ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MEMILIH PONSEL (Studi Kasus Terhadap Pengguna Ponsel di Lingkungan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah)
Skripsi
Oleh: Hadi Purnomo NIM : 105081002426
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M
Daftar Riwayat Hidup
Nama
: Hadi Purnomo
Nim
: 105081002426
TTL
: Ponorogo, 21 Juni 1985
Nama ayah
: Kadenun
Nama ibu
: Misti
Alamat :
RT 02/02 Dukuh pondok Desa Sendang Kec. Jambon Kab. Ponorogo
Jawa Timur
Pendidikan Formal : 1. TK Dharmawanita Ds. Sendang Jambon Ponorogo
Lulus 1992
2. SDN Sendang 01 Ds. Sendang Jambon Ponorogo
Lulus 1998
3. SMPN 01 Kauman Ponorogo
Lulus 2001
4. Ponpes Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo
Lulus 2005
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2005-Sekarang
Pengalaman Organisasi 1. Dewan Ambalan Koordinator Ponpes Al-Islam Periode 2003/2004 2. Ketua Osis Ponpes Al-Islam periode 2004/2005 3. Departemen Agama BEMF Ekonomi periode 2007/2008
Abstract This study aims to find out what factors are considered in select consumer phones. The object of this research is the mobile phone users in the environment of the student UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The primary data obtained with a spread of 100 questionnaire respondents who are students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta who use a mobile phone. Data analyzed using factor analysis using SPSS 16:00 assistance for windows. From the results of the research note that of 39 sub variables reduced into 34 subvariables that are in the 8 factors. The remaining excluded from the model because it does not meet the criteria of MSA ≥ 0.5. factor analysis of test results obtained from the 34 sub-variables that hold in the model are grouped into 8 factors which are the factors that consumers consider in choosing a mobile phone. These factors are: (1) The Place / distribution channel with the eigen value of 3.847, (2) The advertising with the eigen value 3.503, (3) The product with the eigen value of 3.423, (4) The price of the eigen value 2.974, ( 5) The individual consumer with the eigen value of 2.839, (6) The sales personal with eigen value 2.280, (7) Environmental Factors with eigen value of 2.141, (8) The sales campaign with the eigen value of 1.585 Varians cumulative percentage of the extracted factors was 64.779%, which means that the results of research that is able to explain the factors that consumers consider in selecting the phone as much as 64.779% and the rest influenced by other factors.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Objek penelitian ini adalah para pengguna ponsel di lingkungan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner terhadap 100 responden yang merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan ponsel. Data dianalisis menggunakan analisis faktor dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00 for windows. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 39 sub variabel direduksi menjadi 34 sub variabel yang tersebar dalam 8 faktor. Sisanya dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA ≥0,5. dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa dari 34 sub variabel yang ditahan dalam model dikelompokkan ke dalam 8 faktor yang merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Faktor-faktor tersebut adalah: (1) Faktor Tempat/saluran distribusi dengan eigen value 3,847, (2) Faktor periklanan dengan eigen value 3,503, (3) Faktor produk dengan eigen value 3,423, (4) Faktor harga dengan eigen value 2,974, (5) Faktor konsumen individu dengan eigen value 2,839, (6) Faktor penjualan personal dengan eigen value 2,280, (7) Faktor Lingkungan dengan eigen value sebesar 2,141, (8) Faktor promosi penjualan dengan eigen value sebesar 1,585 Persentase kumulatif varians dari faktor yang diekstrak sebesar 64,779% yang berarti bahwa hasil dari penelitian yang terbentuk mampu menjelaskan faktorfaktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel sebesar 64,779% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata Pengantar Segala puja-puji dan syukur hanya untuk Allah swt. Hanya kepada-Nya kita memohon limpahan hidayah, taufik dan pertolongan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada nabi Muhammad SAW., semua keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Sejujurnya diakui, bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin bisa selesai tanpa bantuan dan keterlibatan banyak pihak, baik secara individu maupun kelembagaan. Oleh karena itu, di sinilah kiranya penghargaan yang tinggi dan ungkapan terima kasih yang mendalam layak disampaikan, yakni; 1. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan suport yang luar biasa baik secara moril maupun secara materiil, dan juga doanya yang selalu dipanjatkan agar anak-anaknya selalu sukses dalam belajar maupun berkarya. Selanjutnya kepada kakak-kakakku Srini, Parwoto dan adikku Adi, dan Kurnia yang selalu memberikan keceriaan bagi penulis. Semoga Allah memberikan rahmat dan panjang umur untuk mereka. 2. Kepada Bpk Prof. Dr. Abdul Hamid. MS selaku dekan fakultas ekonomi dan ilmu sosial dan kepada Bpk Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pudek bagian akademik yang telah memfasilitasi penulis dan mahasiswa lainnya dalam menuntut ilmu. Beribu-ribu terimakasih penulis haturkan 3. Kepada kedua pembimbing penulis, Dr. Yahya Hamja, MM, dan Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA. ungkapan terima kasih nan tulus rasanya masih belum cukup untuk membalas kebaikan beliau. Tak diragukan bahwa ketulusan hati, kelapangan jiwa dan kepiawaian mereka dalam memberikan motivasi dan bimbingan, sungguh, telah merobohkan dinding kesulitan yang penulis rasakan. Kepada Allah swt. Jua doa nan khidmat dipanjatkan, semoga beliau berdua berada dalam damai, senantiasa dikaruniai berkah umur panjang serta dilimpahi kekuatan lahir dan batin dalam mengemban tugas-tugas keseharian
4. Kepada Ketua Jurusan Manajemen, Bpk Indoyama Nasarudin SE, MAB. Beribu-ribu terimakasih penulis haturkan atas ketulusan beliau dalam membantu dan memberikan suport kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.. 5. Kepada Bpk Dr. Ahmad Mujib, M.Ag dan dr. Siti Nur Aisyah yang telah mau menjadi orang tua angkat penulis dan juga memberikan fasilitas dalam menuntut ilmu dan selalu memberikan motivasi untuk belajar. 6. Kepada saudara-saudara penulis yang ada dijakarta: Atik, Bidin, Dani, mbak Gita, mas Heri, Indah, dan Muna yang selalu menjadi teman dan juga teman bercanda sehingga dunia ini terasa ga’ sempit lagi. 7. Kepada teman-teman seperjuangan: Fahrul, Mashari, Bramantio, Imam yang telah menjadi motivator penulis dan telah berjuang bersusah payah bersama dalam menyelasaikan penulisan skripsi ini. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis sadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, sehingga masukan dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna untuk perbaikan kedepannya. Selaku manusia yang tak sempurna tentunya masih banyak kesalahan-kesalahan, baik selama proses maupun hasil dari penelitian ini, sehingga penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Akhirnya, Semoga penelitian ini dapat membawa manfaat baik bagi penulis pribadi khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya.
Ciputat, Juni 2009 Penulis
Hadi purnomo
DAFTAR ISI Daftar riwayat hidup………………………………………………………………i Abstract………………………………………………………………………...…ii Abstrak…………………………………………………………………………...iii Kata pengantar…………………………………………………………………...iv Daftar isi………………………………………………………………………....vi Daftar tabel………………………………………………………………….......viii Daftar gambar……………………………………………………………………x Bab. I. PENDAHULUAN……………………………………………………….1 A. Latar belakang penelitian………………………………………………..1 B. Perumusan masalah……………………………………………………..6 C. Tujuan dan manfaat……………………………………………………..7 Bab. II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….10 Bab. III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………………41 A. Ruang lingkup penelitian……………………………………………….41 B. Metode penentuan sampel…………………………………………...…41 C. Metode pengumpulan data……………………………………………..42 D. Metode analisis…………………………………………………….…...43 E. Operasional variabel penelitian………………………………….…..…54 Bab. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….56 A. Sekilas gambaran umum objek penelitian………………………………56 1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta…………………………………...56 2. Sejarah dan perkembangan ponsel………………………………….64 B. Karakteristik responden…………………………………………..…….73 C. Uji validitas dan reliabilitas…………………………………………….74 D. Hasil dan pembahasan……………………………………………...…..78 E. Aplikasi Analisis Faktor……………………………………………….105 1. Menentukan Variabel……………………………………………...106 2. Pembentukan Faktor…………………………………………...….110 3. Estimasi Communality……………………………………….……111 4. Penentuan Jumlah Faktor………………………………………….115 5. Interpretasi Faktor…………………………………………………117
6. Interpretasi dengan penelitian terdahulu…………………………..124 Bab. V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI…………………………..………127 A. Kesimpulan…………………………………………………………..127 B. Implikasi……………………………………………………………..128 Daftar Pustaka…………………………………………………………..……..132 Lampiran…………………………………………………………...………….135
Daftar Tabel Nomor Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28 Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32 Tabel 4.33 Tabel 4.34 Tabel 4.35 Tabel 4.36 Tabel 4.37 Tabel 4.38 Tabel 4.39 Tabel 4.40
Keterangan Skala likert Operasional variabel penelitian Jenis kelamin Pendapatan Tingkat pendapatan sendiri Tingkat pendapatan keluarga Jenis ponsel Uji validitas Uji MSA Kualitas produk yang handal dan tahan lama Model yang bervariasi dan berinovasi setiap tahun Berbagai ukuran yang beragam Mudah diperbaiki bila terjadi kerusakan Suku cadang cukup banyak dan mudah diperoleh Daya tahan baterai yang tahan lama Memori yang besar Warna yang jernih Suara yang jernih Fitur yang lengkap Harga yang terjangkau Harga jual kembali yang stabil Harga suku cadang yang murah dan terjangkau Kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan Counter ponsel yang banyak dan mudah dijangkau Sevis center yang mudah dijangkau Pengiriman produk tepat waktu Produk mudah didapatkan Iklan melalui media televisi dan radio yang menarik Iklan melalui majalah, tabloid yang menarik Iklan melalui out door yang menarik Iklan melalui media internet yang menarik Jaminan garansi yang diberikan Peragaan dan demonstrasi Pemberian paket pulsa dan harga promo Menggelar event pameran produk-produk baru Pemberian hadiah-hadiah tertentu Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG Penjualan door to door Penjualan ke kampus-kampus Kebutuhan konsumen Gaya hidup
Halaman 44 54 73 73 73 74 74 75 76 78 79 79 80 81 81 82 83 83 84 85 86 86 87 88 89 89 90 90 91 92 92 93 94 95 95 96 97 97 98 98 99 100
Tabel 4.41 Tabel 4.42 Tabel 4.43 Tabel 4.44 Tabel 4.45 Tabel 4.46 Tabel 4.47 Tabel 4.48 Tabel 4.49 Tabel 4.50 Tabel 4.51 Tabel 4.52 Tabel 4.53
Tingkat pendapatan pribadi Prestise Peran rekomendasi dari keluarga Peran rekomendasi dari teman Pengalaman pemakaian terdahulu Tingkat pendapatan keluarga KMO dan Bartlett’s Test MSA pada anti-image matrics KMO dan Bartlet’t Test Angka MSA pada anti image matrics Communalities Total Variance Explained Rotated Component matrix
101 101 102 103 104 105 106 107 108 109 111 115 117
Daftar Gambar Nomor
Keterangam
Halaman
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 3.1
Penentu-penentu nilai yang diberikan ke pelanggan Model perilaku konsumen Faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku konsumen Proses pembelian konsumen model lima tahap Kerangka pemikiran Langkah-langkah dalam analisis faktor
17 23 23 31 33 48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan Dunia semakin cepat berubah, dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan dampaknya yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang ada adalah komunikasi.(Hendra dalam situs www.siutao.com) Dalam perkembangan terakhir dimana dunia informasi menjadi sangat penting dalam aspek kehidupan, maka komunikasipun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian yang sangat penting dalam melengkapi kehidupan manusia. Pada dasarnya teknologi diciptakan adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia selalu berfikir dan terus berinovasi untuk menciptakan teknologi agar dapat meringankan pekerjaannya. Dengan teknologi, dunia yang dahulunya sangat luas bisa menjadi sempit, dengan adanya teknologi manusia dapat berkomunikasi dan berhubungan antar daratan di dunia ini dalam waktu yang bersamaan. Metode, fasilitas dan perangkatnya pun sudah berkembang maju sedemikian modernnya sehingga sekarang dunia seakan tidak ada batas lagi, manusia dapat berhubungan satu-sama lain dengan begitu mudah dan cepatnya.
Salah satu dampak dari perkembangan teknologi adalah dengan adanya perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang komunikasi salah satunya adalah telepon seluler. Telpon seluler berkembang dengan pesat dari masa ke masa Telepon seluler atau yang sering disebut dengan telepon genggam kini bukan menjadi kebutuhan mewah lagi, namun sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang. Dari masa ke masa bukan hanya fasilitas yang ditawarkan semakin lengkap, namun dari segi harga juga tidak semahal dahulu, banyak pilihan untuk memiliki sebuah handphone yang sesuai dengan keinginan. Mulai dari yang hanya berfungsi untuk sms dan telepon saja, hingga ber internetan lewat HP sekarang pun bisa dilakukan. Berbagai fasilitas yang ditawarkan dalam telepon genggam sekarang hampir mirip dengan komputer berjalan ( mini komputer ) atau bahkan mungkin bisa dikatakan memang sama persis fungsinya dengan komputer hanya bentuk dan dari segi harga yang berbeda, bisa jadi harga sebuah handphone yang memiliki fasilitas terlengkap sekarang harganya justru lebih mahal daripada sebuah komputer. Perkembangan teknologi seluler itu sendiri sekarang berkembang dengan sangat cepat, khususnya dalam bidang inovasi handset ( pesawat handphone ). Setiap saat muncul teknologi baru yang hadir guna menyempurnakan teknologi yang ada sekarang. Tidak mengherankan jika masing-masing vendor berlomba menciptakan handset yang kaya akan fitur-fitur yang canggih. Sejalan dengan itu, teknologi multimedia imaging dan konektivitas ikut memarakkan suasana perang fitur guna memenangkan persaingan diantara
vendor, tujuannya tak lain memikat dan memanjakan penggunanya melalui fitur-fiturnya yang membuat para penikmat teknologi tergiur untuk menggunakan produknya. Jika ponsel jaman dahulu hanya bisa digunakan untuk mendengarkan MP3, merekam suara, mengatur jadwal, kalkulator, game ( masih sederhana ), alarm, dan fasilitas-fasilitas kecil lainnya, kini semuanya mengalami kemajuan. Pertamakali hadirnya handphone yang dilengkapi dengan kamera, semua orang sepertinya berlomba-lomba untuk dapat memiliki handphone tersebut. Alasannya sederhana, dapat mengabadikan setiap moment hanya dengan sebuah handphone selain berfungsi untuk SMS dan telephone saja. Memang semakin lengkapnya dan canggihnya teknologi komunikasi sekarang membawa dampak yang positif, namun tak sedikit pula dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kecanggihan teknologi komunikasi tersebut. Hadirnya fasilitas 3G, teknologi seluler generasi ketiga, melalui konsep videocall yang berfungsi untuk berkomunikasi dan saling bertatap muka Push To Talk (PTT) yang merupakan fungsi ekonomis voice call mirip walkie talkie yang menggunakan
data
transfer,
game
online
multiplayer
yang
sangat
mementingkan akan keperluan kestabilan dan kecepatan data transfer dan lain sebagainya, sangat memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan langsung bertatap muka bagi penggunanya. Namun perlu diingat kembali bahwa tidak semua kecanggihan teknologi selalu membawa dampak yang positif bagi kehidupan, banyak pula dampak negativnya. Sebagai contoh dengan hadirnya layanan 3G dalam ponsel, dampak yang ditimbulkan adalah
bermacam-macam, baik positif dan negatifnya, (dwi kurnia dalam www.wordpress.com ) Pertarungan para produsen telepon seluler besar sangat terasa, terutama dalam merealisasikan konsep-konsep handset mereka. Bukan sekadar menanamkan citra positif, tetapi juga bisa diterima secara luas di pasaran dan tentu juga bisa menjadi tren di masyarakat pengguna ponsel. Tren ponsel musik misalnya tampaknya akan menjadi tonggak sejarah kembalinya kejayaan walkman atau musik berjalan dengan paradigma baru. Tentu sangat berbeda dengan definisi walkman, yang pernah sangat terkenal itu, yang sangat mengandalkan pita kaset sebagai media rekam. Kecenderungan baru ini sebenarnya memang sudah melewati batas fungsi dari ponsel sebagai alat komunikasi bicara. Bahkan, dengan bentuknya yang dirancang sangat mudah untuk digenggam dan dibawa ke mana-mana ini juga membawa ponsel menjadi alat serbaguna, termasuk alat memotret maupun perekam video. Saat Sony Ericsson ingin mengembalikan citra Sony dengan walkmannya,
paling
tidak
ada
dua
perusahaan
raksasa
lain
yang
sudah
mengantisipasinya, yaitu Motorola yang mempersiapkan dengan bekerja sama dengan Apple, perusahaan komputer yang sukses dengan iPod. Dan, tidak ketinggalan Nokia yang pernah mengawali dengan membenamkan fungsi radio di dalam ponsel dengan ponsel musiknya. Memang bukan ide yang baru, tetapi dengan diperkenalkannya ponsel walkman Sony Ericsson W800 mengingatkan kembali cara memainkan rekaman musik saat ini. Sebelumnya memang sudah ada pemain ulang file musik MP3, seperti termasuk produk
iPod, namun mereka terkesan sangat eksklusif hanya bagi lingkungan penggemar komputer PC. Sementara Motorola, yang sudah menjalin hubungan dengan Apple, belum berani secara terang-terangan mengumumkan bentuk ponsel yang akan diandalkan untuk musik. Sekalipun dalam produk terakhir mereka konsep musik sudah menyatu dan bahkan yang unik juga mempersiapkan earphone atau headphone dengan Bluetooth yang stereo. Dan, yang tidak mau kalah dalam perlombaan ini adalah Nokia dengan seri N-nya dengan kemampuan mengelola musik yang cukup mengejutkan. Produk prototipenya Nokia N91 sudah secara terbuka diperkenalkan dan dalam waktu singkat, yaitu kuartal kedua ini ponsel musik sudah beredar di pasaran. Yang menonjol dari semua ponsel baru yang membawakan tema musik itu rupanya sekaligus menyertakan kamera digital dengan kemampuan sampai 2 mega pixel (MP). Sampai sejauh ini kamera ponsel di pasaran maksimal baru dilengkapi dengan kamera beresolusi 1,3 MP, sekalipun secara prototipe sudah ada yang mengeluarkan sampai 5 MP. Sepertinya si serbabisa ini semakin menjawab tuntutan para pengguna ponsel yang tidak ingin ketinggalan perlengkapan mereka. Di Indonesia, kehadiran ponsel multifungsi tidak kalah gencar dengan negara lain. Nokia, Sony Ericson, Siemens, Samsung, Panasonic, Motorola, berlomba-lomba merebut hati pasar dengan ponsel dengan berbagai fasilitas dan fitur yang saling berkompetitif, begitu juga dengan ponsel-ponsel merek lokal, seperti Hitech, K-touch, dan juga Star Tech, mereka tidak kalah bersaing. Meskipun termasuk dalam pemain baru namun ponsel-ponsel merek
lokal
tersebut
mampu
merebut
20%
market
sahare
di
Indonesia
(suarasurabaya.net). Berbagai vendor ponsel saling berlomba-lomba dan saling memasang strategi untuk merebut hati konsumen. Dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan ponsel, untuk itu penulis mencoba menggali informasi dari konsumen faktor-faktor apa sajakah yang menjadi dasar pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Penelitian ini akan menggunakan alat analisis yaitu analisis faktor, karena penulis mencoba menggali faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Dengan menggali variabel-variabel dari konsumen, penulis ingin memunculkan faktor-faktor yang dipetimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Menarik kesimpulan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Memilih Ponsel (Studi Kasus Terhadap Pengguna Ponsel di Lingkungan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta B. Perumusan Masalah Dari masalah yang ada, maka penulis
akan merumuskan suatu
masalah 1. Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel?
2. Faktor apa yang paling dominan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel di lingkungan mahasiswa UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan penulis yaitu tentang ilmu pemasaran. Serta dapat manambah wawasan penulis tentang faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel b. Bagi Perusahaan Manfaat penelitian ini bagi perusahaan adalah memberikan sumbangsih kepada perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel c. Bagi Akademisi Manfaat penelitian ini bagi kalangan akademisi adalah untuk menambah referensi bagi universitas dan mahasiswa sehingga penelitian ini dapat dijadikan study literature untuk penelitian lebih lanjut. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para akademisi
serta dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman yang berhubungan dengan ilmu manajemen pemasaran.
Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori tentang perilaku konsumen dan bauran pemasaran dari Philip Kotler (1997). Kotler menyatakan bahwa keputusan membeli konsumen
secara amat rinci
menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Kotler juga menyatakan bahwa untuk mempengaruhi perilaku konsumen perlu diberikan rangsangan pemasaran yang terdiri dari 4P: product, price, place, promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi) rangsangan lain yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sesuatu mencakup dari kekuatan-kekuatan dari peristiwa besar dalam lingkungan pembeli: ekonomi (pendapatan), teknologi, politik, dan budaya (Kotler, 1997: 143). Dari teori tersebut penulis menjabarkan guna untuk menggali faktorfaktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memlih ponsel ( dalam kasus ini; faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel)guna untuk mempermudah memperoleh informasi mengenai faktorfaktor apa saja yang diperttimbangkan konsumen dalam memilih ponsel penulis mengkelompokkan menjadi 8 kelompok, kedelapan kelompok itu didasarkan pada penjabaran dari 4 P dan juga ditambah konsumen individu dan lingkungan. : produk, harga, tempat (distribusi), periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, konsumen individu dan lingkungan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Landasan Teori a. Defenisi Pemasaran Pemasaran menurut Philip Kotler (2007: 6 ) di definisikan sebagai proses sosial dan manajerial yang mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaraan produk dan nilai dengan pihak lain.”. Menurut Basu Swasta (2005: 124) Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan, dan mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa, ide-ide yang dapat memuaskan keinginan pasar sasaran dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pemasaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. 2) merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang dapat memenuhi dan memuaskan keinginan tersebut. 3) memutuskan
cara
terbaik
untuk
menentukan
harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa tersebut
Sehingga
dari
kegiatan-kegiatan
tersebut
akan
terjadi
pertukaran barang dan jasa yang bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan konsumen. b. Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (2002: 34) manjemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang atau jasa untuk menciptakan pertukaran yang bertujuan memuaskan individu dan organisasi. Menurut Buchari Alma (2005 : 130) manajemen pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau perusahaan.. Dari definisi ini dapat terlihat bahwa manajemen pemasaran sebagai suatu proses yang meliputi analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian mencakup gagasan, barang dan jasa. Manajemen pemasaran dilandasi oleh gagasan pertukaran dan tujuannnya adalah menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Pemasaran berasal dari kenyataan bahwa manusia memiliki kebutuhan dan keinginan. Karena banyak produk yang dapat memenuhi suatu kebutuhan, pemilihan produk ditentukan oleh konsep nilai, biaya dan kepuasan. c. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran (target market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan pesaing. (Kotler, 2001: 23) Sedangkan menurut Theodore levitt sebagaimana di kutip oleh Mowen&Minor (2002 : 6) memberikan penjelasan tentang konsep pemasaran sebagai pandangan bahwa industri merupakan sebuah proes yang memuaskan konsumen, bukan proses memproduksi barang. Sebuah industri dimulai dari konsumen dan kebutuhannya, bukan hak paten, bahan baku, atau menjual ketrampilan. d. Konsep Penjualan Konsep penjualan Merupakan gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan usaha penjulan dan promosi dalam skala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak di cari-barang yang biasanya oleh pembeli biasanya tidak terpikir untuk dibeli.(Kotler, 2001: 22) e. Konsep produk Konsep produk merupakan gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk yang mutu terbaik, kinerja terbaik, dan sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terusmenerus melakukan perbaikan produk. (Kotler, 2002: 16) Konsumen akan berusaha mencari produk yang mempunyai nilai lebih dan memberikan kepuasan dari suatu produk tersebut.
f. Konsep Produksi Pelanggan akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau. Oleh karena itu, manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan efesiensi. g. Bauran Pemasaran (marketing mix) Bauran pemasaran (marketing mix) adalah variabel-variabel yang dipakai perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan. Variabel-variabel yang terdapat didalamnya adalah : produk, harga, tempat(distribusi), promosi. Sedangkan menurut kotler dan keller (2007: 23) bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran
yang digunakan
perusahaan untuk mengejar tujuan pemasaranya. Bauran pemasaran tersebut terdiri dari 4P yaitu: 1) Produk (product) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan yang termasuk dalam produk. Selain produk fisik, termasuk juga jasa yang mencakup keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan.
2) Harga (price) Harga merupakan sejumlah nilai yang dikeluarkan oleh konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli atau penjual untuk satu harga yang sama untuk semua pembeli. Yang termasuk unsur harga adalah daftar harga, rabat, potongan harga penjualan, syarat kredit, lamanya jangka waktu pembayaran. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga antara lain biaya, keuntungan, pratek saingan, dan perubahan keinginan pasar 3) Promosi (promotion) Promosi merupakan aktivitas yang mengkombinasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Yang termasuk dalam kegiatan promosi adalah : periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas. a) Iklan. Menurut Tom Brannan (2004: 51) iklan didefinisikan sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan. b) Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan, seperti penjualan produk yang langsung ditawarkan ke konsumen.
c) Promosi penjualan. Tom Brannan (2004: 103) mengatakan promosi penjualan berkaitan dengan bidang pemasaran namun demikian penggunaan promosi penjualan bisa menimbulkan efek besar pada persepsi tentang merek. Promosi penjualan adalah sebuah teknik yang memiliki potensi sangat signifikan untuk
memperbaiki
penjualan
jangka
pendek
dan
efektifitasnyapun dapat diukur. Promosi penjualan dapat membantu mencapai sejumlah sasaran antara lain: 1) Dapat mendorong percobaan produk baru 2) Dapat meningkatkan pembelian susulan 3) Dapat membantu membangun loyalitas pelanggan 4) Dapat memotivasi distributor dan tanaga penjualan d) Publisitas atau sebagian orang mengatakannya humas adalah kegiatan-kegiatan komunikasi yang bertujuan menciptakan pemahaman melalui pengetahuan. Definisi humas memberikan penekanan pada aspek humas: 1) Petugas humas harus melaksanakan riset guna memahami situasi sebelum merumuskan suatu program khusus. 2) Petugas harus memberikan masukan atau pertimbangan kepada pimpinan organisasi 3) Humas harus senantiasa memperhatikan kepentingankepentingan umum disamping kepentingannya sendiri.
4) Tempat (place) Tempat atau sebagian orang menyebutnya distribusi merupakan aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Yang termasuk dalam keputusan tempat atau disribusi adalah penentuan tempat yang strategis, sistem transportasi perusahaan, sistem penyimpanan, dan pemilihan saluran distribusi. Faktor-faktor pemilihan lokasi menurut Fandy Tjiptono (2005 : 147) pemilihan lokasi harus dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: a) Akses lokasi mudah dijangkau sarana transportasi umum b) Visibelitas lokasi dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal c) Tempat parkir yang nyaman dan aman, baik untuk kendaraan roda dua mupun roda empat d) Ekspansi, tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari e) Lalu lintas kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat menjadi hambatan. Tempat disini mengacu pada saluran distribusi antara lain: lokasi, pengankutan, dan saluran distribusi. h. Pembelian 1) Nilai Pelanggan
Nilai pelanggan adalah selisih nilai pelanggan total dan biaya
pelanggan
total.
Nilai
pelanggan
total
merupakan
sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya total yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi,
mendapatkan,
menggunakan,
dan membuang
produk atau jasa. Gambar 2.1 Penentu-Penentu Nilai yang Diberikan ke Pelanggan Nilai yang diberikan kepada pelanggan
Nilai pelanggan total
Biaya pelanggan total
Nilai produk
Biaya moneter
Nilai pelayanan
Biaya waktu
Nilai karyawan
Biaya energi
Nilai citra
Biaya mental
Sumber: kotler,(2007: 173)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa pelanggan mengirangira, penawaran mana yang akan memberikan nilai tertinggi. Pelanggan ingin selalu mendapatkan nilai tertinggi, dibatasi oleh biaya pencarian, pengetahuan yang terbatas, mobilitas dan penghasilan mereka. Mereka membentuk suatu harapan nilai dan bertindak atas dasar nilai itu. Sesudahnya mereka akan tahu apakah suatu penawaran benar-benar memenuhi harapan nilainya., yang berpengaruh pada kepuasan mereka dan memungkinkan mereka membeli lagi. 2) Persepsi Pembeli Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya hal tersebut maka akan timbul persepsi. 3) Peranan Pembeli Peranan pembeli terdiri dari: a) Pemberi pengaruh (influencers) anggota keluarga berusaha untuk mempengaruhi dalam
pemilihan
produk dengan
memberikan informasi dan nasehat. b) Penjaga
pintu
(gate
keepers)
anggota
keluarga
yang
mempunyai kemampuan untuk mengontrol informasi yang
tersedia untuk dijadikan pembuat keputusan. Biasanya orang tua berperan pada tipe ini dalam memilih tontonan televisi untuk anaknya. c) Pembuat
keputusan
(deciders)
anggota
keluarga
yang
mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan kapan dan apa yang harus dibeli. d) Pembeli (buyers) anggota keluarga yang biasanya sering membuat pembelian. e) Penyiap
kebutuhan
(preparers)
anggota
keluarga
ini
menyesuaikan produk agar bisa digunakan oleh anggota keluarga yang lain. f) Pengguna (users) adalah orang-oarang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk dan membelinya sebagai persiapan untuk keluarga. g) Pemelihara
(maintainers)
orang
yang
menyediakan
perlengkapan rumah. 4) Jenis Perilaku Pembelian Menurut Kotler (2001; 219) membagi perilaku pembelian berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan bebagai merek sebagai berikut: a) Perilaku Pembelian Kompleks; Para konsumen mempunyai perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat
dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek. b) Perilaku
Pembelian
Kadang-kadang
yang
Mengurangi
Ketidaksesuaian;
konsumen sangat terlibat dalam suatu
pembelian tetapi tidak melihat banyak perbedaan dalam merek. c) Perilaku Pembelian Menurut Kebiasaan; Banyak produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah dan tidak ada perbedaan merek yang signifikan. d) Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi; Beberapa situasi pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan merek bersifat nyata. 5) Pembentukan Harapan Pelanggan (Customer Expectation) Harapan mengenai performance produk atau kualitas produk dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: a) Karakteristik Produk Karakteristik
produk
yang
berpengaruh
terhadap
harapan konsumen adalah harga atau atribut atau karakteristik fisik yang dimiliki oleh produk tersebut. Misalnya, jika produk tersebut memiliki harga yang tinggi maka konsumen akan memiliki harapan untuk mendapatkan standar performance yang tinggi pula. b) Faktor Promosi
Harapan pelanggan mengenai performance produk
dipengaruhi
oleh
bagaimana
suatu
perushaan
mempromosikan produk baik melalui klan atau komunikasi sales personal. Selain itu, komunikasi dari mulut ke mulut memainkan peran penting dalam membentuk harapan pelangan. Jenis komunikasi ini terjadi apabila konsumen kurang mempercayai pesan dari iklan atau personal selling yang diterimanya, sehingga mereka cenderung mencari informasi tambahan untuk memperkecil resiko pembelian produk. c) Pengalaman Sebelumnya Pengalaman sebelumnya dengan produk atau produk lain yang setara, harapan pelanggan juga dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya karena pelanggan cenderung untuk mengevaluasi pengalamannya dengan produk yang sama, produk yang lain dari industri yang berbeda pula. Pengalaman ini bisa membentuk normal atau standar mengenai tingkat performance yang harus ditampilkan oleh suatu produk atau merek tertentu. d) Karakteristik Konsumen Karakterstik konsumen juga mempengaruhi harapan mengenai performance produk. Sebagian konsumen memiliki aura toleransi yang lebih besar dibandingkan dengan sebagian
konsumen yang lain. (Mowen&Minor, 1998; 424) persepsi pelanggan mengenai performance atau kualitas suatu produk ditentukan oleh mutu produk tersebut. i. Perilaku Konsumen 1) Definisi Perilaku Konsumen Loudan dan Bitta sebagaimana dikutip dalam Mangkunegara (2005; 3). Mengemukakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa. Menurut Basu Swasta dan T. Hani D. (2000) dalam jurnalnya Retno Sri Haryanti, dkk. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Sedangkan
menurut
Mangkunegara
(2005;
4)
perilaku
konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau orang yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barangbarang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Dari ketiga definisi tersebut dapat diambil benang merah bahwa perilaku
konsumen merupakan tindakan-tindakan
yang
dilakukan
oleh
individu,
kelompok,
atau
organisasi
dalam
mendapatkan dan menggunakan produk barang atau jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan kepustusan tersebut. Gambar 2.2 Model perilaku konsumen menurut kotler Marketing Stimul
Buyer Charateristic
Other Stimul
-
Product
-
Economic
-
Cultural
-
Price
-
Technology
-
Social
-
Place
-
Political
-
Personal
-
Promotion
-
Cultural
-
Psycologi
Buyer Decision Process
Buyer Decision
-
Problem Recod Nition
-
Product Chice
-
information Search
-
Brand Chice
-
Evaluacion
-
Dealer Choicxe
-
Decision
-
Purchase Timing
-
Post Purchase Behavior
-
Purchase Amount
Sumber: PhilipKotler, 2000: 61 2) Karakteristik yang Memepengaruhi Tingkah Laku Konsumen Proses pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik diantaranya adalah budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Gambar 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Budaya Sosial Kelompok acuan Budaya Keluarga Sub budaya
Peran dan status
Kelas sosial
Sumber: Philip Kotler (2001) Sumber kotler (2001)
Pribadi Psikologis Umur dan tahap daur hidup Pekerjaan Situasi ekonomi Gaya hidup Kepribadian dan konsep diri
Motivasi Persepsi Pengetahuan Keyakinan dan sikap
Pembeli
Kotler dan Keller (2007; 214) menyatakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut: a) Faktor budaya Setiap masyarakat mempunyai budaya yang berbedabeda yang mana budaya tersebut dapat digunakan sebagai aturan, kebiasaan bahkan sebagai ciri khas sebuah kelompok masyarakat. Pada faktor budaya dibedakan menjadi budaya itu sendiri dan sub budaya dan kelas sosial. 1) Budaya Budaya merupakan merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar, anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi dan preferensi dari keluarga dan lembaga-lembaga lain. (Kotler&Keller, 2007: 214) 2) Sub Budaya Sub budaya didefinisikan sebagai sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi.yang termasuk ke dalam sub budaya
diantaranya
adalah
nasionalitas
kewarganegaraan, kelompok ras, dan wilayah geografi.
atau
3) Kelas Sosial Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa. b) Faktor sosial Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial diantaranya: 1) Kelompok Referensi Kelompok referensi juga memepengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, dan biasanya sering dijadikan acuan oleh konsumen dalam bertingkah laku. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Sehingga perusahaan harus tahu siapa saja yang terlibat dan menjadi referensi seseorang dalam melakukan pembelian. 2) Keluarga Keluarga pembelian
merupakan
konsumen
yang
organisasi paling
kecil
dalam
penting
dalam
masyarakat. Anggota keluarga saling mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Keluarga terdiri dari keluarga orientasi dan keluarga prokreasi. Keluarga orientasi meliputi orang tua, dan saudara kandung. Dari
orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi,harga diri dan cinta. Sedangkan keluarga prokreasi meliputi pasangan dan anak seseorang. Keluarga ini mempunyai pengaruh terhadap pembelian sehari-hari. 3) Peran dan Status Peran
merupakan
aktivitas
yang
diharapkan
dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada di sekitarnya. Sedangkan status adalah penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Setiap peran akan menghasilkan sebuah status. c) Faktor pribadi Dalam
melakukan
pembelian
seseorang
juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi diantaranya: 1) Usia dan Tahap Siklus Hidup Usia
dan
siklus
hidup
seseorang
akan
mempengaruhi pola konsumsi dan gaya hidup sesorang. Seorang anak kecil tentunya akan kebutuhan dan konsumsi yang lebih kecil dari pada orang dewasa. 2) Situasi Ekonomi Situasi atau keadaan ekonomi seseorang yang berbeda-beda juga berpengaruh terhadap pola pembelian seseorang. Seseorang yang berpenghasilan tinggi tentunya
akan mempunyai pola konsumsi yang berbeda bila dibandingkan seseorang yang berpendapatan rendah. 3) Gaya Hidup Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup akan mempengaruhi pola pembelian seseorang yang mana antara individu yang satu dengan individu yang lain akan mempunyai gaya hidup yang berbeda-beda. 4) Pekerjaan Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Seorang pekerja kasar akan cenderung membeli barang-barang yang tidak sama dengan barang-barang yang dibeli oleh pekerja kantoran. 5) Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang khas yang nmenghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya (Kotler 2007: 223) d) Faktor Psikologis Individu dalam melakukan pembelian terhadap barang dan jasa juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis antara lain:
1) Motivasi Motif adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seseorang untuk bertindak (Kotler dan Keller 2007: 226) motivasi akan dapat mempengaruhi individu untuk melakukan atau tidak melakukan pembelian karena sifat dari motif itu sendiri adalah mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 2) Pengetahuan Seseorang dalam melakukan suatu tindakan akan melalui proses belajar terlebih dahulu. Individu juga mengalami proses pembelajaran sebelum melakukan suatu pembelian. Proses belajar ini terjadi apabila pembeli ingin menanggapi dan memperoleh
suatu
kepuasan,
atau
sebaliknya. 3) Keyakinan dan Sikap Kepercayaan dan sikap merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian. Melalui tindakan
dan
pembelajaran,
individu
mendapatkan
keyakinan dan sikap. 4) Persepsi Persepsi merupakan proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai
dunia. Tidak jarang individu dihadapkan pada beberapa pilihan dalam melakukan pembelian suatu barang. Dengan adanya persepsi maka seseorang akan dapat memilih sesuai persepsi yang tertanam dalam dirinya. 3) Proses Keputusan Pembelian Konsumen Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap (Basu, S.D. dan T. Hani. H, 1997) yang dikutip oleh Retno Sri Haryanti, dkk. Dalam jurnalnya yaitu: a) Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan Dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan yang nyata dan keadaan yang diinginkan. b) Pencarian Informasi Yaitu apabila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkuan konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak konsumen dapat menyimpan
kebutuhan
dalam
ingatan
atau
melakukan
pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Konsumen dapat memeperoleh informasi dari beberapa sumber, yaitu: (Kotler; 1997:163) yang terdiri dari
sumber pribadi, sumber komersial, sumber publik, dan sumber pengalaman. c) Penilaian dan Seleksi Terhadap Alternatif Pembelian Calon pembeli akan memberikan penilaian terhadap suatu barang atau jasa dan juga akan menyeleksi barang-barang yang nantinya akan dibelinya d) Keputusan untuk Membeli Pada keputusan
akhirnya
pelanggan
akan
memberi
suatu
terhadap penilaian dan penyeleksian yang telah
dilakukannya, apakah ia akan cenderung tertarik untuk membeli atau malah sebaliknya. e) Perilaku Pasca Pembelian Pelanggan tidak akan berhenti begitu saja setelah ia membeli suatu barang atau jasa, tetapi ia akan memberikan kesimpulan pasca pembelian, apakah barang yang telah dibelinya sesuai dengan yang diharapkannya.
Gambar 2.4 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian Sumber : Kotler (2007: 235) Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
Ketika
konsumen
telah
mengambil
keputusan
kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan
informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalaman konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik. j. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan sebuah sinetesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran secara sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Abdul Hamid, 2007: 27)
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran 1. Produk X1 : Kualitas produk yang handal X2 : Model yang beragam X3 : Ukuran yang beragam X4 : Mudah diperbaiki X5 : Suku cadang mudah diperoleh X6 : Daya tahan baterai X7 : Memori yang besar X8 : Warna yang jernih X9 : Suara yang jernih X10 :Fitur yang lengkap 2. Harga X11 : Harga yang terjangkau X12 : Harga jual kembali yang stabil X13 : Harga suku cadang yang terjangkau X14 : Kesesuaian harga dengan produk 3. Tempat X15 : Counter ponsel yang mudah dijangkau X16 : Servis center yang mudah dijangkau X17 : Pengiriman produk yang tepat waktu X18 : Produk mudah didapat 4. Periklanan X19 : iklan melalui media televisi dan radio yang menarik X20 : iklan melalui media cetak yang menarik X21 : iklan melalui media outdoor (papan reklame dan baliho) yang menarik X22 : iklan melalui media internet yang menarik 5. Promosi Penjualan X23 : Jaminan garansi yang diberikan X24 : Peragaan dan demonstrasi X25 : Pemberian paket pulsa dan harga promo X26 : Menggelar event pameran produk-produk baru X27 : Pemberian hadiah-hadiah tertentu 6. Penjualan Personal X28 : Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik X29 : kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG X30 : penjualan door to door X31 : penjualan ke kampus-kampus 7. Konsumen Individu X32 : Kebutuhan Konsumen X33 : Gaya hidup X34 : Prestise X35 : Tingkat pendapatan sendiri 8. Lingkungan X36 : Rekomendasi dari keluarga X37 : Rekomendasi dari teman X38 : PengalamanHasil pemakaian terdahulu Landansan Penelitian Sebelumnya X39 : Tingkat pendapatan keluarga
Faktor ke-1
Faktor ke-2 Analisis faktor Faktor ke-3
Faktor ke-n
Keterangan: Dari kerangka pemikiran tersebut peneliti ingin menggali informasi dari konsumen mengenai faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih ponsel, untuk itu penulis menduga ada 39 indikator yang yang bisa menjadi faktor pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Ke-39 indikator tersebut mewakili kelompok produk, harga, tempat, periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, konsumen individu, dan lingkungan. Dengan penjelasan sebagai berikut X1: kualitas produk yang handal X2 : Model yang beragam X3 : Ukuran yang beragam X4 : Mudah diperbaiki X5 : Suku cadang mudah diperoleh X6 : Daya tahan baterai X7 : Memori yang besar X8 : Warna yang jernih X9 : Suara yang jernih X10 :Fitur yang lengkap Kesepuluh indikator di atas mewakili kelompok produk X11 : Harga yang terjangkau X12 : Harga jual kembali yang stabil X13 : Harga suku cadang yang terjangkau
X14 : Kesesuaian harga dengan produk Keempat indikator diatas mewakili kelompok harga X15 : Counter ponsel yang mudah dijangkau X16 : Servis center yang mudah dijangkau X17 : Pengiriman produk yang tepat waktu X18 : Produk mudah didapat keempat indikator di atas mewakili kelompok tempat X19 : iklan melalui media televisi dan radio yang menarik X20 : iklan melalui media cetak yang menarik X21 : iklan melalui media outdoor (papan reklame dan baliho) yang menarik X22 : iklan melalui media internet yang menarik Keempat indikator di atas mewakili kelompok periklanan X23 : Jaminan garansi yang diberikan X24 : Peragaan dan demonstrasi X25 : Pemberian paket pulsa dan harga promo X26 : Menggelar event pameran produk-produk baru X27 : Pemberian hadiah-hadiah tertentu Kelima indikator di atas mewakili kelompok promosi penjulan X28 : Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik X29 : kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG X30 : penjualan door to door X31 : penjualan ke kampus-kampus
Keempat indikator di atas mewakili kelompok penjulan personal X32 : Kebutuhan Konsumen X33 : Gaya hidup X34 : Prestise X35 : Tingkat pendapatan sendiri Keempat indikator di atas mewakili kelompok konsumen individu X36 : Rekomendasi dari keluarga X37 : Rekomendasi dari teman X38 : Pengalaman pemakaian terdahulu X39 : Tingkat pendapatan keluarga Dan keempat indikator di atas mewakili kelompok lingkungan. Dari 39 indikator tersebut selanjutnya akan di analisis langsung dengan menggunakan analisis faktor yang akan menghasilkan sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Sebagai landasan dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, a. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Wijayanti, Bambang Agus Pramuka dan Dwiwiyati Astogini (2004) sebagai acuan perbandingannya. Penelitian nyang dilakukan oleh Tri Wijayanti, Bambang Agus Pramuka, dan Dwiwiyati Astogini tersebut dengan judul “FaktorFaktor Yang Dipertimbangkan Masyarakat Terhadap Pemilihan Sistem Perbankan Syariah” studi kasus pada konsumen BMT di Purwokerto. Alat analisis yang dgunakan adalah analisis faktor. Tujuan penelitin ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi petimbangan masyarakat dalam memilih sistem perbankan syariah. Hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui ada dua faktor motivasi yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih sistem perbankan syariah yaitu faktor motivasi internal dan faktor motivasi eksternal. Faktor motivasi internal tersebut terbagi atas lima faktor, yaitu: faktor 1 “Menjalankan Syariat Islam”, faktor 2 “Hasil bagi yang halal”, faktor 3 “Rela memberi bantuan”, faktor 4 “Bagi hasil yang jujur”, serta faktor 5 “Kemauan diri sendiri”. Dari kelima faktor internal tersebut faktor menjalankan syari’at islam merupakan faktor yang paling yang dipertimbangkan konsumen dalam menabung pada BMT yang ada di Purwokerto. Faktor motivasi eksternal terbagi atas enam faktor yaitu: faktor 1 “Promosi”, faktor 2 “Orang lain”, faktor 3 “Anggota keluarga”, faktor 4 “Pelayanan”, faktor 5 “Informasi keuangan yang transparan”, dan faktor 6 “Kecepatan transaksi”. Berdasarkan penelitian tersebut Faktor-faktor
tersebut
adalah
faktor-faktor
yang
menjadi
pertimbangkan konsumen dalam memilih sistem perbankan syariah. Dari faktor-faktor eksternal di atas faktor promosi merupakan faktor yang paling dominan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menabung pada BMT yang ada di Purwokerto.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Gusti Agung Ayu Ariastuti dan Made Antara dengan judul “Faktor-Faktor Yang Menentukan Loyalitas Pelanggan Terhadap Merek Teh Botol Sosro di Kota Denpasar” (2005) Dari penelitian tersebut terdapat tujuh faktor yang nenentukan loyalitas pelanggan terhadap merek teh botol sosro yaitu: faktor kinerja, faktor ciri-ciri/keistimewaan tambahan, faktor kesesuaian dengan spesifikasi, faktor keandalan/daya tahan, faktor pelayanan, faktor kualitas yang dipersepsikan dan faktor keindahan. Variabel-variabel
yang
mewakili
setiap
faktor
yang
menentukan loyalitas pelanggan terhadap merek Teh Botol Sosro ada 15 variabel
dari 18 variabel yang diidentifikasi. Variabel-variabel
tersebut yaitu variabel kebersihan produk, variabel kesesuaian dengan makanan, dan variabel manfaat produk yang mewakili faktor kinerja; variabel merek perusahaan, variabel rasa produk, dan variabel ukuran produk yang mewakili ciri-ciri/keistimewaan tambahan; variabel keamanan konsumsi, dan variabel mutu pengemasan yang mewakili faktor kesesuaian dengan spesifikasi; variabel keutuhan produk sampai kekonsumen dan variabel ketahanan produk terhadap segala macam cuaca
yang mewakili
faktor
keandalan;
variabel
kemudahan
memperoleh produk yang mewakili faktor pelayanan; variabel harga produk dan variabel promosi perusahaan yang mewakili faktor kualitas
yang dipersepsikan; variabel aroma produk dan warna produk yang mewakili faktor keindahan. c. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Sriharyanti, dkk. Dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian ponsel” studi pada konsumen ponsel merek Nokia di Jawa Timur.(2008) Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa faktor model, faktor kebutuhan, faktor tempat belanja, faktor potongan harga, faktor keluarga, faktor prestise, dan faktor personal selling merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian pnsel merek Nokia di Jawa Timur. Faktor model merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi pembelian ponsel merek Nokia. d. Penelitian yang dilakukan oleh Okto Suharto, dkk.dengan judul “ analisis faktor-faktor sosiokultur dan psikologis yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian mobil niaga merek Isuzu Panther di kota Malang”. Penelitian dilakukan dengan analisis faktor yang dilanjutkan dengan analisis regresi menunjukkan hasil bahwa: 1) Terdapat 10 faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian
yaitu kegiatan ritual (F1), jenis pekerjaan (F2), rekan kerja/atasan (F3), lebih disukai (F4), mengangkut barang (F5), memilih iklan (F6), kunjungan sales (F7), harga jual (F8), kebanggaan dan kepuasan (F9), dan menghadiri undangan (F10).
2) Secara simultan kesepuluh faktor tersebut mempunyai pengaruh yang signifkan terhadap keputusan pembelian mobil Isuzu Panther dan secara parsial kesepuluh faktor tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan pula terhadap pembelian mobil Isuzu Panther. 3) Faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan dominan terhadap keputusan pembelian adalah faktor harga jual yang merupakan bagian dari variabel motivasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di seluruh wilayah kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.pemilihan lokasi penelitian ini (sampling). Dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu dilakukan dengan cara dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Responden yang diambil sebagai sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden tersebut adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan merupakan pengguna ponsel. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilh ponsel. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh pada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi, adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadikannya objek penelitian (Kuncoro, 2001: 103) Populasi pada penelitian ini adalah konsumen pengguna ponsel di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah data dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut berupa anggapan atau persepsi dari pelanggan yang diperoleh melalui kuesioner dengan bentuk pertanyaan yang bersifat tertutup.( Sugiyono, 2008: 116) Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Accidental sampling yaitu dilakukan dengan cara mengambil sampel berdasarkan kebetulan,
dengan demikian siapa saja yang kebetulan bertemu
dengan peneliti dan memenuhi syarat yang ditentukan dapat digunakan sebagai respondsen (dalam jurnal Eka Sulistyawati. Dkk, ) dalam penelitian ini sampel adalah pengguna ponsel yang yang merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditemui secara kebetulan dilokasi penelitian
(lingkungan kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta) C. Metode Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan yaitu dengan cara: 1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, baik individu atau perseorangan. Dalam penelitian ini, berbentuk hasil pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh data yang diinginkan. Teknik pengumpulan data kuesioner dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai masukan atau input variabel yang menjadi
pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
tertutup,
yaitu
pertanyaan
yang
tidak
memberikan kebebasan kepada responden atau para pengguna ponsel di wilayah kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena alternative jawabannya sudah disediakan oleh peneliti. 2. Data sekunder, adalah data yang diambil dengan melakukan studi kepustakaan yaitu yang diperoleh dengan membaca buku teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian unttuk memperoleh landasan teoristis yang berguna didalam mempertanggungjawabkan penelitian ini, literature, tabloid, surat kabar, majalah jurnal, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Peneliti juga menggunakan media internet untuk memperoleh informasi serta data-data yang diperlukan. D. Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah eksploratory research
yaitu penelitian yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menggali informasi dari objek yang akan diteliti dalam hal ini peneliti ingin menggali informasi dari konsumen pengguna ponsel mengenai faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran, sehingga bila alat ukur itu digunakan dalam pengukuran
maka akan bisa menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dngan menggunakan skala likert. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan jawaban, misalnya: amat sangat peduli, sangat peduli, lumayan peduli (sedang), agak peduli, tidak peduli dan jawaban ini diberi skor 1 sampai dengan 5, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, danm persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini menggunakan lima tingkat (likert), dengan bobot nilainya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Skala Likert Ragu-ragu
Sangat
Tidak
Penting
Sangat
tidakpenting
Penting
(STP)
(TP)
(R)
(P)
(SP)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Penting
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu validitas dan reliabilitas.. 1. Uji Validitas Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak
diungkapkan. Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, 2008:172) Kuat atau lemahnya dari validitas suatu pernyataan bila korelasi positif lebih besar dari 0.3 maka variabel tersebut merupakan konstruk yang kuat. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur
dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat ukur
dipakai dua kali-untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Djamaludin Ancok dalam Singarimbun, 1995; 140) Reliabilitas menunjukkan stabilitas dan konsistensi instrumen pengukuran dan mengukur konsep studi. Uji ini digunakan untuk menguji seberapa konsisten satu atau seperangkat pengukuran mengukur secara konsisiten suatu konsep yang diukur. Untuk melihat reliabilitas instrumen akan dihitung cronbach apha masing-masing instrumen. Instrumen dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Simamora, 2004 dalam jurnalnya Ni Agung ayu. A&Made Antara)
3. Analisis faktor Dalam penelitian ini alat analisis data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah jenis analisis yang digunakan untuk mengenali dimensi-dimensi pokok atau keteraturan dari sebuah fenomena. ( Kuncoro, 2003: 241) Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan
antar
variabel
ataupun
antar
responden,
mencari
dimensidimensi laten yang mewakili variabel-variabel, mencari korelasi antarresponden. Selain itu analisis faktor juga dapat digunakan untuk mengurangi data (data reduction). (Bilson Simamora, 2005; 106) Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk meringkas kandungan informasi variabel dalam jumlah yang besar menjadi sejumlah faktor yang lebih kecil.analisis faktor dimulai dari menyusun suatu kelompok variabel baru berdasarkan sebagaimana ditunjukkan matriks korelasi (Kuncoro, 2003: 241) Rumus dari analisis faktor adalah : Xi= Ai1F1+Ai2F2+Ai3F3+…..+AimFm+ViU1 Keterangan : X1
= variabel terstandar ke-i
Ai1
= koefisien regresi dari variabel ke-1 pada common faktor i
F
= common faktor
Vi
= koefisien regresi berstandar dari variabel 1 pada faktor unik ke i
Ui
= variabel unik untuk variabek ke-i
M
= jumlah common faktor
Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut : Fi = WiX1 + Wi2X2 + Wi3X3 + …+ WikXk Keterangan : Fi
= Estimasi faktor ke-i
Wi
= Bobot atau koefisien nilai faktor
k
= Jumlah variabel
Menurut J.Supranto (2004: 121) langkah-langkah yang diperlukan dalam analisis faktor sebagai berikut Gambar 3.1 Merumuskan Masalah
Bentuk Matriks Korelasi
Tentukan Metode Analisis faktor
Lakukan Rotasi
Interpretasikan Faktor
Hitung Skor Faktor
Pilih Variabel Surrogate
Sumber: J.Supranto (2004: 121) Menurut Wibisono (2006: 153) fungsi dari analisis faktor adalah sebagai berikut : a. Menentukan himpunan dimensi dari yang tidak mudah diamati dalam himpunan variabel (R factor analysis) b. Mengelompokkan orang-orang (misalnya, responden kuis) ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda dalam populasi (Q factor analysis) c. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis lanjutan regresi, korelasi atau diskriminan)
d. Membentuk hinpunan dari variabel (dengan jumlah yang lebih sedikit) untuk menggantikan (sebagian/seluruh ) himpunan variabel awal e. Menganalisis suatu fenomena dengan data yang sangat besar f. Menjabarkan/menguraikan suatu kaitan yang kompleks diantara fenomena ke dalam fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam bagian-bagiannya dan dapat mengidentifikasikan pengaruh dari luar (independen). Menurut Singgih Santoso (2003; 95), untuk menganalisis faktor ada beberapa proses dasar, yaitu : a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis b. Menguji variabel-variabel yang akan telah ditentukan dengan menggunakan MSA ( Measure of sampling Adequacy) c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni foctoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. d. Melakukan proses factoring rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu : 1) ORTHOGONAL ROTATION, yakni memutar sumbu 90°. Orthogonal rotation digunakan bila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah variabel tanpa mempertimbangkan seberapa
berarti faktor yang dieksraksi. Menurut Wibisono (2006; 160), proses rotasi dengan metode orthogonal masih bisa dibedakan menjadi : a) QUARTMAX, metode ini bertjuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehinga pada akhirnyadipeoleh hasil rotasi, dimana setiap variabel memberi bobot yang tinggi disatu faktor dan sekecil mungkin faktor lain. b) VARIMAX, bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehinga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak mungkin mendekati nol hal ini berarti di dalam setiap faktor tercakup sedikit mungkin variabel. c) EQUIMAX, bertujuan untuk mengkombinasikan mtode quartimax dan varimax. 2) OBLIQUE ROTATION, yakni memutar sumbu kanan, namun tidak harus 90o. dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus satu dengan yang lain. Oblique rotation digunakan untuk memperoleh sejumlah faktor yang secara teoritis cukup berarti. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan metode Kaiser Meyer Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih beasr dari 0,5. Juga digunakan metode pengukuran Measure of Sampling Adequacy atau MSA.proses seleksi variabel dalam penelitian ini berdasarkan : a. Uji kaiser Mayer Olkin (KMO) dan Barlette’s Test Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut valid atau tidak. Jika nilainya > = 0,5 maka proses analisis dapat dilanjutkan. KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor . (Kaiser dalam Wibisono, 2006;153) Harga KMO sebesar 0,9 adalah sangat memuaskan Harga KMO sebesar 0,8 adalah memuaskan Harga KMO sebesar 0,7 adalah harga menengah Harga KMO sebesar 0,6 adalah cukup Harga KMO sebesar 0,5 adalah kurang memuaskan Harga KMO sebesar 0,4 adalah tidak dapat diterima Angka KMO dan Barlett’s Test harus diatas 0,5. ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria sebagi berikut : Jika probabilitas (sig)<0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis lebih lanjut.
Jika probalitas (sig) >0,05 maka variabel penelitian tidak dapat dianalisis lebih lanjut. b. Anti Image Matrices Besarnya angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) berkisar antara 0-1, dengan kriteria sebagai berikut : 1)
jika MSA =1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain.
2)
jika MSA > 0,05, maka, variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisa lebih lanjut.
3)
jika MSA < 0,05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan dan dibuang.
c. Eigen Value Eigen value digunakan untuk mengkaji serta melihat layak suatu faktor baru. Syarat layak menjadi faktor baru adalah nilai Eigen value ≥1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki eigen value <1 maka faktor tersebut akan dikeuarkan atau tidak digunakan. d. Kumulatif varians Nilai kuimulatif varians menunjukkan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syarat apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal.
e. Nilai Loading Nilai loading, bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varians masuk dalam faktor baru.nilai loading ini dapat dilihat dari: jika eigen value ≥1 maka suatu varians layak masuk dalam faktor baru.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Sub variabel Indikator
Faktor-faktor yang 1. Produk dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel
2. Harga
3. Tempat
4. Periklanan
1.1 Kualitas produk yang handal 1.2 Model yang beragam 1.3 Ukuran yang beragam 1.4 Mudah diperbaiki 1.5 Suku cadang mudah diperoleh 1.6 Daya tahan baterai 1.7 Memori yang besar 1.8 Warna yang jernih 1.9 Suara yang jernih 1.10 Fitur yang lengkap 2.1 Harga produk yang terjangkau 2.2 Harga jual kembali yang stabil 2.3 Harga suku cadang yang terjangkau 2.4 Kesesuaian harga dengan produk 3.1 Counter ponsel yang mudah dijangkau 3.2 Servis center yang mudah dijangkau 3.3 Pengiriman produk yang tepat waktu 3.4 Produk mudah didapat 4.1 Iklan melalui media televisi dan radio yang menarik 4.2 Iklan melalui media cetak yang menarik 4.3 Iklan melalui outdoor (papan reklame dan baliho) yang menarik 4.4 Iklan melalui media internet yang menarik
Ukuran Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
5. Promosi penjualan
6 Penjualan personal
7. Konsumen individu
8. Lingkungan
:
5.1 Jaminan garansi yang diberikan 5.2 Peragaan dan demonstrasi 5.3 Pemberian paket pulsa 5.4 Menggelar event pameran produkproduk baru 5.5 Pemberian hadiahhadiah tertentu 6.1 Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik 6.2 kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG 6.2 Penjualan door to door 6.3 Penjualan kekampuskampus 7.1 Kebutuhan konsumen 7.2 Gaya hidup 7.3 Tingkat pendapatan 7.4 Prestise 8.1 Rekomendasi dari keluarga 8.2 Rekomendasi dari teman 8.3 pengalaman pemakaian terdahulu 8.3 Tingkat pendapatan keluarga
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Objek penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan Telepon Seluler atau ponsel. Karena itulah peneliti akan memaparkan gambaran umum mengenai Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga yang menaungi para mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
•
Sejarah Singkat Universitas Selama setengah abad lebih, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang menyumbangkan program-program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama itu pula, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami tiga kali perubahan nama dari ADIA (1957-1960), IAIN (1960-2002), kemudian UIN (2002Sekarang) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun
2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati posisi yang unik dan strategis. Ia tidak hanya menjadi "Jendela Islam di Indonesia", tetapi juga sebaga simbol bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pembangunan sosial-keagamaan. Sebagai upaya untuk mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah konversi ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk lebih memantapkan langkah konversi ini, pada 2000 dibuka Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Pada 2001 diresmikan Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir. Selain itu dilakukan pula upaya kerjasama dengan Islamic Development Bank
(IDB) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern; McGill University melalui Canadian Internasional Development Agencis (CIDA); Leiden University (INIS); Universitas Al-Azhar (Kairo); King Saud University (Riyadh); Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor (IPB); Ohio University; Lembaga Indonesia Amerika (LIA); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank BNI; Bank Mu’amalat Indonesia (BMI); dan universitas-universitas serta lembaga-lembaga lainnya. Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mendapat rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember
2001.
Selanjutnya
melalui
suratnya
Nomor
088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program studi ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi,
Manajemen,
Sosial
Ekonomi
Pertanian/Agribisnis,
Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi. Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
juga
telah
mendapat
rekomendasi
dan
pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen
Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/1/2002 tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) pada Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur
Jenderal
Kelembagaan
Agama
Islam
tentang
izin
penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004.
Sebagai bentuk re-integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut: 1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Fakultas Adab dan Humaniora 3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 4. Fakultas Syari’ah dan Hukum 5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi 6. Fakultas Dirasat Islamiyah 7. Fakultas Psikologi 8. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 9. Fakultas Sains dan Teknologi 10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 11. Sekolah Pascasarjana Hingga tahun 2008 wisuda ke-72 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menghasilkan alumni sebanyak 36.099 orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata Satu (S1), 1.273 Sarjana Magister (S2), dan 426 Sarjana Doktor (S3). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan
akademik
dan
profesional
yang
dapat
menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluasluasnya.[]
•
Motto Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto Knowledge, Piety, Integrity. Motto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun akademik 20062007. Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and angagement hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa yang mayoritas adalah Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernen dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains, dan teknologi modern—termasuk kedokteran— dalam perspektif integrasi ilmu. Sedangkan Piety mangandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam bentuk kesalehan dikalangan sivitas akademika. Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin dalam terma habl
min Allah) dan kesalehan sosial (yang tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun relasi sosial yang lebih luas. Sedangkan Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki
kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompok-kelompok lain. Dalam moto knowledge, piety, integrity terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh. •
Visi Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.
•
Misi 1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global; 2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan; 3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan melakukan pencerahan dalam pembinaan imtaq;
4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian; 5. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. •
Tujuan 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan
dan/atau
menciptakan
ilmu
pengetahuan, bidang keagamaan, sosial maupun sains dan teknologi; 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama, sosial dan sains teknologi serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. •
Arah Pengembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjadi jendela keunggulan akademis Islam Indonesia (window of academic exellence of Islam in Indonesia) dan barometer perkembangan pembelajaran, penelitian, dan kerja-kerja sosial yang diselenggarakan kaum Muslim Indonesia dalam berbagai bidang ilmu. Dalam kerangka memperkuat peranannya tersebut UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen untuk mengembangkan diri sebagai Universitas Riset (Research University) dan Universitas Kelas Dunia (World Class University). Universitas Riset dapat diartikan sebagai universitas yang menjadikan
tradisi riset sebagai basis normatif aktivitas universitas. Secara operasional,
universitas
riset
adalah
universitas
yang
mengimplementasikan sistem pendidikan berbasis riset dengan menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan SKS secara utuh; keseluruhan aktivitas penelitian menerapkan standar ilmiah; penyelengaraan manajemen universitas mengacu pada penerapan total quality management (TQM); dan mengupayakan produk-produk unggulan perguruan tinggi yang diapresiasi publik. Sedangkan Universitas Kelas Dunia, dapat diartikan bahwa pengembangan UIN Syarif Hidayatullah diarahkan untuk membangun jaringan kerjasama dengan universitas-universitas terkemuka di Dunia. Jaringan kersajama itu dirancang dalam berbagai tingkatan, baik pembelajaran
dalam
bentuk
pertukaran
mahasiswa
(exchange
students), penelitian, dan program-program pengabdian masyarakat (sosial services). Pada saat bersamaan pembangunan jaringan itu diharapkan dapat memberikan manfaat berupa pengakuan dunia internasional terhadap UIN syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu universitas berkualitas dunia. (sumber: www.uinjkt.ac.id) 2. Sejarah Telepon Seluler Di abad 21, telekomunikasi telah memasuki era yang begitu dahsyat. Ketika beberapa puluh tahun lalu telepon rumahan masih merupakan barang mewah, kini yang namanya ponsel (telepon selular)
telah merupakan barang keseharian. Harganya yang kian murah membuatnya menjamur. Revolusi di bidang pertelekomunikasian memang telah sampai pada tahapan yang dahsyat. Ketika aktivitas sehari-hari telah begitu overlaps (saling tumpang tindih), peralatan canggih ini selanjutnya menjadi alat yang menentukan. Ia bisa digunakan sebagai penyampai pesan dan kabar penting selain sebagai media untuk perbincangan ringan. Sejarah telepon seluler atau yang kita kenal HP, sudah ada dari jaman penjajahan, yaitu kira-kira tahun 1947 di negara Amerika Serikat dan Eropa. Pada tahun 1910 adalah awal mula telepon seluler yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, yang merupakan pendiri perusahaan Ericsson yang kini di kenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada awalnya, orang Swedia ini medirikan perusahaan Ericsson memfokuskan terhadap bidang bisnis perlaan telegraf. Pada tahun 1921 pertama kalinya Departemen Kepolisian Detroit Michigan menggunakan teleopn mobile yang terpasang di semua mobil polisi dengan menggunakan frekuensi 2 MHz. Pada tahun 1960, di Finlandia sebuah perusahaan bernama Fennis Cable Works yang semula berbisnis dibidang kabel, melakukan ekspensi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama Nokia sebagai handset telepon seluler.
Tahun 1970-an perkembangan telepon mobile menjadi pesat dengan di dominasi oleh 3 perusahaan besar yaitu di Eropa ada Nokia dan Ericsson sedangkan di Amerika dengan Motorolanya Pada tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs. Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama. Di suatu pagi 3 April 1973, Cooper, saat itu menjabat sebagai general manager pada Divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan cara berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba ponsel ‘raksasanya’ sambil berjalan–jalan di berbagai lokasi di New York. Itulah saat pertama ponsel ditampilkan dan digunakan di depan publik. Dalam pertunjukan itu, Cooper menggunakan ponsel seberat 30 ounce sekitar (800 gram) atau sepuluh kali lipat dibandingkan rata – rata ponsel yang beredar saat ini. (Sumber : http://yuwaku.wordpress.com) Di tengah kemajuan teknologi komunikasi informasi sekarang ini, miniaturisasi menjadi bagian penting untuk menjadikan berbagai produk yang memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk memiliki faktor bentuk yang tidak berubah, mudah dibawa, tetapi memiliki kapasitas penyimpanan data-data digital yang besar.
Kemajuan ini antara lain diterjemahkan ke dalam ponsel canggih disebut ponsel cerdas, yang tak lagi berfungsi sebagai alat percakapan teleponi saja tetapi berkembang memenuhi selera konsumen global untuk memiliki sebuah perangkat yang serba bisa ibarat menggunakan komputer. Memang fungsi-fungsi lain dari ponsel ini juga telah marak juga di Indonesia, terutama sejak teknologi ponsel mulai mengadopsi fungsifungsi tambahan tersebut. Hanya saja, penggunaan beragam fungsi ponsel tadi di sini, tampaknya sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah perkembangan perjalanan ponsel di Indonesia dan di Dunia:
Operator telekomunikasi pertama di Indonesia adalah Telkomsel. Layanan pertama mereka diluncurkan pada tahun 1995.
Layanan 3G pertama di indonesia pertama kali diluncurkan oleh Telkomsel pada tanggal 14 September 2006.
Ponsel 3G yang pertama muncul di Indonesia adalah Nokia 7600 yang diluncurkan pada bulan februari 2004.
Ponsel tertipis pertama di Indonesia adalah Motorola RAZR V3.
Ponsel candy bar tertipis di dunia adalah Samsung X820 dengan ketebalan hanya 6.6 mm
Pocket PC berteknologi 3G pertama di Indonesia adalah DOPOD 900 yang dkeluarkan pada bulan november 2005
Ponsel 3G tertipis di dunia adalah Benq-Siemens S81 dengan ketebalan 13 mm.
Ponsel kamera beresolusi tertinggi di Indonesia dipegang oleh LG KG920 Resolusi yang dimilikinya mencapai 5 MP
Vendor yang memiliki jumlah ponsel berdesain clamshell adalah Samsung. Paling tidak 70 jenis tipe ponsel clamshell telah mereka keluarkan di seluruh dunia.
Ponsel pertama yang memiliki fitur pilihan bahasa Indonesia adalah Nokia 3210.
Vendor yang memiliki ponsel berdesain candybar terbanyak adalah Nokia. Lebih dari 60 jenis tipe ponsel candybar yang telah mereka keluarkan.
Vendor yang mengeluarkan ponsel 3G terbanyak di Indonesia adalah Nokia. Paling tidak 18 jenis ponsel 3G yang telah mereka keluarkan.
Biaya SMS termurah dipegang oleh Esia. Pengguna hanya perlu membayar Rp 50 untuk satu kali mengirimkan SMS ke sesama pengguna Esia.
Ponsel kamera pertama di dunia adalah Sharp J-SH04 yang dikeluarkan di Jepang pada bulan November tahun 2000. Ponsel ini memiliki resolusi kamera 110.000 piksel
Ponsel pertama yang memiliki Sistem Operasi Linux adalah Motorola A760 yang dikeluarkan pada tahun 2004.
Ponsel pertama yang mengusung teknologi sensitive touch keypad adalah LG Chocholate.
Ponsel pertama yang memiliki teknologi layar TFT LCD adalah Samsung SGH-T100 yang dikeluarkan pada tahun 2002
Ponsel pertama yang memiliki dual LCD adalah samsung SGH A200.
Ponsel pertama yang memiliki 16 poly ringtone adalah samsung SGH N620.
Ponsel pertama yang mendukung teknologi HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) adalah Samsung SGH Z560. Ponsel ini pertama kali diperkenalkan pada Konggres 3 GSM tahun 2006.
Virus ponsel pertama di dunia dibuat oleh Job de Haas, peneliti keamanan komputer di Belanda, pada tahun 2001. Virus ini dapat merusak ponsel-ponsel Nokia lewat pesan singkat alias SMS.
Ponsel komersial pertama yang diluncurkan ke pasaran adalah Motorola DynaTAC 8000 x pada tahun 1983.
SMS (Short Messages services) pertama kali dikirimkan lewat jaringan GSM Vodafone di Inggris pada bulan Desember tahun 1992. Bunyi tulisan yang dikirimkan adalah "Merry Christmas"
Smartphone pertama kali dibuat oleh IBM pada tahun 1992. Produk tersebut diberi nama Simon. Selain berfungsi sebagai ponsel, Simon memiliki fitur; calendar, address book, world clock, calculator, note pad, email serta games. Smartphone ini juga telah didukung oleh layar
touch screen. Simon diluncurkan ke pasaran pada tahun 2003 oleh BellSouth.
Handset Blackberry pertama kali diperkenalkan ke khalayak umum di tahun 1999, Ponsel pintar ini telah didukung oleh fitur Push e- mail, internet fax serta web browsing. Blackberry dibuat oleh Research In Motion (RIM) dan khusus dibuat untuk kepentingan mengirim dan menerima email secara wireless.
Telkomsel merupakan operator selular pertama di Asia - ketiga di dunia - yang mengeluarkan produk pra-bayar
Ponsel yang memiliki kemampuan bergerak secara dual mode (GSM/WCDMA) pertama di dunia adalah Nokia 6650. Ponsel ini diluncurkan pada tanggal 26 September tahun 2002.
Indosat menjadi operator pertama yang meluncurkan simcard berkapasitas 64 KB dengan microbrowser, yang pertama meluncurkan GPRS,MMS, Video Streaming dan juga transfer pulsa.
Indosat Mentari menjadi kartu prabayar pertama di Indonesia yang memberikan fasilitas bebas roaming nasional.
Kartu prabayar pertama di Indonesia adalah Simpati dari telkomsel yang diluncurkan pada tahun 1997.
Layanan push email Blackberry pertama di indonesia digelar oleh Indosat lewat kartu pasca bayar Matrix
Ponsel bluetooth pertama di dunia yaitu Motorola Timeport 270.
Nokia 6255 adalah ponsel CDMA pertama di Indonesia yang dilengkapi bluetooth, MP3 player plus equalizer, audio-video streaming serta slot MMC.
Ponsel terkecil didunia dipegang oleh Xun Chi 138. Ponsel ini memiliki panjang 2.64 inci (6,7 cm) dan berat kurang dari 2 ons (56.69 gram). Telah didukung layar touch screen beresolusi 260 ribu warna, kamera 1.3 MP, music player serta memori internal sebesar 121MB.
Samsung SCH-M105 adalah ponsel pertama di dunia yang memiliki build-in MP3 player. Ponsel ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2000.
Ponsel kamera pertama yang memiliki resolusi 10 MP adalah Samsung SCH-B600. Telah dilengkapi dengan kemampuan 3x zoom optik, 5x zoom digital, flash, auto fokus, timer serta 1/2000 shutter speed. Plus MP3 Player, Bluetooth, EV-DO, slot MicroMMC serta voice recognition.
Panasonic menjadi vendor pertama di dunia yang mengadopsi ponsel berteknologi layar TFT 16 juta warna.
Ponsel GSM berbentuk jam pertama di dunia diluncurkan oleh SMS Development Ltd. Australia. Produk ini diberi nama M300.
NTT DoCoMo adalah operator pertama di dunia yang meluncurkan layanan 3G. Layanan komersial mereka diluncurkan pada 1 Oktober tahun 2001
Motorola adalah vendor pertama di dunia yang meluncurkan ponsel berkemampuan GPRS lewat seri V66 pada tahun 2001.
Ericsson R380 adalah ponsel berbasis sistem operasi Symbian pertama di dunia yang diluncurkan pada tahun 2000.
Nokia N-Gage adalah ponsel games pertama yang berbasis sistem operasi Symbian. Ponsel ini diluncurkan pada tahun 2003.
Nokia 7610 adalah ponsel berkemampuan megapixel (1 MP) pertama yang diluncurkan ke pasar pada tahun 2004
Jaringan GSM pertama kali di luncurkan oleh Radiolinja dari Finlandia pada tahun 1991.
Layanan telekomunikasi yang bergerak di jaringan CDMA 2000 pertama kali diluncurkan Oleh SK Telekom dari Korea pada tahun 2000.
Layanan komersial CDMA 2000 1 xEV-DO pertama kali diluncurkan pada tahun 2002 oleh SK Telekom di Korea..
Flybook V33 i adalah Notebook pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan kemampuan bergerak dijaringan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access). Diluncurkan pada bulan November 2006
Layanan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) secara komersial pertama kali diluncurkan oleh SK Telekom pada bulai Mei 2006. Layanan tersebut diberi nama 3 G+
(sumber : http://duniahanphone.blogspot.com)
B. Karakteristik responden Populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna ponsel. Dalam hal ini objek penelitiannya adalah para pengguna ponsel dilingkungan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dipilih secara acak untuk mewakili menjadi responden dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin Tabel 4.1 Jenis kelamin Jenis Kelamin Kategori Laki-laki Perempuan
Responden 53 47
Total
100
2. Pendapatan Tabel 4.2 Pendapatan Pendapatan Kategori Berpendapatan sendiri Belum berpendapatan sendiri Total
Responden 46 54 100
3. Tingkat Pendapatan Sendiri Tabel 4.3 Tingkat pendapatan sendiri Tingkat pendapatan sendiri Kategori Responden
>Rp. 5.000.000 Total
1 46
4. Tingkat Pendapatan Keluarga Tabel 4.4 Tingkat pendapatan keluarga Tingkat Pendapatan Keluarga Kategori Responden
Rp. 4.000.000 18 Total 100 5. Jenis Ponsel Tabel 4.5 Jenis ponsel Jenis Ponsel Kategori Nokia Sony Ericsson Samsung Motorola Lainnya Total
Responden 62 13 2 4 19 100
C. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen dapat dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama.
Untuk menguji validitas dan reliabilitas peneliti melakukan tryout terhadap 20 responden dengan memberikan 39 butir pernyataan. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan. Hasil dari tryout terhadap 20 responden tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner terhadap 20 responden Pengguna Ponsel di lingkungan Kampus UIN Syarif Hidayatulah Jakarta No
Item korelasi
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0,242 0,118 0,128 0,015 -0,076 0,534 0,334 0,142 0,316 0,178 0,482 -0,049 -0,100 0,103 0,240 0,343 0,419 0,659 0,459 0,526 0,854 0,655 0,259 0,474 0,432 0,462 0,154 0,522 0,272 0,416
Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid
Cronbach’s Alpha 0,830 0,834 0,834 0,836 0,836 0,828 0,828 0,832 0,829 0,832 0,833 0,836 0,838 0,834 0,830 0,828 0,826 0,822 0,824 0,820 0,812 0,819 0,830 0,823 0,825 0,825 0,833 0,821 0,829 0,825
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
31 32 33 34 35 36 37 38 39
0,686 Valid 0,815 Reliabel 0,289 Tidak valid 0,829 Reliabel 0,294 Tidak valid 0,830 Reliabel 0,262 Tidak valid 0,830 Reliabel 0,603 Valid 0,818 Reliabel 0,364 Valid 0,827 Reliabel 0,283 Tidak valid 0,830 Reliabel 0,227 Tidak valid 0,831 Reliabel -0,249 Tidak valid 0,841 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah, 2009 Pada penelitian ini digunakan uji reliabilitas dengan metode Alpha
Cronbach. Sebuah instrumen dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah ≥ 0,6. sedangkan untuk uji validitas yang baik adalah (r>0,3) dari hasil tryout yang dilakukan terdapat 19 pernyataan yang tidak valid, sedangkan untuk tingkat reliabilitasnya sudah di atas 0,6 semua. Ini berarti bahwa pernyataan pada kuesioner ini dianggap reliabel. Sedangkan untuk pernyataan yang belum valid, atas arahan dari dosen pembimbing, peneliti diharuskan mengubah bahasa atau kata-kata dalam pernyataan yang masih belum valid. Kemudian setelah pernyataan tersebut dirubah, peneliti menyebar kuesioner tersebut kepada 100 responden. Selanjutnya dilakukan dengan melakukan uji MSA terhadap ke-39 sub variabel tersebut. Berikut ini adalah hasil MSA terhadap 100 responden: Tabel 4.7 Angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) pada anti-image matrics No 1 2 3 4 5
Pernyataan Kualitas produk Model Ukuran Mudah diperbaiki Suku cadang cukup banyak
MSA 0,564 0,566 0,474 0,710 0,636
Keterangan valid valid Tidak valid Valid Valid
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Daya tahan baterai Memori yang besar Warna Suara Kelengkapan fitur Harga Harga jual kembali Harga suku cadang Kesesuaian harga dengan produk Counter penjualan ponsel mudah dijangkau Servis center mudah dijangkau Pengiriman produk tepat waktu Produk mudah diperoleh Iklan melalui televisi dan radio Iklan melalui majalah, tabloid, dan surat kabar Iklan melalui out door Iklan melalui media internet Jaminan garansi Peragaan dan demonstrasi produk Pemberian paket pulsa dan harga promo Menggelar event pameran Pemberian hadiah-hadiah tertentu Penampilan sales Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG Penjualan door to door Penjualan ke kampus-kampus Kebutuhan Gaya hidup Tingkat pendapatan individu Prestise Rekomendasi keluarga Rekomendasi teman Pengalaman pemakaian terdahulu Tingkat pendapatan keluarga Sumber: Data primer yang diolah, 2009
0,870 0,776 0,745 0,711 0,786 0,769 0,777 0,764 0,785 0,714 0,807 0,476 0,706 0,757 0,649 0,710 0,717 0,822 0,573 0,741 0,801 0,727 0,645 0,583 0,478 0,461 0,600 0,479 0,660 0,535 0,553 0,600 0,637 0,605
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid valid Tidak valid valid valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.8 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
Sumber : Hasil out put SPSS
.690 2131.989 741.000 .000
D. Hasil dan Pembahasan Ada beberapa faktor penarik dan dan faktor pendorong yang menyebabkan seorang konsumen membeli suatu produk. Keberhasilan perusahaan atau produsen dalam menawarkan produknya kepada konsumen tidak terlepas dari bagaimana perusahaan tesebut bisa memuaskan konsumen baik itu dari segi produk, harga maupun pelayanan yang diberikan. Untuk melihat apa yang diinginkan oleh konsumen, maka perlu dianalisa
perilaku konsumen dan menggali informasi terutama mengenai
faktor apa saja yang dipetimbangkan konsumen ketika akan membeli suatu produk. Berikut ini adalah hasil dari output penelitian (kuesioner) yang dilakukan peneliti terhadap 100 responden mengenai faktor-faktor yang konsumen pertimbangkan dala pembelian ponsel. 1. Produk Tabel 4.8 Kualitas produk yang handal dan tahan lama Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting 3 3% Tidak Penting Ragu-ragu Penting Sangat Penting Total
1 3 32 61 100
1% 3% 32% 61% 100%
Kualitas produk yang handal dan tahan lama merupakan salah satu faktor yang dianggap penting oleh konsumen hal ini dapat dilihat dari tabel diatas yang memberikan jawaban sebagai berikut: 3 responden menjawab sangat tidak penting, 1 responden menjawab tidak penting, 3 responden menjawab ragu-ragu, 32 responden menjawab penting, dan 61
responden menjawab sangat penting. Dengan demikian sebagian besar responden menganggap kualitas produk yang handal dan tahan lama mempunyai kontribusi yang penting sebagai bahan pertimbangan dalam memilih ponsel Tabel 4.9 Model yang bervariasi dan berinovasi setiap tahun Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
2
2%
Tidak Penting
15
15%
Ragu-ragu
37
37%
Penting
35
35%
Sangat Penting
11
11%
Total
100
100%
Model yang bervariasi dan berinovasi setiap tahun merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel . Dari tabel di atas dapat diketahui:2 responden menjawab sangat tidak penting, 15 responden menjawab tidak penting, 37 responden menjawab ragu-ragu, 35 responden menjawab penting, dan 11 responden menjawab sangat penting. Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang bervariasi dan berinovasi setiap tahun masih dianggap sebagai faktor yang penting dalam memilih ponsel. Tabel 4.10 Berbagai ukuran yang beragam Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
12
12%
Ragu-ragu
45
45%
Penting
31
31%
Sangat Penting
12
12%
Total
100
100%
Sebagian konsumen menganggap ukuran merupakan faktor yang dianggap penting. Dari tabel di atas dapat diketahui dari jawaban responden 12 responden menjawab tidak penting, 45 responden menjawab ragu-ragu, 12 responden menjawab sangat penting, sedangkan yang menjawab sangat tidak penting tidak ada. Dengan demikian, meskipun kebanyakan responden memberikan jawaban ragu-ragu, tapi responden yang memberikan jawaban penting juga cukup banyak , dengan demikian ukuran yang beragam masih dianggap penting oleh responden sebagai faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih ponsel. Tabel 4.11 Mudah di perbaiki bila terjadi kerusakan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
1
1%
Ragu-ragu
6
6%
Penting
40
40%
Sangat Penting
53
53%
Total
100
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 1 responden menjawab tidak penting, 6 responden menjawab ragu-ragu, 40 responden menjawab penting, dan 53 responden menjawab sangat penting, dan responden yang
menjawab sangat tidak penting tidak ada. Dari pernyataan ini sebagian besar responden menganggap ponsel yang mudah diperbaiki bila terjadi kerusakan sebagai faktor yang sangat penting. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa
responden
dalam
memilih
ponsel
juga
mempertimbangkan apakah ponsel tersebut mudah diperbaiki apa tidak bila terjadi kerusakan. Tabel 4.12 Suku cadang cukup banyak dan mudah diperoleh Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
2
2%
Ragu-ragu
10
10%
Penting
40
40%
Sangat Penting
48
48%
Total
100
100%
Salah satu faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih ponsel diantaranya adalah suku cadang yang cukup banyak hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner dari tabel diatas yang memberikan jawaban sebagai sebagai berikut: 2 responden menjawab tidak penting, 10 responden menjawab ragu-ragu, 40 responden menjawab penting, 48 responden menjawab sangat penting, sedangkan yang menjawab sangat tidak penting tidak ada. Tabel 4.13 Daya tahan baterai yang tahan lama Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
1
1%
Ragu-ragu
3
3%
Penting
31
31%
Sangat Penting
65
65%
Total
100
100%
Daya tahan baterai yang tahan lama juga merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Hal ini terbukti dari jawaban responden sebagaimana tabel di atas yang mana 1 responden menjawab tidak penting, 3 responden menjawab ragu-ragu, 31 responden menjawab penting dan 65 responden menjawab sangat penting, sedangkan responden yang menjawab sangat tidak penting tidak ada. Dengan demikian konsumen cenderung memilih ponsel yang baterainya tahan lama daripada ponsel yang daya tahan baterainya tidak lama. Hal ini dikarenakan konsumen lebih suka ponsel yan memberikan kenyamanan waktu telepon dan juga tidak disibukkan dengan sering men-charger ponselnya dan juga tidak perlu khawatir ketika dibawa dalam perjalanan jauh. Tabel 4.14 Memori yang besar Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
8
8%
Ragu-ragu
22
22%
Penting
33
33%
Sangat Penting
37
37%
Total
100
100%
Kebanyakan responden menganggap memori ponsel yang besar dianggap sebagai faktor yang sangat penting hal ini dapat dilihat dari tabel diatas 8 responden menjawab tidak penting, 22 responden menjawab raguragu, 33 responden menjawab penting, dan 37 responden menjawab sangat penting. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen dalam memilih ponsel juga mempertimbangkan besar atau tidaknya memori ponsel tersebut. Tabel 4.15 Warna yang jernih Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
1
1%
Ragu-ragu
19
19%
Penting
44
44%
Sangat Penting
36
36%
Total
100
100%
Konsumen juga mempertimbangkan masalah warna ponsel yang akan dipilihnya, apakah warnanya jernih atau suram. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner sebagaimana terlihat pada tabel diatas yang mana tidak ada responden yang menjawab sangat tidak penting, 1 responden menjawab tidak penting, 19 orang menjawab ragu-ragu, 44 responden menjawab penting dan 36 responden menjawab sangat penting. Tabel 4.16 Suara yang jernih Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
0
0%
Ragu-ragu
19
19%
Penting
44
44%
Sangat Penting
36
36%
Total
100
100%
Faktor suara juga menjadi faktor pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel apakah ponsel tersebut suaranya jenih waktu melakukan panggilan, menerima panggilan, maupun suara musik dan nada deringnya. Dari tabel diatas tidak ada responden yang memberikan jawaban sangat tidak penting dan juga jawaban tidak penting, 19 responden menjawab ragu-ragu, 44 responden menjawab penting dan 36 responden menjawab sangat penting. Dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa sebagian responden menganggap suara yang jernih merupakan faktor yang dianggap penting. Tabel 4.17 Fitur yang lengkap Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
6
6%
Ragu-ragu
12
12%
Penting
41
41%
Sangat Penting
41
41%
Total
100
100%
Fitur merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel, ponsel yang mempunyai fitur yang lengkap
cenderung lebih dipilih oleh konsumen daripada ponsel yang fiturnya kurang lengkap. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden sebagai berikut: tidak ada responden yang menjawab sangat tidak penting, 6 responden menjawab tidak penting, 12 responden menjawab ragu-ragu, 41 responden menjawab penting, dan 41 responden menjawab sangat penting. Kelangkapan fitur merupakan daya tarik tersendiri, sehingga konsumen menganggap bahwa kelengkapan fitur merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. 2. Harga Tabel 4.18 Harga yang terjangkau Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
2
2%
Tidak Penting
1
1%
Ragu-ragu
7
7%
Penting
35
35%
Sangat Penting
55
55%
Total
100
100%
Faktor harga merupakan faktor yang penting dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih ponsel, hal ini dapat dilihat dari jawaban pada tabel di atas yang mana 2 responden menjawab sangat tidak penting, 1 responden menjawab tidak penting, 7 responden menjawab ragu-ragu, 35 responden menjawab penting, dan 55 responden menjawab sangat penting, dari jawaban tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian
responden menganggap harga yang terjangkau merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih ponsel. Tabel 4.19 Harga jual kembali yang stabil Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
2
2%
Tidak Penting
2
2%
Ragu-ragu
15
15%
Penting
39
39%
Sangat Penting
42
42%
Total
100
100%
Dari pernyataan harga jual kembali yang stabil responden memberikan jawaban 2 responden menjawab sangat tidak penting, 2 responden menjawab tidak penting, 15 responden menjawab ragu-ragu, 39 responden menjawab penting, dan 42 responden menjawab sangat penting. Dengan
demikian
dalam
memilih
ponsel,
konsumen
cenderung
mempertimbangkan apakah ponsel tersebut harga jualnya cepat jatuh apa harga jualnya cenderung stabil. Tabel 4.20 Harga suku cadang yang murah dan terjangkau Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
3
3%
Ragu-ragu
17
17%
Penting
36
36%
Sangat Penting
44
44%
Total
100
100%
Harga suku cadang yang murah dan dapat dijangkau oleh konsumen menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Ketika memilih ponsel, konsumen mempertimbangkan apakah bila terjadi kerusakan bila ingin mengganti sebagian suku cadangnya konsumen tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal untuk membelinya. Dari jawaban konsumen diketahui tidak ada respondedn yang menjawab sangat tidak penting, 3 responden menjawab tidak penting, 17 responden menjawab ragu-ragu, 36 responden menjawab
penting, dan 44
responden
memberikan jawaban sangat penting. Dengan demikian, harga suku cadang yang murah dan terjangkau merupakan faktor yang dianggap penting oleh konsumen ketika memilih ponsel. Tabel4.21 Kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
2
2%
Ragu-ragu
13
13%
Penting
45
45%
Sangat Penting
40
40%
Total
100
100%
Jumlah uang yang konsumen keluarkan apakah sebanding dengan produk yang konsumen peroleh, setidaknya inilah salah satu faktor juga yang konsumen pertimbangkan dalam memilih ponsel. Dari pernyataan kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan terdapat hasil sebagai berikut: tidak ada responden yang memberikan jawaban
sangat tidak penting, 2 responden menjawab tidak penting, 13 responden menjawab ragu-ragu, 45 responden menjawab penting, dan 40 responden menjawab sangat penting. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan merupakan faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih ponsel. 3. Tempat Tabel 4.22 Counter penjualan ponsel yang banyak dan mudah dijangkau Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
1
1%
Tidak Penting
3
3%
Ragu-ragu
20
20%
Penting
38
38%
Sangat Penting
38
38%
Total
100
100%
Counter penjualan ponsel yang banyak dan mudah dijangkau adalah salah satu marketing mix yang dilakukan oleh perusahaan berkenaan dengan saluran distribusi. Dari pernyataan tersebut diperoleh jawaban sebagai berikut: 1 responden menjawab sangat tidak penting, 3 responden menjawab tidak penting, 20 responden menjawab ragu-ragu, 38 responden menjawab penting, dan 38 responden lagi memberikan jawaban sangat penting. Dengan demikian tersedianya counter penjualan yang banyak dan mudah dijangkau oleh konsumen merupakan faktor yang dianggap penting oleh konsumen sebagai bahan pertimbangan dalam memilih ponsel.
Tabel 4.23 Servis center yang mudah dijangkau Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
3
3%
Ragu-ragu
15
15%
Penting
43
43%
Sangat Penting
39
39%
Total
100
100%
Servis center yang mudah dijangkau. Dari pernyataan tersebut diperoleh jawaban sebagai berikut: tidak ada responden yang menjawab sangat tidak penting, 3 responden menjawab tidak penting, 15 responden menjawab ragu-ragu, 43 responden menjawab penting, dan 39 responden memberikan jawaban sangat penting.
Dengan demikian konsumen
cenderung menginginkan servis center (pusat servis resmi) mudah dijangkau oleh konsumen. Tabel 4.24 Pengiriman produk yang tepat waktu Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
4
4%
Ragu-ragu
24
24%
Penting
37
37%
Sangat Penting
35
35%
Total
100
100%
Salah satu saluran distribusi yang lain adalah pengiriman produk tepat waktu. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan produk di pasaran. Dari pernyataan pengiriman produk yang tepat waktu, responden memberikan
jawaban sebagai berikut: tidak ada responden yang memberikan jawaban sangat tidak penting,4 responden menjawab tidak penting, 24 responden menjawab ragu-ragu, 37 responden menjawab penting, dan 35 responden menjawab sangat penting. Hal ini membuktikan bahwa pengiriman produk yang tepat waktu merupakan faktor yang dianggap penting oleh konsumen. Tabel 4.25 Produk mudah didapatkan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
1
1%
Tidak Penting
2
2%
Ragu-ragu
12
12%
Penting
48
48%
Sangat Penting
37
37%
Total
100
100%
Produk mudah didapatkan, artinya prdoduk tersebut banyak dijual dicounter-counter penjualan ponsel.dari tabel diatas dapat dilihat jawabannya sebagai berikut: 1 responden menjawab sangat tidak penting, 2 responden menjawab tidak penting, 12 responden menjawab ragu-ragu, 48 responden menjawab penting, dan 37 responden menjawab sangat penting sebagian besar responden menjawab produk mudah didapatkan merupakan faktor yang dianggap penting oleh konsumen. 4. Periklanan Tabel 4.26 Iklan melalui media televisi dan radio yang menarik Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting
4
4%
Tidak Penting
8
8%
Ragu-ragu
22
22%
Penting
44
44%
Sangat Penting
22
22%
Total
100
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pernyataan iklan melalui media televisi dan radio yang menarik mendapatkan jawaban sebagai berikut: 4 responden menjawab sangat tidak penting, 8 responden menjawab tidak penting, 22 responden menjawab ragu-ragu, 44 responden menjawab penting, dan 22 responden menjawab sangat penting. Dari kuesioner tersebut sebagian besar responden menjawab bahwa iklan melalui media televisi dan radio yang menarik dianggap penting bagi knsumen. Tabel 4.27 Iklan melalui majalah, tablod, dan media cetak lainnya yang menarik Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
3
3%
Tidak Penting
10
10%
Ragu-ragu
21
21%
Penting
51
51%
Sangat Penting
15
15%
Total
100
100%
Para perusahaan melakukan berbagai cara untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen, salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan membuat iklan di majalah, tabloid, dan media cetak lainnya. Dari
kuesioner yang disebar mengenai iklan dimedia cetak dianggap penting atau tidak, dari tabel di atas dapat diketahui jawabannya sebagai berikut: 3 responden menjawab sangat tidak penting, 10 responden menjawab tidak penting, 21 responden menjawab ragu-ragu, 51 responden menjawab penting, dan 15 responden menjawab sangat penting. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab iklan melalui media cetak ikut berpartisipasi dalam menentukan pilihan terhadap ponsel yang mereka beli. Tabel 4.28 Iklan melalui outdoor (papan reklame dan baliho) yang menarik Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
4
4%
Tidak Penting
14
14%
Ragu-ragu
36
36%
Penting
39
39%
Sangat Penting
7
7%
Total
100
100%
Dari pernyataan iklan melalui outdoor (papan reklame dan baliho) yang menarik dari tabel di atas terlihat bahwa: 4 responden menjawab sangat tidak penting, 14 responden menjawab tidak penting, 36 responden menjawab ragu-ragu, 39 responden menjawab penting, dan 7 responden menjawab sangat penting. Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan melalui outdoor dirasa penting oleh konsumen. Tabel 4.29 Iklan melalui media internet yang menarik Keterangan Sangat Tidak Penting
Frekuensi Persentase 3
3%
Tidak Penting
11
11%
Ragu-ragu
34
34%
Penting
43
43%
Sangat Penting
9
9%
Total
100
100%
Diera globalisasi, dimana teknologi berkembang dengan pesat. Media iklan tidak lagi hanya menggunakan media cetak maupun televisi dan radio saja. Tetapi, dewasa ini dengan berkembangnya dunia maya, masyarakat banyak menggunakan media internet untuk menyerap berbagai informasi. Dengan demikian iklan melalui media internet dianggap efektif untuk memperkenalkan produk. Hal ini selaras hasil kuesioner sebagaimana tabel di atas, yang mana 43 responden menjawab penting dan 9 responden menjawab sangat penting terhadap iklan yang dilakukan dimedia internet. 5. Promosi Penjualan Tabel 4.30 Jaminan garansi yang diberikan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
2
2%
Ragu-ragu
6
6%
Penting
41
41%
Sangat Penting
51
51%
Total
100
100%
Perusahaan ponsel perlu memberikan jaminan garansi terhadap produknya setidaknya hal itulah yang diinginkan oleh konsumen dalam memilih ponsel. Dari tabel di atas sebagian besar responden yaitu sebesar 51 responden menganggap bahwa jaminan garansi itu sangat penting diberikan, 41 responden menjawab penting, 6 menjawab ragu-ragu hanya 2 responden yang menjawab tidak penting dan tidak ada responden yang memberikan jawaban sangat tidak penting. Tabel 4.31 Peragaan dan demonstrasi Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
3
3%
Tidak Penting
12
12%
Ragu-ragu
35
35%
Penting
40
40%
Sangat Penting
10
10%
Total
100
100%
Untuk memperkenalkan produknya apa lagi produk yang baru, perusahaan ponsel perlu mengadakan demonstrasi terhadap ponsel tersebut baik itu melalui media televisi maupun melalui acara-acara tertentu. Dari jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa 3 responden menjawab peragaan dan demonstrasi sangat tidak penting, 12 responden menjawab tidak penting, 35 responden menjawab ragu-ragu, 40 responden menjawab penting, dan 10 responden menjawab bahwa peragaan dan demonstrasi dianggap sangat penting.
Tabel 4.32 Pemberian paket pulsa dan harga promosi yang merangsang konsumen Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
1
1%
Tidak Penting
8
8%
Ragu-ragu
20
20%
Penting
40
40%
Sangat Penting
31
31%
Total
100
100%
Untuk menarik konsumen pemberian paket pulsa dan juga memberikan harga promo dianggap penting opleh konsumen. Hal ini dapat dilihat dari tabel di atas yang mana 40 responden menganggap pemberian paket pulsa dan harga promo penting, dan 31 responden menjawab sangat penting. Sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak menjawab 20 responden, 8 responden menjawab tidak penting, dan 1 responden menjawab sangat tidak penting. Tabel 4.33 Menggelar event pameran produk-produk baru Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
1
1%
Tidak Penting
7
7%
Ragu-ragu
30
30%
Penting
50
50%
Sangat Penting
12
12%
Total
100
100%
Dari pernyataan menggelar event pameran produk-produk baru responden memberikan jawaban sebagai berikut: 1 responden menjawab
sangat tidak penting, 7 responden menjawab tidak penting, 30 responden menjawab ragu-ragu, 50 responden menjawab penting, dan 12 responden menjawab sangat penting. Bila melihat dari hasil kuesioner sebagaimana ada pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggelar event pameran produk-produk baru akan dapat menarik konsumen dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih ponsel. Tabel 4.34 Pemberian hadiah-hadiah tertentu Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
4
4%
Ragu-ragu
29
29%
Penting
47
47%
Sangat Penting
20
20%
Total
100
100%
Konsumen kadang merasa tertarik jika perusahaan memberikan hadiah-hadiah tertentu terhadap produk yang dijual. Demikian pula dengan ponsel. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ternyata konsumen merasa tertarik dengan pemberian-pemberian hadiah tertentu, hal ini terbukti dengan hasil kuesioner pada tabel di atas yang mana sebagian besar yaitu sebanyak 47 responden menganggap pemberian hadiah tertentu tersebut dirasa penting oleh konsumen, sedangkan 20 resonden menjawab sangat penting, 29 responden menjawab ragu-ragu, 4 responden menjawab tidak penting, dan tidak ada responden yang memberikan jawaban sangat tidak penting.
6. Penjualan personal Tabel 4.35 Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
5
5%
Tidak Penting
25
25%
Ragu-ragu
34
34%
Penting
24
24%
Sangat Penting
12
12%
Total
100
100%
Termasuk dalam salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan ponsel diantaranya adalah penjualan personal. Dari pernyataan yang diajukan kepada responden menggenai tanggapan mereka terhadap sales yang berpenampilan menarik adalah sebagai berikut: 5 responden menjawab sangat tidak penting, 25 responden menjawab tidak penting, 34 responden menjawab ragu-ragu, 24 responden menjawab penting, dan 12 responden menjawab. Dari komponen jawaban tersebut, responden kelihatannya kurang mempermasalahkan terhadap penampilan dari sales. Tabel 4.36 Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting
1
1%
Tidak Penting
7
7%
Ragu-ragu
15
15%
Penting
45
45%
Sangat Penting
32
32%
Total
100
100%
Masih berkaitan dengan penjualan personal, ternyata konsumen memerlukan informasi yang jelas yang diberikan oleh SPG, hal ini dapat dilihat dari tabel di atas yang mana 1 responden menjawab sangat tidak penting, 7 responden menjawab tidak penting, 15 responden menjawab ragu-ragu, 45 responden menjawab penting, dan 32 responden menjawab sangat penting. Tabel 4.37 Penjualan door to door Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
8
8%
Tidak Penting
29
29%
Ragu-ragu
42
42%
Penting
17
17%
Sangat Penting
4
4%
Total
100
100%
Dari pernyataan penjualan ponsel melalui door
to
door
kelihatannya kurang mendapatkan apresiasi dari konsumen. Kebanyakan konsumen lebih suka memilih membeli ponsel di gerai-gerai penjualan ponsel maupun di counter-counter, hal ini dibuktikan dari hasil kuesioner sebagaimana pada tabel di atas yang mana 8 responden menjawab sangat tidak penting, 29 responden menjawab tidak penting, 42 responden memberikan jawaban ragu-ragu, 17 responden menjawab penting, dan 4 responden menjawab sangat penting. Tabel 4.38 Penjualan kekampus-kampus Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting
5
5%
Tidak Penting
35
35%
Ragu-ragu
42
42%
Penting
14
14%
Sangat Penting
4
4%
Total
100
100%
Untuk menjangkau konsumen dikalangan mahasiswa perusahaan biasanya juga menerapkan strategi menjemput bola dengan cara melakukan penjualan ke kanpus-kampus biasanya dengan bersamaan event-event tertentu. Dari hasil kuesioner sebagaimana terlihat pada tabel di atas dapat diketahui hasilnya bahwa 5 responden menjawab bahwa penjualan ke kampus-kampus dirasa sangat tidak penting, 35 responden menjawab tidak penting, 42 responden mejawab ragu-ragu, 14 responden menjawab penting, dan 4 responden menjawab sangat penting. Dari hasil terebut dapat diambil kesimpulan bahwa melakukan penjualan ke kampuskampus ternyata kurang perlu dilakukan, hal ini karena biasanya mahasiswa lebih suka membeli ponsel di gerai-gerai atau pusat-pusat penjualan ponsel. 7. Konsumen Individu Tabel 4.39 Kebutuhan konsumen Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
1
1%
Tidak Penting
4
4%
Ragu-ragu
25
25%
Penting
54
54%
Sangat Penting
16
16%
Total
100
100%
Salah satu yang menjadi faktor konsumen dalam membeli ponsel adalah karena kebutuhan akan ponsel tersebut. Dari pernyataan kebutuhan konsumen tesebut bedasarkan hasil sebagaimana pada tabel di atas dapat terlihat bahwa 1 responden menjawab sangat tidak penting, 4 responden menjawab tidak penting, 25 responden menjawab ragu-ragu, 54 responden menjawab penting, dan 16 responden menjawab sangat tidak penting. Dari jawaban
tersebut
dapat
diketahui
bahwa
kebanyakan
responden
mengangap bahwa faktor kebutuhan adalah faktor yang dianggap penting dalam menetukan pembelian ponsel. Tabel4.40 Gaya hidup Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
3
3%
Tidak Penting
13
13%
Ragu-ragu
32
32%
Penting
38
38%
Sangat Penting
14
14%
Total
100
100%
Salah satu yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah gaya hidup. Gaya hidup antara satu individu dengan individu yang lain sangatlah berbeda-beda, hal ini juga akan menyebabkan selera pembelian yang berbeda-beda. Begitu juga dalam pembelian ponsel, gaya hidup juga akan berpengaruh terhadap pemilihan ponsel. Hal ini
sebagaimana terlihat dari hasil kuesioner sebagaimana yang ada pada tabel di atas yang mana 1 responden menjawab sangat tidak penting, 13 responden menjawab tidak penting, 32 responden menjawab ragu-ragu, 38 responden menjawab penting, dan 14 responden menjawab sangat penting. Tabel 4.41 Tingkat pendapatan pribadi/individu Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
0
0%
Tidak Penting
6
6%
Ragu-ragu
22
22%
Penting
43
43%
Sangat Penting
29
29%
Total
100
100%
Tingkat pendapatan juga berpengaruh terhadap pemilihan ponsel, orang yang berpendapatan lebih tinggi biasanya mempunyai pemilihan pembelian ponsel yang berbeda dengan oranh yang berpendapatan rendah. Dari hasil kuesioner dapat diketahui hasilnya bahwa tingkat pendapatan individu sanagt penting dalam menentukan pemilihan pembelian ponsel. Hal ini selaras dengan jawaban responden yang mana tidak ada yang memeberikan jawaban sangat tidak penting, 6 responden menjawab tidak penting, 22 responden menjawab ragu-ragu, 43 responden menjawab penting, dan 29 responden menjawab sangat penting. Tabel 4.42 Prestise Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
5
5%
Tidak Penting
11
11%
Ragu-ragu
38
38%
Penting
38
38%
Sangat Penting
8
8%
Total
100
100%
Sebagian orang memilih membeli sesuatu dengan alasan karena prestise. Kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain menjadikan faktor seseorang dalam menentukan pemilihan suatu produk atau merek tertentu. Dari jawaban responden terhadap hal tersebut dapat dilihat pada tabel di atas. Yang mana 5 responden menjawab sangat tidak penting, 11 responden menjawab tidak penting, 38 responden ragu-ragu, 38 responden menjawab penting, dan 8 responden menjawab sangat penting. Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa alasan prestise merupakan faktor yang dianggap penting dalam menentukan pemilihan terhadap pembelian ponsel. 8. Lingkungan Tabel 4.43 Peran rekomendasi dari keluarga Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
7
7%
Tidak Penting
12
12%
Ragu-ragu
36
36%
Penting
34
34%
Sangat Penting
11
11%
Total
100
100%
Keluarga merupakan termasuk sebagai salah satu kelompok refernsi bagi konsumen untuk melakukan pembelian. Tidak sedikit orang yang melakukan pemilihan suatu pembelian berdasarkan dari rekomendasi atau saran yang diberikan oleh keluarga. Dari pernyataan peran rekomendasi dari keluarga sebagaimana pada tabel di atas dapat dilihat hasilnya bahwa 7 responden menjawab sangat tidak penting, 12 responden menjawab tidak penting, 36 responden menjawab ragu-ragu, 34 responden menjawab penting, dan 11 responden menjawab sangat penting. Tabel 4.44 Peran rekomendasi dari teman Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
4
4%
Tidak Penting
7
7%
Ragu-ragu
39
39%
Penting
40
40%
Sangat Penting
10
10%
Total
100
100%
Konsumen memperoleh informasi dalam memilih ponsel tidak hanya lewat media iklan saja. Banyak diantara konsumen yang memperoleh informasi dari mulut ke mulut diantaranya adalah informasi yang diberikan oleh konsumen. Dari kuesioner yang diajukan akan dapat diperoleh hasilnya seberapa penting peran rekomendasi dari teman terhadap pemilihan dalam pembelian ponsel. Dari tabel tersebut diketahui jawabannya sebagai berikut: 4 responden menjawab sangat tidak penting, 7 responden menjawab tidak penting, 39 responden menjawab ragu-ragu,
40 responden menjawab penting, dan 10 responden memberikan jawaban sangat penting. Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa peran rekomendasi dari teman dinilai sebagai faktor yang dianggap penting dalam menentukan pemilihan terhadap pembelian ponsel. Tabel 4.45 Pengalaman pemakaian terdahulu Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
1
1%
Tidak Penting
4
4%
Ragu-ragu
15
15%
Penting
53
53%
Sangat Penting
27
27%
Total
100
100%
Seseorang dalam membeli sesuatu biasanya juga dipengaruhi oleh pengalaman pemakaian terdahulu. Bila konsumen merasa puas dengan pembelian suatu barang dengan merek tertentu, maka biasanya untuk selanjutnya ia akan membeli barang dengan merek yang sama, dan bila seseorang kurang puas terhadap pembelian barang dengan merek tertentu, maka biasanya ia tidak akan membeli merek yang sama. Begitu juga dengan produk ponsel. Hal ini senada dengan jawaban responden bahwa 1 responden menjawab sangat tidak penting, 4 responden menjawab tidak penting, 15 responden menjawab ragu-ragu, 53 responden menjawab penting, dan 27 responden menjawab sangat penting. Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar responden menganggap
bahwa pengalaman pemakaian terdahulu berpengaruh terhadap pemilihan dalam pembelian ponsel Tabel 4.46 Tingkat pendapatan keluarga Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak Penting
1
1%
Tidak Penting
10
10%
Ragu-ragu
22
22%
Penting
41
41%
Sangat Penting
26
26%
Total
100
100%
Para konsumen ponpsel bukan hanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai pendapatan saja. Banyak para konsumen yang belum mempunyai pendapatan sendiri. Bagi orang yang belum mempunyai pendapatan sendiri biasanya mereka memperoleh uang untuk membeli ponsel adalah dari keluarganya. Dengan demikian tingkat pendapatan keluarga akan berpengaruh terhadap pemilihan ponsel terutama bagi mereka yang belum mempunyai pendapatan sendiri. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner sebagaimana pada tabel diatas bahwa 1 responden menjawab sangat tidak penting, 10 responden menjawab tidak penting, 22 responden menjawab ragu-ragu, 41 responden menjawab penting, dan 26 responden menjawab sangat penting.
E. Aplikasi Analisis Faktor Analisis faktor bertujuan untuk mereduksi sejumlah variabel menjadi beberapa set variabel yang disebut faktor. Dalam analisis faktor yang harus
diperhatikan adalah angka Measure Of Sampling Adequacy harus diatas 0,5. untuk keperluan analisis faktor dalam penelitian ini variabel indikator yang digunakan sebanyak 39 variabel indikator yang disebar kepada 100 responden. Dari 39 variabel tersebut akan direduksi menjadi beberapa faktor dengan analisis faktor. 1. Menentukan variabel Dalam analisis faktor, hal pertama yang harus dilakukan adalah menilai variabel mana yang layak untuk dimasukkan ke dalam analisis selanjutnya. Penilaian variabel mana saja yang layak untuk di analisis lebih lanjut didasarkan pada korelasi keseluruhan dan korelasi parsial. Hal ini diukur dengan menggunakan statistik Keiser Meyer Olkin (KMO) Barlett Test. Statistik uji KMO besarnya berkisar antara 0 sampai dengan 1, untuk KMO angka keseluruhan harus di atas 0,5, jika kurang dari 0,5 maka variabel indikator yang nilainya kurang dari 0,5 harus dihilangkan dan dilakukan pengujian lagi sampai angka Measure Of Sampling Adequacy di atas 0,5. Tabel 4.47 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.690 2131.989 741.000 .000
Sumber: Hasil out put SPSS. Dari hasil output uji KMO yang terdapat pada tabel di atas besarnya angka Measure Of Sampling Adequacy adalah 0,690 dengan
tingkat signifikansi 0,000. oleh karena angka KMOnya jauh sudah diatas 0,5 dan signifikansinya jauh dibawah 0,05 (0,000<0,05) maka variabel dan sampel yang ada secara keseluruhan dapat dianalisis lebih lanjut. Namun, untuk kepentingan analisis selanjutnya dengan melihat angka pada AntiImage Mattrics khususnya pada angka korelasi yang bertanda (a ) (arah digonal dari kiri atas ke kanan bawah) bahwa hasil Measure Of Sampling Adequacy (MSA) sebagaimana pada tabel berikut ini: Tabel4.48 Angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) pada anti-image matrics No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Pernyataan Kualitas produk Model Ukuran Mudah diperbaiki Suku cadang cukup banyak Daya tahan baterai Memori yang besar Warna Suara Kelengkapan fitur Harga Harga jual kembali Harga suku cadang Kesesuaian harga dengan produk Counter penjualan ponsel mudah dijangkau Servis center mudah dijangkau Pengiriman produk tepat waktu Produk mudah diperoleh Iklan melalui televisi dan radio Iklan melalui majalah, tabloid, dan surat kabar Iklan melalui out door Iklan melalui media internet Jaminan garansi Peragaan dan demonstrasi produk Pemberian paket pulsa dan harga promo Menggelar event pameran Pemberian hadiah-hadiah tertentu
MSA 0,564 0,566 0,474 0,710 0,636 0,870 0,776 0,745 0,711 0,786 0,769 0,777 0,764 0,785 0,714 0,807 0,476 0,706 0,757 0,649 0,710 0,717 0,822 0,573 0,741 0,801 0,727
Keterangan valid valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
28 Penampilan sales 0,645 Valid 29 Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG 0,583 Valid 30 Penjualan door to door 0,478 Tidak valid 31 Penjualan ke kampus-kampus 0,461 Tidak valid 32 Kebutuhan 0,600 valid 33 Gaya hidup 0,479 Tidak valid 34 Tingkat pendapatan individu 0,660 valid 35 Prestise 0,535 valid 36 Rekomendasi keluarga 0,553 Valid 37 Rekomendasi teman 0,600 Valid 38 Pengalaman pemakaian terdahulu 0,637 Valid 39 Tingkat pendapatan keluarga 0,605 Valid Sumber: hasil output SPSS. Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Measure Of Sampling Adequay (MSA) terdapat 4 variabel yang nilai MSAnya dibawah 0,5 yaitu variabel ukuran, pengiriman produk tepat waktu, penjualan door to door, penjualan ke kampus-kampus dan variabel gaya hidup. Karena variabel-variabel tersebut tidak memenuhi persyaratan, maka variabel tersebut harus dihilangkan dan dilakukan pengujian ulang terhadap 34 variabel yang tersisa. Dari hasil uji KMO terhadap 34 variabel yang ada dapat dperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.49 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
df Sig.
.767 1708.914
561.000 .000
Sumber: hasil out put SPSS. Dari output hasil uji KMO tersebut dapat diketahui besarnya angka KMO Measure Of Sampling Adequacy adalah 0,782 dengan tingkat signifikansi 0,000. oleh karena angka-angka tersebut sudah memenuhi persyaratan yaitu nilai KMO di atas 0,5 dan signisikansi di bawah 0,05, maka sampel
tersebut bisa dianalisis lebih lanjut,sedangkan nilai pada Anti-Image Matrics sebagai berikut:
No
Tabel. 4.50 Angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) pada anti-image matrics Pernyataan MSA
Keterangan
1
Kualitas produk
0,695
Valid
2
Model
0,719
Valid
3
Mudah diperbaiki
0,719
Valid
4
Suku cadang cukup banyak
0,767
Valid
5
Daya tahan baterai
0,878
Valid
6
Memori yang besar
0,842
Valid
7
Warna
0,797
Valid
8
Suara
0,778
Valid
9
Kelengkapan fitur
0,827
Valid
10
Harga
0,801
Valid
11
Harga jual kembali
0,802
Valid
12
Harga suku cadang
0,778
Valid
13
Kesesuaian harga dengan produk
0,849
Valid
14
Valid
15
Counter penjualan ponsel mudah dijangkau 0,764 Servis center mudah dijangkau 0,810
Valid
16
Produk mudah diperoleh
0,847
Valid
17
Iklan melalui televisi dan radio
0,752
Valid
18
20
Iklan melalui majalah, tabloid, dan surat 0,690 kabar Iklan melalui out door 0,812 Iklan melalui media internet 0,719
21
Jaminan garansi
0,898
Valid
22
Peragaan dan demonstrasi produk
0,717
Valid
23
Pemberian paket pulsa dan harga promo
0,734
Valid
24
Menggelar event pameran
0,750
Valid
19
Valid Valid Valid
25
Pemberian hadiah-hadiah tertentu
0,781
Valid
26
Penampilan sales
0,792
Valid
27
29
Kejelasan informasi yang diberikan oleh 0,719 SPG Kebutuhan 0,691 Tingkat pendapatan individu 0,669
30
Prestise
0,672
Valid
31
Rekomendasi keluarga
0,636
Valid
32
Rekomendasi teman
0,641
Valid
33
Pengalaman pemakaian terdahulu
0,749
Valid
34
Tingkat pendapatan keluarga
0,590
Valid
28
Valid Valid Valid
Sumber: hasil out put SPSS. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai measure of sampling adequacy (MSA) dari variabel-variabel pada tabel di atas sudah di atas 0,5. maka, dalam penentuan variabel ini sudah memenuhi persyaratan sebanyak 35 variabel yang kemudian dapat dianalisis lebih lanjut dalam analisis faktor. 2. Pembentukan faktor Pembentukan faktor setelah semua variabel memenuhi persyaratan untuk di analisis, maka tahap selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga sehingga akan terbentuk satu atau lebih faktor yang terbentuk. Dalam melakukan proses ekstraksi metode yang digunakan adalah dengan metode Principal Component Analisys. Setelah dilakukan proses ekstraksi maka terbentuk satu atau beberapa faktor yang berisi sejumlah variabel. Tahap selanjutnya adalah melakukan rotasi. Proses rotasi ini dilakukan untuk mempermudah menempatkan variabel-variabel yang ada ke dalam
faktor-faktor yang terbentuk. Proses rotasi dalam penelitian ini menggunakan metode Varimax. 3. Estimasi Communality Communalities adalah sejumlah varians dari suatu variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang ada. Nilai communalities ini diperoleh dengan menjumlahkan nilai eigen value pada faktor yang ada. Nilai communalities yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel. 4.51 Communalities No
Initial
Extraction
1
iklan melalui majalah dan tabloid serta surat kabar
1.000
0.801
2 3
tingkat pendapatan individu rekomendasi keluarga
1.000
0.772
4
harga suku cadang
1.000 1.000
0.769 0.755
5 6
counter penjualan ponsel mudah dijangkau Suara
1.000 1.000
0.737 0.735
7 8
memori yang besar Warna
1.000
0.728
9
iklan melalui rdio dan televisi
1.000 1.000
0.726 0.721
10 11
iklan melalui internet rekomndasi teman
1.000 1.000
0.721 0.719
12 13 14
iklan melalui out door produk mudah didapat mudah diperbaiki
1.000 1.000 1.000
0.705 0.702 0.681
15 16
harga jual kembali suku cadang mudah diperoleh
1.000 1.000
0.681 0.673
17 18
Harga daya tahan baterai
1.000 1.000
0.669 0.656
19 20
kelengkapan fitur pemberian paket pulsa dan harga promo
1.000
0.651
21 22 23
tingkat pendapatan keluarga pengalaman pemakaian terdahulu penampilan sales
1.000 1.000 1.000 1.000
0.635 0.632 0.617 0.598
24 25
peragaan serta demonstrasi servis center mudah dijangkau
1.000
0.593
26 27
Prestise kebutuhan konsumen
1.000 1.000 1.000
0.581 0.579 0.563
28 29
kesesuaian harga dengan produk kualitas produk
1.000 1.000
0.542 0.541
30 31
jaminan garansi pemberian hadiah hadiah tertentu
1.000
0.517
32
menggelar event pameran
1.000 1.000
0.512 0.510
33 34
Model kejelasan informasi yang diberikan SPG
1.000 1.000
0.509 0.491
Sumber: Hasil out put SPSS. Pada tabel di atas, untuk variabel ke-1 memiliki nilai 0,801 ini berarti sekitar 80,1% varians dari variabel ke-1 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel ke-2 memiliki nilai 0,772 ini berarti sekitar 77,2% varians dari variabel ke-2 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk., untuk variabel ke-3 memiliki nilai 0,769 ini berarti sekitar 76,9% varians dari variabel ke-3 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-4 memiliki nilai 0,755 ini berarti sekitar 75,5% varians dari variabel ke-4 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-5 memiliki nilai 0,737 ini berarti sekitar 73,7% varians dari variabel ke-5 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-6 memiliki nilai 0,735 ini berarti sekitar 73,5% varians dari variabel ke-6 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-7 memiliki nilai 0,728 ini berarti sekitar 72,8% varians dari variabel ke-7 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-8 memiliki nilai 0,726 ini berarti sekitar 72,6% varians dari variabel ke-8 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-9 memiliki nilai 0,721 ini berarti sekitar 72,1% varians dari variabel ke-9 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-10 memiliki nilai 0,721 ini berarti sekitar
72,1% varians dari variabel ke-10 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-11 memiliki nilai 0,719 ini berarti sekitar 71,9% varians dari variabel ke-11 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-12 memiliki nilai 0,705 ini berarti sekitar 70,5% varians dari variabel ke-12 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-13 memiliki nilai 0,702 ini berarti sekitar 70,2% varians dari variabel ke-13 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-14 memiliki nilai 0,681 ini berarti sekitar 68,1% varians dari variabel ke-14 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-15 memiliki nilai 0,681 ini berarti sekitar 68,1% varians dari variabel ke-15 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-16 memiliki nilai 0,673 ini berarti sekitar 67,3% varians dari variabel ke-16 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-17 memiliki nilai 0,669 ini berarti sekitar 66,9% varians dari variabel ke-17 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-18 memiliki nilai 0,656 ini berarti sekitar 65,6% varians dari variabel ke-18 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-19 memiliki nilai 0,651 ini berarti sekitar 65,1% varians dari variabel ke-19 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-20 memiliki nilaib 0,635 ini berarti sekitar 63,5% varians dari variabel ke-20 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-21 memiliki nilai 0,632 ini berarti sekitar 63,2% varians dari variabel ke-21 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-22 memiliki nilai 0,617 ini berarti sekitar 61,7% varians dari variabel ke-22 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-23 memiliki nilai 0,598 ini berarti sekitar 59,8% varians dari variabel ke-23 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-24 memiliki nilai 0,593 ini berarti sekitar 59,3% varians dari variabel ke-24 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-25 memiliki nilai 0,581 ini berarti sekitar 58,1% varians dari variabel ke-25 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-26 memiliki nilai 0,579 ini berarti sekitar 57,9% varians dari variabel ke-26 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-27 memiliki nilai 0,563 ini berarti sekitar 56,3% varians dari variabel ke-27 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-28 memiliki nilai 0,542 ini berarti sekitar 54,2% varians dari variabel ke-28 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-29 memiliki nilai 0,541 ini berarti sekitar 54,1% varians dari variabel ke-29 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-30 memiliki nilai 0,517 ini berarti sekitar 51,7% varians dari variabel ke-30 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-31 memiliki nilai 0,512 ini berarti sekitar 51,2% varians dari variabel ke-31 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-32 memiliki nilai 0,510 ini berarti sekitar 51,0% varians dari variabel ke-32 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-33 memiliki nilai 0,509 ini berarti sekitar
50,9% varians dari variabel ke-33 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, untuk variabel ke-34 memiliki nilai 0,491 ini berarti sekitar 49,1% varians dari variabel ke-34 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. 4. Penentuan Jumlah Faktor Dalam penelitian ini penentuan jumlah faktor didasarkan pada nilai eigen value dengan kriteria bahwa angka eigen value di bawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Untuk melihat jumlah faktor yang terbentuk dapat dilihat pada tabel total Variance Explained berikut ini: Tabel. 4.52 Total Variance Explained Extraction Sums of Squared Loadings
Initial Eigenvalues Component
% of Total Variance Cumulative %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
8.321 3.328 3.046 2.023 1.536 1.426 1.245 1.100
24.473 9.789 8.959 5.950 4.519 4.194 3.661 3.235
24.473 34.262 43.221 49.171 53.690 57.883 61.544 64.779
.981
2.884
67.663
10
.939
2.761
70.424
11
.922
2.712
73.136
12
.843
2.480
75.616
13
.808
2.377
77.993
14
.737
2.167
80.160
15
.678
1.994
82.154
16
.667
1.961
84.115
17
.636
1.869
85.985
18
.545
1.604
87.588
Total 8.321 3.328 3.046 2.023 1.536 1.426 1.245 1.100
% of Variance 24.473 9.789 8.959 5.950 4.519 4.194 3.661 3.235
Cumulative % 24.473 34.262 43.221 49.171 53.690 57.883 61.544 64.779
Rotation Sums of Squared Loadings Total 3.556 3.423 3.291 2.997 2.826 2.234 2.138 1.560
% of Variance 10.457 10.068 9.678 8.814 8.312 6.572 6.287 4.590
Cumulative % 10.457 20.525 30.203 39.018 47.330 53.902 60.189 64.779
19
.489
1.438
89.026
20
.457
1.345
90.371
21
.442
1.300
91.671
22
.362
1.066
92.736
23
.313
.920
93.657
24
.310
.913
94.570
25
.294
.864
95.434
26
.275
.808
96.243
27
.226
.665
96.908
28
.215
.632
97.540
29
.201
.590
98.130
30
.169
.497
98.627
31
.134
.395
99.022
32
.128
.375
99.397
33
.108
.316
99.714
34
.097
.286
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil out put SPSS. Dari tabel total variance explained di atas, terlihat bahwa nilai egien value yang memenuhi persyaratan untuk terbentuknya faktor terdapat 8, sehingga dengan demikian faktor yang terbentuk
hanya
terdapat 8 faktor saja. Sedangkan nilai eigen value yang kurang dari 1 tidak dapat dimasukkan ke dalam faktor. Jadi dari hasil reduksi terhadap 34 variabel yang ada hanya didapatkan 8 faktor yang terbentuk. Dari total variance explained dapat dilihat bahwa nilai varians faktor pertama adalah 24,473%, faktor kedua 9,789%, faktor ketiga 8,959%, faktor keempat 5,950%, faktor kelima 4,519%, faktor keenam 4,194%, faktor ketujuh 3,661%, faktor kedelapan 3,235%, total kedelapan faktor tersebut bisa menjelaskan 64,779% variabelitas 35 variabel tersebut.
5.
Interpretasi faktor Setelah terbentuk faktor, maka tahapan selanjutnya adalah menginterpretasikan faktor-faktor yang terbentuk. Dalam penelitian ini akan dilakukan interpretasi terhadap 8 faktor yang terbentuk. Delapan faktor ini terbentuk dari mereduksi veriabel-variabel indikator yang dianggap menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Interpretasi ini di dasarkan pada nilai faktor loading masingmasing variabel pada faktor yang terbentuk. Nilai loading menunjukkkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor ke-1, faktor ke-2, faktor ke-3, faktor ke-4, faktor ke-5. faktor ke-6, faktor ke-7, dan faktor ke-8. rotasi faktor ini bertujuan untuk mendapatkan tampilan data yang jelas dari nilai loading untuk masing-masing variabel pada faktor yang ada. Nilai loading untuk masing-masing variabel terhadap faktor-faktor yang dapat dilihat pada tabel Rotated Komponen Matrix di bawah. Interpretasi ini didasarkan pada nilai loading terbesar dari masing-masing variabel terhadap faktor-faktor yang ada. Jadi suatu variabel akan masuk ke dalam faktor yang memiliki nilai loading terb Tabel 4.53 Rotated Component Matrix Component 1
kualitas produk model mudah diperbaiki suku cadang mudah diperoleh daya tahan baterai memori yang besar
2
.049 .102 .060 .291 .216 .019 .569 -.004 .495 .142 .054 .062
3 .074 .172 .185 .253 .341 .804
4 .693 -.204 .672 .311 .487 .100
5
6
7
8
-.153 -.094 -.039 -.095 -.060 -.022 .088 .581 .105 .242 -.053 -.275 .169 .170 -.037 -.361 -.052 -.122 .069 -.119 -.118 .060 .182 .122
warna suara kelengkapan fitur harga harga jual kembali harga suku cadang kesesuaian harga dengan produk counter penjualan ponsel mudah dijangkau servis center mudah dijangkau produk mudah didapat iklan melalui rdio dan televisi iklan melalui majalah dan tabloid serta surat kabar iklan melalui out door iklan melalui internet jaminan garansi peragaan serta demonstrasi pemberian paket pulsa dan harga promo menggelar event pameran pemberian hadiah hadiah tertentu penampilan sales kejelasan informasi yang diberikan SPG kebutuhan konsumen tingkat pendapatan individu prestise rekomendasi keluarga rekomndasi teman pengalaman pemakaian terdahulu tingkat pendapatan keluarga
.159 .377 .104 .173 .326 .562 .586 .761 .540 .630 .102 -.078 .124 .258 .329 -.055 .492 .116 .143 .095 .103 .269 .017 -.117 .097 .203 -.003 -.219
.154 .000 .226 .037 .044 -.092 .255 .079 .097 .114 .724 .862 .790 .759 .278 .460 .126 .442 .053 .301 .179 .000 .029 -.094 -.057 .113 .067 -.017
.767 .714 .737 .027 .216 .152 .211 -.001 .101 .309 .113 .133 .042 .094 .379 .135 .279 .254 .293 .073 .088 .015 -.056 -.014 .118 -.054 -.110 .237
.264 .112 .046 .638 .689 .442 .082 .179 .342 .251 .326 .131 .061 -.204 .269 .078 -.141 -.021 .124 -.037 .114 -.002 .031 -.028 .010 .042 -.017 -.015
.004 .109 .045 -.015 .128 .056 -.040 -.133 .121 .031 -.020 -.002 -.001 -.008 .233 .193 .278 .207 .232 -.150 .074 .688 .864 .423 .175 .174 .670 .687
.079 .058 .131 .453 -.039 .431 -.098 .195 .370 -.112 .024 .115 .220 .161 .141 .542 .392 .210 .219 .682 .596 .066 -.052 .102 .040 .110 .060 -.015
-.105 -.225 .106 .016 .127 .116 .220 .113 .035 .055 -.002 -.010 .085 -.035 .171 -.047 -.112 -.027 -.045 .040 .245 .071 -.001 .518 .843 .785 .383 .234
.046 .075 .117 .158 .132 .101 -.150 .226 .024 .342 .257 .065 .066 -.027 .112 -.143 .190 .386 .533 .051 .087 -.082 .136 .313 -.002 -.034 -.007 .020
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 9 iterations.
Sumber: Hasil out put SPSS. Berdasarkan tabel rotated componen matrix di atas, model faktor yang diperoleh yakni dengan mengambil variabel dengan koefisien terbesar pada faktor, kemudian diperoleh beberapa variabel yang mendominasi masing-masing faktor, dengan hasil sebagai berikut: Faktor pertama didominasi oleh variabel; 1. Counter penjualan ponsel mudah dijangkau. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu
0,761, maka variabel ini masuk ke dalam faktor pertama.(faktor tempat) 2. Produk mudah didapat. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,630, maka variabel ini masuk ke dalam faktor pertama.(faktor tempat) 3. Kesesuaian harga dengan produk. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,586, maka variabel ini dimasukkan ke dalam faktor pertama.(faktor harga) 4. Suku cadang mudah diperoleh. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,569, maka variabel ini masuk ke dalam faktor pertama. (faktor tempat) 5. Harga suku cadang. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,562, maka variabel ini masuk ke dalam faktor pertama(faktor harga) 6. Servis center mudah dijangkau. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,540, maka variabel ini masuk ke dalam faktor pertama( faktor tempat) 7. Daya tahan baterai. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,495, maka variabel ini masuk ke dalam faktor pertama(faktor produk) 8. Pemberian paket pulsa dan harga promo. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu
0,492, maka variabel ini masuk ke dalam faktor pertama(faktor promosi penjualan) Karena faktor pertama ini lebih banyak didominasi oleh faktor tempat, maka faktor pertama ini diberi nama sebagai faktor tempat. Faktor kedua didominasi oleh variabel; 1. Iklan melalui majalah, tablod dan surat kabar. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kedua yaitu 0,862, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kedua.(faktor periklanan) 2. Iklan melalui out door. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kedua yaitu 0,790, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kedua.(faktor periklanan) 3. Iklan melalui internet. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kedua yaitu 0,759, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kedua.(faktor periklanan) 4. Iklan melalui radio dan televisi. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kedua yaitu 0,724, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kedua.(faktor periklanan) 5. Menggelar event pameran. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kedua yaitu 0,442, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kedua.(faktor promosi penjualan) Karena pada faktor kedua ini lebih banyak didominasi oleh faktor periklanan, maka faktor kedua ini diberi nama sebagai faktor periklanan.
Faktor ketiga didominasi oleh variabel; 1. Memori yang besar. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor ketiga yaitu 0,804, maka variabel ini masuk ke dalam faktor ketiga.(faktor produk) 2. Warna. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor ketiga yaitu 0,767, maka variabel ini masuk ke dalam faktor ketiga.(faktor produk) 3. Kelengkapan fitur. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor ketiga yaitu 0,737, maka variabel ini masuk ke dalam faktor ketiga.(faktor produk) 4. Suara. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor ketiga yaitu 0,714, maka variabel ini masuk ke dalam faktor ketiga.(faktor produk) 5. Jamninan garansi. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor ketiga yaitu 0,379, maka variabel ini masuk ke dalam faktor ketiga.(faktor promosi penjualan) Karena faktor ketiga ini lebih banyak didominasi oleh faktor produk, maka faktor ketiga ini dikelompokkan kedalam faktor produk. Faktor keempat didominasi oleh variabel; 1. Kualitas produk. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor keempat yaitu 0,693, maka variabel ini masuk ke dalam faktor keempat.(faktor produk)
2. Harga jual kembali. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor keempat yaitu 0,689, maka variabel ini masuk ke dalam faktor keempat.(faktor harga) 3. Mudah diperbaiki. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor keempat yaitu 0,672, maka variabel ini masuk ke dalam faktor keempat.(faktor produk) 4. Harga. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor keempat yaitu 0,638, maka variabel ini masuk ke dalam faktor keempat.(faktor harga) Pada faktor ini didominasi oleh faktor harga dan faktor produk. Karena faktor produk lebih banyak terdapat pada faktor ketiga, maka faktor keempat ini diberi nama sebagai faktor harga. Faktor kelima didominasi oleh variabel; 1. Tingkat pendapatan individu Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kelima yaitu 0,864, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kelima.(faktor konsumen individu) 2. Kebutuhan konsumen. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kelima yaitu 0,688, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kelima.(faktor konsumen individu) 3. Tingkat pendapatan keluarga Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kelima yaitu 0,687, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kelima. (faktor lingkungan)
4. Pengalaman pemakaian terdahulu. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kelima yaitu 0,670, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kelima.(faktor lingkungan) Faktor kelima ini diberi nama sebgai faktor konsumen individu. Faktor keenam didominasi oleh variabel; 1. Penampilan sales. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor keenam yaitu 0,682, maka variabel ini masuk ke dalam faktor keenam.(faktor penjualan personal) 2. Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor keenam yaitu 0,596, maka variabel ini masuk ke dalam faktor keenam.(faktor penjualan personal) 3. Peragaan serta demonsrtasi produk. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor keenam yaitu 0,542, maka variabel ini masuk ke dalam faktor keenam.(faktor promosi penjualan) Karena faktor keenam ini lebih banyak didominasi oleh faktor penjualan personal, maka faktor ini diberi nama faktor penjualan personal. Faktor ketujuh didominasi oleh variabel; 1. Rekomendasi keluarga. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor ketujuh yaitu 0,843, maka variabel ini masuk ke dalam faktor ketujuh.(faktor lingkungan)
2. Rekomendasi teman. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor ketujuh yaitu 0,785, maka variabel ini masuk ke dalam faktor ketujuh.(faktor lingkungan) 3. Prestise. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor ketujuh yaitu 0,518, maka variabel ini masuk ke dalam faktor ketujuh.(faktor konsumen individu) Karena faktor ketujuh ini lebih didominasi oleh faktor lingkungan, maka faktor ketujuh ini diberi nama sebagai faktor lingkungan. Faktor kedelapan didominasi oleh variabel; 1. Model. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kedelapan yaitu 0,581, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kedelapan.(faktor produk) 2. Pemberian hadiah-hadiah tertentu. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kedelapan yaitu 0,533, maka variabel ini masuk ke dalam faktor kedelapan..(faktor promosi penjualan) Pada faktor kedelapan ini didominasi oleh faktor produk dan faktor lingkungan, karena faktor produk sudah digunakan pada faktor ketiga, maka fktor kedelapan ini diberi nama faktor promosi penjualan. 6.
Interpretasi Dengan Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menemukan bahwa terdapat 8 faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Faktor-faktor tersebut adalah
1) Faktor Tempat dengan eigen value 3,847, 2) Faktor Periklanan dengan eigen value 3,503, 3) Faktor produk dengan eigen value 3,423, 4) Faktor harga dengan eigen value 2,974, 5) Faktor konsumen individu dengan eigen value 2,839, 6) Faktor penjualan personal dengan eigen value 2,280, 7) Faktor Lingkungan dengan eigen value sebesar 2,141, 8) Faktor promosi penjualan dengan eigen value sebesar 1,585 Sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh retno sriharyanti, dkk dengan judul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian ponsel” studi kasus pada konsumen merek Nokia di Jawa Timur. Dari penelitian tersebut menemukan bahwa ada 7 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian ponsel merek nokia. 7 faktor tersebut adalah faktor model, faktor kebutuhan, faktor tempat belanja, faktor potongan harga, faktor keluarga, faktor prestise, dan faktor personal selling. Dari kedua penelitian tersebut terdapat kesamaan dan juga perbedaan, faktor penjualan personal merupakan faktor yang sama-sama mempengaruhi
konsumen
dalam
menentukan
pemilihan
terhadap
pembelian ponsel. Sedangkan faktor model dalam penelitian ini masuk ke dalam faktor produk, faktor keluarga masuk ke dalam faktor lingkungan, faktor prestisedan faktor kebutuhan masuk ke dalam faktor konsumen
individu, sedangkan faktor tempat belanja dan faktor potongan harga tidak masuk dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan tentang penilaian responden terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah dilakukan analisis faktor terhadap 39 variabel indikator. Dari ke-39 variabel tersebut direduksi menjadi 34 variabel yang tersebar ke dalam 8 faktor yang terbentuk. Sisanya dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA >0,5 yaitu variabel ukuran, penjualan door to door, penjualan ke kampus-kampus, dan gaya hidup. Dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa 34 variabel yang ditahan di dalam
model dan mengelompokkan ke dalam 8 faktor yang
merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Faktor faktor tersebut adalah: 1. Faktor Tempat/saluran distribusi dengan eigen value 3,847 serta persentasi kumulatif varian 10,991%. Dimana faktor ini terdiri dari: suku cadang mudah diperoleh, harga suku cadang., kesesuaian harga dengan produk., counter penjualan ponsel mudah dijangkau, servis center mudah dijangkau. 2. Faktor periklanan dengan eigen value 3,503 serta persentase kumulatif 10,008%. Dimana faktor ini terdiri dari iklan melalui radio damn televisi, iklan melalui majalah, tablod dan surat kabar, iklan melalui out door, iklan melalui internet, menggelar event pameran.
3. Faktor produk dengan eigen value 3,423 serta persentase kumulatifnya 9,780%. Dimana faktor ini terdiri dari : memori yang besar, warna. , suara. kelengkapan fitur, jaminan garansi. 4. Faktor harga dengan eigen value 2,974 serta persentase kumulatifnya sebasar 8,499%. Dimana faktor ini terdiri dari kualitas produk, mudah diperbaiki, daya tahan baterai, harga, harga jual kembali. 5. Faktor konsumen individu dengan eigen value 2,839 serta persentase kumulatif 8,112%. Dimana faktor ini terdiri dari: kebutuhan konsumen, tingkat pendapatan individu, pengalaman pemakaian terdahulu, tingkat pendapatan keluarga. 6. Faktor penjualan personal dengan eigen value 2,280 serta persentase kumulatifnya sebesar 6,513%. Dimana faktor ini terdiri dari: peragaan serta demonstrasi produk, penampilan sales, kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG. 7. Faktor Lingkungan dengan eigen value sebesar 2,141 serta persentase kumulatifnya sebesar 6,118%. Dimana faktor ini terdiri dari prestise. , rekomendasi keluarga, rekomendasi teman. 8. Faktor promosi penjualan dengan eigen value sebesar 1,585 serta persentase kumulatifnya sebesar 4,529%. Dimana faktor ini terdiri dari: model, pemberian hadiah-hadiah tertentu. B. Implikasi Dari hasil anallisis terhadap penelitian tersebut dapat diketahui bahwa faktor Tempat/saluran distribusi, faktor periklanan, faktor produk, faktor
harga, faktor konsumen individu, faktor penjualan personal, faktor Lingkungan, faktor promosi penjualan. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih posel. Dari semua faktor yang ada dapat diketahui bahwa faktor yang paling dominan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel adalah faktor tempat/saluran distribusi yang terdiri dari suku cadang mudah diperoleh, harga suku cadang, kesesuaian harga dengan produk, counter penjualan ponsel mudah dijangkau, servis center mudah dijangkau. Dengan ketersediaan produk dipasaran dan juga kesesuaian harga dengan produk, harga suku cadang dan suku cadang mudah diperoleh akan dapat menerik konsumen untuk melakukan pembelian. Banyak orang yang berpendapat bahwa ketersediaan suku cadang, dan juga kesesuaian harga dengan produk merupakan faktor yang penting dalam pembelian ponsel. Tetapi hal ini juga tidak akan berpengaruh secara signifikan jika tidak diiringi dengan kualitas produk, kelengkapan fitur dan faktor-faktor yang lainnya. Faktor periklanan dimana faktor ini terdiri dari iklan melalui radio damn televisi, iklan melalui majalah, tabloid dan surat kabar, iklan melalui out door, iklan melalui internet, menggelar event pameran. Konsumen atau masyarakat tidak akan dapat mengenal suatu produk tanpa adanya pengenalan terutama melalui periklanan. Banyak orang yang akhirnya membeli suatu produk karena tergiur karena menariknya ilkan yang dilakukan oleh produsen. Faktor produk. Dimana faktor ini terdiri dari : memori yang besar, suara., kelengkapan fitur, jaminan garansi. Faktor produk dirasa sangat
penting oleh konsumen karena dengan semakin lengkapnya fitur-fitur yang ditawarkan, konsumen akan dapat menikmati dari fitur-fitur tersebut. Faktor harga. Dimana faktor ini terdiri dari kualitas produk, mudah diperbaiki, daya tahan baterai, harga, harga jual kembali. Dengan adanya kualitas produk dan juga harga yang terjangkau oleh konsumen akan dapat menarik konsumen untukmembeli ponsel tertentu. Dengan kualitas produk yang handal akan dapat menjadikan konsumen menjadi loyal. Faktor konsumen individu. Dimana faktor ini terdiri dari: kebutuhan konsumen, tingkat pendapatan individu, pengalaman pemakaian terdahulu, tingkat pendapatan keluarga. Faktor individu dan pendapatan merupakan salah satu faktor yang dianggap sebagai bahan pertimbangan dalam memilih ponsel. Pembelian ponsel oleh konsumen seringkali dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
konsumen
yang
mana
konsumen
akan
menyesuaikan
pembeliannya dengan pendapatan yang ada. Selain itu juga dipengaruhi oleh pengalaman pemakian terdahulu, apakah jika pembelian terdahulu dapat memberikan kepuasan, maka biasanya konsumen akan melakukan pembelian lagi pada merek yang sama. Begitu juga sebaliknya. Faktor penjualan personal Dimana faktor ini terdiri dari: peragaan serta demonsrtasi produk, penampilan sales, kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG promosi penjualan dan juga penjualan personal merupakan salah satu faktor penarik terhadap pembelian ponsel. Dengan adanya peragaan dan demonstrasi, konsumen akan dapat mengetahui lebih jauh tentang produk tersebut.
Faktor Lingkungan Dimana faktor ini terdiri dari prestise, rekomendasi keluarga, rekomendasi teman. Lingkungan seringkali memberikan kontribusi dalam pembelian suatu produk. Orang atau teman terdekat dan juga keluarga seringkali memberikan masukan atau informasi terhadap pembelian yang dilakukan. Faktor promosi penjualan Dimana faktor ini terdiri dari: model, pemberian hadiah-hadiah tertentu . faktor promosi penjualan merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Dengan adanya pemberian hadiah-hadiah tertentu dan juga berbagai strategi untuk menarik konsumen maka akan dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu merek tertentu.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, Syamsul. A.H “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih motor matik”, Skripsi jurusan manajemen, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 Azwar,
Saifudin,”Metode Penelitian”, Pelajar,Yogyakarta, 1999
Cetakan
kedua,
Pustaka
Buchari, Alma “Jasa Manajemen Pemasaran dan Pemasaran” Edisi revisi, Penerbi Alfa Beta, Bandung, 2000 Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS, 2007. Iryani, Nani, “ Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan rumah di perumahan di daerah Yogyakarta”, Skripsi jurusan statistik, UII, Yogyakarta, 2005 Keegan, Warren.J “Manajemen Pemasaran Global”, Edisi 5 Jilid 2 , Prenhallindo, Jakarta, 1997. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. “Manajemen Pemasaran”, Edisi 12 , Indeks, Jakarta, 2007. ______,“Manjemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta, 2000 ______, dan G. Armstrong, “Dasar-dasar Pemasaran”, Prenhallindo, Jakarta, 1997. ______, “Prinsip-prinsip Pemasaran”, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta, 2001. Kuncoro, Mudrajad, “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”, Erlangga, Jakarta,2003 Mangkunegara, Anwar Prabu. “Perilaku Konsumen”, Edisi Refisi Cetakan Ketiga, Rafika Aditama, Bandung , 2005. Mowen. J.C dan Michael Minor, “Perilaku Konsumen”, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta, 2002. Ni Gusti Agung Ayu Ariastuti dan Antara, Made. “Faktor-faktor yang menentukan loyalitas pelanggan terhadap teh botol sosro di kota denpasar” Rangkuti, Freddy. “Riset Pemasaran”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997.
Santoso, Singgih, “SPSS Statistik multivariat”, Elek Media Komputindo kelompok Gramedia, Jakarta, 2003. Simamora, Bilson. “Analisis Multivariat Pemasaran”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan, “Metodologi Penelitian Survei”, Cetakan Kedua, PT. Pustaka LP3ES , Jakarta, 1995 Sri Haryanti, Retno, dkk, “ analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian ponsel” , 2008 Sugiono,”Metode Penelitian Bisnis( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)”, Cetakan kedua belas, Alfabeta, Jakarta, 2008. _______,.”Statistika Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Jakarta, 2004 Suharto, Okto, dkk, “Analisis Faktor-faktor Sosiokultur dan Psikologis yang Mempengaruhi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Niaga Merek Isuzu Panther di Kota Malang” Jurnal fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, 2004 Supranto, J ”Analisis Multuvariat Arti dan Interpretasi”, Cetakan Pertama Rineka Cipta, Jakarta, 2004 Swasta, Basu dan Irawan. “ Manajemen Pemasaran Modern” Leberty, Yoyakarta, 2005. Tabloid Buyer’s Guide Edisi 10 22 Oktober-4 November 2008 Tjipto, Fandy, “Pemasaran Jasa” Edisi Pertama, Bayu Madia Publihsing, Malang, 2005 Wibisono,Dermawan, “Manajemen Kinerja- Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan” Erlangga 2006 Wijayanti, Tri, DKK. “Faktor-Faktor Motivasi yang Dipertimbangkan Masyarakat Terhadap Pemilihan Sistem Perbankan Syariah”, Jurnal Smart; Vol. 1 No.1 Januari, 2004. www.dwikurniakj05wordpress.com http://www.forum.lareosing.org/archive/index.php/t-2987.html www.indosiar.com/program/ragam/42847/perkembangan-ponsel-masa-depan
http://www.indroo.net/index.php/2005/05/kesuraman-siemens-dan-lakunyaponsel-murah/ www.mail-archive.com http://rajapresentasi.com/2008/09/empat-pilar-manajemen-pemasaran/ http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/promarketing/2003/0304/prom2.html