PENGARUH TINGKAT KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP ETOS KERJA GURU DI MTs AL MANAR DESA BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2OO9/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh AHMAD MUSTHOFA NIM: 111 06 102
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PENGARUH TINGKAT KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP ETOS KERJA GURU DI MTs AL MANAR DESA BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2OO9/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh AHMAD MUSTHOFA NIM: 111 06 102
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: Ahmad Musthofa
NIM
: 111 06 102
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul
: PENGARUH TINGKAT KESEJAHTERAAN TERHADAP ETOS KERJA GURU DI MTs AL MANAR DESA BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 31 Agustus 2010 Pembimbing
Dra Hj. Lilik Sriyanti, M.Si NIP : 1966 08141991 03 2003
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara Ahmad Musthofa dengan Nomor Induk Mahasisawa 11106102 yang berjudul “ Pengaruh Tingkat kesejahteraan terhadap etos kerja guru di mts al manar desa bener kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun 2010”.telah di munaqosahkan dalam sidang paqnitia ujian jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Selasa, 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Salatiga, 22 Ramadhan 1431 H 31 Agustus 2010 M Panitia Penguji, Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP: 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd NIP: 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dr. Adang Kuswaya, M.Ag NIP: 19720531 199803 1 002
Winarno, S.Si, M.Pd NIP: 19730526 199903 1 004
Dosen Pembimbing
Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si NIP: 19660814 199103 2 003
PERNYATAAN KEASLIAN TERTULIS Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Ahmad Musthofa
NIM
: 111 06 102
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujik berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 31 Agustus 2010 Yang mnyatakan
Ahmad Musthofa NIM: 111 06 102
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
.......... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Al Mujadilah;11)
Persembahan Untuk orang tuaku Bp Romdloni dan Ibu Suprihati. Saudara-saudaraku Arif dan Didik, Dra. Hj. Lilik Sriyanti selaku pembimbing skripsi, Dan calon pendamping hidupku Rusdyana Nazilah.
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ا ﷲ ا ﻟﺮ ﺣﻤﻦ اﻟﺮ ﺣﯿﻢ ﻟﺸﮭﺪ ان ﻻ اﻟﮫ اﻻ ﷲ و اﺷﮭﺪ ان ﻣﺤﻤﺪا ﻋﺒﺪه ورﺳﻮﻟﮫ.اﻟﺤﻤﺪ ا ﷲ رب اﻟﻌﺎ ﻟﻤﯿﻦ ا ﻟﻠﮭﻢ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺳﯿﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ و ﻋﻠﻰ اﻟﮫ و ﻋﺼﺤﺒﮫ واﻟﺘﺒﻌﯿﻦ ﯾﺎ ﺣﺴﺎ ن اﻟﻲ ﯾﻮم أﻣﺎ ﺑﻌﺪ.دﯾﻦ
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidaayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : Tingkat kesejahteraan terhadap etos kerja guru di MTs Al Manar Desa Bener Kecamatab Tengarab Kabupaten Semarabg yahun ajaran 2009/2010. Dan penulis yakin tanpa pertolongan dan petunjuk-Nya skripsi ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan. Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah di STAIN Salatiga. Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat beberapa masukan, bantuan dan dukungan penuh dari beberapa pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Dr. Imam Sutomo.M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Dra.Hj.Lilik Sriyanti. M.Si, Selaku pembimbing yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini. 3. Hj.Mustikowati.S.Ag selaku kepala Madrasah MTs Al Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang telah memberikan ijinnya guna mengadakan penelitian pada guru di Mts Al Manar. 4. Bapak Romdhoni dan Ibu Suprihati tercita yang tidak berhenti mendo’akan saya. 5. Adik-adik saya Arifin dan Didik yang selalu mensupport sampai skripsi ini selesai. 6. Rusdyana Nazilah yang tidak pernah bosan membantu dan memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari penuh bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis berharap saran dan kritik serta masukan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Salatiga, 31 Agustus 2010 Penulis
Ahmad Musthofa NIM : 111 06 102
ABSTRAK
Musthofa, Ahmad, 2010 . Pengaruh Tingkat Kesejahteraan terhadap Etos Kerja Guru di MTs Al Manar Bener, Tengaran Semarang, Skripsi. Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan dan Etos Kerja Guru Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan etoa kerja guru dengan adanya tingkat kesejahteraan yang diperolehnya bagi guru MTs Al Manar Desa Bener Tengaran Semarang. Pertanyaan pertama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan guru terhadap etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Tengaran Semarang tahun 2010?. 2. Bagaimanakah etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Tengaran Semarang tahun 2010?.3. Adakah pengaruhnya tingkat kesejahteraan guru terhadap etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Tengaran Seamarang tahun 2010?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Tingkat kesejahteraan guru di MTs Al Manar Bener Tengaran Semarang tah un 2010. 2. Etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Tengaran Semarang tahun 2010. 3. Adakah pengaruh tingkat kesejahteraan guru terhadap etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Tengaran Semarang tahun 2010. Penelitian lapangan ini mempunyai subyek penelitian sebanyak 14 responden, menggunakan teknik penelitian populasi. Pengumpulan data menggunakan angket untuk menjaring data kesejahteraan guru dan etos kerja guru, dan observasi untuk melengkapi data kesejahteraan guru dan etos kerja guru. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara tingkat kesejahteraan guru terhadap etos kerja guru yang di tunjukkan pada rxy hitung (0,460) lebih besar dari r tabel (0,4575) dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian ini di harapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua yang membutuhkan di lingkungan STAIN Salatiga
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .....................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN.......................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.........................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
ABSTRAK ......................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN berisi: A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1 B. Penegasan Istilah……………………………………………….….4 C. Rumusan Masalah……………………………………………..…...6 D. Tujuan Penelitian…………………………………………..............7 E. Manfaat Penelitian……………………………………………..…..7 F. Hipotesis………………………………………………………..….8 G. Metode Penelitian………………………………………….............9 H. Sistematika Penulisan Skripsi………………………………..…...12
BAB II LANDASAN TEORI A. Kesejahteraan guru…………………………………………….....15 1. Pengertian kesejahteraan……………………………………...15 2. Fungsi kesejahteraan………………………………….............17 3. Bentuk-bentuk kesejahteraan………………………………….17 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan………...…..20 B. Etos Kerja Guru 1. Pengertian etos kerja guru…………………………...…….…20 2. Tugas dan tanggung jawab guru…………………….………..23 3. Syarat seorang guru………………………………….……….25 4. Hak dan kewajiban guru…………………………….………..27 5. Sifat-sifat seorang guru yang baik………………….………...28 6. Prinsip-prinsip utama etos kerja guru……………….…….….30 7. Landasan moral etos kerja guru…………………….………...33 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja……….………..34 C. Pengaruh Tingkat Kesejahteraan terhadap Etos Kerja Guru……..36 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Tinjauan umumMTs Al Manar ………………………….………..39 1. Sejarah berdirinya MTs Al Manar, Tengaran………….……..39 2. Letak geografis………………………………………….….....43 3. Sarana Prasarana………………………………………….…...44
4. Kurikulum …………………………………….………...........45 5. Keadaan Guru……………………………………….………...47 6. Keadaan siswa……………………………………….………..48 7. struktur Organisasi……………………………………............50 B. Keadaan Responden………………………………………………51 1. Nama-nama responden……………………………....………..51 2. Penyajian Data Angket Tingkat Kesejahteraan dan etos kerja .52 BAB IV ANALISIS DATA……………………………………………..….….52 A. Analisis Data tentang Tingkat Kesejahteraan………………….....52 B. Analisis Data tentang Etos Kerja Guru……………………….…..58 C. Analisis Data tentang Tingkat Kesejahteraan dengan Etos Kerja Guru…………………………………………………….………...64 D. Analisis Uji Hipotesis…………………………………..………...66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………….….67 B. Saran-saran…………………………………………………….….68 C. Penutup……………………………………………………...........69 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…71 Lampiran-lampiran Daftar riwayat hidup
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Kurikulu KBK Madrasah Tsanawiyah Al Manar
Tabel 2
: Daftar Dewan Guru dan Pegawai MTs Al Manar
Tabel 3
: Data Siswa MTs Al Manar Kec. Tengaran Kab. Semarang
Tabel 4
: Jawaban Angket Tingkat Kesejahteraan
Tabel 5
: jawaban Angket Etos Kerja
Tabel 6
: Nilai Angket Tingkat Kesejahteraan
Tabel 7
: Interval Tingkat kesejahteraan
Tabel 8
: Nilai Nominasi Tingkat kesejahteraan
Tabel 9
: Nilai prosentase Tingkat Kesejateraan
Tabel 10
: Nilai Angket tentang Etos Kerja
Tabel 11
: Interval Etos Kerja
Tabel 12
: Nilai Nominasi Etos Kerja
Tabel 13
: Nilai Prosentase Etos Kerja
Tabel 14
: Tabel Kerja Pengaruh Variabel Tingkat Kesejahteraan terhadap Etos kerja
Tabel 15
: Hasil Uji Korelasi dengan menggunakan Program SPSS Versi 16.0
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan informasi, pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan sumber daya dan tuntutan zaman yang semakin kompleks. Pada pembentukan kepribadian individu dapat dilakukan melalui pendidikan, baik pendidikan formal (lembaga sekolah) maupun pendidikan non formal (lingkungan keluarga dan masyarakat). Menurut Wiji Suwarno Makna pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keverdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Suwarno:2006:19) Makna pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan (Tim Dosen FIPFKIP Malang, 1981:2). Jadi bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsungnya suatu proses pendididkan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
1
2
Dengan adanya beberapa pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti dan bia terlaksana dengan baik. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mendidik siswanya. Oleh karena itu sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (KBM) sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam upaya untuk mewujudkan pendidikan yang unggul banyak faktor yang berperan, termasuk di dalamnya dari faktor guru yang merupakan pelaksana pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap siswa dan mempunyai peranan penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan siswasiswanya agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Guru juga diharapkan bersemangat dalam mengajar dan bisa menyeimbangkan dengan urusan pribadinya, dikaitkan dengan melihat petikan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyadarkan bagaimana beratnya tugas seorang guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah dan masih banyak lagi beban sekaligus tanggung jawab sangat mulia yang harus dipikul. Tapi sebagai makhluk sosial masyarakat, guru harus mampu berstratifikasi pada puncak stratifikasi sosiologinya dan menjadi orang yang beriman dan berilmu. Fenomena yang sering terjadi dalam hal ini adalah gaji atau penghasilan, misalnya gaji guru dengan anggota pegawai negeri yang lain akan tetap menjadi sumber kecemburuan, lebih-lebih lagi bentuk-bentuk
3
seperti kenaikan gaji khusus untuk guru tetap akan menjadi sumber kecemburuan PNS yang lainnya. Oleh karena itu gaji guru sebaiknya diatur secara tersendiri. Bagi guru di daerah terpencil misalnya, guru diberikan gaji berdasarkan perjanjian dalam kontrak kerjanya. Sebagai rangsangan untuk mau bekerja di tempat yang terpencil, maka dibutuhkan insentif yang besar untuk mereka, dan dalam hal ini gaji guru dinilai berdasarkan umur atau pengalaman mereka, atau prestasi mereka. Oleh karena itu pengalaman guru menjadi ukuran imbalan mereka dalam melaksanakan tugas. Dalam hal ini yang berkenaan dengan guru dan kesejahteraan guru senantiasa menjadi salah satu permasalahan yang muncul, yaitu mengenai seberapa tanggungan kebutuhan pokok, skunder maupun primer yang dimilikinya, sehingga dengan hal tersebut apakah dapat mempengaruhi etos kerja guru dalam mengemban tugasnya. Selain itu, rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan. Dalam hal ini, guru honorer di sekolah-sekolah swasta yang rata-rata Rp. 10.000,00 per jam. Dengan pendapatan seperti itu guru kurang semangat lagi dalam mengajar, dan akhirnya banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar di sekolah lain, memberi les pada sore hari, dan lain sebagainya. Jadi dengan adanya tingkat kesejahteraan yang rendah, maka guru akan kurang semangat dalam mengajar. Mengenai keadaan riil di sekolah tersebut, dengan penulis sebelum mengadakan penelitian telah melihat bagaimana keadaan sekolah yang terjadi
4
di MTs Al Manar melalui berdiaolog dengan salah satu guru pengajarnya dan sebelumnya sering berkunjung ke madrasah yang di naungi yayasan tersebut Hal tersebut di atas dapat terjadi di lingkungan mana saja, sebagaimana yang ditemukan penulis di MTs Al Manar di Desa Bener. Maka penulis berkeinginan untuk meneliti permasalahan ke dalam judul: Pengaruh Tingkat Kesejahteraan terhadap Etos Kerja Guru di MTs Al Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2009/2010.
B. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kesejahteraan di MTs Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010? 2. Bagaimanakah etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010? 3. Adakah pengaruh tingkat kesejahteraan dengan etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan guru di MTs Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010.
5
2. Untuk mengetahui etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kesejahteraan terhadap etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010.
D.
Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya (Margono:2005:67-68). Adapun hipotesis penelitian ini adalah: “Tingkat kesejahteraan berpengaruh terhadap etos kerja guru”. Dengan kata lain, Ho diterima. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan maka semakin tinggi pula etos kerja guru.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai: 1. Secara teoritis Secara teoritis penelitian ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan, mengenai tingkat kesejahteraan guru dan kaitannya dengan etos kerja guru. 2. Secara praktis Secara praktis apabila ternyata kesejahteraan dapat berpengaruh terhadap etos kerja guru, hal ini berarti bagi yayasan atau penyelenggara
6
sekolah dapat memperoleh kepahaman tentang arti pentingnya kesejahteraan yang ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap etos kerja guru. Selanjutnya dari pemahaman tersebut dapat senantiasa meningkatkan kesejahteraan guru dalam membangkitkan etos kerja pada guru. Dan bagi guru, dari hasil penelitian ini diharapkan tingkat etos kerja guru untuk mengajar tidak dilihat dari besar kecilnya kesejahteraan yang diterima. Selanjutnya untuk pemerintah dengan adanya hal ini dapat meningkatkan gaji pegawai negeri atau guru yang sesuai dengan jerih payahnya mendidik bangsa dan negara.
F. Definisi Operasional Untuk
menghindari
adanya
kemungkinan
yang
salah
dalam
penggunaan kata pada judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah pokok atau kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang (Fajri, dkk, tt:638). 2. Tingkat Kesejahteraan Tingkat adalah susunan berlapis-lapis, tinggi rendah kedudukan, tinggi rendah jabatan, tinggi rendah peradaban (Fajri, dkk, tt:820).
7
Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang artinya aman, sentosa dan makmur selamat (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya) (Poerwadarminta, 2006:1051). Sedang kesejahteraan adalah keamanan dan keselamatan (kesenangan hidup, kemakmuran, dan sebagainya) (Poerwadarminta, 2006:1051). Dengan demikian maksud konkret dari kata ini, dalam tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari segi lahirnya adalah dikakatan sejahtera apabila anggaran pendapan lebih besar daripada pengeluaran. Sehingga dalam hal ini secara material dapat tercukupi kebutuhan sehari-hari, dan dari segi batinnya adalah dikatakan sejahtera apabila dalam melaksanakan tugasnya dengan rasa senang dan dengan niat ibadah, sehingga dalam hal ini ada rasa nyaman dan tentram dalam melangsungkan hidupnya. 3. Etos Kerja Guru Etos berasal dari kata Yunani, ethos yang memberi arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu (Tasmara:2002;15) Makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguhsungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, pikiran, dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah (Tasmara;2002:25) Jadi etos kerja artinya sikap terhadap kerja, kebiasaan kerja,karakter atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa . Guru berarti orang yang kerjanya mengajar (Poerwadarminto, 2006:335). Adapun yang dimaksud etos kerja guru adalah sikap yang dimiliki
8
guru yang profesional dalam kerjanya sebagai pendidik, dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pendidikan. Dengan demikian penulis membagi dua variabel penelitian yaitu kesejahteraan sebagai variabel pertama dan etos kerja guru sebagai variabel kedua. Melengkapi pengertian dalam penegasan istilah dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Kesejahteraan Untuk memperoleh pengertian pokok tentang kesejahteraan guru, maka penulis menyajikan indikator-indikator sebagai berikut: a. Sumber pendapatan b. tanggungan kebutuhan keluarga c. pengeluaran kebutuhan keluarga d. kemampuan mencukupi kebutuhan e. rasa nyaman dan tentram dalam hidupnya 2. Etos Kerja Guru Untuk mengetahui etos kerja guru maka penulis menyajikan indikatorindikatornya sebagai berikut: a. semangat kerja b. rasa bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas tinggi c. disiplin kerja d. usaha menambah wawasan dalam bidang ilmu e. usaha memberikan motivasi terhadap siswa
9
f. keikhlasan dalam membimbing g. rasa kepemilikan kelembagaan tinggi. G. Metode Penelitian Terkait dengan metode penelitian, dalam hal ini diuraikan hal-hal sebagai berikut: 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, atau peristiwaperistiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Margono, 2005:118). Sedangkan populasi dalam penelitian adalah kepala sekolah dan seluruh guru MTs Al Manar Bener, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semaragn sebanyak 14 guru. 2. Metode Pengumpulan Data Untuk menguji data di lapangan, penulis menerapkan metode sebagai berikut: a. Metode angket Angket atau kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk mejawab secara tertulis pula oleh responden (Margono, 2005:167)). Metode ini penulis gunakan untuk mengungkap data tentang: 1) tingkat kesejahteraan guru di MTs Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010.
10
2) etos kerja guru di MTs Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010. b. Metode wawancara Wawancara merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula (Margono:2005:165). Metode wawancara ini digunakan oleh penulis sebagai cross-checking atas metode angket. c. Metode observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1995:136). Metode ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang situasi umum serta penjajagan di lembaga penelitian yaitu di MTs Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2009. d. Metode dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum,dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian (Margono, 2005:181). Metode ini penulis pergunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan guru, karyawan, siswa dan hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Metode Analisis Data
11
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dianalisis dengan analisis prosentase dan analisis statistik yang mengacu pada rumus product moment. Rumus digunakan untuk untuk menganalisis, secara presentase digunakan rumus: F
P = N x 100% keterangan: P : prosentase F : frekuensi N : jumlah sampel (Margono: 2005:207). Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis secara statistik yaitu menggunakan rumus korelasi product moment: rxy = keterangan: rxy : koefisien korelasi product
moment
dari variabel X (tingkat
kesejahteraan) dan variabel Y (etos kerja guru). X
: skor variabel X
Y
: skor variabel Y
2
X
: hasil kuadrat dari X
2
Y
: hasil kuadrat dari Y
XY : jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y (Margono, 2005:207).
12
H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mengetahui pembahasan skripsi ini dengan baik, penulis sampaikan sistematika pembahasan sebagai berikut: bab 1 pendahuluan berisi tentang yang melatarbelakangi skripsi ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian yang meliputi: Populasi, metode pengumpulan data dengan menggunakan: metode angket, wawancara, observasi dan dokumentasi, sistematika penulisan skripsi. bab 2
Kajian pustaka yang berisi pertama tentang Masalah Tingkat
kesejahteraan meliputi: pengertian kesejahteraan, fungsi kesejahteraan, bentukbentuk kesejahteraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan. Yan kedua tentang etos kerja guru yang meliputi: pengertian etos kerja guru, tugas dan tanggung jawab guru, syarat seorang guru, hak dan kewajiban guru, sifat-sifat seorang guru, prinsip-prinsip utama etos kerja guru, landasan moral etos kerja guru dan faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja guru. Yang ketiga tentang pengaruh tingkat kesejahteraan guru terhadap etos kerja guru. bab 3
Hasil penelitian yang berisi pertama tentang tinjauan umum MTs Al
Manar, Tengaran meliputi: Sejarah berdirinya MTs Al Manar, Tengaran, letak geografis, sarana prasarana, keadaan guru, keadaan siswa, struktur organisasi. Yang kedua tentang keadaan responden
13
Bab 4 Analisis Data berisi tetang analisis data tentang tingkat kesejahteraan, analisis data tentang etos kerja, analisis guru, analisis data tentang tingkat kesejahteraan dengan etos kerja guru dan analisis uji hipotesis. Bab 5 Penutup yang berisisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup. Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Daftar riwayat hidup
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kesejahteraan Guru 1. Pengertian Kesejahteraan Guru Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti rasa aman, sentosa, makmur dan selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Kesejahteraan berarti keamanan dan keselamatan hidup (kesenangan hidup) (Poerwadarminto, 1982:887). Kesejahteraan sosial dapat didefinisikan dari beberapa dimensi, di antaranya kesejahteraan sosial sebagai kondisi, kesejahteaan sosial sebagai kegiatan, dan kesejahteraan sosial sebagai ilmu. Sebagai suatu kondisi, Midgley (1995:14)menyatakan bahwa kesejahteraan sosial merupakan kondisi kehidupan manusia yang tercipta ketika berbagai permasalahan sosial dapat dikelola dengan baik; kebutuhan manusia dapat terpenuhi; dan kesempatan sosial dapat dimaksimalkan. Berbeda dengan Friedlander (1980), ia mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari berbagai institusi dan usahausaha kesejahteraan sosial yang dirancang guna membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan. Selain itu, kesejahteraan sosial didefinisikan pula sebagai suatu disiplin ilmu, di mana ia merupakan ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan
kerangka
pemikiran
14
serta
metodologi
yang
dapat
15
dimanfaatkan
untuk
meningkatkan
kualitas
hidup
masyarakat.
dari
("http://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan_sosial") Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) Guru merupakan kunci utama pelaksanaan pendidikan yang akan mengantarkan peserta didik pada perubahan perilaku, kecerdasan dan akan menentukan kemajuan bangsa pada masa yang akan datang. Menurut Samana, guru adalah pelajar seumur hidup (Samana, 1994:15). Berdasarkan pengertian di atas tentang kesejahteraan guru adalah pemberian kemakmuran hidup kepada orang yang bekerja di lingkungan pendidikan, baik berupa material maupun spiritual sehingga terpenuhi kehidupan yang layak dan lebih baik sebagai timbal balik atau balas jasa dari tanggung jawab yang dipikulnya. Pemenuhan kesejahteraan yang memadai bagi guru akan menambah semangat dalam pekerjaannya, sehingga timbul kesadaran untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya yang ada pada dirinya. Apabila tanggung jawab yang dipikul guru dilaksanakan dengan baik, maka mutu pendidikan mudah dicapai. Oleh karena itu, pihak-pihak penyelenggara pendidikan, baik pemerintah maupun organisasi pendidikan perlu memperhatikan sepenuhnya terhadap martabat kepentingan serta kesejahteraan guru.
16
2. Fungsi Kesejahteraan a. Meningkatkan taraf kehidupan guru menuju hidup yang lebih baik dan layak b. Sebagai motivasi bagi guru baik material ataupun spiritual agar lebih semangat dalam mengemban tugasnya c. Untuk menanamkan rasa kesadaran dan tanggung jawab dengan tugasnya d. Sebagai sarana untuk menyongsong masa depan dan juga sebagai bekal di masa depan setelah berhenti dari tugas mengajarnya. 3. Bentuk-bentuk Kesejahteraan Ditinjau dari bentuknya, kesejahteran ada dua macam, yaitu: a. Kesejahteraan material Kesejahteraan material meliputi: 1) Peningkatan penghasilan pegawai Kesejahteraan bagi guru dalam lingkup yang luas telah diusahakan secara kontinyu oleh masing-masing unit kerja. Dalam upaya peningkatan penghasilan pegawai atau guru, pemerintah mengadakan perubahan-perubahan terhadap pengaturan gaji pegawai negeri. Hal serupa juga dilaksanakan pada yayasan pendidikan, peningkatan penghasilan guru diatur oleh administrasi yayasan. Secara khusus, pengaturan administrasi penghasilan yayasan pendidikan, dengan mengelompokkan guru yang diperbantukan dari pemerintah (DPK), guru tetap yayasan (GTY), dan guru tidak tetap (GTT).
17
Adapun besar kecilnya penghasilan guru, biasanya dilihat dari kedisiplinan, pemahaman terhadap materi dan sebagainya. Tingkat pendapatan atau penghasilan guru merupakan salah satu faktor penting dan penentu produktivitas. Hal ini berarti apabila penghasilan
yang
diterima
guru
dalam
jumlah
kecil
maka
dimungkinkan produktivitas pendidikan di sekolah rendah. Sebaliknya apabila pendapatan atau penghasilan yang diterima guru dalam jumlah yang memadai menurut ukuran kebutuhan, maka produktivitas pendidikan di sekolah akan tinggi. Atas dasar itu, sudah menjadi tanggung jawab para kepala atau manajer pendidikan, secara kritis memperhatikan nasib guru dengan meningkatkan kesejahteraan. 2) Koperasi Biasanya dalam suatu instansi pendidikan ada suatu usaha pinjam-meminjam yang diadakan oleh para guru dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. Bentuk usaha pinjam-meminjam yang dimaksud adalah koperasi. Melalui koperasi guru dapat mengkonsumsi barang-barang seperti sepeda motor, televisi, kulkas, DVD player dan lain sebagainya. Di samping itu, koperasi menyediakan kredit peminjaman bagi anggotanya yang membutuhkan uang. Dengan itu seorang guru dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara mengangsur tiap bulan. b. Kesejahteraan Rohani
18
Kesejahteraan rohani merupakan suatu kondisi seseorang yang merasakan kenyamanan dalam menjalani hidup dan terbebas dari tekanan spiritual. Kesejahteraan rohani meliputi: 1) Rasa aman dan tentram Setiap orang pada dasarnya ingin sekali hidupnya nyaman dan tentram. Begitu juga seorang guru tentunya menginginkan rasa yang nyaman dan tentram pada hidupnya dan dalam melaksanakan tugas, baik lahir maupun batin. Ketentraman batin dalam hal ini tidak merasakan adanya tekanan, baik dari teman seprofesi atau dari fihak pengelola yayasan yang dapat mengganggu dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan aman lahiriah artinya yaitu aman dari gangguan dan ancaman di tempat bekerja. 2) Mengaktualisasikan diri untuk berprestasi Pada dasarnya seorang guru yang bekerja keras, rajin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dikarenakan adanya dorongan atau motivasi yang timbul dari dirinya untuk meraih cita-cita yang ingin dicapai, dan secara alamiah maka siapa yang bersungguhsungguh dalam pekerjaannya akan mendapatkan hasil atau imbalan. 3) Rasa kasih sayang dan dicintai Setiap orang pasti menginginkan hidupnya penuh dengan rasa kasih sayang dan dicintai. Begitu juga dengan seorang guru yang ingin selalu hidupnya penuh dengan rasa cinta dan kasih. Dengan adanya
19
rasa cinta dan kasih tersebut, secara otomatis akan terdorong rasa semangat yang tinggi dalam mengemban tugasnya.
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan a.
Sarana dan prasarana kerja yang cukup
b.
Kontraprestasi kerja (gaji) yang memenuhi standar hidup
c.
Suasana kerja yang kondusif, aman dan nyaman
d.
Sistem kerja yang adil dan terbuka, penuh kebersamaan
e.
Aspirasi
dan
kreativitas
kerja
dapat
tumbuh
dengan
subur
(Suparlan,2005:153-154). Faktor-faktor tersebut akan menimbulkan moral kerja dan etos kerja guru yang tinggi, yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja profesionalnya.
B. Etos Kerja 1. Pengertian Etos Kerja Kata etos berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti ciri, sifat/ kebiasaan, adat istiadat/juga kecenderungan moral, pandangan hidup yang dimiliki seseorang/suatu golongan/suatu bangsa (Tasmara, 2002:15). Koentjoroningrat mengemukakan pandangannya bahwa etos merupakan watak khas yang tampak dari luar, terlihat oleh oorang lain. Menurut Geert, etos merupakan sikap mendasar manusia terhadap diri dari dunia yang di pancarkan hidup ( Asifudin, 2004:25-26).
20
Sedangkan kata kerja merupakan aktivitas manusia baik disadari maupun tidak. Di dalam kerja terkandung nilai-nilai moral maupun material. Dengan demikian orientasi kerja manusia tidak lepas dari nilai-nilai tersebut. Manusia akan merasa dihargai jika kerjanya mempunyai makna dan mendapat penghargaan atas aktivitas yang telah dilaksanakannya. Selama kerja itu merupakan suatu kebutuhan dalam eksistensinya, sebagai manusia akan senantiasa tercipta kondisi yang memacu semangatnya (Mubyarto, 1993:8889). Menurut Muchtar Buchori etos kerja dapat diaetikan sebagai sikap dan pandangan terhadap sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa (Asifudin, 2004:27). Di sisi lain, makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh tenaga, pikiran dan dzikirnya sebagai hamba Allah yang harus menghadapi dunia untuk menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain dapat juga kita katakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya (Tasmara, 1995:27). Jadi, makna etos kerja dapat diartikan sebagai suatu upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan baik di dunia maupun di akhirat dengan menempatkan dirinya dalam menghadapi hidup. Apabila manusia menjadi makhluk yang lemah dan pemalas, maka akan menjadi manusia yang bodoh dan miskin serta tidak akan mendapatkan derajat yang tinggi di masyarakat. Karena dengan giat bekerja untuk merealisasikan cita-citanya dan keselarasan
21
dalam menjalankan tanggung jawabnya demi kejayaan di dunia dan di akhirat dan itulah yang menjadi tuntutan dalam Islam.
Dalam Al-Qur'an Surat Al Jumu'ah ayat 10 disebutkan:
Artinya: “Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi ini, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyak kamu beruntung” (Q.S. Al Jumu'ah:10) (Departemen Agama RI, 1989:932). Oleh karenanya, jangan pernah bermimpi sebab tanpa usaha rizki tidak mungkin datang dengan sendirinya, maka hendaklah seseorang mencari pekerjaan yang memiliki kualifikasi yang baik, agar dapat memperoleh rizqi yang halal dan baik menurut syariatnya. Pengertian
guru
adalah
orang
yang
kerjanya
mengajar
(Poerwadarminto, 1982:325). Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses KBM, oleh karena itu harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus berpandangan luas. Dari kriteria bagi seorang guru adalah harus memiliki kewibawaan (Wijaya, 1998:23).
22
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa etos kerja guru adalah suatu pandangan, sikap yang dimiliki guru yang profesional dalam melaksanakan
dan
mengembangkan
kegiatan
pendidikan,
sehingga
menimbulkan suasana di lingkungan sekolah yang kondusif dalam mencapai tujuan yang diharapkan. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Menurut Peters (1989) ada 3 tugas dan tanggung jawab guru yakni guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing dan guru sebagai administrator di kelas. Filsafat sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pelajaran. Dalam kaitan ini guru dituntut memiliki kemampua seperangkat pengetahuan, dan keterampilan teknis mengajar, di samping menguasai ilmu bahan yang akan diajarkan. Guru sebagai pembimbing memberikan bantuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh anak didik, sehingga tugas ini lebih populer mendidik. Sedangkan guru sebagai administrator kelas pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pelajaran (Isjoni, 2006:16). Jadi, tugas dan tanggung jawab guru merupakan tugas pokok guru yang harus dilakukan di sekolah. Di samping itu ada lagi tugas lain yang dituntut kepada guru, misalnya selalu berbuat yang terbaik untuk siswanya. Dengan tugas tersebut diharapkan guru dapat aktif dan kreatif. Semakin aktif dan kreatif, guru menunjukkan mobilitasnya yang tinggi. Guru yang mempunyai
23
mobilitas tinggi ini umumnya akan terbiasa menghadapi permasalahanpermasalahan yang luas serta pola pikir yang baik. Menurut Oemar Hamalik, tugas-tugas guru sebagai pendidik adalah: a. Guru sebagai pendidik dan pengajar Guru akan mampu mendidik dan mengajar apabila dia mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk memajukananak didik, bersikap realitas, bersikap jujur, terutama terhadap inovasi pendidikan. b. Guru sebagai anggota masyarakat Guru harus bersikap terbuka, tidak bertindak secara otoriter, tidak bersikap angkuh, bersikap ramah tamah dengan siapapun, suka menolong, empati terhadap pimpinan, teman sejawat dan para siswa. c. Guru sebagai pemimpin Peranan kepemimpinan akan berhasil apabila guru memiliki kepribadian seperti: fisik yang sehat, percaya diri, memiliki etos kerja yang tinggi dan antusiasme, dan menguasai ilmu tentang teori kepemimpinan, prinsip-prinsip hubungan masyarakat, dan semua aspek kegiatan di sekolah. d. Guru sebagai pelaksana administrasi ringan Dalam
hal
ini
guru
harus
memiliki
ketrampilan
seperti
mengadministrasikan keuangan, menyusun academic records, menyusun arsip dan ekspedisi, mengetik dan lain sebagainya (Hamalik, 2002:42-44).
24
Dengan adanya poin-poin tersebut, tahulah bahwa tugas guru tidak ringan, profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa sehingga dapat menunaikan tugas dengan baik dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara profesional dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi profesi-profesi lainnya sehingga keinginan peningkatan kompetensi guru dan kualitas belajar anak didik bukan hanya sebuah slogan di atas kertas.
3. Syarat Seorang Guru Syarat-syarat seorang guru meliputi: a. Berijazah Tentu saja yang dimaksud dengan ijazah ialah ijazah yang dapat memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai guru di suatu sekolah tertentu. Ijazah bukanlah semata-mata sehelai kertas saja, akan tetapi ijazah adalah surat bukti yang menunjukkan bahwa seseorang telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan-kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan atau pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan untuk menjadi seorang pendidik haruslah memiliki ijazah yang diperlukan. Itulah bukti bahwa yang bersangkutan telah mempunyai wewenang dan kemampuan, yang telah dipercaya oleh negara dan masyarakat untuk menjalankan tugasnya sebagai guru. b. Sehat jasmani dan rohani
25
Sebagai calon guru, syarat kesehatan merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Seorang guru yang berpenyakit
menular akan
membahayakan kesehatan anak-anak, menjadi hambatan serta membawa akibat yang tidak baik dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik. Dengan demikian, kesehatan merupakan syarat utama bagi guru sebagai orang yang setiap hari bekerja dan bergaul dengan anak-anak.
c. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Dalam GBHN 1983-1988 antara lain dinyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Undang-undang No. 12 Tahun 1954 pasal 3 dinyatakan bahwa: tujuan pendidikan ialah membentuk manusia susila. Jadi pembentukan manusia susila yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa mungkin diberikan oleh orang-orang yang memiliki dan hidup sesuai dengan norma-norma agama dan masyarakat serta peraturan-peraturan yang berlaku. d. Bertanggung jawab Di dalam hal ini, bahwa guru harus berusaha mendidik anak menjadi warga negara yang baik. Sebagai warga negara dari suatu negara yang demokratis harus turut serta memikul tanggung jawab atas kemajuan dan kemakmuran negara dan bangsanya. Di samping itu, tidak boleh pula dilupakan tugas-tugas dan pekerjaan lain yang memerlukan tanggung
26
jawabnya. Selain tugasnya di sekolah, guru pun merupakan anggota masyarakat yang mempunyai tugas dan tanggung jawab lain (Purwanto, 2007:139-142). Persyaratan menjadi guru yang penting adalah: (1) persyaratan personal, (2) persyaratan kompetisional, (3) persyaratan profesional, sehingga seseorang yang telah memenuhi persyaratan itu seharusnya kepadanya berhak untuk diberikan sertifikat guru (Djohar,2006:131).
4. Hak dan Kewajiban Guru Kewajiban guru adalah melayani pendidikan khususnya di sekolah, melalui kegiatan mengajar, mendidik dan melatih, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan menyiapkan generasi bangsa agar lebih bermutu dalam pendidikan. Agar tujuan itu dapat dicapai maka disyaratkan: a. Jumlah guru memadai dengan jumlah sekolah yang harus dilayani b. Jenis guru yang disediakan sesuai dengan jenis kompetensi guru yang dibutuhkan dan proporsional dengan jumlha jenis guru tersebut (Djohar,2006:35). Hak guru di antaranya adalah: a. Hak untuk memperoleh gaji b. Hak untuk pengembangan karier c. Hak untuk memperoleh kesejahteraan lain d. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum e. Berhak untuk memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
27
f. Hak untuk memiliki kebebasan penilaian, menentukan kelulusan, penghargaan dan sanksi kepada peserta didik g. Hak
untuk
memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi h. Hak untuk memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya (Djohar, 2006:134).
Menurut Suparlan, hak dan kewajiban pendidik meliputi: a. Pendidik berhak memperoleh: 1) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai 2) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja 3) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual. b. Pendidik berkewajiban: 1) Menciptakan suasana kependidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis 2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan 3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai kepercayaan yang diberikan kepadanya (Suparlan, 2005:42-43).
28
Dengan poin-poin di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kewajiban seorang guru yang sangat besar, maka guru mempunyai hak-hak yang sepatutnya diperoleh di antaranya tersebut di atas. Misalnya untuk karier guru dikaitkan dengan kepuasan guru untuk tetap pada jabatannya dan tetap terjaga untuk melaksanakan tugas profesinya dengan ikhlas dan bermutu. 5. Sifat-sifat Seorang Guru Dalam hal ini sifat-sifat seorang guru yang baik di antaranya adalah:
a. Adil Seorang guru harus adil, misalnya dalam memperlakukan anak-anak didiknya harus dengan cara yang sama, tidak membeda-bedakan anak yang cantik,
anak orang
berpangkat
atau anak
yang
menjadi
kesayangannya. Perlakuan yang adil itu perlu bagi guru, dalam menjalankan
proses
pembelajaran
serta
dalam
hal
pengukuran
kemampuan siswa misalnya dalam hal memberi nilai. b. Percaya dan suka kepada murid-muridnya Jan Ughthart, seorang ahli didik yang terkenal pernah berkata: “Semua pendidikan haruslah didasarkan atas keyakinan bahwa anak itu mempunyai kata hati. Jika keyakinan itu tidak ada, tak perlulah orang mendidik. Orang yang lemah dapat dijadikan kuat, orang yang bodoh dapat dijadikan pandai, tetapi orang yang tidak mempunyai kata hati tidak mungkin diperbaiki.”
29
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa guru harus percaya dan mencintai murid-muridnya. c. Benar-benar menguasai mata pelajaran Seorang guru harus selalu menambah pengetahuannya, mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar, dan yang paling penting guru mengajar sesuai dengan profesinya dalam mengajar. Jadi seorang guru harus bisa menggugah semangat siswa dengan memberikan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. d. Berpengalaman luas Guru haruslah seseorang yang mempunyai perhatian intelektual yang luas dan yang tidak kunjung padam. Guru selain mempunyai pengetahuan tentang mata pelajaran yang sudah menjadi tugasnya, akan lebih baik jika ia mengetahui pula tentang segala sesuatu yang pentingpenting yang ada hubungannya dengan tugasnya di dalam masyarakat. Jadi guru merupakan tempat bertanya tentang segala sesuatu di sekolah ataupun di masyarakat (Purwanto,2006:143-148). e. Sabar dan rela berkorban Kesabaran meupakan syarat yang sangat diperlikan, apalagi pekerjaan guru sebagai pendidik. Sifat sabar perlu dipunyai oleh guru, baik dalam melakukan tugas mendidik maupun dalam menanti hasil dan jerih payahnya. Dan semua itu memerlukan kesabaran dan kerelaan berkorban dari guru. Sifat sabar dan rela berkorban itu ada pada seorang
30
pendidik jika pendidik itu mempunyai rasa cinta terhadap anak didiknya. Tidak berlebihan rupanya apa yang dikatakan Jan Lighthart bahwa “pendidikan itu harus berdasarkan cinta, sabar, dan bijaksana”. 6. Prinsip-prinsip Utama Etos Kerja Etos kerja sebagai sistem tata nilai yang positif sangat mendukung upaya pelaksanaan tugas. Prinsip utama dalam etos kerja sebagai seorang guru ada dua hal, di antaranya: a. Bekerja adalah ibadah Seluruh umat beragama harus meyakini sepenuhnya bahwa bekerja adalah ibadah. Oleh karena itu, seorang guru yang bekerja di lingkungan pekerjaannya adalah suatu bentuk ibadah kepada Tuhan. Bekerja keras merupakan suatu keharusan yang dilaksanakan dengan ikhlas. Segala bentuk pekerjaan yang dilandasi dengan motivasi ibadah akan memperoleh penghargaan dari orang lain, yang merupakan perbuatan terpuji dan mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. b. Pangkat dan jabatan adalah amanah Jabatan dan pangkat itu sebagai amanah, maka harus diemban dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sebagai amanah, maka pangkat dan jabatan itu, dan segala implikasinya, harus dipertanggungjawabkan kepada atasan, bangsa, negara dan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Departemen Agama RI, 2004:64-66). Dalam rangka prinsip utama etos kerja di atas, maka operasionalnya tercermin antara lain pada perilaku suka bekerja keras, disiplin, rajin, tekun
31
dan ulet, jujur, sabar, dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Setiap guru harus dapat menunjukkan etos kerja dirinya dalam bekerja. Tohir Luth memberikan suatu contoh etos kerja berkenaan dengan suatu pekerjaan yang bersifat Islam, beliau mengatakan bahwa setiap pekerja, terutama yang beragama Islam, harus dapat menumbuhkan etos kerja secara Islami karena pekerjaan yang ditekuninya adalah ibadah. Oleh karena itu untuk menumbuhkan etos kerja di dalam diri guru, harus di dasarkan pada penekanan adanya seleksi memilih calon tenaga yang mengandung unsur-unsur islami yang bersifat ibadah. Dengan demikian, etos kerja akan tumbuh atau tidak, tergantung bagaimana individu guru dapat menyikapi pekerjaan itu sendiri. Untuk menumbuhkan etos kerja secara Islami dalam melaksanakan tugas dan fungsi pekerjaan, seorang guru perlu menanamkan: a. Niat ikhlas Niat ikhlas merupakan landasan setiap aktivitas kita. Niat hanya karena Allah akan menyadarkan kita bahwa: 1) Allah sedang memantau kerja kita 2) Allah hendaknya menjadi tujuan kita 3) Segala yang diperoleh wajib disyukuri 4) Menyadari apa yang kita peroleh pasti bisa dipertanggungjawabkan. Bagi guru, niat merupakan hal yang penting dalam aktivitas. Tanpa niat, pekerjaan yang dilaksanakan bisa menjadi tidak mempunyai nilai.
32
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pada hakikatnya etos kerja guru muncul dari suatu keikhlasan, dengan kata lain bahwa keikhlasan seseorang dapat bekerja dapat meningkatkan etos kerja. b. Kerja keras Seorang
guru
dituntut
untuk
bekerja
keras
dalam
setiap
melaksanakan pekerjaannya. Maksudnya ialah bekerja dengan sungguhsungguh, tenaga dan pikiran sepenuhnya dicurahkan kepada sesuatu pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya. c. Memiliki cita-cita tinggi Sebagai seorang pendidik jangan puas hanya menjadi bawahan seumur hidup. Dalam bahasa sederhana, jangan hanya menjadi kuli kasar sepanjang masa. Kita harus berusaha menjadi pemilik usaha untuk masamasa tertentu. Begitu juga halnya dengan guru harus bercita-cita tinggi untuk bisa mencerdaskan anak didiknya. 7. Landasan Moral Etos Kerja Guru Adapun landasan moral dalam melaksanakan tugas adalah (Departemen Agama Ri, 2004:72-75): a. Merasa terpantau Dalam hal ini adalah menyadari sepenuhnya apa yang kita kerjakan tidak lepas dari penglihatan Allah. Sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Az-Zalzalah ayat 7-8:
33
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarahpun niscaya dia akan menerima balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan
kejahatan
melihatbalasannya
seberat
pula”
dzarah
(Departemen
pun,
niscaya
Agama,
akan
1989:23)
b. Jujur Jujur adalah kesucian nurani yang memberikan jaminan kebahagiaan spiritual karena kebenaran berbuat, ketepatan bekerja, bisa dipercaya dan tidak mau berbuat dusta. c. Amanah Seseorang memberi kepercayaan kepada orang lain, karena orang dipandang jujur. Dengan demikian, kepercayaan yang diterimanya itu adalah suatu penghargaan moral yang teramat mahal. Kepercayaan merupakan reward (penghargaan) secara tulus dan tidak ternilai harganya pada orang yang jujur. d. Taqwa Taqwa akan melahirkan manusia yang memiliki kepribadian terpuji, diantaranya adalah: 1) Pribadi yang taat beragama 2) Pribadi yang gemar berbuat kebajikan 3) Pribadi yang tidak mau dikotori oleh perbuatan yang tercela.
34
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja a. Kepribadian Ciri-ciri khas kepribadian seseorang, sebagian nampak dalam cara dia melakukan pekerjaannya (Wingkel, 1996:195). Ada ungkapan bahwa dengan melihat dan mengenali kepribadian seseorang saja, timbul kekaguman karena yang bersangkutan dipandang wibawa, karena wibawa bisa menimbulkan kekaguman dan kesediaan pihak lain untuk mengikutinya.
b. Disiplin Dalam pendidikan, disiplin adalah keadaan tenang atau keteraturan sikap/tindakan. Disiplin merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan (Wijaya,Rusyan, 1998:18). Dalam hal ini, guru yang mempunyai kedisiplinan tinggi dalam mengajar akan selalu mempunyai disiplin yang tinggi pula, yaitu dengan cara mengatur waktu yang tepat serta mentaati tata tertib yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. c. Motivasi Motivasi merupakan keinginan dan kemauan seseorang untuk mencurahkan segala upayanya dalam mencapai tujuan (Departemen Agama, 2004:12). Dari pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan dalam diri seseorang untuk berperilaku dengan cara
35
tertentu dalam pekerjaannya untu mencapai tujuan sesuai dengan sasaran organisasi maupun sasaran pribadi. Motivasi kerja guru bisa rendah dan bisa tinggi. Seorang guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan memiliki kemauan yang keras atau kesanggupan hati untuk tugas-tugasnya dan akan meningkatkan produktifitasnya. Sebaliknya, seorang guru yang memiliki motivasi rendah akan kurang memiliki kemauan yang keras untuk tugas-tugasnya dan akan menurun produktifitasnya.
d. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. e. Semangat Semangat adalah reaksi emosional dari mental dari seseorang terhadap pekerjaannya (Purwanto, 2007:60). Seseorang yang memiliki etos kerja, ia tidak mungkin membiarkan dirinya untuk menyimpang atau membiarkan penyimpangan yang akan membinasakan (Tasmara, 2002:21). Maka dengan adanya semangat seorang guru akan berpengaruh kepada anak didik ketika mengajar.
C. Pengaruh Kesejahteraan Guru terhadap Etos Kerja Guru
36
Seseorang yang telah mempunyai jabatan guru berarti secara alamiah menerima tanggung jawab yang besar. Guru merupakan tumpuan masyarakat untuk mendidik, mengajar dan membimbing putra putri mereka agar kelak menjadi orang yang berbudi luhur dan berguna bagi masyarakat secara luas dan dapat memikul tanggung jawabnya sebagai warga negara yang baik. Dari keseluruhan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada guru tidak lepas dari campur tangan pemerintah dan yayasan pendidikan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan pemerintah dan yayasan pendidikan adalah dengan memfokuskan serta memperhatikan nasib mereka yang berupa peningkatan kesejahteraan bagi guru. Dan dilihat dari segi yang lain, dengan adanya hal seperti itu seorang guru harus mempunyai semangat yang tinggi dalam mengajar dan disiplin dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan kepadanya. Dikaitkan dengan mengajar, sikap semangat kerja akan memperoleh hasil yang maksimal dan memperoleh arah tujuan yang jelas. Dengan tidak diperhatikannya kesejahteraan bagi guru, maka seorang guru akan terganggu dalam melaksanakan tugasnya yang akan berdampak pada semangat untuk mengajar. Dalam hal ini masyarakat sangat mengharapkan guru adalah sosok seseorang yang berprofesi luhur dan berkualitas sehingga sanggup mengatasi permasalahan yang muncul di lingkungannya. Penghasilan atau kesejahteraan yang besar perlu bagi seorang guru dalam meningkatkan kualitas profesinya, karena sebagai pengemban profesi yang bertujuan memberikan dampak positif khususnya peningkatan kecerdasan
37
siswa,maka seorang guru harus tetap belajar dan mengembangkan ilmunya dari segala aspek agar harapan pencapaiaan tujuan pendidikan bisa terwujud. Itu semua tidak dapat dilakukan dengan baik apabila gaji atau kesejahteraan rendah. Dengan gaji yang besar pula guru dapat bersemangat dalam mengajar karena guru merasa dirinya sangat berarti bagi pendidikan. Hal tersebut juga membuat guru merasa tenang, nyaman dan lebih berkonsentrasi dalam mengemban tugasnya. Dengan demikian, penerimaan kesejahteraan dan etos kerja guru dalam mengajar sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar. Adanya kesejahteraan dan semangat kerja, guru akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan pada akhirnya menghasilkan pengaruh yang positif dan bisa menciptakan anak didik yang berprestasi dan berakhlak mulia.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Tinjauan umum MTs Al-Manar 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Madrasah Tsanawiyah Bener Tengaran Madrasah Tsanawiyah Al-Manar adalah lembaga pendidikan setingkat SMP yang berada di bawah yayasan Al Manar. Adapun Yayasan Al-Manar didirikan pada tanggal 5 Desember 1990 dan disahkan secara resmi dengan Akta Notaris lewat kantor Akta Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah Acmad Dimyati ,SH di Ambarawa kabupaten Semarang. Adapun
nama
pendiri
yayasan
Al-Manar
ini
adalah
Kyai
Fatkhurrohman, wiraswasta, bertempat tinggal di Desa Bener Kecamatan Tengaran kabupaten Semarang dan Rintho Wigoeno, pegawai negeri, bertempat tinggal di Salatiga, Jl. Kyai Wahid Hasyim nomor 4 kota Salatiga. Yayasan Al-Manar berkedudukan di desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan berasaskan Pancasila, beraqidah Islam menurut faham Ahlisunah Waljama’ah dan mengikuti salah satu madzhab : hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali. Sifat Yayasan Al-Manar adalah sosial, pendidikan dan dakwah Islamiyah. Adapun maksud dan tujuan pendirian Yayasan Al-Manar ini adalah: a. Membina manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cerdas, cakap, terampil, berpengetahuan luas dan bertanggungjawab
38
39
serta berguna bagi nusa, bangsa dan agama. b. Menyelenggarakan agar pendidikan dan pengajaran berpengaruh luas dan merata dalam kehidupan seseorang, masyarakat dan negara. c. Mempersiapkan anak-anak dan pemuda-pemuda untuk menjadi angkatan pembangunan yang bertaqwa, cakap, cerdas dan kuat imannya. d. Mempersiapkan dan mengusahakan agar setiap warga Negara Indonesia mendapatkan kesempatan untuk belajar di segala jurusan jenjang pendidikan. e. Memajukan dan mengembangkan segala cabang ilmu pengetahuan yang diperlukan bagi kemajuan nusa, bangsa dan agama. f. Memajukan dan mengembangkan kebudayaan yang baik terutama kebudayaan yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. g. Menolak dan membendung kebudayaan yang membahayakan ahlak dan kepribadian bangsa Indonesia. Adapun usaha yang dilakukan Yayasan Al-Manar untuk mencapai tujuan tersebut adalah: a. Mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan Islam berupa RA (Roudhotul Atfal), MI ( Madrasah Ibtidaiyah), MTs (Madrasah Tsanawiyah), MA (Madrasah Aliyah), Pondok Pesantren, Maajelis pengembangan pendidikan Agama dan ilmu Al Qur’an serta dakwah Islamiyah. b. Mengadakan sarana prasarana pendidikan Islam.
40
c. Mengadakan hubungan dengan lembaga pendidikan dan Ilmu pengetahuan di dalam dan di luar Negeri, baik pemerintah maupun swasta. d. Mengadakan usaha-usaha
lain yang bermanfaat dan berguna bagi
Yayasan. Struktur organisasi yayasan Al-Manar terdiri dari Dewan Pengurus dan Pengurus Harian. Dewan Pengurus memegang kekuasaan yang tertinggi, dan susunan Dewan Pengurus pertama kalinya. a. Ketua
: Kyai Fatkhurrohman
b. Sekretaris
: Rintho Wigoeno
c. Bendahara
: Ny Fatekhah Ulfah
d. Bidang pendidikan dan pengajaran
: Muhamad Imam Fauzi
e. Bidang pembangunan, usaha dan dana
: Nur Aini
f. Anggota
: - Nur Chamid - Juweni - Kholid Ulfa
Pengurus
Harian
adalah
wakil
dari
dewan
Pengurus
yang
melaksanakan tugas sehari-hari. Pengurus harian terdiri dari Ketua dengan Sekretaris. Adapun penunjukan Pengurus Harian ini di tentukan melalui musyawarah Dewan Pengurus Yayasan Al-Manar. MTs Al-Manar berdiri di bawah naungan Yayasan Al-Manar, tepatnya beralamat di Jl. K.H. Djalal Suyuthi No.1 Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten semarang. Nomor statistik Madrasah adalah 212 332 202 024 (sesuai dengan SK Pendirian Madrasah). MTs Al-Manar didirikan tahun 1995
41
dan mulai beroperasi tahun 1997 dengan status tanah milik Yayasan dan status bangunan milik sendiri. Luas bangunan yayasan Al-Manar secara keseluruhan adalah 5.870 m2 dan luas bangunan MTs Al-Manar 368 m2. Status Madrasah Tsanawiyah Al-Manar adalah dengan status akreditasi B. waktu belajar pagi hari dengan jumlah rombongan belajar 6 dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 103 orang dan siswa perempuan sebanyak 102 orang. Letak Madrasah secara geografi di dataran rendah dengan lingkungan pekerjaan sebagian besar pertanian dan termasuk dalam wilayah pedesaan. Penyelenggara MTs Al-Manar adalah Yayasan Al-Manar dengan Induk Organisasi Yayasan Al-Manar di bawah koordinasi Pondok Pesantren Al-Manar. Visi MTs Al-Manar adalah “Unggul dalam prestasi, menjadi insan berkualitas, beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia” . Sedangkan Misi MTs Al-Manar ada 3 yaitu: a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimilikinya b. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal. c. Mendorong penghayatan dan pengamalan ajaran agama secara konsisten dan juga budaya sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. Adapun Tujuan MTs Al-Manar adalah dalam rangka ikut serta dalam partisipasi pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia yang cerdas,
42
terampil dan bertaqwa, untuk menampung lulusan SD/MI seluruh daerah, untuk membentuk kader muslim yang tangguh, dinamis demi kelangsungan organisasi. Tujuan pendidikan MTs Al-Manar mengacu pada dua jenis tujuan pendidikan yaitu tujuan Pendidikan Nasional dan Tujuan Pendidikan Madrasah Tsanawiyah yang merupakan tujuan pengembangan. Dalam kurikulum
disebutkan
Pendidikan
Nasional
bertujuan
mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan budi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan
pendidikan
Tsanawiyah
yang
merupakan
tujuan
pengembangan adalah meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial.
2. Letak geografis Madrasah Tsanawiyah Al-Manar terletak di RT. 5 RW.2 Bener kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, adapun lingkungan madrasah tersebut di tengah-tengah perkampungan sebelah selatan masjid An Nur
43
Bener, menempati tanah seluas 5.870 m2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1)
Sebelah selatan
: Desa Widelelo Kec Tengaran
2)
Sebelah Utara
: Desa Tugu Kec Tengaran
3)
Sebelah Timur
: Desa Tegal Waton Kec Tengaran
4)
Sebelah Barat
: Desa Brajan Kec Tengaran
3. Sarana Prasarana Dalam suatu lembaga, baik lembaga pendidikan maupun lembaga non pendidikan, fasilitas merupakan kebutuhan primer, apalagi dalam lembaga pendidikan fasilitas
yang mendukung untuk membantu
terlaksananya tujuan yang telah di tentukan. Setelah penulis mengadakan observasi dan interview seperlunya maka dapat dikemukakan fasilitas pendididkan yang ada di madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Tengaran. 1) Keadaan gedung Madrasah a. Bangunan gedung
: Permanen
b. Status kepemilikan
: Milik Sendiri
c. Status penggunaan
: Milik
d. Ijin Pendirian
: Kw.114/4/pp.032/677/2226/2005
2) Keadaan Ruang a) 1 ruang kepala sekolah b) 1 ruang guru
44
c) 1 ruang TU d) 1 kamar mandi /WC guru e) 1 ruang kamar mandi/WC siswa f) 1 ruang ibadah g) 1 ruang labotatorium komputer h) 1 ruang laboratorium multimedia i) 2 asrama siswa j) 6 Ruang teori/kelas 3) Sarana Pendidikan terdiri dari: a) 12 unit komputer b) 2 unit printer c) 2 mesin ketik d) 2 meja & 2 kursi TU e) 12 meja guru f) 12 kursi guru g) 5 kursi tamu h) 1 meja tamu i) 1 meja kepala sekolah j) 1 buah kursi kepala sekolah k) 110 meja murid l) 210 kursi murid m) 1 buah almari n) 2 televisi/audio
45
4. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener MTs Al-Manar dalam program pengajarannya telah menggunakan kurikulum KBK seperti tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 Kurikulum KBK Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang No Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a. Qur’an Hadist b. Aqidah Ahlak c. Fiqih d. SKI e. Bahasa Arab 2. Pendidikan kewarganegaraan 3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4. Matematika 5. IPS 6. IPA 7. Bahasa Inggris 8. Pendidikan Jasmani 9, Kesenian 10. Keterampilan 11. Program Pengajaran Muatan Lokal a. Bahasa Jawa b. Baca Tulis Al Qur’an
Alokasi Waktu 1 2 2 1 3 2 6 6 6 6 4 2 2 2 2 2
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa bobot keseluruhan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 9 SKS. Bila di prosentasi maka jumlahnya ada 22,5% dari seluruh jumlah SKS seluruh mata pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang cukup penting di MTs Al-Manar Bener Tengaran Semarang.
46
5. Keadaan guru MTs Al Manar Guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar ada yang berstatus sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY) dan ada pula yang merupakan Guru Tidak Tetap Yayasan(GTTY). Adapun data guru di MTs Al-Manar secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2 Daftar Dewan Guru dan Pegawai Mts Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang
No
Nama
TTL
L/P
Pendidikan
Jabatan
1.
Hj Mustikowati, S.Ag Kds, 03-08-1961
P
STAIN
Kep MTs
2.
Mukalip
Smg, 02-04-1942
L
PGAN
BK/GTT
3.
Mustaidah, S.Pdi
Smg, 23-03-1979
P
STAIN
GTT
4.
Muflikhtur.R, S. Ag
Smg, 05-07-1973
P
IAIN
GTT
5.
Tasmiyah, S. Pd
Smg, 16-09-1979
P
UNNES
GTT
6.
Fatkhurrohman
Smg, 03- 04-1969 L
MTs
GTY
7.
Mega Rahayu, S. Ag
Smg, 15-08-1970
P
STAIN
GTT
8.
Habiburrahman,M.Pd
Mgl, 02-07-1976
L
UNS
Wk.Kur/GTT
9.
Rita Wulandari, S. Pd
Byli, 23-11-1984
P
UNS
GTT
10. Sugeng M. S.Ag
Mgl, 18-04-1979
L
STAIN
TU/GTT
11. Anisatul M, S. Pd
Sltg, 21-07-1982
P
STAIN
GTT
12. A. Mustafidz, S.Ag
Sltg, 24-06-1985
L
STAIN
GTT
13. Nur Vadlilah,K. S.Pd
Smg, 21-07-1983
P
STAIN
GTT
14. Siti Zulaikhoh, S Pdi
Smg,24 Mei 1986 P
STAIN
GTT
47
Berdasarkan data di atas maka jumlah guru tetap yayasan ada satu orang yaitu orang yang merupakan pendiri yayasan sekaligus guru tetap yayasan, sedangkan guru tidak tetap yayasan ada tiga belas orang dimana empat orang merangkap jabatan. Dari empat belas guru tersebut satu orang berpendidikan S2, sebelas orang berpendidikan S1, satu orang berpendidikan PGAN dan satu orang berpendidikan MTs. 6. Keadaan Siswa MTs Al-Manar Data di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dari tahun 1999 sampai dengan sekarang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Data siswa MTs Al-manar kec. Tengaran Kabupaten semarang jumlah
Tingkat VII
Tingkat VIII
Tingkat IX
Tahun
kelas
L
P
Jml
L
P
Jml
L
p
Jml
2000/2001
6
48
49
97
55
64
119
54
42
96
2001/2002
6
43
37
80
40
40
80
54
51
105
2002/2003
6
33
26
59
32
38
60
36
34
70
2003/2004
6
35
50
85
28
23
51
32
27
59
2004/2005
6
49
46
95
32
36
68
25
22
47
2005/2006
6
37
35
72
32
31
63
22
42
64
2006/2007
6
35
32
67
39
24
63
28
27
55
2007/2008
6
31
33
64
35
32
67
31
19
50
2008/2009
6
41
39
80
38
45
83
24
18
42
2009/2010
6
33
35
68
38
32
70
22
37
59
48
Jumlah siswa keseluruhan pada tahun 2008/2009 adalah 205 siswa, kelas VII ada 80 siswa, kelas VIII ada 83 siswa dan kelas IX ada 42 siswa. Sedangkan pada tahun pelajaran 2009/2010 jumlah siswa keseluruhan ada 197 siswa, kelas VII ada 68 siswa, kelas VIII ada 70 siswa, kelas IX ada 59 siswa. Dengan demikian dalam dua tahun terakhir mengalami sedikit penurunan jumlah siswa.
49
7. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Tahun 2009/ 2010
KETUA YAYASAN K. AS’AD HARIS NK
KEPALA MADRASAH HJ. MUSTIKOWATI
BIDANG TU SUGENG M. A.Ma
BENDAHARA ANISATUL M. S.Pd.I
VII B FATKHURROHIM S.E
BIDANG SARPRA FATKHURROHMAN
PERPUS A. MUSTAFID A.Ma
VII B MUSTAIDAH S.Pd.I
KOMITE SEKOLAH HJ. WARSONO A.Md
BIDANG KURIKULUM KHABIBURROHMAN M.Pd
PERLENGKAPAN M. MATORI
BIDANG HUMAS MUFLIKAH S.Ag
KOORDINASI UAS MUSTAIDAH S.Pd.I
VIII A MUFLIKHAH S.Ag
VIII B MUKALIP
SISWA
KONSELING TASMIYAH S.Pd
IX A MEGA R. S.Ag
BIDANG KESISWAAN AJ. MUNIR S.Hi
PENGEMBANGAN DIRI FATKHURROHIM S.E
IX B A.J. MUNIR SITI
50
B. KEADAAN RESPONDEN 1. Keadaan Responden Berikut ini nama-nama Guru yang menjadi responden: 1. Hj Mustikowati, S.Ag 2. Mukalip 3. Mustaidah, S.Pdi 4. Muflikhtur.R, S. Ag 5. Tasmiyah, S. Pd 6. Fatkhurrohman 7. Mega Rahayu, S. Ag 8. Habiburrahman,M.Pd 9. Rita Wulandari, S. Pd 10. Sugeng M. S.Ag 11. Anisatul M, S. Pd 12. A. Mustafidz, S.Ag 13. Nur Vadlilah,K. S.Pd 14. Siti Zulaikhoh, S Pdi 2. Jawaban Angket tentang Tingkat Kesejahteraan Guru dan Etos Kerja Guru a. Jawaban Angket Kesejahteraan Tabel 4 Jawaban Angket Tingkat Kesejahteraan Nomor Responden
Nomor item 1
2
3
4
5
6
Jumlah skor 7
8
9
10
a
B
C
51
1
A
b
a
c
a
a
b
b
b
b
4
5
1
2
A
a
a
a
a
a
b
a
c
c
7
2
1
3
A
a
a
a
c
a
a
c
a
a
6
2
2
4
A
a
a
b
c
a
a
c
a
a
4
4
2
5
A
a
a
b
c
a
a
b
b
b
5
4
1
6
A
b
a
b
c
b
b
c
c
b
2
5
3
7
A
b
a
c
c
b
c
a
c
c
3
2
5
8
A
a
a
b
c
a
a
c
a
b
6
2
2
9
A
a
a
b
c
a
b
b
c
b
4
4
2
10
A
b
a
c
c
a
b
c
c
b
3
3
4
11
A
b
b
c
c
a
b
c
b
a
3
4
3
12
A
a
a
b
a
a
a
b
a
c
7
2
1
13
A
b
a
b
c
b
b
c
b
b
2
6
2
14
A
b
a
b
b
a
b
c
b
b
3
6
1
b. Jawaban Angket Tentang Etos Kerja Tabel 5 Jawaban Angket Tentang Etos Kerja Nomor
Nomor item
Jumlah skor
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a
b
c
1
a
a
a
b
b
a
a
a
a
a
8
2
0
2
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
9
1
0
3
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
0
0
4
a
a
a
b
b
b
a
b
a
a
4
6
0
5
a
b
b
b
b
b
a
b
a
a
4
6
0
6
a
b
b
b
b
a
b
a
a
a
5
5
0
7
a
b
b
b
c
b
b
b
a
a
3
6
1
8
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
9
1
0
9
a
a
b
a
b
b
a
b
a
a
6
4
0
10
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
0
0
52
11
a
a
a
b
a
b
a
a
a
a
8
2
0
12
a
b
a
b
b
a
a
a
a
a
7
3
0
13
a
a
b
b
b
a
b
a
a
a
6
4
0
14
a
a
b
b
b
a
b
a
a
a
6
4
0
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis data tentang tingkat kesejahteraan Guru Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh antara tingkat kesejahteraan guru terhadap etos kerja guru di MTs Al Manar Tengaran Semarang, maka data yang telah diperoleh akan di analisis dengan analisis statistik. Adapun rumus statistik yang digunakan dalam data tersebut adalah: F P=
x 100
N Keterangan : P
: Prosentase individu dalam golongan
F
: Frekuensi
N
: Jumlah subyek dalam keseluruhan Langkah selanjutnya dalam analisis ini adalah tabel nilai tingkat
kesejahteraan terhadap etos kerja guru di MTs Al Manar Tengaran Semarang, dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel tingkat kesejahteraan guru terhadap etos kerja guru. 1.
Data tentang Tingkat kesejahteraan Data tingkat kesejahteraan diperoleh dari angket yang penulis
bagikan. Terdiri dari 10 pertanyaan, yang masing-masing pertanyaan disediakan 3 opsi alternatif jawaban, dengan bobot nilai yang berbeda yaitu kecuali no 8 sebagai berikut :
53
54
Bobot nilai no 1 sampai 10 kecuali no 8 adalah: 1.
Alternatif jawaban a memiliki bobot nilai 3
2.
Alternatif jawaban b memiliki bobot nilai 2
3.
Alternatif jawaban c memiliki bobot nilai 1
Bobot nilai untuk no 8 adalah : 1.
Alternatif jawaban a memiliki bobot nilai 1
2.
Alternatif jawaban b memiliki bobot nilai 2
3.
Alternatif jawaban c memiliki bobot nilai 3 Berikut ini penulis sajikan tabel hasil penyebaran angket tentang
tingkat kesejahteraan : Tabel 6 Nilai Angket Tingkat Kesejahteraan Nomor Responden
Nomor Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
1
3
2
3
1
3
3
2
2
2
2
23
2
3
3
3
3
3
3
2
1
2
1
24
3
3
2
3
2
1
3
3
3
3
3
26
4
3
3
3
2
1
3
2
3
2
2
24
5
3
3
3
2
1
3
3
2
2
2
24
6
3
2
3
2
1
2
2
3
1
2
21
7
3
2
3
1
1
2
1
3
1
1
18
8
3
3
3
2
1
3
3
3
3
2
26
9
3
3
3
2
1
3
2
2
1
2
24
10
3
2
3
1
1
3
2
3
1
2
21
11
3
2
2
1
1
3
2
3
2
3
22
12
3
3
3
2
3
3
3
2
3
1
26
13
3
2
3
2
1
2
2
3
2
2
22
14
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
24
55
Untuk angket tentang kesejahteraan, dengan jumlah 10 pernytanyaan (item), maka diperoleh nilai tertinggi dari jawaban yang diberikan responden adalah 26, sedangkan nilai terendahnya adalah 18. Rentangan data ini adalah 26-18= 8. Data ini dikelompokkan menjadi 3 kelas, 8:3 = 2,67 meliputi semua bilangan (Data dalam hal ini lebar kelas ditetapkan 3).
Tabel 7 Interval Tingkat Kesejahteraan
Nilai
Jumlah Guru
Nilai Nominal
Kategori
24-26
8
A
Tinggi
21-23
5
B
Sedang
18-20
1
C
Kurang
Tabel 8 Nilai Nominasi Tingkat Kesejahteraan
No Responden
Skor
Kategori
1
23
B
2
24
A
3
26
A
4
24
A
5
24
A
6
21
B
7
18
C
8
26
A
56
9
24
A
10
21
B
11
22
B
12
26
A
13
22
B
14
24
A
Setelah diketahui banyaknya guru yang tingkat kesejahteraan, tinggi yang berkategori baik, cukup, kurang, maka langkah-langkah selanjutnya adalah menentukan prosentase dari masing-masing
variabel dengan
menggunakan rumus:
P = F x 100% N Diketahui : F = Guru (responden) yang memperoleh nilai A pada angket tentang tingkat kesejahteraan guru sebanyak 8 guru N = Banyaknya populasi 14 guru
Maka P = 8 x 100% = 57,14 % 14 F = Guru (responden) yang memperoleh nilai B pada angket tentang tingkat kesejahteraan guru sebanyak 5 guru N = Banyaknya populasi 14 guru
Maka, P = 5 x 100%= 35,71% 14 F = Guru (responden) yang memperoleh nilai C pada angket tentang tingkat kesejahteraan guru sebanyak 1 guru
57
N = Banyaknya populasi 14 guru Maka, P = 1 x 100%= 7,14 % 14
Tabel 9 Nilai Prosentase Tingkat Kesejahteraan No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi (A)
24-26
8
57,14%
2
Sedang (B)
21-23
5
35,71%
3
Kurang (C)
18-20
1
7,14%
14
100%
B. Data tentang Etos Kerja a. Penyajian data angket tentang etos kerja guru MTs Al Manar Bener Tengaran tahun 2010
Tabel 10 Nilai Angket tentang Etos Kerja Guru
Nomor
Nomor item
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
1
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
28
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
29
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
4
3
3
3
2
2
2
3
2
3
3
24
5
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
24
58
6
3
2
2
2
2
3
2
3
3
3
25
7
3
2
2
2
1
2
2
2
3
3
22
8
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
29
9
3
3
2
3
2
2
3
2
3
3
26
10
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
11
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
28
12
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
27
13
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
26
14
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
26
untuk angket etos kerja guru, dengan jumlah 10 pertanyaan (item) maka dipeoleh hasil nilai tertinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden adalah 30, sedangkan nilai terendahnya adalah 22, Rentangan data ini adalah 30-22= 8. Dan data ini dikelompokkan menjadi 3 kelas, 8:3 = 2,67 meliputi semua bilangan ( data dalam hal ini lebar kelas ditetapkan = 3). Tabel 11 Interval Etos Kerja Guru Nilai
Jumlah Guru
Nilai Nominal
Kategori
28-30
6
A
Tinggi
25-27
5
B
Sedang
21-24
3
C
Kurang
59
Tabel 12 Nilai Nominasi Tingkat Kesejahteraan No Responden
Skor
Kategori
1
28
A
2
29
A
3
30
A
4
24
C
5
24
C
6
25
B
7
22
C
8
29
A
9
26
B
10
30
A
11
28
A
12
27
B
13
26
B
14
26
B
Setelah diketahui banyaknya guru yang tingkat kesejahteraan, tiggi yang berkategori baik, cukup, kurang, maka langkah-langkah selanjutnya adalah menentukan prosentase dari masing-masing
variabel dengan
menggunakan rumus: P = F
x 100%
N Diketahui : F = Guru (responden) yang memperoleh nilai A pada angket tentang etos kerja adalah sebanyak 6 guru
60
N = Banyaknya populasi 14 guru Maka, P = 6 x 100% = 42,86% 14 F = Guru (responden) yang memperoleh nilai B pada angket tentang etos kerja guru sebanyak 5 guru N = Banyaknya populasi 14 guru Maka, P = 5 x 100%= 35,71% 14 F = Guru (responden) yang memperoleh nilai C pada angket tentang etos kerja guru sebanyak 1 guru N = Banyaknya populasi 14 guru Maka, P = 3 x 100%= 21,43% 14 Tabel 13 Nilai Prosentase Tingkat Kesejahteraan No
Nilai tingkatan
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi (A)
28-30
6
42,86%
2
Sedang (B)
25-27
5
35,71%
3
Kurang (C)
21-24
3
21,43%
14
100%
61
C. Analisis data tentang Tingkat Kesejahteraan dengan Etos Kerja Tabel 14 Tabel Kerja Pengaruh Variabel Tingkat Kesejahteraan (x) Terhadap Etos Kerja Guru (y) 2
X
Y
X
Y
XY
1
23
28
529
784
644
2
24
29
576
841
696
3
26
30
676
900
780
4
24
24
576
576
576
5
24
24
576
576
576
6
21
25
411
625
525
7
18
22
324
484
396
8
26
29
676
841
754
9
24
26
576
676
624
10
21
30
411
900
630
11
22
28
484
784
616
12
26
27
676
729
702
13
22
26
484
676
571
14
24
26
576
676
624
325
374
7.611
10.068
8.715
Dari data diatas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : ∑X
= 325
∑Y
= 374
∑X2
= 7611
∑Y2
= 10068
∑ XY = 8715 N
2
No
= 14
62
Rumus yang digunakan untuk analisis korelasi adalah sebagai berikut : rxy = Perhitungannya adalah sebagai berikut : rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
=
Hasil perhitungan tersebut sesuai dengan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS Versi 16.0 pada tabel berikut ini :
Tabel 15 Hasil Uji Korelasi Dengan Menggunaan Program SPSS Versi 16.0 Correlations
Kesejahteraan Guru
Pearson Correlation
Kesejahteraan Guru
Etos Kerja Guru
1
.460*
Sig. (1-tailed) N 14 Etos Kerja Guru Pearson Correlation .460* Sig. (1-tailed) .049 N 14 *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
.049 14 1 14
63
D. Analisis Hipotesis Hasil uji peneltian ini memperoleh nilai t hitung sebesar 0,460. Menurut Sugiyono (2005:216), koefisien korelasi antara 0,4 – 0,599 tergolong sedang, sehingga menurut hasil penelitian ini hubungan antara kesejateraan giri dan etor kerja guru berada pada kategori sedang. Hasil perhitungan juga menunjukkan nilai yang positif, artinya hubungan kedua variable memiliki arah positif, yaitu smekain tinggi tingkat kesejahteraan guru maka akan semakin tinggi etos kerja guru, sebaliknya semakin rendah tingkat kesejahteraan guru maka akan semakin rendah stor kerja guru. Untuk menguji signifikansi hasil uji di atas, maka koefisien korelasi hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai r table. Besarnya nilai r table pada tingkat signifikansi 5% dengan jumlah sampel 14 dan uji 1 arah adalah 0,4575. Oleh karena nilai r hitung > dari nilai r table maka hasil uji dinyatakan signifikan, dengan demikian hipotesis yang diajukan yaitu ”Tingkat Kesejahteraan Berpengaruh terhadap Etos Kerkja Guru di MTs Al Manar Bener Tengaran tahun 2010” diterima.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasar hasil analisis dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat kesejahteraan guru di MTs Al Manar Bener Tengaran adalah bervariasi, mulai dari kategori paling rendah sebanyak 7,14%, kategori sedang sebanyak 35,71% dan kategori tinggi sebanyak 57,14%. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan guru
paling banyak berada
pada katgori tinggi atau baik. 2. Etos kerja guru MTs Al-Manar bener Tengaran adalah bervariasi mulai dari kategori rendah sampai kategori tinggi. Guru yang memiliki etos kerja rendah sebanyak 21,43%, etos kerja sedang sebanyak 35,71 dan yang memiliki etos kerja tinggi sebanyak 42,86%. Dengan demikian, etos kerja guru paling banyak berada pada katgori tinggi atau baik. 3. Analisis menggunakan product moment membuktikan ada pengaruh yang signifikan tingkat kesejahteraan guru dengan etos kerja yang dibuktikan dengan besarnya nilai r xy hitung sebesar 0,46 lebih besar dari r tabel 0,4575 dalam taraf signifikansi 5% .
64
65
B. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Yayasan a.
Kepada Yayasan hendaknya mendukung secara material ataupun spiritual guna meningkatkan pelayanan pendidikan kepada siswa.
b.
Mendorong guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran seperti memberi fasilitas yang memadai serta pelatihan kepada pendidik.
c.
Memperhatikan kesejahteraan guru sebagai upaya dalam peningkatan mutu pendidikan.
2. Bagi guru Masih terdapat 21,43% guru yang memiliki etos kerja yang rendah, maka kepada guru disarankan untuk : a.
Guru harus senantiasa meningkatkan etos kerjanya. Apapun tingkat kesejahteraan yang diterimananya jangan sampai mengorbankan peserta didik dengan etos kerja yang rendah.
b.
Sebagai salah satu pusat dalam proses pembelajaran,guru memegang peran yang cukup penting dalam menentukan outcome, sehingga perlu adanya optimalisasi peran dan fungsi serta penempatan posisi yang tepat sebagai seorang pendidik.
66
c.
Seorang guru harus lebih profesional dalam mengajar serta menjalankan kewajibannya dengan penuh semangat karena dengan hal tersebut akan meningkatkan mutu pendidikan.
d.
Kepada guru yang sudah memiliki tingkat kesejahteraan yang baik, hendaknya menjalankan tugas dan tanggungjawabnya semaksimal mungkin.
C. Penutup Mengakhiri penulisan skripsi, penulis memanjatkan puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmad, taufik, hidayahnya serta inayahnya sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, jauh dari sempurna. Kata demi kata merupakan aktualisasi maksimal dari kekuatan pikiran yang ada pada penulis, sehingga penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta bagimasyarakat dan dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen, Agama RI. Al Qur'an Terjemah, 1989. Fajri, Em Zul, dkk. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Edisi Revisi, Difa Publisher. Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta, Sinar Grafika Ofset, 2004. Isjoni. Gurukah yang Dipersalahkan? Pustaka Pelajar, cetakan I, 2006. Janasi, Asifudin Ahmad. Etos Kerja Islami, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2004. Johar. Guru Pendidikan dan Pembinaannya, Yogyakarta, Grafika Indah cet. I, 2006. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, jakarta, Rineka Cipta, 2005 ("http://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan_sosial") Mubyarto, dkk. Etos Kerja dan Kohesi Sosial, Yogyakarta, Adytia Media 1993. Poerwadarminto WJS., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Jakarta Publising, 1982. _______________, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN Balai Pustaka, 2006. Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung, Remaja Rosdakarya, cetakan I8, 2007. Samana, A. Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta, Kanisius, 1994. Suparlan. Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta, Hikayat, cetakan I, 2005. Suwarno, Wiji. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Yogjakarta, Ar ruzz, 2006. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, CV Alfabeta, 2005. Tasmara, Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta, Gema Insani 2002. Tim Dosen FIP-FKIP Malang. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Surabaya, Usaha Nasional, 1981.
70
Wijaya Cece, dkk. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Penyelenggaraan, Bandung, Remaja Karya, 1998. Wingkel W.S. Psikologi Pengajaran, PT. Grasindo, Jakarta, 1996.
71
ANGKET TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN ETOS KERJA GURU
A. Nama Responden 1. Nama : 2. NIP
:
B. Petunjuk Pengisian 1. Mohon agar Anda berkenan memberikan jawaban dengan keikhlasan hati atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 2. Mohon agar Anda menjawab pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya! 3. Pilih salah satu jawaban yang Anda anggap sesuai dengan keadaan Anda dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a, b, atau c) yang sudah tersedia! 4. Jawaban yang Anda berikan tidak mempengaruhi kredibilitas sebagai guru dan kerahasiaan terjaga! C. Pilihlah satu alternatif jawaban di bawah ini: A.KESEJAHTERAAN 1. Apakah Anda sudah merasa nyaman di madrasah ini? a. Sangat nyaman b. Kurang nyaman c. Tidak nyaman 2. Selama menjalankan profesi sebagai guru, apakah anda sudah cukup
72
menerima kesejahteraan pegawai? a. Sangat tercukupi b. Kurang tercukupi c. Tidak tercukupi 3. Apakah Anda sudah pernah mendapat tunjangan dalam bentuk uang? a. Sudah pernah b. Kadang-kadang c. Belum pernah 4. Apakah Anda mendapatkan bantuan atau jaminan kesehatan dari tempat Anda mengajar ketika Anda mengalami suatu musibah? a. Selalu mendapatkannya b. Kadang-kadang mendapatkannya c. Belum pernah mendapatkannya 5. Selama mengajar apakah Anda pernah menerima kenaikan pangkat,sehingga Anda merasa aman dalam posisi tersebut? a. Sudah pernah mendapatkannya b. Sulit dalam proses kenaikan pangkat c. Belum pernah mendapatkannya 6. Di lingkungan Anda mengajar apakah anda merasa kerja sama antara guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan sudah baik? a. Sangat baik b. Cukup baik c. Kurang baik
73
7. Dengan adanya penghasilan yang Anda dapatkan apakah sudah terpenuhi kebutuhan Anda sehari – hari ? a. Sangat terpenuhi b. Kurang tercukupi c. Tidak tercukupi 8. Dengan adanya tanggungan kebutuhan keluarga, apakah Anda terbebani dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan? a. Sangat terbebani b. Agak terbebani c. Tidak terbebani 9. Bagaimana tingkat pengeluaran kebutuhan di keluarga Anda? a.
Mewah
b.
Sudah sampai pada kebutuhan sekunder
c.
Hanya sampai pada kebutuhan pokok saja
10. Dengan profesi dan penghasilan yang Anda dapatkan apakah sudah cukup memberikan kenyamanan dalam melangsungkan hidup? a.
Sangat nyaman karena kebutuhan hidup saya terpenuhi
b.
Cukup nyaman dengan penghasilan yang saya dapat
c.
Kurang nyaman dengan penghasilan yang saya dapat
B.ETOS KERJA 1. Apakah Anda memiliki semangat bekerja di dalam lembaga tempat Anda bekerja?
74
a. Selalu semangat b. Kurang semangat c. Tidak semangat 2. Dalam menyampaikan pelajaran apakah metode pengajaran yang Anda gunakan sudah sesuai materi yang diajarkan? a. Sudah relevan b. Kurang relevan c. Belum relevan 3. Dalam menyampaikan pelajaran, apakah Anda sudah mempersiapkan materi yang diajarkan? a. Ya selalu mempersiapkan materi b. Kadang-kadang apabila materinya sulit saja c. Tidak pernah karena sudah menguasai materinaya 4. Apakah Anda memberi remidial pada siswa yang nilainya jelek? a. Selalu memberikan remidial b. Kadang – kadang ketika sempat saja c. Tidak pernah karena untuk mengejar materi selanjutnya 5. Apakah Anda membuat persiapan rencana pengajaran/harian sebelum kegiatan belajar mengajar? a. Selalu membuat persiapan rencana pengajaran b. Menggunakan rencana pengajaran yang sudah ada c. Tidak pernah membuat karena materinya sudah di kuasai
75
6. Apakah setiap selesai proses belajar mengajar Anda mengadakan evaluasi kepada siswa? a. Selalu memberikan evaluasi b. Kadang – kadang ketika waktunya mencukupi c. Tidak sempat karena mengejar materi yang selanjutnya 7. Apakah Anda datang ke sekolah berusaha tepat pada waktunya? a. Selalu berusaha tepat pada waktunya b. Kadang – kadang tepat waktu c. Tidak bisa tepat waktu karena pekerjaan rumah yang sangat banyak 8. Selama mengajar, pernahkah Anda membantu siswa dalam mengatasi masalah? a. Selalu membantu memberikan solusi b. Kadang – kadang ketika ada waktu luang saja c. Tidak pernah karena kesibukan yang padat 9. Apakah Anda selalu berusaha ikut serta ketika ada rapat-rapat sekolah? a. Selalu berusaha ikut serta dalam rapat b. Ketika longgar saja mengikuti rapat c. Tidak pernah karena rapatnya kurang menarik 10. Apakah Anda berusaha menumbuhkan semangat belajar kepada siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung? a. Selalu berusaha karena itu tanggung jawab saya b. Kadang-kadang apabila saya sedang semangat juga c. Belum pernah karena materi pelajaran yang sangat banyak
76
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TENTANG TINGKAT KESEJAHTERAAN TERHADAP ETOS KERJA GURU
1. Selama Anda mengajar sumber pendapatan dari mana saja yang Anda dapatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Jawab: Saya mendapat penghasilan dari selama saya mengajar di Madrasah dan pengahasilan sampingan saya, seperti memberi privatan, mendapat dari tunjangan-tunjangan yang lain, misalnya tambahan jam pelajaran, dan tunjangan jabatan. 2. Dengan adanya tanggungan kebutuhan keluarga Anda, bagaimana cara Anda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Jawab: Dengan tanggungan yang saya miliki, cara saya adalah bekerja secara ikhlas, dan melaksanakan tugas saya sebagai guru untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan apa yang saya kerjakan. Dan di tunjang oleh tunjangantunjangan yang lain. 3. Dengan adanya pengeluaran kebutuhan sehari-hari, usaha apa ya g Anda lakukan untuk memenuhi kebutuhan? Jawab: Usaha yang saya tempuh adalah menggunakan gaji atau penghasilan dari apa yang saya dapatkan
dengan merinci pengeluaran saya, dan
menggunakan dengan seperlunya saja, dengan kata lain adalah menghemat atau sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.
77
4. Dalam Anda melaksanakan kewajiban Anda sebagai pendidik dan menerima penghasilan, apakah Anda merasa nyaman dalam menjalani kehidupan? Jawab: Saya merasa nyaman, karena saya berpedoman dengan niat ibadah menjalani kewajiban saya akan menjadi ringan, dan mengenai penghasilan yang saya dapat saya menggunakan hasil yang saya dapat dengan seperlunya saja dan saya merasa nyaman. 5. Dalam Anda mengajar, apakah Anda merasa kerja sama dengan rekan guru yang lain sudah baik? Jawab : Kerja sama antara guru satu dengan yang lain sudah baik, karena dengan kerjasama dan kominikasi pekerjaan akan menjadi ringan dan sedikit mengurangi beban. 6. Dengan adanya penghasilan yang Anda dapatkan, apakah sudah tercukupi kebutuhan sehari-hari Anda ? Jawab : Dengan adanya penghasilan yang saya dapatkan kurang mencukupi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari saya, karena dengan penghasilan yang relatif sedikit. Akan tetapi dengan adanya tugas sampingan dengan memberi privatan dan dengan usaha lain yang tidak pasti juga, sudah sedikit terbantu. 7. Dalam Anda bekerja di lembaga ini, apakah Anda semangat dan nyaman dalam melaksanakan profesi sebagai guru? Jawab: Saya merasa nyaman, karena dengan pekerjaan yang saya terima Alhamdulillah. Karena sudah tercapai tugasnya yaitu mengajar sesuai ilmu yang saya dapat, akan tetapi saya mencoba dan berusaha untuk mencari pengalaman dan bisa masuk sebagi pegawai sipil.
78
8. Dalam Anda mengajar, apakah metode yang Anda gunakan sudah relevan dengan apa yang Anda ajarkan kepada murid? Jawab: Sudah relevan, karena saya mempelajari dan itu adalah amanat saya sebagai guru. 9. Apakah Anda memberi remidial kepada murid yang mendapat nilai jelek? Jawab : Saya kadang-kadang memberi remidial kepada siswa, tidak pasti karena dengan kesibukan saya yang tidak pasti. Ketika ada waktu luang saya selalu memberikan remidial, akan tetapi ketika saya sedang sibuk dan tidak bisa di tinggalkan saya tidak emebri remidial dan kadang-kadang saya memberi tugas kepada sisiwa tersebut akan tetapi tidak pasti. 10. Apakah Anda sebelum mengajar sudah mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan? Jawab: Saya kadang-kadang mempersiapkan materi terlebih dahulu, ketika materi yang saya hadapi itu saya kurang menguasai, dan ketika saya sudah menguasai materi yang saya ajarkan saya tidak mempersiapkan materi tersebut. 11. Dalam setiap Anda melaksanakan pengajaran, apakah Anda mengadakan evaluasi tentang apa yang Anda ajarkan? Jawab: saya tidak mesti memberikan evaluasi, hanya ketika memang waktunya mencukupi atau tidak karena kadang saya mengajarkan mengejar materi yang selanjutnya. 12. Dalam Anda melaksanakan kewajiban sebagai guru, apakah Anda sudah tepat waktu ketika datang kesekolah?
79
Jawab: Alhamdulilah saya sering tepat waktunya, karena saya merasa tugas saya seorang guru dan saya harus memberi contoh kepada anak-anak kami. 13. Ketika murid sedang ada masalah, apakah Anda selalu membantu memberikan solusi? Jawab: Saya sering memberikan solusi kepada anak, karena itu salah satu juga tugas guru. Dan saya ingin murid kami ketika ada masalah seorang guru harus mencoba memberikan solusi, dan meringankan beban yang di tanggung oleh murid. 14. Ketika ada rapat-rapat sekolah, apakah Anda berusaha untuk mengikuti rapat? Jawab: Saya selalu berusaha mengikuti rapat karena dengan rapat saya bisa tahu tentang permasalahan, perkembangan yang terjadi disekolah. Dan memberikan usulan atau mengeluarka unek-unek yang ingin disampaikan demi berkembangnya madrasah ini. 15. Apakah Anda sering memberikan motivasi kepada murid ketika proses belajar mengajar berlangsung? Jawab: Saya sering memberikan motivasi atau himbauan kepada murid, karena saya mengharapkan murid agar selalu optimis, dan semangat dalam belajarnya.
80
DAFTAR NILAI SKK Nama NIM
: Ahmad Musthofa : 111 06 102
No 1
Nama Kegiatan OPSPEK
2
DM I Angkatan XI KAMMI
3
Pendidikan dan Latihan calon Pramuka Pandega ke 16 Pelatihan advokasi mahasiswa “ Menumbuhkan Kesadaran Atas Pembelaan Hak Asasi” BEM PMI unit Transfusi Darah cabang salatiga Seminar Nasional “ Menggagas Penguatan Peran Sarjana Syariah Dalam Upaya penegakan Hukum di Indonesia” Pelatihan Advokasi “ Sinergisitas sosial, Movement, Intelektualisem, Building, Mahasiswa Sebagai Akum Marginal” Kegiatan Pendidikan dan Latihan calon Pramuka Pandega ke 18 (PLCPP) XVIII Pelatihan Legal Drafting Panitia Seminar dan Silaturahmi Nasional, Forum Mahasiswa Syari’ah Se Indonesia. Workshop Ustadz/Ustadzah TPQ Se Jateng Mewakili Departemen Agama (DEPAG) Salatiga Di Hotel Ungaran Cantik Pelatihan Ustadz/Ustadzah TPQ Tingkat Mahir I se Kota Salatiga
4
5 6
7
8
9 10
11
12
Jurusan PROGDI
: Tarbiyah : PAI
Pelaksanaan 26-29 agustus 2006 26 September 2006 21-24 Desember 2006 20-21 Desember
Keterangan Peserta
nilai 3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
4 Mei 2007
Peserta
2
28 februari 2008
Peserta
6
7-8 April 2008
Panitia
3
6-9 november 2008
Panitia
3
9 April 2008 Peserta 6 Desember 2008 Peserta
3 6
7-10 Agustus 2008
Peserta
4
01 Maret 2009
Peserta
3
81
13
14 15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Workshop Regional “qur’anik Power” STAIN Salatiga Pelatihan Ustadz/ustadzah TPQ BADKO Salatiga Seminar kebangsaan “ Memperkokoh Kepeloporan Mahasiswa dalam Pebangunan Menuju Kejayaan Indonesia di pentas Global” DEMA Bedah film “ Laskar Pelangi” dan Penggalangan Situ Gintung Seminar Nasional : Pemberontakan Perempuan” PMII Latihan Kader Muda (LAKMUD) IPNU Kecamatan Bringin Seminar Spektakuler “ Sugih Bareng cara Islam” di Semarang Seminar Motivasi dan rahasia cerdas Berilmu Syaamila Kids Seminar” Efektivitas dalam mengaplikasikan Anggaran Pendidikan dari APBD kota Salatiga “ DEMA Latihan Kader Muda (LAKMUD) Utusan PC IPNU salatiga Seminar Regional dan Workshop penanganan Autis “ Melejitkan Potensi Anak Autis” Kepengurusan TPQ Nurul Hidayah, Salatiga
18 Maret 2009
Peserta
3
18 September 2009 2 desember 2009
Peserta
3
Panitia
3
4 April 2009
Peserta
2
24 Januari 2009
Peserta
6
28-29 maret 2009
Peserta
3
21 Februari 2010
Peserta
2
18 April 2010
Peserta
2
25 Maret 2009
peserta
2
30 Agustus 2009
Peserta
3
01 Agustus 2010
Panitia
4
2009-2010
Wakil Kepala dan Bagian kurikulum
7
Jumlah
83
Salatiga, 12 Agustus 2010 Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan H. Agus waluyo. M.Ag
82
NIP : 197502112000031001 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ahmad Musthofa
Tempat, tanggal lahir
: Kab. Semarang, 21 Juni 1988
Agama
: Islam
Nama Ayah
: Romdhoni
Alamat
: Desa Bener Rt 03/01 Kec. Tengaran Kab. Semarang
Pendidikan
: 1. TK An Nur tahun 1994 2. SD N Bener 1 tahun 2000 3. MTs N Salatiga tahun 2003 4. MAN 1 Salatiga tahun 2006 5. STAIN Salatiga tahun 2010