perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh : SUJIYATI NIM. X1907003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh : SUJIYATI NIM. X1907003
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Pennelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjan Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Laporan PTK Tanda tangan
Nama Terang Ketua
: Drs. Kartono, M.Pd.
…………………
Sekertaris
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.
………………....
Anggota I
: Dra. Siti Istiyati, M.Pd.
…………………
Anggota II
: Dr. Riyadi, M.Si.
…………………
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 196007271987021001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2010
Pembimbing
Supervisor
Dra. Siti Istiyati, M.Pd. NIP. 196108191986032001
Muslihah, S.Pd. NIP. 196407091986082002
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Sujiyati, MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA. (2) meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA. (3) meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Kaliharjo. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Kaliharjo tahun pelajaran 2009/2010. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun jumlah siswa kelas IV SDN Kaliharjo sebanyak 24 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA, setelah diadakan tindakan kelas dengan pendekatan kontekstual. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar, aktifitas, dan prestasi belajar siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I motivasi belajar siswa dari 15.5% meningkat menjadi 61%, dan pada siklus II meningkat menjadi 91%. Aktifitas siswa pada awalnya hanya 25% setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 42% pada siklus II meningkat menjadi 87.5%. Rata-rata prestasi belajar siswa sebelum tindakan 58.3, setelah tindakan siklus I menigkat menjadi 61.00, dan pada siklus II meningkat menjadi 69,20.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaliharjo Tahun Pelajaran 2009/2010“ Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penulisan penelitian ini berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian. 3. Kajur dan Kaprodi S1 PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan bagi saya. 4. Dra. Siti Istiyati, M. Pd selaku pembimbing yang memberikan arahan dan bimbingan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 5. H. Jumadi, S. Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Kaliharjo, yang telah memberikan ijin sebagai tempat penelitian. 6. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Kaliharjo, yang telah membantu proses penelitian. 7. Serta Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih ada kekurangan, sehingga kritik dan saran yuang diberikan akan sangat penulis hargai karena penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca semua. Purworejo,
Penyusun
commit to user vi
Juni 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………... iii HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………... iv ABSTRAK………………………………………………………………. v KATA PENGANTAR…………………………………………………… vi DAFTAR ISI…………………………………………………………….. vii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….....
1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya…………………………..
3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 4 D. Manfaat Hasil Penelitian…………………………………………. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………….....
6
A. Kajian Teori……………………………………………………… 6 B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan…………………………
18
C. Kerangka Berpikir………………………………………………..
19
D. Hipotesis Tindakan……………………………………………..... 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………….
21
A. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………….. 21 B. Subjek Penelitian…………………………………………………
21
C. Prosedur Penelitian………………………………………………. 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………...
27
A. Hasil Penelitian………………………………………………......
27
B. Pembahasan………………………………………………………
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………
43
A. Kesimpulan………………………………………………………
43
B. Saran…………………………………………………………......
45
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....
47
LAMPIRAN
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangannya lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. IPA merupakan mata pelajaran yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kehidupan manusia melalui pemecahanpemecahan masalah yang dapat diidentifikasi (BNSP, 2006). Oleh karena itu pembelajaran IPA menggunakan konsep pembelajaran yang alamiah. Proses pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan cara pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam hal ini siswa diarahkan untuk belajar secara inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pada dasarnya mata pelajaran IPA dianggap sebagai mata pelajaran yang mudah, karena konsep-konsep materi ajarnya berhubungan dengan alam sekitar. Oleh karena itu, pembelajarannya juga melibatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
lingkungan yang ada di sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan konsep pembelajaran yang alamiah, secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Akan tetapi, motivasi siswa pada pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD N Kaliharjo masih rendah. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan pendekatan konvensional. Sehingga siswa kurang antusias dan cepat bosan. Dengan kondisi tersebut maka prestasi belajar siswa rendah. berdasarkan hasil tes mata pelajaran IPA dari 24 siswa yang mampu mendapatkan nilai > 65 hanya 6 siswa (25%). Dalam pembelajaran IPA diperlukan motivasi, rangsangan dan dorongan yang dapat membangkitkan gairah dan minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Hal-hal yang dapat memotivasi siswa dalam belajar antara lain: 1. Anak yakin bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat bagi dirinya. 2. Situasi belajar yang menyenangkan. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka guru harus memperbaiki
proses
pembelajaran
sehingga
membangkitkan
dan
meningkatkan kembali minat siswa pada mata pelajaran IPA. Dalam hal ini guru harus mencari dan menggunakan pendekatan dalam pembelajaran yang efektif, inovatif, dan menyenangkan sehingga siswa tetap tertarik dalam pembelajaran IPA. Sesuai dengan mata pelajaran IPA yang bersifat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
alami, maka guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)). Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001), kaidah pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah proses pembelajaran yang merangkum contoh yang diterbitkan dari pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesion dan menyajikan aplikasi hands- on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dengan konsep pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa. Dalam pembelajaran ini, siswa mengalami sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. sehingga peneliti tertarik untuk melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA di kelas IV SD N Kaliharjo. B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah : a. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Kaliharjo dalam mata pelajaran IPA?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
b. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA? c. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Kaliharjo? 2. Pemecahan Masalah Masalah rendahnya minat siswa pada mata pelajaran IPA dapat diminimalisir dengan menggunakan suatu pendekatan yang inovatif dalam pembelajaran. Dalam hal ini dapat menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)). Dengan pendekatan tersebut dapat membangkitkan dan meningkat motivasi, minat, dan sikap siswa dalam mata pelajaran IPA. Siswa dapat termotivasi dan semakin berminat bahkan menyukai mata pelajaran IPA karena dalam pembelajarannya penuh dengan variasi. C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA. 2. Meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA. 3. Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Kaliharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
D. MANFAAT HASIL PNELITIAN 1. Bagi Siswa Penelitan ini dapat memberi pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran
dan
meningkatnya
motivasi
belajar
siswa
dalam
pembelajaran IPA, sehingga terbentuk lingkungan belajar yang lebih hidup dan bermakna. 2. Bagi Guru Meningkatnya profesionalisme guru. Memberikan pengalaman langsung dalam memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan pendekatan yang lebih inovatif dalam pembelajaran. 3. Bagi sekolah Memberikan
pengalaman
kepada
guru-guru
lain
sehingga
memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan pendekatan inovasi dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Motivasi Melakukan perbuatan mengajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal tersebut adalah adanya motivasi. Menurut Syamsu (1994: 36) motivasi berasal dari kata motif yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Menurut Whittaker yang dikutip Darsono (2000:61) motivasi adalah suatu istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan. Sedangkan menurut Winkel motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat melakukan percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan. Menurut Nasution (2000: 73) motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut M. Sobry Sutikno, motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesesorang yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Nasution (1992) mengungkapkan pengertian motivasi belajar, yaitu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Sedangkan Nurhayati (1999, dalam Maulana, 2002) berpendapat bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan atau usaha untuk menciptakan situasi, kondisi, dan aktivitas belajar, karena didorong adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam diri individu untuk mencapai tujuan tertentu.otivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsisk. Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu tanpa ada paksaan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ekstrinsik, adalah jenis motivasi yang tmbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu atau motivasi yang timbul karena pengaruh dari lingkungan. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dan mengarahkan sesuatu untuk mencapai tujuan. 2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adanya Motivasi Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: a. Cita-cita atau Aspirasi Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
atau aspirasi adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang, Winkel (1989:96) dalam Darsono. Aspirasi ini bisa bersifat positif dan negatif, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan berharap dapat mencapainya. b. Kemampuan Belajar Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih termotivasi dalam belajar. c. Kondisi Siswa Kondisi
siswa
yang
mempengaruhi
motivasi
belajar
berhubungan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa. d. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa Guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi pada kepentingan siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar. Motivasi sangat menentukan hasil belajar siswa, oleh karena untuk membangkitkan kembali minat siswa terhadap mata pelajaran IPA, maka seorang guru harus terlebih dahulu membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru harus menumbuhkan kembali semangat siswa dalam belam belajar dan meminimalkan kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran IPA. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memakai pendekatan pembelajaran yang inovatif dengan sarana dan prasarana belajar yang kondusif. Dalam hal ini guru dapat menyelipkan tantangan dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat tertantang dan mengurangi kebosanan siswa pada mata pelajaran tersebut. Peningkatan motivasi belajar menggairahkan siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan inovatif. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
3. Pengertian Belajar
a.
Menurut Teori Sibermatik Teori belajar Sibernetik yang dikutip oleh Asri Budiningsih (2005 : 81) adalah sebagai berikut : Belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Proses memang penting dalam teori Sibermatik, namun yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses itu yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Pandangan lain dari teori ini adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar akan ditentukan oleh sistem informasi yang menentukan dalam proses pembelajaran. Implementasi teori Sibernetik telah dikembangkan oleh Gagne dan Berline, Brehler, Snowman, Baine dan Tennyson.
b. Menurut Teori Belajar Konstruktivistik Teori belajar konstruktivistik seperti yang dikutip oleh Asri Budiningsih (2005 : 58 – 59) addalah sebagai berikut : Proses belajar konstruktivistik secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari pendidikan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya, melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. Proses tersebut berupa “…constructing and restricting of knowledge and skill (schemata) within the individual in a complek network of increasing conseptual consistency…”. Pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui interaksi dalam jaringan social yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas. Oleh sebab itu pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam proses gagasannya, bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau prestasi belajarnya yang dikaitkan dengan system penghargaan dari luar seperti nilai ujian dan sebagainya. Peranan
siswa
(Si-belajar).
Menurut
pandangan
konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan pengtahuan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat menata lingkungan namun pada akhirnya yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Paradigma konstruktivistik, memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Meskipun kemampuan awal tersebut sangat sederhana dan tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan. Peranan
guru
dalam
interaksi
pendidik
adalah
pengendalian yang meliputi : 1) Menumbuhkan
kemandirian
dengan
menyediakan
kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertindak. 2) Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak,
dengan
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan siswa. 3) Menyediakan
sistem
dukungan
belajar
agar
siswa
mempunyai peluang optimal dan terlatih. Sarana belajar. Pendekatan konstruktivistik menekankan bahawa peranan utama dalam kegiatan belajar mengajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu sarana belajar seperti bahan, media, peralatn, lingkunagn, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membnaut pembentukan tersebut. Dengan demmikian siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya,
mandiri,
kritis,
kreatif
dan
pempertanggungjawabkan pemikirannya sacara rasional.
commit to user
mampu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Evaluasi
belajar
dalam
pandangan
konstruktivistik
mengemukaakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya sebagai pandangan dan interpretasi terhadap kualitas konstruksi pengetahuan serta aktivitas-aktinitas lain yang didasarkan pada pengalaman. 4. Hakikat CTL Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas, 2002). Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001), kaidah pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah proses pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesion dan menyajikan aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari. Pendekatan kontekstual memilki tujuh komponen, antara lain : a. Konstruktivisme (Constructivisme) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
b. Menemukan (Inquiry) Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merajuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya. c. Bertanya (Questioning) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan kegiatan bertanya. d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Menciptakan masyarakat belajar dengan pembentukan kelompokkelompok belajar yang anggotanya heterogen. e. Pemodelan (Modeling) Guru menghadirkan model sebagai contoh atau media dalam pembelajaran. f. Refleksi (Reflection) Refleksi dilakukan pada akhir pertemuan, misalnya dengan mencatat hal-hal yang telah dipelajari diskusi, maupun hasil karya. g. Autentik Asesmen (Authentic Assessment) Melakukan authentic assessment (penilaian sebenarnya) dengan berbagai cara, baik dalam proses maupun hasil sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari suau konteks ke konteks lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Pendekatan kontekstual sangat cocok digunakan dalam mata pelajaran IPA karena dalam hal ini kaidah kontekstual lebih bertumpu pada usaha guru sebagai pembimbing (fasilitator) yang membimbing siswa ke arah pembentukan daya pikir siswa melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang bersifat alamiah yang bersumber dari pengalaman siswa. Dengan pengalaman siswa yang tumbuh dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar merupakan material yang sangat berharga, dan dapat dikembangkan dalam
pembelajaran.
Dengan
kegiatan
pendekatan
kontekstual
tersebut,
diharapkan dapat mengurangi rasa jenuh siswa terhadadap mata pelajaran IPA. Dengan kurangnya atau bahkan hilangnya rasa jenuh siswa terhadap mata pelajaran IPA, maka dapat membangkitkan kembali minat siswa terhadap pembelajaran IPA. 5. Tinjauan Tentang IPA a. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan hasil kegiatan manusia, berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman, melalui serangkaian proses ilmiah, antara lain: penyelidikan, penyusunan, gagasan-gagasan, (Departernen P dan K, 1994;93). Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa. b. Tujuan IPA Tujuan
pembelajaran
Mulyasa,2007: 239) adalah:
IPA
commit to user
di
Sekolah
Dasar
(E.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
1. Menanamkan rasa ingin tau dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat 2. Mengembangkan keterampilan proses untuuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Ikut serta dalam pemeliharaan, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 5. Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan c. Ruang Lingkup IPA Secara rinci lingkup materi IPA di Sekolah Dasar terbagi dalam lima topik (E. Mulyasa,2007:240 ) yaitu: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi: cair, padat dan gas 3. Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana . 4. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
5. Sains, Lingkungan Teknologi dan Masyarakat (salingtemas) merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan
masyarakat
melalui
pembuatan suatu karya teknologi sederhana. d. Prinsip IPA Menurut Maslichah, dkk (2006) prinsip pembelajaran IPA yaitu : 1. Empat pilar pendidikan global. Yaitu merupakan prinsip pembelajaran yang meliputi learning to know, learning to do, learning to be and learning to live together. 2. Inkuiri. Prinsip inkuiri atau penemuan perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA karena pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, sedang alam sekitar penuh dengan fakta atau fenomena yang dapat merangsang siswa untuk ingin tahu lebih banyak. 3. Konstruktivistik. Filosofi konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan seseorang tidak dapat dipindahkan begitu saja. Melainkan
perlu
dibangunsendiri
oleh
siswa
dengan
mengkaitkan dengan pengetahuan awal yang sudah mereka miliki dalam struktur kognitifnya. 4. Salingtemas (sains-lingkungan-teknologi dan masyarakat). Sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Prinsip-prinsip
sains
dibutuhkan
commit to user
untuk
pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
teknologi, sedang perkembangan teknologi akan memfasilitai dan memacu penemuan prinsip-prinsip sains yang baru. 5. Pemecahan masalah. Dalam pembelajaran IPA sejak dini siswa perlu dilatih untuk memecahkan suatu masalah agar nantinya setelah
mereka
dewasa
cukup
memiliki
bekal
unutk
menghadapi masalah dalam kehidupannya. 6. Pembelajaran bermuatan nilai. Penerapan atau pemabelajaran IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan atau kontradiksi dengan nilai-nilai yang diperjuangkan masyarakat sekitar. Pakem (pembelajaran aktif kkreatif efektif menyenangkan). Prinsip Pakem pada dasarnya merupakan prinsip pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif melakukan kegiatan baik aktif berpikir maupun kegiatan yang bersifat motorik. B. TEMUAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh: 1. Audifianti, Riza 2009, peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA kelas II melalui pendekatan kontekstual di SD N Kemiri Pasuruan. Menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan penerapan kontekstual, aktivitas dan hasil belajar mengalami peningkatan. 2. Hadi Basuki 2009, peningkatan prestasi belajar IPA siswa Kelas VI melalui penerapan pendekatan kontekstual dengan Hands- on
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
activity di SD N Baron III Nganjuk, menyatakan bahwa penerapan pendekatan kontekstual melalui hands- on activity dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD N Baron III Nganjuk. C. KERANGKA BERPIKIR Tujuan pendidikan IPA di SD adalah agara siswa dapat menguasai konsep serta keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan kemajuan IPTEK. Dengan pendidikan IPA diharapkan juga agar siswa SD mampu menggunakan metode illmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkkan masalah-masalah pembelajaran, proses pembelajaran dan hasil yang diharapkan. Proses pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan cara pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam hal ini siswa diarahkan untuk belajar secara inquiry dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yanglebiih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dengan konsep pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa. Dalam pembelajaran ini siswa mengalami sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Berdasarkan uraian di atas, alur kerangka berfikir dalam penelitian digambarkan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Kondisi Awal
Konvensional
1. Motivasi belajar rendah 2. Prestasi rendah
Pembelajaran
Tindakan
Siklus I
Pendekatan Kontekstual
• • • •
Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi
Kondisi Akhir Siklus II
1. Motivasi belajar meningkat 2. Siswa aktif 3. Prestasi belajar meningkat
Kondisi
sebelum
tindakan
guru
• • • •
Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi
menggunakan
pendekatan
konvensional dalam pembelajaran, motivasi dan prestasi belajar rendah. Guru mengadakan tindakan dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual agar siswa termotivasi dan aktif. Siswa menjadi berminat dan aktif dalam pembelajaran, sehingga prestasi belajar siswa meningkat. D. HIPOTESIS TINDAKAN Penggunaan pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL), dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Kaliharjo, UPT P dan K Kaligesing Kabupaten Purworejo. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian selama enam (6) bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2010. a. Bulan Januari perencanaan b. Bulan Februari pelaksanaan siklus I c. Bulan Maret pelaksanaan siklus II d. Bulan Juni pelaporan B. SUBJEK PENELITIAN Subjek Penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Kaliharjo, UPT P dan K Kaligesing Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 semester II dengan jumlah siswa 24 siswa. Terdiri dari 8 siswa laki- laki dan 16 siswa perempuan. C. PROSEDUR PENELITIAN 1. Sumber Data Jenis data dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dapat berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
tindakan. Data kualitatif menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana kelas, dan aktivitas siswa. Sumber data dapat diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen. 2. Teknik Pengumpulan Data Sesuai bentuk penelitian tindakan kelas dan juga sumber data yang dimanfaatkan maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara Untuk memperoleh informasi yang rinci dan mendalam tentang tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran. b. Observasi Dilakukan pada siswa kelas IV untuk mengetahui minat, kreativitas,
dan
perhatiannya
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. c. Tes Tes dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar, sehingga dapat diketahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukan tindakan. 3. Teknik Analisis Data Teknik analasis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok yaitu: reduksi data, sajian data (display), penarikan kesimpulan (verifikasi).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Langkah- langkah analisis: a. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan. b. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut. c. Melakukan analisis di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus. d. Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam persiapan analisis ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. e. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur datanya bagi susunan laporan. f. Menemukan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. g. Merumuskan
implikasi
kebijakan
sebagai
bagian
dari
pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian. 4. Indikator Kinerja a. Indikator keberhasilan tercapai jika siswa memperoleh nilai lebih dari 65 untuk aktivitas siswa. b. Rata- rata nilai prestasi siswa 65, sesuai KKM. c. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM 75%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
5. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus- siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor- faktor yang diselidiki. a. Siklus I 1. Perencanaan a)
Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b) Menyiapkan media dan alat pembelajaran. c)
Membuat instrument observasi.
d) Membuat lembar evaluasi. 2. Pelaksanaan a) Membagi siswa menjadi 4 (empat) kelompok. b) Siswa melakukan percobaan tentang perpindahan panas dan perambatan bunyi dengan menggunakan dua buah batu, dua keping uang logam, dua penggaris mika. c) Siswa mengamati hasil yang terjadi dalam percobaan tersebut dan mencatat hasil pengamatan. d) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan. e) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok. 3. Observasi Observasi
dilakukan
dengan
menggunakan
lembar
observasi yang berupa check list untuk mengetahui keaktifan dan antusiasme siswa pada saat pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
4. Refleksi Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya. b. Siklus II 1. Perencanaan Guru membuat RPP dan mempersiapkan alat peraga ataupun media sebagai penunjang pelaksanaan siklus II. Pada siklus ini, pembelajaran di dalam kelas dengan konsep masyarakat belajar (learning community). 2. Pelaksanaan a) Membagi siswa menjadi 4 (empat) kelompok. b) Siswa melakukan percobaan tentang perubahan fisik lingkungan dengan menggunakan tanah kering, rumputrumputan, rumah-rumahan dari kertas, kotak kayu, penyiram tanaman dan air. c) Siswa mengamati hasil percobaan. d) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan. e) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok. 3. Observasi Observasi
dilakukan
dengan
menggunakan
lembar
observasi yang berupa check list untuk mengetahui keaktifan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
dan kekompakan siswa dalam kelompok, serta antusiasme siswa pada saat pembelajaran. 4. Refleksi Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan. Jika hasilnya memenuhi target, maka penelitian tindakan akan dihentikan, dan jika kurang berhasil maka penelitian tindakan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Kondisi siswa kelas IV SDN Kaliharjo Pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah siswa kelas IV SD Negeri Kaliharjo sebanyak 24 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Dari 24 siswa ini sebagian besar menganggap bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Maka, dari sekian banyak siswa hanya sebagian kecil saja yang menyukai pelajaran IPA, dan sebagian besar menyatakan tidak suka dengan pelajaran IPA. Mereka bermalas-malasan dan kurang antusias (kurang bersemangat) ketika pembelajaran IPA, karena sebagian besar siswa menganggap pembelajaran IPA membosankan. Dengan kondisi tersebut maka prestasi belajar IPA pada akhir semester memeiliki rata-rata yang paling rendah disbandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA disebabkan banyak permasalahan, diantaranya proses pembelajaran yang kurang tepat. Pada dasarnya konsep-konsep materi ajar pada pelajaran IPA berhubungan dengan alam sekitar. Sehingga proses pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan cara pemberian pengalaman belajar secara langsung. Namun selama ini, proses pembelajaran yang dilaksanakan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Siswa tidak diarahkan untuk belajar secara inkuiri dan berbuat sehingga tidak tertarik dengan mata pelajaran IPA. 2. Proses pembelajaran Proses pembelajaran selama ini belum menggunakan pendekatan yang inovatif. Pada umumnya pembelajarab masih berpusat pada guru dan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang antusias dan cepat bosan. Dengan kondisi tersebut maka prestasi belajar siswa rendah. 3. Pelaksanaan siklus I Tindakan / Siklus I dilaksanakan selama 3 minggu mulai tanggal 5 Februari 2010 sampai 23 Februari 2010. Tahapan yang dilakukan pada siklus 1 terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Tindakan Pada
tahap
perencanaan
tindakan,
peneliti
merencanakan
pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual menyiapkan media dan alat pembelajaran, membuat instrument observasi, dan membuat lembar evaluasi. b. Pelaksanaan Tindakan Pada
tahap
pelaksanaan
tindakan
peneliti
melaksanakan
pembelajaran IPA sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Pertemuan 1 Pada pertemuan yang pertama kegiatan awal dimulai dengan pemberian motivasi dan apersepsi. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan pembagian kelompok selanjutnya siswa diajak keluar kelas dan berdiri di halaman selama 1015 menit. Kemudian kembali ke dalam ruang kelas. Tanya jawab tentang kejadian yang dialami ketika berada di halaman dan setelah masuk kembali ke ruang kelas. Siswa melaksanakan kegiatan 1 yaitu percobaab tentang sumber energi panas. Kegiatan 1 Sumber energi panas Alat dan bahan 1. Dua buah batu 2. Dua keping uang logam 3. Dua penggaris mika Cara kerja 1. Pastikan kedua telapak tanganmu dalam keadaan kering. Gesekgesekkan kedua telapak tanganmu selama 5 menit. Amati yang kamu rasakan. 2. Gesekkan dua batu satu sama lain selama 5 menit. Sentuhlah permukaan batu yang saling bergesekan itu. Apa yang kamu rasakan?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
3. Gesekkan kedua keeping uang logam satu sama lain selama 5 menit. Sentuhlah permukaan uang logam yang salaing bergesekan itu. Apa yang kamu rasakan? 4. Gesekkan dua penggaris selama 5 menit. Sentuhlah permukaan penggaris yang digesekkan tadi. Apa yang kamu rasakan? Pertanyaan 1. Apa yang kamu rasakan saat kedua telapak tanganmu kamu gesekkan? 2. Apa yang kamu rasakan pada batu yang digesekkan? 3. Apa yang kamu rasakan pada uang logam yang digesekkan? 4. Apa yang kamu rasakan pada penggaris mika yang digesekkan? Kegiatan akhir pada pertemuan 1 siswa dibimbing untuk membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran dan pemberian tindak lanjut berupa tugas rumah. Pertemuan 2 Kegiatan awal pada pertemuan 2 dimulai dengan pemberian motivasi yaitu gambaran tentang perpindahan panas. Kegiatan inti, bersama kelompoknya siswa mempersiapkan alat dan bahan percoban. Siswa melakukan kegiatan 2 yaitu percobaan tentang menyelidiki perpindahan panas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Kegiatan 2 Perpindahan energi panas Alat dan bahan 1. Empat mug yang sama 2. Kantong plastik 3. Kertas Koran 4. Handuk 5. Air hangat 6. Jam 7. Karet gelang Cara kerja 1. Selimuti bagian luar mug A dengan Koran. Ikat dengan karet gelang. 2. Selimuti bagian luar mug B dengan handuk. Ikat dengan karet gelang. 3. Masukkan mug C ke dalam kantong plastik dan biarkan mug D tanpa pelapis atau penutup. 4. Tuangkan air hangat ke semua mug sama banyak kira-kira 2 cm dari tepi atas mug. 5. Segera ikat plastik pada mug C dengan karet. 6. Biarkan selama 15 menit. 7. Gunakan jarimu untik menguji air hangat dalam semua mug. Tentukan mana air yang paling panas dan air yang paling dingin. Pertanyaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
1. Air di mug mana yang paling panas? Apa sebabnya? 2. Air di mug mana yang paling dingin? Apa sebabnya? 3. Apa kesimpulanmu? Untuk mengakhiri pembelajaran, guru memberikan uji kompetensi dan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah. Pertemuan 3 Pertemuan 3 pada kegiatan awal disampaikan motivasi dengan cara guru memainkan pianika, dan tanya jawab apa penyebab timbulnya bunyi pada pianika. Kegiatan inti pada pertemuan 3 bersama kelompoknya siswa mempersiapkan alat dan bahan percobaan tentang sumber energi bunyi dan perambatan bunyi. Siswa melakukan percobaan, mengamati, mencatat, dan melaporkan hasil percobaan. Kegiatan 3 Sumber Energi Bunyi Alat dan bahan 1. Kaleng bekas 2. Potongan bambu sebagai pemukul 3. Karet gelang Cara kerja 1. Pegang kaleng dan rasakan yang terjadi 2. Pukul kaleng dengan bambu pemukul, ketika kaleng berbunyi peganglah dengan jari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
3. Rentangkan karet gelang hingga tegang pada mulut kaleng 4. Petiklah karet gelang. Perhatikan yang terjadi! Pertanyaan 1. Apa pebedaan antara kaleng yang tidak dipukul dengan kaleng yang dipukul? 2. Apakah karet gelang menghasilkan bunyi sebelum dipetik? 3. Apakah karet gelang menghasilkan bunyi setelah dipetik? 4. Apa kesimpulanmu? Kegiatan 4 perambatan bunyi A. 1. Tempelkan telingamu diujung sebuah meja. 2. Pada ujung lain suruhlah temanmu menggaruk-garuk meja perlahan-lahan. B. 1. Sediakan jam tangan dan penggaris kayu panjang. 2. Letakkan jam tangan tersebut pada ujung tongkat. 3. Dengarkan detak jam dari ujung tongkat yang lain.
Pertanyaan 1. Apakah bunyi garukan terdengar? 2. Apakah kamu dapat mendengar bunyi garukan tanpa melalui meja? 3. Apakah bunyi jam terdengar? 4. Pada jarak yang sama dapatkah kamu mendengar bunyi jam tanpa menggunakan penggaris kayu? 5. Apa kesimpulanmu? C 1.
Sediakan 2 buah batu sebesar bola pimpong
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
.
2.
Air dalam baskom
3.
Tumbukkan kedua batu tersebut di dalam air. Dekatkan telingamu ke permukaan air. Perhatikan yang terjadi.
Pertanyaan 1. Apakah kamu dapat mendengar bunyiakibat benturan kedua batu itu? 2. Apa kesimpulanmu? D 1.
Tiuplah peluit di halaman sekolah.
.
Suruh temanmu mendengarkan di dalam kelas.
2.
Pertanyaan 1. Terdengarkah suara peluit itu oleh temanmu? 2. Bagaimana cara bunyi itu sampai ke telinga temanmu? 3. Apa kesimpulanmu? Sebagai akhir pembelajaran, guru memberikan penguatan atas kerja sisw dan memberikan uji kompetensi. c. Observasi Dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat Bantu berupa lembar kerja siswa dan perekaman kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
untuk mengetahui seberapa besar aktifitas ssiwa dalam proses pembelajaran. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus 1 pada foto 1, 2, 3, dan 4 siswa cukup berminat dan cukup aktif dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi siswa sudah meningkat, yang pada walnya hanya 15.5% menjadi 61%. Aktifitas siswa pada awalnya 25% menjadi 41%. Prestasi belajar siswa sudah terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 58.38 menjadi 61.00. Minat siswa sudah menunjukkan perubahan, tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan kontekstual perlu dilanjutkan pada Siklus II. Pada pelaksanaan Siklus I masih belum berhasil karena belum sesuai dengan indicator kinerja yang telah ditetapkan yaitu : 1. Aktifitas siswa belum memperoleh nilai lebih dari 65. 2. Rata-rata nilai prestasi siswa belum sesuai KKM yaitu 65. 3. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM belum mencapai 75 %. Tindakan ini berhasil apabila nantinya sudah mencapai indikator kinreja. Oleh sebab itu maka pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini harus diulangi lagi pada Siklus II dengan rancangan perbaikan rencana pembelajaran untuk Siklus II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
4. Pelaksanaan Siklus II Siklus II dilaksanakan pada
minggu ke IV bulan Februari yaitu
mulai tanggal 23 sampai dengan 27. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. a. Perencanaan tindakan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kontekstual belum berhasil (belum dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar seperti yang diharapkan). Oleh karena itu, peneliti kembali menyusun rencana pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Rencana pelaksanaan pembelajaran terlampir. b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun yaitu 3 kali pertemuan. Pertemuan 1 Pembelajaran diawali dengan pemberian motivasi dan apersepsi. Kegiatan inti bersama kelompoknya, siswa mempersiapkkan alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk percobaan pengaruh angin terhadap perubahan lingkungan. Siswa melakukan kegiatan 1 PENGARUH ANGIN TERHADAP LINGKUNGAN 1. Sediakan alat dan bahan berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
a. Tanah kering b. Tanaman rumput-rumputan c. Rumah-rumahan dari kertas d. Kipas angin listrik 2. Ikuti langkah-langkah di bawah ini a. Susunlah tanah kering, tanam hias, dan rumah-rumahan menyerupai model lingkungan. b. Nyalakan kipas angin listrik. Kemudian, arahkan kipas ke model lingkunganmu. Putar kipas angin dengan kecepatan kecil, sedang, dan besar. c. Amati peristiwa yang terjadi. 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini a. Apa yang terjadi ketika kipas berputar pada kecepatan kecil, sedang dan tinggi? Bandingkan dan ceritakan! b. Pada kecepatan angin yang mana lingkungan dapat berubah? c. Bagaimana perubahan yang terjadi? 4. Setelah mempraktikkan kegiatan tersebut, apa kesimpulanmu tentang pengaruh angin pada lingkungan fisik? Buatlah laporan tertulis dan serahkan kepada bapak / ibu gurumu! Pada akhir pembelajaran siswa dibimbing untuk membuat kesimpulan, dan diberikan penguatan atas hasil kerja siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Pertemuan 2 Kegiatan awal pada pertemuan ke 2, guru memberi tugas salah satu siswa untuk untuk bercerita tentang keadaan lingkungan pada saat hujan. Memasuki
kegiatan
inti,
siswa
bersama
kelompoknya
mempersiapkan alat dan bahan percobaan pengaruh aliran air pada tanah. Siswa melaksanakan kegiatan 2 PENGARUH ALIRAN AIR PADA TANAH 1. Sediakan alat dan bahan berikut : a. Kotak kayu / plastik b. Tanah kering c. Alat penyiram tanaman d. Botol kecil e. Air 2. Lakukan langkah-langkah kerja di bawah ini a. Sediakan dua kotak kayu / plastik dan isilah dengan tanah kering. Ratakan tanah dalam kotak tersebut. b. Percikkan atau semprotkan air sedikit demi sedikit pada permukaan tanah dalam kotak I. c. Letakkan kotak II dengan posisi satu sisi lebih tinggi 5 cm. d. Isilah botol dengan air. Kemudian, tuangkan air sedikit demi sedikit pada tanah di kotak II tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
e. Catatlah hasil pengamatanmu. 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut a. Bagaimana keadaan tanah sebelum dan sesudah diperciki air pada kotak I? b. Bagaimana keadaan tanah pada kotak II setelah dituangi air? c. Kemana air mengalir pada tanah di kotak II? d. Di bagian mana aliran air terkumpul atau berhenti pada kotak II ? e. Apa beda perubahan yang terjadi pada tanah di kotak I dan kotak II? Apa sebabnya? 4. Buatlah kesimpulan tentang akibat hujan bagi lingkungan. Tulislah sebagai laporan hasil kerja kepada bapak / ibu gurumu! Sebagai akhir pembelajaran, siswa membuat kesimpulan dan memberikan tugas rumah yaitu mengamati pengaruh aliran air pada tanah disekitar tempat tinggalnya. Pertemuan 3 Pertemuan ke 3 diawali dengan tanya jawab tentang keadaan di sekitar pada siang hari. Kegiatan inti pembelajaran siswa melaksanakan percobaan tentang pengaruh sinar matahari terhadap lingkungan. Siswa melaksanakan kegiatan 3 PANAS MATAHARI MENGERINGKAN BENDA BASAH 1. Sediakan alat dan bahan berikut : a. Tanah kering
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
b. Rumput hias c. Air d. Kotak kayu 2. Lakukan langkah-langkah kerja di bawah ini a. Siapkan dua buah kotak kayu. Kotak I diisi tanah kering. Kotak II diisi tanah yang ditanami rumput. b. Percikkan air di permukaan tanah pada kotak I dan kotak II kemudian, letakkan di bawah panas matahari. c. Amatilah keadaan tanah di kedua kotak tersebut. 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut a. Bagaimana keadaan tanah sebelum dan sesudah disinari cahaya matahari? b. Apa perbedaan keadaan tanah pada kotak I dan II? Bandingkanlah dan carilah sebabnya. c. Apa peran tumbuhan bagi tanah terhadap pengaruh cahaya matahari? 4. Setelah mempraktikkan kegiatan tersebut, apa kesimpulanmu? Buatlah laporan tertulis dan serahkan kepada bapak /ibu gurumu! Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan evaluasi dan diberikan penguatan. Selama proses pembelajaran berlangsung pada masing-masing pertemuan, peneliti mengamati keaktifan siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Pada pertemuan ke 3, peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui prestasi siswa. c. Observasi Peneliti secara runtut dan rutin melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA pada masing-masing pertemuan. Observasi
dilakukan
utnuk
mengamati
aktivitas
siswa
dalam
pembelajaran dan suasana kelas pada saat pembelajaran. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes digunakan
sebagai
bahan
atau
masukan
untuk
menganalisis
perkembangan motivasi belajar IPA. d. Refleksi Hasil analisis data terhadap pembelajaran IPA melalui pendekatan kontekstual, secara unum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Presentase aktifitas siswa dalam pembelajaran meningkat, siswa sangat berminat, aktif dan kreatif. Motivasi belajar pada pembelajaran IPA semakin meningkat, suasanA menjadi lebih aktif. Dari analisis pada siklus II ini diketahui bahwa peningkatan motivasi dari siklus I 61% menjadi 91%, aktifitas siswa dari 42% menjadi 87.5%. Rata-rata kelas mencapai 69,20 dari 24 siswa. Untuk siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 3 siswa atau 12,5% dan yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 21 siswa atau 87,5%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
B. PEMBAHASAN Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata motivasi belajar dari 15.5% meningkat menjadi 61%. Keaktifan siswa awalnya 25% setelah tindakan meningkat menjadi 42%. Dari hasil tes pada kondisi awal ratarata nilai siswa adalah 58,38 setelah 61,00.
Ada penigkatan antara
kondisi awal dengan siklus I namun belum sesuai dengan target yang diharapkan. Dari hasil siklus I diadakan perbaikan pada siklus II diperoleh ratarata motivasi belajar siswa dari 61% meningkat menajdi 91%. Keaktifan siswa dari 42% menjadi 87.5%, rata-rata nilai prestasi siswa dari 61.00 menjadi 69.20. Ada peningkatan dari siklus I ke sklus II dan 21 siswa tuntas. Dibawah ini merupakan histogram perbandingan motivasi belajar, aktifitas belajar dan prestasi belajar dari kondisi awal hingga siklus II.
100 80 60
motivasi
40
aktifitas
20
prestasi
0 awal
siklus I
siklus II
Dari hasil penelitian dan nilai siswa membuktikan bahwa menggunakan pendekatan kontekstual dapat menikngkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA kelas IV SDN Kaliharjo tahun pelajaran 2009/2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, dengan pendekatan kontekstual pada pelajaran IPApada siswa kelas IV SD Negeri Kaliharjo dapat diketahui bahwa: 1. Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kontekstual meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Sebelum melaksanakan pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual perlu disusun perangkat pendukungnya yang meliputi: a) memilih materi pembelajaran yang sesuai, b) melakukan analisis kompetensi dasar dari hasil belajar, c) memilih indikator sesuai dengan pembelajaran, d) menyusun rencana pembelajaran
IPA
yang berdasarkan
indikator. 2. Dalam menerapkan pembelajaran IPA, guru menghadapi beberapa kendala baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaaan. Kendala tersebut diantaranya: memerlukan waktu yang cukup banyak
dalam
menyusun
perangkat
pendukungnya,
kurang
tersedianya alat peraga yang dibutuhkan secara individu, dan tuntutan untuk melakukan evaluasi yang lebih beragam. Untuk mengatasi kendala tersebut guru bekerja keras dengan mengerahkan seluruh kemampuan berpikir dan waktu luangnya untuk menyusun perangkat pendukung pembelajaran IPA, memanfaatkan benda-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
benda disekeliling siswa sebagai media pembelajaran, dan untuk mendukung pelaksanaan evaluasi yang beragam (penilaian proses, penilaian tugas, dan penilaian hasil belajar) guru menerapkan multi metode
dalam
pembelajaran
diantaranya
demonstrasi,
kerja
kelompok, dan pemberian tugas. Hasil penelitian tindakan kelas siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA. Namun peningkatan itu belum sesuai yang diharapkan peneliti karena hasilnya belum sesuai KKM yaitu 65. Oleh peneliti dianggap berhasil apabila rata-rata kelas sudah mencapai 65 ke atas. Dengan demikian peneliti berusaha mengulang pembelajaran pada siklus II. Ternyata pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang berarti. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya, artinya bahan pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kaliharjo UPT P dan K Kaligesing tahun pelajaran 2009/2010. Dengan demikian pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual yang dilaksanakan pada siswa kelas IV dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan meningkatnya motivasi belajar maka prestasi belajar juga meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka ada beberapa saran untuk dipertimbangkan dan sekaligus untuk meningkatkan prestasi belajar siswa serta sekaligus sebagai penutup dalam skripsi ini, meliputi bagi sekolah, bagi guru, bagi siswa, dan bagi orang tua. 1. Kepada Sekolah Hendaknya sekolah mengupayakan pemanfaatan lingkungan sekolah, sehingga lebih menunjang dalam penanaman konsepkonsep IPA secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memberdayakan lingkungan. 2. Kepada Guru Hendaknya mempersiapkan secara cermat dan tepat perangkat pendukung pembelajaran IPA dan fasilitas belajar khususnya pemanfaatan lingkungan. Karena lingkungan sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan prestasi belajar siswa. 3. Kepada Siswa Siswa hendaknya ikut serta berperan aktif dalam proses pembelajaran dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru serta meningkatkan usaha belajarnya, sehingga akan memperoleh hasil atau prestasi yang optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
4. Kepada Orang Tua Peran serta dan perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan pendidikan siswa, sebab waktu yang paling banyak adalh di rumah. Oleh karenanya pengawasan siswa di rumah lebih banyak daripada di sekolah. Pendidikan akan berhasil apabila ada kerjasama antara orang tua dan guru. Bimbingan orang tua dirumah sangat berarti dalam kemajuan belajar siswa, tanpa bantuan orang tua, pendidikan tidak optimal.
commit to user