PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TAHFIZ AL-QUR’AN MELALUI METODE TUTORIAL PADA SISWA KELOMPOK B3 TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Agama Islam Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh: Nama
: HANIFAH
NIM
: 11408203
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI FAKULTAS AGAMA ISLAM SALATIGA 2010
Drs. A. Bahruddin, M. Ag. DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lampiran
: 3 (Tiga) Eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi Saudari HANIFAH Kepada, Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
kami kirimkan skripsi saudari: Nama
: HANIFAH
NIM
: 11408203
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
: Peningkatan Prestasi Belajar Tahfiz Al-Qur’an Melalui Metode Tutorial Pada Siswa Kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran Tahun Pelajaran 2009/2010
Dengan ini mohon skripsi saudari tersebut di atas untuk dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum wr. wb. Salatiga, 16 Agustus 2010 Pembimbing,
Drs. A. Bahruddin, M. Ag. NIP.1953122.198203005
ii
Hal pengesahan
iii
MOTTO
]۹ :اِنـَّا نـَحـْنُ نـَّزَّ نـْنـَاانذِ كـْرَ َواِنـَّانَـهُ نـَحَافِظـُىْنَ [انحجر Artinya:
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran dan sesungguhnya Kami memeliharanya.” (QS. Al Hijr : 9)
ْنـَ ْىاَنـّْزَنـْنـَا هـَذ َاانـْقــُرْآنَ عـَهىَ جَبـَمٍ نـَ َراَيْتَـهُ خـَاشِعًامُتَـصَّدِعًامِـن َخَـشْـ َيةِاهللِ وَتِهـْكَ اَألمْـثــَالُ نَـضْرِبُهَانِهنـَّاسِ نـَعـَهــَّ ُهمْ يَتـَفـَكـَّـرُوْن ]۲۱ :[انحشر Artinya:
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al Quran ini di atas sebuah gunung, niscaya engkau lihat ia tunduk dan terpecah karena takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami adakan bagi manusia supaya mereka berfikir.” (QS. Al Hasyr : 21)
iv
SURAT IJIN PENELITIAN Nomor: ..../TKIPA/SK/VIII/2010
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah Kepala TK Islam Plus Assalamah Ungaran memberikan ijin kepada mahasiswa dengan identitas berikut:
Nama
: Hanifah
NIM
: 11408203
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alamat
: Karangbolo RT 02 RW 07 Lerep Ungaran Barat
Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran sejak tanggal 17-29 Mei 2009, dengan judul penelitian “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TAHFIZ AL-QUR’AN MELALUI METODE TUTORIAL PADA SISWA KELOMPOK B3 TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010”, berikut seluruh data yang diperoleh, baik data dokumentasi maupun hasil wawancara. Demikian surat ijin ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Ungaran, 16 Agustus 2010 Kepala TK Islam Assalamah Ungaran
Purwantiningsih, S. Pd.I
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Bismillahirrahmanirrahim Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: HANIFAH
NIM
: 11408203
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Menyatakan bahwa karya tulis PTK dengan judul ”PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TAHFIZ AL-QUR’AN MELALUI METODE TUTORIAL PADA SISWA KELOMPOK B3 TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010” adalah hasil karya penulis sendiri. Adapun kutipan pendapat dari sumber lain adalah sebagai referensi guna mendukung karya tulis ini. Apabila dikemudian hari ada pihak-pihak yang merasa dirugikan atau terbukti terdapat pengambilan pendapat dengan tidak benar, maka penulis siap merevisi ulang tulisan tersebut.
Salatiga, 16 Agustus 2010 Penulis
Hanifah
vi
ABSTRAK Hanifah. 2010. Peningkatan Prestasi Belajar Tahfiz Al-Qur’an Melalui Metode Tutorial Pada Siswa Kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran Tahun Pelajaran 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran, Kec.Ungaran Barat, Kab. Semarang). Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam . Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. A. Bahrudin, M. Ag. Kata Kunci : Prestasi belajar Tahfiz Al Qur’an dan metode tutorial. Sesuai dengan namanya, Tahfiz al-Qur’an, pembelajaran yang menitikberatkan pada hafalan ini menemui kendala dalam hal pencapaian hasil belajar siswa. Guru masih merasa bahwa para siswa masih menghadapi kesulitan dalam menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini terbukti dari hasil yang dicapai para siswa belum mencapai titik maksimal. Penggunaan metode tutorial dalam pembelajaran sangat efektif, karena membuat anak merasa senang dan bergembira serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun membutuhkan waktu yang lebih banyak, sehingga guru harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran dengan baik seperti langkah-langkah pembelajaran, metode pendekatan untuk memotivasi siswa, trik ketika anak mulai jenuh dan persiapan-persiapan lain yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Hasil yang dicapai dari penerapan metode yang telah penulis terapkan menunjukkan pada peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata pada siklus I, yakni 2, 76 dan pada siklus II 2, 92 serta ditunjukkan pula oleh angka persentase ketuntasan belajar pada siklus I yang mencapai 78, 48 dan meningkat pada siklus II, yakni 92, 46. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa penggunaan metode tutorial dapat meningkatkan prestasi belajar Tahfiz Al Qur’an pada siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran Tahun Pelajaran 2009/2010.
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirramanirrohim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.yang telah memberikan rahmat taufiq dan hidayahNya, sehingga penulis masih diberi kesempatan dan kekuatan serta petunjuk untuk menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul ”Peningkatan Prestasi Belajar Tahfiz AlQur’an Melalui Metode Tutorial Pada Siswa Kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran Tahun Pelajaran 2009/2010”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan ke pangkuan Nabi Saw., yang telah memberikian penerangan kehidupan melalui agama Islam. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, motivasi,dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku kepala program studi ekstensi STAIN Salatiga. 2. Drs. A. Bahruddin, M. Ag. selaku dosen pembimbing yang telah tulus dan sabar
memberi
bimbingan
dan
pengarahan
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 3. Segenap dosen di lingkungan STAIN Salatiga, yang telah memberikan seluruh pengetahuannya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 4. Keluarga tercinta yang selalu memotivasi dan memanjatkan doa untuk keberhasilan serta kesuksesanku. 5. Lembaga Pendidikan Assalamah Ungaran, tempat penulis mengabdikan diri dan mengamalkan ilmu. 6. seluruh rekan guru TK Islam Plus Assalamah Ungaran, yang senantiasa membantu saya.
viii
7. Berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak, telah memberikan bantuan, baik secara moril maupun materiil.
Salatiga, 16 Agustus 2010 Penulis
Hanifah
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………
i
NOTA PEMBIMBING……………………………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..
iii
MOTTO .......................................…………………………………………
iv
SURAT IJIN PENELITIAN........................................................................
v
PERNYATAAN PENULIS.........................................................................
vi
ABSTRAK....................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
x
DAFTAR TABEL.........................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………. 3 C. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 3 D. Manfaat Penelitian………………………………………..….. 4 E. Definisi Operasional…………………………………………. 4 F. Metode Penelitian…………………………………………….. 5 G. Sistematika Penulisan ………………………………………… 8
BAB II PEMBELAJARAN TUTORIAL
DAN MATA PELAJARAN
TAHFIZ AL QUR’AN A. Konsep Pembelajaran Tutorial………………………………… 10 1. Pengertian…………………………………………………. 10 2. Tujuan Pembelajaran Tutorial…………………………….. 11 B. Prestasi Belajar Tahfiz al-Qur’an …………………………….. 15 1. Pengertian Dan Urgensi Pembelajaran al-Qur’an…..……. 15 2. Hasil Belajar .......................................……….………..…. 21
x
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum TK Islam Plus Assalamah Ungaran ...….... 26 1. Sejarah Berdirinya ………................................................. 26 2. Tujuan……………………………………………………. 27 3. Visi dan Misi ...........................................……….……….. 28 4. Program Kegiatan Belajar………………………………... 28 5. Tenaga Didik……………………………….……….……. 30 6. Peserta Didik……………………………..…………….… 31 7. Waktu Belajar……………………………………………. 33 8. Sarana dan Fasilitas...…………………………………….
33
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian..............................………… 33 1. Pelaksanaan Siklus I........................................................... 34 2. Pelaksanaan Siklus II.........................................................
38
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian……………………………………..
41
1. Analisis Penilaian Sebelum Tindakan…………………… 42 2. Analisis Penilaian Siklus I……………………………….
44
3. Analisis Penilaian Siklus II………………………………
46
B. Pembahasan Hasil Penelitian………...………………………. 49 1. Siklus I…………………………………………………… 49 2. Siklus II…………………………………………………..
51
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………… 54 B. Saran.........……………………………………………………. 55 C. Kata Penutup……...............…………………………………..
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
55
DAFTAR TABEL Halaman TABEL
I
Daftar Guru TK Islam Plus Assalamah....................……… 30
TABEL
II
Jumlah Peserta didik TK Islam Plus Assalamah…............. 31
TABEL
III
Daftar Nama siswa kelompok B3......................................... 32
TABEL
IV
Data Prestasi sebelum Pelaksanaan Tindakan...................... 42
TABEL
V
Data Rekapitulasi Prestasi siswa sebelum tindakan................................................................................ 43
TABEL
VI
Data Rekapitulasi ketuntasan belajar sebelum Pelaksanaan Tindakan ............................................................................. 44
TABEL
VII Data Prestasi Siswa Siklus I.....................................……… 44
TABEL
VIII Data Rekapitulasi Prestasi siswa Siklus I............................ 45
TABEL
IX
Data Rekapitulasi ketuntasan belajar Siklus I………......… 46
TABEL
X
Hasil Penilaian Siklus II..…................................................. 47
TABEL
XI
Data Rekapitulasi Prestasi siswa Siklus II............................ 48
TABEL
XII Data Rekapitulasi ketuntasan belajar Siklus II..................... 48
TABEL
XIII Data Perkembangan Pencapaian Prestasi Siswa I................ 51
TABEL
XIII Data Perkembangan Pencapaian Prestasi Siswa II................ 52
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang ditanamkan kepada anak sejak usia dini merupakan awal kehidupan manusia dimana masa itu adalah masa yang paling tepat untuk memulai memberikan berbagai stimulasi agar anak dapat berkembang secara optimal, apa yang dipelajari seseorang diawal kehidupan akan mempunyai dampak pada kehidupan dimasa yang akan datang. Karena semua potensi tersedia secara berlimpah dalam fase ini dengan adanya fitrah yang bersih, masa kanak-kanak yang masih lugu, kepolosan yang begitu jernih, kelembutan dan kelenturan jasmaninya, kalbu yang masih belum tercemari, dan jiwa yang masih belum terkontaminasi. Disamping itu, anak usia dini adalah tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental sehingga pada masa ini disebut masa keemasan atau golden age (Slamet Suyanto, 2005:6.) Sehingga orang tua ataupun pendidik hendaklah memanfaatkan masa ini sebaik-baiknya dengan memberikan pendidikan dan pengajaran yang benar. Salah satu pendidikan penting yang harus diajarkan orang tua kepada anaknya sejak dini adalah pengajaran tentang Al Qur’an, karena pengajaran Al Qur’an merupakan salah satu pondasi Islam, yang bisa menjadikan anak-anak berkembang di atas fitrah dan menjadikan cahaya-cahaya hikmah bisa merasuk ke dalam hati mereka sebelum dikuasai oleh hawa nafsu beserta kegelapannya dengan kekeruhan maksiat dan kesesatan. Dalam hal ini bacaan yang paling dasar adalah Al Qur’an, dialah yang
pertama-tama
harus
dibaca,
maka
harus
ada
upaya
untuk
mempelajarinya. Apalagi belajar Al Qur’an otomatis mengamalkan prinsip membaca, sebagaimana dalam lanjutan ayat pertama yaitu “membaca dengan menyebut nama Tuhan”. (Ahmad Syarifudin, 2004:40). Kepandaian membaca Al Qur’an tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar dan mengajar Al Qur’an sehingga Rasulullah SAW memberi perhatian yang luar biasa terhadap
2
kegiatan ini, sebagaimana sabda beliau :
َخيْرُكُمْ مَهْ تَعَّلّم َ عنْوُ عَهِ الَن ِبيِ صّلى اهلل عّليو وسّلم قَالَ؛ َ ُضيَ الّلَو ِ عثْمَانَ َر ُ ْعَه )الْقُرْأَنَ وَعَّلّمَوُ (رواه البخارى Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya”.(HR. Bukhari) Disamping itu pada masa kanak-kanak terkandung potensi yang sangat kuat dan besar, anak-anak sangat peka dan mudah menerima pelajaran yang diajarkan. Al Qur’an adalah satu-satunya literature pelajaran yang harus tetap terjaga otentitasnya, oleh karena itu bila ada yang salah dalam menafsirkan maknanya (kesalahan yang tidak dapat ditoleransi) atau yang keliru dalam membacanya, maka akan tampil sekian banyak orang yang meluruskan kesalahan dan kekeliruan itu. Apa yang dilakukan manusia itu, tidak lepas dari taufik dan bantuan Allah Swt., guna pemeliharaan kitab suci umat Islam itu. Menengok hal tersebut nampaknya kurikulum yang diterapkan di TK Islam Plus Assalamah Ungaran, yaitu pelajaran Tahfiz al-Qur’an merupakan upaya nyata yang dilakukan oleh sebuah lembaga yang notabenenya adalah lebih mengedepankan ajaran Islam, dalam rangka menjaga otentisitas AlQur’an. TK Islam Plus Assalamah Ungaran adalah sebuah sekolah dasar yang cukup besar di wilayah Ungaran dan sekitarnya, menjadikan kondisi sosio kultur masyarakatnya sudah cukup respek terhadap pendidikan. Tingkat kesadaran pendidikannyapun cukup tinggi, khususnya di dalam pelajaran agama. Terbukti para wali muridnya sangat peduli dengan pelajaran agama yang diterpakan di sekolah tersebut tak terkecuali pelajaran Tahfiz al-Qur’an. Namun sebagai mata pelajaran yang memang lain dari yang lain, dalam artian pelajaran yang lebih menitikberatkan pada hafalan (sesuai dengan namanya, Tahfiz al-Qur’an), pelajaran ini menemui kendala dalam hal pencapaian hasil belajar siswa. Guru masih merasa bahwa para siswa masih menghadapi kesulitan dalam menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini terbukti dari hasil yang dicapai para siswa belum mencapai titik maksimal.
3
Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu faktornya adalah penggunaan metode. Metode mempunyai andil yang besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan bermacam-macam, tergantung dari rumusan tujuan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan menerapkan sebuah metode yaitu metode tutorial dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa pelajaran Tahfiz al-Qur’an di TK Islam Plus Assalamah Ungaran.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan menghafal siswa dalam Tahfiz Al Qur’an pada Kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran ? 2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan metode tutorial dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Tahfiz Al Qur’an ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dari tulisan ini sebagai berikut: 1. Penelitian ini bertujuan untuk mencari penyebab ketidak berhasilan pembelajaran. 2. Untuk mengetahui solusi atas permasalahan yang ada pada Tahfiz Al Qur’an.
4
3. dengan metode tutorial bisa meningkatkan keberhasilan pembelajaran tahfiz Al Qur’an. D. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat teoritis 1. Mendapatkan teori baru tentang peningkatan hasil belajar Tahfiz alQur’an dengan metode tutorial. 2. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. b. Manfaat praktis 1) Manfaat bagi siswa a) Meningkatkan prestasi belajar Tahfiz al-Qur’an. b) Meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran Tahfiz al-Qur’an. 2) Manfaat bagi guru a) Meningkatkan profesionalisme guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. b) Menambah pengetahuan guru tentang pembelajaran Tahfiz alQur’an dalam rangka untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an. 3) Manfaat bagi sekolah a) Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan. b) Memberi
kontribusi
bagi
sekolah
dalam
pelaksanaan
dan
pengembangan pelajaran Tahfiz al-Qur’an.
E. Definisi Operasional Untuk menghindari pemaknaan yang bias, dalam skripsi ini digunakan istilah-istilah sebagai berikut: Peningkatan, Kata ini berasal dari akar kata tingkat, yang berarti lapis dari sesuatu yang bersusun, jenjang, kelas, golongan dan sebagainya. (Pusat bahasa
Departemen
Pendidikan
Nasional,
2003:534)
Maka
kata
meningkatkan berarti terjadinya suatu peningkatan jenjang, kelas atau golongan yang disebabkan oleh usaha tertentu.
5
Prestasi/hasil belajar, Kata ini berarti hasil dari sebuah usaha yang dilakukan oleh seseorang, yang dalam hal ini adalah hasil dari sebuah proses belajar mengajar.menurut Anas Sudijono, prestasi belajar adalah suatu bentuk grafik yang biasa dipergunakan untuk melukiskan hasil belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok. (Anas Sudijono, 2005: 461.) Pembelajaran, Proses interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa atau juga antara kelompok siswa dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap serta memantapkan apa yang dipelajarinya. (S. Nasution, 1989:102). Adapun yang dimaksud pembelajaran di sini adalah proses belajar mengajar pada mata pelajaran Tahfiz al-Qur’an. Metode, Kata ini berarti cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang dikehendaki Tutorial, Tutorial berasal dari kata tutor, yang berarti orang yang memberi pelajaran kepada seseorang atau sejumlah orang (mahasiswa). Dengan demikian, yang dimaksud metode tutorial di sini adalah sebuah cara yang dilakukan oleh seseorang, baik guru atau dosen untuk menstransfer sebuah ilmu pengetahuan (knowledge) kepada sejumlah murid atau mahasiswa. Tahfiz al-Qur’an, Kata tahfiz berasal dari bahasa Arab hifzu yang berarti penjagaan, perlindungan, pemeliharaan atau hafalan. (Ahmad Warson Al-Munawir, 2002: 279). Jadi pelajaran Tahfiz al-Qur’an ialah suatu pelajaran yang berdiri secara parsial di TK Islam Plus Assalamah Ungaran untuk menghafal ayatayat al-Qur’an secara tekstual.
F. Metode Penelitian Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui oleh peneliti dalam penelitian tindakan yang disebut Siklus. Ke empat tahapan
6
tersebut, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi. (Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2008:16). Adapun dalam penelitian terdiri dari dua kali siklus yang diharapkan sudah mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun dalam pengamatan, analisis Penelitian Tindakan Kelas ini digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Deskripsi diambil berdasarkan penghitungan nilai peserta didik menggunakan pengukuran tendensi sentral, yakni nilai angka tunggal yang digunakan untuk mendeskripsikan rata-rata atau untuk mewakili skor dari seluruh sample/populasi. (Drs. Ibnu Hadjar, 1999: 221). Secara terperinci, metodologi penulis deskripsikan sebagai berikut: 1. Setting Penelitian a. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dalam jangka waktu 2 minggu pada bulan Mei minggu ketiga dan minggu keempat (17-29 Mei 2010) pada semester dua tahun pelajaran 2009/2010 b. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di TK Islam Plus Assalamah Ungaran yang terletak di Jl. Gatot Subroto 104 B Ungaran. c. Prosedur penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan penulis berupa penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh karena itu, Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. 2. Subyek Penelitian Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran. tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 31 siswa yang terdiri atas 21 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun TK Islam Plus Assalamah Ungaran 3. Sumber Data
7
a. Siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah ungaran tahun pelajaran 2009/2010. b. Guru Tahfiz al-Qur’an kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran tahun pelajaran 2009/2010. c. Guru mitra. 4. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data a. Data nilai 1) Teknik pengumpulan data a) Teknik tes melalui ulangan harian b) Teknik non tes melalui observasi kegiatan siswa 2) Alat pengumpulan data a) Butir soal b) Lembar observasi b. Observasi Menurut Suharsimi Arikunto, Observasi dilakukan bisa dengan dua cara, yakni: 1) Observasi non-sistematis, yang dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan. 2) Observasi
sistematis,
menggunakan
pedoman
yang
dilakukan
sebagai
pengamat
instrument
dengan
pengamatan.
(Suharsimi Arikunto, 2002:133). Namun demikian, peneliti menggunakan lembar observasi sebagai alat bantu untuk memperoleh data penelitian, aktifitas siswa, dan data ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Analisis Data Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: a. Penilaian Rata-rata Mean atau rata-rata hitung digunakan penulis karena menurut Ibnu Hadjar bahwa mean dianggap sebagai ukuran tendensi sentral yang terbaik dan paling banyak digunakan serta dalam
8
penghitungannya ia melibatkan semua skor/nilai. Disamping itu, nilai yang dihasilkan lebih stabil daripada nilai ukuran tendensi sentral yang lain, yakni median dan mode. Untuk mendapatkan nilai mean (rata-rata) tersebut, yakni dengan cara nilai yang diperoleh siswa dijumlahkan kemudian dibagi dengan banyaknya siswa dikelas, dengan rumus : M = Σ nilai seluruh siswa N Ket: M = nilai rata-rata N = banyaknya siswa b. Penilaian Ketuntasan belajar Ketuntasan belajar perorangan dikatakan berhasil jika siswa mempunyai nilai minimal 3 atau masuk kategori baik, dan ketuntasan klasikal terpenuhi jika Persentasenya mencapai minimal 70%. Untuk menghitung Persentase ketuntasan belajar menggunakan rumus (Sutrisno Hadi,1989: 36): P = Σ siswa yang tuntas belajar x 100 % Σ siswa
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan diperlukan agar penulisan runtut, sistematis dan mengerucut pada pokok permasalahan, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami kandungan suatu karya ilmiah. Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Bagian Awal Pada bagian ini memuat: Halaman Judul, Nota Pembimbing, Pengesahan, Motto, Ijin Penelitian, Pernyataan Penulis, Abstraksi, Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Tabel. 2. Bagian Isi Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,
9
rumusan
masalah,
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian,
definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan teoritik tentang Konsep pembelajaran tutorial, yang mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut: pengertian pembelajaran tutorial, dan tujuan pembelajarannya. Prestasi Belajar Tahfiz al-Qur’an yang mendeskripsikan: pengertian dan urgensi Tahfiz al-Qur’an dan Hasil belajar. Bab III : Hasil penelitian , berisi tentang gambaran umum TK Islam Plus Assalamah Ungaran, meliputi: sejarah berdirinya, tujuan, visi dan misi, program kegiatan belajar, kondisi pendidik dan peserta didik, waktu belajar, sarana dan fasilitas. Kemudian menjelaskan Pelaksanaan Siklus I dan II.. Bab IV : Analisis pembelajaran dengan metode tutorial pada materi Tahfiz al-Qur’an dan Pembahasan. Bab V : Kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir skripsi ini memuat: Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Penulis dan Lampiran-lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Pembelajaran Tutorial 1. Pengertian a. Jenis- jenis pembelajaran Menurut
Djamaluddin
Darwis,
jenis-jenis
belajar
diklasifikasikan menjadi lima, dan salah satu diantaranya adalah Memory Type Of Learning. Memory Type Of Learning, yaitu tipe belajar yang lebih menekankan pada hafalan, seperti menghafal rumus-rumus definisi atau pengertian, nama-nama (toko, kota, Negara dan sebagainya), hadits-hadits, ayatayat Al-Qur‟an, serta doa-doa, dan bacaan-bacaan shalat. Di sini upayanya adalah bagaimana materi hafalan itu tidak mudah dilupakan dari memori anak. Untuk itu salah satu upayanya adalah dengan memberikan makna terhadap materi-materi itu. (Djamaluddin Darwis, 1998:216-218) b. Pembelajaran Tutorial Menurut Chaniago, kata tutorial berasal dari akar kata “tutor” yang berarti proses membimbing, mengarahkan yang dilakukan oleh seorang tutor atau guru. (Y. S. Amron Chaniago, 2002:128). Agar dapat mengetahui perkembangan siswa dari detik ke detik. Sebab metode tutorial ini lebih menekankan pada keterlibatan indera penglihatan dan pendengaran yang oleh para ahli bahasa disebut menyimak. Menurut
Tarigan,
orang
dapat
melakukan
kegiatan
menyimak, jika ada bunyi bahasa atau lambang-lambang lisan yang didengar. Dengan kata lain, kegiatan menyimak dilakukan manusia apabila ada penutur dan lawan tutur. Menyimak merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
11
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. (Tarigan, 1994: 27). Masih menurut Tarigan, menyimak merupakan proses kegiatan
mendengarkan lambing-lambang
lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ajaran atau bahasa lisan. Russel menyatakan bahwa menyimak mempunyai makna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak sama artinya dengan tutorial yang berarti suatu proses mendengarkan lambang-lambang lisan atau bunyi-bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interpretasi, sehingga pesan atau maksud yang terkandung dalam lambang-lambang lisan yang disimak dapat ditangkap secara baik dan benar. 2. Tujuan Pembelajaran Tutorial Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan
kegiatan
pengajarannya
secara
sistematis
dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. (Syaiful Bahri Djamarah, 2006:1). Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru.
12
Diantara masalah tersebut adalah masalah metode. Hampir tidak pernah ditemukan dalam
suatu
pertemuan,
seorang
guru
tidak
menggunakan metode tertentu terhadap proses belajar mengajar. Karena disadari bahwa metode sangat mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar. Bila begitu akibat yang dihasilkan dari penggunaan suatu metode, maka guru tidak sembarangan memilih dan menggunakannya. Bahkan pelajaran yang satu mungkin cocok untuk suatu metode tertentu, tetapi tidak untuk pelajaran lainnya. Begitu pula dengan pembelajaran Tahfizul Qur‟an pada siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran, karena perlunya menjaga kemurnian Al-Qur‟an itu, maka perlu adanya metode khusus, agar para peserta didik dapat menghafal sesuai makhraj serta tajwidnya. Metode yang dimaksud adalah metode tutorial, dimana pada metode ini peserta didik lebih mengandalkan pada indera pendengaran serta penglihatannya. Sebab dengan melibatkan kedua indera ini, para siswa akan menghafal lebih maksimal dibandingkan dengan hanya melibatkan satu indera yaitu penglihatan saja. Seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Tidak berapa lama kemudian, indera si anak mulai berfungsi. Si anakpun mulai terpengaruh oleh stimulus-stimulus dari luar yang terjadi pada dirinya. Kejadian-kejadian itu akan menimbulkan beragam perasaan. Itulah yang kemudian menjadi dasar terbentuknya persepsi dan pengetahuan anak terhadap dunia luar. Al-Qur‟an telah mengisyaratkan kenyataan tersebut pada banyak ayat, diantaranya adalah:
َأل ْبصَبسَ َٔاألَ ْفئِذَة َ ْئبً َٔجَعَمَ نَكُىُ انّسَ ًْعَ َٔاٛش َ ًٌَُْٕ َطٌِْٕ اُيََٓبتِكُىْ الَ تَعْه ُ َُٔاهلل أَخْشَجَكُىْ يٍِْ ب ) :نَعَهّكُىْ تَشْكُ ُشٌَْٔ (انُحم Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (Q.S. An-Nahl:78).
13
Al-Qur‟an hanya menyebut pendengaran dan penglihatan sebagai dua alat diantara alat-alat indera. Pertama, karena pentingnya pendengaran dan penglihatan dalam proses persepsi. Kedua, penyebutan pendengaran dan penglihatan cukup untuk menunjukkan urgensi semua alat indera dalam proses persepsi. (M. Utsman Najati, 2005: 200). Dalam banyak ayat Al-Qur‟an, pendengaran disebutkan lebih dahulu daripada penglihatan karena beberapa alasan berikut. Pertama, pendengaran lebih penting daripada penglihatan dalam proses persepsi, belajar, dan perolehan ilmu. Manusia masih mungkin untuk belajar bahasa dan memperoleh pengetahuan bila kehilangan penglihatannya. Namun bila manusia kehilangan pendengarannya, ia akan mengalami kesulitan untuk belajar bahasa dan memperoleh pengetahuan. Diantara yang menunjukkan pentingnya pendengaran dalam persepsi dan belajar bahasa-bahasa termasuk instrumen paling penting dalam berfikir dan memperoleh pengetahuan adalah Al-Qur‟an hanya menyebut pendengaran beserta akal untuk menandakan kaitan erat antara pendengaran dan akal:
)
:ْشِ (انًهكَٛٔقَبنْٕا َنْٕ ُكَُب َّسْ ًَعُ َأْٔ َعْقِمُ يَب ُكَُب ِفْٗ َآصْحَبةِ انّسَ ِع
Artinya: “Dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghunipenghuni neraka yang menyala-nyala"(Q.S. Al-Mulk:10). Kedua,
indera pendengar akan langsung bekerja seusai
persalinan. Anak akan langsung dapat mendengar suara-suara setelah persalinan, adapun untuk dapat melihat sesuatu dengan jelas, si anak membutuhkan waktu beberapa saat. Ketiga, indera pendengar melaksanakan fungsinya secara terus menerus tanpa henti, sedangkan indera penglihatan ada kalanya berhenti melaksanakan fungsinya ketika manusia menutup kedua matanya atau ketika tidur. Suara nyaring juga dapat membangunkan manusia dari tidurnya. Oleh karena itu, dalam kisah Ashabul kahfi Allah Swt.
14
menerangkan bahwa Dia menutup telinga mereka hingga mereka terlelap tidur, dan suarapun tidak membuat mereka terbangun;
)
:ٍَْ عَذَدًا (انكٓفُِٛ س ِ َِفضَ َش ْبَُب عَهَٗ آَرَآَِِىْ فِٗ انْكَْٓف
Artinya: “Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu”(Q.S. Al-Kahfi:11) Keempat, indera pendengar dapat mendengar semua suara, baik dalam gelap maupun terang, sedangkan indera penglihatan hanya dapat melihat dalam cahaya. Al-Qur‟an juga menyebut as-sam‟u (pendengaran) dalam bentuk tunggal, sedangkan al-abshar(penglihatan) disebutkan dalam bentuk jamak. Sebab indera pendengar dapat menerima suara yang datang dari segala arah, sedangkan mata hanya dapat melihat bila manusia mengarahkan pandangannya ke arah sesuatu yang ingin dilihatnya. Jika terdengar suara dari suatu tempat yang dihuni banyak orang, mereka semua akan mendengar suara yang sama. Namun jika mereka melihat dari sudut yang berbeda-beda, penglihatan mereka kepada sesuatu itu tidak akan sama persis. Demikian pula terkadang mereka melihat sesuatu yang berbeda di waktu yang sama sesuai dengan arah yang berasal dari suatu tempat yang secara langsung berada di hadapan kita, gelombang suara akan sampai ke dua telinga dalam waktu yang bersamaan. Juga kuatnya pengaruh suara pada dua gendang telinga akan sama. Akan tetapi, jika kita melihat sesuatu yang terletak dihadapan kita, bentuk yang tergambar pada retina mata kita. Sebab mata kanan melihat sesuatu dari sisi kanan, sedang mata kiri melihat sesuatu dari sisi kiri. Berdasarkan uraian di atas, maka metode tutorial bertujuan supaya dapat mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa, sehingga diharapkan dengan metode ini bisa mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran Tahfiz al-Qur‟an di TK Islam Plus Assalamah Ungaran.
15
B. Prestasi Belajar Tahfiz al-Qur’an 1. Pengertian Dan Urgensi Tahfiz Al-Qur’an a. Pentingnya Pembelajaran Al-Qur’an Sesungguhnya, Al-Qur‟an berjumlah lebih dari 77.000 kata.(Raghib As-Sirjani, 2007:17). Dan diantara kata-kata ini adalah kata “bacalah” bahkan kata tersebut merupakan yang pertama kali di turunkan. Sebagaimana banyak sekali ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an kalimat yang menunjukkan “perintah” untuk melakukan atau mengajak sesuatu, seperti “dirikanlah shalat”, “bayarlah zakat”, “berjihadlah di jalan Allah”, dan sebagainya. Namun perintah “bacalah” itulah yang merupakan wahyu pembuka sebelum yang lain-lain. Bahkan pada wahyu yang pertama itu pula perintah “bacalah” di ulang sampai dua kali sebagaimana terdapat dalam QS Al-Alaq ayat 1-5, yang artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S. Al-„Alaq:1-5) Hal itu terjadi sebelum malaikat Jibril yang ditugasi oleh Allah untuk menyampaikan wahyu mengatakan bahwa kamu Muhammad adalah utusan atau rosul Allah, atau saya datang kepadamu dengan membawa agama Islam, belum. Tentu saja yang demikian itu cukup menjadi isyarat bagi kaum muslimin bahwa revolusi manusia dan kemanusiaannya yang merupakan misi utama ajaran Rosulullah SAW dimulai dari tradisi membaca. Dan membaca itulah yang merupakan aktivitas utama belajar dan pembelajaran. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah memerintahkan menekankan bacaan dan memperbagus suara karena hal itu menambah
16
kebagusan
Al-Qur‟an
hingga
diterima
pendengarnya
serta
meninggalkan bekas dalam hati. Sebagaimana hadits Nabi:
)ٖصَٕاتِكُىْ (سٔاِ انبخبس ْ ُْٕا انْقُشْأٌََ بَِأَِٚص Artinya:“Hiasilah Al-Qur‟an dengan suaramu yang merdu.(HR. Bukhari)” Bahkan dalam Pedoman lagu-lagu Tilawatil Qur‟an juga ditegaskan oleh sebuah hasits dari Abu Lubabah Radhiallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ْسَ ِيَُبٛتَغٍََ بِبنْقُشْأٌََ فََهَٚ ْ يٍَْ نَى:َُ ُقْٕلٚ َٙعُُّْ قَبلَ أٌََ انَُ ِب َ َ اهللٙض ِ عٍَْ َا ِبْٗ ُنبَببَتَ َس )(سٔاِ ابٕ دأد Artinya:“Siapa yang tidak membaguskan bacaan Al Qur‟annya, maka bukanlah ia termasuk golonganku” (HR. Abu Daud). Kemudian
mengapa
umat
Islam
perlu
meletakkan
pembelajaran Al-Qur‟an pada posisi yang sangat penting dan strategis? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut dapat ditemukan dalam ayatayat Al-Qur‟an, maupun hadist-hadist Rosulullah SAW yang antara lain sebagai berikut:
ٌََعًَُْهٌَْٕ انصَبنِحَبثِ أٚ ٍٍََْْٚ انَ ِزُِٛ بَشِشُ انْ ًُؤْ ِيَُٚٔ َُ أَ ْقَٕوِْٙ َْْٗٓذِْ٘ نَِه ِتٚ ٌََإٌَِ َْزَا انقُشْأ )
:ْشًا (اإلسشاءٛنَُٓىْ أَجْشًا َك ِب
Artinya: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Q.S. Al-Isra‟: 9) Menurut Dr. Quraish Shihab penggunaan kata (Haza) pada ayat tersebut dan semacamnya adalah untuk menunjukkan betapa dekat tuntunan-tuntunan Al-Qur‟an ini pada fitrah manusia, serta sesuai dengan jatidirinya sehingga ia benar-benar “dekat” kepada setiap utusan. M. Quraish Shihab, 2002:419. Dalam sebuah riwayat dari Abdul Al Hamid Al Hamani ketika dia bertanya kepada Sufyan As-Tsauri tentang seseorang yang
17
harus memilih antara mengangkat senjata maju ke medan perang dengan belajar-membaca-Al-Qur‟an, maka jawaban dari Sufyan AsTsauri memilih untuk belajar-membaca-Al-Qur‟an. Dalam hal ini Sufyan As-Tsauri mendasarkan pada sabda Nabi SAW. yang berbunyi:
َْشُكُىْ يٍَْ تَعَهّىٛخ َ ّ ٔسهى قَبلَ؛ِٛ صهٗ اهلل عهٙعُُّْ عٍَِ انَُ ِب َ ََُّ انهٙض ِ عثًَْبٌَ َس ُ ٍَْع )ٖانْقُشْأٌََ َٔعَهًَُّّ (سٔاِ انبخبس Artinya: “Sebaik-baik kamu sekalian adalah seseorang yang belajar Al-Qur‟an dan mengajarkan Al-Qur‟an” (HR. Bukhari) Al-Qur‟an Al-Karim adalah kitab yang oleh Rosulullah SAW mengatakan sebagai “tali Allah yang terukur dari langit ke bumi, di dalamnya terdapat berita tentang umat masa lalu, dan kabar tentang situasi masa datang. Siapa yang berpegang dengan petunjuknya dia tidak akan sesat”. Kitab suci ini juga memperkenalkan dirinya sebagai hudan li al-nas (petunjuk bagi seluruh umat manusia), sekaligus menantang manusia dan jin untuk menyusun semacam Al-Qur‟an. Dari sini kitab suci Al-Qur‟an berfungsi sebagai mukjizat (bukti kebenaran), sekaligus kebenaran itu sendiri. (M. Quraish Shihab, 2000:13) Lima belas abad yang lalu, ayat-ayat Allah itu diturunkan kepada nabiNya, Muhammad SAW. Menurut Orientalis Gibb, “tidak ada seorang pun dalam lima ratus tahun ini, yang telah memainkan alat bernada nyaring yang demikian mampu dan berani, dan yang demikian luas getaran jiwa yang diakibatkannya seperti apa yang dibaca oleh Muhammad SAW yakni Al-Qur‟an. Penamaan kalam Ilahi yang diturunkan kepada Muhammad SAW dengan nama Al-Qur‟an, menurut M. Baqir Hakim menunjukkan bahwa kalam Illahi tersebut terpatri dalam dada, sehingga hasil dari proses membaca secara terus menerus dan terbiasanya lisan dalam mengucapkan lafaz-lafaz dalam Al-Qur‟an. (M. Baqir Hakim, 2006:5).
18
Jadi
pembelajaran
Al-Qur‟an
merupakan
pembiasaan
terhadap peserta didik pada pelafalan ayat-ayat Al-Qur‟an yang dari sana akan mematrikannya pada hati untuk kemudian dapat menjadikannya sebagai petunjuk dalam meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
b. Pengertian Tahfiz al-Qur’an Menurut Ahmad Warson Al-Munawwir, kata tahfiz berasal dari kata hifzu. Yakni bahasa Arab yang berarti penjagaan, perlindungan, pemeliharaan, hafalan. (Ahmad Warson Al-Munawwir, 2002:279) Dalam hal ini adalah kegiatan menghafalkan teks AlQur‟an. Sedangkan Al-Qur‟an secara etimologi Al-Qur‟an berakar dari
kata
qara‟a-qira‟atan-qur‟anan.
Qar‟aa
bermakna
mengumpulkan huruf dan beberapa kalimat dalam membaca. Sedangkan Al-Qur‟an searti dengan Al-Qira,ah. Meski Al-Qur‟an tertulis dengan redaksi mashdar dalam arti bacaan, namun yang dimaksud adalah menggunakan arti maf‟ul atau yang dibaca (AlMaqra‟). (Manna‟ Khalil Al-Qaththan, 1973:20). Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pelajaran Tahfiz al-Qur‟an adalah menghafalkan ayat-ayat Al-Qur‟an sesuai dengan kaidahnya. c. Tujuan Pembelajaran Tahfiz al-Qur’an Para ulama menggaris bawahi perbedaan antara Al-Qur‟an dan kitab suci yang lalu dari segi pemeliharaan otensitasnya. Yang ditugaskan memelihara kitab suci yang lalu adalah para penganutnya (saja). Selanjutnya para penganut kitab suci itu lengah dan tidak melaksanakan tugas mereka dengan baik, maka kitab-kitab suci tersebut hilang, atau berubah dengan penambahan, pengurangan, dan pemutarbalikan.
19
Sejak dahulu sampai sekarang sekian banyak orang (bahkan anak-anak sebelum dewasa) telah mampu hafal keseluruhan ayat-ayat Al-Qur‟an, bahkan sekian banyak diantara mereka yang menghafal adalah orang-orang yang tidak memahami arti Al-Qur‟an. Sementara orang-orang (entah dengan maksud baik atau buruk) pernah memasukkan satu kalimat dalam rangkaian ayat-ayat Al-Qur‟an. Kalimat itu adalah “shallallahu „alaihi wasallama” yang mereka tambahkan pada Q.S. Al-Fath ayat 29 yang berbunyi:
سْٕلُ اهلل ُ َيُحًََذٌ س Sisipan kata itu sebenarnya merupakan penghormatan kepada Rasulullah Saw. dan anjuran untuk diucapkan setiap mendengar nama beliau. Tetapi kendati demikian ia tidak dibenarkan untuk ditambahkan ke dalam A-Qur‟an dan ketika itu juga meushaf yang mengandung tambahan itu dimusnahkan. (M. Quraish Shihab, 2002:96-97). Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‟an surat Al-Hijr ayat 9:
)
:ظٌَْٕ (انحجش ُ ِِاََب َحٍُْ َضَ ْنَُب انزِكْشَ َِٔاََب نَُّ نَحَبف
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Q.S. Al-Hijr:9).” Bentuk jamak yang digunakan ayat ini yang menunjuk Allah Swt., baik pada kata (Nahnu Nazzalna) ”Kami menurunkan” maupun dalam
hal
pemeliharaan
Al-Qur‟an,
mengisyaratkan
adanya
keterlibatan selain Allah, yakni malaikat Jibril a.s. dalam hal menurunkannya dan kaum muslimin dalam hal pemeliharaannya. Memang tidak ada wahyu yang berupa ayat al-Qur‟an yang tidak dibawa oleh malaikat Jibril a.s., (sesuai dengan penegasan Al-Qur‟an) bahwa wahyu Allah Swt. itu dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin, yakni malaikat Jibril a.s.
20
d. Manfaat Pembelajaran Tahfiz al-Qur’an Menurut Abdul Aziz Abdur Rouf, setidaknya ada dua manfaat (fadlilah) secara garis besar, yakni di dunia dan di akhirat kelak. 1) Manfaat Dunia a) Hifzhul (hafal) Qur'an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah Bahkan nikmat mampu menghafal Al Qur'an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu, hal ini sesuai dengan hadis Nabi yang artinya: "Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur'an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya."(HR. Hakim). b) Al Qur'an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya c) Seorang hafizh Al Qur'an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (penghargaan khusus dari Nabi SAW). Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur'an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur'an. Rasul mendahulukan pemakamannya. d) Hifzhul Qur'an merupakan ciri orang yang diberi ilmu sebagai mana firman Allah Swt., yang artinya: "Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orangorang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayatayat Kami kecuali orang-orang yang zalim." (QS Al-Ankabuut 29:49) e) Hafizh Qur'an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi. f) Menghormati seorang hafizh Al Qur'an berarti mengagungkan Allah, sebagai mana
hadis yang artinya: "Sesungguhnya
termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang
21
muslim, penghafal Al Qur'an yang tidak melampaui batas (di dalam
mengamalkan
dan
memahaminya)
dan
tidak
menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil."(HR. Abu Daud). 2) Manfaat Akhirat a) Al Qur'an akan menjadi penolong (syafa'at) bagi penghafal b) Hifzhul Qur'an akan meninggikan derajat manusia di surga. c) Para penghafal Al Qur'an bersama para malaikat yang mulia dan taat, "Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur'an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat." (Muttafaqun alaih) d) Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan). e) Kedua orang tua penghafal Al Qur'an mendapat kemuliaan. f) Penghafal Al Qur'an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al Qur'an. Penghafal Al Qur'an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi, sebagai mana penjelasan
Surat
Fathir:
29-30.
(http://generasihafalquran.blogspot.com/2009/02/manfaat-hafalquran.html) Dengan demikian, pembelajaran Tahfiz Al-Qur‟an sejak dini merupakan upaya penanaman nilai-nilai kecintaan terhadap Al-Qur‟an yang akhirnya bermuara kepada semangat untuk menghafalnya.
2. Hasil Belajar a. Definisi Hasil Belajar Prestasi (hasil) belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik
22
tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian, menyoal tentang proses belajar mengajar, tidak bisa lepas dari indikasi berhasil dan tidak berhasil. Dari hasil tersebut, sehingga evaluasi setidaknya memiliki tiga fungsi pokok, yaitu: (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana, (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. (Anas Sudijono, 2005:8.) Masih mengenai hasil belajar, menurut Syaiful Jamaroh bahwa setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Oleh karena itu, masih menurutnya bahwa keberhasilan proses mengajar dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf, antara lain:
23
a. Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. b. Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (76% - 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. c. Baik/minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% 75% saja dikuasai oleh siswa. d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. b. Indikator Keberhasilan Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil antara lain: 1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. 2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun klasikal. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Secara umum, untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). 1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. a) Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. b) Bakat
24
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. d) Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan 2) Faktor Ekstern Faktor
ekstern
adalah
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu
beberapa
pengalaman-pengalaman,
keadaan
keluarga,
lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. (http://ridwan202.wordpress.com/2008/04/23/kegiatan-belajar-danprestasi/) Namun dalam sudut pandang yang berbeda, secara spesifik Syaiful Jamaroh memberikan pendapatnya tentang faktor-faktor tersebut antara lain: Tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, dan suasana evaluasi. 1) Tujuan
25
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan. 2) Guru Pandangan guru terhadap anak didik akan mempengaruhi kegiatan guru di kelas. Dengan perbedaan pandangan ini akan melahirkan pendekatan yang berbeda pula. Tentu saja, hasil proses belajar mengajarnya pun berlainan. 3) Anak didik Perbedaan anak dari segala aspek; biologis, intelektual, dan psikologis sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. 4) Kegiatan pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar, pendekatan yang guru ambil akan menghasilkan kegiatan anak didik yang bermcam-macam. Bahkan strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar itu sendiri. 5) Alat evaluasi Validitas dan reliabilitas data dari hasil evaluasilah yang sering mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Bila alat tes tersebut tidak valid dan reliabel, maka tidak dapat dipercaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar. 6) Suasana evaluasi Suasanan ini menyangkut banyak hal antara lain kondisi anak saat tes, mental anak dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu, Oemar Hamalik menjelaskan bahwa masalah kegagalan siswa tidak dapat dilihat dari hasil assessment belaka, menurutnya ada berbagai faktor yang dapat menjadi penyebabnya: 1) Metode pengajaran tidak sesuai dengan tujuan; 2) Adanya masalah-masalah dalam pelaksanaan sistem intruksional;
26
3) Metode assessment yang digunakan tidak sesuai; 4) Rumusan tujuan-tujuan itu sendiri yang tidak sesuai. (Prof. Dr. Oemar Hamalik, 2003:150).
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum TK Islam Plus Assalamah Ungaran 1. Sejarah Berdirinya TK Islam Plus Assalamah Ungaran Yayasan Assalamah berdiri di Ungaran pada tanggal 31 Januari 1989 atas prakarsa keluarga Ibu Hj.Rugayah Abdullah Assegaf dengan akte notaris Ny. Janny Dhewajanti Ardian, SH No.7. Pemikiran untuk mendirikan yayasan pendidikan Assalamah ini muncul dari rasa prihatin pendiri akan langka dan minimnya fasilitas pendidikan Islam di kawasan kota Ungaran dan sekitarnya pada saat itu. Pada awal berdirinya, Yayasan Assalamah Ungaran mengawali langkahnya dengan membuka dan mengelola TPQ ( Taman Pendidikan Qur’an ) yang kegiatan belajar mengajarnya belokasi di Jl. Gatot Subroto 133 Ungaran ( rumah bagian belakang pendiri ). Kemudian mulai tahun ajaran 1989/1990 tepatnya tangal 17 Juli 1989 Yayasan Assalamah Ungaran mendirikan sekolah TK/RA Plus Assalamah. Minat masyarakat yang tinggi dengan mempercayakan putra-putrinya untuk belajar di TA/RA Plus Assalamah, menjadikan tempat yang lama tidak lagi dapat menampungnya.Tekad pihak Yayasan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih kondusif, syukur Alhamdulillah akhirnya dapat terwujud pada tahun 1997 dengan dibangunnya gedung baru yang berkedudukan di tengah kota tepatnya di Jl. Gatot Subroto 104 B Ungaran
27
dengan luas tanah 3.250 m2. TK/RA Plus Assalamah didirikan pada tanggal 17 Juli 1989 (tahun pelajaran
1989/1990)
dan
telah
memperoleh
piagam
Pendirian
Penyelenggaraan Pendidikan RA dari Departemen Agama RI dengan No.WK/5-b/2119/RA/Pgn/1991 tertanggal 19 Maret 1991. Dan sejak 17 Januari 2006
TK/RA Plus Assalamah beralih
pembinaannya dibawah naungan Diknas Kab Semarang dengan SK No.420/075 Tgl 17 Januari 2006, dan namanya berubah menjadi TK Islam Plus Assalamah. TK Islam Plus Assalamah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang Insya Allah siap mencetak anak-anak sesuai dengan harapan orang tua, Bangsa dan agama yaitu menjadi sosok individu muslim yang berkualitas dalam Ilmu, Iman dan Amal, sehingga mereka dapat tampil sebagai “ khoiru ummah “ ( generasi terbaik ) untuk bangsa ini dan di mata dunia nantinya. TK Islam Assalamah dikatakan “Plus” karena selain waktu belajarnya yang lebih lama dua sampai dua setengah jam dari TK biasa, materi yang diberikan pun juga lain yakni selain murni ilmu umum juga ditambah diniyah yang menekankan pada akhlak budi pekerti serta pengenalan agama ( dasar ). 2. Tujuan TK Islam Plus Assalamah Ungaran TK Islam Plus Assalamah didirikan dengan tujuan sebagai berikut : a.
Menanamkan nilai – nilai akhlakul karimah dan pengetahuan dasar
28
Islam kepada anak b.
Mengajarkan membaca Al Qur’an dngan baik dan benar.
c.
Membantu meletakkan dasar terbentuknya pribadi muslim seutuhnya, dalam mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, perilaku secara
optimal dalam lingkungan pendidikan
yang kondusif, demokratis dan kompetitif. d.
Membantu mengapresiasikan kreasi anak melalui seni.
3. Visi dan Misi TK Islam Plus Assalamah Ungaran a.
Visi TK Islam Plus Assalamah Ungaran Membangun generasi yang cerdas, terampil, tangguh, cinta tanah air dan berakhlakul karimah.
b.
Misi TK Islam Plus Assalamah Ungaran 1) Menyelenggarakan
suatu
pendidikan
yang
mengutamakan
pembentukan akhlak dan kepribadian yang sesuai dengan nilainilai Islami, cinta sesama dan lingkungan sejak dini. 2) Menyelenggarakan
suatu
pendidikan
yang
mampu
mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, kreativitas dan spiritual secara seimbang sebagai pilar untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. 4. Program Kegiatan Belajar TK Islam Plus Assalamah Ungaran a.
Program umum, yang meliputi : 1) Program pengembangan pembiasaan a) Moral dan nilai-nilai agama
29
b) Sosial, emosional dan kemandirian 2) Program pengembangan kemampuan Dasar a) Bahasa b) Kognitif c) Fisik / motorik d) Seni b.
Program khusus, meliputi : a) Agama ( Hafalan doa-doa harian, hadits, membaca Al Qur’an dan suratsurat pendek, bahasa arab, praktek sholat, jum’at bersih dan jum’at beramal ) b) Bahasa Inggris c) Pengembangan seni : menari, menyanyi, melukis
c.
Program insidentil a) Peringatan hari besar Islam / Nasional ( PHBI / PHBN ) b) Pengenalan profesi c) Pengajaran luar sekolah ( PLS ) d) Wisata gembira e) Program kunjungan / home visit f) Pemeriksaan kesehatan berkala g) Pesantren ramadhan
30
h) Manasik haji i) Gebyar seni IGRA / IGTKI j) Akhirussanah d.
Program tambahan a) Drumband
5. Tenaga Pendidik Diasuh oleh guru – guru yang berpengalaman, profesional dan kompeten dalam bidangnya, di antaranya : lulusan PGTKI Surabaya, Sarjana Pendidikan, PGPQ. Tabel 1 Daftar Guru Tk Islam Plus Assalamah Ungaran Tahun Pelajaran 2009/2010 NO NAMA
JABATAN
PEND.
1.
Purwantiningsih, S.Pd.I
Kepala Sekolah
S1
2.
Harirawati, S.Pd.I
Wakasek/G. Kls A3
S1
3.
Nurul Hidayah, A. Ma
Guru Kelas B2
D2
4.
Rokhana Diah Astuti, A. Ma Guru Kelas B1
S1
5.
Eri Wahyuni, S.Pd.I
Guru Kelas A2
S1
6.
Siti Zuliana
Guru Kelas B2
D1
7.
Khristiyani, S.Pd
Guru Kelas B4
S1
8.
Umi Syakirah
Guru Kelas B2
MA
9.
Muryani, A. Ma
Guru Kelas A4
D2
10.
Hanifah, A. Ma
Guru Kelas B3
D2
12.
Ulyanah
Guru Kelas B4
D1
13.
Hidayatul Ilmiyah, S.Pd.I
Guru Kelas B2
S1
14.
Mutammimah
Guru Kelas A4
S1
31
15.
Rita Suzana, A. Ma
Guru Kelas B3
D2
16.
Ainul Istiqomah, A. Ma
Guru Kelas B1
D2
17.
Muti’ah
Guru Kelas A2
PGA
18.
Endang Wariyatun, S. Pd
Guru B. Inggris/A3
S1
19.
Hening Widiastuti, S. Pd
Guru Menari
S1
20.
Toha Ratna, S. Pd
Guru Melukis
S1
21.
Eirien Hapsari, S.H
Tata Usaha
S1
6. Jumlah peserta didik Tabel 2 Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2009/2010 Kelompok
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
B2
15
19
34
A2
17
17
34
A3
18
16
34
A4
17
16
33
B1
21
10
31
B2
20
11
31
B3*
21
10
31
B4
18
13
31
Jumlah
147
112
259
* ) Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah sejumlah 31 siswa kelompok B3, yaitu:
32
Tabel 3 Daftar Nama Siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran Tahun Pelajaran 2009/2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama lengkap Ajeng Agustina Nur Z. Alifia Sava Bintang P. Anugrah Akbar R.P Athallah Satria D. Ayu Nur Hidayah Daffa Zain Muttaqin Darrell Naufhal Z. Ega Aryabima Ganank Veari P. Huria Khansa M. Keisha Natasha N. Klaryan Arnot G. Lukluk Aufa M. Mahsa Nadhif M. Mohd. Haqqe M. Mohd. Yanwar H. Muhamad Baidullah Muhammad Ali A. Muhammad Aqiil F. Muhammad Iqbal W. Muhammad Musa A. Muhammad Wildan U. Naila Adenia Sativa Nabila Alya Diffanda Naufal Irsyad Syarif R. Rafli Putra Putra H. Reiki Maulana Putra Rizki Ulfa Febriyanti Safila Kholifatul Aulia Vares Dodi Abdullah
Kelompok B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3
33
7. Waktu Belajar Hari Senin s.d Kamis
: Pukul 07.30 – 11.30 WIB
Hari Jum’at & Sabtu
: Pukul 07.30 – 10.00 WIB
Dengan masa belajar untuk masing-masing kelompok A maupun B selama 1 ( satu ) tahun. 8. Sarana & Fasilitas Gedung yang representatif Ruang kelas yang kondusif Arena bermain yang luas dengan alat-alat permainan yang edukatif Perpusakaan di masing-masing kelas Alat peraga pendidikan UKS, Koperasi Aula tempat praktek Antar jemput Asuransi kecelakaan anak ( Takaful Anak ) Mendapatkan snack dan makan dengan standar pemenuhan gizi.
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran pada semester dua tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dalam jangka waktu 2 minggu pada bulan Mei minggu ketiga dan minggu keempat (17-29 Mei
34
2010). Dengan dua siklus tersebut, diharapkan sudah mampu mencapai hasil yang diinginkan dan mampu mengatasi permasalahan yang ada. Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan prestasi Tahfiz (menghafal) Al Qur’an siswa kelompok B3 TK Islam Plus Asslamah Ungaran serta untuk menambah keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Agar mengarah pada pencapaian tujuan di atas, secara umum rancangan maupun pelaksanaan penelitian yang ditetapkan mengikuti prinsipprinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi. 1 Adapun
secara
terperinci
tahapan-tahapan
pelaksanaan
dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Siklus I a. Tahapan Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini meliputi : 1) Pembuatan Satuan Kegiatan Harian (SKH) atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Pembuatan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses penbelajaran. 3) Pembuatan alat evaluasi (tes) b. Tahapan Pelaksanaan
1
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h.16.
35
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini yaitu pelaksanaan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran yang tertulis dalam SKH atau RPP, kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Guru dan siswa berdo’a bersama, membaca asmaul husna, dan muraja’ah 2) Guru dan siswa bermain tepuk tangan dan bernyanyi 3) Siswa diajak mengingat kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya, dengan cara membaca bersama surat yang sudah diajarkan. 4) Guru sedikit menceritakan tentang arti yang terkandung di dalamnya. 5) Siswa menirukan bacaan guru 6) Siswa saling menyimak bacaan teman 7) Guru membagi buku paket yang berisi tugas untuk mewarnai atau kegiatan-kegiatan yang lain. 8) Guru melaksanakan tes membaca kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, tes dilaksanakan secara individu yaitu guru memanggil siswa satu per satu ke meja guru sedangkan siswa yang lain mengerjakan tugas mewarnai kaligrafi asmaul husna 9) Guru memberikan reward berupa bintang dari kertas kepada siswa yang berhasil membaca dengan baik dan benar. c. Tahapan Observasi
36
Pada tahapan ini peneliti melakukan observasi atau pengamatan secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang dibantu guru patner dengan memakai lembar observasi yang telah disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil tindakan dengan menggunakan lembar evaluasi yang telah ada. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru patner bertindak
sebagai
pengamat
dan
mencaat
perkembangan-
perkembangan dan kegiatan yang terjadi baik siswa dalam mengikuti pembelajaran maupun peneliti sebagai guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas, pengamatan berpatokan pada lembar yang tersedia. Pengamatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam pembelajaran, antara lain yaitu : 1) Penguasaan guru dalam menerapkan pembelajaran metode tutorial pada siklus I, Aspek yang dinilai meliputi : a) Ketrampilan guru dalam mengelola kelas b) Ketrampilan guru dalam memotivasi siswa c) Ketrampilan guru dalam menyajikan materi pelajaran 2) Penguasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran metode tutorial, Aspek yang dinilai meliputi: a) Penguasaan siswa pada materi yang disampaikan, meliputi kelancaran hafalan dan ketepatan tajwid. b) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, meliputi dua
37
hal yaitu perhatian siswa pada saat proses dan semangat siswa untuk belajar dan mengulang.
d. Tahapan Refleksi Kegiatan pada tahap refleksi meliputi : 1) Pengumpulan hasil evaluasi hasil observasi selama pelaksanaan tindakan 2) Menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi 3) Penarikan kesimpulan tentang pelaksanaan siklus I, yang bisa diuraikan sebagai berikut : a) Perhatian siswa dalam pembelajaran belum maksimal b) Sebagian siswa masih ada yang mengeja sebagaimana bahasa Indonesia c) Sebagian siswa masih ada yang menghafalnya terpatah-patah. d) Guru belum optimal dalam mengelola waktu e) Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untuk membaca cepat dan lancar f) Ketuntasan belajar siswa dalam menghafal surat pada siklus I mencapai 50%, atau masih tergolong kurang. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil ini peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan dengan melakukan penelitian lanjutan pada siklus II. 2. Pelaksanaan Siklus II
38
a. Tahapan Perencanaan Tahap perencanaan ini meliputi : 1) Identifikasi masalah yang timbul berdasarkan refleksi pada siklus I 2) Penentuan langkah perbaikan untuk pemecahan masalah yang timbul pada siklus I 3) Pembutan
Satuan
Kegiatan
Harian
(SKH)
atau
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini yaitu pelaksanaan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran yang tertulis dalam SKH atau RPP, kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Guru dan siswa berdo’a bersama, membaca asmaul husna, dan muraja’ah 2) Guru dan siswa bermain tepuk tangan dan bernyanyi 3) Siswa diajak mengingat kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya, dengan cara membaca bersama surat yang sudah diajarkan. 4) Guru sedikit menceritakan tentang arti yang terkandung di dalamnya. 5) Siswa menirukan bacaan guru 6) Guru mengambil kotak kardus yang telah diisi kartu penggalan ayat. 7) Siswa maju satu persatu untuk mengambil satu kartu penggalan
39
ayat didalam kotak kemudian membacanya dengan keras, kemudian teman-teman yang lain menirukannya 8) Siswa mengumpulkan kartu yang telah diambilnya dari kotak 9) Guru menempel beberapa kartu penggalan ayat ditempat yang bisa dilihat dan selalu dilewati anak 10) Guru membagi buku paket yang berisi tugas untuk mewarnai atau kegiatan-kegiatan yang lain. 11) Guru melaksanakan tes membaca kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, tes dilaksanakan secara individu yaitu guru memanggil siswa satu per satu ke meja guru sedangkan siswa yang lain mengerjakan tugas mewarnai kaligrafi asmaul husna 12) Guru memberikan reward berupa bintang dari kertas kepada siswa yang berhasil membaca dengan baik dan benar. c. Tahapan Observasi Sama dengan tahap observasi yang dilaksanakan pada siklus I, tahap observasi pada siklus II ini juga dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi dan lembar evaluasi yang tersedia, dan aspek yang diamati dan dinilai pada guru dan siswa sama dengan siklus I, yakni: a) Penguasaan siswa pada materi yang disampaikan, meliputi kelancaran hafalan dan ketepatan tajwid. b) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, meliputi dua
40
indikator yaitu perhatian siswa pada saat proses dan semangat siswa untuk belajar dan mengulang. d. Tahapan Refleksi Sama dengan siklus I, Siklus II pada tahap refleksi juga dilakukan kegiatan menganalisis data dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada serta penarikan kesimpulan tentang pelaksanaan siklus II yang diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Siswa
merasa senang dengan pembelajaran menggunakan
permainan kartupenggalan ayat, sehingga perhatian dan aktifitas siswa meningkat, namun hal tersebut didominasi oleh siswa yang pandai saja, sedangkan siswa yang lamban cenderung diam dan pasif dalam mengikuti permainan. 2) Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 3) Selama proses belajar mengajar guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik, meskipun ada beberapa aspek yang butuh penyempurnaan. 4) Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 5) Ketuntasan belajar siswa dalam menghafal surat pada siklus II telah mencapai 76%, artinya bahwa hasil ini telah mencapai taraf baik sekali atau optimal.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian Sebagaimana telah penulis uraikan pada BAB I, bahwa dalam menganalisis
hasil
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
ini,
peneliti
menggunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Deskripsi diambil berdasarkan penghitungan nilai peserta didik melalui pengukuran tendensi sentral, yakni nilai angka tunggal yang digunakan untuk mendeskripsikan rata-rata atau untuk mewakili skor dari seluruh sample/populasi (Borg & Gall, 1979). 1 Penerapan penghitungan statistik sederhana ini penulis gunakan untuk mengetahui dua hal, yakni: pencapaian nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar. 1. Penilaian Rata-rata Untuk mendapatkan nilai mean (rata-rata) tersebut, masih menurut Ibnu Hadjar yakni dengan cara nilai yang diperoleh siswa dijumlahkan kemudian dibagi dengan banyaknya siswa dikelas, sehingga bila divisualisasikan melalui rumus adalah sebagai berikut: M = Σ nilai seluruh siswa N Ket: M = nilai rata-rata N = banyaknya siswa 2. Penilaian Ketuntasan belajar Ketuntasan belajar perorangan dikatakan berhasil jika siswa mempunyai nilai minimal 3 atau masuk kategori baik, dan ketuntasan klasikal terpenuhi jika Persentasenya mencapai minimal 80%. Untuk menghitung Persentase ketuntasan belajar menggunakan rumus 2 : 1
Drs. Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999, h. 221. 2 Sutrisno Hadi, Statistik Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 1989, h. 36.
42
P = Σ siswa yang tuntas belajar x 100 % Σ siswa Ket: P = persentase N = banyaknya siswa
1. Analisis Penilaian sebelum tindakan Penelitian tindakan ini dilaksanakan karena kondisi hasil belajar siswa yang belum memenuhi target pembelajaran atau tuntas belajar, Adapun data prestasi belajar yang diperoleh siswa sebelum pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut: Tabel 4 Data Prestasi sebelum Pelaksanaan Tindakan No
NAMA
ASPEK PENILAIAN Keaktifan
Kelancaran
Tajwid
1.
AANZ
B
B
B
2.
ASBP
C
B
C
3.
AARP
C
C
C
4.
ASD
B
C
C
5.
ANH
B
C
C
6.
DZM
C
C
K
7.
DNZ
B
B
B
8.
EA
C
C
K
9.
GVP
C
C
C
10.
HKM
B
B
B
11.
KNN
C
C
C
12.
KAG
C
C
K
13.
LAM
K
K
K
14.
MNM
B
B
B
15.
MHM
C
C
C
43
16.
MYH
B
B
B
17.
MB
B
B
B
18.
MAA
B
B
C
19.
MAF
C
C
C
20.
MIW
C
K
K
21.
MMA
C
C
C
22.
MWU
C
C
C
23.
NAS
B
B
C
24.
NAD
C
C
C
25.
NIS
C
K
K
26.
RRPPH
B
B
B
27.
RMP
C
K
K
28.
RUF
B
C
C
29.
SKA
C
C
C
30.
VD
B
C
C
31
A
B
B
C
Keterangan Skor : B=3 C=2 K=1
Tabel 5 Data Rekapitulasi Prestasi siswa sebelum Pelaksanaan Tindakan Nilai No
Nilai
Aspek Penilaian B
C
K
JML
Rata-Rata
%
1
Keaktifan
14 16
1
75
2,42
45,16
2
Kelancaran
11 16
4
69
2,23
35,48
3
Tajwid
7
7
66
2,13
22,58
17
44
Tabel 6 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar sebelum Pelaksanaan Tindakan No
Uraian
Hasil
1.
Nilai rata-rata
2,26
2.
Persentase ketuntasan belajar
34, 40%
2. Analisis Penilaian Siklus I Dari hasil data prestasi siswa di atas, kemudian peneliti mengadakan penelitian tindakan yang dimulai dari siklus I. Dari hasil penilaian pada lembar evaluasi dan observasi pada siklus ini didapatkan data prestasi sebagai berikut: Tabel 7 Data Prestasi Siswa Siklus I No
NAMA
ASPEK PENILAIAN Keaktifan
Kelancaran Tajwid
1.
AANZ
B
B
B
2.
ASBP
B
B
B
3.
AARP
B
B
B
4.
ASD
B
B
B
5.
ANH
B
B
B
6.
DZM
C
B
C
7.
DNZ
B
B
B
8.
EA
B
B
C
9.
GVP
B
C
B
10.
HKM
B
B
B
11.
KNN
C
B
B
12.
KAG
B
B
B
13.
LAM
C
C
C
14.
MNM
B
B
B
15.
MHM
B
C
B
45
16.
MYH
B
B
B
17.
MB
B
B
B
18.
MAA
B
B
B
19.
MAF
B
B
B
20.
MIW
C
C
C
21.
MMA
B
B
B
22.
MWU
B
B
B
23.
NAS
B
B
B
24.
NAD
C
B
B
25.
NIS
B
C
C
26.
RRPPH
B
B
B
27.
RMP
C
C
C
28.
RUF
B
B
B
29.
SKA
B
B
C
30.
VD
B
B
B
31
A
B
B
B
Keterangan Skor : B=3 C=2 K=1
Tabel 8 Data Rekapitulasi Prestasi siswa Siklus I No
Nilai
Nilai
C
K
JML
Rata-Rata
Aspek Penilaian B
%
1.
Keaktifan
25 6
0
87
2,80
80,64
2.
Kelancaran
24 7
0
86
2,77
77,41
3.
Tajwid
24 7
0
86
2,77
77,41
46
Tabel 9 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siklus I No
Uraian
Hasil Siklus I
1.
Nilai rata-rata
2,78
2.
Persentase ketuntasan belajar
78,48%
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dicatat dalam lembar observasi dan lembar evaluasi Siklus I, setelah dianalisis menunjukkan bahwa kemampuan hafalan surat pada siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata kelas sebelum dikenai tindakan mencapai 2,26 pada siklus I menjadi 2,78 sedangkan nilai ketuntasan belajar sebelum dikenai tindakan mencapai 34,40% pada siklus I menjadi 72,48% Hal ini tidak bisa terlepas dari beberapa kendala yang dihadapi, antara lain: a. Faktor siswa Perhatian dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran belum maksimal, sehingga ketika praktek hafalan materi tahfiz Al Qur’an sebagian siswa masih ada yang membacanya terputus-putus, dan belum bisa cepat atau masih dieja. b. Faktor guru Guru belum optimal dalam mengelola waktu serta memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga perlu strategi tambahan untuk meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran yang telah dirancang pada pelaksanaan siklus II. 3. Analisis Penilaian Siklus II Dari hasil data prestasi siswa pada siklus I yang tentunya hasil tersebut dipengaruhi oleh kendala-kendala sebagaimana dijelaskan di atas, kemudian peneliti mengadakan penelitian lanjutan yakni siklus II. Dari hasil penilaian pada lembar evaluasi dan observasi pada siklus ini didapatkan data prestasi sebagai berikut:
47
Tabel 10 Hasil Penilaian Siklus II No
NAMA
ASPEK PENILAIAN Keaktifan
Kelancaran
Tajwid
1.
AANZ
B
B
B
2.
ASBP
B
B
B
3.
AARP
B
B
B
4.
ASD
B
B
B
5.
ANH
B
B
B
6.
DZM
B
B
B
7.
DNZ
B
B
B
8.
EA
B
B
B
9.
GVP
B
B
B
10.
HKM
B
B
B
11.
KNN
B
B
B
12.
KAG
B
B
B
13.
LAM
C
B
B
14.
MNM
B
B
B
15.
MHM
B
B
B
16.
MYH
B
B
B
17.
MB
B
B
B
18.
MAA
B
B
B
19.
MAF
B
B
B
20.
MIW
C
C
C
21.
MMA
B
B
B
22.
MWU
B
B
B
23.
NAS
B
B
B
24.
NAD
B
B
B
25.
NIS
B
C
C
26.
RRPPH
B
B
B
48
27.
RMP
B
C
B
28.
RUF
B
B
B
29.
SKA
B
B
B
30.
VD
B
B
B
31
A
B
B
B
Keterangan Skor : B=3 C=2 K=1 Tabel 11 Data Rekapitulasi Prestasi siswa Siklus II Nilai No
Nilai
Aspek Penilaian B
C
K
JML
Rata-Rata
%
1
Keaktifan gerakan
29 2
0
91
2,93
93,54
2
Kelancaran hafalan
28 3
0
90
2,90
90,32
3
Arti
29 2
0
91
2,93
93,54
Tabel 12 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siklus II No
Uraian
Hasil Siklus II
1
Nilai rata-rata
2,92
2
Persentase ketuntasan belajar
92,46%
Seperti halnya data pada siklus I, pada siklus II ini data juga diperoleh dari penilaian dan pengamatan yang dicatat dalam lembar observasi dan lembar evaluasi. Namun setelah hasil tersebut dianalisis, data menunjukkan bahwa kemampuan hafalan surat pada siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata kelas pada Siklus I yang semula 2,78, pada siklus II ini meningkat menjadi 2,92. Sedangkan persentase ketuntasan belajar yang semula hanya 78,48% pada siklus II
49
meningkat menjadi 92,46%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pencapaian target yang telah ditentukan yaitu minimal 80% telah tercapai. Dan berarti pula bahwa pembelajaran yang dilakukan telah berhasil dan pelaksanaan tindakan diakhiri sampai siklus II. Hal ini juga membuktikan bahwa penerapam metode tutorial yang dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang menyenangkan sangat efektif digunakan dalam pembelajaran hafalan surat untuk siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran ini.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Tahapan Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran hafalan materi tahfiz Al Qur’an menggunakan metode tutorial, kemudian menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH) atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan untuk melaksanakan tindakan pada siklus I, Pembuatan alat peraga kartu huruf, lembar observasi serta lembar evaluasi. b. Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Mei 2010 pada kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran dengan jumlah siswa 31 siswa. Proses belajar mengajar mengacu pada skenario pembelajaran yang tertulis dalam Satuan Kegiatan Harian yang telah disiapkan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru dibantu oleh guru patner sebagai observer yaitu
bertugas mengamati dan mencatat
semua aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
50
c. Tahapan Observasi Observasi dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, pada siklus I ada 2 aspek penilaian yang diamati yaitu : 1) Penguasaan siswa pada materi yang disampaikan, meliputi kelancaran hafalan dan ketepatan tajwid. 2) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, meliputi dua hal yaitu perhatian siswa pada saat proses dan semangat siswa untuk belajar dan mengulang. d. Tahapan Refleksi Pada tahapan ini, ada beberapa hal yang bisa peneliti simpulkan tentang pelaksanaan siklus I, antara lain sebagai berikut : 1) Perhatian siswa dalam pembelajaran belum maksimal 2) Sebagian siswa masih ada yang menghafalnya terputus-putus sehingga tawazun-nya belum tepat. 3) Guru belum optimal dalam mengelola waktu 4) Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untuk membaca cepat dan lancar. 5) Khusus pada motivasi, tampaknya guru harus bisa megubah variasi pembelajaran sehingga bisa lebih menyenangkan dan menarik. 6) Ketuntasan belajar siswa dalam menghafal surat pada siklus I baru 78,48%, atau masih di bawah standar (80%). Oleh sebab itu, berdasarkan hasil ini peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan dengan melakukan penelitian lanjutan pada siklus II. Dengan demikian jika perkembangan prestasi yang dicapai siswa tersebut disederhanakan, maka bisa dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 13 Data Perkembangan Pencapaian Prestasi Siswa No
Deskripsi
Sebelum tindakan
Siklus I
Siklus II
1
Nilai rata-rata
2,26
2,78
?
2
Ketuntasan belajar (%)
34,40
78,48
?
2. Siklus II a. Tahapan Perencanaan Rencana tindakan yang tertulis dalam SKH pada siklus II disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, kendalakendala yang terjadi pada siklus I adalah perhatian dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran belum maksimal, sedangkan dari guru motivasi guru kepada siswa kurang optimal serta pengelolaan waktu yang belum optimal pula, sehingga diperlukan usaha untuk memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus II. b. Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Mei 2010. Adapun proses belajar mengajar, sebagaimana sebelumnya yakni mengacu pada skenario pembelajaran yang tertulis dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH) yang telah disiapkan untuk siklus II. c. Tahapan Observasi Seperti halnya observasi yang dilakukan pada siklus I, Pada siklus II ini observasi juga dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan terdapat 2 aspek penilaian yang masing-masing terdiri dari dua indikator. d. Tahapan Refleksi Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II diperoleh data tentang aspek penilaian pembelajaran dari 30 siswa sebagai berikut:
52
1) Siswa
merasa senang dengan pembelajaran menggunakan
permainan kartupenggalan ayat, sehingga perhatian dan aktifitas siswa meningkat, namun hal tersebut didominasi oleh siswa yang pandai saja, sedangkan siswa yang lamban cenderung diam dan pasif dalam mengikuti permainan. 2) Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 3) Selama proses belajar mengajar guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik, meskipun ada beberapa aspek yang butuh penyempurnaan. 4) Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 5) Ketuntasan belajar siswa dalam menghafal surat pada siklus II telah mencapai 92,46%, artinya bahwa hasil ini telah mencapai taraf baik sekali atau optimal. Dengan demikian jika perkembangan prestasi yang dicapai siswa tersebut disederhanakan, maka bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 14 Data Perkembangan Pencapaian Prestasi Siswa Sebelum No Deskripsi
tindakan
Siklus I
Siklus II
1
Nilai rata-rata
2,26
2,78
2,92
2
Ketuntasan belajar (%)
34,40
78,48
92,46
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini, penulis dapat menyimpulkan
bahwa
penggunaan
metode
tutorial
dalam
53
pembelajaran sangat efektif, karena membuat anak merasa senang dan bergembira serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun membutuhkan waktu yang lebih banyak, sehingga guru harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran dengan baik seperti langkah-langkah pembelajaran, metode pendekatan untuk memotivasi siswa, trik ketika anak mulai jenuh dan persiapan-persiapan lain yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yag telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan, dari siklus I dan II serta berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran menghafal surat pada siswa TK Islam Plus Assalamah Ungaran sebelum menggunakan metode tutorial selalu menemukan kendala, lebih-lebih untuk bisa mencapai target. Artinya tingkat keberhasilannya masih minim, baik secara individual maupun klasikal. Hal ini bisa dilihat dari data awal yang diperoleh dari data prestasi sebelum dikenai tindakan, yakni 2,26 untuk nilai rata-rata kelas dan 34,40% dari 31 siswa untuk nilai ketuntasan belajar. 2. Penggunaan
metode
tutorial
sangat
efektif
untuk
meningkatkan
kemampuan menghafal surat-surat pendek pada siswa kelompok B3 TK Islam Plus Assalamah Ungaran. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis dari nilai rata-rata pada siklus I adalah 2,78; lalu pada siklus II menjadi 2,92, serta ditunjukkan oleh nilai ketuntasan belajar pada siklus I yakni 78,48 %, pada siklus II meningkat tajam menjadi 92,46 %. Namun demikian, dalam prakteknya memerlukan waktu yang cukup lama sehingga guru harus pandai mengelola waktu yang sebaik-baiknya. Penggunaan metode tutorial dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, karena juga dikemas dengan permainan serta aktivitas lainnya sehingga siswa merasa senang dan tertarik.
55
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang penggunaan metode tutorial yang terbukti bisa meningkatkan kemampuan membaca huruf Al Qur’an, serta meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran, peneliti memberikan beberapa saran antara lain yaitu : 1. Diharapkan guru lain mencoba menggunakan metode tutorial untuk meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat pendek pada siswa. 2. Penggunaan metode tutorial hendaknya dikemas dalam bentuk permainan atau aktivitas lainnya agar anak merasa tertarik dan senang sehingga akan mudah menerima materi yang diajarkan. 3. Mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat proses pembelajaran dengan baik, rapi dan matang agar mendapatkan hasil yang baik serta tercapai tujuan yag diinginkan.
C. Kata Penutup Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan kelancaran dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Selanjutnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan dalam dunia pendidikan pada umumnya. Saran dan kritik senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA Abu Zakaria Yahya Bin Syarifuddin An Nawawi, At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur’an, tanpa kota: Maktabah Darul Bayan, 1985. Syarifudin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca Menulis dan Mencintai Al Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2004. Al-Barry, Y.M. Dahlan, Kamus Ilmiah Serapan, Yogyakarta: Absolut, 2005. Al-Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 2002. Alwi, Efektivitas Metode Drill dalam Meningkatkan Keterampilan Shalat Siswa SDN Sampangan 01 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak, Semarang, 2005. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Pt Rajagrafindo Persada, Jakarta: 2005. Astuti, Retno, Peningkatan Keteramilan Menyimak Wawancara dengan Media Audio Visual Melalui Pendekatan Kooperatif Metode NHT Pada Siswa Kelas VII B SMP 10 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007, Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni UNNES, 2007. Chaniago, Y.S Amron, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung: C.V. Pustaka Setia, 2002. Darwis, Djamaluddin, PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1998. Hadjar, Ibnu, Drs., Dasar-dasar Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999. http://generasihafalquran.blogspot.com/2009/02/manfaat-hafal-quran.html http://ridwan202.wordpress.com/2008/04/23/kegiatan-belajar-dan-prestasi/ http://ridwan202.wordpress.com/2008/04/23/kegiatan-belajar-dan-prestasi/ LP3 UNNES, Penelitian Karya Ilmiah, Semarang: LP3 UNNES, 2007 LP3 UNNES, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: LP3 UNNES, 2007 M. Baqir Hakim, Ulumul Qur’an (Terjemah Nashihul Haq, Abdul Gofur, Salwan Fadlullah), Jakarta: Al-Huda, 2006. Munir, M. Misbahul, Pedoman Lagu-lagu Tilawatil Qur’an, Penerbit Apollo, Surabaya:1997, hal. 195 Shihab, M. Quraish, Secercah Cahaya Ilahi, Bandung: Mizan, 2000. Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jakarta, Lentera Hati, Vol.7, 2007. Al-Qaththan, Manna’u, Mabahits Li Ulumil Qur’an, Mansyurat Al-Ashr AlHadits, 1973.
Mucktar, Jauhari Heri, Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. 167. Najati, M. Utsman, Psikologi Dalam Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Nasution S., Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bani Aksara, 2005. Hamalik, Oemar, Prof. Dr., Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003 Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta:2003 Raghib As-Sirjani, Apiritual Reading (alih Bahasa H. Sarwedi, M.A Hasibuan, L.C.), Solo: Aqwam, 2007. S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Bina Aksara, Jakarta:1989 Shahih Bukhari, Fadhailul Qur’an Suyanto, Slamet, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta: Hikayat, 2005 Arikunto, Suharsimi, Prof. DR., Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 Arikunto, Suharsimi, Prof. DR., Suhardjono dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Hadi, Sutrisno, Statistik Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 1989 Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1994. Wlodkowski, Raymond J. dan Judith H. Jaynes, Motivasi Belajar, Depok: Cerdas Pustaka, 2004.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Hanifah
Tempat/tanggal lahir : Semarang, 10 Nopember 1967 NIM
: 11408203
Suami
: Joko Budi Santoso
Alamat
: Karangbolo RT 02 RW 07 Lerep Ungaran Barat
Pekerjaan
: Guru Agama
Instansi kerja
: TK Islam Plus Assalamah Ungaran
Riwayat Pendidikan : 1. RA Al Muntadhor Kretek Lerep Ungaran Barat 2. MI Ma’arif Ungaran Barat 3. SMP Islam Ungaran 4. PGAN Semarang 5. Diploma II IAIN Walisongo Semarang 6. STAIN Salatiga
Semarang, 16 Agustus 2010 Penulis
Hanifah NIM 11408203
SATUAN KEGIATAN HARIAN SIKLUS I Hari/Tanggal Kelompok/Semester Bidang Pengembangan Tema/sub-tema Alokasi Waktu
: Rabu, 19 Mei 2010 : B3/II : Keimanan dan Ketaqwaan : Surat-surat Pendek : 60 menit
A. Kompetensi Dasar Siswa mampu menghafal Surat At Takatsur dengan lafal yang benar. B. Indikator Menghafal surat At Takatsur ayat 1-3 dengan lafal yang benar C. Bentuk Kegiatan “Klassikal, tutorial” D. Skenario Pembelajaran No
Uraian Kegiatan
1.
Kegiatan Awal (pengkondisian) a) Salam b) Guru dan siswa berdo’a bersama, membaca asmaul husna, dan muraja’ah c) Guru dan siswa bermain tepuk tangan dan bernyanyi d) Siswa diajak mengingat kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya, dengan cara membaca bersama surat yang sudah diajarkan. Inti a) Guru sedikit menceritakan tentang arti yang terkandung di dalam surat At Takatsur. b) Siswa menirukan bacaan guru c) Siswa saling menyimak bacaan teman d) Guru membagi buku paket yang berisi tugas untuk mewarnai atau kegiatan-kegiatan yang lain. e) Guru melaksanakan tes menghafal kepada siswa untuk mengetahui hafalan siswa terhadap materi yang telah diajarkan, tes dilaksanakan secara individu yaitu guru memanggil siswa satu per satu ke meja guru sedangkan siswa yang lain mengerjakan tugas mewarnai kaligrafi asmaul husna Kegiatan Akhir a) Guru memberikan reward berupa bintang dari kertas kepada siswa yang berhasil menghafal
2.
3.
Alokasi waktu
10 menit
40 menit
10 menit
dengan baik dan benar. b) Doa dan Salam E. Alat Peraga At Takatsur Ayat 1-3 F. Penilaian Individu
SATUAN KEGIATAN HARIAN SIKLUS II Hari/Tanggal Kelompok/Semester Bidang Pengembangan Tema/sub-tema Alokasi Waktu
: Rabu, 26 Mei 2010 : B3/II : Keimanan dan Ketaqwaan : Surat-surat Pendek : 60 menit
A. Kompetensi Dasar Siswa mampu menghafal Surat At Takatsur dengan lafal yang benar. B. Indikator Menghafal surat At Takatsur ayat 1-3 dengan lafal yang benar C. Bentuk Kegiatan “Bermain kartu” D. Skenario Pembelajaran No
Uraian Kegiatan
1.
Kegiatan Awal (pengkondisian) a) Salam b) Guru dan siswa berdo’a bersama, membaca asmaul husna, dan muraja’ah c) Guru dan siswa bermain tepuk tangan dan bernyanyi d) Siswa diajak mengingat kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya, dengan cara membaca bersama surat yang sudah diajarkan. Inti a) Guru sedikit menceritakan tentang arti yang terkandung di dalamnya. b) Siswa menirukan bacaan guru c) Guru mengambil kotak kardus yang telah diisi kartu penggalan ayat. d) Siswa maju satu persatu untuk mengambil satu kartu penggalan ayat didalam kotak kemudian membacanya dengan keras, kemudian teman-teman yang lain menirukannya e) Siswa mengumpulkan kartu yang telah diambilnya dari kotak f) Guru menempel beberapa kartu penggalan ayat ditempat yang bisa dilihat dan selalu dilewati anak g) Guru membagi buku paket yang berisi tugas untuk mewarnai atau kegiatan-kegiatan yang
2.
Alokasi waktu
10 menit
40 menit
lain. h) Guru melaksanakan tes membaca kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, tes dilaksanakan secara individu yaitu guru memanggil siswa satu per satu ke meja guru sedangkan siswa yang lain mengerjakan tugas mewarnai kaligrafi asmaul husna i) Guru memberikan reward berupa bintang dari kertas kepada siswa yang berhasil membaca dengan baik dan benar. 3. Kegiatan Akhir a) Guru memberikan reward berupa bintang dari kertas kepada siswa yang berhasil menghafal dengan baik dan benar. b) Doa dan Salam E. Alat Peraga At Takatsur Ayat 1-3 F. Penilaian Individu
10 menit