LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA KUBUS SATUAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TLOGOLELE TAHUN PELAJARAN 2009/2010
OLEH : ISMAIL NUR AMIN NIM X 8906511
PROGRAM PJJ S-1 PGSD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember, 2009
i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTIOAN RESEARCH ) 1. Judul penelitian
Upaya Peningkatan Prestasi Belalajar Matematika Melalui Media Kubus Satuan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Tahun Pelajaran 2009/2010 Matematika Media dalam pembelajaran volume bangun ruang (Kubus dan Balok)
2. a. Mata Pelajaran b. Bidang Kajian 3. Peneliti a. Nama b. NIM c. Program Studi d. Jurusan e. Fakultas f. Universitas g. Alamat Rumah Nomor telepon/HP Email 4. Lama Penelitian 5. Biaya yang diperlukan a. Sumber dari Ditjen Dikti b. Sumber lain Biaya mandiri Jumlah
Ismail Nur Amin X 8906511 S-1 PGSD Ilmu pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Berdug Kidul, Sidomulyo, Ampel, Boyolali 085647044601
[email protected] Enam bulan / dari Bulan Juli sampai bulan Desember 2009 Rp ................ Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00
Mengetahui Kepala Sekolah
Peneliti
Marsiki, S.Pd NIP 19611119 197911 2 001
Ismail Nur Amin NIM X8906511
Mengetahui Pembantu Dekan I FKIP UNS
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP 19660415 199103 1 002
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Peningkatan Prestasi Belalajar Matematika Melalui Media Kubus Satuan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Tahun Pelajaran 2009/2010. Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Guru Pendamping / Supervisor
Drs. A. Dakir, M.Pd
Sugianto, S.Pd
NIP 19491106 197603 1 001
NIP 19661206 200501 1 004
iii
ABSTRAK Ismail Nur Amin UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI MEDIA KUBUS SATUAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TLOGOLELE TAHUN PELAJARAN 2009/2010. PTK, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2009. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk : meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dengan menggunakan media Kubus Satuan. Bentuk penelitian dalam skripsi ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan subjek dalam penelitian
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tahun 2009/20010 sebanyak 12 siswa. Dalam pengumpulan data, metode yang dipergunakan meliputi metode wawancara, observasi, dan tes hasil akhir. Metode observasi dan wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi sekolah dan kondisi siswa sebelum dan saat mendapatkan pengajaran baik pada siklus I maupun II. Metode tes digunakan untuk mendapatkan prestasi belajar matematika setelah siswa mendapatkan pengajaran siklus I dan siklus II. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa : 1. Nilai rata
rata prestasi belajar matematika siswa kelas V pada siklus I
sebesar 63,33, pada siklus II sebesar 81.25 sehingga terdapat kenaikan nilai rata rata dari siklus I ke siklus II . 2. Prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka sebesar 60 %
( 8 ) siswa tuntas dalam pembelajaran dari seluruh subjek 12 siswa),
pada siklus II sebesar 100 % ( 12 siswa tuntas dalam pembelajaran dari seluruh subjek 12 siswa) Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Dengan penggunaan media Kubus Satuan dapat meningkatan pemahaman konsep volume bangun ruang ( kubus dan balok ) dalam matematika pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tahun 2009/20010
iv
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta hanya kepada-Nya lah kita memohon pertolongan atas segala urusan dunia, akherat dan agama. Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya serta bimbingan dari Bapak dan Ibu Pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Penilitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik. Semoga PTK ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan akan menjadikan bahan pemikiran dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran di sekolah. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan PTK ini telah banyak pihak-pihak yang turut memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan sehingga tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Drs A.Dakir. M.Pd selaku dosen Pembimbing yang dengan kesungguhan dan penuh keikhlasan membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk dalam menyusun PTK ini. 2. Bapak Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tlogolele yang telah memberikan ijin untuk pelaksanaan PTK. 3. Bapak Sugianto S.Pd selaku guru pendamping/supervisor yang telah memberikan arahan kepada penulis sehingga PTK ini dapat terselesaikan. 4. Seluruh warga SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali yang telah memberikan bantuan dan menjadi tempat penelitian dilaksanakan. 5. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, yang telah membantu penelitian ini. Penulis hanya mampu berdo'a semoga amal kebaikan tersebut mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga penulisan PTK ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya Surakarta, Desember 2009 Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................
v
DAFTAR ISI .................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB II
..
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................
3
C. Tujuan Penelitian ............................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..........................................................
4
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ..................................................................
5
B. Kerangka Pemikiran ..............................................................25 C. Hipotesis ..........................................................................
BAB III
25
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................27
BAB IV
B. Subjek Penelitian
27
C. Prosedur Penelitian
28..
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
.
B. Pembahasan
.36 53
vi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
..
55
.
56
.
57
LAMPIRAN ............................................................................ 58 A. Contoh Perangkat Pembelajaran B. Instrumen Penelitian C. Personalia Penelitian D. Curriculum Vitae Peneliti E. Data Penelitian,
vii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar Negeri 2 Tloglele merupakan sebuah sekolah yang terletak disebelah barat Gunung Merapi, tepatnya di Dukuh Belang, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.Pada kesempatan ini penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N 2 Tlogolele dalam mata pelajaran Matematika khususnya pada konsep volume bangun ruang (kubus dan balok). Bagi siswa, matematika dianggap pelajaran yang paling sulit, menakutkan, menjemukan dan sangat tidak menyenangkan. Oleh karena itu, kewajiban para gurulah untuk menemukan rasa senang terhadap materi pelajaran Matematika dengan memberi rangsangan atau dorongan kepada mereka. Salah satu cara diantaranya adalah Pembelajaran Matematika dengan menggunakan media yang sesuai dengan materinya. Oleh karena itu, guru dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Dasar khususnya anak kelas V. Bagi siswa
matematika dianggap
pelajaran yang
paling sulit,
menakutkan, menjemukan dan sangat tidak menyenangkan. Oleh karena itu, kewajiban para gurulah untuk menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran Matematika
dengan memberi rangsangan atau dorongan kepada
mereka. Salah satu cara diantaranya adalah Pembelajaran Matematika dengan menggunakan media yang sesuai dengan meterinya. Oleh karena itu, guru dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Dasar khusunya anak kelas V. Media adalah meliputi segala sesuatu berupa sarana atau prasarana dan fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran 9guru) di dalam menyampaikan peasn kepada subjek (siswa) untuk memperjelas, memperlancar,merangsang, memotivasi, mempermdah belajar siswa, dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi proses pembelajaran dalam mencapai tujuan instruksional secara optimal (Ngadino Yustinus 2003 : 9).
2
Salah satu rendahnya prestasi belajar Matematika,yaitu penyampaian pelajaran Matematika hanya menggunakan metode ceramah yang mungkin dianggap para guru adalah metode paling praktis, mudah dan efisien dilaksanakan
tanpa persiapan. Mengajar yang hanya menggunakan metode
ceramah yang mungkin dianggap para guru adalah metode paling praktis, mudah efisien dilaksanakan
tanpa persiapan.Mengajar yang hanya menggunakan
metode ceramah saja mempersulit siswa memahami konsep dalam Pelajaran Matematika. Jadi siswa tidak bisa menerima pelajaran yang telah diberikan gurunya sehingga hasil belajar Matematika kurang dari yang diharapkan. Menurut perkembangan siswa usia Sekolah Dasar pada hakikatnya berada tahap operasi konkrit, karena itu untuk pelajaran Matematika di Sekolah Dasar, terutama pada penanaman konsep volume bangun ruang (kubus dan balok), sangat diperlukan media pelajaran yang tepat. Salah satu media pengajaran Matematika adalah Kubus Satuan . Kubus satuan adalah salah satu media pengajaran Matematika yang digunakan untuk menjelaskan konsep atau pengertian volume bangun ruang (kubus dan balok). Dengan media ini diharapkan siswa lebih memahami tentang konsep atau pengertian volume bangun ruang (kubus dan balok). Di Sekolah Dasar guru mempunyai peranan penting dalam keseluruhan pendidikan, karena secara langsung gurulah yang melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar, guru harus mengetahui 10 kompetensi guru agar siswa mampu memperoleh hasil belajar yang diharapkan, adapun kompetensi guru antara lain : 1) menguasai materi; 2) menguasai metode mengajar;
3) menggunakan media; 4) menguasai KBM (urut-urutan yang
ditempuh); 5) menguasai dasar-dasar pendidikan; 6) menguasai tehnik evaluasi; 7) menguasai administrasi; 8) menguasai perkembangan ilmu jiwa; 9) mengelola kelas; 10) menguasai bimbingan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Media Kubus Satuan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 .
3
Berikut akan penulis paparkan kondisi kelas yang akan menjadi subjek penelitian: Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N 2 Tlogolele Tahun Pelajaran 2009 / 2010, yang berjumlah 12 Siswa, terdiri dari 9 Siswa laki-laki, dan 3 Siswa perempuan kondisi gedung cukup baik dengan ukuran ruangan yang cukup standard yakni 7m x 8m, demikian pula sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar juga tersedia dengan lengkap.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahanya Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah media Kubus Satuan dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dengan menggunakan media Kubus Satuan.
D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoritis. a. Dapat memberikan sumbangan kepada guru dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran Matematika. b. Dapat memberi arah kepada guru dalam proses pembelajaran Matematika. c. Dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika.
4
2. Manfaat Praktis. a. Bagi guru kelas dapat menemukan solusi untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika. b. Bagi siswa dapat dijadikan motivasi belajar supaya prestasi belajar meningkat. c. Bagi lembaga dapat memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar Matematika meningkat.
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar a. Pengertian belajar Belajar adalah proses memanusiakan manusia, dimana hanya melalui belajarlah manusia menemukan dirinya dalam relasinya dengan sesama, lingkungan dan juga dengan sang pencipta-Nya. Melalui belajar manusia mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya sedemikian hingga kualitas hidup dan kehidupannya menjadi lebih baik. Belajar adalah organisasi, yang akan timbul bila seseorang menemui suatu situasi baru. Dalam menghadapi itu ia akan menggunakan segala pengalaman yang telah dimiliki. Siswa mengadakan analisis organisasi pengalamannya. Menurut Dlameto (1995: 2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya . Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Whiterington, sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto (1990 : 84) mengemukakan bahwa, belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar terdiri dari beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu : 1) Belajar merupakan hasil yang dimiliki seseorang dalam bentuk ketrampilan, dalam bentuk konsep dan dalam bentuk sikap.
6
2) Belajar merupakan usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku selama pengalaman belajar berlangsung. 3) Belajar merupakan bentuk pertumbuhan atau perubahan dari dalam diri seseorang dengan cara berlatih sesuatu yang baru dari pengalaman, jadi kalau tidak dengan cara berlatih dari pengalaman yang baru dianggap tidak belajar. 4) Belajar merupakan suatu aktifitas mental/psikis yang iteraksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan. 5) Belajar
merupakan
perubahan
dalam
kepribadian
yang
berupa
kecakapan, kebiasaan dan kepandaian. Jadi, belajar adalah aktifitas atau usaha seseorang untuk memperoleh pertumbuhan, perubahan kepandaian, ilmu, kecakapan, sikap yang disebabkan pengalaman pribadi, orang lain, dan lingkungan dengan cara berlatih.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Dibawah ini beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang dikemukakan beberpaa ahli. Menurut Slameto (1955 :54-72), faktorfaktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi : 1) Faktor-faktor intern, yang terdiri dari : a) Faktor jasmani yang terdiri dari : (1)
Faktor kesehatan
(2)
Faktor cacat tubuh
b) Faktor psikologis yang terdiri dari : (1)
Intelegensi
(2)
Perhatian
(3)
Minat
(4)
Bakat
(5)
Motif
(6)
Kematangan
(7)
Kesiapan
7
c) Faktor Kelelahan 2) Faktor-faktor ekstern, yang meliputi : a) Faktor keluarga yang terdiri dari : (1)
Cara orangtua mendidik
(2)
Relasi antar anggota keluarga
(3)
Suasana rumah
(4)
Keadaan ekonomi keluarga
(5)
Pengertian orangtua
(6)
Latar belakang kebudayaan
b) Faktor Sekolah yang terdiri dari : (1)
Metode mengajar
(2)
Kurikulum
(3)
Relasi guru dengan siswa
(4)
Disiplin sekolah
(5)
Alat pelajaran
(6)
Waktu sekolah
(7)
Standart pelajaran di atas ukuran
(8)
Keadaan gedung
(9)
Metode belajar
(10) Tugas rumah c) Faktor Masyarakat yang terdiri dari : (1)
Kegiatan siswa dalam masyarakat
(2)
Masa media
(3)
Teman bergaul
(4)
Bentuk kehidupan masyarakat
Berdasarkan uraian di atas, penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah : 1. Faktor siswa. 2. Faktor guru 3. Faktor pendekatan pembelajaran 4. Sarana dan prasarana 5. Faktor lingkungan
8
b. Pengertian Prestasi Menurut Drs. Syaiful bahri Djamarah (1994 : 19) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Menurut Winkel, W. S (1984 : 162) berpendapat bahwa prestasi adalah merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa. M. Buchori (1997 : 85) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai anak sebagai hasil belajar yang berupa angka, huruf serta tindakan hasil belajar yang dicapai. Adapun hasil belajar yang berupa angka atau huruf selain sebagai bukti hasil karya yang dicapai juga dapat untuk memotivasi agar prestasinya lebih meningkat. Sedangkan dengan pengertian tersebut Sutratinah Tirtonegoro (1988 : 43) berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang berupa kalimat yang dapat mencerminkan hasil, dinyatakan dalam simbol, angka, maupun huruf, yang dapat memotivasi agar pretasinya dalam periode tertentu. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat diambil simpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil karya yang dicapai dan merupakan bukti keberhasilan belajar yang berupa huruf atau angka yang dapat memotivasi agar pretasinya lebih baik dalam priode tertentu.
c. Pengertian prestasi belajar Hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar disebut prestasi belajar. Prestasi belajar ini dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol, dan pada tiap-tiap periode tertentu, misalnya tiap catur wulan atau semester, hasil belajar anak dituliskan dalam bentuk raport. Sedangkan Bukhori, M. (1977 : 91) prestasi adalah hasil yang dicapai anak sebagai hasil belajar yang berupa angka atau huruf serta tindakan hasil belajar yang dicapai. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil simpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
9
diikerjakan siswa untuk diukur atau dinilai yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol untuk mengetahui kedudukan anak.
2. Tinjauan Tentang Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno. 2004 : 1). Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis (Suhito. 2000 : 12). Dalah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan konteks pembelejaran (Depdiknas. 2003 : 1). Dalam pembelajaran Matematika, salah satu upaya yang dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang berbasis masalah (Problem Solving) karena dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat memberikan siswa kesempatan seluas-luasnya untuk memecahkan masalah Matematika dengan strateginya sendiri. Sedangkan penggunaan media dalam
Pembelajaran
Matematika
sangat
menunjang,
karena
dengan
menggunakan media pembelajaran siswa lebih mudah memahami konsep Matematika yang abstrak. (hhtp : // www.Geogle.co.id)
a. Pengertian Matematika Menurut
Johson
dan
Myklebust
seperti
dikutip
Mulyono
Abdurrahman (1999 : 252), Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitaif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya dalah untuk memudahkan berfikir. Lerner sebagaimana dikutip Mulyono Abdurrahman (1999 : 252) mengemukakan bahwa Matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mancatat, dan mengkomunikasikan ide menganai elemen kuantitas.
10
Dalam proses pembelajaran Matematika guru harus memperhatikan adanay perbedaan individu dan karekteristik siswa, karena setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam meyerap materi yang disampaikan guru. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan bahasa simbolis dan universal yang memungkinkan manusia berfikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas dengan menggunakan cara bernalar deduktif dan induktif, yang memudahkan manusia berfikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Fungsi Matematika Dalam kurikulum 2004 (2004 : 6) disebutkan bahwa Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar
melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model Matematika, serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Dengan demikian mata pelajaran Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbolsimbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Tujuan Pembelajaran Matematika Kurikulum 2004 kelas V SD (2004 : 12) juga disebutkan tujuan pembelajaran Matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara berfikir ecara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten. Serta mengembangkan sikap gigih dan percaya sesuai dalam menyelesaikan diri sesuai dalam menyelesaikan masalah.
11
Moch Ichsan (2003 : 4) merumuskan tujuan pembelajaran Matematika sebagai berikut : 1) Menumbuhkan
dan
mengembangkan
ketrampilan
berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari). 2) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan Matematika. 3) Mengembangkan pengetahuan dasar Matematika sebagai hasil belajar lebih lanjut. 4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin. 5) Tujuan tersebut dianggap telah tercapai apabila siswa memiliki sejumlah kemampuan di bidang Matematika.
d. Standar Kompetensi Matematika SD dan MI Standar kompetensi Matematika menurut kurikulum 2004 (2004 : 3) merupakan seperangkat kompetensi kompetensi Matematika yang dibakukan dan harus dicapai ileh siswa pada akhir periode pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam kemahiran Matematika, bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar, statistik dan peluang, trigonometri, dan kalkulus. Pada tingkat SD dan MI, standar kompetensi ini hanya mencakup bilangan, pengukuran dan geometri, serta pengolahan data. Kemampuan Matematika yang dipilih dalam standar kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan Matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi Matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat efensial materi dn keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari secara rinci.
12
e. Karakteristik Pembelajaran Matematika Moch Ichsan (2003 : 7) menyebutkan bahwa karekteristik dalam pembelajaran Matematika sebagai berikut : 1) Pembelajaran Matematika sebagai berikut : a) Dimulai dari konsep sederhana bergerak ke konsep yang lebih sukar. b) Berawal dari hal konkret bergerak ke semi konkret beralih ke semi abstrak dan berakhir pada abstrak. 2) Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral a) Konsep baru diperkenalkan dengan mengaiktakn pada konsep yang telah dipahami siswa. Hal ini merupakan prinsip Belajar bermakna atau
belajar dengan pemehaman .
b) Konsep baru merupakan perluasan dan pendalaman konsep sebelumnya. 3) Pembelajaran Matematika menekankan penggunaan pola deduktif yaitu memahami suatu konsep melalui pemahaman definisi umum kemudian ke contoh-contoh. Sebaliknya di Sekolah dasar ditempuh pula pendekatan induktif, yaitu mengenal konsep melalui contoh-contoh. Hal ini disebabkan alasan psikologis, yaitu siswa SD masih pada tingkat berfikir konkret. 4) Pembelajaran Matematika menganut kebenaran konsistensi Yaitu suatu pernyataan dianggap benar didasarkan atas pernyatann sebelumnya yang dianggap benar.
f. Pendekatan dalam pembelajaran Matematika Moch Ichsan (2003 : 8
9), mengemukakan empat macam
pendekatan pembelajaran matematika, yaitu : 1) Pendekatan belajar aktif Yaitu suatu pembelajaran yang menekankan aktivitas para siswa secara fisik, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang maksimal, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar dan menciptakan suasana yang
13
menggairahkan kegiatan belajar dan merangsang
daya kreatifitas,
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dn berkesan melalui model pembelajaran yang tepat. 2) Pendekatan terpadu Yaitu suatu pendekatan yang mengaitkan mata pelajaran Matematika dengan mata pelajaran lainnya. Dengan mengetahui keterkaitan konsep dari beberapa mata pelajaran, maka akan dapat memberi pengertian kebermaknaan, sehingga siswa lebih mantap dalam memahami suatu konsep. 3) Pendekatan Konstruktivisme Yaitu merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran di kelas melalui tiga fase, yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan konsep dan aplikasi konsep untuk mencapai kebermaknaan pemahaman. 4) Pendekatan Realistik Yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang berkitik tolak dari halhal yang real bagi siswa, menekankan ketrampilan Process of doing mathematics . Pada pendekatan ini peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator, moderator, atau
evaluator, sementara siswa berfikir,
mengkomunikasikan reasoning nya, melatih nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain. Ada empat pendekatan yang paling berpengaruh dalam pembelajaran matematika menurut Mulyono Abdurahman (1999: 255-257). Empat pendekatan pembelajaran matematika tersebut sebagai berikut : 1) Urutan belajar yang bersifat perkembangan Urutan
belajar
yang
bersifat
perkembangan
menekankan
pada
pengukuran persiapan belajar siswa, penyediaan pengalaman dasar dan pengajaran ketermpilan matematika pra-syarat. Pendekan ini banyak dipengaruhi teori perkembangan kognitif Piaget. Mengingat kemampuan kognitif dan segala sesuatu yang terkait dengan berfikir berbeda-beda untuk tahap perkembangan, maka guru harus menyesuaikan bahan pelejaran dengan tahap perkembangan anak. Ini berarti bahwa tidak ada
14
manfaatnya mengajarkan konsep atau keterampilan Matematika sebelum anak mencapai tahap perkembangan tersebut karena tidak akan berhasil. Teori ini juga menjelaskan perlunya pengajaran matematika dimulai dari benda atau peristiwa konkrit, menuju semi-konkrit, baru akhirnya yang ke abstrak. 2) Belajar Tuntas Pendekatan belajar tuntas menekankan pada pengajaran Matematika meleui pembelajaran langsung dan terstruktur. Program Matematika yang didasarkan atas pendekatan belajar tuntas memiliki struktur bertaraf tinggi. Diurutkan secara sistematis dan memerlukan pembelajaran yang sangat
langsung.
Mengingat
sifat
Matematika
yang
berurutan
makapendekatan belajar tuntas sangat sesuai dengan kurikulum Matematika. 3) Strategi belajar Pendekatan strategi belajar memusatkan pada pengajaran bagaimana belajar
Matematika.
Pendekatan
ini
membantu
siswa
untuk
mengembangkan strategi belajar metakognitif yang mengarahkan proses mereka dalam belajar Matematika. Siswa diajak belajar memantau pikiran sendiri dan didorong untuk mengatakan kepada diri sendiri, mengajukan pada diri sendiri, sebagai suatu metode untuk meningkatkan berfikir dan memproses informasi 4) Pemecahan masalah Pendekatan pemecahan masalah menekankan pada pembelajaran untuk berfikir tentang cara memecahkan masalah dan pemprosesan informasi matematika. Dalam menghadapi masalah matematika, khususnya soal cerita,
siswa
harus
melakukan
pilihan
dan
keputusan.
Dalam
memecahkan masalah matematika, siswa harus menguasai cara mengaplikasikan konsep-konsep yang menggunakan keterampilan komputasi dalam berbagai situasi baru yang berbeda-beda.
15
g. Penilaian dalam Pembelajaran Matematika Penilaian hasil belajar untuk mata pelajaran Matematika dapat dilakukan dalam dua jenis penilaian, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif dilakukan setiap akhir pokok bahasan, sedangkan penilaian sumatif dilakukan dalam beberapa pokok bahasan. Dalam rangka menambah pemahaman siswa dapat dilakukan penilaian tugas yang bisa dinerikan sebagai pekerjaan rumah. Penilaian pembelajaran Matematika dalam kurikulum 2004 (2004:11) dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu pembelajaran, ada beberapa hal yang diperhatikan yaitu : 1) Pemahaman konsep. Siswa mampu mengidentifikasikan konsep, mengidentifikasi, dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep. 2) Prosedur. Siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar. 3) Komunikasi. Siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis atau mendemonstrasikan. 4) Penalaran. Siswa mampu memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana. 5) Pemecahan masalah. Siswa mampu mamahami masalah,memilih strategi penyelesaian, menyelesaikan masalah. Cara lain yang sering dilakukan dalam penilaian pembelajaran Matematika adalah dengan mengadakan les atau termasuk jenis bimbingan individual dengan mengulangi pembelajaran individual dengan cara menanamkan kembali konsep-konsep yang belum dikuasai oleh siswa serta sapat dilakukan dengan konseling, yaitu dengan pendekatan behavioristik
16
3. Tinjauan Tentang Media a.
Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar.
Media adalah perantara atau penghantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyaknya batasan yang diberikan oleh para ahli tentang media menurut Association for Education Comunications Technology (AECT) di amerika yang di kutip oleh Arief S. Sadiman (1996: 6) media pendidikan ialah segala bentuk saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Menurut Ngadino Yustinus (2003: 9), mengemukakan ;Media adalah segala sesuatu beruapa sarana atau prasarana dan fasilitas yang digunakan pembelajar (guru) didalam menyampaikan pesan kepada subyek didik untuk memperjelas, memperlancar, merangsang, memotifasi dan efisiensi proses pembelajaran dalam mencapai tujuan intruksional secara optimal. Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesimpulan bahwa pengertian media dalam penelitian ini adalah sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar.
b. Tujuan dan Manfaat Media Menurut Piaget (dalam Muchtar A. Karin dkk, 1997: 20) mengemukakan Anak usia 7s/d 12 tahun yang masih duduk di Sekolah Dasar masih dalam taraf berfikir semi konkrit sehingga belum dapat memahami konsep-konsep pembelajaran seara jelas dan konkrit mengenai materi-materi pembelajaran yang diberikan. Oleh sebab itu, media sangat diperlukan dalam menunjang proses belajar bmengajar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
17
Tujuan dari penggunaan suatu media membuat guru dapat menyampaikan pesan secara lebih mudah kepada peserta didik. Sehingga peserta didik (siswa) terdebut dapat menguasai pesan (pembelajaran) secara cepat dan akurat. Menurut Arief S. Sadiman (2002: 16) secara umum media mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalisme 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. 3) Dengan menggunakan media pendidikan secara cepat dan bervariasi dan dapat diatasi sikap pasif anak didik. Senada dengan Kemp dan Dayton (1985) yang di kutip oleh Arsito Rahardi
(2003:15-
19)
mengidentifikasi
beberapa
manfaat
media
pembelajaran, yaitu :
1) Penyampaian materi pelajaran diseragamkan Setiap guru mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Dengan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya,
media
dapat
menampilkan informasi melalui suara, gerakan, dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program media lebih jelas, lengkap, menarik minat siswa. Dengan media, bahkan materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. 3) Proses pembelajaran lebih interaktif Jika dipilih dan dirancang dengan baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arahkepada siswa. Namun dengan media, guru
18
dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya. 4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga Keluhan selama ini sering kita dengar dari guru adalah selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang guru tentu saja akan menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan sistem peredaran darah manusia atau proses terjadinya gerhana matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah dijelaskan kepada anak. Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk dijelaskan oleh guru secara verbal. Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekalisajian menggunakan media, siswa akan mudah memahami pelajaran. 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapai juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami secara baik. Tetapi jika hal itu di perkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media akan pemahaman siswa pasti akan lebih baik. 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.
19
Program-program pembelajaran
audio
visual,
termasuk
program
pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Tanpa terkait oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan untuk belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas. Waktu banyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah. 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan. 8) Merubah peran guru yang lebih positif dan produktif Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi belajar, karena bisa berbagai peran dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotifasi belajar dan lain-lain.
Manfaat penggunaan media pembelajaran Matematika dalam penelitian ini adalah : 1) Penyampaian materi dapat diseragamkan 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas 3) Proses pembelajaran lebih interaktif 4) Efisiensi waktu dan tenaga 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
20
6) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pelajan 7) Merubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif 8) Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit 9) Informasi pelajaran yang disajikan dengan media memberikan kesan lebih mendalam c. Fungsi Media Pengajaran Menurut Mulayani Sumantri dan Johar Permana (Strategi Belajar Mengajar, 2001 : 154) mengemukakan : Media pengajaran adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mengantarkan
atau
menyampaikan
pesan,
berupa
sejumlah
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap kepeda peserta didik sehingga peserta didik itu dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan makna yang disampaikan itu. Secara umum, media berfungsi sebagai : 1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif 2) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar 3) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme 4) Membangkitkan motifasi belajar peserta didik 5) Memepertinggi mutu belajar mengajar Derek Ronmrie (1982) seperti dikutip dalam buku Media Pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional (2003 : 17) menyebutkan fungsi media pendidik atau pengajaran adalah : 1. Engange the Student s motivation (membangkitkan motivasi belajar). 2. Recall earlier learning (mengulang apa yang telah dipelajari) 3. Provide new learning (menyediakan stimulus belajar) 4. Activate the student s response (mengaktifkan respon para peserta didik) 5. Give speedy feedback (memberikan balikan dengan cepat/segera) 6. Encourage appropriate pratice (mengalahkan latihan yang serasi)
21
d. Alasan Penggunaan Media Pengajaran Menurut Mulayani Sumantri dan Johar Permana (Strategi Belajar Mengajar, 2001 : 55), alasan penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru bertitik tolak dari dua hal berikut, yaitu : 1) Belajar merupakan perubahan perilaku Belajar digunakan sebagai perubahan perilaku peserta didik. Perubahan ini terjadi dengan sendirinya melalui suatu Proses , proses perubahan perilaku ini dimulai dari adanyarangsangan, yaitu pserta didik menangkap suatu rangsangan kemudian mengolahnya sehingga menjadi suatu persepsi. Semakin kuat rangsangan yang diberikan semakin kuat persepsi peserta didik terhadap persepsi tersebut. Pembukaan persepsi harus diupayakan secara kuat oleh guru agar terbentuk suatu pengalaman belajar murid yang bermakna tetapi adakalanya pembentukan suatu persepsi dapat terganggu karena terdapat kekurangan atau hambatan dalam alat indera, kinat, pengalaman, kecerdasan, perhatian serta pengelaman kejelasan suatu obyek yang akan dikenalkan. Untuk mengurangi halangan terbentuknya persepsi harus diupayakan suatu bentuk alat bantu yang memudahkan atau mengurangi hambatan-hambatan penguasaan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu digunakan media pengajaran sebagai pemecahnya. 2) Belajar merupakan proses komunikasi Proses belajar mengajar pada hakekatnya merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi adalah proses menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertemtu ke penerima pesan. Dalam proses penyampaian pesan tersebut, tidak selamanya sukses, karena terdapat beberapa hambatan baik yang ditimbulkan dari pemberi pesan maupun darl penerima pesan. Hambatan atau gangguan dalam proses komunikasi ini disebut noises Noises dapat berupa keterbatasan peserta didik secara psikologi maupun psikologis, kultural maupun lingkungan. Untuk meredam, memperkecil, mengatasi atau menghilangkan beragam keterbatasan
22
dalam komunikasi itu, dapat digunakan alat perantara yang disebut media pengajaran.
e. Prinsip-prinsip Pemilihan Media Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (dalam Strategi Belajar Mengajar, 2001: 56) sebelum memutuskan untuk menggunakan suatu media tertentu dalam suatu peristiwa pengajaran, seorang guru perlu memahami prinsip-prinsip atau faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan suatu me dia. Adapun prinsip-prinsip pemilihan suatu media tersebut adalah : 1) Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan pengajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan. 2) Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan perserta didik. 3) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru baik dalam pengadaannya dan penggunaannya 4) Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. 5) Memilih media harus memahami karaktristik dari media itu sendiri
f. Jenis Media Pembelajaran Jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Henich dkk (1996) seperti dikutip dalam buku Media Pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional (2003: 23), membuat klafikasi menia yang lebih sederhana yaitu: 1) Media yang tidak di proyeksikan. Media realita, model, media grafis(gambar, foto, sketsa, diagram/ skema, bagan/ chart, grafik) 2) Media yang diproyeksikan. Transparansi OHP, film bingkai (slide) 3) Media Audio
23
Kaset audio (yang sering digunakan di sekolah). 4) Media Video. 5) Media berbasis komputer 6) Multi media kit Jenis media pembelajaran Matematika diantaranya adalah : 1. Busur 2. Jangka 3. Garis bilangan 4. Kartu bilangan 5. Bangun datar : segitiga siku-siku, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga lancip, segitiga tumpul, persegi, belah ketupat, trapesium, layang-layang, persegi panjang, jajar genjang dll. 6. Bangun ruang : Kubus, balok, prisma, kerucut, limas, tabung, bola 7. Kubus satuan 8. Alat peraga jam
4. Tinjauan Tentang Kubus Satuan a. Pengertian Tentang Kubus Satuan Kubus Satuan adalah salah satu media pembelajaran Matematika yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep atau pengertian tentang volume bangun ruang (Kubus dan Balok). Media ini terbuat dari plastik yang berbentuk kubus dengan warna yang menarik, sehingga dengan media ini siswa lebih senang belajar. Dengan demikian prestasi belajar anak dapat meningkat.
Gambar : Kubus-kubus satuan
24
b. Fungsi Kubus Satuan Media Kubus Satuan mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1. Untuk menjelaskan konsep volume bangun ruang (kubus dan balok) 2. Untuk menemukan rumus volume bangun ruang (kubus dan balok) 3. Untuk membangkitkan semangat belajar siswa
c. Cara menggunakan Kubus Satuan Kubus satuan dapat digunakan dengan cara-cara : 1. Membuat beberapa kubus dan balok dengan cara menyusun kubus-kubus satuan 2. Menghitung kubus-kubus satuan yang digunakan untuk membuat kubuskubus/balok-balok tersebut 3. Jumlah kubus-kubus satuan yang digunakan adalah volume/isi dari masing-masing kubus/balok tersebut. 4. Selanjutnya dijelaskan : -
Jumlah kubus satuan kesamping menyatakan lebar kubus/balok ( )
-
Jumlah kubus satuan kebelakang menyatakan lebpanjang kubus/balok (p)
-
Jumlah kubus satuan keatas menyatakan tinggi kubus/balok (t)
5. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kubus/balok yang berukuran panjang = p, lebar : , dan tinggi : t, volumenya dirumuskan V:px xt 6. Karena kubus mempunyai rusuk yang sama panjang maka volumenya dapat dirumuskan : V:sxsxs :s3
25
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan Dalam penulisan PTK ini penulis menyampaikan sebuah penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh penulis.Penelitian tersebut dilakukan oleh saudara Agus Tri Basuki dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada tahun 2008.Penelitian tersebut berjudul Penggunaan Media Blok Dienes Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Bagi Siswa Berkesulitan Belajar Di Kelas V SD N 2 Selodoko Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan penelitian ini tersebut (1) Meningkatkan motivasi siswa berkesulitan belajar pada pelajaran Matematika di kelas V SD N 2 Selodoko Tahun Ajaran 2008/2009; (2) Meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa berkesulitan belajar di kelas V SD N 2 Selodoko Tahun Ajaran 2008/2009. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tersebut adalah motivasi siswa berkesulitan belajar dan prestasi belajar Matematika. Sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini penggunaan media blok dienies Bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian tersebut adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model penelitian yang dilakukan menggambarkan serangkaian langkah yang membentuk siklus. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian ini adalah 9 siswa berkesulitan belajar di kelas V SD N 2 Selodoko. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi: observasi, wawancara, angket motivasi, dan tes hasil belajar. Teknik analisis yang digunakan melalui tiga tahap yaitu: reduksi data, paparan data, dan penyimpulan data. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan kelas pada siklus I belum menunjukkan hasil yang signifikan. Untuk motivasi siswa berkesulitan belajar setelah diadakan siklus I siswa yang memiliki kategori cukup baik sebanyak 9 siswa atau 100%. Untuk analisis prestasi belajar diperoleh nilai rata-rata yaitu 55,56 dan siswa yang memperoleh nilai
60 sebanyak 3 siswa atau
33% dari 9 siswa. Pada siklus II (perbaikan) telah menunjukkan hasil yang
26
signifikan/bagus. Untuk motivasi siswa berkesulitan belajar terdapat siswa yang memiliki kategori cukup baik sebanyak 2 siswa atau 22,22%, kategori baik sebanyak 7 siswa atau 77,78%. Untuk analisis prestasi belajar diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 65, sedangkan siswa yang memperoleh nilai
60 sebanyak 9 siswa atau
100% dari 9 siswa berkesulitan belajar. Kesimpulan yang dapat diambil adalah (1) Penggunaan media blok dienies dapat meningkatkan motivasi siswa berkesulitan belajar pada pelajaran Matematika di kelas V SD N 2 Selodoko Tahun Ajaran 2008/2009; (2) Penggunaan media blok dienies dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa berkesulitan belajar di kelas V SD N 2 Selodoko Tahun Ajaran 2008/2009.
C. Kerangka Pemikiran Untuk mengatasi berbagai permasalahan kehidupan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat diperlukan cara berpikir yang sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Matematika selalu dinggap oleh anak sebagai mata pelajaran yang sulit, rumit, kurang menarik dan tidak disukai sebagaian besar siswa. Anggapan sebagian besar siswa tersebut menyebabkan siswa enggan belajar matematika. Adapun beberapa upaya agar siswa terdorong untuk belajar matematika adalah dengan penyajian materi yang menarik sehingga menumbuhkan minat untuk belajar. Berdasar hasil pengalaman peneliti, maka dengan mengoptimalkan pengguna media yang dibuat secara menarik dapat memperkuat ingatan siswa, sehingga pembelajaran tampak lebih hidup dan menarik serta hasil lebih meningkat. Penggunaan media dapat mendorong siswa untuk melihat dan menghayati dengan seksama. Sehingga dapat memegang, menghitung dan menafsirkan apa yang mereka pegang dengan bebas sesuai kemampuan masing-masing yang akhirnya apa yang mereka pelajari melekat dalam ingatan untuk meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan uraian diatas, maka alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
27
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Hasil belajar matematika tentang volume bangun ruang (kubus dan balok) rendah
a. b. c. d.
SIKLKUS I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
e. f. g. h.
SIKLKUS II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Penggunaan media Kubus Satuan
Hasil belajar matematika tentang volume bangun ruang (kubus dan balok) meningkat
D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran diatas dapat diajukan hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : Penggunaan Media Kubus Satuan dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
28
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, dengan alasan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pada tahun-tahun sebelumnya dalam penyempaian
materi pembelajaran
matematika khususnya materi volume ubus dan balok belum menggunakan media Kubus Satuan . b. Di Sekolah Dasar Negeri 2 Tlogolele, rata-rata Matematika rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2009
2010
selama 6 bulan, mulai Juli sampai dengan bulan Desember 2009.
B. Subjek Penelitian Penulis mengambil siswa kelas V SD N Negeri 2 Tlogolele, Kecamatan Selo, tahun pelajaran 2009 / 2010 semester gasal sebagai subjek penelitian. Subjek tersebut penulis pilih karena selama ini prestai belajar matematika di sekolah tersebut belum memuaskan. Masih ada beberapa anak yang nilai matematikanya di bawah kreteria ketuntasan minimal.Dari pengamatan penulis, beberapa siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele masih lemah dalam penguasaan konsep volume bangun ruang(kubus dan balok).Pada kesempatan ini penulis menggunakan media kubus satuan dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada volume bangun ruang.
29
C. Prosedur Penelitian 1. Bentuk Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian, yang lebih menekankan pada masalah perbaikan proses di kelas, maka jenis penelitian yang tepat adalah Penelitian Tindakan Kelas. Dengan menggunakan bentuk penelitian ini, peneliti berharap akan mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.
2. Strategi Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Berdasarkan
temuan-temuan
di
kelas,
maka
peneliti
berusaha
meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V dengan penanaman konsep melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasai siswa. Sehubungan hal tersebut maka tindakan yang diduga paling tepat adalah dengan menggunakan media Kubus Satuan dalam menjelaskan konsep volume Kubus dan Balok. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai berikut:
Perencanaan I
Refleksi
Siklus I
Observasi
Perencanaan II
Tindakan
Refleksi
Siklus II
Observasi (Kemmis dan Mc Taggart, 1982)
III
Tindakan
30
1) Tahap Perencanaan a. Mengumpulkan data yang diperlukan b. Merencanakan pembelajaran dengan media Kubus Satuan
beserta
mendesain alat evaluasinya. c. Membuat laporan observasi. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Guru menerapkan model pembelajaran sesuai dengan rencana pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. b. Siswa belajar dengan menggunakan media
Kubus Balok
dengan
bimbingan guru. 3) Tahap Observasi a. Tindakan guru memonitor siswa selama proses pembelajaran. b. Menilai hasil dalam pembelajaran matematika. 4) Tahap Refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1, 2, dan 3 berdasarkan hasil reflesi ini akan diketaui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan prestasi matematika pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, maka dibuat siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan, dan tahap refleksi. Demikian juga untuk siklus III selanjutnya sampai prestasi belajar matematika meningkat. 3. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas dan juga sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
31
1) Wawancara Menurut Suharsimi Arikunto (1991: 27) Wawancara atau intervieu (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Menurut Moh. Surya, 1975: 50) wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dngan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Menurut Zaenal Arifin (1988: 54) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi, dan atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan nara sumber. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai (interviewee) tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara menanyakan sesuatu melalui perantara orang lain, tidak langsung kepada sumbernya.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (1)
Interview bebas Interview bebas ini dilaksanakan dimana responden mempuyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan-patokan
atau
pedoman
yang
telah
ditetapkan
oleh
pewawancara. (2)
Interview terpimpin Interview terpimpin merupakan interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertnyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Dengan ini responden, tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan.
Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan secara langsung yaitu percakapan dan tanya jawab kepada siswa secara langsung tanpa perantara. Wawancara ini juga dilakukan secara tertutup dan bebas, dengan maksud agar
siswa
dapat
mengungkapkan
permasalahan,
keinginan
dan
32
kebutuhannya dalam kegiatan pembelajaran secara bebas dan tidak malu terhadap guru. Wawancara ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut dan
dipergunakan untuk mengetahui secara
mendalam tentang kondisi anak sebelum pembelajaran dengan alat peraga maupun setelah pembelajaran dengan media pembelajaran dengan bangun ruang.
2) Observasi Menurut Zaenal Arifin (1988: 49) Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistmatis, logis, dan rasional mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki. Menurut Suharsimi Arikunto (1991: 27) pengamatan atau obsevasi (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis. Observasi ada tiga macam, yaitu : 1) Observasi partisipan Observasi partisipan ini dilakukan untuk pengamatan sendiri dimana pengamat (peneliti) memasuki dan mengikuti semua kegiatan yang sedang dilakukan. 2) Observasi sistematik Observasi ini semua aspek yang diamati sudah terdaftar secara sistematik. Observasi ini dilakukan oleh pengamat/peneliti tanpa memasuki dan mengikuti semua kegiatan yang sedang diamati. 3) Observasi eksperimental Observasi ini, pengamat/peneliti tidak ikut berperan dalam pengamatan, tetapi pengamat mengendalikan unsur-unsur observasi dengan tujuan evaluasi.
Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti (pengamat) dalam penelitian ini, berperan aktif dalam semua pembelajaran di kelas. Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data
33
yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut, dan dengan observasi ini akan diperoleh data-data mengenai seluruh aktivitas atau tingkah laku siswa dalam pembelajaran.
3) Tes Hasil Belajar Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru. Dalam melaksanakan penilaiannya seorang guru dapat menggunakan teknik tes dan non tes. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Teknik Tes Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 29) teknik tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang berupa serentetan pertanyaan atau latihan yang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 36) Adapun wujud tes dapat berupa tiga macam yaitu : a) Tes Diagnosis yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahankelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. b) Tes Formatif adalah tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana prestasi hasil belajar siswa setelah mengikuti suatu program. Dalam kedudukanya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. c) Tes Sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman ini di sekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, dan sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum semester.
34
2) Teknik Non Tes Teknik non tes adalah sekumpulan pertanyaan yang jawabannya tidak memiliki nilai benar atau salah sehingga semua jawaban responden bisa diterima dan mendapatkan skor. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 27) Teknik evaluasi non tes dapat berupa : a) Skala bertingkat (rating scale) Skala yang digambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan. b) Kuesioner (questionair) Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden untuk mengetahui keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, atau pendapatnya). c) Daftar cocok (check list) Merupakan deretan pertanyaan dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang telah disediakan. d) Wawancara Merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. e) Pengamatan Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. f) Riwayat Hidup Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupan.
35
Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif. Tes ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana prestasi hasil belajar siswa yang terbentuk setelah menggunakan media bangun ruang. Tes formatif ini digunakan sebagai dasar dalam penelitian selanjutnya. 5. Validitas Data Untuk menjamin validitas data dan pertanggungjawaban dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan, tehnik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain trianggulasi. 1. Trianggulasi Data (sumber) dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber berbeda. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih tepat sesuai dengan keadaan siswa 2. Trianggulasi metode. Jenis trianggulasi metode ini dilakukan dengan mengumpulkan
data
sejenis
tetapi
dengan
menggunakan
teknik
mengumpulkan data yang berbeda. Yang ditekankan adalah penggunaan teknik dan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. 6. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif Miles dan Huberman. model analisis interaktif ini mempunyai tiga komponen pokok, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi. aktifitasnya dilakukan dalam bentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagi suatu proses siklus. Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaksi dari Miles dan Huberman dapat digambarkan dengan skema sebagi berikut :
36
Pengumpulan data
Sajian data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Reduksi data
(H.B. Sutopo 1996 : 87) Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman
Langkah-langkah analisis : 1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kekas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan. 2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun tabel dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut. 3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus..Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. 4. Melakukan analisis dikembangkan struktur sajian datanya bagi susunan laporan. 5. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian. 6. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengenbangan saran dalam laporan akhir penelitian.
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan ( 3 x 35 menit) selama 2 minggu dalam bulan Agustus 2009. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut : a) Perencanaan Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari siswa kelas V sebanyak 12 anak terdapat 4 anak atau 33,33% yang masih belum mencapai batas ketuntasan belajar. Setelah dilakukan pemeriksaan pada lembar pekerjaan siswa, ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat memahami tentang konsep yang diajarkan (volume kubus dan balok). Atas dasar hal tersebut, guru kelas melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas lain tentang alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele. Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru lain, guru kelas memililih media Kubus satuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele. Dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran Matematika,
guru
kelas
melakukan
langkah-langkah
pembelajaran
Matematika dengan menggunakan media Kubus Satuan. Adapun langkahlangkah yang dilakukan dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Memilih/ Menentukan kompetensi dasar, hasil belajar
dan
indikator yang hendak dicapai 2) Mempersiapkan media kubus Satuan yang akan digunakan. 3) Menyusun rencana persiapan pembelajaran (RPP) berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati bersama.
38
b) Pelaksanaan Pembelajaran Dalam kompetensi dasar Menghitung volume kubus dan kotak . Pembelajaran
dilaksanakan
dengan
menggunakan
Kubus
Satuan.
Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 2x pertemuan. 1) Pertemuan ke-1 Pada pertemuan ini pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Pembagian media Kubus Satuan dan LKS kepada masing-masing kelompok b) Pengerjaan LKS oleh masing-masing kelompok di bawah bimbingan guru. LKS untuk kelompok I dan III 1. Lakukan kegiatan ini secara berkelompok 2. Siapkan kubus-kubus satuan sebanyak yang dibutuhkan 3. Buatlah susunan-susunan yang berbentuk kubus dengan ukuran : a. Sisi = 4 kubus satuan b. Sisi = 3 kubus satuan c. Sisi = 2 kubus satuan 4. Setelah terbentuk, hitunglah banyaknya kubus satuan yang menyusunnya serta catat hasilnya ! 5. Ulangi langkah 3 dan 4 dengan ukuran yang berbeda 6. Dari kegiatan ini, apa yang dapat kamu simpulkan tentang hubungan antara ukuran kubus dan banyak kubus satuan yang menyusun balok tersebut ? LKS untuk kelompok II dan IV 1. Lakukan kegiatan ini secara berkelompok Setiap kelompok terdiri atas empat orang 2. Siapkan kubus-kubus satuan sebanyak yang dibutuhkan 3. Buatlah susunan-susunan yang terbentuk balok dengan ukuran tertentu :
39
Misal : panjang = 5 kubus satuan lebar
= 4 kubus satuan
tinggi
= 3 kubus satuan
4. Setelah terbentuk, hitunglah banyaknya kubus satuan yang menyusunnya. 5. Ulangi langkah 3 dan 4 dengan ukuran yang berbeda 6. Dari kegiatan ini, apa yang dapat kamu simpulkan tentang hubungan antara ukuran balok dan banyak kubus satuan yang menyusun balok tersebut ? c) Presentasi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan tugasnya di bawah bimbingan guru. d) Pemantapan atau rangkuman materi materi oleh guru secasa klasikal Kubus adalah bangun ruang yang semua sisinya sama (sisi panjang, sisi lebar, dan sisi tinggi) Keterangan gambar : Masing-masing sisi = 3 kubus satuan
Volume kubus dengan sisi 3 kubus satuan dapat dicari : -
Menghitung semua kubus satuan yang digunakan untuk menyusunnya
-
Dengan mengalikan sisi panjang, sisi lebar, dan sisi tinggi kubus tersebut. Kubus adalah bangun ruang yang memiliki sisi sama panjang. Oleh karena itu kubus dengan sisi 3 kubus satuan, volumenya = 3 x 3 x 3 = 27 kubus satuan. Kegiatan semacam itu dilaksanakan berkali-kali dengan kubus yang berbeda-beda sehingga siswa dapat menemukan Rumus volume kubus dengan benar . Sehingga kubus dengan sisi (s), rumus volumenya = V = s x s x s = s3
40
Balok adalah bangun ruang yang memiliki sisi panjang, sisi lebar, dan sisi tinggi. Keterangan gambar : p = Sisi panjang ada 5 kubus satuan l = Sisi lebar ada 3 kubus satuan t = Sisi tinggi ada 3 kubus satuan
Volume balok dengan ukuran sisi panjang p, sisi lebar l, dan sisi tinggi t di samping dapat dicari dengan cara : -
Menghitung semua kubus satuan yang digunakan untuk menyusunnya (45 kubus satuan)
-
Mengalikan sisi panjang (p), sisi lebar (l), dan sisi tinggi (t) atau p x l x t. Jadi balok dengan ukuran P = 5, l=3, dan t =3. volumenya = 5 x 3 x 3 = 45 kubus satuan.
Kegiatan semacam itu dilakukan berkali-kali sehingga siswa dapat menemukan rumus balok dengan tepat. Balok dengan sisi P, lebar l, dan tinggi t rumus volumenya adalah = V = p x l x t. Kemudian guru membagikan lembar evaluasi sebagai penutup pembelajaran, serta memberikan tindak lanjut (memberi pesan-pesan agar tetap rajin belajar).
2) Pertemuan ke 2 Materi pertemuan ini adalah volume kubus dan balok dengan indikator Menghitung volume kubus dan balok . Pada pertemuan ini pembelajaran dimulai dengan berdo a bersama, dilanjutkan absensi siswa dan menyanyikan lagu bangun tidur ku terus mandi. Inti pembelajaran pertemuan ini dengan menggunakan beberapa langkah sebagai berikut : a) Pembagian LKS kepada masing-masing kelompok.
41
b) Pengerjaan LKS masing-masing
kelompok di bawah bimbingan
guru. c) Setelah LKS selesai dikerjakan beberapa orang siswa mengerjakan di papan tulis. Siswa yang lain memperhatikan pekerjaan teman dan siap membantu jika diperlukan. d) Pembuatan ringkasan materi secara klasikal dibimbing oleh guru. Selesai pembuatan rangkuman dilanjutkan dengan pembagian lembar evaluasi untuk dikerjakan sebagai ahli pembelajaran lembar evaluasi. Lembar evaluasi Tentukan volume (V),sisi (s ) panjang (p) atau lebar ( l ) bangun-bangun di bawah ini!
5.
42
3) Pertemuan ke-3 Pertemuan ini dengan materi volume kubus dan balok dengan indikator Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan volume kubus dan balok. Sebagai kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan berdo a bersama, absensi siswa, dan Tanya jawab tentang volume yang telah dipelajari.
Langkah-langkah pembelajaran sebagai intinya adalah sebagai berikut : a) Guru meletakkan beberapa soal uraian tentang volume di papan tulis dengan karton besar. b) Beberapa
siswa
maju
untuk
mengerjakannya,
teman
lain
memperhatikan dan siap membantu jika diperlukan c) Bersama-sama guru dan siswa membuat rangkuman materi. d) Pembagian lembar evaluasi sebagai akhir pembelajaran dilakukan oleh guru.
Lembar evaluasi Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. 1. Pak Win membeli sekardus sabun untuk persediaan tokonya. Setiap sabun dikemas dalam bungkus berbentuk balok kecil.Di dalam kardus, sabun-sabun itu disusun dengan panjang 6 bungkus, lebar 6 bungkus, dan tinggi 6 bungkus. Berapa jumlah seluruh sabun dalam kardus itu ? 2. Pak Win menyusun kardus-kardus berisi gelas di lantai tokonya. Susunan kardus gelas itu berbentuk balok berukuran panjang 6 kardus, lebar 4 kardus, dan tinggi 4 kardus. Menurutmu, berapa jumlah kardus gelas yang disusun Pak Win? 3. Dito, anak Pak Win, menyusun kubus-kubus mainannya menjadi kubus yang lebih besar. Panjang sisi kubus besar itu 5 kubus mainan. Berapa
43
jumlah kubus mainan yang digunakan Dito untuk membuat kubus besar itu ? 4. Pak Win mempunyai hobi memelihara ikan hias. Di rumahnya terdapat akuarium berbentuk balok. Akuarium tersebut dapat menampung air sebanyak 216.000 cm3. Jika panjang akuarium 90 cm dan lebarnya 40 cm, berapa tinggi akuarium ? 5. Di belakang rumah Pak Win terdapat sebuah kolam berbentuk balok. Panjang dan tinggi kolam sama yaitu 1,5 m. Jika volume air yang dapat ditampung kolam 6,75 m3, berapa panjang kolam ? 6. Yoga mengambil pita meteran dan berlari ke kamar mandi. Dia mengukur bak air. Ternyata panjang semua sisi bak air sama yaitu 60 cm. Berapa volume bak air tersebut ? 7. Luas alas sebuah kubus sama dengan luas alas sebuah balok. Jika tinggi balok 9 cm dan volumenya 576 cm3, berapa panjang rusuk kubus ? 8. Sebuah akuarium berbentuk balok. Akuarium tersebut berukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 60 cm. Apabila akuarium tersebut diisi air 330 dm3, tentukan tinggi air di akuraium (1 dm3 = 1.000 cm3). 9. Anto memiliki akuarium dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 20 cm. Hitung berapa volume akuarium Anto ! 10. Yanto memiliki bak mandi. Setelah diukur ternyata semua sisinya sama (3m). Berapa volume bak tersebut ? c) Observasi Dalam tahap ini guru kelas secara kolaboratif bersama kelas lain melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, namun berlaku juga pada aspek tindakan
44
guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan. Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: Pertemuan
: I (satu)
Indikator
: Menemukan rumus volume kubus dan balok.
Media
: Kubus Satuan.
Hasil observasi : 1) Kegiatan siswa. a) Siswa aktif memperhatikan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian cukup tinggai. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok. 2) Kegiatan guru. a) Guru sudah menberikan informasi secara tepat. b) Guru sudah telah menggunakan berbagai sumber c) Guru telah menggunakan waktu secara tepat sesuai dengan rencana. d) Guru penuh perhatian terhadap siswa. e) Guru telah memberi motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok. f) Guru sudah menggunakan multi metode. g) Guru telah melakukan penilaian proses. h) Guru sudah melakukan penilaian hasil belajar. i) Guru sudah memberikan tindak lanjut.
45
Pertemuan
: 2 (dua).
Indikator
: Menghitung volume kubus dan balok.
Media
: Kubus Satuan.
Hasil obserasi: 1) Kegiatan siswa. a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian masih kurang. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa belum neningkat. e) Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam materi penjumlahan dengan menyimpan. 2) Kegiatan guru. a) Guru sudah menberikan informasi secara tepat. b) Guru sudah telah menggunakan berbagai sumber. c) Guru telah menggunakan waktu secara tepat sesuai dengan rencana. d) Guru penuh perhatian terhadap siswa. e) Guru telah memberi motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok. f) Guru sudah menggunakan multi metode. g) Guru telah melakukan penilaian proses. h) Guru sudah melakukan penilaian hasil belajar. i) Guru sudah memberikan tindak lanjut.
Pertemuan
: 3 (tiga).
Indikator
: Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan volume kubus dan balik.
Media
: Kubus Satuan.
1) Kegiatan Siswa. a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian belum terlihat.
46
d) Kurangnya kreatifitas dan inisiatif siswa. e) Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam materi pengurangan dengan teknik meminjam. f) Siswa cukup aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok. 2) Kegiatan Guru. a) Guru sudah menberikan informasi secara tepat. b) Guru sudah telah menggunakan berbagai sumber. c) Guru telah menggunakan waktu secara tepat sesuai dengan rencana. d) Guru penuh perhatian terhadap siswa. e) Guru telah memberi motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok. f) Guru sudah menggunakan multi metode. g) Guru telah melakukan penilaian proses. h) Guru sudah melakukan penilaian hasil belajar. i) Guru sudah memberikan tindak lanjut. d) Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisa. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan, baru pada materi menemukan rumus kubus dan balok. Perubahan baik pada aktivitas siswa maupun pada pencapaian prestasi belajar. sedangkan untuk materi yang lain belum menunjukkan perubahan yang berarti. Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut: Indikator : Menemukan rumus volume kubus dan balok. Menghitung volum kubus dan balok. Menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berhubungan dengan volume kubus dan balok. Media : Kubus Satuan.
47
Hasil evaluasi siklus 1, dengan KKM = 60 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
50 55 55 70 70 75 85 90 75 70 55 80 Rata
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas rata kelas
50 50 55 70 55 50 85 85 50 75 55 85
tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas
55 55 65 65 60 55 70 75 50 70 65 70
tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas
Grafik Hasil evaluasi siklus I
N i l a i R a t a r a t a
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
No Absen
8
9 10 11 12
Ratarata 51.67 53.33 58.33 68.33 61.67 60.00 80.00 83.33 58.33 71.67 58.33 78.33 65.28
48
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru namun dalam materi masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Akibatnya hasil prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus 1 belum menunjukkan perubahan yang berarti, nilai rata-rata siswa 65.28 dan siswa yang mendapat nilai
60 sebanyak 7 siswa atau 58,33 % menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kubus satuan pada siklus I belum berhasil.
2. Siklus II Tindakan Siklus II dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan November 2009 tindakan dalam siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tahapantahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: a) Perencanaan Untuk mengulang pembelajaran materi Matematika dengan indikator menghitung volume kubus dan balok. Langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran pada siklus II yaitu: 1) Memilih/menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang endak dicapai, 2) Mempersiapkan alat-alat media yang akan digunakan. 3) Menyusun rencana persiapan pembelajaran (RPP) berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati bersama. Mengingat hasil analisis terhadap pekerjaan siswa pada siklus I, sebagaian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan indikator ke-3 dan pada siklus 1, maka rancangan kegiatan belajar mengajar menekankan pada pemahaman konsep, mencari volume dan menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan volume kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari. b) Pelaksanaan Tindakan Pada pertemuan ini materi diajarkan adalah volume kubus dan balok dengan indikator menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan volume kubus dan balok.
49
Sebagai kegiatan awal atau pembuka, guru memusatkan perhatian siswa dengan cara memberikan pertanyaan secara klasikal, setelah siswa menjawab guru mengulang sedikit tentang soal cerita. Kegiatan dilanjutkan inti pembelajaran dengan membagikan LKS untuk dikerjakan.Setelah LKS selesai dikerjakan guru membuat rangkuman materi yang ditulis dipapan tulis secara klasikal.Kemudian guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan sebagai penutup pembahasan. Lembar evaluasi. Jawablah soal-soal dibawah! 1. Sebuah akuarium berbentuk balok. Panjang 90 cm, lebarnya 60 cm, dan tingginya 60 cm. akuarium tersebut diisi air setinggi 45 cm. berapa volume air dalam akuarium tersebut? 2. Pak Eko seorang peternak ikan lele. Dia mempunyai kolam pemeliharaan ikan lele berbentuk balok. Panjang kolam 5 m, lebar 3 m, dan tinggi air 0,6 m. berapa volume air yang di kolam tersebut? 3. Sebuah lemari berbentuk balok. Panjang sisi alasnya sama. Volume lemari 720 dm2 dan tingginya 2 m. berapa sentimeter lebar lemari tersebut? 4. Sebuah bak mandi berbentuk balok. Panjang dan lebar bagian dalam bak 6 dm dan 5 dm. apabila diisi air sebanyak 120 dm2 , berapa desimeter tinggi airnya? 5. Kolam yang panjangnya 8 m berisi air setinggi 8 dm. apabila volume air 25.600 dm3 , tentukan lebar kolam.
Setelah lembar evaluasi selesai dikerjakan lembar jawab dikumpulkan di meja guru. guru memberikan PR dan pesan-pesan agar siswa lebih rajin belajar. Serta pembelajaran ditutup dan ucapan salam.
50
1) Pertemuan ke-1 Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, kemudian untuk memusatkan konsentrasi, siswa diajak tanya jawab tentang PR minggu lalu dan menunjukan pada guru . Memasuki materi pokok guru menulis soal-soal di papan tulis untuk dikerjakan oleh beberapa siswa. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pembagian lembar kerja secara kelompok untuk dikerjakan bersama kelompoknya. Guru mengawasi siswa yang kurang aktif dan memberikan bimbingan pada siswa yang membutuhkan. Setelah selesai pembahasan tugas kelompok kegiatan dilanjutkan pembagian lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara individu.
2) Pertemuan ke-2 Setelah berdoa dan mengabsen siswa dilanjutkan apresiasi tentang pelajaran minggu yang lalu. Guru membagikan kertas untuk membuat kubus dan balok dari kertas yang akan digunakan sebagai media pembelajaran.Guru menulis beberapa soal cerita tentang volume dikerjakan siswa dipapan tulis. Setelah semua dibahas pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara kelompok. Kegiatan berikutnya adalah pembahasan hasil kerja kelompok, dilanjutkan dengan pembagian lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara individu. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas rumah sebagai tindak lanjut. c) Observasi Guru kelas secara kalaboratif bersama Kepala Sekolah dan guru kelas yang lain melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan cermat dan teliti. Observasi ini ditunjukkan pada kegiatan guru, maupun aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran, serta suasana kelas saat pembelajaran. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini digunakan sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan prestasi belajar Matematika siswa dalam diskusi balikan. Analisis hasil
51
prestasi belajar siswa yang telah dilaksanakan, digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Adapun uraian hasil observasi siklus II sebagai berikut. Pertemuan
: 1 (satu).
Indikator
: Menghitung volume kubus dan balok.
Media
: Kubus Satuan.
1) Kegiatan Siswa. a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian meningkat. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok. 2) Kegiatan Guru. a) Guru sudah menberikan informasi secara tepat. b) Guru sudah telah menggunakan berbagai sumber. c) Guru telah menggunakan waktu secara tepat sesuai dengan rencana. d) Guru penuh perhatian terhadap siswa. e) Guru telah memberi motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok. f) Guru sudah menggunakan multi metode. g) Guru telah melakukan penilaian proses. h) Guru sudah melakukan penilaian hasil belajar. i) Guru sudah memberikan tindak lanjut. Pertemuan
: 2 (dua).
Indikator
: Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan volume kubus dan satuan.
Media
: Kubus Satuan.
1) Kegiatan Siswa. a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian belum terlihat.
52
d) Siswa lebih kreatif. 2) Kegiatan Guru. a) Guru sudah menberikan informasi secara tepat. b) Guru sudah telah menggunakan berbagai sumber. c) Guru telah menggunakan waktu secara tepat sesuai dengan rencana. d) Guru penuh perhatian terhadap siswa. e) Guru telah memberi motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok. f) Guru sudah menggunakan multi metode. g) Guru telah melakukan penilaian proses. h) Guru sudah melakukan penilaian hasil belajar. i) Guru sudah memberikan tindak lanjut. d) Refleksi Data prestasi belajar siswa pada pertemuan ke-2 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Data Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II KKM : 60 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pertemuan I
Pertemuan II
Indikator 2
Indikator 3
75 tuntas 80 tuntas 75 tuntas 70 tuntas 70 tuntas 75 tuntas 85 tuntas 90 tuntas 75 tuntas 70 tuntas 70 tuntas 80 tuntas Rata - rata
80 85 85 85 80 85 85 75 75 85 80 75
tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas
Rata-rata 77,50 82,50 80,00 77,50 75,00 80,00 85,00 82,50 75,00 77,50 75,00 77,50 78,75
53
Grafik Hasil evaluasi siklus II
N i l a i R a t a r a t a
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 No Absen
Hasil analisa data dan diskusi balikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kubus satuan pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut: Indikator :
Menghitung volume kubus dan balok. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan volume kubus dan balok.
Siswa cukup aktif mengerjakan tugas-tugas guru, tapi rasa ingin tahu masih kurang, hal ini tampak dari sikap siswa yang memilih diam daripada bertanya. Guru memberikan informasi secara tepat, memberi motivasi dan melaksanakan penilaian proses. Dengan demikian prestasi belajar siswa telah sesuai dengan yang diharapkan. Adapun hasil nilai rata-rata kelas telah mencapai 78,75 siswa yang memperoleh nilai telah mencapai KKM.
6,0 sebanyak 12 siswa atau 100 % dan
54
B. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta perkembangan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain : 1. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran 2. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru 3. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat 4. Kerja sama dengan temannya lebih meningkat 5. Keterampilan berdiskusi lebih meningkat 6. Siswa lebih aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dapat dilakukan dengan menggunakan media kubus satuan. Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatanpeningkatan nilai yang diperoleh siswa baik perorangan maupun seara klasikal pada setiap siklus. Sedangkan perkembangan prestasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut Data perbandingan nilai Siklus I dan Siklus II No Rata-rata Siklus I 1 51.67 2 53.33 3 58.33 4 68.33 5 61.67 6 60.00 7 80.00 8 83.33 9 58.33 10 71.67 11 58.33 12 78.33 Rata65.28 rata
Rata-rata Siklus II 77.50 82.50 80.00 77.50 75.00 80.00 85.00 82.50 75.00 77.50 75.00 77.50 78.75
55
Grafik perbandingan nilai Siklus I dan Siklus II N i l a i R a t a r a t a
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Siklus I Siklus II
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
No Absen Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa penggunaan media kubus satuan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika untuk materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SD N 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali khususnya dan siswa-siswa kelas V sekolah umumnya.
sekolah lain pada
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan
media kubus satuan dalam pembelajaran
Matematika pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dapat dibuat simpulan sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan menggunakan media kubus satuan efektif untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. 2. Cara meningkatkan prestasi belajar Matematika dengan menggunakan media kubus satuan adalah : a. Media Kubus satuan harus dibuat sebagus mungkin baik bahan, bentuk, maupun warnanya. b. Guru harus terampil mempresentasikan kehebatan media Kubus satuan baik bahan pembuatannya, komponen-komponennya, maupun fungsi-fungsinya. c. Siswa harus menyukainya, sehingga siswa mau menggunakan seoptimal mungkin. 3. Cara mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan media kubus satuan adalah : Karena jumlah media yang tersedia sangat terbatas, maka guru harus mengupayakan agar jumlah media sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Ternyata pembelajaran Matematika dengan menggunakan media kubus satuan dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 Dengan demikian penerapan pembelajaran Matematika dengan menggunakan media kubus satuan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran Matematika di kelas V sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
57
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan hasil penelitian, serta dalam rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan prestasi belajar, khususnya bidang studi Matematika, maka dapat disampaikan saran-saran : 1. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai alat peraga Matematika khususnya dan alat peraga lain pada umumnya, hal ini diharapkan lebih menunjang dalam penanaman konsep-konsep Matematika secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memberdayakan penggunaan media dalam proses pembelajaran Matematika .
2. Bagi Guru Guru hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran Matematika, karena hal itu sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran, yang pada akhirnya berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.
3. Bagi Siswa Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selalu taat dan patuh pada guru serta aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Selalu rajin belajar, sehingga memperoleh prestasi bealajar Matematika yang optimal.
4. Bagi Orang Tua Orang tua hendaknya berperan aktif dalam memberikan perhatian dan motivasi anaknya. Hal tersebut sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak mereka. Untuk itu kerja sama dan jalinan kekeluargaan antara orang tua, sekolah dan masyarakat harus selalu terbina. Hal itu perlu dilakukan demi keberhasilan prestasi belajar anak.
58
DAFTAR PUSTAKA
Aristo Rahudi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta Depdiknas.
Buchori.M. 1997. Pengantar Psikologi. Jakarta : Je mane.
Depdikbud. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.
__________. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Dirjen Pendasmen Direktorat Menengah Umum.
Depdiknas. 2003. Dalam Dunia Guru. Htt://(www.geogle.co.id( 5 Juli 2009)
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Universitas Negeri Malang.
Moch Ichsan. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika Di Sekolah Dasar Semarang : BPG.
Suyitno. 2004. Dalam Dunia Guru. Htt ://(www.google.co.id (5 September 2009).
59
LAMPIRAN