PENOLAKAN PELAKSANAAN PARATE EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN (ANALISA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 212/K/TUN/2010)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan
GRACE ANNE TORANG, S.H. 1006738254
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN JUNI 2012
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012 Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
i
PENOLAKAN PELAKSANAAN PARATE EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN (ANALISA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 212/K/TUN/2010)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan
GRACE ANNE TORANG, S.H. 1006738254
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN JUNI 2012
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012 Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ii
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan berkat, kasih dan kuasaNya, maka penyusunan dan penulisan tesis yang berjudul Penolakan Pelaksanaan Lelang Parate Eksekusi Hak Tanggungan (Analisa Putusan Mahkamah Agung No. 212/K/TUN/2010) dapat diselesaikan pada waktunya dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dari pembimbing kami Ibu Prof. Dr. Rosa Agustina, S.H., M.H., yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pemikiran-pemikiran, saran-saran perbaikan dalam tesis ini. Oleh karenanya dalam kesempatan yang sangat baik dan berharga ini, Penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing, kiranya selalu diberkati dan dapat selalu memberikan pemikiran-pemikirannya demi kemajuan bidang ilmu hukum di Indonesia. Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu Penulis selama
masa perkuliahan sampai dengan
diselesaikannya tesis ini, yaitu: 1.
Bapak Dr. Drs. Widodo Suryandono, S.H., M.H., selaku ketua program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan sekaligus sebagai penguji pada sidang tesis Penulis.
2.
Ibu Surini Ahlan Syarief, S.H., M.H. sebagai penguji pada sidang tesis Penulis.
3.
Seluruh dosen pengajar program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang telah memberikan ilmu dan tidak lupa selalu memberikan pedoman, nasehat serta membagi pengalaman-pengalaman berharga mereka kepada Penulis.
4.
Seluruh staf administrasi program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia di Depok yang telah membantu sejak awal perkuliahan sampai dengan akhir perkuliahan.
5.
Seluruh staf administrasi program pasca sarjana Magister Hukum Universitas Indonesia di Salemba, yang juga membantu dari awal hingga diselesaikannya penulisan tesis.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012 Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
v
6.
Seluruh staf perpustakaan Fakultas Hukum Soediman Kartohadiprodjo, seluruh staf perpustakan Universitas Indonesia dan seluruh staf pada Pusat Dokumentasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang telah membantu penulisan tesis ini.
7.
Suami tercinta, Poltak Hutasoit, SE, Ak, MM, CMA yang selalu memberikan dukungan dan anak-anakku terkasih dan yang selalu kucintai Seraphim Kyana Nauli Hutasoit, Benjamin Houston Noel Nabasa Hutasoit dan Jeremiah Paris Sojuaon Hutasoit, yang selalu menjadi penyemangat sejak awal sampai berakhirnya studi pada program Magister Kenotariatan.
8.
Mama, inang dan amang simatua yang selalu memberikan dukungan penuh selama masa perkuliahan dan selalu mendoakan Penulis, kakak-kakak dan abang-abang, adik-adik yang selalu memberikan semangat.
9.
Sahabat-sahabat Naga Mas, Isty, Beta, Tya, Tesa, Yunita, Eka, Elfrida, Dani, Lia, Wendy dan Wulan, yang menjadi teman selama masa perkuliahan, thanks to all of you, it has been wonderful time and unforgetable moment for me and if i may quote what Socrates said get not your friends by bare compliments, but by giving them sensible tokens of your love, somehow that’s exactly what i feel about our friendship, thanks for all the love and support.
10.
Rekan-rekan di masa-masa bimbingan tesis, Nona, Rulif dan Bakti, friends, finally we’re done....
11.
Seluruh rekan-rekan angkatan 2010 Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia tetap semangat, tetap kompak dan selalu All For One and One for All.
Akhirnya Penulis menyadari bahwa isi tesis ini tidak luput dari kekurangan dan oleh karenanya kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu hukum khususnya lembaga jaminan hak tanggungan.
Depok, 18 Juni 2012 Penulis,
GRACE ANNE TORANG, S.H.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012 Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
vi
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Grace Anne Torang
Program Studi
: Magister Kenotariatan
Judul
: Penolakan Pelaksanaan Lelang Parate Eksekusi Hak Tanggungan (Analisa Putusan Mahkamah Agung No. 212/K/TUN/2010)
Lahirnya Undang-undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (Undang-undang Hak Tanggungan) pada tanggal 9 April 1996 menjadi peristiwa yang penting dalam pembangunan hukum tanah nasional karena telah tercipta kesatuan hukum di bidang jaminan hak atas tanah yang tidak hanya memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi kreditur dan debitur, tapi juga kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan. Sifat dan ciri Hak Tanggungan yang mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya, menjadikan lembaga jaminan yang satu ini tumpuan perlindungan hukum bagi para kreditur dalam melaksanakan kegiatan perkreditan di tengah masyarakat. Namun pada kenyataannya kemudahan yang ditawarkan oleh Undangundang Hak Tanggungan bagi pemegang jaminan kebendaan untuk melunasi hakhak piutangnya tidak selalu kuat, mudah dan pasti dalam pelaksanaannya, banyak faktor yang menjadi penghalang terwujudnya keadaan tersebut, salah satunya diangkat dalam tesis ini, yaitu terjadinya perbedaan penafsiran Pasal 6 Undangundang Hak Tanggungan yang memuat bahwa apabila debitor cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut dan Pasal 15 ayat (1) huruf (b) Undang-undang Hak Tanggungan pada prinsipnya mengatur larangan adanya kuasa substitusi dalam Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang membawa dampak penolakan terhadap pelaksanaan lelang Parate Eksekusi oleh KPKNL Bandar Lampung. Perbedaan dasar penolakan dari kedua lembaga yang terkait erat dalam proses pelelangan yaitu Ketua KPKNL dan Direktur Lelang pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan Republik Indonesia, menunjukkan masih belum sempurnanya pemahaman mengenai Undang-undang Hak Tanggungan, tidak hanya penolakan pelaksanaan lelang Parate Eksekusi Hak Tanggungan merugikan pihak kreditur dan debitur tetapi juga merugikan masyarakat pada umumnya karena telah terjadi ketidakpastian hukum. Kata Kunci: Hak Tanggungan, Undang-undang Hak Tanggungan, Parate Eksekusi.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012 Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
viii
ABSTRACT Name
:
Grace Anne Torang
Major
:
Notary Magister
Title
:
The Rejection over the Auction of Parate Execution Mortgage (The Analysis of Supreme Court Decision No. 212/K/TUN/2010)
The issuance of law No. 4 year 1996 regarding the Mortgage of Land and Objects Related Attached To It, on April 9, 1996 (“Mortgage Act”), is an important event in the development of national land laws for the legal entity created in the field of security of tenure which not only gives protection and legal certainty for creditors and debtors, but also to the other parties concerned. The natures and the characteristics of Mortgage is easy and the execution is definite, that makes this security institution support and giving legal protection, specifically for creditors in conducting lending activities in the community. But in fact the convenience offered by this Mortgage Act for collateral holders to settle the rights to claims are not always robust, easy, and certainly in practice, many factors can be prohibitive of such event, one of them raised in this thesis, that is the differences in the interpretation of Article 6 and Article 15 paragraph (1) letter (b) Mortgage Act that took effect to the rejection of the Parate Execution by KPKNL Bandar Lampung. The basic differences reason given by the two institutions in rejecting Parate Execution, shows that the related authorities have minor understanding of the Mortgage Act, not only the rejection of Parate Execution Mortgage detrimental to the creditors and debtors, but also detrimental to public because of a legal uncertainty. Key words: Mortgage, Mortgage Act, Parate Execution.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012 Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS....................................................iii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv KATA PENGANTAR..............................................................................................v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH........................vii ABSTRAK..............................................................................................................viii ABSTRACT.............................................................................................................ix DAFTAR ISI.............................................................................................................x BAB I
BAB II
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. 1.2. Pokok Permasalahan 1.3. Metode Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan 1.5.
1 8 9 10 11
PELAKSANAAN PARATE EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN 2.1. Tinjauan Mengenai Kredit Perbankan 13 2.1.1. Pengertian Kredit 13 16 2.1.2. Kredit Bermasalah 2.1.3. Pengertian Perjanjian Kredit 30 2.2. Tinjauan Lembaga Jaminan Hak Tanggungan di Indonesia 32 2.2.1. Pengertian Jaminan 32 36 2.2.2. Jenis-Jenis Jaminan 2.2.3. Hak Tanggungan 42 70 2.3. Analisa 2.3.1. Pengertian Kekuasaan Sendiri Dalam Pasal 6 UndangUndang Hak Tanggungan 71 2.3.2. Pengertian Larangan Kuasa Substitusi Dalam Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (Pasal 15 ayat (1) huruf (b)) 74 2.3.3. Prosedur Pelaksanaan Parate Eksekusi Hak Tanggungan Pada KPKNL 78
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012 Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
x
BAB III
PENUTUP 3.1. Simpulan 3.2. Saran
94 97
DAFTAR REFERENSI
98
DAFTAR LAMPIRAN
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012 Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
adil dan makmur dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilaksanakan pembangunan di segala aspek kehidupan khususnya pembangunan ekonomi. Pelaku pembangunan ekonomi seperti pemerintah, masyarakat perseorangan maupun dalam bentuk badan hukum harus memiliki ketersediaan dana yang besar dalam melaksanakan pembangunan oleh karenanya pelaksanaan pembangunan ekonomi yang semakin meningkat dan kompleks tentunya akan membutuhkan permodalan yang semakin besar pula. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh modal dengan aman tanpa harus melibatkan harta pribadi atau harta perusahan sendiri yaitu memperoleh dana melalui kegiatan perkreditan1 dari lembaga keuangan seperti Bank.2 Sumber dana yang dimiliki Bank diperoleh dari masyarakat dan kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit oleh karenanya Bank sering dianggap sebagai lembaga perantara antara kelompok orang yang sementara waktu memiliki dana lebih (surplus spending group) dan kelompok orang yang sementara waktu memerlukan dana (deficit spending group).3
1
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Lihat Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan (“Undang-undang Perbankan”) Pasal 1 angka (11). 2
Ibid., Pasal 1angka (2). Bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pasal 1 angka (2) Undang-undang Perbankan. 3
Adrian Sutedi, Implikasi Hak Tanggungan Terhadap Pemberian Kredit oleh Bank dan Penyelesaian Kredit Bermasalah, (Jakarta: BP Cipta Jaya, 2006), hal. 11.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
2
Kegiatan usaha Bank yang paling dimanfaatkan oleh masyarakat adalah pemberian kredit. Pemberian kredit didasarkan pada persetujuan dan kesepakatan antara Bank selaku kreditur dan debitur selaku penerima kredit yang kemudian dituangkan dalam suatu perjanjian kredit.4 Perjanjian kredit akan memuat ketentuan jumlah maksimal kredit, jangka waktu kredit, tujuan penggunaan kredit, suku bunga kredit, cara penarikan dana kredit, jadwal pelunasan kredit serta ketentuan-ketentuan lain yang tidak kalah pentingnya seperti ketentuan mengenai jaminan atas kredit5 atau dikenal juga dengan agunan.6 Kegiatan perkreditan yang dilaksanakan oleh Bank memiliki peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan pembangunan karena bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Peranan yang besar sebanding dengan resiko yang dihadapi oleh Bank, sehingga Bank perlu mendapat perlindungan melalui suatu lembaga jaminan yang kuat dan dapat memberikan kepastian hukum untuk menjamin pemberian hutang-hutang yang diberikan kepada penerima kredit atau debitur.7 Dalam praktik perbankan masalah jaminan menjadi penting karena jaminan merupakan perlindungan bagi kreditur seperti Bank, selain itu penyerahan jaminan juga berkaitan dengan kesungguhan debitur untuk memenuhi kewajibannya dalam melunasi kredit, mengantisipasi resiko yang mungkin timbul dalam tenggang waktu antara pelepasan dan 4 Perjanjian Kredit adalah salah satu bentuk perjanjian pinjam meminjam yaitu suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari jenis dan mutu yang sama pula. Lihat Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijke Wetboek), diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Cet.28 (Jakarta: Pradnya Paramita, 1995), Ps.1754. 5
M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 73. 6
Undang-undang Perbankan, Pasal 1 angka 23. Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada Bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. 7
Adrian Sutedi,...Implikasi Hak Tanggungan Terhadap..., hal. 1.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
3
pelunasan kredit yang diberikan oleh Bank, sehingga dapat digarisbawahi bahwa lembaga jaminan bertugas untuk melancarkan dan mengamankan pemberian kredit.8 Dalam kaitannya pengamanan kredit, pemberian jaminan oleh debitur adalah sebagaimana termaktub dalam Pasal 1131 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) yang secara jelas dan tegas menyebutkan bahwa “segala kebendaan siberutang baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari menjadi tanggungan bagi semua perikatan perseorangan”. Sedemikian jauh KUHPerdata memberikan perlindungan bagi kreditur terhadap kegiatan perkreditan, dimana harta bergerak debitur yang sudah ada maupun yang akan ada adalah merupakan terhadap pelunasan piutang kreditur. Jaminan yang diserahkan harus memiliki nilai nominal melebihi jumlah kredit yang diberikan oleh kreditur kepada debitur atau setidaknya memiliki nilai yang cukup untuk melunasi utang debitur terhadap kreditur. Proses eksekusi terhadap jaminan oleh Bank merupakan upaya terakhir yang dilakukan oleh Bank artinya eksekusi terhadap jaminan hanya akan dilakukan bilamana debitur sudah tidak lagi mampu untuk membayar dan menyelesaikan
kewajiban
pembayaran
kreditnya
serta
kewajiban-
kewajiban lain sebagaimana telah disepakati dan dimuat dalam perjanjian kredit. Menjadi upaya terakhir karena pelaksanaan eksekusi jaminan tidak hanya memerlukan proses yang cukup panjang dalam pelaksanaannya akan tetapi biaya yang tidak sedikit dalam penanganannya. Jenis agunan atau jaminan, ditinjau dari objeknya dapat terbagi menjadi 2 (dua) yaitu jaminan terhadap benda-benda bergerak dan jaminan untuk benda-benda tidak bergerak. Untuk jaminan dengan benda-benda bergerak dapat diikat dengan lembaga jaminan gadai berdasarkan KUHPerdata dan lembaga jaminan fidusia berdasarkan Undang-undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Fidusia atau apabila jaminan berupa tanah 8
R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, (Bandung: Alumni, 1978), hal. 29.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
4
dan/atau bangunan yang berupa benda-benda tidak bergerak maka jaminan dapat diikat dengan lembaga jaminan Hak Tanggungan berdasarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (selanjutnya disebut Undang-undang Hak Tanggungan). Bagi lembaga perbankan, lebih disukai lembaga jaminan dalam bentuk hak tanggungan, hal ini tidak semata-mata dipengaruhi oleh nilai ekonomis pada tanah dan bangunan yang cenderung mengalami peningkatan akan tetapi karena kemudahan eksekusi jaminan hak tanggungan sebagaimana diakomodir dalam Undang-undang Hak Tanggungan serta diperkuat pula dengan ciri dari hak tanggungan yang kuat dan pasti dalam pelaksanaannya bilamana terjadi wanperstasi atau cidera janji oleh debitur9, Hak Tanggungan juga memberikan kedudukan yang diutamakan bagi kreditur pemegang Hak Tanggungan (asas droit de preference). Undang-undang Hak Tanggungan bertujuan memberikan landasan untuk dapat berlakunya Hak Tanggungan yang kuat. Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya disebut Undang-Undang Pokok Agraria) merupakan peraturan yang pertama yang mengatur mengenai lembaga hak jaminan hak atas tanah yang diberi nama Hak Tanggungan, ketentuan mana dapat dilihat dalam Pasal 51 Undang-Undang Pokok Agraria yang berbunyi bahwa Hak Tanggungan yang dapat dibebankan pada Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan disebut dalam Pasal 25, Pasal 35 dan Pasal 39 diatur dengan Undang-undang.10 Dalam kaitannya dengan alternatif pelunasan piutang kreditur, maka berdasarkan ketentuan Undang-undang Hak Tanggungan, beberapa alternatif pelunasan piutang adalah melalui beberapa cara sebagai berikut: 9
Sudargo Gautama, Komentar Atas Undang-Undang Hak Tanggungan Baru Tahun 1996 No.4, Cet. 1., (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1996), hal. 15. 10
A.P. Parlindungan, Komentar Undang-undang Hak Tanggungan dan Sejarah Berlakunya, (Bandung: Mandar Maju , 1996), hal. 31.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
5
1.
pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut11 dikenal dengan Parate Eksekusi;
2.
dengan menggunakan titel eksekutorial melalui fiat ketua pengadilan negeri dengan menggunakan ketentuan Pasal 224 HIR/258 Rbg tentang eksekusi grosse akta;12
3.
dengan cara penjualan dibawah tangan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak untuk mendapatkan harga penjualan yang lebih tinggi;13
Alternatif pelunasan piutang kreditur dalam Undang-undang Hak Tanggungan menggambarkan bahwa eksekusi Hak Tanggungan mudah dan pasti. Seperti Parate Eksekusi memiliki arti bahwa pemegang Hak Tanggungan tidak perlu memperoleh persetujuan dari pemberi Hak Tanggungan dan juga tidak perlu meminta penetapan dari pengadilan setempat apabila akan melakukan eksekusi atas Hak Tanggungan yang menjadi jaminan debitur dalam hal debitur cidera janji. Pemegang Hak Tanggungan dapat langsung datang dan meminta kepada Kepala Kantor Lelang untuk melakukan pelelangan atas objek Hak Tanggungan yang bersangkutan. Hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri merupakan salah satu perwujudan dari kedudukan yang diutamakan yang dipunyai oleh pemegang Hak Tanggungan pertama dalam hal terdapat lebih dari satu pemegang Hak Tanggungan.14 11
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah dan Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah, Pasal 20 jo Pasal 6. 12
Ibid., Pasal 20 ayat 1 (b)
13
Ibid., Pasal 20 ayat (2).
14
ST.Remy Sjahdeni, Hak Tanggungan, Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan Pokok dan Masalah yang Dihadapi Oleh Perbankan (Suatu Kajian Mengenai Undang-Undang Hak Tanggungan), (Bandung: Alumni, 1999), hal. 46.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
6
Pada kenyataannya kemudahan yang ditawarkan oleh Undangundang Hak Tanggungan bagi pemegang jaminan kebendaan untuk melunasi hak-hak piutangnya tidak selalu mudah untuk ditempuh. Sering kali pihak kreditur berada dalam posisi yang tidak diuntungkan sehingga menyebabkan terhambatnya proses pelunasan dan eksekusi jaminan15 belum lagi apabila debitur atau pemilik jaminan memiliki itikad yang tidak baik terhadap kreditur. Pada perkembangannya tidak hanya dari sisi kreditur dan debitur, ketidakmudahan eksekusi terhadap objek eksekusi Hak Tanggungan juga terjadi pada tingkat pejabat terkait selaku pelaksana dari lelang Parate Eksekusi sebagaimana tercermin dalam kasus yang diangkat oleh penulis dan telah diputus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 212/K/TUN/2010 tanggal 26 Agustus 2010. Singkatnya, pelaksanaan lelang Parate Eksekusi objek hak tanggungan menjadi dibatalkan karena tidak adanya kesamaan penafsiran dalam memahami ketentuan-ketentuan atau pasal-pasal yang terdapat dalam Undang-undang Hak Tanggungan di kalangan pejabat pelaksana eksekusi Hak Tanggungan yaitu pejabat lelang secara khusus Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (selanjutnya disebut KPKNL) Bandar Lampung dan Direktur Lelang pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan Republik Indonesia (selanjutnya disebut Direktur Lelang). Keadaan yang demikian diperburuk dengan keputusan hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut PTUN) yang diperkuat dengan putusan hakim pada Mahkamah Agung yang membenarkan dasar penolakan permohonan eksekusi lelang oleh kedua pejabat lelang tersebut. Kepala KPKNL Bandar Lampung telah menolak untuk melaksanakan lelang Parate Eksekusi yang diajukan oleh kuasa dari kreditur, dengan alasan bahwa permohonan lelang Parate Eksekusi Hak Tanggungan hanya dapat dilakukan oleh pemegang Hak Tanggungan itu sendiri dan tidak dapat dikuasakan kepada siapapun juga dengan menunjuk pada kalimat “kekuasaan sendiri” yang 15
J. Satrio, Parate Eksekusi Sebagai Sarana Mengatasi Kredit Macet, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1993).
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
7
tercantum pada Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan serta adanya Surat Edaran Kepala Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara No. SE23PN/2000 tanggal 22 November 2000 yang merupakan petunjuk pelaksanaan lelang Hak Tanggungan. Terhadap penolakan tersebut advokat yang menjadi kuasa dari kreditur menyurati Direktur Lelang serta menjelaskan kedudukan advokat selaku penerima kuasa dari kreditur dalam mengajukan permohonan Parate Eksekusi Hak Tanggungan, namun Direktur Lelang malah menafsirkan bahwa segala perbuatan eksekusi Hak Tanggungan harus dilakukan oleh si pemegang Hak Tanggungan itu sendiri dan tidak dapat dikuasakan kepada orang lain termasuk advokat, dan berbeda dengan ketua KPKNL Bandar Lampung, karena kali ini penafsiran tersebut didasarkan pada ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf (b) Undang-undang Hak Tanggungan tentang kuasa pembebanan Hak Tanggungan oleh seorang debitur kepada kreditur, dimana kekuasaan tersebut tidak dapat disubstitusikan kepada pihak lainnya. Dalam memberikan dasar hukum penolakan pelaksanaan Parate Eksekusi saja antara Ketua KPKNL Bandar Lampung selaku tergugat I dan Direktur Lelang selaku tergugat II, telah terjadi perbedaan, dimana untuk hal yang sama, KPKNL mendasarkan penolakan permohonan lelang Parate Eksekusi objek Hak Tanggungan pada Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan sementara Direktur Lelang mendasarkan penolakannya pada Pasal 15 ayat (1) huruf (b) Undang-undang Hak Tanggungan. Perbedaan pemberian dasar hukum ini, mengisyaratkan bahwa diantara dua pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan lelang tidak memiliki persepsi hukum yang
sama
dalam
menafsirkan
ketentuan
Undang-undang
Hak
Tanggungan. Pendapat dari pejabat-pejabat ini juga berbeda dengan pendapat dari kreditur maupun kuasa kreditur, sehingga timbulah masalah dalam pelaksanaan Parate Eksekusi objek Hak tanggungan pada KPKNL Bandar Lampung yang berujung pada penolakan pelaksanaan lelang eksekusi itu sendiri.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
8
Dari uraian tersebut di atas, secara keseluruhan keadaan yang demikian tentunya tidak hanya merugikan bagi beberapa pihak seperti kreditur dan kuasa kreditur dan debitur akibat penundaan bahkan penolakan terhadap pelaksanaan lelang Parate Eksekusi objek Hak Tanggungan, akan tetapi juga menyebabkan terjadinya ketidakpastian hukum yang sesungguhnya dapat menjadi masalah besar bagi lembaga jaminan Hak Tanggungan dan lebih lanjut dapat menghambat terwujudnya perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang stabil dan adil. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pemahaman yang sesungguhnya atas Pasal 6 dan Pasal 15 ayat 1 huruf (b) Undang-undang Hak Tanggungan dalam kaitannya dengan pelaksanaan lelang Parate Eksekusi objek Hak Tanggungan serta memaparkan prosedur pelaksanaan lelang Parate Eksekusi pada lembaga KPKNL sesuai dengan Undang-undang Hak Tanggungan. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan kejelasan terhadap
keraguan-keraguan
tersebut
diatas,
sehingga
diharapkan
ketidakpastian hukum tidak terjadi baik di antara para pejabat yang melaksanakan lelang Parate Eksekusi, praktisi hukum, kreditur, debitur dan secara luas tentunya di kalangan masyarakat. 1.2.
Pokok Permasalahan Beberapa permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah penafsiran hukum atas klausul kekuasaan sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan yang secara keseluruhan berbunyi bahwa “apabila debitor cidera janji, pemegang
hak tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut”? 2.
Bagaimanakah penafsiran hukum tentang klausula larangan substitusi dalam Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
9
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf (b) Undangundang Hak Tanggungan? dan 3.
Bagaimanakah
prosedur
pelaksanaan
Parate
Eksekusi
Hak
Tanggungan di KPKNL? 1.3.
Metode Penelitian Di dalam penulisan ini, adapun metode yang dipergunakan oleh
Penulis adalah metode kepustakaan yang bersifat yuridis, karena penulisan yang dilakukan adalah penelitian di bidang hukum atau yuridis sehingga dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh Penulis dinamakan penelitian normatif atau disebut juga dengan penelitian hukum kepustakaan. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini, alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi dokumen atau bahan pustaka sehingga data yang diperoleh adalah data sekunder.16 Di dalam penelitian hukum normatif data sekunder pada Penulisan ini mencakup:17 a.
Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang ditulis
termasuk
putusan
Putusan
Mahkamah
Agung
No.
212/K/TUN/2010 tanggal 26 Agustus 2010. b.
Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Di dalam penulisan ini penulis menggunakan antara lain hasil karya dari kalangan hukum.
c.
Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Di dalam penulisan ini Penulis antara lain menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
16
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. 3, (Jakarta: UI-Press, 1986), hal. 12. 17
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cet. 4, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995), hal. 13.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
10
Bahan Pustaka ditinjau dari sifat informasi yang diberikan dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu:18 a.
Bahan/ sumber primer, yakni bahan pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah yang baru atau mutakhir ataupun pengertian baru tentang fakta yang diketahui maupun mengenai suatu gagasan (ide). Di dalam penulisan ini, Penulis menggunakan antara lain bahan/sumber primer berupa buku, disertasi atau tesis.
b.
Bahan/ sumber sekunder, yakni bahan pustaka yang berisikan informasi mengenai bahan primer.
1.4.
Manfaat Peneltian Penelitian
dengan
tipe
deskriptif
analitis
yaitu
dengan
menggambarkan dan menganalisis eksekusi jaminan hak tanggungan berdasarkan Undang-undang Hak Tanggungan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Secara teoritis, diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum jaminan khususnya mengenai pelaksanaan Parate Eksekusi Hak tanggungan termasuk pemahaman sejelas-jelasnya dan sebenarnya mengenai ketentuan dalam Undang-undang Hak Tanggungan sehingga tidak lagi terjadi multi tafsir yang menimbulkan ketidakpastian hukum akan tetapi sebaliknya memberikan kejelasan terhadap ketentuan Undang-undang Hak Tanggungan.
2.
Secara praktis, penelitian dalam penulisan ini dapat memberikan informasi, saran ataupun masukan bagi seluruh pihak yang terkait Lebih rinci kontribusi penelitian: a.
bagi pembuat Undang-undang, mendapat saran-saran atau masukan untuk menyusun peraturan pelaksana tentang eksekusi Hak Tanggungan;
b.
bagi masyarakat luas, mengetahui proses pelaksanaan Parate Eksekusi Hak Tanggungan pada KPKNL.
18
Ibid., hal. 29.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
11
1.5.
Sistematika Penulisan Penyusunan tesis ini dilakukan dengan sistematika penulisan yang
terdiri dari: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini, Penulis akan menjelaskan
mengenai
latar
belakang
dilakukannya penelitian, gambaran awal mengenai hal-hal yang akan dijelaskan dan dipaparkan dalam tulisan ini, melakukan identifikasi masalah, metode penelitian yang digunakan
dalam
penulisan,
manfaat
penulisan baik secara teoritis maupun secara praktis dan sistematika penulisan.
BAB II
PELAKSANAAN PARATE EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN Dalam bab kedua, penulis akan menjelaskan mengenai kredit, dan hal-hal lain yang terkait dalam pemberian kredit. Penulis tentunya juga akan membahas mengenai hukum jaminan secara umum, lembaga jaminan
hak
tanggungan
berdasarkan
peraturan Undang-undang Hak Tanggungan. Penjelasan dalam Bab II ini juga mencakup juga pengertian, istilah-istilah yang akan digunakan, peraturan perundang-undangan yang mengaturnya dan aspek-aspek lain yang
memiliki
keterkaitan
dengan
pembahasan. Dalam bab ini juga, Penulis memberikan
analisa
hukum
tentang
ketentuan Pasal 6 dan Pasal 15 ayat (1) huruf
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
12
(b) dalam kaitannya dengan putusan yang digunakan
dalam
penulisan
menjawab
rumusan
ini,
permasalahan
untuk yang
diuraikan dalam Bab I dan terakhir penulis akan mempaparkan tentang proses lelang Parate
Eksekusi
jaminan
objek
Hak
Tanggungan pada KPKNL.
BAB III
PENUTUP Dalam bab ketiga yang merupakan bagian terakhir dalam penulisan tesis ini, Penulis membuat suatu kesimpulan yang merupakan hasil
analisa
dari
bab-bab
terdahulu
termasuk untuk menjawab masalah-masalah yang dikemukakan pada bab pertama serta memuat saran-saran yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah yang timbul dalam pelaksanaan lelang Parate Eksekusi Hak Tanggungan.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
BAB II PELAKSANAAN PARATE EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN
2.1.
Tinjauan Mengenai Kredit Perbankan
2.1.1. Pengertian Kredit Istilah kredit sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit anggota masyarakat baik perorangan maupun masyarakat berbentuk badan usaha memanfaatkan kredit. Pemanfaatan kredit bermacam-macam, bagi perorangan kredit bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sedangkan bagi badan-badan usaha kredit bermanfaat untuk menambah modal kerja yang bertujuan untuk memperluas usaha serta perolehan keuntungan yang sebesar-besarnya. Serupa dengam ragam manfaat yang diberikan dalam perkreditan perolehan kredit juga beragam, bisa melalui perorangan atau dari lembaga keuangan seperti perbankan, koperasi dan lembaga-lembaga lainnya yang memiliki fungsi demikian. Perkataan kredit berarti kepercayaan.1 Lebih lanjut, secara etimologi perkataan kredit berasal dari kata latin “creditum” yang memiliki arti kepercayaan atau “credo” yang berarti saya percaya dan dalam bahasa Romawi kata kredit disebut dengan “credere” yang juga mengandung arti percaya.2 Dari uraian tersebut diatas maka dapatlah digarisbawahi bahwa dasar dari kredit adalah kepercayaan. Sehingga apabila seseorang atau suatu badan usaha memperoleh kredit artinya orang atau badan usaha tersebut telah memperoleh kepercayaan dari pemberi kredit3 dan pemberi kredit percaya bahwa penerima kredit di masa mendatang akan sanggup mengembalikan kredit dengan memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan baik berupa barang, uang atau jasa.
1
R. Subekti,...Jaminan-Jaminan.., hal. 1.
2
M. Rahman Firdaus, Teori Analisa Kredit, (Bandung: Purna Sari Lingga Utama, 1985), hal. 11. 3
R. Subekti,ibid.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
14
Para ilmuwan kemudian memberikan pengertian mengenai kredit, seperti HMA Savelberg dalam buku yang ditulis oleh Mariam Darus Badrulzaman menyatakan:
kredit memiliki arti sebagai dasar dari setiap perikatan dan seseorang berhak menuntut sesuatu dari orang lain; dan sebagai jaminan dan seseorang menyerahkan sesuatu pada orang lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang diserahkan.4
Menurut Drs. O.R. Simorangkir dalam buku yang ditulis Hasanuddin Rahman, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada waktu mendatang. Dewasa ini kehidupan ekonomi modern adalah prestasi uang, maka transaksi kredit menyangkut uang sebagai alat kredit yang menjadi pembahasan. Kredit berfungsi koperatif antara pemberi kredit dan penerima kredit atau antara kreditur dengan debitur. Mereka menarik keuntungan dan saling menanggung risiko. Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen-komponen kepercayaan, risiko dan pertukaran ekonomi dimasa-masa mendatang.5 Muchdarsyah Sinungan memberikan pengertian kredit sebagai suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan kontra prestasi berupa bunga.6 Muhammad Djumhana berpendapat intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan, unsur yang lainnya adalah mengenai sifat atau pertimbangan saling tolong menolong. Dilihat dari pihak Bank, unsur yang terpenting adalah mengambil keuntungan dari modalnya dengan mengharap kontra 4
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, (Bandung: Alumni, 1989), hal. 21. 5
Hasanuddin Rahman, Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1998), hal. 95. 6
Muchdarsyah Sinungan, Dasar-dasar dan Teknik Management Kredit, Cet.2 (Jakarta: PT Bina Aksara), hal. 12.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
15
prestasi, sedangkan bagi debitur adalah adanya bantuan dari kreditur untuk menutupi kebutuhannya.7 Pasal 1 butir 11 Undang-undang Perbankan memberikan pengertian mengenai kredit adalah sebagai berikut:
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Beberapa pendapat dari para sarjana tentang unsur-unsur yang terdapat dalam pengertian kredit pada Pasal 1 butir 11 Undang-undang Perbankan yang dikutip oleh Hasanuddin Rahman, adalah: a.
adanya kepercayaan, yaitu keyakinan si pemberi kredit (Bank) bahwa apa yang diberikan (prestasi/uang) akan benar-benar diterima kembali dari si penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang;
b.
adanya waktu, yaitu jangka waktu antara saat pemberian kredit dengan saat pengembaliannya. Jangka waktu tersebut sebelumnya terlebih dahulu disetujui atau disepakati bersama antara pihak Bank dan nasabah peminjam dana;
c.
adanya prestasi, yaitu sesuatu yang dihubungkan dengan kredit maka yang dimaksud prestasi dalam hal ini adalah uang;
d.
adanya resiko, yaitu suatu kerugian yang mungkin terjadi dari pemberian kredit tersebut; dan
e.
adanya jaminan, yaitu untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul, maka harus dilakukan penilaian secara cermat dan dilindungi dengan suatu jaminan sebagai upaya terakhir debitur cidera janji.8 7
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2000), hal 231. 8
Hasanuddin Rahman, …Aspek-aspek Hukum Pemberian..., hal. 95.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
16
Dari pengertian-pengertian yang berikut ini terlihat bahwa dalam kegiatan kredit, yang terpenting bagi pemberi kredit atau kreditur adalah diperolehnya keuntungan dari modal yang diberikannya kepada penerima kredit atau debitur yaitu dengan mengharapkan kontra prestasi, sedangkan di lain pihak debitur menerima bantuan dari kreditur untuk memenuhi kebutuhannya dengan prestasi yang diberikan oleh kreditur. Pemberian prestasi oleh kreditur kepada debitur serta pengembalian kontra prestasi dari debitur kepada kreditur memuat tenggang waktu tertentu sebagaimana disepakati oleh keduanya, dan pada waktu-waktu tersebut memungkinkan adanya risiko dan ketidaktentuan dalam pengembalian kredit sehingga dirasakan perlu adanya jaminan kredit. Gatot Supramono mengatakan dalam praktek, banyak terjadi nasabah tidak menepati waktu yang diperjanjikan dalam mengembalikan pinjamannya dengan berbagai alasan, karena itu di dalam rumusan pengertian kredit ditegaskan mengenai kewajiban nasabah untuk melunasi utangnya sesuai dengan jangka waktunya dan disertai yang lain dapat berupa bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.9 Ketidaktentuan dalam pengembalian kredit oleh debitur atau dengan kata lain keadaan dimana debitur tidak dapat mengembalikan pinjamannya kepada kreditur tergolong dalam kredit bermasalah. 2.1.2. Kredit Bermasalah Dalam kaitannya dengan kegiatan perkreditan maka dalam praktek perbankan, setiap permohonan kredit yang diajukan kepada perbankan oleh nasabah debitur sebelum dituangkan dan disetujui dengan suatu perjanjian kredit yang ditandatangani para pihak, maka permohonan kredit tersebut harus terlebih dahulu dilakukan penilaian. Penilaian yang dilakukan meliputi dari berbagai aspek antara lain segi watak debitur (character), segi kemampuan debitur (capacity), modal (capital), jaminan atau dalam istilah Bank disebut agunan (collateral) dan prospek usaha
9
Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis (Jakarta: Djambatan, 1995), hal.29.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
17
debitur (condition of economic).10 Penilaian ini sangat penting dilakukan oleh pihak Bank karena Bank mengharapkan pengembalian dana yang dipinjamkan kepada nasabah debitur secara tepat waktu sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan bersama dengan debitur. Namun tidak jarang, dengan berbagai alasan debitur belum atau bahkan tidak dapat mengembalikan pinjamannya kepada Bank. Hal ini bisa disebabkan karena bermacam faktor, misalnya karena memang usaha debitur mengalami kemunduran sehingga terjadi kerugian dalam menjalankan usahanya atau karena sejak awal memang debitur bersangkutan tidak memiliki itikad baik dan bertujuan untuk melakukan penipuan
terhadap
Bank.
Keadaan
dimana
debitur
tidak
dapat
mengembalikan pinjaman tergolong dalam kredit bermasalah. Untuk dapat mengetahui kapan suatu kredit dinyatakan kredit bermasalah dapat dilihat dari kolektibilitasnya. Kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran dan bunga kredit oleh debitur serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali seluruh kewajiban pembayaran tersebut, dan tentang kolektibilitas diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang kemudian diubah beberapa kali melalui PBI Nomor 8/2/PBI/2006, PBI Nomor 9/6/PBI/2007 dan terakhir diubah dengan PBI Nomor11/2/PBI/2009, telah menetapkan kualitas kredit berdasarkan faktor penilaian yang terdiri dari prospek usaha, kinerja (performance) debitur, dan kemampuan bayar debitur (Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum dan Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No.7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005). Penilaian terhadap prospek usaha debitur, kinerja debitur kemampuan membayar debitur pada akhirnya akan menentukan kualitas kredit debitur dan penggolongan kualitas kredit Bank ke dalam 5 (lima) kategori berikut:
10
Eddy Putra Tje Aman, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis (Yogyakarta: Liberty, 1985), hal 12-15.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
18
a.
Lancar Kredit dengan kualitas lancar memiliki karakteristik antara lain debitur mempunyai kegiatan usaha yang memiliki potensi pertumbuhan yang baik, pasar yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh
perubahan
kondisi
perekonomian,
memiliki
kualitas
manajemen yang sangat baik, mempunyai tenaga kerja yang memadai dan belum pernah tercatat mengalami perselisihan atau pemogokan kerja, perolehan laba tinggi dan stabil, pembayaran pokok dan bunga tepat waktu sehingga tidak terjadi tunggakan, mempunyai permodalan yang kuat, tidak terdapat pelanggaran perjanjian dan sumber pembiayaan dapat diidentifikasi dengan jelas dan disepakati oleh Bank dan debitur. b.
Dalam Perhatian Khusus Kredit
dengan
kualitas
dalam
perhatian
khusus
memiliki
karakteristik antara lain kegiatan usaha debitur memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas, posisi debitur di pasar baik dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian, debitur mempunyai manajemen yang baik, memiliki tenaga kerja yang
pada
umumnya
memadai
dan
pernah
mengalami
perselisihan/pemogokon tenaga kerja yang telah diselesaikan dengan baik, perolehan laba cukup baik namun memiliki potensi menurun, mempunyai permodalan cukup baik, terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari, permodalan cukup baik, terdapat pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil dan sumber pembiayaan dapat diidentifikasi dan disepakati oleh Bank dan debitur. c.
Kurang Lancar Kredit dengan kualitas kurang lancar memiliki karakteristik antara lain kegiatan usaha debitur menunjukan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas dan tidak mengalami pertumbuhan, posisi debitur di pasar dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian, debitur mempunyai manajemen yang cukup baik, memiliki tenaga kerja
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
19
berlebihan dan terdapat perselisihan/pemogokon dengan dampak yang cukup material bagi kegiatan usaha debitur, perolehan laba rendah mempunyai rasio utang terhadap modal yang cukup tinggi, terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 (sembilan puluh) sampai dengan 120 (seratus dua puluh) hari, hubungan debitur dan Bank memburuk dan informasi keuangan tidak terdapat dipercaya, terdapat pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit yang cukup prinsipil dan sumber pembayaran berasal dari sumber lain dari yang disepakati. d.
Diragukan Kredit dengan kualitas diragukan memiliki karakteristik antara lain kegiatan usaha debitur menurun, posisi debitur di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian, manajemen debitur kurang berpengalaman, memiliki tenaga kerja berlebihan dan terdapat perselisihan/pemogokan dengan dampak yang cukup material bagi kegiatan usaha debitur, perolehan laba sangat kecil atau negatif, mempunyai rasio utang terhadap modal yang tinggi, terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga melampaui 120 (seratus dua puluh) sampai dengan 180 (seratus delapan puluh) hari, hubungan debitur dan Bank memburuk dan informasi keuangan tidak tersedia atau tidak dapat dipercaya, terdapat pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit dan sumber pembayaran tidak diketahui sementara sumber yang sudah disepakati sudah tidak memungkinkan.
e.
Macet Kredit dengan kualitas macet memiliki karakteristik antara lain kegiatan usaha debitur sangat diragukan dan sulit untuk pulih kembali, debitur kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun, manajemen debitur sangat lemah, memiliki tenaga kerja berlebihan dalam jumlah besar sehingga menimbulkan keresahan dan terdapat perselisihan/pemogokon dengan dampak yang material bagi kegiatan usaha debitur, debitur
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
20
mengalami kerugian yang besar, mempunyai rasio utang terhadap modal yang tinggi, terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari, hubungan debitur dengan Bank sangat buruk dan informasi keuangan tidak tersedia dan tidak dipercaya, terdapat pelanggaran yang sangat prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit dan sebagian besar penggunaan dana tidak sesuai dengan pengajuan pinjaman, tidak terdapat sumber pembayaran yang memungkinkan. Penggolongan sebagaimana tersebut diatas akan memudahkan Bank dalam pemberian kredit kepada nasabah debitur karena dapat dilakukan secara otomatis oleh sistem kredit yang digunakan oleh perbankan. Dalam prakteknya kredit bermasalah disebabkan oleh 2 (dua) penyebab yaitu: 1.
ketidakmauan debitur dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya; dan/atau
2.
ketidakmampuan debitur dalam membayar kewajiban. Kewajiban debitur dimaksud adalah kewajiban membayar pokok pinjaman, kewajiban membayar bunga, kewajiban membayar biaya-biaya dan kewajiban membayar denda jika telah menunggak.
Penyelesaian
kredit
bermasalah
dapat
dikelompokkan
menjadi
penyelesaian yang bersifat compromised dan penyelesaian bersifat non compromised. 1.
Penyelesaian
secara
compromised
terdiri
dari
alternatif
penyelesaian sebagai berikut: a.
Penjadwalan Kembali (Rescheduling) Penjadwalan kembali kredit merupakan perubahan syarat yang menyangkut jadwal pembayaran debitur dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak.
b.
Penataan Kembali (Restructuring) Penataan kembali kredit merupakan perubahan syarat-syarat kredit berupa penambahan dana Bank, dan atau konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
21
perusahaan. Pengertian secara hukum mengenai restrukturisasi kredit semula diatur dalam Pasal 1 huruf (d) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/150/KEP/DIR tentang Restrukturisasi Kredit tanggal 12 November 1998 (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/150/KEP/DIR tentang Restrukturisasi Kredit tanggal 12 November 1998 dicabut dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum), yaitu bahwa restrukturisasi kredit adalah upaya yang dilakukan Bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memahami kewajibannya yang dilakukan, antara lain melalui penurunan suku bunga kredit, pengurangan tunggakan bunga kredit, tunggakan pokok kredit, perpanjangan jangka waktu kredit, penambahan fasilitas kredit, pengambilan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada
perusahaan debitur.
Sementara pengertian restrukturisasi berdasarkan Pasal 1 angka (25) Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya yang dilakukan, antara lain melalui Penurunan suku bunga, perpanjangan jangka waktu kredit, pengurangan tunggakan pokok kredit, penambahan fasilitas kredit dan atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara. c.
Persyaratan Kembali (Reconditioning) Persyaratan kembali kredit merupakan perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit dan konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman menjadi penyertaan Bank.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
22
d.
Penyerahan Jaminan Secara Sukarela Penyerahan jaminan secara sukarela dalam dunia perbankan disebut sebagai Agunan Yang Diambil Alih atau disingkat AYDA. Bank dapat menempuh upaya ini apabila debitur sudah tidak
mempunyai
kemampuan
lagi
untuk
memenuhi
kewajibannya dan secara sukarela menyerahkan obyek jaminannya kepada Bank untuk diperhitungkan sebagai pemenuhan (pelunasan) kewajiban debitur kepada Bank. 2.
Penyelesaian Non Compromised Penyelesaian secara non compromised dilakukan oleh Bank apabila upaya-upaya secara compromised tidak berhasil. Penyelesaian secara non compromised ini dilakukan oleh Bank melalui proses hukum yang terdiri dari berbagai alternatif antara lain yaitu penyelesaian melalui: a.
Penyelesaian Melalui Pengadilan Negeri Penyelesaian kredit bermasalah melalui Pengadilan Negeri
dapat dibedakan menjadi Eksekusi Jaminan berdasarkan putusan Pengadilan Negeri yang telah berkekuatan hukum tetap dan eksekusi jaminan atas akta Hak Tanggungan berdasarkan ketentuan Pasal 20 Undang-undang Hak Tanggungan. Pada alternatif pertama ini, upaya yang dilakukan oleh Bank dalam hal ini adalah mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri atas dasar wanprestasi. Upaya ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena terdapat 3 (tiga) lembaga peradilan yang akan memeriksa dan memutus perkara yang diajukan yaitu Pengadilan Negeri selaku peradilan tingkat pertama, Pengadilan Tinggi selaku peradilan tingkat banding apabila salah satu atau para pihak mengajukan banding atas Putusan Pengadilan Negeri tersebut, dan Mahkamah Agung selaku peradilan tingkat kasasi apabila salah satu pihak atau para pihak tidak menerima putusan pengadilan tinggi dan mengajukan kasasi. Adapun tahapan untuk melakukan proses penyelesaian
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
23
melalui Pengadilan Negeri dengan alternatif pertama adalah sebagai berikut:11 1.
Bank terlebih dahulu membuat surat teguran atau somasi kepada debitur yang menyatakan bahwa debitur telah wanprestasi dengan tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran yang terdiri dari kewajiban pokok dan bunga;
2.
setelah mengirimkan somasi tersebut, Bank menyiapkan surat gugatan terhadap debitur yang disertai bukti-bukti berupa surat perjanjian kredit, surat jaminan, surat teguran/somasi dan data pendukung lainnya. Dalam proses gugatan tersebut Bank
harus
mengajukan
permohonan
sita
jaminan
(conservatoir beslag) atas harta kekayaan debitur agar dapat dilakukan eksekusi atas sita jaminan tersebut apabila gugatan Bank dimenangkan oleh pengadilan dan berkekuatan hukum tetap; 3.
debitur yang menjadi tergugat kadangkala tidak hanya diam dan menghadapi gugatan dari Bank. Debitur tersebut dapat mengajukan perlawanan terhadap gugatan Bank dengan mengajukan jawaban bahkan juga mengajukan gugatan balik (gugatan rekonpensi) dan banding serta kasasi, yang biasanya hanya bertujuan untuk mengulur-ulur waktu saja (buying time);
4.
setelah debitur selaku tergugat mengajukan jawaban, Bank selaku penggugat dapat mengajukan replik dan dijawab oleh debitur dengan duplik dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi-saksi dan alat bukti yang diajukan oleh masing-masing pihak. Para pihak kemudian membuat dan mengajukan kesimpulan untuk meyakinkan hakim atas hal yang didalilkan dalam sidang tersebut;
11
Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Cetakan Pertama, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hal. 213.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
24
5.
setelah hakim menjatuhkan putusan atas perkara gugatan tersebut
baik
Bank
maupun
debitur
masing-masing
mempunyai kesempatan untuk mengajukan banding ke pengadilan tinggi dan mengajukan kasasi ke mahkamah agung hingga putusan tersebut berkekuatan hukum tetap; 6.
setelah putusan dimenangkan oleh Bank dan berkekuatan hukum tetap, Bank melakukan eksekusi atas sita jaminan yang dimintakan kepada Pengadilan Negeri. Selanjutnya harta kekayaan debitur yang diletakkan sita jaminan dilelang untuk memenuhi kewajiban debitur pada Bank. Pada proses yang demikian akan memakan waktu lebih lama
dan biaya penanganan yang tidak sedikit pula, terlebih apabila debitur memang tidak mempunyai itikad baik dan berusaha mengulur-ulur waktu dengan melakukan upaya hukum banding dan kasasi. Penyelesaian pada Pengadilan Negeri yang lain, adalah dengan melakukan eksekusi Hak Tanggungan atas objek jaminan debitur melalui pengadilan negeri, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 20 Undang-undang Hak Tanggungan yaitu: a.
Hak Pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri berdasarkan ketentuan Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan;
b.
Titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) Undang-undang Hak Tanggungan.
Eksekusi Hak Tanggungan melalui Pengadilan Negeri dapat dilakukan oleh Bank sebagai alternatif penyelesaian kredit bermasalah berdasarkan titel eksekutorial yang terdapat dalam Seripikat Hak Tangunggan. Dalam praktik pelaksanaan eksekusi, Bank akan melakukan aanmaning kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat objek jaminan tersebut berada. Arti dari aanmaning adalah panggilan sekaligus teguran yang disampaikan oleh
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
25
Pengadilan Negeri kepada debitur agar debitur datang menghadap pada hari yang ditentukan, dan melaksanakan kewajibannya kepada Bank, ketentuan mana diatur dalam Pasal 196 HIR. Bilamana aanmaning tidak dipatuhi oleh debitur maka Pengadilan Negeri akan melakukan sita eksekusi atas obyek jaminan debitur. Pelaksanaan sita eksekusi ini diatur dalam Pasal 197 ayat (1) HIR yang menyatakan sebagai berikut:
Jika sudah lewat waktu yang ditentukan itu, sedangkan orang yang kalah itu belum juga memenuhi keputusan itu atau jika orang itu, sesudah dipanggil dengan sah, tidak juga menghadap, maka ketua karena jabatannya, akan memberi perintah dengan surat supaya disita sekian barang bergerak dan jika barang demikian tidak ada atau ternyata tiada cukup, sekian barang tidak bergerak kepunyaan orang yang kalah itu, sampai dianggap cukup menjadi pengganti jumlah yang tersebut dalam keputusan itu dan semua biaya untuk melaksanakan keputusan itu.
Sita eksekusi ini terdiri dari penetapan sita eksekusi dan pelaksanaan Berita Acara Sita Eksekusi oleh Juru Sita Pengadilan Negeri tersebut berdasarkan Pasal 197 ayat (5) HIR. Setelah dilakukan Berita Acara Sita Eksekusi Hak Tangungan, maka Pengadilan akan mengajukan permohonan pelaksanaan lelang Eksekusi Hak Tanggungan kepada Kepala KPKNL. Selanjutnya setelah dilakukan penetapan lelang eksekusi dan pengumuman di surat kabar, serta pemberitahuan kepada debitur tentang jadwal pelaksanaan lelang eksekusi, maka pada hari yang telah ditetapkan, dilakukan
Lelang
Eksekusi
Hak
Tanggungan
berdasarkan
permohonan dari Pengadilan Negeri tersebut. Hasil penjualan objek jaminan pada Lelang Eksekusi Hak Tanggungan tersebut akan diperhitungkan untuk memenuhi pembayaran hutang debitur kepada Bank.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
26
b.
Penyelesaian Melalui Pengadilan Niaga Penyelesaian melalui Pengadilan Niaga dapat digunakan oleh
pihak kreditur terhadap debitur, sepanjang memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selenjutnya disebut Undang-undang Kepailitan). Pada dasarnya permohonan pernyataan pailit menurut Undang-undang Kepailitan terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut:12 1.
Tahap pertama, Bank mengajukan permohonan pailit kepada ketua Pengadilan Niaga melalui Panitera Pengadilan Niaga tersebut.
Selanjutnya
panitera
akan
mendaftarkan
permohonan pernyataan pailit pada tanggal permohonan yang bersangkutan diajukan, dan kepada pihak pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani Panitera dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran. Selanjutnya panitera
menyampaikan
permohonan
pernyataan
pailit
kepada Ketua Pengadilan Niaga dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) hari setelah tanggal permohonan didaftarkan (Pasal 6 ayat (1), (2) dan (4) Undang-undang Kepailitan). 2.
Pada tahap selanjutnya, dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal permohonan pailit didaftarkan, Pengadilan akan mempelajari permohonan dan menetapkan hari sidang (Pasal 6 ayat (5) UU Kepailitan). Sidang pemeriksaan atas permohonan pernyataan pailit diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan didaftarkan (Pasal 6 ayat (6) Undang-undang Kepailitan). Selanjutnya pengadilan akan memanggil debitur dan selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum ditetapkan, Bank dapat mengajukan
permohonan
kepada
Pengadilan
untuk
meletakkan sita jaminan atas sebagian atau seluruh kekayaan 12
Ibid., hal. 218.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
27
debitur atau menunjuk kurator sementara untuk mengawasi pengelolaan usaha debitur dan mengawasi tindakan debitur agar tidak mengalihkan atau menggunakan kekayaan debitur dalam proses kepailitan. 3.
Setelah putusan pernyataan pailit ditetapkan oleh Pengadilan Niaga, kantor yang ditunjuk oleh Bank dan disetujui oleh hakim pengawas berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan pemberesan atas harta pailit, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 16 ayat (1) Undang-undang Kepailitan).
4.
Selanjutnya dilakukan lelang eksekusi atas harta kekayaan debitur untuk melunasi kewajiban debitur kepada Bank.
c.
Penyelesaian Melalui Panitia Urusan Piutang Negara Penyelesaian
melalui
Panitia
Urusan
Piutang
Negara
(selanjutnya disebut PUPN) adalah penyelesaian khusus terhadap kredit macet pada Bank-Bank pemerintah. PUPN dibentuk dengan Undang-undang Nomor 49 Prp 1960 dan Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara (selanjutnya disebut BUPLN) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 21 tahun 1991. Pasal 2 dari Keppres ini menentukan bahwa BUPLN mempunyai tugas menyelenggarakan pengurusan piutang negara dan lelang baik yang berasal dari penyelenggaraan pelaksanaan tugas PUPN maupun lainnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.13 PUPN bertugas menyelesaikan piutang negara yang telah diserahkan padanya oleh instansi pemerintah atau badan-badan negara. Dengan demikian bagi Bank milik negara menyelesaikan kredit macetnya harus dilakukan melalui PUPN, dimana dengan adanya penyerahan piutang macet kepada badan tersebut secara hukum wewenang penguasaan atas hak tagih dialihkan kepadanya. Piutang yang diserahkan adalah piutang yang adanya dan besarnya
13
Ibid., hal. 221.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
28
telah pasti menurut hukum, tetapi yang penanggung utangnya tidak melunasi sebagaimana mestinya. Apabila
kita
mengacu
pada
mekanisme
penyelesaian
pengurusan piutang negara secara khusus, pada dasarnya pengurusan piutang negara dari kredit macet tersebut juga tidak jauh berbeda, yaitu paling tidak terdiri dari tahapan sebagai berikut: i.
setelah dirundingkan oleh panitia dengan penanggung utang dan diperoleh kata sepakat tentang jumlah utangnya yang masih harus dibayar, termasuk bunga, uang, denda serta biayabiaya yang bersangkutan dengan piutang ini, oleh ketua panitia dan penanggung utang/penjamin utang dibuat suatu pernyataan bersama yang memuat jumlah dan kewajiban penanggung utang untuk melunasinya;
ii. pernyataan bersama ini mempunyai kekuatan pelaksanaan, seperti suatu putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap, dengan demikian PUPN mempunyai kewenangan Parate Executie. iii. pelaksanaannya dilakukan oleh ketua panitia dengan suatu surat paksa melalui penyitaan, pelelangan barang-barang kekayaan penanggung utang/penjamin utang. Dalam hal penyitaan khususnya terhadap kekayaan yang tersimpan di lembaga perbankan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 4 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 376/KMK.09/1995, maka PUPN dapat melakukannya tanpa memerlukan izin terlebih dahulu dari Menteri Keuangan. Adapun hasil penyitaan tersebut untuk digunakan sebagai pembayaran atau pelunasan utang penanggung utang/penjamin utang. d.
Penyelesaian Melalui Arbitrase Dalam suatu perjanjian kredit dapat memuat klausula yang
menentukan bahwa bilamana terjadi sengketa sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian, para pihak akan memilih penyelesaian
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
29
melalui arbitrase atau biasa disebut pula dengan perwasitan. Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (selanjutnya disebut Undangundang Arbitrase) menjadi dasar penyelesaian sengketa melalui Arbitrase.
Beberapa
kemudahan
yang
diperoleh
bilamana
penyelesaian sengketa dilakukan melalui Arbitrase antara lain: i. penyelesaiannya tidak membutuhkan waktu yang lama dan sifatnya tertutup untuk tetap menjaga nama baik para pihak, sebagaimana diuraikan dalam Pasal 27 Undang-undang Arbitrase; ii. para pihak yang bersengketa dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya mempunyai pengetahuan, pengalaman serta latar belakang yang cukup mengenai masalah yang disengketakan, jujur dan adil; iii. para
pihak
dapat
menyelesaikan
menentukan
masalahnya,
pilihan
proses
hukum
penyelesaian
untuk dan
penyelenggaraan arbitrase; iv. putusan arbitrase merupakan putusan yang mengikat para pihak dan dengan melalui tata cara (prosedur) para pihak dengan melalui tata cara sederhana ataupun secara langsung. Kelemahan penyelesaian sengketa melalui arbitrase yaitu tidak adanya kemungkinan untuk meminta sita jaminan konservatoir seperti halnya pada gugatan perdata biasa. Dalam prakteknya, pada lembaga perbankan penyelesaian kredit bermasalah dengan menggunakan media arbitrase belum banyak dimanfaatkan. v.
Penyelesaian melalui Parate Eksekusi Hak Tanggungan melalui KPKNL Penyelesaian kredit bermasalah dengan proses ini, akan
dibahas lebih lanjut oleh Penulis pada bagian berikutnya dalam bab ini. Pengamanan pemberian kredit dari kreditur kepada debitur dilakukan dengan membuat dan menandatangani perjanjian antara debitur dan kreditur. Perjanjian kredit menjadi dasar kesepakatan
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
30
diantara debitur dan kreditur. Perjanjian kredit akan memuat ketentuan jumlah maksimal kredit, jangka waktu kredit, tujuan penggunaan kredit, suku bunga kredit, cara penarikan dana kredit, jadwal pelunasan kredit serta ketentuan yang tidak kalah pentingnya yaitu jaminan atas kredit.14 2.1.3. Pengertian Perjanjian Kredit Perjanjian kredit pada prinsipnya merupakan suatu persetujuan atau kesepakatan antara kreditur sebagai pemberi kredit dan debitur sebagai pihak yang menerima kredit. Pada pengertian ini, perjanjian kredit termasuk perjanjian bilateral (wederkeerige ovreenkomte) dimana salah satu pihak sebagai pihak yang mendapatkan hak-hak dari perjanjian itu juga menerima kewajiban-kewajiban yang merupakan kebalikan dari hakhak yang diperolehnya, sedang Subekti menyatakan bahwa sebaliknya pihak-pihak yang lain adalah yang memikul kewajiban-kewajiban serta memperoleh hak-hak yang dianggap sebagai kebalikannya dari kewajibankewajiban yang dibebankan kepadanya15 atau dengan kata lain yang menjadi pihak dalam perjanjian kredit ini adalah subjek hukum yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban. Menurut Mariam Darus Badrulzaman pada setiap perikatan sekurang-kurangnya harus 1 (satu) orang kreditur dan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang debitur. Hal ini tidak menutup kemungkinan dalam suatu perikatan itu terdapat beberapa orang kreditur dan beberapa orang debitur. Seorang kreditur mungkin pula mengalihkan haknya atas prestasi kepada kreditur baru, hal mana adalah merupakan hak-hak pribadi yang kualitatif (kwalitatieve persoonlijke recht).16 Perjanjian kredit antara lain memuat ketentuan jumlah maksimal kredit, jangka waktu kredit, tujuan penggunaan kredit, suku bunga kredit, cara penarikan dana kredit, jadwal pelunasan kredit dan jaminan atas 14
M.Bahsan,...Hukum Jaminan dan..., hal. 73.
15
R. Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 1979), hal. 29-30.
16
Mariam Darus Badrulzaman, Beberapa Masalah Hukum Perjanjian Kredit Bank dengan Jaminan Hypoteek Serta Hambatan-hambatannya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1991), hal.23.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
31
kredit. Dalam perjanjian kredit juga dicantumkan janji-janji yang menyatakan bahwa untuk menjamin pelunasan kredit yang diberikan oleh Bank itu, akan diberikan hak jaminan tertentu misalnya Gadai, Fidusia, Hipotik atau sekarang Hak Tanggungan atas benda-benda tertentu. Dalam ketentuan Pasal 1 angka 11 Undang-undang Perbankan sangat jelas dinyatakan bahwa kredit diberikan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain. Mengenai pinjam meminjam diatur dalam Buku III Bab ketiga belas Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata). Pencantuman kata-kata persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam di dalam definisi tersebut diatas memiliki beberapa arti yaitu sebagai berikut: 1.
bahwa pembentuk Undang-undang menegaskan bahwa hubungan kredit Bank adalah hubungan yang kontraktual antara Bank dan nasabah debitur dalam bentuk pinjam meminjam. Oleh karenanya bagi hubungan kredit Bank berlaku Buku Ketiga (tentang perikatan) pada umumnya dan Bab Ketigabelas (tentang pinjam meminjam) KUHPerdata khususnya; dan
2.
bahwa
pembentuk
Undang-undang
bermaksud
untuk
mengharuskan hubungan kredit Bank dibuat berdasarkan perjanjian tertulis. Kalau semata-mata hanya dari bunyi ketentuan Pasal 1 angka 11 Undang-undang Perbankan, maka sulit kiranya untuk menafsirkan ketentuan tersebut memang menghendaki agar pemberian kredit Bank harus diberikan berdasarkan perjanjian tertulis. Namun ketentuan undang-undang tersebut harus dikaitkan dengan instruksi Presidium Kabinet No.15/EK/IN/10/1966 tanggal 3 Oktober 1966 juncto Surat Edaran Bank Negara Indonesia Unit I No.2/539/UPK/Pemb. Tanggal 8 Oktober 1966 dan Surat Edaran Bank Negara Indonesia Unit I No.2/649/UPK/Pemb tanggal 20 Oktober 1966 dan Instruksi Presidium Kabinet Ampera No. 10/EK/IN/2/1967 tanggal 6 Pebuari 1967 yang menentukan bahwa dalam memberikan kredit dalam bentuk apapun Bank-Bank wajib
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
32
mempergunakan/membuat akad perjanjian kredit dan dalam praktek perbankan dikenal dengan istilah perjanjian kredit.17 Dalam praktik perbankan tidak ada ketentuan perundang-undangan yang mengharuskan perjanjian kredit dibuat dengan akta otentik. Perjanjian kredit dapat dibuat baik dengan akta dibawah tangan maupun akta otentik (akta notaris). Praktik yang berlaku adalah untuk kredit-kredit yang berjumlah besar biasanya perjanjian kreditnya dibuat dengan akta notaris, sedangkan untuk kredit-kredit yang berjumlah kecil antara lain kredit usaha kecil dibuat dengan akta dibawah tangan. 18 Dalam hubungannya dengan pemberian kredit, perjanjian kredit dan jaminan maka perjanjian kredit merupakan perjanjian pokok atau perjanjian pendahuluan yang mendahului perjanjian jaminan. 2.2.
Tinjauan Lembaga Jaminan Hak Tanggungan di Indonesia
2.2.1. Pengertian Jaminan Menurut Djuhaendah Hasan, jaminan merupakan perlindungan bagi kreditur dan para kreditur secara umum telah mendapatkan perlindungan sebagaimana diuraikan dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata.19 Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata menyebutkan bahwa:
Segala kebendaan siberutang baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan. Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar kecil piutang masing-masing kecuali apabila diantara para berpiutang ada alasanalasan yang sah untuk didahulukan. Menurut Gerald G Thain yang dimaksud dengan Barang Jaminan adalah sesuatu yang mempunyai nilai dari debitur yang disertakan dalam transaksi 17
Mariam Darus Badrulzaman,...Perjanjian Kredit..., hal. 3.
18
ST.Remy Sjahdeini,...Hak Tanggungan..., hal. 52.
19
Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan (dalam kumpulan tulisan Hukum Jaminan Indonesia), Edisi Pertama, (Jakarta: Elips 1998), hal. 68.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
33
dalam rangka untuk menjamin hutangnya dan transaksi jaminan adalah suatu ketetapan dimana suatu pihak baik sebagai individual/pribadi atau sebagai organisasi bisnis, memberikan pinjaman atau memberikan kredit kepada pihak lain dengan harapan bahwa pinjaman tersebut akan dibayar kembali dengan bunga yang sesuai dan jika syarat-syarat dalam transaksi pemberian hutang tersebut tidak terpenuhi maka pihak terjamin, pihak yang kepada siapa kewajiban harus dipenuhi akan menuntut haknya atas barang jaminan.20 Pengertian lain tentang jaminan menurut Rachmadi Usman, bahwa jaminan adalah suatu sarana perlindungan keamanan kreditur, yang kepastian akan pelunasan utang debitur atas pelaksanaan suatu prestasi oleh debitur atau oleh penjamin debitur21 sementara Hasanudin Rahman mengemukakan pengertian jaminan sebagai tanggungan yang diberikan oleh debitur dan atau pihak ketiga kepada kreditur karena pihak kreditur mempunyai
suatu
kepentingan
bahwa
debitur
harus
memenuhi
kewajibannya dalam suatu perikatan.22 Dalam Undang-Undang Perbankan Pasal 8 menyebutkan:
Dalam memberikan jaminan kredit atau pembayaran berdasarkan prinsip syariah, Bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analislis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitor untuk melunasi hutangnya atau mengemballikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan
artinya bahwa pemberian kredit kepada nasabah debitur oleh Bank tidak akan digantungkan hanya pada ketersediaan jaminan akan tetapi pemberian kredit haruslah dengan keyakinan berdasarkan analisa yang
20
Gerald G Thain, Dasar-dasar Hukum Transaksi Jaminan, (dalam kumpulan tulisan Hukum Jaminan Indonesia), Edisi Pertama, (Jakarta: Elips 1998), hal.119. 21
Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001). hal. 61. 22
Hasanuddin Rahman,…Aspek-aspek Hukum…, hal. 95.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
34
mendalam oleh Bank, atas itikad dari kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur yang sekaligus mencerminkan dengan apa yang disebut dengan “the five C’s of credit” dimana salah satunya adalah Collateral (jaminan/agunan).
Pada
prinsipnya
berdasarkan
Undang-undang
Perbankan pemberian kredit oleh perbankan kepada nasabah debitur tidak akan lepas dari ketersediaan jaminan, sehingga jaminan merupakan unsur yang sangat penting bagi Bank dalam memberikan kredit, tidak hanya jaminan yang material namun juga jaminan secara immaterial. Jaminan merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi resiko yang mungkin timbul dalam tenggang waktu antara pemberian kredit dan pelunasan kredit oleh nasabah debitur. Keberadaan jaminan kredit (collateral) merupakan
persyaratan
guna
memperkecil
resiko
Bank
dalam
menyalurkan kredit. Pada prinsipnya tidak selalu suatu penyaluran kredit harus disertkan dengan jaminan kredit sebab jenis usaha dan peluang bisnis yang dimiliki pada dasarnya sudah merupakan jaminan terhadap prospek usaha itu sendiri. Hanya saja, suatu kredit yang diberikan tanpa adanya agunan atau jaminan akan memiliki resiko yang sangat besar, karena jika investasi yang dibiayai mengalami kegagalan atau tidak sesuai dengan perhitungan semula, dan Bank akan sangat dirugikan sebab dana yang disalurkan memiliki peluang tidak dapat dikembalikan oleh nasabah. Dari uraian-uraian tersebut, maka manfaat jaminan bagi Bank antara lain adalah sebagai berikut: 1.
memberikan hak dan kekuasaan kepada Bank untuk mendapatkan pelunasan dari hasil-hasil penjualan barang-barang jaminan yang diberikan oleh nasabah debitur bilamana debitur wanprestasi atau melakukan cidera janji;
2.
memberikan jaminan serta keyakinan bahwa nasabah debitur akan berperan serta di dalam transaksi yang dibiayai oleh Bank; menjadikan dorongan kepada nasabah debitur untuk memenuhi
3.
prestasi kepada kreditur yaitu Bank.23
23
Rachmadi Usman, ...Aspek-aspek Hukum... hal. 62.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
35
Sehubungan dengan manfaat dari jaminan sebagaimana diuraikan diatas, maka suatu jaminan kredit atau collateral bagi perbankan khususnya harus: a.
secured memiliki arti bahwa jaminan kredit tersebut dapat diadakan pengikatannya secara yuridis formal sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian apabila dikemudian hari terjadi wanprestasi dari debitor, Bank telah memiliki alat bukti yang sempurna dan lengkap untuk menjalankan suatu tindakan hukum.
b.
marketable memiliki arti bahwa jaminan tersebut harus, perlu dan dapat dieksekusi. Jaminan kredit tersebut dapat dengan mudah dijual atau diuangkan guna melunasi hutang kreditur.24
Sebagaimana telah dibahas lebih dahulu pada bab yang sama, maka pemberian kredit serta syarat-syarat dan ketentuan-ketentuannya dimuat dalam suatu perjanjian kredit yang dibuat dan ditandatangani oleh kreditur selaku pemberi kredit dan debitur selaku penerima kredit. Perjanjian kredit merupakan perjanjian pokok, dan jaminan yang biasanya ditegaskan dalam suatu perjanjian jaminan pada dasarnya merupakan perjanjian tambahan yang mengikuti perjanjian pokok tersebut. Sehubungan dengan konstruksi perjanjian jaminan sebagai perjanjian tambahan dari perjanjian pokok yaitu perjanjian kredit, maka perjanjian jaminan memiliki sifat accessoir atau mengabdi pada perjanjian pokok. Kedudukan perjanjian penjaminan yang dikonstruksikan sebagai perjanjian accessoir menjamin kuatnya lembaga jaminan tersebut bagi keamanaan pemberian kredit oleh kreditur, dan sebagai perjanjian yang bersifat accessoir memperoleh akibat-akibat hukum seperti halnya perjanjian accessoir yang lain yaitu: a.
adanya perjanjian penjaminan tergantung pada perjanjian pokok;
24
Ibid.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
36
b.
hapusnya perjanjian penjaminan tergantung pada perjanjian pokok, sehingga bilamana perjanjian pokok batal maka perjanjian jaminan turut batal;
c.
bilamana perjanjian pokok beralih maka perjanjian jaminan juga beralih baik karena peralihan perutangan yang terjadi karena cessie, subrogasi dan peralihan perjanjian jaminan tersebut beralih tanpa adanya penyerahan khusus.25
2.2.2. Jenis-Jenis Jaminan Pada umumnya jenis-jenis lembaga jaminan dikenal dalam tata hukum Indonesia dapat digolongkan menurut cara-cara terjadinya, menurut sifatnya, menurut obyeknya, menurut kewenangan menguasainya dan lain-lain sebagai berikut: 1.
Jaminan yang lahir karena ditentukan oleh Undang-undang dan karena perjanjian. Jaminan yang ditentukan oleh undang-undang ialah jaminan yang adanya ditunjuk oleh undang-undang tanpa adanya perjanjian dari para pihak yaitu misalnya adanya ketentuan undang-undang yang menentukan bahwa semua harta benda debitur baik benda bergerak maupun benda tetap, baik benda-benda yang sudah ada maupun yang masih akan ada menjadi jaminan bagi seluruh perutangannya. Berarti bahwa kreditur dapat melaksanakan haknya terhadap semua benda debitur, kecuali benda-benda yang dikecualikan oleh undang-undang (Pasal 1131 KUHPerdata). Di samping itu juga ada benda-benda dari debitur dimana oleh Undang-undang ditentukan bahwa kreditur sama sekali tidak mempunyai hak verhaal terhadapnya. Juga oleh Undang-undang ditentukan bahwa seluruh benda dari debitur tersebut menjadi jaminan bagi semua kreditur. Ditentukan oleh undang-undang bahwa hasil penjualan dari bendabenda tersebut harus dibagi antara para kreditur dengan besarnya piutang masing-masing (Pasal 1132 KUHPerdata). 25
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Cetakan Ketiga, (Yogyakarta: Liberty Offset, 2003), hal. 37.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
37
2.
Jaminan umum dan jaminan khusus. Demi kepentingan kreditur yang mengadakan perutangan Undangundang dengan memberikan jaminan yang tertuju terhadap semua kreditur dan mengenai semua harta benda debitur. Baik mengenai benda bergerak maupun tak bergerak, baik benda yang sudah ada maupun yang masih akan ada, semua menjadi jaminan bagi seluruh perutangan debitur. Hasil penjualan dari benda-benda tersebut dibagi-bagi “secara ponds gelijk” seimbang dengan besar kecilnya piutang masing-masing. Jaminan yang diberikan bagi kepentingan semua kreditur dan menyangkut semua harta kekayaan debitur dan sebagainya disebut jaminan umum. Artinya benda jaminan itu tidak ditunjuk
secara khusus dan tidak diperuntukkan untuk
kreditur, sedang hasil penjualan benda jaminan itu dibagi-bagi diantara para kreditur seimbang dengan piutangnya masingmasing. Para kreditur itu mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada yang lebih didahulukan dalam pemenuhan piutangnya. Kreditur demikian disebut kreditur konkuren, lawannya ialah kreditur preferen. Para kreditur konkuren dalam pemenuhan piutangnya dikalahkan dari para kreditur preferen. Jadi jaminan umum itu timbulnya dari undang-undang. Tanpa adanya perjanjian yang diadakan oleh para pihak lebih dulu, para kreditur konkuren semuanya secara bersama memperoleh jaminan umum yang diberikan oleh Undang-undang (Pasal 1131, Pasal 1132 KUHPerdata). Ditinjau dari sudut sifat haknya para kreditur konkuren itu mempunyai hak yang bersifat perorangan, yaitu hak yang hanya dapat dipertahankan terhadap orang tertentu. Walaupun telah
ada
ketentuan
dalam
undang-undang
yang
bersifat
memberikan jaminan bagi perutangan debitur sebagaimana tercantum
dalam
KUHPerdata,
Pasal
namun
1131
ketentuan
KUHPerdata, tersebut
diatas
Pasal
1132
merupakan
ketentuan yang bersifat umum. Dalam arti bahwa yang menjadi jaminan ialah semua harta benda debitur baik benda bergerak
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
38
maupun benda tetap, benda-benda yang sudah ada maupun yang masih akan ada. Semua benda itu menjadi jaminan bagi seluruh perutangan debitur dan berlaku untuk semua kreditur. Jaminan yang demikian dalam praktek perkreditan (perjanjian peminjaman uang) tidak memuaskan bagi kreditur, kurang menimbulkan rasa aman dan terjamin bagi kredit yang diberikan. Kreditur memerlukan adanya benda-benda tertentu yang ditunjuk secara khusus sebagai jaminan piutangnya dan itu hanya berlaku bagi kreditur tersebut. Dengan lain perkataan memerlukan adanya jaminan yang dikhususkan baginya baik yang bersifat kebendaan maupun perorangan. Sementara jaminan khusus timbul karena adanya perjanjian yang khusus diadakan diantara kreditur dan debitur yang dapat berupa jaminan bersifat kebendaan ialah adanya benda tertentu yang dipakai sebagai jaminan sedangkan jaminan yang bersifat perorangan
ialah
adanya
orang
tertentu
yang
sanggup
membayar/memenuhi prestasi manakala debitur wanprestasi. 3.
Jaminan yang bersifat kebendaan dan jaminan yang bersifat perorangan. Jaminan yang bersifat kebendaan (zakelijke zekerhed) mempunyai ciri sebagai berikut: a.
mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu dari debitur dan dapat dipertahankan terhadap siapapun;
b.
selalui mengikuti bendanya dan dapat diperalihkan;
c.
mengenal azas prioriteit, bahwa hak kebendaan yang lebih tua, lebih diutamakan daripada hak kebendaan yang terjadi kemudian.
Sementara ciri dari jaminan yang bersifat perorangan adalah: a.
jaminan yang dapat menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu;
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
39
b.
hanya dapat dipertahkankan terhadap debitur tertentu dan terhadap
harta
kekayaan
debitur
seumumnya
(seperti
borgtocht); c.
mengenal
azas
kesamaan
(Pasal
1131,
Pasal
1132
KUHPerdata), artinya tidak membedakan mana piutang yang lebih dulu terjadi dan piutang yang terjadi kemudian. Semuanya
mempunyai
kedudukan
yang
sama,
tidak
mengindahkan terjadinya, semua mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta kekayaan debitur. Lebih lanjut pada jaminan perorangan, kreditur mempunyai hak menuntut pemenuhan piutangnya selain kepada debitur yang utama juga kepada penanggung atau mendapat pemenuhan kepada debitur yang lainnya. Jaminan perorangan demikian dapat terjadi jika kreditur mempunyai seorang penjamin (borg) atau jika ada pihak ketiga yang mengikatkan diri secara tanggung menanggung dalam debitur. Hal ini terjadi jika ada perjanjian penanggungan (borghtocht) atau pada perjanjian tanggung menanggung secara pasif. Kecuali karena adanya perjanjian yang sengaja diadakan, pihak ketiga juga dapat mengikatkan diri secara perorangan pada kreditur untuk pemenuhan perutangan berdasarkan ketentuan undang-undang. Dengan adanya jaminan perorangan, kreditur akan merasa lebih aman dari pada tidak ada jaminan sama sekali, karena adanya jaminan perorangan kreditur dapat menagih tidak hanya kepada debitur, tetapi juga pada pihak ketiga yang menjamin yang kadangkadang terdiri dari beberapa orang. Perjanjian jaminan perorangan dapat berupa penanggung/borgtocht, Bank garansi ataupun jaminan perusahaan26 yang disebut juga dengan corporate guarantee. Namun karena tuntutan kreditur terhadap penanggung tidak diberikan suatu privilege atau kedudukan istimewa di atas tuntutan
26
H.R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2005), hal. 210.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
40
kreditur lainnya si penanggung, maka jaminan perorangan ini tidak banyak berguna bagi dunia perbankan. Pada
jaminan
kebendaan
kreditur
mempunyai
hak
untuk
didahulukan pemenuhan piutangnya terhadap pembagian hasil eksekusi dari benda-benda tertentu dari debitur. Jadi kreditur tidak mempunyai hak pemenuhan atas bendanya, melainkan atas hasil eksekusi dari bendanya, diperhitungkan dari hasil penjualan atas benda tersebut. Kreditur pemegang hak kebendaan tersebut juga mempunyai hak pemenuhan terhadap benda-benda lainnya dari debitur bersama-sama dengan kreditur lainnya selaku kreditur bersama (kreditur konkuren). Tetapi kemungkinan tersebut hanya terjadi jika pemenuhan piutang kreditur tersebut dengan hasil eksekusi terhadap benda-benda tertentu itu saja masih belum mencukupi. Maka dalam keadaan demikian bersama-sama dengan para kreditur konkuren dia masih dapat meminta pemenuhan atas hasil penjual terhadap benda-benda jaminan yang lain itu. Jadi jika pada jaminan perorangan kreditur merasa terjamin karena mempunyai lebih dari seorang debitur yang dapat ditagih untuk memenuhi piutangnya, maka pada jaminan kebendaan kreditur merasa terjamin karena mempunyai hak didahulukan (preferensi) dalam pemenuhan piutangnya atas hasil eksekusi terhadap bendabenda debitur. 4.
Jaminan dengan obyek benda bergerak dan jaminan atas benda tak bergerak Pembedaan atas benda bergerak dan benda tak bergerak memiliki arti penting dalam berbagai bidang yang berhubungan dengan penyerahan, daluarsa (verjaring), kedudukan berkuasa (bezit) pembebanan/jaminan. Pembedaan ini pada prinsipnya akan menentukan jenis lembaga jaminan/ikatan kredit yang akan diberikan. Jika benda jaminan itu berupa benda bergerak maka dapat dipasang lembaga jaminan yang berbentuk gadai atau fiducia, dan jika benda jaminan tersebut berbentuk benda tetap maka
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
41
lembaga jaminan yang dapat dipasang adalah Hak Tanggungan. Sekilas perbedaan antara jaminan dengan objek benda bergerak dan jaminan dengan objek benda tidak bergerak adalah: a.
cara penyerahan penyerahan benda bergerak menurut jenisnya dapat dilakukan dengan penyerahan nyata, penyerahan simbolis, traditio brevimanu, constitutum possessorium, cessie dan endosemen, sedangkan untuk benda tak bergerak dilakukan dengan balik nama, yaitu harus dilakukan penyerahan yuridis yang bermaksud memperalihkan hak itu, dibuat dengan akta otentik dan didaftarkan.
b.
dalam hal daluarsa untuk benda bergerak tidak mengenal daluarsa sedang untuk benda tak bergerak mengenal lembaga daluarsa.
c.
dalam hal bezit untuk benda bergerak berlaku azas dalam Pasal 1977 KUHPerdata, bahwa bezit atas benda bergerak berlaku sebagai alas hak yang sempurna sedang untuk benda tetap tidak berlaku azas yang demikian.
d.
dalam hal pembebanan untuk benda-benda bergerak dilakukan dengan lembaga jaminan gadai, fiducia, sedangkan untuk benda-benda tak bergerak dilakukan dengan lembaga jaminan Hak Tanggungan dan creditverband.
5.
Jaminan yang menguasai bendanya dan jaminan tanpa menguasai bendanya. Jaminan yang diberikan dengan menguasai bendanya misalnya seperti gadai, hak retensi. Sedang jaminan yang diberikan dengan tanpa menguasai bendanya dapat dijumpai pada Hak Tanggungan, creditverband, fiducia, privilegi. Jaminan dengan menguasai bendanya bagi kreditur lebih aman terutama jika tertuju pada benda bergerak, yang gampang dipindahkan dan berubah nilainya,
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
42
terutama pada gadai, maka jaminan yang demikian memberikan hak preferensi (droit de preference) dan hak yang senantiasa mengikuti bendanya (droit de suite). Lebih lanjut pemegang gadai mendapat perlindungan terhadap pihak ketiga seperti seolah-olah pemiliknya sendiri dari benda tersebut. ia mendapat perlindungan jika menerimanya benda tersebut dengan itikad baik (te goeder trouw; in good faith), yaitu mengira bahwa debitur tersebut adalah pemilik yang sesungguhnya dari benda itu. Sedangkan jaminan dengan tanpa menguasai bendanya menguntungkan debitur si pemilik benda jamian yang justru memerlukan memakai benda jaminan, tapi tidak gampang menjaminkan sesuatu benda dengan tanpa menimbulkan resiko bahaya bagi kreditur jika tidak disertai alasan pengamanan yang ketat.27 2.2.3. Hak Tanggungan a.
Sejarah Hak Tanggungan Undang-Undang tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria Nomor 5 tahun 1960 (Undang-undang Pokok Agraria) merupakan induk peraturan perundang-undangan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan tanah. Diundangkannya Undangundang Pokok Agraria merupakan langkah untuk melakukan unifikasi di bidang hukum tanah nasional. Dalam kaitannya dengan Hak Tanggungan, maka Hak Tanggungan merupakan satu-satunya lembaga jaminan hak atas tanah yang ketentuannya diatur dalam Undang-undang Pokok Agraria yaitu pada Pasal 51 Undangundang Pokok Agraria yang menyatakan bahwa:
Hak Tanggungan yang dapat dibebankan pada hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan tersebut dalam Pasal 25, 33 dan 39 diatur dengan undang-undang. Dalam pasal ini, selain menunjukkan bahwa Hak Tanggungan telah diatur dalam Undang-undang Pokok Agraria, dijelaskan pula bahwa perlu adanya suatu undang-undang yang khusus mengatur 27
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan,...Hukum Jaminan di Indonesia..., hal. 43-58.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
43
mengenai Hak Tanggungan. Selanjutnya dalam Pasal 57 Undang-undang Pokok Agraria disebutkan bahwa Selama undang-undang mengenai Hak Tanggungan tersebut dalam Pasal 51 belum terbentuk, maka yang berlaku ialah ketentuanketentuan mengenai hypotheek tersebut dalam kitab Undangundang Hukum Perdata dan Creditverband tersebut dalam Staatsblad 1908 No. 5402 sebagai yang telah diubah dengan Staatsblad 1973 No. 190. Sehubungan dengan hal tersebut tata cara pembebanan Hipotik masih dilakukan menurut ketentuan Overschrijvings Ordonantie 1894.28
Lahirnya Undang-undang Hak Tanggungan pada tanggal 9 April 1996 merupakan bentuk pelaksanaan Pasal 51 Undangundang Pokok Agraria yang menggantikan berlakunya ketentuanketentuan mengenai hypotheek yang diatur dalam KUHPerdata dan Creditverband tersebut dalam Staatsblad 1908 No. 5402 sebagai yang telah diubah dengan Staatsblad 1973 No. 190. Hal mengenai pencabutan atau pernyataan tidak berlakunya lagi ketentuanketentuan mengenai hypotheek yang diatur dalam kitab Undangundang Hukum Perdata dan Creditverband tersebut dalam Staatsblad 1908 No. 5402 sebagai yang telah diubah dengan Staatsblad 1973 No. 190 dapat ditemukan dalam rumusan Pasal 29 Undang-undang Hak Tanggungan29 yang menyatakan:
dengan berlakunya undang-undang ini, ketentuan mengenai Credietverband sebagaimana tersebut dalam Staatsblaad 1908-542 jo Staatsblaad 1909-586, dan Staatsblaad 1909584, sebagai yang telah diubah dengan Staatsblaad 1937190 jo Staatsblaad 1937-191, dan ketentuan mengenai Hypotheek sebagaimana tersebut dalam Buku II Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang mengenai pembebanan Hak Tanggungan pada hak atas 28
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaannya (Jakarta, Djambatan 1994), hal. 131. 29
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Hak Tanggungan, Cetakan ke 2, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), hal. 14-15.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
44
tanah, beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dinyatakan tidak berlaku lagi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lahirnya Undang-undang Hak Tanggungan menjadi peristiwa yang penting dalam pembangunan hukum tanah nasional karena telah tercipta kesatuan hukum di bidang jaminan hak atas tanah sehingga kreditur dan debitur dan pihak-pihak lainnya yang terkait mendapat perlindungan melalui suatu lembaga hak jaminan yang kuat yang dapat memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang berkepentingan. Ketentuan- ketentuan mengenai Hipotik sebagai lembaga jaminan atas tanah sebagaimana halnya creditverband yang diatur dalam S 1908-542, sejak tanggal 24 September 1960 sudah tidak ada lagi dan telah diganti dengan Hak Tanggungan
sebagai
lembaga hak jaminan atas tanah yang baru dan semakin diperkuat lagi dengan lahirnya Undang-Undang Hak Tanggungan. Ketentuan mengenai hipotik yang tidak ikut dicabut dan masih berlaku adalah hipotik atas Kapal Laut dan hipotik atas pesawat udara.30 Keadaan yang demikian menuntaskan unifikasi hukum tanah nasional, yaitu dengan menyatakan tidak berlakunya lagi ketentuan-ketentuan mengenai creditverband dan ketentuan-ketentuan hipotik dan menegaskan bahwa Undang-Undang Hak Tanggungan merupakan satu-satunya undang-undang yang mengatur tentang lembaga jaminan hak atas tanah yaitu Hak Tanggungan dan tidak berlakunya lembaga fidusia sebagai jaminan hak atas tanah, sebab lembaga fiducia hanya berlaku bagi lembaga jaminan kredit untuk benda-benda bergerak saja. b.
Pengertian Hak Tanggungan Menurut ketentuan Pasal 1 butir 1 Undang-undang Hak
Tanggungan:
30
ST.Remy Sjahdeini, ...Hak Tanggungan..., hal. 5.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
45
Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu-kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.
Berdasarkan uraian mengenai pengertian Hak Tanggungan tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa unsur-unsur dalam Hak Tanggungan adalah sebagai berikut: i. Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan atas tanah. Yang dimaksud dengan hak jaminan atas tanah adalah hak penguasaan yang secara khusus dapat diberikan kepada kreditur yang memberi wewenang kepadanya untuk, jika debitur cidera janji, menjual lelang tanah yang secara khusus pula ditunjuk sebagai agunan piutangnya dan mengambil seluruh atau sebagian hasilnya untuk pelunasan hutangnya tersebut, dengan hak mendahulu daripada kreditur-kreditur lain (droit de preference).
Selain
berkedudukan
mendahulu,
kreditur
pemegang hak jaminan dan mengambil pelunasan piutangnya dari
hasil
penjualan
tersebut,
sungguhpun
tanah
yang
bersangkutan sudah dipindahkan kepada pihak lain (droit de suite); ii. Hak atas tanah berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu. Pada dasarnya Hak Tanggungan dapat dibebankan pada hak atas tanah semata-mata, tetapi dapat juga hak atas tanah tersebut berikut dengan bendabenda lain diatasnya; iii. untuk pelunasan suatu utang tertentu, maksudnya adalah Hak Tanggungan itu dapat membereskan dan selesai dibayar hutanghutang debitur yang ada pada kreditur; dan Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
46
iv. memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur yang lain (kreditur biasa) dalam memperoleh pelunasan piutangnya.31 Menurut Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, rumusan Pasal 1 butir 1 Undang-undang Hak Tanggungan bahwa pada dasarnya suatu Hak Tanggungan adalah suatu bentuk jaminan pelunasan utang, dengan hak mendahulu, dengan objek jaminannya berupa hak-hak atas tanah yang diatur dalam Undang-undang Pokok Agraria.32 Sedangkan menurut Prof. Boedi Harsono, Hak Tanggungan adalah penguasaan hak atas tanah, berisi kewenangan bagi kreditur untuk berbuat sesuatu mengenai tanah yang dijadikan agunan. Tetapi bukan untuk dikuasai secara fisik dan digunakan, melainkan untuk menjualnya jika debitur cidera janji dan mengambil dari hasilnya seluruhnya atau sebagian sebagai pembayaran lunas hutang debitur kepadanya. Esensi dari definisi Hak Tanggungan ini adalah penguasaan hak atas tanah yang merupakan wewenang untuk menguasai hak atas tanah. Dimana penguasaan hak atas tanah oleh kreditur bukan untuk menguasai secara fisik, namun untuk menjualnya jika debitur cidera janji.33 c.
Prinsip-Prinsip Hak Tanggungan Hukum jaminan merupakan bagian dari hukum benda yang
juga mengacu kepada hak kebendaan sebagai asas organik yang bersifat umum konkrit, terdiri atas sistem tertutup, asas absolut, asas mengikuti benda, asas publisitas, asas spesialisitas, asas totalitas, asas sensasi perlekatan, asas konsistensi, asas pemisahan horizontal
dan
asas
perlindungan
hukum.34
Penulisan
menitikberatkan pada jaminan benda tetap atau benda tidak 31
H. Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 96. 32
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja,...Hak Tanggungan..., hal. 13.
33
H. Salim HS,...Perkembangan Hukum Jaminan..., hal. 14.
34
Mariam Darus Badrulzaman, Bab-bab Tentang Hypotheek (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1991) hal. 30-31.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
47
bergerak dengan lembaga jaminan Hak Tanggungan, sehingga dalam kaitannya dengan Hak Tanggungan berikut adalah prinsip hukum jaminan yang mendasari Prinsip-prinsip Hak Tanggungan yaitu: a.
Prinsip absolut/mutlak jaminan dengan hak kebendaan mempunyai sifat absolut, artinya hak ini dapat dipertahankan setiap orang. Pemegang hak tersebut berhak menuntut setiap orang yang mengganggu haknya.
b.
Prinsip droit de suite hak kebendaan itu mempunyai zaakzgevolg atau droit de suite yang artinya hak itu terus mengikuti bendanya dimanapun juga (dalam tangan siapapun juga) barang itu berada.
c.
Prinsip droit de preference pada prinsipnya hak jaminan kebendaan memberikan kedudukan didahulukan bagi kreditur pemegang hak jaminan terhadap kreditur lainnya.
d.
Prinsip spesialisitas prinsip ini menghendaki bahwa Hak Tanggungan hanya dapat dibebankan atas tanah yang ditentukan secara spesifik, sebagaimana dimaksud dalam rumusan Pasal 8 dan Pasal 11 ayat (1) huruf (e) Undang-undang Hak Tanggungan.
e.
Prinsip publisitas Terhadap Hak Tanggungan berlaku prinsip publisitas atas prinsip keterbukaan. Berdasarkan Pasal 13 Undang-undang Hak
tanggungan
dinyatakan
bahwa
“pemberian
Hak
Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor Pertahanan”. Pendaftaran ini merupakan syarat mutlak untuk lahirnya Hak
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
48
Tanggungan dan mengikatnya Hak Tanggungan tersebut terhadap pihak ketiga.35 d.
Ciri-ciri dan Sifat Hak Tanggungan Berdasarkan angka 3 penjelasan umum dari Undang-undang
Hak Tanggungan, disebutkan bahwa Hak Tanggungan sebagai lembaga jaminan hak atas tanah yang kuat harus memiliki ciri-ciri dan sifat sebagai berikut: i.
kreditur pemegang Hak Tanggungan adalah kreditur yang kedudukannya
diutamakan
(kreditur
preferen)
serta
didahului kepentingannya (droit de preference) daripada kreditur lainnya (kreditur konkuren). Hal mana ditegaskan dalam batang tubuh Undang-undang Hak Tanggungan yaitu pada Pasal 1 angka 1 dan Pasal 20 ayat (1). Sehingga bilamana debitur cidera janji (wanprestasi), maka kreditur pemegang Hak Tanggungan berhak menjual tanah yang dibebani Hak Tanggungan tersebut melalui pelelangan umum dengan hak mendahului kreditur yang lain; ii.
selalu mengikuti obyek yang dijaminkan dalam tangan siapapun obyek itu berada (droit de suite), sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 7 Undang-undang Hak Tanggungan. Sehingga meskipun obyek Hak Tanggungan telah berpindah tangan dan menjadi milik pihak lain, namun kreditur masih tetap dapat menggunakan haknya serta dapat melakukan eksekusi jika debitur cidera janji (wanprestasi). Perpindahan sebagaimana dimaksud dapat juga terjadi karena adanya perpindahan dari kreditur lama kepada kreditur baru, hal mana disebabkan karena perjanjian pokoknya
yaitu
perjanjian kredit beralih kepada kreditur lain baik berdasarkan cessie maupun karena subrogasi atau sebab-
35
Herowati Poesoko, Parate Executie Obyek Hak Tanggungan (Inkonsistensi, Konflik Norma dan Kesesatan Penalaran dalam Undang-undang Hak Tanggungan), Cetakan II , (Yogyakarta, LaksBang PRESsindo, 2008), hal. 270.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
49
sebab lain seperti penggabungan atau peleburuan perseroan terbatas (Pasal 16 Undang-undang Hak Tanggungan); iii.
memenuhi asas spesialitas dan publisitas sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
iv.
mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya: a.
Kreditur pemegang Hak Tanggungan peringkat pertama berdasarkan kuasa penuh mempunyai kewenangan untuk menjual sendiri objek Hak Tanggungan (Pasal 6 juncto Pasal 11 ayat (2) huruf e Undang-undang Hak Tanggungan);
b.
melaksanakan Parate Eksekusi (Pasal 14 juncto Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan) sebagaimana diatur dalam Pasal 224 HIR dan Pasal 158 RBg;
c.
menjual objek Hak Tanggungan di bawah tangan dengan tujuan akan diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak (Pasal 20 ayat (2) dan (3) Undang-undang Hak Tanggungan).36
Lebih
lanjut
berdasarkan
ketentuan-ketentuan
dalam
Undang-undang Hak Tanggungan, selain ciri-ciri dan sifat tersebut diatas, maka sesungguhnya terdapat beberapa ciri dan sifat lain yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut: a.
bahwa Hak Tanggungan lebih kuat daripada jaminan pelunasan hutang yang bersifat umum (Pasal 1131 juncto Pasal 1132 KUHPerdata);
b.
Hak Tanggungan tidak dapat dibagi-bagi (ondeelbaarheid), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Undangundang Hak Tanggungan kecuali jika telah diperjanjikan antara kreditur dan debitur untuk roya partial (Pasal 2 ayat 2 Undang-undang Hak Tanggungan);
36
Undang-undang Nomor 4 tahun 1996, op.cit., Penjelasan Umum.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
50
c.
Peringkat Hak Tanggungan yaitu peringkat yang diberikan terhadap
objek
Tanggungan
Hak
dapat
Tanggungan
dibebani
lebih
dan dari
objek
Hak
satu
Hak
Tanggungan, hal mana diuraikan dalam Pasal 5 Undangundang Hak Tanggungan; d.
Hak Tanggungan hanya dapat diberikan oleh yang berwenang
atau
yang
berwenang
atas
objek
Hak
Tanggungan yang bersangkutan (Pasal 8 ayat (2) Undangundang Hak Tanggungan) sekurang-kurangnya kewenangan pemegang hak atas tanah tersebut harus sudah ada pada pemberi Hak Tanggungan pada saat pendaftaran Hak Tanggungan dilaksanakan (Pasal 8 ayat (2) Undang-undang Hak Tanggungan. Eksekusi sebagaimana diuraikan diatas dilakukan apabila debitur cidera janji (wanprestasi). Dengan eksekusi yang sedemikian rupa maka kreditur tidak perlu menempuh acara gugatan perdata yang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Kreditur pemegang Hak Tanggungan dapat langsung menggunakan haknya untuk mengeksekusi obyek Hak Tanggungan dengan salah satu cara tersebut diatas. e.
pemegang Hak Tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperolehnya menurut Undang-undang Hak Tanggungan apabila pemberi Hak Tanggungan dinyatakan pailit. Karena objek Hak Tanggungan tidak termasuk harta pailit sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 56 dan Pasal 230 Undang-undang Kepailitan.
f.
Hak Tanggungan membebani secara utuh obyek Hak Tanggungan dan setiap bagian darinya. Dengan telah dilunasinya sebagian dari hutang yang dijamin Hak Tanggungan tidak berarti terbebasnya sebagian obyek Hak Tanggungan melainkan Hak Tanggungan tersebut tetap membebani seluruh obyek Hak Tanggungan untuk sisa
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
51
hutang yang belum terlunasi. Dengan demikian pelunasan sebagian hutang debitur tidak menyebabkan terbebasnya sebagian obyek Hak Tanggungan. e.
Obyek dan Subyek Hak Tanggungan i.
Obyek Hak Tanggungan Pada dasarnya tanah yang akan dijadikan jaminan atas
suatu utang dengan dibebani Hak Tanggungan harus telah memenuhi empat syarat sebagai berikut: 1.
dapat dinilai dengan uang karena utang yang dijamin berupa uang, artinya adalah bilamana debitur cidera janji (wanprestasi) maka objek Hak Tanggungan itu dapat dijual;
2.
termasuk hak yang didaftar dalam daftar umum menurut peraturan
pendaftaran
tanah
yang
berlaku
untuk
memenuhi syarat publisitas. Memiliki arti adanya kewajiban untuk mendaftarkan obyek Hak Tanggungan ke Kantor Pertanahan. Hal ini berkaitan dengan kedudukan diutamakan atau preferen kepada kreditur pemegang hak tangggungan terhadap kreditur-kreditur lainnya, oleh karenanya harus ada catatan mengenai Hak Tanggungan tersebut pada buku tanah dan sertipikat hak atas tanah yang dibebaninya sehingga setiap orang dapat mengetahuinya (asas publisitas); 3.
mempunyai sifat dapat dipindahkankan karena apabila debitur cidera janji maka benda yang dijadikan jaminan akan dijual. Sehingga apabila diperlukan dapat segera direalisasikan untuk membayar utang yang dijamin pelunasannya;
4.
memerlukan
penunjukkan
dengan
undang-undang.
Dalam Pasal 4 Undang-undang Hak Tanggungan ditetapkan bahwa yang dapat dibebani dengan Hak Tanggungan adalah:
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
52
a.
Ditunjuk oleh Undang-undang Pokok Agraria Hak Milik (Pasal 25 Undang-undang Pokok Agraria), Hak Guna Usaha (Pasal 33 Undangundang Pokok Agraria), Hak Guna Bangunan (Pasal 39 Undang-undang Pokok Agraria), Hak Pakai atas tanah Negara (Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Pokok Agraria, yang menurut ketentuan berlaku wajib
didaftar
dan
menurut
sifatnya
dapat
dipindahtangankan. Maksud dari hak pakai atas tanah Negara di atas adalah Hak Pakai yang diberikan oleh Negara kepada orang perseorangan dan badan-badan hukum perdata dengan jangka waktu terbatas baik untuk keperluan pribadi maupun untuk usaha. Sedangkan Hak Pakai yang diberikan kepada Instansi-instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan-badan Keagamaan dan sosial serta Perwakilan Negara Asing yang peruntukannya tertentu dan telah didaftar bukan merupakan hak pakai yang dapat dibebani dengan Hak Tanggungan karena sifatnya tidak dapat dipindahtangankan dan Hak Guna Usaha (Pasal 33 Undang-undang Pokok Agraria). b. Ditunjuk oleh Undang-undang Rumah Susun (Undang-undang Nomor 16 tahun 1985) Rumah Susun berikut tanah hak bersama (Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Pakai), tempat bangunan itu berdiri serta benda lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan tanah bersama (Pasal 12 ayat (1) UU Rumah Susun) dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (Pasal 13 UU Rumah Susun). c.
Ditunjuk oleh Undang-undang Hak Tanggungan
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
53
Hak Pakai atas tanah negara yang memenuhi syarat sebagai berikut: 1.
Bersertipikat;
2.
Dapat diperjualbelikan
Selain objek Hak Tanggungan yang tersebut diatas pembebanan
Hak
tanggungan
dapat
pula
dilaksanakan pada hak atas tanah berikut bendabenda lain yang berkaitan dengan tanah karena menurut sifatnya secara fisik menjadi satu kesatuan dengan tanahnya baik yang sudah ada maupun yang akan ada berupa: 1. Bangunan Permanen adalah bangunan yang menurut sifat dam kenyataannya menjadi satu kesatuan dengan tanah hak dimana bangunan itu didirikan. Dalam Penjelasan Pasal 4 ayat (4) ditegaskan bahwa bangunan yang dapat dibebani Hak Tanggungan bersamaan dengan tanahnya tersebut meliputi bangunan yang berada di atas maupun dibawah permukaan tanah, misalnya basement yang ada hubungannya dengan hak atas tanah yang bersangkutan, Sedangkan dalam penjelasan umum huruf a.6 disebutkan bahwa bangunan yang menggunakan ruang bawah tanah yang secara fisik tidak ada hubungannya dengan bangunan yang ada di permukaan bumi di atasnya,
tidak
termasuk
dalam
pengaturan
ketentuan mengenai Hak Tanggungan menurut Undang-undang ini. 2. Tanaman Keras Yang dimaksud dengan tanaman keras adalah tanaman yang berumur panjang.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
54
3. Hasil Karya Yang dimaksud dengan hasil karya adalah candi, patung, gapura, relief yang merupakan satu kesatuan dengan tanah yang bersangkutan Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menerapkan ketentuan Pasal 4 ayat (4) tersebut yaitu: a. bangunan dan tanah yang bersangkutan merupakan satu kesatuan dengan tanahnya atau bangunan tersebut melekat pada tanah yang bersangkutan; b. pembebanan dinyatakan dengan tegas oleh pihak-pihak yang
bersangkutan
dalam
Akta
Pembebanan
Hak
Tanggungan (APHT) atau dengan kata lain jika tidak ditegaskan dalam APHT maka yang dijadikan jaminan atau yang dibebani Hak Tanggungan hanya tanahnya saja. Substansi Pasal 4 ayat (4) merupakan penerapan azas horizontal yang diambil dari Hukum Adat, hal ini setidaknya dapat memberikan nilai tambah dalam pemberian kredit, karena perhitungan nilai benda yang dijaminkan tidak semata-mata diukur dari harga tanahnya saja, tetapi juga bangunan atau benda ataupun tanaman yang ada diatasnya mempunyai harga yang dapat dinilai, sehingga dapat meningkatkan nilai kredit. Dalam penjelasan Pasal 4 Undangundang Hak Tanggungan ditegaskan bahwa sub (b) dan (c) di atas merupakan unsur mutlak bagi hak atas tanah sebagai objek Hak Tanggungan. Lebih lanjut syarat dapatnya suatu bangunan, tanaman keras dan hasil karya sebagai objek Hak Tanggungan: a. benda-benda tersebut milik pemegang hak sebagai pemberi Hak Tanggungan ataupun milik pihak lain dan tidak selalu kepunyaan debitor;
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
55
b. apabila benda-benda itu milik pihak lain, pemilik yang bersangkutan harus ikut menandatangani Akta Pemberian Hak Tanggungan; c. bangunan permanen dan atau hasil karya tersebut menurut sifat dan kenyataannya menjadi satu kesatuan dengan hak tanah bersangkutan; dan d. dinyatakan secara tegas dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan bahwa bangunan atau hasil karya tersebut ikut serta dibebani Hak Tanggungan. Pasal
4
ayat
(4)
Undang-undang
Hak
Tanggungan
menyatakan bahwa Hak Tanggungan dapat juga dibebankan pada hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, hasil karya yang telah ada atau akan ada yang merupakan milik pemegang hak atas tanah yang pembebanannya dengan tegas dinyatakan dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan. Ini berarti bahwa Pasal 4 ayat (4) Undangundang Hak Tanggungan mengukuhkan penerapan asas pemisahan horizontal dalam praktek menuju kaidah hukum. Selanjutnya
Pasal
4
ayat
(5)
Undang-undang
Hak
Tanggungan menyatakan bahwa apabila bangunan, tanaman dan hasil karya sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak dimiliki oleh pemegang hak atas tanah, pembebanan Hak Tanggungan dilakukan
atas dengan
benda-benda
tersebut
penandatanganan
serta
hanya
dapat
pada
Akta
Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan oleh pemiliknya atau yang diberi kuasa untuk itu dengan akta otentik. Isi pasal 4 ayat (5) Undang-undang Hak Tanggungan tersebut memperluas berlakunya penerapan asas pemisahan horizontal karena dimungkinkan bahwa benda-benda yang berkaitan dengan tanah adalah milik pihak lain yang mempunyai
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
56
hubungan kepentingan atau hubungan ekonomis dengan pemegang hak atas tanahnya. ii. Subyek Hak Tanggungan Dalam Pasal 8 Undang-undang Hak Tanggungan disebutkan bahwa Pemberi Hak Tanggungan adalah: a.
orang;
b.
badan hukum Perorangan atau badan hukum sebagaimana dimaksud
diatas harus mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek Hak Tanggungan yang bersangkutan. Kewenangan tersebut harus ada pada pemberi Hak Tanggungan pada saat pendaftaran Hak Tanggungan (Pasal 8 ayat (2)) karena lahirnya Hak Tanggungan adalah pada saat didaftarkannya Hak Tanggungan maka kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek Hak Tanggungan diharuskan ada pada pemberi Hak Tanggungan pada saat pembuatan buku tanah Hak Tanggungan.37 Pemberi Hak Tanggungan adalah pihak yang berutang atau dapat pula disebut debitur. Namun demikian subyek hukum lain dapat pula dimungkinkan untuk menjamin pelunasan utang debitur dengan syarat Pemberi Hak Tanggungan mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek Hak Tanggungan. Dengan demikian, pemberi Hak Tanggungan tidak harus orang yang berutang atau debitur, akan tetapi bisa subyek hukum lain yang mempunyai kewenangan untuk melakukan
perbuatan
hukum
terhadap
obyek
Hak
Tanggungannya. Misalnya pemegang hak atas tanah yang dijadikan jaminan, pemilik bangunan, tanaman dan hasil karya yang ikut dibebani Hak Tanggungan.
37
Purwahid Patrik, Hukum Jaminan, Edisi Revisi dengan Undang-undang Hak Tanggungan (Semarang, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 1989), hal. 62.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
57
Dalam Pasal 9 Undang-undang Hak Tanggungan disebutkan bahwa yang menjadi pemegang Hak Tanggungan adalah: a. orang perseorangan; b. atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang. Sebagai pihak yang berpiutang di sini dapat berupa lembaga keuangan berupa Bank, lembaga keuangan bukan Bank, badan hukum lainnya atau perseorangan. Hak Tanggungan sebagai lembaga jaminan hak atas tanah tidak mengandung kewenangan untuk menguasai secara fisik dan menggunakan tanah yang dijadikan jaminan, maka tanah tetap berada dalam penguasaan pemberi Hak Tanggungan. Kecuali dalam keadaan yang disebut dalam Pasal 11 (2) huruf (c) Undangundang Hak Tanggungan. Maka pemegang Hak Tanggungan dapat dilakukan oleh warga negara asing atau badan hukum asing. Pada dasarnya pemberi Hak Tanggungan dan kreditor sebagai penerima Hak Tanggungan wajib untuk hadir di kantor PPAT (Pasal 1 ayat 4 Undang-undang Hak Tanggungan disebutkan bahwa PPAT adalah pejabat umum yang diberi wewenang untuk membuat akta pemindahan hak atas tanah, akta pembebanan hak atas tanah dan akta pemberian kuasa pembebanan Hak Tanggungan. Lihat juga Pasal 95 Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1997, tanggal 1 Oktober Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah) yang berwenang membuat APHT menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu berdasarkan daerah kerjanya. Apabila benar-benar diperlukan dalam hal pemberi Hak Tanggungan tidak dapat hadir dihadapan PPAT, diperkenankan untuk menggunakan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT).
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
58
Hal ini karena hadirnya pemberi Hak Tanggungan merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh pihak yang mempunyai objek Hak Tanggungan, hanya jika dalam keadaan tertentu calon pemberi Hak Tanggungan tidak dapat hadir sendiri dihdapan PPAT dengan akta otentik yang disebut dengan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan. e.
Proses Pembebanan Hak Tanggungan Tahap pembebanan Hak Tanggungan didahului dengan janji
akan memberikan Hak Tanggungan. Menurut Pasal 10 ayat (1) Undang-undang Hak Tanggungan, janji tersebut wajib dituangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian utang piutang. Proses pembebanan Hak Tanggungan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu tahap pembebanan Hak Tanggungan dan tahap pendaftaran Hak Tanggungan:38 i. Tahap Pembebanan Hak Tanggungan Tahap pembebanan Hak Tanggungan ini dilakukan dihadapan pejabat pembuat akta tanah (PPAT) yang didahului dengan Perjanjian utang piutang yang dijamin. Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-undang Hak Tanggungan bahwa awal dari tahap pemberian Hak Tanggungan didahului dengan janji akan memberikan Hak Tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu yang dituangkan di dalam perjanjian utang piutang dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian utang piutang yang bersangkutan atau perjanjian lainnya yang menimbulkan hutang tersebut. Sesuai dengan sifat accesoir dari Hak Tanggungan maka pemberian Hak Tanggungan harus merupakan ikutan dari perjanjian utang pokoknya, yaitu perjanjian utang piutang maupun perjanjian lainnya. Pada waktu pemberian Hak Tanggungan maka calon pemberi Hak Tanggungan dan calon penerima Hak Tanggungan harus hadir dihadapan
PPAT.
Sebelum
dilaksanakan
pemberian
Hak
38
Sutardja Sudrajat, Pendaftaran Hak Tanggungan dan Penerbitan Sertipikatnya, (Bandung: Mandar Maju, 1997), hal. 54.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
59
Tanggungan salah satu syarat yang wajib dipenuhi adalah bahwa pemberian Hak Tanggungan wajib diperjanjikan terlebih dahulu oleh kreditur dan debitur untuk menjamin pinjaman atas kredit tertentu yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian kredit antara kreditur dan debitur. Bentuk perjanjian kredit tertulis tersebut dapat dibuat dibawah tangan maupun dalam bentuk akta otentik yang dibuat oleh maupun dihadapan notaris dan ditandatangani oleh kreditur dan debitur. Pemberian APHT dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang mempunyai wilayah kerja dimana tanah yang dijaminkan berada. Akta tersebut secara resmi disebut dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan (menurut penjelasan umum angka 7 Undang-undang Hak Tanggungan atas tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah ditegaskan bahwa dalam kedudukan tersebut dalam Pasal 1 angka 4, akta yang dibuat PPAT merupakan akta otentik). PPAT adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta pemindahan hak atas tanah dan akta lain dalam rangka pembebanan hak atas tanah, sebagai bukti pembuatan hukum tertentu mengenai tanah yang terletak
dalam daerah
kerjanya masing-masing. Bentuk dan isi APHT telah ditentukan, dalam kaitan ini perlu diperhatikan muatan wajib APHT, hal ini dalam rangka memenuhi asas spesialitas berdasarkan Pasal 11 ayat (1) bahwa dalam hal APHT wajib mencantumkan: a.
nama dan identitas pemberi dan penerima Hak Tangunggan;
b.
domisili pihak-pihak pemberi dan penerima Hak Tanggungan dan apabila di antara mereka ada yang berdomisili di luar indonesia dan dalam hal domisili tidak dicantumkan di Indonesia, kantor PPAT tempat pembuatan APHT dianggap sebagai domisili yang dipilih;
c.
penunjukan secara jelas utang atau utang-utang yang dijaminkan;
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
60
d.
nilai tanggungan;
e.
uraian secara jelas mengenai Objek Hak Tanggungan (ketentuan Pasal 11 ayat (1) sifatnya wajib untuk sahnya Hak Tanggungan
yang
diberikan.
Jika
hal
tersebut
tidak
dicantumkan secara lengkap, maka APHT yang bersangkutan, batal demi hukum (penjelasan Pasal 11 ayat (1). Dalam APHT dapat dicantumkan janji-janji yang diberikan oleh kedua belah pihak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2). Berbeda dengan yang dimuat dalam ayat (1) yang merupakan muatan wajib APHT, muatan ayat (2) berupa janji-janji yang bersifat fakultatif, artinya dapat diperjanjikan atau tidak diperjanjikan oleh para pihak tergantung kesepakatan para pihak. Dengan dicantumkannya janji-janji tersebut dalam APHT, yang kemudia diikuti dengan pendaftaran Hak Tanggungan di kantor pertanahan, maka terpenuhilah asas publisitas dengan demikian janji-janji tersebut mempunyai kedudukan yang mengikat terhadap pihak ketiga. Menurut Pasal 12 Undang-undang Hak Tanggungan, dilarang melakukan janji dalam hal memberi kewenangan kepada kreditor untuk memiliki objek Hak Tanggungan apabila debitor cidera janji. Maksud larangan ini untuk melindungi debitur dan pemberi Hak Tanggungan lainnya, terutama jika nilai objek Hak Tanggungan melebihi besarnya hutang yang dijamin atau kemungkinan juga objek Hak Tanggungan berada pada tempat yang strategis dan mempunyai prospek baik. Meskipun demikian tidak dilarang bagi kreditur untuk menjadi pembeli objek Hak Tanggungan asalkan melalui prosedur yang diatur dalam Pasal 20 Undang-undang Hak Tanggungan. ii.
Tahap Pendaftaran Hak Tanggungan Tahap pendaftaran Hak Tanggungan dilakukan di Kantor
Pertanahan Kabupaten/kotamadya setempat.39 APHT dibuat dalam
39
Habib Adjie, Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan Atas Tanah, Cet. I, (Bandung: Mandar Maju, 2000) , hal. 8.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
61
rangkap 2 (dua) yang semuanya ditandatangani oleh pemberi Hak Tanggungan dan penerima Hak Tanggungan, para saksi serta PPAT. Satu lembar disimpan di kantor PPAT, lembar lainnya disampaikan
kepada
kantor
Pertanahan
untuk
keperluan
pendaftaran Hak Tanggungan.Syarat publisitas dipenuhi dengan didaftarkannya Hak Tanggungan yang bersangkutan di Kantor Pertanahan. Berdasarkan Pasal 13 ayat (1) Undang-undang Hak Tanggungan, ”Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan”, dengan pendaftaran ini menentukan saat lahirnya Hak Tanggungan yang bersangkutan. Undang-undang Hak Tanggungan Pasal 13 ayat (2) menyatakan selambat-lambatnya tujuh (7) hari kerja setelah penandatanganan APHT, PPAT wajib mengirimkan APHT yang bersangkutan dan warkah lain yang diperlukan kepada Kantor Pertanahan. Warkah meliputi surat-surat bukti yang berkaitan dengan obyek Hak Tanggungan dan identitas pihak-pihak yang bersangkutan, termasuk di dalamnya sertipikat hak atas tanah dan/atau surat-surat keterangan mengenai Hak Tanggungan. Bilamana APHT dan warkah lainnya diterima oleh kantor pertanahan, maka proses pendafataran dilakukan dengan dibuatnya buku tanah untuk Hak Tanggungan yang didaftar dan dicatat adanya Hak Tanggungan tersebut pada buku tanah dan sertipikat hak atas tanah yang bersangkutan. Hak Tanggungan lahir pada saat dibuatnya buku tanah. Hal ini berarti sejak hari dan tanggal tersebut kreditur resmi menjadi pemegang Hak Tanggungan dengan kedudukan istimewa (droit de preference) dengan kata lain kreditur yang berhak atas objek Hak Tanggungan
yang dijadikan jaminan yang dapat dibuktikan
dengan adanya sertipikat Hak Tanggungan dan tertulisnya nama kreditur dalam sertipikat tanah yang bersangkutan sebagai pemegang Hak Tanggungan. Pendaftaran Hak Tanggungan dilakukan oleh Kantor Pertanahan dengan membuat buku tanah Hak Tanggungannya dan mencatatnya dalam buku tanah hak atas
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
62
tanah yang menjadi obyek Hak Tanggungan serta menyalin catatan tersebut pada sertipikat hak atas tanah yang bersangkutan. Menurut ketentuan Pasal 14 ayat (1) Undang-undang Hak Tanggungan dijelaskan bahwa sebagai bukti adanya Hak Tanggungan, Kantor Pertanahan menerbitkan sertipikat Hak Tanggungan. Hal ini berarti sertipikat Hak Tanggungan merupakan merupakan bukti adanya hak tanggungan. Oleh karena itu maka sertipikat Hak Tanggungan dapat membuktikan sesuatu yang pada saat pembuatannya sudah ada atau dengan kata lain yang menjadi patokan pokok adalah tanggal pendaftaran atau pencatatannya dalam buku tanah Hak Tanggungan.40 f.
SERTIPIKAT HAK TANGGUNGAN Kantor Pertanahan menerbitkan surat tanda bukti yang
disebut sertipikat sebagai bukti adanya Hak Tanggungan. Dalam peraturan menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1996 disebutkan bahwa sertipikat Hak Tanggungan terdiri atas salinan buku tanah Hak Tanggungan dan salinan APHT yang bersangkitan yang dibuat oleh Kepala Kantor Pertanahan yang dijilid menjadi satu dalam sampul dokumen yang bentuknya ditetapkan berdasarkan peraturan tersebut. Sebagai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, sertipikat Hak Tanggungan diberi irah-irah dengan membubuhkan pada sampulnya, kalimat ”Demi keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” (Pasal 14 ayat (2) dan (3)). Sertipikat Hak Tanggungan dengan pencantuman irah-irah tersebut pada Hak Tanggungan, maka untuk itu dapat dipergunakan lembaga Parate Eksekusi sebagaimana diatur dalam Pasal 224 HIR dan 258 Rbg.
40
Boedi Harsono dan Sudriantor Wiriodarsono, Konsepsi Pemikiran Tentang Undang-undang Hak Tanggungan, Makalah Seminar Nasional, Bandung, 27 Mei 1996, hal. 17.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
63
g.
HAPUSNYA
DAN
PENCORETAN
HAK
TANGGUNGAN Dalam Pasal 18 Undang-undang Hak Tanggungan disebutkan beberapa hal yang menyebabkan hapusnya Hak Tanggungan yaitu: a.
hapusnya hutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan;
b.
dilepaskannya Hak Tanggungan oleh pemegang Hak Tanggungan;
c.
pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri; dan
d.
hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan. Hapusnya
Hak
Tanggungan,
karena
dilepaskan
oleh
pemegang Hak tanggungan dilakukan dengan pemberian pernyataan tertulis oleh pemegang Hak Tanggungan tersebut kepada pemberi Hak Tanggungan, sedangkan hapusnya Hak Tanggungan,
karena
pembersihan
Hak
Tanggungan
berdasarkan peringkat Ketua Pengadilan Negeri, terjadi karena adanya permohonan dari pembeli hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan tersebut. Selanjutnya hapusnya Hak Tanggungan karena hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan, tidak menyebabkan hapusnya hutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan tersebut. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan itu hapus yaitu: i.
jangka waktunya berakhir, kecuali hak atas tanah yang dijadikan obyek Hak Tanggungan diperpanjang sebelum berakhirnya jangka waktunya;
ii.
dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir, karena suatu syarat batal;
iii.
dicabut untuk kepentingan umum;
iv.
dilepaskan dengan suka rela oleh pemilik hak atas tanah; dan
v.
tanahnya musnah.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
64
Setelah Hak Tanggungan hapus, berdasarkan Pasal 22 Undangundang Hak Tanggungan kantor pertanahan mencoret catatan Hak Tanggungan tersebut pada buku tanah hak atas tanah dan sertipikatnya. Sertipikat Hak Tanggungan yang bersangkutan ditarik dan bersama-sama buku tanah Hak Tanggungan dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Kantor Pertanahan. Apabila sertipikat Hak Tanggungan tersebut karena sesuatu tidak dikembalikan kepada kantor pertanahan maka hal tersebut dicatat pada buku tanah hak Tanggungan. h.
EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN Ketentuan mengenai pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan
dalam Undang-Undang Hak Tanggungan dimuat dalam Pasal 20 dan Pasal 21. Dalam hal debitor cidera janji (wanprestasi) maka terdapat 2 (dua) kemungkinan yang dilakukan oleh kreditur terhadap obyek Hak Tanggungan yaitu: a. melaksanakan Parate Eksekusi (parate executie); b. berdasarkan title eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan (Pasal 14 ayat (2) Undang-undang Hak Tanggungan) dijual melalui pelelangan umum. Ketentuan ini merupakan perwujudan dari kemudahan yang disediakan oleh Undang-undang Hak Tanggugan bagi para kreditor pemegang Hak Tanggungan dalam hal harus dilakukan eksekusi. Sebelum membahas mengenai eksekusi Hak Tanggungan, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian dari eksekusi itu sendiri. Pengertian lebih lanjut mengenai eksekusi menurut beberapa ahli hukum, akan Penulis kemukakan pada sub-bab berikutnya. Namun untuk memberikan pemahaman tentang pengertian eksekusi ini, penulis
mengambil
pendapat
Subekti41
dan
Salim42
yang
memberikan pengertian eksekusi sebagai pelaksanaan putusan
41
Subekti, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: BPHN, 1997), hal.128.
42
H. Salim HS,...Perkembangan Hukum Jaminan..., hal. 188.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
65
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Objek dari eksekusi adalah salinan putusan dan grosse akta (salinan pertama dari akta otentik). Grosse akta dapat di eksekusi karena memuat titel eksekutorial, sehingga Grosse akta dapat disamakan kekuatannya dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Sudikno Mertokusumo juga mengartikan eksekusi sebagai pelaksanaan putusan. Menurut beliau, terdapat beberapa jenis pelaksanaan putusan (eksekusi) yaitu sebagai berikut:43 a.
Eksekusi putusan yang menghukum pihak yang dikalahkan untuk membayar sejumlah uang. Eksekusi ini diatur dalam Pasal 196 HIR (Pasal 208 RBg);
b.
Eksekusi putusan yang menghukum orang untuk melakukan suatu perbuatan. Hal ini diatur dalam Pasal 225 HIR(Pasal 259 RBg). Orang tidak dapat dipaksakan untuk memenuhi prestasi yang berupa perbuatan. Akan tetapi pihak yang dimenangkan dapat minta kepada hakim agar kepentingan yang akan diperolehnya dinilai dengan uang;
c.
Eksekusi riil. Eksekusi riil merupakan pelaksanaan prestasi yang dibebankan kepada debitur oleh putusan hakim secara langsung. Jadi eksekusi riil itu adalah pelaksanaan putusan yang menuju kepada hasil yang sama seperti apabila dilaksanakan secara sukarela oleh pihak yang bersangkutan. Dengan eksekusi riil maka yang berhaklah yang menerima prestasi. Prestasi yang terhutang seperti yang telah kita ketahui misalnya: pembayaran sejumlah uang, melakukan suatu perbuatan tertentu, tidak berbuat, menyerahkan benda. Dengan demikian maka eksekusi mengenai ganti rugi dan uang paksa bukan merupakan eksekusi riil. Eksekusi riil ini tidak diatur dalam HIR tetapi diatur dalam 1033 RV tersebut adalah pelaksanaan putusan hakim.
43
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 1998), hal. 240.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
66
d.
memerintahkan pengosongan benda tetap. Apabila orang yang dihukum untuk mengosongkan benda tetap tidak mau memenuhi
surat
perintah
hakim,
maka
hakim
akan
memerintahkan dengan surat kepada jurusita supaya dengan bantuan alat kekuasaan negara, agar barang tetap itu dikosongkan oleh orang yang dihukum beserta keluarganya. HIR hanya mengenal eksekusi riil dalam penjualan lelang sebagaimana yang diatur dalam Pasal 200 ayat 11 HIR, Pasal 218 ayat 2 RBg. e.
Eksekusi langsung. Disamping ketiga eksekusi diatas, masih dikenal apa yang dinamakan “parate executie” atau eksekusi langsung. Parate executie terjadi apabila seorang kreditur menjual barang-barang tertentu milik debitur tanpa mempunyai titel eksekutorial (Pasal 1155, 1175 ayat (2) KUHPerdata).
Eksekusi Hak Tanggungan sendiri diatur dalam Pasal 20 Undangundang Hak Tanggungan, yang menyatakan sebagai berikut: Pasal 20 Ayat (1): “Apabila debitur cidera janji, maka berdasarkan: a.
Hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 atau;
b.
Titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan
untuk
pelunasan
piutang
pemegang
Hak
Tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditur-kreditur lainnya”. Pasal 20 Ayat (2): “Atas kesepakatan pemberi dan pemegang
Hak Tanggungan,
penjualan obyek Hak Tanggungan dapat dilaksanakan di bawah
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
67
tangan jika dengan demikian itu akan dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak”. Menurut A.P.Parlindungan, “hal ini juga untuk mengantisipasi tentang kemungkinan-kemungkinan negatif dengan lelang umum, bisa saja harganya lebih rendah dan sebagainya dan di sebagian wilayah Indonesia melalui lelang karena tidak ada ijab kabul dalam jual beli yang demikian”. Pelaksanaan penjualan sendiri obyek Hak Tanggungan secara di bawah tangan berdasarkan Pasal 20 Ayat (3) hanya dapat dilakukan:
Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah lewat waktu 1(satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan/atau pemegang Hak Tanggungan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikit-sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan dan/atau media massa setempat, serta tidak ada pihak yang menyatakan keberatan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 20 Undang-undang Hak Tanggungan tersebut, Eksekusi Hak Tanggungan dapat dilakukan melalui 3 (tiga) cara yaitu: 1.
Pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan.
2.
Eksekusi atas titel eksekutorial yang terdapat pada Sertipikat Hak Tanggungan, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) Irah-irah (kepala keputusan) yang dicantumkan pada sertipikat
Hak
KEADILAN
Tanggungan
kata-kata
”DEMI
KETUHANAN
YANG
memuat
BERDASARKAN
MAHA ESA” dimaksudkan untuk menegaskan adanya kekuatan eksekutorial pada sertipikat Hak Tanggungan,
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
68
sehingga apabila debitur cidera janji, siap untuk dieksekusi seperti
halnya
suatu
putusan
pengadilan
yang
telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, melalui tata cara dan dengan menggunakan lembaga Parate Executie sesuai dengan Hukum Acara Perdata, atau 3.
Eksekusi dibawah tangan, yaitu penjualan objek Hak Tanggungan yang dilakukan oleh Pemberi Hak Tanggungan, berdasarkan kesepakatan dengan pemegang Hak Tanggungan, jika dengan cara ini akan diperoleh harga yang tertinggi.
Pelaksanaan Pasal 20 ayat (3) ini hanya dapat dilakukan: a.
apabila
disepakati
oleh
pemberi
dan
pemegang
Hak
Tanggungan; b.
setelah lewat 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan/atau pemegang Hak Tanggungan kepada pihak-pihak yang berkepentingan;
c.
diumumkan sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan dan/atau media massa setempat yang jangkauannya
meliputi
tempat
letak obyek hak
Tanggungan yang bersangkutan; dan d.
tidak ada pihak yang menyatakan keberatan.
Berdasarkan Pasal 20 Ayat (1) huruf b Undang-undang Hak Tanggungan dijelaskan bahwa titel eksekutorial pada sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Undang-undang Hak Tanggungan dapat dijadikan dasar penjualan obyek Hak Tanggungan melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Adapun dalam ketentuan Pasal 20 Undang-undang Hak Tanggungan dikemukakan 3 (tiga) jenis eksekusi Hak Tanggungan yaitu: 1.
apabila debitur cidera janji, maka kreditur berdasarkan hak pemegang Hak Tanggungan Pertama dapat menjual obyek Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Undang-
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
69
undang Hak Tanggungan, obyek
Hak Tanggungan dijual
melalui pelelangan umum; 2.
apabila debitur cidera janji, berdasarkan titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Ayat (2) Undang-undang Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum;
3.
atas kesepakatan pemberi dan pemenang Hak Tanggungan penjualan obyek Hak Tanggungan dapat dilaksanakan di bawah tangan jika dengan demikian akan diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan.
Kemudian berdasarkan Pasal 20 ayat (4) Undang-undang Hak Tanggungan, setiap janji untuk melaksanakan eksekusi obyek Hak Tanggungan dengan cara yang bertentangan dengan ketentuan dalam ayat (1), (2) dan (3) tersebut batal demi hukum. Pasal 20 ayat (5) Undang-undang Hak Tanggungan, memberikan cara dalam menghindari pelelangan obyek Hak Tanggungan yakni dengan melakukan pelunasan utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan itu serta biaya-biaya eksekusi yang telah dikeluarkan dapat dilakukan sebelum sempat saat pengumuman untuk lelang dikeluarkan. Dalam hal pemberi Hak Tanggungan jatuh pailit, Undang-undang
Hak
Tanggungan
menguatkan
kedudukan
diutamakan pemegang Hak Tanggungan dengan mengecualikan berlakunya akibat kepailitan pemberi Hak Tanggungan terhadap obyek
Hak
Tanggungan.
Pasal
21
Undang-undang
Hak
Tanggungan menegaskan apabila pemberi Hak Tanggungan pailit, pemegang Hak Tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperoleh menurut ketentuan Undang-Undang Hak Tanggungan. Kemudahan dan kepastian dalam pelaksanaan eksekusi sebagaimana diuraikan diatas menjadi salah satu alasan lembaga jaminan
Hak
Tanggungan
lebih
disukai
oleh
perbankan,
dibandingkan dengan jaminan-jaminan lainnya, selain itu nilai
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
70
yang menjadi objek jaminan Hak Tanggungan selalui mengalami kenaikan. Dari uraian diatas pelaksanaan eksekusi memberikan kesan kemudahan dan kepastian, sehingga bagi kreditur objek jaminan Hak Tanggungan menjadi ideal akan tetapi pada kenyataannya tidak semudah itu. Dalam penulisan ini, penulis mengangkat satu kasus mengenai penolakan permohonan eksekusi Hak Tanggungan. Ironisnya dasar dari penolakan pelaksanaan eksekusi disebabkan adanya perbedaan penafsiran mengenai ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Hak Tanggungan dari pejabat-pejabat pelaksana eksekusi jaminan yaitu kepala pelayanaan kantor lelang negara. Pokok permasalahan sebagaimana telah diangkat dalam penulisan ini akan kami analisa dalam bab selanjutnya. 2.3.
Analisa Dalam prakteknya nilai objek jaminan Hak Tanggungan memang
hampir pasti mengalami peningkatan sehingga diharapkan pemenuhan pelunasan kredit dari perbankan dapat dilunasi dengan penjualan objek jaminan Hak Tanggungan tersebut, akan tetapi kemudahan dalam pelaksanaan eksekusi objek jaminan Hak Tanggungan belum pasti terwujud. Hal ini terjadi di Bandar Lampung, saat kuasa kreditur mengajukan permohonan Parate Eksekusi Hak Tanggungan atas jaminan debitur sesuai dengan Pasal 6 juncto Pasal 20 Undang-undang Hak Tanggungan. Penolakan permohonan pelaksanaan Parate Eksekusi oleh kepala KPKNL Bandar Lampung didasarkan pada Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan dan menyatakan bahwa permohonan Parate Eksekusi hanya dapat dilakukan oleh pemegang Hak Tanggungan itu sendiri dan tidak dapat dikuasakan kepada siapapun juga dengan menunjuk pada kata “kekuasaan sendiri” sebagaimana ditulis dalam Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan yang berbunyi sebagai berikut “apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut”.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
71
Berdasarkan rumusan dalam pasal tersebut kepala KPKNL, menolak permohonan Parate Eksekusi yang dimintakan oleh kuasa atas nama kreditur, oleh karenanya dengan demikian permohonan Parate Eksekusi hanya akan dikabulkan bila diajukan hanya oleh kreditur dengan kekuasaan sendiri. Lebih lanjut penolakan ini diikuti dengan penolakan berikutnya oleh Direktur Lelang dengan menyatakan bahwa segala perbuatan eksekusi Hak Tanggungan harus dilakukan oleh si pemegang Hak Tanggungan itu sendiri dan tidak dapat dikuasakan kepada orang lain termasuk kepada advokat, penafsiran mana didasarkan pada ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf (b) UU Hak Tanggunggan yang berbunyi sebagai berikut: Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan wajib dibuat dengan akta notaris atau akta PPAT dan memenuhi persyaratan sebagai berikut: (b) tidak memuat kuasa substitusi. Dasar-dasar hukum yang digunakan oleh
kepala
KPKNL
dan
Direktur
Lelang,
pada
prinsipnya
menggarisbawahi bahwa permohonan pelaksanaan Parate Eksekusi Hak Tanggungan tidak boleh dilakukan oleh kuasa dari kreditur melainkan hanya boleh dilakukan oleh pemegang atau penerima Hak Tanggungan tersebut sendiri. Namun demikian penafsiran yang dilakukan oleh para pejabat pelaksana Parate Eksekusi tersebut tidaklah seperti yang diuraikan dalam rumusan pasal-pasal tersebut. 2.3.1. Pengertian Kekuasaan Sendiri dalam Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan berbunyi apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut dan penjelasan Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan berbunyi sebagai berikut:
hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri merupakan salah satu perwujudan dari kedudukan diutamakan yang dipunyai oleh pemegang Hak Tanggungan atau pemegang Hak Tanggungan pertama dalam hal terdapat lebih dari satu pemegang Hak Tanggungan. Hak tersebut didasarkan pada janji yang
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
72
diberikan oleh pemberi Hak Tanggungan bahwa apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan berhak untuk menjual obyek Hak Tanggungan melalui pelelangan umum tanpa memerlukan persetujuan lagi dari pemberi Hak Tanggungan dan selanjutnya mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan itu lebih dahulu daripada kreditur kreditor yang lain. Sisa hasil penjualan tetap menjadi hak pemberi Hak Tanggungan.
Penjelasan ini sesungguhnya telah memberikan gambaran yang jelas bahwa pada prinsipnya pemegang Hak Tanggungan pertama (dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) pemegang Hak Tanggungan), diberikan hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan
piutangnya
atas
debitur.
Menurut.ST.Remy
Sjahdeini, Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan ini adalah janji bagi pemegang Hak Tanggungan untuk dapat menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri, dan Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan telah menentukan sebagai kekuatan yang mengikat bahwa apabila debitor cidera janji, maka pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum,atau dengan kata lain, baik kekuasaan pemegang Hak Tanggungan pertama tersebut dicantumkan atau tidak dicantumkan di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan, tetap saja pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai kekuasaan atau kewenangan untuk dapat melakukan tindakan untuk menjual objek Hak Tanggungan dengan mekanisme pelelangan umum. Pencantuman janji demikian akan lebih memberikan rasa mantap (sekedar bersifat psikologis bukan yuridis) kepada pemegang Hak Tanggungan pertama daripada bila tidak dicantumkan44 walaupun Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan tidak sejalan dengan penjelasan Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan yang menyatakan bahwa pelaksanaan Parate Eksekusi harus diperjanjikan lebih dahulu. Menilik pada ketentuan terdahulu, janji untuk menjual atas kekuasaan sendiri dalam Hipotik diatur dalam Pasal 1178 KUHPerdata. 44
Remy Sjahdeini, ...Hak Tanggungan..., hal. 89-90.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
73
Dalam hipotik janji itu disebut beding van eigen machtige verkoop. Menurut Pasal 1178 KUHPerdata, pemegang Hipotik pertama diberi kemungkinan untuk minta ditetapkan suatu janji bahwa pemegang Hipotik diberi kekuasaan yang tidak dapat dicabut kembali untuk menjual benda yang dihipotikkan atas kekuasaan sendiri tanpa perantaraan pengadilan (artinya tanpa keharusan untuk memperoleh penetapan eksekusi dari ketua pengadilan setempat) apabila debitor ingkar janji. Penjualan itu sendiri tetap harus dilakukan di muka umum (dilelang). Dari hasil penjualan lelang atas agunan yang dibebani hipotik itu kreditur dapat mengambil untuk melunasi utang debitor. Sisa dari hasil penjualan itu setelah dikurangi piutang kreditor (tentunya apabila masih bersisa) diserahkan kepada debitor. Tidak jauh berbeda dengan ketentuan pada hipotik maka pada prinsipnya pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan itu memberikan hak bagi pemegang hak Tanggungan untuk melakukan Parate Eksekusi45, artinya pemegang Hak Tanggungan tidak perlu bukan saja memperoleh persetujuan dari pemberi Hak Tanggungan, tetapi juga tidak memerlukan penetapan dari pengadilan setempat apabila akan melakukan eksekusi atas Hak Tanggungan yang menjadi jaminan utang debitor dalam hal debitor cidera janji. Pemegang Hak tanggungan dapat langsung datang dan meminta kepada kepala kantor Lelang untuk melakukan pelelangan atas objek Hak Tanggungan bersangkutan. Perbedaan antara Parate Eksekusi yang dilakukan dari hipotik dan Hak Tanggungan adalah bahwa dalam hipotik pemegang hipotik hanya mempunyai hak untuk melakukan Parate Eksekusi apabila sebelumnya telah diperjanjikan dalam akta pemberian hipotiknya, sementara dalam Hak Tanggungan, hak pemegang Hak Tanggungan untuk dapat melakukan Parate Eksekusi adalah hal yang diberikan oleh Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan, dengan kata lain diperjanjikan atau tidak diperjanjikan, hak itu demi hukum dipunyai oleh pemegang Hak Tanggungan.46
45
Ibid .
46
Ibid, 46-47.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
74
Dengan uraian diatas, maka telah menjadi jelas bahwa kata kekuasaan sendiri didalam Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan memiliki arti yang berbeda atau arti yang tidak sama dengan yang dimaksud oleh Ketua KPKNL. Kekuasaan yang dimaksud oleh ketua KPKNL adalah
kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1792
KUHPerdata yaitu suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan (wewenang) kepada orang lain, yang menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu urusan. Sedangkan kekuasaan sendiri yang dimaksud dalam Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan adalah seperti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1178 KUHPerdata, namun dalam hal ini bukan lagi tentang hipotik namun mengenai Hak Tanggungan, yang merupakan ketentuan yang menggantikan hipotik. Oleh karenanya menurut Penulis, penolakan permohonan pelaksanaan Parate Eksekusi yang diajukan kuasa kreditur oleh ketua KPKNL adalah tindakan yang salah dan keliru. 2.3.2. Pengertian Larangan Kuasa Substitusi dalam Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (Pasal 15 ayat (1) huruf (b)) Menurut ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-undang Hak Tanggungan, ditentukan bahwa Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan wajib dibuat dengan akta Notaris atau akta PPAT. Dengan kata lain pembuatan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan bukan hanya dengan akta notaris melainkan dapat pula dibuat oleh PPAT.47 Dengan dimungkinkannya notaris membuat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan, maka calon pemberi Hak Tanggungan tidak harus datang ke daerah Hak Tanggungan tidak harus datang ke daerah letak tanah yang akan dibebani Hak Tanggungan untuk membuat Akta Pemberian Hak Tanggungan, melainkan cukup memberikan kuasa dengan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan dihadapan Notaris atau PPAT terdekat. Ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-undang Hak Tanggungan mensyaratkan bahwa Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan harus 47
Ibid, hal. 103.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
75
diberikan langsung oleh pemberi Hak Tanggungan serta memenuhi syaratsyarat tertentu. Dalam Pasal 15 ayat (1) Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan wajib dibuat dengan akta Notaris atau dengan akta PPAT dan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1.
tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain daripada membebankan Hak Tanggungan;
2.
tidak memuat kuasa substitusi;
3.
mencantumkan secara jelas objek Hak Tanggungan, jumlah utang dan nama serta identitas krediturnya, nama dan identitas debitur apabila debitor bukan pemberi Hak Tanggungan. Pada asasnya pembebanan Hak tanggungan wajib dilakukan sendiri
oleh pemberi Hak Tanggungan. Penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan hanya apabila benar-benar diperlukan, yaitu dalam hal pemberi Hak Tanggungan tidak dapat hadir dihadapan PPAT. Sejalan dengan itu, surat kuasa tersebut harus diberikan langsung oleh pemberi Hak Tanggungan dan harus memenuhi persyaratan mengenai muatannya sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 15 ayat (1). Tidak dipenuhinya syarat ini, mengakibatkan suara kuasa yang bersangkutan tidak dapat digunakan sebagai dasar pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan. PPAT wajib menolak permohonan untuk membuat akta pemberian Hak Tanggungan apabila Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan tidak dibuat sendiri oleh pemberi Hak Tanggungan atau tidak memenuhi syarat persyaratan termaksud di atas. Yang menjadi pembahasan penulis yaitu mengenai Pasal 15 ayat (1) huruf (b), yang memuat bahwa Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan tidak diperbolehkan memuat kuasa substitusi. Dalam penjelasan Pasal 15 ayat 1 huruf (b), substitusi yang dilarang menurut Undang-undang Hak Tanggungan adalah penggantian penerimaan kuasa melalui pengalihan, bukan merupakan substitusi, jika penerima kuasa memberikan kuasa kepada pihak lain dalam rangka penugasan untuk bertindak mewakilinya, misalnya direksi Bank menugaskan pelaksanaan kuasa yang diterimanya kepada kepala cabang nya atau pihak lain. Serupa
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
76
dengan penjelasan Pasal 15 ayat (1) huruf (b), Sudargo Gautama juga berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan tidak boleh memuat kuasa substitusi ialah tidak diperbolehkan penggantian penerima kuasa melalui pengadilan, tetapi boleh misalnya jika penerima kuasa memberikan kuasa kepada
pihak
lain
dalam
rangka
penugasan
untuk
bertindak
mewakilinya.48 Sehingga tentang tidak dapatnya dikuasakan kembali (kuasa substitusi) dalam proses pembebanan hak tanggungan berdasarkan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan adalah sama dengan pemberian kuasa pada proses permohonan lelang eksekusi Hak Tanggungan, sebagaimana diutarakan oleh Direktur Lelang merupakan suatu analogi hukum yang keliru karena kedua hal tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan baik dari segi substansi maupun dari akibat yuridisnya sehingga apabila keduanya dianggap sama akan menimbulkan kekaburan dan ketidakpastian hukum. Lebih jauh lagi, Surat kuasa Membebankan Hak Tanggungan merupakan kuasa mutlak, sebagaimana diuraikan pada ketentuan Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Hak Tanggungan. Dengan demikian kekuatan berlakunya dari Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan sangat kuat dan besar sekali, karena yang menempatkan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan dalam kedudukan yang sangat kuat ini ditetapkan oleh undang-undang, sehingga sekarang orang tidak perlu lagi memperjanjian kuasa mutlak untuk membebankan Hak Tanggungan. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan sebagai kuasa mutlak dalam arti sebagaimana disebutkan, merupakan kebijaksanaan pembuat undangundang terhadap kebutuhan yang selama ini berjalan. Kata-kata oleh sebab apapun juga bisa meliputi sebab-sebab yang ada diluar ketentuan pasal 1813 KUHPerdata. Sekaligus hal itu merupakan wujud perlindungan kepada
kreditur
terhadap
kemungkinan
kenakalan
pemberi
Hak
Tanggungan. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan dikatakan memberikan perlindungan terhadap kepentingan kreditur karena jangka waktu berlakunya terbatas. Ketika masa berlakunya Surat Kuasa 48
Sudargo Gautama,...Komentar Atas Undang-undang..., hal. 94.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
77
Membebankan Hipotik kurang mendapat perlindungan karena tidak adanya kepastian kapan dilaksanakannya pembebanan Hak Tanggungan. Sehingga resiko akibat belum dibebankannya Hak Tanggungan selalu membayangi kreditur pemegang kuasa. Dari uraian sebagaimana tersebut diatas bilamana dikaitkan dengan kasus yang diangkat oleh Penulis, maka jelaslah bahwa ketua KPKNL dan Direktur Lelang telah keliru melakukan penafsiran Pasal 6 dan Pasal 15 ayat (1) huruf (b) Undang-undang Hak Tanggungan sebagai dasar penolakan pelaksanaan eksekusi. Kuasa-kuasa yang ditafsirkan oleh Ketua KPNL dan Direktur Lelang pihak tersebut adalah tentang kuasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1792 KUHPerdata yaitu suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan (wewenang) kepada
orang
lain,
yang
menerimanya,
untuk
atas
namanya
menyelenggarakan suatu urusan, bukan kuasa sebagaimana diuraikan jelas diatas. Unsur-unsur pemberian kuasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1792 KUHPerdata adalah: 1.
unsur persetujan persetujuan atau perjanjian menurut pasal 1313 KUHPerdata adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Unsur persetujuan dalam pemberian kuasa tersebut mengandung arti sebagai suatu peristiwa dimana seseorang atau lebih berjanji untuk mengikatkan diri kepada seorang lain, dimana kedua orang itu saling menyatakan janji untuk melaksanakan suatu perbuatan hukum.
2.
unsur atas namanya perkataaan atas namanya mengandung arti bahwa penerima kuasa bertindak mewakili pemberi kuasa. Artinya bahwa apa yang dilakukan oleh penerima kuasa adalah atas tanggungan si pemberi kuasa dengan segala hak dan kewajiban yang timbul dari perbuatan yang dilakukan itu berupa membuat atau menutup perjanjian maka
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
78
si pemberi kuasalah yang menjadi pihak dalam perjanjian tersebut.49 3.
unsur menyelenggarakan suatu urusan yang dimaksudkan dengan “menyelenggarakan suatu urusan” adalah melakukan suatu “perbuatan hukum”, yaitu suatu perbuatan hukum yang mempunyai atau menelorkan suatu akibat hukum.50 Sehingga pada pemberian kuasa oleh kreditur kepada kuasanya, yaitu advokat untuk memohon eksekusi ke kantor lelang karena tidak adanya larangan, sesungguhnya diperbolehkan, karena tidak ada larangan mengenai hal tersebut, kuasa ada dalam ranah perjanjian, dalam hukum kontrak yang dilarang oleh Undangundang bertentangan dengan ketertiban umum dan tata susila yang baik, selain itu dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat disebutkan bahwa seorang Advokat berhak mewakili seseorang baik didalam maupun diluar pengadilan serta untuk melakukan tindakan apapun yang telah dimasukan pada surat kuasa yang diberikan oleh pemberi kuasa kepada advokat selaku penerima masyarakat.
2.3.3. Prosedur pelaksanaan Parate Eksekusi Hak Tanggungan pada KPKNL Berdasarkan ketentuan Pasal 20 Undang-undang Hak Tanggungan, Eksekusi Hak Tanggungan dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, akan tetapi Penulis hanya akan membahas lebih dalam eksekusi sebagaimana dimana dimaksud dalam Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan, dimana pemegang Hak Tanggungan pertama menjual Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum. Sebagaimana telah dimasukan dalam pokok-pokok permasalahan. A.
Eksekusi
1.
Pengertian Eksekusi
49
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cetakan ke 9 (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992), hal. 141. 50
Ibid.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
79
Menurut Subekti, arti dari eksekusi adalah “pelaksanaan” putusan51. Yahya Harahap dalam bukunya menyatakan bahwa pelaksanaan putusan sebagai kata ganti eksekusi dianggap telah tepat.52 Sebab jika bertitik tolak dari ketentuan Bab kesepuluh Bagian kelima HIR atau titel keempat bagian keempat RBG, pengertian eksekusi sama dengan tindakan “menjalankan putusan” (ten uitvoer legging van vonnisen). Menjalankan putusan pengadilan, yakni melaksanakan isi putusan pengadilan, yakni melaksanakan secara paksa putusan pengadilan, dengan bantuan kekuatan umum apabila pihak yang kalah (tereksekusi atau pihak tergugat) tidak mau menjalankannya secara sukarela (vrijwilig, voluntary).53 Sementara menurut H. Salim HS dalam bukunya eksekusi adalah pelaksanaan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, yang dapat dieksekusi adalah salinan putusan dan grosse akta (salinan pertama dari akta autentik). Grosse akta dapat dieksekusi karena memuat titel eksekutorial, sehingga grosse akta disamakan dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang memuat titel eksekutorial juga dengan demikian dapat dieksekusi. Eksekusi dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis yaitu: a.
Eksekusi yang menghukum pihak yang dikalahkan untuk membayar sejumlah sebagaimana diatur dalam Pasal 196 HIR;
b.
Eksekusi putusan yang menghukum orang untuk melakukan suatu perbuatan sebagaimana diatur dalam Pasal 225 HIR. Orang tidak dapat dipaksakan untuk memenuhi prestasi yang berupa perbuatan, akan tetapi, pihak yang dimenangkan dapat minta kepada hakim agar kepentingan yang akan diperolehnya dinilai dengan uang;
c.
Eksekusi riil, yaitu merupakan pelaksanaan prestasi yang dibebankan kepada debitur oleh putusan hakim secara langsung. Jadi eksekusi riil itu adalah pelaksanaan putusan yang menuju
51
Subekti R., Hukum Acara Perdata (Jakarta: BPHN, 1997), hal. 128.
52
M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal. 6. 53
Ibid.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
80
kepada hasil yang sama seperti apabila dilaksanakan secara sukarela oleh pihak yang bersangkutan. Eksekusi rill tidak diatur dalam HIR akan tetapi diatur dalam Pasal 1033 Rv yang merupakan pelaksanaan putusan yang berupa pengosongan benda tetap. HIR hanya mengenai eksekusi riil dalam penjualan lelang (Pasal 200 ayat (1) HIR); dan d.
Eksekusi parat (parate executie) yaitu merupakan pelaksanaan perjanjian tanpa melalui gugatan atau tanpa melalui pengadilan. Parate Executie ini terjadi apabila seorang kreditur menjual barang tertentu milik debitur tanpa mempunyai titel eksekutorial (Pasal 1155, Pasal 1175 ayat (2) KUHPerdata.54
Eksekusi merupakan tindakan paksa yang dilakukan pengadilan dengan bantuan kekuatan umum, guna menjalankan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Selama putusan belum memperoleh kekuatan hukum tetap, upaya dan tindakan eksekusi belum berfungsi. Eksekusi baru berfungsi sebagai tindakan hukum yang sah dan memaksa terhitung sejak tanggal putusan memperoleh kekuatan hukum tetap dan pihak tergugat tidak mau menanti dan memenuhi putusan secara sukarela.55 2.
Dasar Hukum Eksekusi Eksekusi sebagai tindakan hukum yang dilakukan terhadap pihak
yang kalah dalam suatu perkara, tata caranya diatur dalam hukum acara perdata yaitu Pasal 195 HIR-Pasal 208HIR atau Pasal 206 RBg-Pasal 240 RBg dan Pasal 258 RBg. Sedangkan pasal 225 HIR/Pasal 225 HIR/Pasal 259 RBg mengatur tentang putusan yang menghukum pihak yang kalah untuk melakukan suatu perbuatan tertentu. Pasal 195 HIR disebutkan, bahwa dalam menjalankan putusan hakim oleh pengadilan dalam perkara yang mula-mula diperiksa oleh pengadilan negeri, dilakuikan atas perintah dan dengan pimpinan Ketua Pengadilan Negeri yang mula-mula memeriksa menurut cara yang diatur dalam cara Pasal 195 HIR ayat (1), 254
H.Salim HS, ...Perkembangan Hukum Jaminan..., hal. 189-190.
55
M.Yahya Harahap, ...Ruang Lingkup Permasalahan..., hal. 8
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
81
7. Eksekusi juga diatur dalam Pasal 1033RV dan Pasal 54 ayat (2) dan ayat (3) Undang-undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyebutkan bahwa: Pasal 54 ayat (2) “Pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara perdata dilakukan oleh Panitera dan Jurusita dipimpin oleh Ketua Pengadilan”. Pasal 54 ayat (3) “Putusan
Pengadilan
dilaksanakan
denagn
memperhatikan
nilai
kemanusiaan dan keadilan” 3.
Asas-Asas Eksekusi a.
Putusan hakim yang akan dieksekusi haruslah putusan hakim yang berkekuatan hukum eksekutorial
Putusan pengadilan tidak seluruhnya memiliki kekuatan hukum yang tetap, sehingga tidak semua putusan pengadilan dapat dieksekusi. Meski dalam kasus-kasus tertentu undang-undang memperbolehkan eksekusi terhadap putusan yang belum berkekuatan hukum tetap. Dalam konteks ini eksekusi dilaksanakan bukan sebagai tindakan menjalankan putusan pengadilan akan tetapi menjalankan eksekusi terhadap bentukbentuk hukum yang dipersamakan undang-undang sebagai putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Beberapa bentuk pengecualian eksekusi yang dibenarkan undang-undang tersebut meliputi pelaksanaan putusan terlebih dahulu, pelaksanaan putusan provisi, akta perdamaian dan eksekusi terhadap grosse akta. b.
Putusan hakim yang akan dieksekusi harus bersifat menghukum (condemnatoir)
Eksekusi dapat dijalankan hanya untuk putusan yang bersifat condemnatoir, yakni putusan yang amar atau diktumnya mengandung unsur penghukuman. Adapun ciri yang dapat dijadikan indikator menentukan suatu putusan bersifat condemnatoir, dalam amar atau diktum putusan terdapat perintah yang menghukum pihak yang kalah, yang dirumuskan dalam kalimat sebagai berikut:56 56
Ibid¸hal. 16.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
82
1.
menghukum atau memerintahkan “menyerahkan” suatu barang;
2.
menghukum atau memerintahkan “pengosongan” sebidang tanah dan rumah;
3.
menghukum atau memerintahkan “melakukan” suatu perbuatan tertentu;
4.
menghukum atau memerintahkan “penghentian” suatu perbuatan atau keadaan;
5.
menghukum atau memerintahkan “pembayaran” sejumlah uang. c.
Putusan tidak dijalankan secara sukarela
Pelaksanaan isi putusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan jalan sukarela dan dengan jalan eksekusi. Pada prinsipnya eksekusi sebagai tindakan paksa menjalankan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, baru merupakan pilihan hukum apabila pihak yang kalah (tergugat) tidak mau menjalankan atau memenuhi isi putusan secara sukarela. Jika tergugat bersedia memenuhi dan menaati putusan secara sukarela, tindakan eksekusi tidak perlu dilakukan. Bentuk menjalankan putusan secara sukarela, pihak yang kalah memenuhi sendiri dengan sempurna isi putusan pengadilan. Tergugat tanpa paksaan dari pihak manapun menjalankan pemenuhan putusan secara sukarela. Keengganan tergugat menjalankan pemenuhan putusan secara sukarela akan menimbulkan konsekuensi hukum berupa tindakan paksa yang disebut “eksekusi”.57 d.
Eksekusi atas perintah dan dibawah pimpinan Ketua Pengadilan yang dilaksanakan oleh panitera dan jurusita pengadilan yang bersangkutan. Kewenangan menjalankan eksekusi terhadap putusan pengadilan
mutlak hanya diberikan kepada instansi peradilan tingkat pertama. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 195 ayat (1) HIR atau Pasal 206 ayat (1) RBg. Menurut ketentuan Pasal 195 ayat (1) HIR disebutkan: “hal menjalankan putusan hakim oleh pengadilan dalam perkara yang mula-
57
Ibid, hal. 12.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
83
mula diperiksa oleh Pengadilan Negeri, dilakukan atas perintah dan dengan pimpinan Ketua Pengadilan Negeri yang mula-mula memeriksa perkara itu”. Kewenangan Ketua Pengadilan Negeri memerintahkan dan memimpin eksekusi merupakan kewenangan formal secara ex officio. Kewenangan Ketua secara ex officio meliputi sejak melakukan sita eksekusi dan pelaksanaan lelang, yaitu sejak dari proses pertama sampai dengan tindakan pengosongan dan penjualan barang yang dilelang kepada pembeli atau sampai penyerahan dan penguasaan barang kepada para penggugat/pemohon eksekusi pada eksekusi riil. Kewenangan secara ex officio dapat dibaca dalam Pasal 197 HIR atau Pasal 209 RBg. Gambaran konstruksi hukum kewenangan menjalankan eksekusi dengan singkat adalah sebagai berikut:58 1.
Ketua Pengadilan Negeri memerintahkan dan memimpin jalannya eksekusi;
2.
Kewenangan memerintahkan dan memimpin eksekusi yang ada pada Ketua Pengadilan Negeri adalah secara ex officio;
3.
Perintah eksekusi dikeluarkan ketua Pengadilan Negeri berbentuk surat penetapan;
4.
Yang diperintahkan menjalankan eksekusi ialah panitera atau jurusita Pengadilan Negeri.
e.
Eksekusi harus sesuai dengan amar putusan Eksekusi tidak boleh menyimpang dari amar putusan, karena jika
terjadi penyimpangan dari amar putusan, maka ada hak tereksekusi untuk menolak pelaksanaannya. Keberhasilan eksekusi antara lain salah satunya ditentukan oleh kesempurnaan dan kelengkapan kesempurnaan dan kelengkapan amar putusan yang baik/sempurna dapat dilihat dari pertimbangan-pertimbangan hukum yang kuar dan hasil pemeriksaan yang lengkap dan teliti terhadap bukti-bukti, saksi-saksi serta pihak berdasarkan gugatan yang baik.
58
Ibid, hal, 21.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
84
B.
Lelang
1.
Sejarah Lelang Penjualan barang secara umum atau lelang merupakan salah satu
bentuk mekanisme instrumen pasar yang makin diminati oleh masyarakat, hal ini disebabkan penjualan secara lelang banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan cara penjualan biasa seperti jual-beli. Kelebihan penjualan dengan cara lelang adalah penjualannya memiliki sifat keterbukaan (transparan), objektif dan kompetitif. Pemerintah memandang perlu untuk memberikan pengaturan untuk melengkapi kedua peraturan tersebut. Hal ini karena lelang masih sangat relevan untuk mendukung penegakan hukum (law enforcement) yaitu dalam penegakan hukum pidana, hukum perdata, hukum pajak, hukum administrasi negara dan hukum pengelolaan kekayaan negara. Di Indonesia lelang secara resmi masuk dalam perundangundangan sejak 1908, yaitu dengan berlakunya Vendu Reglement stbl.1908 No. 189 dan Vendu Instructie, Stbl.1908 No.190. Peraturanperaturan dasar lelang ini masih berlaku hingga saat ini dan menjadi dasar hukum penyelenggaraan lelang di Indonesia. Berdirinya unit Lelang Negara dapat dikaitkan dengan lahirnya vendu reglement Stbl.1908 No, 189 dan Vendu Instructie Stbl 1908 No.190 yaitu pada bulan Februari 1908 sehingga diperkirakan pada saat itulah mulai berdirinya unit lelang negara. Jumlah unit operasional di seluruh Indonesia (saat itu masih Hindia Belanda) pada saat itu juga tidak dapat diketahui secara pasti. Demikian halnya sampai terjadinya perubahan Vendu Reglement pada tahun 1940 dengan S1940 No.56 tidak diketahui jumlah unit operasional lelang. Sejak lahirnya Vendu Reglement tahun 1908, unit lelang berada di lingkungan Departemen Keuangan dengan kedudukan dan tanggungjawab langsung dibawah Menteri Keuangan. Selanjutnya pada tahun 1919 dengan keputusan Gubernur Jenderal Nederlandsch Indie untuk daerah-daerah yang belum terjangkau Vendu Kantoren (Kantor Lelang Negeri) dan kurangnya pelaksanaan lelang maka diangkatlah Vendumasteer klas II (Pejabat Lelang kelasa II). Pada waktu
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
85
itu jabatan Vendumasteer klas II (Pejabat Lelang Kelas II) dilakukan Pejabat Notaris setempat, dan secara berangsur-angsur sesuai kebutuhan dengan meningkatnya pelayanan lelang maka jabatan tersebut ditingkatkan menjadi Kantor Lelang Negeri Kelas I. Tidak diketahui pasti perubahan penyebutan Vendumaster menjadi juru lelang dan seterusnya menjadi pejabat lelang, diperkirakan pada tahun 1970-an dalam praktek dan peraturan yang mengatur tentang lelang telah digunakan istilah Pejabat lelang. Adapun struktur organisasi pada masa itu yaitu ditingkat Pusat adalah inspeksi Urusan Lelang. Sedangkan di tingkat daerah/unit operasional: Kantor Lelang Negeri, pegawainya merupakan pegawai organik Departemen Keuangan dan Kantor Pejabat Lelang Kelas II yang dulu dijabat rangkap oleh Notaris, Pejabat Pemda Tingkat II (Bupati dan Walikota), tapi semenjak tahun 1983 seluruhnya dirangkap oleh Pejabat dari Direktorat Jenderal Pajak. Tata cara dan prosedur lelang diatur dalam peraturan (Reglement)
sedangkan bea materai diatur dalam peraturan
(verordening) dan kemudian masih banyak lagi pengaturan-pengaturan yang dilakukan dengan Reglement dan verordening. Pengaturanpengaturan tersebut belum diatur dalam ordonansi karena pada tahun itu belum terbentuk lembaga yang disebut volksraad (parlemen atau DPR) yang bertugas membentuk ordonansi atau Undang-undang Volksraad ini baru dibentuk pada tahun 1926 yang anggotanya dipilih berdasarkan penunjukan bukan melalui pemilihan. Dengan demikian Reglement dan verordening saat itu dibuat bersama antara Gubernur Jenderal dengan Hegerechthoof (Mahkamah Agung). Pada tahun 1960 terjadi pembentukan Direktorat Jenderal di lingkungan Departemen Keuangan dengan ketentuan tiap departemen maksimum mempunyai 5 (lima) Direktorat Jenderal. Maka Unit lelang digabung dan berada di bawah Direktorat Jenderal Pajak dengan pertimbangan bahwa: a.
Penerimaan negara yang dihimpun unit lelang negara berupa Bea Lelang yang merupakan salah satu jenis Pajak tidak langsung;
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
86
b.
Saat itu baru saja terbentuk Undang-undang Nomor 19 tahun 1959 tentang Penagihan Pajak dengan Surat paksa, dimana lembaga lelang sangat diperlukan dalam penagihan pajak; Selanjutnya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2005
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 tahun 2006 jo Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi
Vertikal
di
Lingkungan
Departemen
Keuangan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan peraturan presiden Nomor 22 tahun 2007 jo Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 jo Peraturan Menteri Keuangan 149/PMK.01/2008 tentang Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. 2.
Pengertian Lelang Lelang menurut sejarahnya berasal dari bahasa latin “auctio” yang
artinya peningkatan harga secara bertahap. Di Indonesia lelang secara resmi dikenal sejak hal itu diatur dalam peraturan perundang-undangan Indonesia yang merupakan peraturan peninggalan Belanda. Peraturan tersebut masih berlaku sampai saat ini yaitu Vendu Reglement, Stbl 1908 No. 189 Vendu Instructie Stbl 1908 No. 190. Oleh karena lelang merupakan cara penjualan yang berbeda dari cara penjualan pada umumnya, maka prosedur lelang ini diatur dalam peraturan perundangundang yang khusus (lex specialis).59 Lelang adalah penjualan barang kepada orang banyak atau dimuka umum, karena itu pelelangan sering juga disebut penjualan umum. Dalam Pasal 1 Vendu Reglement Staatblad 1908 Nomor 189 disebutkan bahwa penjualan dimuka umum atau lelang adalah setiap penjualan barang 59
FX Ngadijarno dan Laksito, Nunung Eko dkk, Tanpa Tahun, Lelang, Teori dan Praktik. Text Book Lelang BPPK, Jakarta. Diakses dari BPPK.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
87
dimuka umum dengan cara penawaran harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha mengumpulkan para peminat/peserta lelang. Penjualan umum atau lelang tersebut harus dilakukan oleh atau dihadapan seorang pejabat lelang. Selanjutnya di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang disebutkan bahwa lelang adalah penjualan barang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang.60 Berdasarkan pengertian tersebut tampak bahwa lelang harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:61 a.
Lelang adalah suatu cara penjualan barang.
b.
Didahului dengan mengumpulkan peminta/peserta lelang.
c.
Dilaksanakan dengan cara penawaran atau pembentukan harga yang khusus yaitu dengan cara penawaran harga secara lisan atau secara tertulis yang bersifat kompetitif.
d.
Peserta yang mengajukan penawaran tertinggi akan dinyatakan sebagai pemenang/pembeli.
Berdasarkan
Pasal
1
Peraturan
Menteri
Keuangan
RI
No.
93/PMK.06/2010 tentang petunjuk pelaksanaan lelang dikenal adanya 3 (tiga) macam lelang yaitu: a.
Lelang eksekusi;
b.
Lelang non eksekusi wajib;
c.
Lelang non eksekusi sukarela. Lelang
eksekusi
putusan/penetapan
adalah
pengadilan,
lelang
untuk
dokumen-dokumen
melaksanakan lain
yang
dipersamakan dengan itu, dan/atau melaksanakan ketentuan dalam
60
Pasal 1 angka 1, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. 61
Rachmat Soemitro, Peraturan dan Instruksi Lelang (Bandung: PT Enresco, 1987), hal. 150.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
88
peraturan perundang-undangan. Lelang eksekusi termasuk namun tidak terbatas pada:62 a.
Lelang eksekusi Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN);
b.
Lelang eksekusi pengadilan;
c.
Lelang eksekusi pajak;
d.
Lelang eksekusi harta pailit;
e.
Lelang eksekusi Pasal 6 undang-undang Hak Tanggungan;
f.
Lelang eksekusi benda sitaan Pasal 45 KUHAP;
g.
Lelang eksekusi Barang Rampasan;
h.
Lelang eksekusi Jaminan Fidusia;
i.
Lelang eksekusi Barang yang dinyatakan tidak dikuasai atau barang yang dikuasai negara bea cukai;
j.
Lelang Barang Temuan;
k.
Lelang eksekusi gadai;
l.
Lelang eksekusi benda sitaan pasal 18 ayat (2) UU No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 tahun 2001. Dari berbagai macam lelang eksekusi tersebut di atas yang menjadi
obyek penelitian dalam penulisan ini adalah lelang eksekusi Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan berupa tanah atau tanah dan bangunan. 3.
DASAR HUKUM LELANG Secara garis besar, dasar hukum lelang dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu: a.
Ketentuan Umum Dikatakan ketentuan umum karena peraturan perundang-undangan
tidak secara khusus mengatur tentang tata cara/prosedur lelang. Adapun ketentuan umum terdiri dari: “Burgerlijk wetboek” (Kitab Undang-undang Hukum Perdata)
1.
Stbl.1847/23 antara lain Pasal 389, 395, 1139 (1), 1149 (1);
62
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Pelaksanaan Lelang, op.cit., Pasal 5.
93/PMK.06/2010
tentang
Petunjuk
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
89
“Reglement op de Burgerlijk Rechtsvordering/RBG” (Reglement
2.
Hukum Acara Perdata untuk daerah di luar Jawa dan Madura) Stbl. 1927 No 227 Pasal 206-228; “Herziene Irlandsch Reglement” atau Reglement Indonesia yang
3.
diperbaharui/ RIB Stbl. 1941 No. 44a; 4.
Undang-undang Nomor 49 Prp 1960 tentang PUPN, Pasal 10 dan 13;
5.
Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undangundang Hukum Acara Pidana Pasal 35 dan 273;
6.
Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan;
7.
Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 6;
8.
Undang-undang Nomor 42 tentang Jaminan Fidusia;
9.
Undang-undang Nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan surat paksa; Undang-undang Nomor 1 tahun 2003 tentang Perbendaharaan
10.
Indonesia; 11.
Undang-undang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Membayar Utang;
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
13.
Peraturan Pemerintah No 44 tahun 2003 tentang Pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
b.
Ketentuan Khusus Ketentuan Khusus adalah peraturan perundang-undangan yang
secara khusus mengatur tentang lelang. Adapun ketentuan khusus terdiri dari: 1.
Vendu Reglement (Undang-undang Lelang) Stbl. 1908 No. 189 yang terdiri dari 49 Pasal; dan
2.
Vendu Instructie (Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Lelang) Stbl.1908 No. 190 yang terdiri dari 62 (enam puluh dua) Pasal.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
90
4.
Tata Cara dan prosedur lelang di KPKNL Secara umum eksekusi jaminan atas objek Hak Tanggungan dapat
dilakukan dalam hal debitor telah cidera janji atau tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana yang telah diperjanjikan dalam akta perjanjian kredit atau debitor tidak dapat melunasi utangnya meskipun kredit telah jatuh tempo. Kondisi yang demikian termasuk dalam kredit bermalah, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya oleh Penulis. Terhadap penyelesaian kredit bermasalah, kreditur, umumnya Bank melakukan Parate Eksekusi Hak Tanggungan atas objek jaminan (Hak Tanggungan) debitur dengan cara mengajukan permohonan eksekusi Hak Tanggungan secara tertulis kepada Kepala KPKNL baik dengan menggunakan jasa pra Balai Lelang Swasta maupun secara langsung kepada KPKNL tersebut. Sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, KPKNL merupakan instansi pemerintah yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara pada Departemen Keuangan yang bertugas menyelenggarakan lelang. Setelah menerima permohonan lelang eksekusi dari Bank, KPKNL akan memeriksa kelengkapan dokumen pernyataan lelang yang diserahkan oleh Bank. Dokumen persyaratan lelang eksekusi berdasarkan Pasal 6 Undangundang Hak Tanggungan adalah sebagai berikut: 1.
Salinan/fotokopi perjanjian kredit.
2.
Salinan/fotokopi sertipikat Hak Tanggungan.
3.
Salinan/fotokopi perincian hutang atau jumlah kewajiban debitur yang harus dipenuhi.
4.
Salinan/fotokopi
bukti
bahwa
debitur
wanprestasi,
berupa
peringatan-peringatan maupun pernyataan dari pihak kreditur. 5.
Asli/Fotokopi bukti kepemilikan hak.
6.
Salinan/fotokopi surat pemberitahuan rencana pelaksanaan lelang kepada debitur oleh kreditur yang diserahkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum lelang dilaksanakan.
7.
Surat Pernyataan dari kreditur yang akan bertanggung jawab apabila terjadi gugatan perdata atau tuntutan pidana.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
91
Setelah dokumen persyaratan lelang lengkap, maka Kepala KPKNL akan mengeluarkan penetapan jadwal lelang secara tertulis kepada Bank selaku permohonan lelang yang berisi sebagai berikut: 1.
Penetapan tempat dan waktu lelang;
2.
Permintaan untuk melaksanakan pengumuman lelang sesuai ketentuan dan menyampaikan bukti pengumumannya; dan
3.
Hal-hal yang perlu disampaikan kepada penjual, misalnya mengenai harga limit, penguasaan secara fisik terhadap barang bergerak yang akan dilelang dan lain sebagainya. Sedangkan berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (1) dan (2) PMK
No.93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, pelaksanaan lelang atas tanah atau tanah dan bangunan wajib dilengkapi dengan Surat Keterangan Tanah (SKT) dari Kantor Pertanahan setempat. Permintaan penerbitan SKT kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat diajukan oleh Kepala KPKNL yang biaya pengurusannya menjadi tanggung jawab Bank selaku pemohon lelang. Apabila hari dan tempat pelaksanaan lelang telah ditentukan oleh kepala KPKNL, maka
akan dituangkan dalam
pengumuman lelang, karena dalam pengumuman lelang paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut: 1.
Identitas penjual;
2.
Hari, tanggal, waktu dan tempat pelaksanaan lelang;
3.
Jenis dan jumlah barang;
4.
Lokasi, luas tanah, jenis hak atas tanah, dan ada/tidak adanya bangunan, khusus untuk barang tidak bergerak berupa tanah dan/atau bangunan;
5.
Jumlah dan jenis spesifikasi, khusus untuk barang bergerak;
6.
Jangan waktu melihat barang yang akan dilelang;
7.
Uang jaminan penawaran lelang, meliputi besaran jangka waktu, cara dan tempat penyetoran, dalam hal dipersyaratkan adanya uang jaminan penawaran lelang;
8.
Jangka waktu pembayaran harga lelang;
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
92
9.
Harga limit, sepanjang hal itu diharuskan dalam peraturan perundang-undangan atas kehendak penjual pemilik barang. Dalam praktek mengenai harga limit ini wajib dicantumkan pada
pengumuman lelang dengan maksud, agar calon peserta lelang dapat mengetahui batas harga barang yang akan dilelang. Pengumuman lelang merupakan kewajiban dari Bank selaku penjual sehingga Bank wajib menanggung biaya pengumuman lelang yang telah diterbitkan dalam surat kabar. Berdasarkan ketentuan PMK No. 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, Pengumuman lelang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali berselang 15 (lima belas) hari, untuk pengumuman pertama dikenakan melalui tempelan yang mudah dibaca oleh umum atau melalui surat kabar harian dan pengumuman yang kedua harus dilakukan melalui surat kabar harian dan dilakukan selang 14 (empat belas) hari sebelum pelaksanaan lelang. Setelah penjual melakukan pengumuman lelang maka penjual berkewajiban memberitahu kepada debitur yang wanprestasi serta pihakpihak yang terkait dengan barang yang akan dilelang, bahwa benda milik debitur akan dilelang. Pemberitahuan pelelangan juga dilakukan terhadap penghuni bangunan dan pemilik barang. Apabila hal tersebut di atas telah dilakukan oleh penjual maka lelang dapat dilaksanakan sesuai dnegan jadwal yang ditentukan. Pada hari pelaksanaan lelang eksekusi sebagaimana yang telah ditetapkan pelaksanaan lelang eksekusi dilakukan oleh Pejabat lelang yang ditunjuk oleh Kepala KPKNL. Penawaran lelang akan dilakukan secara naik-naik dimulai dari harga limit lelang yang ditetapkan. Atas penawaran tertinggi dari peserta lelang, maka Pejabat Lelang akan menunjuk dan menetapkan penawar tertinggi tersebut sebagai pemenang lelang secara sah. Paling lambat 3 (tiga) hari setelah tanggal pelaksanaan lelang. Pemenang lelang harus menyetorkan pelunasan sesuai dengan harga yang terbentuk di lelang setelah dikurangi dengan nilai jaminan lelang yang telah ia setorkan sebelumnya.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
93
Setelah menerima setoran dari pemenang lelang, bendahara KPKNL akan menyerahkan uang hasil lelang kepada Bank setelah dikurangi dengan Pajak Penjual Lelang sebesar 5% (lima persen) dan Bea Lelang Penjual sebesar 1% (satu persen) masing-masing dihitung dari nilai lelang yang terjual. Selanjutnya Bank akan memperhitungkan hasil penjualan lelang obyek jaminan debitur tersebut untuk pelunasan seluruh kewajiban debitur pada Bank, yang terdiri dari utang pokok pinjaman, bunga, denda dan biaya-biaya. Atas pelunasan ini, apabila masih terdapat kelebihan dari hasil penjualan tersebut, maka Bank harus mengembalikan kelebihan dana hasil penjualan tersebut kepada debitur.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
BAB III PENUTUP
3.1.
SIMPULAN
1.
Pada prinsipnya Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan ini adalah janji bagi pemegang Hak Tanggungan untuk dapat menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri tanpa adanya batasan apakah pelaksanaan proses penjualan jaminan hak tanggungan melalui pelelangan umum, dilaksanakan sendiri oleh kreditor atau oleh kuasa kreditur. Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan juga merupakan kekuatan yang mengikat bahwa apabila debitor cidera janji, maka pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum, atau dengan kata lain, baik kekuasaan pemegang Hak Tanggungan pertama tersebut dicantumkan atau tidak dicantumkan di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan, tetap saja apabila debitor telah terbukti cidera janji atau wanprestasi atas perjanjian kredit maka pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai kekuasaan atau kewenangan untuk menjual objek Hak Tanggungan dengan mekanisme pelelangan umum.
2.
Bahwa mengenai Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (Pasal 15 ayat (1) huruf (b)) pada asasnya hanya digunakan apabila benar-benar diperlukan, karena sesungguhnya pembebanan Hak tanggungan
wajib
dilakukan
sendiri
oleh
pemberi
Hak
Tanggungan. Penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan dilakukan dalam hal pemberi Hak Tanggungan tidak dapat hadir di hadapan PPAT. Mengenai muatannya sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 15 ayat (1) huruf (b) yang tidak memperbolehkan kuasa substitusi maka dalam penjelasan Pasal 15 ayat 1 huruf (b), substitusi yang dilarang menurut Undang-undang Hak Tanggungan adalah penggantian penerimaan kuasa melalui
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
95
pengalihan, bukan merupakan substitusi, jika penerima kuasa memberikan kuasa kepada pihak lain dalam rangka penugasan untuk bertindak mewakilinya, misalnya direksi Bank menugaskan pelaksanaan kuasa yang diterimanya kepada kepala cabangnya atau pihak lain. Sehingga bilamana dikaitkan dengan pemberian kuasa dari kreditur kepada debitur untuk melakukan permohonan lelang Parate Eksekusi kepada Kepala KPKNL tidak termasuk dalam Pasal 15 ayat (1) huruf (b) Undang-undang Hak Tanggungan. Sehingga tentang tidak dapatnya dikuasakan kembali (kuasa substitusi) dalam proses pembebanan hak tanggungan berdasarkan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan adalah sama dengan pemberian kuasa pada proses permohonan lelang eksekusi Hak Tanggungan, sebagaimana diutarakan oleh Direktur Lelang Direktur Lelang Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan Republik Indonesia, merupakan suatu analogi hukum yang keliru karena kedua hal tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan baik dari segi substansi maupun dari akibat yuridisnya sehingga apabila keduanya dianggap sama akan menimbulkan kekaburan dan ketidakpastian hukum. 3.
Secara umum eksekusi jaminan atas objek Hak Tanggungan dapat dilakukan dalam hal debitor telah cidera janji atau tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana yang telah diperjanjikan dalam akta perjanjian kredit atau debitor tidak dapat melunasi utangnya
meskipun
penyelesaian
kredit
kredit
telah
bermasalah,
jatuh kreditur,
tempo.
Terhadap
umumnya
Bank
melakukan Parate Eksekusi Hak Tanggungan atas objek jaminan (Hak Tanggungan) debitur dengan cara mengajukan permohonan eksekusi Hak Tanggungan secara tertulis kepada Kepala baik dengan menggunakan jasa pra Balai Lelang Swasta maupun secara langsung kepada KPKNL tersebut. Sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
96
Pelaksanaan Lelang, KPKNL merupakan instansi pemerintah yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara pada Departemen Keuangan yang bertugas menyelenggarakan lelang. Berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (1) dan (2) PMK No. 93/PMK.06/2010
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Lelang,
pelaksanaan lelang atas tanah atau tanah dan bangunan wajib dilengkapi dengan Surat Keterangan Tanah (SKT) dari Kantor Pertanahan dan ketentuan PMK No. 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, Pengumuman lelang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali berselang 15 (lima belas) hari, untuk pengumuman pertama dikenakan melalui tempelan yang mudah dibaca oleh umum atau melalui surat kabar harian dan pengumuman yang kedua harus dilakukan melalui surat kabar harian dan dilakukan selang 14 (empat belas) hari sebelum pelaksanaan lelang. Setelah penjual melakukan pengumuman lelang maka penjual berkewajiban memberitahu kepada debitur yang wanprestasi serta pihak-pihak yang terkait dengan barang yang akan dilelang, bahwa benda milik debitur akan dilelang. Pemberitahuan pelelangan juga dilakukan terhadap penghuni bangunan dan pemilik barang. Apabila hal tersebut di atas telah dilakukan oleh penjual maka lelang dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Pada hari pelaksanaan lelang eksekusi sebagaimana yang telah ditetapkan pelaksanaan lelang eksekusi dilakukan oleh Pejabat lelang yang ditunjuk oleh Kepala KPKNL. Pemenang lelang harus menyetorkan pelunasan sesuai dengan harga yang terbentuk di lelang setelah dikurangi dengan nilai jaminan lelang yang telah ia setorkan sebelumnya. Setelah menerima setoran dari pemenang lelang, bendahara KPKNL akan menyerahkan uang hasil lelang kepada Bank setelah dikurangi dengan Pajak Penjual Lelang sebesar 5% (lima persen) dan Bea Lelang Penjual sebesar 1% (satu persen) masing-masing dihitung
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
97
dari
nilai
lelang
yang
terjual.
Selanjutnya
Bank
akan
memperhitungkan hasil penjualan lelang obyek jaminan debitur tersebut untuk pelunasan seluruh kewajiban debitur pada Bank, yang terdiri dari utang pokok pinjaman, bunga, denda dan biayabiaya. Atas pelunasan ini, apabila masih terdapat kelebihan dari hasil penjualan tersebut, maka Bank harus mengembalikan kelebihan dana hasil penjualan tersebut kepada debitur.
3.2. 1.
SARAN Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang seluruh ketentuan yang menjadi dasar hukum pelaksanaan lelang Parate Eksekusi Hak Tanggungan, termasuk pasal-pasal dalam Undang-undang Hak Tanggungan baik dalam bentuk diskusi, seminar, simposium secara internal maupun dikalangan para pejabat terkait dan masyarakat umum.
2.
Melakukan perubahan maupun penambahan terhadap ketentuan dalam Undang-undang Hak Tanggungan, misalnya dengan menambah penjelasan terhadap setiap Pasal-pasal dalam Undangundang Hak Tanggungan atau melengkapi Undang-undang Hak Tanggungan dengan suatu petunjuk teknis atau peraturan pelaksana yang terperinci.
3.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang proses eksekusi lelang hak tanggungan dan melakukan publikasi tentang informasi proses eksekusi lelang hak tanggungan dalam media yang sederhana namun dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang proses eksekusi Hak Tanggungan pada lembaga KPKNL.
Penolakan Pelaksanaan..., GRACE ANNE TORANG, FHUI 2012
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
DAFTAR REFERENSI
A. BUKU-BUKU
Adjie, Habib. Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan Hak Atas Tanah, Bandung: Mandar Maju, 2000.
Aman, Eddy Putra Tje. Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Yogyakarta, Liberty, 1985.
Badrulzaman, Mariam Darus. Perjanjian Kredit Bank, Bandung: Alumni, 1989.
______. Beberapa Masalah Hukum Perjanjian Kredit Bank Dengan Jaminan Hypoteek Serta Hambatan-Hambatannya, Bandung PT Citra Aditya Bakti, 1991.
_______. Bab-bab Tentang Hypotheek, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1991.
Bahsan, M. Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Djumhana, Muhammad. Hukum Perbankan Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2000.
Firdaus, M. Rahman. Teori Analisa Kredit, Bandung: Purna Sari Lingga Utama, 1985.
Gautama, Sudargo. Komentar Atas Undang-Undang Hak Tanggungan Baru Tahun 1996, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1996.
Harahap, M. Yahya. Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
99
Harsono, Boedi. Hukum Agraria di Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta: Djambatan, 1994. Hasan, Djuhaendah. Lembaga Jaminan (Kumpulan Tulisan Hukum Jaminan Indonesia), Jakarta: Elips, 1998.
HS,
H. Salim. Perkembangan Jaminan RajaGrafindo Persada, 2004.
di
Indonesia,
Jakarta:
Mertokusumo, Sudikno. Hukum Acara Perdata di Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1998.
Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja. Hak Tanggungan, Jakarta: Prenada Media Group, 2006.
Naja, H.R. Daeng. Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2005.
Ngadijarno, FX dan Laksito, Lelang, Teori dan Praktik, Text Book Lelang BPPK, Jakarta, (tanpa tahun) diakses dari BPPK.
Parlindungan, A.P. Komentar UUHT dan Sejarah Berlakunya, Bandung: Mandar Maju, 1996.
Patrik, Purwahid. Hukum Jaminan Edisi Revisi Dengan UUHT, Semarang, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 1989.
Poesoko, Herowati. Parate Executie Obyek Hak Tanggungan, Inkonsistensi Konflik Norma dan Kesesatan Peraturan dalam UUHT, Yogyakarta, LaksBang PRESsindo, 2008.
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
100
Rahman, Hasanuddin. Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1998.
Satrio, J. Parate Eksekusi Sebagai Sarana Mengatasi Kredit Macet, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1993.
Sjahdeni, S.T. Remy. Hak Tanggungan, Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan Pokok dan Masalah yang Dihadapi Oleh Perbankan (Suatu Kajian Mengenai Undang-Undang Hak Tanggungan), Bandung: Alumni, 1999. Sinungan, Muchdarsyah. Dasar-dasar dan Teknik Management Kredit, Jakarta: PT Bina Aksara.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, Cet. 3, Jakarta: UIPress, 1986.
______dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cet. 4, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995.
Soemitro, Rachmat. Peraturan dan Instruksi Lelang, Bandung: PT Enresco, 1987.
Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen. Hukum Jaminan di Indonesia PokokPokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Yogyakarta: Liberty Offset, 2003.
Subekti, R., Tjitrosudibio. Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Bandung: Alumni, 1978
______. Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 1979.
______. Aneka Perjanjian, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992.
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
101
______. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijke Wetboek), Cet .28, Jakarta: Pradnya Paramita, 1995.
______. Hukum Acara Perdata, Jakarta: BPHN, 1997.
Sudrajat, Sutardja. Pendaftaran Hak Tanggungan dan Penerbitan Sertipikatnya, Bandung: Mandar Maju, 1997.
Supramono, Gatot. Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Jakarta: Djambatan, 1995.
Sutedi, Adrian. Implikasi Hak Tanggungan Terhadap Pemberian Kredit oleh Bank dan Penyelesaian Kredit Bermasalah, Jakarta: BP Cipta Jaya, 2006.
______. Hukum Hak Tanggungan, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
Thain, Gerald G. Dasar-Dasar Hukum Transaksi Jaminan (Kumpulan Tulisan Hukum Jaminan Indonesia), Jakarta: Elips, 1998.
Usman, Rachmadi. Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
B. MAKALAH Harsono, Boedi dan Sudriantor Wiriordarsono, Konsepsi Pemikiran Tentang UUHT, Makalah Seminar Nasional, Bandung, 27 Mei 1996.
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
102
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang tentang Hak Tanggungan atas Tanah dan Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah.
Departemen Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Permen Keuangan No. 93 Tahun 2010.
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
ng
Nomor : 35/G /2009 /PTUN- JKT.
memer i k sa ,
memutus
pada
dan
t i n g ka t
Negara
menye lesa i k an
per t ama
Jaka r t a
Sengke ta
dengan
do
Usaha
Acara
yang
Tata
Usaha
Biasa ,
te l a h
menja t uhkan
putusan dengan per t imbangan - per t imbangan hukum
sebaga i
ber i k u t ,
perka ra
an ta r a
ub
da lam
:
Warga Negara Indones i a , Ja l an
gu
Rheina l d o
Negara
A
GUNAWAN,
am
ah
Gajah
S.H. ,
Mada No.
&
Joko
pada
23
Khusus
tangga l
8
Prase t yo ,
S.H. ,
Kanto r
Warga
Hukum UUNG
berkan t o r
di
berdasa r kan Sura t
Pebrua r i Jun i
kuasa
Jl .
Apar t emen Medi t e r a n i a ,
Gajah Mada TUC 11, Jaka r t a , tangga l
member i
kesemuanya
REKAN,
174 Komplek
Khusus
in i
S.H. ,
Advoka t
M.H. ,
56,
i S.H. ,
2009
dan
Sura t
2009 ,
untuk
sebaga i
Kuasa Kuasa
se l an j u t n y a PENGGUGAT ;
ep
d i sebu t
ah k
ha l
Tambunan ,
Indones i a ,
Nomor
es
da lam
kepada Wawan Set i awan , dan
Galunggung
on
yang
ng
Tas i kma l aya ,
di
In d
bera l ama t
peke r j a a n
lik
Advoka t ,
M.H. ,
ub
ah
UUNG GUNAWAN, S.H. ,
ep
--------------------------------------------
R
---------------------------------------------------
s
R
------
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G /2009 /PTUN- JKT
A
Halaman 1 dar i
ne
: KEPALA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA
gu
1. Nama Jaba tan
ng
M
M E L A WA N
do
ka
m
ah
Negara
Tata
In
Pengad i l a n
lik
A gu
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 1
R ep ub
hk am
2 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
DAN LELANG BANDAR LAMPUNG;- - - - - Basuk i
Rahmat No.12 ,
Bandar
berdasa r kan
Khusus
Nomor
Kuasa
–
te r t a n gga l
member i
kuasa
kepada
8 :
lik
ah
2009
Sura t SKU
01 . /WKN.05 /KNL .03 / 2 009 Apr i l
1. Sumurung Siahaan , S.H. ,
ub
-------------------M.H.
:
Kepa la
Hukum dan
Seks i
In f o rmas i
ep
ka
m
in i
In
A gu
Dalam ha l
do
Lampung ; - - - - - - -
pada
KPKNL Bandar
: Kepa la Seks i II
pada
Bantuan Hukum
Di rek t o r a t
dan In f o rmas i
A
Hukum
In d
gu
3. Sumarsono , S.H.
on
ng
Lampung;
i
dan In f o rmas i
Hukum
es
: Pelaksana pada Seks i
R
2. Bram Yun ian t o
Kanto r
Di rek t o r a t
Pusa t
Jendera l
S.H
:
Pelaksana
ub
ep
In f o rmas i
Hukum
Kanto r
Di rek t o r a t
ada lah
pegawa i
Pusa t Jendera l
Negara
;
---------------------------------pada
Depar t emen
gu
Kesemuanya
ng
R
Kekayaan
dan
Keuangan
A
In
2
s
am
Di rek t o r a t
pada
ne
4. Erw in I rwan t o Si t umorang ,
do
ah
Kekayaan Negara ; - - - - - - - -
lik
ah
KPKNL Bandar Lampung ; - - -
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
Ja l an
ng
Tempat Kedudukan :
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 2
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Repub l i k
Indones i a .
Untuk
se l an j u t n y a
d i sebu t
sebaga i
: DIREKTUR
LELANG
PADA
DIREKTORAT
KEKAYAAN NEGARA,
KEUANGAN,
REPUBLIK
lik
INDONESIA ; - - - - - - - - - - - - - - - - Gedung
Sya f r udd i n
Depar t emen
Keuangan ,
Banteng
ep
ka
Lapangan Jaka r t a
ah
Praw i r anega ra
ub
Tempat Kedudukan :
DEPARTEMEN
In
JENDERAL
m
ah
A gu
2. Nama Jaba tan
do
ng
TERGUGAT I ; - - - - - - - - - - - - - - - - -
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
–
Lt . 1 2 ,
Ja l an
Timur
2
Pusat
–
(10710 )
4, ;
i berdasa r kan
Sura t
Kuasa
2009 ,
member i
Kuasa kepada :
1. Dr .
In d
------------------------------------
A
gu
11 Mare t
Purnama
Sian t u r i ,
SH. ,
M.H um
Kepa la
Di rek t o r a t
Hukum, Di rek t o r a t
ep
dan In f o rmas i ,
:
SH. , M. H.
Kepa l a
Di rek t o r a t
Bina
Di re k t o r a t
Sub. Le lang Le lang , ;
do
DJKN
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G /2009 /PTUN- JKT
A
Halaman 3 dar i
Hukum
DJKN ; - -
gu
ng
M
R
ah k
2. Ida Novian t i ,
I,
Sub.
Bantuan
ub
am
T.
lik
ah
:
on
Khusus No.SKU – 01/KN.7 / 2 009 te r t a n gga l
s
in i
es
ng
Dalam ha l
ne
R
----------------------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 3
R ep ub
hk am
4 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
------------------------------
A gu
:
Kepa la
Seks i
Le l ang
IC ,
Sub
Di rek t o r a t
Bina
I,
In
Bina
S. H.
do
ng
3. Hendra Zul ka r na i n ,
Di re k t o r a t
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Le lang
Le lang ,
lik
ah
DJKN ; - - - - - -
4. Leny Mur t i n i n g r um , S. H.
Hukum
ep
I,
Bantuan
R
In f o rmas i ,
Hukum DJKN ;
ng
----------------5. Sumarsono , S. H.
gu
Kepa la Seks i
A
Hukum
II,
Di rek t o r a t
:
Bantuan
In d
ah
Hukum, Di rek t o r a t dan
Sub
Sub
Bantuan
Hukum
lik
ah
Hukum, Di rek t o r a t dan
i
Di rek t o r a t
Seks i
on
ka
Bantuan
Kepa la
es
ub
m
:
In f o rmas i ,
DJKN ;
Puj i
S. H.
Hukum
: Bantuan
III ,
Di rek t o r a t
Sub Bantuan
Hukum, Di rek t o r a t
Hukum
A
In
4
s
Kepa la Seks i
gu
ng
M
R
ah k
ep
Hastu t i ,
Dwi
do
6. Yul i a t i
ne
ub
am
-----------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 4
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
DJKN ;
----------------E.
A gu
MPA
Prayoga , :
S. H. ,
Pelaksana
do
ng
7. Nei l
Sub
Di re k t o r a t
Bina
I
pada
In
Le l ang Di rek t o r a t
Le l ang ,
DJKN
lik
8. Vi t a
ub ep
Hukum
dan
In f o rmas i ,
DJKN
;
-----------------
ng
: Subd i t
gu
Hukum
Di t .
9. Ambi
pada
A
Bantuan
i
R
ah
pada
Pe laksana
Gul t om,
es
ka
Subd i t
S. H.
S. H.
Pelaksana Bantuan
Hukum
In d
m
:
Ar l i a n t i ,
on
ah
; --------------------
Di t .
Hukum
dan
In f o rmas i ,
DJKN
;
10 . Erw in
lik
ah
-----------------
I rwan t o
ub
am
Si t umorang , SH Pelaksana
: Subd i t
pegawa i
In f o rmas i , ;
----------------pada
Depar t emen
Keuangan
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G /2009 /PTUN- JKT
A
Halaman 5 dar i
s
DJKN
do
ada lah
dan
gu
Kesemuanya
ng
R
Hukum
ne
ep
Bantuan Hukum pada Di t .
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
In f o rmas i ,
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 5
Repub l i k
Indones i a .
Untuk
se l an j u t n y a
d i sebu t
sebaga i
ng
; ----------------
Pengad i l a n
Tata
Usaha
Negara
Jaka r t a
te r s ebu t
;
do
A gu
-------------------------
Tata Usaha
In
Te lah membaca Penetapan Ketua Pengad i l a n
Negara Jaka r t a
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
TERGUGAT I I
Nomor : 35 /PEN- DIS/2009 /PTUN- JKT. ,
tangga l
3
dengan
lik
ah
Mare t 2009 ten t a ng Penetapan pemer i k saan perka r a i n i
ah
Mare t
ub
Negara
Te lah membaca Penetapan Ketua Pengad i l a n
Tata Usaha
Jaka r t a
tangga l
3
Hak im
;
2009
Nomor
:
35 /PEN/2009 /PTUN- JKT. ,
ep
ka
m
acara b iasa ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
ten t a ng
Penun jukan
Susunan
Maje l i s
tangga l
Jaka r t a
4 Mare t
Nomor
2009
Maje l i s :
35 /PEN-
ten t a ng Penetapan
Sidang
;
A
Har i
gu
HS/2009 /PTUN- JKT. ,
Negara
Ketua
es
Usaha
Hakim
on
Tata
Penetapan
In d
Pengad i l a n
membaca
ng
Te lah
i
R
--------------------------------------------------------
tangga l
Terguga t
11
Mei
mengena i
2009
Nomor :
ten t a ng
35/G /2009 /PTUN-
lik
membaca Putusan Sela
kompetens i
d i t o l a k n ya
ekseps i
re l a t i f
pengad i l a n
;
ep
----------------------------------------------------------------------------------------
perka ra
para p ihak ser t a
yang
bersangku t an ,
s
buk t i
berkas
ke te r a ngan kedua be lah
ng
membaca a la t
membaca
ne
Te lah
R
am
JKT
Te lah
ub
ah
------------------------------------------------------
ah k
A
In
6
do
gu
p ihak yang bersengke t a ; - - - - - - - - - -
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
6 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 6
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Kepan i t e r a an
tangga l
2009 ,
Pengad i l a n
25 Pebrua r i
ah
Tata
Usaha Negara
a lasan - a lasan
2
pada
perka ra Nomor :
d ipe r ba i k i
tangga l
Jaka r t a
da lam
Apr i l
s i dang
2009 ,
yang
sebaga i
ber i k u t
;
ub
m
----------------------------------------------------------------------------------------------
GUGATAN
;
ng
-------------------------------------------------------
Kepa la
(KPKNL)
A
Le l ang
Desember
ah
per i h a l
Pelayanan
Bandar
2008 Nomor : Permohonan
Negara
dan
te r t a n gga l
30
S- 1018 /WKN.5 /KP .03 / 2008 ,
Pen jua l a n
Le lang
Eksekus i
Hak ;
ub
am
Kekayaan
Lampung
Tanggungan
Le l ang
pada
Di rek t o r a t
Jende ra l
Keuangan
Repib l i k
Kekayaan
Negara
Depar t emen
Indones i a
tangga l
18
ng
per i h a l
2009
Nomor
:
S-
Apakah penga j uan eksekus i
hak
gu
43 /KN.7 / 2 009 ,
Pebrua r i
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G /2009 /PTUN- JKT
A
Halaman 7 dar i
ne
Di re k t u r
do
Sura t
R
2.
ep
---
s
---------------------------------------------------
M
ah k
Kanto r
on
Sura t
In d
1.
lik
gu
----------------
i
OBJEK
es
I.
R
ah
ep
ka
guga tannya
yang d i t e r i ma dan d ida f t a r k a n
dan
pers i a pan
mengemukakan
dengan sura t
2009 , d i bawah Regi s t e r
35 /G /2009 /PTUN- JKT. ,
pemer i k s aan
II
do
di
dan Terguga t
25 Pebrua r i
A gu
te r t a n gga l
I
lik
kepada Terguga t
In
ng
Menimbang , bahwa Pengguga t te l a h menga jukan guga tan
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 7
R ep ub
hk am
8 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
tanggungan
seca ra
d i l a k u kan
eksekus i ”
pr i n c i p a l - nya
d i kuasakan
kepada
ng
bo l eh
o leh
“pa ra t e
memang
send i r i
harus
dan
seorang
t i dak
advoka t
;
do
A gu
---------------------------------------------------
TENTANG
DUDUK
PERKARA
;
In
-----------------------------
II.
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
yang
menjad i
m
ha l - ha l
lik
Adapun
a lasan
sebaga i
guga tan
Pengguga t
ada l ah
ber i k u t
:
ub
ah
-------------------------------------------------------
ka
-------------------------------------------------------
Desember 2008 ,
Tbk
untuk
sesua i
gu
tanggungan Pasa l
20
i
dengan
A
Kekayaan
Lampung/KPKNL
PT Bank UOB
para te
eksekus i
ke ten t u an
Pasa l
No.4 / 1996
Negara
6
di
hak jo .
Kanto r
dan
Le lang
(Te rguga t
Bandar
I)
;
lik
dengan
sura t
te r t a n gga l
te r s ebu t
I
dengan
d i l a k u kan dan
t idak
guga tan
permohonan
bahwa
o leh
Desember
2008
po in t
2)
Pengguga t
permohonan
demik i a n
Pemegang Hak Tanggungan dapa t
d i kuasakan
gu
send i r i
menolak
a lasan
ng
M
hanya dapa t itu
te l a h
R
Terguga t
(ob j e k
ep
No.S1018 /WKN5/KP03 /2008
30
s
Bahwa,
kepada
A
In
8
ne
2.
ub
-----------------------
do
ah
---------------------------------------------------
ah k
am
menga jukan
Undang- Undang
Pelayanan
sebaga i
es
mendapa tkan kuasa dar i
ng
seorang Advoka t Buana
Pengguga t
on
pada bu lan
In d
Bahwa,
ep
1.
R
ah
---------------------------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 8
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia pada ka ta
yang te r c an t um pada Pasa l sedangkan d i t e r i ma
Bandung ,
dan Le lang
KPKNL
Kanto r
l a i n n ya ,
Batam,
dan
KPKNL
kedudukan Pengguga t
eksekus i
hak
tanggungan , Sura t
2009 (ob j e k
ng
Pebrua r i
da lam mengajukan
sura t n ya
sega l a
gu
bahwa
te r s ebu t
guga tan po in t
Terguga t
perbua t an
ah
la i n ,
te rmasuk
d idasa r kan
Pasa l
a quo ; - -
R
yang merupakan Pejaba t
sanga t
menjad i
tanggungan
kepada
orang
pena f s i r a n
mana
1 huru f
b
yang menjad i
ob jek
sebaga imana
II
Pengguga t
kuasa
PT.
Terguga t
I
dan Terguga t
Tata Usaha Negara , se l a ku Bank
seo rang UOB
Advoka t Tbk .
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G /2009 /PTUN- JKT
A
Halaman 9 dar i
je l a s
Buana
gu
yang
merug i kan
hak
demik i a n
Terguga t
Bahwa, dengan adanya sura t II
menafs i r k a n
15 aya t
ep
guga tan
malahan
Advoka t ,
No.4 / 1996 ,
ng
am 4.
II
d imana da l am
d i kuasakan
pada ke ten t u an
pada sura t
18
pemegang hak tanggungan i t u
dapa t
te r n ya t a
II
tangga l
2) ,
eksekus i
kepada
Undang- Undang
M
ah k
t idak
para t e
ub
A
dan
dan
Terguga t
No.S- 43 /KN.7 / 2 009
harus d i l a k u kan o leh s i send i r i
Advoka t
permohonan
namun
untuk
i
mengelua r kan
se l a ku
II
do
kuasa
Terguga t
pada
In d
pemegang
;
lik
ah
ka
menje l a s kan
2009 menyura t i
Pengguga t
ub
5 Pebrua r i
te r s ebu t ,
ep
m
tangga l
peno l a kan
KPKNL
Malang
lik
te r hadap
R
ah
Bahwa,
Pelayanan
sepe r t i
-----------------------------
3.
yang
s
Negara
o leh
seper t i
es
Kekayaan
permohonan
ne
dapa t
A gu
demik i a n
6 Undang- Undang
on
;
ng
No.4 / 1996
“kekuasaan
In
sendi r i ”
dengan menun juk
do
s iapapun j uga
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 9
R ep ub
hk am
10 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
yang
dan kedudukan
menjad i
kuasa
ng
peke r j a a nnya
A gu
penghas i l a n
sua tu
mewaki l i
menghi l a n g kan
pada Advoka t Bank
Bank ,
dar i
j a sa
da lam
dan
kesempatan
pada umumnya melakukan
pada
untuk
akh i r n y a mempero l eh
do
khususnya
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
peker j a an
advoka t
;
In
---------------------------------------------------
Bahwa,
sura t
peno la kan
m
se l a ku prak t i s i
ka
Undang
lik
5.
Terguga t
kepada
Pengguga t
hukum yang d iamana t kan o leh Undang-
ub
ah
-----------------------------
No.18 / 2003
ten t ang
Advoka t
ada l ah
;
ep
---------------------------------------------------
dengan
ng
ber t e n t a ngan
Tata
Usaha
Negara
pera t u r a n
yang
perundang -
-
Ber t en t a ngan
A
(1 ) ,
(2 )
2003
dengan ke ten t u an
dan (3 )
ten t a ng
Pasa l
1 aya t
In d
gu
undangan yang ber l a k u ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Undang- Undang No.18
Advoka t ,
i
Keputusan
es
5.1 .
on
R
yang
Tahun
menentukan
:
lik
ah k
member i di
ada lah
orang
yang
berp r o f e s i
j a sa hukum, ba i k d i da l am maupun
l ua r
pengad i l a n
R
persya r a t a n
undang- undang
yang
berdasa r kan
memenuhi ke ten t u an
in i
;
ng
M
ub
(1 ) Advoka t
ep
am
---------
s
ah
--------------------------------------------
gu
do
----------------------------------------
ne
ah
-------------------
A
In
10
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 10
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
-----
Hukum ada l ah
ng
(2 ) Jasa
Advoka t
berupa
j a sa
yang
member i kan
d ibe r i k a n konsu l t a s i
mendamping i ,
melakukan
t i n d a kan
hukum
la i n
dan
un tuk
In
kepen t i n gan
membela ,
do
mewaki l i ,
hukum
kl ien
lik
ah
A gu
hukum, ban tuan hukum, menja l a n kan kuasa ,
;
------------------------------------ada l ah
yang
mener ima
hukum,
atau
j a sa
hukum
Advoka t ; - - - - - - - - - - - - - - - Tata
Usaha
Negara
yang
i
Keputusan
R
5.2 .
badan
ng
ber t e n t a ngan dengan Asas- Asas Umum Pemer i n t a han
Ber t en t a ngan
gu
-
dengan asas
Kepas t i a n
a.
Kata
In d
“kekuasaan sendi r i ”
da l am Pasa l
am
lik
SEBAB :
6 Undang- Undang No.4
1996 d imaksudkan ada lah
ke ten t u an
o leh
untuk
ep
ah k
Undang
yang te r c an t um
ub
ah
A
----------------
Hukum ;
h ipo t i k
on
yang Baik (AAUPB) ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
es
ah
dar i
la i n
ep
ka
l embaga
orang ,
ub
m
(3 ) Kl i e n
Pembentuk
membedakan
Tahun
Undangdengan
sebe l umnya
;
s
R
----------------------------------------
h ipo t i k
sebe l umnya ,
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 11 dar i
ne
ke ten t u an
gu
Dalam
do
ng
M
--------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 11
R ep ub
hk am
12 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
dengan
te r s ebu t
merupakan
A gu
per j a n j i a n
pokoknya ,
Undang- Undang usah
te l a h
dan
harus
tegas - tegas
pada
sedangkan
da lam
No.4 / 1996
ha l
d ipe r j a n j i k a n
mengika t
te r s ebu t
l ag i
karena
bersumberkan pada undangte r s ebu t
;
lik
undang
ah
sendi r i ”
In
t idak
“jan j i ”
seca ra
ng
d i kons t an t i r
“kekuasaan
do
Pen jua l
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
----------------------------------------
:
Pro f .DR .ST
Remy Sjahden i ,
ep
Vide
ub
ka
m
---------
SH. ,
gu ah
A
Sedangkan
Pasa l
15
mengatu r
46
akan te t a p i
d imana
hak
deb i t u r
(1 )
es
b
Hak
o leh
mengatu r
ten t a ng
tanggungan
te r s ebu t
kepada
huru f
kred i t u r n y a , t idak
p ihak
dapa t
l a i n n ya
;
R
d i subs i t u s i k a n
;
eksekus i
kepada
kekuasaan
hak
ds t )
ub
pembebanan
seorang
aya t
ten t a ng
ep
kuasa
(sua t u
undang- undang
“ha l aman
Tanggungan ,
am
Perbankan
-------------------------
bukan
ah k
o leh
mengena i
tanggungan
b.
Masa lah
on
ka j i a n
dan
In d
d ihadap i
ng
yang
Pokok
i
R
Keten t uan - Keten t uan
lik
ah
da l am bukunya “Hak Tanggungan Asas- Asas ,
s
----------------------------------------
seca ra
l og i s
yur i d i s ,
apab i l a
ne
Bahwa,
gu
c.
do
ng
M
-------------
A
In
12
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 12
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Hak
A gu
ha l
d i l a k u kan
ng
dapa t
sua tu
yang
seorang
Tanggungan
send i r i
te r s ebu t
ba i k
mula i
cabang -
Indones i a
harus
Hak Tanggungan
pemasangan
maupun
;- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
ub
m
l embaga
dengan
ten t a ng
sampa i eksekus i n ya
pemegang banyak
se l u r uh
mengurus
mungk in
lik
ah
di
t i dak
sepe r t i
perbankan /D i r e k s i n y a cabangnya
d ibena r kan maka
In
merupakan
dapa t
do
peno l a kan demik i a n
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
peno l akan
amanah Pasa l
pun
te l a h
1 Undang- Undang
i
R
menganu l i r
demik i a n
ten t a ng
Advoka t
;
ng
No.18 / 2003
es
Bahwa
ah
d.
ep
ka
-----------------
on
----------------------------------------
sura t - sura t
A
Terguga t
I
yang
maupun
Terguga t
(semb i l a n
pu l uh )
har i
da l am
sampai
tenggang
o leh
dengan
Tata Usaha waktu
sebaga imana d i t e n t u k an
90
da lam
Pasa l
Nomor
Negara ,
53 aya t
9 Tahun
(2 )
2004
dan
huru f
ten t a ng
sesua i
a dan b UndangPerubahan
do
ng
seh i ngga karenanya guga tan a quo
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 13 dar i
Atas
Perad i l a n
gu
Tata Usaha Negara ,
dengan
s
ke ten t u an
Usaha
ne
Tata
Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 ten t a ng
M
ba i k
55 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 ten t a ng
Perad i l a n
Undang
masih
ep
Pasa l
ah k
Jaka r t a ,
II
a quo ke Pengad i l a n
R
am
ah
d ia j u k annya guga tan Negara
di te rb i t k an
In d
Bahwa,
lik
6.
ub
gu
-------------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 13
R ep ub
hk am
14 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
harus l a h
dapa t
d inya t a kan
d i t e r i ma
;
---------------------------------------------------
agar
Pengad i l a n
memer i k sa
te r u r a i
Tata
perka r a
di
atas ,
Usaha Negara
in i
dengan
maka Pengguga t
Jaka r t a
member i kan
berkenan putusan
un tuk
sebaga i
:
lik
ber i k u t
ah
mohon
do
ha l - ha l
A gu
Berdasa r kan
In
ng
-------------
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Mengabu l kan
guga tan
Pengguga t
se l u r uhnya
ub
1.
;
------------------------------------2.
Menyatakan
bata l
atau
t idak
ep
ka
m
-------------------------------------------------------
sah
:
Le l ang
(KPKNL)
Desember
Pelayanan Kekayaan Negara
Bandar
2008 Nomor :
Permohonan
te r t a n gga l
30
S- 1018 /WKN.5 /KP .03 / 2008 ,
Pen jua l a n
gu
per i h a l
Lampung
Le lang
Eksekus i
Hak ;
In d
Tanggungan
i
Kanto r
ng
dan
Kepa la
es
Sura t
on
2.1 .
R
ah
------------------------------------------------------
A
---------------------------------------------------
Jende ra l
Negara
Depar t emen
Repib l i k
ah k
43 /KN.7 / 2 009 , tanggungan
per i h a l
seca ra o leh
Pebrua r i
No.S-
Apakah penga j uan eksekus i
“pa ra t e
eksekus i ”
pr i n c i p a l - nya
d i kuasakan
2009
kepada
memang
send i r i
seorang
dan
hak
harus t i dak
advoka t
ng
M
bo l eh
18
s
tangga l
Keuangan
;
gu
do
---------------------------------------------------
ne
Indones i a
d i l a k u kan
lik
Le l ang pada Di rek t o r a t
ub
Kekayaan
Di re k t u r
ep
Sura t
R
2.2 .
am
ah
---
A
In
14
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 14
----------------------------Menghukum para Terguga t
un tuk membayar b iaya perka r a
;
ng
------------------:
do
A gu
Subs i de r
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
3.
-------------------------------------------------------
-
Member i kan
yang
sead i l - ad i l n y a
;
pada
har i
s idang
te l a h
berdasa r kan
Sura t
Khusus te r tangga l
23 Pebrua r i
2009 dan Sura t
te r t a n gga l
2009 .
Terguga t
Untuk
R
8 Jun i
Hukumnya sebaga imana
Sura t
Kuasa
Khusus
8 Apr i l
gu
te r t a n gga l
ng
Kuasa
Kuasa
Sura t
:
SKU –
di
Kuasa Khusus
datang menghadap atas ,
berdasa r kan
01 . /WKN.05 /KNL .03 / 2009
2009 , sedangkan untuk Terguga t I I
Hukumnya
sebaga imana
te r s ebu t
Kuasa Khusus Nomor :
A
berdasa r kan
Nomor
te r s ebu t
I
Kuasa
te r t a n gga l
11
i
atas ,
es
di
on
te r s ebu t
datang
di
atas ,
In d
sebaga imana
menghadap
yang
untuk Pengguga t da tang menghadap Kuasa Hukumnya
ep
d i t e n t u k an ,
bahwa
ub
Menimbang ,
lik
-------------------------------------
ah m
ka
ah
putusan
In
-------------------------------------
SKU – 01/KN.7 / 2009
Mare t
2009
;
lik
ah
-----------------------------------------------------------
Jawabannya
masing - masing tangga l
Terguga t
te r t a n gga l Apr i l
2009 ,
te r s ebu t
II
te l a h
menga jukan
24
Apr i l
2009
yang
is i nya
pada
sebaga i :
ng
ber i k u t
27
dan
Pengguga t
gu
do
-----------------------------------------------------------
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 15 dar i
s
Terguga t
guga tan
ne
p ihak
pers i d angan
I
atas
ub
bahwa
ep
Menimbang ,
R
am
-----------
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 15
R ep ub
hk am
16 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
-------------------------
TERGUGAT
I
ng
JAWABAN
:
A gu A.
DALAM
EKSEPSI
:
In
---------
do
-----------------------------------------------------------
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
ah
-----------------------------------------------------------
Terguga t
I
guga tan Pengguga t
tegas
menolak
da l i l - da l i l
te r hadap ha l - ha l
yang seca ra
kebenarannya ; - - - - - - - - - - -
ep
ah
1.
kecua l i
Eksepsi
Kompetens i
R
ka
tegas d iaku i
dengan
ub
m
Bahwa
lik
------------
Rela t i f
;
Pengguga t
guga tan
Usaha
d ia j u k an Negara
di
sura t
yang
ada lah
di j ad i kan
Sura t
Kepa la
sebaga i
ob je k
Kanto r
Pelayanan
lik
Kekayaan Negara dan Le lang Bandar Lampung Nomor
Kekayaan Negara berkedudukan
hukum
Bandar
Kanto r
Pelayanan
Lampung yang
dan Le lang Bandar
Bandar
Lampung
Pengad i l a n
R
wi l a yah
di
o leh
dan
Tata
merupakan
Usaha
Negara
l ampung
;
s
d i ke l u a r k an
30 Desember
ub
S – 1018 /WKN.5 /KP .03 / 2 008 tangga l
2008 ,
ah k
Tata
ke l i r u
karena : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Bahwa
:
am
Pengad i l a n
ep
ah
A
a.
seca ra
In d
gu
Jaka r t a ,
pada
te l a h
es
in i
on
guga tan
ng
Bahwa,
i
--------------------------------------------------
ne
dengan ke ten t u an da l am Hukum Acara
do
Bahwa sesua i
gu
b.
ng
M
-----------------------------------
A
In
16
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Usaha Negara Usaha
Negara
ng
Tata
A gu
mel i p u t i itu
harus
tempat
d ia j u kan
yang
Pengad i l a n
wi l a yah
kedudukan Terguga t ,
Pengad i l a n
Tata
Usaha Negara
berwenang un tuk memer i k sa
o leh
di
Pengguga t
hukumnya o leh karena
do
Tata
Tata Usaha Negara bahwa guga tan Perka ra
Jaka r t a
t i dak
guga tan yang d ia j u kan
In
Perka ra
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
kepada
Terguga t
I
;
-----------------------
PTUN
Jaka r t a
Pengguga t
dan
berwenang
atas ,
Terguga t
I
berkenan
menolak
menyatakan
mengad i l i
mohon guga tan
di r i n ya
perka ra
t i dak in i
;
i
R
ah
di
Gugatan
Obscuur
Libe l
;
Pengguga t
ah k
TUN yang
la i n ,
Terguga t
2 ada lah
pet i t um
yang
II
yur i d i s
berdasa r
di tu j u kan
ng
guga tan
kepada
yang berdasa r
Pengguga t
pos i t i f
harus
Terguga t
I
hukum, ha l d inya t a kan
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 17 dar i
pos i t a
argumenta t i f ,
gu
mana berak i b a t
yang
hukum, dan
hukum
yang
ob jek
guga tan
sebaga imana
ke ten t u an
d idukung o leh pos i t a
menjad i
dasa r
t i dak
sua tu
a lasan - a lasan
seh i ngga
M
but i r
d idukung
ataupun
t idak
ka ta
kepada
t i dak
do
di t u j u kan
t idak
Keputusan
Dengan
Pengguga t
perundang - undangan mana yang
ep
guga tan .
o leh
mater i l
lik
d i l a ngga r
pera t u r a n
je l a s ,
R
am
ah
menyebu t kan
t i dak
ub
berupa pos i t a
A
guga tan
karena sya ra t
In d
gu
-------------------------------------------Bahwa guga tan kurang l engkap ,
es
Eksepsi
on
2.
ng
---------------------------------
s
ura i a n
ne
ka
agar
dar i
ub
Bahwa
ep
m
c.
lik
ah
-----------------------------------------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 17
R ep ub
hk am
18 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
t i d a k dapa t d i t e r i ma ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - POKOK
PERKARA
;
perka r a
da l i l
Pengguga t
mohon
in i ,
dan Terguga t
pada
yang seca ra tegas te l a h
se l u r u h
te r hadap
kecua l i
Pengguga t
permohonan l e l a n g
te l a h
Mi l i k
kepada Terguga t
berupa
seb i dang
ng
Tanggungan
Nomor :
1336 /Bumi
gu
Sumampouw ber i k u t
Kecamatan
Te lukbe t ung
A
Subro t o
I
tanah
menga jukan
atas
ob jek
atasnya ,
te r l e t a k
di
Nomor 137 Kelu r ahan Bumi Waras , Sela t a n ,
Kota
Bandar ;
lik
ah
Hak
nama Har ry
Lampung
dar i
1996
l e l a ng
berdasa r kan dan
menindak l a n j u t i
ng
M
berwenang permohonan
a quo
karena
Badan Urusan Piu t ang
Nomor
pe la ksanaannya . Terguga t
adanya
Sura t
dan Le lang
4
Bahwa I t idak Edaran
Negara
gu
Kepa la
yang
Undang- Undang
pera t u r a n
te r hadap permohonan l e l a ng dapa t
l embaga
Hak Tanggungan atas
R
Tahun
Kred i t u r
ada lah
No.
s
melaksanakan
I
ne
Terguga t
do
Bahwa
ep
3.
ub
-------------------------------------------------
ah k
am
Hak
Ser t i p i k a t
Waras /1990 atas
bangunan d i
Ja l an Gato t
kebena rannya
Nomor : 08 /PH – KP/1272 /HT
R
ah
2008 ,
da lam
menolak
d iaku i
ep
ka
Bahwa, berdasa r kan sura t Desember
te rmasuk
I
guga tannya ,
; -------2.
d ianggap
i
pokok
ha l - ha l
m
atas ,
In
di
d i kemukakan da lam
on
ah
ekseps i
yang te l a h
In d
Bahwa te r hadap ha l - ha l
ub
1.
lik
A gu
---
do
-------------------------------------------------------
es
DALAM
ng
B.
A
In
18
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 18
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 23/PN/
merupakan
2000
tangga l
pe tun j u k
22
November
pe laksanaan
2000
yang
l e l a ng
hak ;
ng
tanggungan
Pengguga t
se l a ku
Ser t i f i k a t
Hak
tangga l yang
sanga t
tangga l
gu
Pember i a n
ser t i f i k a t
d i sebu t k an
adanya
A
penerb i t a n
subs i t u s i
do
kedudukan
II
(kedua )
2000 dengan
Nomor :
109 /18 /
je l as
permohonan
Akta
TBS/2000
d i sebu t kan le l ang
dapa t d i kuasakan kepada p ihak l a i n ,
da l am Akta
menjad i
berdasa r kan
Per i n gka t
3 Jun i
yang
bahwa
hanya l ah
PT Bank UOB Buana Tbk. send i r i ,
ng
ya i t u
yang
karena
2000 sanga t
menga jukan
I
merug i kan
Advoka t ,
Tanggungan
23 Mei
Kred i t u r ,
Hak Tanggungan ) hak
untuk
dan
karena d i
Hak Tanggungan (sebaga i
dasar
a quo
t i dak
member i k an
kuasa
un tuk melakukan pen jua l a n barang
a quo ;
ah k
hak
mengatu r
tanggungan
ha l
in i
sesua i sya ra t
su ra t
kuasa
memenuhi
membebankan persya r a t a n ,
memuat kuasa subs i t u s i
Penje l a s an
Pasa l
Sura t
Kuasa
ng
M
apab i l a
harus
R
d ian t a r a n ya t i d a k
sua tu
1 Undang- Undang Hak
(1 )
maka berak i b a t
Hak bata l
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 19 dar i
UUHT,
Membebankan
gu
Tanggungan (SKMHT) d i l a ngga r ,
15 aya t
yang da lam
s
Tanggungan
15 aya t
ne
da lam Pasa l
do
Bahwa d i
ub
5.
lik
------------------------------------------
ep
ah
Terguga t
Hak Tanggungan
berhak
t idak
quo
322/2000
Pember i an
am
a
Pengguga t
i
ka
sura t
da l i l
on
guga tan
Nomor :
ah
bahwa
R
m
ah
ob j ek
menolak
In d
menyatakan
I
In
Terguga t
lik
Bahwa
ep
4.
ub
A gu
-----------------------------------------
es
SE –
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 19
R ep ub
hk am
20 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
demi hukum, dengan demik i a n Sura t
Pemegang Hak Tanggungan .
Bahwa eksekus i
Tanggungan dar i
hukum
te r b i t n y a
dapa t
Kuasa
A
Tanggungan .
ah am
dan
la i n ,
Sura t
ub
Hak
baga imana l an j u t a n
Tanggungan te r k a i t
dapa t
eksekus i
la i n ,
menginga t bata l
berdasa r
seca ra
l og i s
yur i d i s
per t ama
umum dapa t
Terguga t
I
30
Kanto r Bandar
Piu t ang
dan
Le lang
Desember
2008
Nomor
ten t a ng
Dengan
Kepa la
Permohonan
:
S
–
Pen jua l a n
gu
1018 /WKN.5 /KP .03 / 2 008
(Su ra t
untuk
d i kuasakan
te rmasuk kepada Advoka t .
Pengurusan tangga l
maka t i d a k
Tanggungan
pe le l a ngan
ng
M
bera l a san
R
ah k
kepada p ihak
Lampung
ka ta
d i subs i t u s i k a n ,
pemegang
mela l u i
Pelayanan
maka
te r s ebu t
Dengan
t i dak
kewenangan
demik i a n
perbua t an
hukum sebaga i Hak
Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan menjad i
demi hukum b i l a
menjua l
Sura t
sebaga i
d i kuasakan ,
ha l
Ser t i f i k a t
do
perbua t an
hukum
sa j a
Membebankan
apa lag i
gu
d i kuasakan , Hak
pe l aksanaan
perbua t an - perbua t an
ng
Sura t
J i ka
dasa r
Tanggungan ,
hukum te r b i t n y a
Hak Tanggungan
t idak
mungk in
Hak
ep
ah
hukum
Pember i an
dasa r
Tanggungan .
Membebankan
merupakan
ub
Hak
Sura t
Tanggungan
Akta
menjad i
Kuasa
Dengan ka ta l a i n ,
ep
ka
seka l i g u s
Hak
Sura t
lik
Membebankan
R
m
ah
Membebankan Hak Tanggungan . Kuasa
se l an j u t n y a
i
l an j u t
dan
dar i
s
t i n d ak
l an j u t
es
merupakan
Hak
t i ndak
ne
Pember i an
merupakan
lik
Akta
yang
Ser t i f i k a t
on
Hak Tanggungan ,
dar i
In
A gu
Hak Tanggungan ada l ah t i n d a k l an j u t
do
o leh
d i kuasakan kepada orang
ng
la i n
dapa t
In d
Hak Tanggungan t i d a k
Kuasa Membebankan
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
A
In
20
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 20
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Le l ang
Eksekus i
Hak Tanggungan )
guga tan
a
berdasa r
hukum
dan
ob jek sah
;
ng
---------------------------------------------------
berdasa r kan
Pasa l
Mente r i
Keuangan
Tentang
Petun j u k
Pera tu r a n
Pelaksanaan
menge lompokkan l e l a n g
berdasa r kan
6 Undang- Undang Hak Tanggungan sebaga i maka
sebaga i
konsekuens i n ya ,
le l ang
kewenangan
atas
kekuasaan
yang
harus
Tanggungan
send i r i
d i l a k u kan
merupakan
send i r i
j an j i
para t e
o leh
Pihak
ng
Tanggungan
atau
ep
Hak
R
ah
Undang- Undang
6
menjua l eksekus i ,
Pemegang
Hak
i
ka
Pemegang Hak Tanggungan Per t ama berdasa r kan Pasa l
Per t ama
;
adanya
fiat
Pengad i l a n
Namun
te rmasuk
pos i s i
Advoka t
sebaga i
sa j a se l aku
kuasa
Pemegang
memohonkan
Hak
ng
pe la ksanaan
Pemegang
d ibawa /d i u r u s kuasa
Hak Tanggungan ,
te t a p i da lam
Per t ama
yang
yang
Pasa l
6
ber t i n d a k
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 21 dar i
la i n
bank
berdasa r kan atau
Hak
p ihak
hukum bank ,
Tanggungan
Hak
l e l a ng
menggan t i k a n
le l ang
Hak
pada Ser t i f i k a t
gu
Undang- Undang
ekseku to r
permohonan
untuk
R
bukan
dapa t
sura t
dan
t i dak
melakukan
dar i
ub
Tanggungan .
dapa t
se l a i n
Tanggungan Per t ama yang d i sebu t
Tanggungan
ah k
yang
ep
am
ah
berdasa r kan
M
la i n
eksekus i ,
A
perbua t an
p ihak
Indones i a
do
d i kena l
hukum pos i t i f
In d
da lam prak t e k
lik
Bahwa,
gu
7.
on
--------------------------------
s
eksekus i ,
m
4,
es
Pasa l
Pengguga t
angka
lik
ah
Le l ang ,
1
do
Bahwa,
ub
6.
In
A gu
------
ne
quo
yang menjad i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 21
R ep ub
hk am
22 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
se l a ku
Pemohon
berdasa r kan
Le lang
Pasa l
Eksekus i
Hak
Tanggungan
6 Undang- Undang Hak Tanggungan ;
ng
---------------------------------------------------
m
ah
6
Undang- Undang
d i l a k u kan ,
maka l e l a ng
eksekus i
pengad i l a n ,
l e l a ngnya
yang
Pengad i l a n
ka
da lam ha l Hak
d i l a k u kan
ber t i n d a k
berdasa r kan
Tanggungan
maka
Neger i .
t i dak
dapa t
berdasa r kan
da lam
sebaga i
Pengad i l a n
f ia t
pe laksanaan
Pemohon
Neger i
ada l ah
ber t i n d a k
Demik i an
dapa t
j uga
menguasakan
da l am l e l a n g
Tanggungan
ah
mengeksekus i te r dapa t
am
Hak
Pasa l
menjua l
p ihak
Tanggungan sebaga i
tit le
ob jek
Hak
send i r i
atau
ekseku t o r i a l
yang
Hak Tanggungan t i d a k
dapa t
la i n ,
dengan
Per t ama
yang
Pemohon
ka ta
la i n
ber t i n d a k
Le lang
;
ep
l angsung
berdasa r kan
kekuasaan
berdasa r kan
kepada
p ihak
kewenangan pemegang
un tuk
pada Ser t i f i k a t
d i kuasakan Pemegang
Per t ama
dengan
A
Tanggungan
eksekus i
kepada
ub
gu
6 Undang- Undang Hak Tanggungan , Hak
f ia t
es
t idak
dan
tit le
i
R
Tanggungan
berdasa r kan
on
la i n .
Hak
Tanggungan
ng
pengad i l a n ,
Hak
In d
ob jek
lik
ah
menjua l
ep
se l a ku Pemohon Le lang da lam melaksanakan kewenangan
ekseku t o r i a l
2000
masih
dengan
s
Jende ra l
Kekayaan Negara (pada
nomenk la t u r
Badan
gu
tahun
Di re k t o r a t
ng
d imaksud ,
Undang- Undang Hak Tanggungan
Urusan
ne
Berdasa r kan penga tu r a n
do
9.
R
------------------------------
M
ah k
le l ang
do
Pasa l
perband i ngan ,
In
Sebaga i
ub
8.
lik
A gu
-----------------------
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
A
In
22
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 22
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Piu t ang
dan
Le lang
yang menge lua r kan
se l a ku
keb i j a k an
Sura t
Uni t
mengena i
Edaran
ng
menerb i t k a n
Negara )
Ese lon
le l ang ,
Kepa la
I
te l a h
Badan
Urusan
le l ang
bahwa “Pen j ua l a n
ah
Pasa l
6
hak
Pemohon
Objek
Hak
da lam sebaga i
pemegang
hak ;
ep
ka
berdasa r kan
ber t i n d a k
Kred i t u r
tanggungan ”
menyatakan
Tanggungan…. ,
yang
ada lah
petun j u k
yang
Hak Tanggungan
l e l a n gnya ,
Le lang
merupakan
tanggungan
Undang- Undang
pe l aksanaan
m
yang
do
pe l aksanaan
2000
In
November
ub
22
lik
A gu
Piu t ang dan Le lang Negara No.SE- 23 / PN/2000 tangga l
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
i
menindak l a n j u t i n y a ,
Kepa la
Badan
karena adanya Sura t
Urusan
Piu t ang
gu
Negara No.SE – 23 /PN/2000 tangga l merupakan
A
tanggungan
yang
22 November 2000
pe laksanaan
menyatakan
bahwa
l e l a ng
yang
pemohon Le lang ada lah Kred i t u r
Tanggungan .
Dengan
demik i a n ,
Pemegang Hak
seka l i
berdasa r kan a lasan - a lasan hukum d i atas , yang
di t e r b i t k an a
quo ,
ada lah
I
sah
yang
dan
l ag i ,
maka sura t
menjad i
berdasa r
ob je k
hukum ;
ah k
ep
guga tan
Terguga t
hak
ber t i n d a k
ub
am
ah
sebaga i
pe tun j u k
Le lang
lik
yang
dan
on
Edaran
I
In d
dapa t
ng
t idak
R
10 . Bahwa, te r hadap permohonan l e l a n g a quo, Terguga t
es
ah
--------------------------------------------------
Terguga t
di
mohon kepada
perka ra
a quo ,
gu
Hak im yang memer i k sa
I
te r s ebu t
Maje l i s berkenan
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 23 dar i
atas ,
s
in i
ng
M
dengan
a lasan - a lasan
ne
Maka, berdasa r kan
do
R
--------------------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 23
R ep ub
hk am
24 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
un tuk
memutus
perka r a
dengan
amar
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
sebaga i
ber i k u t
:
ng
---------------------------------------------
EKSEPSI
:
In
DALAM
do
A gu
-----
---------------------------------------------
1.
Mener ima
lik
ah
--------ekseps i
Terguga t
I
;
Menyatakan d i t e r i ma
ub
ka
2.
guga tan
(N i e t
Pengguga t
Ontvanke l i j k
t i dak
dapa t
Verk l a a r d )
ep
m
----------------------------------
;
PERKARA
:
menolak
un tuk
Pengguga t
se l u r u hnya
;
-----------------------------------------
guga tan
bera l a san ,
dan
guga tan
se l u r u hnya
ub
am
d inya t a kan
ep
(N i e t
t idak
menyatakan
di to l a k
se t i d a k - t i d a kn ya d i t e r i ma
Pengguga t
lik
Menyatakan
Pengguga t
ah k
guga tan
---------------2.
ah
Menyatakan
In d
A
gu
1.
on
ng
----------------------------------------
i
POKOK
es
DALAM
R
ah
----------------------------------
Ontvanke l i j k
t idak
atau dapa t
Verk l a a r d )
;
Pengguga t
ng
se l u r uh b iaya yang t imbu l
untuk
membayar
da l am perka r a
;
gu
do
------------------------------------
s
Menghukum
ne
M
3.
R
-----------------------------------------
A
In
24
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 24
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia JAWABAN
TERGUGAT
II
:
DALAM
EKSEPSI
A gu
A.
:
do
------
ng
-----------------------------------------------------------
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
-----------------------------------------------------------
tegas
menolak
te r hadap ha l - ha l yang seca ra
Bahwa ob je k memenuhi
guga tan da lam perka r a
si fa t
i nd i v i d u a l
1 Angka
ng
da l am Pasa l Tahun
Objek
1986
a quo
te l a h
d iubah
tangga l
pada
yang
le l ang
Undang- Undang
am
memuat
UOB Buana Tbk.
se l a ku
Disamp ing ob j ek
itu ,
guga tan
ng
M
te r s ebu t
di tu j u kan
o leh
Terguga t
II
6
Nomor
4
PT. Bank
da lam
j uga
te l a h
penegasan yang s i f a t n y a
kepada
para
Kepa la
umum
Kanto r
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 25 dar i
Pasa l
permasa l ahan
gu
yang
sura t
pemegang Hak Tanggungan .
te r hadap
mengelua r kan sura t
(UUHT)
send i r i
ep
d ia j u k an
guga tan
bahwa
sesua i
Tanggungan
R
ah k
Tahun 1996 agar
penegasan
eksekus i
Hak
ob jek
do
permohonan
di j ad i k an
Sura t
2009 ha l
ub
in t i n ya
karena
18 Februa r i
5
dengan
lik
gu A ah
No.S- 43/KN.7 / 2009
pada
d ia t u r
3 Undang- Undang Nomor
sebaga imana
sura t
In
t i dak
sebaga imana
Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2004 ,
pokok
(Er ro r
s
ah
a.
---------
Sebagai
ne
Objecto ) ;
Cacat
i
Gugatan
es
1.
on
kebenarannya ; - - - - - - - - - - -
ub
tegas d iaku i Eksepsi
da l i l - da l i l
In d
kecua l i
R
ka
m
guga tan Pengguga t ,
dengan
lik
II
ep
ah
Bahwa Terguga t
In
------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 25
R ep ub
hk am
26 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Wi layah DJKN dan para Kepa la KPKNL dengan sura t
ura i a n
yang
ke l ua r n ya
Sura t
Bank UOB Buana Tbk .
ng
yang
eksekus i
ah
A
gu
permohonan
le l ang
Pengguga t
da lam
dar i
Bank
PT.
l angsung
yang
UOB Buana atas
ob jek
guga tan
berhak
dapa t
ada l ah pemegang
member i kan
Pasa l
6
sura t
UUHT
quo
sebaga i
Tbk .
t i dak
ber t i n d a k
dan
su ra t ,
se l a ku
o leh
a quo ada lah
Tbk.
tangga l
seca ra sura t
Terguga t
se l a ku
p ihak
bukan
;
kuasa
d i ke l u a r k a nnya
ep
Buana
a
in
di rug i kan
da lam menga jukan
perka r a
d i r ug i k a n
yang menjad i
am
t i dak
la i n
da l am perka r a
ah k
pada pokok
kuasa kepada p ihak
maka
merasa
No.S- 43 /KN.7 / 2009
2009 ha l
Tanggungan
(Er ro r
lik
PT.
seha rusnya
R
ah
p ihak
Subjek
i
p ihak
18 Februa r i
Hak
Sebagai
ub
ka
atas
Cacat
; ----
Bahwa
t i dak
-----
ub
m
Persona)
di r i n ya
;
ep
ah
Penggugat
perka ra i n i
menolak
In
dan menyatakan
berwenang mengad i l i
Eksepsi
berkenan
II
In d
Pengguga t
Jaka r t a
Terguga t
es
PTUN
atas ,
lik
agar
di
on
ng
Bahwa berdasa r kan
guga tan
a.
2009 ha l
Hak Tanggungan ; - - - -
mohon
2.
18 Februa r i
Penga juan Eksekus i
A gu
b.
tangga l
do
No.S- 44/KN.7 / 2009
II
;
Pengguga t
PT.
Bank UOB
Pengguga t
;
------------------------------
PTUN
Pengguga t
Terguga t
berkenan
dan menyatakan
di r i n ya
gu
guga tan
Jaka r t a
atas ,
II
s
agar
di
menolak t i dak
ne
mohon
ura i a n
do
berdasa r kan
R
Bahwa,
ng
M
b.
A
In
26
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 26
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia berwenang mengad i l i Gugatan
Tidak
;
-----
Jelas /Kabur
(Obscuur
Libe l )
karena
sya ra t
guga tan
Pengguga t
t idak
ob jek
hukum
d i l a n gga r guga tan .
o leh
pos i t i f
Pengguga t
but i r
d idukung
ataupun
seh i ngga II
ng
kepada Terguga t
hukum,
Pengguga t
harus
la i n
TUN
dasa r
Terguga t
2 ada lah
II t idak
sua tu
ke ten t u an
a lasan - a lasan
yur i d i s
pet i t um
yang
di t u j u kan
t idak
d idukung o leh pos i t a
ha l
mana
d inya t a kan
berak i b a t
t idak
dapa t
yang
guga tan d i t e r i ma
gu
berdasa r
Keputusan
kepada
hukum dan t i d a k
perundang -
Dengan ka ta
di t u j u kan
pos i t a
argumenta t i f ,
pera t u r a n
je l a s ,
i
berdasa r
t idak
lik
yang
yang
sebaga imana
ka
menyebu t kan
ep
m
guga tan
pos i t a
ub
yang menjad i
berupa
R
ah
mana
l engkap ,
;
B.
DALAM
POKOK
PERKARA
In d
A
-------------------------------------------------
on
mater i i l
undangan
ah
kurang
In
guga tan
A gu
Bahwa
do
; ---------------
es
Eksepsi
ng
3.
perka ra i n i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
:
ah k
pokok perka r a da l i l
Pengguga t
ha l - ha l
yang
kebena rannya ;
dan Terguga t
pada
guga tannya ,
seca ra
lik
d ianggap
tegas
II
te rmasuk
menolak
da lam se l u r u h
kecua l i
te r hadap
te l a h
d iaku i
ng
M
in i ,
mohon
s
atas ,
d i kemukakan da lam
gu
do
---------------------------------------------------
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 27 dar i
ne
di
ep
ekseps i
yang te l a h
ub
Bahwa te r hadap ha l - ha l
R
1.
am
ah
----------------------------------------------------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 27
R ep ub
hk am
28 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
---------------------
menyatakan
bahwa
guga tan
A gu
ob j ek
II
menolak
sura t
a
da l i l
Terguga t
quo
sanga t
II
UOB Buana
Bank
m
dan
da lam pada
melakukan
ka
mempero l eh
yang menjad i
khususnya
dan
pada umumnya yang menjad i
akh i r n y a
menjad i
kuasa
kedudukan
kuasa sua tu
lik
ah
para Advoka t
Tbk.
yang
kedudukan
peke r j a annya
mengh i l a n gkan
penghas i l a n
dar i
Bank ,
kesempatan j a sa
un tuk
peke r j a an ;
ep
Advoka t
mewaki l i
ub
Bank
yang
merug i kan
Pengguga t se l a ku seorang Advoka t PT.
Pengguga t
do
Terguga t
In
Bahwa,
ng
2.
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
ah
---------------------------------------------------
Pember i a n
109 /18 /TBS/2000 ya i t u
A
k lausu l
tangga l
apab i l a
tangga l
Hak
Tanggungan
23 Mei
deb i t u r
d imua t
menjua l
lik
umum
menga jukan
Kred i t u r ,
ya i t u
pen jua l a n
permohonan
pe lunasan
te r s ebu t .
Maka yang
le l ang
hanya l ah
PT. Bank UOB Buana Tbk. send i r i
bo leh d i kuasakan kepada p ihak l a i n ,
da l am Akta
ng
Pember i a n
ser t i f i k a t
Hak Tanggungan (sebaga i Hak Tanggungan )
dan
karena d i dasar
a quo t i d a k
gu
penerb i t a n
mela l u i
do
t idak
has i l
mengambi l
R
berhak
ser t a
:
pemegang
hak untuk
ub
pe l e l a ngan
ep
ah am
te l a h j an j i
2000
Nomor
ob j ek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendi r i
p iu t a ngnya dar i
ah k
2000 ,
c i de r a
Hak Tanggungan per t ama mempunya i
M
03 Jun i
es
322 /2000
s
Akta
gu
dengan
:
ne
Nomor
II
on
(kedua )
Hak Tanggungan Per i n g ka t
In d
Bahwa, da lam Ser t i f i k a t
ng
3.
i
R
-----------------------------
A
In
28
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 28
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia hak
untuk
member i k an
kuasa
un tuk melakukan pen j ua l a n barang a quo
;
mengatu r
Membebankan
Hak
persya r a t a n ,
d ian t a r a n ya
15 aya t
Tanggungan
da lam
(1 )
harus
t i dak
ha l
Sura t
in i
memenuhi
memuat
sesua i
UUHT, apab i l a
Kuasa
kuasa
sya ra t
pen j e l a s an
Sura t
Kuasa
hukum,
Tanggungan .
Bahwa
eksekus i
Hak
l an j u t
t i ndak
i
l an j u t
Sura t
Tanggungan ,
Hak
Tanggungan
ada l ah
Hak Tanggungan ,
dar i
Akta
hukum te r b i t n y a menjad i
Hak Tanggungan .
Membebankan
perbua t an
Hak
hukum
t idak
yang
Pember i a n
merupakan t i n d a k
Kuasa Membebankan
seka l i g u s
Hak
Hak
l an j u t
Dengan
Hak Tanggungan
Akta
Pember i an
lik
la i n ,
Ser t i f i k a t
Hak
dasa r hukum te r b i t n y a J i ka
pe laksanaan
Tanggungan b i sa
sa j a
Sura t
sebaga i
d i l a k s anakan ,
maka
baga imana mungk in
perbua t an - perbua t an hukum sebaga i
ke l an j u t a n
Kuasa
apa l ag i
ha l
Hak Tanggungan
te r s ebu t
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 29 dar i
te r ka i t
do
ng
d i kuasakan ,
Membebankan
gu
dapa t
Sura t
R
ah k
dapa t
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan .
merupakan dasar
Kuasa
Pemegang
o leh
ep
A am
ah
ka ta
Sura t
la i n
Ser t i f i k a t
Tanggungan dan se l an j u t n y a
dar i
t i dak
ub
gu
merupakan
dar i
Sura t
Tanggungan
orang
ng
t i ndak
M
dengan demik i a n
kepada
Membebankan
maka
In d
demi
d i kuasakan
Kuasa
ah
bata l
ep
berak i b a t
R
ka
Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) d i l a n gga r ,
s
Pasa l
yang
sua tu
on
subs i t u s i
m
(UUHT)
1 Undang- Undang Hak
ub
ah
Tanggungan
15 aya t
do
da lam Pasa l
In
di
lik
Bahwa,
A gu
4.
ng
------------------------------------------
es
subs i t u s i
adanya
ne
d i sebu t k an
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 29
R ep ub
hk am
30 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
menginga t
perbua t an
l og i s
Membebankan
demi hukum b i l a
berdasa r
A gu
t idak
yur i d i s
hukum
dan
ah
Advoka t .
kepada
Dengan
menjad i
ob jek
Hak
Tanggungan
la i n ,
te rmasuk
demik i a n ,
Sura t
Terguga t
quo
berdasa r
kepada
II
yang
hukum
dan ;
ub
m
seca ra
angka
ten t ang
Petun j u k
Pasa l
gu
berdasa r kan sebaga i
A
send i r i
le l ang
Hak
Tanggungan
maka
sebaga i
kewenangan Pemegang Hak Tanggungan
atau
Pasa l
j an j i
merupakan
d i l a k u kan
i eksekus i ,
berdasa r kan
Tanggungan
Pelaksanaan
mengelompokkan
Undang- Undang
le l ang
konsekuens i n ya , Per t ama
II 6
Pera t u r a n
es
Terguga t
4,
Undang- Undang
menjua l
para t e
send i r i
6
o leh
atas
eksekus i , Pemegang
yang
Hak
Hak
kekuasaan
lik
Le l ang ,
ah
1
on
Keuangan
ng
Mente r i
am
Pasa l
In d
berdasa r kan
ub
Bahwa
R
ah
-----
ep
ka
---------------------------------------------------
5.
harus
Tanggungan
d i kena l
adanya
eksekus i ,
hukum pos i t i f
p ihak
dar i
yang
ekseku t o r
dapa t
t i dak
melakukan
berdasa r kan
ng
se l a i n
la i n
Indones i a
fiat
do
dan Pemegang Hak Tanggungan Per t ama yang
gu
Pengad i l a n
s
da lam prak t e k
ne
Bahwa,
R
6.
ep
Pihak Per t ama ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
M
ah k
maka
pe le l a n gan umum dapa t
p ihak
sah
Tanggungan
bera l a san
Pemegang
a
la i n ,
d i subs i t u s i k a n ,
mela l u i
guga tan
ka ta
Hak
t i dak
kewenangan
per t ama untuk menjua l d i kuasakan
Dengan
lik
bata l
ng
menjad i
Tanggungan .
do
Hak
In
eksekus i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
A
In
30
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 30
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia pada Ser t i f i k a t
menggan t i k a n Tanggungan l e l a ng
ah
bank
yang
atau
Eksekus i
pos i s i
yang
6
se l a ku
ub
Undang- Undang
maka l e l a ng
eksekus i
pengad i l a n ,
Hak
l e l a ngnya
yang
Pengad i l a n
le l ang
Pemohon Pasa l
6
berdasa r kan
Tanggungan
d i l a k u kan
t i dak
dapa t
berdasa r kan
f ia t
i maka
ber t i n d a k
Neger i .
Hak
---------------
da lam ha l
d i l a k u kan ,
gu
Undang- Undang
ep
6
ng
ah
Pasa l
perband i ngan ,
Hak
pe laksanaan
Hak Tanggungan berdasa r kan
R
m
ka
Sebaga i
Pemegang
ber t i n d a k
Undang- Undang Hak Tanggungan ; 7.
se l a ku
kuasa untuk
memohonkan
Pasa l
sa j a
Advoka t
bukan sebaga i
da lam
berdasa r kan
Le l ang
te rmasuk
te t a p i
Per t ama
Tanggungan ,
la i n
dapa t
da lam
sebaga i
Pengad i l a n
pe laksanaan
Pemohon Neger i
ada l ah
ber t i n d a k
es
A gu
kuasa hukum bank ,
Tanggungan
on
p ihak
ng
d ibawa /d i u r u s
Hak
do
le l ang
Namun sura t
In
permohonan
Hak Tanggungan .
lik
d i sebu t
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
menguasakan
da l am l e l a n g
eksekus i
kepada
p ihak
berdasa r kan
Pasa l
6 Undang- Undang Hak Tanggungan ,
kewenangan pemegang
Hak
menjua l
un tuk
Tanggungan
dengan
kekuasaan
mengeksekus i
berdasa r kan
ng
pada Ser t i f i k a t kepada
p ihak
atau
ekseku t o r i a l
yang
Hak Tanggungan t i d a k
dapa t
la i n ,
dengan
ka ta
la i n
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 31 dar i
Hak
send i r i
gu
d i kuasakan
tit le
ob jek
do
Per t ama
ep
Tanggungan
te r dapa t
M
j uga
f ia t
s
Demik i an
dapa t
dan
tit le
ne
la i n .
t idak
Tanggungan
berdasa r kan
lik
pengad i l a n ,
Hak
Tanggungan
R
ah k
am
ah
ekseku t o r i a l
Hak
ub
ob jek
A
menjua l
In d
se l a ku Pemohon Le lang da lam melaksanakan kewenangan
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 31
R ep ub
hk am
32 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Pemegang
Hak
l angsung
Tanggungan
sebaga i
Per t ama
yang
Pemohon
ber t i n d a k
Le lang
;
ah
Piu t ang
masih
dan
dengan
Le lang
yang menge lua r kan
m
menerb i t k a n
Kekayaan Negara (pada
nomenk la t u r
Negara )
se l a ku
keb i j a k an
Sura t
do
2000
Jende ra l
Badan
Urusan
Uni t
Ese lon
lik
tahun
Di re k t o r a t
mengena i
Edaran
Kepa la
le l ang ,
I
te l a h
Badan
ub
d imaksud ,
Undang- Undang Hak Tanggungan
In
Berdasa r kan penga tu r a n
A gu
8.
ng
-----------------------------
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Urusan
le l ang
hak
Objek
tanggungan
pe l aksanaan
Hak
l e l a n gnya ,
Le lang
gu
Pemohon
tanggungan ” .
petun j u k
yang
menyatakan berdasa r kan
i
Undang- Undang
ng
6
merupakan
Hak Tanggungan
R
bahwa “Pen j ua l a n Pasa l
yang
yang
ada lah
Dengan
Tanggungan…. , ber t i n d a k
Kred i t u r demik i a n ,
seka l i
guga tan
a
quo ,
Terguga t ada lah
II
yang
berdasa r
hak l ag i ,
maka sura t
menjad i
ob jek
hukum dan
lik
A
sah
;
---------------------------------------------------
ub
ah am
di t e r b i t k an
sebaga i
pemegang
berdasa r kan a lasan - a lasan hukum d i atas , yang
da lam
es
ah
pe l aksanaan
2000
on
November
In d
22
ep
ka
Piu t ang dan Le lang Negara No.SE- 23 / PN/2000 tangga l
-----
berdasarkan alasan - alasan te rsebut Tergugat I I
R
dengan in i
ep
ah k
Maka,
di
atas ,
mohon kepada Maje l i s
dengan amar
sebaga i
do
-----------------------
gu
ber i ku t ;
perkara
ne
memutus
ng
M
untuk
s
Hakim yang memeriksa perkara a quo berkenan
A
In
32
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 32
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia DALAM
:
---------------------------------------------
Mener ima
A gu
1.
ekseps i
Terguga t
II
-------------------------------Menyatakan d i t e r i ma
guga tan
(N i e t
Pengguga t
t i dak
dapa t
In
2.
;
do
ng
--------
Ontvanke l i j k
Verk l a a r d )
;
lik
m
DALAM
POKOK
PERKARA
ub
ah
---------------------------------
:
1.
Menyatakan un tuk
ah
menolak
guga tan
Pengguga t
ep
ka
----------------------------------------
se l u r u hnya
;
es
i
R
-----------------------------------------
guga tan
bera l a san ,
dan
Pengguga t
Pengguga t
d i t e r i ma
(N i e t
t idak
menyatakan
di to l a k
se t i d a k - t i d a kn ya
A ah
Menyatakan
on
gu
2.
guga tan
se l u r u hnya
atau
In d
ng
-----------------
d inya t a kan
t idak
Ontvanke l i j k
dapa t
Verk l a a r d )
;
3.
Menghukum
untuk
membayar
ub
Pengguga t
lik
-----------------------------------------
am
se l u r uh b iaya yang t imbu l
da l am perka r a
;
I
di
karena
da lam
ten t a ng kompetens i
Jawabannya
re l a t i f ,
da lam
perka ra
te l a h
maka Maje l i s
mengajukan Hakim yang
do
te l a h mengelua r kan Putusan Sela Nomor
gu
memer i k sa perka r a i n i
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 33 dar i
in i
s
ekseps i
Terguga t
o leh
ne
p ihak
bahwa
R
Menimbang ,
ep
-------------------------------------
ng
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
EKSEPSI
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 33
:
35 /G/2009 /PTUN- JKT. ,
te r t a n gga l
11 Mei 2009 yang amarnya
sebaga i
ber i k u t
:
ng
-----------------------------------------------------------
MENGADILI : ekseps i
Terguga t
kewenangan re l a t i f
ah
-
Melan j u t k a n
I
; --
pemer i k s aan
da l am
ub
Menangguhkan b iaya yang t imbu l
ka
in i ,
d i t u nda
sampai
pokok
ekseps i
sengke ta
;
putusan
da lam Putusan Sela
akh i r
ep
m
---------------------
ten t a ng
In
Menolak
lik
-
do
A gu
-------------------------
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
berbuny i
perka r a
in i
;
2009 ,
dan
I
atas
dan Terguga t
A
ah
2009 ,
II
te rmua t
Pengguga t
te l a h
da lam
t i dak
dan
Ber i t a
Acara
te r p i s a h kan
Dupl i k
masing -
dengan
i es
11
p ihak
25
te r s ebu t
Pers i d angan putusan
yang in i
;
d i sesua i k an
yang
te l a h
d ibe r i
dengan as l i n y a
buk t i
yang
sah ,
metera i
seh i ngga
ser t a
buk t i
d ibe r i
dapa t
berupa
cukup
dan
di j ad i kan
tanda
gu
a la t
menga jukan
da l i l - da l i l
P –
1
s
sura t - sura t
te l a h
menguatkan
ne
fo t o copy
Pengguga t
untuk
do
guga tannya ,
bahwa
ep
Menimbang ,
sebaga i
te r s ebu t ,
menga jukan Dupl i k
Repl i k
----
te l a h
mengajukan
ub
bag i an
te l a h
dan
25 Mei 2009 pada pers i d a ngan tangga l
ng
am
merupakan
Repl i k
se l engkapnya
sebaga imana
Pengguga t
I
11 Mei 2009 pada pers i d a ngan tangga l
masing te r t a n gga l Mei
Terguga t
In d
te r t a n gga l
Terguga t
p ihak
Jawaban
on
R
te r s ebu t ,
gu
Mei
atas
lik
Repl i k
II
ng
Terguga t
bahwa
R
ah
------------------------------------------Menimbang ,
ah k
A
In
34
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
34 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 34
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan
P
–
5,
ya i t u
sebaga i
ber i k u t
;
Sura t
Kepa la
S. - 1018 /WKN.5 / 30 Permohonan
:
Sura t
ah
(Fo t o copy sesua i
Di re k t u r
Di rek t o r a t
Jendera l
Le l ang
Kekayaan
Keuangan
Repub l i k
R
Depar t emen :
S- 43 /KN.7 / 2009 ,
2009 ,
eksekus i
hak
eksekus i ”
Hal
:
memang
pr i n c i p a l - nya
harus
send i r i
Negara , Indones i a ,
te r t a n gga l Apakah
tanggungan
“pa ra t e
d i l a k u kan dan
kepada
seorang
( f o t o c opy
sesua i
dengan
18
penga j uan
seca ra
d i kuasakan
o leh
t i dak
bo leh
advoka t
?! ,
;
lik
as l i n y a )
Sal i n an
355 /2008 , Pelayanan
M
sesua i
Le l ang
d i ke l u a r k a n Kekayaan
te r t a n gga l
R
Bogor ,
Risa l ah
dengan
Nomor
o leh
Negara
Kanto r
dan
11- 09- 2008
Le lang
( f o t o c opy
as l i n y a )
;
ng
-----------------------------------------
gu
do
--------------------
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 35 dar i
s
:
ne
P – 3
ub
Bukt i
ep
3.
Februa r i
pada
-----------------------------------------
ah k
am
ah
A
gu
ng
Nomor
Le l ang
; --------
ep
P – 2
Pen jua l a n
Hak Tanggungan ,
dengan as l i n y a )
2008 ,
i
:
Desember
on
te r t a n gga l
KP.03 /2008 ,
In
:
Eksekus i
Bukt i
Pelayanan
In d
Nomor
Hal
2.
Kanto r
Kekayaan Negara dan Le lang Bandar Lampung
ah m
ka
:
do
P – 1
lik
Bukt i
A gu
1.
ub
---------
ng
-----------------------------------------------------------
es
sampa i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 35
R ep ub
hk am
36 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
:
Sal i n an
41 /2008 ,
ng A gu Bukt i
sesua i
5
Nomor
o leh
Kanto r
dan
Le lang
Negara
te r t a n gga l
( f o t o c opy
Le l ang
d i ke l u a r k a n
Kekayaan
Bandung ,
Februa r i
2008
dengan
as l i n y a )
----------------------------
P – 5
:
Sal i n an
ah
682 /2008 ,
te r t a n gga l
Nomor
Kanto r
dan
Le lang
02
Desember
sesua i
dengan
2008
as l i n y a )
ep
( f o t o c opy
;
o leh
Negara
ub
m
Le l ang
d i ke l u a r k an
Kekayaan
Bandung ,
ka
Risa l ah
yang
Pelayanan
;
sura t - sura t
gu
d i sesua i k an a la t
sampa i
dengan
i
I
te l a h
menga jukan
yang
te l a h
d ibe r i
dengan as l i n y a
buk t i
yang sah ,
T. I
–
8,
metera i
seh i ngga
ser t a
buk t i
dapa t
d ibe r i
ya i t u
dan
di j ad i kan
tanda
sebaga i
berupa
cukup
T. I
– 1
ber i k u t
A
sebaga i
da l i l - da l i l
es
Terguga t
menguatkan
on
fo t o copy te l a h
untuk
ng
ban tahannya ,
bahwa
R
Menimbang ,
In d
ah
----------------------------
:
Bukt i
T. I
– 1
:
Sura t
Piu t ang
Edaran dan
23/PN/2000
No.SE-
tangga l
22
Badan
Nopember
2000
Pelaksanaan Le lang Hak
( f o t o c opy
sesua i
dengan ;
R
as l i n y a )
Negara
Le lang
ten t a ng Petun j u k Tanggungan
Urusan
Kepa la
ub
1.
ep
T. I
– 2
:
Sura t
Pengguga t
Nomor
:
08/PH-
do
Bukt i
gu
2.
ng
-------------------
s
---------------------------------------
ne
am
------------------
lik
ah
-----------------------------------------------------------
ah k A
In
36
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
yang
Pelayanan
5.
Risa l ah
do
P – 4
In
Bukt i
lik
4.
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 36
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia KP/1272 /HT , Penjua l a n
ng
:
Le l ang
Tanggungan , ( f o t o c op y
Eksekus i
te r t a n gga l
sesua i
Permohonan Hak
Desember
dengan
2008
as l i n y a )
;
------------------------:
ah
Sura t
Terguga t
I
1018 /WKN.5 /KP .03 / 2 008 , Penjua l a n
Nomor
Hal :
Le l ang
Tanggungan , ( f o t o c op y
S-
Permohonan
Eksekus i
te r t a n gga l sesua i
:
do
– 3
Hak
In
T. I
30 Desember 2008
dengan
as l i n y a )
lik
Bukt i
A gu
3.
;
-------------------------------------– 4
:
Sura t
Terguga t
m
43/KN.7 / 2 009
ka
Hal
:
tangga l
Apakah
memang
harus
R
ah
pr i n c i p a l - nya
ng
2009 . hak
eksekus i ”
d i l a k u kan
send i r i
sesua i
S-
eksekus i
“pa ra t e
kepada
( f o t o c op y
:
18 Februa r i
seca ra
d i kuasakan
Nomor
penga j uan
ep
tanggungan
II
o leh
dan t i d a k
bo l eh
seorang
advoka t
?!
dengan
as l i n y a )
;
– 5
:
tangga l
Hal : Penga juan Eksekus i ( f o t o c op y
sesua i
Nomor
– 6
:
Per j a n j i a n
tangga l
23
Mei
dengan
2009 .
as l i n y a )
Kred i t
Nomor
2000
( f o t o c o py
fo t o copy )
S-
Hak Tanggungan
------T. I
:
18 Februa r i
;
:
23
dar i ;
Bukt i
T. I
– 7a
:
Ser t i p i k a t
Per i n gka t tangga l
II
ub
------------------------------------Hak
(kedua )
ep 03
Jun i
2000
Tanggungan No. 322 /2000
( f o t o c opy
dar i
fo t o copy )
;
s
R
---------------------------------------
Bukt i
T. I
– 7b
:
Akta
ng
8.
Hak
Tanggungan
109 /18 /TBS /2000 tangga l
gu
Nomor :
Pember i an
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 37 dar i
23 Mei
ne
-----------------
do
am
7.
II
lik
A Bukt i
Terguga t
44/KN.7 / 2 009
ah
6.
Sura t
In d
T. I
gu
Bukt i
on
--------------------------------------
5.
i
T. I
es
Bukt i
ub
4.
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
Per i h a l
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 37
R ep ub
hk am
38 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
2000
dar i
fo t o copy )
;
---------------------------------------
:
Risa l ah
Lampung
A gu
ka
m
fo t o copy te l a h
as l i n y a ) bahwa
Terguga t
sura t - sura t
d i sesua i k an
sebaga i
a la t
sampa i
dengan
2009
–
05
dengan
d ibe r i
d ibe r i
ya i t u
buk t i
metera i
seh i ngga
ser t a
5,
da l i l - da l i l
menga jukan
te l a h
yang sah ,
T. I I
tangga l
sesua i
menguatkan
te l a h
yang
009/2009
( f o t o c opy
untuk
II
KPKNL Bandar
; -------------------------
dengan as l i n y a
buk t i
:
(RL)
berupa
cukup
dapa t
dan
di j ad i kan
tanda T. I I
sebaga i
ep
ah
ban tahannya ,
Nomor
Februa r i
Menimbang ,
Le l ang
do
– 8
In
T. I
lik
Bukt i
ub
9.
ng
-----------------
– 1
ber i k u t
:
Bukt i
as l i n y a ) T. I I
– 2
i tangga l
Petun j u k
Tanggungan
22
Nopember
Pelaksanaan
( f o t o c o py
Le l ang
sesua i
;- - - - - - -
:
2000
Hak
dengan
Pera t u r a n
Mente r i
Keuangan
L ingkungan Jende ra l
Kanto r
Pusa t
Di re k t o r a t
Kekayaan Negara ( f o t o c opy d iamb i l Pera t u r a n
R
dar i
ub
No.431 /PM.1 / 2007 ten t a ng Ura i an Jaba tan Di
am
2.
dan Le lang Negara (BUPLN) No.SE –
23 /PN/2000 ten t ang
Edaran Kepa la Badan Urusan
ep
ah
A
gu
Piu t ang
Sura t
es
:
on
– 1
In d
T. I I
lik
Bukt i
ng
1.
R Ura i an
j aba t a n )
;
T. I I
– 3
:
Sura t
Di re k t u r
18 Februa r i
2009 , Hal
gu
44 /KN.7 / 2 009 tangga l
Le l ang Nomor : S-
ne
Bukt i
ng
3.
s
---------------------------------------
do
ah
----------------------------------------------------------------------------
ah k
A
In
38
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
( f o t o c opy
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 38
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Penga juan
sesua i
Hak
dengan
Tanggungan as l i n y a )
;
Undang- Undang Repub l i k
Nomor 4 Tahun 1996 ten t a ng Atas
Tanah
Berka i t a n
ah
huru f
Beser t a
Dengan Tanah ,
b
Bukt i
T. I I
– 5
( f o t o c opy
:
Risa l a h
dar i
Kanto r
Le l ang
Pelayanan
ep
355 /2008
dan Le lang (KPKNL) Bogor ( f o t o c op y
sesua i
Yang
15 aya t
(1 )
fo t o copy )
;
(RL)
Nomor
:
Kekayaan Negara
tangga l
11 –09 –
dengan as l i n y a )
;
i
R
ah
2008
Hak Tanggungan
Pasa l
ub
5.
Indones i a
Benda- Benda
---------------------
ka
m
:
do
– 4
In
T. I I
lik
Bukt i
A gu
4.
ng
------------
Menimbang , bahwa da lam pemer i k saan perka ra t idak
mengajukan
gu
p ihak
in i
para
saks i
;
In d
-----------------------------------------------------------
2009 ,
maka i s i
sebaga imana
te rmua t
merupakan
bag i an
mempers i ng ka t
se l engkapnya dar i da lam
t i dak
----------------------
Ber i t a
te r p i s a h kan
Acara
Pers i d angan
dengan
putusan
ng bahwa
dengan
memperha t i k a n
yang in i
;
sega l a
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 39 dar i
ura i a n
Kes impu l an te r sebu t
gu
Menimbang ,
untuk
pers i d angan
s
pu tusan i n i ,
dan
da l am
te l a h
do
Jun i
lik
16
masing - masing
ub
Kes impu l annya
yang berpe r ka r a
ep
tangga l
M
ah k
am
mengajukan
bahwa p ihak - p ihak
R
ah
A
--------------------Menimbang ,
on
ng
---------
es
( f o t o c opy
Eksekus i
ne
:
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 39
yang te r j a d i
perka r a
in i
Ber i t a
Acara
da lam pers i d angan
ber l a ngsung
sebaga imana
ng
Pemer i k saan
A gu
d ianggap
kesa tuan
se l ama pemer i k saan
te l a h
Pers i a pan
te l a h
masuk
da lam
te r c a t a t
da l am
Ber i t a
Acara
merupakan
sa tu
dan dan
putusan
do
sesua t u
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Pers i d angan
in i
;
In
-----------------------------------------------------------
Menimbang ,
akh i r n y a
akan menga jukan sesua tu
dan
para
ha l
l ag i
p ihak
menyatakan
da lam perka ra
ub
ka
m
t idak
bahwa
lik
ah
----------------------
se l an j u t n y a
mohon
in i
putusan ;
ep
-----------------------------------------------------------
R
ah
-----------------------------------
ah
Menimbang ,
pokoknya
pada
guga tan
bag i an
ten t ang
guga tan
Pengguga t
te r s ebu t ,
Jawabannya te l a h menga jukan ekseps i , menyatakan
sebaga i
ber i k u t
:
ep
pada
tu j u an
d ia t a s ; - - - - - - - -
bahwa atas
I da lam sura t
dan
te r u r a i
Kompetens i
Rela t i f
;
ng
1. Ekseps i
gu
do
-----------------------------------------------------------
ne
-------
s
-----------------------------------------------------------
R
am
yang
on
sebaga imana
duduk perka r a te r s ebu t
Terguga t
maksud
In d
ada l ah
A
Pengguga t
bahwa
lik
Menimbang ,
ub
gu
DALAM EKSEPSI : ------------------------------------------------------------------------------
es
ng
i
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
ah k
A
In
40
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
40 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 40
---
Gugatan
Obscuur
L ibe l
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
2. Ekseps i
;
Terguga t
II
ekseps i ,
yang
bahwa atas
da lam
sura t
guga tan
Jawabannya
pada pokoknya
Pengguga t itu
te r s ebu t ,
te l a h
menyatakan
menga jukan
sebaga i
ber i k u t
In
A gu
Menimbang ,
do
ng
--------------------------------------------------------
:
-----------------------------------------------------------
lik
ah
-------
--------------------2. Ekseps i
Pengguga t
Cacat
i n Obyec to )
ub
Gugatan Cacat Sebaga i Obyek (E r r o r
sebaga i
Sub jek
ep
ka
m
1. Ekseps i
(Er r o r
;
in
Tidak
Je l a s /Kabu r
(Obscuu r
;
i
L ibe l )
es
Gugatan
R
pada
sangka l an
da l i l - da l i l
Terguga t
ah
dan
pokoknya Terguga t
semula
te t a p II
dan
sebaga imana
da lam Repl i k nya te r t a n gga l
11 Mei 2009 ; - - - - - - - - - -
Menimbang ,
ekseps i - ekseps i
Hak im
bahwa te r hadap
akan
te r s ebu t
memper t imbangkan
sebaga i
ber i k u t
:
Terguga t
I
ekseps i
ekseps i
kompetens i
re l a t i f
te l a h
dahu l u da lam Putusan Se la Nomor :
JKT. , tangga l
d ipu t u s kan
35/G /2009 /PTUN-
11 Mei 2009 sebe l um masuk da lam pokok perka ra
ne
te r l e b i h
te r hadap
R
ten t ang
bahwa
ep
Menimbang ,
ub
-------------------------------------------------
gu
;
do
ng
am
Maje l i s
pada I
guga tannya
A
te r u r a i
Pengguga t
lik
te t a p
da l i l
gu
menolak
bahwa
on
Menimbang ,
In d
ng
------------------------------
s
ah
Persona ) ; - - - - - - - - - - - - - - - - - 3. Ekseps i
ah k
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 41 dar i
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 41
R ep ub
hk am
42 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
-----------------------------------------------------------
L ibe l “ ,
se l an j u t n y a
I dan Terguga t I I
ada lah sebaga i ber i k u t
Menimbang , II ,
yang
ekseps i -
ten t ang “Guga tan Obscuur
: ------
menuru t pada
da l i l
Terguga t
pokoknya
I
dan
menyatakan
:
lik
ah
Terguga t
bahwa
mengena i
do
Terguga t
A gu
ekseps i
bahwa
In
Menimbang ,
dasa r
II
t idak
sua tu
ke ten t uan yang
guga tan
berdasa r
yang
argumenta t i f ,
pos i t a
berak i b a t
guga tan
yang
ataupun
berdasa r
d i t e r i ma
kepada d idukung
a lasan - a lasan pet i t um
hukum,
harus
yang obyek
di t u j u kan
seh i ngga
Pengguga t
dapa t
menjad i
hukum yang t i d a k
hukum pos i t i f
d id ukung
yang
mana
i
TUN
t idak
t i dak
ha l
mana
d inya t a kan
t idak
;
-----------------------------------------------------
ub
menanggap i
ekseps i
bahwa
menuru t
te r sebu t
di
R
Menimbang ,
ep
----
da l i l
atas ,
Pengguga t yang
pada
da l am
pokoknya
s
am
ah
A
yur i d i s
Pengguga t
perundang - undangan
Keputusan
ng
dan
je l a s ,
es
o leh
gu
Terguga t
t i dak
pera t u r a n
d i l a ngga r guga tan ,
pos i t a
mater i i l
on
berupa
menyebu t kan
karena sya ra t
In d
ah
guga tan
kurang l engkap ,
lik
Bahwa guga tan
ep
-
ub
-------
R
Pengguga t
te l a h
d i susun
seca ra
cermat
ne
Bahwa guga tan
gu
-
ng
menyatakan : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
do
ka
m
-----------------------------------------------------------
ah k
A
In
42
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
ng
-----------------------------------
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 42
dan l engkap te rmasuk dasa r - dasa r hukum yang d i j a d i k a n da l am
Terguga t
ng
karenanya ekseps i obscuu r
A gu
Pengguga t harus
bag i an
l ibe l
d inya t a kan
I
pos i t a n ya ,
seh i ngga
yang menda l i l k a n
ada l ah
t i dak
t idak
guga tan
bera l a san
dan
do
guga tan
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
a lasan
dapa t
d i t e r i ma
;
In
--------------------------------------------------------
Maje l i s
Terguga t
II
te r s ebu t
di
ber i k u t
:
gu
obyek sengke t a
A
Tata
ah
sebaga imana
persya r a t a n
Usaha Negara
d imaksud
di
itu
kabur
(Obscuu r
Perad i l a n
hukum sepe r t i
Terguga t
i
un tuk mengajukan Tata
53 aya t
Perad i l a n
dengan
hukum atau
dengan d i t e r b i t k a n n ya
d ianggap guga tan L ibe l )
da l i l
Usaha Negara
1 Undang- Undang
Tata
Usaha Negara ,
menjad i
persoa l a n
d ida l i l k a n
o leh
t i dak
je l a s
pos i t a
t i dak
Terguga t
I
ep
berdasa r kan
t idak lah
dan
da lam pos i t a
hubungan
fo rma l
da lam pasa l
5 Tahun 1986 ten t a ng
dan ha l atau
sebaga i
te r u r a i
menje l a s kan
yang d i r ug i k a n
karena
ub
Nomor
sebaga imana
un tuk
Pengguga t
di to l a k ,
I
es
mengaku i
ada l ah
kepen t i n gan
guga tan
harus l a h
Terguga t
on
itu
ekseps i
In d
guga tan
yang
j uga
ng
Pengguga t
ada lah
da l i l
lik
II
bahwa
ep
--------------------------------------------------------
Terguga t
II
dan ;
-------------------------------------------------
ekseps i
guga tan
caca t
sebaga i
ob jek
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 43 dar i
ekseps i
ne
ten t ang
mengena i
do
II
se l an j u t n y a
gu
Terguga t
bahwa
ng
Menimbang ,
s
R
am
dan
Hak im akan memper t imbangkan sebaga i
Menimbang ,
ah
I
sanggahan Pengguga t
lik
Terguga t
dar i
R
m
ka
atas ,
ekseps i
bahwa te r l e p a s
ub
ah
Menimbang ,
te r hadap
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 43
(e r r o r
in
obyec to ) ,
d ipe r t imbangkan
sebaga i
ber i k u t
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
:
-----------------------------------------------------------
bahwa menuru t
A gu
Menimbang , yang
pada
da l i l
ekseps i
pokoknya
Terguga t
II
do
ng
--
menyatakan
:
In
-----------------------------------------------------------
3
sebaga iman te l a h
Undang - Undang
karena sura t
2009
in t i n ya
memuat
l e l a ng
d ia t u r
da lam
5
Tahun
ha l
pokok
su ra t
penegasan
eksekus i
sesua i
yang
bahwa
Pasa l
di j ad i kan
sura t
6
PT.
gu send i r i
Bank UOB Buana Tbk.
penegasan
permasa l ahan
Terguga t yang
II
s e laku
Di samping
j uga
si fa t nya
da lam te l a h
obyek
guga tan
menge lua r kan
umum yang
di tu j u kan
ub
ah
sura t kepada
para Kepa la Wilayah DJKN dan para Kepa la KPKNL dengan
berkenan
menolak t i dak
II
guga tan
berwenang
mohon
Dan
agar
berdasa r kan PTUN Jaka r t a
Pengguga t
dan
menyatakan
mengad i l i
perka ra
gu
di r i n ya
Terguga t
Tanggungan .
s
te r s ebu t ,
Hak
in i
;
ne
ha l
Eksekus i
2009 ha l
do
Penga juan
18 Februa r i
ep
No. S- 44 /KN- 7/2009 tangga l
R
sura t
ng
am
te r s ebu t
Hak
d ia j u k an
lik
A
pemegang Hak Tanggungan . te r hadap
pada
Undang - Undang
Nomor 4 Tahun 1996 agar
o leh
18
permohonan
Tanggungan (UUHT )
itu
1986
No.S- 43/KN.7 / 2 009 tangga l
R
Februa r i
Nomor
t idak
d iubah dengan Undang - Undang Nomor 9
ng
ah
Tahun 2004 ,
sebaga imana
quo
i
angka
a
es
1
i nd i v i d u a l
perka r a
on
ka
Pasa l
si fa t
da lam
In d
mempunya i
guga tan
lik
ob jek
ub
Bahwa
ep
-
m
ah
---------------
ah k
A
In
44
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
44 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 44
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ---------------------
Terguga t
I
yang
dan
pada
pokoknya
Terguga t
merug i kan Pengguga t
II
yang
menjad i
bahwa
obyek
su ra t
sengke ta
sebaga i seo rang advoka t ;
Menimbang ,
bahwa sura t
menjad i
obyek
Terguga t
I
dan Terguga t
sengke t a
II
ada l ah
:
lik
ah
yang
menyatakan
In
II
A gu
Terguga t
do
ng
Menimbang , bahwa Pengguga t te l a h menyanggah ekseps i
Pelayanan
Le l ang
(KPKNL) Bandar
2008
Nomor
Kekayaan
:
Lampung te r t a n gga l
Le lang Eksekus i
dan
30 Desember
KP.03 / 2008 ,
S- 1018 /WKN.5 /
Permohonan Pen jua l a n
Negara
per i h a l
Hak Tanggungan ;
i
Kanto r
es
Kepa la
R
ah
Sura t
ep
-
ub
--------------
ka
-----------------------------
Negara
Indones i a
tangga l
d i l a k u kan
o leh
d i kuasakan
Depar t emen
Keuangan
18
per i h a l
seca ra
Di rek t o r a t
Februa r i Apakah
“ para t e
2009
kepada
seorang
Repub l i k
Nomor
penga j uan
:
eksekus i
eksekus i ”
pr i n c i p a l - nya send i r i
Jende ra l
S-
hak
memang
harus
dan t i d a k
bo leh
ub
ah
tanggungan
pada
In d
Kekayaan
43 /KN.7 / 2 009 ,
advoka t
?!
;
ep
-----------------------------------------------------
Maje l i s
Hakim
a quo menuru t ada lah
gu
pendapa t
:
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 45 dar i
s
Menimbang bahwa kedua obyek sengke t a
do
R
-------------------------------
ng
am
Le l ang
lik
Di re k t u r
gu
Sura t
A
-
on
ng
-----------------------------------------------------
ne
m
-----------------------------------------------------------
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 45
-----------------------------------------------------------
ng
Te lah bers i f a t
karena te l a h
menjad i
A gu
yang
konk r i t
ada Sura t
obyek
Keputusan
sengke t a
;
do
-
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
-----------------
--------------------------------------------------------
Gunawan,
karena i s i n y a d i t u j u k a n kepada
SH.MH.
&
;
ub
Te lah
bers i f a t
l eb i h
l an j u t
karena
t idak
memer lukan
kepu tusan
; ----------
ber i s i k a n
t i n da kan
hukum
Tata
Usaha
Negara
;
i
Ser t a te l a h mengak i ba t k a n kerug i a n bag i Pengguga t karena t i dak
dapa t
melakukan
para t e
eksekus i
gu
Pengguga t
on
-
ng
-------------------------------
es
Dan
f ina l
R
-
(Pengguga t )
---------------------------------------------------------
-
Rekan
ep
m
ka
ah
Uung
i nd i v i d u a l
lik
Te lah bers i f a t
ah
-
In
----------------------
;
In d
-----------------------------------------------
maka kedua obyek
ah
te r s ebu t ,
sengke t a
a quo te l a h
Menimbang ,
bahwa
ub
Tata Usaha Negara ; dar i
Maje l i s
berpendapa t
te r s ebu t
ada lah
t idak
ekseps i
bahwa ekseps i
ep
t ersebu t ,
da l i l
bera l a san
hukum
Terguga t
II
yang d ia j u k an
dan
harus l a h
R
d inya t a kan
di to l a k
;
bahwa
se l an j u t n y a
mengena i
gu
Menimbang ,
ekseps i -
ne
ng
----------------------------------------------------
do
am
ten t ang Perad i l a n
5 Tahun 1986
lik
ke ten t u an Pasa l 1 angka 3 Undang- Undang Nomor
memenuhi
s
A
Men imbang bahwa, dengan demik i a n berdasa r kan ura i a n
ah k
A
In
46
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
46 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 46
ekseps i
Terguga t I I (Er r o r
Persona )
Pengguga t Cacat Sebaga i
d ipe r t i mbangkan ,
ada l ah
sebaga i :
ng
ber i k u t
in
ten t a ng ekseps i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Sub jek
Menimbang , pada
da l i l
ekseps i
pokoknya
Terguga t
menyatakan
II
:
In
yang
bahwa menuru t
do
A gu
--------------------------------------------------
lik
atas
S- 43 /KN.7 / 2 009
tangga l
Bank
:
pada pokok su ra t ,
UOB
Buana
Tbk,
p ihak
da lam menga jukan
R
yang t i d a k
ng
la i n
eksekus i
pasa l
sebaga i
kuasa
dar i
ada l ah
PT.
p ihak
su ra t
PT.
pemegang
atas
kepada
permohonan
l e l a ng a quo
UOB
t i dak
d i ke l u a r k annya
o leh
Terguga t
sura t
II ,
da lam perka r a
Buana
Tbk
maka
a quo
dan
bukan ;
ub
Pengguga t
Hak
kuasa
da lam perka ra
Pengguga t
Bank
p ihak
UOB Buana Tbk.
guga tan
se l a ku
ada l ah
member i k an
Bank
di rug i kan
obyek
yang ber t i n d a k
dapa t
se l a ku
6 UUHT, Pengguga t
l angsung
menjad i
A
yang
ah
Nomor
Tanggungan
seca ra
am
sura t
2009 ha l
gu
ah
PT.
di rug i kan
i
18 Februa r i
merasa
es
d i ke l u a r k annya
seha rusnya
on
yang
lik
p ihak
ub
Bahwa
ep
-
ka
-----------------------------------------------------
pokoknya
menyatakan
sebaga i
bahwa
seorang advoka t
II
te r s ebu t
Pengguga t
di
Pengguga t atas
karena
pro f e s i
yang seca ra hukum berhak
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 47 dar i
yang
s
Terguga t
sanggahan
gu
Pengguga t
ekseps i
menuru t
ne
pada
da l i l
ng
te r hadap
bahwa
do
Menimbang ,
ep
-------------------------------
R
m
---------------
In d
ah
-----------------------------------------------------------
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 47
menja l a n kan
kuasa ,
yang hak
obyek
Pengguga t
sengke ta ,
sebaga i
sura t
maka
para dengan
seorang
advoka t
Menimbang ,
Undang
bahwa menuru t
Nomor
9
pasa l
Tahun
53 aya t
2004 ,
do
; ------------------------------------------
A gu
d i ku r ang i
menjad i
ng
send i r i n y a
dengan d i ke l u a r k annya
(1 )
Undang
menyatakan
:
In
un tuk
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Terguga t
sua tu
merasa
Keputusan
pengad i l a n
ah
Keputusan
yang
berwenang
Tata
Usaha
ba ta l
Negara
atau
R
d inya t a kan
ber i s i
t i dak
tun t u t a n
kepada
tun t u t a n
agar
yang
d i sengke t a kan
sah ,
dengan
gan t i
atau
rug i
itu tanpa
dan /a t a u
ng
d i se r t a i
yang
ep
ka
Usaha Negara dapa t mengajukan guga tan te r t u l i s
Tata
d i r e hab i l i t a s i
;
gu
-----------------------------------------------------
yang menjad i
se l a ku advoka t t idak sesua i
dapa t
ak i ba t
permohonan
Undang Nomor 9 Tahun 2004 ten t ang
Negara .
Dan
5
tahun
1986
ha l - ha l
yang
karena Pengguga t
para t e
ten t ang
eksekus i
53 aya t
te l a h
(1 )
Undang -
Perubahan Atas
Undang -
Perad i l a n
d iu t a r a k an
Terguga t
Tata II
gu
Nomor
Sura t
PT. Bank UOB Buana Tbk.
dengan apa yang d imaksud pasa l
Undang
ada lah
d i ke l u a r k a nnya
obyek sengke ta ,
pener ima k uasa dar i
mengajukan
Pengguga t
di
Usaha da lam
do
II
di rug i kan
bahwa
te r s ebu t
lik
Terguga t
merasa
berpendapa t
ekseps i
ep
yang
Hak im
ng
am
orang
Maje l i s
ura i a n
R
ah
atas ,
bahwa dar i
ub
A
Menimbang ,
In d
-----------------------------
i
o leh
yang
s
di rug i kan
perda t a
es
kepen t i n gannya
hukum
ne
badan
on
atau
lik
Orang
ub
-
m
ah
----------------------------------------------------------
ah k
A
In
48
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
48 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 48
te r s ebu t
akan
menyangku t
d ipe r t i mbangkan
ekseps i
Terguga t
harus l a h
A gu
dan
masa lah
da lam
II
ng
demik i a n
sudah
pokok
ada lah
pokok
perka r a
perka r a .
Dengan
t i dak
bera l a san
d inya t a kan
di to l a k
;
----------------------------------------------------
I
dan
Terguga t
II,
ekseps i - ekseps i
maka se l an j u t n y a
Pengad i l a n
lik
ah
Terguga t
bahwa dengan d i t o l a k n ya
In
Menimbang ,
hukum
do
ekseps i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
yang
akan memper t imbangkan guga tan Pengguga t da l am pokok perka r a
ub
DALAM
POKOK
PERKARA
:
ep
ka
m
; -------------------------------------------------
maksud
dan
gu
perka r a te r s ebu t
A
menjad i
da lam ten t a ng duduknya
d i atas ; - - - - - - - - - - -
Menimbang ,
yang
bahwa Sura t
obyek
sengke t a
Keputusan Tata Usaha Negara da lam
perka ra
berupa
:
lik
am
Sura t
in i
Kepa la Kanto r Pelayanan Kekayaan Negara dan Le lang
ub
ah
--------------------------------------
guga tan
on
Pengguga t ada l ah sebaga imana te r u r a i
tu j u an
es
i
R
bahwa
ng
Menimbang ,
In d
ah
-----------------------------------------------------------------
(KPKNL) Bandar Lampung te r t a n gga l
30 Desember 2008 Nomor
per i h a l
Permohonan Penjua l a n
ep
: S- 1018 /WKN.5 / KP.03 /2008 , Le l ang Eksekus i
Hak Tanggungan
(buk t i
P – 1
= T. I
– 3)
Le l ang pada Di rek t o r a t
Negara Depar t emen Keuangan Repub l i k 2009
Nomor :
Indones i a
S- 43/KN.7 / 2 009 ,
per i h a l
18
Apakah
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 49 dar i
Kekayaan
tangga l
gu
Februa r i
Jende ra l
s
Di re k t u r
ne
Sura t
do
-
R
; ---------------------------------------------------
ng
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 49
R ep ub
hk am
50 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
penga j uan
eksekus i
memang harus dan
t idak
?!
(P
–
A gu
advoka t
d i l a k u kan
bo leh
ng
send i r i
tanggungan
seca ra
o leh
d i kuasakan
2
=
“ para t e
pr i n c i p a l - nya
kepada T. I
seo rang
–
4)
;
do
eksekus i ”
hak
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
--------------------------------------------------------
se l an j u t n y a
obyek
s engke ta
;
lik
-----------------------------------------
guga tan Pengguga t yang
ub
t i d a k d iban t ah atau se t i d a k - t i d a kn ya t i d a k d i sangka l
da l i l - da l i l
I
dan Terguga t
te t a p
yang
t i dak
fa k t a – f a k t a
II,
seh i ngga merupakan
per l u
hukum,
ada l ah
R
merupakan
Terguga t
d ibuk t i k a n
l ag i
dan
sebaga i
ber i k u t
:
i
o leh
dengan
Bahwa benar Terguga t
I te l a h menerb i t k a n Sura t
Keputusan
on
-
ng
--------------------------
Sura t
Kepa la
Kanto r
Pelayanan
Kekayaan
Negara
Nomor
:
S- 1018 /
WKN.5/KP.03 / 2008 ,
Permohonan Pen jua l a n
Le lang
(buk t i
1
–
Eksekus i
=
T. I
Hak Tanggungan –
3)
;
ub
P
per i h a l
-
Bahwa
benar
Terguga t
ep
----------------------------------------II
te l a h
menerb i t k a n
Sura t
Di re k t o r a t
Jende ra l
Negara
Depar t emen
Keuangan
Repub l i k
tangga l
18
Februa r i
2009
Nomor
gu
Indones i a
pada
:
S-
s
Kekayaan
Le lang
ne
Di re k t u r
do
Sura t
ng
-
R
Keputusan berupa : - - - - - - - -
M
ah k
am
ah
2008
30 Desember
lik
A
Le lang (KPKNL) Bandar Lampung te r t a n gga l
dan
In d
gu
berupa : - - - - - - - -
es
Menimbang , bahwa da l i l - da l i l
tegas
ah
d i sebu t
ep
ka
m
ah
Yang
In
---------------------
A
In
50
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 50
43/KN.7 / 2 009 ,
per i h a l
seca ra
Apakah
“ para t e
penga j uan
eksekus i
eksekus i ”
ng
d i l a k u kan o leh pr i n c i p a l - nya send i r i
memang
harus
dan t i d a k
bo leh
?! (P – 2 =
T. I
–
A gu
do
d i kuasakan kepada seorang advoka t
hak
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
tanggungan
4)
;
In
-----------------------------------------------------
o leh
untuk
Terguga t ,
o leh
yang
la i n
maka
beban
karena
da l i l - da l i l
guga tan
d iwa j i b k a n
kepada
dan se l eb i h n ya
te l a h
pembukt i a n
Pengguga t
d i sangka l
;
ep
ka
m
Pengguga t
bahwa
ub
ah
Menimbang ,
lik
----
te l a h
dengan
gu
sampa i
mete ra i
menga jukan
da l i l - da l i l
buk t i - buk t i
cukup
yang d ibe r i
tanda
P
–
5
Menimbang ,
;
menguatkan
da l i l - da l i l
mete ra i
dengan
cukup yang d ibe r i T. I
sura t
lik
d ibe r i
sampa i
P – 1
Terguga t I te l a h mengajukan buk t i - buk t i
–
tanda T. I
– 1
8
;
–
1
d ibe r i
sampai
mete ra i
menga jukan
cukup
dengan
yang
T. I I
buk t i - buk t i d ibe r i
–
tanda
5
;
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 51 dar i
s
te l a h
te l a h
da l i l - da l i l
gu
T. I I
yang
II
menguatkan
ne
sura t
Terguga t
untuk
do
sangka l annya ,
bahwa
R
Menimbang ,
ep
----------------------------------------
ng
am
yang te l a h
untuk
ub
ah
sangka l annya ,
bahwa
sura t
In d
A
--------------------------------------------
i
membukt i k a n
es
d ibe r i
untuk
on
yang te l a h
Pengguga t
ng
guga tannya ,
bahwa
R
ah
-----------------------------------------------Menimbang ,
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 51
--------------------------------------
sengke t a
da lam
perka r a
Keputusan
in i
te r dapa t
atau t i d a k sah
atau
di t o l a k
prosedu ra l
maupun
da lam perka ra yang
subs t ans i a l
t idak l ah
d ida l i l k a n
pokoknya
menya takan I
aya t
huru f
bahwa
dan Terguga t
ng
Terguga t
a lasan - a lasan
guga tan
II
da l i l
sebaga i
Pengguga t
penerb i t a n te l a h
ber i k u t
yang pada
sura t
sesua i
:
kepu tu san
dengan
pasa l
53
a dan b Undang - Undang Nomor 9 Tahun 2004
gu
Perubahan
seh i ngga
yur i d i s
ep
bahwa menuru t
R
Menimbang ,
ten t ang
caca t
akan memper t imbangkan ha l - ha l
--
obyek
harus
Atas
Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1986 ,
d inya t a kan
bata l
atau
t idak
on
Pengguga t ,
(2 )
te r dapa t
da lam
karena
te r n ya t a
ub
sebaga imana
in i
harus l a h
In
Pengguga t
In d
ah
seg i
guga tan
lik
seba l i k n y a
sengke t a
ah
Sura t
caca t hukum, seh i ngga harus d inya t a kan bata l
dar i
m
da lam menerb i t k a n
akan
i
obyek
Maje l i s
es
menjad i
A gu
yang
apakah
se l an j u t n y a
do
ng
memper t imbangkan
ka
bahwa
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang ,
sah
;
A
------------------------------------------------------
pada
da l i l
pokoknya
Terguga t
I
dan
menyatakan
:
ub
yang
menuru t
-----------------------------------------------------------
Akta
Nomor 322/2000
Pember i an
Hak Tanggungan
23 Mei 2000 sanga t
03 Jun i
Nomor
je l a s
:
2000 dengan
109 /18 / TBS /2000
d i sebu t kan
bahwa yang
gu
tangga l
tangga l
per i n g a t a n
s
(kedua )
Hak Tanggungan
ne
II
ser t i f i k a t
do
Bahwa berdasa r kan
R
-
ep
-------
ng
am
II ,
bahwa
lik
ah
Menimbang ,
Terguga t
ah k
A
In
52
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
52 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 52
menga jukan
permohonan
PT. Bank UOB Buana Tbk . kepada
p ihak
ng
d i kuasakan
Hak
dan t i d a k
karena
(sebaga i
di
dapa t
da l am
dasa r
Akta
penerb i t a n
Hak Tanggungan ) a quo t i d a k d i sebu t k an adanya
hak
member i kan
kuasa
subs t i t u s i
barang
a
untuk
melakukan
In
untuk
quo
;
lik
-----------------------------------------------------------------------------------------
sura t
memenuhi
Membebankan
Hak
bata l
tanggungan
t idak
sesua i
memuat
pen j e l a s an
i
R
(1 )
in i ,
UUHT,
apab i l a
Tanggungan
sya ra t
(SKMHT)
Sura t
Kuasa
d i l a n gga r ,
maka
demi hukum, dengan demik i a n
gu
berak i b a t
yang da lam ha l
aya t
hak
d ian t a r a n ya
ng
15
membebankan
persya r a t a n ,
kuasa subs t i t u s i Pasa l
kuasa
Sura t
es
harus
sua tu
ep
mengatu r
15 aya t 1 Undang Undang Hak Tanggungan
on
Bahwa da lam Pasa l
ub
ah m
ka
Kred i t u r
ser t i f i k a t
pen j ua l a n
ah
hanya l ah
send i r i
la i n ,
Tanggungan
A gu
Pember i an
-
le l ang
do
berhak
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
ya i t u
Kuasa
o leh Pemegang Hak Tanggungan .
ah
Hak Tanggungan ada l ah t i n da k Tanggungan ,
merupakan
dar i
t i n d ak
Ser t i f i k a t
l an j u t
Hak
Hak
dar i
Sura t
Tanggungan
;
ub
Membebankan
-------------------------------------------------------
mengelompokan
Petun j u k
l e l a ng
sebaga i
4
Pelaksanaan
le l ang
kewenangan
Pera t u r a n
Pasa l
eksekus i , Pemegang
Le l ang
Mente r i Pengguga t
6
UU
maka Hak
sebaga i
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 53 dar i
Hak
Tanggungan
gu
konsek uens i n ya
angka
berdasa r kan
ng
Tanggungan
1
s
Keuangan ten t a ng
Pasa l
ne
berdasa r kan
do
Bahwa
ep
-
R
am
Kuasa
yang
l an j u t
Bahwa eksekus i
lik
A
orang l a i n
In d
Membebankan Hak Tanggungan t i d a k dapa t d i kuasakan kepada
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 53
Per t ama berdasa r kan Pasa l 6 UU Hak Tanggungan atau j an j i atas
kekuasaan
eksekus i ,
yang harus d i l a k u kan send i r i
A gu
send i r i
p ihak
merupakan
para t e
o leh Pemegang Hak per t ama
;
do
ng
menjua l
----------------------------------
ka
m
ah
d i kena l
prak t e k
hukum
adanya p ihak l a i n
eksekus i ,
se l a i n
Pengad i l a n
dan
d i sebu t
Indones i a
t idak
yang dapa t melakukan perbua t an
dar i
ekseku t o r
Pemegang
pada
pos i t i f
In
da lam
lik
Bahwa
Hak
Ser t i f i k a t
berdasa r kan
Tanggungan
ub
-
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Tanggungan
Hak
fiat
Per t ama
yang
Tanggungan
;
ep
--------------------------------------
Badan Urusan
23 /PN/2000
tangga l
22
pe l aksanaan
gu
pe tun j u k
Piu t ang
menyatakan
dan Le lang
Nopember le l ang
bahwa yang ber t i n d a k
Kred i t u r
A
ada l ah
pemegang
2000 hak
Sura t Negara
yang
Edaran No.
merupakan
tanggungan
sebaga i hak
SE-
i
adanya
es
Kepa la
karena
on
menindak l a n j u t i n y a ,
yang
In d
R
Bahwa te r hadap permohonan l e l a n g a quo, Terguga t I t i d a k
ng
ah
-
dapa t
pemohon l e l a n g tanggungan
;
lik
ah
--------------------------------------------------------
p ihak ,
menuru t
para
II
se r t a
pener ima
kuasa dapa t
Maje l i s
tanggungan
Hakim
yang
I
d ia j u k an
bahwa
in t i
ada l ah apakah advoka t se l a ku
melakukan
ng
hak
buk t i - buk t i
hemat
permasa l ahan da lam perka ra i n i
j awaban Terguga t
permohonan para t e
eksekus i
?
;
gu
do
-----------------------------------------------------------
s
Terguga t
guga tan ,
ne
j awaban
ub
dan
bahwa dar i
ep
Menimbang ,
R
am
------
ah k
A
In
54
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
54 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 54
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia -------------------------
ng
Menimbang , bahwa menuru t
Nomor 4
Tahun 1996 ten t a ng Hak Tanggungan Atas Tanah Beser t a BendaDengan Tanah ,
Pasa l
6 menyatakan
deb i t ur c i de r a
ah
per t ama
mempunya i
Tanggungan atas
hak
untuk
menjua l
kekuasaan send i r i
mengambi l
obyek
mela l u i
Hak
pe le l a ngan
pe lunasan p iu t a n gnya dar i
pen j ua l a n
ka
pemegang hak tanggungan
has i l
ub
m
umum ser t a
j an j i ,
lik
Apab i l a
In
-----------------------------------------
:
do
A gu
Benda Yang Berka i t a n
te r s ebu t
;
ep
-----------------------------------------------------
T. I I
anta r a
la i n
22 Nopember 2000
menyatakan
:
Le lang
Tanggungan sebaga imana d imaksud pada pada but i r UUHT member i kan
ah
Tanggungan atas
kekuasaan send i r i
Hak Tanggungan te r sebu t dan t i d a k
pen j ua l a n
t i n d a kan
pe l aksanaan
un tuk
apab i l a
kred i t u r
obyek
deb i t u r
Hak
pember i
Pen jua l a n
obyek
f ia t
eksekus i
per j a n j i a n . harus
dar i
Pengad i l a n
6 UUHT i n i
Oleh
memperha t i k a n
merupakan
karenanya ha l - ha l
da lam sebaga i
ber i k u t
: --------------------------------------------
a.
Dalam Akta
harus
d imua t
do
Hak Tanggungan
gu
Pember i a n
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 55 dar i
a
pada dasa rnya d i l a k u kan dengan cara
berdasa r kan pasa l
l e l a n gnya
kepada
menjua l
(wanp res t a s i ) .
memer lukan
menginga t
pe l aksanaan
j an j i
ng
am
Hak Tanggungan c i de r a
l e l a ng
per t ama
Hak
1 huru f
lik
Tanggungan
hak
ub
Hak
6
ep
pemegang
pasa l
R
A
berdasa r kan
yakn i
s
2,
1,
ne
angka
gu
pada
ng
Sura t Edaran Nomor : SE- 23 /PN/2000 tangga l
–
i
buk t i
es
menun juk
on
bahwa
In d
R
ah
--------------------Menimbang ,
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
Undang - Undang R. I .
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 55
sebaga imana (2 )
huru f
d imaksud
e
UUHT,
pemegang
Hak
un tuk
menjua l
obyek
A gu send i r i
mela l u i
ya i t u
Hak
Tanggungan
11
c i de r a
mempunya i atas
umum
Hak
kekuasaan
se r t a
mengambi l
pen jua l a nnya te r s ebu t
;
In
has i l
Pasa l
deb i t u r
per t ama
pe le l a ngan
pe l unasan p iu t a ngnya dar i
6 jo
apab i l a
Tanggungan
ng
j an j i
da lam pasa l
do
j an j i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
aya t
sebaga i
pemegang
pemohon
Hak
Tanggungan
ada lah
kred i t u r
per t ama
;
-------------------------------------------------------------------c . Pelaksanaan l e l a n g
mela l u i
Pejaba t
Le lang Kanto r
Le lang
i
R
ah
l e l a ng
ep
ka
m
b. Ber t i n d a k
lik
-------------
ub
ah
--------------------------------------------------------
cara pengumuman l e l a n g
; ----
sepada t
gu
l im i t
mungk in
d i t e n t u k an
o leh
A
-------------------------------Pelaksana l e l a n g pasa l
6 UUHT i n i
Le l ang
j a sa
pada
;
dapa t mel i b a t k an Bala i pra
l e l a ng
;
lik
ah
f.
pen i l a i
on
ta t a
In d
eksekus i e. Ni l a i
mengiku t i
ng
d. Pengumuman l e l a ng
es
Negara ; - - - - - - - - - - -
g. Dokumen persya r a t a n
l e l a ng
anta r a
Sal i n an / f o t o c o p y
la i n
ep
------------------------------1.
ub
------------------------------
Per j a n j i a n
te r d i r i
dar i
:
kred i t
;
R
dan Akta
Tanggungan
;
ne
Hak
Hak Tanggungan
gu
Pember i an
Ser t i f i k a t
ng
2. Sal i n an / f o t o c o p y
s
-------------------------------------------------
do
am
--------------------------------------------------------
ah k
A
In
56
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
56 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 56
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ----------------------------------------------------------------------------
ser t i f i k a t
ng
3. Sal i n an / f o t o c o p y
atas
tanah
yang
Tanggungan
;
do
Hak
A gu
d ibeban i
hak
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
-----------------------------------------------------
4. Sal i n an / f o t o c o p y buk t i
dar i
p imp i nan / d i r e k s i
bank
yang
yang
maupun pernya t a an
bersangku t a n
se l a ku ;
ub
kred i t u r
m
-----------------------------------------------
kred i t u r
ng
ber t anggung j awab apab i l a Menimbang ,
Atas
Nomor
Tanah
buk t i
4
Beser t a
Tahun
yang
is i nya
akan
guga tan ; - - T. I I
– 4,
1996
yakn i
ten t a ng
: Hak
Benda- Benda Yang Berka i t a n
In d
Tanggungan
bahwa menuru t
R. I .
gu
Undang- Undang
te r j a d i
yang
Bank
i
se l a ku
Pimp inan /D i r e k s i
R
ah
bersangku t an
dar i
es
pernya t a an
on
5. Sura t
ep
ka
berupa per i n ga t a n - per i n ga t a n
wanpres t a s i
lik
ah
dapa t
bahwa deb i t u r
In
------------------------
dengan
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan waj i b ak ta
Nota r i s
persya r a t a n
atau
ak ta
sebaga i
PPAT dan
d ibua t
memenuh i
ber i k u t
:
ub
am
ah
(1 ) Sura t
lik
A
Dengan Tanah , Pasa l 15 , menyatakan : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
----------------------------------------------------
ep
Ti dak memuat kuasa un tuk melakukan perbua t an hukum l a i n
dar i p ada membebankan Hak Tanggungan ;
s
a.
R
ah k
-------------------------------
kuasa
subs t i t u s i
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 57 dar i
;
ne
memuat
do
Tidak
gu
b.
ng
M
------------------------------
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 57
R ep ub
hk am
58 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
--------------------------------------------Mencantumkan
seca ra
je l as
obyek
ng
Tanggungan , j um lah utang dan nama se r t a
deb i t ur
nama dan i den t i t a s
bukan
pember i
i den t i t a s
deb i t ur
apab i l a
do
A gu
kred i t urnya ,
Hak
Tanggungan
kemba l i
sebab
apapun
j uga
te l a h
d i l a k s anakan
Hak
Tanggungan
atau t i d a k dapa t berakh i r kecua l i
atau
ka rena
kuasa
karena
te l a h
j angka
ep
dan aya t
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengena i tanah
yang
dengan
pembuatan
sudah
Akta 1
Pember i an
waj i b Hak
(sa t u )
di i ku t i
Tanggungan
bu lan
sesudah
In d
gu
se l amba t - l amba tnya
te r da f t a r
on
atas
R
Sura t
ng
ah
(4 ) ; -
hak
o leh
te r s ebu t
hab i s
waktunya sebaga imana d imaksud pada aya t (3 )
(3 )
t idak
i
ka
m
dapa t d i t a r i k
membebankan
lik
untuk
ub
ah
Kuasa
;
In
----------------------
(2 )
Hak
es
c.
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
d ibe r i k a n
;
A
----------------------------------------------------
hak
atas
dengan
lik
Sura t
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengena i tanah
yang
pembuatan
ah k
se l amba t - l amba tnya
be lum te r da f t a r
Akta
Pember i an
3
(t iga)
waj i b
Hak
di i ku t i
Tanggungan
bu l an
sesudah ;
R
d ibe r i k a n
ub
am
(4 )
ep
ah
---------------
s ne
M
----------------------------------------------------
gu
do
ng
---------------
A
In
58
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 58
Keten t uan aya t
sebaga imana
(4 )
t idak
d imaksud
ber l a k u
pada
da lam ha l
ng
membebankan Hak Tanggungan d ibe r i k a n te r t e n t u
A gu
kred i t
yang
d i t e t a p kan
perundang - undangan
aya t
sura t
un tuk
kuasa
menjamin
da lam
yang
pera t u r a n
ber l a k u
;
dar i
di
ura i a n
atas ,
menuru t
per t imbangan Maje l i s
lik
te r s ebu t
ah
per t imbangan
bahwa
In
------------------------------Menimbang ,
(3 )
do
(5 )
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
dan
Hak im
:
ub
---untuk
menjua l
Hak
Tanggungan
da l am
d iu t amakan
R
kedudukan
ha l
Hak
Tanggungan
yang merupakan sa l ah
atau
yang
te r dapa t
sa tu
d ipunya i
pemegang
ng
ah
kekuasaan send i r i dar i
obyek
atas
perwu j udan
o leh
pemegang
i
hak
l eb i h
hak
tanggungan
dar i
sa tu
per t ama
pemegang
Hak
A
o leh pember i
ah
j an j i , obyek
Hak Tanggungan bahwa apab i l a
pemegang Hak
Hak
Tanggungan
Tanggungan
mela l u i
perse t u j u a n
l ag i
berhak
yang d ibe r i k a n
deb i t ur c i de r a untuk
pe le l a n gan dar i
menjua l
umum
tanpa
pember i
Hak
ub
memer lu kan
am
d idasa r kan pada j an j i
In d
Bahwa hak te r s ebu t
lik
-
gu
Tanggungan ; - - - -
Tanggungan
es
Bahwa
on
-
ep
;
ep
---------------------------------------------------------------------------------
pemegang
ng
kepen t i n gan
merupakan sua tu j am inan khusus bag i Hak
Tanggungan ,
mi l i k
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 59 dar i
Hak
p ihak l a i n ,
gu
Tanggungan sudah berp i n dah dan menjad i
walaupun
s
te r s ebu t
do
Bahwa s i f a t
R
-
ne
ka
m
-----------------------------------------------------------
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 59
kred i t ur
masih
te t a p
menggunakan
j ika
deb i t ur
haknya
melakukan
c i de r a
j an j i
;
t imbu l n ya
permasa l ahan
karena
menguasakan kepada advoka t
un tuk
para t e
Hak
melakukan
kred i t ur permohonan
Tanggungan
;
In
eksekus i
p ihak
do
Bahwa
A gu
-
ng
----------------------------------------
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
eksekus i ,
Bahwa
para t e
eksekus i
Tanggungan
dapa t
d i l a k u kan
o leh Pemegang Hak Tanggungan atau
Hak
Tanggungan
per t ama
;
ep
ka
Hak
atas kekuasan send i r i Pemegang
lik
m
-
--------------------------
ub
ah
--------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------
d ipe r kenankan
penggunaan
dan
gu
Tanggungan ,
pember i
A
o leh
dapa t
persya r a t a n
sura t
Hak
is inya R. I .
Kuasa
Membebankan
harus
Nomor
4
harus
1996
i
Hak
l angsung memenuhi
d i t e n t u k an
Tahun
PPAT
Pasa l
ten t a ng
15
Hak
Benda- Benda Yang Berka i t a n
Tanah
;
ub
Dengan
d ibe r i kan
dan
sebaga imana
Tanggungan Atas Tanah Beser t a
am
d ihadapan
Tanggungan
ah
Undang- Undang
pember i
had i r
Sura t
kuasa
da lam ha l
es
t idak
d ipe r l u k an
on
Tanggungan
ng
Hak
benar - benar
lik
Bahwa apab i l a
In d
R
--------------------------------------------------------
Tanggungan ,
Kepa la
te l a h
menerb i t k a n
tangga l
Pasa l
22
Urusan Sura t
Nopember
6
Undang- Undang
Piu t ang Edaran
2000
Dan Nomor
ten t ang
gu
23 /PN/2000
Badan
ng
Negara
pe laksanaan
Hak
Le lang :
SE-
Petun j u k
s
te r hadap
ne
Bahwa
R
-
ep
---------
do
ah
--------------------------------
ah k
A
In
60
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
60 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 60
Pelaksanaan Le lang Hak Tanggungan , yang d i t u j u k a n kepada BUPLN,
Para Kepa la
Kanto r
di
Indones i a ,
yang
se l u r u h
A gu
II
Negara ,
Wi layah
ng
Le l ang
Kanto r
Para
Kepa la
Kanto r
Pejaba t
Le lang
Kelas
is inya
anta r a
la i n
do
Kepa la
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Para
member i k an petun j u k dan memper tegas te r h adap pe laksanaan T. I
– 1
= T. I I
----------
dan benar .
bahwa
di to l a k ,
o leh
ng
b iaya
lik
Terguga t
I
dan
yang
; -------------------
karena
maka sesua i
Undang Nomor 5 Tahun 1986 , membayar
atas ,
Oleh karenanya guga tan
ep
guga tan
dengan pasa l
110 Undang -
kepada Pengguga t
t imbu l
da l am
Pengguga t
d ihukum untuk
perka r a
in i
;
gu
-----------------------------------------------------------
Perubahan
Atas
Undang- Undang
Nomor
Perad i l a n
Tata
Usaha
dan
yang te r k a i t
Negara
da lam perka ra i n i N
G
Tahun
pera t u r a n
; ----A
D
1986
ten t ang
hukum l a i n n ya
I
L
I
ep
M E
5
ub
ah
DALAM EKSEPSI : -----------------------------------------------------------------------------Ekseps i
Terguga t
I
dan
Terguga t
II
;
ne
Menolak
ng
-
R
am
Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2004 ten t ang
lik
Menginga t ,
In d
A
------------------------------------------
gu
do
-----------------------------------------
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 61 dar i
s
ah
bahwa t i n d a kan
Pengguga t harus l a h d inya t a kan d i t o l a k
d inya t a kan
di
i
sudah tepa t
Menimbang ,
te r s ebu t
es
II
berpendapa t
ura i a n
on
Terguga t
dar i
R
m
ka
Hak im
bahwa
ub
ah
Menimbang ,
Maje l i s
– 1) ;
In
l e l a ng Hak Tanggungan (v i d e buk t i
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 61
POKOK
PERKARA
:
Menolak
guga tan
A gu
Pengguga t
se l u r u hnya
---------------------------------------------
10 Ju l i
SH.MH. sebaga i
permusyawara t a n
Usaha
Negara
Jaka r t a
pada
2009 o leh kami H. YODI MARTONO
Ketua Maje l i s ,
SH. ,
BERTHA SITOHANG,
masing - masing
sebaga i
Hakim
Putusan mana d ibacakan da lam s idang te r bu ka un tuk
dan
Hakim
tangga l
Anggota
gu
Maje l i s
Senin ,
KISWONO,
SH. ,
sebaga i
A
I
2009 o leh kami Ketua dengan
Penggan t i
dengan d ihad i r i
Pr i n s i p a l
Kuasa
ah
ser t a
Terguga t
te r s ebu t
Pani t e r a
Tata Usaha Negara Jaka r t a , Pengguga t ,
13 Jul i
d iban t u
pada
o leh
Pengad i l a n
In d
umum pada har i
o leh Kuasa Hukum
dan Kuasa Hukum Terguga t
Hukum
Terguga t
lik
Anggota ,
i
R
dan FARI RUSTANDI,
r ibu
lik
Tata
ng
SH. ,
tangga l
da lam rapa t
ub
Jum’a t ,
d ipu t u s kan
Pengad i l a n
perka r a
l ima pu luh t i g a
ep
ah m
ka
; --------------------------------
Hakim
ra t u s
b iaya
rup i a h )
Maje l i s
(t i ga
membayar
Rp.353 . 000 , -
Demik i an l a h
har i
untuk
sebesa r
WAHYUNADI,
ah
Pengguga t
In
Menghukum
-
;
on
-
do
ng
---------
es
DALAM
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
--------------------------------------------------------
I
II.
ub
---
ANGGOTA,
ep
HAKIM
s H. YODI MARTONO
gu
BERTHA SITOHANG, S.H .
do
ng
Ttd
Ttd
ne
HAKIM KETUA MAJELIS ,
R
am
-----------------------------------------------------------
ah k
A
In
62
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
62 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 62
WAHYUNADI, S.H. ,
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
M.H.
RUSTANDI, S.H.
In
FARI
Ttd
do
A gu
ng
HAKIM ANGGOTA,
lik ub
Ttd
ep
i
R
KISWONO, S.H.
ub
lik
Rinc i a n…. .
Rinc i a n b iaya perka r a : 1.
Pendaf t a r a n Rp.
ep
……………………………………. 2.
s Rp.
gu
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………………………..
In
64 ha laman . Putusan Nomor 35/G/2009 /PTUNJKT
A
Halaman 63 dar i
ne
3.
12.000 , -
do
Rp.
Redaks i
30.000 , -
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………
R
Metera i
ng
am
ah
A
In d
gu
on
ng
es
ah
ka
m
ah
PANITERA PENGGANTI,
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 63
R ep ub
hk am
64 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
10 .000 , -
Leges Rp.
ng
……………………….. 5.
6.000 , -
Pangg i l a n
……………………………………
A gu
. . . . . . …………….
Rp.
... . .
295 .000 , -
-------------------------
do
4.
---------
353 .000 , -
In
Rp.
ra t u s l ima pu luh t i g a r i b u rup i a h ) .
s ne
gu
do
ng
M
R
ah k
ep
ub
am
lik
ah
A
In d
gu
on
ng
es
i
R
ah
ep
ka
ub
m
lik
ah
(t iga
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
A
In
64
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 64
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia T
U
S
A
N
No. 212 K/TUN/2010
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MA H K A MA H
A G U N G
Indones i a ,
SH. ,MH. ,
Peker j a a n
Advoka t ,
Galunggung No. 56, in i
member i
kuasa
Gunawan,
SH.
dan
keduanya
Advoka t ,
Mada No.
174 ,
bera l ama t
Tas i kma la ya ,
kepada
:
Rheina l d o
di
Komplek
di
da l am
Hans
Yanuar
Tambunan,
berkan t o r
SH. ,
Ja l an
Gajah
Apar t emen
Medi t e r a n i a
Jaka r t a ,
berdasa r kan
Gajah Mada, Ruko TUC-11,
ep
ka
Kewarganega raan
lik
Ja l an ha l
m
GUNAWAN,
In
UUNG
da lam perka ra :
ub
ah
A gu
te l a h memutuskan sebaga i ber i k u t
kasas i
do
memer i k sa perka r a Tata Usaha Negara da lam t i n g ka t
Sura t Kuasa Khusus tangga l
09 Mare t 2010 ;
KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA
Ja l an
Basuk i
Rahmat
No.
12 ,
Bandar
on
ng
DAN LELANG BANDAR LAMPUNG, berkedudukan d i
Lampung;
gu
es
i
me l a w a n :
R
ah
Pemohon Kasas i dahu l u Pengguga t / Pemband i ng ;
1. KEPALA
NEGARA
Praw i r a nega ra ,
Keuangan Lan ta i
I
ep
te l a h
seka rang
ng
Terguga t
I
dahu l u
sebaga i
Termohon Kasas i dan I I
di
Tata Usaha Negara Jaka r t a Hal .
muka
te r n ya t a Pengguga t I
dan I I
pers i d angan
pada pokoknya atas
1 dar i
14 ha l . Put . K/TUN/2010
A
gu
te r s ebu t
s
sura t - sura t
ne
R
bahwa dar i
Pemohon Kasas i
Pengad i l a n
I
yang bersangku t an ;
bahwa seka rang
sebaga i
Terguga t
do
Membaca sura t - sura t
mengguga t
dahu l u
Terband i n g I dan I I .
Mahkamah Agung te r s ebu t ;
Menimbang ,
dan I I
Pusa t 10710 ;
No. 212
In
dan I I /
Kasas i
Depar t emen
ub
am
Termohon
Gedung
12 , Ja l an Lapangan Banteng
Timur No. 2- 4, Jaka r t a
dahu l u
KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan d i Syaf r udd i n
ah
DEPARTEMEN
In d
KEKAYAAN
lik
A
2. DIREKTUR LELANG PADA DIREKTORAT JENDERAL
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
U
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id P
Halaman 1
R ep ub
hk am
2 Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id da l i l - da l i l :
(KPKNL)
Desember per i h a l
Permohonan
Lampung
Di re k t u r
Pen jua l a n
Le l ang
Kekayaan
Negara
Indones i a
tangga l
tanggungan d i l a k u kan
o leh
pada
18
seca ra
dan
te r t a n gga l
Le lang
30
Eksekus i
Di rek t o r a t
Depar t emen
per i h a l
Negara
S- 1018 /WKN.5 /KP .03 / 2008 ,
Februa r i
Hak
Jende ra l
Keuangan
Repub l i k Nomor :
S-
Apakah penga j uan eksekus i
hak
“pa ra t e
2009
eksekus i ”
pr i n c i p a l - nya
memang
send i r i
ep
ah m
Kekayaan
;
43 /KN.7 / 2 009 ,
ka
Bandar
2008 Nomor :
Tanggungan
2. Sura t
Pelayanan
lik
A gu
Le l ang
Kanto r
do
Kepa la
ub
1. Sura t
In
ng
I . OBJEK GUGATAN ;
harus
dan
t i dak
TENTANG DUDUK PERKARA ;
gu
seorang Advoka t
am
ah
A
Buana
Tbk
mendapa tkan kuasa dar i menga jukan
tanggungan
sesua i
Pasa l
Undang- Undang
Pelayanan
dengan
Kekayaan
2. Bahwa, dengan sura t
hanya dapa t itu
send i r i
s iapapun j uga
No.
t idak
dapa t
d i t e r i ma
Le lang
Bandar
po in t
2)
Pengguga t
permohonan
demik i a n
Pemegang Hak Tanggungan
dapa t
d i kuasakan pada ka ta
permohonan o leh
kepada
“kekuasaan
6 Undang- Undang seper t i
Kanto r
gu
demik i a n
sedangkan
Jo .
Kanto r
guga tan
yang te r c an t um pada Pasa l
4/1996 ;
6
30 Desember 2008 No.
bahwa
o leh
hak
di
permohonan
dengan menun juk
ng
M
sendi r i ”
dan
;
menolak
d i l a k u kan
Pasa l
dan
(ob j e k
a lasan
eksekus i
4/1996
ep
dengan
I)
R
ah k
te r s ebu t
te l a h
No.
te r t a n gga l
S1018/WKN5/KP03 /2008 I
ke ten t u an
sebaga i
PT Bank UOB
para te
Negara
Lampung/KPKNL (Te rguga t
Terguga t
Pengguga t
es
i
Desember 2008 ,
untuk
20
:
s
pada bu lan
Pengguga t
yang
Pelayanan
do
1. Bahwa,
ber i k u t
guga tan
ne
ng
ada l ah ha l - ha l sebaga i
a lasan
on
menjad i
In d
yang
lik
Adapun
ub
II.
R
ah
bo l eh d i kuasakan kepada seorang advoka t ;
A
In
2
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 2
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Le lang
l a i n n ya ,
sepe r t i
KPKNL
ne si a
Bandung , KPKNL Batam, dan KPKNL Malang ;
eksekus i
hak
da lam menga jukan tanggungan ,
Sura t
No.
Februa r i
2009 (ob j e k
sura t n ya
te r s ebu t
sega l a
guga tan po in t
perbua t an
te rmasuk
pada sura t
guga tan
a quo ;
Pasa l
ng
merug i kan
menjad i
am
ah
A
yang
II
penghas i l a n 5. Bahwa,
se l a ku prak t i s i
I
se l a ku Bank
ob jek
dan Terguga t
seo rang UOB
pada Advoka t
sua tu
mewaki l i
sura t
b
sebaga imana
Tata Usaha Negara ,
PT.
kuasa
Bank
Bank ,
je l a s
Advoka t
Buana
Tbk .
pada umumnya
da lam
dan
kesempatan
dar i
1 huru f
yang menjad i
Terguga t
Pengguga t
menghi l a n g kan
15 aya t
Terguga t
dan kedudukan
peke r j a a nnya
mana
demik i a n
kuasa
menjad i
pena f s i r a n
melakukan
pada
untuk
akh i r n ya
mempero l eh
j a sa peker j a an advoka t ;
lik
khususnya
orang
peno la kan
Terguga t
kepada
Pengguga t
hukum yang d iamana t kan o leh Undang-
ub
gu
yang
tanggungan
kepada
4/1996 ,
yang merupakan Pejaba t
sanga t
menafs i r k a n
hak
Advoka t ,
4. Bahwa, dengan adanya sura t II
d imana da lam
d i kuasakan
R
ah
kepada
te r n ya t a
18
pemegang hak tanggungan i t u
dapa t
No.
II
tangga l
malahan
eksekus i
pada ke ten t u an
Undang- Undang
para t e
i
ka
d idasa r kan
dan
Terguga t
2) ,
ub
la i n ,
t idak
II
ep
m
dan
permohonan
namun
Terguga t
un tuk
Advoka t
S- 43/KN.7 / 2 009
harus d i l a k u kan o leh s i send i r i
se l a ku
II
pada
on
kuasa
A gu
pemegang
bahwa
Terguga t
kedudukan Pengguga t
mengelua r kan
ah
2009 menyura t i
Pengguga t
do
menje l a s kan
te r s ebu t ,
In
5 Februa r i
ng
tangga l
peno l a kan
In d
te r hadap
lik
3. Bahwa,
es
putusan.mahkamahagung.go.id Kekayaan Negara
Undang No. 18 /2003 ten t a ng Advoka t ada l ah Keputusan
Tata
Usaha
ep
ah k
5.1 .
Negara
yang
ber t e n t a ngan dengan pera t u r a n perundang - undangan
Undang- Undang No.
2003 ten t a ng Advoka t ,
1
aya t
18 Tahun
yang menentukan :
Hal .
3 dar i
14 ha l . Put . K/TUN/2010
A
gu
Pasa l
s
dan (3 )
ke ten t u an
ne
(2 )
ng
(1 ) ,
dengan
do
Ber t en t a ngan
No. 212
In
M
-
R
yang ber l a k u ;
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 3
R ep ub
hk am
4 Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah
ada l ah
orang
yang
berp r o f e s i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id (1 ) Advoka t
member i j a sa hukum, ba i k d i da lam maupun d i l ua r
pengad i l a n
yang
memenuhi
persya r a t a n
ng
berdasa r kan ke ten t u an undang - undang i n i
(2 )
do
membela ,
dan
t i n d a kan hukum l a i n
untuk kepen t i n g an hukum
ada lah
orang ,
badan hukum, atau
yang mener ima j a sa hukum dar i
ub
Advoka t ; 5.2 .
lik
kl ien ; Kl i e n
melakukan
In
mendamping i ,
l embaga l a i n
m
hukum,
ban tuan hukum, menja l a n kan kuasa , mewaki l i ,
(3 )
ka
yang d ibe r i k a n
Advoka t berupa member i kan konsu l t a s i
A gu ah
Jasa Hukum ada l ah j a sa
;
Keputusan
Tata
Usaha
Negara
yang
ep
ber t e n t a ngan dengan Asas- Asas Umum Pemer i n t a han
ah
yang Baik (AAUPB) ;
i
“kekuasaan
sendi r i ”
yang
te r c an t um
es
a. Kata
SEBAB :
on
ng
R
- Ber t en t a ngan dengan asas Kepas t i a n Hukum ;
Pembentuk
ada l ah
untuk
h ipo t i k
sebe l umnya ; Dalam
membedakan
ke ten t u an
Undang- Undang
dengan
h ipo t i k
ke ten t u an
sebe l umnya ,
dengan “kekuasaan sendi r i ”
merupakan
“ jan j i ”
dan
te r s ebu t
lik
Pen jua l
ah
o leh
In d
d imaksudkan
A
gu
da l am Pasa l 6 Undang- Undang No. 4 Tahun 1996
harus
d i kons t a n t i r pokoknya ,
ub
am
seca ra tegas - tegas pada per j a n j i a n
sedangkan da lam Undang- Undang No. 4/1996 ha l
mengika t
pada
Pro f .DR .ST Remy Sjahden i ,
SH. ,
R bukunya
“Hak
ng
Keten t uan - Keten t uan o leh
Tanggungan Pokok
Perbankan
dan
Asas- Asas ,
Masalah
(sua t u
gu
d ihadap i
;
yang
ka j i a n
s
M
da l am
l ag i
bersumberkan
Undang- Undang te r s ebu t Vide :
d ipe r j a n j i k a n
ne
te l a h
usah
ep
ah k
karena
t i dak
do
te r s ebu t
A
In
4
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 4
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia hak
tanggungan
“ha l aman 46 ds t ) ; Pasa l
ng
mengatu r
ten t a ng te t a p i
pembebanan
(1 )
eksekus i
Hak
mengatu r
hak
tanggungan
t idak
dapa t
peno l a kan
kuasa seorang
d imana kekuasaan
d i subs i t u s i k a n
kepada
l og i s
yur i d i s ,
apab i l a
lik
seca ra
Tanggungan ,
o leh
p ihak l a i n n ya ; c . Bahwa,
b bukan
ten t a ng
kepada kred i t u r n y a ,
te r s ebu t
huru f
In
deb i t u r
ah
A gu
akan
15 aya t
do
b. Sedangkan
demik i a n
dapa t
d ibena r kan
maka
merupakan sua tu ha l yang t i d a k mungk i n dapa t seo rang
Tanggungan
ka
pemegang
seper t i
se l u r uh
Indones i a
harus
Hak Tanggungan
R
ah
ten t ang
Hak
l embaga
dengan cabang - cabangnya
ep
perbankan /D i r e k s i n y a di
banyak
ub
m
d i l a k u kan
mengurus send i r i
te r s ebu t
ba i k
mula i
amanah Pasa l
pun
te l a h
1 Undang- Undang No.
I
ah
Terguga t
d ia j u k annya guga tan Negara
Jaka r t a ,
(semb i l a n Pasa l
am
maupun
II
ba i k
sampai
a quo ke Pengad i l a n
masih
pu luh )
di te r b i t k a n
har i
da l am
tenggang
o leh
dengan
Tata Usaha waktu
sebaga imana d i t e n t u k an
90
da l am
55 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 ten t a ng
Perad i l a n
Tata
ke ten t u an
Pasa l
Undang
Nomor
Usaha
Negara ,
53 aya t
9 Tahun
dan
sesua i
ub
A
Terguga t
yang
In d
sura t - su ra t
lik
gu
18 /2003 ten t ang Advoka t ;
6. Bahwa,
es
menganu l i r
demik i a n
on
peno l akan
ng
d. Bahwa
i
pemasangan maupun sampai eksekus i n ya ;
(2 )
2004
huru f
ten t a ng
Perubahan
ep
Tata Usaha Negara ,
dengan
a dan b Undang-
Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 ten t a ng
ah k
Atas
Perad i l a n
seh i ngga karenanya guga tan a quo
Usaha
atas Negara
sebaga i ber i k u t 5 dar i
14 ha l . Put . K/TUN/2010
A
Hal .
Tata
s
Pengad i l a n
di
:
ne
te r s ebu t
do
kepada
supaya member i kan pu tusan
gu
Jaka r t a
mohon
ha l - ha l
No. 212
In
Pengguga t
berdasa r kan
ng
Bahwa
R
harus l a h dapa t d inya t a kan d i t e r i ma ;
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
undang- undang
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id mengena i
Halaman 5
R ep ub
hk am
6 Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah
2.1 .
Sura t
Kepa la Kanto r
Le l ang
(KPKNL)
ng
dan
atau t i d a k sah :
Desember
Bandar
Lampung
2008 Nomor :
per i h a l
A gu
Pelayanan Kekayaan Negara
Permohonan
te r t a n gga l
S- 1018 /WKN.5 /KP .03 / 2 008 ,
Pen jua l a n
Le lang
Eksekus i
Tanggungan ; Di re k t u r
Jende ra l
Kekayaan
Repub l i k
ah
hak
Di rek t o r a t
Depar t emen 18 Februa r i
Apakah
seca ra
d i l a k u kan
pada
Keuangan
2009 No. S-
penga j uan
eksekus i
“pa ra t e
o leh
eksekus i ”
pr i n c i p a l - nya
memang
send i r i
dan
ub
m
tangga l
per i h a l
tanggungan
harus
Negara
Indones i a
43 /KN.7 / 2 009 ,
Le l ang
Hak
In
Sura t
lik
2.2 .
30
do
2. Menyatakan bata l
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id 1. Mengabu l kan guga tan Pengguga t se l u r u hnya ;
t i d a k bo leh d i kuasakan kepada seorang advoka t ;
Member i k an putusan yang sead i l - ad i l n y a ;
mengajukan
ekseps i
pokoknya
I
dan I I
atas
da l i l - da l i l
Bahwa
Terguga t
I
menolak
da l i l - da l i l
guga tan
Pengguga t
kecua l i
ha l - ha l
yang
te r hadap
kebenarannya ;
Pengguga t
pada
Pengad i l a n
yang
Tata
ada l ah
Sura t
Negara
dan
di j ad i k an
Kepa la Le lang
o leh
dan
Bandar
Le l ang
Lampung
ng
Bandar
Kanto r
Kanto r
Usaha
Negara
obyek
Lampung
di
guga tan Kekayaan
Nomor :
S–
30
Desember
2008 ,
Pelayanan
Kekayaan
Negara
Lampung
dan
d ia j u k an
Pelayanan
tangga l
R
d i ke l u a r k an
ke l i r u
sebaga i
Bandar
1018 /WKN.5 /KP .03 / 2 008
M
seca ra
karena :
a. Bahwa sura t
ah k
te l a h
ub
Jaka r t a ,
in i
seca ra
lik
guga tan
ep
am
ah
1. Eksepsi Kompetens i Rela t i f ; Bahwa,
on
tegas
A
tegas d iaku i
dengan
In d
gu
EKSEPSI TERGUGAT I :
yang
merupakan
berkedudukan wi l a yah
di
hukum
Pengad i l a n Tata Usaha Negara Bandar Lampung; dengan
ke ten t u an
da l am
Hukum Acara
do
sesua i
gu
b. Bahwa
i
Terguga t
:
ng
sebaga i ber i k u t
pada
te r sebu t
s
guga tan
R
Bahwa te r hadap
es
ah
-
ep
Subs i da i r :
ne
ka
3. Menghukum para Terguga t un tuk membayar b iaya perka r a ;
A
In
6
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 6
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia guga tan
Perka ra
Tata Usaha Negara harus d ia j u kan d i Pengad i l a n
Negara
guga tan
A gu
memer i k sa
Jaka r t a
t i dak
yang
Pengad i l a n berwenang
d ia j u kan
o leh
ura i a n
di
atas ,
Terguga t
di r i n ya
In
menyatakan
berwenang
d i l a ngga r
ka ta
TUN
Terguga t
but i r
2
ke ten t u an
a lasan - a lasan
yur i d i s
yang
Pet i t um
di tu j u kan
gu
yang
d idukung
o leh
berak i b a t
pos i t a
guga tan
seh i ngga
A
dengan
kecua l i
Gugatan
obyek
Pasa l
guga tan
si fa t
da lam
i nd i v i d u a l
ng 2004 ,
yang seca ra
perka ra
a
(Er ro r
quo
In
t idak
sebaga imana d ia t u r
da lam
5 Tahun 1986
d iubah dengan Undang- Undang Nomor
karena
Sura t
No.
Hal .
7 dar i
S- 43/
KN.7 /2009
14 ha l . Put . K/TUN/2010
A
gu
Tahun
t idak
da l i l - da l i l
Obyek
1 Angka 3 Undang- Undang Nomor
sebaga imana te l a h 9
Sebagai
R
memenuhi
Cacat
ep
Objecto ) ;
menolak
te r hadap ha l - ha l
kebenarannya ;
Eksepsi
a. Bahwa
tegas
mana
No. 212
In
Pengguga t ,
tegas d iaku i 1.
: II
ha l
lik
Terguga t
t i dak
d inya t a kan
ub
ah
guga tan
ah k
am
Bahwa
I
hukum,
dapa t d i t e r i ma ;
EKSEPSI TERGUGAT I I
dan
ataupun
Terguga t
harus
yang
hukum,
argumenta t i f ,
Pengguga t
ob jek
pos i t a
hukum pos i t i f
berdasa r
yang
guga tan
berdasa r
kepada
yang
mana
sebaga imana
t i dak
sua tu
ng
d idukung
ada l ah
t i dak
menjad i
dasa r II
mater i l
Pengguga t
yang
la i n ,
R
kepada
Pengguga t
je l a s ,
sya ra t
perundang - undangan
Keputusan
Dengan
di t u j u kan
t i dak
pera t u r a n o leh
guga tan .
t idak
pos i t a
mengad i l i
In d
menyebu t kan
karena
ub
berupa
l engkap ,
ep
guga tan
kurang
dan
on
t idak
lik
ah m
Bahwa guga tan
ka
mohon agar
berkenan menolak guga tan Pengguga t
2. Eksepsi Gugatan Obscuur Libe l ;
ah
I
PTUN Jaka r t a
perka r a i n i ;
M
untuk
Pengguga t
kepada Terguga t I ;
c . Bahwa dar i
Tata
i
Usaha
o leh karena i t u
tempa t
do
ng
kedudukan Terguga t ,
hukumnya mel i p u t i
s
yang wi l a yah
do
Usaha Negara
Tata
es
bahwa
ne
Negara
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id Perka ra Tata Usaha
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 7
R ep ub
hk am
8 Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah
di j ad i k an
obyek
penegasan
Pasa l
pada pokok sura t
guga tan
bahwa
sura t
pada
in t i n ya
permohonan
yang
memuat
le l ang
eksekus i
6 Undang- Undang Hak Tanggungan (UUHT)
ng
sesua i
2009 ha l
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id tangga l 18 Februa r i
Nomor 4 Tahun 1996 agar
d ia j u k an
send i r i
o leh
PT.
guga tan
te r s ebu t
mengelua r kan
para
penegasan
Kepa la
Kepa la
KPKNL dengan
18 Februa r i
Hak Tanggungan ;
Pengguga t
dan
menyatakan
a. Bahwa p ihak ke l ua r n ya
yang
No.
II
mohon
guga tan
t i dak
berwenang
di rug i k an
pada pokok sura t ,
in
atas
tangga l
18
ada l ah p ihak PT
pemegang Hak Tanggungan
kuasa
sura t
;
permohonan
Pengguga t
dar i
yang menjad i
ob jek
berhak
da lam
PT Bank
seca ra l angsung d i r u g i k a n
perka ra
UOB Buana
o leh
a
Tbk
Terguga t
se l a ku
p ihak
quo
t i dak
II ;
Pengguga t
maka da lam
PT Bank UOB Buana Tbk
ep
a quo ada lah
eksekus i
atas d i ke l u a r k annya sura t
guga tan
ber t i n d a k
le l ang
lik
UUHT
sebaga i
merasa
(Er ro r
dapa t member i kan kuasa kepada p ihak l a i n
da l am menga jukan 6
Subyek
ub
ah
A
yang t i d a k
am
S-
Penga juan
menolak
S- 43/KN.7 / 2 009
Bank UOB Buana Tbk se l a ku
ah k
No.
i
Sebagai
seharusnya
Sura t
2009 ha l
gu
Februa r i
perka r a
sura t
es
Cacat
ng
Persona) ;
yang
Wi layah
Terguga t
di r i n ya
umum
perka r a i n i ;
Penggugat
Pasa l
te l a h
Kanto r
2009 ha l
berkenan
R
ah
mengad i l i 2. Eksepsi
Jaka r t a
ep
ka
PTUN
obyek
si fa t nya
para
ub
m
yang
b. Bahwa berdasa r kan ura i a n d i atas , agar
j uga
kepada
44 /KN.7 / 2 009 tangga l Eksekus i
II
da lam
on
ah
DJKN dan
Terguga t
sura t
di t u j u kan
permasa l ahan
In d
yang
te r hadap
do
itu ,
In
Disamp ing
lik
A gu
Bank UOB Buana Tbk . se l a ku pemegang Hak Tanggungan .
dan bukan Pengguga t ;
dan
menyatakan
atas ,
berkenan di r i n ya
Terguga t
menolak t i dak
berwenang
do
perka r a i n i ;
gu
mengad i l i
II
guga tan
ng
M
Pengguga t
PTUN Jaka r t a
di
s
agar
ura i a n
ne
mohon
berdasa r kan
R
b. Bahwa,
A
In
8
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 8
kurang
berupa
pos i t a
d i l a ngga r
kepada Terguga t
Keputusan
II
sya ra t
je l a s ,
TUN
mater i i l
Pengguga t
perundang - undangan
Dengan ka ta l a i n
A gu
guga tan .
o leh
karena
t i dak
pera t u r a n
ng
menyebu t kan
l engkap ,
yang
t i dak
mana
yang
menjad i
obyek
dasar guga tan yang d i t u j u k an
do
Bahwa guga tan
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id 3. Eksepsi Gugatan Tidak Jelas /Kabur (Obscuur Libe l ) ;
guga tan
sebaga imana pos i t a
Pengguga t
bu t i r
2 ada lah t i d a k berdasa r hukum dan t i d a k d idukung sua tu
yang
II
t idak
d idukung o leh
ha l
mana
berak i b a t
Pengad i l a n
mengambi l
putusan ,
tangga l
Tata ya i t u
13 Ju l i
2009
:
Terguga t I dan Terguga t I I ;
ng
Menolak Ekseps i
i
R
DALAM EKSEPSI: -
te r s ebu t
35 /G/2009 /PTUN- JKT.
amarnya sebaga i ber i k u t
harus
DALAM POKOK PERKARA:
-
Menghukum Pengguga t
untuk
Rp.353 . 0 00 , -
(t i ga
ra t u s
b iaya
l ima
Pengguga t
te r sebu t
Tata
Usaha
putusan
te l a h
Jaka r t a
bahwa
Februa r i
dengan
Kuasa
permohonan kasas i
pada
seca ra Hal .
l i san 9 dar i
09
in i
tangga l
te r hadapnya
tangga l
No.
te r a kh i r
peran t a r a an
Khusus
Tingg i
2010 ;
o leh
kuasanya , Mare t
2010
pada tangga l
14 ha l . Put . K/TUN/2010
A
gu
d ia j u k an
Sura t
putusan
kemudian
Usaha
Putusan
Pengguga t /Pemband i ng
2010
Pengguga t / Pemband i ng berdasa r kan
11 Januar i
R
kepada
Tata
dengan
sesudah
atas
Pengad i l a n
ep
213 /B / 2009 /PT .TUN.JKT . tangga l
d ibe r i t a h u kan
o leh
t iga
band i ng
Pengad i l a n
d i kua t k an
Negara
Menimbang ,
t i n g ka t
pu luh
09
No. 212
In
Negara
da lam
perka ra
lik
permohonan
bahwa
ub
Menimbang ,
24
membayar
r i b u rup i a h ) ;
ng
am
ah
A
sebesa r
se l u r u hnya ;
In d
Menolak guga tan Pengguga t
gu
-
s
ah
yang
No.
te l a h
yang berdasa r
es
Putusan
Jaka r t a
kepada
Pengguga t
ub
Negara
guga tan
ep
m
ka
Usaha
te r hadap
pos i t a
guga tan
d inya t a kan t i d a k dapa t d i t e r i ma ; Bahwa
di t u j u kan
on
hukum,
pet i t um
do
ah
Terguga t
seh i ngga
ne
argumenta t i f ,
ataupun a lasan - a lasan yur i d i s
In
hukum pos i t i f
lik
ke ten t u an
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 9
R ep ub
hk am
10 Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah
o leh
Usaha
memor i
d i t e r i ma
di
A gu
te r s ebu t
Negara
kasas i
dan
II
pada tangga l
yang
d ibe r i t a h u
yang
Kepan i t e r a an
Bahwa se te l a h i t u
I
Jaka r t a ,
permohonan
Tata
I dan I I / T e r b a nd i n g
22
Mare t
memor i
2010
kasas i
m
Pengad i l a n
masing - masing pada tangga l
Menimbang ,
bahwa permohonan
a lasan - a lasannya
te l a h
dar i
Tata
Usaha
01 Apr i l
2010 ;
lik
Kepan i t e r a an
te l a h
kasas i
kasas i
a
quo
ub
ah
Jaka r t a
di
Usaha
18 Mare t 2010 ;
Pengguga t / Pemband i ng d ia j u kan j awaban memor i d i t e r i ma
mana
a lasan - a lasan
Pengad i l a n
tangga l
ten t a ng
o leh Pan i t e r a
memuat
o leh Terguga t
pada
Permohonan
ne si a
Tata
ng
di i k u t i
Negara
Akte
No. 35 /G /2009 /PTUN- JKT. yang d ibua t
Pengad i l a n
yang
dar i
In
Kasas i
te r n ya t a
do
putusan.mahkamahagung.go.id Mare t 2010 sebaga imana
d ibe r i t a h u kan
yang
Negara
beser t a
kepada p ihak
l awan
itu
permohonan
undang- undang ,
kasas i
te r s ebu t
R
d i t e r i ma ; Menimbang ,
bahwa a lasan - a lasan
Kasas i
da l am
ng
Pemohon
da lam
maka
fo rma l
dapa t
memor i
yang
kasas i n ya
d ia j u kan
o leh
te r s ebu t
pada
pokoknya i a l a h :
d iwa j i b k an
o leh
te l a h
la l a i
pera t u r a n itu
A
mengancam ke l a l a i a n
memenuhi
sya ra t
yang
perundang - undangan
yang
In d
Fac t i
gu
1. Bahwa Judex
dengan ba ta l n ya
pu tusan
bersangku t an .
per t imbangan
mengoper - a l i h k an
per t imbangan hukumnya .
am
hukumnya
per t imbangan
Dengan demik i a n
nya ta l a h
se l a i n
hanya
Hak im per t ama
sebaga i
bahwa Hak im band ing
ah k
te r s ebu t
memper l i h a t k a n
ep
member i k an per t imbangan hukum yang t i d a k pu tusannya
s i kap
yang
Hak im band i ng t i d a k
ub
ah
member i k an
da lam ha l i n i :
lik
- Bahwa Judex Fac t i ,
o leh
i
ah
karena
d i t e n t u k an
es
yang
on
cara
ep
ka
dengan seksama, d ia j u k an da lam tenggang waktu dan dengan
(onvo l d oende
cukup da lam
gemot i v ee r d ) ,
enggan mengad i l i
te l a h
dan
perka ra
a quo
d imak l um i ,
da lam
agar
kasas i
Terguga t
a akan ser i n g
quo,
menun juk
gu
Kasas i / s emu l a
pu la ,
Pemohon bag ian -
s
memor i
itu
ne
ura i a n
karena
do
Oleh
ng
M
-
R
sebaga imana mest i n ya .
A
In
10
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 10
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id bag i an dar i per t imbangan hukum Hak im per t ama sebaga i
sumber acuannya . 2. Bahwa
Judex
te l a h
sa l ah
hukum yang ber l a ku ,
menerapkan
da l am ha l
ng
melangga r
Fac t i
in i
atau
melangga r
ke ten t u an :
do
A gu
Undang- Undang Nomor 18 /2003 : Tentang Advoka t ; Undang- Undang Nomor 4/1996 : Ten tang Hak Tanggungan ; Edaran
23 /PN/2000
tangga l
dar i
22
Badan
Negara yang d i t u j u k a n
November
Urusan
SE-
dan
Le lang
kan to r
le l ang
lik
ah
“apakah
yang d idasa r kan pada Pasa l 6
ub
m
No.
pokok persengke t a an ada l ah :
penga j uan Para t e Eksekus i Jo Pasa l
Piu t ang
kepada se l u r u h
d i se l u r u h Indones i a . Bahwa yang menjad i
2000
In
Sura t
20 Undang- Undang Nomor 4/1996 :
Tentang
Hak
o leh seorang advoka t ?” .
o leh
per t imbangannya
Hak im
band i ng ,
kemudian
pada
d iamb i l
ha laman
(39 )
Bahwa hak untuk
send i r i
pemegang
Tanggungan
Hak
Tanggungan da lam
ha l
atau
pemegang
te r d apa t
deb i t u r
dar i
o leh pember i cedera
un tuk
pember i
Bahwa s i f a t
Hak
menjua l
j an j i
yang
Hak
Tanggungan
obyek
Hak Tanggungan
memer lukan
mela l u i
perse t u j u a n
l ag i
Hak Tanggungan ; te r s ebu t
Tanggungan
merupakan sua tu j am i nan khusus
pemegang Hak Tanggungan ,
sudah
ng
kred i t u r
melakukan eksekus i ,
berp i n dah
masih te t a p j ika
deb i t u r
Hal .
dan
walaupun
menjad i
mi l i k
menggunakan haknya c i de r a j an j i ;
11 dar i 14 ha l . Put . K/TUN/2010
A
gu
pemegang
umum tanpa
kepen t i n gan
p ihak l a i n ,
pada
dar i
Hak Tanggungan bahwa apab i l a
j an j i ,
R
bag i
d idasa r kan
Hak
No. 212
In
d ibe r i k a n
te r s ebu t
lik
hak
l eb i h
ub
Bahwa
sa tu
kedudukan d iu t amakan yang d ipunya i
per t ama
pe l e l a ngan
ah k
sa l ah
sa tu pemegang Hak Tanggungan ;
berhak
M
merupakan
ep
am
ah
A
o leh
dar i
yang
Hak Tanggungan atas
do
perwu j udan
obyek
In d
gu
kekuasaan
menjua l
on
ng
mengkons ta t i r :
i
al i h
yang
s
per t ama
da lam ha l i n i
es
Hak im
R
ah
Dalam per t imbangan hukumnya , Judex Fact i
ne
ha l i n i
ep
ka
Tanggungan dapa t d i l a k sanakan o leh seorang kuasa da lam
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 11
R ep ub
hk am
12 Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah
menguasakan
permasa l ahan
kepada
advoka t
para t e
d i l a k u kan
untuk
kred i t u r
melakukan
Hak Tanggungan ;
eksekus i
atas
p ihak
Hak
Tanggungan
kekuasaan send i r i
o leh
dapa t
pemegang Hak
In
A gu
permohonan para t e eksekus i Bahwa
karena
do
ng
Bahwa t imbu l n ya
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Tanggungan atau pemegang Hak Tanggungan per t ama ; apab i l a
d ipe r kenankan
d ibe r i k a n
Hak Tanggungan ,
l angsung o leh
memenuhi
d i t e n t u k an
15
kuasa
kuasa
harus
Hak Tanggungan dan
is inya
sebaga imana
Undang- Undang
Repub l i k
Nomor 4 Tahun 1996 ten t a ng Hak Tanggungan
Tanah
Beser t a
Benda- Benda
R
ah
Indones i a
pember i
persya r a t a n
Pasa l
d ihadapan
su ra t
dan su ra t
ha l
Yang
Berka i t a n
yang
te r c an t um
i
ka
harus
had i r
penggunaan
ep
m
membebankan
dapa t
da lam
lik
Hak Tanggungan t i d a k
PPAT
Atas
d ipe r l u k an
ub
ah
pember i
benar - benar
Dengan Tanah .
“Kekuasaan
gu
da l am Pasa l d imaksudkan
6 Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1996 o leh
membedakan
Undang- Undang
dengan
h ipo t i k
ke ten t u an
h ipo t i k
sebe l umnya ,
pen j ua l
dengan
“Kekuasaan
“ jan j i ”
dan harus d i kons t a n t i r
Undang
Nomor
Send i r i ”
pokoknya , 4/1996
d ipe r j a n j i k a n
l ag i
te r s ebu t
merupakan
lik
Dalam
ada lah
ke ten t uan
sebe l umnya ;
pada per j a n j i a n
am
Pembentuk
seca ra tegas - tegas
sedangkan da l am Undang-
ub
ah
A
un tuk
send i r i ”
In d
Kata
on
ng
a. )
P a d a h a l :
es
Bahwa
ha l
te r s ebu t
karena
t i dak
te l a h
usah
mengika t
Remy Sjahden i ,
Tanggungan
ke ten t u an
Pokok
Perbankan
(sua t u
dan
Asas- Asas ,
Masalah
ka j i a n
SH. ,
yang
mengena i
da lam
ke ten t u an -
d ihadap i
o leh
Undang- Undang
gu
do
Hak Tanggungan “ha l aman 46 ds t ” ) ;
s
“Hak
ST.
ng
M
bukunya
DR.
ne
Pro f .
ep
Vide :
R
ah k
bersumberkan pada Undang- Undang te r s ebu t ;
A
In
12
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 12
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
karenanya
te r s ebu t
t i dak
Kuasa
(b )
faku l t a t i f
seorang
deb i t u r
Memasang
Hak
ada l ah
pember i a n
da lam pembuatan
kecua l i
Tanggungan
(b )
masa lah
te r s ebu t
l a r a ngan
Hak Tanggungan ,
apab i l a
(SKMHT)
Akta Sura t
te r s ebu t
d ibe r i k a n send i r i
o leh deb i t u r
dengan ak ta khusus
yang d ibua t
PPAT/Nota r i s
da lam bentuk
o leh
R
ka
Pember i an
huru f
ub
m
o leh
huru f
dengan
send i r i .
t idak l a i n n ya ,
(1 )
re l e vans i n y a
(1 )
seca ra
p ihak
15 aya t
Hak
kepada
te r s ebu t
kepada
Pasa l
ada
aya t
deb i t u r
ep
ah
15
pembebanan
kekuasaan
Hak Tanggungan i t u
mengatu r kuasa
kuasa
akan
te l a h
d i t e t a p kan
o leh
ke ten t uan
hukum
yang yang
c.)
Bahwa
peno l a kan
gu
merupakan
seca ra
l og i s
demik i a n
sua tu
Yur i d i s ,
dapa t
ha l
yang
apab i l a
on
ng
ber l a ku ;
d ibena r kan t i dak
i
A gu
seh i ngga
Pasa l
Tanggungan ,
seorang
d i subs i t u s i k a n
bukan
es
d imana
b
ne si a
kred i t u r n y a ,
ng
o leh
huru f
Hak
ten t a ng
Tanggungan
eksekus i
ah
eksekus i
mengatu r
dapa t
(1 )
lik
te t a p i
ten t a ng
aya t
do
mengatu r
15
In
putusan.mahkamahagung.go.id b. ) Sedangkan Pasa l
maka
mungk i n
dapa t
cabang - cabangnya
d i se l u r u h
Di reks i n y a
mengurus ba i k
send i r i
mula i
pun te l a h
menganu l i r
ada lah
orang
yang
ten t a ng
Advoka t ,
berp r o f e s i
member i
(2 )
ng
M
in i ;
persya r a t a n
Jasa hukum ada l ah member i k an
berdasa r kan Undang- Undang
j a sa
konsu l t a s i Hal .
yang d ibe r i k a n hukum,
Advoka t
bantuan
13 dar i 14 ha l . Put . K/TUN/2010
A
gu
berupa
pengad i l a n
hukum, No. 212
In
yang memenuhi
R
j a sa hukum, ba i k d i da lam maupun d i l ua r
s
Advoka t
amanah
ne
(1 )
Hak
pemasangan maupun
1 Undang- Undang Nomor 18 /2003
yang mengkons ta t i r :
d imana
ten t a ng
ub
Pasa l
dangan
Indones i a ,
sampa i eksekus i n ya ; demik i a n
perbankan
lik
harus
Tanggungan te r s ebu t
Bahwa peno l akan
ah k
l embaga
do
seper t i
ep
am
ah
A
Tanggungan
In d
d ibe r l a k u kan te r hadap seo rang pemegang banyak Hak
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 13
mendamping i ,
dan melakukan t i n d a kan hukum l a i n
ada lah
yang mener ima j a sa hukum dar i
Judex
Fact i
d ipe r t a h ankan
da lam perka r a
l ag i
Pasa l
50
harus
(2 )
Undang- Undang
te r s ebu t ,
maka
ka
permohonan
buk t i - buk t i
kami
yang
sesua i
14 /1985
membata l k an
d ia j u k an
Kasas i
ber t i n d a k
penga j uan
seca ra
perda t a
dan
Le lang
Keputusan
d ia t a s ,
sebaga i
pu la
produk
berupa :
peno l a kan
permohonan
Eksekus i
Kanto r
(KPKNL)
dengan pera t u r a n
dan
maka j e l a s
di
Tata
ng
ber t e n t a ngan
P- 2/T I - 4
da lam
Negara sua tu
te r u r a i
yang ada ,
dan
R
Tanggungan
ada l ah
Nomor
apab i l a
se l a i n
ha l - ha l
P- 1/T I - 3/T I I - 3
Kekayaan
dan
dapa t
ber t i n d a k pu la sebaga i Judex Fac t i .
memperha t i k a n
ah
se l an j u t n y a
berdasa r kan
buk t i
Indones i a ,
bawahannya
maka
Pelayanan
Bandar
Usaha
Lampung,
Negara
yang
perundang - undangan yang
i
m
Judex Jur i s
Hak
Fact i
d iba t a l k a n ,
ep
ah
Judex
d ia t a s ,
a quo t i d a k
dan
Mahkamah Agung Repub l i k pu tusan
te r u r a i
es
dengan
ha l - ha l
Advoka t ;
on
pu tusan
dar i
l embaga
lik
to l a k
A gu
Ber t i t i k
3. Bahwa
badan hukum, atau
ub
la i n
orang ,
un tuk kepen t i n gan
do
Kl i e n
ng
(3 )
membela ,
ne si a
mewaki l i ,
In
putusan.mahkamahagung.go.id menja l a n kan kuasa ,
kl ien ;
ber l a ku (UU No. 18 /2003 ) dan ber t e n t a ngan dengan Azas-
kedua produk
quo harus
d inya t a kan
la i n
mohon
ha l
se l a ku
Le l ang
bahwa
kuasa
eksekus i
perha t i a n
te r hadap
membukt i k an
produk Pemohon
hukum
mela l u i (KPKNL)
kepu tusan
bata l
te l a h
Kanto r Bogor
(AAUPB)
kepen t i n g an Tata
atau
pernah
dan
sa tu
Agung
P- 3
Kasas i
hukum
sah ,
Mahkamah buk t i
karena
Usaha Negara
t idak
s /d
da lam
a
dan
Repub l i k
P- 5
yang
kapas i t a s n ya
mengajukan
para t e
Pelayanan Kekayaan Negara dan dan
Bandung
ep
A ah
azas
kerenanya
Indones i a
am
dengan
Baik
In d
ber t e n t a ngan
Yang
lik
Pemer i n t a han
ub
Umum
gu
Azas
dan
t i dak
pernah
mengalami peno l akan sebe l umnya . Menimbang ,
di
s
Mahkamah Agung berpendapa t :
a lasan - a lasan
kasas i
te r s ebu t
t idak
gu
Bahwa
dapa t
do
ng
Mengenai alasan - alasan ke . 1 s/d 3 :
ne
atas
bahwa te r hadap a lasan - a lasan te r s ebu t
R
ah k
A
In
14
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
14 Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah
Halaman 14
ha l
mana t i d a k
in i
pembukt i a n ha l
hakeka t n ya
yang bers i f a t
mana t i d a k
pemer i k s aan pada t i n g ka t t i n g ka t atau
kasas i
ah
dapa t
2004
dan
ka
Terguga t
da l am
bahwa berdasa r kan
t i dak
perka r a
te r n ya t a
in i
Pemohon Kasas i
bahwa
gu
di t o l a k ;
Menimbang ,
ber t e n t a ngan
dengan
Kasas i
di to l ak ,
maka
Judex
Fact i
dan/a t a u
yang d ia j u k an o leh te r sebu t
Pemohon
2009 ,
dar i
Undang- Undang te l a h
d iubah
Kasas i
kasas i
harus
d ihukum
Undang- Undang No. 48
No.
dengan
dar i
in i ;
ub
pasa l - pasa l
14
Tahun
Undang- Undang
ep
ah
1985 No.
5
Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang No. Tahun
2009
sebaga imana
dan
te l a h
Undang- Undang d iubah
R
3
dengan
No.
5
Tahun
Undang- Undang
1986 No.
9
Tahun
2009
ser t a
pera t u r a n
perundang - undangan
la i n
do
15 dar i 14 ha l . Put . K/TUN/2010
No. 212
In
Hal .
A
gu
yang bersangku t an ;
ne
51
s
Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang No.
ng
am
Memperha t i k a n
sebaga imana
atas ,
bahwa o leh karena permohonan kasas i
membayar b iaya perka ra da l am t i n g ka t
Tahun
eksekus i
hukum
UUNG GUNAWAN, SH. ,MH.
A
Pemohon
Undang-
para t e
pu tusan
maka permohonan kasas i :
dengan
per t imbangan d i
ng
undang- undang ,
melakukan
ep
pu la
kedua
dengan pera t u r a n ;
R
ah
l ag i
hukum sebaga imana
d iubah dengan Undang- Undang
perubahan
Hak Tanggungan sudah sesua i Menimbang ,
d i l a k sanakan
30 Undang- Undang No. 14 Tahun
Undang No. 3 Tahun 2009 ; Bahwa t i n d a kan
da lam
karena pemer i k saan pada
ub
m
Tahun
pen i l a i a n
d ipe r t i mbangkan
da lam pe la ksanaan
1985 sebaga imana yang te l a h 5
a lasan -
penghargaan ten t a ng sua tu
kasas i ,
yang d imaksud da lam Pasa l
No.
mengena i
hanya berkenaan dengan t i d a k
ada kesa l a han
pu la
In d
kenya taan ,
pada
l ag i
lik
A gu
has i l
kasas i
kasas i ,
d ipe r t i mbangkan
lik
a lasan
ng
da lam pemer i k saan t i n g ka t
dapa t
i
benar ,
seca ra
es
dan
d ipe r t i mbangkan o leh Judex Fac t i
on
tepa t
da l i l -
do
yang te l a h
dar i
In
da l i l
pengu l angan
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id d ibena r kan , karena merupakan
l ag i
ah k
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 15
R ep ub
hk am
16 Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah
ME N G A D I L I
Menolak
permohonan
kasas i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
:
dar i
Pemohon
Kasas i
:
ng
UUNG GUNAWAN, SH. ,MH. te r s ebu t ; Menghukum perka r a
Pemohon
da lam t i n g ka t
Kasas i
kasas i
untuk
in i
membayar
sebesa r
Rp.
500 .000 , -
o leh
Dr .
pada har i
H.
IMAM
do
Mahkamah Agung
d ipu t u s kan
da lam rapa t
Kamis tangga l
SOEBECHI,
permusyawara t a n 26 Agus tus
SH. ,MH. ,
In
A gu
( l i ma ra t u s r i b u rup i a h ) ; Demik i an l a h
b iaya
Hak im
Agung
Dr .
Anggo ta ,
dan
d iucapkan
itu
Hak im- Hakim Agung s i dang
te r bu ka
j uga o leh Ketua Maje l i s
bese r t a
te r s ebu t
SH. ,MH. ,
SH. ,MHum. dan
da lam
dan
Pan i t e r a
d iban t u
Penggan t i
o leh
RAFMIWAN
dengan
ng
i
R
o leh para p ihak ;
Hak im- Hak im
Anggo ta
:
H.
SUPANDI,
SH. ,MHum.
Ttd /
A
SOEBECHI, SH. ,MH.
Dr . H. AHMAD SUKARDJA, SH. ,MA.
H.
IMAM
Pan i t e r a
Penggan t i
ub
lik
ah
Ttd /P r o f .
Dr.
In d
gu
K e t u a : Ttd /D r .
t i dak
es
ka
MURIANETI ,
ah
H. SUPANDI,
H. AHMAD SUKARDJA, SH. ,MA. ,
un tuk umum pada har i
d ihad i r i
Dr .
on
sebaga i
Maje l i s ,
ub
m
Pro f .
Ketua
lik
sebaga i
ep
ah
Mahkamah Agung yang d i t e t a p kan o leh Ketua Mahkamah Agung
Hak im- Hak im Anggo ta
:
SH. ,MH.
s ne
gu
do
ng
M
R
ep
Ttd /RAFMIWAN MURIANETI ,
ah k
am
2010
A
In
16
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Biaya - b iaya :
6.000 , -
2. R e d a k s i …………….. Rp.
5.000 , -
ng
1. M e t e r a i ……………... Rp.
kasas i
……..
Rp. 500.000 , -
A gu
do
Jumlah …………………..
Rp. 489.000 , -
In
3. Admin i s t r a s i
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Untuk Sal i n an
a.n .
Pan i t e r a
Muda Tata Usaha Negara ,
ep
ka
ub
m
Pani t e r a
lik
ah
MAHKAMAH AGUNG R. I .
ah
ASHADI , SH.
s ne do
17 dar i 14 ha l . Put . K/TUN/2010
No. 212
In
Hal .
A
gu
ng
M
R
ah k
ep
ub
am
lik
ah
A
In d
gu
on
ng
es
i
R
NIP. : 220000754
Penolakan pelaksanaan, Grace Anne Torang, FH UI, 2012
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 17