SKRIPSI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN, PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU’. (STUDI PADA SISWA SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (S. PdI)
SKRIPSI DISUSUN OLEH:
SONGEB 114 08 026
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706
DEKLARASI
بسم اهلل الرحمه الرحيم Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar refrensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis
SONGEB NIM. 114 08 026
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706
Dr. H. M. Zulfa, M. Ag Dosen STAIN Salatiga Jl. Tentara Pelajar 02 Salatiga Salatiga, 11 Agustus 2010 NOTA PEMBIMBING Lampiran : 3 ( tiga) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : NIM : Jurusan/Progdi : Judul :
SONGEB 114 08 026 Tarbiyah / PAI (Ekstensi) KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN, PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU’. (STUDI PADA SISWA SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2010/2011)
Bersama ini mohon agar naskah skripsi saudara tersebut di atas agar dapat segera di munaqosyahkan. Demikian harap menjadikan perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing
Dr. H. M. Zulfa, M. Ag NIP. 195204 30 197703 1 001
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706
PENGESAHAN Skripsi Saudara: SONGEB dengan Nomor Induk Mahasiswa 114 08 026 yang berjudul: “KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN, PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU’. (STUDI PADA SISWA SMP NEGERI 8 SALTIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010)” telah dimunaqasyahkan pada Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri pada hari: 28 Agustus 2010 M yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 28 Agustus 2010 M . Salatiga, 18 Ramadhan 1431 H. PANITIA UJIAN Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
H. Muh. Irfan Helmy, LC, MAM. Ag NIP. 19740104 200003 1 003 150 268 215 150 284 764
Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si NIP. 19660814 199103 2 003
Pembimbing
Dr. H. M. Zulfa, M. Ag NIP. 19520430 197703 1 001
iv
MOTTO . SERULAH (MANUSIA) KEPADA JALAN TUHAN-MU DENGAN HIKMAH DAN PELAJARAN YANG BAIK
HIKMAH: IALAH PERKATAAN YANG TEGAS DAN BENAR YANG DAPAT MEMBEDAKAN ANTARA YANG HAK DENGAN YANG BATHIL.
) عالم ومتعلم وال خير فيما سواهما (رواي الطبراوى: الىاس رجالن Manusia itu dua jenis; orang ‘alim dan orang yang belajar. Tidak ada kebaikan selain dari keduanya.
Untuk Itu Tuntutlah Ilmu, Karena Ilmu Merupakan Kehidupan Bagi Islam dan Tiang Agama (Abu Sysyech).
PERSEMBAHAN
v
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.
Keluarga saya; Istri, dan Anak-anak ku , Menantu, serta cucu-cucu tercinta.
2. Teman-teman seperjuangan di STAIN Salatiga. 3. Kepala Sekolah SD Negeri Ledok 5, dan teman-teman semua yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. 4. Kepala SMP Negeri 8 Salatiga beserta jajarannya yang berkenan memberikan bantuan dalam berbagai bentuk, serta diperbolehkannya penulis mengadakan penelitian di SMP Negeri 8 Salatiga. 5. Bp. Mahbub, S. Ag selaku guru PAI di SMP Negeri 8 Salatiga, yang dengan kerelaannya membantu kelancaran penulisan penelitian ini. 6. dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta do’a, sehingga penelitian ini dapat tersusun.
vi
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini. Sholawat
dan salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga, sahabat, yang telah memberi petunjuk serta bimbingan melalui ajaran-ajarannya. Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulisan skripsi dengan judul “KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN, PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU’. (STUDI PADA SISWA SMP NEGERI 8 SALTIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010)” telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini. Penulis yakin, skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ada pertolongan dari Allah Swt dan bantuan berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi. Maka, dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan terima kasih kepada: 1. Ketua STAIN Salatiga, Drs. Imam Sutomo, M.Ag. 2. Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Ketua Program Studi PAI STAIN Salatiga.
vii
4. Pembimbing Skripsi, Bp. Dr. H. Zulfa, M. Ag atas segala ilmu, waktu, tenaga dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. 5. Segenap Dosen dan karyawan
STAIN Salatiga yang telah
memberi motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai. Penulis yakin, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari siapa saja. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum. AMIN.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis
SONGEB NIM. 114 08 026
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, 1 sebab keberadaannya tidak muncul dengan sendirinya atau karena dirinya sendiri. Inilah salah satu hakikat wujud asal kejadian manusia. Secara umum manusia dapat dipahami atas dua unsur yaitu jasmani dan rohani, yang kotor dan yang suci, yang hina dan yang mulia, sehingga dua aspek ini harus dikembangkan secara seimbang dan berkelanjutan sampai manusia tersebut menutup mata (meninggal). Dimensi tersebut, mengantarkan manusia sebagai makhluk yang unik dibandingkan dengan ciptaan yang lain. Sebab, malaikat diciptakan hanya satu unsur yaitu dari cahaya, jin diciptakan dari api, sementara manusia diciptakan dari segumpal darah (Alaq)2, yang dilengkapai dengan akal pikiran, perasaan dan hawa nafsu. Hal ini berimplikasi pada perbuatan manusia yang berkecenderungan pada kebaikan dan keburukan. Perbuatan yang baik dalam perspektif Islam akan bernilai ibadah-pahala, sebaliknya perbuatan yang buruk bernilai kemurkaan-dosa. Manusia yang berbuat baik dalam kehidupan masyarakat akan dihormati, disegani, dan dijadikan panutan. Sebaliknya jika perbuatan seseorang tersebut identik pada kejelekan, maka posisinya akan dikucilkan dan dijauhi oleh anggota masyarakat. Artinya, semua perbuatan manusia baik
1
Sebagai contoh dapat dilihat dalam surat Al-`Alaq: 2, surat Al-Thariq: 5, Ar-Rum: 40, dan surat Al-Rahman: 3. Sebab masih banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal ini. 2 Al-„Alaq ayat 2
1
2
dan buruk akan bernilai vertikal dan horizontal, sekarang dan kemudian, baik di dunia maupun akhirat. Pertanggungjawaban manusia atas perbuatannya menjadi konsekuensi logis baik secara pribadi, sesama manusia, alam semesta, dan kepada Allah. Berdasarkan amanah yang diberikan Allah untuk mendiami dunia dengan totalitas diri yang sempurna lahir dan batin. Jika mengacu kepada ajaran Islam tidak hanya untuk diketahui atau dipahami (knowing), terampil melaksanakan (doing), namun yang ditekankan pada pengamalan (taat melaksanakan) isi ajaran (being) tersebut. Contohnya, “Kewajiban tentang shalat lima waktu” umat Islam (kaum terdidik) telah memahami shalat, terampil melaksanakannya, namun pada praktik dalam kehidupan sehari-hari sering disepelekan, bahkan tidak dilaksanakan. Padahal, dalam ajaran Islam shalat merupakan sarana untuk komunikasi langsung dengan Allah (Khalik) sebagai wujud penghambaan manusia untuk mengimplementasikan dan aktualisasi ketauhidan kepada Allah. Al-Qur‟an merupakan kalam Allah yang syarat dengan nilai-nilai dan hikmah untuk memberikan petunjuk kepada manusia dan sebagai rahmat-Nya terhadap alam semesta. Al-Qur‟an sendiri memperkenalkan dirinya dengan beragam nama, ciri, sifat, dan karakteristik yang khas. Salah satu keunikan alQur‟an adalah tersusun dalam bahasa yang indah, mempesona, tertata, unik, dan
menakjubkan.
Dengan
demikian
akan
menimbulkan
tingkatan
pemahaman yang beragam dalam menguak makna atau pesan yang terdapat dalam al-Qur‟an tersebut, begitu juga para pembacanya akan dihitung sebagai amal ibadah dan keshalehan serta mendapatkan pahala dari-Nya.
3
Al-Qur‟an pertama kali diturunkan Allah telah memberikan sinyal ilmu pengetahuan, sebab ayat pertama dari al-Qur‟an telah memerintahkan kepada nabi Muhammad SAW untuk membaca. 3 Nilai filosofis dari membaca adalah agar manusia mengetahui apa saja yang belum ia ketahui, selanjutnya setelah diketahui dituntut untuk diyakini, dan terakhir diaplikasikan dalam dunia praktis. Inilah puncak pesan al-Qur‟an supaya tata kehidupan manusia sejalan dengan maksud dari petunjuk al-Qur‟an. Hal ini tidak akan terwujud, tanpa mempunyai dasar ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan keniscayaan yang harus dimiliki manusia, sebab dengan ilmu manusia akan menjadi terarah dan teratur kehidupnya. Sebaliknya tanpa ilmu pengetahuan manusia menjadi gelap dan larut dalam kezhaliman. Hal ini telah terjadi di zaman jahiliyah, yaitu zaman krisisnya
nilai-nilai ilmu pengetahuan untuk mengantarkan manusia
keposisinya sebagai makhluk mulia. Dampak riil dari kekosongan ilmu pengetahuan dalam diri manusia adalah akan menimbulkan kerusakan dan kehancuran di alam semesta. Berangkat dari problem di atas menunjukkan bahwa pentingnya ilmu pengetahuan untuk dimiliki oleh setiap diri manusia. Meskipun demikian dengan ilmu pengetahuan manusia dituntut untuk mengamalkan apa saja yang ia miliki. Ini mengisyaratkan bahwa ilmu tidak akan lepas dari amaliah ibadah, sebab ilmu tanpa amal tidak akan ada artinya. Dalam hal ini Ali bin Abi Thalib berkata, “Ilmu diiringi perbuatan, barangsiapa berilmu maka dia harus
3
Al-Alaq: 1.
4
berbuat, jika dia menjawabnya maka ilmu tetap bersamanya, namun jika tidak maka ilmu akan pergi darinya.” 4 Sebab amal dalam perspektif Islam setiap amal shaleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridai Allah, dengan demikian amal dalam Islam tidak sebatas pada ibadah. 5 Namun di sisi lain Islam melarang beramal tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan tentang amaliyah ibadah agama. Di era globalisasi dewasa ini, basis keagamaan yang menyangga kultur masyarakat kini secara perlahan mulai pudar tergilas laju modernitas dan kompleksitas tantangan zaman. Khasanah budaya yang diwariskan generasi awal dalam mengenalkan al-Qur‟an kepada anak kurang bergema dalam struktur keluarga sekarang. Lembaga pendidikan umum menampung siswa dari berbagai latar belakang religi yang berbeda-beda/heterogen, sehingga penyajian pendidikan agama
harus
menyesuaikan
dengan
kemampuan
akademik
siswa.
Permasalahan pokok pendidikan agama di sekolah berporos pada peningkatan optimalisasi waktu belajar agama lebih efektif, efisien, dan fungsional bagi anak, bukan sekedar pencapaian target kurikulum. Disisi lain, untuk mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur‟an, dalam hal ini sikap Tawadhu‟ siswa. Ketidakseimbangan alokasi waktu dengan saratnya materi (panduan antara teoritik dan praktik ritual agama), menimbulkan tidak tersedianya waktu untuk berlatih
4
Khalil al-Musnawi, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, Lentera, Jakarta: 2002, hlm. 70. Dikutip dari buku Mizan al-Hikmah, Jilid VI, hlm. 504. 5 Khalil al-Musnawi, Ibid, hlm. 70.
5
mengaplikasikan nilai-nilai ajaran al-Qur‟an dalam kehidupan disekolah, baik secara individu maupun secara kelompok. Dari permasalahan diatas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan
judul
“KEMAMPUAN
MEMBACA
AL-QUR‟AN,
PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU‟. (STUDI PADA SISWA SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010)”. B. Penjelasan Istilah 1. Untuk mengindari pemahaman dan penafsiran yang berbeda-beda, atau interpretasi yang keliru, serta untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu penulis tegaskan kata kunci atau Key Word yang terkandung dalam judul penelitian / skripsi ini: a. Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Untuk memahami tentang pengertian kemampuan membaca alQur‟an, terlebih dahulu diartikan tentang pengertian “Kemampuan” dan pengertian “Membaca”. Dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan diartikan dengan “kesanggupan, kecakapan”. 6 Sedangkan membaca adalah “mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.”7 Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah suatu kemampuan dan kesanggupan melafalkan apa yang tertulis dengan benar. Dari pengertian kemampuan membaca tersebut diatas, maka kemampuan membaca al-Qur‟an dapat diartikan dengan kesanggupan 6 7
Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2001. hlm. 707. Ibid. hlm. 83.
6
dan kecakapan melafalkan bacaan ayat-ayat al-Qur‟an dengan baik dan benar, yaitu sesuai dengan tuntunan ilmu tajwid. Sedangkan ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan benar/betul, baik huruf yang berdiri sendiri maupun huruf dalam rangkaian. 8 Dengan kata lain ilmu yang mempelajari bagaimana membaca al-Qur‟an dengan bagus dan benar dalam mengeluarkan huruf-huruf (makrijul huruf) yang dibaca satu persatu sehingga menjadi bacaan yang benar. Al-Qur‟an merupakan kalam Allah SWT yang merupakan mu‟jizat
diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW
melalui perantara malaikat Jibril secara mutawatir, yang kemudian tertulis dalam bentuk mushaf, untuk disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup, dan yang membacanya adalah termasuk sebagai ibadah. 9 Definisi tersebut perlu dijabarkan secara operasional untuk mempermudah pengukuran variabel jika diterapkan dalam kontek penelitian, yaitu kemampuan membaca al-Qur‟an dikalangan siswa SMP. “Kemampuan membaca al-Qur‟an” merupakan istilah yang lazim digunakan dalam perbincangan umum, tetapi memiliki pengertian dan penafsiran yang beraneka ragam. Batasan operasional perlu penulis sampaikan untuk memperjelas cakupan keluasan makna 8
Abdullah Asy‟ari, Pejaran Tajwid, Apollo, Surabaya, 2008, hlm. 7 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama, Jakarta 1971, hlm. 16. 9
7
yang terkandung dalam penelitian ini, serta menetapkan secara rinci kegiatan yang harus dilakukan untuk mengukur variabel penelitian. Pengertian paling dasar haruslah dipahami bahwa kemampuan siswa setingkat SMP, dan lebih spesifik lagi pada jenjang pendidikan umum. Kemampuan membaca adalah kecakapan yang diperagakan oleh siswa dalam membaca al-Qur‟an dilihat dari tiga komponen utama, yaitu: makhraj, tajwid dan kelancaran bacaannya. Makhraj berkaitan dengan pengucapan huruf-huruf arab secara benar dan jelas. Tajwid berkaitan dengan cara memperbagus bacaan al-Qur‟an. Kelancaran bacaan diukur dari kecepatan, kecermatan, siswa membaca dan merangkai kata perkata secara benar. Ketiga komponen tersebut disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan dalam membaca al-Qur‟an. Dua komponen lain, yaitu lagu dan adab membaca al-Qur‟an tidak dijadikan evaluasi, karena tujuan penelitian ini hanya mengukur tingkat kemampuan siswa dalam membaca al-Qur‟an. Masing-masing komponen berisi indikator yang secara bertingkat menunjukkan cakupan penguasaan ketrampilan membaca al-Qur‟an. Adapun indikator dari kemampuan membaca al-Qur‟an siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
8
Tabel I. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an KRITERIA
TINGGI
SEDANG
MAKHRAJ 1. Anak dapat mengucapkan huruf al-Qur‟an dengan baik dan benar. 2. Anak dapat membedakan suara dengan jelas hurufhuruf hijaiyah yang hampir sama. 1. Anak tidak dapat mengucapkan seluruh sifatsifat huruf dengan tepat. 2. Anak kurang bisa membedakan suara huruf hijaiyah yang hampir sama dengan baik. 1. Anak tidak dapat mengucapakan huruf hijaiyah dengan benar.
RENDAH 2. Anak tidak dapat membedakan suara huruf hijaiyah yang hampir sama
KOMPONEN TAJWID KELANCARAN 1. Anak dapat 1. Anak dapat mengucapkan membaca dengan dengan benar baik, lancar dan hukum bacaan jelas. nun sukun dan mim sukun. 2. Anak dapat 2. Anak dapat mengucapakn merangkai kata bacaan mad perkata dalam dengan baik ayat al-Qur‟an. dan benar.
1. Anak tidak 1. Anak dapat mengenal membaca tetapi secara lengkap tidak lancar. bacaan hukum nun sukun dan mim sukun. 2. Anak tidak 2. Anak sedikit mengenal mengalami secara lengkap kesulitan dalam bacaan mad merangkai kataperkata dari ayat al-Qur‟an. 1. Anak tidak 1. Anak tidak dapat mengerti membaca albacaan nun Qur‟an dengan sukun dan mim benar dan tidak sukun bertemu lancar. dengan huruf hijaiyah. 2. Anak tidak 2. Anak tidak bisa tahu hukum merangkai kata bacaan mad perkata dari ayatayat al-Qur‟an
9
b. Sikap Tawadhu‟ Sikap adalah kesiapan mental untuk bereaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut.
10
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono Sikap adalah
“Kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan.”11 Pengertian tawadhu‟ secara bahasa (Etimologis) adalah ketundukan dan rendah hati. Asal katanya adalah Tawadha‟atil Ardhu (tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilingnya).12 Sedangkan pengertian tawadhu‟ secara Syar‟i (terminologis) adalah tunduk dan patuh kepada otoritas kebenaran, serta kesediaan menerima kebenaran itu dari siapa-pun yang mengatakannya, baik dalam keadaan ridha ataupun marah. Tawadhu‟ adalah merendahkan diri dan santun terhadap sesama. Tawadhu‟ adalah engkau tidak melihat dirimu memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Tawadhu‟ adalah engkau tidak melihat orang lain membutuhkanmu. 13 Sehubungan dengan penelitian ini, yang penulis maksud dengan sikap Tawadhu‟ adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak, bersikap mulia, seperti menghargai pihak lain, saling menjaga dan menghormati kepada siapapun, baik tua-muda, maupun 10
Mar‟at, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Ghalia Indonesia, Bandung, 1984, hlm. 12 11 Sarlito Wirawan Sarwono Sikap, Teori-teori Psikologi Sosial, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 17. 12 Syaikh Salim bin „Ied al-Hilali, Hakikat Tawadhu’ dan Sombong Menurut AlQur’an dan As-Sunnah, Pustaka Imam Asy-Syafi‟I, Jakarta, 2007, hlm. 5. 13 Syaikh Salim bin „Ied al-Hilali, Ibid, hlm. 7
10
anak-anak dibawahnya, penuh kasih sayang, terlebih kepada gurugurunya. Sehingga dengan bersikap tawadhu‟ inilah akan melahirkan hubungan yang harmonis didalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat maupun hubungan kepada individu yang lain. Untuk memudahkan dalam pengamatan sikap tawadhu‟, perlu penulis merumuskan indikator-indikator dari sikap tawadhu‟ yang penulis teliti. Adapun indikator dari sikap tawadhu‟ adalah sebagai berikut: 1) Menyapa dengan mengucapkan salam. 2) Hormat pada guru. 3) Menuruti perintah guru. 4) Tidak berbicara dengan suara keras kepada guru. 5) Rendah hati / tidak sombong. 6) Berpenampilan sederhana. 7) Santun dan lemah lembut. 8) Tidak meremehkan orang lain terutama kepada guru. Dari indikator tersebut diatas, penulis rangkai dalam bentuk rating skale guna memperoleh data yang lebih valid dalam penelitian yang akan penulis lakukan.
2. Variabel Penelitian Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu variabel kemampuan membaca al-Qur‟an siswa SMP Negeri 8 Salatiga sebagai variabel pertama, dan Sikap Tawadhu‟ kepada guru sebagai variabel kedua.
11
Dengan asumsi bahwa, kemampuan membaca al-Qur‟an siswa dengan sikap tawadhu‟ kepada guru bervariasi, dan variabel pertama diduga berpengaruh terhadap variabel kedua. C. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka sebagai basic question atau pokok permasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa SMP Negeri 8 Kelas VIII ? 2. Bagaimana sikap Tawadhu‟ siswa SMP Negeri 8 Kelas VIII Kepada Guru ? 3. Apakah ada pengaruh kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa SMP Negeri 8 Kelas VIII terhadap sikap Tawadhu‟ Kepada Guru ? D. Tujuan Penelitian Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok diatas, maka tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa SMP Negeri 8 Kelas VIII. 2. Untuk mengetahui sikap Tawadhu‟ siswa SMP Negeri 8 Kelas VIII Kepada Guru. 3. Untuk mengetahui, apakah ada pengaruh kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa SMP Negeri 8 kelas VIII terhadap sikap tawadhu‟ Kepada Guru.
12
E. Manfaat Hasil Penelitian Dari aspek signifikansi, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kemanfaatan baik dari segi praktis, maupun secara teoritik. 1. Secara praktis, apabila ternyata ada pengaruh kemampuan membaca alQur‟an dengan sikap tawadhu‟, maka hal ini berarti sekali bagi guru, khususnya guru agama Islam dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya membaca al-Qur‟an, selanjutnya guru agama dapat senantiasa memberikan bimbingan dan motifasi dalam membangkitkan semangat mempelajari dan membaca al-Qur‟an kepada anak didik dalam kehidupan sehari-hari. 2. Dari segi teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. F. Hipotesis Penelitian Suharsimi Arikunto berpendapat, Hipotesis berasal dari dua penggalan kata hypo, yang artinya dibawah, dan thesa yang artinya kebenaran. Dengan kata lain hipotesis adalah “suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”
14
Sedangkan
menurut Sutrisno Hadi, Hipotesis adalah “Dugaan sementara yang mungkin
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan Praktik, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 67.
13
benar, atau mungkin salah. Jawaban akan diterima jika fakta-fakta membenarkan, tetapi akan ditolak jika salah atau palsu.”15 Dari kedua pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan awal/sementara terhadap permasalahana dalam penelitian, yang kemungkinan benar atau mungkin salah. Hipotesis ini akan diterima jika data/fakta benar dan akan ditolak jika salah. Dalam penelitian ini penulis rumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa Kelas VIII terhadap sikap Tawadhu‟ Kepada Guru” atau “Semakin baik kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa Kelas VIII, maka akan semakin baik pula sikap Tawadhu‟nya Kepada Guru”. G. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel serta Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi Suharsimi
Arikunto
berpendapat
bahwa
“Populasi
adalah
Keseluruhan subyek penelitian.”16 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, Populasi adalah “semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan, atau disebut juga dengan universe.”17 Berdasarkan kedua pendapat tersebut, populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam suatu wilayah yang akan diteliti dalam
15
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, hlm. 63. 16 Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 115 17 Sutrisno Hadi, Op.cit., hlm. 70.
14
penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 8 Salatiga, yang nantinya dikenai hasil penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menjadikan populasi penelitian mencakup seluruh siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010 yang beragama Islam sejumlah 150 siswa. b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.” 18 Sementara Sutrisno Hadi berpendapat “sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.” 19 Penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili dari seluruh subyek penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulana yang akan diperoleh akan semakin baik. Sehubungan dengan itu, Suharsimi Arikunto mengatakan, untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100 (seratus), lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi,
sedangkan
jika
subyeknya lebih besar, maka dapat diambil antara 10 -15 % atau 2025 % atau lebih, disesuaikan dengan kemampuan. 20
18
Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 117 Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1978, hlm. 221. 20 Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 120. 19
15
Untuk menghemat waktu, tenaga dan dana, maka penulis menetapkan besarnya sampel kurang lebih 30 % dari besarnya populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Randam Sampling, karena sesuai dengan keadaan populasi, yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga, terdiri atas beberapa kelompok individu atau dengan kata lain disebut sub populasi, yakni Kelas VIII A, Kelas VIII B, Kelas VIII C dan Kelas VIII D. Dari
masing-masing
kelompok
diambil
sampel
dengan
perbandingan sesuai jumlah populasi. Pengambilan sampel dengan Random Sampling dimaksudkan agar setiap individu dalam kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Salah satu cara yang sangat terkenal dalam statistik untuk
memperoleh
sampel
yang
representative
adalah
cara
randomisasi. 21 Tabel II. Jumlah Subyek Populasi dan Sampel Penelitian di SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010. No Kelas / Kelompok Populasi Sampel 1
VIII A
36
11
2
VIII B
38
12
3
VIII C
38
11
4
VIII D
38
11
JUMLAH
150
45
21
Sutrisno Hadi, Op.cit., hlm. 222.
16
2. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Tes Metode utama dalam penelitian ini adalah berupa tes. Metode ini penulis gunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca al-Qur‟an. Metode ini juga digunakan untuk mengukur seberapa banyak jumlah hafalan surat al-Qur‟an yang dikuasai siswa sebagai data pelengkap dalam penelitian yang penulis lakukan. Tes Baca Al-Qur‟an (TBQ) materinya mencakup seluruh ayat alQur‟an dari juz 1 s.d juz 30 yang dipilih secara acak. Para siswa secara individual menerima tugas membaca al-Qur‟an dengan pengawasan langsung oleh peneliti. Waktu tes masing-masing kurang lebih 20-25 menit untuk menyelesaikan tugas membaca dan menghafal surat alQur‟an. Waktu tes yang agak longgar memungkinkan siswa diberi keleluasaan membaca ayat secara bebas dari yang termudah sampai bagian yang sulit karena jarang dibaca. Penilaian Tes Baca Al-Qur‟an (TBQ) mencakup 3 hal komponen, yaitu: makhraj, tajwid dan kelancaran bacaan. Rentang penilaian masing-masing komponen antar 1-3, sehingga nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 3 dan tertinggi adalah nilai 9.
17
b. Metode Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena yang diselidiki. 22 Metode observasi ini penulis gunakan untuk mengamati dan mengukur sikap tawadhu‟ siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga kepada guru disekolah. Dengan metode ini penulis harapkan, dapat melengkapi data yang telah penulis dapat melalui metode tes diatas. Pada metode ini penulis menggunakan metode observasi tidak langsung dengan instrument rating scale. Rating scale adalah pencatatan gejala menurut tingkat-tingkanya. Rating Skale Penulis gunakan untuk mengetahui variasi sikap Tawadhu‟ siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga. 3. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul selanjutnya adalah mengadakan analisa terhadap data tersebut untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan dalam analisa data ini adalah sebagai berikut : a) Untuk mengetahui variasi dari masing-masing variabel digunakan teknik analisa prosentase frekuensi dengan menggunakan rumus : P=
22
F N
X 100 %
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, hlm. 152.
18
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah Individu b) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca al-Qur‟an terhadap sikap Tawadhu‟ siswa kepada guru, maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisa Chi Kwadrad, dengan rumus sebagai berikut : X² =
( Fo-Fh )² Fh Keterangan: X²
: Lambang Chi Kwadrad
Fo
: Frekuensi Yang Diperoleh
Fh
: Frekuensi Yang Diharapkan. 23
H. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : Pendahuluan, Bab ini berisi tentang; Latar Belakang Masalah, Penjelasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Hipotesis Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisam Skripsi. BAB II : Landasan Teori, Bab ini berisi tentang; Pengertian AlQur‟an, yang meliputi pembahasan dari Pengertian Al-Qur‟an Secara Bahasa, dan Pengertian al-Qur‟an Secara Istilah. Dasar Belajar Membaca Al-Qur‟an, Keutamaannya; Dasar Belajar Membaca Al-Qur‟an, Keutamaan Membaca AlQur‟an, Adab Membaca Al-Qur‟an. Kemampuan Membaca Al-Qur‟an, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur‟an; Faktor
23
Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1997, hlm. 317
19
Siswa/Murid,
Faktor
Guru/Ustadz,
Faktor
Alat
dan
Sarana/Media
Pembelajaran, Faktor Lingkungan Keluarga, Masyarakat, dan Pergaulan. Serta penjelasan sikap Tawadhu‟. BAB III
: Lokasi Penelitian, Pada bab ini berisi tentang lokasi
penelitian dan data hasil penelitian; Gambaran Umum Lokasi Penelitian berisi; Sejarah Berdirinya SMP Negeri 8 Salatiga, Letak Geografis, Struktur Organisasi, Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 8 Salatiga, Data Guru dan Karyawan SMP Negeri 8 Salatiga, Data Siswa dan Fasilitas SMP Negeri 8 Salatiga. Laporan Data Penelitian berisi tentang; Data Responden, Hasil Data Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur‟an, Hasil Data Tentang Sikap Tawadhu‟ Siswa Kepada Guru. BAB IV
: Analisis Data, Bab ini berisi; Analisi Pertama, Analisis
Kedua, Analisis Ketiga, serta Pembahasan BAB V
: Penutup, Pada bab akhir
Kesimpulan, Saran, Penutup.
ini berisikan tentang;
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Al-Qur’an Dalam pembahasan tentang arti al-Qur‟an, penulis akan meninjau dari dua segi, yaitu arti al-Qur‟an secara bahasa (etimologi) dan arti al-Qur‟an menurut istilah (terminologi). M. Quraish Shihab dalam bukunya “Wawasan Al-Qur‟an” menulis tentang al-Qur‟an merupakan “bacaan sempurna” karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu dapat menandingi al-Qur‟an al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Tiada bacaan seperti al-Qur‟an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungan yang tersurat, tersirat bahkan sampai kesan yang ditimbulkannya. Tiada bacaan seperti al-Qur‟an yang diatur tatacara bacaannya, mana yang dipendekkan, mana yang dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, dimana tempat yang terlarang atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika membacanya. 1 Sebagaimana Allah SWT berfirman :
. Artinya:
Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa)
kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan), (Q.S Asy-Syuura : 17). 2
1
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat, Penerbit Mizan, Bandung 1999, hlm. 3 2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelengara Penterjemah Al-Qur‟an, Jakarta, hlm. 786
20
21
1. Pengertian al-Qur’an Secara Bahasa (Etimologi) Al-Qur‟an secara bahasa artinya “bacaan”, menurut pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Subhi Al Shalih “Qur‟an” berarti bacaan, berasal dari kata qara‟a. kata al-Qur‟an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf‟ul yaitu maqru‟ (dibaca)3. Di dalam al-Qur‟an sendiri ada pemakaian kata “Qur‟an” dalam arti yang sama dapat dijumpai pada surat al-Qiyamah ayat 17-18 :
Artinya:
Sesungguhnya
atas
mengumpulkannya (di dadamu)
tanggungan
kamilah
dan (membuatmu pandai)
membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. 4
2. Pengertian al-Qur’an Secara Istilah (Terminologi) Adapun definisi al-Qur‟an secara istilah adalah “kalam Allah SWT yang merupakan mu‟jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad SAW, dan yang ditulis dalam mushaf dan diturunkan secara mutawatir serta yang membacanya adalah ibadah”.5 Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam kurun waktu kurang lebih 22 tahun 2 bulan 2 hari, atau 13 tahun diturunkan di mekah (disebut surat makkiyah) dan 10 tahun diturunkan di madinah (surat madaniah). Kitab suci al-Qur‟an diawali surat al-fatihah
3
Ibd, hlm. 15 Ibid, hlm. 16 5 Ibid, hlm. 16 4
22
(ummul kitab) dan diakhiri dengan surat An-Nash. Al-Qur‟an tersusun dalam 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya, sebagai petunjuk hidup umatnya sampai sekarang, khususnya umat Islam. Untuk lebih memahami dalam pembahasan ini, penulis perlu mengkaji sedikit tentang ilmu yang berhubungan dengan tata-cara baca alQur‟an atau biasa kita kenal dengan Ilmu Tajwid. Ilmu tajwid secara bahasa berasal dari kata “Jawada-YujawwiduTajwiidan” ( تجُٔذ- )جُد – ٔجُدyang berarti “membaikkan atau membuat bagus”. Kata Tajwid dalam bahasa arab adalah bentuk masdar yang artinya benar-benar bagus/membuatnya menjadi bagus.6 Sedangkan secara istilah, ilmu tajwid adalah mengucapkan suatu bunyi huruf al-Qur‟an dengan benar dan bagus. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang memperlajari bagaimana cara membaca al-Qur‟an dengan bagus dan benar dalam mengeluarkan huruf-huruf yang dibaca satu persatu sehingga menjadi bacaan yang benar. Para ulama ahli al-Qur‟an mendefinisikan tajwid sebagai berikut :
ًا عطاء انحشَف حقُقٍا َتشتٕثٍا َسدكم حشَف انّ مخشجً َاصهً َتهطٕف انىطق ت 7.تكهف
عهّ كمال ٌثتً مه غٕش اسشاف َالتعسف َال افشاط َال
Mempelajari ilmu tajwid ialah untuk menjaga lisan dari kesalahan dan kekeliruan dari suara huruf aslinya dalam membaca al-Qur‟an. Sedangkan Hukum membaca ilmu tajwid ialah fardhu kifayah, akan tetapi 6 7
M. Humaidi, Pelajaran Tajwid, Wangsamerta, Jakarta, 2003, hlm. 6 Ibid, hlm. 7
23
dalam mempraktikkan ilmu tajwid dalam membaca al-Qur‟an adalah fardhu „ain. 8 Dengan kata lain, ilmu tajwid merupakan pengetahuan cara membaca al-Qur‟an dengan baik, benar, tepat, dan tertib menurut makhrajnya, panjang-pendeknya, tebal-tipisnya bacaan, berdengung tidaknya, irama dan nadanya, serta berhenti dan meneruskan bacaan seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, kepada para sahabat, yang kemudian sampai pada generasi umat Islam sekarang ini. B. Dasar Belajar Membaca Al-Qur’an dan Keutamaannya 1. Dasar Belajar Membaca Al-Qur’an Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW, sebagai rahmat yang tiada terkira bagi alam semesta. Didalamnya terkandung wahyu Illahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi manusia yang mempercayai dan mengamalkannya. Didalamnya, al-Qur‟an berisi tentang pembahasanpembahasan sebagi berikut: a. Hukum-hukum Aqa’id, yaitu hukum-hukum yang wajib kita imani sebagaimana yang terdapat dalam rukun iman. b. Anjuran-anjuran yang mengajak manusia untuk memperhatikan dan meyelidiki keadaan alam untuk membuktikan wujud Allah dan kekuasaan-Nya.
8
Ibid, hlm. 8
24
c. Wa‟du dan wa‟id, yaitu keterangan janji dan ancaman baik dan buruk berkenaan keadaan dan peristiwa di dunia dan nikmat maupun azab di akhirat kelak. d. Kisah-kisah / sejarah umat manusia terdahulu. e. Hukum-hukum akhlak seperti yang diperbincangkan dalam kajian sosiologi dan etika. f. Hukum-hukum amaliyah, yaitu hukum yang melengkapi segala persoalan yang dihadapi umat dan masyarakat dalam segala zaman dan tempat. 9 Sehingga dapat kita ketahui bahwa isi al-Qur‟an mencakup segala pokok-pokok syari‟at yang terdapat didalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 37:
Artinya: Tidaklah mungkin al-Qur‟an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (al-Qur‟an itu) membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya
dan
menjelaskan
hukum-hukum
yang
telah
ditetapkannya,10 tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. 11 9
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqie, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Bab Sifat-Sifat Al-Qur’an, PT. Pustaka Rezki Putra, semarang, 1999, hlm. 152 10 Maksudnya Al Quran itu menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al Quran itu. 11 YPPA, Op.cit, hlm. 312
25
Membaca al-Qur‟an termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala dari Allah yang berlipat ganda, karena kitab yang dibaca merupakan kitab suci Allah. Membacanya bukan hanya sebagai amal ibadah saja, tetapi juga sebagi obat dan penawar bagi orang yang sedang gelisah. Ayat al-Qur‟an yang menjadi dasar untuk membaca adalah yang terdapat pada surat Al-„Alaq ayat 1-5, yang merupakan ayat pertama kali turun, yaitu:
Artinya: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 12 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 13
2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an Mengenai
keutamaan
atau
kelebihan
membaca
al-Qur‟an,
Rasulullah Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim berbunyi: 12 13
Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca. YPPA, Op.cit, hlm. 1079
26
ِقال انمؤمه انز,عه اتّ مُسّ سضٓ اهلل عىً عه انىثٓ صهّ اهلل عهًٕ َسهم َانمؤمه انزِ ال ٔقشأانقشأن,ٔقشأانقشأن َٔعمم تً كا ال تشجً طعمٍا طٕة َسٔحٍا طٕة َمثم انمىافق انزِ ٔقشأ انقشأن كانشٔحاوح سٔحٍا,َٔعمم تً كانتمشج طعمٍا طٕة َال سٔح نٍا . َمثم انمىافق انزِ ال ٔقشأانقشأن كانحىطهح طعمٍا مش َخثج َسٔحٍا مش,طٕة َطعمٍا مش 14
)(سَاي انثخاسِ َ انمسهٕم
3. Adab Membaca Al-Qur’an Dalam membaca al-Qur‟an sudah tentu harus memperhatikan masalah adab/etika, karena yang dibaca merupakan kalamullah yang harus dijunjung tinggi dan dimuliakan. Oleh karena itu, perlu penulis sampaikan bahwa, para ulama‟ ahli qira‟at telah membagi ketentuan-ketentuan dalam membaca sebuah al-Qur‟an sebagai berikut: 1) Pembaca al-Qur‟an hendaklah sungguh-sungguh dalam mengagungkan al-Qur‟an. 2) Sebelum memegang dan membaca diharuskan dalam keadaan suci / memiliki wudlu. 3) Membaca do‟a sebelum membaca al-Qur‟an dengan menghadap kiblat. 4) Disunnahkan membaca ta‟awud dan basmalah sebelum membaca alQur‟an. 5) Disunnahkan memilih tempat yang suci dalam membacanya. 6) Dianjurkan memperindah dan memperbagus bacaannya karena dapat menambah keindahan uslubnya al-Qur‟an. 7) Diwajibkan niat dengan ikhlas mengharapkan ridha dari Allah SWT. 8) Pembaca al-Qur‟an wajib tawadhu‟ (merendahkan diri dari sifat-sifat yang tercela).
14
Zaenuddin Ahmad Azzubaidi, Hadits Shahih Bukhari, Terjemah: Muhammad Zuhri, CV. Toha Putera, Semarang, 1986, hlm. 555.
27
9) Disunnahkan dengan membaca secara tartil.* 10) Pembaca disunnahkan memahami dan memperhatikan kandungan yang terdapat dalam al-Qur‟an. 15 C. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Untuk memahami tentang pengertian kemampuan membaca al-Qur‟an, terlebih dahulu diartikan tentang pengertian “kemampuan” dan pengertian “membaca”. Dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan diartikan dengan “kesanggupan, kecakapan”. 16 Sedangkan membaca adalah “mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.”17 Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah suatu kemampuan dan kesanggupan melafalkan apa yang tertulis dengan benar. Dari pengertian kemampuan membaca tersebut
diatas,
maka
kemampuan membaca al-Qur‟an dapat diartikan dengan kesanggupan dan kecakapan melafalkan bacaan ayat-ayat al-Qur‟an dengan baik dan benar, yaitu sesuai dengan tuntunan ilmu tajwid. Sedangkan ilmu tajwid, seperti yang telah dijelaskan, adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana membaca alQur‟an dengan bagus dan benar dalam mengeluarkan huruf-huruf yang dibaca satu persatu sehingga menjadi bacaan yang benar. Kemampuan membaca alQur‟an tersebut dapat dilihat dari cara pengajaran al-Qur‟an yang meliputi: 1. Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai dengan ya (ْ ... )اب خ ث.
* Surat al- Muzammil: 4 15 16
(dan bacalah Al-Qur‟an itu dengan tartil)
M. Humaidi, op.cit. hlm 75-80. Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2001). Hlm.
707. 17
Ibid. hlm. 83.
28
2. Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat huruf itu; hal ini dipelajari dalam ilmu makhraj. 3. Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang (mad), tanwin dan sebagainya. 4. Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlak, waqaf jawas, dan sebaginya. 5. Cara membaca dan melagukan dengan bermacam-macam irama dan bermacam-macam qiraat yang dimuat dalam ilmu qira‟at dan ilmu nagham. 18
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran pendidikan agama Islam khususnya materi tentang al-Qur‟an dan hadits, haruslah memperhatikan beberapa faktor. Diharapkan keberadaan faktor-faktor ini akan sangat menentukan dan memberi pengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca al-Qur‟an adalah sebagai berikut: 1. Faktor siswa/murid. 2. Faktor guru/ustadz. 3. Faktor alat dan sarana/media pemebelajaran. 4. Faktor lingkungan keluarga, masyarakat, dan pergaulan. Dalam penulisan ini, penulis berusaha menjelaskan satu persatu faktorfaktor tersebut diatas. a. Faktor siswa / murid / peserta didik
18
Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1981, hlm. 91
29
Ada beberapa prinsip mendasar yang perlu diperhatikan saat
proses kegiatan belajar
mengajar
berlangsung,
yang
berhubungan dengan peserta didik sebagai berikut: 1) Adanya persiapan untuk belajar. Kesiapan anak merupakan modal dasar bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Namun perlu disadari banyak hal yang menjadikan anak didik tidak secepatnya menyiapkan segala sesuatu baik fisik maupun mental untuk belajar, sehingga proses belajar mengajar tidak berlangsung dengan sempurna. Kesiapan fisik yang dimaksud adalah sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar. Sedangkan kesiapan mental dalam bentuk pengarahan segenap perhatian untuk menerima pelajaran al-Qur‟an. Karena keteraturan adalah pangkal keberhasilan. 2) Adanya minat yang besar untuk belajar Kesiapan peserta didik terhadap pelajaran ditunjang oleh adanya minat anak terhadap suatu pelajaran. Minat belajar membaca al-Qur‟an dapat timbul dari berbagai sumber antara lain dari perkembangan insting, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan sebagainya. 19
19
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Konseling, Bina Aksara, Bandung, 1988, hlm. 61.
30
Minat merupakan salah satu penentu lancar tidaknya proses kegiatan belajar mengajar (KBM) khususnya pelajaran agama Islam materi al-Qur‟an dan hadits. Karena minat merupakan suatu yang mampu membangkitkan semangat dan motivasi untuk belajar. 3) Adanya keaktifan dalam belajar Untuk melibatkan anak dalam KBM, juga perlu dipupuk sikap anak dalam bentuk belajar yang menimbulkan semangat yang disertai perasaan senang. Pada sisi lain dapat dikatakan bahwa belajar hanya dapat berhasil apabila melalui berbagai macam kegiatan. Kegiatan tersebut dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan rohani. Jadi, masalah keaktifan dan keterlibatan siswa dalam KBM sangat besar peranannya. Karena itu guru harus memberi kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Rendahnya kadar perhatian anak terhadap materi yang diberikan banyak ditentukan oleh penilaian anak terhadap materi pelajaran berdasarkan kepentingan mereka. Sering terjadi seorang anak kurang menaruh perhatian pada pelajaran tertentu, karena mereka tidak mendapatkan sesuatu kepentingan buat mereka.
31
Materi pelajaran yang diterima sering hanya berupa informasi yang tidak mampu menyentuh perhatian dan kecenderungan anak didik, terkadang ditemui anak yang dengan tenang duduk di dalam kelas, namun perhatian dan pemikiran mereka jauh menerawang keluar ketika pelajaran berlangsung atau biasa disebut dengan drof out relatif. 4) Adanya kepentingan diri anak sendiri tentang bahan yang dipelajari Salah satu jalan yang dapat dilakukan untuk menolong peserta didik agar merasa berkepentingan dalam proses KBM adalah memperkenalkan tujuan yang akan mereka terima. Kemampuan guru untuk menghubungkan tujuan pelajaran dimaksud dengan pemenuhan kebutuhan anak itu sendiri. Disamping itu juga guru dituntut dapat menghubungkan pelajaran yang sedang berlangsung dengan realitas sehari-hari dilingkungan tempat tinggal anak didik. 5) Adanya kemampuan dan kemauan untuk membaca Tingkat
kemampuan
seseorang
dalam
membaca
juga
merupakan faktor penentu sukses tidaknya ia dalam belajar. Anak didik yang lancar membaca berarti ia tidak banyak mengalami kesulitan dalam pekerjaan sekolah. Oleh karena itu keberhasilan seorang anak dalam studi tidak akan tercapai dengan baik, apabila ia tidak mampu membaca dengan baik.
32
Jadi pada prinsipnya, kemampuan dan kemauan membaca merupakan modal dasar yang harus dimiliki setiap murid yang sedang belajar, terutama yang dikehendaki disini adalah belajar membaca al-Qur‟an. b. Faktor Guru / Ustadz Guru adalah salah satu fator penting dalam suatu proses belajar mengajar. Karena tidak akan terjadi suatu kegiatan pendidikan tanpa adanya guru. Menurut Hamzah B. Uno, “Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggungjawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengolah kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnyaa dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. 20 Adapun untuk menjadi seorang guru, beberapa pemikir pendidikan berpendapat diperlukan beberapa persyaratan, adapun dalam pemikiran Burhan untuk menjadi seorang guru diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
1) Syarat yang bersifat professional -
Memiliki
pengetahuan
di
bidang
keguruan
(ilmu
pendidikan, didaktik, metodik, ilmu jiwa dan lain-lain). 20
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 15
33
-
Adanya ketrampilan (skill) dalam mengajar (penguasaan metodologi mengajar).
2) Syarat yang bersifat personal -
Sehat jasmani dan rohani sebagai satu kesatuan yang stabil.
-
Memiliki kepribadian dewasa dan bertanggung jawab.
3) Syarat yang bersifat morality Seorang guru dituntut sanggup berbuat dan bertindak dan bertingkah laku di atas etika normal. 4) Syarat yang bersifat religiosity Yaitu sanggup berbuat dan bertingkah laku tidak bertentangan dengan ajaran agama dan selalu taat dan patuh dalam melaksanakan ajarannya. 5) Syarat formal Seorang guru dituntut memiliki surat keputusan (SK) dari suatu instansi yang berwenang untuk mengangkat sebagai seorang guru.21 c. Faktor Sarana / Media Dewasa
ini
pengertian
alat-alat
pendidikan
sudah
berkembang sesuai dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dahulu hanya mengenal sebatas apa yang dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar saja. Tetapi sekarang orang mengenalnya dengan istilah media pendidikan dan alat peraga, misalnya papan tulis, radio, film atau gambar hidup, televisi pendidikan dan sebagainya. Hal yang demikian sering disebut Audio Visual, yaitu mencakup segala alat yang dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.
21
Ibid, hlm. 29
34
“Guru yang menguasai metode mengajar dan mempunyai dedikasi yang tinggi (terpanggil untuk mengajar) akan lebih lancar dalam pengajaran apabila dilengkapi dengan alat atau sarana pengajaran yang cukup memadai”.22 Alat
yang dimaksud
diantaranya adalah: 1) Alat-alat lama yang masih dapat digunakan, papan tulis, kapur, buku tulis, bangku belajar, buku pelajaran al-Qur‟an dan hadits. 2) Alat-alat baru yang diusahakan: seperti kaset, alat peraga huruf hijaiyah, OHP (Over Head Proyektor). 3) Alat-alat administrasi; seperti buku absent, buku hasil evaluasi dan lain-lain. Demikian juga sarana penunjang dalam mempermudah pencapaian tujuan pendidikan atau belajar al-Qur‟an seperti kitab suci al-Qur‟an, ruang belajar yang lengkap dengan meja kursi serta lampu penerang perpustakaan dan sebagainya. d. Faktor Lingkungan Pada faktor lingkungan masyarakat inipun juga ikut mempengaruhi dan perlu mendapat perhatian karena kondisi obyektif
masyarakat
sangat
menentukan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Anak didik adalah bagian dari masyarakat tersebut kebiasaan itu yang bersifat positif atau sesuai ajaran al-Qur‟an dan
22
Ibid, hlm. 28
35
ada juga yang negative atau bertentangan dengan ajaran al-Qur‟an. Oleh karena itu, perlu diciptakan suasana masyarakat yang membantu kelancaran pencapaian tujuan pendidikan. Pengenalan anak terhadap alam lingkungan sekitarnya dimulai setelah ia pandai berjalan dan telah menguasai bahasa. Alam sekitar bagi diri anak seolah-olah merupakan tantangan untuk melakukan eksplorasi atau penjelajahan. Dengan akan menambah kekayaan pengetahuan mengenai berbagai benda yang berlainan jenis, warna, bentuk dan sifatnya. Lingkungan
masyarakat
yang
religius
dan
patuh
menjalankan sunah-sunah Rasullah saw. akan sangat mendukung bagi perkembangan pengetahuan dan kepribadian anak. “Oleh karena itu, masyarakat di mana diselenggarakan pengajian alQur‟an perlu dibuat demam al-Qur‟an”. Sehubungan dengan uraian di atas John Locke berpendapat bahwa “Setiap anak yang baru lahir tak ubahnya sebagai kertas putih yang bersih dimana proses aktivitas pendidikanlah yang menulisnya.”23 Ajaran ini berpendapat bahwa perkembangan setiap kepribadian anak ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama pengaruh pendidik. E. Sikap Tawadhu’
23
Burhan, Ocpit, hlm.50.
36
Allah Maha Mulia dan menghendaki agar hamba-hamba-Nya menjadi orang-orang yang mulia, bahwa luasnya kemuliaan mereka tidak merasa lebih tinggi di atas saudara-saudara mereka. Maka saat itu ia merasa bangga terhadap diri sendiri, merasa di atas yang lain, dan merendahkan kedudukan mereka. Allah memberi karunia kepada hamba-hamba-Nya dengan memberi petunjuk untuk beriman. Maka jika mereka enggan dan memilih kesesatan, maka Maha Kuasa mengganti mereka dengan satu kaum yang mulia dengan iman mereka dan merendahkan diri terhadap saudara-saudara mereka, sebagaimana firman Allah :
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui. 24
Maka inilah sifat lemah-lembut terhadap orang-orang beriman yang merupakan sifat orang-orang terpilih untuk membawa agama ini saat murtadnya orang-orang yang murtad darinya. Dalam tafsir ayat :
24
Q.S Al-Ma‟idah ayat 54
ّارنح عه
37
انمؤمىٕهmaksudnya santun kepada orang-orang beriman, kasih sayang dan lemah lembut terhadap mereka… dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir dan memusuhi mereka. Ibnu Abbas berkata: Sikap mereka terhadap orang-orang beriman seperti seorang ayah terhadap anak dan majikan terhadap budak, dan sikap mereka terhadap orang-orang kafir seperti binatang buas terhadap mangsanya. Firman Allah : ….. …. Artinya: … Keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…25 Dengan kemuliaan akhlak dan tidak merasa dirinya lebih dari yang lain, inilah yang disebut dengan sikap tawadhu‟. Manusia sama seperti makhluk lainnya, mempunyai dua sisi dan pertengahan: maka sisinya yang cenderung berlebihan dinamakan sombong, dan sisi lainnya yang cenderung kepada kekurangan dan kerendahan disebut kehinaan, dan pertengahan dinamakan tawadhu' dan itulah yang salah satu sikap terpuji yaitu merendahkan diri tanpa menghinakan diri. Sesungguhnya diantara pendidikan adab yang diajarkan Rasulullah SAW kepada orang-orang beriman terhadap makhluk adalah bersikap tawadhu‟.
Manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupannya tidak terlepas dari interaksi dengan sesama makhluk, khususnya manusia, sebagai sesama makhluk sosial. Hubungan antara sesama manusia (hablu minna nash) sebagai bentuk hubungan hak adami, dan hak adami mempengaruhi hubungan dengan 25
Q.S Al-Fath ayat 29
38
Allah SWT. Keharmonisan hubungan sesama manusia menentukan kadar keharmonisan hubungan manusia dengan Allah SWT.
Alam diciptakan oleh Allah SWT. untuk keperluan makhluknya. Segala kebutuhan yang diperlukan oleh makhluk-Nya tersedia di alam dan makhluk itulah yang wajib mengolah sekaligus memeliharanya. Bentuk hubungan yang harmonis antara makhluk dengan alam (hablu minal alam), khususnya manusia adalah pemanfaatan alam dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, atau alam yang diciptakan-Nya adalah sebagai sarana dan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Selanjutnya salah satu bentuk kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri (hablu bi nafsi). Sebab salah satu tujuan dturunkan syariat Islam kepada manusia adalah untuk memelihara jiwa ( )انىفس حفظdan raga manusia () انىسم حفط. Jiwa dan raga harus dalam keadaan suci dan bersih, terhindar dari berbagai macam penyakit, baik penyakit bathiniyah mapun lahiriyah. Jadi, keharmonisan hubungan-hubungan di atas adalah dalam rangka mempersiapkan diri untuk kembali kepada Allah SWT. agar senantiasa terjaga kesucian jiwa dan raganya, sebab asal mula manusia diciptakan dalam keadaan suci bersih dan harus kembali dalam keadaan suci bersih pula.
Pendidikan spiritual (tarbiyat al-ruhāniyah) dilaksanakan umat manusia sebagai salah satu cara untuk menjaga keharmonisan tersebut. Dengan kata lain tujuan pendidikan spiritual (tarbiyat al-ruhāniyah) adalah
39
untuk menjaga keharmonisan manusia terhadap dirinya sendiri, agar senantiasa dalam keadaan suci bersih. Adapun bentuk aktifitas pendidikan spiritual (tarbiyat al-ruhāniyah) berupa berbagai aktifitas atau amaliah yang berlandaskan kepada syariat Islam, seperti shalat, zikir, membaca al-Quran, puasa, zakat, dan banyak lagi aktifitas keagamaan (religius actifities) yang dapat dilaksanakan.
Jiwa adalah essensi manusia, ia adalah raja bagi eksistensi kemanusiaannya, sehingga keadaannya sangat menentukan dan berpengaruh bagi dirinya. Pola pikir, sikap dan tingkah laku seorang akan ditentukan oleh keadaan jasmani seseorang (soma). Sehingga dalam isitilah psikologi modern dikenal adanya penyakit-penyakit psikosomatif. Keyakinan ini didasarkan pada sabda Nabi yang artinya adalah : “Sesungguhnya pada setiap badan anak Adam (manusia) ada suatu gumpalan, apabila gumpalan itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila gumpalan itu rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa gumpalan itu adalah qalb.”26 Dengan demikian, maka kedewasaan kejiwaan seseorang akan sangat menentukan tingkat keharmonisan dalam hidupnya. Dan tujuh tingkatan jiwa tersebut, adalah tingkatan kedewasaan dan umur rohani seseorang, kita dapat mengenali ilmu rohaniah dan tingkatan kedewasaan psikologisnya. Maka bila engkau ingin mencari para pendukung terhadap dakwahmu, engkau harus rendah diri. Jauhilah sikap ujub dan sombong, dan yang paling 26
http://hamzahnur.wordpress.com/2009/02/02/
40
berbahaya adalah perasaan ujub dalam ibadah yang membuat engkau menganggap remeh orang lain karena ibadahmu. Karena itulah diriwayatkan dari al-Mutharrif rahimahullah, ia berkata: Sungguh aku tidur di malam hari dan menyesal di pagi hari, lebih kusukai dari pada shalat di malam hari dan di pagi hari merasa bangga (ujub). 27 Fudhail bin „Iyadh rahimahullah mendefinisikan tawadhu‟ dengan katanya: yaitu merendahkan diri terhadap kebenaran, tunduk kepadanya, dan menerimanya dari orang yang mengatakannya. Tunduk terhadap kebenaran adalah kemuliaan yang sebenarnya, karena ia adalah taat kepada Allah, kembali kepada kebenaran, dan membiasakan diri agar tidak terus menerus di atas kebatilan. Karena itulah Nabi bersabda yang artinya: “Tidak ada seseorang yang merendahkan diri karena Allah, kecuali Allah meninggikan derajatnya”.28 Tidak tunduk terhadap kebenaran adalah kesombongan yang sebenarnya dan kezaliman, karena itulah Rasulullah mendefinikan takabur dengan sabdanya: “Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.”29 Dengan ini kita melihat bahwa tawadhu, disamping sebagai akhlak yang terpuji, ia merupakan penjaga agar tidak terjerumus dalam perbuatan zalim, dan memelihara dari sifat sombong dan berbangga diri terhadap saudara-saudara seagama. Disebutkan dalam sebuah hadits:
27
Minhajul Qashidin hlm. 254. HR. Muslim dan at-Turmidzi (Jami al-Ushul 6/455, No. 4660). 29 Shahih Muslim, Kitab Iman, bab ke-39, No. 147 28
41
“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku: bersifat tawadhu’lah, sehingga seseorang tidak merasa bangga terhadap orang lain dan seseorang tidak berbuat aniaya terhadap orang lain.”30 Mengakui kesalahan membutuhkan keberanian tinggi dan jiwa besar serta sifat tawadhu‟ yang mantap. Sekalipun nafsu membisiki bahwa pengakuan engkau bisa menjatuhkan martabat engkau. Maka bersungguhsungguhlah untuk berada di atas kebenaran, sebagaimana menerima permohonan maaf juga merupakan sifat tawadhu‟ dan kemuliaan yang tinggi. Maka jiwa yang kotor mengharapkan kesalahan orang lain, agar merasa puas dengan
memberi kritik,
intropeksi dan ketenaran.
Ibnu
al-Qayyim
rahimahullah mengungkapkan hal ini dengan katanya: „Barangsiapa yang berbuat jahat kepadamu, kemudian ia datang meminta maaf terhadap kesalahannya. 31 Maka sesungguhnya sifat rendah diri mengharuskan engkau menerima permohonan maafnya apakah permohonan maafnya itu benar atau hanya berpura-pura- dan menyerahkan kebenarannya kepada Allah. Tanda-tanda
seorang
yang
pemurah
dan
tawadhu‟
adalah
sesungguhnya apabila engkau melihat kekurangan dalam permintaan maafnya, janganlah engkau menghentikannya dan memperdebatkannya. 32 Maka menjauhlah dari perasaan berat, baliklah lembaran hidup, dan mulailah dari yang baru, temanmu akan merasa segan terhadapmu karena engkau menerima permohonan maafnya dan tidak terlalu mempersoalkan permohonan maafnya. 30
31 32
Shahih Muslim, Kitab al-Jannah, bab ke-16, No. 64. Tahdzib Madarijus Salikin, hal. 433. Tahdzib Madarijus Salikin, hal. 433.
42
Dan apabila engkau bersikeras meletakkan temanmu pada posisi merendahkannya dan menghitungnya dalam perhitungan ragu-ragu, berarti engkau telah berani memerangi Allah, dan engkau tidak pernah mampu untuk melakukannya. Sesunguhnya orang yang maju ke depan untuk memimpin manusia, mengarahkan mereka, menarik hati mereka maka ia harus memiliki rasa rendah diri yang tinggi. Karena itulah Allah berfirman:
Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman. 33
Maka bagaimana keadaan umat sesudah beliau r–sedang mereka lebih rendah kedudukan dan akhlak- tidak merendahkan diri mereka? Dan disebutkan dalam hikmah: Barangsiapa yang selalu rendah diri niscaya banyak temannya. Maka bila engkau ingin mencari para pendukung terhadap dakwahmu, engkau harus rendah diri. Jauhilah sikap ujub dan sombong, dan yang paling berbahaya adalah perasaan ujub dalam ibadah yang membuat engkau menganggap remeh orang lain karena ibadahmu. Karena itulah diriwayatkan dari al-Mutharrif rahimahullah, ia berkata: “Sungguh aku tidur di malam hari dan menyesal di pagi hari, lebih kusukai dari pada shalat di malam hari dan di pagi hari merasa bangga (ujub)”.34
33 34
YPPA, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, 1993, Jakarta, Hlm. 589 Minhajul Qashidin hal. 254.
43
Tunduk terhadap kebenaran adalah kemuliaan yang sebenarnya, karena ia adalah taat kepada Allah, kembali kepada kebenaran, dan membiasakan diri agar tidak terus menerus di atas kebatilan.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Situasi Umum SMP Negeri 8 Salatiga 1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 8 Salatiga Sekolah ini awal berdirinya pada tahun 1956, dulu masih bernama STP kepanjangan dari Sekolah Teknik Pertama. Dari STP ini yang nantinya menjadi embrio berdirinya Sekolah Tekik (ST) dan akhirnya sekarang menjadi SMP Negeri 8 Salatiga. Pada dekade 1959 s/d 1986 berubah menjadi STN I kependekan dari Sekolah Teknik Negeri, dengan kepala sekolah Bp. Suroto, BE, perkembangannya semakin meningkat, terutama pada sisi kualitas jurusan BG (Bagian Gedung) dan kelas BA (Bagian Air). Sekolah dengan alamat di Jln. Diponegoro 31 Kelurahan Salatiga samapi pada tahun 1985, kemudian pada tahun 1986 alamat sekolah dirubah menjadi Jl. Argotunggal Kecamatan Salatiga. Pada tahun 1991 perkembangan terus dilakukan pihak sekolah dan pemerintah, pada masa kepemimpinan Bp. Nachrowi BE, nama sekolah mengalami perubahan untuk ketiga kalinya yakni menjadi SMP (Sekolah Menengah Pertama), Bp. Nachrowi BE memimpin sampai pada tahun 1994, dimana pada tahun tersebut awal mulanya diberlakukannya nama sekolah tersebut yakni menjadi Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Salatiga (SMP N 8 Salatiga), dengan perubahan nama tersebut maka secara
geografis sekolah juga mengalami perubahan alamat, yakni
44
45
menjadi Jl. Argotunggal Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Perubahan nama sekolah belum selesai pada saat itu, dimana pada tahun 1998 nama sekolah dirubah menjadi SLTP N 8 dengan kepala sekolah Bp. Soedarto BA. Perkembangan dalam bidang administrasi dan sisi kualitasnya terus meningkat sehingga pada dekade 1999-2002, terjadi serah terima jabatan kepemimpinan sekolah yaitu dari Bp. Soedarto BA kepada Bp. Sugiharto S.Pd. pada masa kepemimpinan Bp. Sugiharto S.Pd terus berbenah, sehingga perkembangan dalam laboratorium komputer semakin lengkap dan adanya gamelan sebagai sarana untuk berupaya Nguri-uri
(mengembang-suburkan)
budaya
jawa
diadakan
dan
ditingkatkan kualitas pengadaan dan penggunaannya. Pada tahun 2002 pula, nama sekolah berubah lagi menjadi SMP N 8 Salatiga dan pergantian kepala sekolah juga terjadi, pada tahun 2002 yang mana berubah nama sekolah SMP N 8 dibawah kepemimpinan Bp. Budhiyanto, S,Pd, dengan kepemimpinan beliau SMP N 8 semakin terdengar di masyarakat luas karena adanya studio radio FM gelombang 89,4. Tahun 2006 terjadi lagi serah terima jabatan kepala sekolah dari Bp. Budhiyanto, S.Pd kepada Bp. Pinarno, S.Pd sampai sekarang 2010. Pada awal kepemimpinan Bp. Pinarno, S.Pd terjadi musibah kecil berupa runtuhnya tanah (longsor) karena secara geografis lokasi sekolah berada pada daerah perbukitan (dataran miring) dengan runtuhnya tanah tersebut mengenai beberapa ruang kelas SMP Negeri 8 Salatiga. Akan tetapi
46
dengan terjadinya musibah tersebut, justru mampu menghasilkan embrioembrio pembangunan demi pembangunan terus dilakukan. Karena dengan adanya musibah tersebut mengundang berbagai pihak memberikan berbagai bantuan dan sebagainya. Ditahun ini 2010 SMP Negeri 8 Salatiga berharap dan berusaha meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dan perbaikan mutu pendidikan dengan unggul dari segala bidang, baik dalam akademik/non akademik, juga berusaha meningkatkan mutu secara kuantitatif maupun kualitatif. Demikian sedikit sejarah berdirinya SMP Negeri 8 Salatiga.
2. Letak Geografis SMP Negeri 8 Salatiga dibangun diatas tanah seluas 8.664 m² / SHM, dengan luas bangunannya 2.171 m². SMP 8 Salatiga beralamat di Jl. Argotunggal, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Telp. (0298) 321653. Adapun batas-batas bangunan SMP Negeri 8 Salatiga adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara
: Perumahan Warga Ledok RT 3 RW VII Ledok.
b. Sebelah Barat
: Perumahan Warga Ledok RT 3 RW VII Ledok.
c. Sebelah Selatan
: Lahan Persawahan Milik PT DAMATEX.
d. Sebelah Timur
: Perumahan Warga Krasak, Kecamatan Tingkir.
Sumber Data Sekolah Penulis Peroleh Dari dokumen-dokumen / Arsip Sekolah dan wawancara dengan beberapa guru dan tokoh masyarakat disekitar SMP Negeri 8 Salatiga.
47
3. Struktur Organisasi Setiap lembaga tentu memiliki struktur organisasi karena merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui tugas serta tanggungjawab dari masing-masing komponen, dimana komponen yang satu dengan yang lain tersusun atas satu kesatuan yang saling menopang dan saling mempengaruhi. Untuk gambar struktur organisasi sekolah, akan penulis sajikan dibawah sebagai berikut :
48
49
4. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 8 Salatiga Untuk meningkatkan kualitas, Kuantitas, dan Kredibilitas, SMP Negeri 8 Salatiga berusaha mewujudkan program pendidikan yang mampu mewujudkan cita-cita bangsa dalam hal pelayanan pendidikan, baik dalam jangka panjang maupun menengah. Untuk itu SMP Negeri 8 Salatiga berusaha mewujudkannya dengan semboyan yang dituangkan dalam program visi dan misi, adapun visi dan misi SMP Negeri 8 Salatiga adalah sebagi berikut: a. Visi Mewujudkan sekolah sebagai lembaga yang Santun, Iman, Pinter, Dan Prigel, kemudian penulis singkat dengan “SIPP”, yaitu, mewujudkan generasi yang Santun, Iman, Pinter, dan Prigel. Dengan indikator sebagai berikut: 1. Unggul dalam tingkah laku; 2. Unggul dalam keimanan; 3. Unggul dalam prestasi akademik; 4. Unggul dalam bidang ketrampilannya (prigel); 5. Unggul dalam kedisiplinannya; 6. Unggul dalam kegiatan keolahragaan dan 7. Unggul dalam kegiatan berkesenian. b. Misi 1. Menanamkan norma dan tata nilai yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
50
2. Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan sesuai ajaran agamanya. 3. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif dan efisien untuk meningkatkan potensi akademik siswa. 4. Menumbuhkan potensi diri siswa dalam bidang ketrampilan dan komunikasi, sebagai bekal hidup. 5. Menumbuhkan siakp disiplin, bertanggungjawab, dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya agar dapat berkomunikasi dengan baik. 6. Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan dibidang olahraga prestasi. 7. Mendorong dan membimbing siswa dalam melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya bangsa Indonesia. 8. Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, bersih, dan indah.
c. Tujuan Mengingat visi merupakan tujuan jangka panjang, maka tujuan yang akan dicapai selama 8 tahun mendatang adalah sebagi berikut: 1. Pada Akhir Tahun Pelajaran 2009/2010 (Jangka Menengah 5 Tahun): a. Peningkatan skor (GSA) rata-rata mata pelajaran dari + 0,1 menjadi + 0,5. b. Memiliki juara bulutangkis tingkat profinsi. c. Memiliki juara tennis meja tingkat Kota.
51
d. 95 % siswa memiliki sikap perilaku yang baik dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran dan agama yang dianut. e. Siaran radio bimbingan belajar, menjangkau semua tempat tinggal siswa. f. Memiliki perpustakaan yang mampu mencukupi kebutuhan buku/referensi untuk siswa dan guru. g. Memiliki TIM kesenian yang mampu tampil pada pentas tingkat kota. h. Memiliki
laboratorium
multimedia
lengkap
dengan
lengakap
dengan
peralatannya. i.
Memiliki
laboratorium
bahasa
yang
peralatannya. j.
Memiliki ruang kelas lengkap dengan peralatannya.
k. Memiliki laboratorium komputer lengkap dengan piranti dan dapat digunakan secara optimal. l.
Memiliki laboratorium matematika, IPA, lengkap dengan peralatan dan dapat digunakan secara optimal.
m. TIM MTQ menjadi juara tingkat Kota. n. 95 % siswa memiliki sikap dan perilaku dan menjalankan ibadah sesuai kaidah yang dianut. o. TIM bola volley menjadi juara tingkat kota. p. 90 % siswa menguasai ketrampilan komputer program Windows.
52
q. Regu PMR menjadi juara tingkat Kota. r. Regu pramuka menjadi juara tingkat kota. s. 95 % lingkungan sekolah tertata dengan nyaman, dan kondusif. t. 100 % pemerintah dan masyarakat percaya atas bentuk-bentuk pelayanan yang dilaksanakan sekolah. u. Merintis pembangunan ruang ketrampilan lengkap dengan peralatannya dan dapat digunakan secara optimal. v. Merintis pembangunan aula/gedung serba guna sekolah yang representative dan mampu digunakan secara optimal. 2. Pada Akhir Tahun Pelajaran 2011/2012 (Jangka Panjang 8 Tahun): Melanjutkan program jangka menegah 5 tahun yang berusaha untuk dicapai pada jangka panjang 8 tahun adalah berusaha meningkatkan prestasi hasil belajar dengan cara sebagai berikut: a. Meningkatkan skor (GSA) rata-rata + 0,5. b. Meningkatkan GSA Mata Pelajaran non UN rata-rata + 0,75. c. 95 % siswa memiliki sikap perilaku yang baik dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran dan agama yang dianut.. d. Siaran radio bimbingan belajar, menjangkau semua tempat tinggal siswa, sebagai pemandu belajar sisiwa di rumah. e. Memiliki perpustakaan yang mampu mencukupi kebutuhan buku/referensi utnuk siswa dan guru. f. Memiliki laboratorium multimedia lengkap dengan peralatan praktikumnya.
53
g. Memiliki
laboratorium
bahasa
yang
lengakap
dengan
peralatannya. h. Memiliki ruang kelas lengkap dengan peralatannya. i.
Memiliki laboratorium komputer lengkap dengan piranti dan dapat digunakan secara optimal.
j.
Memiliki laboratorium Matematika, IPA, lengkap dengan peralatan dan dapat digunakan secara optimal.
k. Regu pramuka menjadi juara tingkat kota. l.
Merintis pembangunan ruang ketrampilan lengkap dengan peralatannya dan dapat digunakan secara optimal, diantaranya 1) Ruang ketrampilan teknik pertukangan (Kayu). 2) Ruang ketrampilan teknik elektronika. 3) Ruang ketrampilan membordir (tata busana).
m. Merintis pembangunan aula sekolah yang representative dan mampu digunakan secara optimal. d. Pemantuan dan Evaluasi 1. Pemantauan Pemantauan oleh Kepala Sekolah 1.1.1. Semua Kegiatan Setiap Minggu. 1.1.2. Anggaran Kegiatan Setiap Bulan 1.1.3. Anggaran Kegiatan Tiap Semester. 1.1.4. Anggaran Kegiatan Tahunan.
54
Pemantauan oleh team pemantau / Dinas (Pemerintah) 1.2.1. Pemantauan ini dilakukan setiap akhir bulan 2. Evaluasi 2.1. Kegiatan pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran. 2.2. Dilakukan oleh Kepala Sekolah dan team Evaluator. 5. Data Guru dan Karyawan SMP Negeri 8 Salatiga a. Keadaan Guru Kondisi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di SMP Negeri 8 Salatiga menurut bidang mata pelajarannya dan latar belakang pendidikannya adalah sebagai berikut: Tabel IV. Daftar Nama Guru Mata Pelajaran SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2010-2011 No
Nama
Pengampu Bidang Studi
1.
Pinarno, S.Pd
Matematika
2.
Kasmin, S.Pd
PKn
3.
Dra. Umi Aemanah
IPS Geografi
4.
Drs. Dasuki
Elektro-Pertukangan
5.
Suwarno, S.Pd
Bahasa Indonesia
6.
Drs. Siti Kabuliah
IPS
7.
Dra. Dwi Ariyani
Bahasa Indonesia
8.
Dra. Muji Lestari
Penjaskes
9.
Dra. Umi Fitri
Biologi
10.
Karno
Pertukangan
11.
Puji Prasetyowati, S.Pd
Matematika
12.
Sri hartini, S.Pd
Bahasa Indonesia
55
13.
Eri Purnamawati, S.Pd
Matematika
14.
Muawanah, S.Pd
Matematika
15.
Drs. Wiyono
BP
16.
Sugino, BA
PAI
17.
Abadi S.PD
Fisika
18.
Dian Trisharnanto, S.Pd
IPS
19.
Suprapto, S.Pd
IPS
20.
Djumadi, S.Pd M.Th
SBD
21.
Farid S.Pd.Ingg
Bahasa Inggris
22.
Mahbub, S.Ag
PAI / TIK
23.
Ika Damayanti, S.Pd
Biologi BD
24.
Ratna Diana, S.Pd, M.Pd
IPS
25.
Ratna Widyaningsih, S.Pd
Biologi
26.
Ahmad Sukri H, S.Pd
Penjaskes
27.
Rina Sri Mulyanti, S.Pd
SBD
28.
Wiharsih
Bahasa Jawa-KERTANGKES
29.
Sri Waluyo, S.Pd
Matematika
30.
Sudarvin, S.Pd
Bahasa Jawa
31.
Wasimin, S.Pd
Matematika
32.
Dra. Dwikora Benny
Biologi
33.
Handayani, S.Pd
Bahasa Inggris
34.
Iim Nugraini, S.Pd
IPS
35.
Lucia Triwiharti, S.Pd
BP
36.
Herawati Purnomo, BA
BP
37.
Sri Resminiyati, S.Pd
IPS
38.
Ika Ayu T, S. Kom
TIK
39.
Muslihatun Syarifah, S.Pd
IPS
40.
Wiwik Tyas
TIK
41.
Uli Maharani, S.Pd
SBD
42.
Heru Indriani
BP
56
43.
Jumadi, S.Pd
Agama Kristen
44.
Dwi Farida Oktorini
SDB
45.
Siti Khoiriyah, S.Pd
Bahasa Inggris
b. Keadaan Karyawan Adapun tenaga kependidikan yang ada di SMP Negeri 8 Salatiga adalah sebagai berikut : Tabel V Daftar Nama Karyawan SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2010-2011 No
Nama
Jabatan
1.
Yono
Ka Tu
2.
Sukirno
Staf TU
3.
Aiti Arbiati
Staf TU
4.
Sutikno
Staf TU
5.
Nur salim
Staf TU
6.
Sutini
Staf TU
7.
Istien Ayu Fitri
Staf TU
8.
Suraji
Staf TU
9.
Liana
Staf TU
10.
Hariyadi
Satpam
11.
M. Kholil
Penjaga
12.
M. Zamroni
Penjaga
13.
Suyanto
Penjaga
57
6. Data Siswa dan Fasilitas SMP Negeri 8 Salatiga a. Keadaan Siswa Tabel VI Tabel Data Siswa Menurut Kelas dan Jumlah Peserta Didik
Kelas VII
VIII
IX
TOTAL
Jenis Kelamin Laki-laki
118
120
113
351
Perempuan
108
104
87
229
Jumlah
226
224
200
650
b. Data Siswa Keseluruhan No
Jenis
KELAS VII
Kelamin
A
B
C
D
E
F
1.
Laki-laki
16
21
21
19
22
19
2.
Perempuan
20
18
17
18
Jumlah
36
39
38
37
No
Jenis
17 39
18 37
KELAS VIII
Kelamin
A
B
C
D
E
F
1
Laki-laki
12
22
22
20
24
20
2
Perempuan
24
16
16
18
14
16
Jumlah
36
38
38
38
38
36
58
No
Jenis
KELAS IX
Kelamin
A
B
C
1
Laki-laki
18
19
18
2
Perempuan
16
13
16
Jumlah
34
32
34
D
E
F
19
20
15
15
12
34
34
32
19
c. Data Fasilitas Sekolah Data fasilitas/sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 8 Salatiga: Tabel VII Data Fasilitas Sekolah Kondisi No
Jenis Fasilitas
Jumlah
Baik
Rusak
Rusak
Ringan
Berat
1.
Ruang Kepala Sekolah
1
√
-
-
2.
Kantor Guru
1
√
-
-
3.
Ruang TU
1
√
-
-
4.
Ruang BP/BK
1
√
-
-
5.
Ruang Osis
1
√
-
-
6.
Ruang Ibadah
1
√
-
-
7.
Koperasi/Toko
2
√
-
-
8.
Ruang Multimedia
1
√
-
-
9.
Ruang UKS
2
√
-
-
10.
Lab. Komputer
1
√
-
-
11.
Lab. Bahasa
1
√
-
-
12.
Lab. IPA
1
√
-
-
Ket
59
13.
Lab. Matematika
1
√
-
-
14.
Komputer
1
√
-
-
15.
Printer
5
√
-
-
16.
LCD
2
√
-
-
17.
TV / Audio
3
√
-
-
18.
Perpustakaan
1
√
-
-
19.
Kamar Mandi/WC Guru
5
√
-
-
20.
WC Murid
15
√
-
-
21.
Rumah Dinas
6
√
-
-
22.
Rumah Penjaga
1
√
-
-
23.
Gudang
2
√
-
-
24.
Lapangan
1
√
-
-
25.
Ruang Kegiatan
1
√
-
-
26.
Musholla
1
√
-
-
27.
Asrama Siswa
X
-
-
-
B. LAPORAN DATA PENELITIAN 1. Data Responden Tabel VIII Data Responden No
Nama Responden
Jenis Kelamin
Kelas
1.
Ahmad Fatahan „Alim
Laki-laki
VIII A
2
Akhmad Syaefudin
Laki-laki
VIII A
3
Alawi Zahrul Maulana
Laki-laki
VIII A
60
4
Carissa Agustina
Perempuan
VIII A
5
Devina Indah Hapsari
Perempuan
VIII A
6
Dewi Rahmawati
Perempuan
VIII A
7
Arif Widiyanto
Laki-laki
VIII A
8
Faizal Arwani
Laki-laki
VIII A
9
Dwi Hartanti
Perempuan
VIII B
10
Edi Supriyanto
Laki-laki
VIII B
11
Eka Supriyanti
Perempuan
VIII B
12
Fajar Ali Shodiqin
Laki-laki
VIII B
13
Anisya Rizdiana Putri
Perempuan
VIII B
14
Arif Cahyono
Laki-laki
VIII B
15
Candra Ajiarta
Laki-laki
VIII B
16
Desi Arindra Saputri
Perempuan
VIII B
17
Desi Fitri Rahmawati
Perempuan
VIII B
18
Deryan Harry M.M
Laki-laki
VIII B
19
Diyah Mekar Ayunina
Perempuan
VIII C
20
Ferndi Setiawan
Laki-laki
VIII C
21
Helmi Asolikhan
Perempuan
VIII C
22
Kustam Priyono
Laki-laki
VIII C
23
Okta Marlinggasari
Perempuan
VIII C
24
Panti Rahyuningsih
Perempuan
VIII C
25
Retno Sari
Perempuan
VIII C
61
26
Wahyu Ariyanti
Perempuan
VIII C
27
Wastai‟nu Bishshobri
Laki-laki
VIII D
28
Yeni Hermawati
Perempuan
VIII D
29
Yusuf Surya Pratomo
Laki-laki
VIII D
30
Teguh Prastiyo. S
Laki-laki
VIII D
31
Tina Rosita
Perempuan
VIII D
32
Widya Aprilia S
Perempuan
VIII D
33
Siti Qomariah
Perempuan
VIII D
34
Syarifudin Akbar
Laki-laki
VIII E
35
Wahyu Kusmiyawati
Perempuan
VIII E
36
Muhamad Muklas
Laki-laki
VIII E
37
Nana Winarsih
Perempuan
VIII E
38
Ayub Saputro
Laki-laki
VIII E
39
Azka Muhamad R
Laki-laki
VIII E
40
Chofif Mustami
Perempuan
VIII F
41
Dede Rahmat Sunarja
Laki-laki
VIII F
42
Triyono
Laki-laki
VIII F
43
Wahyu Tut Daningsih
Perempuan
VIII F
44
Wisnu Anggoro
Laki-laki
VIII F
45
Yuli Setiawan
Laki-laki
VIII F
62
2. Data Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an Data tentang variabel kemampuan membaca al-Qur‟an diperoleh melalui tes yang terdiri dari 15 Soal Tes Kemampuan Membaca al-Qur‟an dari beberapa surat dan ayat al-Qur‟an pilihan yang ditujukan kepada responden. Adapun data yang telah penulis peroleh adalah sebagai berikut :
Tabel IX Daftar Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga ITEM SOAL TES BACA AL-QUR‟AN
NO.
JML RESP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1.
T T T S S T R S T
T
S
T
T
S
T
T
2.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
3.
T T R S T S T T T
S
T
T
S
T
T
T
4.
S T S R R R S S T
S
S
T
T
S
T
S
5.
T T S R R R S R S
R
R
R
T
S
S
R
6.
R R S S T R S R R
S
S
T
R
S
R
R
7.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
8.
T T R S T S T T T
S
T
T
S
T
T
T
9.
S T S R R R S S T
S
S
T
T
S
T
S
10.
T T T S S T R S T
T
S
T
T
S
T
T
11.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
63
12.
T T R S T S T T T
S
T
T
S
T
T
T
13.
S T S R R R S S T
S
S
T
T
S
T
S
14.
T T S R R R S R S
R
R
R
T
S
S
R
15.
R R S S T R S R R
S
S
T
R
S
R
S
16.
T T T S S T R S T
T
S
T
T
S
T
T
17.
S T S R R R S S T
S
S
T
T
S
T
S
18.
S T S S R R S T R
S
S
R
T
S
R
S
19.
R R S S T R S R R
S
S
T
R
S
R
R
20.
T T T S S T R S T
T
S
T
T
S
T
T
21.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
22.
T T R S T S T T T
S
T
T
S
T
T
T
23.
S T S R R R S S T
S
S
T
T
S
T
S
24.
T T S R R R S R S
R
R
R
T
S
S
R
25.
R R S S T R S R R
S
S
T
R
S
R
S
26.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
27.
T T T S S T R S T
T
S
T
T
S
T
T
28.
T T R S T S T T T
S
T
T
S
T
T
T
29.
S T S R R R S S T
S
S
T
T
S
T
S
30.
T T T S S T R S T
T
S
T
T
S
T
T
31.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
32.
T T R S T S T T T
S
T
T
S
T
T
T
33.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
64
34.
T T T S S T R S T
T
S
T
T
S
T
T
35.
S T S R R R S S T
S
S
T
T
S
T
S
36.
S T S R S R S S T
S
S
S
T
S
T
S
37.
R R S S T R S R R
S
S
T
R
S
R
R
38.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
39.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
40.
T T T S S T R S T
T
S
T
T
S
T
T
41.
T S S T T S T R R
T
T
T
T
S
R
T
42.
T T R S T S T T T
S
T
T
S
T
T
T
43.
S T S R R R S S T
S
S
T
T
S
T
S
44.
S T S R S R S S R
S
S
T
T
S
R
S
45.
R R S S T R S R R
S
S
T
R
S
R
R
Keterangan : T
= Kriteria Tinggi (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an siswa tinggi)
S
= Kriteria Sedang (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an siswa sedang)
R
= Kriteria Rendah (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an siswa rendah)
3. Data Tentang Sikap Tawadhu’ Siswa Kepada Guru Data tentang variabel sikap tawadhu‟ siswa kepada guru diperoleh melalui pengamatan tidak langsung (rating skale) oleh Guru PAI kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga. Data rating skale terdiri dari 8 item pengamatan. Masing-masing pengamatan terdiri dari 3 kriteria jawaban, dengan penilaian sebagai berikut :
65
a. Kriteria Jawaban A mendapat nilai 3 b. Kriteria Jawaban B mendapat nilai 2 c. Kriteria Jawaban C mendapat nilai 1 Adapun data tentang hasil rating scale dapat dilihat pada table sebagai berikut: Tabel X Daftar Hasil Penilaian Rating Skale Tentang Sikap Tawadhu’ Siswa Kepada Guru Indikator / Aspek Yang Diamati
No.
Jumlah
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
Skor
1
3
3
3
1
3
3
3
3
22
2
3
3
3
3
3
3
2
3
23
3
1
2
2
2
2
3
3
2
17
4
2
2
3
3
3
2
1
2
18
5
2
2
2
2
2
2
2
2
16
6
3
3
3
3
3
3
3
3
24
7
3
2
2
2
2
1
1
1
14
8
2
3
2
2
2
1
1
2
15
9
1
2
2
3
3
3
1
1
16
10
3
2
2
1
3
3
3
2
17
11
2
2
2
2
2
3
3
2
18
12
2
2
1
1
1
2
2
2
13
13
3
3
3
1
3
3
3
3
22
66
14
3
3
3
3
3
3
2
3
23
15
3
3
3
2
2
2
2
3
20
16
2
3
3
2
2
3
2
3
18
17
3
2
2
2
2
3
3
2
17
18
2
2
3
3
3
2
1
2
18
19
2
2
2
2
2
2
2
2
16
20
3
3
3
3
3
3
3
3
24
21
3
2
2
2
2
1
1
1
14
22
2
3
2
2
2
1
1
2
15
23
1
2
2
3
3
3
1
1
16
24
1
2
2
1
3
3
3
2
17
25
2
2
2
2
2
3
3
2
18
26
2
2
1
1
1
2
2
2
13
27
3
3
3
1
3
3
3
3
22
28
3
3
3
3
3
3
2
3
23
29
3
3
3
2
2
2
2
3
20
30
2
3
3
2
2
1
2
3
18
31
1
2
2
2
2
3
3
2
17
32
2
2
2
3
3
2
1
2
18
33
2
2
2
2
2
2
2
2
16
34
3
3
3
3
3
3
3
3
24
35
3
2
2
2
2
1
1
1
14
67
36
2
3
2
2
2
1
1
1
15
37
1
2
2
3
3
3
1
1
16
38
1
2
2
1
3
3
3
2
17
39
2
2
2
2
2
3
3
2
18
40
2
2
1
1
1
2
2
2
13
41
3
3
2
2
1
1
2
2
16
42
2
2
2
1
1
2
2
2
14
43
3
2
2
2
2
1
2
1
15
44
3
3
3
1
3
3
3
3
22
45
3
3
3
3
1
3
2
3
21
BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini penulis akan mengadakan analisi data yang telah terkumpul. Analisis data tersebut digunakan untuk memperoleh jawaban atas pokok masalah yang diajukan dengan melalui tiga tahap, yaitu : 1. Analisi Pertama : dimaksud untuk mengetahui variasi kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga. 2. Analisis Kedua : dimaksud untuk mengetahui variasi sikap tawadhu’ siswa kepada guru di SMP Negeri 8 Salatiga kelas VIII. 3. Analisis Ketiga : dimaksudkan sebagai tujuan akhir dari penelitian yaitu, untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya pengaruh kemampuan membaca al-Qur’an terhadap sikap tawadhu’ siswa kepada guru. Berdasarkan pada ketiga tujuan tersebut, maka analisis pertama dan kedua penulis menggunakan rumus prosentase : F P=
X 100 %
N Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Responden Sedangkan untuk mengetahui tujuan ketiga penulis menggunakan analisis statistik Chi Kuadrad dengan rumus sebagai berikut:
68
69
(Fo-Fh)² X² = Fh Keterangan: X²
: Lambang Chi Kwadrad
Fo
: Frekuensi Yang Diperoleh
Fh
: Frekuensi Yang Diharapkan.
A. Analisi Pertama Digunakan untuk mengetahui variasi kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga pada tahun 2010. variasi tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu ; kemampuan anak dalam membaca al-Qur’an tinggi (baik), kemampuan anak dalam membaca alQur’an sedang, dan kemampuan anak dalam membaca al-Qur’an rendah dapat dikelompokkan dalam prosentase, yaitu dengan rumus prosentase. Pada bab III data telah penulis peroleh melalui Tes Baca al-Qur’an. Kemampuan membaca al-Qur’an anak tinggi (baik) sebanyak 25 siswa, Kemampuan membaca al-Qur’an anak sedang sebanyak 13 siswa, dan Kemampuan membaca al-Qur’an anak rendah sebanyak 7 siswa. 1. Kategori Kemampuan membaca al-Qur’an anak tinggi (baik) P=
F N
X 100 %
=
25 X 100 % 45 = 55, 56 %
Lihat bab III hlm. 62
70
2. Kemampuan membaca al-Qur’an anak sedang P=
F X 100 % N = 13 X 100 % 45 = 28, 88 % 3. Kemampuan membaca al-Qur’an anak rendah P=
F X 100 % N = 7 X 100 % 45 = 15, 56 % Adapun data distribusi kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas
VIII SMP Negeri 8 Salatiga adalah sebagai berikut : Tabel XI Distribusi Frekuensi dan Prosentase Variasi Kemampuan Siswa dalam Membaca Al-Qur’an NO
KRITERIA
FREKUENSI
PROSENTASE
1
Tinggi
25
55,56 %
2
Sedang
13
28, 88 %
3
Rendah
7
15, 56 %
Jumlah
45
100 %
Dari perhitungan di atas, maka prosentase dari masing-masing kriteria kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang termasuk kriteria Tinggi yaitu 55,56 %, kriteria Sedang 28,88 %, dan kriteria Rendah yaitu 15, 56 %.
71
Berikut penulis akan menganalisa soal Tes Baca Al-Qur’an dari masingmasing item soal. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel XII Item Soal Tes Baca Al-Qur’an No
Frekuensi
Item Soal Tes Baca al-Qur’an A
1.
B
Prosentase C
A
B
C
Bacalah surat al-Falaq dengan memperhatikan ilmu tajwid dan makhraj nya.
a. Tinggi b. Sedang c. Rendah
31
68,89 % 8
17,78% 6
2.
Bacalah surat al-Kafirun dengan memperhatikan ilmu tajwid dan makhraj nya.
13,33%
72
a. Tinggi
28
62,22% 10
b. Sedang
7
c. Rendah 3.
22,22% 15,56%
Bacalah surat al-Baiyinah ayat 5 dengan
memperhatikan
ilmu
tajwid dan makhraj nya.
a. Tinggi b. Sedang
8 30
c. Rendah 4
17,78% 66,67% 7
15,56%
Bacalah surat Yasin ayat 6-8
a. Tinggi b. Sedang c. Rendah 10
22,22%
73
21
46,67% 14
5
31,11%
a. Tinggi 23
b. Sedang c. Rendah 6
51,11% 8
17,78% 14
31,11%
a. Tinggi 9
b. Sedang c. Rendah 7
20% 17
37,78% 19
42,22%
a. Tinggi b. Sedang
17
37,78% 20
44,44% 8
17,78%
74
c. Rendah 8
a. Tinggi b. Sedang
8
17,78% 15
c. Rendah 9
33,33% 22
48,89%
a. Tinggi b. Sedang c. Rendah 23
51,11% 6
13,33% 16
10
35,56%
a. Tinggi b. Sedang c. Rendah
11
19
42,22% 21
46,67% 5
11,11%
75
a. Tinggi b. Sedang c. Rendah 19
42,22% 20
44,44% 6
12
13,33%
a. Tinggi 39
b. Sedang
86,67% -
-
c. Rendah 13
6
13,33%
a. Tinggi b. Sedang c. Rendah
32
71,11% 7
15,56% 6
14
13,33%
76
a. Tinggi
7
b. Sedang
15,56% 38 -
c. Rendah 15
84,44% -
a. Tinggi b. Sedang c. Rendah
23
51,11% 6
13,33% 16
35,56%
Bersadarkan uraian di atas, dapat dirumuskan paparan mengenai interpretasi jawaban setiap item untuk variasi kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an sebagai berikut: 1. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang pertama surat al-Falaq, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 68,89%, Sedang 17,78%, Rendah 13,33%. 2. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang kedua surat al-Kafirun, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 62,22%, Sedang 22,22%, Rendah15,56%. 3. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang ketiga al-Bayyinah, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 17,78%, Sedang 66,67%, Rendah 15,56%.
77
4. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang keempat surat yasin ayat 6-8, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 22,22%, Sedang 46,67%, Rendah 31,11%. 5. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang kelima surat al-Ashr ayat 3, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 51,11%, Sedang 17,78%, Rendah 31,11%. 6. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang keenam surat al-Baqorah ayat 3, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 20%, Sedang 37,78%, Rendah 42,22%. 7. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang ketujuh, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 37,78%, Sedang 44,44%, Rendah 17,78%. 8. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang kedelapan surat Luqman ayat 14, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 17,78%, Sedang 33,33%, Rendah 48,89%. 9. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang kesembilan , kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 51,11%, Sedang 13,33%, Rendah 35,56%. 10. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang kesepuluh surat at-Taubah ayat 129, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 42,22%, Sedang 46,67%, Rendah 11,11%.
78
11. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang kesebelas, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 42,22%, Sedang 44,44%, Rendah 13,33%. 12. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang keduabelas surat al-An’am ayat 162-163, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 86,67%, Sedang 0%, Rendah 13,33%. 13. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang ketigabelas surat al-Fajr ayat 7-10, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 71,11%, Sedang 15,56%, Rendah 13,33%. 14. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang keempatbelas surat al-Humazah ayat 6-8, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik)15,56%, Sedang 84,44%, Rendah 0%. 15. Pada item soal tes baca al-Qur’an yang kelimabelas surat adz-dzariyaat ayat 56, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yang tergolong dalam kategori Tinggi (baik) 51,11%, Sedang 13,33%, Rendah 35,56%. B. Analisis Kedua Digunakan untuk mengetahui variasi sikap tawadhu’ siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga kepada guru. Variasi tersebut dikelompokka menjadi tiga kategori yaitu; baik, cukup, dan kurang. Untuk analisis yang kedua ini penulis membaginya dalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui lebar interval. (Xt-Xr) + 1 i= Ki
79
Keterangan : I
: Interval ideal
Xt
: Nilai tertinggi ideal
Xr
: Nilai terendah ideal
Ki
: Kelas interval 1 (24-13) + 1
i= 3 (11) + 1 = 3 =
4.
2. Untuk menentukan interval. 21 – 24
: Baik
17 – 20
: Cukup = B
13 – 16
: Kurang = C
=A
Sesuai dengan klasifikasi diatas, maka hasil penelitian mengenai sikap tawadhu’ siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga pada tahun 2010-2011, dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel XIII Data Score dan Nominasi Sikap Tawadhu’ Siswa SMP Negeri 8 Kepada Guru
1
No. Responden
Score
Nominasi
1
22
A
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, 1990, hlm. 75
80
2
23
A
3
17
B
4
18
B
5
24
A
6
24
A
7
14
C
8
15
C
9
23
A
10
17
B
11
18
B
12
24
A
13
22
A
14
23
A
15
20
B
16
18
B
17
17
B
18
18
B
19
16
C
20
24
A
21
14
C
22
23
A
23
16
C
81
24
17
B
25
18
B
26
13
C
27
22
A
28
23
A
29
20
B
30
18
B
31
17
B
32
18
B
33
16
C
34
24
A
35
14
C
36
24
A
37
16
C
38
17
B
39
18
B
40
13
C
41
24
A
42
14
C
43
24
A
44
22
A
45
21
A
82
Berdasarkan
tabel
score
dan
nominasi
tersebut
diatas,
dapat
dikelompokkan dalam prosentase berdasarkan tiga kriteria dengan menggunakan rumus prosentase : F P=
X 100 % N
Keterangan: P
: Prosentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat dicari variasi sikap tawadhu’ siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga berdasarkan score dan prosentase masing-masing kategori. Baik (A) terdapat 10 siswa, Cukup (B) terdapat 16 siswa, dan Kurang (C) terdapat 19 siswa. a. Kategori A F P=
X 100 % N 18
P=
X 100 % 45
=
40 %.
b. Kategori B F P=
X 100 % N 16
P=
X 100 % 45
83
= 35, 56 %.
c. Kategori C F P=
X 100 % N 11
P=
X 100 % N
= 24, 44 %. Adapun data distribusi sikap tawadhu’ siswa dapat dilihat pada tabel dibawah sebagai berikut:
Tabel XIV Distribusi Frekuensi dan Prosentase Variasi Sikap Tawadhu’ Siswa Kepada Guru
No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1.
Baik
21-24
18
40 %.
2.
Cukup
17-20
16
35, 56 %.
3.
Kurang
13-16
11
24, 44 %.
45
100 %
Jumlah
Dari Perhitungan diatas, maka prosentase dari variasi sikap tawadhu’ siswa SMP Negeri 8 Salatiga kepada guru, yang termasuk kategori baik (A)
84
yaitu 40 %, Cukup (B) yaitu 35, 56 %, sedangkan yang kurang (C) yaitu 24, 44 %. 3. Analisis Item Pengamatan (Rating Scale). Berikut ini penulis akan membuat prosentase dari masing-masing item pengamatan. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel XV Frekuensi Variasi Sikap Tawadhu’ Siswa No
Item pengamatan
Frekuensi A
B
23
14
C
Prosentase A
B
C
8
51,11%
31,11%
17,78%
Menyapa dengan 1. mengucapkan salam. 2.
Hormat pada guru.
22
23
-
48,89%
51,11%
-
3.
Menuruti perintah guru
24
19
2
53,33%
42,22%
4,44%
19
16
10
42,22%
35,56%
22,22%
24
17
4
53,33%
37,78%
8,89%
29
10
6
64,44%
22,22%
13,33%
23
13
9
51,11%
28,89%
20%
22
18
5
48,89%
40%
11,11%
Tidak bicara keras kepada 4. guru 5.
Rendah hati / tidak sombong Berperilaku/penampilan
6. sederhana 7.
Bersikap Santun Tidak meremehkan /
8. menyepelekan guru.
85
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan paparan mengenai interpratasi jawaban dari setiap item pengamatan untuk variasi sikap tawadhu’ siswa kepada guru adalah sebagai berikut: 1. Pada item pengamatan pertama, tentang Menyapa dengan mengucapkan salam. 51,11% merupakan kategori baik (A), 31,11% Merupakan kategori cukup (B), dan 17,78% merupakan kategori kurang (C). 2. Pada item pengamatan hormat pada guru. 48,89% Merupakan kategori baik (A), 51,11% merupakan kategori cukup (B), dan 0 % merupakan kategori kurang (C). 3. Pada item pengamatan menuruti perintah guru. 53,33% Merupakan kategori baik (A), 42,22% merupakan kategori cukup (B), dan 4,44% merupakan kategori kurang (C). 4. Pada item pengamatan tidak bicara keras kepada guru. 42,22% Merupakan kategori baik (A), 35,56% merupakan kategori cukup (B), dan 22,22% merupakan kategori kurang (C). 5. Pada item pengamatan rendah hati / tidak sombong. 53,33% Merupakan kategori baik (A), 37,78% merupakan kategori cukup (B), dan 8,89% merupakan kategori kurang (C). 6. Pada item pengamatan berperilaku/penampilan sederhana. 64,44% Merupakan kategori baik (A), 22,22% merupakan kategori cukup (B), dan merupakan kategori kurang (C).
13,33%
86
7. Pada item pengamatan bersikap Santun. 51,11% Merupakan kategori baik (A), 28,89% merupakan kategori cukup (B), dan 20% merupakan kategori kurang (C). 8. Pada item pengamatan tidak meremehkan / menyepelekan guru. 48,89% Merupakan kategori baik (A), 40% merupakan kategori cukup (B), dan 11,11% merupakan kategori kurang (C).
C. Analisis Ketiga Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca al-Qur’an terhadap sikap tawadhu’ siswa kepada guru. Analisa ini sekaligus menguji hipotesis yang telah penulis ajukan pada bab I. sedangkan dalam analisa ini penulis menggunakan rumus Chi Kuadrad dengan rumus sebagai berikut :
X² =
( Fo-Fh )² Fh Keterangan: X²
: Lambang Chi Kwadrad
Fo
: Frekuensi Yang Diperoleh
Fh
: Frekuensi Yang Diharapkan. 2
Adapun langkah-langkah yang ditempuh selanjutnya adalah sebagi berikut : 1. Membuat Tabel Persiapan
2
Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, Andi Offset, Yogyakarta, 2004, hlm. 259
87
Tabel berikut akan memuat data tentang kemampuan siswa SMP Negeri 8 Salatiga dalam membaca al-Qur’an dan data tentang sikap tawadhu’ siswa kepada guru yang telah penulis kumpulkan melalui metode Tes Baca al-Qur’an dan metode Rating Scale. Data-data yang dimaksud adalah sebagaimana terlihat dalam tabel dibawah sebagi berikut:
Tabel XVI Tabel Persiapan No. Responden
Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Sikap Tawadhu’ Siswa Kepada Guru Score
Kriteria
1
T
22
TA
2
T
23
TA
3
T
17
TB
4
S
18
SB
5
R
16
RA
6
R
24
RA
7
T
14
TC
8
T
15
TC
9
S
16
SA
10
T
17
TB
11
T
18
TB
12
T
13
TA
13
S
22
SA
14
R
23
RA
88
15
S
20
SB
16
T
18
TB
17
S
17
SB
18
S
18
SB
19
R
16
RC
20
T
24
TA
21
T
14
TC
22
T
15
TA
23
S
16
SC
24
R
17
RB
25
S
18
SB
26
T
13
TC
27
T
22
TA
28
T
23
TA
29
S
20
SB
30
T
18
TB
31
T
17
TB
32
T
18
TB
33
T
16
TC
34
T
24
TA
35
S
14
SC
36
S
15
SA
89
37
R
16
RC
38
T
17
TB
39
T
18
TB
40
T
13
TC
41
T
16
TA
42
T
14
TC
43
S
15
SA
44
S
22
SA
45
R
21
RA
Keterangan : T
: Kemampuan membaca al-Qur’an tinggi (bagus)
A
: Baik
S
: Kemampuan anak sedang
B
: Cukup
R
: Kemampuan anak rendah
C
: Kurang
2. Membuat Tabel Fo (Tabel Frekuensi Hasil Observasi) Berdasarkan hasil tabel persiapan dan variasi kedua variable diatas, maka dapat dibuat frekuensi yang diperoleh sebagi berikut : Tabel XVII Tabel Frekuensi yang Diperoleh Sikap Tawadhu’ Siswa Kemampuan
Baik
Cukup
Kurang
(A)
(B)
(C)
9
9
7
Total
membaca al-Qur’an Tinggi
25
90
Sedang
5
6
2
13
Rendah
4
1
2
7
Jumlah
18
16
11
45
3. Membuat Tabel Fh (Tabel Frekensi Yang Diharapkan) Berdasarkan hasil frekuensi yang diperoleh (Fo) di atas, maka untuk mendapatkan data tentang frekuensi yang diharapkan (Fh) digunakan rumus sebagai berikut : (nk X nb) Fh = N Keterangan: nk nb N
: Jumlah angka pada kolom. : Jumlah angka pada baris : Jumlah Sampel. 3
Hasil perhitungan dengan rumus tersebut disajikan dalam tabel, sebagai berikut: Tabel XVIII Tabel Frekuensi yang Diharapkan Sikap Tawadhu’ Siswa
Baik
Cukup
Kurang
(A)
(B)
(C)
Tinggi
10
8,89
6,11
25
Sedang
5,2
4,62
3,18
13
Total Kemampuan membaca al-Qur’an
3
Ibid, hlm. 269
91
Rendah
2,8
2,49
1,71
7
Jumlah
18
16
11
45
4. Membuat Tabel Kerja Chi Kuadrad. Berdasarkan tabel Fo dan Fh di atas, maka dapat di hitung Chi Kuadrad sebagaimana dapat dilihat pada tabel chi kuadrad sebagai berikut:
Tabel XIX Tabel Kerja untuk Menghitung Chi Kuadrad Kemampuan siswa Membaca alQur’an Tinggi
(T)
Sikap tawadhu’ siswa kepada guru Baik (A)
Fo
Fh
(FoFh)
(FoFh)²
9
10
-1
1
0,1
Sedang (B)
9
8,89
0,11
0,0121
0.001
Rendah (C)
7
6,11
0,89
0,7921
0,129
25
25
0
1,8042
0,23
Baik (A)
5
5,2
-0,2
0,04
0,007
Sedang (B)
6
4,62
1,38
1,9044
0,412
Rendah (C)
2
3,18
-1,18
1,3924
0,437
13
13
0
3,3368
0,856
Baik (A)
4
2,8
1,2
1,44
0,514
Sedang (B)
1
2,49
-1,49
2,2201
0,892
Rendah (C)
2
1,71
0,29
0,0841
0.049
7
7
0
3,7442
1,455
Jumlah Sedang
(S) Jumlah Rendah
(R) Jumlah
(Fo-Fh)² Fh
92
Total
45
45
0
8,8852
2.541
Setelah diketahui nilai Chi Kuadrad, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan derajad kebebasan dengan menggunakan rumus dibawah berikut: d.b = (b-1) (k-1) Keterangan: d.b = derajat kebebasan b
= baris
k
= kolom. 4
d.b = (3-1) (3-1) = (2) (2) =4 Dengan d.b = 4 menunjukkan bahwa nilai X² = 2.541 yang diperoleh masih jauh berada di bawah batas kemungkinan kesalahan teoritik, yaitu pada taraf signifikansi 5 % diperoleh nilai 9,49 dan dalam taraf signifikansi 1 % diperoleh nilai 13,3.5 Secara umum kemampuan siswa membaca al-Qur’an tidak mempengaruhi sikap tawadhu’ siswa kepada guru. Akan tetapi dalam penelitian ini, siswa yang mampu membaca al-Qur’an dengan kategori tinggi (baik membacanya) menunjukkan pada sikap tawadhu’ yang lebih
4
Ibid, hlm. 268 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid III, Cetakan ke VI, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1981, hlm. 342 5
93
baik, dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan membaca alQur’annya sedang maupun rendah.
D. Pembahasan Dari hasil analisis di atas, bahwa secara umum ketiga variasi kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an secara signifikan tidak mempengaruhi sikap tawadhu’ siswa kepada guru. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang penulis lakukan dengan rumus chi kuadrad hasil penelitian adalah menunjukkan bahwa nilai X² = 2.541 yang diperoleh masih jauh berada di bawah batas kemungkinan kesalahan teoritik, yaitu pada taraf signifikansi 5 % diperoleh nilai 9,49 dan dalam taraf signifikansi 1 % diperoleh nilai 13,3. Jadi ketiga variasi kemampuan siswa dalam membaca alQur’an tidak mempengaruhi sikap tawadhu’ siswa kepada guru. Akan tetapi bila kita cermati secara khusus, siswa yang mampu membaca al-Qur’an dengan baik, menunjukkan pada sikap tawadhu’ kepada guru juga baik dibandingkan yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan beberapa informasi dari masyarakat faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut antara lain: 1. Faktor Lingkungan Keluarga Pada kasus yang penulis teliti menunjukkan bahwa, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an baik (Tinggi), yang memiliki sifat tawadhu’ kepada guru pada umumnya kepedulian orang tua terhadap pendidikan agama, dan pendidikan akhlak anaknya. Misalnya; orang tua
94
selalu
menasehati,
dan
berpesan
kepada
anaknya
untuk
selalu
memperhatikan masalah belajar di sekolah, dan pendidikan agama di luar jam sekolah serta ditekankan untuk menghormati orang lain. Sehingga orang tua selalu mengawasi dan memantau perkembangan pendidikan dan tingkah laku anaknya. Sehingga dengan demikian penerapan dari pendidikan di sekolah dan pendidikan agama di luar jam sekolah mampu di terapkan / dipraktikkan anak dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya paksaan dari manapun. Yangmana dari kebiasan tersebut muncul rasa tanggungjawab dari anak untuk selalu berbuat yang terbaik demi menjaga nama baik orang tua, guru, dan lingkungannya. 2. Faktor Kebudayaan Siswa SMP Negeri 8 Salatiga, yang notabene-nya sebagian besar warga pedesaan meskipun di dalam daerah perkotaan (Salatiga) tetapi masih mampu melestarikan dan membudayakan kegiatan yang biasa di lakukan pada masyarakat pedesaan umumnya, yaitu aktif mengikuti pendidikan agama di luar jam sekolah; seperti TPA/TPQ, Madrasah Diniyah, dll. Sehingga dalam hal ketrampilan membaca al-Qur’an siswasiswa SMP Negeri 8 Salatiga sebagian besar mampu dengan baik melafalkannya. Sehingga hal ini, menjadikan nilai plus tersendiri bagi sekolah. Sedangkan dalam hal sikap ketawadhu’an siswa kepada guru, dapat diketahui bahwa pada penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara kemampuan membaca al-Qur’an terhadap sikap tawadhu’ kepada guru. Hal ini di pengaruhi faktor budaya masyarakat yang masih
95
menjunjung tinggi norma kesopan-santunan dan norma agama yang kuat. Sehingga dalam masyarakat berlaku “Kemampuan pendidikan agama harus di imbangi dengan kemampuan menerapkan ilmu-ilmu agama yang dikuasainya”. Maka hal ini yang menjadi patokan bagi siswa SMP Negeri 8 Salatiga dalam menerapkan kemampuan membaca al-Qur’an (khususnya) dan ilmu agama secara umum terhadap sikap kepribadiannya dalam menjalankan kehidupan di masyarakat, terutama seperti masalah yang penulis teliti ini, yaitu menerapkan sikap tawadhu’ kepada guru.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis kemukakan tentang skripsi ini dengan judul “Kemampuan Membaca Al-Qur’an, Pengaruhnya Terhadap Sikap Tawadhu’. (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 8 Salatiga Tahun 2009/2010)” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa SMP Negeri 8 Salatiga, menunjukkan pada tingkat yang tinggi, dalam arti bahwa sebagian besar siswa/siswi SMP Negeri 8 Salatiga mampu menguasai materi membaca al-Qur’an dengan baik, hal ini terbukti dari 45 reponden dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Tergolong dalam kategori kemampuan membaca al-Qur’an tinggi (baik) sebanyak 25 siswa dengan prosentase sebesar 55,56 %. b. Tergolong dalam kategori kemampuan membaca al-Qur’an sedang sebanyak 13 siswa, dengan prosentase sebesar 28,88 %. c. Tergolong dalam kategori kemampuan membaca al-Qur’an rendah sebanyak 7 siswa, dengan prosentase sebesar 15,56 %. 2. Sikap tawadhu’ siswa kepada guru, dari penelitian yang penulis lakukan menunjukkan dalam kategori baik, terbukti dari 45 siswa yang dipilih secara random sampling dapat dikelompokkan sebagia berikut : a. Tergolong dalam kategori baik sebanyak 18 siswa, dengan interval score antara 21-24, sebesar 40 %.
96
97
b. Tergolong dalam kategori cukup sebanyak 16 siswa, dengan interval score antara 17-20, sebesar 35,56 %. c. Tergolong dalam kategori kurang sebanyak 11 siswa, dengan interval score antara 13-16 , sebesar 24,44 %. 3. Setelah dianalisi dengan menggunakan rumus Chi Kuadrad untuk tujuan penelitian ketiga, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa membaca al-Qur’an secara signifikan tidak mempengaruhi sikap tawadhu’ kepada guru. Hal ini terbukti setelah diketahui besarnya nilai Chi Kuadrad dengan d.b 4 dalam taraf signifikansi 5 % diperoleh nilai 9, 49 dan dalam taraf signifikansi 1 % diperoleh nilai 13,3. Jadi nilai Chi Kuadrad yang diperoleh berada jauh di bawah batas kemungkinan teoritik. Namun demikian dari ketiga variasi kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an tersebut, bahwa kemampuan membaca siswa yang masuk kategori tinggi (Baik) dirasakan lebih memiliki kecenderungan kearah siswa yang bersikap tawadhu’ kepada guru, pada kasus yang penulis teliti yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli Tahun Pelajaran 2010-2011. Dari pernyataan diatas tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor kebudayaan (kebiasaan). Dalam hal ini pendidikan umum dan pendidikan agama orang tua cenderung lebih memperhatikannya. Sehingga dalam diri anak tertanam nilai-nilai kehidupan yang menjalankan norma agama dan norma kesopanan, yang pada akhirnya kebiasaan tersebut mampu memotivasi anak untuk berbuat lebih baik lagi, dan semakin mengerti akan
98
tanggungjawabnya sebagai seorang pelajar. Hal ini dikarenakan pada umumnya orang tua siswa SMP Negeri 8 Salatiga merupakan masyarakat desa. Sehingga masih menjunjung norma kesopanan, norma agama sebagai pelajaran untuk anak-anaknya agar menjadi bekal untuk pendidikan anaknya, baik di sekolah maupun di rumah, dan lingkungan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, untuk itu saran yang penulis kemukakan sebagai berikut : 1. Kepada Pihak Sekolah a. Hendaklah menambah perhatian dalam masalah pendidikan agama, pendidikin moral dan kepribadian, sehingga potensi yang ada pada peserta didik (siswa) mampu dikembangkan lebih jauh. Sehingga siswa juga diharapkan mampu meningkatkan berbagai prestasi dalam akademik, maupun non akademik, khususnya dalam hal ini adalah penerapan nilai agama pada sikap/tingkah laku yang lebih baik (akhlakul karimah). b. Hendaklah meningkatkan ekstrakurikuler dalam hal keagamaan khususnya baca-tulis al-Qur’an, sehingga siswa yang berpotensi mampu mengekspresikan kemampuannya dengan berbagai event-event perlombaan keagamaan yang biasa diadakan pada tiap tahunnya.
99
2. Kepada Orang Tua a. Orang tua merupakan jabatan tertinggi dalam suatu keluarga, yang memikul tanggungjawab akan perkembangan anak-anaknya. Dalam kebijakan dan aturannya perlu memperhatikan spikologi anak, dan selalu memberikan motivasi-motivasi untuk selalu meningkatkan belajarnya, baik dalam hal pendidikan umum, mapun pendidikan agama di luar sekolah. Mengingat era global sekarang ini, tanpa didasari keimanan dan ketaqwaan serta pendalaman ilmu agama, maka generasi muda sekarang akan dengan mudahnya terserat pada jalan yang menyesatkan, dan pada akhirnya dapat mencemarkan nama baik keluarga dll. b. Bimbingan,
dan
selalu
mendorong
anak-anaknya
untuk
memperhatikan dan membiasakan budaya yang diwariskan para generasi tua, yaitu, selalu giat mendalami ilmu agama, khusunya al-Qur’an dan hadits, karena kedua hal tersebut merupakan referensi kita dalam mejalankan kehidupan ini, yang menuntut akan kebahagiaan dunia maupun di hari akhir nanti. 3. Kepada Siswa Giat-giatlah belajar dalam hal ini, ilmu pengetahuan umu dan ilmu pendidikan agama, dan mengamalkan ilmunya. karena hal tersebut yang akan mampu menempatkan manusia pada posisi yang lebih beradab dan lebih mulia. Ingatlah bahwa generasi muda adalah penerus dari generasi
100
diatasnya. Untuk itulah persiapkan diri sebaik mungkin dalam menghadapi kehidupan yang serba modern ini. 4. Kepada Masyarakat Pengaruh perkembangan dalam kehidupan didominasi oleh faktor lingkungan, untuk itu peran dari semua lapisan warga masyarakat, hendaknya turut serta dalam pengawasan perkembangan anak-anaknya. Dan sekaligus mampu mengkontrol dari hal-hal yang bersifat negative. Karena generasi muda sekarang nantinya akan mengantikan genarasi diatasnya. Untuk itu pengawasan dan didikan yang baik pada generasi sekarang, diharapkan mampu menghasilkan generasi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. C. Penutup . Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, berkat limpahan rahmat, nikmat dan pertolongan-Nya serat hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa segala sesuatu yang telah tertuang dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk penyusunan yang lebih baik lagi. Akhirnya semoga skripsi yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amin.
DAFTAR ISI
Deklarasi..................................................................................................................ii Nota Pembimbing...................................................................................................iii Pengesahan............................................................................................................. iv Motto.......................................................................................................................v Persembahan...........................................................................................................vi Kata Pengantar.......................................................................................................vii Daftar Isi................................................................................................................ ix Daftar Tabel ..........................................................................................................xii
BAB I
: PENDAHULUAN...............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................1 B. Penjelasan Istilah ...........................................................................5 C. Rumusan Masalah ........................................................................11 D. Tujuan Penelitian ........ ................................................................11 E. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................12 F. Hipotesis Penelitian
..................................................................12
G. Metode Penelitian
...................................................................13
H. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................18 BAB II
: LANDASAN TEORI. ......................................................................20 A. Pengertian Al-Qur’an....................................................................20 1. Pengertian Al-Qur’an Secara Bahasa .....................................21 2. Pengertian al-Qur’an secara istilah .........................................21 B. Dasar Belajar Membaca Al-Qur’an Dan Keutamaannya..............23 1. Dasar Belajar Membaca Al-Qur’an …………………..……..23 2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an. ………………………......26 3. Adab Membaca Al-Qur’an ……………………………….....26 C. Kemampuan Membaca Al-Qur’an ………………………………27 D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca AlQur’an ………………………………………………………….. 28
ix
1. Faktor Siswa/Murid .................................................................29 2. Faktor Guru / Ustadz .............................................................. 32 3. Faktor Alat dan Sarana/Media Pembelajaran. ……………….33 4. Faktor Lingkungan Keluarga, Masyarakat, dan Pergaulan.….34 E. Sikap Tawadhu’.............................................................................36 BAB III
: LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………..…….44 1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 8 Salatiga ………………….44 2. Letak Geografis ………………………………………….…..46 3. Struktur Organisasi ………………………………….………48 4. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 8 Salatiga ………………49 5. Data Guru SMP Negeri 8 Salatiga …………………………. 54 6. Data Karyawan SMP Negeri 8 Salatiga ……………………. 56 7. Data Siswa dan Fasilitas SMP Negeri 8 Salatiga …………..57 B. Laporan Data Penelitian ……………………………….……….……60 1. Data Responden ……………………………….…….………60 2. Data Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an ……….…..62 3. Data Tentang Sikap Tawadhu’ Siswa Kepada Guru ………..65
BAB IV
: ANALISIS DATA ……………………………………………..68
A. Analisi Pertama …………………………………….………………..69 B. Analisis Kedua …………………………………..…………………..79 C. Analisis Ketiga ……………………………………………..………..86 D. Pembahasan ………………………………………….………………93 BAB V
: PENUTUP
A. Kesimpulan
…………………………………...……………….96
B. Saran …………………………………………………...………….…98 C. Penutup ………………………………………………….………….100
x
Daftar Pustaka Daftar Riwayat Hidup Penulis Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Lampiran-lampiran
xi
DAFTAR TABEL Tabel I Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an ……………………………..8 Tabel II Jumlah Subyek Populasi dan Sampel Penelitian ……………………….15 Tabel III Struktur Organisasi Sekolah …………………………………………...48 Tabel IV Daftar Nama Guru Mata Pelajaran ……………………………………54 Tabel V Daftar Nama Karyawan SMP Negeri 8 Salatiga ………………………56 Tabel VI Daftar Jumlah Siswa SMP Negeri 8 Salatiga …………………………57 Tabel VII Data Fasilitas Sekolah ………………………………………………..58 Tabel VIII Daftar Nama Responden ……………………………………………60 Tabel IX Daftar Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP N 8 Salatiga ….62 Tabel X Hasil Rating Skale Sikap Tawadhu’ …………………………………...65 Tabel XI Distribusi Frekuensi dan Prosentase Kemampuan Membaca Al-Qur’an …………………………………………………..70 Tabel XII Item Soal Tes Baca Al-Qur’an ……………………………………….71 Tabel XIII Data Skor dan Nominasi Dari Sikap Tawadhu’ ……………………. 80 Tabel XIV Distribusi Frekuensi Sikap Tawadhu’ Sisiwa Kepada Guru ………...84 Tabel XV Frekuensi Variasi Sikap Tawadhu’ Siswa Kepada Guru …………….84 Tabel XVI Tabel Persiapan Analisis …………………………………………….88 Tabel XVII Hasil Frekuensi Yang Di Peroleh …………………………………..90 Tabel XVIII Hasil Frekuensi Yang Diharapkan ………………………………...91 Tabel XIX Tabel Kerja Chi Kuadrad ……………………………………………92
xii
DAFTAR PUSTAKA Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2001. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelengara Penterjemah Al-Qur’an, Jakarta. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Konseling, Bina Aksara, Bandung, 1988. Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2007. Khalil al-Musnawi, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, Lentera, Jakarta: 2002. Mar’at, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Ghalia Indonesia, Bandung, 1984. Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi, Himpunan Kitab Fadhilah A’mal, Pustaka Ramadhan, Bandung, 2001. M. Humaidi, Pelajaran Tajwid, Wangsamerta, Jakarta, 2003. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat, Penerbit Mizan, Bandung 1999. Sarlito Wirawan Sarwono Sikap, Teori-Teori Psikologi Sosial, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 1999.
------------------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rieneka Cipta, Jakarta, 2002 ------------------------, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, 1990 Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, Andi Offset, Yogyakarta, 2004 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981. Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1978. Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid III, Cetakan ke VI, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1981. Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Hakikat Tawadhu’ dan Sombong Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Jakarta, 2007. Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqie, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Bab Sifat-Sifat Al-Qur’an, PT. Pustaka Rezki Putra, semarang, 1999. Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Departemen Agama, 1971. Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1981. Zaenuddin Ahmad Azzubaidi, Hadits Shahih Bukhari, Terjemah: Muhammad Zuhri, CV. Toha Putera, Semarang, 1986.