PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI I JLAREM AMPEL BOYOLALI TAHUN 2009/2010 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh: Umi Ulfiah NIM. 114 08 224
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No.2 Telepon (0298)323706,323433, Faks. 3234333 Kode Pos 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudari: Umi Ulfiah dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11108224 yang berjudul Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri I Jlarem Ampel Boyolali Tahun 2009/2010. telah dimunaqosyahkan pada sidang panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari sabtu yang bertepatan pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Salatiga, 25 September 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 195808271198303 1 002
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112199202 1 005
Penguji I,
Penguji II,
Ilyya Muhsin, M.Si NIP.19790930200313 1 001
Drs. Djuz’an, M.Hum NIP. 19611024198903 1 002
Pembimbing
Suwardi, M.Pd NIP. 196701211999 03 1 002
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada: Ayah dan ibuku tercinta yang selalu mendoakan memberi motivasi demi suksesnya skripsi ini. Terimakasih atas kasih sayang, doa serta semua pengorbanan yang telah diberikan. Suami tersayang yang senantiasa mendampingi dan memberikan dorongan moral. Anakku terkasih Jessy Vicha Febriana dan Laudya Destiana Putri. Adikku yang tersayang yang senantiasa memberikan dorongan moral dan material dan material demi suksesnya studi penulis. Ibu kepala beserta seluruh dewan guru, komite serta serta siswa SD Negeri 1 Jlarem kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN LOGO.........................................................................................
i
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING..............................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
iv
HALAMAN DEKLARASI.............................................................................
v
HALAMAN MOTTO.....................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR...............................................................
viii
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................
ix
DAFTAR ISI...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL...........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................
1
B. Definisi Penelitian.....................................................................
3
C. Rumusan Masalah.....................................................................
5
D. Tujuan Penelitian.......................................................................
6
E. Hipotesis Penelitian...................................................................
6
F. Metode Penelitian......................................................................
6
G. Sistematikak Penulisan..............................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Agama Dalam Keluarga.........................................
11
B. Kedisiplinan Anak di sekolah....................................................
24
C. Hubungan antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap kedisiplinan...............................................................................
32
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum SD Negeri 1 Jlarem.....................................
33
B. Laporan Hasil Penelitian.....................................................
40
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama......................................................................
45
B. Analisis Kedua.........................................................................
48
C. Analisis Ketiga.........................................................................
51
D. Interpretasi Data.......................................................................
55
BAB V PENUTUP A................................................................................................Kesim pulan..........................................................................................
56
B................................................................................................Saran 57 C................................................................................................Kata Penutup .....................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
59
LAMPIRAN...................................................................................................
61
Daftar Riwayat Hidup...................................................................................
68
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas yaitu selain mengasuh, mendidik atau memelihara anak, pendidikan juga merupakan pengembangan ketrampilan, pengetahuan maupun kepandaian melalui pengajaran, latihan-latihan atau pengalaman lebih jauh pendidikan juga dapat mengembangkan intelektual serta akhlak anak didik yang dilakukan secara bertahap. Sementara itu tujuan pendidikan agama Islam secara garis besarnya adalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupan, perbuatan, pikiran dan perasaannya (Zakiyah Darajat, 1993 : 35). Pendidikan berarti proses penyampaian nilai-nilai baik sosial masyarakat maupun moral keagamaan yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemahaman, penghayatan dan pengalaman terhadap nilai-nilai tersebut, sebagaimana yang telah diterima. Perilaku anak dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, baik lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga tempat dimana anak menerima pendidikan secara informal. Dalam ketiga lingkungan tersebut perilaku anak terbentuk lewat pergaulan dan pendidikan. Apabila pendidikan yang baik maka perilaku anak juga baik. Islam mengajarkan bahwa pendidik yang pertama dan utama yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan 1
2
anak jasmani maupun rohani, orang tua yang bertanggung jawab mendidik diri dan keluarganya (H. Samsul Nizar 42). Dengan demikian, kondisi ideal dalam proses pendidikan yang perlu diupayakan secara maksimal adalah menciptakan hubungan orang tua dengan anak secara harmonis dan menciptakan kesadaran kedua belah pihak mengenai hak dan kewajiban masing-masing sehingga terjadi interaksi yang baik. Dalam keluarga sangat penting untuk melakukan tanggung jawab untuk mendidik dan memelihara anak-anaknya. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6, berbunyi:
1 ا4456ا الن446ه1ود1ق6ار@ا و446 نCم4 1يكGلCه6أ6 وCم1ك4 6س1فCن6وا أ441وا ق441ن6 آم6ينGذ4 56ا ال446ه51ي6ا أ446ي س Cم41ه6ر6م6ا أ446 م6ه456 الل6ون441صCع6 ل يXاد6دG شXلظG غXة6كGلئ6ا م6هCي6ل6 ع1ة6ار6جGحCال6و 6ون1ر6مCؤ1ا ي6 م6ون1ل6عCف6ي6و Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang berat, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahrim:16). Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb); ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata terti, dsb (Departemen Pendidikan dan kebudayaan,1997: 484). Kedisiplinan dalam judul diatas difokuskan pada kedisiplinan belajar siswa di sekolah. Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh pendidikan agama dalam keluarga dengan kedisiplinan
belajar
PENDIDIKAN
anak,
AGAMA
dengan
mengambil
DALAM
judul:
KELUARGA
PENGARUH TERHADAP
3
KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA
SEKOLAH DASAR NEGERI I
JLAREM AMPEL BOYOLALI TAHUN 2009/2010. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pengertian yang sebenarnya dari judul skripsi ini, berikut penulis jelaskan pengertian istilah-istilah yang ada didalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh yaitu: 1.
Pengaruh
Dalam kamus bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang ((Departemen Pendidikan dan kebudayaan,1997: 484).1 2.
Pendidikan Agama Dalam Keluarga
Pendidikan mempunyai arti proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Chabib Toha, 20). Sedangkan agama adalah segala usaha berupa bimbingan yang khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam (Ahmadi, 20).
1
4
3.
Keluarga Keluarga berarti sekumpulan orang yang hidup dalam tempat
tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi saling mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua dalam esensi keluarga (Muh. Shobib, 1998: 17-18). Jadi pendidikan agama dalam keluarga adalah bimbingan orang tua terhadap perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani dan rohani, maka pendidikan agama dalam keluarga bertujuan membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan syariat agama Islam. Adapun indikator dan variabel ini adalah: a. Mendidik anak melaksanakan ibadah shalat. b. Mendidik anak melaksanakan puasa ramadhan. c. Mendidik anak dengan akhlak terpuji. d. Membiasakan anak untuk berdo’a dan membaca Al-qur’an. Ini diambil karena sesuai tingkat pendidikan siswa kelas 1 sampai 6 dan yang sesuai dengan kurikulum. 4.
Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti tata tertib (di
sekolah, kemiliteran, dsb); ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, dsb (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993: 484). Kedisiplinan dalam judul diatas difokuskan pada kepatuhan anak dalam melaksanakan kedisiplinan beragama.
5
5.
Belajar Belajar secara etimologi berarti berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu. Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka kedisiplinan belajar siswa dapat diartikan ketertiban siswa dalam belajar dan menaati peraturan-peraturan sekolah yang berlaku. Indikator kedisiplinan belajar siswa antara lain: a. Tertib dalam belajar di sekolah b. Tepat waktu dalam masuk kelas c. Mengenakan pakaian sekolah dengan benar d. Menggunakan waktu belajar sebaik-baiknya C. Rumusan Masalah Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis mengangkat tiga pokok permasalahan dalam penelitian ini: 1.
Bagaimana pendidikan agama dalam keluarga para siswa SDN I
Jlarem Ampel, Boyolali Tahun 2009/2010? 2.
Bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas V DN I Jlarem Ampel,
Boyolali Tahun 2009/2010? 3.
Adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap
kedisiplinan belajar disekolah siswa V DN I Jlarem Ampel, Boyolali Tahun 2009/2010?
6
D. Tujuan Penelitian Adapun tuuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui sejauhmana tingkat pendidikan agama dalam
keluarga terhadap kedisiplinan belajar di sekolah siswa SDN I Jlarem Ampel Boyolali Tahun 2009/2010. 2.
Untuk mengetahui sejauhmana kedisiplinan di sekolah siswa SDN
I Jlarem Ampel Boyolali Tahun 2009/2010. 3.
Untuk mengetahui adakah pengaruh positif pendidikan agama
dalam keluarga terhadap kedisiplinan di sekolah siswa SDN I Jlarem Ampel Boyolali Tahun 2009/2010. E. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesa dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto,1999: 67). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa pendidikan agama dalam keluarga berpengaruh terhadap kedisiplinan belajar di sekolah SDN I Jlarem Ampel Boyolali Tahun 2009/2010. F. Metode Penelitian 1.
Populasi dan sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya
akan di duga (Masri Singa rimbun, 1995: 152). Jumlah populasi 151. Sedangkan yang dimaksud sampel
7
adalah penarikan sebagian populasi utuk mewakili seluruh populasi (Winarno Suradmad, 1989: 93). Jumlah sample 31 , dan pengambilan sample dilakukan secara acak. 2.
Metode pengumpulan data a.
Angket / kuesioner
Angket adalah suatu dasar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu hal atau bidang yang akan diteliti (Koencoro ningrat,1997: 115). Metode angket digunakan sejauhmana pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap kedisiplinan belajar siswa. b.
Metode observasi
Adalah metode dengan jalan pengamatan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi: 136) Metode ini memberikan gambaran umum mengenai kedisiplinan belajar siswa. c.
Metode interview
Interview adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan (Suharsini Ari Kunt, 1999: 115) Metode ini penulis gunakan untuk menanyakan kegiatan keagamaan yang berkaitan dengan kedisiplinan belajar siswa SDN I Jlarem Ampel Boyolali Tahun 2009/2010. d.
Metode dokumentasi
Dokumentasi mencari data mengenai hal-hal fariabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya.
8
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data terkait sesuai dengan yang dibutuhkan dari beberapa informasi di SDN I Jlarem Ampel Boyolali. 3.
Analisa data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
mengalisis data yang telah diperoleh sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu: a.
Untuk mencapai tujuan nomor satu dan nomor dua
dengan menggunakan rumus: P=
F × 100% N
Keterangan : P
b.
= Angka prosentase yang diberi
F
= Frekuensi dari jawaban
N
= Jumlah responden
Untuk
menganalisis
tujuan
nomor
tiga
dengan
menggunakan teknik statistik dengan rumus korelasi product moment:
rxy =
{ NΣ x
NΣ xy − ( Σ x ) ( Σ y ) 2
− ( Σ x)
2
} { NΣ y
2
− (Σ y)
2
}
Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi antara variabel x dan y
xy
= Produk dari variabel x dan y
x
= Profesionalisme guru bahasa Arab
y
= Motivasi siswa
N
= Jumlah responden
G. Sistematika Penulisan Skripsi
9
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan, sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Istilah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penulisan E. Hipotesis F. Metode Penulisan G. Sistematika Penulisan
Bab II
Landasan Teori A. Pendidikan dalam Keluarga 1.
Pengertian Pendidikan.
2.
Tanggung
jawab
orang
tua
terhadap
pendidikan agama anak. 3.
Pendidikan agama pada anak.
B. Kedisiplinan Belajar 1. Pengertian Kedisiplinan 2. Pengaruh Kedisiplinan C. Hubungan Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Perilaku Beragama Anak.
Bab III
Laporan Hasil Penelitian
10
Membahas tentang penyajian dan penelitian yang didalamnya berisikan gambaran umum objek penelitian yang meliputi: letak geografis, riwayat singkat, fasilitas siswa dan tenaga pendidikan, data pendidikan agama dalam keluarga. Bab IV
Analisa Data A. Analisis Pendahuluan B. Analisis lanjutan
Bab V
Kesimpulan dan Penutup A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup
Daftar Pustaka Daftar Riwayat Penulis Lampiran
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR DISEKOLAH
11
SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI I JLAREM AMPEL BOYOLALI TAHUN 2009/2010 PROPOSAL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : UMI ULFIAH 114 08 224
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Agama dalam Keluarga 1. Pengertian Pendidikan Agama Dalam Keluarga Guna mendekatkan pengertian pendidikan agama Islam dalam keluarga, terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian pendidikan secara umum, yaitu: a.
Achmadi, pendidikan adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (Achmadi, 2001: 16).
b.
Syeikh Mustafa Al Ghulayaini, memberikan definisi pendidikan sebagai berikut: التر بية غرس ال خل ق الفضلة ف نفو س النشئي وسنيها باء ال رشاد والنصيحة حت تصبح ملك ة م ن ملكات النفس ث تكون ثر تا الفضيلة وحب العمل
“pendidikan adalah menanamkan akhlak mulia kedalam jiwa anak dengan petunjuk dan nasihat sehingga akhlak yang mulia itu benar-benar melekat kedalam jiwa (menjadi watak)kemudian membuahkan keutamaan, kebajikan dan cinta beramal” (Syeikh Al Ghulayaini, 1949: 189). Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan, pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan
2
orang lain ke arah yang lebih baik menuju terbentuknya tingkah laku,cara berfikir dan bersikap sehingga terpelihara potensinya menuju manusia
12
yang seutuhnya, sedangkan pengertian pendidikan islam menurut beberapa ahli dibidang pendidikan Islam adalah: a. Abdur Rahman Al Bani, pendidikan agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian yang mrncakup empat unsur, yaitu: (1) Memelihara pertumhuhan fitrah manusia. (2) Mengembangkan potensi dan kelengkapan manusia yang beraneka ragam (Terutama akal dan budinya). (3) Mengarahkan
fitrah
dan
potensi
dasar
manusia
menuju
kesempurnaan. (4) Melaksanakan pembelajaran secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan anak (Achmadi, 2001: 14.) b. Zuhairini, mendefinisikan pendidikan agama Islam sebagai usaha yang diarahkan kepada pembentukan pribadi anak sesuai dengan agama Islam atau berdasarkan nilai-nilai Islam
serta bertanggung jawab
sesuai dengan nilai-nilai Islam (Zuhairini, 2000:152.) c. Abu Ahmadi, pengertian pendidikan Islam menurut beliau adalah suatu aktivitas atau usaha pendidikan kepada anak didik menuju ke arah terbentuknya kepribadian muslim yang muttaqin(Abu Ahmadi, 2002:111.) d. Ahmad Daud Marimba, definisi pendidikan Islam adalah bembingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju
13
terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ukuran –ukuran Islam (Ahmad Daud Marimba, 2001: 23.) Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohanui anak secara bertahap sesuai dengan perkembangannya menuju terbentuknya kepribadian utama yang sesuai dengan ajaran agama Islam Selanjutnya kaitannya dengan keluarga berdasarkan orang yang bertanggung jawab terhadap eksistensi anak, menurut Islam ada empat kriteria orang tua yaitu: a) Orang tua yang melahirkan dan mengasuh anak sampai dewasa. b) Orang tua yang melahirkan tapi tidak mengasuh. c) Orang tua yang tidak melahirkan tetapi mengasuh anak (bahkan sampai dewasa). d) Orang tua (Ibu) yang menyusui. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan maksud pendidikan agama Islam dalam keluarga adalah usaha-usaha orang tua sebagai orang yang bertanggung jawab dalam keluarga untuk membimbing jasmani dan rohani anak secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan anak menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama Islam. 2. Dasar Pendidikan Agama Islam Secara ringkas, Ahmad D. Marimba, mengemukakan dasar pendidikan Agama Islam adalah firman Allah dan sunnah Rasul, kalau
14
pendidikan ini diibaratkan bangunan, maka isi Al-Qur’an dan Hadits yang menjadi Fondamennya (Ahmad Daud Marimba, 2001:41) Adapun ayat Al-Qur’an dan Hadits yang menjadi dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, adalah: 1) Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(Q.S. AtTahriim : 6)(Soenaryo, 2003:951.) 2) Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Abi Hurairah r.a:
د
عن ابى هريراة قال رسول ال صلى ال عليه وسلم ما من مولود اليول (على الفطرة فا بواه يهودانه اوينصرانه او يمجسا نه )رواه البخارى
“Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah bersabda: tidakkah anak itu dilahirkan atas dasar fintrah, maka (tergantung) kedua orang tuanyalah yang menjadi Yahudi, Nasrani maupun Majusi(HR.Muslim). Imam Muhammad Ibnu Hajaj Al Bukhari,233) 3) Sedangkan pendidikan dalam keluarga yanglebih rinci dijelaskan Rasulullah yang dikutip Imam Ghadzali dari Anas r.a sebagai berikut:
الغلم يعق عنه الذى ف;;اذا بل;;غ س;;ت: قال النبي صلى ال غليه وسلم:وقال انس سنين ادب فاذا بلغ ثلث عشرة سنة ضرب على الص;;لة ف;;اذا س;;ت عش;;رة س;;نة زوجه ابواب ثم اخذ بيده وقال قد ادبتكوعلمتك وانكمتك اعودبال من فتنتك فى (الدنيا وعذابك فىالحرة )رواهالغزال “Dari Anas r.a berkata, Nabi Muhammad telah bersabda: anak itu di aqiqahi di hari ke tujuh kelahirannya, diberi nama dan dicukur rambutnya pada saat sampai umur enam tahun didik adab.
15
(kemudian) tatkala umur 9 tahun dipisahkan tempat tinggalnya dalam tidur (tempat tidur) (dan) dipukul karena meninggalkan shalat. Kemudian setelah berumur 13 tahun. Kemudian setelah berumur 16 tahun dinikahkan tuanya, kemudian ayahnya menjabat tangannya sambil kberkata: sungguh saya telah mendidikmu, mengajar dan mengawinkan kamu, saya mohon perlindungan Allah dari fitnahmu didunia dan Adzabmu di akhirat”. (H.R. Muttafaqun Alaih).( Imam Abdul Hamid Al Ghozaly, 217) 4)
Hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud:
مروااولدام با الصلة وهم ابن;;اء س;;بع س;;نين وض;;ربوهم ابن;;اء عش;;روفرقوا بينه;;م (فى المضا جع )رواه ابو داوود “suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika berumur 7 tahun, dan pukullah mereka ketika meninggalkan shalat ketika berumur 10 tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. (H.R. Abu Dawud). (Muhammad Muhyidin Abdul Hamid, 133.) Sedangkan pelaksanaan pendidikan agama Islam secara formal di setiap negara, biasanya diatur berdasarkan hukum dasar yang berlaku di negara tersebut di Indonesia dasar yuridis formal pelaksanaan agama islam yaitu: a)
Dasar idial: Pancasila terutama Sila pertama yang berbunyi:
Ketuhanan yang maha Esa b) i.
Dasar konstitusional UUD 45 bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2
-
Negara berdasarkan atar ketuhanan yang maha Esa
-
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masingdan untuk beribadat menurut kepercayaannya itu. ii.
UU RI No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 10 ayat 4 dan pasal 11 ayat 6, yang berbunyi:
16
-
Pasal 10 ayat 4: pendidikan keluarga merupakan dari jalur
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai moral, akhlak dan keterampilan. -
Pasal 11 ayat 6: pendidikan agama merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntuk penguasaan dan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan. (Depdikbud, 2003:25)
3.
Tujuan Pendidikan agama Islam Untuk mengetahui tujuan pendidikan agama Islam, dapat dilihat dari pendapat berbagai ahli, diantaranya: 1)
Al Gazali, yang disitir Hasan Langgulung, menyebutkan tujuan
pendidikan agama Islam yaitu: a)
Insan Purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
b)
Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat. Tujuan pendidikan Islam pada tahap akhir yaitu: a)
Persiapan untuk dunia dan akhirat.
b)
Perwujudan sendiri sesuai dengan pandangan Islam.
c)
Persiapan untuk menjadi warga negara yang baik
d)
Perkembangan yang menyeluruh dan berpadu pada pribadi
belajar. (Hasan Langgulung, 2001:179) 2)
Abdurahman Saleh Abdullah, memberikan definisi tentang tujuan
pendidikan agama Islam sebagai berikut:
17
a)
Tercapainya tujuan jasmaniyah menuju ke arah ketramplan-
ketrampilan fisik yang dianggap perlu bagi teguhnya keperkasaan tubuh yang sehat. b)
Terciptanya tujuan pendidikan akal, yaitu memiliki kemampuan
intelektual dan pemahaman yang benar dan matang terhadap nilai-nilai kehidupan. c)
Tercapainya pendidikan ruhani, yaitu memiliki sikap yang
mencerminkan pemurnian dan pensucian diri manusia secara individual dari sikap negatif (Abdurahman Saleh Abdullah, 2001: 137) Tujuan pendidikan agama adalah terbentuknya kepribadian muslim yang sempurna, yakni kpribadian yang senantiasa memancarkan nilai-nilai keutamaan dalam berbagai kehidupan, memiliki integritas yang baik diantara jasmani, rohani dan akal dalam hubungan dengan khalik maupun sesama manusia, sehingga sejahtera hidupnya didunia dan akhirat. Kemudian
karakteristik
tujuan
umum
pendidikan
islam
berhubungan dengan persiapan dalam kehidupan didunia ini dan kehidupan di akhirat yang abadi, sebagian ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits memberikan indikasi, bahwa tujuan pendidikan yang mengejawantahkan realisasi kebahagiaan hidup didunia dan yang akan datang. 4.
Materi Peendidikan Agama Islam Materi pendidikan agama islam adalah sejumlah bahan-bahan pendidikan agama islam yang harus diberikan atau dipelajari oleh
18
pendidik/orang tua kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan, inti pokok pendidikan agama islam adalah: 1)
Keimanan (Diajarkan dalam rukun Iman0 Keimanan adalah sikap I’tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa sebagai tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini (Hanafi, 2000: 27)
2)
Keislaman ( Dijabarkan dalam Rukun Islam) Keislaman adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua hukum tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.
3)
Ihsan (Diajarkan dalam bentuk ajaran tentang pendekatan diri kepada
Allah/tasawuf). Hal tersebut adalah amalan yang bersifat penyempurnaan bagi kedua ajaran diatas dan mengajarkan tata cara bergaul hidup manusia (Zuhairini, 2000:27) 5.
Metode Pendidikan Agama Islam Metode yaitu cara atau jalan yang harus dilalui atau ditempuh untuk mecapai tujuan agar materi pendidikan agama Islam dalam keluarga dapat dipahami dan diamalkan anak-anak dengan baik. Metode pendidikan diperlukan dan diterapkan sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
19
Menurut Hasan Langgulung, metode pendidikan yaitu cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan (Hasan Langgulung, 2001:39) dalam proses Pendidikan Agama Islam, seorang pendidik atau orang tua yang ingin berhasil dalam tugasnya, harus dapat memilih dan menggunakan
metode
pendidikan
agama,para
ahli
menggunakan
beberapa macam metode pendidikan dalam Islam antara lain : 1)
Muhammad Quttub mengatakan teknik-teknik pendidikan Agama
Islam ada 8 macam, yaitu: i.
Pendidikan melalui teladan.
ii.
Pendidikan Melalui nasihat.
iii.
Pendidikan melalui hukuman.
iv.
Pendidikan melalui cerita.
v.
Pendidikan melalui pembahasan.
vi.
Menyalurkan kekuasaan
vii.
Mengisi kekosongan. viii.
2)
Pendidikan melalui peristiwa (Muhammad Quttub, 2002:12)
Abdurahman An-Nawawi menjelaskan mengenai metode-metode
pendidikan agama Islam yaitu: a)
Metode hiwat (Percakapan Qur’ani dan Nabawi)
b)
Metode dengan kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi
c)
Mendidika dengan Amstal (perumpamaan) Qur’ani dan Nabawi
d)
Mendidik dengan memberi teladan
e)
Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman
20
f)
Mendidik dengan mengambil ibarah (pelajaran) dan muliah
(peringatan). g)
Mendidik dengan tarkih (membuat senang) dan tarhih (membuat
takut) (Abdurahman An-Nawawi, 2002: 56) 6. a.
Beberapa Indikator Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Mendidik anak melakukan ibadah Shalat. Patuh melaksanakan rukun Islam merupakan kewajiban umat islam. Dan itu tidak akan terwujud tanpa dukungan orang tua. Karena pendidikan orang tua lebih penting, selain itu orang tua juga harus memberi tauladan yang baik kepada anaknya, orang tua mengajarkan tata cara shalat, hukum shalat, hal-hal yang membatalkan shalat sehingga anak bisa faham tentang shalat. Shalat merupakan tiang agama sehingga shalatlah yang menopang sendi keislaman seseoran, sebab segala amal perbuatan tidak sempurna bila shalatnya tidak baik. Pada dasarnya shalat sebagai pendidikan rohani dan akal manusia yang menghubungkan dengan sang khalik, shalat mendidik manusia taat, terbiasa sabar dan mengekat hawa nafsu dari perbuatan keji dan munkar. Allah SWT berfirman:
21
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. AlAnkabut: 45). Dalam menjalankan shalat telah ditentukan waktunya, seperti shalat wajib lima waktu, shalat hari raya, shalat rowatib dan shalatshalan sunnah lainnya. Ditentukannya waktu tersebut mengandung hikmah besar, diantaranya membiasakan diri melatih hidup teratur dan penuh kedisiplinan sehingga dalam kehidupan ini lebih terarah dan terencana. Jadi memerintahkan anak untuk shalat wajib hukumnya bagi orang tua, hal tersebut sejalan dengan hadits yang berbunyai:
مروااولدام با الصلة وهم ابن;;اء س;;بع س;;نين وض;;ربوهم ابن;;اء عش;;روفرقوا بينه;;م (فى المضا جع )رواه ابو داوود Artinya: “ Suruhlah anakmu Shalat ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak mau shalat) ketika sepuluh tahun dan pisahkan tempat tidur mereka (HR. Abu Dawud)
b.
Melaksanakan Puasa Ramadhan Anak bisa berhasil itu tidak lepas dari didikan orang tua, dalam hal ini puasa Ramadhan wajib dilaksanakan umat muslim, baik tua, muda, bahkan anak-anak, puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu
22
dan menahan bicara yang tidak bermanfaat, sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sodiq sampai terbenamnya matahari, dengan niat dan syarat-syarat tertentu. Puasa disyariatkan pada tahun ke-2 Hijriyah, sesudah turunnya perintah shalat dan Zakat. Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, (Q.S Al-Baqarah:183) Ayat tersebut menjelaskan tujuan puasa yaitu membentuk manusia yang bertaqwa. Sesungguhnya taqwa adalah suatu mental yang tumbuh atas dasar jiwa tauhid dan diaktualisasikan dalam bentuk ibadah-ibadah yang dilakukan semata-mata hanya untuk Allah, puasa melatih mental berjiwa besar, sanggup mengatasi segala kesulitan cobaan hidup, puasa juga melatuh untuk berakhlak, teguh memegang amanah, jujur dan disiplin, kesulitan dan kesusahan menjalankan puasa juga akan menumbuhkan jiwa sosial kita kepada orang-orang yang bernasib kurang beruntung.
23
c.
Akhlak Terpuji Selain mendidik akhlak terpuji, orang tua memberi contoh kepada anak-anaknya tentang akhlak terpuji harus dibiasakan disekolah antara lain:
a.
Tidak sombong.
b.
Suka menolong.
c.
Menyayangi teman
d.
Menciptakan suasana penuh kasih sayang
e.
Membina sikap jujur. Salah satu sikap utama dari pribadi adalah ash Shidqah, yang berarti benar, jujur, adapun yang dimaksud benar dan jujur disini adalah berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan sikap dan perbuatan, kejujuran merupakan salah satu sarana mencapai keselamatan, keberuntungan dan kebahagiaan, kejujuran akan menentukan status dan kemajuan seseorang, baik kemajuan diri sendiri maupun masyarakat, menurut Barmawie Umarie, kejujuran akan membawa seseorang pada keselamatan, keberuntungan dan kebahagiaan hidup, seseorang yang selalu berlaku jujur akan dipercaya, dijadikan teladan dan perintahnya akan selalu ditaati oleh orang lain. Abdullah bin Mas’ud r.a memberi tahukan bahwa nabi muhammad bersabda:
الزموا أوالدكم واحسنوا أدبم
24
Bergaullah dengan anak-anakmu dan bimbinglah kepada akhlak yang mulia (H.R Muslim). d.
Membiasakan untuk berdoa dan membaca Al-Qur’an Kelancaran melaksanakan apapun itu harus didasari dengan usaha dan doa, berdoa harus dibiasakan pada anak-anak agar selalu berdoa sebelum melaksanakan sesuatu, selain itu biasakan anak-anak membaca Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat, karena itu akan menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Nabi bersabda bahwa:
خيركم من تعلم القران وعلمه Artinya: Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (H.R. Bukhari) B. Berlaku Disiplin Anak di Sekolah Disiplin berarti ketaatan atau kepatuhan pada peraturan, tata terib, dan sebagainya (Depdikbud, 1997:237.) disiplin juga berarti rentetan peraturan atau latihan yang terencana dianggap perlu dan penting untuk mencapai tujuan tertentu. (Dewa Ketut Sukardjo, 1988:27.) Menurut Suharsimi Arikunto, disiplin mengandung pengertian kepatuhan manusia dalam mengikuti peraturan atau tata tertib, karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya (Suharsimi Arikunto, 1993: 177.) seseorang yang biasa disiplin itu akan menerima dengan ikhlas dan tidak terpaksa terhadap semua aturan tata tertib yang ada meskipun merasa berat. Disiplin merupakan suatu aturan pendidikan, disiplin menunjuk
25
pada sejenis ketertiban aturan untuk mencapai suatu standar yang tepat dalam berperilaku dan beraktivitas. Adapun fungsi disiplin sebagaimana diungkapkan oleh Y. Singgih G, adalah: 1. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak orang lain. 2. mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban secara langsung mengerti larangan. 3. mengerti tingkah laku yang baik danburuk. 4. belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukum. 5. mengorbankan kesenangan sendiri tanpa poeringatan dari orang lain (Y. Singgoh, 1988:136).
Timbulnya sikap perilaku disiplin siswa bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika, perilaku disiplin siswa tidak dapat timbul tanpa ada dorongan pendidik dan siswa. Itupun dilakukan secara bertahap, Sedikit demi sedikit, dalam islam, urgensi disiplin termuat dalam Al-Qur’an maupun As-Sunah. Pendidikan disiplin tidak dijelaskan secara jelas atau tersurat tetapi dalam banyak hal menunjukan banyaknya perhatian kepada pentingnya memanfaatkan waktu, unsur waktu menjadi bagian penerapan disiplin. Dalam kegiatan ibadah secara tidak langsung Allah SWT lewa Al-Qur’an sangat memperhatikan
26
ketepatan serta pembatasan waktu. Allah SWT telah memberikan pengajaran dan pendidikan kepada kita untuk selalu mengatur segala aktivitas dan melaksanakannya dalam ketetapan waktunya yang telah ditentukan.
Shalat
sebagai
kegiatan
utama
umat
islam
sangat
mementingkat ketepatan dan ketetapan waktunya, hal tersebut dapat dijumpai dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
............
Artinya: “……Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S.An Nisa)
Dalam As-Sunah Rasulullah SAW bersabda: dari Abdullah Bin Mas’ud ra, ia berkata: Aku bertanya kepada “amal apakah yang dicintai oleh Allah?” beliau menjawab” shalat tepat pada waktunya” (H.R. Bukhari, Muslim,Tirmidzi dan Nisa’i) Dari dalil tentang shalat diatas tersirat bahwa Islam sangat Menghargai dan memperhatikan betapa pentingnya kedisiplinan waktu bagi seorang muslim dan tercermin dalam kegiatan ibadah yang lain, diantaranya puasa bulan ramadhan dengan segala ketentuannya, zakat dengan berbagai aturannya dan banyak ibadah yang lain, hikmah yang diharapkan adalah seorang muslim terbiasa untuk mengerjakan segala sesuatu dengan tepat, professional dan sesuai dengan aturan yang ada, hal ini juga yang mengilhami shahabat nabi Ali bin Abi Thalib berkata: Haq
27
tanpa nidzam (kedisiplinan/ketertiban) yang maksudnya kebenaran hal atau kebaikan tanpa pribadi yang disiplin tidak akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Secara teoritis, kedisiplinan dibagi menjadi dua macam. Pertama. Kedisiplinan yang ditegakkan berdasarkan kesadaran sendiri (Self Implosed Dicipline). Kedua, kedisiplinan yang ditegakkan berdasarkan perintah atau ketentuan yang ditentukan dari luar diri Command Dicipline (Ahmad Syafi’I Ma’arif, 1995:129) konsep kedisiplinan yang pertama pada dasarnya berhubungan erat dengan motivasi tindakan etis berdasarkan kesadaran yang timbul dari nurani sendiri. Sedangkan konsep kedua mempunyai korelasi dengan motivasi tindakan etis berdasarkan tuntutan ( yang mengandung imbalan dan atau sanksi) yang datang dari luar diri. Dalam konteks ini ada dua prinsip yang menjadi dasar pendorong kedisiplinan, yaitu: a.
Sikap Taqwa, yakni menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang
mempunyai konsekuensi yang membahayakan atau memburuk. b.
Sikap Istiqomah, yakni sikap lurus, jujur serta konsisten dalam
membela dan melaksanakan suatu pendirian yang di pandang baik dan benar(Ahmad Syafi;I Ma’arif, 1995:136) Apabila konsep kedkisiplinan yang diuraikan diatas diturunkan dalam konteks kedisiplinan belajar siswa, dapat dirumuskan prinsip-prinsip kedisiplinan belajar siswa, baik didalam kegiatan belajar mengajar maupun diluar kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
28
a.
disiplin terhadap tata tertib sekolah Bentuk disiplin yang diharapkan oleh sekolah adalah ketaatan, kepatuhan siswa terhadap aturan tata tertib yang telah ditetapkan . perilaku disiplin yang diharapkan terhadap aturan tata tertib sekolah itu seperti:
1)
Keaktifan mengikuti upacara dan kegiatan-kegiatan sekolah
2)
Tingkat kehadiran siswa
3)
Kerapian berpakaian
4)
Kepatuhan terkhadap tata tertib sekolah
5)
Tepat waktu dalam membayar SPP
b.
Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan kegkiatan bertemunya
antara
siswa
dengan
guru
dengan
berbagai
perlengkapanhnya, agar dalam kegiatan belajar mengajar dapat menciptakan situasi yang bergairah, maka interaksi guru dan siswa harus merupakan interaksi timbal balik. Artinya ada kesediaan siswa menerima sesuatu yang disampaikan oleh guru, tetapi sebaliknya guru harus bersedia menerima umpan balik dari siswa. Dalam
kegiatan
belajar
mengajar,
siswa
biasanya
cenderung bertingkah laku tidak disiplin. Dengan demikian dalam proses pengajaran tidak diperoleh perilaku hasil belajar yang
29
diharapkan, untuk itu siswa harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1)
Perilaku memperhatikan pada waktu guru mendemonstrasikan
suatu tugas, menunjukan gambar atau memecahkan masalah di papan tulis. 2)
Perilaku memperhatikan dan mendengarkan guru pada waktu
memberi pelajaran. 3)
Perilaku mengerjakan tugas yang kdiberikan oleh guru.
4)
Perilaku memperhatikan benda yang diperhatikan dan
diperlihatkan oleh guru (Suharjo Danusastro, 1958:8) Berdasarkan jenis perilaku kedisiplinan yang diharapkan guru dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain 1)
Disiplin masuk dan keluar sekolah.
2)
Ketepatan datang dikelas (tidak meninggalkan kelas
sebelum pelajaran usai). 3)
Perhatian, kesiapan, kesediaan, dan ketenangan siswa
dalam mengikuti pelajaran dan ketika guru menerangkan. 4)
Pengerjaan
PR/
Tugas
dari
guru
dan
ketepatan
menyerahkannya. 5)
Kelengkapan catatan siswa
6)
Keefektivan dalam menggunakan jam kosong. Sehubungan dengan tuntutan untuk bertingkah disiplin bagi setiap siswa sering kita jumpai terjadi pelanggaranpelanggaran disiplin. Pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
30
siswa menurut pendapat Crow and Crow: “Pelanggaran adalah terlambat, melalaikan tugas, membolos, berisik didalam kelas, berkirim surat, membantah perintah, ribut, ceroboh dalam tindakan, marah, merusak benda-benda, nakal (bergulat) dan bersikap tidak susila”. (Siti Meichati, 1982:19). “ Agar siswa bertindak disiplin, hendaknya guru memberi contoh/ teladan kepada siswa tentang kedisiplinan dalam melaksanakan tugas dan jenis perilaku yang disimak secara langsung oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar yaitu tepatnya datang ke sekolah dan tepat pada waktu memulai pelajaran” Disamping
itu
juga
secepatnya
mengontrol
atau
mengoreksi dan memberi hasil pekerjaan ulangan dan sebagainya, untuk membina dan menumbuhkan kedisplinan dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus seoptimal mungkin berusaha memenuhinya agar dalam kegiatan belajar mengajar tercipta suasana
yang
teratur,
disiplin
dan
taat,
sehingga
akan
menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan, namun demikian dalam membina kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagaimana dikemukakan oleh Siti Meichati sebagai berikut: 1.
Faktor Psikologi. Kesehatan siswa dapat mempengarkuhi mentalnya seperti makan yang cukup, kesehatan seluruhnya dapat membantu semangat belajarnya, gangguan-gangguan pada tubuh siswa dapat menyebabkan sikap pemarah, gelisah dan lemah.
31
2.
Faktor Perseorangan Tidak jarang bahwa sikap perseorangan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku disekolah. Beberapa sikap perseorangan itu, seperti sikap acuh-tak acuh, mementingkan diri sendiri, memberontak, nakal dan sebagainya. Sifat tersebut kalau dibiarkan akan mengganggu ketertiban sekolah ataupun pengacau yang dapat mempengaruhi siswa yang lain.
3.
Faktor Sosial Didalam kehidupan sosial akan timbul dalam seseorang walaupun usaha untuk itu mengalami kesulitan, seorang individu tetap berusaha mengikuti pengaruh-pengaruh sosial antara lain ingin dipandang, diterima dalam kelompok, ingin bebas bertindak, diakui oleh orang lain dan memperoleh kasih sayang dan sebagainya. Keinginan-keinginan tersebut menjadi pusat perhatian, walaupun sikap ini dijadikan faktor sosial akan tetapi pelaksanaanya dapat bersifat anti sosial bila tidak dikendalikan.
C. Hubungan Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap kedisiplinan Siswa. Pendidikan agama memang peranan penting dalam membentuk pribadi dan watak seseorang, baik buruk seseorang tergantung pada kebiasaan dan pendidikan yang diterimanya dalam keluarga Orang tua memegang peranan penting yang anak berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya, sejak dilahirkan didunia mulailah ia menerima
32
didihkan dan perlakuan-perlakuan yang baik. Mula-mula dari orang tua selanjutnya dari anggota keluarga yang lain. Semua itu ikut memberikan dasar-dasar kepribadiannya. Disamping itu keluarga dalam hal ini adalah orang tua merupakan lingkungan yang sangat besar pengaruhnya dalam membentuk perilaku dan kepribadian anak, lingkungan sekolah dan masyarakat seharusnya dapat mengembangkan apa yang telah didapat dalam keluarga. Tanpa adanya dukungan yang positif, maka tidak akan menjadi apa yang diharapkan dengan sempurna. Untuk membentuk anak yang berperilaku dan berkepribadian yang taat (disiplin) maka lingkungan yang penuh dengan pendidikan pengalaman agama sangat cocok untuk mempengaruhi kepribadian anak. Kedisiplinan siswa merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam upaya keberhasilan pendidikan secara umum. Siswa yang disiplin akan mudah menerima peraturan dan pelajaran sepanjang ia merasa mampu dan patuh untuk dilaksanakan. Kedisiplinan yang demikian akan mengantar anak pada taraf yang lebih dewasa dan mempunyai kepribadian mantap.
BAB IV ANALISA DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah yang diambil selanjutnya adalah menganalisis data, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawabanjawaban dari pokok permasalahan yang ditanyakan. Adapun dalam tujuan penelitian ini, sebagaimana telah disebutkan dalam bab pendahuluan, yaitu: 1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pendidikan agama dalam keluarga terhadap kedisiplinan belajar disekolah SD Negeri 1 Jlarem, Kec. Ampel. Kab. Boyolali. 2. Untuk mengetahui sejauh mana kedisiplinan disekolah siswa SD Negri 1 Jlarem Ampel, Boyolali tahun 2009/2010. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif pendidikan agama dalam keluarga terhadap kedisiplinan siswa disekolah Siswa SD Negeri 1 Jlaren. Ampel , Boyolali tahun 2009/2010. A. Analisis pertama. Analisis pertama tentang pendidikan agama dalam keluarga, data ini diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masingmasing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut.:
37
1
Alternatif Jawaban A dengan nilai 3
2. Alternatif Jawaban B dengan nilai 2 3. Alternatif Jawaban C dengan nilai.
TABEL IX Jawaban Angket Pendidikan Agama Dalam Keluarga SD NEGERI 1 Jlarem, kecamatan Ampel Kab.Boyolali Tahun 2010 No 1
2
3
4
3 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
Item Soal 5 6
7
8
9
10
Jumlah 3 2 1
2 3 1 2 1 3 3 1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 3 3
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2
2 2 1 2 1 2 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3
Res p 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 5 5 4 5 4 4 3 5 6 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4
2 3 5 4 4 4 2 5 3 3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4
38
25 26 27 28 29 30 31
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3
3 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
2 1 1 1 1 1 1
5 4 4 4 4 4 4
4 5 5 5 5 5 5
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah: 1. Mencari interval pendidikan agama dalam keluarga dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 22 dan nilai dan nilai terendah 14, kemudian diintervalkan dengan rumus:
39
i=
( xt − xr ) + 1 ki
Keterangan: I
=
Interval Ideal
Xt
=
Nilai tertinggi ideal
Xr
=
Nilai terendah ideal
Ki
=
Kelas Interval
(22 − 14) + 1 3
i= =
8+ 1 3
=
9 3
= 3
Kemudian
dimasukkan
kedalam
tabel
untuk
mengetahui
pendidikan agama. TABEL X Interval Pendidikan Agama Dalam Keluarga Nilai Interval 14-16 17-19 20-22
Jumlah Siswa 16 13 2
Nilai Nominal A B C
2. Mencari presentase masing-masing kategori
40
Kategori A
=
16 x100% = 51% 3
Kategori B
=
13 x100% = 41% 3
Kategori C
=
2 x100% = 6% 3 TABEL XI
Presentase Pendidikan Agama Dalam Keluarga No 1 2 3
Pendidikan Agama Dalam Keluarga Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 16 13 3
Presentase 51% 41% 6%
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan agama dalam keluarga termasuk dalam kategori tinggi, karena termasuk dalam kategori tinggi adalah 51% dan kategori rendah 6%, sedangkan kategori sedang adalah 41%. B. Analisis Kedua Analisis kedua yaitu kedisiplinan belajar, data ini diperoleh dari penyebaran angket yang berjumlah 10 soal pertanyaan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
TABEL XII Jawaban angket kedisiplinan belajar siswa SD NEGERI 1 Jlarem, kecamatan Ampel Kab.Boyolali Tahun 2010
41
No 1
2
3
4
Item Soal 5 6
7
8
9
10
3
Jumlah 2 1
Res p
42
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 3 3 2 2 3 3 3 1 1 3 1 3 3 1
2 2 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2
1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1
2 3 1 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2
2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2
1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 3 2 2 3 5 1 4 1 1 1
4 3 3 3 3 3 5 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5
6 6 5 7 5 6 3 7 7 8 5 6 5 6 4 6 4 5 4 3 6 4 3 1 6 7 5 3 5 5 4
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah: 1. Mencari interval kedisiplinan belajar. Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 24 dan nilai terendah 13, kemudian diintervalkan dengan rumus: i=
( xt − xr ) + 1 ki
43
i=
(24 − 13) + 1 3
=
11+ 1 3
=
12 3
= 4 Kemudian dimasukkan kedalam tabel untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa.
TABEL XIII Interval Kedisiplinan Belajar Nilai Interval 13-16 17-20 21-24
Jumlah Siswa 20 10 1
Nilai Nominal A B C
2. Mencari presentase masing-masing kategori: Kategori A
=
20 x100% = 64% 31
Kategori B
=
10 x100% = 32% 31
Kategori C
=
1 x100% = 3% 31
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel sebagai berikut ini: TABEL XIV Presentase Kedisiplinan Belajar
44
No 1 2 3
Kedisiplinan Belajar Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 20 10 1
Presentase 64% 32% 3%
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa kedisiplinan belajar termasuk kategori tinggi adalah 64% dan kategori rendah 3% sedangkan kategori sedang adalah 32%.
C. Analisis Ketiga Analisis ketiga yaitu pengaruh pendidikan Agama dalam keluarga terhadap kedisiplinan belajar siswa disekolah, dalam penyajian data pada bab ini dan dikorelasikan dalam tabel koefisien korelasi dimana pendidikan agama dalam keluarga sebagai variabel X dan kedisiplinan belajar sebagai Y, untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel berikut ini.
TABEL XV Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Disekolah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X 20 19 17 18 18 22 18 19 16 16
Y 13 13 17 13 15 19 13 13 16 14
No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
X 19 19 18 17 16 16 16 16 15 10
Y 18 18 24 14 16 19 16 16 16 13
45
11 12 13 14 15 16
16 16 16 16 17 17
16 15 19 16 19 19
27 28 29 30 31
15 14 14 16 17
18 14 14 13 17
Untuk melakukan analisa tentang pengaruh pendidikan agama dala, keluarga terhadap kedisiplinan belajar siswa disekolah SD Negeri 1 Jlarem tahun 2009/2010, maka penulis menggunakan teknik analisa statistik, dalam hal ini penulis menggunakan rumus product moment yaitu sebagai berikut:
∑
rxy =
{∑ x − 2
xy −
(∑ x)(∑ y )
(∑ x) n
n
2
}{∑ x − 2
(∑ x ) } 2
n
Keterangan Rxy
=
koefisien antara variabel x dan y
Xy
=
perkalian x dan y
X
=
variabel independent, yaitu pengaruh pendidikan agama dalam keluarga
Y
=
variabel independent yaitu kedisiplinan belajar
N
=
jumlah responden
Untuk mengerjakan rumus diatas, dicari terlebih dahulu unsur yang memiliki rumus tersebut sebagai berikut:
46
TABEL XVI Tabel Kerja Product Moment Koefisien Korelasi Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Belajar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH
X 20 19 17 18 18 22 18 19 16 16 16 16 16 16 17 17 19 19 18 17 16 16 16 16 15 10 15 14 14 16 17 509
Y 13 13 17 13 15 19 13 13 16 14 16 15 19 16 19 19 18 18 24 14 16 19 16 16 16 13 18 14 14 13 17 482
X2 400 361 289 324 324 484 324 361 256 256 256 256 256 256 289 289 361 361 324 289 156 289 256 256 225 256 225 196 196 256 289 8727
Y2 169 225 289 169 225 361 169 169 256 196 256 225 361 256 361 361 324 324 579 196 256 361 361 256 256 169 324 196 196 169 289 7940
X.Y 260 285 289 134 270 418 234 247 256 224 256 240 304 256 323 323 342 342 432 238 256 323 304 256 240 208 270 196 196 208 289 8196
47
Dengan melihat tabel diatas maka rumus korelasi product moment dapat secara langsung digunakan adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
(509)( 482) 31 2 (509) ( 482) 2 8727 − 7970 − 31 31 8196 −
rxy =
=
=
=
=
=
24533 31 (25908,1) (23232,4) 8727 − 7970 − 31 31 8196 −
8196 − 7914
{8727 − 3857}{7970 −
7494}
282
{370 }{476 } 282 176120 282 419.665343
= 0,671963993 = 0,672
D. Interpretasi Data
48
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment
diperoleh nilai rxy = 0,672 kemudian dibandingkan dengan tabel r product
moment r=31. pada taraf signifikan 0,05 yaitu 0,349, sedangkan taraf
signifikan 0,01 yaitu 0,449. maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai r
lebih besar dari nilai r tabel product moment, sehingga hipotesis dapat
diterima. Ini berarti “Ada pengaruh positif antara pendidikan Agama dalam
keluarga terhadap kedisiplinan belajar”
49
BAB V
A.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendidikan agama dalam keluarga SD Negeri 1 Jlarem adalah: yang termasuk tinggi mencapai 51%, berada pada kategori sedang mencapai 41%, dan yang berada pada kategori rendah 6%. 2. Kedisiplinan belajar SD Negeri 1 Jlarem yang termasuk kategori tinggi mencapai 64% , berada pada kategori sedang mencapai 32%, dan pada kategori rendah 3%. 3. Dari hasil penelitian yang telah dianalisis secara sistematik diperoleh hasil akhir yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif , pengaruh pendidikan agama dalam keluarga pada kedisiplinan belajar siswa di sekolah SD Negeri 1 Jlarem. Kec. Ampel, Kab. Boyolali tahun 2009/2010. hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment yaitu hasil r hitung (rh) sebesar 0,672 berada diatas r tabel product memont pada taraf signifikan 1% 0,449 dan taraf signifikan 5% , 0,349 dengan N:3. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan bisa diterima bahwa ada pengaruh positif siswa, terhadap kedisiplinan siswa SD Negeri 1 Jlarem, Kec. Ampel. Kab. Boyolali. Artinya semakin tinggi
51
pendidikan agama dalam keluarga maka kedisiplinan siswa semakin tinggi pula.
B. SARAN-SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: a. Sebagai siswa harus tahu benar dengan tanggung jawab dan kewajiban baik itu sebagai hamba Allah yang harus menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangannya. b. Untuk mencapai akhlakul kirimah hendaknya harus menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam, baik dalam berkata, berpakaian dan berbuat. c. Siswa yang baik adalah siswa yang mau menyadari kewajibannya sebagai siswa, yaitu rajin belajar baik disekolah maupun diluar sekolah. d. Dalam kaitannya dengan peningkatan kedisiplinan belajar hendaknya siswa lebih berperilaku baik disekolah maupun diluar sekolah dan dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar sehingga tidak selalu mengandalkan dorongan baik dari orang tua, guru, maupun temanteman. e. Sebagai pendidik hendaknya lebih memperhatikan sikap siswa sehingga mengetahui bagaimana sikap siswa tersebut, jika sikap siswa buruk bisa tanggap memperbaiki.
52
C. KATA PENUTUP Dengan mengucap Alhamdulillah Rabbil Alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta nikmat kekuatan kesehatan dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terikma kasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama kepada dosen pembimbing, karena tanpa bimbingan dan pengarahan tentunya penulis akan mengalami kesulitan dalam penyususnan skripsi ini , penulis hanya bisa mendoakan semoga Allah Swt membalas amal baiknya. Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dalam penggunaan bahasa penyusunan kata-kata yang baku, untuk itu, kepa pembaca penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan ini. Akhirnya satu harapan penulis, semoga skripsi ini membawa manfaat baik dalam bidang pengetahuan maupun bidang pengalaman, khususnya bagi penulis, amin ya rabbal Alamin.
53