7/29/2010
STUDI PENGARUH LOKASI STASIUN POMPA PENGISIAN BAHAN BAKAR TERHADAP LALU LINTAS PADA JL. BILITON - SURABAYA
Pendahuluan
1
7/29/2010
Latar Belakang Stasiun pompa pengisian bahan bakar di jalan Biliton – Surabaya adalah contoh dan menjadi lokasi obyek penelitian ini. Seperti sudah diketahui, arus lalu lintas di jalan Biliton dan sekitarnya termasuk padat pada saat jam – jam tertentu atau pada saat jam puncak (peak hour). Adanya stasiun pompa pengisian bahan bakar yang berada di ujung jalan Biliton dan dekat dengan persimpangan jalan Sulawesi sangat menarik untuk diteliti karena untuk mengetahui peranan stasiun pompa pengisian bahan bakar tersebut apakah turut berperan dalam penambahan kepadatan arus lalu lintas.
Lokasi Penelitian
2
7/29/2010
Foto Lokasi Penelitian
Permasalahan 1.
2. 3. 4. 5.
Bagaimana kepadatan dan pengoperasian arus lalu lintas pada jalan Biliton – Surabaya, jalan Sumbawa – Surabaya, dan jalan Sulawesi – Surabaya sesudah adanya stasiun pompa pengisian bahan bakar di jalan Biliton – Surabaya hingga 5 (lima) tahun kedepan? Seberapa besar pengaruh pom bensin tersebut terhadap lalu lintas disekitar jl. Biliton? Berapa jumlah dan panjang weaving yang terjadi pada lalu lintas sekitar SPBU tersebut? Berapakah jumlah dan panjang antrian yang terjadi didalam SPBU yang terdapat di jalan Biliton – Surabaya? Apabila terjadi kepadatan lalu lintas, solusi apa yang diberikan untuk pompa pengisian bahan bakar?
3
7/29/2010
Tujuan • Mengetahui kepadatan arus lalu lintas ruas jalan Biliton, jalan Sumbawa, dan jalan Sulawesi sesudah adanya pembangunan stasiun pompa pengisian bahan bakar di jalan Biliton dan pengaruh SPBU terhadap kepadatan. • Memberi solusi agar keberadaan stasiun pompa pengisian bahan bakar tersebut tidak menjadi salah satu penyebab semakin bertambahnya kepadatan di jalan Biliton sampai 5 tahun ke depan, apabila setelah diteliti terjadi antrian. • Melakukan pengaturan serta optimalisasi terhadap prasarana yang ada guna meminimalisasi permasalahan lalu lintas di sekitar daerah SPBU.
Manfaat Memberi solusi mengenai pemecahan masalah kepadatan kepada pihak yang terkait dalam hal ini pemilik SPBU dan pemerintah kota Surabaya serta bagi masyarakat dapat mengurangi biaya antrian dan pencemaran udara.
4
7/29/2010
Tinjauan Pustaka
• Perhitungan Volume Lalu Lintas Untuk volume lalu lintas berdasarkan MKJI • Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan C = C0 X FCW X FCSP X FCSF X FCCS • Analisa Derajat Kejenuhan DS = Q/C m P( no ) e • delay Perhitungan Delay Yang Terjadi t .
e 3600
5
7/29/2010
• Analisa Weaving
N
W1 3w2 F1 F2 C
• Perhitungan Prosentase Kendaraan Yang Lewat juml .kend yg msk pom ben sin % juml .kend yg lewat jl.Biliton
• Analisa Antrian n q
( )
d
1 ( )
w
1 d ( )
(1 )
2 ( ) 2 (1 )
6
7/29/2010
Metodologi
Bagan Alir metodologi
7
7/29/2010
Letak posisi surveyor
Pengolahan Data
8
7/29/2010
Volume Kejadian Terpadat Ruas Jalan
Lokasi Nomor Pergerakan
1
Jl. Biliton Jl. Sumbawa Jl. Biliton - Raya Gubeng Jl. Biliton - Ry. Kertajaya
Ruas Jalan
Volume Kendaraan Terbesar (Kend/Jam)
Waktu Terjadi
2
3
4
1 2
8238 339
16.00 - 19.00 16.00 - 19.00
3
4620
16.00 - 19.00
4
3526
06.00 - 09.00
Volume Kendaraan Terbesar (smp/jam)
Waktu Terjadi
Lokasi Nomor Pergerakan
1
2
Jl. Biliton Jl. Sumbawa Jl. Biliton - Raya Gubeng Jl. Biliton - Ry. Kertajaya
3
4
1 2
5726 224
16.00 - 19.00 16.00 - 19.00
3
3255
16.00 - 19.00
4
2364
06.00 - 09.00
Faktor Pertumbuhan Dengan menggunakan persamaan linier maka diperoleh nilai (i) untuk persamaan Pn: P0 ( 1 + i )n sebesar : No
Jenis Kendaraan
( i ) rata – rata
1
MC
9%
2
LV
5%
HV
4%
3
Untuk perhitungan proyeksi pertumbuhan kendaraan 5 tahun kedepan (2014) dapat dilihat pada tabel berikut :
9
7/29/2010
Lanjutan MC NO
RUAS JALAN
1
Jl. Biliton
2
Jl. Sumbawa
3 4
PROYEKSI JUMLAH FAKTOR PROYEKSI AWAL TAHUN PERTUMB PERTUMBUHAN TAHUN P0 RENCANA n UHAN i Pn
2620
5
9%
99
5
9%
Jl. Sulawesi - Ry. Gubeng
1507
5
9%
Jl. Sulawesi - Ry. Kertajaya
1160
5
9%
3991 151 2296 1767
LV NO
RUAS JALAN
PROYEKSI AWAL TAHUN P0
JUMLAH TAHUN RENCANA n
FAKTOR PROYEKSI PERTUMBU PERTUMBUHAN Pn HAN i
4662
1
Jl. Biliton
3778
5
4%
2
Jl. Sumbawa
125
5
4%
155
3
Jl. Sulawesi - Ry. Gubeng
1892
5
4%
2334
4
Jl. Sulawesi - Ry. Kertajaya
1455
5
4%
1795
Lanjutan….. HV NO
RUAS JALAN
PROYEKS JUMLAH FAKTOR PROYEKSI I AWAL TAHUN PERTUM PERTUMBUHA TAHUN RENCANA BUHAN i N Pn P0 n 7
1
Jl. Biliton
6
5
3%
2
Jl. Sumbawa
0
5
3%
0
3
Jl. Sulawesi - Ry. Gubeng
14
5
3%
15
4
Jl. Sulawesi - Ry. Kertajaya
0
5
3%
0
10
7/29/2010
Perhitungan VC Ratio Tahun 2009 No
Ruas Jalan
Kapasitas (smp/jam)
1 2 3 4
Jl. Biliton Jl. Sumbawa Jl. Sulawesi - Ry. Gubeng Jl. Sulawesi - Ry. Kertajaya
5010 2521 5053 5053
Volume Ratio V/C (smp/jam) 5726 1.143 224 0.089 3255 0.645 2364 0.468
Tahun 2014 No
Ruas Jalan
Kapasitas (smp/jam)
Volume (smp/jam)
Ratio V/C
8660
1.729 0.122
1
Jl. Biliton
5010
2
Jl. Sumbawa
2521
306
3
Jl. Sulawesi - Ry. Gubeng
5053
4645
0.92
4
Jl. Sulawesi - Ry. Kertajaya
5053
3562
0.705
Perhitungan Probability Tahun 2009 Waktu Pengamatan
Probabilitas Gap di Suatu Titik OR OL
Probabilitas Kendaraan Mengalami Delay OR OL
07.00 - 09.00
0.88
0.75
0.12
0.25
11.00 - 13.00
0.87
0.80
0.13
0.20
16.00 - 19.00
0.87
0.77
0.13
0.23
Tahun 2014 Waktu Pengamatan 07.00 - 09.00 11.00 - 13.00 16.00 - 19.00
Probabilitas Gap di Suatu Titik OR OL 0.83 0.66 0.82 0.72 0.81 0.69
Probabilitas Kendaraan Mengalami Delay OR OL 0.17 0.34 0.18 0.28 0.19 0.31
11
7/29/2010
Perhitungan Weaving Perhitungan weaving dilakukan untuk menghitung jumlah jalur yang diperlukan untuk dapat melakukan weaving dengan aman. Untuk perhitungan weaving pada tahun 2009 digunakan persamaan. • Diketahui : w1 = 121 kend/jam w2 =0 F1 = 3562 kend/jam F2 = 4645 kend/jam Dit = N……………….? Jawab W1 = 3w2 F1 F2 N
C 121 3(0) 3562 4645 5010 N 1.662 ~ 2 N
Sehingga jumlah lajur yang diperlukan sebanyak 2 lajur.
Lanjutan… Untuk proyeksi selama 5 tahun kedepan atau pada tahun 2014 diperoleh hasil. • Diketahui : w1 = 83 kend/jam w2 =0 F1 = 2364 kend/jam F2 = 3255 kend/jam Dit = N……………….? Jawab =
Sehingga jumlah lajur yang diperlukan sebanyak 1 lajur.
12
7/29/2010
Proses terjadinya weaving
Lanjutan Perhitungan Weaving 2014 Untuk mengetahui proyeksi jalur pada tahun 2014 maka dilakukan perhitungan dengan cara yang sama. Diketahui : w1
= 121 kend/jam
w2
=0
F1
= 3562 kend/jam
F2
= 4645 kend/jam
Dit
= N……………….?
Jawab =
N
W1 3w2 F1 F2 C
121 3(0) 3562 4645 5010 N 1.662lajur 2lajur N
Jadi jumlah jalur pada Jl. Biliton pada tahun 2014 adalah sebanyak 2 jalur sehingga masih mencukupi. Jumlah volume weaving <1000smp/jam maka dipakai panjang minimum adalah 75 meter. Kenyataan dilapangan panjang yang diukur dari pintu keluar pom bensin pada jalan Biliton hingga jalan Sulawesi adalah 80 meter.
13
7/29/2010
Perhitungan Persentase Kendaraan Perhitungan persentase kendaraan di jalan Biliton dan Jalan Sumbawa digunakan untuk mengetahui besar persen kendaraan yang masuk pom bensin terhadap jumlah kendaraan yang melalui jalan Biliton dan jalan Sumbawa. Untuk perhitungannya digunakan data volume kendaraan yang terbesar selama 3 (tiga) hari. juml .Persentase kend . yang Kendaraan masuk pomben yangsin masuk pom bensin x100 % %• juml .kend . yang lewat jalanBilit on
156 x100 % 8238 % 1,9 % 2%
%
%
• Persentase Kendaraan Pada Jalan Sumbawa juml .kend . yang lewatjalan sumbawa x100 % juml .kend . yang lewat jalanBilit on
324 x100 % 8238 % 3,9% 4%
%
• • • •
Sehingga persentase kendaraan yang lewat pada jalan Biliton pada tahun 2009 sebesar Persentase pada 2009 : 100% - (2% + 4%) : 100% - (6%) : 94%
Analisa Antrian Dari perhitungan analisa antrian pada tahun 2009 untuk antrian yang terjadi pada kendaraan ringan sebanyak 1 kendaraan dan untuk sepeda motor didapat sebanyak 2 kendaraan yang mengantri dalam system. Dan pada tahun 2014 untuk kendaraan ringan terdapat 1 kendaraan dan untuk sepeda motor terdapat 3 antrian yang mengantri dalam system. Dalam hal ini kapasitas antrian dalam pom bensin masih mencukupi Karena pada kondisi lapangan masih mampu menampung 23 mobil didalam system. Dengan adanya system tandem sangat membantu dalam pelayanan.
14
7/29/2010
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan 1. Dari hasil perhitungan diperoleh untuk kejadian volume terbesar dan terpadat pada tahun 2009 terjadi pada jalan Biliton dengan derajat kejenuhan sebesar 1.143 (tidak memenuhi persyaratan < 0.75) dan pada tahun 2014 terjadi pada Jalan Biliton dengan derajat kejenuhan sebesar 1.729 (sangat tidak memenuhi persyaratan < 0.75) dan pada Jalan Sulawesi sebesar 0.896 (tidak memenuhi persyaratan < 0.75). 2. Jumlah lajur yang didapat dari hasil perhitungan weaving pada tahun 2009 adalah 1 lajur dan untuk perhitungan proyeksi 5 tahun kedepan atau 2014 adalah 2 lajur sedangkan pada kondisi lapangan jalan Biliton memiliki 3 lajur. Panjang minimum yang disyaratkan adalah 75 meter, sedangkan pada kondisi lapangan panjang weaving adalah 80 meter diukur dari panjang jarak dari pintu keluar pom bensin sampai pada ujung jalan Biliton. 3. Pada analisa antrian didapatkan hasil pada tahun 2009 untuk antrian yang terjadi pada kendaraan ringan sebanyak 1 kendaraan dan untuk sepeda motor didapat sebanyak 2 kendaraan yang mengantri dalam system. Dan pada tahun 2014 untuk kendaraan ringan terdapat 1 kendaraan dan untuk sepeda motor terdapat 3 antrian yang mengantri dalam system. Dalam hal ini kapasitas antrian dalam pom bensin masih mencukupi Karena pada kondisi lapangan masih mampu menampung 2-3 mobil didalam system.
15
7/29/2010
Saran 1. Pihak pemilik atau pihak pom bensin harus menyediakan pemandu yang membantu atau mengarahkan kendaraan yang keluar dari pom bensin. 2. Memberi pembatas jalan atau median agar kendaraan tidak melakukan weaving yang dimulai dari persimpagan jalan Sumbawa hingga persimpangan jalan Sulawesi, agar kendaraan yang keluar tidak melakukan weaving.
Lampiran Gambar
Gambar keluar masuk kendaraan pada pom bensin
16
7/29/2010
Lampiran Gambar
Layout lokasi penelitian
Foto Kondisi Existing
17
7/29/2010
18