BMKG
MONITORING DAN PREDIKSI EL ÑINO TAHUN 2009 DAN PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010
BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jakarta, 30 Juli 2009
OUTLINE BMKG
I. Gambaran Komprehensif Faktor Pengendali Curah Hujan di wilayah Indonesia : 1. El Nino Vs La Nina 2. Dipole Mode Positif Vs Dipole Mode Negatif 3. Suhu Perairan Indonesia
II. Prediksi El Nino Oleh Institusi Internasional dan BMKG III. Prediksi Anomali Suhu Perairan Indonesia IV. Kesimpulan: 1. Pengaruh El Nino dan Suhu perairan Indonesia terhadap curah hujan 2. Prospek awal dimulainya musim hujan 2009 - 2010
1
FAKTOR PENGENDALI CURAH HUJAN WILAYAH INDONESIA FENOMENA
BMKG 1.
El Nino Vs La Nina
2. Dipole Mode positif Vs Dipole Mode negatif
3. Suhu Perairan Indonesia
LOKASI
PARAMETER
PROSES FISIS
LEVEL KEKUATAN (0 C)
Timur Indonesia / Samudera Pasifik bagian Tengah (50 LU – 50 LS ; 170– 1200BB)
Anomali Suhu muka laut
Aliran masa uap air dari Indonesia ke Pasifik Tengah (El Nino) Aliran massa uap air dari Pasifik ke Indonesia (La Nina)
Normal : ± 0.5 EN Lemah : 0.5 – 1.0 EN Moderate : 1.0 – 2.0 EN Kuat : > 2.0
Barat Indonesia (Samudera Hindia) Pole 1 10 0 LU -10 0 LS ; 50 – 70 0 BT (Pantai Timur Afrika) Pole 2 0-10 0 LS ; 90 – 110 0 BT (Pantai Barat Sumatera)
Anomali suhu muka laut
Aliran massa uap air dari Indonesia (bagian barat) ke Afrika Timur (Dipole Mode Positif)
DM : ± 0.4
Perairan seluruh Indonesia
Suhu muka Laut
Aliran masa uap air dari Afrika Timur ke Indonesia bagian barat (Dipole mode Negatif)
> ± 0.5 2
BMKG
I. GAMBARAN KOMPREHENSIF FAKTOR PENGENDALI CURAH HUJAN DI WILAYAH INDONESIA
Faktor Pengendali Keadaan Curah Hujan : El Nino vs La Nina
Dipole Mode Positif vs Dipole Mode Negatif
Suhu Perairan Wilayah Indonesia
DM (+) DM (-)
Area of Dipole Mode Phenomena
Prakiraan Indeks Dipole Mode
Area of El Nino and La Nina Phenomena
Sep-09
Okt-09
Nop-09
Des-09
(+) 0.38
(+) 0.40
(+) 0.32
(+) 0.22
Prakiraan Indeks El Nino
Sep-09
Okt-09
Nop-09
Des-09
1.38
1.95
2.07
1.94
Prepared by BMKG 2009
3
II. PREDIKSI EL NINO OLEH INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG (Up date 27 Juli 2009)
BMKG
Prediksi BoM (Australia)
Prediksi NOAA (USA)
El Nino Lemah (1,0)
El Nino Moderate (2,0)
El Nino Kuat (2,3)
El Nino Moderate (2,0)
El Nino Moderate (1,2)
NORMAL
El Nino Moderate (1,8)
El Nino Moderate (1,6)
NORMAL
EN Kuat (2.1) Prediksi BMKG (Indonesia) 2.5
Prediksi JAMSTEC (Japan) El Nino Lemah (0,8)
El Nino Lemah (0,7)
El Nino Moderate (1,0)
El Nino Lemah (0,6)
2
El Nino Moderate (2,1)
El Nino Moderate (1,9)
BMKG
1.5
El Nino Lemah (0,7)
1
NORMAL
EN Kuat (2.1)
0.5
NORMAL
0 -0.5 -1
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
Anomali SST
DES
JAN 2010
PEB
4
II. PREDIKSI EL NINO OLEH INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG (Up date 28 Juli 2009)
BMKG Prediksi El Nino Prediksi El Nino dari Institusi Internasional dan BMKG
1. NCEP/NOAA (USA)
Agt 09 – Okt 09 EN Moderate Nov 09 – Mar 10 EN Kuat
3,00 2,50
2. Jamstec (Japan)
Kuat
Indeks Nino
2,00
Moderate
1,50
3. BoM (Australia)
1,00
Agt 09 – Feb 10 EN Moderate
Lemah
0,50
4. BMKG (Indonesia)
Normal
0,00
Mar
Jan 2010
Nov
Sep
July
May
Mar
Jan 2009
Nov
Sep
July 2008
-0,50
Agt 09 EN Lemah Sep 09 – Jan 10 EN Lemah
-1,00
Agt 09 EN Lemah Sep 09; Okt 09; Des 09 & Feb 10 EN Moderate Nov 09 & Jan 2010 EN kuat
-1,50
Current
NCEP/NOAA
Jamstec
BoM
BMKG
5a
BMKG
Prediksi Indeks Dipole Mode (POAMA, Australia Update 28 Juli 2009)
1,5
Indeks IDM
1
0,5
0
Past Analysis
Forecast
Feb-10
-1
Jan-10
Dec-09
Nov-09
Oct-09
Sep-09
Aug-09
Jul-09
Jun-09
May-09
Apr-09
-0,5
Prediksi Indeks Dipole Mode (IDM), sampai Desember 2009 pada posisi netral, tidak mengganggu keseimbangan curah hujan di Indonesia bagian Barat.
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
(+) 0.18
(+) 0.38
(+) 0.4
(+) 0.32
(+) 0.22 5b
KEJADIAN EL NIÑO DAN DIPOLE MODE 1957 – 2007 BMKG
PERIODE EL ÑINO
Anomali Suhu Muka Laut (0 C) Pasifik Tengah (El Nino)
Perairan Indonesia
Sumber : NOAA
Samudera Hindia (Dipole Mode)
Level EN & DM EN Kuat > 2.0 0C EN Moderate 1.0 – 2.0 0C
JAS 1951 - NDJ 1951/52
+ 0.8
MAM 1957 – MJJ 1958
+ 1.7
JJA 1963 – DJF 1963/64
+ 1.0
Tahun 1972; 1982; 1997:
MJJ 1965 – MAM 1966
+ 1.6
OND 1968 – MJJ 1969
+ 1.0
ASO 1969 – DJF 1969/70
+ 0.8
AMJ 1972 – FMA 1973
+ 2.1
ASO 1976 – JFM 1977
+ 0.8
Pada tahun yang sama, 2 fenomena, El Nino & Dipole Mode terjadi bersama-sama curah hujan di wilayah Indonesia berkurang banyak karena didorong dari:
ASO 1977 - DJF 1977/78
+ 0.8
AMJ 1982 – MJJ 1983
+ 2.3
JAS 1986 – JFM 1988
+ 1.6
AMJ 1991 – JJA 1992
+ 1.8
AMJ 1994 – FMA 1995
+ 1.3
AMJ 1997 – AMJ 1998
+ 2.7 – 3.2
-0.6 (dingin)
AMJ 2002 – FMA 2003
+ 1.5
0.2 (hangat)
MJJ 2004 – JFM 2005
+ 0.9
JAS 2006 - DJF 2006/07
+ 1.1
0.0 (netral)
Juni 2009
+0.8
0.4 (hangat)
EN Lemah 0.5 – 1.0 0C
-0.4 (dingin)
-0.5 (dingin)
+ 2.2 (kuat)
+ 0.95 (kuat)
+ 2.98 (kuat)
+0.24 (netral)
Pantai barat Sumatera ke Afrika Timur Wilayah perairan Indonesia ke Pasifik Tengah Perhatikan: Kekuatan El Nino dan Suhu perairan 1997: EN Kuat Suhu perairan Indonesia ; dingin 2009; EN Lemah – Moderate Suhu Perariran Indonesia; hangat 6
BMKG
III. PREDIKSI ANOMALI SUHU PERAIRAN INDONESIA & PASIFIK TENGAH AGT 2009 – JAN 2010
Agustus 2009 Selatan Sumatera dan Jawa:
A
B
A
B
Suhu perairan dingin Tekanan tinggi Ada dorongan massa uap air ke Afrika Timur
September 2009 A
B
A
B
A
B
A
B
Perairan Maluku, Suhu dingin, ada dorongan massa uap air ke Pasifik tengah. Namum karena bersamaan dengan masuknya musim hujan, maka pengurangan curah hujan tidak signifikan
Okt, Nov, Des 2009 dan Jan 2010
Suhu perairan dingin, namun sudah memasuki musim hujan Sumber : NOAA NCEP 2009
7
KESIMPULAN BMKG El Ñino hasil Prediksi BMKG: Agustus 2009 EN Lemah
Sep, Okt, Des 2009 dan Peb 2010 EN Moderate November 2009 dan Januari 2010 EN Kuat
Suhu perairan Indonesia secara umum sampai Januari 2010: Dampak El Ñino sangat dipengaruhi pula oleh suhu perairan Indonesia. Agustus 2009: El Nino lemah; Suhu perairan masih tetap hangat Tidak ada massa uap air yang terdorong ke Pasifik tengah Curah hujan cenderung normal September 2009: El Nino “moderate”; Suhu perairan selatan Sumatera dan Jawa bagian barat cenderung menurun yang masih dalam batas normal. Aliran massa uap air yang terdorong ke Pasifik tengah diimbangi dengan masuknya musim hujan di bagian Sumatera. Curah hujan cenderung normal Okt – Nov – Des 2009 dan Jan 2010: El Nino “moderate - kuat”; Suhu perairan Indonesia cenderung dingin/ tekanan udara tinggi, namun sudah masuk musim hujan, yang mengakibatkan 51.8 % dari 220 ZONA mengalami kemunduran awal musim hujan antara 10 – 30 hari.
8
BMKG
9
REKAPITULASI PROSPEK “AWAL” MUSIM HUJAN 2009/2010 220 ZONA MUSIM (ZOM) DI INDONESIA
BMKG
DAERAH
SEPTEM BER Zon e %
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
JUMLAH
Zone
%
Zone
%
Zone
%
Zone
%
Sumatera
5
2.3
13
5.9
7
3.2
1
0.5
26
11.8
Jawa
--
--
24
10.9
61
27.7
9
4.1
94
42.7
Bali
--
--
--
--
7
3.2
6
2.7
13
5.9
NTB
--
--
--
--
10
4.5
4
1.8
14
6.4
NTT
--
--
--
--
9
4.1
11
5
20
9.1
Kalimantan
--
--
6
2.7
10
4.5
--
--
16
7.3
Sulawesi
--
--
5
2.3
15
6.8
2
0.9
22
10
Maluku
--
--
--
--
4
1.8
4
1.8
8
3.6
Papua
--
--
3
1.4
4
1.8
--
--
7
3.2
Total
5
2.3
51
23.2
127
57.7
37
16.8
220
100 10
REKAPITULASI MAJU - MUNDUR “AWAL” MUSIM HUJAN 2009/2010 DI 220 ZONA MUSIM (ZOM) DI INDONESIA
BMKG
DAERAH
MAJU DARI NORMALNYA
SAMA DENGAN NORMALNYA
MUNDUR DARI NORMALNYA
Zone
%
Zone
%
Zone
%
Sumatera
--
--
10
4.5
16
7.3
Jawa
--
--
36
16.4
58
26.4
Bali
--
--
7
3.2
6
2.7
NTB
--
--
4
1.8
10
4.5
NTT
--
--
10
4.5
10
4.5
Kalimantan
--
--
5
2.3
11
5
Sulawesi
3
1.4
12
5.5
7
3.2
Maluku
--
--
6
2.7
2
0.9
Papua
3
1.4
4
1.8
--
--
Total
6
2.7
100
45.5
114
51.8 11
BMKG
PROSPEK MUSIM HUJAN 2009/2010
• Prospek Awal Musim Hujan 2009/2010 September 2009 : 5 ZONA (2,3%) Oktober 2009 : 51 ZONA (23,2%) November 2009 : 127 ZONA (57,7%) Desember 2009 : 37 ZONA (16,8%) • Maju – Mundurnya “Awal” Musim Hujan 2009/2010 di 220 ZONA Maju : 6 ZONA (2,7%) Sama : 100 ZONA (45,5%) Mundur : 114 ZONA (51,3%) 12
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI SUMATERA BMKG
13
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI BANTEN, DKI. JAKARTA, DAN JAWA BARAT BMKG
14
BMKG
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI JATENG DAN YOGYA
15
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI JAWA TIMUR BMKG
16
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI BALI BMKG
17
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI NUSA TENGGARA BARAT BMKG
18
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI NUSA TENGGARA TIMUR BMKG
19
BMKG
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI KALIMANTAN
20
BMKG
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI SULAWESI
21
BMKG
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI MALUKU
22
BMKG
PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 DI PAPUA
23
DAERAH DENGAN PERBANDINGAN AWAL MUSIM HUJAN 2009/2010 TERHADAP RATA-RATA MAJU, SAMA DAN MUNDUR
BMKG
BMKG
Wilayah
Maju
Sama
Sumatera
-
Aceh timur, Sumatera Utara, sebagian Pasaman/Agam/Tanah Datar/ Lima Puluh Koto, Indragiri Hulu bagian selatan, Sawahlunto/Sijunjung, sebag.besar Jambi, Musi Banyu Asin bagian utara
Sebag.besar Aceh, sebag.besar Riau daratan, Tanjung Jabung bagian barat, bangka, sebag.besar Sumsel,Bengkulu, Lampung
Jawa
-
Pantura Banten-Jabar, sebagian Sukabumi/Cianjur/Bandun g,sebag.Tasikmalaya/Ciamis/
Sebag.besar Banten/Jabar, Pantura Jateng/Jateng bag.timur,Jatim bag.barat, sebag.besar Pantura Jatim, Bangkalan, sebag.besar Sampang, Pamekasan
Kuningan, Jateng bag.barat & selatan,sebag.besar Madura, Sebagian Pasuruan/Sidoarjo,sebag.be sar jatim bag.selatan
Mundur
Bali
-
Pantura dan pantai timurBali,Nusa Penida
Sebag.besar Bali
NTB
-
Sebag.besar NTB
Lombok Barat
24
Lanjutan …
BMKG BMKG Wilayah
Maju
Sama
Mundur
NTT
-
Sumba timur, sebag.besar Flores timur/p Timor
Flores barat, Sumba barat, Solor, Alor, Timor Tengah Selatan bagian selatan
Kalimantan
Sulawesi
Maluku Papua
-
Polewali Mamasa bagian utara, Tana Toraja, Bone bagian timur, Kota Bone, Wajo bagian timur Jayapura, Jayawijaya, Merauke selatan
Kalteng bag.selatan, Banjar bagian selatan, Tanah Laut bagian selatan,Kaltim bag.barat
Kalbar bag.selatan, sebag.besar Kalteng,sebag.besar Kalsel, Kaltim bag.timur
Pantai timur Sulut, Poso bagian tenggara,sebag.besar Sulbar,Sulawesi tenggara,sebag.Sulsel bag.selatan
Sulut bag.utara,Gorontalo bag.utara,Sulsel bag.barat, Enrekang
Sebagian besar Maluku
Halmahera, sebag.Seram bag.barat
Irjabar bag.utara
-
25
BMKG
Prinsip Kerja CO2 Sebagai Gas Rumah Kaca (“The Greenhouse Effect”) – Pemicu Global Warming BMKG 4
1 1
2
3
Radiasi mthr melalui atm
MATAHARI
Kebykn radiasi matahari diserap permukaan bumi/ memanaskan
IR dipancarkan kembali oleh bumi, diserap CO2 yang melayang di atmosfer.
Oleh CO2 sebagian dikembalikan ke angkasa (a) dan sebagian dipancarkan kembali ke atmosfer bumi (b) yang mengakibatkan PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)
4a
4a
ATMOSFER
CO2 (karakteristik CO2 ≈ karakteristik kaca) 4b
2
BUMI
3 Radiasi IR
