i
MEREKAYASA TRAINER SISTEM PENERANGAN MOBIL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KELAS XI SEMESTER 4 DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh : Bambang Djatmiko NIM : X2508502
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2009 / 2010
i
ii
MEREKAYASA TRAINER SISTEM PENERANGAN MOBIL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KELAS XI SEMESTER 4 DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Oleh : Bambang Djatmiko NIM : X2508502
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Teknik Mesin
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2009 / 2010
ii
iii
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 30 April
Pembimbing 1
2010
Pembimbing 2
Drs. Suhardi, M.T. NIP.194606041975011001
Drs. Ranto, M.T. NIP.196109261986011001
iii
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada program Teknik Mesin Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Senelas Maret Surakarta. Hari
: Senin
Tanggal : 21 Juni 2010 Tim Penguji Skripsi. Nama Tanda Tangan Ketua
: Drs. C. Sudibyo, M.T.
................................................. Sekretaris
: Drs. H. Emilly Dardi, M.Kes.
................................................. Anggota 1
: Drs. Suhardi, M.T.
.................................................. Anggota 2
: Drs. Ranto, M.T.
....................................................
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 196007271987021001
iv
v
ABSTRAK Bambang Djatmiko. MEREKAYASA TRAINER SISTEM PENERANGAN MOBIL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KELAS XI SEMESTER 4 DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010. Tujuan penelitian adalah (1) Berupaya mewujudkan
trainer sistem
penerangan mobil yang dapat dipakai sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien. (2) Membantu mempermudah siswa dalam mempelajari jaringan sistem penerangan mobil malalui rekayasa
media (trainer) yang diterapkan dalam
pembelajaran praktek sistem kelistrikan otomotif kelas XI semester 4 di SMK Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tiga
siklus menggunakan metoda diskriptif komparatif. Penelitian dilakukan pada kelas XI TKRa SMK Negeri 2 Surakarta yang berjumlah 35 siswa. Validasi data menggunakan Trianggulasi yakni trianggulasi metode dan kolaborasi dengan teman sejawat maupun guru kelistrikan otomotif. Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diambil dari data angket dan wawancara. Sedangkan data kuantitatif adalah skor penilaian terhadap penyelesaian kegiatan praktek merangkai tiap sistem dari rangkaian sistem penerangan mobil. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan 1) Upaya merekayasa trainer sistem penerangan mobil telah terealisir dan dapat digunakan sebagai media
pembelajaran praktek yang efektif dan efisien karena memenuhi persyaratan praktis, ekonomis, sistematis dan representatif. 2) Trainer sistem penerangan mobil dapat membantu mempermudah belajar praktek
merangkai sistem penerangan yang masih sulit dilaksanakan oleh siswa di mobil, sebagian besar siswa yakni 94,2 % setuju bahwa praktek merangkai sistem penerangan sebaiknya dimulai dari trainer lebih dahulu sebelum menggunakan mobil yang sesungguhnya.
v
vi
MOTTO 1 . Sesuatu yang berat akan terasa ringan
bila dikerjakan
dengan
senan g.
2 . Sebaik-baik manusia ad alah yang pal in g b erman faat pad a o ran g l ain.
3. Diantara amal yang abadi, selalu berkembang dan dicatat nilainya dihadapan Tuhan meski orangnya telah meninggal adalah
ilmu yang bermanfaat.
4. Men at some times are master of their fates. The falls dear brutus isn”t in our stars. But in our selves. That we are underling. Manusia senantiasa dapat menentukan nasibnya sendiri. Segala kesalahan dan ke gagalan tidak terletak pada bintang-bintang kita. Tetapi pada diri kita sendiri. Sebab kita orang bawahan. (William Shakes Piere). 5. Senantiasa manusia dikatakan beruntung bila hari ini lebih baik dari kemaren dan hari esok lebih baik dari hari ini.
vi
vii
PERSEMBAHAN Meski skripsi ini bukanlah sebuah karya yang bernilai tinggi. Melainkan karya yang biasa dikerjakan oleh mahasiswa dan mahasiswi. Dalam rangka menyelesaikan
program study. Namun cukup banyak menyita pikiran dan energi. Apalagi penyusunnya telah berstatus sabagai bapak yang mempunyai tugas multi fungsi. Sebagai guru. mahasiswa dan masih banyak lagi. Maka ijinkanlah karya skripsi ini kupersembahkan kepada isteri, anak-anak,
para siswa SMK Negeri 2 Surakarta dan siapapun yang terlibat atau menaruh minat terhadap dunia pendidikan teknologi otomotif. Dengan harapan dapat menjadi motivasi, terutama untuk anak-anakku dan para siswa otomotif SMK Negeri 2 Surakarta. Bahwa bapakmu yang telah cukup banyak usianya ini masih mempunyai tekad dan semangat bagai angkatan 45. Tuk berkarya dan meraih cita-cita. Semoga kalian juga senantiasa mempunyai tekad dan semangat yang lebih
kuat. Buat meniti cita-cita menjadi insan yang paling berguna.
vii
viii
KATA PENGANTAR Atas berkat dan rohmat Allah Yang Maha Kuasa, akhirnya selesailah tugas penulis menyusun skripsi ini. Setelah sekian lama asyik bercumbu dengan sederet konsep dan segudang kata-kata. Berpacu dengan waktu dan tenggelam dalam kesibukan. Hingga tak terasa waktu berjalan bagai menit dan detik yang amat terbatas. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan program study S1 untuk mendapatkan gelar
Sarjana pendidikan pada Program Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun penelitiannya dilakukan di SMK Negeri 2 Surakarta. Sebuah sekolah
yang menempati posisi strategis karena sering dipakai sebagai barometer bagi pendidikan otomotif Sekolah Menengah Kejuruan khususnya di Surakarta dan sekitarnya. Ide penelitian bermula dari realita betapa tidak mudah mengajarkan sistem
kelistrikan mobil kepada siswa. Selain rumit juga rentan terhadap insiden hubungan singkat dan kebakaran. Bahkan lebih tragis lagi tidak jarang masih dihadapkan pada kendala terbatasnya sarana. Otomatis diperlukan kreasi/inovasi untuk bisa menata, menyajikan pembelajaran yang simpel/praktis, sistematis tetapi sekaligus juga ekonomis. Maka penelitian difokuskan pada dua hal. Pertama upaya untuk bisa mewujudkan media pembelajaran yang inovatif yakni Trainer Sistem Penerangan
Mobil. Kedua bagaimana kemanfaatan trainer ketika diterapkan dalam pembelajaran. Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak bisa lepas dari bantuan berbagai
pihak, terutama dosen pembimbing. Maka dalam kesempatan ini tak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penulisan skripsi. 2. Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
viii
ix
3. Ketua jurusan PTM Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 4. Ketua program PTM Fakultas Keguruam Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Bp. Drs. H. Emily Dardi, M.Kes., Koordinator skripsi. 6. Bp. Drs. Suhardi, M.T., Dosen pembimbing 1. 7. Bp. Drs. Ranto, M.T., Dosen pembimbing 2. 8. Kadikpora Kota Surakarta. 9. Kepala SMK Negeri 2 Surakarta. 10. Bapak dan Ibu dosen PTM dan rekan-rekan mahasiswa PTM yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah ikut memberikan warna
selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dimana dengan petunjuk, bimbingan dan partisipasinya telah mengantarkan penulis pada selesainya skripsi ini. Surakarta, April 2010
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................i HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................iv ABSTRAK ..............................................................................................................v MOTTO ..................................................................................................................vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................vii KATA PENGANTAR ..........................................................................................viii DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix DAFTAR TABEL...................................................................................................x DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................1 B. Perumusan Masalah ................................................................................2 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................3 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................3 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka ........................................................................................4 B. Kerangka Berpikir ..................................................................................10 C. Hipotesis..................................................................................................11 BAB III METODO;OGI PENELITIAN A. Tempat dan Watktu Penelitian ...............................................................12 B. Metode Penelitian ...................................................................................14
C. Sumber Data ..........................................................................................14 D. Obyek Penelitian ...................................................................................15 E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................15
x
xi
F. Validasi Data ..........................................................................................15 G. Analisis Data ..........................................................................................16 H. Prosedur Penelitian ................................................................................16 BAB
IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Belajar Praktek Sistem Kelistrikan Otomotif Semester 4 ........25 B. Merekayasa Trainer ...............................................................................29 C. Diskripsi Pembelajaran Praktek .............................................................35 1. Siklus 1..... ..........................................................................................35 2. Siklus 2.... ...........................................................................................56 3. Siklus 3.... ...........................................................................................70 D. Analisis Data ...........................................................................................81 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAM SARAN.
A. Kesimpulan ............................................................................................88 B. Implikasi ................................................................................................88 C. Saran-saran ............................................................................................89 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................90 LAMPIRAN ............................................................................................................91
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Jadwal Rencana Kegiatan ...................................................... 13
Tabel 2.
Kegiatan Siklus 1.................................................................... 17
Tabel 3.
Kegiatan Siklus 2.... ...............................................................18
Tabel 4.
Kegiatan Siklus 3.... .............................................................
23
Tabel 5.
Inventarisasi Alat. ................................................................
Tabel 6.
Kebutuhan Bahan dan Anggaran ............................................33
Tabel 7.
Tabel 8.
28
Pembagian Kelompok dan Pekerjaan Prakte k ........................47
Lembar Observasi Identifikasi ................................................51
Tabel 9. Rekap Lembar ObservasiUrutan Kerja ................................... 52 Tabel 10. Lembar Observasi Merangkai .................................................53
Tabel 11. Kriteria Hasil Observasi ..........................................................54 Tabel 12. Hasil Angket Siklus 1.... .........................................................55 Tabel 13. Lembar Observasi Urutan Kerja..............................................60 Tabel 14. Rekap Lembar Observasi Urutan Kerja ..................................61 Tabel 15. Lembar Observasi Penilaian Kelompok A .............................62 Tabel 16. Lembar Observasi Penilaian Kelompok B ..............................63 Tabel 17. Lembar Observasi Penilaian Kelompok C.............................. 64
Tabel 18. Lembar Observasi Penilaian Kelompok D..............................65 Tabel 19. Lembar Observasi Penilaian Kelompok E...............................66 Tabel 20. Lembar Observasi Penilaian Kelompok F...............................67 Tabel 21. Hasil Observasi Siklus 2… .....................................................68 Tabel 22. Hasil Angket Siklus 2... ......................................................... 69 Tabel 23. Lembar Observasi Penilaian Kelompok A .............................73
xii
xiii
Tabel 24. Lembar Observasi Penilaian Kelompok B ..............................74 Tabel 25 Lembar Observasi Penilaian Kelompok C...............................75 Tabel 26. Lembar Observasi Penilaian Kelompok D..............................76 Tabel 27. Lembar Observasi Penilaian Kelompok E...............................77 Tabel 28. Lembar Observasi Penilaian Kelompok F...............................78 Tabel 29. Rekap Nilai .............................................................................79 Tabel 30. Hasil Angket Siklus 3.... .........................................................80 Tabel 31. Perbandingan Nilai Tiap Siklus ..............................................81 Tabel 32. Data Angket Siklus 1.... ..........................................................82 Tabel 33. Data Angket Siklus 2.... ..........................................................84 Tabel 34. Data Angket Siklus 3.... ..........................................................86
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Kerangka Berpikir............................................................
11
Gambar 2.
Kerangka Dudukan Lampu depan ....................................
20
Gambar 3.
Dudukan Lampu depan ...................................................... 20
Gambar 4.
Kerangka Dudukan Lampu belakang................................. 21
Gambar 5.
Dudukan Lampu belakang ................................................. 21
Gambar 6.
Dudukan Panel Instrumen....................................................21
Gambar 7.
Rangka Meja ...................................................................... 22
Gambar 8.
Contoh Trainer yang ada ....................................................28
Gambar 9.
Profile Trainer dilihat dari depan dan samping ................. 30
Gambar 10. Tampak belakang .............................................................. 31 Gambar 11. Tampak belakang dan samping. ......................................... 31 Gambar 12. Lay Out Penempatan Komponen ........................................32 Gambar 13. Rangkaian Lampu Kepala Tanpa Reley ............................. 35 Gambar 14. Rangkaian Lampu Kepala Dengan Reley ...........................37 Gambar 15. Rangkaian Lampu Kepala Dengan Pengendali Masa..........38 Gambar 16. Rangkaian Lampu Tanda Belok Model Jepang ..................39 Gambar 17. Rangkaian Lampu Tanda Belok Model Eropa ....................40 Gambar 18. Rangkaian Hazard .............................................................. 41 Gambar 19. Rangkaian Lampu Rem ......................................................42 Gambar 20. Rangkaian Lampu Mundur .................................................43 Gambar 21. Rangkaian Klakson .............................................................44 Gambar 22. Persiapan Seting LCD .........................................................45
xiv
xv
Gambar 23. Pelaksanaan Pembelajaran Teori .........................................45 Gambar 24. Tanya Jawab ........................................................................46 Gambar 25. Tanya Jawab ........................................................................46 Gambar 26. Pengarahan Siklus 1.............................................................49 Gambar 27. Pelaksanaan Siklus 1.... ...................................................... 49 Gambar 28. Pengarahan Siklus 2.... ........................................................56 Gambar 29. Pengarahan Siklus 2.... ........................................................57 Gambar 30. Kegiatan Siklus 2................................................................ 58 Gambar 31. Kegiatan Siklus 2.................................................................59 Gambar 32. Pengarahan Siklus 3.... ........................................................70 Gambar 33. Kegiatan Siklus 3.... ............................................................72 Gambar 34. Grafik Siklus 1.... ................................................................83 Gambar 35. Grafik Siklus 2.....................................................................85 Gambar 36. Grafik Siklus 3.....................................................................87
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Presensi siswa ....................................................................................91 Lampiran 2 RPP ....................................................................................................92
Lampiran 3 Lembar Kerja/Job Sheet....................................................................107 Lampiran 4 Kisi-Kisi Angket ...............................................................................111 Lampiran 5 Angket...............................................................................................113 Lampiran 6 Surat-surat Kegiatan Skripsi.............................................................122
xvi
E
HANG
E
HANG
ocu w.d ww
ocu w.d ww
ABSTRAC Bambang Djatmiko. INVENTION TRAINERS SYSTEM OF CAR LIGHTING AND ITS ABSORBTION ON THE LEARNING AN EFFORT TO SOLVE THE STUDY PROBLEM OF 4 TH SEMESTER OF XI TH GRADE AUTOMOTIVE CLASS ELECTRO SYSTEM PRACTICUM IN SMK NEGERI 2 SURAKARTA, Scription. Surakarta : Teacher’s Training and Education Learning Faculty of UNS, April 2010. The purpose of the research are (1) To exert for realizing Trainer system of car lighting that can used a s effective and efficient education media. (2) Help the student’s easier student be the learning car lighting tissue system by media (Trainer ). Invention which applied on the learning practicum electro system this semester 4 th Grade Automotive C lass In SMK Negeri 2 Surakarta. This reaserch is in form of Class Action Reaserch (CAR) consist of 3 cyclus using comparative descriptive method. The reaserch done at XI TKRa Class in SMK Negeri 2 Surakarta as much as 35 students. Data validation used
Trianggulation on that is triangulation method and collaboration with colleague and teacher of Automotive electro. Reaserch data in form of qualitative and quantitative da ta. Quantitative data took from question data and interview. Quantitative data is score from practicum fulfillment in combined every system from car lighting system series.
Based on the result of research can get the conclusion 1). Effort in inve ntioning trainer system of car lighting has been realized a nd can be used as media of practicum learning that effective and affesient because it is ful filling the practicum condition, economic, systematic and representative. 2 ). Trainer system of car lighting can help to make easier in practicum learning in comb ining of lighting system which still difficult to done b y student in car, almost of the student as much as 94,2 % agree that practicum in combining of lighting system is best to
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
start from trainer first before using the real car.
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
ocu w.d ww
PD Click to buy NOW! F-XC
E
HANG
E
HANG
ocu w.d ww
1
BAB I PEND A HULU AN A. Latar Belakang Masalah. Memasuki semester 4 tahun pelajaran 2009/2010 pelaksanaan belajar praktek sistem kelistrikan otomotif di SMK Negeri 2 Surakarata menemui kendala. Dari tiga mata diklat yang harus dilaksanakan satu diantaranya menemui hambatan besar yakni KKO 32 Perawatan Dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Bodi Standar. Dimana pelaksanaan pembelajaran praktek minimal harus sampai pada
tingkat merangkai tiap sistem. Kendala kesulitan pelaksanaan belajar praktek sistem kelistrikan bodi standar ditandai dengan minimnya fasilitas/sarana praktek. Mobil Kijang serie 4K
tahun 1982 sebagai satu-satunya aset resmi yang bisa digunakan untuk kegiatan belajar praktek sistem kelistrikan bodi (utamanya sistem penerangan mobil) tentu jauh dari mencukupi mengingat jumlah siswa tidak kurang dari 35 orang dalam satu kelas. Di samping itu jaringan kelistrikan yang terdapat pada mobil
sesederhana apapun tetap kompleks apalagi bagi siswa sebagai pemula. Dikatakan pemula karena di semester sebelumnya belum pernah mendapat materi sistem
kelistrikan bodi. Sementara
trainer
yang
telah ada kondisinya sangat sulit untuk
dipertahankan. Di samping desainnya kurang sistimatis (minimal dilihat dari segi lay out, teknis tahapan merangkai dan sistim penyambungan kabel), terdapat kerusakan fatal yang menyebabkan
trainer ini nyaris tak dapat digunakan.
Kerusakannya adalah kabel penghubung yang menggunakan model
Banana
Sticker sangat sulit untuk dicari. Maklum bukan barang konsumsi umum.
Kalaupun ada harganya sangat mahal atau kualitas yang jelek sehingga mudah rusak. Diperkirakan untuk membuat satu kabel penghubung yang memerlukan dua
Banana sticker dengan sistim ekstension ganda tidak kurang dari Rp. 50.000,(belum termasuk kabelnya) . Jika satu trainer sedikitnya memerlukan 50 kabel
penghubung maka sekurang-kurangnya diperlukan dana Rp. 2.500.000,- Masih dengan catatan itupun jika komponennya mudah dicari Melihat realita di atas berarti ada dua persoalan pokok yang menuntut penanganan segera. Pertama siswa sebagai pemula dalam belajar sistem
1
2
kelistrikan bodi masih sangat rentan bila langsung berhadapan dengan media mobil. Hal ini didukung dengan hasil diskusi sesama rekan pengajar dan juga pandangan siswa dalam tanya jawab pra PTK. Para guru menyatakan resikonya
terlalu tinggi. Sedangkan para siswa
seratus persen menyatakan sulit untuk
belajar merangkai sistem kelistrikan di mobil. Pandangan ini tentu harus menjadi pertimbangan khusus dalam melaksanakan kegiatan belajar praktek sistem
kelistrikan mobil. Kedua perlu dicarikan solusi alternatif yakni diadakannya alat bantu sebagai media pembelajaran praktek sistem kelistrikan bodi yang porsi besarnya terletak pada sistem penerangan. Media tersebut harus bisa berfungsi ganda yakni
mengatasi keterbatasan sarana sekaligus menjembatani terlaksananya kegiatan belajar praktek sistem kelistrikan body pada mobil melalui penataan pola belajar praktek yang sistematis (ada tahapan-tahapan). Dengan demikian upaya belajar praktek dengan
trainer tidak menjadi sia-s ia karena akan menuntun untuk
mempermudah siswa bila kelak belajar pada benda aslinya yakni mobil. Dalam rangka sebagai upaya mengatasi kedua kendala diatas sekaligus mengembangkan sumber belajar berupa alat peraga yang dapat direkayasa sendiri
maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul ” MEREKAYASA TRAINER SISTEM PENERANGAN MOBIL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KELAS XI SEMESTER 4 DI
SMK NEGERI 2 SURAKARTA ". B. Perumusan Masalah Penelitian ini akan memaparkan bagaimana mengupayakan trainer yang
sistematis disertai dengan
deskripsi (perbandingan) antara belajar praktek
sebelum dan sesudah pemakaian trainer hasil rekayasa. Diamati tingkat kesulitan,
aktivitas dan respon siswa selama belajar praktek menggunakan trainer. Dengan demikian masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan : 1. Bagaimana merekayasa trainer sistem penerangan mobil sehingga menjadi
sebuah media pembelajaran yang dapat diterapkan dengan efektif dan efisisen? 2
Apakah penerapan trainer sistem penerangan mobil dalam pembelajaran dapat mengatasi kesulitan belajar praktek?
3
C. Tujuan Penelitian Berangkat dari realitas adanya permasalahan–permasalahan tersebut di atas merangsang gairah penulis untuk melakukan penelitian dengan tujuan bisa ikut mengembangkan sarana kegiatan belajar praktek khususnya sistem kelistrikan otomotif. Sekaligus berlatih untuk bisa berkarya, berkreasi mewujudkan trainer yang
sistematis dan representatif guna menciptakan kegiatan belajar yang lebih
kondusif, setidak tidaknya membantu mengatasi kesulitan
belajar praktek siswa.
Atau lebih rinci tujuan penelitian bisa dijabarkan sebagai berikut : 1.
Berupaya mewujudkan trainer sistem penerangan mobil yang dapat dipakai sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien.
2.
Membantu mempermudah siswa dalam mempelajari jaringan sistem penerangan mobil melalui rekayasa media (trainer) yang diterapkan dalam pembelajaran praktek.
D. Manfaat Penelitian Hasil- hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk: 1. Memberi masukan/inspirasi dan memperluas wacana/cakrawala dalam dunia pendiddikan SMK, khususnya di Jurusan Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta. 2. Menambah referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian penelitian berikutnya. 3. Membantu memecahkan salah satu dari sekian banyak agenda problema nasional bidang pendidikan khususnya keterbatasan sarana minimal di SMK Negeri 2 Surakarta.
4
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Merekayasa Trainer a. Pengertiam rekayasa. Kata “rekayasa “ dalam kamus Bahasa Indonesia yang disususn oleh EM Zul Fajri dan Ratu Aprillia Senja diartikan sebagai suatu penerapan kaidah–kaidah ilmu dalam pelaksanaan (seperti perancangan, pembuatan konstruksi serta
pengoperasian kerangka peralatan dan sistem yang ekonomis dan efisien). Subagyo Pramumijoyo dan I Wayan Wardana yang mengutip pendapat Zen (1981 : 10) menerangkan bahwa rekayasa adalah padan kata dari engineering,
yang selama ini kita kenal dengan kata tehnik. Arti kata tehnik itu sendiri adalah penerapan sains untuk kesejahteraan umat manusia. Martin & Schinzinger (1994 : 17) mempersempit definisi itu sehingga rekayasa adalah penerapan ilmu pengetahuan dalam penggunaan sumber daya alam demi manfaat bagi masyarakat
dan umat manusia. Sedangkan rekayasawan adalah mereka yang menciptakan produk-produk dan proses-proses untuk memenuhi kebutuhan dasar umat
manusia, dengan akibat tambahan meningkatkan kemudahan , kekuatan dan keindahan didalam kehidupan manusia itu sendiri.
Dalam penelitian ini
merekayasa dimaksud adalah merancang/ mendesain dari sesuatu yang telah ada untuk menghasilkan suatu produk berupa
media pembelajaran praktek sistem
penerangan mobil yang praktis, ekonomis, sistimatis dan representatif
guna
mempermudah pelaksanaan belajar praktek khususnya sistem penerangan mobil. b. Pengertian trainer Kata “ Trainer “ merupakan kata serapan yang diadopsi dari bahasa Inggris . Berasal dari kata “train “ yang berarti melatih. Dalam Kamus Kata
Serapan terbitan PT Gramedia Utama Jakarta 2001 Martinus
yang disusun oleh Surawan
“ trainer “ berarti orang yang memberikan pelatihan (pelatih).
Sedangkan bila dikaitkan dengan benda maka “ trainer “ bisa berarti alat yang dipakai untuk memberikan pelatihan/sarana yang dipakai untuk melatih. Kata “trainer “ telah lazim digunakan dalam istilah tehnik lebih– lebih di dunia SMK.
4
5
Bahkan para pelaku pasar telah terbiasa menggunakan istilah trainer
misalnya
trainer TV, trainer sepeda motor dll. Kata ”trainer” dalam penelitian ini
maknanya sama dengan media belajar utamanya belajar praktek. 2. Sistem Penerangan Mobil Sistem penerangan mobil merupakan jaringan sistem
kelistrikan yang
terpasang pada mobil dan berfungsi memberikan penerangan. Menurut buku New
Step 1 yang diterbitkan oleh PT Toyota Astra
halaman 6 – 38 menerangkan
bahwa sistem penerangan mobil termasuk sistem kelistrikan bodi. Komponenkomponen kelistrikan bodi adalah komponen-komponen yang dilengkapi pada bodi kendaraan.
Termasuk didalamnya antara lain : sistem penerangan, meter
kombinasi, wiper dan komponen lainnya yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenikmatan pengendara. Lebih lanjut diterangkan pada halaman 6
– 48 bahwa sistem penerangan mobil terbagi menjadi dua bagaian yakni
lampu-
lampu penerangan di bagian luar dan di bagian dalam mobil. Menurut buku Sistem Kelistrikan Dan Bahan Bakar Otomotip I yang
diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Jakarta edisi tahun 1979 halaman 113
menerangkan bahwa sistem penerangan merupakan
perlengkapan penting pada mobil. Antara lain meliputi : lampu depan, lampu belakang, lampu stop, lampu tanda belok, lampu meter, lampu nomor dan lampu
mundur. Pengertian trainer sistem penerangan mobil adalah alat peraga (media) yang dapat dipakai untuk memberikan pelatihan dalam mempelajari sistem penerangan mobil. Tentu saja alat ini bukanlah mobil. Tetapi merupakan simulasi/ miniatur yang dirancang khusus untuk memberikan pelatihan atas sebagian sistem
pada mobil yakni sistem penerangan. 3.Media Belajar Media merupakan alat Bantu guru pada saat mengajar. Atau lebih tepatnya
: media pengajaran merupakan alat bantu untuk membantu peserta didik lebih cepat mengetahui, memahami dan supaya trampil dalam mempelajari matapelajaran tertentu. Baik merupakan perangkat keras maupun perangkat lunak
“ (Thoifury , Menjadi Guru Inisiator 2008 : 167).
6
Media dapat pula berfungsi memberikan pengalaman belajar. RM. Thomas mengemukakan dalam bukunya Teknologi Pendidikan (Fatah Syukur NC : 2004 :
7) bahwa terdapat tiga tingkat pengalaman belajar yakni : a. Pengalaman melalui benda sebenarnya. b. Pengalaman melalui benda–benda pengganti. c. Pengalaman melalui bahasa. Media/sarana mempunyai peranan vital dalam menentukan keberhasilan belajar praktek. Menurut Undang–Undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 menjelaskan bahwa : Pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para
peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Diantara sumber
belajar antara lain disebutkan misalnya laboratorium, bengkel dan sebagainya. Lebih lanjut tentang bagaimana memilih sarana diterangkan dalam buku
“Pengetahuan Substansif “ yang diterbitkan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan tahun 1989 jilid II halaman 39 – 40. Dalam buku tersebut menjabarkan bahwa dalam proses belajar mengajar, sarana sangat membantu siswa guna mencapai tujuan pengajaran. Karena itu dalam
memilih dan menggunakan sarana dapat digunakan patokan sebagai berikut: 1. Menarik perhatian dan minat siswa. 2. Meletakkan dasa–dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkrit yang sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme namun demikian jangan sampai
menghambat kemampuan abstraksi siswa sesuai dengan tingkat
kemampuan berpikirnya. 3. Merangsang tumbuhnya pengertian dan usaha mengembangkan nilai–nilai. 4. Serbaguna dan berfungsi ganda. 5. Sederhana mudah digunakan dan mudah dirawat. 6. Dapat dibuat sendiri oleh guru atau siswa ataupun diambil dari lingkungan sekitar.
7
Jika sebuah sarana/alat peraga dapat memenuhi keenam kriteria diatas, tentu tujuan belajar akan mudah ducapai, kesulitan belajar dapat diminimalisir
bahkan tidak mustahil bisa dihilangkan. 4. Penerapan Trainer Dalam Pembelajaran Praktek Penerapan berasal dari kata “ Terap “. Diberi awalan dan akhiran bisa berubah menjadi “ Menerapkan “ Juga bisa menjadi “ Penerapan “. Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia susunan Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja yang
diterbitkan oleh Difa Publisher halaman 809 menjelaskan bahwa menerapkan sama dengan menggunakan pada, atau mempraktekkan teori. Penerapan dalam pembelajaran maksudnya adalah
penggunaan trainer dalam kegiatan belajar
khususnya praktek untuk mencocokkan teori bahwa belajar praktek dengan trainer lebih mudah dilaksanakan jika dibandingkan dengan menggunakan benda aslinya lebih- lebih untuk siswa pemula. Pemakaian trainer sebagai media pembelajaran praktek
merupakan
sebuah upaya untuk menjembatani rumitnya jaringan sistem kelistrikan mobil yang nyaris abstrak (tidak bisa dilihat secara jelas) sehingga perlu disederhanakan dan ditransparankan dalam bentuk media. Hal ini sesuai dengan anjuran Departemen Pendidikan Nasional (Sungkowo, 2:2003) yang menyarankan agar dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dilanjutkan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan CTL (Contextual Teaching and Learning) yaitu pendekatan yang dikaitkan dengan kontek dimana siswa berada. Berdasakan dengan hal tersebut maka dalam pelaksanaan proses kegiatan mengajar sering dijumpai sebuah kondisi yang menuntut guru mengupayakan sendiri suatu media pembelajaran yang tepat. Fatah Syukur (2005) berpendapat bahwa media pembelajaran dapat berfungsi sebagai : 1). Memperjelas penyjian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalisme. 2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan panca indera misalnya: 3). Obyek yang terlalu besar dapat digantikan dengan gambar atau model. 4). Obyek yang terlalu kecil dapat digantikan dengan proyektor film. 5). Kejadian dimasa lalu dapt ditampilkan dengan rekaman. 6). Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model dan diagram 7). Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam film dan lain- lain.
8
Sistem penerangan mobil merupakan jaringan yang luas dan kompleks. Setidaknya terdiri dari beberapa sistem yang tergabung menjadi satu. Sangat sulit untuk diajarkan secara langsung (terutama bagi pemula) pada benda aslinya. Siswapun akan kesulitan dalam mempelajari sejumlah ikatan kabel yang
bercabang-cabang. Trainer sistem penerangan mobil menyederhanakan jaringan yang rumit dengan jalan memisahkan tiap-tiap sistem dengan sangat jelas. Area penyambungan sangat transparan. Dengan demikian ketika dipakai sebagai media
pembelajaran, trainer
dapat meminimalisir tingkat kesulitan siswa, menimbulkan
persepsi dan pengalaman yang sama. Bahkan menumbuhkan minat dan keyakinan bahwa belajar praktek merangkai sistem penerangan mobil tidak sesulit yang
dibayangkan sebelumnya. 5. Belajar Skinner (1985) memberikan definisi belajar adalah “ Learning is process of progressive behavior adaption”.
Belajar merupakan suatu proses adaptasi
perilaku yang bersifat progresif. Fatah Syukur (2005) belajar adalah aktivitas yang muaranya pada perubahan tingkah laku melalui proses dan respon terhadap rangsangan yang ditimbulkan. Perubahan terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungan,
bukan karena pertumbuhan fisik/kedewasaan, bukan karena kelelahan atau pengaruh obat-obatan. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan baik yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan ( psikomotorik) maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif). Adapun sifat perubahan haruslah retatif permanen tahan lama dan menetap. Tidak hanya berlangsung sesaat. Menurut
Thursan Hakim belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kecakapan, pengetahuan, keterampilan, daya pikir dan lain lain kemampuan. Dengan demikian sering disimpulkan dalam pandangan modern bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku disebabkan karena adanya interaksi dengan lingkungannya. Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil (sesuatu) yaitu terjadinya perubahan tingkah laku misa lnya dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak mengerti menjadi mengerti. Ataupun dapat
9
berupa peningkatan gejala tingkah laku misalnya dari kurang faham menjadi faham. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi aspek jasmani dan rohani
menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),
ketrampilan
(psycomotorik) dan sikap ( afektif ). 6. Mengatasi Kesulitan Belajar Praktek Kesulitan belajar adalah hambatan yang dihadapi oleh siswa dalam proses
belajar sehingga mereka memperoleh prestasi belajar dibawah rata-rata. (Uzer dan Setiawati, 1993 : 99). Kesulitan belajar diartikan dengan berbagai problem yang menghambat dan mengganggu proses belajar atau pencapaian tujuan belajar
(Sutadi dkk, 1996 : 77). Fatah Syukur (2005), hakekatnya belajar adalah proses
komunikasi.
Didalam proses tersebut akan terjadi penuangan pesan dalam simbol-simbol
komunikasi. Adakalanya proses penafsiran simbol-simbol tersebut berhasil namun adakalanya tidak berhasil. Terdapat faktor-faktor penghambat atau penghalang dalam proses komunikasi (belajar). Faktor-faktor tersebut antara lain: psikologis,
fisik, kultural dan lingkungan. Atau lebih sering disimpulkan dengan kesulitan belajar bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal. Pengertian dari kesulitan belajar praktek adalah adanya hambatan atau gangguan sehingga kegiatan belajar praktek menjadi sulit terlaksana. Baik yang berasal dari faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal lebih tertuju pada kurangnya media pembelajaran (lingkungan yang kurang mendukung) dan rumitnya media belajar dalam hal ini adalah rumitnya jaringan sistem kelistrikan mobil. Sedangkan faktor internal adalah kondisi siswa sebagai pemula belum mempunyai modal yang menyebabkan kurang percaya diri. Mengatasi kesulitan belajar praktek yang dimaksud adalah upaya meminimalisir atau meniadakan hambatan- hambatan/ganguan- gangguan dalam pelaksanaan kegiatan belajar praktek baik yang berasal dari faktor internal maupu eksternal. Adapun upaya yang dilakukan untuk meminimalisir kesulitan belajar praktek sistem penerangan mobil adalah dengan metode menghadirkan media praktek yang sesuai.
10
B. Kerangka Berfikir
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa kondisi awal terciptanya kesulitan belajar praktek sistem penerangan mobil di SMK Negeri 2 Surakarta berasal dari dua faktor yakni faktor siswa dan sarana. Faktor siswa lebih tertuju pada kondisi internal di mana siswa berposisi sebagai pemula dalam belajar sehingga memerlukan proses adaptasi/penyesuaian. Sebagai pemula secara alamiah berpotensi memiliki perasaan sulit menghadapi sesuatu yang baru. Apalagi yang dihadapi adalah jaringan sistem kelistrikan yang memang rumit dan kompleks. Masih ditambah dengan faktor sarana yang amat terbatas (kurang) jelas makin melengkapi terjadinya hambatan (kendala) dalam pelaksanaan kegiatan belajar praktek. Untuk mengatasi kedua kendala di atas, salah satu solusi alternatif yang efektif dan efisien menurut hemat penulis adalah mengupayakan media yang representatif.
Media yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Antara lain
dalam hal ini adalah menyederhanakan yang rumit, memperjelas bagian yang mestinya tidak tampak, merangsang minat siswa untuk mencoba (eksperimen), dan lain- lain. Media semacam ini sementara hanya mungkin terwujud dengan merekayasa. Dengan menghadirkan media yang relevan dalam pembelajaran serta memenuhi persyaratan yang dituntut sesuai dengan fungsinya, penulis optimis bahkan hampir dapat dipastikan
bahwa kesulitan belajar akan dapat
diminimalisir bahkan tidak mustahil ditiadakan. Baik kesulitan yang berasal dari faktor siswa maupun sarana. Namun hal itu tentu masih harus dibuktikan dengan penelitian. Karena itu melalui upaya penelitian tindakan kelas, kondisi awal akan diamati dalam siklus satu.
Siklus dua berfungsi mengukur kemanfaatan trainer ketika diterapkan
sebagai media pembelajaran praktek. Selanjutnya akan diperoleh gambaran final pada siklus tiga apakah benar trainer sistem penerangan mobil dapat berfungsi mengatasi kesulitan belajar praktek atau tidak.
Untuk memperjelas kerangka
berpikir tersebut dapat digambarkan dengan kerangka sebagai berikut :
11
Gambar 1 Kerangka Berpikir C. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah : 1. Upaya mekayasa trainer sistem penerangan mobil dapat direalisir dan dapat diterapkan sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien. 2. Trainer sistem penerangan mobil dapat membantu mengatasi kesulitan belajar praktek baik kesulitan yang disebabkan oleh faktor siswa maupun sarana di SMK Negeri 2 Surakarta.
12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Te mpat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian berlangsung di SMK Negeri 2 Surakarta di mana peneliti menjalankan tugas sebagai guru mata diklat/mata
pelajaran produktif yakni “ Sistem Kelistrikan Otomotif”.
2. Waktu Penelitian Waktu yang dipakai untuk melakukan kegiatan penelitian kurang lebih
selama 5 bulan mulai dari penyusunan proposal hingga laporan. Penelitian dimulai pada bulan Desember 2009
sampai bulan April 2010. Seluruh kegiatan
penelitian yang berhubungan langsung dengan siswa menyesuaikan dengan jam pembelajaran efektif yang berlaku. Dengan demikian pelaksanaan penelitian tidak memerlukan waktu ekstra dan tidak mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Adapun jadwal kegiatan dapat diterangkan
jadwal kegiatan).
12
sebagai berikut ( Tabel 1
13
Tabel 1 Jadwal kegiatan.
14
D. Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah cara yang dipergunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian (Suharsimi Arikunto, 1988 : 151). Mengingat di antara tujuan penelitian adalah mendiskripsikan kegiatan belajar praktek antara sebelum dan sesudah pemakaian
trainer maka metode yang
digunakan adalah pendekatan diskriptif komparatif. Untuk dapat mendiskripsikan hasil pembelajaran dilaksanakan eksperimen tiga siklus dalam penelitian tindakan kelas. Sedangkan instrument yang dipergunkan adalah observasi dan kuesioner. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat diketahui dengan adanya
perbedaan antara hasil kegiatan belajar praktek merangkai sistem penerangan mobil sebelum dan sesudah pemakaian trainer hasil rekayasa. Adapun variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah merekayasa trainer sistem penerangan mobil dan penerapan dalam belajar. Sedangkan variabel terikatnya
adalah mengatasi kesulitan belajar praktek dan sistem kelistrikan otomotif. C. Sumbe r Data. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari : 1. Data Kondisi Awal. a. Observasi inventarisasi media belajar praktek sistem penerangan mobil di jurusan otomotif SMK Negeri 2 Surakarta. b. Kualitatif berupa wawancara dengan guru kelistrikan otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta tentang kondisi media dan pemakaiannya. c. Wawancara dengan siswa dalam kelas tentang pandangan siswa terhadap
pemakaian mobil sebagai media belajar praktek. 2. Data Siklus 1 a. Observasi. b. Angket. c. Penilaian dari penyelesaian kegiatan belajar praktek merangkai sistem penerangan mobil dengan menggunakan media mobil Kijang 1982. d. Wawancara.
15
3.Data siklus 2. a. Observasi. b. Wawancara. c. Angket. d.Penilaian dari penyelesaian kegiatan belajar praktek merangkai sistem penerangan mobil dengan menggunakan trainer hasil rekayasa. 4. Data Siklus 3. a. Observasi. b. Angket. c. Wawancara. d.Penilaian dari penyelesaian kegiatan belajar praktek merangkai sistem penerangan yang
mobil menggunakan media mobil Daihatsu Charade tahun 1982
sebelumnya telah berpengalaman belajar praktek menggunakan media
trainer hasil rekayasa. D. Obyek Penelitian. Yang dijadikan sebagai obyek dalam penelitian tindakan kelas di sini adalah seluruh siswa kelas XI TKRa di jurusan Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta yang berjumlah 35 orang. E. Teknik Pengumpulan Data. Data dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari data kualitatif. Data kualitatif diambil dengan teknik observasi, wawancara dan angket. Kelompok kedua yakni data kuantitatif. Data ini ditetapkan berdasarkan skor/penilaian dari penyelesaian kegiatan praktek merangkai sistem penerangan mobil. F. Validasi data. Validasi data yang digunakan adalah trianggulasi, yakni triangulasi metode dan kolaborasi dengan teman sejawat serta guru kelistrikan otomotif.. Trianggulasi metode artinya peneliti menggunakan
metode pengumpulan
data yang berbeda untuk mendapatkan data dalam permasalahan yang sejenis. Data yang diperoleh melalui observasi dilakukan uji keabsahan dengan data hasil angket dan wawancara dalam penelitian. Data tersebut nantinya dibandingkan
16
pula dengan data hasil analisis dokumen. Dengan kata lain, satu saat peneliti menggunakan metode observasi, di saat yang lain menggunakan angket maupun wawancara, dan demikian seterusnya guna menutupi kelemahan dari satu metode
tertentu agar data bisa akurat dan terhindar dari kesalahan dalam analisis . Sedangkan kolaborasi dilakukan dengan meminta pertimbangan maupun saran / pendapat dalam pelaksanaan penelitian maupun analisis data.
G. Analisis Data. Hasil informasi yang telah dilakukan dalam tahap pengumpulan data diatas baik data kualitatif maupun kuantitatif berupa data skor penilaian dari instrumen akan dianalisis untuk mengetahui keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian. Ada tiga langkah yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian yaitu: 1. Mengecek kelengkapan identitas responden. 2. Mengecek kelengkapan data instrument. 3. Mengecek kelengkapan isisan data. Pada tahap tabulasi yang akan dilakukan adalah : 1. Memberi skor dengan angka persentase pada jawaban angket tiap siklus 2. Memberi kriteria pada data kuantitatif (skor penyelesaian kegiatan praktek merangkai sistem penerangan mobil). Selanjutnya data dapat ditetapkan dengan teknik diskriptif komparatif. Teknik ini digunakan untuk membandingkan kondisi responden dalam kegiatan tiap siklus, sehingga dapat diambil kesimpulan sebagaimana tujuan penelitian.
H. Prosedur Penelitian. Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, terdiri dari tiga siklus. Tiap siklus terdapat kegiatan Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi (Hasil). Peneliti bertindak sebagai Desainer, Pelaksana, Pengamat, Pengumpul data dan Penulis/Pelapor hasil penelitian. 1. Kegiatan Penelitian. a. Siklus 1
17
Tabel 2 Kegiatan Siklus 1 Tahapan Yang Dilakukan
M ater iKegiatan Pra kt ek system Peneranga n mob il
Perencanan
Pelaksanaan
Pengamatan
1. Guru menyiapkan dokumen dan perangkat pengajaran.
Pengambilan data 1. Dokumen pengamatan, wawancara dan angket disimpulkan untuk menjadi data kualitatif.
1. Pelaksanaan 1. Selama praktek dibagi proses menjadi enam kegiatan kelompok. berlangsung Tiap kelompok guru beranggotakan melakukan 2. Penyajian maksimal 6 pengamatan materi teori siswa. dan penunjang 2. Menggunakan wawancara. 2. Khusus meliputi mobil Kijang 2. Hasilnya dokumen rangkaian per th 1982 dicatat skor sistem dari sebagai media dalam penyelesaian rangkaian kegiatan dokumen disimpulkan sistem 3. Proses pengamatan. sebagai data penerangan merangkai kuantitatif mobil. bebas bisa dipilih dari 3. Paska 3. Menyiapkan yang paling kegiatan mobil Kijang mudah praktek sebagai 4. Waktu yang diberi media disediakan angket pembelajaran maksimal 6 praktek jam pelajaran, a.45 menit Pada siklus satu ini media yang digunakan untuk kegiatan belajar praktek
direncanakan mobil kijang pick up tahun 1982, salah satu asset yang dimiliki oleh jurusan otomotif SMK Negeri 2 Surakarta. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi didalam kelas. Materi disampaikan secara bertahap disesuaikan dengn dokumen silabus. Kode dokumen adalah KKO 32. Dari silabus yang dipilih untuk
kegiatan penelitian hanya terbatas pada materi merangkai sistem penerangan mobil yang berfungsi sebagai kelengkapan standar. Adapun materinya adalah : 1). Rangkaian lampu kota ( Tail light ). 2). Rangkaian lampu kepala ( Head light ) tanpa relei. 3). Rangkaian lampu kepala dengan relei. 4). Rangkaian lampu tanda belok ( Turn Signal Light ).
18
5). Rangkaian lampu rem ( Stop light ). 6). Rangkaian lampu mundur. 7). Rangkaian klakson ( Horn ). Kegiatan praktek
dibagi menjadi 6
kelompok. Tiap
kelompok
beranggotakan maksimal 6 siswa. Titik berat pembelajaran adalah merangkai ke tujuh sistem di atas. Cara merangkai bisa dimulai dari mana saja yang dianggap
mudah untuk dikerjakan . Indikator keberhasilan diukur atas dasar terselesaikan dan berfungsinya
tiap rangkaian dengan standar waktu yang ditetapkan. Selama kegiatan praktek berlangsung, guru melakukan observasi dan wawancara. Paska kegiatan praktek guru memberi angket dan evaluasi. Data penelitian diambil berdasarkan kelompok
(untuk kegiatan praktek) dan perorangan (untuk angket dan wawancara). b. Siklus 2 Tabel 3. Kegiatan Siklus 2 Tahapan Yang Dilakukan Perencanaan 1.
Pengamatan
Guru 1. Pelaksanaan
Pengambilan data
1. Selama proses 1. Dokumen
kegiatan praktek dibagi menjadi
kegiatan berlangsung
pengamatan, wawancara
perangkat
6
guru melakukan
dan angket
pengajaran.
kelompok. Tiap
pengamatan dan
disimpulkan
2. Materi yang
kelompok
wawancara.
untuk
telah
beranggotakan
disampaikan
maksimal
pada siklus satu
siswa.
menyiap kan
dokumen Materi Kegiatan Prakt eksystem penerangan mobi l
Pelaksanaan
dipakai
dan
menjadi data 6
2. Hasilnya dicatat
dalam dokumen pengamatan. 2. .Khusus
untuk
persiapan
2. Menggunakan
pelaksanaan
trainer
kualitatif.
dokumen
sistem 3. Paska kegiatan
skor
penerangan mobil
siklus Materi
dua.
sebagai
hanya
praktek.
media
diajarkan
kembali.
angket.
diberi
penyelesaian disimpulkan sebagai data
perlu diingatkan tidak
praktek
3. Proses merangkai bebas bisa dipilih
kuantitatif.
19
3.
Menyiapkan
rekayasa trainer sebagai
dari yang paling mudah.
med ia
belajar praktek.
4. Waktu
yang
disediakan maksimal 6 jam pelajaran, a. 45
menit.
Pada siklus dua media yang digunakan untuk kegiatan belajar praktek adalah trainer hasil rekayasa. Tentang trainer selengkapnya akan dibahas pada BAB IV namun sekilas dapat diinformasikan sebagai berikut : Dimensi trainer panjang 128 cm, lebar 68 cm dan tinggi 79cm. Desain penempatan tiap komponen diseting semaksimalnya mirip dengan posisi aslinya
pada mobil. Pengganti roda dipakai caster berdiameter 4 dim untuk memudahkan penempatan. Terminal kabel ditandai dengan angka (sistim Eropa) untuk mempermudah belajar terutama bagi pemula. Terminal– terminal kabel dirakit
pada papan untuk mengurangi bahaya shorted. Sistim penyambungan kabel menggunakan mur baut M 6 dengan sistim
jepit buaya (bisa diganti dengan Banana Sticker bila ada). Sifat penyambungan fleksibel dapat diganti–ganti sesuai dengan panjang pendek kabel yang diperlukan. Kapasitas penyambungan tanpa batas, memberi keleluasaan pada siswa untuk melakukan eksperimen penyambungan dengan resiko yang relatif
kecil. Karena jika terjadi insiden kabel bisa segera dicabut. Adapun rancangan selengkapnya dapat diterangkan sebagai berikut : 1). Rangka lampu depan (dibuat dua untuk kanan dan kiri).
20
Gambar 2 Rangka Lampu Depan
Gambar 3 Dudukan Lampu Depan
21
2). Rangka lampu belakang.
Gambar 4 Rangka Dudukan Lampu Belakang.
Gambar 5 Dudukan Lampu Belakang. 3). Rangka panel.
Gambar 6 Dudukan Panel
22
4). Rangka meja.
Gambar 7 Rangka Meja.
23
Keterangan Kerangka vertikal terdiri dari 4 besi pipa kotak ukuran 4 x 4 cm dengan ketebalan 2 mm dan tinggi 60 cm. Kerangka horisontal panjang terdiri dari 6 besi pipa kotak ukuran 2 x 4 cm horisontal lebar terdiri dari
ketebalan 2 mm dan panjang 128 cm.. Kerangka 6 besi pipa kotak ukuran 2 x 4 cm ketebalan 2 mm
dan lebar 68 cm. Sistim penyambungan rangka dengan menggunakan las listrik.
Kerangka tersebul dilengkapi dengan 4 roda caster berdiameter 4 inchi. Kemudian ditengah rangka diletakkan pilar penyangga melintang dengan besi siku ukuran 3
x 3 cm sejumlah 4 buah untuk menyangga papan.
Diatas pilar ini ditempatkan
papan melamin dengan ketebalan sekitar 1 cm sebagai tempat perakitan seluruh komponen. Adapun kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengandalkan basis teori yang telah disampaiakan pada siklus satu, guru menjelaskan aplikasinya pada media trainer rekayasa. Kegiatan selengkapnya mengacu pada siklus satu hanya media yang berbeda. Pada siklus satu menggunakan mobil dan pada siklus dua
menggunakan trainer. c. Siklus 3
Mater iKegiatan Prakt ek system Peneranga n m obi l
Tabel 4 kegiatan siklus 3. Perencanan
Tahapan Yang Dilakukan Pelaksanaan Pengamatan
1. Guru menyiapkan dokumen dan perangkat pengajaran. 2. Materi teori berbasis siklus satu. 3. Membagi siswa menjadi 6 kelompok dan memberi instruksi
1. Tiap kelas dibagi menjadi 6 kelompok. Tiap kelompok beranggotakan maksimal 6 siswa. 2. Menggunakan mobil Kijang pick up th 1982 sebagai media kegiatan. 3. Proses merangkai bebas bisa
1. Selama proses kegiatan
berlangsung guru melakukan pengamatan dan wawancara. 2. Hasilnya dicatat dalam dokumen pengamatan. 3. Paska kegiatan
Pengambilan data 1. Dokumen pengamatan, wawancara dan angket disimpulkan untuk menjadi data kualitatif. 2. Khusus dokumen skor penyelesaian
disimpulkan sebagai data kuantitatif.
24
maupun pengarahan.
dipilih dari yang paling mudah. 4. Waktu yang disediakan maksimal 6 jam pelajaran, a.45 menit.
praktek diberi angket.
Pada siklus tiga media praktek kembali menggunakan mobil. Namun dengan telah berbekal pengalaman praktek menggunakan trainer perlu diadakan evaluasi ulang apakah ada perubahan atau tidak. Seluruh proses kembali mengacu pada siklus satu. Seluruh proses penelitian diatas berlangsung include dengan kegiatan resmi pembelajaran dimana peneliti bertugas sebagai guru. Dengan demikian tidak
diperlukan porsi ekstra yang dapat mengganggu jalanya pembelajaran dan menumbuhkan kesan formal. Dengan demikian penelitian diharapkan berjalan alami bebas dari kesan formal.
25
E
HANG
E
HANG
1 ocu w.d ww
ocu w.d ww
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Belajar Praktek Sistem Kelistrikan Otomotif Semeste r 4
1. Materi/Kompetensi. Kelas XI semester 4 pada tahun pelajaran 2009/2010 menggunakan kurikulum edisi tahun 2004 KTSP (K urikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum bersifat Fleksibel/elastis dapat disesuaikan dengan kondisi masing- masing sekolah sepanjang tidak mengurangi kompetensi dasar. Harapan yang tersirat dari penyusunan kurikulum ini adalah memberi keleluasaan bagi sekolah untuk mengembangkan diri. Dengan KTSP sangat memungkinkan untuk terjadinya kompetisi antar sekolah. Sekolahsekolah yang kreatif akan dapat bersaing d i era globa l. Lebih- lebih bagi SMK sebagai produsen tenaga kerja yang memang harus bersaing di pasar global. Gambaran singkat akan arah kurikulum di atas memberi makna bahwa sistem pembelajaran di mana terdapat unsur materi di dalamnya harus dikemas dan disajikan sedemikian rupa, supaya dapat menghasilkan tamatan yang berkualitas. Aktivitas dan kreatifitas guru turut menjadi penentu dalam membidani lahirnya siswa yang kompeten. Yang
menjadi persoalan adalah bagaimana mengemas dan menyajikan materi secara
sistematis agar mudah dimengerti oleh siswa. Inilah PR bersama para guru terutama
guru SMK. Di jurusan otomotif SMK Negeri 2 Surakarta, menurut dokumen silabus edisi tahun 2004 KTSP materi yang harus diajarkan pada kelas XI semester 4 adalah KKO 30, KKO 31 dan KKO 32. Adapun standar kompetensinya adalah : “Perawatan dan perbaikan sistem pengapian, Perawatan dan perbaikan sistem audio serta Perawatan dan perbaikan sistem kelisterikan bodi standar”. Sistem Kelistrikan Bodi Standar terdiri dari dua materi pokok yaitu sistem penerangan dan sistem perlengkapan. Termasuk dalam sistem perlengkapan antara lain K lakso n (Horn), Wiper dan Washer. Sementara pembelajaran K lakson (Horn) lazim digabung menjadi satu paket dengan sistem penerangan. Sedangkan Wiper dan Washer diajarkan secara teerpisah. Pada penelitian ini akan difokuskan pada pembelajaran KKO 32 yakni Perawatan Dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Bodi Standar, khususnya sistem
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
KKO 31 (Sistem Audio) dan sebagian dari KKO 32 (Wiper dan Washer) tidak
PD Click to buy NOW! F-XC
penerangan dan klakson. Sementara materi lainnya yakni KKO 30 (Sistem Pengapian),
E
HANG
E
HANG
2 ocu w.d ww
ocu w.d ww
diagendakan untuk dite liti. Meskipun dalam pembelajaran tetap dija lankan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Lebih khusus lagi seting penelitian tertuju pada kompetensi merangkai s istem penerangan dan klakson, yang mendasari perawatan dan
perbaikan. 2. Teknik Pembelajaran Sistem
Kelistr ikan
Otomotif
ternasuk
dalam
kelompok
mata
diklat/matapelajaran produktif. Sistim pembelajaran dijadikan satu paket antara teori dan praktek. Sehingga jumlah jam yang tersedia per minggu otomatis meliputi (terbagi atas) teori dan praktek. Dengan kata lain tidak ada pemisahan antara jam teori dan jam praktek menurut ketentuan jadwal pelajaran. Tentang bagaimana mekanisme penyampaian teori dan kegiatan praktek, diserahkan sepenuhnya kepada guru yang bersangkutan. Setiap matapelajaran produktif di jurusan otomotif diasuh oleh dua orang guru/instruktur. Bagaimana pembagian tugas, wewenang dam tanggumg
jawabnya diatur secara intern dibawah koordinasi Kepala Program (Kapro). Untuk mempermudah proses pembelajaran maka teknis yang digunakan selama ini ada lah sistim blok. Artinya dari semua KKO yang harus disampaikan dibagi menjadi dua blok yakni teori dan praktek. Semua teori disampaikan lebih dahulu didepan hingga selesai. Baru kemudian dilaksanakan kegiatan bela jar praktek. Dengan
demikian kegiatan teori maupun praktek semua kompetensi berjalan serentak. . Di semester 4 tahun 2010 ini diprediksi waktu pembe lajaran efektif untuk pembela jaran Sistem Kelistrikan Otomotif bagi siswa kelas XI maksimal tersedia 18 kali pertemuan mengingat akan banyak waktu yang tersita
oleh kegiatan lain seperti
Ujian untuk Kelas XII, Try O ut dan lain- lain. Maka untuk mengatasi hal tersebut pelaksanaan pembelajaran diprogramkan hanya 18 k ali pertemuan. Dari 18 kali pertemuan tersebut pelaksanaanya dibagi menjadi dua yakni enam kali pertemuan untuk teori yang dimulai pada tanggal 4 Januari 2010 (minggu pertama bulan Januari 2010), hingga minggu ked ua bulan Februari 2010 dan 8 kali praktek. Sedangkan waktu yang tersisa 4 kali pertemuan dipersiapkan untuk evaluasi teori maupun praktek dan pengayaan bila memungkinkan. Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan praktek semester 4 masih mengikut sertakan sebagian
materi semester sebelumnya yakni semester 3 yang dianggap
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
penting dengan pertimbangan untuk d iperdalam. Hal ini dikarenakan mengingat materi
E
HANG
E
HANG
3 ocu w.d ww
ocu w.d ww
kelas XI baik semester 3 maupun semester 4 dipandang sangat penting untuk membekali siswa sebagai persiapan memasuki PSG (Pendidikan Sistem Ganda) di industri. Sela in itu materi kelas XI baik semester 3 maupun semester 4 biasa dipakai
sebagai materi ujian kejuruan (UKK) di kelas XII. Untuk mempermudah pembelajaran praktek maka pelaksanaannya siswa kelas XI TMOA (XI TKRa) yang berjumlah 35 o rang dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok A, B, C,D dan E
masing- masing beranggotakan 6 siswa. Sedangkan
kelompok F beranggotakan 5 siswa. Kegiatan praktek akan berlangsung secara kelompok dan diteruskan secara individu bila memungkinkan. Artinya bila waktu dan fasilitas memungkinkan terlaksana secara individu maka siswa dapat melaksanakan praktek secara individu dalam setiap kelompok kerjanya. Tentu saja setelah kegiatan praktek secara ke lompok usai atau dipandang cukup, maka masing- masing siswa dijinkan untuk berlatih secara individu. Jika waktu dan fasilitas hanya memungkinkan kegiatan praktek terselenggara secara kelompok maka secara otomatis kegiata n praktek secara individu tidak bisa terlaksana, mengingat waktu praktek hanya tersedia 6 jam pertemuan untuk tiap jenis pekerjaan. 3. Keadaan Sarana Menurut hemat peneliti , sarana kegiatan belajar praktek bagi siswa kelas XI semester 4 masih tergolong kurang. Baik dari segi jumlah maupun variasi/jenisnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang tidak k urang dari 33 o rang tiap kelas.. Bila ingin mencapai standar ideal tentu harus berorientasi pada dunia industri . Dalam hal ini adalah bengkel pelayanan jasa mekanik otomotif yang memenuhi standar. Seperti bengkel Toyota, Daihatsu. Honda dan sebagainya. Disana akan kita dapati bahwa untuk satu
job/pekerjaan akan dikerjakan oleh satu orang mekanik.
Maksimal dua untuk jenis pekerjaan tertentu. Tiap-tiap mekanik dapat bekerja secara mandiri. Alangkah idealnya jika hal tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi
pelaksanaan belajar praktek di seko lah. Di mana setiap siswa dapat menghadapi satu benda ke rja dan dapat bekerja secara mandiri. Kerjasama hanya dilakukan untuk jenis pekerjaan atau kondisi tertentu. Dengan demikian jika terdapat tiga mata pelajaran
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
produktif ( 3 KKO : KKO 30, KKO 31 dan KKO 32) sedangkan jumlah siswa 35
E
HANG
E
HANG
4 ocu w.d ww
ocu w.d ww
orang
maka diperlukan 12 benda kerja untuk tiap KKO. Atau paling tidak 6 benda
kerja untuk tiap KKO sehingga satu benda kerja dipakai oleh 2 orang siswa. Adapun peralatan untuk kegiatan praktek semester 4 di bengkel sistem kelistrikan otomotif yang tersedia berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut : Tabel 5 Inventarisasi Alat. NO
Nama Alat
Kondisi
Junlah
Keterangan
1
Perangkat Audio
Baik
1 set
2
Stand Engine
Baik
2
dapat digunakan
3
Trainer Pengapian
Baik
3
dapat dipakai
4
Mobil Kijang Pick Up
On the Road
1
Dapat digunakan
5
Trainer system
Rusak/kurang
4
Perlu
lengkap
penerangan 6
Trainer wiper
7
Daihatsu C harade
dapat dipakai
diperbaiki/dilengkap i
Baik
1
Dapat dipakai
Layak pakai
1
Milik jurusan otomotif
Dari tabel data di atas nampak bahwa peralatan untuk belajar praktek sistem kelistrikan otomotif semester 4 masih perlu untuk ditambah./dibenahi sehingga dapat
memaksimalkan kegiatan belajar.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gambar 8 Contoh Trainer Yang Ada
E
HANG
E
HANG
5 ocu w.d ww
ocu w.d ww
B. Merekayasa Trainer trainersistem
Pada bab terdahulu telah dikemukakan rancangan rekayasa
penerangan. Rancangan tersebut didesain dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain:
efisiensi, ekonomi teknis dan la in-la in. Sehingga
trainerhasil rekayasa
sebagai media pembela jaran, diharapkan dapat memenuhi sekurang-kurangnya 4 kriteria yakini praktis, ekonomis, sistematis dan representatif. Praktis mengandung maksud paling tidak trainer dapat disimpan dan dipindah-pindahkan dengan mudah, karena dilengkapi dengan roda caster. Tidak memerlukan tempat penyimpanan khusus
yang luas. Dapat dioperasikan dengan sistim penyambungan yang mudah. Ekonomis artinya tidak memerlukan biaya yang besar baik dalam pengadaan maupu perawatan. Apalagi bila dilihat dengan fungsinya yang dapat menjadi miniatur sistem penerangan mobil . Dengan demikian sangat memungkinkan bagi sekolah untuk
memproduksi/membuat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Jauh lebih murah dibandingkan dengan harga mobil atau
trainer
lain yang
menggunakan sistim penyambungan Banana Sticker dalam kualitas yang sepadan. Sistematis, di mana trainer dirancang dengan memperhatikan tataletak/desain penempatan komponen sedemikian rupa sehinngga mendekati pola penempatan aslinya di mobil. Paling tidak dapat memberi gambaran tata letak komponen yang mengadopsi lay out
aslinya di mobil. Se luruh komponen sampai bagian termina l-
terminal kabel diseting untuk dapat terlihat/terdeteksi dengan je las sehingga memudahkan proses pembela jaran. Di samping itu posisi penempatan lampu depan dan lampu belakang dengan jarak yang tidak terla lu jauh serta jarak antar komponen
yang cukup dekat memungk inkan proses penyambungan menjadi efisien Representatif, trainer
diupayakan memuat seluruh sistem penerangan standar
yang ada pada mobil. Pengertian standar ialah minimal sistem yang harus ada atau yang harus dimiliki oleh sebuah mobil. Lebih je las sistem yang dimaksud meliputi lampu kota dan lampu belakang, lampu kepa la, lampu tanda belok dan hazard, lampu rem, lampu mundur dan horn/klakson. Se lain itu sebenarnya pada
trainer juga
dilengkapi dengan lampu kabut. Namun karena lampu kabut tidak termasuk dalam kategori rangkaian standar maka tidak disertakan dalam penelitian.Adapun has il karya
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
rekayasa trainer sistem penerangan selengkapnya dapat disampaikan sebagai berikut :
E
HANG
E
HANG
6 ocu w.d ww
ocu w.d ww
1. Profile Trainer. Dari desain rancangan yang termuat dalam Bab III terdahulu menghasilkan profile trainer seperti gambar berikut :
a. Tampak depan dan samping. Dari pandangan depan terlihat posisi lampu kota dan lampu tanda belok (menjadi satu unit). Lampu yang digunakan adalah lampu Bumper Suzuki Carry Extra. Posisi unit lampu tanda belok dan lampu kota tersebut berada dibawah lampu kepala sebagaimana lazimnya mobil. Sementara lampu kepala menggunakan jenis tunggal double filament. Sedangkan lampu yang dipakai adalah lampu Colt T 120. Kedua
lampu tersebut relah memenuhi standar minimal yang harus dimiliki oleh sebuah mobil.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gambar 9 Profile Trainer Sistem Penerangan Mobil dilihat dari depan dan samping .
E
HANG
E
HANG
7 ocu w.d ww
ocu w.d ww
b. Tampak Belakang
Gambar 10 Tampak Belakang
Gambar 11 Tampak Belakang Dan Samping.
Dari pandangan posisi belakang, nampak sepasang unit lampu yang didalamnya berisi lampu belakang, lampu mundur, lampu rem.dan lampu tanda be lok, yang diambil dari mobil K ijang. Sementara lampu nomor dipasang tersendiri. Agak di depannya
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
diperlukan.
tempat panel instrument. Memuat semua sakelar maupun tombol yang PD Click to buy NOW! F-XC
terpasang
E
HANG
E
HANG
8 ocu w.d ww
ocu w.d ww
c. Lay o ut penempatan komponen.
Flasher -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gambar 12 Lay O ut Penempatan Komponen.
E
HANG
E
HANG
9 ocu w.d ww
ocu w.d ww
2. Dimensi Trainer dan Sistim Penyambungan Kabel. Panjang trainer 128 cm. Lebar 68 cm. Tinggi meja tanpa caster 66 cm dan tinggi me ja setelah ditambah caster 79 cm. Tinggi meja diupayakan sesuai dengan
postur tubuh orang Indonesia pada umumnya. Dengan tinggi 79 cm diharapka n siswa dapat bekerja dengan nyaman. Tidak terlalu rendah yang menyebabkan posisi badan
merunduk hingga cepat lelah. Atau terlalu tinggi hingga tidak nyaman dalam bekerja. Terminal-terminal kabel dirakit pada papan melamin untuk mengurangi bahaya shorted. Terminal-terminal tersebut ditandai dengan angka (sistim Eropa) untuk mempermudah belajar terutama bagi pemula. Sistim penyambungan kabel menggunakan baut M 6 panjang 3 cm dengan sistim jepit buaya ( bisa juga diganti dengan banana sticker bila ada). Sifat penyambungan fleksibel dapat diganti-ganti sesuai dengan panjang pendek kabel yang diperlukan. Kapasitas penyambungan tanpa batas akan memberi kele luasaan pada siswa untuk melakaukan eksperimen penyambungan dengan resiko yang amat kecil. Karena bila terjadi insiden yang membahayakan kabel dapat dengan segera dicabut. Dengan demikian rekayasa trainer
juga mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan dalam bekerja. C. Kebutuhan bahan dan anggaran. (Tabel 6). HARGA NAMA BARAN G
SPESIFIKASI
JUMLAH
(Rupiah)
1
Batere
32 Ah
1 buah
350.000
2
Clem Accu
Kecil
1 pasang
10.000
3
Kabel amper
4 mm 2 warna 4 m
4
Jepit Accu
Besar
1 pasang
10.000
5
Scun ko long
Utilux
100 buah
100.000
6
Mur baut dan ring
M6
100 pasang
50.000
7
Jepit Buaya
Besar
100 pasang
150.000
8
Kabel RRT
1,5mm
4 rol 4 warna
240.000
9
Kabel RRT
1 mm
4 rol 3 warna
200.000
10 Totok Lampu Kepala
Colt T 120
1 pasang
30.000
11
Colt T 120
1 pasang
60.000
12 Lampu Bumper
Carry Extra
1 pasang
40.000
20.000
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
NO
E
HANG
E
HANG
10 ocu w.d ww
ocu w.d ww
13 Lampu Belakang
Kijang Kotak
1 pasang
50.000
14 Lampu nomor
-
1 buah
10.000
15 Lampu indikator
3 buah
60.000
16
Lampu Kabut
1 pasang
40.000
17
Horn
1 pasang
60.000
1 buah
30.000
18 Fuse Box lengkap
Isi 8
19 Flasher
Non elektronik 1 buah
25.000
20
Reley
4 terminal
2 buah
40.000
21
Saklar lampu
2 tarikan
1 buah
25.000
22 Sak lar dim
1 buah
30.000
23
1 buah
20.000
1 buah
40.000
25 Sak lar Tanda belok
1 buah
15.000
26 Sak lar Hazard
1 buah
20.000
1 buah
15.000
1 buah
15.000
29 Sak lar / Tombol rem
1 buah
15.000
30 Sak lar Lampu Mundur
1 buah
20.000
31 Besi pipa kotak 1,8 mm 4 x 4
1 lonjor
120.000
Saklar lampu kab ut
28
Tombol K lakson
1 Tarikan
32 Besi pipa kotak
2x4 tebal 2mm 3 lonjor
33 Besi siku
3x3
1 lonjor
75.000
34 Besi Plat Strip
Lebar 2 cm
2m
25.000
35 Besi plat
0.8 mm
1/2 lembar
75.000
36 Cat Hammertone
Duth Master
1 kg
40.000
37 Cat Altek
2 warna
½ kg
20.000
38 Thiner Daimaru
Liter
1 liter
30.000
39 Thiner A ( cuci )
Liter
1 liter
10.000
40 Ampelas
Lembar
4
10.000
41 Roda Caster
4 Dim
1 set
90.000
42 Papan melamin
Ketebalan 1cm 1 lembar
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
J u m la h
240.000
60.000 Rp. 2.545.000,00
-trac
27
4 terminal
k.c om
24 Kunci kontak
PD Click to buy NOW! F-XC
Saklar Pentul ( Flash )
E
HANG
E
HANG
11 ocu w.d ww
ocu w.d ww
D. Deskripsi Pe mbelajaran Praktek Antara Sebelum Dan Sesudah Pe makaian Trainer. Untuk mengetahui efektivitas pemakaian trainer, dilakukan eksperimen pembelajaran tiga siklus. Tiap-tiap siklus pada garis besarnya memuat materi yang sama hanya menggunakan media pembelajaran (praktek) yang berbeda. Materi teori sebagai persiapan untuk bisa melakukan kegiatan praktek disampaikan sekali untuk tiga siklus. Pada siklus berikutnya yakni siklus 2 dan siklus 3 materi teori tidak perlu diulang. Paska penyampaian teori diadakan evaluasi untuk memastikan bahwa siswa sudah dipandang
dalam keadaan siap untuk melakuakn kegiatan praktek ataukah
belum. Apab ila dipandang belum siap maka pembelajaran teori diperdalam. Apbila sudah siap maka kegiatan dapat dimulai pada siklus I. 1. Siklus Satu. a. Tahap Persiapan. Kegiatan siklus satu terdiri dari persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada tahap persiapan, guru mempersiapkan perangkat pembela jaran seperti: silabus,
RPP, Hand o ut/modul, Job sheet, LCD/Proyektor dan lain – lain. Guru mulai dengan penyampaian materi teori berdasarkan panduan silabus dan RPP. Adapun secara garis besar materinya terdiri dari : 1). Rangkaian Lampu Kota dan Lampu Kepala Tanpa Relai
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gambar 13 Rangkaian Lampu Kepala Tanpa Relei.
E
HANG
E
HANG
12 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Rangkaian yang paling sederhana dari sistem lampu kepala terdiri atas: 1. Lampu kepala double filament. 2. Lampu kota. 3. Lampu belakang. 4. Lampu nomor. 5. Batere. 6. Sekering (fuse). 7. Sakelar penyala (lighting switch)/Sakelar lampu. 8. Sakelar Dim (Dimmer switch). Cara Kerja : Bila sakelar lampu ditarik satu kali maka terminal 30 akan bertemu dengan 58 baik atas maupun bawah. Arus dari batere akan mengalir mela lui fuse keterminal 30 dan 58. Dari 58 bagian atas diteruskan ke lampu kota depan dan masa sehingga lampu kota menyala. Sedangkan dari 58 bagian bawah diteruskan ke lampu belakang lampu
nomor dan masa, sehingga lampu-lampu tersebut dapat menyala. Bila sakelar ditarik
dua kali maka terminal 30 akan berhubungan dengan 58
bagian bawah dan 56. Arus dari batere dapat mengalir melalui fuse, terminal 30, 58 bagian bawah dan 56. Dari terminal 58 bagian bawah diteruskan ke lampu belakang
dan lampu nomor. Sedangkan dari terminal 56 sakelar penyala diteruskan ke 56 sakelar dim. Dari 56 sakelar dim akan diteruskan ke 56 a atau 56b tergantung posisinya. Posisi sakelar dim dapat diatur dengan menggerakkan/menekan kepala sakelarnya. Bila posisi sakelar dim sedang menghubungkan 56 dan 56a maka arus dari 56a sakelar dim diteruskan ke 56a lampu kepala dan masa. Maka lampu jauh menyala. Bila posisi sakelar dim dipindahkan untuk menghubungkan 56 dan 56b maka arus dari terminal 56 sakelar dim akan diteruskan ke 56b lampu kepala dan masa. Sehingga lampu kepala menyala jarak dekat. Bila ingin memberi tambahan dengan Hight Beam Indicator light (indikator lampu jauh) dapat dipasangkan pada terminal 56a sakelar dim, indicator lampu jauh dan masa. Dengan demikian bila lampu jauh menyala maka High beam indikator light ikut menyala. Lampu ini berfungsi memberi peringatan pada pe ngemudi bahwa lampu
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
memindahkan ke nyala lampu dekat sehingga tidak menyilaukan.
PD Click to buy NOW! F-XC
jauh menyala. Gunanya ketika berpapasan dengan kendaraan lain supaya segera dapat
E
HANG
E
HANG
13 ocu w.d ww
ocu w.d ww
2). Rangkaian Lampu Kepala Dengan Relei.
Gambar 14 Rangkaian Lampu Kepala dengan Relei. Cara Kerja. Bila sakelar lampu ditarik satu kali terminal 30 akan berhubungan dengan 58
bagian atas dan 58 bagian bawah. 58 bagian atas akan meneruskan arus dari terminal 30 ke lampu kota. Sedangkan 58 bagian bawah meneruskan arus dari terminal 30 ke lampu belakang. Bila sakelar ditarik dua kali maka terminal 30 akan berhubungan dengan terminal 58 bagian bawah dan 56. Terminal 58 meneruskan arus ke lampu belakang. Sedangkan dari terminal 56 d iteruskan ke terminal 56 sakelar dim. Jika po sisi sakelar dim sedang menghubungkan terminal 56 dan 56a maka arus dari terminal56 diteruskan ke 56a., terminal 85 relei lampu jauh, kumparan pengendali relei, terminal 86 dan masa. Karena dialiri arus maka kumparan pengendali relei menjadi magnet dan menarik platina (kontak pemutus) sehingga berhubungan. Akibatnya arus dari batere dapat mengalir langsung ke terminal 30 relei, ko ntak pemutus, terminal 87 dan lampu jauh,sehingga lampu jauh dapat menyala. Bila posisi sakelar dim menghubungkan terminal 56 dan 56b maka a rus dari terminal
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
dan masa.
PD Click to buy NOW! F-XC
56 diteruskan ke 56b, terminal 85 relei lampu dekat, kumparan pengendali, terminal 86
E
HANG
E
HANG
14 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Karena dialiri arus maka kumparan pengendali relei menjadi magnet dan menarik kontak pemutus sehingga berhubungan. Akibatnya arus dari batere dapat langsung mengalir ke terminal 30 reley, terminal 87, termina l 56b lampu kepa la (jarak dekat)
dan masa. Maka lampu dekat menyala. 3) Rangkaian lampu kepala dengan sakelar kombinasi pengendali masa.
Gambar 15 Rangkaian Lampu Kepala de ngan Saklar Pe ngendali Masa. Yang dimaksud pengendali masa adalah sakelar bekerja memutus dan
menghubungkan masa (negatif). Dewasa ini banyak digunakan rangkaian lampu kepala dengan sakelar pengendali masa. Cara kerja. Bila sakelar diputar satu kali maka terminal lampuTL akan berhubungan dengan masa. Akibatnya arus dari batere akan mengalir melalui Fusible Link, Fuse, TB, kumparan reley pengendali, terminal TS sakelar lampu TL dan masa. Karena dialiri arus maka
kumaran reley menjadi magnet dan menarik kontak pemutus untuk
berhubungan. Akibatnya arus juga bisa mengalir dari TB, kontak pemutus, TL dan lampu kota (Tail Light) dan masa. Maka lampu kota dapat menyala. Bila sakelar ditarik d ua ka li maka terminal sakelar lampu HL akan
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
berhubungan dengan masa. sementara itu TL juga masih tetap b erhubungan dengan
E
HANG
E
HANG
15 ocu w.d ww
ocu w.d ww
masa. Maka arus dari batere dapat mengalir pada ked ua kumparan reley, sakelar lampu dan masa. Kedua kumparan reley menjadi magnet dan menarik kedua kontak pemutus
hingga berhubungan. Dari kontak pemutus satu (kiri) arus diteruskan ke lampu kota dan masa. Maka lampu ko ta dapat menyala. Sedangkan dari kontak pemutus kedua (kanan) arus diteruskan ke lampu kepala. Lampu kepala akan menyala jarak dekat atau jauh tergantung posisi sakelar dim. Bila sakelar dim menghubungkan terminal Low dan masa maka lampu dekat menyala. Bila sakelar dim menghbungkan terminal Hi dengan masa maka lampu jauh menyala. 4). Rangkaian Lampu Tanda Belok Untuk rangkaian lampu tanda belok di informasikan dua model yakni model
Jepang dan Model Eropa. Karena terdapat perbedaan yang menyolok yakni pada model Flsher (pengedip lampu) yamg digunakan. Model Jepang menggunakan kode
huruf sedangkan mode l Eropa menggunakan kode angka. Untuk F lasher lampu tanda belok model Jepang terminal Flashernya diberi kode L dan X (B). a. Tanda X/B adalah terminal yang harus dirangkai ke sunber arus melalui kunci kontak. b. Tanda L artinya lamp adalah terminal yang harus dihubungkan ke sakelar lampu tanda belok guna mengirim arus ke lampu.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gambar 16 Rangkaian Lampu Tanda Belok Model Jepang.
E
HANG
E
HANG
16 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Komponennya terdiri dari : 1. Batere 2. Kunci Kontak. 3. Sekering. 4. Flasher (pengedip). 5. Sakelar lampu tanda belok (Turn Signal Switch). 6. Lampu tanda belok dan lampu pilot tanda belok.
Cara Kerja. Bila kunci kontak ON dan sakelar lampu tanda belok diposisikan ke kanan (R), maka arus dari batere akan mengalir ke kunci kontak, sekering (fuse), terminal X, Flasher, terminal L, sakelar lampu tanda belok, terminal R, lampu tanda belok dan lampu pilot tanda belok bagian kanan dan masa. Maka lampu tanda belok dan lampu pilot tanda belok sebelah kanan menyala. Nyala lampu bisa kedap kedip dengan
frekwensi 90 kali per menit karena ada nya Flasher. Demikian pula bila diposisikan ke kiri (L) maka lampu tanda belok dan lampu pilot
-trac
k.c om
-trac
k.c om
Gambar 17 Rangkaian Lampu Tanda Belok Mode l Eropa.
PD Click to buy NOW! F-XC
PD Click to buy NOW! F-XC
tanda be lok sebelah kiri aka n menyala.
E
HANG
E
HANG
17 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Lampu tanda belok model Eropa F lashernya menggunakan kode angka : 49, 49a dan C atau Rp. Bahkan ada yang ditambah dengan 31. a. 49 merupakan kode sumber arus yang harus dirangkai lewat kunci kontak. b. 49a adalah kode terminal yang harus dihubungkan dengan sakelar lampu tanda belok. c. C/Rp adalah kode terminal lampu pilot (lampu indicator). d. 31 adalah kode masa (negatif). Terminal inti yang harus ada adalah 49 dan 49a. Sedangkan dua terminal yang lain tidak semua flasher menggunakan. Cara Kerja : Bila sakelar diposisikan ke R atau L dan ko nci kontak ON maka arus dari batere dapat mengalir ke k unci kontak, sekering, terminal 49, Flasher, terminal 49a sakelar lampu tanda be lok, lampu-lampu dan masa..Sebagian mengalir ke C/Rp, lampu pilot dan masa. Maka lampu- lampu hidup dan berkedip karena F lasher. Pada posisi R yang menyala lampu sebelah kanan dan pada posisi L yang menyala sebelah kiri. 5) Rangkaian lampu Hazard.
Flasher
L X
+
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gambar 18 Rangkaian Lampu Hazard.
E
HANG
E
HANG
18 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Antara lampu tanda belok dan Hazard hanya terdapat sedikit perbedaan yakni pada sakelarnya. Bila sakelar lampu tanda belok dapat diposisikan untuk menyalakan lampu sebelah kanan atau sebelah kiri maka sakelar lampu hazard menyalakan keduda-
duanya. Baik lampu sebelah kanan maupun sebelah kiri menyala berked ip bersamasama. F ungsinya untuk memberi isyarat bahwa mobil dalam keadaan darurat. Cara kerja selengkapnya adalah : bila sakelar hazard diposisikan ON maka arus
dari batere akan mengalir ke kunci kontak, sekering, flasher, sakelar hazard, keempat lampu tanda belok dan lampu- lampu pilot kemudian masa. Mak a keempat lampu tanda belok dan lampu-lampu pilot menyala berkedip bersama. 6). Lampu lampu Rem.
Gambar 19 Rangkaian Lampu Rem. Sistem Lampu Rem yang paling sederhana terdiri dari : 1. Baterai. 2. Fusible link. 3. Fuse 4. Kunci Kontak (untuk Hand Rem). 5. Sakelar lampu rem (Stop light switch). 6. Indicator lampu Brakes. 7. Sakelar lampu indicator (Brake warning test switch)’
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8. Rem parker/rem tangan/hand rem.
E
HANG
E
HANG
19 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Cara Kerja. Bila pedal rem diinjak maka stop light switch akan berhubungan. Arus dari batere dapat mengalir ke Fusible link, fuse Stop, Stop light switch lampu stop/lampu
rem dan masa. Maka lampu rem menyala. Bila hand rem pada posisi ditarik sedangkan kunci kontak ON maka arus akan mengalilir dari batere ke fusible link, kunc i kontak, fuse (heater), indicator lampu brakes, brake warning test switch dan masa. Maka indicator lampu brakes menyala. Lampu ini berguna untuk memberi peringatan pada pengemudi bahwa hand rem masih
bekerja supaya dinetralkan lebih dahulu sebelum mob il berjalan. 7). Lampu mundur.
Rangkaian Lampu Mundur Alar m
Saklar
Kunci Kontak
Fuse
Gambar 20 Rangkaian Lampu Mundur. Berfungsi untuk memberi isyarat bahwa mobil akan berja lan mundur. Komponennya
terdiri dari : 1. Batere.
4. Sakelar lampu mundur
2. Kunci ko ntak.
5. Pilot suara (alarm).
3. Fuse/sekering.
6. Lampu mundur
Cara Kerja. Sakelar lampu mundur terpasang pada transmisi. Sakelar akan berhubungan
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
mundur dan kunc i kontak ON maka arus dari batere akan mengalir ke kunci kontak,
PD Click to buy NOW! F-XC
bila transmisi diposisikan pada gigi mundur. Bila transmisi dioperasikan pada posisi
E
HANG
E
HANG
20 ocu w.d ww
ocu w.d ww
sekering, sakelar mundur, lampu mundur beserta pilot suara da n masa. Maka lampu mundur menyala dan pilot suara berbunyi. 8). Klakson/Horn (Gambar 21).
Gambar 21 Rangkaian K lakson Pada rangkaian standar, klakson tidak boleh dirangkai melalui kunci kontak karena arus yang mengalir besar. Disamping itu tombol harus dirangkai menjadi pengendali masa. Umumnya tombol klakson terletak pada kemudi dan sudah dikonstruksi untuk memutus dan menghubungkan masa. Rata- rata mobil memiliki dua
klakson yang dirangkai secara parallel. Cara Kerja : Bila tombol ditekan maka arus dari batere akan mengalir ke terminal 85, kumparan reley, terminal 86, tombol dan masa.. Karena dialiri arus maka kumparan menjadi magnet dan menarik kontak pemutus hingga be rhubungan. Selanjutnya arus dari batere dapat juga mengalir ke sekering, terminal 30, terminal 87, klakson dan masa. Maka klakson akan berbunyi. Usai pembelajaran teori guru mempersiapkan kegiatan praktek. Diantaranya memberi lembar kerja/job sheet, membagi materi pekerjaan, memberi pengarahan dan
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
membagi siswa da lam kelpmpok-kelompok kerja.
E
HANG
E
HANG
21 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Dokumen pembelajaran teori sebagai pe rsiapan.
Gambar 22 Persiapan Seting Layar LCD
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gambar 23 Pelaksanaan Pembelajaran Teori
E
HANG
E
HANG
22 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Gambar 24 Tanya Jawab
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gambar 25 Tanya Jawab ( Dengan siswa yang berbeda).
E
HANG
E
HANG
23 ocu w.d ww
ocu w.d ww
b. Tahap Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan praktek, siswa bekerja sesuai dengan urutan pembagian pekerjaan dan kelompok yang telah ditentukan. Adapun pembagiannya adalah sebagai
berikut : Tabel 7 Pembagian Kelompok dan Pekerjaan Praktek
Penerangan 3
Pen gisian
Penerangan 2
P EK ER J A AN
Starter
Pengapian
A u dio
Wiper
Penerangan 1
Pra ktekKe
NAMA
KELOMPOK YANG MENGERJAKAN B
C
D
E
F
B
C
D
E
A
B
C
D
F
A
B
E
F
B
D
E
F
C
D
B
C
1
A
2
F
3
E
4
D
C
A
5
C
A
F
6
B
E
A
7
D
E
F
8
F
D
E
A A
C
B
Keterengan: 1). Siswa dibagi dalam 6 kelompok kerja yakni A, B, C, D, E dan F. 2). Pekerjaan sitem penerangan 1 menggunakan media mobil K ijang. 3). Pekerjaan sistem penerangan 2 menggunakan Trainer. 4) Pekerjaan sistem penerangan 3 menggunakan mobil Daihatsu C harade. 5) Urutan yang diperlihatkan dalam table menunjukkan setelah praktek sistem penerangan 1 maka minggu berikutnya akan mengerjakan sistem penerangan 2 dan mimggu berikutnya lagi akan mengerjakan sistem
-trac
k.c om
-trac
k.c om
penerangan selalu dikerjakan secara berurutan oleh semua kelompok.
PD Click to buy NOW! F-XC
PD Click to buy NOW! F-XC
penerangan 3. Dengan demikian pe laksanaan siklus 1, 2 dan 3 sistem
E
HANG
E
HANG
24 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Pelaksanaan kegiatan praktek siklus 1 menggunakan mobil K ijang. Pick Up. Kegiatan dilakukan secara kelompok terlebih dahulu. Baru apabila kegiatan kelompok selesai dan waktunya masih memungkinkan dapat dilanjutkan dengan kegiatan perorangan.
Disamping diberi pengarahan lebih dahulu oleh guru, pelaksanaan
kegiatan juga dipandu oleh lembar kerja (job sheet) yang telah disediakan. Kegiatan dimulai dengan melakukan langkah-langkah identifikasi. Langkah identifikasi meliputi : identifikasi lampu, klakson dan semua sakelar termasuk kunci kontak,sekering dan reley (bila ada). Langkah ini sangat diperlukan untuk dapat mengetahui letak/posisi setiap terminal dan warna kabel. Alat yang digunakan adalah Ohm meter atau jika memungkinkan dilihat (secara visual). Pelaksanaannya boleh dimulai darimana saja yang dianggap mudah oleh siswa.Artinya tidak harus dilakukan secara urut menurut urutan system rangkaian yang diterangkan dalam teori. Setelah semua terminal kabel tiap sistem ditemukan dan telah diketahui posisi
maupun cara pengoperasiannya maka kegiatan baru boleh dilanjutkan dengan merangkai. Sama dengan langkah identifikasi, merangkai juga boleh dilaksanakan dari
yang paling dianggap mudah. Atau dirangkai berdasarkan identifikasi tiap sistem yang bisa diselesaikan. Misalnya identifikasi bisa menylesaikan untuk komponen lampu mundur. Maka system lampu mundur boleh dirangkai dengan sepengetahuan guru. Pekerjaan merangkai dianjurkan untuk dimulai secara urut sebagai upaya meminimalisir resiko shorted (insiden yang membahayakan). Merangkai dimulai dari positif batere keterminal-terminal menurut siklus jalannya arus dalam sebuah sistem rangkaian. Bila tidak hafal diperbolehkan membuka catatan. Negatif batere menjadi
bagian akhir dari merangkai. Dan sebelum dirangkai perlu diperiksa dari ke,ungkinan adanya shorted dengan cara digores-goreskan labih dahulu sebelum dipasang dan dalam keadaan saklar OFF Langkah yang memberi kebebasan bagi siswa untuk melakukan pekerjaan dari
yang dianggap paling mudah dinaksud untuk dapat mengetahui kemampuan maksimal yang daa t dilakukan oleh siswa. Dalam kurun waktu 6 jam pelajaran yang disediakan
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
ada berapa sistem yang dapat diselesaikan.
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
ocu w.d ww
ocu w.d ww
PD Click to buy NOW! F-XC
E
HANG
E
HANG
25
Gambar 26 Pengarahan Siklus 1
Gambar 27 Pelaksanaan Siklus 1
E
HANG
E
HANG
26 ocu w.d ww
ocu w.d ww
c. Observasi (Pengamatan). Selama kegiatan berlangsung , guru melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan mula i dari keaktifan siswa, pe laksanaan proses identifikasi komponen sampai pelaksanaan merangkai tiap sistem. Sesekali guru memberi motivasi, melakukan tutorial (bimbingan kelompok) dan wawancara. Wawancara dilakukan
terutama untuk memperoleh input dari siswa misalnya mengenai : 1). Kesulitan yang dihadap i. 2). Kelengkapan sarana/alat praktek. 3) Berfungsi dan tidaknya sarana. 4) Perkiraan hasil yang akan dicapai. 5) Kesam dan minat siswa terhadap media yang dipakai dan sebagainya.. Dokumen observasi akan difokuskan pada pengukuran kemampuan siswa dalam menyelesaikan kegiatan. Dengan catatan semua sarana berfungsi normal. Guru menyiapkan lembar observasi yang sekaligus dapat berfungsi sebagai evaluasi. Standar keberhasilan diukur berdasarkan waktu untuk menyelesaikan tiap sistem serta berfungsi dan tidaknya rangkaian. Praktek merangkai dinyatakan selesai dan berhasil bila rangkaian dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bila terjadi trouble misalnya dengan disfungsinya sebagian komponen sehingga kegiatan praktek tidak bisa
berlangsung, maka akan diadakan perpanjangan atau penggantian waktu. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi dan observasi sistematis/berkerangka. Observasi partisipasi maksudnya adalah guru sebagai pengamat/observer terlibat langsung secara aktif dalam obyek yang diteliti yakni kegiatan bela jar praktek siswa dalam merangkai sistem penerangan mobil (kelistrikan
body). Sedangkan observasi sistematis/berkerangka karena kerangka penelitian telah ditentukan lebih dahulu khususnya faktor faktor yang akan diteliti. Faktor-faktor yang
menjadi penentu dalam keberhasilan proses merangkai ialah : 1). Kebenaran rangkaian. 2). Waktu yang dipergunakan untuk merangkai. 3). Berfungsinya/dapat beroperasinya sistem rangkaian
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
dahulu menyiapka n lembar observasi.
PD Click to buy NOW! F-XC
Untuk bisa melakukan pengamatan yang meliputi ketiga faktor diatas maka guru lebih
E
HANG
E
HANG
27 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel
8 Lembar Observasi Identifikasi Komponen.
Kelompok : semua
kelompok Keterangan NO 1
Pekerjaan Identifikasi Sakelar a Memeriksa sakelar Lampu Kota
V
b. Memeriksa sakelar Lampu Kepala
V
c. Me meriksa sakelar Dim
V
d. Memeriksa sakelar Blits/Flash
V
e Memeriksa sakelar Lampu Tanda Belok
V
f. Memeriksa sakelar Lampu Hazard
V
g. Memeriksa sakelar Rem.
V
h. Memeriksa sakelar Lampu Mundur
V
i. Me meriksa Tombol K lakso n/Horn
V
j. Memeriksa K unci Kontak 2
3
V
Identifikasi Lampu-lampu/beban a. Memeriksa Lampu Kota
V
b. Memeriksa L. Belakang dan L. Nomor
V
c. Memeriksa Lampu Kepala.
V
d. Memeriksa Lampu Tanda Belok
V
e. Memeriksa Lampur Rem
V
f. Memeriksa Lampu Mundur
V
g. Me meriksa K lakso n/Horn
V
Merangka i sistem penerangan & klakson a. Lampu kota b. Lampu Kepala tanpa reley
X X
c. Lampu Kepala dengan reley
X
d. Lampu Tanda Belok dan Hazard
X
e Lampu Rem.
X
f
X
Lampu Mundur
X
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
g K lakso n/Horn. PD Click to buy NOW! F-XC
Selesai (v) Belum selesai (x)
E
HANG
E
HANG
28 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 9 Rekap Lembar Observasi Urutan Kerja NO 1
Pekerjaan
Diselesaikan (v)/Belum dapat diselesaikan (x) oleh kelompok A B C D E F
Identifikasi Sakelar a Memeriksa sakelar Lampu Kota b. Memeriksa sakelar Lampu Kepala
v v
v v
v v
v v
v v
v v
c. Memeriksa sakelar Dim
v
v
v
v
v
v
d. Memeriksa sakelar Blits/Flash
v
v
v
v
v
v
e. Memeriksa sakelar Lampu Tanda
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
f. Memeriksa sakelar Lampu Hazard
v
v
v
v
v
v
g. Memeriksa sakelar Rem.
v
v
v
v
v
v
h. Memeriksa sakelar Lampu Mundur
v
v
v
v
v
v
i. Memeriksa Tombol Klakson/Horn
v
v
v
v
v
v
v v
v v
v v
v v
v v
v v
b. Memeriksa L. Belakang dan L. Nomor v
v
v
v
v
v
c. Memeriksa Lampu Kepala.
v
v
v
v
v
v
d. Memeriksa Lampu Tanda Belok
v
v
v
v
v
v
e. Memeriksa Lampur Rem
v
v
v
v
v
v
f. Memeriksa Lampu Mundur
v
v
v
v
v
v
Merangka i sistem penerangan & klakson x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
b. Lampu Kepala tanpa reley
x
x
x
x
x
x
c. Lampu Kepala dengan reley
x
x
x
x
x
x
d. Lampu Tanda Belok dan Hazard
x
x
x
x
x
x
e Lampu Rem.
x
x
x
x
x
x
f
x
x
x
x
x
x
Belok
j. Memeriksa K unci Kontak 2
Identifikasi Lampu-lampu/beban a. Memeriksa Lampu Kota
g. Memeriksa K lakson/Horn 3
a. Lampu ko ta
Lampu Mundur
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
g K lakson/Horn.
E
HANG
E
HANG
29 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 10 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: Semua Kelompok
N
Sistem
Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N= Bobot
olehan X
Waktu
Kete-
Maksi- Pema- rangan mal
kaian
Skor 1
10
-
30
2
10
-
60
3
10
-
80
1
10
-
30
L. Rem
1
10
-
20
6 L. Mundur
1
10
-
20
7
1
10
-
30
-
270
1
L. Kota
2
L.
tanpa relery 3
L.
Kepala
dengan reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
Belum ada yang bisa d iselesaikan
Kepala
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
4). N ilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian. Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
7) Niali 60 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8) Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
k.c om
6) Nilai 70 79
PD Click to buy NOW! F-XC
5). N ilai 80 89
E
HANG
E
HANG
30 ocu w.d ww
ocu w.d ww
d. Refleksi. Refleksi dilakukan untuk menampilkan data dalam penelitian.
Data dalam
penelitian dapat dipakai sebagai bahan untuk memperoleh gambaran tentang obyek penelitian. Dalam refleksi siklus satu ini ditampilkan hasil observasi, angket dan
wawancara. 1). Tabel Hasil Observasi siklus satu.
Tabel 11 Kriteria Hasil Observasi Siklus 1. KETERANGAN N
KELOMPOK
NILAI
WAKTU
NILAI
WAKTU
(menit)
O
1
A
-
270
-
-
2
B
-
270
-
-
3
C
-
270
-
-
4
D
-
270
-
-
5
E
-
270
-
-
6
F
-
270
-
-
Keterangan: Pada siklus satu belum ada kelompok yang berhasil menyelesaikan pekerjaaan merangkai. Pekerjaan yang bisa dilakukan baru dalam taraf identifikasi. Maka belum
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
dilakukan penilaian.
E
HANG
E
HANG
31 ocu w.d ww
ocu w.d ww
2) Tabel 12 Hasil Angket Siklus 1. No.Butir
Faktor
pertanyaan
yang
Jumlah jawaban
Prosentase(%) Jawaban
A
B
C
D
A
B
C
D
1
3
27
5
-
8,5
77
14
-
2
1
33
1
-
2,6
94
2,8
-
25
3
5
2
71
8,6
14
5,7
16
2
17
-
45,6
5,7
48,5
-
5
15
16
4
-
43
45,6
11,4
-
6
9
14
2
12
25,6
40
5,7
34,2
7
-
26
8
1
-
74
23
2,8
6
14
15
-
17
40
43
-
1
31
1
2
2,8
88,3
2,8
5,7
1
33
1
-
2,8
94
2,8
-
8
19
8
-
22,8
54
22,8
-
15
19
1
43
54,5
2,8
-
1
33
1
-
2,8
94
2,8
1 -
4 -
30 17
-
18
2,8 -
11,4 -
85,5 48,5
51,3
-
-
20
15
2,8
-
57
42,8
-
-
18
17-
-
-
51,3
48,5
-
-
13
22
-
-
37
63
-
-
12
23
-
-
34,2
65,5
-
-
19
16
-
-
54,5
45,6
4
8 9
10
Pemahaman
3
M otiva si
diteliti
12
mudah
13
Lebih memilih mobil
14 15
16 17
18 19 20
praktek m erangka i
Mobil
Skill/kemampu an
11
3) Wawancara. Dari hasil wawancara de ngan siswa diketahui bahwa siswa kesulitan dalam belajar praktek merangkai sistem penerangan dan klakson menggunakan media mobil. Hal ini juga tercermin da lam jawaban angket yang telah diisi oleh siswa diatas.Dari
wawancara dengan para guru kelistrikan otomotif, semua memberikan pendapat yang
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
untuk siswa sebagai pemula.
PD Click to buy NOW! F-XC
sama bahwa praktek merangkai sistem penerangan dan klakson memang sulit aplagi
E
HANG
E
HANG
32 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Data siklus satu menyimpulkan bahwa siswa sulit merangkai sistem penerangan dan klakson pada mobil. Persoalan ini akan ditindak lanjuti pada siklus dua dengan menggunakan media yang berbeda yakni trainer. Apakan dengan trainer siswa dapat merangkai lebih muda h atau sebaliknya. 2. Siklus dua. Kegiatan pada siklus dua terdiri dari persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Persiapan. Dalam tahap ini guru mempersiapkan perangkat pembela jaran terutama untuk
kegiatan belajar praktek seperti presensi, lembar kerja/job sheet, alat/bahan praktek dan lain- lain. Teori penunjang sama de ngan siklus satu. Guru tidak perlu mengulang pembelajaran teori, melainkan langsung melakukan prsiapan untuk kegiatan praktek. Berbeda dengan siklus satu, pada siklus dua ini alat/media yang digunakan adalah trainer
hasil karya rekayasa. Sebagaimana siklus satu guru memberi pengarahan
seperlunya agar pelaksanaan kegiatan menjadi ko ndusif. Petunjuk/pengarahan sangat diperlukan karena sebagai pemula siswa terlihat masih sangat asing dengan media
-trac
k.c om
-trac
k.c om
Gambar 28 Pengarahan Siklus 2
PD Click to buy NOW! F-XC
PD Click to buy NOW! F-XC
yang aka n dihadap i.
E
HANG
E
HANG
33 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Gb.29 Guru Memberi Penjelasan pada Siklus 2 untuk Kelompok yang Berbeda. b. Pelaksanaan. Paska diberi pengarahan oleh guru, siswa melaksanakan kegiatan belajar praktek berdasarkan urutan pembagian kelompok dan pekerjaan yang telah ditetapkan ( lihat tabel pembagian kelompok dan pekerjaan pada siklus satu)’.Dari tabel dapat diketahui bahwa kelompok yang
trainer
akan melaksanakan kegiatan praktek menggunakan
(Penerangan 2) pada siklus dua adalah kelompok yang telah selesai
melaksanakan kegiatan pada siklus satu (Penerangan 1).. Adapun pelaksanaannya sama dengan pada siklus satu, prosed ur kegiatan dimulai dengan bekerja secara kelompok lebih dahulu. Baru apab ila ke giatan kelompok selesai dan waktunya masih memungkinkan dapat dilanjutkan dengan kegiatan perorangan.
Disamping telah diberi pengarahan oleh guru, pelaksanaan
kegiatan juga dipandu oleh lembar kerja (job sheet) yang telah disediakan. Kegiatan dimulai dengan melakukan langkah-langkah identifikasi. Langkah
-trac
-trac
k.c om
letak/posisi setiap terminal Alat yang digunakan adalah Ohm meter atau dilihat (secara
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
kontak, sekering dan reley. Langkah ini sangat diperlukan untuk dapat mengetahui
PD Click to buy NOW! F-XC
identifikasi meliputi : identifikasi lampu, klakson dan semua sakelar termasuk kunci
E
HANG
E
HANG
34 ocu w.d ww
ocu w.d ww
visual). Pelaksanaannya boleh dimulai darimana saja yang dianggap mudah oleh siswa. Artinya tidak harus dilakukan secara urut menurut urutan sstem rangkaian yang diterangkan dalam teori. Setelah semua terminal kabel maupu sakelar diketahui posisinya serta cara pengope rasiannya maka kegiatan baru bo leh dilanjutkan dengan merangkai. Sama dengan langkah identifikasi, merangkai juga bo leh dilaksanakan dari yang paling dianggap mudah. Atau dirangkai berdasarkan identifikasi tiap sistem yang bisa diselesaikan. Misalnya identifikasi bisa menylesaikan untuk komponen lampu rem. maka sistem lampu rem dapat dirangkai lebih dahulu dengan sepengetahuan guru. Pekerjaan merangkai dianjurkan untuk dimuali secara urut menurut urutan
mengalirnya arus sebagai upaya meminimalisir resiko shorted (insiden yang membahayakan). Merangkai dimulai dari positif batere keterminal-termina l menurut
siklus jalannya arus dalam sebuah sistem rangkaian. Bila tidak hafal diperbolehkan membuka catatan. Negatif batere menjadi bagian akhir dari merangkai. Dan sebelum dirangkai perlu diperiksa dari ke mungkinan adanya shorted dengan cara digoresgoreskan labih dahulu sebelum dipasang dan dalam keadaan sakelar maupun kunci kontak OFF Langkah yang memberi kebebasan bagi siswa untuk melakukan pekerjaan dari
yang dianggap paling mudah dinaksud untuk dapat mengetahui kemampuan maksimal yang dapat dilakukan oleh siswa. Dalam kurun waktu 6 jam pelajaran yang disediakan ada berapa sstem yang dapat diselesaikan.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gb 30 Kegiatan Siklus 2
E
HANG
E
HANG
35 ocu w.d ww
ocu w.d ww
c). Observasi.
Gambar 31 Kegiatan Siklus 2. Merangkai dan mengoperasikan tiap-tiap system dari rangkaian system penerangan dan klakson. c. Observasi Selama proses pelaksanaan siklus dua berlangsung guru me lakaukan pengamatan (observasi). Prosedur maupun instrument data observasi pada siklus dua tidak jauh berbeda dengan siklus satu, mengingat materinya juga sama. Perbedaannya hanya terletak pada pemakaian media. Instrumen obsrrvasi terdiri dari lembar observasi, dokumen angket ( dengan pertanyaan yang berbeda dari siklus satu) dan wawancara. Lembar observasi menggunakan format yang sama dengan yang digunakan pada siklus satu, karena prosedur pelaksanaan kegiatan
dan lembar kerja
untuk s iswa juga sama. Dengan demikian data dari isian lembar observasi pada siklus
satu dan siklus dua akan mudah untuk dibandingkan
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
PD Click to buy NOW! F-XC
Adapau lembar observasi yang dimaksud adalah :
E
HANG
E
HANG
36 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 13 Lembar Observasi Urutan Kerja.
Kelompok: semua ke lompok Keterangan
NO 1
Pekerjaan Identifikasi Sakelar a Memeriksa sakelar Lampu Kota b. Memeriksa sakelar Lampu Kepala
V V
c. Me meriksa sakelar Dim
V
d. Memeriksa sakelar Blits/Flash
V
e Memeriksa sakelar Lampu Tanda Belok
V
f. Memeriksa sakelar Lampu Hazard
V
g. Memeriksa sakelar Rem.
V
h. Memeriksa sakelar Lampu Mundur
V
i. Me meriksa Tombol K lakso n/Horn
V
j. Memeriksa K unci Kontak 2
b. Memeriksa L. Belakang dan L. Nomor
V V
c. Memeriksa Lampu Kepala.
V
d. Memeriksa Lampu Tanda Belok
V
e. Memeriksa Lampur Rem
V
f. Memeriksa Lampu Mundur
V
g. Me meriksa K lakso n/Horn
V
Merangka i sistem penerangan & klakson a. Lampu kota b. Lampu Kepala tanpa reley
V V
c. Lampu Kepala dengan reley
V
d. Lampu Tanda Belok dan Hazard
V
e Lampu Rem.
V
f
V
Lampu Mundur
V
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
g K lakso n/Horn. PD Click to buy NOW! F-XC
V
Identifikasi Lampu-lampu/beban a. Memeriksa Lampu Kota
3
Selesai (v) Belum selesai (x)
E
HANG
E
HANG
37 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 14
Rekap Lembar Observasi Urutan Diselesaikan (v)/Belum
Kerja NO 1
Pekerjaan Identifikasi Sakelar a Memeriksa sakelar Lampu Kota
dapat diselesaikan (x) oleh kelompok A B C D E F v
v
v
v
v
v
b. Memeriksa sakelar Lampu Kepala
v
v
v
v
v
v
c. Memeriksa sakelar Dim
v
v
v
v
v
v
d. Memeriksa sakelar Blits/Flash
v
v
v
v
v
v
e. Memeriksa sakelar Lampu Tanda
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
f. Memeriksa sakelar Lampu Hazard
v
v
v
v
v
v
g. Memeriksa sakelar Rem.
v
v
v
v
v
v
h. Memeriksa sakelar Lampu Mundur
v
v
v
v
v
v
i. Memeriksa Tombol K lakson/Horn
v
v
v
v
v
v
v v
v v
v v
v v
v v
v v
b. Memeriksa L. Belakang dan L. Nomor v
v
v
v
v
v
c. Memeriksa Lampu Kepala.
v
v
v
v
v
v
d. Memeriksa Lampu Tanda Belok
v
v
v
v
v
v
e. Memeriksa Lampur Rem
v
v
v
v
v
v
f. Memeriksa Lampu Mundur
v
v
v
v
v
v
Merangkai sistem penerangan & klakson v a. Lampu kota v
v v
v v
v v
v v
v v
Belok
j. Memeriksa Kunci Kontak 2
Identifikasi Lampu-lampu/beban a. Memeriksa Lampu Kota
v
v
v
v
v
v
c. Lampu Kepala dengan reley
v
v
v
v
v
v
d. Lampu Tanda Belok dan Hazard
v
v
v
v
v
v
e Lampu Rem.
v
v
v
v
v
v
f
v
v
v
v
v
v
Lampu Mundur
-trac
k.c om
g K lakson/Horn.
-trac
b. Lampu Kepala tanpa reley
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
3
PD Click to buy NOW! F-XC
g. Memeriksa Klakson/Horn
E
HANG
E
HANG
38 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 15 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: A
N
Sistem
Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N= Bobot
olehan X
Waktu
Kete-
Maksi- Pema- rangan mal
kaian
Skor 1
L. Kota
2
L. L.
10
10
10
30
5
Sangat baik
Kepala
tanpa relery 3
1 2
10
9
18
60
20
cepat
Kepala
dengan
dan
3
10
8
24
80
30
1
10
10
10
30
15
L. Rem
1
10
10
10
20
10
6 L. Mundur
1
10
10
10
20
5
7
1
10
10
10
30
15
92
270
100
reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
6). N ilai 70 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). N iali 60 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
9). K urang dari 60 Kurang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
k.c om
5). N ilai 80 89
PD Click to buy NOW! F-XC
4). N ilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
39 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 16 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: B
N
Sistem
Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N= Bobot
olehan X
Waktu
Kete-
Maksi- Pema- rangan mal
kaian
Skor 1
L. Kota
2
L. L.
10
10
10
30
5
Sangat baik
Kepala
tanpa relery 3
1 2
10
20
20
60
10
cepat
Kepala
dengan
dan
3
10
9
27
80
10
1
10
9
9
30
5
L. Rem
1
10
10
10
20
5
6 L. Mundur
1
10
10
10
20
5
7
1
10
9
9
30
5
95
270
45
reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
6). N ilai 70 - 79
Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). N ilai 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 Kurang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
-trac
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
k.c om
5). N ilai 80 - 89
PD Click to buy NOW! F-XC
4). N ilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
40 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 17 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: C
N
Sistem
Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N= Bobot
olehan X
Waktu
Kete-
Maksi- Pema- rangan mal
kaian
Skor 1
L. Kota
2
L. L.
10
10
10
30
5
Sangat baik
Kepala
tanpa relery 3
1 2
10
9
18
60
cepat
Kepala
dengan
dan
15
3
10
8
24
80
20
1
10
10
10
30
20
L. Rem
1
10
10
10
20
5
6 L. Mundur
1
10
10
10
20
5
7
1
10
9
9
30
10
91
270
80
reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
6). Nilai 70 - 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
-trac
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
k.c om
5). Nilai 80 - 89
PD Click to buy NOW! F-XC
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
41 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 18 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: D
N
Sistem
Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N= Bobot
olehan X
Waktu
Kete-
Maksi- Pema- rangan mal
kaian
Skor 1
L. Kota
2
L.
1
10
10
10
30
15
dan
Kepala
tanpa relery
2
10
8
16
60
20
3
10
7
21
80
20
1
10
10
10
30
10
L. Rem
1
10
10
10
20
10
6 L. Mundur
1
10
10
10
20
5
7
1
10
10
10
30
20
87
270
100
3
L.
Baik cepat
Kepala
dengan reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
6). N ilai 70 - 79
Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). N iali 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 Kurang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
-trac
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
k.c om
5). N ilai 80 - 89
PD Click to buy NOW! F-XC
4). N ilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
42 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 19 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: E
N
Sistem
Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N= Bobot
olehan X
Waktu
Kete-
Maksi- Pema- rangan mal
kaian
Skor 1
L. Kota
2
L. L.
10
10
10
30
5
Sangat baik
Kepala
tanpa relery 3
1 2
10
20
20
60
cepat
Kepala
dengan
dan
10
3
10
9
27
80
10
1
10
7
7
30
15
L. Rem
1
10
10
10
20
5
6 L. Mundur
1
10
10
10
20
5
7
1
10
10
10
30
10
94
270
60
reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
6). Nilai 70 - 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Niali 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
-trac
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
k.c om
5). Nilai 80 - 89
PD Click to buy NOW! F-XC
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
43 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 20 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: F
N
Sistem
Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N= Bobot
olehan X
Waktu
Kete-
Maksi- Pema- rangan mal
kaian
Skor 1
L. Kota
2
L. L.
10
10
10
30
10
Sangat baik
Kepala
tanpa relery 3
1 2
10
8
16
60
cepat
Kepala
dengan
dan
20
3
10
8
24
80
30
1
10
8
8
30
20
L. Rem
1
10
10
10
20
10
6 L. Mundur
1
10
9
9
20
10
7
1
10
8
8
30
15
85
270
125
reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
6). Nilai 70 - 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Niali 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
-trac
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
k.c om
5). Nilai 80 - 89
PD Click to buy NOW! F-XC
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
44 ocu w.d ww
ocu w.d ww
d. Refleksi. Tahap refleksi pada siklus dua dilakukan untuk menampilkan data dalam penelitian siklus dua. Data dalam penelitian siklus dua dapat dipakai sebagai bahan untuk memperoleh gambaran tentang obyek penelitian pada siklus dua.. Sama dengan siklus satu, refleksi pada siklus dua juga menampilkan data observasi, angket dan
wawancara. Tabel 21 Hasil Observasi Siklus 2. KETERANGAN KELOMPOK
NILAI
WAKTU
NILAI
WAKTU
1
A
92
100
Sangat baik
Cepat
2
B
95
45
Sangat baik
Cepat
3
C
91
80
Sangat baik
Cepat
4
D
87
100
Baik
Cepat
5
E
94
60
Sangat baik
Cepat
6
F
85
125
Baik
Cepat
N O
Keterangan : Pada siklus dua semua ke lompok berhasil menyelesaikan rangkaian dengan kategori : 1). Sangat baik sejumlah 4 kelompok = 66 %. 2). Baik sejumlah 2 kelompok
= 34 %.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
3). Kategori waktu, 100 % kelompok berhasil merangkai dengan cepat.
E
HANG
E
HANG
45 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 22 Hasil Angket Siklus 2. No.Butir Indikator pertanyaan penelitian 1 motivasi Alasan
2
A 18
Jumlah jawaban B C D 15 2 -
Persentase(%) Jawaban A B C D 51,3 43 5,7 -
20
14
1
-
57
40
2,8
-
memakai
20
13
2
-
57
37
5,7
-
4
motivasi
27
8
-
-
77
23
-
-
13
4
-
51
37
11
-
5
12
17
1
14,2
34
48,5
2,8
sklill
trainer
18
7
Alasan memakai trainer
22
13
-
-
63
37
-
-
8
Skli ll/kemampuan pra ktek
3
23
12
-
-
65,5
34
-
-
4
30
1
-
11,4
85,5
2,8
-
4
29
1
1
11,4 82,65
2,8
2,8
16
18
1
-
45,6
51,3
2,8
-
-
31
4
-
-
88,4
11,4
-
1
30
4
-
2,8
85,5
11,4
-
5
28
2
-
14,2
80
5,7
-
15
20
-
-
43
57
-
-
17
18
-
-
48,5
51,3
-
-
11
21
3
-
31,3
60
8,6
-
1
25
9
-
2,8
71,2
25,6
-
19
12
3
1
54
34,2
8,6
2,8
23
12
-
-
65,5
34,2
-
-
5 6
9
10 11 12 13
14 16 17 18 19
Alasa nmemakai trainer
15
20 3). Wawancara.
Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa lebih mudah dalam belajar praktek merangkai sistem penerangan dan klakso n menggunakan media trainer. Hal ini juga tercermin dalam jawaban angket yang telah diisi oleh siswa diatas. Dari
wawancara dengan para guru kelistrikan otomotif, semua juga sepakat bahwa praktek merangkai sistem penerangan dan klakson menggunakan
trainer lebih mudah
dilakukan oleh siswa sebagai pemula. Namun muncul permasalahan apakah trainer
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
penelitian dilanjutkan pada siklus tiga.
PD Click to buy NOW! F-XC
juga dapat mempermudah dalam mempersiapkan siswa praktek di mobil? Maka
E
HANG
E
HANG
46 ocu w.d ww
ocu w.d ww
3. Siklus 3. Pada siklus tiga kegiatan yang akan dilakukan adalah persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Persiapan. Persiapan yang akan dilakukan pada siklus tiga terfokus pada persiapan pembela jaran praktek. Pembelajaran teori telah terwakili dalam siklus satu. Teori yang diberikan pada siklus satu mewakili pula untuk siklus dua dan siklus tiga. Dalam tahap persiapan siklus tiga, guru menyiapkan perangkat pembelajaran seperti presensi, RPP,
Job sheet dan lain- lain. Media yang dipersiapkan untuk belajar praktek p ada siklus tiga adalah Daihatsu Chrade. Meski seangkatan dengan mobil Kijang Kotak yang dipakai
pada siklus satu namun konstruksi mobil sedan lebih rumit dibandingkan dengan mobil niaga. Guru memulai kegiatan persiapan dengan memberi petunjuk, pengarahan
-trac
k.c om
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Gambar 32 Guru memberi Pengarahan pada Siklus 3.
PD Click to buy NOW! F-XC
maupun instruksi kerja seperlunya sehubungan dengan pemakaian media yang berbeda.
E
HANG
E
HANG
47 ocu w.d ww
ocu w.d ww
b. Pelaksanaan Siswa bekerja atas dasar urutan dalam pembagian kelompok dan pekerjaan yang telah ditentukan dalam siklus satu.Setelah mendapat bimbingan dan pengarahan seperlunya maka kegiatan praktek dimula i. Mengingat media yang digunakan lebih rumit dibanding dengan media pada siklus satu dan dua maka strategi /langkah-
langkah keamanan harus lebih diperhatikam. Adapun prosedur pelaksanaan kegiatan dimula i dengan bekerja secara kelompok lebih dahulu dengan panduan job sheet dan catatan. Baru apabila kegiatan kelompok selesai dan waktunya masih memungkinkan dapat dilanjutkan dengan
kegiatan perorangan Kegiatan dimulai dengan melakukan langkah-langkah identifikas i. Langkah identifikasi meliputi : identifikasi lampu, klakson dan semua sakelar termasuk kunci kontak, sekering dan reley. Langkah ini sangat diperlukan untuk dapat mengetahui letak/posisi setiap terminal A lat yang digunakan adalah Ohm meter atau dilihat (secara visual) bila memungkinkan. Pelaksanaannya boleh dimula i darimana saja yang dianggap mudah oleh s iswa. Artinya tidak harus dilakukan secara urut menurut urutan
sstem rangkaian yang diterangkan dalam teori. Setelah semua terminal kabel maupun sakelar diketahui posisinya serta cara pengoperasiannya maka kegiatan baru boleh dilanjutkan dengan merangkai. Sama dengan langkah identifikasi, merangkai juga boleh dilaksanakan dari yang paling dianggap mudah. Atau dirangkai berdasarkan identifikasi tiap sistem yang bisa dise lesaikan. Misalnya identifikasi bisa menylesaikan untuk komponen lampu kota
maka sistem lampu kota dapat dirangkai lebih dahulu dengan sepe ngetahuan guru. Pekerjaan merangkai dianjurkan untuk dimuali secara urut menurut urutan mengalirnya arus sebagai upaya meminimalisir resiko shorted (insiden yang membahayakan). Merangkai dimulai dari positif batere keterminal-termina l menurut
siklus jalannya arus dalam sebuah sistem rangkaian.
Dalam hal inil diperbolehkan
untuk membuka catatan. Negatif batere menjadi bagian akhir dari system yang diramgkai. Dan sebelum dirangkai perlu diperiksa dari kemungk inan adanya shorted dengan cara digores-goreskan labih dahulu sebelum dipasang dan dalam keadaan
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
sakelar maupun kunci kontak OFF
E
HANG
E
HANG
48 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Langkah yang memberi kebebasan bagi siswa untuk melakukan pekerjaan dari
yang dianggap paling mudah dinaksud untuk dapat mengetahui kemampuan maksimal yang dapat dilakukan oleh siswa. Dalam kurun waktu 6 jam pelajaran yang disediakan ada berapa sstem yang dapat diselesaikan.
Gambar 33 Kegiatan Praktek Siklus 3 c. Observasi Kegiatan observasi dilakukan ketika proses pelaksanaan kegiatan sedang berlangasung. Prosedur maupun instrument data observasi pada siklus tiga sama dengan siklus satu dan siklus dua. Hal ini dikarenakan materi dan prosedur
pembelajarannya tetap sama.. Yang berbeda hanyalah penggunaan media pembelajaran (media kegiatan praktek) Instrumen data obsrrvasi terdiri dari lembar observasi, dokumen angket dan wawancara. Lembar observasi menggunakan format yang sama dengan yang digunakan pada siklus satu maupun siklus dua, mengingat prosedur pelaksanaan kegiatan praktek
dan lembar kerja yang diberikan kepada
siswa juga
sama. Dengan demikian data dari isian lembar observasi pada siklus satu ,siklus dua
dan siklus tiga akan mudah untuk dideskripsikan , dianalisis dan diambil kesimpulan
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
sebagai hasil penelitian.
E
HANG
E
HANG
49 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 23 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: A
Sistem yang Dirangkai
1
L. Kota
2
L.
Bobot Skor Skor N= Maksi- PerBobot mal olehan X Skor 1 8 8 10 10
10
20
3
10
-
-
1
10
8
8
6 L. Mundur
1 1
10 10
-
-
7
Klakson
1
10
10
10
Ju ml a h
10
L.
Kepala
dengan reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
L. Rem
46
270
Total wa kt uyang dipaka i
2
Total wakt uyang disediakan
Kepala
tanpa relery 3
Waktu (me nit) KeteMaksi- Pema- rangan mal kaian Kurang , sanga t s ulitmerangkai dengan wa ktulambat
N O
270
Keterangan : 1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian. 5). Nilai 80 - 89
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
9). Waktu dicatat totalnya karena area praktek diluar bengkel kelistrikan.
E
HANG
E
HANG
50 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 24 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: B
1
L. Kota
2
L.
Bobot Skor Skor N= Maksi- PerBobot mal olehan X Skor 1 10 10 10 10
10
20
3
10
8
24
1
10
10
10
6 L. Mundur
1 1
10 10
-
-
7
Klakson
1
10
10
10
Ju ml a h
10
L.
Kepala
dengan reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
L. Rem
74
270
Total wa kt uyang dipaka i
2
Total wakt uyang disediakan
Kepala
tanpa relery 3
Waktu (me nit) KeteMaksi- Pema- rangan mal kaian
270
yang lambat
Sistem yang Dirangkai
Cuku pbaik, cuk upmudah dalam me rangka idengan waktu
N O
Keterangan : 1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian. 5). Nilai 80 - 89
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
51 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 25 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: C
N O
Sistem yang Dirangkai
1
L. Kota
2
L.
Bobot Skor Skor N= Maksi- PerBobot mal olehan X Skor 1 10 10 10 10
16
3
10
-
-
1
10
10
10
L. Rem
1
10
-
-
6 L. Mundur
1
10
-
-
7
1
10
8
8
L.
Kepala
dengan reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
44
270
Kurang, s angat sulit merangkai dengan wa ktu la mbat
10
Total w aktu ya ng dipakai
2
T otalw aktu yang disediakan
Kepala
tanpa relery 3
Waktu (me nit) KeteMaksi- Pema- rangan mal kaian
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian. 5). Nilai 80 - 89
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
52 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 26 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: D Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N=
Waktu (me nit) Kete-
Bobot
Maksi- Pema- rangan
olehan X
mal
kaian
Total wa ktu ya ngdipakai
Sistem
T otal wak tu yang disediakan
N
1
10
10
8
2
10
10
20
3
10
7
21
1
10
10
10
L. Rem
1
10
-
-
6 L. Mundur
1
10
-
-
7
1
10
8
10
1
L. Kota
2
L.
Kepala
tanpa relery 3
L.
Kepala
dengan reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Sedang dan sulit dala mmerangkai dengan wa ktu lamba t
Skor
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
69
270
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
6). Nilai 70 - 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
k.c om
5). Nilai 80 - 89
PD Click to buy NOW! F-XC
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
53 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 27 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: E Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N=
Waktu (me nit) Kete-
Bobot
Maksi- Pema- rangan
olehan X
mal
kaian
Total wa ktu ya ngdipakai
Sistem
T otal wak tu yang disediakan
N
10
8
8
2
10
10
20
3
10
10
30
1
10
10
10
L. Rem
1
10
6 L. Mundur
1
10
7
1
10
10
10
L. Kota
2
L.
Kepala
tanpa relery 3
L.
Kepala
dengan reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
78
270
wa ktuyang lambat
1
1
Cukup baik dan cukup mudah dalam merangkai dengan
Skor
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
6). Nilai 70 - 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
k.c om
5). Nilai 80 - 89
PD Click to buy NOW! F-XC
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
54 ocu w.d ww
ocu w.d ww
Tabel 28 Lembar Observasi. Nama Pekerjaan
: Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas
: XI OA
Kelompok
: F Bobot Skor
Skor
O
yang
Maksi- Per-
Dirangkai
mal
N=
Waktu (me nit) Kete-
Bobot
Maksi- Pema- rangan
olehan X
mal
kaian
Total wa ktu ya ngdipakai
Sistem
T otal wak tu yang disediakan
N
10
10
10
2
10
10
20
3
10
-
-
1
10
-
10
L. Rem
1
10
-
-
6 L. Mundur
1
10
-
-
7
1
10
10
10
L. Kota
2
L.
Kepala
tanpa relery 3
L.
Kepala
dengan reley 4
L.Tanda belok dan
hazard 5
Klakson
Ju ml a h Keterangan :
10
50
270
yang lambat
1
1
Kura ngdan sangat sulit dal ammerangkai dengan w aktu
Skor
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat. 2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia 3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia
= sedang. = lambat.
6). Nilai 70 - 79
C ukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69
Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
8). K urang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
-trac
Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
k.c om
5). Nilai 80 - 89
PD Click to buy NOW! F-XC
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
E
HANG
E
HANG
55 ocu w.d ww
ocu w.d ww
d. Refleksi. Tahap akhir dari kegiatan siklus tiga adalah merefleksikan data yang telah dibuat
dalam tahap pelaksanaan kegiatan. Refleksi data brasal dari dokumen observasi, angket dan wawancara. Dari dokumen observasi direfleksikan seperti dalam table berikut ini : Tabel 29 Rekapitulasi Nilai. KETERANGAN N
KELOMPOK
NILAI
WAKTU
NILAI
WAKTU
(menit)
O
1
A
46
270
Kurang
Lambat
2
B
74
270
Cukup
Lambat
3
C
44
270
Kurang
Lambat
4
D
69
270
Sedang
Lambat
5
E
78
270
Cukup
Lambat
6
F
50
270
Kurang
Lambat
Keterangan : Pada siklus tiga semua kelompok berhasil menyelesaikan sebagianrangkaian dengan kategori : 1). Cukup baik sejumlah 2 kelompok 2). Sedang sejumlah1 kelompok 3). Kurang sejumlah 3 kelompok
= 16,7 %. = 50 %
Kategori waktu 100 % kelompok dap at merangkai dengan waktu yang lambat.
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
-
= 33,3 %.
E
HANG
E
HANG
56 ocu w.d ww
ocu w.d ww
2) Hasil angket siklus tiga (Tabel 30). No.Butir Faktor Jumlah jawaban pertanyaan penelitian A B C Praktek 1 25 5 1 ada 19 9 2 6 kemajuan Mudah 20 8 6 3 karena 23 7 5 4 trainer Mudah karena 1 8 8 5 siklus 1 6 7
Siklus 3 lebih menarik
8
Dahulukan trainer
9
Mudah karena siklus 1
10
Perlu waktu lama
13
14 15 16
17 18
19
Kea manan
Mobil lebih sulit
Kemampuan m erangkai
11 12
20
D 4
Persentase(%) Jawaban A B C D 2,8 71,2 14,2 11,4
1
17
54
25,6
2,8
1 -
57 65,5
22,8 20
17 14,2
2,8 -
18
2,8
22,8
22,8
51,3
1
17
17
-
2,8
48,5
48,5
-
1 30
8 3
24 2
2 -
2,8 85,5
22,8 8,6
68,4 5,7
5,7 -
3
11
2
19
8,6
31,3
5,7
54
18
15
2
-
51,3
42,7
5,7
-
7 2
16 3
8 9
4 21
20 5,7
45,6 8,6
22,8 25,6
11,4 60
18
10
5
2
51,3
28,5
14,2
5,7
20
14
1
-
57
40
2,8
-
1
5
11
18
2,8
14,2
31,3
51,3
1
4
13
17
2,8
11,4
37
48,5
-
4
14
17
-
11,4
40
48,5
-
5
12
18
-
14,2
34,2
51,3
-
4
13
18
-
11,4
37
51
-
8
8
19
-
22,8
22,8
54
3) Wawancara. Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa ada kemajuan dalam belajar praktek merangkai sistem penerangan dan klakson menggunakan mobil pada siklus tiga. Paling tidak ada dua sistem yang dapat dirangkai oleh ke lompok A dan B Hal ini juga tercermin dalam jawaban angket yang telah diisi oleh siswa diatas. Dari wawancara dengan para guru kelistr ikan otomotif, diperoleh jawaban bahwa bila siswa dilatih dahulu menggunakan trainer akan lebih mudah ketika menghadapi benda
-trac
k.c om
-trac
k.c om
penerangan dan klakson. Tetapi bahkan berlaku juga untuk engine dan chasis.
PD Click to buy NOW! F-XC
PD Click to buy NOW! F-XC
aslinya di mobil. Hal ini tidak hanya berlaku untuk kompetensi merangkai sistem
E
HANG
E
HANG
57 ocu w.d ww
ocu w.d ww
D. Analisis Data. Untuk dapat mengambil kesimpulan dari hasil penelitian
dilakukan analisis
data. Seluruh data kegiatan tiap siklus hakekatnya dapat dibagi menjadi tiga yakni : 1. Data observasi, yang merupakan data kuantitatif berupa sko r penyelesaian kegiatan praktek merangkai sistem penerangan dan klakson diberi kriteria. 2. Data angket yang merupakan data kualitatif diberi skor dengan persentase. 3. Data kesimpulan wawancara. 1. Data Observasi. Dari tabel data observasi dapat diketahui perbandinga nnya sebagai berikut : Tabel 31 Perbandingan Nilai Tiap Siklus. NILAI NO
KEL.
WAKTU
Siklus Siklus Siklus Siklus
Siklus Siklus
1
2
3
1
2
3
1
A
-
92
46
270
100
270
2
B
-
95
74
270
45
270
3
C
-
91
44
270
80
270
4
D
-
87
69
270
100
270
5
E
-
94
78
270
60
270
6
F
-
85
50
270
125
270
Jumlah
-
544
361
1620
510
1620
Rata-rata
-
90,66
60,16
270
85
270
KET.
Keterangan.: Dari tabel data diatas dapat diketahui bahwa pada siklus satu semua kelompok terlihat sangat sulit untuk menyelesaikan kegiatan praktek merangkai sistem penerangan dan klakson. Belum ada satupun kelompok yang dapat merangkai meski hanya satu sistem.. Pada siklus 2 semua kelompok berhasil menyelesaikan pekerjaan merangkai sistem penerangan dan klakson. Rata-rata nilai 90,66 dan rata-rata waktu 85 menit Tabel siklus 3 menunjukkan semua ke lompok dapat merangkai sebagian dari rangkaian sistem penerangan dan klakson. Rata-rata nilai 60,16 Maka dibanding siklus
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
1 (sebelum pemakaian trainer ) terdapat kemajuan nilai msebesar 60,16.
E
HANG
E
HANG
58 ocu w.d ww
ocu w.d ww
2. Data Angket. a. Angket Siklus 1. Tabel 32 Analisis angket 1. NO
No.Butir
Faktor yang diteliti Jumlah
soal 1
2
3
4
5
32,8
Sangat baik
95
45,2
Baik
sistem penerangan c
34
16,3
Kurang
d
12
5,7
Sangat kurang
a
8
5,7
Sangat baik
a
6
b
11, 12
13, 14
Keterangan
jawaban
1, 2, 3, 4, 5, Motivasi/minat
7, 8, 9, 10
n %
terhadap materi
Pemahaman teori
69
b
104 74,3
Baik
c
25
17,8
Kurang
d
3
2,7
Sangat kurang
Kesan praktek dengan media
a
8
12,8
Sangat mendukung
b
34
48,5
Mendukung
mobil mudah dan
c
27
38,5
Kurang mendukung
menyenangkan
d
1
1,4
Tidak mendukung
Memilih mobil
a
1
1,4
Sangat mendukung
dibanding media
b
5
7,1
Mendukung
lain
c
63
90
Kurang mendukung
d
1
1,4
Tidak mendukung
15, 16, 17,
Kemampuan
a
-
-
Sangat baik
18, 19, 20
praktek merangkai b
-
-
Baik
c
99
47,1
d
111 52,8
Kurang Sangat kurang
-trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC -trac
k.c om
PD Click to buy NOW! F-XC
Keterangan : 1. Minat terhadap materi sistem penerangan menunjukkan amat baik. 2. Pemahaman terhadap teori baik. 3. Pernyataan praktek dengan mobil lebih mudah dan menyenangkan tidak didukung, berarti sulit dan tidak menyenangkan. 4. Pernyataan media mob il lebih d ipilih tidak didukung berarti perlu media lain. 5. Kemampuan praktek merangkai pada mobil sangat kurang.