ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, OPINI AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT (Studi Empiris: Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)
Oleh Doni Adrial NIM : 104082002644
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M 1
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, OPINI UDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT (Studi Empiris: Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Doni Adrial NIM: 104082002644
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
DR. Yahya Hamja, MM NIP. 130676334
Amilin, SE., Ak., M.Si NIP. 150370232
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
2
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M Hari ini Tanggal tujuh bulan november Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Doni Adrial NIM: 104082002644 dengan judul Skripsi “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 November 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Amilin, SE.,Ak., Msi Ketua
Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si Sekretaris
Dr. Abbas Ghozali, MA.
3
Penguji Ahli
Hari ini Selasa Tanggal Sepuluh Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Doni Adrial NIM: 104082002644 dengan judul Skripsi “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Maret 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja, MM M.Si Ketua
Yessi Fitri, SE., Ak., Anggota
Afif Sulfa, SE,.Ak,.M.Si Penguji Ahli
4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI
•
Nama
: Doni Adrial
•
Jenis Kelamin
: Laki-laki
•
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 30 Juni 1985
•
Agama
: Islam
•
Alamat
: Jl.Kp Pangodokan rt 005/03 Kutabumi, pasar kemis tangerang, banten 15561
•
Telp
: (021) 91370266 / 081310770663
•
Email
: adrial
[email protected]
II. PENDIDIKAN
•
Sekolah Dasar Negeri 03 Pagi Jakarta (1991-1997).
•
Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Ia’anah (1992-1996)
•
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 45 Cengkareng Jakarta (19972000).
•
Sekolah Menengah Umum 33 Jakarta (2000-2003).
•
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Konsentrasi Auditing (2004-2009).
III. PENGALAMAN ORGANISASI
•
Koordinator ORSENI BEMJ Akuntansi Periode
: 2006 - 2007
•
Ketua UKM FORSA Divisi Sepakbola
: 2006 - 2008
•
Sekretaris ISPM
: 2008 - Sekarang
5
III. IDENTITAS KELUARGA
•
Ayah
: Masrial
•
Tempat & Tgl. Lahir
: Padang, 24 Agustus 1959
•
Alamat
: Jl. Kp Pangodokan rt 005/03 Kutabumi, pasar kemis tangerang, banten 15561
•
Telp
: -
•
Ibu
: Martini
•
Tempat & Tgl. Lahir
: Padang, 23 juni 1965
•
Alamat
: Jl. Kp Pangodokan rt 005/03 Kutabumi, pasar kemis tangerang, banten 15561
•
Telp
: -
•
Anak ke dari
: 1 dari 5 bersaudara
6
THE INFLUENCE OF CHARACTERISTIC COMPANY, AUDIT OPINION, AND SIZE PUBLIC ACCOUNTANT OFFICE TOWARD AUDIT DELAY (Empirical Study: manufacturing companies that are listed in JSX in 2005 to 2007) By: Doni Adrial
ABSTRACT This research represents empirical study to know factors influencing audit delay and the mean of audit delay in 2005 to 2007. The populations of this research are manufacturing companies that are listed in JSX in 2005 to 2007. Samples of this research are 50 manufacturing companies. Samples are taken by using of purposive sampling. The method of data analysis is using descriptive and double regression analysis. The obtain model of regression which representative is hence conducted by test of classic assumption. The result of descriptive statistic indicate that mean of an audit delay in the year 2005 to 2007 is 76,75 days. Multivariate analysis showed at level significant 5%, variable of profitability, ratio gearing, and size public accountant office have an effect on by significant to audit delay. While variable of size company and audit opinion not have an effect to audit delay. Keywords:
audit delay, profitability, ratio gearing, size company, audit opinion and size public accountant office.
7
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, OPINI AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh: Doni Adrial ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan, opini audit dan ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit dan rata-rata audit delay tahun 2005 sampai dengan 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2005 sampai dengan 2007. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 perusahaan manufaktur. Metode analisa data menggunakan metode purposive sampling, sedangkan metode analisa data menggunakan statistik deskriptif dan analisa regresi berganda. Untuk memenuhi model regresi yang bisa mewakili maka digunakan uji asumsi klasik. Hasil analisa statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata audit delay adalah 76,75 hari. Analisa multivariate menunjukkan bahwa pada level signifikansi 5%, variabel profitabilitas, rasio gearing, dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit, sedangkan variabel opini audit dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit . Kata kunci: audit delay, Ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP.
8
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim. Alhamdulillah, puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah dan karunia yang tiada batas, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, dan tidak lupa shalawat serta salam kupanjatkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, sebagai teladan bagi umatnya. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian dan syaratsyarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mengingat kemampuan penulis yang serba terbatas, penulis mohon maaf apabila di dalam skripsi masih banyak terdapat kekurangan. Meskipun demikian mudahmudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh berkat bantuan, bimbingan dan dorongan semua pihak. Oleh karenanya, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayah dan Ibuku (Masrial dan Martini) yang selalu mendoakan, memberikan segalanya yang tak terhingga tuk kebaikan hidupku, Adik-adikku tercinta, Afdal, Delvi, Ade dan Dewi yang menjadi pendorong semangatku sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dan smoga aku bisa menjadi bintang terang keluargaku 2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktunya dalam memberikan
pengarahan serta
bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Amilin, SE, Ak., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi dan dosen pembimbing II yang begitu sabar dalam membimbing, mengarahkan dan banyak memberikan masukan selama proses pengerjaan skripsi. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dekan FEIS yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., selaku ketua Jurusan Akuntansi.
9
6. Terima kasih kepada seluruh jajaran karyawan dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, atas kinerja bapak dan ibu sekalian yang telah sabar melayani mahasiswa dengan baik dan akhirnya membawa citra yang baik bagi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Sahabat dan teman-temanku dikelas Akuntansi B angkt 2004, nanda (semangat bozz.,), agin, raihan (koh), aris, putra, rama, taufiq, vaat (tmbh subur aj..), ady, pipit, ayu bgor, lily, nicca, iyoq, rahil, teh fitroh, mba eka, widya, dwe, elin, fajar, mahdi (si pengagum andrea), andi ello, risky, rei, yani, ayu dpok, oci, dika, dwin dll, juga Kelas Auditing, terima kasih semua untuk kebersamaannya, kalian memberikan warna dalam kehidupanku. Jaga terus silaturahmi. 8. Seluruh rekan-rekan BEMJ Akuntansi periode 2006-2007, anak2 bola n futsal Ekonomi..sahrul, topay, samsul, apiek, sony, amung dkk...semangatt truss!!!! 9. Rekan-rekanku di FORSA ade, taslim, isra, syauqi (ncex), novenk, ahmad muji, ridho, dani, wawa, aji, dhole dkk, para junior n senior, pelatih, para pengurus dan khususnya divisi sepakbola UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, doaku tuk pencapaian prestasi tertinggi kalian (semangatttt...) Jaga terus kekompakan
team
ini,
Terima
kasih
atas
segala
dukungan
dan
kebersamaannya. 10. Kawan-kawanku parwis, heri opung, luthfi, radit, anca, adit, nata, arif dkk, teman seperjuangan seluruh teman-teman angkatan 2004 kelas A, C, D, dan E semoga sukses selalu dan jaga terus silaturahmi. 11. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis selama ini dan mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang namanya tidak tercantum. Semoga allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada pihakpihak yang telah disebutkan diatas. Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan, sehingga skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi semua pihak. Jakarta, Maret 2009 Penulis (Doni Adrial) 10
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. i Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ............................................................ ii Lembar Pengesahan Uji Skripsi ....................................................................... iii Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... iv Abstract ........................................................................................................... vi Abstrak............................................................................................................ vii Kata Pengantar ................................................................................................ viii Daftar Isi ......................................................................................................... x Daftar Tabel..................................................................................................... xii Daftar Gambar................................................................................................. xiii Daftar Lampiran .............................................................................................. xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian............................................................
1
B. Perumusan Masalah.....................................................................
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
10
1. Tujuan Penelitian...................................................................
10
2. Manfaat Penelitian.................................................................
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Delay……………………………………… .......................
12
B. Karakteristik Perusahaan ………………………………………...
17
a. Ukuran perusahaan…………………………………. .............
17
b. Profitabilitas …………………………………. ......................
18
c. Rasio Gearing…………………………….. ...........................
19
C. Opini Audit .................................................................................
20
D. Ukuran KAP................................................................................
22
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu .....................................................
23
F. Kerangka Pemikiran ....................................................................
28
G. Perumusan Hipotesis ...................................................................
29 11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
30
B. Metode Penentuan Sampel...........................................................
30
C. Metode Pengumpulan Data..........................................................
31
D. Metode Analisis ..........................................................................
32
1. Metode Analisis Data ............................................................
32
a. Analisis Deskriptif ...........................................................
32
b. Uji Asumsi Klasik............................................................
32
c. Pengujian Hipotesis .........................................................
35
2. Model Analisis ......................................................................
37
E. Operasional Variabel dan Pengukurannya....................................
38
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................
41
B. Penemuan dan Pembahasan .........................................................
42
1. Statistik Deskriptif.................................................................
42
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................
48
a. Uji Normalitas .................................................................
48
b. Uji Multikolinieritas.........................................................
49
c. Uji Autokorelasi ..............................................................
49
d. Uji Heterokedastisitas ......................................................
50
3. Hasil Pengujian Hipotesis ......................................................
51
C. Pembahasan.................................................................................
57
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan .................................................................................
60
B. Implikasi .....................................................................................
61
C. Saran ...........................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
64
LAMPIRAN ................................................................................................
66 12
DAFTAR TABEL No.
Keterangan
3.1
Indikator Pengukuran Variabel Penelitian........................................... 40
4.1
Proses Seleksi Sampel ........................................................................ 41
4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif............................................................... 42
4.3
Nilai Rata-rata Variabel...................................................................... 42
4.4
Opini Audit ........................................................................................ 46
4.5
Ukuran KAP ...................................................................................... 47
4.6
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 49
4.7
Hasil Uji Autokorelasi........................................................................ 49
4.8
Hasil Uji Autokorelasi........................................................................ 51
4.9
Hasil Uji t-Statistik............................................................................. 52
4.10
Hasil Uji F-Statistik............................................................................ 54
13
DAFTAR GAMBAR No.
Keterangan
3.1
Kerangka Pemikiran........................................................................... 28
4.1
P-Plot Uji Normalitas data.................................................................. 48
4.2
Uji Heterokedastisitas......................................................................... 50
14
DAFTAR LAMPIRAN No.
Keterangan
1
Daftar Nilai total aset, Ukuran Perusahaan, Rasio Gearing, Opini Audit, dan Ukuran KAP .......................................................... 66
2
Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 76
3
Hasil Uji Statistik Deskriptif.............................................................. 79
4
Data Perusahaan................................................................................ 82
15
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia saat ini, banyak investor yang menaruh minat untuk menanamkan investasinya di Indonesia, terutama dalam bidang pasar modal. Para investor dalam melaksanakan kegiatan investasinya memerlukan informasi-informasi yang dibutuhkan salah satunya adalah laporan keuangan. pelaporan keuangan (financial reporting) dihasilkan dari proses akuntansi keuangan dan merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak eksternal yang menaruh perhatian kepada badan atau organisasi pembuatan laporan serta aktivitas-aktivitasnya. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus, terbuka, integritas dan tepat waktu, ketepatan waktu pelaporan informasi keuangan sangat dibutuhkan oleh pemakai informasi keuangan misalnya: akuntan, manajer, dan analisis keuangan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan merupakan unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh pemakai informasi (user) untuk membuat keputusan investasi dan kredit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu laporan keuangan akan mempengaruhi nilai saham perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
16
Ketepatan waktu pelaporan informasi keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan
berbagai informasi dan
pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan merupakan unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh pemakai informasi (user) untuk membuat keputusan investasi dan kredit. Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut pasti merupakan informasi yang relevan. Namun informasi dikategorikan relevan bila informasi mempunyai tiga unsur nilai, yaitu (a) informasi mempunyai nilai prediksi (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c) tepat waktu (timeliness). Jadi, suatu informasi mustahil
merupakan
informasi
yang
relevan
tanpa
tepat
waktu
penyampaiannya. Sesuai dengan pendapat Gregory dan Van Horn (1963) dalam Syafruddin (2002), secara konseptual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Respati (2004) menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut, dalam penelitian Ksa (2003) perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan melakukan penundaan pelaporan keuangannya dan keterlambatan pelaporan keuangan berhubungan dengan isi laporan keuangan. Pengumuman
17
yang berisi berita buruk cenderung akan ditunda. Penelitian Saleh (2004) juga menguji pengaruh karakteristik perusahaan dengan ketepatan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan pelaporan dan kompleksitas audit secara langsung berhubungan dengan keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan. Na’im (1999) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan financial distress yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio tidak signifikan berhubungan dengan kelipatan waktu sedangkan faktor profitability secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu perusahaan. Regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Pada tahun 1996, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mengeluarkan lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.80/PM/1996, yang mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 september 2003, BAPEPAMLK semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan
18
bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambatlambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan, tetapi masih ada beberapa perusahaan yang terlambat menyerahkan laporan keuangannya. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh lamanya waktu penyelesaian. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan yang telah diaudit memuat informasi laba perusahaan yang dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai pertanda yang buruk bagi perusahaan. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keterlambatan laporan keuangan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, ukuran KAP, dan berita buruk perusahaan seperti: keterlambatan pelaporan yang dihubungkan dengan kesulitan keuangan, qualified opinion oleh auditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh (1975), Schwartz dan Soo (1996), dan Owusu Ansah (2000) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara
signifikan berpengaruh terhadap
lamanya
19
penyelesaian audit yang mengakibatkan keterlambatan pelaporan keuangan. Sedangkan hasil penelitian Na’im (1999) dan Respati (2004) berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh, Schwartz dan Soo, dan Owusu Ansah. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Hasil penelitian tentang profitabilitas yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh (1975) di Australia menunjukkan bahwa profitabilitas tidak signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, sehingga tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainun Na’im (1999) dan Respati (2004) yang menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan karena jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu. Hasil penelitian Whittred (1980), Carslaw dan Kaplan (1991) dan Halim (2000) menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion dianggap sebagai berita buruk (bad news) sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat. Akan tetapi penelitian variabel ini di Indonesia menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Na’im (1999) menemukan
20
bahwa pendapat akuntan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu laporan keuangan. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengindikasikan hasil yang masih bertentangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian yang berlawanan ini menunjukkan perbedaan dalam melakukan penelitian sehingga tidak konsisten dan tentunya memerlukan penelitian yang lebih mendalam. Aryati dan Theresia (2005) melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi audit delay dan timeliness, dengan variabel independen yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP dan keberadaan divisi internal auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan, sedangkan yang lain ternyata tidak signifikan mempengaruhi audit delay. Aryati dan Theresia (2005) pada penelitiannya mengatakan bahwa masih ada keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitiannya tersebut, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada aspek yang sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitiannya. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel saja dalam menguji pengaruhnya terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan kepada publik. Sampel penelitian yang digunakan terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 januari 2002, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir. Penelitian ini dilakukan sebelum terjadinya perubahan
21
peraturan mengenai batas waktu
pelaporan laporan keuangan oleh
BAPEPAM-LK pada tahun 2003. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aryati dan Theresia (2005). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Variabel penelitian Penelitian terdahulu menggunakan empat variabel, yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP dan keberadaan divisi internal auditor. sedangkan penelitian ini menggunakan lima variabel, yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP. Variabel keberadaan divisi internal auditor tidak digunakan dalam penelitian ini karena tidak valid dalam penelitian tersebut dan dalam penelitian ini menambahkan dua variabel yaitu: rasio gearing dan opini audit. Hal ini dilakukan karena kedua variabel tersebut pernah diteliti oleh Halim (2000) yang mengatakan bahwa variabel rasio gearing dan opini audit berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, namun berbeda dengan hasil penelitian Na’im (1999), bahwa rasio gearing dan pendapat akuntan publik tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Sehingga diperlukan penelitian yang lebih mendalam lagi. 2. Periode penelitian Penelitian terdahulu menggunakan masa penelitian tahun 2002 dan 2003, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian selama tiga tahun (2005 sampai dengan 2007) hal ini dilakukan untuk generalisasi 22
penelitian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan akurat. 3. Peraturan Penelitian ini juga dilakukan karena adanya perubahan peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan oleh BAPEPAM-LK pada tanggal 30 september 2003, sesuai dengan lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan, sedangkan pada penelitian terdahulu masih menerapkan peraturan yang
lama,
yaitu
lampiran surat
Keputusan Ketua
BAPEPAM
No.80/PM/1996, yang mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Berdasarkan hal ini diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan hasil penelitian pasca dikeluarkannya peraturan tersebut. Pemilihan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian sebelumnya dan karena sebagian besar perusahaan yang listing di BEI adalah perusahaan manufaktur. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dalam penyusunan skripsi ini peneliti mengambil judul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan
23
Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI? 3. Apakah rasio gearing berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI? 4. Apakah opini audit
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit untuk perusahaan manufaktur yang listing di BEI? 5. Apakah ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit untuk perusahaan manufaktur yang listing di BEI? 6. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) secara simultan berpengaruh dengan signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay)?
24
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap lamanya penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. 2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap lamanya penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. 3. Untuk mengetahui pengaruh rasio gearing terhadap lamanya penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. 4. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap lamanya penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. 5. Untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. 6. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI?
25
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan, investor, profesi auditor, peneliti yang akan datang, maupun bagi peneliti sendiri. 1. Bagi pihak manajemen perusahaan Memberikan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen untuk dapat meminimalkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan memperhatikan faktor yang menghambat ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2. Bagi investor Diharapkan investor lokal dan luar negeri yang ingin menanamkan modalnya
keperusahaan-perusahaan
yang terdaftar di BEI dapat
mengevaluasi kelayakan investasi dengan mempertimbangkan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 3. Bagi profesi auditor Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan bagi auditor di jakarta untuk meningkatkan kinerja dalam melakukan proses audit, dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi lamanya penyelesaian audit. 4. Bagi peneliti yang akan datang Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi empiris bagi praktisi, akademisi dan bagi profesi regulasi untuk memberikan peluang perkembangan berikutnya. 5. Bagi peneliti
26
Menambah pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lamanya penyelesaian audit.
27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Lamanya Penyelesaian Audit Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang rentang waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut dengan audit delay. Semakin panjang waktu penyelesaian audit (audit delay) maka semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Menurut Halim
(2000),
audit delay
adalah
lamanya
waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya audit lapangan. Pada dasarnya rentang waktu penyelesaian audit (audit delay) diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkan laporan audit. Lama atau tidaknya penyelesaian audit dapat dilihat dari isi laporan keuangan auditor, apakah terdapat penyimpangan, keterbatasan, atau kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Pada umumnya, laporan audit yang dipublikasikan mencerminkan kinerja perusahaan yang diaudit, semakin cepat diterbitkan maka semakin berguna informasi bagi pemakai informasi, dengan adanya laporan audit, pihak luar dapat menilai pertanggungjawaban laporan keuangan tersebut. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit karena dapat menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor
28
dan kesimpulan yang diperolehnya. Penyampaian dan publikasi laporan keuangan auditan kepada regulator maupun kepada publik merupakan suatu keharusan bagi emiten yang diatur dalam suatu perundang-perundangan pasar modal. Menurut Knechel dan Payne dalam penelitian Made Wirakusuma (2004), audit report lag atau yang lazim disebut dengan audit delay adalah periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Made Wirakusuma (2004) yang dimaksud dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan adalah interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan (tanggal 31 desember) sampai tanggal laporan audit (tanggal opini) selanjutnya disebut sebagai audit delay. Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit merupakan hal yang sangat penting khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Givoly dan Palmon (1982) dalam Subekti (2004), memberikan bukti empiris berkaitan dengan isi informasi keuangan berupa pengumuman laba, dimana investor akan menunda pembelian atau penjualan sekuritasnya sampai dengan diterbitkannya laporan keuangan yang telah diaudit.
29
Dyer dan Mchugh (1975) dalam Bandi (2002) membagi keterlambatan penyajian laporan keuangan atau lag menjadi: a. Preliminary lag, yaitu interval antara berakhirya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh pasar modal. b. Auditor’s signature lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan auditor. c. Total lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal. Menurut Boynton dan Kell (2002:6), terdapat tiga tipe audit, yaitu: a. Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit), yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsipprinsip yang berlaku umum (Generally Accepted Auditing Standard). b. Audit Kepatuhan (compliance audit), yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu. c. Audit operasional (operasional audit), yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efesiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
30
Dalam PSA no. 02 (IAI, 2001:110.1) dinyatakan bahwa: Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-36/PM/2003 tanggal: 30 September 2003, laporan keuangan tahunan wajib diumumkan kepada publik dengan ketentuan sebagai berikut: a. Perusahaan wajib menggunakan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran nasional, dan lainnya yang terbit di tempat kedudukan emiten atau perusahaan publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. b. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industri yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dengan BAPEPAM-LK. c. Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan. d. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal pengumuman. 31
Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-36/PM/2003 tanggal: 30 September 2003, jika emiten atau perusahaan publik yang laporan keuangannya mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian, maka ketika mengumumkan laporan keuangan auditannya, perusahaan wajib memuat hal-hal berikut: a. Paragraf penjelasan akuntan atas opininya, antara lain menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1) Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan. 2) Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum. 3) Penjelasan ketidakpastian menyangkut kelangsungan usaha perusahaan dan kemungkinan adanya kerugian. 4) Dampak utama penyimpangan terhadap laporan keuangan. b. Dengan diperketatnya peraturan BAPEPAM-LK terakhir yang menjadikan batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan dari 120 hari menjadi 90 hari akan menjadikan tugas dari akuntan publik semakin berat. Hal ini disebabkan karena audit merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu dikarenakan audit harus dilakukan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Di samping itu, dalam standar pekerjaan lapangan disebutkan bahwa audit harus dilaksanakan melalui pemahaman yang memadai dan pengumpulan bukti-bukti yang cukup melalui pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi.
32
B. Karakteristik perusahaan Menurut Lang dan Luhdhlom (1993) dalam Subiyantoro (1996) mengatakan bahwa konteks laporan keuangan penentu karakteristik bisa ditetapkan dengan menggunakan tiga pendekatan kategori yaitu: karakteristik yang berhubungan dengan variabel struktur, kinerja dan pasar. Karakteristik yang berhubungan dengan variabel struktur yaitu ukuran perusahaan. Kinerja merupakan pengukuran yang didasarkan pada kinerja finansial, meliputi profitabilitas dan pertumbuhan. Pasar merupakan aspek perilaku perusahaan yang timbul sebagai akibat dari keikutsertaan sebagai anggota kelompok kerja sama antara perusahaan dalam lingkungan operasionalnya, meliputi jenis atau tipe perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan karakteristik perusahaan yang berhubungan dengan variabel struktur yaitu: Ukuran perusahaan dan variabel kinerja yaitu: profitabilitas dan rasio Gearing. a. Ukuran perusahaan Hasil penelitian Na’im (1999) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, Respati (2004) menemukan bukti empiris mengenai ukuran perusahaan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2004) menyatakan bahwa keterlambatan pelaporan keuangan antara perusahaan besar dan kecil berbeda (diukur dari nilai pasarnya). Selain itu ditemukan bukti empiris mengenai hubungan
33
ketepatan waktu pelaporan keuangan dan ukuran perusahaan adalah positif walaupun hasilnya tidak signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh (1975) dalam Halim (2000) manajemen perusahaan skala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay. Dikarenakan perusahaanperusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit lebih awal. b. Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan karena seringkali digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajemen perusahaan dan pengukur efesiensi penggunaan modal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik (good news) bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian, perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangan dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian. Menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Made Wirakusuma (2004) ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi baik mungkin akan cenderung dilaporkan tepat waktu, sedangkan jika
34
pengumuman laba berisi buruk, maka pihak manajemen akan terlambat untuk menyampaikan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2004), menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian Saleh (2004) mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan McHugh (1975). Na’im (1998) memperoleh bukti dalam penelitiannya bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan Respati (2004) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return On Assets) berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian Respati (2004) mendukung penelitian Na’im (1999). c. Rasio Gearing Rasio gearing merupakan salah satu rasio financial leverage. Menurut Weston dan Copeland (1995:238) dalam Saleh (2004) bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang dibiayai oleh penggunaan hutang. Sedangkan menurut Tauringana dan Clark (2000) rasio gearing adalah perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (equity). Tingginya rasio gearing mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Analisis rasio gearing
35
merupakan salah satu analisis solvabilitas yang mengukur posisi keuangan dalam jangka panjang dan hasil operasinya dengan mengukur tingkat rasio hutang terhadap modal (Saleh, 2004).
C. Opini Audit Laporan keuangan yang dilaporkan kepada BAPEPAM-LK adalah laporan keuangan yang telah diaudit. Auditor bertanggung jawab untuk melihat laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen sesuai dengan peraturan standar akuntansi. Auditor juga harus memeriksa akuntansi dan sistem pengendalian intern perusahaan dan secara umum mencoba memastikan tidak ada kesalahan yang material di dalam laporan keuangan perusahaan. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengharuskan pembuatan laporan setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan dengan laporan keuangan. Laporan audit hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit. Opini audit yang diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberi simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Arens, Beasley, dan Elder (2008:108) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari
36
seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor di dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya. Menurut Arens et. al., (2008:70) opini yang dapat diberikan atas asersi manajemen dari perusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi: pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit dalam bentuk baku (modified unqualified opinion), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion), pernyataan tidak memberikan pendapat (desclaimer of opinion). Berikut ini akan dijelaskan: a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan audit bentuk baku. b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit dalam bentuk baku (modified unqualified opinion). Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan audit tersebut.
37
c. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Dalam hal ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. d. Pendapat tidak wajar (adverse opinion) Dengan pendapat tidak wajar, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (desclaimer of opinion) Dengan pernyataan tidak memberikan pendapat, auditor menyatakan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
D. Ukuran Kantor Akuntan Publik Kantor akuntan publik adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang bergerak dalam bidang pemberian jasa profesional dan memperoleh ijin sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Akuntan publik merupakan profesi
kepercayaan,
sehingga
dituntut
untuk
menunjukkan
sikap
profesionalitasnya dalam mengungkapkan informasi seluas mungkin kepada masyarakat. Gilling (1977) dalam Aryati dan Theresia (2005) menunjukkan bahwa kantor akuntan publik Internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam
38
menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. Untuk melihat KAP besar dan kecil dapat dilihat dari ukuran KAP yang tergolong dalam KAP big four dan KAP non big four. Aryati dan Theresia (2005) mengatakan berikut ini adalah nama-nama KAP big four: 1) Price Waterhouse Coopers (PWC) 2) Deloitte Touche Tohmatsu 3) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) 4) Ernest dan Young (EY) KAP non big four adalah semua KAP selain KAP big four.
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian dengan tema yang mengangkat tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya penyelesaian audit telah banyak dilakukan pada penelitian-penelitian
terdahulu
termasuk
variabel
ukuran
perusahaan,
profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP. 1. Ukuran Perusahaan dan Lamanya Penyelesaian Audit. Carslaw dan Kaplan (1991) melakukan penelitian mengenai audit delay pada perusahaan-perusahaan publik di New Zealand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan berpengaruh
39
adalah ukuran perusahaan (total assets) Sedangkan rata-rata audit delay di New Zealand pada tahun 1987 adalah 88 hari dan tahun 1988 adalah 95 hari. Menurut hasil penelitian Halim (2000) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit, sedangkan penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit menunjukkan hasil penelitian bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit. 2. Profitabilitas dan Lamanya Penyelesaian Audit. Owusu-Ansah (2000) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit. Penelitian Saleh (2004), tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit menunjukkan hasil penelitian bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit. Hasil penelitian Na’im (1998) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit. 3. Rasio Gearing dan Lamanya Penyelesaian Audit. Rasio Gearing mengukur tingkat aktiva perusahaan yang dibiayai penggunaan hutang. Penelitian Saleh (2004) menunjukkan bahwa Rasio Gearing tidak signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Halim (2000) melakukan penelitian tentang audit delay di Indonesia dengan menggunakan sampel 287 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
40
Jakarta pada tahun 1997. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain total revenue, jenis industri, bulan penutupan buku tahunan, lamanya menjadi klien KAP, rasio gearing, tingkat profitabilitas dan jenis opini. Dari hasil penelitian univariate diperoleh indikasi bahwa audit delay cenderung panjang apabila perusahaan tertentu melaporkan kerugian yang mencerminkan tingginya resiko keuangan yaitu rasio gearing. Hasil penelitian multivariate menunjukkan bahwa ketujuh faktor tersebut secara serentak sangat berpengaruh terhadap audit delay, namun yang konsisten berpengaruh terhadap audit delay adalah tahun buku dan pelaporan kerugian. Rata-rata audit delay pada perusahaanperusahaan publik di BEJ adalah 84,5 hari. 4. Opini audit dan Lamanya Penyelesaian Audit. Made Gede Wirakusuma (2004) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara opini audit dan audit delay. Carslaw dan Kaplan (1991) melakukan penelitian mengenai audit delay pada perusahaan-perusahaan publik di New Zealand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel opini audit berpengaruh signifikan terhadap
lamanya
penyelesaian
audit.
Penelitian
Halim
(2000)
menunjukkan hasil penelitian variabel opini audit berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit.
41
5. Ukuran KAP dan Lamanya Penyelesaian Audit Aryati dan Theresia (2005) melakukan penelitian tentang rata-rata audit delay dan timeliness pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2002-2004. Hasil penelitian menunjukkan waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen pada perusahaan manufaktur di BEJ adalah sebesar 78,29 hari. Sedangkan ratarata timeliness sebesar 94,05 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian Halim (2000) menunjukkan hasil penelitian variabel ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit. Penelitian-penelitian diatas memberikan hasil yang beragam, dikarenakan ada perbedaan sifat variabel independen dan dependen yang digunakan, perbedaan dalam menganalisis data, metode statistik yang digunakan, dan juga perubahan peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan. Karena keragaman hasil tersebut, penelitian ini memandang perlu untuk mencari bukti empiris yang terkait dengan lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay). Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan pengujian
kembali terhadap
beberapa
variabel
independen tersebut. Ada beberapa perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pertama, penelitian ini mencoba memasukkan variabel rasio gearing dan
42
opini audit. Kedua, periode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu periode tahun 2005 s/d 2007. Ketiga Penelitian ini dilakukan karena adanya perubahan peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan oleh BAPEPAM pada tahun 2003. Pemilihan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian sebelumnya dan karena sebagian besar perusahaan yang listing di BEI adalah perusahaan manufaktur.
43
F. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aryati dan Theresia (2005). Ada enam variabel dalam penelitian ini, yang terdiri dari satu dependen, yaitu lamanya penyelesaian audit, dan lima variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP. Gambar dibawah ini adalah model dari kerangka pemikiran yang akan diteliti:
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas Lamanya penyelesaian audit Rasio Gearing
Opini Audit
Ukuran KAP
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
44
G. Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil adalah: H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). H2 : Profitabilitas
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
lamanya
penyelesaian audit (audit delay). H3 : Rasio gearing berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). H4 : Opini
audit
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
lamanya
signifikan terhadap
lamanya
penyelesaian audit (audit delay). H5 : Ukuran KAP berpengaruh secara penyelesaian audit (audit delay). H6 : Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Rasio gearing, opini audit, dan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) secara simultan berpengaruh dengan signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2005 sampai dengan 2007, dan telah menyampaikan laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor independen ke BAPEPAM-LK. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan, opini audit dan ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Ruang lingkup dalam penelitian ini membahas variabel dependen yaitu
lamanya
penyelesaian
audit
(audit
delay),
sedangkan
variabel
independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP.
B. Metode Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel penelitian yang diambil berdasarkan pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Kriteria yang digunakan pada penelitian ini adalah:
46
1. Terdaftar sebagai perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2005 sampai dengan 2007. 2. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan untuk periode 31 desember 2005 sampai dengan 31 Desember 2007. 3. Memiliki data laporan keuangan perusahaan yang sudah diaudit oleh akuntan publik. 4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara rutin. 5. Laporan keuangan yang dibutuhkan tersedia. 6. Perusahaan yang laporan keuangannya diterbitkan paling lambat 31 Maret. 7. Perusahaan tersebut memiliki total aktiva lebih dari 500 miliar rupiah karena sebagian besar perusahaan publik memiliki total aktiva lebih dari 500 miliar rupiah. Alasan memilih sampel dengan kriteria tersebut adalah bertujuan untuk menghindari bias yang disebabkan oleh perbedaan yang ekstrim.
C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun di dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal, yaitu dari laporan keuangan tahunan yang terdapat di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PRPMBEI), akses internet melalui www.jsx.co.id. data sekunder yang diperlukan antara lain:
47
1. Daftar perusahaan manufaktur yang tercatat di BEJ dan fact book tahun 2005 sampai dengan 2007. 2. Laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan untuk tahun buku 2005 sampai dengan 2007. data yang dibutuhkan adalah total aset, total pasiva dan laba/rugi usaha. 3. Laporan auditor independen.
D. Metode Analisis 1. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif Penggunaan
metode
statistik
deskriptif
memiliki
tujuan
untuk
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2005:16). Untuk tahapan analisis data terlebih dahulu harus dilakukan uji persyaratan data, yakni dengan melakukan uji asumsi klasik normalitas dan homogenitas data. b. Uji Asumsi Klasik Adapun
pengujian
yang
dilakukan
adalah
uji
normalitas,
uji
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
48
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji Normalitas ini dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi mengikuti asumsi normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari atas garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112). 2) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi maka terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF < 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain (Ghozali, 2005:91).
3) Uji Autokorelasi
49
Uji autokorelasi ini ditujukan untuk mengidentifikasi adanya korelasi antara kesalahan pengganggu yang terjadi antar periode yang diujikan dalam model regresi (Ghozali, 2005:95). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: (a) 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelasi. (b) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan. (c) DW < 1,21 atau DW >2,79 berarti terjadi autokorelasi. 4) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain itu konstan maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas, jika ada pola tertentu yang teratur maka terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas
(Ghozali,
2005:105).
c. Pengujian Hipotesis
50
Adapun pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Koefisien Determinasi (R²), uji t dan uji F. 1) Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel bebasnya. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan adjusted R² sebagai koefisien determinasi (Santoso, 2004:365). Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0
variasi
variabel
terikat.
Kelemahan
mendasar
penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu digunakanlah adjusted R² pada saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R², nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model. dalam kenyataan nilai adjusted R² dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap nol. Secara matematis jika nilai R² = 1 maka adjusted 1 R² =
51
R² = 1 sedangkan jika nlai R² =0 maka adjusted R² = (1-k) / (n-k). Jika k > 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif (Santoso, 2004:365). 2) Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang digunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Ghozali, 2005:84). 3) Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84).
52
2. Model analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen (X1, X2, X3, D1 dan D2) terhadap variabel dependen (Y). Model regresi yang digunakan adalah: Y = ß0 + ß1X1+ ß2X2+ ß3X3+ ß4D1+ ß5D2 + e Keterangan: Y
= Lamanya penyelesaian audit (audit delay)
ß0
= Konstanta
X1
= Ukuran perusahaan
X2
= Profitabilitas
X3
= Rasio gearing
D1
= Opini Audit
D2
= Ukuran KAP
(ß1-ß5) = Koefisien regresi e
= error
E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya Sesuai
dengan
perumusan
masalah
yang
akan
dikaji
dalam
operasionalisasi dengan pengukuran variabel yang menggambarkan pengaruh
53
antara variabel independen (variabel x dan D) merupakan variabel bebas yang diduga mempengaruhi variabel lain, dalam hal ini adalah variabel dependen (variabel y). A. Variabel dependen: Lamanya penyelesaian audit Variabel independen dalam penelitian ini adalah lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) yaitu jangka waktu antara tanggal penutupan buku sampai dengan tanggal opini pada laporan auditor independen. Audit delay atau keterlambatan waktu penyelesaian penyajian laporan diukur dengan menggunakan rentang waktu seperti dalam penelitian Made Wirakusuma (2004). Keterlambatan dihitung dalam satuan hari. Audit delay = tanggal opini audit – 31 Desember B. Variabel Independen Adapun variabel independen yangdigunakan dalam penelitian ini adalah: karakteristik perusahaan, opini audit, dan ukuran KAP. a
Karakteristik perusahaan, variabel yang digunakan dalam mengukur karakteristik perusahaan adalah: 1) Ukuran perusahaan, dengan melihat total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Kieso, Weygandt, dan Warfield 2004:248). 2) Profitabilitas, diukur dengan Return On Assets (ROA) yaitu dengan membagi laba bersih dengan total aset (Kieso et. al., 2004:248). ROA =
Net Income Total Asset
x 100%
54
3) Rasio gearing, diukur dengan perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Rasio ini menggambarkan tingkat % equity yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang (Kieso et. al., 2004:248). Rasio Gearing
=
Debt (Total Hutang) Equity (Modal Sendiri)
x 100%
b Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan variable dummy yang dibagi atas dua kelompok yaitu: 1 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan 0 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) (Made Wirakusuma, 2004). c
Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), dengan melihat ukuran KAP yang tergolong dalam kategori besar dan kecil. Diberi skor 1 (satu) jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP besar. Dan 0 (nol) jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP kecil. Untuk melihat KAP besar dan kecil dapat dilihat dari ukuran KAP yang tergolong dalam KAP big four dan non big four (Subekti dan Widiyanti, 2004).
Tabel 3.1 Indikator Pengukuran Variabel Penelitian No
Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
1
Ukuran Perusahaan
Total asset
rasio
2
Profitabilitas
Return On asset
rasio
Net income
55
Total asset 3
Rasio Gearing
Debt to equity
rasio
Liabilities equity 4
Opini Audit
unqualified
Nominal
opinion qualified opinion 5
Ukuran KAP
Big four
Nominal
Non Big Four Sumber: Aryati dan Theresia (2005) dan Halim (2000)
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
56
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Karakteristik utama kegiatan perusahaan manufaktur adalah mengolah sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang listing selama tahun 2005-2007 berjumlah 140 perusahaan dengan jenis usaha yang berbeda. Jenis usaha pada industri manufaktur terbagi menjadi tiga golongan diantaranya : 1) Industri Dasar dan Kimia, 2) Aneka Industri dan 3) Industri barang konsumsi (makanan dan minuman). Dari populasi sebanyak 140 perusahaan, yang terpilih menjadi sampel sebanyak 50 perusahaan. Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Kriteria Seleksi Sampel
Jumlah
Jumlah sampel awal Dikeluarkan dari sampel karena: 1. Perusahaan yang delisting selama periode penelitian 2. Perusahaan yang tidak memiliki total aktiva diatas 500 miliar 3. Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2005 sampai dengan 2007 Jumlah sampel akhir yang digunakan
140 (15) (64) (11) 50
B. Penemuan dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif
41
57
Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif untuk memberikan deskripsi atau gambaran suatu data. Berikut ini disajikan data output hasil uji statistik deskriptif. Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Total asset ROA DER Opini KAP Audelay Valid N (listwise)
150 150 150 150 150 150 150
Minimum 505,0000 -,2832 -4,7388 ,0 ,0 20,0
Maximum 63520,00 ,3748 10,1698 1,0 1,0 192,0
Mean 5330,367 ,041966 1,379529 ,960 ,627 76,747
Std. Deviation 10978,56340 ,0967615 1,7521563 ,1966 ,4853 19,3371
Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Variabel Variabel
2005
2006
2007
Audit Delay
73,8
77,1
79,34
4823,08
5024,98
6143,04
Profitabilitas
4,56%
4,10%
3,93%
Rasio gearing
1,445
1,308
1,385
Ukuran perusahaan
Sumber : Fact Book, Laporan Tahunan 2005-2007 (data diolah)
Berikut ini adalah penjelasan dari output hasil uji Statistik Deskriptif yaitu: a) Lamanya Penyelesaian Audit
58
Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.2. menunjukkan bahwa rata-rata audit delay yang terjadi pada periode penelitian tahun 2005-2007 adalah 76,75 hari. Rata-rata audit delay ini lebih pendek dari penelitian Aryati dan Theresia (2005) yaitu 78,29 hari dan Subekti dan Widiyanti (2004) selama 98,38 hari serta lebih panjang dari penelitian Ashton di Kanada (1987) yaitu 62 hari. Rata-rata audit delay yang terjadi pada periode penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan publik di Indonesia telah memenuhi ketentuan BAPEPAM-LK dalam penyampaian laporan keuangan yang disertai laporan akuntan dengan pendapat lazim, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa trend rata-rata waktu audit delay pada perusahaan manufaktur cenderung meningkat sampai akhir periode observasi. Hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa audit delay rata-rata perusahaan manufaktur yang menjadi sampel sebesar 76,75 hari. b) Ukuran Perusahaan. Penghitungan ukuran perusahaan berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar total aset suatu perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Tabel 4.3. menunjukkan ratarata total aset perusahaan mengalami kenaikan pada tahun periode penelitian. Tahun 2005 rata-rata total aset perusahaan adalah 4,82308 triliun , dan meningkat di tahun 2006, rata-rata total aset perusahaan sebesar 5,02498 triliun dan terus meningkat pada tahun 2007 sebesar
59
6,14304 triliun. Rata-rata hasil penelitian tahun 2005 sampai dengan 2007 adalah 5,330367 triliun. c) Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) yaitu perbandingan antara laba bersih dan total aktiva. Pada tabel 4.3. ditunjukkan nilai ROA perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Tabel 4.3. menunjukkan nilai rata-rata ROA tertinggi pada tahun 2005 sebesar 4,56 persen Sedangkan nilai rata-rata ROA terendah ada pada tahun 2007 yakni sebesar 3,93 persen. Nilai rata-rata ROA perusahaan manufaktur mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Penurunan nilai rata-rata ROA ini mengindikasikan nilai emiten pada perusahaan manufaktur ini memberikan keuntungan yang relatif kecil, kerugian yang dialami oleh beberapa perusahaan mendorong melemahnya ROA terhadap rata-rata perusahaan manufaktur. d) Rasio Gearing Rasio gearing digunakan untuk mengukur tingkat leverage yaitu perbandingan hutang jangka panjang terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Rasio gearing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER) yaitu rasio yang menggambarkan bagian dari
60
setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Semakin rendah nilai DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar hutang. Pada tabel 4.3. ditunjukkan nilai DER perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai dengan 2007, dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 nilai DER perusahaan sebesar 1,445 dan menurun pada tahun 2006 sebesar 1,308 lalu pada tahun 2007 meningkat kembali menjadi 1,385, dari ketiga tahun periode penelitian tahun 2006 merupakan nilai DER yang paling baik. Pada pengukuran ini nilai DER > 1, berarti nilai hutang perusahaan lebih besar daripada nilai ekuitas perusahaan, akan tetapi jika nilai DER <1, yang berarti komposisi ekuitas lebih besar jika dibandingkan hutang, maka dapat dikatakan perusahaan lebih mengandalkan modal yang diperolehnya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kurang terpacu untuk meningkatkan aktivitas dengan mencari sumber dana dari pihak ketiga.
e) Opini Audit Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan variable dummy yang dibagi atas dua kelompok yaitu: 1 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan 0 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Tabel 4.4. Opini Audit 61
Opini
Valid
,0 1,0 Total
Frequency 6 144 150
Percent 4,0 96,0 100,0
Valid Percent 4,0 96,0 100,0
Cumulative Percent 4,0 100,0
Perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion sebesar 4% atau 6 perusahaan dan 96% atau 144 perusahaan lainnya menerima unqualified opinion. Rendahnya jumlah perusahaan yang menerima selain unqualified opinion menunjukkan hal yang positif. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan memiliki kinerja yang baik dan memiliki sumber daya manusia yang memiliki tingkat kemampuan dalam bidang keuangan dan akuntansi serta kredibilitas yang baik. f) Ukuran KAP Kantor Akuntan Publik Internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Tabel 4.5. Ukuran KAP KAP
Valid
,0 1,0 Total
Frequency 56 94 150
Percent 37,3 62,7 100,0
Valid Percent 37,3 62,7 100,0
Cumulative Percent 37,3 100,0
Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa jumlah dari 150 perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four (1,0) adalah 62,7% atau 94 62
perusahaan dan sebesar 37,3% atau 56 perusahaan diperiksa oleh KAP Non Big Four. Perbandingan antara jumlah perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya pandangan bahwa KAP Big Four memiliki kredibilitas dan kualitas yang lebih tinggi dibanding KAP Non Big Four.
2. Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dengan beberapa pengujian yaitu: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas untuk menguji kualitas dan kehandalan data. a. Uji Normalitas Berikut ini disajikan hasil output penelitian dari uji normalitas yaitu:
63
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Audelay 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.1. P-Plot Uji Normalitas Data
Gambar 4.1. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis-garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji multikolinearitas yaitu: Tabel 4.6. Hasil uji Multikolinearitas
64
Coefficients
Model 1
Total asset ROA DER Opini KAP
a
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,985 1,015 ,814 1,228 ,908 1,102 ,834 1,198 ,887 1,128
a. Dependent Variable: Audelay
Hasil perhitungan di tabel 4.6 menunjukkan tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (tidak terdapat problem multikolinearitas) karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. c. Uji Autokorelasi Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji autokorelasi yaitu: Tabel 4.7. Uji Autokorelasi b Model Summary
Model 1
Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate ,410a ,168 ,140 17,9368
DurbinWatson 2,106
a. Predictors: (Constant), KAP, DER, Total asset, ROA, Opini b. Dependent Variable: Audelay
Ketentuan untuk uji Durbin-Watson (DW) sebagai berikut : (a) 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelaasi (b) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan (c) DW < 1,21 atau DW >2,79 berarti terjadi autokorelasi.
65
Tabel 4.9 menunjukkan nilai sebesar 2,106 hal ini berarti bahwa tidak ada autokorelasi karena nilai terletak pada 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelaasi. d. Uji heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Scatterplot
Dependent Variable: Audelay
Regression Studentized Residual
6
4
2
0
-2
-4 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.2. Uji Heterokedastisitas
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
3. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi ( R²) 66
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi ( R²). Tabel 4.8 Model Summary Model 1
R ,410a
R Square ,168
b
Adjusted R Square ,140
Std. Error of the Estimate 17,9368
a. Predictors: (Constant), KAP, DER, Total asset, ROA, Opini b. Dependent Variable: Audelay
Nilai adjusted R² untuk sample secara keseluruhan adalah 0,140 berarti bahwa 14% variasi dalam audit delay disebabkan oleh variasi kelima variabel independennya, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP. Sedangkan sisanya yaitu 86% dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model.
2. Uji t-statistik Berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi ( R²) yaitu:
67
Tabel 4.9. Hasil Uji t-statistik Coefficientsa
Model 1 (Constant) Total asset ROA DER Opini KAP
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 81,949 8,134 ,000 ,000 -,014 -36,727 17,472 -,184 2,024 ,927 ,183 ,375 9,004 ,004 -10,664 3,213 -,268
t 10,075 -,182 -2,102 2,184 ,042 -3,319
Sig. ,000 ,855 ,037 ,031 ,967 ,001
a. Dependent Variable: Audelay
Tabel 4.9. menunjukkan hasil pengujian dengan uji t yang memiliki tingkat signifikansi yang berbeda-beda dari kelima variabel independen. Pengujian hipotesis pertama untuk variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets menunjukkan probabilitas sebesar 0,855, nilai tersebut jauh lebih besar dari 0,05 maka Ha1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Pengujian hipotesis kedua untuk variabel profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset memiliki probabilitas signifikan sebesar 0,037, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil ini sesuai dengan logika teori sehingga secara statistik dapat memberikan pengaruh yang cukup berarti terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Pengujian hipotesis ketiga untuk variabel rasio gearing yang diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset memiliki probabilitas 68
signifikan sebesar 0,031, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing yang diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Pengujian hipotesis keempat untuk variabel opini audit memiliki probabilitas sebesar 0,97 nilai tersebut jauh lebih besar dari 0,05 maka Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Pengujian hipotesis kelima untuk variabel ukuran KAP memiliki probabilitas sebesar 0,001, nilai ini berada dibawah 0,05 maka Ha5 diterima dan dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel dependen lamanya penyelesaian audit (audit delay) dipengaruhi oleh variabel independen profitabilitas, rasio gearing, dan ukuran KAP, sedangkan variabel independen ukuran perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
3. Uji F-statistik berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi ( R²) yaitu: Tabel 4.10. Hasil Uji F-statistik
69
ANOVAb Sum of Model Squares 1 Regression 9385,443 Residual 46328,931 Total 55714,373
df 5 144 149
Mean Square 1877,089 321,729
F 5,834
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), KAP, DER, Total asset, ROA, Opini b. Dependent Variable: Audelay
Hasil uji Anova atau F test yang dapat dilihat pada tabel 4.10 didapat F hitung sebesar 0,000 Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi lamanya penyelesaian audit (audit delay), atau bisa dikatakan bahwa variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Tabel 4.9. juga menunjukkan nilai koefisien arah regresi (beta). Nilai Beta merupakan koefisien arah regresi terbaku (koefisien lintasan), yang merupakan ukuran dari pengaruh langsung dari tiap-tiap variabel bebas X terhadap variabel tak bebas Y, dari tabel 4.9. akan dihasilkan persamaan regresi berganda yaitu: Y = 81,949 + 0,000X1-36,727X2+ 2,024X3+ 0,375D1-10,664D2
Y
= Lamanya penyelesaian audit (audit delay)
X1
= Ukuran perusahaan
X2
= Profitabilitas
70
X3
= Rasio gearing
D1
= Opini Audit
D2
= Ukuran KAP
Dari persamaan diatas dapat diimplikasikan sebagai berikut: 1) ß0 = 81,949 Konstanta sebesar 81,949 menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh dari ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP, maka audit delay dipredikasi akan tetap sebesar 81,949 hari. 2) Variabel X1 (ß1=0,000) Koefisien regresi (X1) sebesar 0,00 menyatakan setiap penambahan 1% ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset tidak berpengaruh terhadap audit delay. 3) Variabel X2 (ß2= -36,727) Tingkat koefisien regresi (X2) sebesar -36,727 menyatakan setiap penambahan 1% profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset akan menurunkan audit delay . Demikian sebaliknya, penurunan tingkat probabilitas (X2) akan dapat meningkatkan audit delay.
4) Variabel X3 (ß3= 2,024) Koefisien regresi (X3) sebesar 2,024 menyatakan setiap penambahan 1% rasio gearing yang diukur dengan DER akan berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 2,024%.
71
5) Variabel D1 (ß4= 0,375) Koefisien regresi (D1) sebesar 0,375 menyatakan setiap penambahan 1% opini audit yang diukur dengan DER akan berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 0,375%. 6) Variabel D2 (ß5= -10,664 ) Tingkat koefisien regresi (D2) sebesar -10,664 menyatakan setiap penambahan 1% ukuran KAP menurunkan audit delay (karena koefisien bernilai negatif). Demikian sebaliknya, penurunan tingkat ukuran KAP (D2) akan dapat meningkatkan audit delay.
C. Pembahasan Hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Aryati dan Theresia (2005) yang menyatakan bahwa ukuran
72
perusahaan yang diukur dengan total assets berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay), namun
penelitian ini
konsisten dengan penelitian Na’im (1999) dan Respati (2004). Hal ini memperlihatkan bahwa setiap perusahaan akan menyampaikan laporan secara tepat waktu karena perusahaan yang terlambat menyajikan laporan akan menjadi suatu pertanda buruk bagi investor terhadap perusahaan, dalam penelitian ini total aset perusahaan yang menjadi indikasi penelitian ini berada diatas rata-rata 1,607693 triliun sehingga penelitian tidak memperoleh hasil yang signifikan mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Aryati dan Theresia (2005) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay), namun penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im (1999) dan Respati (2004). Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik (good news) bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan yang menghasilkan profit akan cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.
73
Hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ukago (2002) dan sesuai dengan hipotesis karena hal ini mengindikasikan bahwa pihak manajemen cenderung menunda laporan keuangannya karena adanya resiko keuangan yang tinggi. Hasil pengujian hipotesis keempat dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im (1999) yang menunjukkan bahwa opini yang dikeluarkan tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hal ini terjadi karena dalam penelitian ini, perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) berjumlah sebanyak 96%, sehingga penelitian tidak memperoleh hasil yang signifikan mengenai pengaruh opini audit terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil pengujian hipotesis kelima dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Imam Subekti dan Widiyanti (2004). Hal ini karena KAP The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu
74
audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka.
75
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ha1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). 2. Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). 3. Ha3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing yang diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). 4. Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). 5. Ha5 diterima dan dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). 6. H6 diterima atau bisa dikatakan bahwa variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
61
76
7. Untuk adjusted R square sampel secara keseluruhan adalah 0,140 berarti bahwa 14%, variasi dalam audit delay disebabkan oleh variasi kelima variabel independennya, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP. Sedangkan sisanya yaitu 86% dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model. B. Implikasi Hasil Uji t statistik menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, rasio gearing dan ukuran KAP berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Sedangkan untuk variabel ukuran perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas dengan laba yang tinggi dapat membuat manajemen berharap agar laporan keuangan auditan diselesaikan secepatnya, sehingga good news tersebut segera dapat disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Rasio gearing juga berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, karena tingginya Rasio gearing (Debt To Equity) mencerminkan tingginya resiko keuangan sehingga pihak manajemen cenderung akan menunda laporan keuangan yang berisi berita buruk, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity serendah-rendahnya. Ukuran KAP juga berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay), kantor akuntan publik Internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat
77
fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. Bagi auditor, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai rata-rata audit delay perusahaan publik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga para auditor dapat mengendalikan faktorfaktor dominan yang mempengaruhi lamanya audit delay. Auditor disarankan untuk merencanakan pekerjaan lapangan dengan baik agar proses audit dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga audit delay dapat ditekan seminimal mungkin dan laporan keuangan dapat dipublikasikan tepat waktu. Bagi perusahaan publik, diharapkan dapat bekerja sama dengan auditor dengan memberikan keleluasaan kepada auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perusahaan diharapkan membantu proses audit dengan memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh auditor secara benar dan akurat sehingga dapat membantu kinerja auditor dalam pemeriksaan. Dengan adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan auditor diharapkan akan mempercepat proses audit sehingga dapat menekan audit delay seminimal mungkin. C. Saran 1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel yang digunakan. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yang dipublikasikan
78
untuk publik. Data-data yang tidak dipublikasikan seperti: luas audit yang dilakukan, kompleksitas EDP (Electronic Data Processing), personil yang diterjunkan dalam penugasan audit (Partner, Manajer, Supervisor dan staf KAP), jumlah jam kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses audit tidak digunakan dalam penelitian ini. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan mengidentifikasikan faktor-faktor lain yang lebih luas selain faktor-faktor yang telah diujikan sebelumnya, seperti pertimbangan atas pengaruh struktur kepemilikan perusahaan, pengalaman auditor,
tingkat
likuiditas
maupun tingkat
aktifitas
perusahaan. 3. Sampel penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan yang termasuk
dalam
perusahaan
pemanufakturan.
Untuk
penelitian
selanjutnya sebaiknya menambahkan kategori perusahaan yang akan diteliti.
79
DAFTAR PUSTAKA Aryati, Titik dan Theresia,Maria. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Dan Timeliness” Media Riset Akuntansi, Auditing Dan Informasi,Vol.5 No. 3 Hal 271-287, Desember 2005. Arens, A. Alvin, Beasley, and Randal J. Elder. 2008. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach 12th Edition. Singapore: Pearson Prentice Hall. Bandi. S, Trihananto. “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol IV No. 2, Agustus 155-164 2002. Bapepam. Laporan Keuangan Tahunan, diakses tanggal 25 Oktober 2008 di http://www.bapepamlk.depkeu.go.id/old/hukum/peraturan/x/x.k.2.pdf. Boynton, C. William. “Modern Auditing”, Edisi Ketujuh, Erlangga: Jakarta, 2002. Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan, diakses pada tanggal 15 Oktober 2008 dari http://www.idx.co.id/MainMenu/CompanyProfile/Emiten/ Corporate_action/jenis_informasi/01_laporankeuangan/02/soft_copy_ Laporan_keuangan/Auditan. Gede, M, Wirakusuma. ”Faktor-faktor yang mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik”, SNA VII Denpasar Bali, Hal 1202-1019, Desember 2004. Ghozali, Imam. “ Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang 2005. Halim, Varianada. ”Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay” , Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 2, No. 1, Hal 63-75, April 2000. Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan”. Salemba Empat, Oktober 2004. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta .2002.
80
Ksa, Agrianti. ”Faktor-faktor yang Menentukan Kepatuhan Perusahaan Publik Terhadap Regulasi Informasi Di Indonesia”. SNA VI, Suarabaya, Oktober 2003. Na’im, Ainun. ”Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14. No.2 Pp.85-100. Respati, Weningtyas. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta” Jurnal Maksi Vol 4 Hal 67-81, Januari 2004. Saleh, Rachmat. ”Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”. Makalah Seminar Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali, 2004. Syafrudin, Muchamad. ”Reaksi Pasar Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan : Studi Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 7, No. 3, Desember 2005. Subekti, Imam dan Wulandari Novi, ”Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia”, SNA VII Denpasar Bali, Hal 9911001, Desember 2004. Subiyantoro, Edi. ”Hubungan Antara Kelengkapan Laporan Keuangan dengan Karakteristik Perusahaan Publik”. Tesis S2, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1996. Ukago, kristianus. “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Bukti Empiris Emiten Di Bursa Efek Jakarta” Jurnal Maksi Vol 5 Hal 13-33, Januari 2005.
81
Berikut ini adalah perusahaan yang terpilih menjadi sampel, yaitu sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kode IKAI MLIA INTP SMGR TOTO ALMI CTBN TBMS BUDI SAAC AKPI DYNA TRST SIPD SULI TMR FASW INKP SAIP SPMA ASII AUTO GJTL MASA PRAS SMSM ADMG HDTX INDR MYRX POLY SSTM IKBI SCCO INDF MLBI ULTJ BATI GGRM
Nama Perusahaan PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk PT. Mulia Industrindo Tbk PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT. Semen Gresik Tbk PT.Surya Toto Indonesia Tbk PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk PT. Citra Tubindo Tbk PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk PT. Budi Acid Jaya Tbk PT. Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk PT. Argha Karya Prima Ind. Tbk PT. Dynaplast Tbk PT. Trias Sentosa Tbk PT. Sierad Produce Tbk PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT. Tirta Mahakam Resources Tbk PT. Fajar Surya Wisesa Tbk PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk PT. Surabaya Agung Industri Tbk PT. Suparma Tbk PT. Astra Int’l Tbk PT. Astra Otoparts Tbk PT. Gajah Tunggal Tbk PT. Multristrada Arah Sarana Tbk PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PT. Selamat Sampurna Tbk PT. Polychem Indonesia Tbk PT. Panasia Indosyntex Tbk PT. Indo Rama Synthetics Tbk PT. Hanson International Tbk PT. Polysindo Eko Perkasa Tbk PT. Sunson Textile Manufaktur Tbk PT. Sumi Indo Kabel Tbk PT. Sucaco Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Ultra Jaya Milk Tbk PT. Bat Indonesia Tbk PT. Gudang Garam Tbk 82
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
HMSP RMBA DULA INAF KAEF TSPC UNVR LMPI AQUA BRPT CPIN
PT. HM Sampoerna Tbk PT. Bentoel International Tbk PT. Darya Varia Laboratoria Tbk PT. Indofarma Tbk PT. Kimia Farma Tbk PT. Tempo Scan Pasific Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Langgeng Makmur Tbk PT. Aqua Golden Mississippi Tbk PT. Barito Pacific Timber Tbk PT. Charoen Pokhpand Ind. Tbk
83