HUBUNGAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN MASYARAKAT DENGAN KOMITMEN MENGEMBANGKAN MADRASAH DI DESA BABADAN KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG TAHUN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh FAIZAL AZIZ NIM : 121 07 049 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Faizal Aziz
NIM
: 121 07 049
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: HUBUNGAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN MASYARAKAT DENGAN KOMITMEN MENGEMBANGKAN MADRASAH DI DESA BABADAN KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG TAHUN 2009/2010
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing
Drs. Bahroni, M.Pd NIP: 19640818 199403 1 004
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara : Faizal Aziz dengan Nomor Induk Mahasiswa 121 07 049 yang berjudul Hubungan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Dengan Komitmen mengembangkan Madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun 2009/2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga, pada hari Selasa, 31 Agustus 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga, 31 Agustus 2010 Panitia Ujian Ketua sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 1967011 1219923 1 005
Penguji I
Penguji II
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag NIP. 19570812 198802 2 001
Achmad Maimun, M.Ag NIP. 195700510 199803 1003
Pembimbing
Drs. Bahroni, M.Pd NIP: 19640818 199403 1 004
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Faizal Aziz
NIM
: 121 07 049
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Yang menyatakan
Faizal Aziz NIM.121 07 049
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Penyesalan selalu datang belakangan lakukan sesuatu hal sebaik mungkin dalam hidup ini agar tidak menyesal di kemudian hari” Selalu optimis dalam hidup dan selalu berdoa kepada allah agar di beri kebaikan dan kemudahan dalam dunia dan akhirat PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1.
Ibu dan Ayahku yang telah memerikan segalanya baik dukungan moril dan biaya dalam hidup ini, tanpa mereka aku tak akan sampai ke titik yang seperti ini.
2.
Adiku tercinta dan satu-satunya di dunia ini yang selalu mendukungku dan selalu ku banggakan.
3.
Teman-temanku seperjuangan PAI transfer 2007.
4.
Teman-teman kontrakan Pak dhe Arief, Kempong Ikhsan, Budi juga Bodonk dan arifin juga Mukus yang hidup bersama selama di Salatiga. Thanks for All.
5.
Untuk seseorang yang entah dimana yang selama ini belum aku temukan.
6.
Untuk kota Salatiga yang telah memberikan banyak pengalaman dan kenangan dalam hidup ku.
7.
Untuk segenap pembaca
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugrahkan nikmat, taufik, dan hidayahnya serta memberi petunjuk kepada penulis sehingga skripsi dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan tanpa halangan suatu apapun. Sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, Nabi dan Rosul Rohmatan lil'alamin yang patut diteladani bagi umat manusia di seluruh dunia. Penulisan skripsi yang berjudul Hubungan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Dengan Komitmen Mengembangkan Madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun 2009/2010 dimaksudkan guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini penulis susun dengan kemampuan dan daya upaya yang maksimal namun karena kurangnya kemampuan dan pengalaman yang ada pada diri penulis, maka skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Selama penyusunan Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan yang berupa bimbingan, pengarahan, dan petunjuk, dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Ag selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Agama Islam.
vi
3. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd yang telah membimbing dan memberi pengarahan sampai terselesainya penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen serta karyawan yang telah memberi ilmu dan pengetahuan pada penulis. 5. Aparat dan tokoh masyarakat di desa Babadan serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. 6. Keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan dan motivasi demi terselesaikanya skripsi ini. 7. Teman-teman PAI Transfer 2007 8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi belum memenuhi syarat untuk dibaca, hendaknya pembaca berkenan memberikan solusi, sarana dan kritikan yang membangun menuju ke arah perbaikan dan penyempurnaan. Akhirnya ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu, dan dengan kerendahan hati semoga penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi penulis serta berguna bagi pengembangan lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis
Faizal Aziz NIM.121 07 049
vii
ABSTRAK Aziz, Faizal. 2010. Hubungan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Dengan Komitmen Mengembangkan Madrasah. Skripsi, jurusan Tarbiyah. Program study Pendidikan Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Bahroni, M.Pd Kata Kunci: Pemahaman Keagamaan Masyarakat Dengan Komitmen Mengembangkan Madrasah. Salah satu upaya untuk menciptakan manusia-manusia yang bersumber daya manusia bermutu dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama tersebut, antara lain adalah dengan membekali anak melalui pendidikan madrasah. Secara teknis yakni dalam proses belajar mengajarnya secara formal madrasah tidak berbeda dengan sekolah. Karena sejauh ini lembaga pendidikan formal yang berciri khas agama tersebut masih mampu mempertahankan kosistensi kesimbangan muatan kurikulum keagamaan dengan prosentase lebih banyak dibanding sekolah umum. Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat, maka pengembanyannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar pekerja agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang pekerjaan lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara bermutu dan tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta didik di masa mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada kerjasama yang baik antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah itu sendiri Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode metode pengumpulan data yaitu melalui metode angket, observasi, interview, dan dokumentasi. Sempel sebanyak 50 orang. Dalam analisis data penulis menggunakan Analisis data deskriptif yaitu data yang ada disusun, dijelaskan dan dianalisa. .Dalam hal ini penulis menggunakan metode statistik, yaitu teknik matematika yang menyusun, menyajikan, dan menganalisa dalam bentuk angka dan tabel melalui statistik dengan teknik: perhitungan presentasi frekwensi dan rumus product moment. Dari hasil analisis, diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian dikonsultasikan dengan r product moment dengan N = 50, diperoleh nilai r pada taraf signifikasi 1% sebesar 0,361. Dengan demikian, nilai rxy = 0,490 > r tabel = 0,361, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasilnya sangat signifikan. Jadi ada pengaruh positif antara pemahaman keagamaan dengan komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO ..............................................................................
i
HALAMAN SAMPUL .............................................................................
ii
PERSSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................
vi
KATA PENGANTAR...............................................................................
vii
ABSTRAK................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................
x
DAFTAR TABEL ................................................................................... .
xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... ..
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ................................................................
4
D. Hipotesis Penelitian .............................................................
5
E. Kegunaan Penelitian .............................................................
5
F. Definisi Operasional .............................................................
6
G. Metode Penelitian ................................................................
9
H. Sistematika Penulisan ............................................................. 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Keagamaan Masyarakat ....................................
15
1. Batasan Pengertian Pemahaman Keagamaan ..................
15
2. Problem Pengembangan Madrasah ..................................
16
3. Upaya Pengembangan Madrasah .....................................
20
B. Komitmen Mengembagkan Madrasah .................................
22
1. Visi Pengembangan Madrasah ........................................
22
2. Keterkaitan dan Kesepadanan ..........................................
25
ix
C. Kaitan
Pemahaman
Keagamaan
Dengan
Komitmen
Mengembangkan Madrasah ..................................................
28
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Babadan ..........................................
30
1. Letak Geografis...............................................................
30
2. Luas Wilayah ..................................................................
30
3. Keadaan Pendudukan .....................................................
31
4. Mata Pencaharian ............................................................
32
5. Tingkat Pendidikan .........................................................
32
6. Fasilitas Pendidikan.........................................................
33
7. Pemeluk Agama ................................................................. 33 8. Tempat Ibadah .................................................................
33
9. Struktur Organisasi ...........................................................
33
10. Organisasi Keagamaan Masyarakat .................................
34
B. Penyajian Data .....................................................................
40
1. Hasil Angket Pemahaman Keagamaan ...........................
40
2. Hasil Angket Komimen Mengembangkan Madrasah ......
42
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data .........................................................................
44
1. ................................................................................... A nalisis Pertama (untuk mengetahui tingkat pemahaman keagamaan) .....................................................................
45
2. ................................................................................... A nalisis
Kedua
(untuk
mengetahui
komitmen
mengembangkan madrasah) .............................................
52
3. ................................................................................... A nalisis Kerja (untuk mengetahui adakah korelasi antara tingkat
pemahaman
keagamaan
dengan
komitmen
mengembangkan madrasah) .............................................
60
B. Interpretasi Data ...................................................................
63
x
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
65
B. Saran ...................................................................................
66
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan (Departemen Agama, 2004:14). Hal ini dapat dilihat banyaknya ayat-ayat AlQur’an maupun hadis yang menyinggung tingginya kedudukan orang yang berilmu pengetahuan di dalam Islam. Pendidikan dalam islam merupakan sarana untuk menuju ke arah penyempurnaan akhlak budi. Dengan kata lain, pendidikan dalam islam adalah fungsi untuk mencapai keluhuran akhlak budi sedangkan lembaga pendidikan adalah aspek material untuk menjalankan fungsi tersebut. Salah satu upaya untuk
menciptakan manusia-manusia yang
bersumber daya manusia bermutu dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama tersebut, antara lain adalah dengan membekali anak melalui pendidikan madrasah. Secara teknis yakni dalam proses belajar mengajarnya secara formal madrasah tidak berbeda dengan sekolah. Karena sejauh ini lembaga pendidikan formal yang berciri khas agama tersebut masih mampu mempertahankan kosistensi kesimbangan muatan kurikulum keagamaan dengan prosentase lebih banyak dibanding sekolah umum. Akan tetapi dalam tataran realitas, masyarakat masih ada yang cenderung menilai lembaga
1
madrasah sebagai sekolah kualitas nomor dua dan tempat pelarian anak-anak yang tidak diterima di sekolah favorit (umum). Kenyataan ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi masyarakat muslim, utamanya para pakar pendidikan Islam dan guru madrasah untuk selalu proaktif dalam mengembangkan strategi managemen pengelolaan madrasah yang baik. Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan. Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat, maka pengembanyannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar pekerja agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang pekerjaan lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara bermutu dan tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta didik di masa mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada kerjasama yang baik antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah itu sendiri. Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan lembaga utama yang cocok untuk pembentukan dasar-dasar pendidikan dan moral pada anak. Bahkan kunci utama keberhasilan pendidikan bisa dikatakan terletak pada 2
tiga komponen ini. Karena keluarga, sekolah dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal anak sangat berpengaruh pada perkembangan pendidikan anak Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab bersama antara orang tua dan masyarakat dalam pendidikan anaknya. Fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang, mayoritas orang tua lebih suka menyekolahkan anaknya ke SD dari pada ke MI, hal ini mengakibatkan jumlah siswa yang masuk ke MI menajdi sangat berkurang. Menurut pengamatan penulis, kencenderungan orang tua tersebut antara lain disebabkan oleh: 1. Masyarakat muslim, terutama pemuka agama (orang yang dianggap “paham” agama) justru tidak banyak menyekolahkan anaknya ke MI. 2. Kurangnya pemahaman masyarakat akan keberadaan dan profil MI yang sebenarnya, (MI masih dianggap sekolah agama saja) 3. Pandangan masyarakat bahwa kualitas SD lebih tinggi daripada MI. 4. Pemahaman agama masyarakat pada umumnya relatif rendah sehingga kurang peduli pada sekolah agama (MI) Setidaknya gejala ini telah penulis temukan di beberapa Desa, salah satunya adalah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Oleh karena itu penulis bermaksud ingin mengetahui lebih detail tentang hubungan antara pemahaman keagamaaan masyarakat dengan komitmenya untuk mengembangkan madrasah. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengangkat sebuah penelitian dengan judul: 3
HUBUNGAN
PEMAHAMAN
KEAGAMAAN
MASYARAKAT
DENGAN KOMITMEN MENGEMBANGKAN MADRASAH DI DESA BABADAN
KECAMATAN
LIMPUNG
KABUPATEN
BATANG
TAHUN 2009/2010 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman keagamaan masyarakat muslim di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang? 2. Bagaimana komitmen masyarakat muslim dalam mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang? 3. Apakah ada hubungan pemahaman keagamaan masyarakat muslim di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang dengan Komitmen Mengembangkan madrasah? C. Tujun Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman keagamaan pada masyarakat muslim di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. 2. Untuk mengetahui komitmen masyarakat muslim di Desa Babadan Kecamatan
Limpung Kabupaten Batang dalam mengembangkan
madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.
4
3. Untuk mengetahui hubungan pemahaman keagamaan dengan komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesa yang artinya kebenaran. Jadi, “hipotesis sebagai suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto,1998 : 67-68). Menurut Nazir (1988 : 182), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah : ”ada hubungan positif antara pemahaman keagamaan dengan komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang tahun 2009”. Artinya semakin tinggi pemahaman keagamaan masyarakat, maka akan semakin tinggi komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. E. Kegunaan Penelitian Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi semua kalangan masyarakat pada umumnya. Adapun berbagai manfaat yang diharapkan itu antara lain sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoritis
5
Dalam penelitian ini diharapkan adanya pemahaman akan arti pentingnya sebuah madrasah sebagai sarana pengembangan ilmu di dalam masyarakat terutama pengembangan ilmu agama islam. 2.
Manfaat Praktis Sebagai bahan masukan bagi para tokoh masyarakat khusunya orang tua asuh untuk mendorong anak-anak mereka untuk memilih masuk sekolah ke madrasah.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian dan salah penafsiran pada judul di atas, perlu penulis jelaskan sesuai dengan interpretasi yang dimaksudkan. 1. Pemahaman keagamaan Pemahaman keagamaan adalah segala sesuatu yang diketahui yang berkaitan dengan masalah agama. 2. Masyarakat Masyarakat adalah sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk kehidupan berbudaya. Adapun yang dimaksud masyarakat di sini adalah orang tua yang beragama Islam yang tinggal di Desa Babadan kecamatan Limpung kabupaten Batang, dan menjadi pemuka agama Islam, misalnya bapak Kyai, alim ulama, para guru ngaji atau unstadz-ustadzah dan juga semua kaum muslimin muislimat di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. 6
3. Komitmen Mengembangkan Komitmen mengembangkan adalah keinginan untuk melakukan sesuatu menjadikan maju. 4. Madrasah Kata “madrasah” dalam bahasa arab adalah bentuk kata keterangan tempat (zharaf makan) dari akar kata darasa. Secara harifah “madrasah” diartikan sebagai tempat belajar para pelajar atau tempat untuk memberikan pelajaran (Departemen Agama, 2004:1). Madrasah Ibtidaiyah yang kedudukannya setara dengan Sekolah Dasar (SD) di Kementrian Pendidikan Nasional dianggap sebagai satu jenjang pendidikan formal yang paling penting dalam perkembangan setiap individu. Jenjang pendidikan ini mengajarkan tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan, seperti membaca, menulis, dan berhitung serta menanamkan dasar-dasar nilai moral kepada setiap anak. Merupakan kewajiban para orangtua untuk mendorong anak-anak agar dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini yang merupakan dasar penting sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk meraih gelar-gelar terhormat dan prestasi-prestasi lainnya. Madrasah umumnya dibawah pembinaan Kementrian Agama. Dalam penelitian ini obyeknya pada Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif di Desa Babadan.
7
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditentukan variabel dan indikator-indikator sebagai berikut: 1.
Pemahaman Keagamaan Masyarakat. Pemahaman keagamaan masyarakat sebagai variabel dependen atau variabel yang dilambangkan dengan (x). dari variabel ini dapat dijabarkan dalam beberapa indikator, diantaranya: a. Masyarakat mengetahui tentang pemahaman keagamaan untuk meningkatkan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan. b. Pandangan masyarakat mengenai mutu pendidikan keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan. c. Pandangan masyarakat tentang metode pengajaran pendidikan agama di Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan.
2.
Komitmen Mengembangkan Madrasah Komitmen
mengembangkan
madrasah
sebagai
variabel
independen atau variabel bebas yang dilambangkan dengan (y). dari variabel ini dapat dijabarkan dalam beberapa indikator, diantaranya: a. Membantu berupa dana untuk memajukan sarana dan prasarana Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan. b. Memberi ide-ide positif
dan ikut menyekolahkan anaknya ke
Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan . c. Terlibat dalam kepengurusan untuk memajukan mutu Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan. 8
G. Metode Penelitian Hal-hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Tempat dan waktu Penelitian ini akan difokuskan di Desa Babadan Kecamatan Limung Kapupaten Batang. Penelitian ini akan diagendakan memakan waktu 2 (dua) bulan, di mulai tanggal 18 mei – 19 juni 2010 yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.
2.
Populasi dan sampel a.
Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga (Efendi, 1985 : 108). Adapun populasi yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang tahun 2009 yang berjumlah 50 orang.
b.
Sampel Menurut Arikunto (1998 : 117&120), sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti, untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. 9
Karena populasi yang penulis ambil hanya 50 orang, maka sampel dalam penelitian ini adalah mengambil semua populasi yang ada. 3.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu : a. Metode angket Metode
angket
atau
quesioner
merupakan
sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998 : 140). Teknik ini digunakan untuk mengukur variabel satu yakni pemahaman keagamaan, variabel dua yakni komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. b. Metode interview Menurut Hadi (1994 : 136), metode interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1986 : 129), metode interview adalah metode penelitian yang dipergunakan seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau
10
pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakapcakap berhadapan muka dengan orang itu. Metode ini digunakan sebagai metode bantu dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga data yang dieproleh benar-benar valid. c. Metode Observasi Menurut Hadi (1994 : 136), metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. d. Metode Dokumentasi Menurut Arikunto (1998 : 236), metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan datadata tentang keadaan masyarakat, struktur organisasi masyarakat dan lain- lain. 4.
Teknik Analisis Data Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif, yaitu data yang ada disusun, dijelaskan dan dianalisis dalam hal ini penulis menggunakan metode statistik yaitu teknik matematika dalam mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan 11
menganalisis dalam bentuk angket, berdasarkan data yang terkumpul, disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa dengan cara statistik dengan teknik. Adapun data yang dianalisis meliputi: a. Perhitungan persentase frekwensi Teknik ini untuk menganalisis pemahaman keagamaan dan komitmen mengembangkan madrasah, dengan menggunakan sebagai rumus berikut. P
F x 100 % N
Keterangan : P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah responden
b. Mengenai data tentang hubungan pemahaman keagamaan dengan komitmen mengembangkan madrasah, dianalisis dengan sistem product moment, yang rumusnya sebagai berikut. (x)(y ) N rxy 2 2 (x) 2 (y ) 2 x y N N x
Keterangan : N rxy
: Koefisien korelasi antara x dan y
xy
: Perkalian antara x dan y
12
x
: Variabel pertama (pemahaman keagamaan)
y
: Variabel kedua (komitmen mengembangkan madrasah)
N
: Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah: Bab I
: Dalam bab pendahuluan ini berisi : latar belakar masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Merupakan kerangka teori yang digunakan sebagai pijakan dalam menelaah tema penulisan skripsi, di sini penulis menguaraikan tentang, pemahaman keagamaan masyarakat, dan komitmen terhadap perkembangan madrasah. Bab III : Laporan Hasil penelitian Pada bab ini akan diuraikan tiga bagian, yang pertama berupa gambaran umum objek penelitian berisi, keadaan geografis wilayah Desa Babadan, serta keadaan masyarakatnya, yang kedua berupa penyajian data tentang pemahaman keagamaan masyarakat dankomitmennya mengembangkan madrasah. Bab IV : Analisis Data Dalam menganalisi data yang ada, penulis menggunakan rumus korelasi product moment. 13
Bab V : Penutup Bagian akhir dan skripsi ini terdiri dari kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran dan kata penutup.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman Keagamaan Masyarakat 1. Batasan Pengertian Pemahaman Keagamaan Perlu dipertegas lebih dulu, bahwa dalam tulisan ini pemahaman keagamaan masyarakat yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menyangkut wawasan, pemahaman dan persepsi masyarakat yang berkaitan dengan masalah agama, khususnya berkait dengan pendidikan agama di madrasah. Batasan ini didasarkan pada makna etimologi pemahaman yang berarti segala sesuatu yang dipahami, kepandaian dan keagamaan yang berarti hal-hal yang menyangkut agama, berhubungan dengan agama. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000:1120). Beberapa hal yang menjadi pijakan dalam menguraikan masalah pemahaman masyarakat dalam bidang agama khususnya dalam pendidikan madrasah antara lain; a. Pemahaman masyarakat tentang pendidikan keagamaan itu sendiri. b. Pemahaman masyarakat mengenai mutu pendidikan keagamaan. c. Pemahaman masyarakat tentang mutu guru pengajar pendidikan agama Oleh karena yang menjadi tolak ukur adalah ketiga hal di atas maka ada benang merah yang dapat ditarik, bahwa pada dasarnya pokok permasalahan yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana membawa masyarakat muslim lebih paham terhadap problematika yang muncul dalam lembaga pendidikan madrasah yang dari hari ke hari perlu terus dicari solusi terbaiknya.
15
2. Problem Pengembangan Madrasah Untuk
mengembangkan
madrasah
ideal
perlu
dipahami
permasalahan yang dihadapi madrasah dewasa ini. Walaupun secara konseptual tujuan pendidikan nasional sejalan dan tidak bertentangan dengan cita-cita Islam, dan secara juridis pendidikan agama Islam dan lembaganya
memperoleh
kedudukan
yang
kuat
namun
dalam
operasionalnya berhadapan dengan sejumlah permasalahan. Salah satu permasalahan urgen untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan baik Islam maupun nasional untuk mengahsilkan manusia seutuhnya adalah adanya dualitas ilmu yang diajarkan, yakni dikhotomi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Keduanya tidak berada dalam satu tujuan dan wawasan, melainkan saling terpisah. Dengan demikian selain terjadi dikotomi dalam pendidikan terbukti juga berakibat tidak hanya sekedar tidak beorintasi sepenuhnya pada pendidikan Islam, tetapi tujuan yang umum juga tidak tercapai sepenuhnya. Dalam konteks pendidikan Islam, menurut Abudin Nata, hal ini dapat diatasi antara lain dengan cara menunjukkan dengan jelas cita-cita Islam dalam berbagai aspek kehidupan yang diangkat dari ajaran Al Quran, yang cita-cita itu selanjutnya menjadi misi ajaran Islam (Nata, 2003:162). Di sisi lain, ilmu-ilmu keduniaan yang merupakan produk sistem pendidikan barat modern menekankan pada pengembangan akal dan rasionalitas serta menganggap sepele nilai spiritual. Dia mendorong pencarian
ilmiah
dengan
mengorbankan
iman,
mengutamakan
individualisme, melahirkan skeptisme, menolak segala sesuatu yang tidak bisa dibuktikan dengan akal secara kongkret dan lebih bersifat antroposentris daripada teosentris.
16
Sistem pendidikan yang demikian jelas hanya menekankan pada kecerdasan akal, tidak mendidik manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia. Dan sebagai akibat dari dikhotomi ilmu tersebut lahirlah manusia-manusia yang dualisme. Ini bertentangan dengan konsep jati diri manusia menurut ajaran dasar Islam, bahwa manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling baik (ahsani taqwim) yaitu mempunyai kualitas terbaik baik fisik maupun psikis dimana keduanya harus dijaga secara seimbang seperti firman Allah;
(4 : ﻟﻘﺪ ﺧﻠﻘﻨﺎ اﻻﻧﺴﺎن ﻓﻰ اﺣﺴﻦ ﺗﻘﻮﯾﻢ ) اﻟﻄﯿﻦ "Sungguh Kami telah mencipta manusia dalam bentuk yang sangat indah, tegap dan tampan" (Al-Qur’an dan terjemahnya, 2002:903).
Menurut Muhaimin, bahwa pada dasarnya Al Quran secara gamblang telah mengemukakan dua kutub kualitas manusia, yakni kualitas terbaik, baik fisik maupun psikis dan kualitas terendah, dan manusia yang terbaik (ahsani taqwim) adalah yang sesuai fitrah (asal) kejadiannya (Muhaimin, 2003:147). Dalam pandangan Syafi’i Ma’arif (1991), proses pendidikan yang dualitis tadi akibatnya akan muncul pribadi-pribadi yang pecah dalam masyarakat Islam. Di Masjid dan di Langgar seseorang menunjukkan sikap akan alim, tetapi di pasar, di pabrik, atau bahkan di gelanggang politik tampil sebagai orang asing sama sekali. Di sini kegiatan dunia terlepas dari orientasi akhirat. Pendidikan
akan
mengalami
kegagalan
dalam
membentuk
keteguhan jiwa yang vital, keyakinan yang kokoh, dan disiplin yang tegas bila ilmu pengetahuan yang diajarkan terpisah dari tata nilai dan loyalitas
17
kemanusiaan serta nilai-nilai spiritual. Upaya menghilangkan dikhotomi ilmu antara lain keduniaan dan ilmu keagamaan adalah menjiwai sains dan teknologi
dengan
nilai-nilai
agama,
sehingga
antara
keduanya
mengarahkan kepada tujuan yang sama sebab tugas kekhalifaan manusia untuk mengembangkan amanah Allah di bumi dan memakmurkan bumi dengan sebagai bukti pengabdian manusia kepada-nya. Oleh karena itu, sains yang diajarkan di madrasah tidak hanya sekedar ilmu bantu belaka, tetapi mempunyai kedudukan yang sama dengan ilmu-ilmu keagamaan sama-sama dikembangkan secara makro. Impelementasi gagasan tersebut berimplikasi dibutuhkannya guru yang memiliki kapasitas dan kualifikasi tertentu. Tampaknya di sini diharapkan peranan STAIN untuk mempersiapkan calon-calon guru yang kualitasnya sepadan dengan tuntunan di atas. Permasalahan berikutnya adalah fungsi filsafat dalam pendidikan di madrasah, apakah filsafat pendidikan telah berperan secara wajar atau tidak. Sebab “filsafat pendidikan itu”, menurut Made Pidarta, “merupakan pedoman dan arah berpikir dalam mencapai hasil pendidikan yang dicitacitakan”. Dalam kaitan ini, Langgulung (1992) menyatakan bahwa filsafat pendidikan berfungsi untuk “memahami sistem pengajaran, penganalisaan konsep-konsep dan istilah-istilah, mengkritik asumsi-asumsi dan fakta-fakta, membimbing asas-asas pendidikan, menerima perubahan-perubahan dasar, membimbing sikap guru-guru, membangkitkan dialog dan persoalan, mebongkar tradisi dalam pendidikan dan mengusulkan rencana-rencana baru”. Permasalahan lain adalah penghargaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan madrasah. Indikatornya antara lain in put peserta didiknya umumnya berasal dari keluarga golongan ekonomi lemah dan berprestasi
18
rendah karena tidak diterima di sekolah umum. Akibatnya lulusannya pun berkualitas rendah, karena menurut Karim (1991) rendahnya kualitas lembaga ini. Penyebabnya karena madrasah kurang berorientasi kepada dunia kerja. Sementara masyarakat lebih menghargai lembaga pendidikan yang berorientasi kepada dunia kerja. Lembaga pendidikan Islam ini lebih terkesan sebagai lembaga yang memproduksi ulama dan da’i atau pekerja agama, sehingga daya saingnya rendah. Model madrasah seperti ini tidak menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional dna pemaksimalan fungsi kekhalifahan manusia. Dalam kaitan itu menarik untuk diteliti tentang masalah perbedaan motivasi anatara keluarga muslim yang memasukkan anaknya ke sekolah agama dan keluarga muslim yang tidak mau memasukkan anaknya ke lembaga ini. Apakah motivasinya agar anaknya menjadi ahli agama sehingga dimasukkan ke sekolah agama atau motivasinya agar anaknya cukup memiliki pengetahuan keislaman untuk keperluan ibadah dan pembinaan akhlaknya sehingga tidak perlu dimasukan ke madrasah sebab pendidikan agama tambahan dapat diperoleh di luar sekolah. Dan bagaimana pula keluarga-keluarga muslim yang sesungguhnya menginginkan anaknya menguasai muatan kurikulum, metode belajar mengajar yang tidak dinamis, sistem evaluasi yang lemah, terbatasnya ketrampilan yang diajarkan, orientasi keilmuan yang diajarkan yang tidak jelas, kemampuan profesional para guru, sarana dan prasarana serta biaya yang tidak memadai merupakan permasalahan madrasah baik negeri maupun swasta di semua jenjang pendidikannya
yang
membuatnya
tertinggal
dari
lembaga-lembaga
pendidikan lainnya. Permasalahan-permasalahan tersebut membuat daya saing lulusannya rendah.
19
Paparan di atas merupakan gambaran global tentang realitas pengetahuan, wawasan dan persepsi masyarakat muslim tentang kondisi pendidikan Islam di Indonesia. Sepanjang pengetahuan penulis, kondisi seperti di atas bagi kalangan akademisi barang kali cukup dimengerti, akan tetapi belum tentu disadari oleh sebagian besar masyarakat muslim yang nota bene sebagai pihak yang telah menitipkan anaknya di madrasah. Mereka tentu kurang tahu menahu bahwa sebenarnya penyebab kurang berkembangnya madrasah sangat kompleks. Oleh karena itu adalah tugas bagi para guru dan pengelola madrasah untuk selalu mengajak masyarakat dan orang tua siswa agar ikut berfikir bersama dalam rangka memajukan madrasah. 3. Upaya Pengembangan Madrasah Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah untuk membentuk manusia yang berkualitas lahir dan batin, fisik dan psikis atau imtaq dan iptek. Jadi sebenarnya madrasah telah mempunyai icon yang bisa diandalkan untuk menarik pelanggan untuk berbondong-bondong masuk madrasah, karena di madrasah telah memiliki sarana untuk mewujudkan manusia yang berkualitas. Menurut Joyonegoro, manusia yang berkualitas itu setidaktidaknya mempunyai dua kompetensi, yaitu kompetensi bidang imtak (iman dan takwa) dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) (Wardiman, 2003:175). Artinya keseimbangan kemampuan untuk mempertahankan dan mengambangkan potensi pribadi manusia harus dilaksankan secara sinkron antara kebutuhan fisik dan mental, material dan spritual, kompetensi teknologi dan kemampuan ber-akhlakul karimah. Salah satu upaya untuk menciptakan manusia-manusia yang ber SDM bermutu dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama tersebut,
20
antara lain dengan membekali anak melalui pendidikan madrasah. Karena sejauh ini lembaga pendidikan formal yang berciri khas agama (baca: madrasah) ini masih mampu mempertahankan kosistensi kesimbangan muatan kurikulum keagamaan dengan prosentase lebih banyak dibanding sekolah umum. Akan tetapi dalam tataran realitas, masyarakat masih ada yang cenderung menilai lembaga madrasah sebagai sekolah kualitas nomor dua dan tempat pelarian anak-anak yang tidak diterima di sekolah favorit (umum). Kenyataan ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi masyarakat muslim, utamanya para pakar pendidikan Islam dan guru madrasah untuk selalu proaktif dalam mengembangkan strategi managemen pengelolaan madrasah yang up date. Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat, maka pengembangannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar pekerja agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang pekerjaan lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara bermutu dan tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta didik di masa mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada kerjasama yang baik antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah itu sendiri. Keluarga merupakan akar bagi terbentuknya masyarakat, bangsa dan bahkan sebuah peradaban. Karena itu jika keseimbangan keluarga baik dalam sebuah masyarakat, maka akan baik pula masyarakat itu, demikian sebaliknya. Keluarga yang seimbang sesuai dengan ajaran Islam adalah mampu hidup dengan mengutamakan urusan agama tanpa meninggalkan urusan-uruasan keduniaan seperti firman Allah dalam Q.S. Al Qosos:77
21
واﺑﺘﻎ ﻓﯿﻤﺎ اﺗﺎك اﷲ اﻟﺪار اﻷﺧﺮة وﻻﺗﻨﺴﻰ ﻧﺼﯿﺒﻚ ﻣﻦ اﻟﺪﻧﯿﺎ "Dan carilah apa-apa yang diberikan Allah kepadamu untuk kehidupan akhiran dan jangan kamu melupakan keperluan duniamu" (Al-Qur’an dn terjemahnya, 2002:556). Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan lembaga utama yang cocok untuk pembentukan dasar-dasar pendidikan dan moral pada anak. Bahkan kunci utama keberhasilan pendidikan bisa dikatakan terletak pada tiga komponen ini. Karena keluarga, sekolah dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal anak sangat berpengaruh pada perkembangan pendidikan anak Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab bersama antara orang tua dan masyarakat dalam pendidikan anaknya. Fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang, mayoritas orang tua lebih suka menyekolahkan anaknya ke SD dari pada ke MI, hal ini mengakibatkan jumlah siswa yang masuk ke MI menjadi sangat berkurang. Menurut pengamatan penulis, kencenderungan orang tua tersebut antara lain disebabkan oleh: a. Masyarakat muslim, terutama pemuka agama (orang yang dianggap “paham” agama) justru tidak banyak menyekolahkan anaknya ke MI. b. Kurangnya pemahaman masyarakat akan keberadaan dan profil MI yang sebenarnya, (MI masih dianggap sekolah agama saja). c. Pandangan masyarakat bahwa kualitas SD lebih tinggi daripada MI. d. Pengetahuan agama masyarakat pada umumnya relatif rendah sehingga kurang peduli pada sekolah agama (MI). B.
Komitmen Mengembangkan Madrasah 1. Visi Pengembangan Madrasah Madrasah adalah suatu lembaga pendidikan formal yang kurikulumnya 70% pelajaran umum dan 30 adalah pelajaran agama.
22
Beberapa komitmen masyarakat yang harus dikembangkan dalam memajukan madrasah adalah kesadaran untuk memajukan mutu madrasah dalam bidang visi, misi, tujuan, guru, siswa, metode sarana dan lain-lain. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan agama memperoleh kedudukan yang kuat. Pendidikan agama merupakan subsistem dari pendidikan nasional. Oleh sebab itu, semua lembaga pendidikan diharuskan menyelenggarakan pendidikan agama Islam. Berdasarkan Undang-Undang tersebut juga mengandung konsekwensi bahwa pendidikan agama wajib diberikan kepada peserta didik disetiap jenis, jenjang, dan isi kurikulum sekolah. Jalur, jenjang, isi kurikulum sekolah harus memuat pendidikan agama. Dari segi tenaga pendidikan yang dapat diangkat, harus orang yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan Yang Maha Esa, karena tujuan pendidikan nasional tidak hanya mencerdaskan anak didik (pendidikan intelek), tetapi juga meningkatkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Itu sebabnya di lembaga pendidikan formal guru harus bisa menjalankan tugas pokok dan fungsi yang bersifat multiperan, yaitu sebagai pendidik, pengajar dan pelatih (Danim, 2002:15). Eksistensi lembaga pendidikan agama yang mendapat tempat dalam Undang-Undang tersebut, diperkuat dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang lembaga pendidikan agama Islam. Dalam peraturan itu dinyatakan SD dan SLTP yang berciri khas Islam masing-masing disebut Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah
23
Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) diselenggarakan oleh Kementrian Agama. Dengan kedudukan lembaga pendidikan agama yang begitu kuat, madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang bertujuan mengembangkan unsur jasmani, rohani dan akal, juga mempunyai kedudukan strategis untuk mengimplementasikan tujuan pendidikan nasional tersebut. Dengan kata lain, pengembangan madrasah harus mempunyai keterkaitan dan kesepadanan dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan anak didik menjadi manusia yang berwawasan ketuhanan, berwawasan etik dan moral, menguasai dasar-dasar sains dan teknologi,
berketrampilan,
berwawasan
kemasyarakatan
dan
kebangsaan. Selama madrasah tidak mengarah dari lembaga kualifikasi tersebut, ia akan tetap tertinggal dari lembaga pendidikan yang lain, yang dapat diduga sulit untuk merealisasi tujuan pendidikan nasional. Dari sekian banyak tujuan dan misi pendidikan tadi, madrasah harus bisa menonjolkan ketercapaian kompetensi di bidang imtaknya. Kompetensi imtak amat penting karena tanpa dibingkai oleh iman dan takwa, maka kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi kurang bermakna, bahkan dikawatirkan akan liar dan tidak terkendali, yang mewujud dalam bentyuk terjadinya erosi nilai-nilai moral (Sidi, 2003:84 ). Berangkat dari kenyataan itu kurikulum 1994 sampai kurikuluim edisi 2004 untuk MI, MTs dan MA tampaknya mengisyaratkan perbaikan
ke
arah
terciptanya
kualifikasi
tersebut.
Muatannya
menekankan pada pengembangan siswa menguasai dasar-dasar sains dan teknologi, serta pelaksanaan kurikulum itu menghadapi berbagai permasalahan, seperti lembaga pendidikan madrasah, penghargaan
24
masyarakat terhadap madrasah, metode belajar mengajar, sistem evaluasi, sarana dan prasarana Fisik dan sebagainya. 2. Keterkaitan dan Kesepadanan Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat, maka pengembangannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar pekerjaan agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang pekerjaan lain. Konsep keterkaitan dan kesepadanan (link and match) menghendaki sistem pendidikan pada suatu lembaga pendidikan tidak terus menerus terpaku pada pola-pola yang sudah ada, dan mengabaikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di berbagai aspek kehidupan. Jika sistem pendidikan pada suatu lembaga pendidikan terus menerus dalam kondisi demikian, maka akan terjadi kesenjangan antara dunia pendidikan dan kehidupan nyata (khususnya dunia kerja) yang disebut educational mismatch. Kesenjangan antara lain, ketidaksesuaian lulusan dengan yang diinginkan masyarakat (khususnya dunia kerja), dan kesenjangan antara tata nilai yang diajarkan di sekolah dan tata nilai yang sebenarnya dilaksanakan dalam masyarakat. Sesungguhnya yang diperlukan saat ini bukan hanya jumlah lulusan pendidikan (educational out
put)
yang
mengagumkan,
melainkan
dampak
pendidikan
(educational out come), berupa utilitas atau daya guna lulusan yang mampu memasuki dunia kerja baru ( Danim, Op.Cit., hlm.17). Oleh karena itu pengembangan madrasah harus mempunyai keterkaitan dan kesepadanan dengan kebutuhan pembangunan dan masyarakat. Penerapan konsep ini sejalan dengan nilai fungsi kehalifahan manusia. Artinya, manusia mukmin hanya akan dapat
25
melaksanakan fungsinya tersebut secara maksimal apabila bersikap dinamis dalam mencermati perkembangan nyata yang terjadi di masyarakat. Selain itu, mengembangkan madrasah ideal niscaya ditopang oleh nilai instrumen yang saling terkait dan sepadan dengan sistem pendidikan yang mencakup; a. Penyelenggara pendidikan (negeri, swasta). b. Filsafat pendidikan yang di dalamnya tercakup tujuan pendidikan. Ini berkaitan dengan manusia yang bagaimana diinginkan madrasah. Filsafat pendidikan untuk madrasah dirumuskan berdasarkan nilai dasar yang disebut di atas. c. Kurikulum, yaitu bidang ilmu dan keterampilan yang diajarkan serta sikap yang ingin ditanamkan kepada peserta didik. Merujuk kepada nilai dasar di atas, muatan kurikulum madrasah yang ideal mengarah kepada pengembangan dan penguasaan dasar-dasar sains, teknologi, perangkat keterampilan dan sikap yang bertangggung jawab terhadap tuhan, manusia dan lingkungannya. d. Penyelenggaraan pendidikan, yaitu pemimpin, tenaga kependidikan, tenaga peneliti, tenaga administrasi serta orang tua pelajar dan keterlibatan masyarakat. e. Proses
belajar
dan
pembelajaran
yang
mencakup
metode
penyampaian materi ajar, administrasi dan supervisinya. f. Sarana pendidikan, yaitu berupa bangunan fisik dan fasilitasnya, alat bantu pendidikan dan biaya. Untuk mencapai tujuan pendiidkan madrasah sebagai dari muatan kurikulum sangat ditentukan oleh pelaksanaannya di lapangan, antara lain;
26
a. Orientasi dan konsistensi semua unsur yang terdapat dalam sistem pendidikannya b. Pendidikan yang diterapkan adalah pendekatan yang berdasarkan kompetensi atau tidak. Sistem pendidikan yang berdasarkan pendekatan kompetensi berkaitan dengan “kompetensi apa yang harus dikuasai siswa?”. Pendekatan yang tidak berdasarkan kompetensi berkaitan dengan “apa yang harus diberikan oleh guru?” tetapi
tampaknya
kedua
model
pendekatan
ini
perlu
dioperasionalkan dalam mencapai tujuan pendidikan. c. Metode belajar-mengajar yang tepat agar materi ajar dapat disampaiakan kepada peserta didik dalam bentuk yang lebih menarik dan lebih relevan dengan kebutuhan hidup riil dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. d. Kerjasama semua guru bidang studi, yaitu untuk menunjang tujuan pendidikan nasional guru-guru agama harus menguasai dasar-dasar sains dan teknoogi, dan guru-guru bidang studi umum harus memiliki dasar-dasar pengetahuan keislaman, sehingga pengetahuan yang diserap oleh anak didik berada dalam satu wawasan yang dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan inteleknya, bukan pengetahuan yang saling bertentangan. e. Pelaksanaan evaluasi terhadap proses belajar mengajar. Menurut Malik Jafar, keberhasilan pendidkan Islam juga ditentukan oleh sistem paedagois yang diterapkan oleh setiap guru yaitu supaya tetap berlandaskan motivasi, etik dan moral, karena dalam memeberikan landasan itu tidak cukup hanya dilihat dari persoalan pengajaran atau didaktik metodiknya melainkan harus masuk ke dalam persoalan pedagogiknya (Fadjar, 1998:160).
27
Berdasarkan acuan pedagogisnya, penanaman motivasi etik dan moral itu pada dasarnya adalah menanamkan suatu perangkat nilai, yaitu iman, amal dan taqwa. Melalui materi pelajaran agama, guru agama mempunyai tugas pokok untuk menanamkan nilai-nilai itu ke dalam diri peserta didik. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah setiap guru agama harus berusaha mengetahui nilai-nilai yang dapat disentuh dalam diri peserta didik melalau materi pengajaran yang disajikannya. Dengan demikian guru agama harus mendalami nilai-nilai tersebut. Dengan menguasai materi pelajaran secara mendalam guru agama dapat meningkatkan kegiatan mengajarnya menjadi kegiatan “mendidik”. Hanya dengan melangkah melalui langkah-langkah paedagogis kegiatan pendidikan agama lewat sistem formal (sekolah) akan mampu secara sadar dan terencana berbuat sesuatu menuju ke “kesadaran beragama” bagi peserta didiknya. C. Kaitan Pemahaman Keagamaan dan Komitmen Mengembangkan Madrasah Problem pengembangan madrasah pada dasarnya masih berkisar pada lemahnya kualitas orang muslim dalam memahami pendidikan Islam karena minimnya pemahaman, dan rendahnya motivasi. Upaya pengembangan madrasah harus dibarengi dengan peningkatan pemahaman keagamaan masyarakat muslim utamanya yang menyangkut visi dan implementasi pendidikan Islam Komitmen masyarakat muslim dalam mengembangkan madrasah antara lain sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuannya tentang pendidikan Islam dan madrasah itu sendiri. Terjadinya dikotomi pendidikan antara pendidikan Islam dan umum mengakibtakan tujuan pendidikan gagal kedua-duanya.
28
Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah untuk membentuk manusia yang berkualitas lahir dan batin, fisik dan psikis atau imtaq dan iptek. Jadi sebenarnya madrasah telah mempunyai icon yang bisa diandalkan untuk menarik pelanggan untuk berbondong-bondong masuk madrasah, karena di madrasah telah memiliki sarana untuk mewujudkan manusia yang berkualitas. Keberhasilan pendidkan Islam juga ditentukan oleh sistem paedagois yang diterapkan oleh setiap guru yaitu supaya tetap berlandaskan motivasi, etik dan moral, karena dalam memeberikan landasan itu tidak cukup hanya dilihat dari persoalan pengajaran atau didaktik metodiknya melainkan harus masuk ke dalam persoalan pedagogiknya. Penanaman motivasi etik dan moral itu pada dasarnya adalah menanamkan suatu perangkat nilai, yaitu iman, amal dan taqwa. Melalui materi pelajaran agama, madrasah mempunyai tugas pokok untuk menanamkan nilai-nilai itu ke dalam diri peserta didik yang nantinya peserta didik tersebut juga akan kembali kedalam lingkungan masyarakat. Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat, maka pengembangannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar pekerja agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang pekerjaan lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara bermutu dan tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta didik di masa mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada kerjasama yang baik antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah itu sendiri.
29
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Babadan 1.
Letak Geografis Desa Babadan merupakan salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Propinsi Jawa Tengah dengan ketinggian dari permukaan air laut ± 500-700 m dengan batas-batas:
2.
- Sebelah Barat
: Desa Sempu
- Sebelah Timur
: Desa Amongrogo
- Sebelah Selatan
: Desa Plumbon
- Sebelah Utara
: Desa Dlisen
Luas Wilayah Luas wilayah Desa Babadan adalah 346.905 Ha. Dengan perincian sebagai berikut: - Tanah sawah sederhana
: 2,7 Ha
- Tanah pekarangan/bangunan
: 154. 499Ha
- Tanah tegalan/perkebunan
: 185.306 Ha
- Lain-lain (jalan, sungai, pekuburan
: 4,4 Ha
Dari keseluruhan wilayah tersebut terbagi atas Dukuh/lingkungan, 4 RW, adapun Dukuh tersebut adalah: a. Dukuh Babadan b. Dukuh Banaran
30
c. Dukuh Srabanan d. Dukuh Kesasih 3.
Keadaan Penduduk Desa Babadan Adapun jumlah penduduk Desa Babadan sampai perhitungan terakhir ada 6.557 jiwa terdiri dari: -
1445 KK
-
3192 penduduk laki-laki
-
3365 penduduk perempuan Tabel I Jumlah Penduduk Menurut Usia
No
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0 - 4 th
343
342
685
2
5 – 9 th
388
380
768
3
10 – 14 th
412
440
852
4
15 – 19 th
343
356
690
5
20 – 24 th
272
208
680
6
25 – 29 th
235
291
526
7
30 – 39 th
486
511
997
8
40 – 49 th
271
338
609
9
50 – 59 th
218
246
464
10
60 tahuan keatas
224
253
477
Jumlah
3192
3365
6557
31
4.
Mata Pencaharian Penduduk Sebagian besar penduduk Desa Babadan mempunyai mata pencaharian sebagai petani, buruh tani, buruh industri, sebagian PNS dan ABRI.
5.
a. Petani
: 498 orang
b. Buruh tani
: 100 orang
c. Nelayan
:-
d. Pengusaha
:
e. Buruh Industri
: 21 orang
f. Buruh Bangunan
: 409 orang
g. Pedagang
: 133 orang
h. Pengangkutan
:
i. PNS/ABRI
: 320 orang
j. Pensiunan
:
k. Lain-lain
: 2.200 orang
76 orang
37 orang
109 orang
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Babadan adalah sebagai berikut: a. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi
:
155 orang
b. Tamat SLTA
:
277 orang
c. Tamat SLTP
:
344 orang
d. Tamat SD
: 2.371 orang
e. Tidak tamat SD
: 1.489 orang
32
6.
7.
8.
9.
f. Belum tamat SD
: 1.098 orang
g. Tidak sekolah
:
138 orang
Fasilitas Pendidikan a. Taman Kanak-kanak
: 2 buah
b. Sekolah Dasar Negeri
: 2 buah
c. MANU
: 1 buah
d. Madrasah Ibtidaiyah/MI
: 1 buah
Pemeluk Agama a. Islam
: 6.541 orang
b. Kristen
: 16 orang
d. Budha
:-
e. Hindu
:-
Tempat Ibadah a. Masjid
: 4 buah
b. Gereja
: - buah
c. Kuil
:-
d. Surau/langgar/Musholla
: 20 buah
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Babadan Desa Babadan secara administrasi berada diwilayah Kecamatan Limpung
Kabupaten
Batang.
Dalam
menyelenggarakan
tugas
pemerintahan, baik tugas rutin maupun tugas pembangunan, seorang kepala kelurahan dibantu oleh perangkat kelurahan, yang terdiri atas:
33
Struktur Organisasi Desa Babadan BPD
Kepala Desa Suharno, S.Ag
Kaur Keuangan
Sekretaris Desa
Kaur Pemerintahan
Azizah R
Tohari
Pindin
Kaur Umum
Kaur Pembangunan
Pramono
M.Nur
10. Organisasi Keagamaan Masyarakat Ada beberapa organisasi keagamaan di Desa Babadan diantaranya: a. Remaja Masjid Remaja Islam Masjid Nurul Huda (RIMDA) adalah sebuah perkumpulan para remaja islam khususnya di lingkungan Masjid Nurul Huda dan masih dalam lingkup Rt 05 Rw 03 Desa Babadan. RIMDA memiliki misi & visi untuk lebih memelihara eksistensi umat Islam khususnya kaum muda untuk lebih mengembangkan potensi diri dalam bidang keislaman. RIMDA suatu perkumpulan yang dirikan beberapa puluh tahun yang lalu telah mencoba untuk mengenalkan Islam secara dini kepada khalayak umum dengan metode pendekatan
34
riil dan terstruktur. RIMDA termotivasi dengan menumpahkan berbagai kegiatan yang ditujukan guna memajukan kegiatan keremajaan dan keislaman. Kegiatan tersebut meliputi 2 hal yakni : Kegiatan Talim Formal Kegiatan yang bersifat non formal. Talim Formal terdiri dari kegiatan yang bersifat kerohanian antara lain talim ahad malam (bab ila bab) yang terdiri dari berbagai materi, talim tiap malam (pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an secara bergantian dan pelatihan pengisian materi (kultum) serta Talim Khusus Keputrian. Talim Non Formal terdiri dari kegiatan yang bersifat abstrak antara lain pelatihan musik Islami yang berupa Marawis dan Nasyid. Selain kegiatan-kegiatan di atas Remaja Islam Masjid Nurul Huda juga membentuk suatu Lembaga Pendidikan Qur’an (LPQ) yang di khususkan untuk para regenerasi Islam usia dini dan Alhamdulillah sudah miliki puluhan santriwan dan santriwati. Seluruh kegiatan di atas akan terkonsentrasi penuh di Masjid Nurul Huda. Dalam rangka menunjang kegiatan-kegiatan tersebut Remaja Islam Masjid Nurul Huda menyusun secara terstruktur kepengurusan kegiatan keremajaan antara lain: Pelindung
: Pengurus Masjid Nurul Iman
Pembina
: Indratno, Mudji Mawardi
Ketua
: Khaidir
Sekretaris
: Rita
Bendahara
: Siti Cholisoh
35
b. TPQ Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Masjid Raya Nurul Huda didirikan secara resmi pada tahun 1997 oleh sejumlah pemerhati dan praktisi pendidikan Al-Qur'an di Desa Babadan. Taman Pendidikan AlQur'an ini didirikan dengan semangat dan kesadaran bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk utama hidup manusia dengan mengacu kepada sunnah Rasulullah sebagai tauladan ummat. Untuk itu, setiap pribadi muslim seharusnya
mampu
membaca
dan
menterjemahkan
Al-Qur'an,
mengamalkan ajaran-ajarannya serta mendakwahkannya kepada orang lain. VISI 1. Menjadikan TPQ Masjid Nurul Huda sebagai pusat pendidikan keIslaman yang berorientasi pada Al-Qur'an. 2. Membudayakan generasi muslim untuk membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. MISI 1. Mendakwahkan pesan-pesan Al-Qur'an sebagai pola pembentukan karakter santri yang berakidah serta berakhlaqul Karimah (berbudi pekerti luhur). 2. Ikut serta melibatkan santri dalam berbagai aktifitas pembelajaran yang mengarah pada pembentukan juwa kepemimpinan sejak dini dengan semangat Iman dan Taqwa (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK).
36
3. Mengikut sertakan santri dalam aktivitas masyarakat yang mengarah pada jiwa kepedulian sosial. TUJUAN PENDIDIKAN Sebagai lembaga pendidikan non formal, Taman Pendidikan Al-Qur'an mempunyai tujuan sebagai berikut: Membantu mengembangkan potensi anak ke arah pembentukan sikap pengetahuan dan keterampilan keagamaan melalui pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan taraf perkembangan anak berdasarkan tuntunan Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah. memepersiapkan
anak
agar
mampu
mengembangkan
sikap
pengetahuan dan keterampilan keagamaan yang telah dimilikinya melalui program pendidikan di TPQ Masjid Nurul Huda. Tabel II Daftar Nama Responden Penelitian Adapun daftar nama responden ada dalam tabel sebagai berikut : NO
NAMA
L/P
1
Samani
L
2
Junaidi
L
3
Suryono
L
4
Kastiyah
P
5
Suryatmi
P
6
Mansyur
L
7
Zaenab
P
37
8
Nurul
P
9
Slamet
L
10
Wawan. S
L
11
Abdul Aziz
L
12
Paimin
L
13
Misadi
L
14
Ahmad Fauzi
L
15
Khozin
L
16
Nur Azizah
P
17
Simu
P
18
Siti Aisyah
P
19
Mistari
L
20
Samsuri
L
21
Khusen
L
22
Anwar
L
23
Mugiono
L
24
Untung
L
25
Syafii
L
26
Uswatun
P
27
Halimah
P
28
Tarwiyah
P
29
Mutiin
P
38
30
Nur Jannah
P
31
Kastumi
P
32
Ahmad Kholidin
L
33
Farid Madji
L
34
Siti Aminah
P
35
Sri Munarti
P
36
Nur Kholis
L
37
Santoso
L
38
Linawati
P
39
Kiptiyah
P
40
Nasekhah
P
41
Sri Wahyuningsih
P
42
Wijiyanti
P
43
Nur Kholis
L
44
Kisworo
L
45
Mutakin
L
46
Dewi Alwiyah
P
47
Sodikin
L
48
Yaenah
P
49
Komaiyah
P
50
Ahmad Sholeh
L
39
B. Penyajian Data 1.
Hasil Angket Pemahaman Keagamaan Adapun hasil penyebaran angket pemahaman keagamaan dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel III Jawaban Responden Dari Angket Pemahaman Keagamaan NO Responden
No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
2
B
A
A
A
B
C
B
A
A
A
3
B
A
C
A
A
A
A
A
B
A
4
B
B
C
A
B
B
B
B
B
B
5
B
C
B
A
B
A
B
B
B
A
6
B
A
A
A
B
A
B
A
A
A
7
A
A
B
B
B
B
B
A
B
A
8
A
A
A
A
B
A
B
A
B
A
9
B
B
C
A
B
A
A
A
A
A
10
A
A
C
B
A
A
A
A
A
A
11
A
C
A
A
B
A
A
A
B
A
12
A
A
C
A
B
A
A
A
B
B
13
B
A
A
A
B
A
B
A
A
B
14
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
15
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
16
A
B
C
A
B
A
B
A
C
A
17
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
18
A
C
B
A
B
B
B
A
B
A
19
B
A
A
A
B
C
B
B
A
A
20
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
40
21
A
A
C
A
B
A
A
A
A
A
22
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
23
B
A
C
A
B
B
B
A
A
A
24
A
A
C
B
B
A
B
A
A
A
25
A
A
C
A
A
A
A
A
B
A
26
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
27
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
28
A
A
C
A
A
A
A
A
B
A
29
A
A
A
B
B
A
A
A
B
A
30
B
A
C
A
B
A
B
A
A
B
31
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
32
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
33
C
C
C
A
B
A
A
A
B
B
34
B
C
A
A
B
A
B
A
A
A
35
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
36
B
A
C
A
A
B
A
A
B
A
37
A
B
C
B
B
A
B
A
B
A
38
A
A
A
A
A
C
A
A
B
A
39
A
B
A
C
B
C
C
B
B
B
40
B
A
C
A
B
C
A
A
B
B
41
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
42
B
B
A
A
B
B
B
B
B
A
43
A
A
C
A
A
A
B
A
B
A
44
B
B
A
A
B
A
B
A
C
A
45
B
A
C
A
B
B
A
A
C
A
46
B
A
B
A
B
A
A
A
B
A
47
B
A
B
A
B
B
B
A
A
B
48
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
49
B
A
A
A
B
A
A
A
B
A
50
B
A
A
A
B
B
A
B
A
A
41
2.
Hasil Angket Komitmen Mengembangkan Madrasah Adapun hasil penyebaran angket Komitmen Mengembangkan Madrasah dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel IV Jawaban Responden Dari Angket Komitmen Mengembangkan Madrasah NO Responden
No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
B
B
A
A
A
A
A
A
A
B
2
C
C
A
A
B
B
B
B
B
B
3
B
C
A
A
A
A
A
A
A
B
4
B
C
A
A
B
B
A
A
A
B
5
B
B
A
A
B
B
A
A
B
B
6
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
7
C
C
A
B
B
B
A
B
B
B
8
B
C
A
A
B
B
A
A
A
A
9
C
C
A
B
B
B
A
A
B
C
10
B
B
A
A
B
B
A
A
A
A
11
C
C
A
A
B
B
A
A
A
A
12
B
B
A
A
A
A
A
A
A
B
13
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
14
A
C
A
A
A
A
A
A
A
B
15
A
B
A
A
B
B
A
A
A
B
16
C
C
A
A
B
B
A
A
B
B
17
B
C
A
A
B
B
A
A
A
A
18
A
A
A
A
B
B
A
A
B
B
19
B
C
A
A
A
A
A
A
A
A
20
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
42
21
C
C
A
A
B
B
A
A
A
B
22
B
B
A
A
B
B
A
A
A
B
23
C
C
A
A
C
C
A
A
B
B
24
C
C
A
A
A
B
A
A
A
A
25
B
B
A
A
B
B
A
A
B
A
26
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
27
A
A
A
A
A
A
B
A
A
B
28
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
29
A
C
A
A
B
B
A
A
B
B
30
B
C
A
A
B
B
A
A
A
A
31
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
32
A
C
A
A
B
B
A
A
A
A
33
B
C
A
A
C
C
A
A
B
B
34
A
C
A
A
B
B
A
A
B
B
35
B
B
A
A
B
B
A
A
B
A
36
B
C
A
A
A
B
A
A
A
B
37
A
C
A
A
A
A
A
A
B
A
38
B
C
A
A
A
B
A
A
A
A
39
A
C
A
A
B
B
A
A
B
A
40
C
C
A
B
B
B
A
B
B
B
41
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
42
C
C
A
A
B
B
A
A
A
B
43
C
C
A
A
A
B
A
A
B
A
44
A
B
A
A
A
B
A
A
B
A
45
C
C
B
B
B
B
A
B
C
C
46
B
C
A
A
B
B
A
A
A
A
47
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
48
C
A
A
A
A
A
A
A
A
B
49
A
A
A
A
B
B
A
A
B
B
50
B
B
A
A
B
B
A
A
B
B
43
44
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman keagamaan dengan komitmen masyarakat mengembangkan madrasah, maka data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan analisis statistik. Hal ini dilakukan karena banyaknya jumlah data yang terkumpul dan bersifat
kualitatif.
Adapun
dalam
menganalisis
data
tersebut,
menggunakan teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut:
rxy
X Y rxy N X Y X Y N N 2
2
2
2
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi variabel x dan y N
: banyaknya data
x
: variable pengaruh
y
: variable terpengaruh
∑x : jumlah skor dalam distribusi x ∑y : jumlah skor dalam distribusi y
44
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai pemahaman keagamaam, komitmen mengembangkan madrasah, dan tabel kerja untuk koefisien korelasi atau untuk mencari hubungan antara variabel pemahaman keagamaan dan komitmen mengembangkan madrasah. 1. Analisis Data Pemahaman Keagamaan Data pemahaman keagamaan diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari sepuluh pertanyan. Dari masing-masing pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban, dengan bobot sebagai berikut Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 Alternatif jawaban C memiliki nilai 1 Adapun nilai dari hasil penyebaran angket pemahaman keagamaan dapat diketahui pada tabel sebagai berikut: Tabel V Nilai Jawaban Angket Pemahaman Keagamaan NO
Nomor Item
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
2
2
3
3
3
2
1
2
3
3
3
25
3
2
3
1
3
3
3
3
3
2
3
26
4
2
2
1
3
2
2
2
2
2
2
20
5
2
1
2
3
2
3
2
2
2
3
22
6
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
27
45
7
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
24
8
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
27
9
2
2
1
3
2
3
3
3
3
3
25
10
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
27
11
3
1
3
3
2
3
3
3
2
3
26
12
3
3
1
3
2
3
3
3
2
2
25
13
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
26
14
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
25
15
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
28
16
3
2
1
3
2
3
2
3
1
3
23
17
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
27
18
3
1
2
3
2
2
2
3
2
3
23
19
2
3
3
3
2
1
2
2
3
3
24
20
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
28
21
3
3
1
3
2
3
3
3
3
3
27
22
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
27
23
2
3
1
3
2
2
2
3
3
3
24
24
3
3
1
2
2
3
2
3
3
3
25
25
3
3
1
3
3
3
3
3
2
3
27
26
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
19
27
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
29
28
3
3
1
3
3
3
3
3
2
3
27
29
3
3
3
2
2
3
3
3
2
1
27
30
2
3
1
3
2
3
2
3
3
2
24
31
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
29
32
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
28
33
1
1
1
3
2
3
3
3
2
2
21
34
2
1
3
3
2
3
2
3
3
3
25
46
35
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
36
2
3
1
3
3
2
3
3
2
3
25
37
3
2
1
2
2
3
2
3
2
3
23
38
3
3
3
3
3
1
3
3
2
3
27
39
3
2
3
1
2
1
1
2
2
2
19
40
2
3
1
3
2
1
3
3
2
2
22
41
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
28
42
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
25
43
3
3
1
3
3
3
2
3
2
3
26
44
2
2
3
3
2
3
2
3
1
3
24
45
2
3
1
3
2
2
3
3
1
3
23
46
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
27
47
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
24
48
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
29
49
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
27
50
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
25
Dari nilai hubungan pemahaman keagamaan dengan jumlah 10 item, diketahui nilai tertinggi 30, nilai terndah 19, dan kelas interval 3. Maka kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: ( Xt – X r ) + 1 i = ——————– Ki Keterangan
: i : Interval Ideal Xt : Nilai Tertinggi Xr : Nilai Terendah Ki : Kelas Interval
47
( Xt – X r ) + 1 i = ——————– Ki ( 30 – 19 ) + 1 i = ——————– 3 11 + 1 i = ————— 3 12 i = ———— 3 i = 4 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa frekuensi dari tiap kategori (A) tinggi, (B) sedang ataupun (C) rendah. Tabel VI Interval Pemahaman Keagamaan Nilai
Jumlah Orang
Nilai Nominasi
Kategori
27 – 30
21
A
Tinggi
23 – 26
23
B
Sedang
19 – 22
6
C
Rendah
Jumlah
50
Interval
Dengan demikian, dapat diketahui: a. Untuk kategori pemahaman keagamaan yang tinggi, yaitu dengan nilai antara 27 – 30 sebanyak 21 orang.
48
b. Untuk kategori pemahaman keagamaan yang sedang, yaitu dengan nilai antara 23 – 26 sebanyak 23 orang. c. Untuk kategori pemahaman keagamaan yang rendah, yaitu dengan nilai antara 19 – 22 sebanyak 6 orang. Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), dan C (kurang). Untuk mengetahui kategori pemahaman keagamaan yang tinggi, sedang dan rendah. Tabel VII Kategori Pemahaman Keagamaan No. Responden
Skor
Nominasi
Kategori
1
30
A
Tinggi
2
25
B
Sedang
3
26
B
Sedang
4
20
C
Rendah
5
22
C
Rendah
6
27
A
Tinggi
7
24
B
Sedang
8
27
A
Tinggi
9
25
B
Sedang
10
27
A
Tinggi
11
26
B
Sedang
12
25
B
Sedang
13
26
B
Sedang
14
25
B
Sedang
15
28
A
Tinggi
16
23
B
Sedang
49
17
27
A
Tinggi
18
23
B
Sedang
19
24
B
Sedang
20
28
A
Tinggi
21
27
A
Tinggi
22
27
A
Tinggi
23
24
B
Sedang
24
25
B
Sedang
25
27
A
Tinggi
26
19
C
Rendah
27
29
A
Tinggi
28
27
A
Tinggi
29
27
A
Tinggi
30
24
B
Sedang
31
29
A
Tinggi
32
28
A
Tinggi
33
21
C
Rendah
34
25
B
Sedang
35
30
A
Tinggi
36
25
B
Sedang
37
23
B
Sedang
38
27
A
Tinggi
39
19
C
Rendah
40
22
C
Rendah
41
28
A
Tinggi
42
25
B
Sedang
43
26
B
Sedang
44
24
B
Sedang
50
45
23
B
Sedang
46
27
A
Tinggi
47
24
B
Sedang
48
29
A
Tinggi
49
27
A
Tinggi
50
25
B
Sedang
Setelah diketahui berapa banyak orang yang memiliki tingkat pemahaman keagamaan tinggi, sedang, dan rendah, kemudian masing-masing kategori dipersentasekan dengan rumus sebagai berikut: F P = — x 100 % N Untuk pemahaman keagamaan yang tinggi, sebanyak 21 orang, 21 —– x 100 % = 42 % 50 Untuk pemahaman keagamaan yang sedang, sebanyak 23 orang, 23 —– x 100 % = 46 % 50 Untuk pemahaman keagamaan yang rendah, sebanyak 6 orang, 6 —– x 100% = 12 % 50
51
Tabel VIII Komparasi Pemahaman Keagamaan Dari setiap Kategori Nilai Pemahaman
No
Interval
Frekuensi
Prosentasi
Keagamaan 1
Tinggi (A)
27 – 30
21
42 %
2
Sedang (B)
23 – 26
23
46 %
3
Rendah (C)
19 – 22
6
12 %
50
100 %
Jumlah
2. Analisis Data Komitmen Mengembangkan Madrasah Data
banyak
sedikitnya
Komitmen
Mengembangkan
Madrasah diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari sepuluh pertanyan. Dari masing-masing pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban, dengan bobot sebagai berikut Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 Alternatif jawaban C memiliki nilai 1 Adapun nilai dari hasil penyebaran angket Komitmen Mengembangkan Madrasah dapat diketahui pada tabel sebagai berikut:
52
Tabel IX Nilai Jawaban Angket Komitmen Mengembangkan Madrasah NO
Nomor Item
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
27
2
1
1
3
3
2
2
2
2
2
2
20
3
2
1
3
3
3
3
3
3
3
2
24
4
2
1
3
3
2
2
3
3
3
2
24
5
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
24
6
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
28
7
1
1
3
2
2
2
3
2
2
2
20
8
2
1
3
3
2
2
3
3
3
3
25
9
1
1
3
2
2
2
3
3
2
3
20
10
2
2
3
3
2
2
3
3
3
2
26
11
1
1
3
3
2
2
3
3
3
3
24
12
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
27
13
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
28
14
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
27
15
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
26
16
1
1
3
3
2
2
3
3
2
2
22
17
2
1
3
3
2
2
3
3
3
3
25
18
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
26
19
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
27
20
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
28
21
1
1
3
3
2
2
3
3
3
2
23
22
2
2
3
3
2
2
3
3
3
2
25
23
1
1
3
3
1
1
3
3
2
2
20
24
1
1
3
3
3
2
3
3
3
3
25
53
25
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
25
26
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
20
27
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
28
28
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
28
29
3
1
3
3
2
2
3
3
2
2
24
30
2
1
3
3
2
2
3
3
3
3
25
31
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
28
32
3
1
3
3
2
2
3
3
3
3
26
33
2
1
3
3
1
1
3
3
2
2
21
34
3
1
3
3
2
2
3
3
2
2
24
35
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
25
36
2
1
3
3
3
2
3
3
3
2
25
37
3
1
3
3
3
3
3
3
2
3
27
38
2
1
3
3
3
2
3
3
3
3
26
39
3
1
3
3
2
2
3
3
2
3
25
40
1
1
3
2
2
2
3
2
2
2
20
41
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
26
42
1
1
3
3
2
2
3
3
3
2
23
43
1
1
3
3
3
2
3
3
2
3
24
44
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
27
45
1
1
2
2
2
2
3
2
1
1
17
46
2
1
3
3
2
2
3
3
3
3
25
47
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
28
48
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2
27
49
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
26
50
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
24
54
Dari nilai Komitmen Mengembangkan Madrasah, dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 28, nilai terendah 17, dan kelas interval 3. Maka kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: ( Xt – X r ) + 1 i = ——————– Ki Keterangan
: i : Interval Ideal Xt : Nilai Tertinggi Xr : Nilai Terendah Ki : Kelas Interval
( Xt – X r ) + 1 i = ——————– Ki ( 28 – 17 ) + 1 i = ——————– 3 11 + 1 i = ————— 3 12 i = ————— 3 i = 4
55
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa yang masuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah banyak, sedang ataupun sedikit. Tabel X Interval Komitmen Mengembangkan Madrasah Nilai
Jumlah Orang
Nilai Nominasi
Kategori
25 – 28
31
A
Banyak
21 – 24
12
B
Sedang
17 - 20
7
C
Sedikit
Jumlah
50
Interval
Dengan demikian, dapat diketahui: a. Untuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah yang banyak, yaitu dengan nilai antara 26 – 30 sebanyak 31 orang. b. Untuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah yang sedang, yaitu dengan nilai antara 21 - 25 sebanyak 12 orang. c. Untuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah yang sedikit, yaitu dengan nilai antara 16 - 20 sebanyak 7 orang. Kemudian dibuat tabel nominasi A (banyak), B (sedang), dan C (sedikit). Untuk mengetahui kategori yang menerima Komitmen Mengembangkan Madrasah banyak, sedang dan sedikit.
56
Tabel XI Nilai Nominasi Komitmen Mengembangkan Madrasah No. Responden
Skor
Nilai Nominasi
Kategori
1
27
A
Tinggi
2
20
C
Rendah
3
24
B
Sedang
4
24
B
Sedang
5
24
B
Sedang
6
28
A
Tinggi
7
20
C
Rendah
8
25
A
Tinggi
9
20
C
Rendah
10
26
A
Tinggi
11
24
B
Sedang
12
27
A
Tinggi
13
28
A
Tinggi
14
27
A
Tinggi
15
26
A
Tinggi
16
22
B
Sedang
17
25
A
Tinggi
18
26
A
Tinggi
19
27
A
Tinggi
20
28
A
Tinggi
21
23
B
Sedang
22
25
A
Tinggi
23
20
C
Rendah
24
25
A
Tinggi
25
25
A
Tinggi
57
26
20
C
Rendah
27
28
A
Tinggi
28
28
A
Tinggi
29
24
B
Sedang
30
25
A
Tinggi
31
28
A
Tinggi
32
26
A
Tinggi
33
21
B
Sedang
34
24
B
Sedang
35
25
A
Tinggi
36
25
A
Tinggi
37
27
A
Tinggi
38
26
A
Tinggi
39
25
A
Tinggi
40
20
C
Rendah
41
26
A
Tinggi
42
23
B
Sedang
43
24
B
Sedang
44
27
A
Tinggi
45
17
C
Rendah
46
25
A
Tinggi
47
28
A
Tinggi
48
27
A
Tinggi
49
26
A
Tinggi
50
24
B
Sedang
58
Setelah diketahui berapa banyak orang yang memiliki Komitmen Mengembangkan Madrasah banyak, sedang, dan kurang, kemudian masing-masing kategori dipresentasekan dengan rumus sebagai berikut: F P = — x 100 % N Untuk komitmen mengembangkan madrasah yang tinggi, sebanyak 31 orang, 31 —– x 100 % = 62 % 50 Untuk komitmen mengembangkan madrasah yang sedang, sebanyak 12orang, 12 —– x 100 % = 24 % 50 Untuk komitmen mengembangkan madrasah yang rendah, sebanyak 7 orang, 7 —– x 100% = 14 % 50
59
Tabel XII Komparasi Komitmen Mengembangkan Madrasah Dari Setiap Kategori Nilai Komitmen No
Mengembangkan
Interval
Frekuensi
Prosentasi
Madrasah 1
Banyak (A)
25 – 28
31
62 %
2
Sedang (B)
21 – 24
12
24 %
3
Kurang (C)
17 – 20
7
14 %
50
100 %
Jumlah
Tabel XIII Tabel Kerja Untuk Mencari Hubungan Antara Variabel Pemahaman Keagamaan (X) Dan Komitmen Mengembangkan Madrasah (Y) No
X
Y
X²
Y²
XY
1
30
27
900
719
810
2
25
20
625
400
500
3
26
24
676
576
624
4
20
24
400
576
480
5
22
24
484
576
528
6
27
28
729
784
756
7
24
20
576
400
480
8
27
25
729
625
675
9
25
20
625
400
500
10
27
26
729
676
702
11
26
24
676
576
624
60
12
25
27
625
729
675
13
26
28
676
784
728
14
25
27
625
729
675
15
28
26
784
676
728
16
23
22
529
484
506
17
27
25
729
625
675
18
23
26
529
676
598
19
24
27
576
729
648
20
28
28
784
784
784
21
27
23
729
529
621
22
27
25
729
625
675
23
24
20
576
400
480
24
25
25
625
625
625
25
27
25
729
625
675
26
19
20
361
400
380
27
29
28
841
784
812
28
27
28
729
784
756
29
27
24
729
576
648
30
24
25
576
625
600
31
29
28
841
784
812
32
28
26
784
676
728
33
21
21
441
441
441
34
25
24
625
576
600
35
30
25
900
625
700
36
25
25
625
625
625
37
23
27
529
729
621
38
27
26
729
676
702
39
29
25
361
625
475
61
40
22
20
484
400
440
41
28
26
784
676
728
42
25
23
625
529
575
43
26
24
676
576
624
44
24
17
576
729
648
45
23
17
529
289
391
46
27
25
729
625
675
47
24
28
576
784
672
48
29
27
841
729
783
49
27
26
729
676
702
50
25
24
625
576
600
Jml
1271
1235
32639
30853
31560
Diketahui: X : 1271
X²
: 32639
Y : 1235
Y²
: 30853
XY
: 31560
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy
X Y rxy N X Y X Y N N 2
2
2
2
rxy
31560
1271 1235 50
1271 30853 12352 32639 50 50 2
62
1569685 50 rxy 161544130853 1525225 32639 50 50 31560
rxy
rxy
rxy
rxy
31560 31393,7
32639 32308,82 30853 30504,5 166,3
330,18 348,5 166,3 115067,73 166,3 339,2
rxy 0,490
B. Interpretasi Data Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dan diperoleh nilai rxy = 0,490.
Kaidah uji yang
digunakan adalah: Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 1%, maka hasilnya dinyatakan sangat signifikan. Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 5%, maka hasilnya dinyatakan signifikan. Bila nilai rxy < r tabel, maka hasilnya dinyatakan tidak signifikan. Dari hasil analisis, diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian dikonsultasikan dengan r product moment dengan N = 50, diperoleh
63
nilai r pada taraf signifikasi 1% sebesar 0,361. Dengan demikian, nilai rxy = 0,490 > r tabel = 0,361, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasilnya sangat signifikan. Jadi ada pengaruh positif antara pemahaman keagamaan dengan komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Dengan demikian hipotesis yang penulis kemukakan yang berbunyi ada hubungan yang positif antara pemahaman keagamaan dengan komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun 2009/2010, dapat diterima.
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan atas pembahasan dan hasil analisis di atas, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Dari variabel pemahaman keagamaan, dapat diketahui: a. Masyarakat dengan tingkat pemahaman keagamaan tinggi berjumlah 21 orang atau sebanyak 42%. b. Masyarakat dengan tingkat pemahaman keagamaan sedang berjumlah 23 orang atau sebanyak 46 %. c. Masyarakat dengan tingkat pemahaman keagamaan rendah berjumlah 6 orang atau sebanyak 12 %. 2. Dari variabel komitmen mengembangkan madrasah, dapat diketahui: a. Masyarakat yang komitmen
mengembangkan madrasah tinggi
berjumlah 31 orang atau sebanyak 62 %. b. Masyarakat yang komitmen mengembangkan madrasah sedang berjumlah 12 orang atau sebanyak 24 %. c. Masyarakat yang komitmen mengembangkan madrasah sedikit berjumlah 7 orang atau sebanyak 14 %. 3. Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment, dan diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 50 pada taraf signifikasi 1 % diperoleh nilai
65
0,361. Nilai rxy yang lebih besar daripada nilai r tabel, atau (0,490 > 0,361). Jadi ada hubungan antara pemahaman keagamaan dengan komitmen masyarakat mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun 2009/2010. B. Saran 1. Bagi Masyarakat a. Mengingat tanggung jawab pendidikan tidak hanya tugas pemerintah dan sekolah, hendaknya orang tua/masyarakat lebih proaktif dalam membantu perkembangan madrasah b. Peran masyarakat dapat dioptimalkan dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan kontrol c. Sebagai bentuk dukungan riil hendaknya masyarakat bisa memberi kontribusi yang riil, misalnya ikut meemantau kualitas dan mendukung dalam bidang pendanaan. 2. Bagi Madrasah a. Madrasah sebagai pelaksana pendidikan secara langsung hendaknya tidak hanya bergantung pada pemerintah, pengelola madrasah harus lebih proaktif and kreatuif dalam mengembangan mutu madrasah. b. Dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebisa mungkin melibatkan peran serta masyarakat c. Sebagai upaya riil hendaknya warga sekolah bisa memberi bukti nyata kepada masyarakat, misalnya adanya peningkatan prestasi dari tahun ke tahun.
66
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1983. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Departemen Agama RI. 2002. Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta. Departemen Agama RI. 2004. Sejarah Madrasah. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fajdar, A Malik . 1998. Visi Pembaharuan Pendidikan Islam. Jakarta: LP3NI. Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM. Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Ofset. Jalaludin. 2004. Psikologi Agama. Jakarta: Pustaka Pelajar. Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: Pustaka Pelajar. Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan( Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia). Jakarta: Kencana. Pulungan, J Sayuti. 2002. Univeralisme Islam. Jakarta: Moyo Segoro Agung. Sidi Indra Djati. 2003. Menuju Masyarakat Belajar (Menggagas Paradigma Baru Pendidikan). Jakarta: Paramadina. Kartono, Kartini. 1986. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Yogyakarta: Alumni UGM. Wardiman, dalam Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.