HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN KETERATURAN MENUNAIKAN IBADAH SALAT (STUDI KASUS PADA SISWA SD DUKUH 02 SALATIGA 2009/2010)
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MURTASIAH NIM 11408011
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lamp Hal
: 3 Eks : Naskah Skripsi Saudari Murtasiah Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di – Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Murtasiah NIM : 11408011 Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul : HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN KETERATURAN MENUNAIKAN IBADAH SALAT (STUDI KASUS PADA SISWA SD DUKUH 02 SALATIGA 2009/2010) Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. WASSALAMU’ALAIKUM, WR.WB
Pembimbing
Drs. Abdul Syukur, M.Si NIP 19670307 199403 1 002
ii
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PENGESAHAN Skripsi Saudara : MURTASIAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408011 yang berjudul: HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN KETERATURAN MENUNAIKAN IBADAH SALAT (STUDI KASUS PADA SISWA SD DUKUH 02 SALATIGA 2009/2010) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 28 Agustus 2010 M Salatiga, 18 Ramadhan 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. M. Nasafi, M.Pd NIP. 19551005 198103 1 010
Drs. M. Alfret, M.Si NIP. 19621028 199103 1 003 Pembimbing
Drs. Abdul Syukur, M.Si NIP. 19670307 199403 1 002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: MURTASIAH
NIM
: 11408011
Judul Skripsi
: HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL
QUR'AN
DENGAN
KETERATURAN
MENUNAIKAN IBADAH SALAT (STUDI KASUS PADA SISWA SD DUKUH 02 SALATIGA 2009/2010) Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga, 28 Agustus 2010 Yang Menyatakan
MURTASIAH
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orangorang yang belum mengetahui. (QS Yusuf:3)
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1.
Alm Suami tercinta Drs. H. Chudhori, MA dan anak-anakku tercinta, Diyah Rochiati, SE, Zulfikri Hasan, Nidaul Hasanah, ST, Naili Rahmawati, M.Ag, Fuad Hasan, Farid Hasan, S.Ag yang selalu membimbing, mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studyku, semoga Allah mengabulkan harapannya.
2.
Rekan-rekan mahasiswa Tarbiyah STAIN Salatiga, terima kasih atas kekompakannya
3.
Rekan-rekan guru di SD N Dukuh 02, yang senantiasa memberi dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan studi
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna meraih gelar Strata Satu (S-1) dalam Program Ilmu Tarbiyah. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu berbuat banyak dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi 3. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. 4. Ibu Supriyati, S.Pd, selaku Kepala SD N Dukuh 02 Kota Salatiga yang telah memberi kesempatan kepada penulis menyelesaikan studi 5. Segenap karyawan dan karyawati STAIN Salatiga, yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin. Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
vi
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya. Amin – amin yarobbal ‘alamin
Salatiga, 28 Agustus 2010 Penulis
Murtasiah
vii
ABSTRAK
Murtasiah. 2010. Hubungan antara Kemampuan Membaca Al Qur'an dengan Keteraturan Menunaikan Ibadah Salat (Studi Kasus Pada Siswa SD Dukuh 02 Salatiga 2009/2010). Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Drs. Abdul Syukur, M.Si Kata Kunci
: Kemampuan Membaca Al Qur'an dan Keteraturan Ibadah Salat
Faktor kemampuan membaca al qur'an siswa tersebut ternyata juga memberikan dampak terhadap keteraturan siswa dalam melaksanakan ibadah salat lima waktu. Dari wawancara awal dengan siswa diketahui siswa masih bolongbolong dalam melaksanakan ibadah salat dengan alasan kurang lancar membaca bacaan yang ada dalam salat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan siswa SD Dukuh 02 dalam membaca al qur'an tahun 2009/2010? Bagaimana keteraturan mengerjakan shalat siswa SD Dukuh 02 tahun 2009/2010? dan adakah hubungan kemampuan dalam membaca al qur'an dengan keteraturan menunaikan ibadah shalat siswa SD N Dukuh 02 tahun 2009/2010? Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kemampuan siswa SD Dukuh 02 dalam membaca al qur'an tahun 2009/2010, untuk mengetahui keteraturan mengerjakan shalat siswa SD Dukuh 02 tahun 2009/2010, dan untuk mengetahui hubungan kemampuan dalam membaca al qur'an dengan keteraturan menunaikan ibadah shalat siswa SD N Dukuh 02 tahun 2009/2010. Penelitian dilakukan di SD N Dukuh 02 dengan jumlah sample sebanyak 22 orang siswa. Pengumpulan data dengan menggunakan angket. Sedangkan analisisnya menggunakan analisis data kuantitatif korelasional. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan membaca al qur'an pada siswa SD N Dukuh 02 yang berada pada kategori tinggi mencapai 50 % kategori sedang 45,5 % dan kategori kurang 4,5 %, keteraturan shalat siswa SD N Dukuh 02 yang berada dalam kategori tinggi mencapai 4,5% kategori sedang 54,5% dan kategori rendah 40,9%, dan berdasarkan penghitungan statistik terbukti bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca al qur'an terhadap keteraturan melaksanakan shalat fardhu siswa SD N Dukuh 02.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING .............................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
ABSTRAK................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
3
C. Tujuan Penelitian..................................................................
3
D. Hipotesis Penelitian ..............................................................
4
E. Kegunaan Penelitian ............................................................
4
F. Definisi Operasional .............................................................
5
G. Metode Penelitian .................................................................
6
H. Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Al Qur'an ........................................
10
B. Keteraturan Melaksanakan Ibadah Shalat .............................
14
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum SD N Dukuh 02 .....................................
24
B.
Daftar Responden ..............................................................
29
C.
Prestasi Sekolah .................................................................
31
ix
D.
Kebermanfaatan Sekolah....................................................
31
E.
Komite Sekolah..................................................................
32
F.
Hambatan/ Tantangan Sekolah ...........................................
32
G.
Hasil Angket ......................................................................
33
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data ........................................................................
34
B. Analisis Pengolahan Data .....................................................
41
C. Analisis Lanjutan..................................................................
44
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
46
B. Saran ....................................................................................
46
C. Penutup ................................................................................
47
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
48
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel I
Daftar Guru SD N Dukuh 02
Tabel II
Sarana Prasarana SD N Dukuh 02
Tabel III
Jumlah Siswa SD N Dukuh 02
Tabel IV
Daftar Nama Responden
Tabel V
Prestasi SD N Dukuh 02
Tabel VI
Jawaban Angket Variabel Kemampuan Membaca Al Qur'an (Variabel X)
Tabel VII
Jawaban Angket Variabel Keteraturan Melaksanakan Ibadah Shalat (Variabel Y)
Tabel VIII
Nilai Jawaban Variabel X
Tabel IX
Interval Variabel X
Tabel X
Nilai Angket Variabel Shalat (Variabel Y)
Tabel X
Nilai Jawaban Variabel Y
Tabel XI
Interval Variabel Y
Tabel XII
Tabel Korelasi
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI SD N DUKUH 02
xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Untuk mewujudkan masyarakat yang Islami, banyak hal yang sangat dibutuhkan, antara lain adalah kemampuan membaca dan memahami Al Qur’an, karena Al Qur’an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam pengetahuannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Dengan membaca dan memahami ayat-ayat Al Qur’an maka seseorang akan dapat memahami kehidupan dunia dan akhirat. Setiap muslim yang mempercayai Al Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara kewajiban dan tanggung jawab itu ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkannya Al Qur’an adalah kewajiban yang suci lagi mulia. Rasulullah SAW telah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan Bukhari, yang artinya “sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”1. Untuk mewujudkan kemampuan seseorang dalam membaca dan memahami Al Qur’an, orang tua lah sebagai penanggung jawab yang pertama dan utama. Sebab orang tua selalu berharap agar anak-anaknya kemudian hari menjadi anak yang sholih dan sholikhah yang selalu cinta kepada Al Qur’an, yang akhirnya akan selalu berbakti kepada orang tua,
1
Depag RI, Standar Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Depag RI, 1997, hlm. 9
1
1
berguna bagi agama, negara dan bangsa serta menjadi orang yang dapat dipercaya oleh masyarakat. Untuk menjadikan anak yang mampu dan pandai membaca Al Qur’an, bahkan dapat mengamalkannya perlu ditangani secara serius dan secara kontinyu2. Namun kadang-kadang orang tua kurang mampu untuk mengajar, mungkin karena berbagai keterbatasan. Keterbatasan itu antara lain mungkin keterbatasan waktu karena sibuk dengan pekerjaan, keterbatasan kemampuan dan keterampilan membaca Al Qur’an dan sebagainya. Dampak kondisi di atas berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam membaca al qur'an. Sebagian besar siswa SD Negeri Dukuh 02 yang berasal dari lingkungan Kota Salatiga kemampuan membaca al qur'an nya masih cukup rendah. Kondisi tersebut selain disebabkan oleh factor orang tua juga disebabkan karena faktor lingkungan. Siswa lebih banyak bermain sepulang sekolah sehingga tidak mengikuti kegiatan TPA atau TPQ. Factor kemampuan membaca al qur'an siswa tersebut ternyata juga memberikan dampak terhadap keteraturan siswa dalam melaksanakan ibadah salat lima waktu. Dari wawancara awal dengan siswa diketahui siswa masih bolong-bolong dalam melaksanakan ibadah salat dengan alasan kurang lancar membaca bacaan yang ada dalam salat.
2
Zainudin, Pendidikan dalam Keluarga Muslim, Bina Insani, Jakarta, 2001, hlm. 24
2
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan siswa SD Dukuh 02 dalam membaca al qur'an tahun 2009/2010? 2. Bagaimana keteraturan mengerjakan shalat siswa SD Dukuh 02 tahun 2009/2010? 3. Adakah hubungan kemampuan dalam membaca al qur'an dengan keteraturan menunaikan ibadah shalat siswa SD N Dukuh 02 tahun 2009/2010?
C.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan siswa SD Dukuh 02 dalam membaca al qur'an tahun 2009/2010. 2. Untuk mengetahui keteraturan mengerjakan shalat siswa SD Dukuh 02 tahun 2009/2010. 3. Untuk mengetahui hubungan kemampuan dalam membaca al qur'an dengan keteraturan menunaikan ibadah shalat siswa SD N Dukuh 02 tahun 2009/2010.
3
D.
Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah "Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan dalam membaca al qur'an dengan keteraturan menunaikan ibadah shalat siswa SD N Dukuh 02 tahun 2009/2010"
E.
Kegunaan Penelitian Apabila penelitian tersebut dapat terwujud, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademik maupun manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat akademik Hasil penelitian ini secara tropis dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah pada umumnya. 2. Manfaat praktis a. Sebagai masukan bagi pengajar Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah kejujuran guna memanfaatkan metode pembelajaran. b. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam mengelola sekolah khususnya memotivasi guru untuk selalu mencoba menggunakan berbagai pendekatan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
4
F.
Definisi Operasional 1. Hubungan Hubungan diartikan sebagai keadaan berhubungan, sangkut paut, kontak, pertalian atau ikatan3. 2. Kemampuan Kemampuan diartikan sebagai kesanggupan melakukan sesuatu atau kecakapan seseorang dalam suatu hal4. 3. Membaca Membaca diartikan sebagai mengeja atau melafalkan huruf demi huruf5. 4. Al Qur'an Al Qur'an adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat yang diturunkan kepada pungkasan (penutup) para Nabi dan Rasul, dengan perantara Malaikat Jibril yang tertulis pada mashahif, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membacanya terhitung ibadah. Diawali dengan surat Al fatikah dan ditutup dengan surat An Nas 6 5. Keteraturan Keteraturan
diartikan
sebagai
tindakan
untuk
bersikap
sebagaimana ketentuan7. 6. Ibadah
3
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Yrama Widya, 2008, hal.168 Ibid, hal. 318 5 Ibid, hal. 27 6 Tim Dosen UMS, Studi Islam 3 , Surakarta, UMS, 1997, hlm. 3 7 Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1986, hal. 48 4
5
Ibadah adalah perbuatan berbakti kepada Allah, dengan mengerjakan semua yang diperintahkan-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya8. 7. Shalat Shalat adalah perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadat kepada Allah sesuai syarat-syarat yang telah ditentukan9
G.
Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajukan 10. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas V SD N Dukuh 02 Kota Salatiga. Waktu penelitian akan dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan selesai 3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu11. Dalam penelitian ini
8
Surayin, Op.cit, hal. 170 Tim Dosen UMS, Op.cit, hal. 24 10 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008, hlm. 56 11 Ibid, hlm. 6 9
6
populasinya adalah seluruh siswa kelas V SD N Dukuh 02 sebanyak 22 orang siswa. Sampel yang diambil kelas V karena siswa kelas V nilai prestasi belajar PAI cukup rendah, sehingga perlu dilakukan penelitian. b. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi12. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner (daftar pertanyaan). Metode kuesioner dipakai untuk mendapatkan data variabel kemampuan membaca al qur'an dan keteraturan melaksanakan ibadah salat. Kuesioner dibagikan kepada responden.
5. Analisis Data Analisis data untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
rxy
12
XY X Y N X Y N Y Y 2
2
2
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hlm. 134
7
Keterangan: rxy
: Koefisien Korelasi Product moment
x
: frekuensi variabel X (kemampuan membaca al qur'an)
y
: frekuensi variabel Y (keteraturan ibadah shalat)
N
: Jumlah responden
Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan penafsiran koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut:
H.
a. antara 0,800 sampai dengan 1,00
= sangat tinggi
b. antara 0,600 sampai dengan 0,799
= tinggi
c. antara 0,400 sampai dengan 0,599
= cukup
d. antara 0,200 sampai dengan 0,399
= rendah
e. antara 0,000 sampai dengan 0,200
= sangat rendah
Sistematika Penulisan Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman persetujuan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Sedangkan bagian inti terdiri dari: Bab I
Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
Bab II
Kajian Pustaka, berisi tentang landasan teori dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis.
8
Bab III
Hasil Penelitian,
berisi
tentang
gambaran
umum
lokasi
penelitian dan subjek penelitian serta penyajian data. Bab IV
Analisis Data, berisi tentang hasil penelitian, analisis data dan pembahasan.
Bab V
Penutup, berisi kesimpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Kemampuan Membaca Al Qur’an Al Qur'an secara etimologi merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qara-‟a ( )قرأyang bermakna Talaa ([ )تالkeduanya berarti: membaca atau bermakna Jama‟a (mengumpulkan, mengoleksi) 1. Atau dapat dikatakan Qara-‟a Qar‟an Wa Qur‟aanan ( )قرأ قرءا وقرآناsama seperti mengucapkan, Ghafaro Ghafran Wa Qhufroonan (
)غفر غفرا وغفرانا.
Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah kata benda yang semakna dengan Ism Maf‟uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama‟a) maka ia adalah kata benda dari Ism
Faa‟il,
artinya
Jaami‟
(Pengumpul,
Pengoleksi)
karena
ia
mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum2. Secara terminologi (syari’at) Al qur'an adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad SAW, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas3. Allah ta’ala berfirman dalam QS Al Isra’ ayat 106
1
Yahya Muhaimin, Kamus Bahasa Arab, Bandung, Yrama Widya, 2001, hlm. 4 Ibid, hlm. 12 3 Ibid, hlm. 14 2
10
11
Artinya: Dan Al Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.”4 Dan firman-Nya dalam Surat Yusuf ayat 2
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur‟an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”5 Allah ta’ala telah menjaga al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Allah telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya, “Sesunggunya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”6 Kemampuan membaca al qur'an merupakan kemampuan untuk mengeja atau melafalkan ayat-ayat al qur'an sesuai dengan kaidah yang ditentukan. Kemampuan membaca al qur'an seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah7: 1. Intensitas belajar seseorang 2. Tingkat pemahaman ilmu tajwid 3. Kebiasaan membaca 4
Depag RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 2005, hlm. 236 Ibid, hlm. 674 6 Ibid, hlm. 271 7 Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2009, hlm. 16 5
12
4. Keteraturan dalam membaca 5. Intensitas membaca Al Qur'an
Artinya: Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil8 Setelah mampu membaca Al Qur’an hendaknya dibarengi dengan kemampuan memahami ayat-ayat yang terkandung didalamnya. Upaya yang dapat dilakukan dalam memahami ayat adalah sebagai berikut: 9 1. Memahami ayat dengan ayat Menafsirkan satu ayat Qur’an dengan ayat Qur’an yang lain, adalah jenis penafsiran yang paling tinggi. Karena ada sebagian ayat Qur’an itu yang menafsirkan (baca, menerangkan) makna ayat-ayat yang lain. 2. Memahami ayat Al-Qur’an dengan Hadits Shahih Menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan hadits shahih sangatlah urgen, bahkan harus. Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasalam. Tidak lain supaya diterangkan maksudnya kepada semua manusia.
3. Memahami ayat dengan pemahaman sahabat
8 9
Ibid, hlm. 542 Ibid, hlm. 18
13
Merujuk kepada penafsiran para sahabat terhadap ayat-ayat Qur’an seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud sangatlah penting sekali untuk mengetahui maksud suatu ayat. Karena, di samping senantiasa menyertai Rasulullah, mereka juga belajar langsung dari beliau. 4. Harus mengetahui gramatika Bahasa Arab Tidak diragukan lagi, untuk bisa memahami dan menafsiri ayatayat Qur’an, mengetahui gramatika bahasa Arab sangatlah urgen. Karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Tanpa mengetahui bahasa Arab, tak mungkin bisa memahami makna ayat-ayat Qur’an. Sebagai contoh ayat: “tsummastawaa ilas samaa‟i”. Makna istawaa ini banyak diperselisihkan. Kaum Mu’tazilah mengartikannya menguasai dengan paksa. Ini jelas penafsiran yang salah. Tidak sesuai dengan bahasa Arab. Yang benar, menurut pendapat ahli sunnah wal jamaah, istawaa artinya „ala wa irtafa‟a (meninggi dan naik). Karena Allah mensifati dirinya dengan Al-‟Ali (Maha Tinggi). Anehnya, banyak orang penganut faham Mu’tazilah yang menafsiri lafadz istawa dengan istaula. Pemaknaan seperti ini banyak tersebar di dalam kitab-kitab tafsir, tauhid, dan ucapan-ucapan orang. Mereka jelas mengingkari ke-Maha Tinggian Allah yang jelas-jelas tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits shahih, perkataan para sahabat dan para tabi’in, Mereka mengingkari bahasa Arab di mana Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa itu. Ibnu Qayyim berkata, Allah memerintahkan orang-orang Yahudi supaya mengucapkan “hitthotun”
14
(bebaskan kami dari dosa), tapi mereka pelesetkan atau rubah menjadi “hinthotun” (biji gandum). Ini sama dengan kaum Mu’tazilah yang mengartikan istawa dengan arti istaula . 5. Memahami Nash Al-Qur’an dengan Asbabun Nuzul Mengetahui sababun nuzul (peristiwa yang melatari turunnya ayat) sangat membantu sekali dalam memahami Al-Qur’an dengan benar.
B.
Keteraturan Menunaikan Ibadah Salat Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do'a10. Sedangkan secara Istilah/Syari'ah (Terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam11. Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. sholat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala (masjid).
10 11
Yahya Muhaimin, Op.Cit, hlm. 327 Ibid, hlm. 14
15
Keteraturan ibadah salat merupakan tingkat rutinitas dan ketepatan dalam melaksanakan salat. Keteraturan dalam salat terkait dengan beberapa hal diantaranya adalah12: 1. Pemahaman tentang rukun islam seseorang 2. Pemahaman mengenai kewajiban salat 3. Kemampuan dalam membaca bacaan shalat 4. Kemampuan memahami rukun salat 5. Faktor lingkungan keluarga 6. Faktor lingkungan masyarakat Oleh karena itu sehubungan dengan keteraturan salat, maka beberapa hal di bawah ini menjadi kunci guna mendukung keteraturan ibadah salat seseorang. 1. Hukum Sholat Melaksanakan sholat adalah wajib 'aini bagi setiap orang yang sudah
mukallaf
(terbebani
kewajiban
syari'ah),
baligh
(telah
dewasa/dengan ciri telah bermimpi), dan 'aqil (berakal). Allah berfirman:
"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/menyembah kepada Allah sahaja, mengikhlaskan keta'atan pada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan hanif (lurus), agar
12
Hendra Akhdiyat, Ilmu Akhlak, Bandung, Pustaka Setia, 2009, hlm. 42
16
mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus". (Surat Al-Bayyinah:5)13.
2. Penetapan Sholat Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, sholat adalah yang pertama kali di tetapkan kewajibannya oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Nabi menerima perintah dari Allah tentang sholat pada malam mi'raj (perjalanan ke langit) tanpa perantara.
3. Hikmah Sholat Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah, untuk menghilangkan dosa-dosa, ungkapan kepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk berbakti kepada-Nya yang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari kesalahan-kesalahannya dan terajarkan akan ketaatan dan ketundukan. Allah telah menentukan bahwa sholat merupakan syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
"Alif Laaam Miiim. Kitab (Al Qur-an) tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah : 1-2)14.
13 14
Depag RI, Op.Cit, hal. 484 Depag RI, Op.Cit, hal. 4
17
Di samping itu Allah telah mengecualikan orang-orang yang senantiasa
memelihara
sholatnya
dari
kebiasaan
manusia
pada
umumnya: berkeluh kesah dan kurang bersyukur, disebutkan dalam fiman-Nya:
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat, yang mereka itu tetap mengerjakan sholat." (QS Al Ma'arij: 19-22)15. 4. Kedudukan Sholat Sholat merupakan salah satu rukun Islam setelah syahadatain. Dan amal yang
paling
utama
setelah
syahadatain.
Barangsiapa
menolak
kewajibannya karena bodoh maka dia harus dipahamkan tentang wajibnya sholat tersebut, barangsiapa tidak meyakini tentang wajibnya sholat
(menentang)
maka
dia
telah
kafir.
Barangsiapa
yang
meninggalkan sholat karena menggampang-gampangkan atau malas, maka wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah. Sholat dalam Islam mempunyai kedudukan yang tidak disamai oleh ibadah-ibadah lainnya. Ia merupakan tiangnya agama ini. Yang tentunya tidaklah akan berdiri tegak kecuali dengan adanya tiang tersebut.
15
Depag RI, Op.Cit, hal. 238
18
Sholat merupakan kewajiban mutlak yang tidak pernah berhenti kewajiban
melaksanakannya
sekalipun
dalam
keadaan
takut,
sebagaimana firman Allah Ta'ala menunjukkan:
"Peliharalah segala sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wustha. Jika kamu dalam keadaan takut (akan bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (sholatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui16." (QS. AL-baqarah : 238 239). Sholat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan Allah dan nantinya akan menjadi amalan pertama yang dihisab di antara malan-amalan manusia serta merupakan akhir wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sholat yang nantinya akan menjadi amalan terakhir yang hilang dari agama ini. Jika sholat telah hilang, berarti hilanglah agama secara keseluruhan. 5. Rukun-rukun Sholat Rukun sholat adalah setiap bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja atau karena lupa maka sholatnya batal (tidak sah). Adapun rukuh sholat adalah17: a. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang. b. Takbiratul Ihram ketika memulai sholat
16 17
Depag RI, Op.Cit, hal. 4 Ahmadi, Tatacara Shalat Wajib dan Sunnah, Surabaya, Mitra Ummat, 2000, hal. 14
19
c. Membaca Al Fatihah d. Rukuk e. I'tidal f. Sujud g. Bangun dari sujud h. Duduk diantara dua sujud i.
Tuma'ninah dalam setiap rukun
j.
Tasyahud Akhir
k. Duduk Tasyahud Akhir l.
Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir
m. Tertib pada setiap rukun n. Salam 6. Hal yang Wajib dalam Sholat Hal yang wajib dalam sholat adalah bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja maka sholatnya batal (tidak sah), tapi kalau tidak sengaja atau lupa maka orang yang sholat diharuskan melakukan sujud sahwi. Hal yang wajib dalam sholat diantaranya18: a. Semua takbir selain takbiratul ihram b. Melafadzkan : Subhana rabbiyal a'dziim pada saat ruku' c. Melafadzkan : sami'allahuliman hamidah bagi Imam dan pada saat sholat sendiri
18
Ibid, hal. 14
20
d. Melafadzkan : rabbana walakal hamdu bagi Imam, makmum dan pada saat sholat sendiri e. Melafadzkan : subhana rabbiyal a'la pada saat sujud f. Melafadzkan : rabighfirlii pada saat duduk diantara dua sujud g. Tasyahud awal h. Duduk Tasyahud awal
7. Hal yang Sunnah dalam Sholat Hal yang sunnah dalam sholat adalah bagian sholat yang tidak termasuk dalam rukun maupun wajib, tidak membatalkan solat baik ditinggalkan secara sengaja maupun lupa. Hal yang sunnah dalam shalat adalah19: a. Mengangkat kedua tangan ketika takbir. b. Membaca do'a istiftah/iftitah c. Membaca ta'awudz ketika memulai qiro'ah (bacaan) d. Membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal e. Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk f. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri g. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali waktu tasyahud- pent) 8. Hal yang Membatalkan Sholat
19
Ibid, hal. 16
21
Hal yang membatalkan dalam shalat diantaranya adalah20: a. Berbicara ketika sholat b. Tertawa c. Makan dan minum d. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan e. Tersingkapnya aurat f. Memalingkan badan dari kiblat g. Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja h. Mendahului imam dengan sengaja
9. Hal yang Makruh dalam Sholat Sedangkan hal-hal yang makruh dalam sholat adalah21: a. Memejamkan dua mata b. Menoleh tanpa keperluan c. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud d. Banyak melakukan gerakan yang sia-sia, misal: main-main dengan jam (melihat jam, mengakurkan jam, memperbaiki tali jam, membersihkan jam dll), mempermainkan baju, atau lainya Dari uraian penjelasan tersebut diatas, menunjuk bahwasanya bila kita telah mampu melakukan perpaduan antara gerak jiwa dan hati dengan gerak lahir (badan), berarti kita telah mendirikan salat. Akan tetapi bila kita hanya mampu sebatas gerak lahiriah (badan), 20 21
Ibid, hal. 18 Ibid, hal. 20
berarti kita hanya
22
mengerjakan salat. Sebagai contoh; apabila kita melihat seseorang berdiri untuk menegakkan salat, bertakbir dan memenuhi segala ketentuan cara salat, baik ruku atau sunnatnya serta memberi salam, maka kita boleh mengatakan sebatas “orang itu telah mengerjakan salat”. Namun demikian kita tidak bisa mengatakan bahwa orang itu telah mendirikan salat, sebab alasan hanya Allah yang tahu bahwa orang itu telah salat dengan gerak jiwa, hati dan lahir (badan).Dan barang siapa yang mengerjakan salat diluar waktunya dan tidak ia sempurnakan wudhunya, dan tidak ia menegakkan khusyuknya, tidak juga ruku dan sujudnya, ke luarlah salat itu dalam keadaan hitam gelap seraya berkata, “mudah-mudahan Allah menyianyiakan engkau sebagaimana engkau menyia-nyiakan aku”. Sehingga apabila telah sampai salat itu kesuatu tempat yang ia kehendaki, dilipatlipatlah salat itu seperti melipat kain yang buruk. Kemudian dipukulkan salat itu dimukanya. Pentingnya shalat terkadang tidak terlalu kita sadari. Sering kita saksikan orang melakukan shalat dengan tergesa-gesa. Tak jarang pula rukun-rukun dan sunah dalam shalat dilanggarnya. Kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan apa yang diperintahkan Allah SWT, yakni kita harus mengerjakan shalat dengan khusyuk dan sabar.
''Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki
23
kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa22.'' (QS Thaha: 132). Kesabaran
dalam
mendirikan
shalat
merupakan
keharusan
jika
menginginkan shalat memiliki makna dalam kehidupan kita. Sabar dalam mendirikan shalat berarti kita telah berusaha meningkatkan kualitas shalat serta menyempurnakan rukun dan sunahnya. Sabar dalam mendirikan shalat hanya akan terwujud jika kita berusaha khusyuk mengerjakannya. Allah SWT telah menegaskan bahwa shalat itu merupakan ibadah yang berat, kecuali orang-orang yang khusyuk.
''Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk23.'' (QS Al-Baqarah: 45).
22 23
Depag RI, Op.Cit, hal. 428 Ibid, hal. 12
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum SD N Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga 1. Identitas Sekolah a. Nama Sekolah
: SD N Dukuh 02
b. Alamat sekolah
: Jln Parikesit No. 35 Kec. Sidomukti Kota Salatiga
c. Dibuka tahun
: 1951
d. Status Sekolah
: Negeri
e. Luas tanah
: 7000 m2
f.
: 456 m2
Luas bangunan
g. Jenjang akreditasi
: A
2. Sejarah Singkat Berdirinya SD N Dukuh 02 Dengan adanya penjajahan Belanda sampai dengan terjadinya agresi Belanda I/II yang menimpa rakyat Indonesia, maka tumbuhlah berbagai organisasi-organisasi di tanah air.
Dampak negatifnya
menimpa adanya krisis pendidikan di desa-desa di pelosok tanah air kita. Maka pada tahun 1951 khususnya di Dukuh Salatiga pada waktu itu timbul suatu gagasan untuk mengentaskan kebodohan dari anak yang kurang mampu bersekolah di sekolah negeri.
24
25
2. Letak Geografis SD N Dukuh 02 terletak di Jalan Parikesit No. 35 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Sekarang ini telah mempunyai gedung yang permanen. Adapun secara geografis area tanahnya berbatasan dengan rumah penduduk. Dilihat dari letak geografis sangatlah strategis karena berada lingkungan pemukiman. Hal ini memungkinkan terciptanya suasana yang tenang karena jauh dari keramaian sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.
3. Struktur Organisasi Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan pendidikan diperlukan organisasi yang baik. Organisasi dalam arti yang luas adalah badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan kerjasama dalam organisasi. organisasi SD N Dukuh 02 adalah sebagai berikut:
Adapun struktur
26
Kepala Sekolah Supriyati, S.Pd SD
Wakil Kasek
Sekretaris
Bendahara
M. Luna P, A.MaPd
Ani Tristiati
Kurikulum
Kesiswaan/Pramuka
Humas
Rustiyantiningsih
Budi Santoso, S.Th
Muh Towil, S.Ag
4. Daftar Guru SD N Dukuh 02 Keadaan Guru SD N Dukuh 02 berjumlah 13 orang. Dari keseluruhan guru ada Guru Wiyata Bhakti. Gambaran secara detail dapat dilihat dibawah ini.
27
TABEL 1 DAFTAR GURU SD N DUKUH 02 No
Nama
Status
Keterangan
1
Supriyati, S.Pd
PNS
Kepala sekolah
2
Ani Trisniati
PNS
Guru
3
Zulaechah
PNS
Guru
4
Yuni Kuswati
PNS
Guru
5
Rustiyantiningsih, S.Pd
PNS
Guru
6
Muh Towil, S.Ag
PNS
GPAI
7
Murtasiah
PNS
GPAI
8
Budi Santoso, S.Th
PNS
GPAK
9
Ferry Sukmawan
PNS
G. OR
10
Maria Luna P.
PNS
Guru
11
Slamet Riyono
PNS
Guru
12
Ma'rifatun
GWB
13
Asharul Fikri
Perpus
14
Hery Nurgoho
Penjaga
5. Sarana dan Prasarana Untuk menunjang proses belajar mengajar, sangatlah mutlak diperlukan adanya sarana dan prasarana. Karena sarana dan prasarana banyak membantu dan memperlancar jalannya pendidikan serta meningkatkan mutu dan kualitas madrasah yang bersangkutan tentu saja digunakan
sesuai
dengan
keadaan
dan
situasi
sekolah
yang
bersangkutan. Sarana dan prasarana atau fasilitas yang dimiliki dalam konteks ini adalah segala sesuatu yang tersedia sebagai pelengkap aktivitas
28
pendidikan di SD N Dukuh 02. Sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL II SARANA DAN PRASARANA SD N DUKUH 02 No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Ruang kepala sekolah
1 ruang
2
Ruang kelas
7 ruang
3
Ruang guru
1 ruang
4
UKS
1 ruang
5
Perpustakaan
1 ruang
6
Kamar mandi/ WC guru dan siswa
2 ruang
7
Gudang
1 ruang
8
Dapur
1 ruang
9
Kedai sekolah
4 ruang
Sedangkan sarana dan prasarana perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut: a. Komputer
2 unit
b. Mesin Ketik
2 unit
c. Almari
10 unit
d. Rak Buku
3 unit
e. Meja Guru
12 unit
f. Kursi Guru
12 unit
g. Meja Siswa
130 unit
29
h. Kursi Siswa
130 unit
i.
8 unit
Papan Tulis
6. Keadaan Siswa Jumlah siswa SD N Dukuh 02 pada tahun 2009/2010 berjumlah 153 orang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan. Perincian selengkapnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL III DAFTAR JUMLAH SISWA SD N DUKUH 02 No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
I
14
11
25
2
II
8
9
17
3
III
11
23
34
4
IV
17
13
30
5
V
15
8
23
6
VI
15
9
24
80
73
153
Jumlah
B.
Daftar Responden 1. Daftar Nama Responden Jumlah seluruh siswa SD N Dukuh 02 adalah 153 anak. Penulis disini mengambil sampel 22 anak kelas V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut :
30
TABEL IV DAFTAR NAMA RESPONDEN No
Responden
Jenis Kelamin
Kelas
1
Leni
P
V
2
Didik
L
V
3
Dedi Rusiadi
L
V
4
Irene Rizki
P
V
5
Ahlil Dwi Nasuha
L
V
6
Andika Solihan
L
V
7
Andre Vrisnu
L
V
8
Arif Sultono
L
V
9
Devi Kurniasari
P
V
10
Devi Setiyowati
P
V
11
Dika Rivan F
L
V
12
Emalia Salsa
P
V
13
Herlin Suratman
L
V
14
Ilham Romadon
L
V
15
Latif Veno
L
V
16
Nur Solihin
L
V
17
Ria Anggi
P
V
18
Rezal Zulfikar
L
V
19
Suhariyono
L
V
20
Syahrul Wibowo
L
V
21
Irfan Fadillah
L
V
22
Indah
P
V
31
C.
Prestasi Sekolah Sejak berdiri hingga sekarang SD N Dukuh 02 Salatiga telah banyak mengukir prestasi, baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat Kota Salatiga. Adapun prestasi tiga tahun terakhir yang diukir SD N Dukuh 02 adalah sebagai berikut: TABEL V PRESTASI BELAJAR SISWA No
Th Pelajaran
1
2007/2008
2
2008/2009
3
D.
2009/2010
Prestasi
Tingkat
1. Juara 1 Bulu Tangkis
Kec
2. Juara 2 Tenis Meja
Kec
3. Juara Tim Sepak Takraw
Kota
4. Siswa Berprestasi
Kota
1. Juara II Olimpiade Matematika
Kota
2. Juara IV Olimpiade IPA
Kota
1. Juara III LCC
Kec
2. Juara II Lomba Mapel
Kec
3. Juara 2 Dokter kecil
Kec
4. Juara 3 Dokter kecil
Kota
Kebermanfaatan Sekolah Keberadaan SD N Dukuh 02 merupakan sarana bagi warga untuk memberikan pendidikan dasar kepada anak-anaknya. Dengan adanya SD N Dukuh 02 ini semakin memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan masyarakat. Bahkan dapat dikatakan bahwa SD N Dukuh 02 merupakan cikal bakal pendidikan bagi anak-anak di wilayah Dukuh Salatiga.
32
E.
Pengurus Komite Elemen penting institusi pendidikan adalah partisipasi masyarakat. Keberadaan komite sekolah merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan. Adapun pengurus komite sekolah adalah sebagai berikut: 1. Ketua Komite
: Ngatmin
2. Sekretaris
: Ridwan Rystiyantiningsih, S.Pd
3. Bendahara
: Yuni Kuswati Buan Supriyanto
4. Bidang-bidang a. Bidang SDM
: Rame Darmo Wiyono
b. Bid Kualitas Pelayanan : Amin Abdullah
F.
c. Bidang Kerjasama
: R. RM Palar
d. Bidang Sarpras
: Martono
e. Bidang Usaha
: Isman
Hambatan/ Tantangan Sekolah Perkembangan kehidupan telah menjadikan globalisasi di semua bidang memberikan dampak terhadap tahap-tahap perkembangan anak. Perkembangan anak sekarang lebih mudah dipengaruhi oleh arus informasi yang masuk melalui berbagai media, diantaranya adalah telepon genggam, internet, majalah atau koran yang mudah didapatkan di Kota Salatiga.
33
Perkembangan tersebut tentu membawa dampak positif dan negatif terhadap perkembangan anak. Namun demikian, perkembangan tersebut telah menyebabkan dampak yang kurang positif daripada dampak positifnya sehingga sikap disiplin anak dan nilai keagamaan anak menjadi sangat berkurang.
G.
Hasil Angket Penelitian Adapun hasil angket yang disampaikan kepada responden adalah sebagai berikut: TABEL VI Daftar Jawaban Angket Kemampuan Membaca Al Qur'an (Variabel X)
No Responde n
No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
1
A A
A
B
A A
A
C B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
2
A B
A
C A A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
3
B B
A
C A C C A
B
A
A
A
A
C
A
B
B
B
A
A
4
A B
A
A
A A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
C
B
A
A
5
A B
A
C A A
A
A
C A
A
B
A
A
A
A
B
B
C
A
6
A B
A
B
A B
A
A
C C
A
B
A
A
A
A
C
B
A
A
7
A B
A
B
A C A
A
B
A
B
C
A
A
A
A
B
B
A
A
8
A A
B
B
A A
A
A
C A
A
B
A
A
A
A
C
B
A
A
9
A B
B
B
B A
A
B
B
A
A
A
A
B
A
B
B
A
A
A
10
A B
A
A
B C A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
C
A
A
A
11
A B
A
B
A A
A
A
B
C
A
C
A
A
A
C B
B
A
A
12
A A
C B
A A
A
A
B
A
A
A
A
B
A
B
B
B
A
B
13
A B
A
C A A
A
A
B
A
C
B
A
A
A
A
B
B
A
A
34
14
B C A
B
A A
A
A
C A
A
B
A
A
A
A
B
B
B
A
15
A B
A
B
A A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
16
A B
A
B
A A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
C
B
A
A
17
A B
A
B
A A
A
A
B
B
A
B
A
A
A
A
B
B
A
A
18
A B
A
B
A A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
19
A B
A
B
A A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
B
B
A
A
20
A B
A
B
A A
A
A
C A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
21
B B
A
B
A A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
B
B
A
A
22
A B
A
B
A A
A
A
C A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
Sedangkan hasil angket variabel Y sebagaimana tabel dibawah ini: TABEL VII DAFTAR JAWABAN ANGKET KETERATURAN IBADAH SALAT (VARIABEL Y) No Responde n
No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
B A
B C A
B
B
A A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
B
2
B A
A A
A
A
A
A B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
C
C
3
B A
A A
A
A
A
A B
A
A
A
A
A
B
A
B
A
B
C
4
B A
B A
A
B
B
B A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
B
C
5
B A
B A
A
A
A
A B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
C
6
B A
B A
A
A
A
A B
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
C
7
A A
A A
A
A
A
A A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
C
8
B B
A A
A
A
A
A B
A
B
B
B
A
B
B
B
A
A
B
9
A B
B A
A
B
A
A B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
C
10
B A
B A
A
B
B
A B
B
A
A
A
A
B
A
B
A
B
C
11
B B
B A
B
B
A
A A
B
B
A
A
A
A
B
A
B
A
C
12
B A
B A
B
A
C A B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
C
35
13
B A
B A
A
A
A
A B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
C
14
B B
A A
A
A
A
A B
A
A
A
A
A
B
A
B
A
C
C
15
B B
A A
A
A
A
A B
A
A
A
A
A
B
A
B
A
B
C
16
B B
A A
A
B
A
A B
B
B
A
B
A
A
A
B
A
A
C
17
B B
A A
A
B
B
A B
B
A
A
A
A
B
A
B
A
A
C
18
B A
B A
A
B
B
A B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
19
B A
B A
B
A
B
A B
B
A
B
A
A
B
A
B
A
A
C
20
B A
B A
A
B
B
B A
B
A
A
B
A
B
B
B
A
B
C
21
B B
B A
A
B
A
B B
B
A
B
A
B
B
A
B
A
A
B
22
B A
B A
A
B
B
B A
B
A
A
B
A
B
B
B
A
B
B
36
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Analisis Data Pertama Setelah data terkumpul serta adanya teori yang mendukungnya, maka langkah berikutnya adalah membuktikan ada tidaknya hubungan keteraturan membaca al qur'an dengan ibadah shalat. Maka data yang telah diperoleh akan dianalisis statistik karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan bersifat kualitatif. Adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus:
rxy
X Y
XY X 2 X N
2
N
2 Y 2 Y N
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
N
: Jumlah responden
X
: hasil kuadrat variabel I
Y
: Hasil kuadrat variabel II
XY
: Produk dari X kali Y
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai kemampuan membaca al qur'an, nilai angket ibadah shalat dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel membaca al qur'an dan keteraturan menunaikan ibadah shalat.
36
37
1.
Daftar Jawaban Angket Kemampuan Membaca Al Qur'an Hasil angket kemampuan membaca Al Qur'an kemudian ditabulasikan sebagai berikut: TABEL VIII NILAI ANGKET KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN No Responden
Skor Angket Variabel X
1
53
2
55
3
45
4
51
5
50
6
49
7
50
8
52
9
51
10
53
11
50
12
50
13
51
14
50
15
55
16
53
17
53
18
56
19
54
20
54
21
53
22
53
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
38
a. Untuk angket kemampuan membaca al qur'an dengan jumlah 20 item diketahui nilai tertinggi 56 dan terendah 45 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
56 45 1 3
12 3
=4 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang kemampuan membaca al qur'an baik, sedang dan kurang TABEL IX INTERVAL KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
53-56
11 (50%)
A
49-52
10 (45,5%)
B
45-48
1 (4,5%)
C
39
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk kemampuan membaca al qur'an baik mendapat nilai antara 53-56 sebanyak 11 siswa b. Untuk kemampuan membaca al qur'an sedang mendapat nilai antara 49-52 sebanyak 10 siswa c. Untuk kemampuan membaca al qur'an kurang mendapat nilai antara 45-48 sebanyak 1 siswa
2.
Daftar tentang Jawaban Angket Keteraturan Ibadah Shalat Hasil angket variabel Y tersebut dapat ditabulasikan sebagai berikut: TABEL X HASIL ANGKET KETERATURAN IBADAH SHALAT No
Jml Skor Variabel Y
1
52
2
53
3
48
4
50
5
49
6
51
7
50
8
51
9
50
10
52
11
49
12
50
13
50
14
56
15
52
16
50
40
17
50
18
52
19
53
20
52
21
53
22
52
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: Untuk angket keteraturan ibadah shalat dengan jumlah 20 item diketahui nilai tertinggi 56 dan terendah 48 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
56 48 1 3
8 1 3
=3 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang memiliki keteraturan ibadah shalat dalam kategori baik, sedang dan kurang
41
TABEL XI INTERVAL KETERATURAN IBADAH SHALAT Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
54-56
1
A
51-53
12
B
48-50
9
C
Jumlah
22
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk keteraturan ibadah shalat yang baik mendapat nilai antara 54-56 sebanyak 1 siswa b. Untuk keteraturan ibadah shalat yang sedang mendapat nilai antara 51-53 sebanyak 12 siswa c. Untuk keteraturan ibadah shalat yang kurang mendapat nilai antara 48-50 sebanyak 9 siswa
B.
Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel kemampuan membaca al qur'an dan keteraturan shalat untuk mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
rxy
X Y
XY X 2 X N
2
N
2 Y 2 Y N
42
Analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh hubungan kemampuan membaca al qur'an dengan keteraturan melaksanakan ibadah shalat. Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel kemampuan membaca al qur'an diberi nama variabel X dan keteraturan melaksanakan ibadah shalat diberi nama variabel Y. Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam tabel berikut: TABEL XII TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN (X) DAN KETERATURAN MELAKSANAKAN SHALAT FARDHU (Y) No Resp
X
Y
X2
Y2
XY
1
53
52
2809
2704
2756
2
55
53
3025
2809
2915
3
45
48
2025
2304
2160
4
51
50
2601
2500
2550
5
50
49
2500
2401
2450
6
49
51
2401
2601
2499
7
50
52
2500
2704
2600
8
52
51
2704
2601
2652
9
51
50
2601
2500
2550
10
53
52
2809
2704
2756
11
50
49
2500
2401
2450
43
12
50
50
2500
2500
2500
13
51
50
2601
2500
2550
14
50
56
2500
3136
2800
15
55
52
3025
2704
2860
16
53
50
2809
2500
2650
17
53
50
2809
2500
2650
18
56
52
3136
2704
2912
19
54
53
2916
2809
2862
20
54
52
2916
2704
2808
21
53
53
2809
2809
2809
22
53
52
2809
2704
2756
∑
1141
1127
59305
57799
58495
Sehingga diketahui: X = 1141 Y = 1127 X2 = 59305 Y2 = 57799 XY = 58495 Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy
X Y
XY X 2 X N
2
N
2 Y 2 Y N
44
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
1141x1127 22 2 2 1141 1127 59305 57799 22 22 58495
1285907 22 1301881 1270129 57799 59305 22 22 58495
58495 58450.32
59305 59176,4057799 57733,14 44 ,68 128 ,6 X 65 ,86
44 ,68 92 ,03
rxy = 0,486
C.
Analisis Lanjutan Setelah hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian analisis yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r yang ada pada tabel. Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas, diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai r (pada tabel) apakah terjadi signifikansi atau tidak, atas dasar signifikansi 5% Pada tabel lain product moment (r hitung) dengan jumlah responden = 22, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam
45
tabel diperoleh 0,423, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: pada taraf signifikansi 5% rtabel = 0,423, sehingga r hitung > r tabel Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,486 berada pada batas signifikan, 5%. Dengan demikian penulis menerima hioptesis yang berbunyi: kemampuan
membaca
al
qur'an
menunaikan ibadah shalat siswa.
berpengaruh
terhadap
keteraturan
46
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan beberapa analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemampuan membaca al qur'an pada siswa SD N Dukuh 02 yang berada pada kategori tinggi mencapai 50 % kategori sedang 45,5 % dan kategori kurang 4,5 % 2. Keteraturan shalat siswa SD N Dukuh 02 yang berada dalam kategori tinggi mencapai 4,5% kategori sedang 54,5% dan kategori rendah 40,9%. 3. Ada pengaruh secara positif dan signifikan antara kemampuan membaca al qur'an terhadap keteraturan melaksanakan shalat fardhu siswa SD N Dukuh 02
B
Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Kemampuan membaca al qur'an siswa yang sudah baik perlu ditingkatkan, sehingga mampu memotivasi siswa yang lain untuk belajar membaca Al Qur'an dengan baik.
46
47
2. Dengan meningkatkan kemampuan membaca al qur'an, siswa sudah mempunyai bekal kemampuan menghafal bacaan dalam shalat sehingga keteraturan dalam shalat meningkat.
C.
Penutup Syukur Alhamdullilah penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menyampaikan rahmad serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun ada kendala-kendala yang menghadang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis berterima kasih pada pemerhati skripsi untuk berkenan memberikan tanggapan, saran maupun kritik yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis lanjatkan do'a semoga skripsi ini menjadi manfaat yang lebih bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin.
48
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 2000. Tatacara Shalat Wajib dan Sunnah, Surabaya: Mitra Ummat Akhdiyat, Hendra. 2009. Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Assyayuthi, 2000. Shahih Bukhari, Jakarta: Pustaka Imani Depag RI, 1997. Standar Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Depag RI Depag RI, 1996. Bimbingan Membaca Al Qur’an, Jakarta: Depag RI Depag RI, 1976. Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI HM Timur Djaelani, Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dermaga, 2003 Muhaimin, Yahya. 2001. Kamus Bahasa Arab. Bandung: Yrama Widya Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1986 Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Yrama Widya, 2008 Tim Dosen UMS, Studi Islam 3 , Surakarta, UMS, 1997 Zainudin, Pendidikan dalam Keluarga Muslim, Bina Insani, Jakarta, 2001
48