilaian Data ...................................................

90

2. Analisis Berdasarkan Skor ..............................................

93

3. Analisis Berdasarkan Item-item angket ...........................

94

4. Analisis Bobot Item ........................................................

100

B. Analisis Qiyamul lail ............................................................

103

1. Analisis penilaian Data ...................................................

103

2. Analisis Berdasarkan Skor ..............................................

107

3. Analisis Berdasarkan Item-item angket ...........................

108

4. Analisis Bobot Item ........................................................

118

C. Analisis Hipotesa .................................................................

121

D. Interpretasi data....................................................................

127

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................

129

B. Saran-Saran .........................................................................

130

C. Penutup ................................................................................

132

.

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................

Tabel 2

Stuktur Kepengurusan Asrama Perguan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang ................................................

Tabel 3

12

64

Data Ustadz Asrama Perguan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang Periode 2009 M ...................................

72

Tabel 4

Jadwal Kegiatan Harian Santri ..............................................

79

Tabel 5

Data Responden ......................................................................

85

Tabel 6

Jawaban Angket Tentang Qiyam Al-Lail Santri ......................

86

Tabel 7

Jawaban Angket Tentang Kecerdasan Spiritual .......................

86

Tabel 8

Kategori Pada Tingkat

Qiyamul Lail Santri Asrama

Perguruan Islam (API) Pondok Salaf Tegalrejo Magelang ...... Tabel 9

91

Persentase Kualitas Qiyamul Lail Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Tahun 2009 .............................................................................

94

Tabel 10

Persentase Jawaban Angket Qiyamul Lail Santri .....................

94

Tabel 11

Kategori Pada Tingkat Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Salaf Tegalrejo Magelang.......

Tabel 12

Persentase Kualitas Kecerdasan Spiritual Santri Api Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Tahun 2009 ...................

Tabel 13

108

Persentase Jawaban Angket Tentang Kecerdasan Spiritual Santri ......................................................................................

Tabel 14

104

109

Koofisiensi Korelasi Pengaruh Qiyamul Lail (Vx) Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri (Vy) Asrama Perguruaan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Tahun 2009 .......................................................................................

Tabel 15

122

Tabel Kerja Produk Moment Koofisien Korelasi Pengaruh Qiyamul Lail (Vx) Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri (Vy) ...............................................................................................

124

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Shalat Qiyam al-Lail merupakan pertemuan yang agung antara manusia dengan Sang kekasih, Allah Ta‟ala (Sallamah, 2007:15). Shalat malam, bila dikerjakan sesudah tidur dinamakan salat tahajjud. Shalat tahajjud adalah kebiasaan orang-orang shaleh yang hatinya selalu berdampingan dengan Allah SWT (Sunaryo, 2007:1). Begitu besar keutamaan yang di perolehnya prateknya merupakan sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada Sang kholiq dan akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di mata Allah SWT. Shalat Qiyam al-Lail adalah shalat sunah yang diperintahkan Allah SWT sebelum datangnya wahyu perintah shalat.dengan dalih “shalat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat di tengah malam” (HR. Ahmad) (Maulana, 2007:63). Allah akan menghisab amal yang pertama kali yaitu shalat. Di samping salat fardu amal salat sunnah sebagaim penyempurna salat fardu, sehingga salat Qiyam al-Lail dapat menyempurnakan kekurangan salat fardu. Al-quran merupakan pedoman bagi agama Islam yang berisikan Kalamullah yang mengandung syariat-Nya berupa larangan dan anjuran Allah SWT, yang bersifat memaksa bagi umatnya untuk mendapat keridhaan-Nya. Kitabullah yang menjadi dasar pedoman dan dasar hukum bagi umat Islam menuju ketentraman lahir dan batin. Ayat al-qur‟an yang merupakan nash bagi

umat Islam tentang anjuran qiyamul lail. Ayat Al qur‟an yang menganjurkan qiyamul lail yaitu: 1. Q.S. At-thoha: 130

                      artinya, dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu di siang hari supaya kamu merasa senang. (al-jumatul „ali, 2008:322) Al-Quran surat At-Thaahaa di atas memberikan landasan hukum tentang anjuran melaksanakan salat malam umat islam di perintahkan untuk bertasbih di waktu siang dan malam dengan kata yaitu fi‟il amar yang mengandung perintah dengan kata lain dengan perintah shalat 2. Q.S Al-isra‟: 79

            Artinya: dan pada sebagian malam hari bertahajjudlah kaliansebagai satu tambahan ibadah bagimu niscaya robbmu mengangkat ke maqom yang terpuji (Imam, 2006:117) Al-hadist adalah pedoman umat Islam yang ke-dua. Hadist merupakan ucapan,tindakan dan ketetapan Nabi yang di jadikan pedoman / tauladan bagi umat Islam. Beberapa hadist shohih yang menjadi landasan di syariatkannya qiyamul lail yaitu Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi SAW telah bersabda dalam hadist riwayat Tirmidzi: Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah di waktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surga dengan selamat. (Sunaryo, 2007:1).

“salat tahajjud dapat menghapuskan dosa dan mendatangkan ketenangan dan menghindarkan dari segala penyakit. (Sholeh, 2003:2). Itulah dasar qiyamul lail yang merupakan wasilah untuk berspiritual, karena spiritual merupakan kesadaran akan dirinya yang mempunyai jalur khusus secara pribadi dengan Tuhannya bisa di akses melalui dzikir, shalat, maupun doadoa secara khusus dan doa kapanpun bisa dilakukan. (Sankan, 2008:87-88) dalam al-qur‟an surat Al Maidah aayat 57 disebutkan, Dan apabila kamu menyeru mereka untuk shalat, mereka menjadikannnya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. (yusuf, 2009:2) Sehingga bagi umat Islam yang menjalankannya akan berdampak positif bagi pelakunya. Diantara salah satu dampak tersebut yaitu kecerdasan spiritualnya. Sedangkan berspiritual menurut Sayyid Qutub dalam tafsir Fi dzilalil Qur‟an, menyebutkan sebagai shilatun waliqoun bainal „abdi wa robii , yaitu hubungan dan pertemuan antara hamba dengan Tuhannya (Sankan, 2008:88). Hubungan dengan Tuhan salah satunya dapat di lakukan dengan qiyamul lail. Tahajjud merupakan bagian dari qiyamul lail. Shalat tahajjud adalah bentuk dzikir yang secara khusus di perintahkan Allah. Banyak orang yang pandai dan cerdas karena shalatnya, berdasarkan firman Allah SWT QS. An-Nissa: 77 ada 3 kata kunci yang di jadikan sebagai energi spiritual bagi kecerdasan manusia: 1) Amal ma’ruf nahi mungkar. 2) Shalat sebagai kunci perbuatan manusia. 3) Menunaikan zakat (Suyadi, 2008:56).

Bacaan dan gerakan serta kekhusukan di keheningan malam dalam shalat tahajjud akan berpengaruh besar dalam kecerdasan yang akan dihadapinya. Sikap optimis akan timbul oleh kecerdasan spiritual dari sholat tahajjud yang di kerjakannya dengan ikhlas. Peningkatan harapan akan muncul yang menyebabkan orang bersikap optimis. Tahajjud akan meningkatkan kita dalam mengingat Robb, yang mana, semakin banyak kita mengingat Allah, semakin bersih ingatan kita (positif thinking), khusuknya hati dan terjaga dari kemungkaran (Suyadi, 2008:75) Harapan-harapan dan sikap keyakinan untuk bisa muncul dari benak pikiran yang diyakininya dalam hati. Itulah spiritual. Akan tetapi, Fenomena kejadian di masyarakat yang menunjukkan persepsi masyarakat, dimana ada realita yang membuktikan bahwa orang yang sering melaksanakan qiyamul lail, namun memiliki kecerdasan spiritual yang rendah. Terbukti di masyarakat, seorang yang „alim yang sering melakukan qiyamul lail akan tetapi membunuh putra-putrinya dengan dalih „dari pada anaknya banyak berbuat dosa lebih baik saya bunuh saja, supaya masuk surga. Sungguh pikiran yang konyol dan tidak berspiritual, padahal ia ahli qiyamul lail. Ketika membaca siroh-siroh dari beberapa hadist, seperti yang telah di paparkan dalam Al-qur‟an dan hadist. Dalan Al qur‟an yang mana sebagai pedoman umat Islam di jelaskan waktu malam adalah waktu yang sangat sarat dengan kejadian-kejadian spiritual, “sesungguhnya bangun di tengah malam akan lebih tepat untuk khusuk dari bacaan itun akan lebih berkesan (Q.S.Al muzamil:6). yang di maksud dengan nasyiatul lail yang berarti bangun di waktu malam pada auyat di atas munculnya keadaan spiritual, penyikapan perasaan, merasakan keagungan ilahi, serta ide-ide dan pemikiran yang cemerlang yang tersingkap dalm kegelapan malam (Mahmudi, 2009:47).

Shalat

memberikan kenikmatan spiritual yang

bersifat

ruhaniah,

sedangkan kenikmatan tidur adalah kenikmatan yang dirasakan dari efek syaraf pada taraf istirahat atau disebabkan pengaruh zat kimia. (Sankan, 2008:49). Krisis multidimensi ini sangatlah memprihatinkan, dan jika di runut ke belakangbermuara pada pola pengembangan SDM saat ini yang terlalu mengedepankan IQ (Intelectual Quotient), danmaterialisme, tetapi mengabaikan EQ terlebih lagi SQ (Spiritual Quotient). Realita lain yang terjadi dalam lembaga pendidikan sekolah yang mengsignifikankan kecerdasan intlegensinya, sehingga ketika siswa dihadapakan pada permasalahan yang berat sedikit, semisal tidak naik kelas atau tidak lulus ujian, siswa depresi berat dan tida dapat mengambil pelajaran di balik semua kejadian itu. Akibat dari fakta tersebut siswa bunuh diri. Untuk mengatasi masalah seperti ini, diperlukan suatu metode pembangunan kecerdasan spiritual yang berlandaskan kepada nilai-nilai rukun iman, rukun islan dan ihsan, sehingga akan mengoptimalkan kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional (Ginanjar, 2009:3) Lembaga pendidikan, sekolah formal baik sekolah umum maupun madrasah dan lembaga non formal semisal pondok pesantren, dapat memanfaatkan qiyamul lail sebagai metode peningkatan kecerdasan spiritual para siswa dan santri. Dari uraian di atas, maka penulis mengangkat masalah tersebut perlu mendapat kajian yang mendalam, sistimatis dan empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dalam kajian keilmuan, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan masyarakat.

Kekaguman penulis terhadap Kecerdasan spiritual yang dimiliki santri yang dapat meningkatkan pendidikan pengajaran sehingga secara kualitas dan kuantitas di Asrama perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang meningkat. Hal ini menjadi inspirasi bagi penulis untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut dengan latar belakang yang sudah penulis sebutkan. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, perlu kiranya dikaji secara mendalam untuk mendapat hasil yang memuaskandan objektif dengan pendekatan ilmiah. Untuk itu penulis mengkaji persoalan tersebut di atas secara kritis dan analisis, dengan membuat skripsi yang berjudul: PENGARUH QIYAM AL-LAIL TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI ( STUDI DI ASRAMA PERGURUAN ISLAM (API) PONDOK PESANTREN SALAF TEGALREJO MAGELANG) B. Rumusan Masalah Dalam penelitian in, peneliti membersihkan batasan yang akan diteliti, adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aktifitas Qiyam al-Lail santri pondok pesantren "API" Tegalrejo, Magelang? 2. Sejauh mana tingkat kecerdasan spiritual santri pondok pesantren "API" Tegalrejo, Magelang? 3. Apakah ada pengaruh positif antara Qiyam al-Lail dengan kecerdasan spiritual santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang?

C. Tujuan Penelitian Setiap apa yang kita kerjakan pasti mempunyai tujuan. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui aktifitas Qiyam al-Lail santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang 2. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang 3. untuk mengetahui pengaruh Qiyam al-Lail terhadap kacerdasan spiritual santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang

D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat di artikan sebagai “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsini, 1998:67). Adapun hipotesis dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: "Ada pengaruh positif antara qiyam al-Lail dengan kecerdasan spiritual santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang 2009-2010”.

E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bias memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya pengaruh Qiyam al-Lail terhadap kecerdasan spiritual

santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang dan informasi tersebut memberikan manfaat secara praktis maupun teoristik yaitu: 1. Secara teoritik, dalam bidang agama, qiyam al-Lail digunakan sebagai alternatif teknik untuk meningkatkan kecerdasan spiritual santri sehingga adanya peningkatan ibadah kepada Sang Kholiq. 2. Secara praktik jika ada hubungan di antara kedua variabel ini, berarti bagi lembaga pondok pesantren khususnya dapat memenuhi harapan bangsa, yaitu mencetak generasi knowledge, sehingga kecerdasan spiritual santri dalam beribadah kepada Sang Kholiq dan bersosialisasi dengan manusia dan lingkungan dapat berlangsung baik.

F. Definisi operasional Untuk menghindari dari kesalah pahaman dan untuk memperjelas pembahasan skripsi, perlu penulis jelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam judul skirpsi ini yaitu: 1. Qiyam al-Lail Qiyam al-lail yaitu terdiri dari dua kata yaitu qiyam dan lail. Qiyam sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bangun dari mati (Yunus: 362). Dengan kata lain bangun dari tidur (mati dalam keadaan sementara). Sedangkan lail}‫ {اليل‬sendiri berarti malam. Akan tetapi secara istilah pengertian dari Qiyam al-Lail yang terdapat dalam syarah kitab Ianatut Tholibin adalah ibadah pada malam

hari dengan tujuan beribadah kepada Allah dan menghidupkan malam di saat orang-orang sedang tidur. (Abu Bakar: 267) Dari definisi kata tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Qiyam al-Lail adalah ibadah pada malam hari di saat orang-orang sedang tidur dengan tujuan beribadah kepada Allah yaitu dengan shalat sunnah malam, membaca Al-qur‟an, Mujahadah/ berzikir. Variabel ini penulis membatasi dengan beberapa indikator qiyamul lail sebagai berikut: a) Intensitas melaksanakan qiyam al-Lail di rumah/ musola/ masjid (secara continue) b) Kesucian dan kebersihan tempat dan pakaian. c) Keikhlasan dalam menjalankan qiyam al lail d) Berdoa dan membaca al quran sebelum melaksanakan qiyam al-lail e) Bersiwak sebelum menjalankan qiyam al-lail f) Waktu menjalankan qiyam al-lail di sepertiga malam yang terakhir g) Memahami arti bacaan surat al quran dan doa yang dibaca h) Jumlah total rakaat shalat qiyam al-lail i) Berdzikir dan berdoa setelah menjalankan qiyam al-lail j) Bobot bacaan atau ayat

2. Kecerdasan Spiritual a) Kecerdasan Penulis mengartikan bahwa kecerdasan itu merupakan perubahan dari bentuk kata dasarnya yaitu berasal dari kata cerdas dan mendapat imbuhan ke-an. Cerdas berarti sempurna akal budinya (pandai tajam pikirannya). Poerdaminta, 2006:232) b) Spiritual Spiritual berasal dari bahasa Inggris yang dari bahasa latinnya spiritulis yang asal katanya spirtus (roh). Pengertian umum mengacu lebih tinggi (mental, intelektual, estetikreligius) dan nilai–nilai pikiran. Juga bisa berarti berhubungan dengan kejiwaan mental (Poerdaminta, 2006:1143 ). c) Kecerdasan Spiritual Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang kita gunakan untuk mengembangkan tingkat diri kita, untuk mengintegrasikan konflik dan menjadi lebih dari pada diri kita. (Richard, 2004:7). Kecerdasan spiritual yang penulis maksud adalah kecerdasan hati dalam memaknai, mengeksplorasikan pemikiran-pemikiran dalam bentuk tindakan yang positif pada setiap kejadian yang ada dengan mengembalikan pada kehendak Yang Kuasa, sehingga bersikap toleran dan mampu beradaptasi dengan mudah serta memiliki dedikasi semangat hidup yang tinggi sebagai hamba Allah SWT. Adapun indikator kecerdasan spiritual santri antara lain sebagai berikut:

1. Mengakui bahwa Tuhan mereka sebagai sumber pembawa rizki 2. Adanya interaksi yang positif dengan orang lain 3. Memberi makna positif pada setiap kejadian yang ada 4. Mempunyai komitmen dan bertindak penuh tanggung jawab 5. Menciptakan pola dan aturan baru pada kondisi sangat terjepit 6. Tingkat kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan 7. Mampu menghadapi dan memanfaatkan pendekatan dan rasa sakit 8. Memiliki visi dan prinsip hidup yang jelas. 9. Menerima hasil ujian dengan baik G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti memilih menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam peneltian ini terdapat karakteristik yang cenderung pada penelitian kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa berupa angkaangka. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama empat bulan yaitu Nopember, Desember tahun 2009 dan Januari, Februari tahun 2010. Adapun pelaksanaannya dibagi dalam tahapan berdasarkan bulan, yaitu bulan Nopember menemui pengasuh pondok guna meminta izin untuk mengadakan penelitian di Asrama perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang. Dalam menemui ini peneliti

mengalami kesulitan di karenakan tinggi jam terbang Beliau dalam berdakwah di masyarakat, sehingga penulis dalam menemuinya hingga beberapa kali sampai akhir bulan. Pada bulan Desember penyusunan proposal penelitian sekaligus menyusun instrument penelitian. Bulan Januari merevisi proposal sekaligus menyusun landasan teori dan menyusun hasil laporan penelitian. Untuk mempermudah penyusunan penelitian peneliti menyusun time schedule sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian No 1

2 3 4

Kegiatan Permohonan izin kepada Pengasuh pondok Penyusunan proposal penulisan landasan teori Penyusunan laporan hasil penelitian

Bulan Nopember XXXXX

Desember

Januari

Februari

XXXXX XXX XXX

3. Populasi dan Sampel a) Populasi Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah sejumlah penduduk atau sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno, 1982:63). Adapun yang menjadi populasi adalah santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang yang berjumlah 3200 santri.

b) Sampel Dalam bukunya Winarno Surokhmad Sampel yakni penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Winarno, 2005:96). Sebagai penentu berapa besar yang dijadikan sampel dalam populasi tak ada ketentuan yang pasti tetap bila sampel yang diambil lebih banyak. Apabila sampel kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih karena jumlah populasi ada 3200 santri lebih maka penulis mengambil sampel 20 % dari data santri pada tingkatan keempat yaitu kelas alfiyah. Adapun jumlah santri pada tingkatan keempat yaitu 300 santri, maka penulis mengambil 20 % dari jumlah santri sample kelas alfiyah sejumlah 60 santri. Peneliti mengambil data tersebut dengan pertimbangan pada kelas keempat yang sudah menjalankan aturan yang ada di pondok selama dua tahun lebih, dan sudah mengkaji pelajaran bab shalat, terutama telah diwajibkan melaksanakan qiyamul lail dalam peraturan pondok. Dalam Penelitian ini, karena terdapat jumlah yang populasi yang banyak dan adanya tingkatan-tingkatan yang tidak dapat mengukur kesamaan pada variabel kecerdasan spiritual di tiap-tiap tingkatan tersebut, dikarenakan faktor lamanya belajar dan tingkat kedewasaan. Atas dasar itu maka untuk mendapatkan sampel yang sama pada populasi yang banyak, maka penulis menggunakan tehnik pengambilan sampel yaitu dengan tehnik sampel random (random sampling).

Dalam random sampling semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dalam kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sutrisno, 1982:75). 4. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, langkah-langkah yang penulis tempuh adalah mengadakan wawancara kepada uztadz pondok tentang sekilas lingkungan pondok, aktivitas santri, dan metode pengajaran. Kemudian penulis meminta data-data arsip pondok yang berkaitan dengan latar belakang pondok, susunan pengurus, tata tertip santri, dan lain sebagainya. Data-data arsip tersebut akan di berikan di lain waktu, karena pada saat itu belum di persiapkan. Bulan selanjutnya penulis mengambil data-data tersebut, penulis juga memberikan sedikit indikator-indikator yang akan penulis ujukan pada pertanyaan angket. Dan minggu selanjutnya penulis menyerahkan angket yang akan di bagikan oleh uztadz yang bersangkutan pada saat santri berkumpul. Selanjutnya penulis mengambil angket yang telah dijawab santri dan meminta dokumentasi lain yang belum penulis ketahui. 5. Instrument Penelitian Adapun metode penelitian diantaranya: a. Observasi Digunakan untuk melaksanakan pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap fenomena yang diselidiki, baik untuk mengumpulkan monografi, histories dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini peneliti berada diluar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan yang mereka lakukan, sehingga disebut observasi nonpartisipant. Dengan cara ini peneliti dapat leluasa dalam mengamati kemunculan tingkah laku yang timbul. Observasi ini digunakan untuk mengetahui kegiatan santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo yang merupakan objek yang akan di teliti. b. Wawancara Interview dikenal pula dengan istilah wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam dua orang atau lebih berhadapan secara fisik yang satu dengan melihat yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dan suaranya. (Rumidi, 2004:88). Dengan wawancara ini digunakan untuk kegiatan santri di Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo peneliti mengorek data dari Ustadz / Guru c. Angket Angket adalah instrument pengumuman data dengan daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari beberapa responden.

(Koencoroningrat,

1997:173).

Angket

adalah

daftar

pertanyaan yang dikirimkan oleh seorang peneliti kepada Responden tentang data pribadi sendiri atau orang lain. (sutrisno, 1982:158). Angket tersebut dibagikan kepada santri yang dijadikan sampel setelah diisi oleh Responden, kemudian angket dikembalikan kepada peneliti. Model

angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup, yaitu responden tinggal menjawab sesuai dengan kehendak peneliti, dan tujuannya adalah untuk mengetahui Pengaruh qiyamul lail Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri.

d. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada. Dengan metode ini dapat diperoleh catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian. (Rumidi, 2004:131). Peneliti mencari data dari buku, arsip, maupun catatan-catatan yang berkenaan dengan aktivitas qiyamul lail santri di Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang.

6. Analisis Data Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai.Memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dan perubahan sesuatu (beberapa) kejadian lainnya serta memperkirakan/ meramalkan kejadian lainnya. (Sutrisno, 1982:29). Adapun menurut ahli seperti yang diutarakan Pathon (1980), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan suatu uraian dasar. (Iqbal, 2004:15). Analisis data

ini bertujuan untuk memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian. (Iqbal, 2004:30). Fenomena tersebut yaitu kondisi yang terjadi pada Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang. kaitannya dengan pengaruh Qiyam al-Lail terhadap kecerdasan spiritual santri. Penulis menganalisis data tersebut dengan menggunakan data statistik,yaitu teknik analisis dengan rumus: p

f x100% N

Keterangan: p = persentase perolehan f = frekuensi N = jumlah total sampel Pada analisis ini, untuk mengetahui Variabel Qiyam al-Lail yang akan membawa pengaruh terhadap kecerdasan spiritual santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang. Analisis lanjut:

rry 

 XY 

( X )( Y )

 ( X ) 2 (  X )  N 

N 2

 ( Y ) 2  2  (  Y )   N   

Keterangan:

r x y = Koofisien antara korelasi variabel x dan y N

= Jumlah responden

∑X = Jumlah nilai hasil variabel Qiyam al-Lail ∑Y = Jumlah nilai hasil variabel kecerdasan spiritual.

H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan ini, penulis membagi menjadi lima bagian dengan sistematika Bab I

sebagai berikut: : Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian., dan sistim penulisan skripsi.

Bab II

: Kajian Pustaka. Pada bab ini berisi tentang qiyam al-Lail yang meliputi: pengertian qiyam al-Lail, ruang lingkup qiamul lail (waktu yang utama untuk qiyam al-Lail, bilangan salat qiyam alLail, variasi bobot bacaan ayat dalam salat qiyam al-lail, etika salat qiyam al-Lail), qiyamul lail dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan Spiritual santri yang meliputi pengertian kecerdasan spiritual, ciri-ciri kecerdasan spiritual, kecerdasan spiritual dan pendidikan. Dan yang ketiga pengaruh qiyam al-Lail terhadap kecerdasan spiritual santri.

Bab III

: Laporan penelitian. Pada bab ini penulis akan menyajikan mengenai gambaran umum Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang (sejarah berdirinya, visi, misi, tujuan, susunan organisasi dan program pendidikan dan pengajarantata tertip pondok, keadaan Responden dan sampel). Data tentang pengaruh qiyamul lail terhadap kecerdasan spiritual santri, yang terdiri dari data tentang jawaban angket

pengaruh qiyam al-lail, dan data tentang jawaban angket perilaku mulia santri. Bab IV

: Analisis Data. Pada bab ini berisi tentang analisis data yang telah berkumpul untuk menguji hipotesis yang di ajukan dengan statistik melalui tahapan analisis pendahuluan dan analisis lanjut.

Bab V

: Penutup. Pada bab V memuat tentang penutup, kesimpulan, saran dan lampiran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Qiyyam Al-Lail 1. Pengertian Qiyam Al-Lail

Allah merupakan Robb semesta alam yang menciptan dunia dan seisinya juga planet lain yang mengintari matahari dengan tiada henti. Tuhan manusia yang membimbing, memerintahkan hamba-hambaNya untuk taat pada-Nya. Ketaatan ini akan membawa manusia menuju jalan Ridho-Nya. Hal itulah yang menjadi akar manusia mampu hidup dengan damai, bahagia dan berkwalitas dalam lingkungan masyarakatnya. Akan tetapi, kebanyakan manusia tertutup matanya dalam menjalankan perintah dan larangan-Nya sebagai kholifah fil ard. Di

era

globalisasi

ini,

perkembangan

masyarakat

mengalami

perkembangan yang sangat drastis. Fenomena semacam ini dapat dilihat dari kaca mata sosial dan teknologi yang begitu menyolok. Begitu halnya dari bidang pemikiran masyarakat yang menjadi awal dari perkembangan yang lain. Karena kecerdasan akal manusialah yang berkembang dan mampu mendesain teknologi yang belum ada. Kecerdasan itu pula bermula dari rutinitas manusia dalam menjalankan perintah dari Sang Maha Perkasa yaitu Allah SWT dengan segala kemurahan-Nya. Perintah ada yang wajib dan ada yang sunnah. Akan menjadi pahala apabila manusia menjalankan syariat-Nya. Dan akan menjadi dosa apabila

manusia melanggar perintah-Nya. Beda halnya dengan sunnah yang mana ketika manusia meninggalkan tidak mendapat hukuman, akan tetapi manusia mendapat pahala karena menjalankan-Nya. Semua syariat itu ada landasan hukumnya. Sebagai landasan utamanya adalah Al-Qur‟an yang mana sebagai landasan pijakan utama manusia dalam mengarungi samudra kehidupan. Landasan yang kedua yaitu Al-hadits yang berasal dari uswah kita Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu dinantikan syafaatnya di yaumul qiyamah. Qiyamul lail ini menjadi sunnah muakad yang begitu di anjurkan oleh Allah SWT, sebagai mana dalam Al-Qur‟an yang artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (17:79).” Shalat Qiyyamul- lail menjadi sebuah alat ukur keimanan yang akurat Religion of islam merupakan agama yang diridhoi Allah SWT. ”Dalam ajarannya mengandung ketahuidan dan nilai-nilai muamalah yang universal. Sebagaimana telah di ketahui bahwa pedoman yang akan menuntut setiap muslim dan mukmin ke jalan yang benar penuh dengan kebahagiaan dunia akhirat yaitu Al-Quran dan sunnah (Nawawi, 2006:5). Setiap hamba Allah pasti butuh sarana sebagai alat komunikasi dengan Allah salah satunya shalat. Di samping shalat wajib, shalat sunnah sebagai pelengkap dan pencerah hati. Seperti halnya sabda Nabi Saw.” orang yang Qiyamul Lail hatinya akan hidup. (Yaqin, 2009:1)

Pada awalnya pemahaman qiyamul lail hanya sebatas shalat tahajjud saja. Pemahaman ini didasarkan dari pengertian qiyamul lail dari makna lughoh. Akan tetapi dari kitab Ianatuth Tholibin di juz awal di jelaskan bahwa qiyamul lail adalah ibadah pada malam hari dengan tujuan beribadah kepada Allah dan menghidupkan malam di saat orang-orang sedang tidur. (Abu Bakar:267). Amalan qiyamul lail sangat banyak ragamnya, diantara amalan yang sangat di tekankan untuk dikerjakan di malam hari adalah membaca alQur‟an, shalat tahajjud dan shalat sunnah lainnya, merenungkan ayat-ayat Allah, serta menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan penambahan kecerdasan spiritual (Mahmudin, 2009:175). Shalat malam (Shalat Al-lail) misalnya shalat tahajjud, dan “bangun malam” (qiyam al-Lail) secara umum di anggap sebagai satu istilah dan di pakai dalam arti yang sama, akan tetapi terdapat perbedaan yang sangat tipis antara istilah-istilah tersebut. Shalat tahajjud adalah shalat sunah yang di lakukan setelah tidur di bagian akhir malam , sedangkan shalat Al-Lail atau qiyam al-Lail mencangkup shalat yang di tetapkan sebagai pengganti shalat tahajjud bagi orang yang ketiduran dan sulit untuk bangun pada jam menjelang terbitnya fajar atau bagi orang-orang yang merasa amat lelah tentu saja tidak mampu untuk bangun mengerjakan shalat tahajjud. (Maulana, 2007:110). . Shalat sendiri menurut bahasa adalah doa. Sedangkan menurut istilah adalah perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Ibadah shalat dikatakan doa karena dalam

shalat berisi doa-doa. Shalat adalah tiang agama. Ketika seseorang tidak shalat maka pondasinya tidak akan kuat dan kokoh. Di samping shalat wajib pondasi agama dalam mengasah ketajaman dan penerang hati adalah shalat sunah tahajjud yang artinya shalat sunah yang di kerjakan pada waktu malam hari dan di laksanakan setelah tidur lebih dulu walaupun sebentar. (Sholeh, 2003:150). Dalam bukunya yang sama Mohammad Syafi‟i berkata, ”Shalat malam, witir baik sebelum atau sesudah tidur di namai tahajjud.” Shalat malam, bila shalat tersebut dikerjakan sesudah tidur, dinamakan shalat Tahajud, artinya terbangun malam. Jadi, kalau mau mengerjakan shalat Tahajud, harus tidur dulu. Shalat malam (Tahajud) adalah kebiasaan orang-orang shaleh yang hatinya selalu berdampingan dengan Allah SWT (Sunaryo, 2007:1). Shalat Tahajjud adalah shalat yang diwajibkan kepada Nabi saw sebelum turun perintah shalat wajib lima waktu. Sekarang shalat Tahajud merupakan shalat yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Sebagai mana sabda Nabi Saw dalam hadits muslim, Bersabda Nabi Muhammad SAW, “Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” (Sunaryo, 2007:2) Qiyamul lail adalah Sholat sunat utama. Kemuliaan seorang mukmin adalah sholat malamnya. semua bisa bangun malam tapi belum tentu mau shalat malam. Di tengah terlelapnya orang tidur mereka berdua dengan Sang Kholiq. Tidak heran malaikat merasa iri dan terkagumkagum.

Allah menjanjikan : ‫وَهِيَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ ًَافِلَتً َلكَ عَسًَ أَىْ يَبْعَ َثكَ رَّبُكَ هَقَاهًا هَحْوُىدًا‬ ”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”(al-Isra‟[17]: 79).

Dalam tafsir Al-ibriz ayat tersebut dijelaskan bahwa ”sebagian waktu dari waktu malam kamu shalat tahajjud disertai baca Al-quran sebagai tambahan terhadapmu (Muhammad), Allah Ta‟ala akan memberi kepadamu berupa maqom yang baik besuk diakhirat yaitu maqom syafa‟ah. (Basyari:861). Maka Allah memujinya mereka dengan firmannya: )16 : al-Sajjadah(....ِ‫تَتَجَافًَ جٌُُىبُهُنْ عَيِ الْوَضَاجِع‬ Artinya: ”Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya...”(Nawawi, 2008:117)

2. Ruang Lingkup Qiyamul Lail a. Landasan Hukum Qiyam Al-Lail Qiyamul lail berdasarkan pada dasar hukum dari al qur‟an dan hadist, sehingga perlu dikaji secara mendalam, supaya lebih jelas dan tepat. Beberapa dasar hukum sunahkan qiyamul lail berdasarkan Al quran dan sunnah, beberapa kewajiban tersebut diantaranya yaitu:

1) Perintah Allah SWT untuk sujud dan tasbih di sebagian malam yang panjang, Qur‟an surat al-Insan ayat 26

        Artinya: ”dan pada sebagian malam, maka sujudlah kepadanya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari. (Mahmudin, 2009:58).

2) Perintah mengerjakan qiyam al-lail ketika dalam keadaan ketakutan dan kelemahan.

Q.S. Al-muzamil:1-3

              artinya: ”(1)Hai. Orang-orang yang berselimut (Muhammad), (2)bangunlah untuk shalat di malam hari, kecuali sedikit darinya. (3)yaitu seperduanya atau kurangilah dari seperduanya itu dan bacalah qur‟an itu dengan perlahan (tartil) ”(QS. al-Muzamil: 1-3). Berdasarkan ayat di atas, pada awalnya shalat malam hukumnya wajib, akan tetapi setelah surat yang ke dua puluh ini turun, hukumnya menjadi sunnah. Ketika nabi Muhammad saw dirundung dengan kesusahan dalam menghadapi pembesar quraisyi yang merintangi dakwahnya, maka,

”dalam ayat ini seakan-akan Allah Swt berkata: ”Baiklah, wahai Muhammad, hilangkan kemasygulanmu, majulah ke gelanggang untuk menghadapi berbagai tantangan yang dilakukan oleh pembesar Quraisyi yang merintangi dakwahmu dengna cara meneror dan mengancam bunuh padamu. Tapi engkau harus bersiap-siap membenah dan membekali diri, berbenah dan perbaikilah dirimu dengan enam perlengkapan pokok yang terdapat dalam surat almuzamil ini, inilah senjata untukmu, camkan sungguh-sungguh!, dan pergunakanlah shalat tahajjud untuk membangkitkan semangatmu. (Sholeh,2003 :138). 3) Spiritualitas yang Allah berikan untuk bertahajjud sebagai tambahan amal dan pengangkatan ke maqom yang terpuji.

Perintah shalat tahajjud di atas sebagai senjata, yang mana telah diketahi bahwa tahajjud adalah bagian dari qiyamul lail. Adapun hanya terdapat perbedaan yang tipis yaitu tahajjud diharuskan tidur dahulu walaupun qolilan (sebentar) sebelum mengerjakannya. Sedangkan hadits Nabi yang kaitannya dengan anjuran qiyamul lail yaitu diantaranya:

1) Buku karya Mahmudin menulis, Hadis Bukhori meriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata, ” Adalah nabi Mohammad saw mengerjakan qiyamul lail hingga kedua telapak kaki beliau bengkak-bengkak, akupun lalu berkata kepada beliau: ”mengapa engkau berbuat demikian, ya Rosulallah? padahal dosamu baik yang sudah berlalu maupun yang belum terjadi sudah diampuni? Beliau menjawab: ”tidak, bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur. 2) Dalam HR. Malik, Bukhori, Muslam, Ahmad, dan Abu Daud menjelaskan bahwa Robb kita turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir, lalu dia berfirman: siapa yang berdoa

kepada-Ku, maka aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku, maka aku akan memberinya, dan siapa yang memohon ampun kepada-ku, maka Aku akan mengampuninya.(Mahmudin, 2009:123). 3) Sabda Rosulullah saw, ”dari waktu malam ada saat yang tidak mendapatkannya seorang muslim, sedangkan ia meminta sesuatu kebaikan kepada Allah akan memberi apa yang dimintanya, dan itu ada pada setiap malam. (Mahmudin, 2009:cover) 4) Dari Al-‟A‟raj dari abu hurairah berkata: ”Rosulullah saw pernah bersabda: ”jika salah seorang dari kamu tidur, maka syetan mengikatnya dengan tiga ikatan. Ketiga ikatan tersebut menjadikan dia terlelap dalam tidurnya semalam suntuk. Tetapi nketika dia terjaga kemudian menyebut asma Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Kemudian ketika dia berwudlu, maka akan terlepas pula satu ikatan lagi, dan akhirnya jika ia melakukan shalat, maka terlepas pula ikatan yang terakhir, sehingga di pagi harinyahati oran itu akan bersih dan penuh semangat. Akan tetapi jika ia tertidur sampai subuh, maka pagi harinya ia akan kotor jiwanya dan ia tidak mempunyai gairah apupun.(An-Nasa‟i:267). b. Keistimewaan dan Khasiat Qiyamul lail

1) Kebiasaan orang-orang shalih

Qiyamul lail adalah kebiasaan orang-orang sholih periliku baik mereka, dan syiarnya para kekasih Allah ini sebagaimana disabdakan Nabi saw: Artinya:

”Hendaklah kalian mengerjakan qiyamul lail itu kebiasaan orangorang shalih sebelum kalian, qiyamul lail itu mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa dan menghapus dari kesalahankesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh”(HR.Tirmidzi, Ahmad, Al-hakim, Baihaqi, Ibnu Asyakir, Tabrani dan Ibnu sani).(Mahmudin, 2009:121-122) Jadi belum bisa dikatakan orang sholih apabila tidak rajin mengerjakan qiyamul lail.

2) Amal yang lebih utama sesudah shalat fardhu Diriwayatkan dari abu Hurairah, Rosulullah saw bersabda,” shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah qiyamul lail (Mahmudin, 2009:124)

3) Mendapatkan kemuliaan

Orang yang rajin mengerjakan qiyamul lail akan mandapatkan kemuliaan yang akan menjadikan beda terhadap sesama muslim yang tidak mengerjakan qiyamul lail.

dan pada sebagian malam hari bertahajjudlah kalian, sebagai suatu tambahan ibadah bagimu, niscaya Robbmu mengangkatmu ke maqom yang terpuji‟(Q.S. al-isra‟:79). (Nawawi, 2008:117).

Rahman Allah diberikan kepada semua hamba Allah, baik yang taat maupun yang tidak taat. Akan tetapi kemuliaan-Nya atau rahim Allah hanya di berikan kepada orang yang taat pada-Nya, yang mana

kemuliaan itu dapat berupa kecerdasan yang tinggi yaitu kecerdasan spiritual.

4) Amal ibadah yang selalu dikerjakan Rosulullah saw

Aisyah meriwayatkan hadits riwayat Baihaqi, Rosulullah saw bersabada, ”ada tiga perkara yang wajib untukku dan wajib bagi kalian semua sunnah, yakni shalat witir, bersiwak dam qiyamul lail (Mahmudin, 2009:129). Qiyamul lail merupakan ibadah yang selalu dikerjakan Rosulullah walaupun dalam keadaan terpaksa dan terhimpit akan tetapi tetap berqiyamul lail. Ini sebagaimana perkataan aisyah dalam hadistnya,

Rosulullah Saw tidak pernah meninggalkan qiyamul lailnya, dan jika beliau sakit atau malas, maka beliau shalat dengan duduk (Mahmudin, 2009:130). 5) Membeningkan dan mencerahkan jiwa

Qiyamul lail sebagai sarana untuk mencerahkan dan membeningkan hati sebagaimana sabda Nabi saw, orang yang qiyamul lail hatinya akan hidup.(Yaqin, 2009:1) ”orang yang qiyamul lail akan merasa fit (rajin) dan berjiwa baik di pagi harinya, jika setelah itu ia melakukan salah suatu pekerjaan, ia akan menjalankannya dan berjiwa baik, karena itulah pekerjaanya menjadi sempurna.(Mahmudin, 2009:153) Bagi umat islam beribadah mengingat Allah dengan amalan qiyamul lail mampu menjadikan pembersih hati, karena sesungguhnya

tiap sesuatu mempunyai pembersih, sedangkan pembersih hati adalah dzikrullah. (HR. Baihaqi) (mahmudin, 2009:154). Dalam kegelapan malam terdapat energi spiritual yang dapat membeningkan sehingga akan mencerdaskan pikiran, hati hamba akan bening sehingga akan berpikir positif (positif Thinking) pada setiap kejadian yang ada.

Dalam penelitiannya Mohammad Sholeh lewat shalat tahajjudnya yang merupakan bagian qiyamul lail disebutkan bahwa, ”dari penelitian 41 siswa SMU Lukman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, ternyata hanya 19 siswa yang mampu menjalankan shalat tahajjud dua bulan penuh dimulai pukul 02.0003.00 sebanyak sebelas rakaat. Ternyata dari 19 siswa itu hormon kartison (hormom stres) lebih rendah dibanding yang lain. (Sholeh, 2003:48). Dari hal tersebut, sehingga siswa mempunyai ketahanan tubuh yang tangguh yang berdampak siswa mampu menanggulangi masalahmasalah sulit dengan stabil.

6) Mencerdaskan hati dan pikiran (menumbuhkan kecerdasan spiritual) Dzikir

merupakan

amalan

qiyamul

lail.

”Tuhan

yang

mencerdaskan otak manusia, yang menumbuhkan kreativitas tukang kursi, yang menjadikan otak manusia berfungsi optimum. Allah memberikan perintah untuk berdoa dan memohon tambahan ilmu kepada-Nya. Dalam Al quran Allah berfirman, ”sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu)orang-orang

yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring...” ( QS. Ali ‟Imron [3]: 190-191) (Suyadi, 2008: 27-28).

Dalam tafsir al ibriz dijelaskan bahwa,

Sesungguhnya terjadinya langit dan bumi seisinya bergilir siang dan malamsemua itu menjadi tanda orang yang memiliki akal, menunjukkan kekuasaanya Allah Ta‟ala yaitu orang-orang yang berzikir terhadap Allah SWt dalam duduk, berdiri dan berfikir adanya langit dan bumi. (Basyari: 189). Menghidupkan malam dengan mengagungkan asma-asma Allah, dengan tasbiallah pada bacaan-bacaan shalat yang apabila dibaca dengan hati yang khusuk mampu ”mengantarkan pada kecerdasan optimum, merupakan realitas quanta (kasat mata) yang mampu mengaktifkan hati, sehingga derajat manusia semakin sempurna. (Suyadi, 2008:37).

Orang yang cerdas dengan zikirnya juga tidak akan tinggal diam ketika menghadapi masalah berat, dibelit utang, misalnya. Tetapi ia akan berdzikir kepada-Nya, kemudian ia akan berpikir keras sebagaimana memperoleh sesuatu yang dapat melunaskan utangutangnya tersebut (Suyadi, 2008:36). Bagi umat Islam sudah bukan hal yang asing lagi jika orang berikhtiyar, berusaha dalam meraih kecerdasan, baik kecerdasan intelektual, spiritual,emosional dari ma‟rifatullah.

Realitas qiyamul lail dengan shalat, melalui ucapan-ucapan dengan bacaanya secara lisan dengan kekhusukan hati yang paling dalam, kemudian menyakini dalam hatinya, serta dikukuhkan dengan akal

pikirannnya, maka qiyamul lail yang demikian itulah mampu mengundang bisikan-bisikan kecerdasan dari Tuhan. Adapun di bawah ini adalah skema realitas qiyamul lail yang apabila dilaksanakan semakin khusuk, semakin dalam, semakin mencerdaskan. Qiyam

Dzikir lisan

al-lail

Kecerdasan fisik (PQ) ---

Power : biasa

Dzikir pikiran dan perbuatan Kecerdasan IQ dan EQ -- -

Power : lebih kuat

Dzikir hati Kecerdasan MQ dan MaQ --- Power : sangat dahsyat

Realitas quantum dzikir : semakin dalam semakin mencerdaskan (Suyadi, 2008:46).

7) Meredamkan murka Allah dan mendinginkan panas api neraka Qiyamul lail dengan ”melakukan shalat, wirid, dzikir, membaca Al- quran dan amalan lainnya di tengah malam adalah salah satu amalan yang mampu meredam murka Robb, serta menolak panasnya api neraka. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadist riwayat Ibnu Umar berikut : ”kerjakan shalat malam walaupun hanya satu rakaat, sesungguhnya shalat malam itu dapat mencegah dari dosa,

meredamkan murka Robb, dan mendinginkan panas api di hari kiamat. (HR. Dailani). (Mahmudin, 2009:137).

8) Dikagumi dan dicintai Allah SWT Sesuai dengan Qs. Al-Furqon (25) : 64, yang artinya : ”dan orangorang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri kepada Tuhan mereka (Said, 2005:223)

c. Waktu qiyamul lail

Dalam mengerjakan sesuatu, ketika meminta kepada seseorang di butuhkannya waktu yang tepat. Sama halnya ketika kita minta pada Sang Kholiq, bercakap-cakap dan bermadu kasih kepada-Nya, Beberapa buku menerangkan di antara waktu-waktu untuk qiyamul-Lail. Sholeh yang di sadur dari bukunya As-syidiqi di jelaskan bahwa, ”waktu shalat sunah tahajjud dan witir adalah sejak dari selesainya shalat isya‟, hingga shalat subuh (Sholeh, 2003:153). Pada buku yang sama terdapat kesimpulan dari beberapa buku bahwa, ”shalat malam itu bisa di kerjakan di permulaan, di pertengahan dan penghabisan malam. ” Pendapat ini berdasarkan hadist Nabi yang tertulis: ”Dari Masruq katanya: Aku pernah bertanya kepada Aisyah, amalan-amalan yang paling disenangi oleh Rosulullah saw?” jawab Aisyah: ”Amalan yang paling disenangi oleh Rosulullah adalah amalan yang dikerjakan secara kontinnyu.” Tanyaku: ”Kapankah Rosulullah sealu mengerjakan shalat malam?” Jawab aisyahRosulullah melakukan shalat malam bila telah mendengar suara ayam berkokok. (AnNasa‟iy:272).

Berfirman Allah ‟Azzawajalla dalam Al-Qur‟an suarat Al-Muzammil: 3-4, yaitu Yang artinya: ”(3) (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperduanya itu sedikit, (4) atau lebih dari seperduanya itu dan bacalah AlQur‟an itu dengan perlahan-lahan (Q. S. AL-Muzammil: 3-4) (Al- jumatul ‟ali: 575. Al-qu‟an surat Al-Muzammil ayat 3-4 di atas menjelaskan waktu tata qiyamul-Lail. Umat Islam diperintahkan di waktu seperdua atau kurang dari seperdua malam, bisa juga lebih seperdua dari malam untuk bertahajjud. Sebelum turunnya surat yang ke-20, ”shalat ini bermula-mula wajib, akan tetapi setelah ayat 20 ini turun, hukumnya menjadi sunah 9AnNasa‟iy:575).

Ini berarti bahwa Allah SWT kepada Nabi saw untuk

memilih shalat tahajjud yang tepat sesuai dengan kelonggaran yang ada pada diri Nabi saw. Hafidz berkata: Tahajjud Rosulullah tidak ada ketentuan waktunya karena hanya semata-mata di mana ada kelapangan. (Sholeh, 2005:154).

Menurut waktu kebiaasaan WIB, waktu untuk melaksanakan shalat Tahajud (Shalatul Lail) ditetapkan sejak waktu isya‟ hingga waktu subuh (sepanjang malam). Meskipun demikian, ada waktu-waktu yang utama, yaitu 1.

Sangat

: utama:

1/3

malam

pertama

(Ba‟da

Isya

–

22.00)

2.

Lebih

utama:

1/3

malam

kedua

(pukul

22.00

3.

Paling utama: 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 - Subuh )

–

01.00)

Menurut keterangan yang sahih, saat ijabah (dikabulkannya do‟a) itu adalah 1/3 malam yang terakhir. Menurut waktu Indonesia. Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar : “Di waktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?” Sahabat Abu Dzar menjawab: “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini ”Disebutkan dalam hadist Anas ra, ia berkata ”Rosulullah saw terkadang nampak tidak berpuasa selama beberapa hari dalam sebulan sehingga aku mengira bahwa beliau tidak pernah berpuasa dalam bulan tersebut, akan tetapi beliaupun terkadang juga nampak berpuasa selama beberapa harisehingga aku mengira bahwa beliau tidak pernah tiak berpuasa dalam bulan itu. Kapan saja engkau melihat beliau pada malam hari saat beliau mengerjakan shalat, niscaya engkau tetap akan meliahat beliau tetap dalam keadaan shalat dan kapan saja engaku melihat beliau pada malam hari dalam keadaan tidur, niscaya engkau melihat bahwa beliau dalam keadaan tidur. (HR. Bukhori). Hadist tersebut menunjukkan adanya kemudahan karenanya kapan saja seorang muslim merasa mudah untuk mengerjakannya, ia boleh mengerjakannya. Akan tetapi waktu sepertiga malam yang terakhir adalah waktu yangn utama. Hal ini didasarkan hadist ”Amr bin Abasah ra, bahwasanya ia pernah mendengar Nabi saw bersabda: ” Waktu yang paling dekat bagi seorang hamba kepada Robb- Nya adalah pada sepertiga malam yang terakhir, karena apabila engkau mampu menjadisalah seorang dari mereka yang berzdikir kepada Allah pada waktu itu, silakan engkau lakukan. (HR. Tirmidzi, Abu Daud, dan Nasa‟i. Disahihkan Al-Bani dalm sunan Tirmizdi III/183.) (Said, 2005:230). d. Macam Bentuk qiyamil lail

badah bagi umat islam dalam rangka menghidupkan malam ini terdapat bermacam-macam bentuknya, diantaranya:

a. Shalat Tahajjud

Shalat tahajjud adalah shalat yang dikerjakan umat Islam sesudah tidur dan setelah melaksanakan shalat isya‟. Tahajjud berasal dari kata hajada yang artinya tidur pada malam hari, sedangkan Muntahajjud adalah orang yang mengerjakan shalat malam hari setelah tidur lebih dulu. (Said, 2005:211). Perbedaan tahajjud dengan shalat sunnah lain juga dipaparkan oleh ” Abdullah bin Umar menjelaskan bahwa sembahyang tahajjud itu ialah tidur dahulu, baru bangun ambil wudhu dan sembahyang.” (Fasholatan:25)

Bilangan rakaat shalat tahajjud minimal dua rakaat dengan maksimal dua belas rakaat.

b. Shalat witir.

Shalat witir adalah shalat sunnah yang dikerjakan di malam hari dengan jumlah bilangan yang ganjil dan dijadikan sebagai penutup shalat sunnah malam yang lain. Jadi, apabila setelah shalat isya‟

tidur,

kemudian di waktu tengah malam bangun maka dianjurkan shalat sunnah yang lain dulu kemudian ditutup dengan shalat witir. Akan tetapi, apabila kawatir uantuk tidak bisa bangun malam, maka shalat witir dapat dikerjakan setelah shalat isya‟. Adapun bacaan dalam shalat witir yaitu surat al-a‟la dirakaat pertama dan shalat al-kafirun di rakaat kedua, dan surat al- ikhlas di rakaat

ke tiga. Hal ini berdasarkan hadist ‟Abdullah bin Abasra yang mana Ia berkata. ”adalah Nabi Saw saat mengerjakan witir biasanya membaca surat alA‟la dirakaat pertama, al- Kafirun di rakaat ke dua dan al-Ikhlas di rakaat ke tiga.(HR. Tirmidzi, Nasa‟i, dan Ibnu Majjah di shahihkan AlBani dalan shahih sunan Nasa‟i 1/372, Shahih Sunan Ibnu Majah1/193, dan Sunan Tirmidzi 1/144)” (Said, 2005:147). Bilangan rakat shalat witir ganjil, yaitu

1. satu rakaat.

Ini berdasarkan hadist Abdullah Bin Umar Ra, ia berkata bahwa Rosulullah Saw bersabda: ”Shalat witir adalah satu rakaat yang dikerjakan pada akhir malam.(HR. Muslim)” (Said, 2005:158).

2. Tiga rakaat. Dari hadist Ayyub Ra. Bahwa Nabi Saw bersabda, ” bagi siapa yang ingin mengerjakan shlat witir sebanyak tiga rakaat, silakan ia kerjakan..(HR. Abu Daud, Nasa‟i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim)” (Said, 2005:142).

3. Lima rakaat. Dari hadist Ayyub Ra. Bahwa Nabi Saw bersabda, ”Shalat witir adalah haq (sangat dianjurkan) bagi setiap muslim, bagi siapa yang ingin menerjakan shalat witir sebanyak lima rakaat, silakan ia kerjakan. (HR.

Abu Daud, Nasa‟i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim)” (Said, 2005:139).

4. tujuh rakaat.

Mengerjakan shalat witir 7 rakaat tidak duduk (tahiyat awal). Kecuali di rakaat ke enam, sebagaimana hadist Aisyah ra, ia berkata: ” Aku biasa menyiapkan siwak dan air wudhu Beliau Saw, Beliau bangun malam di waktu yang dikehendaki Allah, selanjutnya bersiwak dan berwudhu, lalu mengerjakan shlat sebanyak 7 rakaat, Beliau tidak duduk tahiyyat awal kecuali pada rakaat ke enam, pada waktu duduk tersebut beliau menyebut nama Allah dan berdoa kepada-Nya. (HR. Ibnu Hibban) (Said, 2005:138-139). 5. Sembilan rakaat.

Hal ini disebutkan dalam hadist Aisyah ra juga yang menyebutkan :

Aku biasa bersiwak dengan air wudhu untuk beliau Saw. Beliau bangun malam di waktu yang dikehendaki Allah, selanjutnya bersiwak dan berwudhu, lalu mengerjakan shalat sebanyak 9 rakaat, Beliau tidak duduk tahiyyat awal kecuali pada rakaat ke-8, pada waktu duduk tersebut beliau menyebut nama Allah dan berdoa kepada-Nya. Kemudian Beliau bangkit lagi tanpa salam terlebih dahulu, beliau kemudian mengerjakan shalat yang kesembilan, Kemudian duduk tahiyyat lagi, pada Saat duduk tersebut beliau menyebut nama allah, memuji-Nya dan berdo‟a kepada-nya, setelah beliau mengucapkan salam biasa yang kami dengar...(HR. Muslim) (Said, 2005:137). Semisal Rosulullah mengerjakan lebih dari itu, biasanya sudah termasuk shalat sunnah lain yang ditutup dengan shalat witir di dalamnya.

c. Membaca Al-quran. Zaman sekarang membaca Al-qur‟an dianggap kurang penting, kerena lebih baik membaca qoran. Padahal justru disanalah pusat kecerdasan emosi spiritual atau ESQ (Emotional Spiritual Quotient) berada, juga pada pusat kajian lain (Ginanjar, 2007:14). Bacalah apa apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu Al- kitab Alqu‟an...(AlAnkabut[29]:45) (suyadi, 2009:75).

d. Mujahhada / Berzdikir.

Mujahaddah pada dasarnya adalah zdikrullah akan tetapi tujuan dan macamnya lebih luas (Nurul, 2009:20.00) Dzikir berasal dari kata dzakara yang bberarti mengingat.(Yunus, 1989:134). Oleh sebab itu penulis mencantumkan berdzikir karena berzikir ataupun mujahadah merupakan bagian dari qiyamul lail.

B. Kecerdasan Spiritual Pesantren merupakan ”lembaga pendidikan dan pengajaran islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara kyai dan uztad sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama‟ masa lalu. (Ditpekapontren, 2003:3)

1. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Cerdas artinya sempurna akal budinya (pandai, tajam, pikirannya). Kecerdasan berarti ”kesempurnaan perkembangan akal budinya (seperti kepandaiaan, ketajaman pikiran) (Poerdaminta, 2006:232). Spiritual berarti ”Rohani, batin, kejiwaan, mental, moral (Poerdaminta, 2006:1143 )

Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang kita gunakan untuk mengembangkan tingkat diri kita, untuk mengintegrasikan konflik dan menjadi lebih dari pada diri kita (Richard, 2004:7). ”Dalam ESQ kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan , serta mampu menyinergikan IQ, EQ, dan SQ secara komperehensif (Ginanjar, 2007:13) Menurut Jalaludin Rahmad, Padahal kecerdasan spiritual itu kemampuan orang untuk memberi makna kehidupan. Ada juga orang yang mengartikan kecerdasan spiritual itu sebagai kemampuan untuk tetap bahagia dalam situasi apapun tanpa tergantung kepada situasinya. (multyply.com, 2009:11.00) “Danar Zohar dan Ian Marsal mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk manilai bahwa tindakan atau jalan hidup lebih bermakna dari orang lain(Ginanjar, 2007:13) “Menurut Roberts A. Emmons dalam buku The Psychology of Ultimate Concerns, ada lima karakteristik orang yang cerdas secara spiritual yaitu kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan material, kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak, kemampuan untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari, kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual buat menyelesaikan masalah dan kemampuan untuk berbuat baik. Kecerdasan spiritual ini merupakan kecerdasan yang meninggalkan fungsi jiwa, sebagai perangkat internal diri yang mempunyai kemampuan skill dan kepekaan dalam memandang/ memakai yang ada dibalik kenyataan

yang tak ada. (Danah, 2001:5). SQ adalah suatu kecerdasan yang memadukan dan mengaktifkan semua bagian bersama. (Richad, 2004:135) “Selanjutnya berlandasan pada beberapa ahli psikologi (Sigmund

Freud,C.G. Jung), neurolog (Persinger, Ramachandran) dan filosof (Daniel Dennett, Rene Descartes), Danah dan Ian membahas lebih dalam mengenai “Kecerdasan Spiritual”. “Kecerdasan Spiritual” disimbolkan sebagai Teratai Diri yang menggabungkan tiga kecerdasan dasar manusia (rasional, emosional, dan spiritual), tiga pemikiran (seri, asosiatif, dan penyatu), tiga jalan dasar pengetahuan (primer, sekunder, dan tersier) dan tiga tingkatan diri (pusat transpersonal, tengah-asosiatif & interpersonal, dan pinggiran-ego personal).(www.google.com). Kecerdasan spiritual berarti kemampuan seseorang untuk dapat mengenal dan memahami diri seseorang sepenuhnya sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. Dengan memiliki kecerdasan spiritual berarti bisa memahami sepenuhnya makna dan hakikat kehidupan yang kita jalani dan ke manakah kita akan pergi (ilmupsikologi.com). Dalam presentasi Ari Ginanjar buku yang berjudul ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, di situ disebutkan bahwa Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan memberi makna puncak spiritual ( ultimate meaning).

Kecerdasan bercirikan sebagai berikut:

1) Kecerdasan sebagai ekspresi sifat yang dapat dipelajari dan berubahubah

2) Kecerdasan selalu diidamkan seseorang, sehingga seseorang dalam mendapatkannya, perlu belajar denagn rutinitas dan penjagaan secara kontinew. 3) Kemampuan yang dimiliki seseorang berbeda-beda sehngga, tingkat kecerdasan yang dimiliki seseorang berbeda-beda pula.

Ilmu mengalami perubahan dan peningkatan, tidak semua ilmu pengetahuaan manusia dapat dikuasai manusia secara detail. Bukti nyata adalah seorang sastrawan tidak mampu melakukan pengobatan terhadap suatu penyakit yang dideritanya, ahli matematika meninggal dalam keadaan bunuh diri dikarenakan gagal dalam ujian nasioanl. Merujuk dalam keadaan seperti tersebut otak manusia terbatas adanya.

Manusia mempunyai beberapa kebutuhan, diantara kebutuhan manusia yaitu kebutuhan yang bersifat fisiologis yang terkadang berhubungan erat dengan tubuh manusia. Di samping itu manusia memiliki kebutuhan psikologis dan kebutuhan spiritual. Bagi umat Islam, kebutuhan spiritual di dapatkan dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuaanya yaitu untuk menciptakan rasa aman dan bahagia karena manusia butuh prestasi , sukses, unggul (pandai). Dalam meralisasikan ambisinya tersebut, keadaan manusia berbeda antara yang satu denag yang lain, sehingga begitu menakjubkan, yaitu:

1) Kesempurnaan ruhaniah sangta sulit dirumuskan pada beberapa penggambaran dapat dihitung oleh kepandaiaan manusia.

2) Kemampuan yang dimiliki manusia tidak pernah berada pada kondisi yang teap, melainkan selalu mengalami peningkatan yang terus menerus yang tiada henti 3) Pemilikan terhadap suatu sifat, kecerdasan, bertolak belakang dengan sikap keseharian, sehingga dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang terjadi pada dirinya sendiri. 4) Mimiliki keinginan- keinginan yang justru tidak mungkin dapat dinikmati, tetapi kemudian diupayakan melaluai media-media tertentu, yang membuat para manusia seakan-akan bukan hidup didunia nyata. Otak manusia “merupakan bagian penting dalam tubuh manusia dalm mengerjakan segala aktifitas, maka seseorang yang mengalami cidera otak maupun gangguanpada otak bukanlah tidaklah mungkin mempengaruhi kehidupan sehari-hari”. (Abdulrahman, 2005:79). Otak SQ cara kerjanya berfikir unitif. Yaitu kemampuan untuk menangkap seluruh konteks yang mengaitkan antar unsur yang terlibat. Kemampuan untuk menangkap suatu situasi dan melakukan reaksi terhadapnya, menciptakan pola dan aturan baru. Kemampuan ini merupakan ciri utama kesadaran, yaitu kemampuan untuk mengalami dan menggunakan pengalaman tentang makna dan nilai yang lebih. Danah dan Ian memberikan “Enam Jalan Menuju Kecerdasan Spiritual yang Lebih Tinggi” dan “Tujuh Langkah Praktis Mendapatkan SQ Lebih

Baik”. Enam Jalan tersebut yaitu jalan tugas, jalan pengasuhan, jalan pengetahuan,

jalan

perubahan

pribadi,

jalan

persaudaraan,

jalan

kepemimpinan yang penuh pengabdian.(Danah, 2001:197). Sedangkan Tujuh Langkah Menuju Kecerdasan Spiritual Lebih Tinggi menurut Ari Ginanjar dalam buku ESQ powernya adalah:

1) Menyadari di mana saya sekarang, 2) Merasakan dengan kuat bahwa saya ingin berubah. 3) Merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah motivasi saya yang paling dalam, 4) Menemukan dan mengatasi rintangan, 5) Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju, 6) Menetapkan hati saya pada sebuah jalan, 7) Tetap menyadari bahwa ada banyak jalan. 2. Ciri – ciri kecerdasan spiritual Tanda dari SQ yang berkembang dengan baik: 1) Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif) 2) Mengakui bahwa Tuhan mereka sebagai sumber pembawa rizqi 3) Tingkat kesadaran diri yang tinggi 4) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan 5) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 6) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai 7) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu 8) Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (holistik) 9) Menciptakan pola dan aturan baru pada kondi sangat terjepit

Kecenderungan nyata untuk bertanya "mengapa?" atau "bagaimana jika" untuk mencari jawaban-jawaban mendasar 10) Mandiri

C. Qiyamul lail dan Kecerdasan Spiritual Masyarakat Islam itu masyarakat yang mengajarkan shalat kepada putera-puterinya di sekolah-sekolah dan di rumah-rumah, sejak masa kanakkanak. Maka ketika mereka berusia tujuh tahun mereka harus diperintahkan, dan ketika berusia sepuluh tahun mereka dipukul apabila meninggalkan shalat. Masyarakat Islam itu menjadikan shalat termasuk serangkaian kurikulum pendidikan pengajaran dan penerangan yang pantas diperhatikan dalam agama Allah dan dalam kehidupan kaum Muslimin yang mana Shalat merupakan rukun Islam yang ketiga. Dari rukun iman dan rukun Islamlah pembentukan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang begitu menakjubkan itu bermula. (Ginanjar, 2007:7).

Kecerdasan intelektual, emosional, spiritual bahkan hingga kecerdasan makrifat harus diraih dengan belajar giat dan pantang menyerah. (Ginanjar, 2007:42). Umat Islam berlomba-lomba dalam meningkatkan kecerdasan spiritualnya di samping telah mendapatkan kecerdasan-kecerdasan yang lain, mengingat betapa signifikannnya kecerdasan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Qiyamul lail yang merupakan sebagai alat perantara sehingga mencapai kecerdasan yang sempurna.

”Amalan qiyamul lail sangatlah banyak, diantara amalan yang sangat di tekankan untuk dikerjakan di malam hari adalah membaca Al quran, shalat Tahajjud, dan shalat sunnah lainnya, merenungkan ayat-ayat Allah, serta menambanh wawasan atau pengetahuanyang berkaitan dengan kecerdasan spiritual (mahmudin, 2009:175). Semua amalan qiyamul lail pada dasarnya adalah mengingat Allah SWT. Berzikir itulah bahasa arabnya yang kebanyakan digunakan. Sebagai umat Islam mengingat Allah merupakan kewajiban yang pertama yang harus dilakukan baik dalam keadaan duduk berdiri ataupun berbaring, sehingga,

Dzikir yang dilandasi dengan kesadaran dan pikiran penuh serta kesucian hati yang merupakan identitas tak tampak (quantum) yang mengandung daya atau tegangan yang sangat tinggi, sehingga mampu menyetrum yang bersangkutan dari lubuk hati yang paling dalam yang membuat perbuatanperbuatan lahiriyahnya bagaikan pemikiran-pemikiran yang orisinel dan brilian (Suyadi, 2008:44) Pemikiran yang baik akan menghasilkan suata tindakan-tindakan serta prasangka yang baik, ibarat seperti pisau yang setiap hari diasah akan didapatkan pisau yang tajam, sehingga dapat digunakan secara sempurna. Suyadi menegaskan,

Dengan memperbaiki kwalitas dzikir secara istiqomah sehingga kita betulbetul merasakan kedekatan diri dengan Allah SWT, maka pada bagian ini kita akan melihat bagaimana cara orang-orang telah berhasil mengaplikasikan konsep ini dalam mencerdaskan dirinya (Suyadi, 2008:75). Masyarakat Islam itu masyarakat yang tidak mengajarkan shalat kepada putera-puterinya di sekolah-sekolah dan di rumah-rumah, sejak masa kanakkanak. Maka ketika mereka berusia tujuh tahun mereka harus diperintahkan, dan ketika berusia sepuluh tahun mereka dipukul apabila meninggalkan shalat. Masyarakat Islam itu menjadikan shalat termasuk serangkaian

kurikulum pendidikan pengajaran dan penerangan yang pantas diperhatikan dalam agama Allah dan dalam kehidupan kaum Muslimin.

Kecerdasan intelektual, emosional, spiritual bahkan hingga kecerdasan makrifat harus diraih dengan belajar giat dan pantang menyerah. (Suyadi, 2008:42). Umat Islam berlomba-lomba dalam meningkatkan kecerdasan spiritualnya di samping telah mendapatkan kecerdasan-kecerdasan yang lain, mengingat betapa signifikannnya kecerdasan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Qiyamul lail yang merupakan sebagai alat perantara sehingga mencapai kecerdasan yang sempurna.

Semua amalan qiyamul lail pada dasarnya adalah mengingat Allah SWT. Berzikir itulah bahasa arabnya yang kebanyakan digunakan. Sebagai umat Islam mengingat Allah merupakan kewajiban yang pertama yang harus dilakukan baik dalam keadaan duduk berdiri ataupun berbaring.

D. Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan Dunia pendidikan yang terlalu mengagungkan intelegence Quotient (IQ) sebagai tolak ukur kecerdasan seseorang tidaklah dapat menjadi penentu keberhasilan pendidikan dalam suatu dunia lembaga pendidikan sekarang ini. Bertolak dari tulisan Ari Ginanjar lewat konsep ESQ yang mana ESQ merupakan konsep yang universal yang mampu mengantarkan seseorang pada Predikat yang memuaskan bagi dirinya sendiri dan orang lain. ”Konsep pemikiran baru ESQ Model yang merupakan sebuah perangkat spiritual engineering dalam hal pengembangan karakter dan kepribadian digagas berdasakan nilai-nilai rukun iman dan ikhsan yang pada akhirnya

akan menghasilkan manusia unggul disektor emosi dan spiritual, yang mampu mengeksplorasi dan mampu mengintegralisasi kekayaan ruh, fikiran dan fisik dalam hidupnya.(Ginanjar, 2007:7) ”ESQ model adalah software dari god spot untuk melakukan spiritual engineering sekaligus sebagai mekanisme penggabungan 3 kecerdasan yaitu EQ, IQ, dan SQ dalam kesatuan integeral dan transendental. (Ginanjar, 2007:12) Apabila kita mengatakan pendidikan adalah mengarahkan kecerdasan individu, maka aspek kecerdasan spiritual tak diragukan lagi menempati posisi yang penting dalam praktik pendidikan. Hal ini disebabkan pentingnya aspek kecerdasan spiritual dalam kehidupan individu dan masyarakat. Hal demikian disebabkan karena

cara berpikir SQ dimulai dengan menjelajah konteks kehidupan yang lebih besar sebagai yang sangat penting dan bukan menemukan makna dalam pengaturan detailnya, SQ mengatakan bahwa apapun yang sedang kita lakukan ada tema utama pada saat itu yang melandasi seluruh pengalaman kita (Ginanjar, 2007:10) Hal itu juga berdampak pada pemaknaan positif pada setiap pengalaman ataupun kejadian. Pemaknaan setiap pengalaman yang positif

akan

menjadikan sebuah pendidikan yang baru terhadap pelaku.

Tingkat diri yang bermakna adalah ketika diri disibukkkan oleh bidang kecerdasan yang memperbarui yang lama dan mengubah tindakan yang sederhana menjadi peristiwa yang dengan senang hati kita dapat ikuti. Ini adalah kecerdasan spiritual dan diri SQ adalah tingkat pribadi yang berkaitan dengan bidang ini (Richard, 2004:12) SQ adalah landasan yang diperlukan untuk mengfusikan IQ dan EQ secara efektif. (Ginanjar, 2007:13). SQ membawa kedewasaan pada EQ dan IQ. (Richard, 2004:29)

Lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses pendidikan. Lingkungan pendidikan Islam meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.(Wiji, 2006:28). Lingkungan pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pedidikan yang pertama yang diterima oleh anak, sehingga lingkungan keluarga sangat dominan terhadap kepribadian anak. Dimana lingkungan keluarga merupakan pendidikan awal diterapkannya kecerdasan spiritual.

b) Lingkungan Sekolah Pengertian sekolah adalah :

Lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistimatis, berencana, sengaja, dan terarah, yang dilakukan oleh pendidikan yang profesional, dengan progam yang dituangkan dalam progam tertentu dan di ikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi. .(Wiji, 2006:42). Sekolah (formal) dan non formal (pondok) memberikan pengaruh terhadap kecerdasan spiritual siswa / santri sebab dijelaskan ”Pelajar juga harus diakui sebagai organisme yang membutuhkan informasi dan perangsang-perangsang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. (Sri, 2007:24)

c) Lingkungan masyarakat.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi dengan sesama untuk mencapai tujuan. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan , profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, maupun lapisan sosial, sehingga menjadi masyarakat yang majemuk.

Dari lembaga-lembaga pendidikan tersebut ditanamakan kebiasaan anak dalam meningkatkan kecerdasannya, yang dapat meningkatkan kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual yang dimiliki anak akan berdampak baik terhadap pendidikannya. Kecerdasan spiritual akan memberikan tanggapantanggapan yang positif terhadap pola pikir siswa dalan menerima pembelajaran dan mengamalkan ilmunya dalam kehidupan bermasyarakat. Terbukti adanya dapat menerimanya hasil ujian siswa walaupun dengan hasil yang mengecewakan.

Ari ginanjar mengatakan:

Hasil akhir yang diharapkan pada bagian satu adalah lahirnya alam bawah sadar yang jernih dan suci, atau saya memaknainya dengan suara hati yang terletak pada god spot, yaitu kembali pada hati yang bersifat merdeka, serta bebas belenggu. (Ginanjar, 2007:20)

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang merupakan salah satu Pondok Pesantren di kota Magelang, tepatnya di dusun Krajan, desa Tegalrejo, kecamatan Tegalrejo, kabupaten Magelang, propinsi Jawa Tengah. Pondok ini didirikan pada tanggal 15 September 1944 M. 1. Sejarah Perkembangan Asrama

Asrama Perguruan Islam (API) Pondok

Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Sejarah Perkembangan Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang merupakan Pondok yang mencetak kader-kader dakwah yang mampu menjadi guru di masyarakat di mana santri kembali, setelah menimba ilmu di Pondok tersebut. Eksistensi API Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang merupakan suatu usaha yang membutuhkan waktu yang panjang dan penuh dengan lika-liku sejarah . Hal yang melatar belakangi berdirinya Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang adalah semangat jihat “Li I’lai kalimatillah” (Memperjuangkan Agama Allah) yang membara pada pendiri (Muasis) yakni KH. Chudlori yang juga sebagai menantu KH. Dalhar Watucongol Muntilan Magelang yang menjabat sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam. Tepatnya pada tanggal 15 September 1944

M berdirilah Asrama Perguruan Islam, yang mana kondisi masyarakat pada waktu itu masih banyak yang bergelumuran dengan perbuatan sirik, dengan tata nilai sosial rendah. sehingga antusias masyarakat Tegalrejo saat waktu itu sangat memprihatinkan, karena kondisi masyarakat masih kental dengan aliran kejawen. K.H. Chudlori mendirikan pondok Pesantren pada awalnya tanpa memberikan nama sebagaimana layaknya Pondok Pesantren. Setelah berkali-kali beliau mendapatkan saran dan usulan dari rekan-rekan seperjuanganya tepatnya pada tahun 1947 ditetapkanlah Asrama Perguruan Islam (API) sebagai nama pesantrennya. Nama ini ditentukan oleh Muasis (KH. Chudlori) sendiri tentunya merupakan hasil shalat istikharah. Dengan shalat tersebut, mengilhami nama pesantrenya, dengan nama Asrama Perguruan Islam (API). Nama tersebut memang berbeda dari umumnya Pondok Pesantren yang biasanya memakai bahasa arab. Dengan lahirnya nama Asrama Perguruan Islam (API) beliau berharap agar santrinya kelak dimasyarakat mampu dan mau menjadi guru yang mengajarkan dan mengembangkan syariat islam. Dengan nama yang berkepanjangan

Asrama Perguruan Islam

tersebut, Sang muasis (pendiri) mempunyai harapan agar nantinya para Alumninya betul-betul terdorong untuk menjadi „guru ngaji‟, mungkin dengan kata lain kalimat Perguruan sebagai tafa‟ulan (harapan) dalam mendidik kader Pembina kehidupan beragama. Dengan kekuatan lahir dan batin sang Muasis (pendiri) ingin mewujudkan harapannya diawali dari

jenjang pelajaran, system pendidikan, peraturan serta ditunjang dengan mujahadah dan riyadloh yang berlanjut sampai dengan sekarang pada generasi yang kedua oleh KH. Abdurrochman Chudlori

beserta adik-

adiknya. Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung Asrama Perguruan Islam (API), tidak jarang terhenti dikarenakan perlakuan negatif dari sebagian masyarakat setempat. Akan tetapi berkat keteguhan dan kesabaran serta keuletannya yang sudah digembleng melalui berbagai Pesantren selama kurang lebih 19 tahun dari tahun 1923-1942, KH. Chudlori dapat menyelesaikan persoalan – persoalan (hambatan- hambatan) tersebut Dengan usaha dlohir dan batin. sehingga terwujudlah harapan sang muasis untuk mewujudkan berdirinya Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang. Setelah kurang lebih tiga tahun berdiri aksi negatif masyarakat sekitar mulai mereda, bahkan diantara mereka ada yang berbalik total, yang semulanya anti pati dengan Pesantren kini menjadi simpati dan ikhlas menjadi pendukung setia dengan rela mengorbankan dana dan daya yang ada demi suksesnya perjuangan KH. Chudlori. Akan tetapi diluar duagaan dan perhitungan tepat pada awal tahun 1948 secara mendadak Asrama Perguruan Islam (API) pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang diserbu oleh Belanda sehingga fisik / bangunan pondok yang sudah ada pada waktu itu diporak porandakan, bahkan termasuk sejumlah kitab milik KH. Chudlori dibakar hangus oleh belanda. Sehingga dengan terpaksa KH.

Chudlori dan sebagian santrinya mengungsi di desa Tejo Kecamatan Candimulyo yang mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (ta‟lim watta‟allum) nyaris terhenti. Pada penghujung tahun 1949 situasi dirasa sudah kondusif, KH. Chudlori kembali mengadakan kegiatan pengajian kepada masyarakat sekitar dan santripun mulai berdatangan kembali, terlebih yang mendengar informasi bahwa situasi Tegalrejo sudah normal, sehingga KH. Chudlori memulai lagi mendirikan kembali Asrama Perguruan Islam (API) pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang di tempat semula. Sehingga mulai tahun 1977 M. jumlah santri berkembang pesat hingga mencapai sekitar 1.500 santri dan inilah puncak prestasi KH. Chudlori, di dalam membawa Asrama Perguruan Islam (API) pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang ke Permukaan Umat. Dimasa puncak prestasi tersebut dimana Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang sedang berkembang pesat dan melambung KH. Chudlori dipanggil oleh Allah SWT., sehingga kegiatan belajar mengajar diteruskan oleh putra sulungnya yakni KH. Abdurrochman Chudlori dan dibantu oleh adiknya yakni bapak Achmad Muhammad (almarhum) dan seluruh keluarga bani Chudlori Menurunnya jumlah santri adalah hal yang wajar terjadi disuatu pondok Pesantren saat terjadi pergantian pengasuh, termasuk Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang jumlah santri menurun drastis pada awal periode KH. Abdurrochman Chudlori,

yang mana pada awal tahun 1980 jumlah santri hanya sekitar 760, akan tetapi berkat keuletan dan kedisiplinan KH. Abdurrochman Chudlori grafik tersebut meningkat tajam terbukti pada tahun 1992 santri berjumlah 2.692 dan pada tahun sekarang (2009) kurang lebih mencapai 3.330 santri. 2. Dasar dan tujuan utama Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang a. Dasar Al quran dan sunah, merupakan dasar yang di pakai oleh Asrama Perguruan

Islam

Pondok

Pesantren

Salaf

Tegalrejo

dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sehingga hasilnya terarah pada fitrah yang dimilikinya akan lebih terjaga pada berbagai kemungkinan dalam perjalanan peradaban umat manusia dewasa ini. Pemahaman terhadap Al quran dan sunah dijabarkan lagi agar mampu tercermin dalam sikap dan perilaku santri, maka dasar tersebut adalah sebagai berikut: 1) Dasar atau asas yang akan memberi roh di Asrama Perguruan Islam Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang. 2) Al quran dan sunnah digunakan sebagai neraca ukuran segala pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. 3) Dengan dasar pengertian tersebut, maka perilaku sehari-hari yang di laksanakan di Asrama Perguruan Islam Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang, harus mencerminkan suatu suatu pelaksanaan yang dimulai dan dinilai mendapat ridlo dari Allah

b. Tujuan Diantara tujuan utama Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang adalah untuk menyiapkan generasi muslim yang bertaqwa, memiliki ketrampilan, kemandirian dan akhlaqul karimah agar dapat menghayati tugas dan peranannya menurut agama Islam Ala Thoriqoti Ahlussunah Wal Jama‟ah, serta menegakkan agama Allah dan mengajarkan kepada orang lain atau paling tidak dapat Mengamalkan ajaran islam. Mencetak kader - kader ulama yang mempunyai kedalaman agama serta gigih dan ulet berjuang menegakkan agama Allah tanpa mengharapkan imbalan jasa yang bersifat duniawi. Mengingat Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang adalah pondok salaf, maka Muasis (Pendiri) tidak menginginkan budaya luar masuk. Dan untuk mengantisipasi hal tersebut dibentuklah wadah / jam‟iyyah dengan nama Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Kedu (P4SK) mencakup wilayah Karesidenan Kedu, yang sekarang menjadi Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Kaffah (P4SK) mencakup wilayah jawa Tengah dan DIY sebagai benteng dari masuknya budaya luar / asin. 3. Visi dan misi Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang Visi Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang:

a. Berupaya mewujudkan manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT dan ber akhlaqul karimah. b. Berupaya

mewujudkan

manusia

muslim

yang

mengetahui,

mengamalkan dan menyebarluskan ajaran agama islam ala Ahlussunnah wal jamaah. Misi Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang: a. Sebagai benteng dari pengaruh budaya barat yang dapat merusak moral bangsa. b. Mencetak figur seorang yang dapat dijadikan sebagai uswatun chasanah (teladan) oleh masyarakat luas. 4. Susunan Organisasi Struktur lembaga kepengurusan Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang mungkin ada bedanya dengan pondok Pesantren lain yang manyoritas lembaga kepengurusan hanya sebagai pelaksana ide dari sang kiyai. Tidak demikian Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang selain sebagai pelaksana, pengurus juga diberikan wewenang yang luas dan bahkan di tuntut untuk lebih kreatif memunculkan ide-ide baru yang membawa kearah kemajuan Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang. Luasnya wewenang tersebut bukannya tanpa batas, akan tetapi harus sesui dengan kode etik yang telah ditentukan sehingga terbukti setiap ide-ide pengurus yang telah dibulatkan dalam rapat

senatiasa dihormati oleh kiyai. Di samping itu ide – ide Kyai yang disampaikan kepada pengurus pada umumnya hanya bersifat masukan yang harus di agendakan, bukan semata-mata merupakan intruksi absolute. Bahkan ide-ide kyai tersebut apabila setelah di rapatkan tidak mencapai kata sepakat karena adanya alasan-alasan yang kongkrit dan obyektif beliaupun menghormatinya. Komponen pengurus Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo

Magelang terdiri dari Pengasuh saat

ini

KH.

Abdurrochman Ch., Penasehat, Kepala Pondok, Sekretaris, Bendahara, seksi- seksi dan anggota. Pengasuh dalam Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang merupakan pimpinan yang sekaligus sebagai penanggungjawab. Penasehat merupakan pengurus yang bertugas memberi nasehat kepada kepala pondok didalam menjalankan tugasnya, serta menangani setiap persoalan yang ada.kepala Pondok sebagai pimpinan dan penggerak roda organisasi. Sekretaris bergerak sebagai satuan penunjang yang membantu tugas pimpinan dalam ketatausahaan. Bendahara sebagai satuan penunjang yang membantu tugas pimpinan dalam bidang keuangan. Sedangkan seksi-seksi bertugas sebagai satuan operasional yang membantu pimpinan baik dalam bidang pendidikan, keamanan, perlengkapan, dalan lain sebagainya. Adapun struktur kepengurusannya adalah sebagai berikut di bawah ini.

5. Progam Pendidikan dan Pengajaran Sistem pendidikan dan pengajaran di

pondok

pesantren

menerapkan beberapa metode diantaranya: a) Metode 1) Metode klasikal sistem klasikal dan dalam bentuk yang dimaksud dengan sistem klasikal adalah : Cara belajar dalam kelas pada suatu rombongan murid-murid yang sebaya dan mempunyai tingkat pengetahuan yang sama di ajar oleh seorang guru dalam waktu yang sama dan bahan pelajaran yang sama pula.(Zamakhsari, 2007:29). Guru pada sistem klasikan wajib memperhatikan kemajuan kelas secara keseluruhan di samping memperhatikan tiap-tiap santri secara perseorangan. Tempat belajar yang digunakan ruang yang dilengkapi dengan meja dan tempat duduk santri, papan tulis dan meja kursi guru. Tentang hasil sistem ini memang lebih efisien tidak banyak waktu yang terbuang sedang nilai pelajaran secara minimal bagi santri yang keluar dari kelas dapat diukur. 2) Metode wetonan Yaitu suatu metode mengaji dimana santri mengikuti prlajaran dengan duduk di sekelilingmya dan kyai menerangkan pelajarandan para santri menyimak kitabnya masing-masing dan mengartikan kitab dengan arab pegon. Istilah wetonan berasal dari kata wektu (jawa) yang berarti waktu. Sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu tertentu yaitu

sesudah dan sebelum melakukan shalat fardu. Istilah lain metode ini adalah bandongan, halaqoh, dan balaghon. 3) Metode Sorogan Yaitu santri menghadap guruseorang demi seorangdengan membawa kitabyang akan dipelajari. Istilah sorogan ini berasal dari bahasa jawa yaitu sorong yang artinya menyodorkan kitab. Pengajar dan santri b) Pengajar dan santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang sebagai lembaga pendidikan Islam, untuk menunjang kegiatan pembelajaranmempunyai tenaga pengajar sebagai berikut: Tabel 2 Data Ustadz Periode 2009 M A .P. I. Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang NO

NAMA

MENGAMPU

JAM /

MAPEL

MINGGU

1.

M. Sholichun

Shochihul Bukhory

6 Jam

2.

Abd. Rochim

Ushul Fiqih

9 Jam

3.

Rozaqul Karim

Ushul Fiqih

9 Jam

4.

Ulinnuha

I‟anatuttholibin

12 Jam

5.

Nasichin

I‟anatuttholibin

12 Jam

6.

Ghufron

Al Baijuri Tsany

9 Jam

7.

Aminuddin

Al Baijuri Tsany

9 Jam

8.

Khoirurrijal

Al Baijuri Tsany

9 Jam

9.

Taufiqurrochman

Sulamul Munawaroq

6 Jam

10.

Mift. Ulum

Sulamul Munawaroq

6 Jam

11.

Abdurrochim

Sulamul Munawaroq

6 Jam

12.

Abd. Ghoni

Al Baijury Awal

9 Jam

13.

Sirojul Ilmi

Al Baijuri Awwal

9 Jam

14.

Abdul Karim

Al Baijuri Awwal

9 Jam

15.

Khoirul Anam

Fatchul Wahhab

6 Jam

16.

M. Ali Saqof

Fatchul Wahhab

6 Jam

17.

Arif Dahlan

Fatchul Wahhab

6 Jam

18.

M. Sholachuddin

Fatchul Wahhab

6 Jam

19.

M. Mujib

Jauharul Maknun

9 Jam

20.

Abdurro‟uf

Jauharul Maknun

9 Jam

21.

Murtaqi

Jauharul Maknun

9 Jam

22.

Ach. Munashir

Alfiyyah Ibnu Malik

9 Jam

23.

M. Chakim

Alfiyyah Ibnu Malik

9 Jam

24.

Wahyudi

Alfiyyah Ibnu Malik

9 Jam

25.

A. Nafi‟

Alfiyyah Ibnu Malik

9 Jam

26.

Khoirul Anam

Alfiyyah Ibnu Malik

9 Jam

27.

Alwin Nasich

Alfiyyah Ibnu Malik

9 Jam

28.

Miftah

Alfiyyah Ibnu Malik

9 Jam

29.

Muhasyim

Alfiyyah Ibnu Malik

9 Jam

30.

Khoirul Chanafi

Alfiyyah Ibnu Malik

9 Jam

31.

Ach. Munib

Minhajul Qowwim

6 Jam

32.

Chasan M

Minhajul Qowwim

6 Jam

33.

Miftachuddin

Minhajul Qowwim

6 Jam

34.

Ach. Ulinnuha

Minhajul Qowwim

6 Jam

35.

Syukur Sholich

Minhajul Qowwim

6 Jam

36.

Mualla

Minhajul Qowwim

6 Jam

37.

Zainul Arif

As Shorof

6 Jam

38.

Abdul Wachid

AS Shorof

6 Jam

39.

Abdul Barry

As Shorof

6 Jam

40.

Syafiqul Anam

As Shorof

6 Jam

41.

Ach. Syarif

As Shorof

6 Jam

42.

Choirurrochman

As Shorof

6 Jam

43.

Mawahib

As Shorof

6 Jam

44.

Wahyudi

As Shorof

6 Jam

45.

Aries Ghufron

Fatchul Qorib

6 Jam

46.

Zakki Fuad M

Fatchul Qorib

6 Jam

47.

Nur Mustaqim

Fatchul Qorib

6 Jam

48.

Fauzi

Fatchul Qorib

6 Jam

49.

Mujib

Fatchul Qorib

6 Jam

50.

Mausul Chayat

Al Umrithi

9 Jam

51.

Badri

Al Umrithi

9 Jam

52.

M. Zuhri

Al Ajrumiyyah

6 Jam

53.

Himamul A‟la

Al Ajrumiyyah

6 Jam

54.

Khaniful Karim

AL Ajrumiyyah

6 Jam

55.

Rubi Ruba‟ah

Al Ajrumiyyah

6 Jam

56.

Ulumuddin

Al Ajrumiyyah

6 Jam

57.

Musthofa

Hidayatussibyan

6 Jam

58.

Wahib Asrori

Hidayatussibyan

6 Jam

59.

Zainuddin

Hidayatussibyan

6 Jam

60.

Mudhofar

Hidayatussibyan

6 Jam

61.

M. Jamilan

Hidayatussibyan

6 Jam

62.

Sibaweh

Hidayatussibyan

6 Jam

63.

Muchlasin

Safinatunnaja

6 Jam

64.

Masruchan

Safinatunnaja

6 Jam

65.

Abdul jamil

Tartilul Qur‟an

6 Jam

66.

Ulinnuha

Tartilul Qur‟an

6 Jam

67.

Muntaha

Ta‟lim Muta‟allim

3 Jam

68.

Nasichun

Tartilul Qur‟an

6 Jam

69.

Adang Anfal

Tartilul Qur‟an

6 Jam

70.

M. Nur Aziz

Tartilul Qur‟an

6 Jam

71.

Agung

Tartilul Qur‟an

6 Jam

72.

Abror

Fasholatan

6 Jam

73.

Musthofa

Fasholatan

6 Jam

74.

Ach. Masruchan

Fasholatan

3 Jam

75.

Ach. Rozi

Fasholatan

6 Jam

76.

Abd. Chalim

Fiqih Jawan

3 Jam

77.

Anas

Fiqih Jawan

3 Jam

78.

Chamidillah

Jurumiyyah Jawan

3 Jam

79.

Noor Muchsin

Jurumiyyah Jawan

6 Jam

80.

Ulil Azmi

Jurumiyyah Jawan

3 Jam

81.

Chasan Bashry

Jurumiyyah Jawan

3 Jam

82.

Fatchurrochman

Jurumiyyah Jawan

3 Jam

83.

Choirul Anam

Jurumiyyah Jawan

3 Jam

84.

Abd. Qodim

Ta‟lim Muta‟alim

6 Jam

85.

Ach. Zahid

Ta‟lim Muta‟alim

3 Jam

86.

Sodri Ibad

As Shifir

6 Jam

87.

Abd. Mutholib

Qiro‟ati

6 Jam

88.

Roziqin

Qiro‟ati

6 Jam

89.

M. Anas

Qiro‟ati

6 Jam

90.

Syarifuddin

Qiro‟ati

6 Jam

91.

Syaiful Huda

Qiro‟ati

6 Jam

92.

Badruzzaman

Qiro‟ati

6 Jam

93.

Mubayyin

Qiro‟ati

6 Jam

94.

Ihsanuddin

Qiro‟ati

6 Jam

95.

Abd. Mukhit

Qiro‟ati

6 Jam

96.

Ach. Anas

Qiro‟ati

6 Jam

97.

Saifurrochman

Qiro‟ati

6 Jam

98.

Zainal Arifin

Qiro‟ati

6 Jam

99.

Abd. Rochim

Qiro‟ati

6 Jam

100.

Fatchurrochman

Qiro‟ati

6 Jam

101.

Agus Sulthoni

Qiro‟ati

6 Jam

102.

M. Thoriqul H

Qiro‟ati

6 Jam

103.

Jumhan

Qiro‟ati

6 Jam

104.

Musytari

Qiro‟ati

6 Jam

105.

Masyrofi

Qiro‟ati

6 Jam

106.

Ismail

Qiro‟ati

6 Jam

107.

Fuad Hidayat

Qiro‟ati

6 Jam

108.

Romadlon

Qiro‟ati

6 Jam

109.

Faizin

Qiro‟ati

6 Jam

110.

Mu‟awwan

Qiro‟ati

6 Jam

111.

Nur Chamid

Qiro‟ati

6 Jam

112.

M. Nasrul Hadi

Qiro‟ati

6 Jam

113.

M. Abdul manaf

Qiro‟ati

6 Jam

114.

M. Syukron

Qiro‟ati

6 Jam

115.

Murodi

Qiro‟ati

6 Jam

116.

M. Ni‟am Zuhri

Qiro‟ati

6 Jam

117.

Asthofin

Qiro‟ati

6 Jam

118.

Zamroddin

Qiro‟ati

6 Jam

119.

Amir

Qiro‟ati

6 Jam

120.

Jirjis

Qiro‟ati

6 Jam

121.

M. Nur Chamid

Qiro‟ati

6 Jam

122.

Arifuddin

Qiro‟ati

6 Jam

123.

M. Chanif

Qiro‟ati

6 Jam

124.

Abd. Chalim

Qiro‟ati

6 Jam

125.

Syarifuddin

Qiro‟ati

6 Jam

126.

Yahya Dimyati

Qiro‟ati

6 Jam

Santri yang terdapat di Asrama perguruan Islam (API) Ponpes Salaf Tegalrejo Magelang jumlahnya banyak sekali yaitu 3200 santri pada tahun ajaran 2009-2010, sehingga penulis tidak mendata sejumlah santri yang jumlahnya ribuan tersebut. Santri yang mukin di Asrama perguruan Islam (API) Ponpes Salaf Tegalrejo Magelang berasal dari penjuru tanah air, baik pulau jawa maupun luar jawa. Dikarenakan Asrama ini untuk putra , maka seluruh pengajar dan santri terdiri dari putra semua. Akan tetapi, sekitar empat tahun yang lalu Ponpes putrid berdiri. Dengan nama Asrama Perguruan Islam Putri (APIP) yang sampai sekarang berjumlah 800 santri. Akan tetapi data penelitian yang penulis lakukan hanya sebatas penelitian pada santri putra saja, dengan alasan mengingat lama berdirinya dan alumni lulusan yang sudah banyak sukses menjadi seorang guru di lingkungannya masing-masing. Materi dan kurikulum c) Materi dan kurikulum Materi dan kurikulum Asrama perguruan Islam (API) Ponpes Salaf Tegalrejo Magelang adalah sebagai berikut: 1) Ibtida‟



Tajwid jawan



Fasholatan



Al-barjanji



Fiqih jawan



Khotul jamil



Jurumiyah jawan



Juz ama



Qiroati

2) Jurumiyah



Kajian Baijuri Tsani

6) Al Mahali



Aljurumiyah





Safinatun naja



Jauharul ma‟nun



Aqidatul awam



Kajian baijuri awal



Hidayats shibyan



Al mahali



Tartilul qur‟an



Manthiq



Faroidul Bahiyah



Kajian Baijuri Tsani

3) Shorof

Fathul wahab



Amtsilatu Tashrifiyyah



Al „amriti



Qowaidul „iqrab



Shohih Al Bukhori



Fathul Qorib



Mushtholan Hadist



Usul Fiqih

4) Alfiyah Ibnu Malik

7) Al Bukhori



Alfiyah Ibnu Malik



Qowaidul fiqhiyyah



Minhajul Qowim



Kajian Ianatuttolibin

8) Ikhya‟ ulumudin 5) Fathul wahab 

Fathul wahab



Jauharul ma‟nun



Kajian baijuri awal



Al mahali



Manthiq



Faroidul Bahiyah



Ikhya‟ Ulumudin



Basaul

masai

d) Aktifitas Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Tabel 4 Jadwal Kegiatan Harian Santri No

Waktu

1

04.00-05.00

Kegiatan Bangun tidur, persiapan shalat subuh,

shalat

sunnah qobliyah subuh 2

05.00-05.15

Shalat subuh

3

05.15-06.30

Belajar wajib

4

06.30-11.00

Aktifitas ngaji

5

11.00-13.00

Istirahat sebentar (tidur qolilan)

6

13.00-13.45

Persiapan shalat dzuhur

7

13.45-14.00

Jama‟ah shalat dzuhur

8

14.00-16.00

Aktifitas ngaji

9

16.00-16.30

Persiapan jama‟ah ashar

10

16.30-16.45

Jama‟ah Ashar

11

16.45-17.30

Otonomi kamar (kegiatan kamar) dari

senior

sedang

yunior

Musyawarah mengulang

pelajaranyang telah dikaji, apabila ada sisa waktu atau jam kosong digunakan jalan-jalanlingkup pondok sampai batas yang telah ditentukan 12

17.00-18.30

Persiapan jama‟ah magrib dan mujahaddah magrib

13

18.30-18.45

Shalat Magrib jama‟ah

14

18.45-19.20

Mujahaddah

15

19.20-19.35

Shalat Jam‟ah

16

19.35-20.00

Persiapan ngaji jam 8

17

20.00-23.00

Aktifitas ngaji malam

18

23.00-23.30

Istirahat

19

23.30-24.00

Persiapan mujahaddah malam ( qiyam al-lail)

20

24.00-01.00

Qiyamul lail dengan mujahaddah malam dan shalat malam (tahajjud dan hajad dua rakaat, dln).

21

01.00-04.00

Istirahat (tidur malam)

6. Periodisasi Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang Periodasi kepengurusan Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang ditetapkan bukan oleh pengasuh, akan tetapi ditentukan oleh rapat pleno yang diadakan pada setiap bulan syawwal sekitar tanggal 25. Anggota sidang terdiri dari Penasehat, pengurus pusat, dan pengurus komplek. Dengan diadakannya rapat pleno dalam rangka reformasi kepengurusan pada setiap bulan syawwal, maka sudah barang tentu bahwa masa bakti kepengurusan Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang hanya satu tahun terhitung dari tanggal 1 bulan Dzulqo‟dah pada setiap tahunnya. 7. Fungsi Pondok Pesantren bagi lingkungan sekitar dan masyarakat luas

Sebagai suatu lembaga yang berada di tengah warga, Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat sekitar, baik hubungan secara struktural maupun fungsional. Salah satu contoh adanya hubungan antara Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang dengan masyarakat, dapat dilihat pada akhirussanah (bulan sya‟ban) menjelang diadakanya khataman santri, pondok menggelar beraneka ragam kesenian budaya jawa antara lain wayang kulit, jatilan, tayub dan lain-lain, kurang lebih selama satu minggu. Tujuan pagelaran tersebut untuk mengumpulkan masyarakat desa dan apabila sudah berkumpul diberikan petuah – petuah yang berisikan ajaran islam. Selama pagelaran belangsung warga sekitar dengan suka rela membantu demi kelangsungan acara. Fungsi Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang atas masyarakat luas adalah sebagai salah satu bagian yang mempuyai pengaruh atas proses kebagkitan islam di Indonesia karena terbukti mampu menyampaikan/ menyajikan terhadap masyarakat luas tentang syari‟at islam melalui para alumninya yang sudah tersebar di seluruh penjuru wilayah indonesia. Dan juga sebagai lembaga yang ikut mencerdaskan kehidupan bangsa yang berakhlaqul karimah. 8. Tata Tertib Santri

Tata tertib Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang santri terddiri dari berbagai pasal, adapun pasal-pasal sebagai berikut: Pasal 1 ( bila melanggar diusir ) a) Percintaan / berhubungan dengan wanita lain Muhrim, baik secara murosalah ( surat menyurat ) maupun Muchadatsah ( berbincang – bincang ) yang melanggar syari‟at Islam. b) Pencurian. c) Perkelahian. d) Mengedarkan dan atau memakai narkoba dan sejenisnya. e) Pergi ke Magelang malam hari tanpa izin. f) Pergi dan atau pulang dua kali tanpa izin (diskors satu tahhun). g) Membawa dan atau menggunakan handphone (diskors satu tahun). Pasal II (bila melanggar digebyur, berdiri dan masuk kamar ta‟zir selama 5 jam) a) Keluar pondok malam hari tanpa izin. b) Pergi ke pemandian selain yang telah disediakan. c) Nonton permainan / mengunjungi pengajian, rapat kecuali ada pengumuman diizinkan. d) Nonton film, televisi,atau bermain PS (Play Station) di kampung. e) Mengendong ke desa / berhubungan dengan orang desa tanpa izin. f) Menjalankan perdagangan. g) Vonis tiga kali disebabkan meninggalkan pelajaran.

Pasal III (bila melanggar di masukkan kolam dan atau berdiri ) a) Keluar pondok tanpa izin. b) Keluar pondok tanpa peci, kecuali ke warung, sungai dan kerja. c) Masuk warung luar. d) Membeli sesuatu di pasar tanpa izin. e) Bermain halma, remi, catur dan sejenisnya. Pasal IV (bila melanggar masuk kamar ta‟zir dari jam 8 s/d jam 1 malam) a) Meninggalkan pelajaran tanpa izin. Pasal V (bila melanggar membersihkan wc / lingkungan pondok) a) Meninggalkan Mujahadah dan atau Jama‟ah. Ma‟murot (perintah – perintah) a) Tetap menjaga nama baik pondok. b) Mohon diri (sowan kepada Pengasuh sebelum boyong). c) Mempunyai identitas pondok/KTA. d) Mencuci sesuatu pada tempat yang telah disediakan. e) Menjaga kebersihan pondok pesantren. Manhiyyat (larangan – larangan) a) Berpartai dan menggunakan atribut partai. b) Mempelajari / membaca pelajaran umum dan atau yang tidak berkaitan dengan kurikulum API. c) Bergurau, beramai – ramai atau bersiul – siul. d) Memasukan tamu putri ke dalam pondok. e) Ghosob (memakai sesuatu milik orang lain tanpa seizin pemiliknya).

f) Menjemur / menaruh sesuatu diatas genting, hek, pintu, jendela atau tempat bunga. g) Membawa Tape Recorder, Radio, Handphone dan atau sejenisnya. h) Membawa pakaian / sesuatu yang tidak sesuai dengan jiwa santri. i) Mengambil jemuran di malam hari. j) Membawa air ke jerambah komplek. k) Mandi jegur di kolam kecil l) Memakai pasta gigi, sabun, pembersih muka atau sejenisnya di kolam wudlu. m) Mengaji memakai kaos, baju lengan pendek dan jaket. n) Bermain ke komplek lain melewati jam 12 malam. o) Berambut / berkuku panjang. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib, diserahkan kepada kesepakatan pengurus yang diketahui oleh Al Mukarrom / Ahlul Bait. 9. Keadaaan Responden dan Sampel Penelitian membutuhkan sample yang penulis ambil sebanyak 20 % dari seluruh jumlah santri (300 santri), yaitu santri tingkat Alfiyah Ibnu Malik, dikarenakan pada tingkatan ini telah mendapatkan beberapa pelajaran yang sekiranya berkaitan dengan indikasi bab yang peneliti ambil, juga adanya umur dan kesetaraan pengalaman lamanya belajar di pondok yang sama. Untuk data inisial santri yang dijadikan sample dapat dilihat dalam table di bawah ini: Tabel 5

Data Responden

NO

Nama Responden

Tingkatan / Kelas

1

LA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

2

KU

Al fiyah Ibnu Malik / 4

3

GC

Al fiyah Ibnu Malik / 4

4

S

Al fiyah Ibnu Malik / 4

5

AA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

6

SA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

7

AH

Al fiyah Ibnu Malik / 4

8

CQ

Al fiyah Ibnu Malik / 4

9

MNR

Al fiyah Ibnu Malik / 4

10

SH

Al fiyah Ibnu Malik / 4

11

MA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

12

CA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

13

MAM

Al fiyah Ibnu Malik / 4

14

MTM

Al fiyah Ibnu Malik / 4

k

AM

Al fiyah Ibnu Malik / 4

16

AS

Al fiyah Ibnu Malik / 4

17

AAL

Al fiyah Ibnu Malik / 4

18

MM

Al fiyah Ibnu Malik / 4

19

MH

Al fiyah Ibnu Malik / 4

20

F

Al fiyah Ibnu Malik / 4

21

HR

Al fiyah Ibnu Malik / 4

22

M

Al fiyah Ibnu Malik / 4

23

A

Al fiyah Ibnu Malik / 4

24

HI

Al fiyah Ibnu Malik / 4

25

AJ

Al fiyah Ibnu Malik / 4

26

MSQ

Al fiyah Ibnu Malik / 4

27

MA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

28

MALN

Al fiyah Ibnu Malik / 4

29

A

Al fiyah Ibnu Malik / 4

30

MN

Al fiyah Ibnu Malik / 4

31

MKK

Al fiyah Ibnu Malik / 4

32

SA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

33

KH

Al fiyah Ibnu Malik / 4

34

AD

Al fiyah Ibnu Malik / 4

35

MI

Al fiyah Ibnu Malik / 4

36

AC

Al fiyah Ibnu Malik / 4

37

MSA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

38

K

Al fiyah Ibnu Malik / 4

39

MD

Al fiyah Ibnu Malik / 4

40

MAM

Al fiyah Ibnu Malik / 4

41

S

Al fiyah Ibnu Malik / 4

42

NA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

43

M

Al fiyah Ibnu Malik / 4

44

ASM

Al fiyah Ibnu Malik / 4

45

R

Al fiyah Ibnu Malik / 4

46

A

Al fiyah Ibnu Malik / 4

47

MME

Al fiyah Ibnu Malik / 4

48

M

Al fiyah Ibnu Malik / 4

49

S

Al fiyah Ibnu Malik / 4

50

MS

Al fiyah Ibnu Malik / 4

51

WK

Al fiyah Ibnu Malik / 4

52

AR

Al fiyah Ibnu Malik / 4

53

MH

Al fiyah Ibnu Malik / 4

54

AMAK

Al fiyah Ibnu Malik / 4

55

AM

Al fiyah Ibnu Malik / 4

56

MGK

Al fiyah Ibnu Malik / 4

57

MAH

Al fiyah Ibnu Malik / 4

58

M

Al fiyah Ibnu Malik / 4

59

MRIA

Al fiyah Ibnu Malik / 4

60

ZH

Al fiyah Ibnu Malik / 4

B. Data Tentang Pengaruh Qiyamul lail terhadap Kecerdasan Spiritual Santri 1.

Data Tentang Jawaban Angket Pengaruh Qiyamul lail dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 6 Jawaban Angket Tentang Qiyam Al-Lail No Resp.

Nomor Item 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

A

C

A

A

B

A

B

C

C

A

2

C

C

B

C

C

B

B

C

C

B

3

C

B

A

B

C

A

B

C

C

A

4

A

A

A

A

C

C

A

B

C

A

5

C

B

B

A

C

A

B

C

C

A

6

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

7

B

B

B

B

C

A

B

C

C

B

8

A

A

B

A

C

C

B

C

C

A

9

A

C

A

C

A

C

B

C

C

A

10

A

C

A

C

A

C

C

C

C

A

11

A

A

B

C

A

A

B

C

C

A

12

B

A

B

A

B

A

A

C

C

C

13

B

A

B

B

A

A

B

B

B

A

14

A

A

A

A

A

A

B

C

C

A

15

A

A

B

A

A

A

B

C

C

A

16

A

A

B

B

C

A

B

C

C

A

17

A

A

B

B

C

A

B

C

B

A

18

A

B

B

C

A

A

B

A

C

A

19

A

A

B

A

A

A

A

B

B

A

20

A

B

B

B

C

C

B

A

C

B

21

A

A

B

B

A

A

B

B

C

A

22

A

B

A

A

A

A

A

C

A

A

23

A

B

B

C

A

B

B

B

B

B

24

A

A

B

B

A

A

B

C

C

B

25

A

A

B

B

B

C

B

C

C

B

26

A

A

A

A

A

A

B

C

A

A

27

A

A

A

A

A

A

A

B

B

B

28

A

A

A

B

A

A

B

B

A

A

29

A

A

A

B

A

A

A

B

B

B

30

A

A

A

A

A

A

A

C

A

A

31

A

A

A

A

A

A

A

A

B

A

32

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

33

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

34

A

A

B

A

A

A

C

A

B

B

35

A

A

B

A

C

A

B

C

C

A

36

C

B

A

A

A

B

B

B

B

C

37

A

A

B

A

A

A

C

B

C

A

38

A

B

C

B

A

A

B

C

B

B

39

A

B

A

A

A

A

B

C

C

B

40

A

B

B

B

B

A

C

C

C

B

41

A

B

C

C

C

A

B

C

C

B

42

A

C

B

B

B

A

C

C

B

A

43

C

A

B

B

C

A

B

B

B

A

44

A

A

B

A

A

A

A

B

A

B

45

A

A

A

B

A

A

B

A

B

A

46

A

A

B

B

C

A

C

C

C

B

47

B

A

A

A

B

A

A

C

C

A

48

A

A

A

A

B

A

A

B

C

A

49

B

A

A

B

A

A

B

B

B

A

50

B

A

A

A

C

C

C

B

C

A

51

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

52

A

A

B

B

A

C

B

A

C

A

53

A

B

C

A

A

A

B

B

C

B

54

B

A

A

B

C

A

B

C

C

A

55

B

A

B

B

C

A

B

C

B

A

2.

56

A

A

B

C

C

C

C

C

C

C

57

A

A

B

B

B

A

B

C

C

A

58

B

A

B

C

C

A

C

B

C

B

59

A

A

B

B

A

A

B

C

C

C

60

B

B

B

B

C

A

B

C

C

B

Data tentang jawaban angket kecerdasan spiritual dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 7 Jawaban Angket Tentang Kecerdasan Spiritual No Resp.

Nomor Item 1

2

3

4

5

1

A

C

A

A

A

2

C

C

B

A

3

A

A

A

4

A

A

5

C

6

6

7

8

9

10

C

A

A

A

A

B

B

A

A

A

B

C

A

a

C

A

A

B

B

A

B

C

C

A

A

A

B

B

A

B

B

C

B

B

B

B

C

A

A

A

A

A

A

A

A

7

C

A

B

A

A

A

A

B

C

B

8

B

A

A

A

A

A

A

A

A

A

9

B

A

B

A

A

B

A

A

A

B

10

B

A

B

A

A

B

A

A

A

B

11

B

A

A

A

-

A

A

A

A

A

12

B

A

A

A

B

A

A

A

A

A

13

B

A

A

B

A

A

C

A

A

B

14

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

15

A

A

A

-

C

A

A

A

A

B

16

B

A

A

A

A

A

C

A

A

B

17

A

A

A

A

B

-

C

A

A

B

18

C

B

A

C

C

B

A

A

A

A

19

A

A

a

A

A

A

A

A

A

A

20

C

A

B

A

A

B

C

B

A

B

21

A

A

A

A

A

A

C

A

A

B

22

B

A

A

A

A

A

A

A

A

A

23

C

A

A

A

A

A

C

A

A

B

24

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

25

C

B

B

B

A

A

B

A

A

B

26

B

A

A

A

A

A

C

A

A

B

27

B

A

A

A

C

A

A

A

A

A

28

A

A

A

A

A

A

A

A

A

B

29

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

30

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

31

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

32

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

33

A

A

A

-

A

A

A

A

A

A

34

A

A

A

A

A

A

A

A

A

B

35

B

A

B

A

A

A

C

A

A

B

36

C

A

B

A

A

B

B

A

A

B

37

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

38

B

A

b

A

B

B

C

B

A

A

39

C

B

B

A

B

B

C

A

C

B

40

C

A

A

B

B

B

C

A

C

B

41

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

42

C

A

A

A

A

B

C

A

A

A

43

B

A

A

A

A

A

A

A

A

B

44

B

A

A

A

A

A

A

A

A

B

45

C

A

-

B

A

B

C

-

-

B

46

-

A

A

C

C

-

A

A

-

-

47

B

A

A

A

A

A

A

A

A

A

48

A

A

A

A

C

A

C

A

A

A

49

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

50

A

A

A

A

C

B

C

A

C

-

51

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

52

C

A

A

A

-

A

C

A

A

B

53

B

A

A

A

A

A

C

A

A

B

54

C

A

A

A

B

A

A

A

A

B

55

C

A

B

B

A

B

B

A

C

B

56

C

C

B

C

B

B

C

A

A

B

57

C

A

A

A

B

B

A

A

A

B

58

C

A

A

B

C

A

A

A

A

B

59

C

A

A

B

A

B

A

A

A

A

60

B

A

A

B

A

B

A

A

A

B

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis Pengaruh Qiyam al lail Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang tahun 2009 / 2010. Setelah data terkumpul, maka yang penulis tempuh selanjutnya adalah menganalisis data, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban dari pokok permasalahan yang dipertanyakan. Secara berturut-turut penulis manganalisis data yang terkumpul sebagai berikut : A.

Analisis tentang Data Qiyamul lail Dalam analisis ini dibagi dalam empat cara yaitu : 1. Analisis Penilaian Data Analisis penilaian data untuk mencari nilai dari jawaban-jawaban yaitu dengan mengalikan frekuensi A dengan bobot C yang ditentukan. Begitu pula dengan nilai B dan C, disini ditentukan bahwa, a. Siswa yang menjawab A di beri nilai 3 b. Siswa yang menjawab B di beri nilai 2 c. Siswa yang menjawab C di beri nilai 1 Selanjutnya analisis ini digunakan untuk mencari nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para santri. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk menentukan

criteria pada tingkat qiyamul lail pada santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang. Lebih lanjut dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 8 Kategori Pada Tingkat Qiyamul Lail Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Salaf Tegalrejo Magelang NO

Jawaban C

Jumlah A

Jumlah

B

C

Kategori

resp.

A

B

Skor

1

5

2

3

15

4

3

22

sedang

2

-

3

6

-

6

6

12

cukup

3

3

3

4

9

6

4

19

cukup

4

6

1

3

18

2

3

23

sedang

5

3

3

4

9

6

4

19

sedang

6

10

-

-

30

-

-

30

baik

7

-

6

4

-

12

4

16

cukup

8

4

2

4

12

4

4

20

sedang

9

4

1

5

12

2

5

19

sedang

10

4

1

5

12

2

5

19

sedang

11

5

2

3

15

4

3

22

sedang

12

4

4

2

12

8

2

22

sedang

13

4

4

2

12

8

2

22

sedang

14

7

1

2

21

2

2

25

baik

15

6

2

2

18

4

2

26

baik

16

4

3

3

12

6

3

21

sedang

17

4

4

1

12

8

1

21

sedang

18

4

4

2

12

8

2

22

sedang

19

8

2

-

24

4

-

28

baik

20

1

6

3

3

12

3

18

sedang

21

5

3

2

15

6

2

23

sedang

22

8

2

-

24

4

-

28

baik

23

2

6

2

6

12

2

20

sedang

24

4

4

2

12

8

2

23

sedang

25

2

5

3

6

10

3

19

sedang

26

8

2

-

24

4

-

28

baik

27

7

3

-

21

6

-

27

baik

28

7

3

-

21

6

-

27

baik

29

6

3

1

18

6

1

25

baik

30

10

-

-

30

-

-

30

baik

31

9

1

-

27

2

-

29

baik

32

10

-

-

30

-

-

30

baik

33

10

-

-

30

-

-

30

baik

34

5

3

2

15

6

2

23

sedang

35

5

3

2

15

6

2

23

sedang

36

5

3

3

15

6

3

24

sedang

37

5

2

2

15

4

2

21

baik

38

3

5

2

9

10

2

21

sedang

39

6

3

2

18

6

2

26

sedang

40

2

5

3

6

10

3

19

sedang

41

3

2

5

9

4

5

18

sedang

42

3

5

2

9

10

2

21

sedang

43

2

6

2

6

12

2

20

sedang

44

9

1

-

27

2

-

29

baik

45

4

1

1

12

2

1

15

cukup

46

4

2

2

12

4

2

18

sedang

47

6

3

1

18

6

1

25

baik

48

7

2

1

21

4

1

26

baik

49

5

5

-

15

10

-

25

baik

50

4

1

4

12

2

4

18

sedang

51

10

-

-

30

-

-

30

baik

52

3

2

2

9

4

2

15

cukup

53

5

2

3

15

4

3

22

sedang

54

4

3

3

12

6

3

21

sedang

55

2

5

3

6

10

3

19

sedang

56

3

1

6

9

2

6

17

sedang

57

3

5

2

9

10

2

21

sedang

58

2

2

6

6

4

6

26

cukup

59

4

4

2

8

8

2

18

sedang

60

1

5

4

3

10

4

17

sedang

Berdasarkan nilai hasil tingkat angket tentang qiyamul lail diperoleh nilai tertinggi 30 dan terendah 13 kemudian ditetapkan menjadi interval sebanyak : i= (30 -13) + 1 3 i=6

2. Analisis Berdasarkan skor Untuk menganalisis digunakan teknis, persentase dengan rumus : P=

F

X 100 %

N Adapun langkah dalam analisis ini adalah: a. Mencari individu yang tergolong mempunyai tingkat qiyamul lail, a (baik), b (sedang), c (cukup) Dari table qiyamul lail dapat diketahui yang mempunyai tingkat qiyamul lail: 1) Katagori baik mencapai 19 santri 2) Katagori sedang mencapai 35 santri 3) Katagori cukup mencapai 6 santri b. Mencari persentase masing-masing katagori 1) Kategori baik = 19 60 35

60

X 100%=31,67%

2) Kategori sedang =

3) Kategori cukup =

X 100% = 58,33%

6

X 100% = 10%

60 Untuk lebih jelas disajikan …. table berikut:

Tabel 9 Persentase Kualitas Qiyamul Lail Santri Asrama Perguruan Islam (Api) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Tahun 2009 NO

Tingkat

Interval

frekuensi

persentase

qiyamul lail 1

Tinggi A

25-30

19

31,67%

2

Sedang

19-24

35

58,33%

3

Rendah

13-18

6

9,38%

4

Jumlah

60

100%

3. Analisis Berdasarkan Item-Item Angket

Dengan analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh jawaban-jawaban santri kaitannya tentang Qiyamul Lail, Jawaban dari setiap pertanyaan tantang Qiyamul lail dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 10 Persentase Jawaban Angket Qiyamul Lail Santri No

Item

1

Jawaban

2

Persentase (%)

a

b

c

a

b

c

3

4

5

6

7

8

1

Berapa kali saudara melaksanakan qiyamul lail dalam seminggu? 75

5-7 kali 45

2-4 kali

10

16,67

1-2 kali 5 2

Atas

dasar

8,33

apakah

saudara menjalankan qiyamul lail? a.

b.

Menjalankan 41 qiyamul lail dengan penuh keihlasan dan hanya karena Allah semata Menjalankan

14

68,33

23,33

c.

qiyamul lail dengan penuh keihlasan yang mana merupakan peraturan pondok Menjalankan qiyamul lail karena takut dihukum

8,33 5

3

25

42,19

Kapankah kebiasaan saudara

dalam

mendirikan qiyam allail? a.

b.

c.

Selalu pada waktu sepertiga malam yang terakhir Kadang-kadang pada waktu malam sepertiga malam yang terakhir Menjalankan qiyamul lailsetelah shalat isya‟

4

Kebiasaan sebelum

saudara melakukan

32

53,33

3

5

qiyam al lail? 29

a.

Selalu berdoa dan membaca Qur‟an lebih dulu

b.

Kadang-kadang berdoa dan membaca Qur‟an lebih dulu Lansung shalat tanpa berdoa dan membaca al-quran dulu.

c.

48,33

23

38,33

9

15

5

Apakah yang saudara 33 kerjakan hendak

55

ketika melakukan

8

11,67

qiyam al-lail? a. b.

c.

Selalu bersiwak dan wudhu Tetap berwudhu, tetapi kadangkadang bersiwak Hanya berwudhu saja 19

6

Bagaimanakah penampilan saudara

pakaian ketika

31,67

berqiyamul lail? a.

b.

c.

Berapakaian bersih, suci, 49 baik dan menutup aurat pada setiap melaksanakan qiyamul lail Berpakain bersih, cuci dan baik pada saat qiyamul lail berjamaah Berpakain seperti biasanya

81,67

3

5

9 7

15

Apakah yang saudara pikirkan

ketika

saudara

membaca

ayat-ayat Qur‟an dan doa-doa

dalam

qiyamal lail? a.

b.

c.

Selalu memahami atau memikirkan kandungan arti ayat Qur‟an dan doa Memahami dan memikirkan kandungan dan arti ayat Qur‟an dan doa yang saya pahami. Memikirkan dan meresapi kandungan bacaan ketika hati sedih.

15

25

33

55

8

13,33

8

Berapa

rakaat

kebiasaan

saudar

dalam

mendirikan 8

qiyamul lail? a.

b.

c.

Selalu menjalankan qiyam al lail 13 rakaat Kadang-kadang menjalankan qiyam al lail 13 rakaat Menjalankan qiyamul lail kurang dari 13 rakaat

13,33

15

25

31

51,67

9

Surat Qur‟an apakah yang

saudara

dalam

baca

berqiyamul

lail? a.

b.

c.

10

9

Selalu QS. AlBaqoroh / anNissa / al-Imron Kadang-kadang QS. AlBaqoroh / anNissa / al-Imron dan surat – surat pendek Hanya membaca surat – surat pendek saja

Apakah yang saudara lakukan

seusai

melakukan qiyam al-

15

13

21,67

36

60

lail? a.

b.

c.

Selalu berdoa 39 dan berdzikir serta membaca Qur‟an Kadang-kadang berzdikir, dan membaca Qur‟an Cukup berdzikir saja

65

16

26,67

4

6,67

4. Analisis Bobot Item Setelah diketahui jawaban tiap-tiap item dari variable tentang Qiyamul Lail, maka selanjutnya penelitian ini akan menganalisis berdasarkan jawaban tiap-tiap bobot itemnya, yaitu: a. Nomor 1. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (5-7 kali) ada 45.santri dengan persentase 75%, yang memilih jawaban b (2-4 kali) ada 10 santri dengan persentase 16,67%, dan yang memilih c (1-2 kali) ada 5 santri dengan persentase 8,33%. b. Nomor 2. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Menjalankan qiyamul lail dengan penuh keihlasan dan hanya karena Allah semata) ada 41 santri dengan persentase 68,33%, yang memilih jawaban b (Menjalankan qiyamul lail dengan penuh keihlasan yang mana merupakan peraturan pondok) ada 14 santri dengan persentase 23,33%, dan yang menjawab c (Menjalankan

qiyamul lail karena takut dihukum) ada 5 santri dengan persentase 8,33%. c. Nomor 3. dari 60 santri yang menjadi responden, yang menjawab a (Selalu pada waktu sepertiga malam yang terakhir) ada 25 antri dengan persentase 42,19%, yang menjawab b(Kadang-kadang pada waktu malam sepertiga malam yang terakhir) ada 32 santri dengan persentase 53,33 % dan yang menjawab c (Menjalankan qiyamul lail setelah shalat isya‟) ada 3 santri dengan persentase 5%. d. Nomor 4, dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Selalu berdoa dan membaca Qur‟an lebih dulu) ada 29 santri dengan persentase 48,33%, yang menjawab b (Kadang-kadang berdoa dan membaca Qur‟an lebih dulu) ada 23 santri dengan persentase 38,33% dan yang menjawab c (Lansung shalat tanpa berdoa dan membaca al-quran) ada santri 9 dengan persentase 15%. e. Nomor 5, dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Selalu bersiwak dan wudhu) ada 33 santri dengan persentese 55 %, yang menjawab b (Tetap berwudhu, tetapi kadangkadang bersiwak) ada 8 santri dengan persentase 11,67 %, dan yang menjawab c (Hanya berwudhu saja) ada 19 santri dengan persentase 31,67%. f. Nomor 6, dari 60 santri yang menjadi responden , yang memilih jawaban a (Berapakaian bersih, suci, baik dan menutup aurat pada setiap melaksanakan qiyamul lail) ada 49 santri dengan persentase

81,67 %, yang menjawab b (Berpakain bersih, cuci dan baik pada saat qiyamul lail berjamaah) ada 3 santri dengan persentase 5%, dan yang menjawab c (Berpakain seperti biasanya) ada 9 santri dengan persentase 15%. g. Nomor 7, dari 64 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Selalu memahami atau memikirkan kandungan arti ayat Qur‟an dan doa) ada 15 santri dengan persentase 25 %, yang menjawab b (Memahami dan memikirkan kandungan dan arti ayat Qur‟an dan doa yang saya pahami) ada 33 santri dengan persentase 55%, dan yang menjawab c (Memikirkan dan meresapi kandungan bacaan ketika hati sedih) ada 8 santri dengan persentase 13,33%. h. Nomor 8, dari 60 santri yang menjadi responden , yang memilih jawaban a (Selalu menjalankan qiyam al lail 13 rakaat) ada 8 santri dengan persentase13,33%, yang menjawab b (Kadang-kadang menjalankan qiyam al lail 13 rakaat) ada 15 santri dengan persentase 25%, dan yang menjawab c (Menjalankan qiyamul lail kurang dari 13 rakaat) ada 31 santri dengan persentase 51,57% i.

Nomor 9, dari 64 santri yang menjadi responden , yang memilih jawaban a (Selalu QS. Al- Baqoroh / an-Nissa / al-Imron) ada 9 santri dengan persentase 15%, yang menjawab b (Kadang-kadang QS. Al- Baqoroh / An-Nissa / Al-Imron dan surat – surat pendek) ada 13 santri dengan persentase 21, 67%, dan yang menjawab c

(Hanya membaca surat – surat pendek saja) ada 36 santri dengan persentase 60%. j.

Nomor 10, dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Selalu berdoa dan berdzikir serta membaca Qur‟an) ada 39 santri dengan persentase 65%, yang menjawab b (Kadang-kadang berzdikir, dan membaca Qur‟an) ada 16 santri dengan persentase 26,67%, dan yang menjawab c (Cukup berdzikir saja) ada 4 santri dengan persentase 6,67%.

B.

Analisis tentang Kecerdasan spiritual Dalam analisis ini dibagi dalam empat cara yaitu: 1. Analisis Penilaian Data Analisis penilaian data untuk mencari nilai jawaban-jawaban yaitu mengalikan frekuensin A dengan bobot c yang ditentukan. Begitu pula dengan nilai B dan C, disini ditentukan bahwa, a. Siswa yang menjawab A di beri nilai 3 b. Siswa yang menjawab B di beri nilai 2 c. Siswa yang menjawab C di beri nilai 1 Selanjutnya analisis ini digunakan untuk mencari nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari jumlah hasil angket untuk para

santri.

Nilai

yang

diperoleh

kemudian

diklasifikasikan

untuk

menentukan kriteria pada tingkat Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang. Lebih lanjut dapat dilihat pada table berikut: Tabel 11 Kategori Pada Tingkat Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Salaf Tegalrejo Magelang NO resp.

Jawaban A

Jumlah

Jumlah

B

C

A

B

C

kategori

Skor

1

8

-

2

24

-

2

26

tinggi

2

3

4

3

9

8

3

20

sedang

3

7

1

2

21

2

2

25

tinggi

4

6

2

2

18

4

2

24

sedang

5

1

7

2

3

14

2

19

sedang

6

8

1

1

24

2

1

27

tinggi

7

5

3

2

15

6

2

23

sedang

8

9

1

-

27

2

-

29

tinggi

9

6

4

-

18

8

-

26

tinggi

10

6

4

-

18

8

-

26

tringgi

11

8

1

-

24

2

-

26

tinggi

12

8

2

-

24

4

-

28

tinggi

13

5

3

2

15

6

4

25

tinggi

14

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

15

7

1

1

21

2

1

24

sedang

16

7

2

1

21

4

1

26

tinggi

17

6

2

1

18

4

1

23

sedang

18

5

2

3

15

4

6

25

tinggi

19

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

20

4

4

2

12

8

2

32

sedang

21

8

1

1

24

2

1

27

tinggi

22

8

2

-

24

4

-

28

tinggi

23

7

1

2

21

2

2

25

tinggi

24

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

25

4

5

1

12

10

1

23

sedang

26

7

2

1

21

4

1

26

tinggi

27

8

1

1

24

2

1

27

tinggi

28

9

1

-

27

2

-

29

tinggi

29

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

30

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

31

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

32

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

33

9

-

-

27

-

-

27

tinggi

34

9

1

-

27

2

-

29

tinggi

35

6

3

1

18

6

2

26

tinggi

36

5

4

1

15

8

1

24

sedang

37

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

38

4

5

1

12

10

1

23

sedang

39

2

5

3

6

10

3

19

sedang

40

3

4

3

9

8

3

20

sedang

41

10

-

-

30

-

-

30

sedang

42

7

1

2

21

2

2

25

tinggi

43

8

2

-

24

4

-

28

tinggi

44

8

2

-

24

4

-

28

tinggi

45

2

3

2

6

6

2

14

cukup

46

4

-

2

12

-

2

14

cukup

47

9

1

-

27

2

-

29

tinggi

48

8

-

2

24

-

2

26

tinggi

49

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

50

5

1

3

15

2

3

20

sedang

51

10

-

-

30

-

-

30

tinggi

52

6

1

2

18

2

2

22

sedang

53

7

2

1

21

4

1

26

tinggi

54

7

2

1

21

4

1

26

tinggi

55

3

5

2

9

10

2

21

sedang

56

2

4

4

6

8

4

18

cukup

57

6

3

1

18

6

1

25

tinggi

58

6

2

2

18

4

2

24

sedang

59

7

2

1

21

4

1

26

tinggi

60

6

4

-

18

8

-

26

tinggi

Berdasarkan nilai hasil tingkat angket tentang qiyamul lail diperoleh nilai tertinggi 30 dan terendah 14 kemudian ditetapkan menjadi interval sebanyak: i= (30 -14) + 1 3

i= 16+1 3 i=5, 67=6

2. Analisis Berdasarkan skor Untuk menganalisis digunakan teknis, persentase dengan rumus: P=

F

X 100 %

N Adapun langkah dalam analisis ini adalah: a. Mencari individu yang tergolong mempunyai tingkat qiyamul lail, a (tinggi), b (sedang), c (rendah) Dari table qiyamul lail dapat diketahui yang mempunyai tingkat qiyamul lail: 1) Katagori tinggi mencapai 40 santri 2) Katagori sedang mencapai 16 santri

3) Katagori cukup mencapai 3 santri b. Mencari persentase masing-masing katagori 1) Kategori tinggi = .40 60

X 100%= 66,67%

17 2) kategori sedang =

X 100% = 28,33% 60 3

3) kategori Cukup =

X 100% = 5% 60

…. Untuk lebih jelas disajikan table berikut Tabel 12 Persentase Kualitas Kecerdasan Spiritual Santri Api Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Tahun 2009 / 2010 NO

Tingkat

Interval

frekuensi

Frekuensi

Kecerdasan Spiritual 1

Tinggi

25-30

40

66,67%

2

Sedang

19-24

17

28,33%

3

Rendah

13-18

3

5%

4

Jumlah

60

100%

3. Analisis Berdasarkan Item-Item Angket Dengan analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh jawaban-jawaban santri kaitannya tentang Kecerdasan Spiritual, Jawaban

dari setiap pertanyaan tantang Kecerdasan Spiritual dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 13 Persentase Jawaban Angket tentang Kecerdasan Spiritual Santri No

Item

1 1

Jawaban

2

Ketika

disuatu

Persentase

a

b

c

a

b

c

3

4

5

6

7

8

saat

saudara dalam perjalanan pulang dengan uang Rp. 1.000,akan

uang

tersebut

digunakan

untuk

membayar angkot, tibatiba ada peminta yang menghampiri

saudara,

apa

saudara

yang

lakukan? a. Memberikan

uang

tersebut

36,67

dengan

keyakinan Allah pasti memberi ganti rizqi 22 yang lainuntuk ongkos pulang b. Memberikan sebagian kecil

dari

uang

tersebut, dan sisanya digunakan pulang

untuk walaupun

kurang c. Tidak

memberikan

18

30

uang

19

tersebut

dikarenakan

uang

tersebut

akan

digunakan

31,67

untuk

ongkos pulang 2

Bagaimanakah

sikap

saudara

dalam

bersosialisasi

dengan

masyarakat, keluarga dan teman pondok / sekolah? a. Bertegur

sapa

52

86,67

dan

berkomonikasi dengan baik kepada semua saja b. Bertegur

4

sapa

6,67

dan

berkomonikasi dengan baik ketika hati

sedang

tidak

4

6,67

gundah dan banyak tugas c. Bertegur

sapa

dan

berkomonikasi kepada orang yang cocok saja 3

Bagaimanakah

sikap

saudara, ketika apa yang saudara harapkan tidak 46

berhasil sesuai dengan harapan? a. Bersikap

76,67

tenang,

-

-

sabar dan menerima dengan lapang dada, serta

beranggapan

13

21,67

bahwa Allah punya rahasia

yang

lebih

baik di balih semua itu dengan usaha lagi b. Bersikap

sabar

dengan

anggapan

Allah kan memberi yang lebih baik c. Allah

telah

mentaqdirkan

hasil

yang demikian jelek sehingga

perlu

berusaha lagi 4

Apakah

yang

saudara

lakukan ketika saudara ditunjuk

sebagai

bendahara

kelas

oleh

teman-teman saudara? a. Mau

dan

akan 48

76,56

berusaha menjalankan amanah itu dengan bvaik

dan

penuh

tanggung jawab b. Mau

dan

akan

menjalankan amanah itu

dengan

tanggung

penuh jawab

ketika ada hal yang

9

15

tidak menghalanginya c. Tidak

mau

3

karena

5

tidak mau direpotkan dan takut tidak dapat menjalankan amanah

5

Ketika saudara sedang menjalankan tes, tiba-tiba ada kabar bahwa ada saudara yang meninggal, apakah

yang

saudara 40

lakukan?

66,67

a. Menyelesaikan tesnya dulu dengan tenang setelah itu izin pulang b. Menyelesaikan

tes

dengan terburu-buru

11

18,33

dan cepat-cepat atau bahkan

ngawur

kemudian izin pulang c. Langsung

7

mengumpulkan

soal

dan

izin

langsung

pulang

tanpa

mengerjakan

soal

terlebih dahulu 6

Sebagai seorang santri, bagaimanakah saudara peraturan

sikap terhadap

pondokyang

11,67

ada? a. Selalu melaksanakan 41 dan

64,10

mentaati

peraturan

pondok

dengan

penuh

keikhlasan b. Melaksanakan mentaati

dan 19

peraturan

29,69

pondok karena sudah menjadi kewajiban c. Melaksanakan mentaati

dan 2

peraturan

3,25

pondok ketika tidak ada pengurus / Pak uztadz / orang lain melihat kita 7

Sebagai seorang santri, bagaimanakah saudara peraturan

sikap terhadap

pondokyang

ada?

36

56,25

a. Selalu melaksanakan dan

mentaati

peraturan

pondok

dengan

penuh

keikhlasan b. Melaksanakan mentaati

dan

3

4,69

peraturan

pondok karena sudah menjadi kewajiban c. Melaksanakan

dan

25

39,1

mentaati

peraturan

pondok ketika tidak ada pengurus / Pak uztadz / orang lain melihat kita 8

Melaksanakan mentaati

dan peraturan

pondok ketika tidak ada pengurus / Pak uztadz / orang lain melihat kita. Apakah

yang

saudara

lakukan mewujudkan

dalam cita-cita

saudara yang mana posisi saudara sekarang berada di pondok? a. Berusah dengan

belajar

59

92,18

sungguh-

sungguh dan berdoa b. Berusaha, dengan

belajar

4

6,25

sungguh-

sungguh dan berdoa ketika ingat saja

-

c. Percaya bahaw semua sudah kehendak

menjadi Allah,

sehingga tidak perlu berusaha dan hanya berdoa saja 9

Apayang

saudara

-

lakukan,

ketika saudar

menerima raport Pondok? a. Menerima

dengan

56

87,50

syukur dan berusaha lebih baik b. Puas

1

dengan

1,56

hasil

yang ada dan tanpa usaha lagi

5

7,81

c. Bersikap biasa saja, karena

sudah

biasanya

mendapat

nilai seperti itu. 10

Apakah

yang

saudara

lakukan

ketika

dalam

suatu pertemuan /acara, tiba-tiba saudara ditunjuk sebagai pemnbawa acara / pembaca lantunan kitab Al-quran? a. Siap

dan

percaya

tampil

diri

29

45,31

akan

dirinya pasti bias b. Siap

dan

tampil sebenarnya

berani

33

51,.56

walaupun dirinya

minder dan gemetar c. Berani tampil, karena malu terhadap peserta yang lain.

-

-

4. Analisis Bobot Item Setelah diketahui pada jawaban tiap-tiap item dari variable tentang Qiyamul Lail, maka selanjutnya penelitian ini akan menganalisis berdasarkan jawaban tiap-tiap bobot pada itemnya, yaitu: 1. Nomor 1. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Memberikan uang tersebut dengan keyakinan Allah pasti memberi ganti rizqi yang lainuntuk ongkos pulang) ada 23 santri dengan persentase 36,67%. Yang memilih jawaban b (Memberikan sebagian kecil dari uang tersebut, dan sisanya digunakan untuk pulang walaupun kurang) ada 18 santri dengan prosentase 30%, dan yang memilih jawaban c (Tidak memberikan uang tersebut dikarenakan uang tersebut akan digunakan untuk ongkos pulang) ada 19 Santri dengan persentase 31,67%. 2. Nomor 2. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Bertegur sapa dan berkomonikasi dengan baik kepada semua saja) ada 52 santri dengan persentase 86,67%Yang memilih jawaban b (Bertegur sapa dan berkomonikasi dengan baik ketika hati sedang tidak gundah dan banyak tugas) ada 4 santri dengan prosentase 6,67%, dan yang memilih c (Bertegur sapa dan berkomonikasi kepada orang yang cocok saja) ada 4 santri dengan persentase 6,67 %. 3. Nomor 1. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Bersikap tenang, sabar dan menerima dengan lapang dada, serta beranggapan bahwa Allah punya rahasia yang lebih baik di balih

semua itu dengan usaha lagi) ada 46 santri dengan persentase 76,67%. Yang memilih jawaban b (Bersikap sabar dengan anggapan Allah kan memberi yang lebih baik) ada 13 santri dengan prosentase 21,67%, dan yang memilih c (Allah telah mentaqdirkan hasil yang demikian jelek sehingga perlu berusaha lagi) ada 0 santri dengan persentase 0% 4. Nomor 1. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (mau dan akan berusaha menjalankan amanah itu dengan bvaik dan penuh tanggung jawab) ada 48 santri dengan persentase 76,56 %. Yang memilih jawaban b (Mau dan akan menjalankan

amanah itu dengan penuh tanggung jawab ketika ada hal yang tidak menghalanginya) ada 9 santri dengan prosentase 15%, dan yang memilih c (Tidak mau karena tidak mau direpotkan dan takut tidak dapat menjalankan amanah) ada 3 santri dengan persentase 5%. 5. Nomor 5. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Menyelesaikan tesnya dulu dengan tenang setelah itu izin pulang) ada 40 santri dengan persentase 66,67%. Yang memilih jawaban b (Menyelesaikan tes dengan terburu-buru dan cepat-cepat atau bahkan ngawur kemudian izin pulang) ada 11 santri dengan prosentase 18,33%, dan yang memilih c (Langsung mengumpulkan soal dan langsung izin pulang tanpa mengerjakan soal terlebih dahulu) ada 7 santri dengan persentase 11,67% 6. Nomor 6. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Selalu melaksanakan dan mentaati peraturan pondok

dengan penuh keikhlasan) ada 38 santri dengan persentase 63,33%. Yang memilih jawaban b (Melaksanakan dan mentaati peraturan pondok karena sudah menjadi kewajiban) ada 18 santri dengan prosentase 30%, dan yang memilih c (Melaksanakan dan mentaati peraturan pondok ketika tidak ada pengurus / Pak uztadz / orang lain melihat kita) ada 2 santri dengan persentase 3% 7. Nomor 7. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Selalu melaksanakan dan mentaati peraturan pondok dengan penuh keikhlasan Melaksanakan dan mentaati) ada 35 santri dengan persentase 58,33%. Yang memilih jawaban b (Melaksanakan dan mentaati peraturan pondok karena sudah menjadi kewajiban) ada 3 santri dengan prosentase 5%, dan yang memilih c (Melaksanakan dan mentaati peraturan pondok ketika tidak ada pengurus / Pak uztadz / orang lain melihat kita) ada 22 santri dengan persentase 36,67%. 8. Nomor 8. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Berusah belajar dengan sungguh-sungguh dan berdoa) ada 55 santri dengan persentase 91,6%. Yang memilih jawaban b (Berusaha, belajar dengan sungguh-sungguh dan berdoa ketika ingat saja) ada 4 santri dengan prosentase 6,67%, dan yang memilih c (Percaya bahwa semua sudah menjadi kehendak Allah, sehingga tidak perlu berusaha dan hanya berdoa saja) ada 0 santri dengan persentase 0%.

9. Nomor 9. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Menerima dengan syukur dan berusaha lebih baik) ada 52 santri dengan persentase 86,67%. Yang memilih jawaban b (Puas dengan hasil yang ada dan tanpa usaha lagi) ada 1 santri dengan prosentase 1,6%, dan yang memilih c(Bersikap biasa saja, karena sudah biasanya mendapat nilai seperti itu) ada 5 santri dengan persentase 8,33%. 10. Nomor 10. dari 60 santri yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (Siap dan tampil percaya diri akan dirinya pasti bias) ada 26 santri dengan persentase 43,33%. Yang memilih jawaban b (Siap dan berani tampil walaupun sebenarnya dirinya minder dan gemetar) ada 32 santri dengan prosentase 53,33%, yang memilih c (Siap dan tampil percaya diri akan dirinya pasti bias )ada 0 santri dengan prosentase 0%.

C.

Analisis hipotesa Analisis Pengaruh Qiyamul lail terhadap kecerdasan spiritual Santri Asrama Perguruan Islam (API) pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Tahun 2009 / 2010. Dalam penyajian data dalam bab ini akan dikorelasikan dalam table koofisien korelasi dimana Qiyamul lail sebagai variabel X dan kecerdasan spiritual sebagai variabel Y. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam table berikut:

Tabel 15 Koofisiensi Korelasi Pengaruh Qiyamul Lail (VX) Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri (VY) Asrama Perguruaan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Tahun 2009 NO

X

Y

NO

X

Y

NO

X

Y

1

22

26

21

23

27

41

18

30

2

13

20

22

28

28

42

21

25

3

19

25

23

16

25

43

20

28

4

23

24

24

22

30

44

29

28

5

19

19

25

19

23

45

15

14

6

30

27

26

28

26

46

18

14

7

16

23

27

27

27

47

25

29

8

20

29

28

27

29

48

26

26

9

19

26

29

25

30

49

25

30

10

19

26

30

30

30

50

18

20

11

22

26

31

29

30

51

30

30

12

22

28

32

30

30

52

15

22

13

22

25

33

30

27

53

22

26

14

25

30

34

23

29

54

22

26

15

26

24

35

23

26

55

19

21

16

21

26

36

18

24

56

17

18

17

21

23

37

24

30

57

21

25

18

22

25

38

21

23

58

16

24

19

28

30

39

23

19

59

22

26

20

18

22

40

19

20

60

17

26

Untuk melakukan analisis tentang Pengaruh Qiyamul lail Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren salaf Tegalrejo Magelang tahun 2009 / 2010, maka penulis menggunalan teknik statistik. Alasan digunakan analisis statistik adalah: 1.

Karena data yang diperoleh adalah merupakan data kuantitatif yang berupa angka.

2.

Dengan menggunakan Analisis statistik akan diperoleh kesimpulan yang bersifat objektif dan tidak diragukan lagi. Sebagai penutup dalam rangka kerjanya, maka penulis menggunakan rumus produk moment, sebagai berikut:

rry 

 XY 

( X )( Y )

 ( X ) 2 (  X )  N 

N 2

 ( Y ) 2  2  (  Y )   N   

Keterangan: rxy

= Koofisien korelasi antara variabel x dan y

N

= jumlah responden

ΣX = Jumlah Nilai variabel Qiyamul lail ΣY = Jumlah Nilai Variabel Kecerdasan Spiritual

ΣXY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y Untuk mengerjakan rumus diatas, terlebih dahulu unsur-unsur yang dibutuhkan dalam rumus tersebut seperti X, Y, X², Y², Xy dan N melalui tabel berikut: Tabel 16 Tabel Kerja Produk Moment Koofisien Korelasi Pengaruh Qiyamul Lail (VX) Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri (VY)

NO

X

Y

X²

Y²

XY

1

22

26

484

676

572

2

13

20

169

400

260

3

19

25

361

625

475

4

23

24

529

576

552

5

19

19

361

361

361

6

30

27

900

729

810

7

16

23

256

529

368

8

20

29

400

841

580

9

19

26

361

676

494

10

19

26

361

676

494

11

22

26

484

676

572

12

22

28

484

784

616

13

22

25

484

625

550

14

25

30

625

900

750

15

26

24

676

576

624

16

21

26

441

676

546

17

21

23

441

529

483

18

22

25

484

625

550

19

28

30

784

900

840

20

18

22

324

484

396

21

23

27

529

729

621

22

28

28

784

784

784

23

16

25

256

625

400

24

22

30

484

900

660

25

19

23

361

529

437

26

28

26

784

676

728

27

27

27

729

729

729

28

27

29

729

841

783

29

25

30

625

900

750

30

30

30

900

900

900

31

29

30

841

900

870

32

30

30

900

900

900

33

30

27

900

729

810

34

23

29

529

841

667

35

23

26

529

676

598

36

18

24

324

576

432

37

24

30

576

900

720

38

21

23

441

529

483

39

23

19

529

361

437

40

19

20

361

400

380

41

18

30

324

900

540

42

21

25

441

625

525

43

20

28

400

784

560

44

29

28

841

784

812

45

15

14

225

196

210

46

18

14

324

196

252

47

25

29

625

841

725

48

26

26

676

676

676

49

25

30

625

900

750

50

18

20

324

400

360

51

30

30

900

900

900

52

15

22

225

484

330

53

22

26

484

676

572

54

22

26

484

676

572

55

19

21

361

441

399

56

17

18

289

324

306

57

21

25

441

625

525

58

16

24

256

576

384

59

22

26

484

676

572

60

17

26

289

676

442

1328

1525

30538

39645

34394

Total

Dari tabel diatas dapat diketahui: ΣX

: 1328

ΣY

: 1525

ΣX²

: 30538

ΣY²

: 39645

ΣXY : 34394 (ΣX) ² : 1763584

(ΣY) ² : 2325625

N

: 60

Kemudian dimasukkan dalam rumus produk moment sebagai berikut:

 XY 

N 2    ( X ) ( Y ) 2  2 2 (  X )   (  Y )   N N    

rry 

rry 

rry 

rry 

( X )( Y )

(1328  1525) 60 1763584  2325625  (39645  30358     60   60 34394 

640 ,6667 1144 ,933 884 ,5833 640 ,6667 1012789

rry 

410453,8

rry 

0,405271

1012789

= 0,636 D.

Interpretasi data Setelah data berhasi diuji, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel, dengan jumlah responden 60 santri dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,254. Sedangkan dengan taraf signifikansi 1% diperoleh nilai 0,330. Dengan ini penulis menggunakan taraf signifikansi yang 5% yang mana pada data 100 terdapat kebenaran 95 dan kemungkinan salah 5 dan menggunakan taraf signifikansi yang 1 % yang mana pada data 100 terdapat kebenaran 99 dan kemungkinan salah 1. Maka jika dibandingkan dengan rxy hitung (0,636) lebih besar dari nilai r

tabel dengan taraf signifikansi 5 %= (0,254) dan dengan taraf signifikansi 1% =(330), atau dapat dikatakan 0,330<0,636>0,254. Demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara variable X (Qiyamul lail) dan variable Y (Kecerdasan Spiritual) Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang Tahun 2009.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian

yang

penulis lakukan melalui tahapan

pengumpulan data pengolahan data serta analisis data maka, penulis selanjutnay dapat menarik kesimpulan dari penelitian berjudul “Pengaruh Qiyamul lail Terhadap kecerdasan Spiritual santriasrama Perguruan islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang.Tahun 2009 /2010, sebagai berikut: Dari uraian dan kesimpulan dari analisisdi atas, baik secara teoritik maupun empiric, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari aktifitas Qiyamul alail dapat disimpulkan: a. Tingkat qiyamul lail yang mendapat nilai kategori baik sebanyak 19 santri dengan persentase 31,67%. b. Tingkat qiyamul lail yang mendapat nilai kategori sedang sebanyak 35 santri dengan persentase 58,33%. c. Tingkat qiyamul lail yang mendapat nilai kategori rendah sebanyak 6 santri dengan persentase 10%. 2. Dari Kecerdasan Spiritual Santri dapat disimpulkan: a. Untuk santri yang tingkat kecerdasan spiritualnya dengan kategori tinggi sebanyak 40 santri dengan persentase 66,67 %.

b. Untuk santri yang tingkat kecerdasan spiritualnya dengan kategori sedang sebanyak 16 santri dengan persentase 26,67%. c. Untuk santri yang tingkat kecerdasan spiritualnya dengan kategori rendah sebanyak 3 santri dengan persentase 5 % 3. Kesimpulan dari analisis data diperoleh nilai rxy sebesar 0,636 dan selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan n = 60, pada taraf signifikansi pada taraf signifikansi 5% diperoleh 0,254, pada taraf signifikansi pada taraf signifikansi 1% diperoleh 0,330. Dan ternyata

nilai rxy lebih besar

dari pada

nilai r

tabel atau

(0,330<0,636>0,254). Jadi, ada pengaruh yang positif antara qiyamul lail dengan kecerdasan spiritual santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Magelang tahun 2009 / 2010. Dengan demikian hasilnya signifikan, maka kesimpulan akhirnya yaitu Qiyamul lail dalam hal shalat sunnah malam dengan berdzikrullah dan baca Al Quran berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual santri Asrama Perguruan Islam (API) pondok Pesantrn Tegalrejo Magelang tahun 2009 / 2010.

B. Saran Dalam rangka meningkatkan kecerdasan spiritual yang tinggi, melalui skripsi ini penulis mempunyai saran sebagai berikut: 1. Bagi lembaga Pondok Pesantren

a. Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Magelang, Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantrean Salaf Tegalrejo Magelang merupakan dambaan umat Islam dalam membentuk insan yang mempunyai kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi. Mengacu pada hal tersebut, penulis mengharap kepada lembaga untuk lebih memperhatikan masalah Qiyamul lail santri supaya kehidupan di pondok konduksif dan harmonis dilandasi kecerdasan spiritual (SQ) dan persaudaraan sesama muslim. b.

Sebagai lembaga pendidikan Islam eksistensi Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantrean Salaf Tegalrejo Magelang sebagai wahana untuk menjaga kemurnian ajaran Islam harus senantiasa diperhatikan yaitu khususnya berkaitan dengan sunah-sunah dalam qiyamul lail sesuai dengan teladan Rosulullah saw.

2. Bagi Asatid atau Qori‟. a. Dengan memperhatikan adanya korelasi yang positif antara Qiyamul lail dengan kecerdasan spiritual santri Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang tahun 2009 / 2010, maka penulis mengharapkan agar uztadz atau Qori‟ yang mana Qori‟ atau uztad lebih meningkatkan cakrawala pandangan terhadap ajaran agama Islam dan mengantisipasi terhadap dunia luar, selalu menekankan pentingnya qiyamul lail dalam keseharian santri.

b. Dalam rangka meningkatkan pendidikan santri, penulis mengharapkan agar Ustadz lebih meningkatkan tata tertib santri agar selalu melaksansakan qiyamul lail.

3. Bagi santri pondok a. Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap semua santri semakin meningkatkan ibadahnya pada khususnya qiyamul lailnya, serta mengistiqomahkan dalam menjalankan qiyamul lail karena telah terbukti bahwa qiyamul lail dapat meningkatkan kecerdasan spiritual. a. Sebagai seorang santri yang mempunyai beberapa kewajiban, maka taatilah peraturan pondok yang ada kerena untuk kebaikan bersama yaitu keberhasilah santri dan teraturnya tertibnya pondok.

C. Penutup Alhamdulillah robbil'alamin penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWt karena dengan ridho-Nya skripsi ini dapat terselesaikan, walaupun dengan lika-liku yang panjang, akan tetapi semua itu menjadikan tantangan, motivasi dan indahnya jalan keberhasilan. Dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis berharap kepada pembaca atas kritik dan sarannya guna kelengkapan tulisan ini.

Shalawat dan salam terucapkan kepada tauladan umat Islam yang selalu menjadi panutan lewat hadist-hadistnya dan dinantikan syafa‟atnya di yaumul qiyamah . Selanjutnya penulis juga menyadari bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi

ini tanpa

adanya

bimbingan

dan

pengarahan dari Bapak dan Ibu dosen serta berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

A. bowel, Richard 2004. The 7 Steps of spiritual Quotient. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer kelompok Gramedia. PT. Intermasa Al-Jumanatul „ali, Al Quran dan terjemahannya An nasa‟iy, Sunan. Tajamah Sunan An Nasa‟iy , Terj. Ustadz Bey arifin dan Yunus Ali Al-Muhdho. Semarang: CV. Asy Syifa Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. , Jakarta: Rineka cipta

Dhofier, Zamakhsari, 2007. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: Rina Aksara

Ditpekapontren ditjen kelembagaan agama Islam Departemen Agama. 2003. Pola Pembelajaran diPesantren. Jakarta: Direktoral Jendral agama Islam. Dokumentasi Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang tahun 2009 / 2010

DR.|alaludhttp://wennydesyanti.multiply.com/journal/item/156/Kecerdasan_Spirit ualdin Rakhmat. Ginanjar, Ari. 2007. Emotional, Spiritual Quotient. Jakarta: Arga Publising. Ginanjar, Ari. Presentasi ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman, 5 Rukun Islam dan Ihsan Hadi, Sutrisno, 1981. Methodology Reseach, Yogyakarta: bpf. Psilolog UGM. Haryati, Sri 2007: Universitas Tidar magelang Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Huda, Gus Nurul Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin, Ngandong grabag Magelang H. Sunaryo, A.Y . 2007. keutamaan salat tahajjud. Posted on Senin, 20 Agustus, filled under.kenapa bertahajjud, www.google.com Http// Nuryaqin.Multiply. com Imron, Maulana Mohammad, 2003. Mengapa Harus Bangun Terj.A.Wahid Hasan, Yogyakarta: Mitra Pustaka

Malam

Koencoroningrat, 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta:

PT.

Gramedia. Mahmudin, 2009. Mengapa Seharusnya Anda Harus Bangun Tengah Malam?. Yogyakarta: Diva Press Mohammad Abu Al kamal, 2007. Mu‟jizat salat malam. Bandung: Mizan pustaka. Mustofa, KH. Basyari. lima‟rifati tafsiri Quranul Aziz. Juz 15. Semarang: “AlIbriz”. Nawawi, Imam. 2006. Ringkasan Riydhush Sholihin, terj. Abu Khodijah Ibnu abdurrohim, Bandung: Irsad Baitus Salam. Observasi lapangan oleh penulis di Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang pada tanggal 15 Desember 2009.

Poerdaminta, W. J. S. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Rumidi, Prof. Ir. Sukandar, M. Sc, Ph. D, 2004. Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula.UGM. Press

Said bin Ali bin Wahf al-qothani, 2005. Tuntunan Shalat Sunnah, Bandung: Irsad Baitus Salam Sangkan, Abu 2008. Spiritual salah kaprah, Bekasi Utara : PT. Gibraltar wahyamaya, Duta Harapan Shaleh, Abdurrahman dan Muhib Abdul Wahab. 2005. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Peneda Media

Sholeh Moh. 2003. Tahajjud.manfaat praktis di tinjau dari ilmu kedokteran, Yogyakarta: Forum study Himalaya Sumarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz. SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Mizan, Bandung Surakhmad, Prof. Dr. Winarno, M. Sc. 2005. Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung. Suyadi, 2008. Quantum zikir, Yogyakarta: Difa Press Syato Addimyati, Mohammad Abu Bakar. Ianatuth Tholibin, Darul Kutub. W. J. S, Poerwadarminto.1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: P. T. Balai Pustaka www.gogle.yahoo.com jurnal Pendidikan BPK PENABUR 135.Resensi buku. Danah Zohar dan Ian Marshall.Terj. 2001. Rahmani Astuti, Ahmad Najib Burhani, Ahmad Baiquni .

Yunus, Prof.Dr.H.Mahfud, Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia, Jakarta : Hida karya Agung Zohar, Danah dan Ian Marshall. 2001. SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan