KESESUAIAN PENGGUNAAN MEDIA MODUL BERBASIS IT DAN SIMULASI ANIMASI KOMPUTER PADA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS
(Kasus pada Pembelajaran IPA Materi Konsep Dasar IPA 1 Semester II Prodi S1 PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains
Oleh: MURWANI DEWI WIJAYANTI S. 830908127
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
KESESUAIAN PENGGUNAAN MEDIA MODUL BERBASIS IT DAN SIMULASI ANIMASI KOMPUTER PADA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS
Disusun Oleh: MURWANI DEWI WIJAYANTI S. 830908127
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing Jabatan Pembimbing I
Nama Drs. Mudjijono, Ph.D
Tanda Tangan
Tanggal
.....................
...............
NIP. 195404181986011001
Pembimbing II
Drs. Haryono, M.Pd
.....................
NIP. 195204231976031002
Mengetahui Ketua Program Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 195201161980031001
ii
...............
HALAMAN PENGESAHAN Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tesis Program Studi Pendidikan Sains Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan.
Pada hari
: ..................
Tanggal
: ..................
Tim Penguji Tesis : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. ………………
Sekretaris
: Prof. Dr. Ashadi
Anggota I
: Drs. Mudjijono, Ph.D
Anggota II
: Drs. Haryono, M.Pd
……………… ……………… ………………
Disahkan oleh Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Direktur,
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, PhD NIP. 195708201985031004
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
: Murwani Dewi Wijayanti
Nim
: S 830208127
Menyatakan
dengan
PENGGUNAAN
sesungguhnya
MEDIA
bahwa
MODUL
tesis
berjudul
BERBASIS
IT
“KESESUAIAN DAN SIMULASI
ANIMASI KOMPUTER PADA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL TERHADAP KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS (Kasus pada Pembelajaran IPA Materi Konsep Dasar IPA 1 Semester II Prodi S1 PGSD Universitas Sebelas Maret SurakartaTahun Pelajaran 2008/2009)” adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Januari 2010
Yang membuat pernyataan
Murwani Dewi Wijayanti
iv
MOTTO
“Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang sebab Aku ini Allahmu, Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau….”(Yesaya 41:10 ).
“Aku tak boleh menyerah pada apapun juga sebelum kucoba semua yang kubisa, dan aku percaya kepada kehendak-Nya, hatiku percaya Tuhan punya rencana yang luar biasa bagi masa depanku”.
“Pada dasarnya setiap usaha dan jerih payah tidak akan sia–sia. Dalam jerih payah akan tercipta sebuah ketekunan dalam menghadapi tantangan. Ketekunan seseorang yang dilakukan dengan benar, akan menimbulkan tahan uji. Dalam keadaan itu kita akan memiliki harapan baru dan harapan itu tidak akan mengecewakan.”
v
PERSEMBAHAN
Karyaku ini kupersembahkan khusus untuk
:
Bp/Ibu Drs. Samidi, M.Pd dan Bp/Ibu Matias Suranto, S.Pd yang tercinta, terima kasih atas perhatian dan doadoanya selama ini yang boleh memberiku semangat sampai akhir studi Andreas Joko Putranto suamiku tercinta dan anakku Kristyaji yusuf putrawijaya yang setia menemani harihariku dan memberikan aku semangat yang begitu besar Adik-adikku Candra, Anton, Kris, dan Wuri yang selalu memberi dukungan dan semangat Sahabat baikku dik Esti, Mbak Afri, Reni terima kasih untuk saran dan dukungannya Semua orang yang tulus menyayangi dan mendoakanku selama masa studi Almamater
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini, walau masih sangat jauh dari memenuhi persyaratan yang
diharapkan. Tesis ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan tesis ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa pula pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1.
Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk mengikuti studi di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Prof. Dr. Suranto, MSc. PhD, selaku Direktur Program Pascasarjana.
3.
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Sains yang telah memberikan arahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
4.
Drs. Kartono, M.Pd, selaku ketua Program PGSD UNS yang telah memberikan ijin untuk penelitian pengambilan data di PGSD UNS Surakarta.
5.
Dr. Mudjiono, selaku dosen Pembimbng I yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
6.
Drs. Haryono, M.Pd, selaku dosen Pembimbng II yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
7.
Dra. Peduk Rintayati, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPA yang
vii
dengan sabar membimbing dan memberikan arahan demi kelancaran tesis ini. 8.
Segenap dosen Program Pascasarjana khususnya pada Program Pendidika Sains yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu demi kelancaran penulisan tesis ini.
9.
Segenap Karyawan/Karyawati Program Pascasarjana yang telah membantu kalancaran penyusunan tesis ini.
10. Rekan – rekan Program Pascasarjana khususnya Program Pendidikan Sains yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga terselesaikan penulisan tesis ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran dalam penulisan Tesis ini. Semoga Tuhan memberikan balasan atas jasa – jasa yang telah penulis terima dan
senantiasa mendapatkan rahmad -Nya serta selalu dalam lindungan-Nya.
Harapan penulis, tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya kepada penulis.
Surakarta, Januari 2010
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................
iii
PERNYATAAN ....................................................................................................
iv
MOTTO
..........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
vii
DAFTAR ISI .........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xv
ABSTRAK ............................................................................................................ xvii ABSTRACT ............................................................................................................ xviii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................
3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................
5
D. Rumusan Masalah ...............................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
8
ix
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ................. 9 A. Kajian Teori .............................................................................................. 9 1. Media Pendidikan................................................................................ 9 2. Modul Berbasis IT ........................................................................... 13 3. Simulasi Animasi Komputer ............................................................. 17 4. Model Pembelajaran Individual ........................................................ 18 5. Kemampuan Awal ............................................................................. 20 6. Kemampuan Penalaran Analitis ........................................................ 25 7. Prestasi Belajar Mahasiswa ............................................................... 26 B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 29 C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 31 D. Hipotesis ................................................................................................... 34 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 35 A. Tempat dan waktu Penelitian ................................................................... 35 B. Metodologi Penelitian dan Rancangan Penelitian .................................... 36 C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 37 D. Variabel Penelitian ................................................................................... 39 E. Batasan Operasional Variabel Penelitian.................................................. 43 F. Sumber Data ............................................................................................ 44 G. Instrumen Penelitian ................................................................................ 44 H. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................... 45 I. Tehnik Analisis Data .............................................................................. 47 BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 62
x
A. Diskripsi Data ........................................................................................... 62 B. Uji Persyaratan Analisis .......................................................................... 67 C. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................ 68 D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 71 E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 77 BAB V KESIMPULAN , IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................... 78 A. Kesimpulan .............................................................................................. 78 B. Implikasi .................................................................................................. 79 C. Saran – saran ............................................................................................ 80 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 82 LAMPIRAN – LAMPIRAN ..................................................................................... 85
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Jadwal kegiatan penelitian ...................................................................... 36 Tabel 3.2 Rancangan Penelitian .............................................................................. 41 Tabel 3.3 Notasi dan Tata Letak ............................................................................. 58 Tabel 4.1 Keputusan Uji Anava ............................................................................. 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Tabel 4.1 Histogram Data Kemampuan Awal Kelas Modul Berbasis IT .............. 63 Tabel 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Simulasi Animasi Komputer .................................................................................. 64 Tabel 4.3 Histogram Data Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan Penalaran Analitis Tinggi ........................................................................................ 65 Tabel 4.4 Histogram Data Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan Penalaran Analitis Rendah ....................................................................................... 65 Tabel 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Media Modul Berbasis IT .................................................................................. 66 Tabel 4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Media Simulasi Animasi Komputer .................................................................. 67
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Silabus ....... ......................................................................................... 85 Lampiran 2. Satuan Acara Perkuliahan ................................................................... 88 Lampiran 3. Kisi-kisi dan Soal-Soal Tes Kemampuan Awal ................................ 103 Lampiran 4. Kisi-kisi dan Soal-Soal Tes Kemampuan Penalaran Analitis ........... 109 Lampiran 5. Kisi-kisi dan Soal-Soal Tes Prestasi Belajar ..................................... 122 Lampiran 6. Data Mahasiswa Kelas Eksperimen .................................................. 125 Lampiran 7. Data Subjek Try Out .......................................................................... 129 Lampiran 8. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks kesukaran, dan Daya Pembeda Hasil Uji Coba (Try Out) Soal Tes Kemampuan Awal .................................................................................................. 132 Lampiran 9. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks kesukaran, dan Daya Pembeda Hasil Uji Coba (Try Out) Soal Tes Kemampuan Penalaran Analitis ............................................................................. 134 Lampiran10. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks kesukaran, dan Daya Pembeda Hasil Uji Coba (Try Out) Soal Tes Prestasi Belajar ............................................................................................... 140 Lampiran 11.Daftar Nama sampel .......................................................................... 144 Lampiran 12.Skor Hasil Tes Kemampuan Awal .................................................... 146 Lampiran 13.Skor Hasil Tes Kemampuan Penalaran Analitis................................ 148 Lampiran 14.Skor Hasil Tes Prestasi Belajar ......................................................... 151
xv
Lampiran 15.Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal, Penalaran Analitis dan Prestasi Belajar ............................................................. 152 Lampiran 16.Pengkategorian Data .......................................................................... 156 Lampiran 17.Data Induk Menurut Kategori............................................................ 159 Lampiran 18.Penataan Data .................................................................................... 161 Lampiran 19.Manual Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Kelompok Media Modul Berbasis IT ............................................................................ 162 Lampiran 20.Manual Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Kelompok Media Simulasi Animasi Komputer ............................................................. 164 Lampiran 21. Data Statistika untuk Uji Homogenitas ............................................ 166 Lampiran 22. Manual Perhitungan Uji Homogenitas .............................................. 194 Lampiran 23.Rata-rata Tiap Kelompok .................................................................. 200 Lampiran 24. Manual Analisis Varians Tiga Jalur ................................................. 201 Lampiran 25.Permohonan Ijin Penelitian dari Ketua Program Pendidikan Sains Pascasarjana UNS .................................................................... 207 Lampiran 25.Permohonan Ijin Penelitian dari Direktur Pascasarjana UNS ........... 208
xvi
ABSTRAK Murwani Dewi Wijayanti, S830908127. 2009. “Kesesuaian Penggunaan Media Modul Berbasis IT dan Simulasi Animasi Komputer pada Model Pembelajaran Individual ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kemampuan Penalaran Analitis”. Tesis: Program Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan khusus. Tujuan umumnya adalah untuk untuk mengetahui kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer pada model pembelajaran individual terhadap kemampuan awal dan kemampuan analitis peserta belajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui: 1) kesesuaian penggunaan model pembelajaran individual pada media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer, 2) kesesuaian media terhadap kemampuan awal tinggi dan rendah 3) kesesuaian media terhadap kemampuan penalaran analitis peserta belajar. Di dalam penelitian ini, populasi yang diteliti adalah semua peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi S1 Pengajar Kelas sebagai objek penelitian diambil Semester II tahun pelajaran 2008/2009. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes. Tes digunakan untuk mengungkap data tentang kemampuan awal, kemampuan penalaran analitis dan prestasi belajar. Teknik analisis data menggunakan analisis tiga jalan dengan frekuensi sel tak sama, dilanjutkan dengan uji F untuk menentukan hipotesis berdasarkan tujuan penelitian dan uji lanjut anava dengan metode scheffe. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual dengan simulasi animasi komputer, dimana media modul berbasis IT lebih sesuai karena memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan media simulasi animasi komputer. Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk peserta belajar PGSD yang memiliki kemampuan awal tinggi dibandingkan kemampuan awal rendah. Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar peserta belajar yang memiliki daya kemampuan penalaran analitis tinggi dibandingkan kemampuan penalaran analitis rendah.
xvii
ABSTRACT Murwani Dewi Wijayanti, S.830908127. 2010. “Complience-Based Use of IT Media Module and Simulation of Computer animation on Individual Learning Model In Terms of Prior Knowledge and Analytical Reasoning Ability”. Thesis: Science Education Programs University of Sebelas Maret Surakarta. The purpose of this study are divided into general and specific objectives. General goal is to determine suitability for media use IT-based modules and computer animated simulation model of individual learning in the prior knowledge and analytical capabilies of participans to learn. While specific objectivesis to determine: 1) suitability of the use of individual learning model in IT-based modules of media and computer animation simulation, 2) the suitability of media for hight capacity and low initial, 3) the suitability of media for analytical reasoning ability of participants to learn. In this study, the study population is all the participans to learn PGSD University Surakarta Sebelas Maret Studies Program Teacher Class s1 as research objects taken semester II at 2008/2009 school year. Sampling method using random clusster sampling technique. The data was collected using the test. Tests are used to uncover data on initial ability, analytical reasoning ability and learning achievement, followed by the F test to determine the hypothesis based on research objectives and test anava go Scheffe method. The research concludes that learning achievement result from the application results from the application of chemical models of individual learning with IT-based media module is more suitable thab the model of individual learning with computer animated simulation, in wich the media module is more appropriate IT-based because it has better performance than a computer animated simulation media. Media IT-based modules on individual learning model is more suitable for study participans who have the ability PGSD higher than the initial low initial ability. Media IT-based modules on individual learning model is more suitable for learning achievenment study participants who have the power of analytical reasoning ability than low analytical reasoning abilities.
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan model pembelajaran individual dalam proses pembelajaran sangat menarik dikaji. Menurut Haris Mudjiman (2008 : 7) “Model pelayanan belajar secara individual menggunakan pendekatan yang terbuka antara pendidik dan peserta belajar, dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar”. Penerapan pembelajaran secara mandiri diyakini dapat mendorong peserta belajar menguasai materi guna mengatasi masalah secara mandiri. Menurut H. Syaiful Sagala (2000:184) “Model pembelajaran individual diperlukan untuk tujuan belajar meningkatkan kemampuan kognitif yang lebih baik”. Model pembelajaran secara individual tampak pada perilaku atau kegiatan pengajar dalam mengajar yang menitik beratkan pada pemberian bantuan dan bimbingan belajar kepada masingmasing peserta belajar secara individual. Susunan suatu tujuan belajar yang didesain untuk belajar mandiri disesuaikan dengan karakteristik individual dan kebutuhan tiap peserta belajar. “Model pembelajaran akan lebih menarik apabila disertai dengan media pembelajaran. Hal ini mengingat media pembelajaran dapat mendukung peserta belajar memahami penyampaian materi yang disampaikan oleh pengajar” (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005 : 1). Model pembelajaran dapat lebih menarik apabila disertai dengan media pengajaran yang tepat. Dari hasil Tesis yang
1
2 pernah dilakukan oleh Hardiati (2004) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran menggunakan komputer dan modul LKS berpengaruh pada hasil prestasi belajar. Gaya belajar menggunakan dukungan media, menjadikan suasana belajar menjadi lebih menarik. Selain itu para peserta belajar menjadi lebih bergairah mengikuti pelajaran Fisika. Penerapan model dan media disesuaikan untuk mata kuliah Konsep Dasar IPA. Merujuk pada saran Tesis Hardiati (2004), dalam proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional diberi nuansa baru. Maksudnya adalah pemberian model pembelajaran dengan media yang sesuai dengan mata pelajarannya. Komputer dan modul yang digunakan didalam Tesis tersebut merupakan contoh media penunjang pembelajaran. “Media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan” (Sri Anitah, 2008:1). Robinson Situmorang (2004 : 7.7) menyatakan “Media pendidikan
mempunyai
kemampuan
memberikan
perangsang
yang
sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama”. “Kenyataan yang terjadi saat ini ternyata penggunaan model dan media pembelajaran belum cukup untuk meningkatkan prestasi belajar” (Wina Sanjaya, 2006:76). Meskipun penerapan media pada model pembelajaran individual penting, namun perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang hal-hal lain yang dipercaya dapat menunjang hasil belajar. Didukung oleh hasil Tesis Nur Rohmadi (2008) mengungkapkan tentang kemampuan awal peserta belajar sebagai salah satu penunjang prestasi belajar. Kemampuan awal merupakan suatu karakteristik yang perlu diperhatikan. Sebagai karakteristik memungkinkan proses pembelajaran berjalan efektif dan tercapainya prestasi belajar yang lebih baik. Salah satu faktor
2 yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta belajar adalah kemampuan awal peserta belajar. Menurut Munir (2008 : 45) “Suatu pembelajaran adalah proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau proses perumusan ilmu, bukan proses pengungkapan ilmu semata”. Apabila sudah sesuai dengan konsep yang dimiliki, maka akan terjadi proses penguatan dan jika tidak sesuai maka diperlukan perbaikan konsep dalam memorinya. Pengetahuan awal dari seorang peserta belajar merupakan prasyarat dalam mengikuti pembelajaran sehingga memudahkan untuk dapat melaksanakan proses belajar dengan baik. Disamping kemampuan awal, faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah kemampuan penalaran analitis. Kemampuan tersebut bertujuan untuk mengukur kemampuan membaca, mencerna, menganalisis, dan menarik kesimpulan logis dan metodis terhadap informasi yang diberikan (Anonim, 2009:2). Uji ini menuntut peserta belajar memecahkan soal berdasarkan info yang disajikan. Bertitik–tolak dari uraian sebelumnya maka penulis memperoleh pemikiran bahwa dalam pembelajaran, prestasi belajar peserta belajar dapat ditingkatkan melalui penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat. Hal ini tentu saja tetap ada pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik peserta belajar sebagai subyek didik. Faktor intrinsik dan ekstrinsik peserta belajar dalam hal ini berkaitan dengan ragam kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis yang dimiliki oleh masing-masing peserta belajar. Melihat hasil penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti menganggap perlu melakukan penelitian tentang kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer pada model pembelajaran individual terhadap latar belakang kemampuan awal dan penalaran analitis.
2 B. Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan penelitian banyak terdapat masalah-masalah yang muncul dan membuat bias pada kesimpulan, terutama pada proses penilaian dan pengukuran data. Data-data yang diperlukan adalah kemampuan awal, kemampuan berpikir abstrak dan prestasi belajar. Dalam tesis ini pada dasarnya akan ditentukan kesesuaian penggunaan media itu. Pengukuran kesesuaian yang diteliti berkaitan dengan prestasi belajar. Pengukuran prestasi belajar juga merupakan masalah tersendiri dalam penelitian. Keadaan ini disebabkan oleh terjadinya kerjasama antar kelas selama perlakuan penelitian dilakukan. Kekomplekan dan tingkat penilaian prestasi belajar mengakibatkan
kesulitan
tuntuk
menerapkan
penilaian
ataupun
dalam
pengukurannya. Dengan demikian prestasi belajar yang dipilih berhubungan dengan materi uji dan dilakukan pembatasan perlakuan pemberian materi. Pengukuran kemampuan awal juga merupakan masalah dalam penelitian. Keadaan ini disebabkan karena kemampuan awal sangat bervariasi, mengingat latar belakang pendidikan peserta belajar di program S1 PGSD bermacam-macam. Sebagian peserta belajar berasal dari Sekolah Menengah Atas, dimana di SMA terdapat tiga macam jurusan, yaitu IPA, IPS dan Bahasa. Sedangkan sebagian peserta belajar berasal dari STM dan SMK. Selain itu peserta belajar juga memiliki pengalaman belajar awal dan faktor-faktor lain pendukung tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Kekomplekan dan tingkat penilaian kemampuan awal mengakibatkan kesulitan tersendiri untuk menerapkan penilaian ataupun dalam pengukurannya. Dengan demikian kemampuan yang dipilih adalah yang berhubungan dengan materi uji.
2 Masalah lain yang dapat timbul dalam penelitian ini adalah pengukuran kemampuan penalaran analitis. Keadaan ini disebabkan oleh kemampuan penalaran analitis mengarah pada berbagai jenis inteligensi kemampuan berpikir yang berbedabeda. “Kecerdasan (intelegensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran” (Gardner 1983:34). Selain itu peserta belajar juga memiliki faktor-faktor lain pendukung tingkat kemampuan penalaran analitis yang berbeda-beda. Kekomplekan dan tingkat penilaian kemampuan penalaran analitis menyebabkan sulit untuk menerapkan penilaian ataupun dalam pengukurannya. Pengukuran prestasi belajar juga merupakan masalah yang perlu dikaji dalam penelitian. Keadaan ini disebabkan oleh terjadinya kerjasama antar kelas selama perlakuan penelitian dilakukan. Hal tersebut mengakibatkan kesulitan tuntuk menerapkan penilaian ataupun dalam pengukurannya. Dengan demikian prestasi belajar yang dipilih berhubungan dengan materi uji dan dilakukan pembatasan perlakuan pemberian materi.
C. Pembatasan Masalah Karena berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dan untuk menghindari berkembangnya permasalahan, maka pada penelitian ini peneliti membatasi permasalahan antara lain : Sebagai salah satu penunjang hasil prestasi belajar dilakukan dengan memperhatikan kemampuan awal masing-masing peserta belajar. Didalam penilaian dan pengukuran kemampuan awal, digunakan pengukuran kemampuan awal yang berhubungan
dengan
pokok
bahasan
materi
dan
perubahannya.
2 Di dalam penilaian dan pengukuran kemampuan penalaran analitis peserta belajar, digunakan pengukuran kemampuan penalaran analitis menggunakan tes psikologi penalaran analis (instrumen pengukuran kemampuan penalaran analis dibuat sendiri). Dibatasi demikian karena ditujukan untuk mengukur kemampuan membaca, mencerna, menganalisis dan menarik kesimpulan. Demi tercapainya penilaian dan pengukuran yang valid maka setiap kelas yang diberi perlakuan, supaya kelas satu dengan yang lainnya tidak terjadi kerjasama. Oleh karena itu diberi perlakuan pemberian durasi waktu pembelajaran khusus untuk belajar dan dengan catatan peserta belajar tidak boleh mengopi atau membawa pulang materi yang telah diberikan. Peserta belajar tidak membawa perlengkapan saat pembelajaran berlangsung. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan berkembangnya masalah dalam penelitian diabaikan.
D. Rumusan Masalah
Kesesuaian penggunaan model pembelajaran individual pada media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer dapat dirumuskan masalah manakah yang lebih baik antara prestasi belajar kimia peserta belajar yang diberi model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian model pembelajaran individual dengan media yang berbeda. Media yang sesuai ditandai dengan prestasi belajar yang lebih baik. Kesesuaian kemampuan awal dibedakan menjadi dua kategori tinggi dan rendah. Kemampuan awal yang sesuai dapat meningkatkan hasil prestasi belajar peserta belajar, dengan demikian rumusan masalah yang dapat diperoleh manakah yang lebih baik antara prestasi belajar peserta belajar yang punya
2 kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Berdasarkan penelitian ini kesesuaian kemampuan penalaran analitis juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu kategori tinggi dan rendah. Kesesuaian penalaran analitis ini diketahui dengan rumusan manakah yang lebih baik antara prestasi belajar kimia peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis tinggi dan kemampuan penalaran analitis rendah. Kemampuan penalaran analitis yang paling sesuai adalah yang menghasilkan prestasi belajar lebih tinggi. Kesesuaian penggunaan model pembelajaran individual juga dapat dikaji dari interaksi antara model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer dengan kemampuan awal peserta belajar. Dengan perumusan tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran individual dengan media yang ditentukan dengan kemampuan awal peserta belajar. Pengkajian tentang kesesuaian penggunaan model pembelajaran individual yang lain dapat diketahui dari interaksi antara model pembelajaran individual pada media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer dengan kemampuan penalaran analitis peserta belajar. Perumusan tersebut dimaksudkan untuk meneliti interaksi model pembelajaran individual dengan dua media tersebut dengan kemampuan penalaran analitis. Rumusan yang lainnya dimaksudkan untuk mengetahui interaksi kedua kemampuan terhadap prestasi belajar, sehingga perlu diteliti rumusan tentang interaksi antara kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis terhadap prestasi belajar peserta belajar. Kesesuaian penggunaan media yang lainnya diteliti dari rumusan
interaksi antara media pendidikan (media modul berbasis IT dan
2 simulasi animasi komputer), kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis peserta belajar terhadap prestasi belajar kimia.
E. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer pada model pembelajaran individual terhadap kemampuan awal dan kemampuan analitis peserta belajar. Secara khusus masing-masing tahap bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan model pembelajaran individual pada media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer. Kemampuan awal dibedakan menjadi kemampuan awal tinggi dan rendah, sehingga penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kesesuaian media terhadap kemampuan awal tinggi dan rendah. Selain kemampuan awal penelitian juga ditujukan untuk mengetahui kesesuaian media terhadap kemampuan penalaran analitis peserta belajar.
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu manfaat praktis dan teoritis. Manfaat Praktis yang didapatkan adalah memberikan masukan bagi para pengajar untuk menyesuaikan penggunaan media pendidikan modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer guna tercapainya tujuan pembelajaran. Mereka dapat belajar menyesuaikan media seperti modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer untuk materi-materi yang lainnya. Manfaat lainnya adalah bagi peserta belajar. Masukan bagi mereka adalah meningkatkan kemampuan penalaran analitis dengan memperhatikan sumber–
2 sumber belajar yang ada disekitarnya. Selain itu dapat memberikan perhatian bagi kemampuan awal peserta belajar mengingat kondisi kemampuan yang berbeda-beda. Manfaat Teoritis yang dapat diperoleh dalam penelitian adalah menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mendukung teori-teori yang ada sehubungan dengan masalah yang diteliti. Disamping itu bermanfaat sebagai dasar untuk mengadakan penelitian–penelitian selanjutnya bagi peneliti lain yang relevan, serta masukan kepada semua pihak dalam rangka meningkatkan prestasi belajar peserta belajar.
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori Dalam landasan teori ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan teori belajar, media pembelajaran, kemampuan awal peserta belajar, kemampuan penalaran analitis, dan prestasi belajar peserta belajar. Dengan adanya teori-teori yang tersusun diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dalam penyusunan kerangka pemikiran yang dijadikan dasar untuk penyusunan hipotesis. Sebagai pembahasan dari teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
1. Media Pendidikan a. Definisi Media Dari asal kata media berasal adalah bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harafiah medium berarti perantara atau pengantar. Ada lagi kata medòê yang artinya perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan Arif S. Sadiman, dkk, (1984:6-7) menyatakan “Ada banyak batasan mengenai definisi media, beberapa diantaranya adalah pendapat AECT dari Amerika, Gagne, Briggs dan NEA”. Association of Education and Communication Technology (AECT). AECT membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan informasi. Gagne (1970:66) “Menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta belajar yang dapat merangsangnya untuk belajar”. Sedangkan
10
11 Briggs (1970:67) berpendapat bahwa “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta belajar untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya”.National Education Association (NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi, baik tercetak maupun audiovisual
serta peralatannya. Media hendaknya
dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibaca. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa definisi media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta belajar sedemikian rupa hingga proses belajar dapat terjadi. Menurut Sri Murtini (2009:45) “Media merupakan salah satu alat komunikasi yang menghantarkan pesan dari pemberi ke penerima pesan”. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber belajar melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Komponen-komponen dalam proses komunikasi meliputi pesan, sumber pesan, media atau saluran pesan, dan media. Pesan dapat berupa ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum dituangkan oleh pengajar ke dalam simbol-simbol komunikasi. Simbol-simbol tersebut dapat berupa simbol verbal (kata-kata lisan maupun tertulis) maupun simbol non-verbal (visual). Media pendidikakn sebagai satu-satunya sumber belajar dapat membantu hambatan yang berupa perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indra, jarak waktu, dan sebagainya. Pengajar dan media bila disatukan diharapkan mampu menyampaikan pesan dengan baik. Pesan yang baik dapat menyebabkan lancarnya penerima pesan menangkap arti pesan yang ingin
disampaikan.
11 b. Kegunaan Media dalam Proses Belajar Mengajar Dalam bukunya Oemar Hamalik (2005:56) menyatakan “Media sebagai pembawa pesan, media memiliki kegunaan penting dalam proses belajar”. Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata dan tulisan). Kegunaan lainnya adalah dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu kecil, gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, kejadian yang terjadi dimasa lalu,objek yang terlalu kompleks, dan konsep yang terlalu luas (contohnya gempa bumi, banjir, dan sebagainya). Penggunaan media yang secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta belajar. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk menimbulkan gairah belajar; memungkinkan adanya interaksi yang lebih langsung antara peserta belajar, lingkungan, dan kenyataan. c. Macam-macam Media Pendidikan Kegunaan
media
pendidikan
harus
disesuaikan
dengan
tujuan
penggunaannya. Sri Anitah (2008:58) menyatakan “Media secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware)”. Perangkat lunak (software) adalah perangkat yang berisi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada buku, transparasi atau bahan-bahan cetakan lainnya. Media cetak biasanya disajikan dalam bentuk buku. Buku merupakan media yang paling umum digunakan di sekolah-sekolah. Selain menyajikan dalam bentuk tes, buku dapat disajikan dengan diselingi gambar-gambar. Baik teks maupun gambar-gambar yang ada menerangkan pesan yang dimaksudkan.
11 Buku memiliki keunggulan diantaranya adalah memiliki kestabilan halaman, sehingga mudah dipahami dan dibaca. Perangkat keras (hardware) adalah media yang berkaitan dengan alat-alat yang dapat menghantarkan pesan. Beberapa contohnya adalah OHP, LCD, komputer, radio dan televisi. Menurut Gerlach dan Ely dalam Wina Sanjaya (2008 : 163) menyatakan “A medium, conceived is any person, material or event that establish condition wich enable the learner to acquire knowlegne, skill and attitute.” Artinya adalah secara umum sebuah media itu meliputi orang, bahan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. d. Kelebihan dan kelemahan media Media juga memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Beberapa diantaranya dari buku Nana Sujana dan Ahmad Rivai (2005 : 2) yaitu dapat membuat pengajaran lebih menarik, membuat pengajaran lebih jelas, lebih bervariasinya metode mengajar pengajar dan membuat peserta belajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain muncul dari Harjanto (1997 : 245) dalam Sri Murtini (2009) menyatakan keuntungan pemakaian media dalam proses pembelajaran adalah Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis, dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Kelebihan lainnya penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah. Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) dalam yaitu media dapat membuat konkrit konsep-konsep materi pelajaran yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan teori atom. Obyek yang
11 berbahaya atau sukar didapat dapat ditampilkan di dalam lingkungan belajar. Media juga dapat manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi. Selain itu dapat juga menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Gerakan yang terlalu cepat juga dapat diperlihatkan dengan bantuan media. Peserta belajar juga dimungkinkan dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya. Ada juga kelebihan media yang lain, misalnya dapat membangkitkan motivasi belajar, memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar, menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. Disamping kelebihan, media juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Siri Anitah pembuatan media memerlukan waktu dan ada juga yang memerlukan perangkat mahal seperti OHP, komputer, dan LCD. Beberapa media juga masih tergantung pada penyaji, misalnya OHP. Ada juga media yang sukar diperoleh seperti film strip. Dengan demikian pada penelitian ini menggunakan media yang sesuai dengan bab yang akan diberikan. Pemilihan media juga dilakukan mengingat kondisi sarana dan prasarana yang tersedia ditempat penelitian. PGSD memiliki ruang komputer sebanyak dua kelas, dengan setiap ruangnya memiliki 40 unit komputer. Kondisi ini mendukung penggunaan media komputer sebagai media yang tepat untuk diterapkan dalam penyampaian bab Materi dan Perubahannya. Penerapan selanjutnya untuk media dipilih dua media yang menggunakan komputer yaitu modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer. 2. Modul Pelajaran berbasis IT a). Definisi Modul Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian tentang modul sekarang ini.
11 Anonim (2009:9) berpendapat bahwa “Modul adalah paket yang bersifat selfinstructional”. termasuk Komponen-komponen modul diataranya topik bahasan, tujuan pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan bimbingan, latihan soal, alat bahan, data pengamatan, tugas dan kesimpulan (I Wayan Santyasa, 2009:11). Dengan adanya pengembangan modul diharapkan proses belajar dapat dilakukan oleh peserta belajar itu sendiri. Pendidikan dengan menggunakan modul biasanya menggunakan paketan yang berisi satu unit pendidikan. Pendekatannya modul menggunakan pengalaman belajar yang menuntut peserta belajar untuk bisa melakukan penginderaan sehigga peserta belajar dapat terlibat aktif. b). Fungsi Modul
Bagi peserta belajar Menurut Akhmad Sudrajat (2003:134) ”Modul dapat memiliki fungsi yang
penting dalam proses pembelajaran”. Modul dapat digunakan sebagai media untuk peserta belajar dalam mengerjakan tugas belajar. Modul dapat berisi topik bahasan, tujuan pembelajaran, materi pertanyaan, dan berbagai macam kegiatan peserta belajar. Selain berguna untuk peserta belajar, modul juga berguna bagi pengajar. Fungsi modul bagi pengajar adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan proses belajar mengajar dikampus yang lebih efektif. c). Modul berbasis IT Modul dapat diterapkan dalam bermacam-macam bentuk penyajian. modul ada yang berupa buku dan ada pula yang disajikan dengan komputer. Komputer merupakan perangkat yang menggunakan prinsip Teknologi Informasi. Dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari
11 bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Agar lebih mudah memahaminya mari kita lihat perkembangan di bidang teknologi informasi. Sebelum modul ditemukan, pada awal sejarah manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka dengan demikian bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali. Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan. d) Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan modul berbasis IT menurut Akhmad Sudrajat (2003:89) adalah dapat memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta belajar, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa yang harus digunakan. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta belajar. Dalam setiap modul harus memungkinkan peserta belajar mengalami kemajuan
11 belajar sesuai dengan kemampuannya, memungkinkan peserta belajar mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh dan memfokuskan peserta belajar pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur. Modul berbasis IT dapat berguna membantu peserta belajar mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta belajar untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar tapi lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi. Materi pembelajaran juga dapat disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta belajar dapat menngetahui kapan dia memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak menimbulkan pertanyaaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta belajar, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta belajar dalam mencapai ketuntasan belajar. Tidak hanya kelebihan saja, modul berbasis IT juga memiliki kelemahankelemahan. Menurut Sri Anitah (2009:64) kelemahannya antara lain memerlukan keahlian khusus untuk membuatnya, memerlukan waktu yang lama dan penerapannya tidak ada interaksi antar manusia. Kekurangan yang lainnya adalah modul berbasis IT memerlukan perangkat komputer yang termasuk mahal. Mengetahui kelebihan dan kekurangan modul berbasis IT maka pemilihan media yang telah digunakan berdasarkan tujuan, ketepatgunaan, keadaan peserta belajar, dan ketersediaan. Penelitian ini menerapkan media modul berbasis IT, dengan tujuan peserta belajar akan lebih dapat menerima materi Konsep Dasar IPA yang diberikan. Penerapan Modul berbasis IT yang akan diberikan kepada peserta belajar
dimana
pembuatannya
disesuaikan
materi.
11 3. Simulasi Animasi Komputer a. Pengertian Simulasi Animasi Komputer Media lain yang digunakan selain modul adalah dengan simulasi animasi komputer. Pada awalnya animasi diambil dari kata “animate” yang berarti menghidupkan. Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan Madcoms Madiun (2006:76) Simulasi Animasi komputer dapat diartikan sebagai menghidupkan suatu objek dengan cara menggunakan perangkat yang disebut komputer. Pembelajaran materi dan perubahannya tidaklah tidak mungkin untuk dijelaskan materinya secara lebih tervisualkan melalui animasi simulasi komputer. Macromedia Professional flash
merupakan program yang digunakan untuk membuat simulasi animasi
komputer. b. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan awalnya dimulai dengan menerangkan konsep-konsep dasar dari materi tersebut. Media ini memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Media simulasi animasi komputer merupakan media yang menarik. Media tersebut dapat diinterpretasi dari program atau kemasan pesannya sampai pada bagaimana orang yang mendapat pendidikan media itu berpeluang dapat memanfaatkan kelebihan media simulasi animasi komputer untuk bisa mengemas pesan dan menyampaikan informasi. Meskipun memiliki banyak kelebihan, media ini memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya adalah Menurut Nana Sujana dan Ahmad Rivai (2005:55) Kelemahannya antara lain pembuatannya rumit dan agak sulit. Selain itu memakan waktu yang lama dan penerapannya tidak ada interaksi antar manusia. Simulasi animasi komputer memerlukan perangkat komputer yang termasuk mahal.
11 Penelitian yang telah dilakukan menggunakan media simulasi animasi komputer. Penentuan ini disebabkan karena beberapa faktor. Kondisi kampus yang telah memiliki fasilitas ruang laboratorium komputer yang memadahi dan peserta belajar yang bisa belajar secara mandiri.
4. Model Pembelajaran Individual a. Pengertian Model Pembelajaran Individual Menurut H. Syaiful Sagala, (2000:184) model pembelajaran ada beberapa macam, diantaranya model pembelajaran secara individual, klasikal, kooperatif. Model pembelajaran secara individual tampak pada perilaku atau kegiatan pendidik dalam mengajar yang menitik beratkan pada pemberian bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing peserta belajar secara individual. Susunan suatu tujuan belajar yang didesain untuk belajar mandiri harus sesuai dengan karakteristik individual dan kebutuhan tiap peserta belajar. Bentuk-bentuk belajar mandiri antara lain (1) self instrukcion semacam modul; (2) independent study; (3) individualized prescribed instruction; (4) self pacet learning. Untuk tujuan belajar meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor lebih banyak ditempuh dengan belajar mandiri. Pada model pembelajaran individual pendidik memberikan bantuan belajar kepada masing-masing pribadi masing-masing peserta belajar sesuai mata pelajaran yang diajarkan oleh pendidik yang bersangkutan. Perilaku pembelajaran individual ini pendidik akan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada masing-masing individu peserta belajar untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta belajarnya. Kemudian ada kesempatan lagi bagi masing-masing individu peserta belajar untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta belajar
11 artinya setiap individu memiliki paket belajar secara individual yang sesuai dengan tujuan belajarnya secara individual juga. b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran individual memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Menurut Zainurie (2007:23) dalam H. Syaiful Sagala (2000:84) menyatakan bahwa “Ada kelebihan pembelajaran individual, yaitu peserta belajar dapat belajar secara tuntas, setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas, keberhasilan peserta belajar diukur berdasarkan pada sistem yang mutlak dan peserta belajar dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing”. Haris Mujiman, (2008:67) berpendapat bahwa “Setiap individu dapat menyusun program belajarnya sendiri, peserta belajar mempunyai keleluasaan belajar berdasarkan kemampuannya sendiri, mempunyai kedudukan yang bersifat sentral yang menjadi pusat pelayanan dalam pembelajaran”. Posisi pengajar dalam model pembelajaran ini adalah membantu peserta belajarnya untuk membelajarkannya, membantu merencanakan kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan dan daya dukung yang dimilikinya. Pengajar membicarakan kepada peserta belajar mengenai pelaksanaan belajarnya, mengemukakan kriteria keberhasilan belajarnya, dan menentukan alokasi waktu maupun kondisi belajar yang tepat bagi para peserta belajar secara individual. Peran pengajar disini selanjutnya adalah sebagai penasehat atau pembimbing belajar, membantu anak untuk mengadakan penilaian belajar dan kemajuan yang telah dicapainya. Pengajar mengorganisasikan kegiatan belajar yaitu mengatur dan memonitor kegiatan belajar peserta belajar sejak awal sampai akhir schedul yang disepakati. Model pelayanan belajar secara individual ini menggunakan pendekatan yang
11 terbuka antara pengajar dan peserta belajar, yang bertujuan menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis diantara keduanya dalam belajar. Belajar adalah kegiatan alamiah manusia. Manusia dapat semakin sejahtera karena belajar. Berpegang kepada pengalaman sebagai pengajar, manusia melakukan kegiatan belajar dengan tujuan supaya dapat memiliki kemampuan untuk dapat menjawab tantangan alam. Haris Mujiman, (2008 : 7) menyatakan belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi sebagai tujuan belajar dan cara pencapaiannya. Baik penetapan waktu belajar , waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, sumber belajar, maupun evaluasi hasil belajar . Disamping kelebihan ada juga kekurangan pembelajaran individual. Menurut Anonim (2005:15) kekurangan model pembelajaran individual adalah memerlukan waktu yang banyak untuk menyiapkan bahan-bahan, motivasi peserta belajar sulit untuk dipertahankan dan peran pengajar perlu berubah. 5. Kemampuan Awal Penggunaan media pada penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan kemampuan awal peserta belajar. Winkel (1987:80-81) berpendapat “Awal proses mengajar peserta belajar belum mempunyai kemampuan yang dijadikan tujuan dari interaksi pengajar dan peserta belajar, bahkan terdapat jurang tingkah laku peserta belajar pada awal dan akhir proses pembelajaran”. Banyak ahli yang lain memiliki pendapat yang berbeda, seperti pendapat Gagne seperti yang dikutip dalam Sudjana (1991: 158) yang menyatakan bahwa “Pengetahuan awal peserta belajar lebih rendah daripada pengetahuan yang baru”.
11 Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan awal peserta belajar adalah hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal memiliki kelebihan-kelebihan antara lain diperlukan untuk mengetahui apakah peserta belajar telah memiliki dasar pengetahuan mengenai pelajaran yang telah diikutinya. Kemampuan awal peserta belajar merupakan gambaran dari suatu kemampuan peserta belajar peserta belajar yang berkenaan dengan latar belakang peserta belajar. Kemampuan awal peserta belajar perlu di identifikasikan untuk menentukan kebutuhan serta menentukan perilaku-perilaku khusus dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan dirancang pengajar atau pengajar dalam proses pembelajaran. Dalam menganalisis kemampuan awal peserta belajar dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal seperti pengalaman peserta belajar, pengetahuan peserta belajar, kegemaran peserta belajar, kondisi fisik, lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan status sosial peserta belajar. Menurut Robinson S dan Atwi (2004: 3.25-3.26) kondisi fisik yang dimaksud ini adalah menyangkut tinggi, berat, dan juga data-data kesehatan yang dimiliki peserta belajar. Pengaruh lingkungan keluarga juga bisa menjadi salah satu bagian dalam mengidentifikasikan kemampuan awal peserta belajar. Lingkungan keluarga tersebut meliputi tempat peserta belajar berada sehari-hari. Termasuk disini adalah status anak, jumlah saudara, hubungan antar anggota keluarga. Lingkungan sosial juga harus diperhatikan. Lingkungan sosial adalah lingkungan tempat tinggal peserta belajar, misalnya apakah jauh dari kampus, di tempat ramai, keadaan masyarakatnya, apakah gemar belajar, keadaan secara umum dan sebagainya. Status sosial yang dimaksud disini adalah hal-hal seperti keadaan ekonomi keluarga, pekerjaan orang tua dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut masih bisa diperluas sesuai
11 dengan kebutuhan pengembang instruksional. Intinya semakin banyak data mengenai kemampuan awal peserta belajar yang dimiliki maka semakin banyak alternatif yang dapat digunakan dalam mendesain strategi pembelajaran. Pengalaman belajar yang dimaksud adalah pengalaman yang berkaitan dengan cara belajar peserta belajar secara umum dan yang bersifat khusus. Hal ini kaitannya dengan materi pokok atau topik yang akan dipelajari. Untuk pengetahuan peserta belajar yang dimaksud adalah pengetahuan terhadap materi yang akan dipelajari. Kegemaran peserta belajar juga dapat menjadi salah satu hal yang diperhatikan. Kegemaran peserta belajar meliputi hal-hal yang disenangi peserta belajar dalam hidupnya, seperti membaca bercerita, menulis dan sebagainya. Kemampuan awal dibatasi oleh banyak faktor. Beberapa faktor tersebut adalah latar belakang seseorang dengan dilihat dari pengalaman belajar, pengetahuan, kegemaran, kondisi fisik seseorang dan lingkungan sekitarnya (Anonim 2007:5). Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menganalisis kemampuan awal peserta belajar sama juga dengan teknik yang digunakan dalam menganalisis perilaku awal peserta belajar. Diantaranya adalah kuesioner, interview, observasi, dan tes kemampuan awal peserta belajar. Cara mengukur kemampuan dapat melalui langkah-langkah tertentu. “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui”. Suharsimi Arikunto (1999:140) “Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun instrumen”. Jenisnya dapat dibedakan dari berbagai sudut pandang. Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka adalah jenis yang memberi kesempatan kepada
11 responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. Sedangkan kuesioner tertutup adalah jenis yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada yang langsung dan tidak langsung. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. Dipandang dari bentuknya maka ada Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. Kuesioner isian yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. Chek list sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek pada kolom yang sesuai. Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan. Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari
informasi (interviewer atau information hunter) dengan sumber
informasi (interviewee) Interview adalah “sebuah dialog (interview) yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee)” (Suharsimi Arikunto, 1999: 149). “Observasi adalah Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung disebut pengamatan atau observasi. Pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki” (Sutrisno Hadi, 1998: 136). Teknik atau cara ini
banyak digunakan
baik
dalam penelitian sejarah, deskriptif
ataupun
eksperimental, karena dengan pengamatan memungkinkan gejala-gejala penelitian dapat diamati dari dekat. Jenisnya ada dua macam yaitu observasi langsung
11 merupakan pengamatan terhadap perilaku dan kondisi lingkungan yang tersedia di lokasi penelitian untuk diteliti. Dalam penelitian ini peneliti bersifat pasif sebagai pengamat. Observasi berperan merupakan pengamatan dengan cara khusus dimana peneliti tidak bersifat pasif sebagai pengamat namun memainkan peran yang mungkin dalam berbagai situasi bahkan berperan menggairahkan peristiwa yang sedang dipelajari. Saifuddin Azwar (2003: 9) menyatakan bahwa “Tes disusun secara terencana untuk mengungkap informasi subyek atas bahan-bahan yang telah diajarkan”. Tes sendiri jika ditinjau dari bentuk soalnya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tes hasil belajar dalam bentuk uraian dan tes hasil belajar bentuk obyektif. Disebut tes obyektif karena siapapun yang memeriksa hasil tes akan menghasilkan skor yang sama sedangkan tes uraian hasilnya lebih dipengaruhi oleh pemberi skor. Kelebihan tes bentuk obyektif adalah kepraktisan dalam penggunaanya, murah dan memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk uraian. Itulah sebabnya tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes prestasi hasil belajar dibandingkan tes bentuk uraian. Beberapa penggolongan tes obyektif yaitu tes benar salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan dan tes isian. Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau salah. Tes pilihan ganda adalah tes yang cara menjawabnya dengan memilih salah satu jawaban yang paling benar. Tes menjodohkan memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tes bentuk isian dapat digunakan dalam bentuk paragraf-paragraf yang merupakan rangkaian cerita atau karangan atau berupa satu pernyataan. Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata penting telah dikosongkan terlebih dahulu.
11 6. Kemampuan Penalaran Analitis Menurut Gagne dalam buku Ratna Wilis Dahar (1989:67), menyatakan bahwa
“Kemampuan adalah penampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil
belajar.” Massofa (2003:45) dalam Wisma Pandia (2009:67) berpendapat “Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian”. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Kemampuan penalaran analitis memiliki kelebihan dapat mengukur kemampuan peserta belajar dalam membaca, mencerna, menganalisis dan menarik kesimpulan terhadap informasi yang telah disampaikan. Untuk mengatur tingkat penalaran analitis peserta belajar dapat dilakukan dengan cara pembatasanpembatasan yang disebut indikator. Pendapat lainnya adalah menurut Wisma Pandia (2009:8) yang menyatakan penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakan yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenaran masing-masing. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu.
11 Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika, dan tiap penalaran mempunyai logika tersendiri atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir logis, dimana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu. Ciri yang kedua dari penalaran adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang digunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari suatu pola berpikir tertentu Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan penalaran analitis adalah suatu kemampuan kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir dengan logika penalaran. Artinya penalaran ilmiah merupakan kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari suatu pola berpikir tertentu. Pengukuran kemampuan penalaran analitis penelitian ini meggunakan instrumen yang berupa tes dengan bentuk obyektif pilihan ganda. Kelebihan tes bentuk obyektif menurut Saifuddin Azwar (2003:67) adalah “Kepraktisan dalam penggunaanya, murah dan memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk uraian”. Tes pilihan ganda adalah tes yang cara menjawabnya dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat. 7. Prestasi Belajar Peserta belajar Banyak pendapat yang menjelaskan tentang teori belajar dan prestasi belajar.
11 Menurut Nana Sudjana (1990:34) “Teori-teori belajar mengajak individu untuk mengetahui tentang belajar dan pendukung maupun problema belajar”. Kegiatan belajar pada akhirnya harus diuji , tujuannya adalah untuk mengukur prestasi belajar. Keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar peserta belajar. Berbicara mengenai prestasi belajar pastinya kita akan membahas tentang penilaian dari proses belajar mengajar itu sendiri. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah dilakukan,dikerjakan, dan sebagainya untuk mendapatkan suatu kecakapan atau kepandaian. Dalam hal ini prestasi belajar dapat berupa tiga hal yaitu: a). Penguasaan materi pelajaran yang berupa produk ilmu pengetahuan.b). Sikap individual dalam menghadapi masalah.c). Keterampilan dalam memecahkan suatu permasalahan tertentu. Prestasi belajar juga dapat diketahui dengan kegiatan penilaian. Kegiatan penilaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana tujuan instruksional telah tercapai dan dikuasai oleh peserta belajar dalam bentuk hasil-hasil belajar, dimana hasil belajar ini diperlihatkan setelah menempuh pengalaman belajar (Nana Sudjana, 1990:86). Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern berkaitan dengan diri individu yang belajar seperti hasrat, minat, konsentrasi, motivasi, perasaan, sikap, keyakinan, kemampuan berpikir seseorang dan sebagainya. Meskipun demikian faktor intern ini dapat dipengaruhi oleh keadaan individu itu sendiri seperti temperamen, mental seseorang, psikis, lingkungan hidup dan perkembangan kepribadian. Disamping faktor intern ada juga faktor ekstern yang
11 mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar individu. Yang termasuk faktor ini antara lain pengajar, struktur hubungan sosial, lembaga pendidikan dan faktorfaktor situasional. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi pencapaian hasil prestasi. Pencapaian prestasi belajar dilakukan dengan melalui suatu proses interaksi antara ndividu yang belajar dengan lingkungan dalam kurun waktu tertentu yang telah dirumuskan dalam tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan adalah hasil yang dicapai setelah yang bersangkutan menjalankan kegiatan. Sebagai akibat dari belajar yang berupa prestasi belajar meliputi beberapa segi, diantaranya adalah segi afektif dan kognitif (Anonim. 2006:78). Dari ketiga ranah tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Ranah kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif berisi perilakuperilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Ranah psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik, seperti keaktifan gerak peserta belajar dalam merespon pembelajaran yang diterima. Ranah-ranah
tersebut
mengakibatkan
peserta
belajar
mendapatkan
kemampuan baru yang diperoleh. Kemampuan baru tersebut meliputi perbuatan verbal pekerjaan menulis dan lisan keterampilan yang bersifat mekanikal dan problem solving. Kemampuan yang dapat bertahan selama beberapa waktu, langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan suatu alat tes. Dapat juga diukur dengan bentuk lain yang telah ditentukan. Penilaian perubahan tingkah laku terhadap setiap orang dapat berupa kecakapan, keahlian, dan kepandaian, kemampuan.
11 Penilaian tersebut merupakan suatu tugas yang harus dijalankan oleh setiap pengajar untuk menilai hasil belajar yang dilakukan oleh peserta belajar. Caranya adalah dengan suatu alat ukur yang sudah ditetapkan. Dalam masalah prestasi belajar dalam hal ukuran keberhasilannya dapat ditekankan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta belajar pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini difokuskan pada penilaian ranah kognitif dengan instrumen yang berupa tes.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dalam penelitian ini dikemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian yang akan dilakukan. Literzet
Sobri
(2004:11)
dengan
Tesis
yang
berjudul
”Efektifitas
Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Media Komputer, Media Audio Visual, dan Sistem Konvensional terhadap Prestasi Belajar Peserta belajar Ditinjau dari Kemampuan Konkret dan Abstrak.” Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui 1) adanya perbedaan prestasi belajar peserta belajar jika proses pembelajarannya dengan menggunakan media komputer dan media audio visual ditinjau dari kemampuan konkret dan abstrak 2) adanya perbedaan prestasi belajar peserta belajar jika proses pembelajarannya dengan menggunakan media komputer dan sistem konvensional ditinjau dari kemampuan konkret dan abstrak 3) adanya perbedaan prestasi belajar peserta belajar jika proses pembelajarannya dengan menggunakan media audio visual dan sistem konvensional ditinjau dari kemampuan konkret dan abstrak. Jadi penelitian tersebut sama-sama mengambil hasil penelitian yang relevan yang berupa media komputer dan kemampuan penalaran analitis. Perbedaannya jika dalam Literzet Sobri S. Menggunakan media audio visual, sistem
11 konvensional, dan kemampuan berpikir konkret maka peneliti menggunakan media modul berbasis IT dan kemampuan penalaran analitis. Penelitian lainnya adalah Hardiati (2004:14) dengan penelitian yang berjudul ”Penggunaan Media Animasi Simulasi Komputer dan Modul LKS ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal Peserta belajar dalam Pembelajaran Fisika.” Tujuan dari penelitian tersebut adalah 1) untuk mengetahui gambaran pengaruh penggunaan media (animasi simulasi komputer dan modul LKS) terhadap prestasi peserta belajar dalam pembelajaran fisika 2) untuk mendapatkan gambaran pengaruh motivasi berprestasi peserta belajar dalam pembelajaran fisika. 3) untuk mendapatkan gambaran pengaruh kemampuan awal peserta belajar dalam pembelajaran fisika 4) untuk mendapatkan gambaran interaksi antara media animasi simulasi komputer dalam pembelajaran fisika ditinjau dari motivasi berprestasi 5) untuk mengetahui gambaran interaksi antara media modul LKS dalam pembelajaran fisika ditinjau dari kemampuan awal peserta belajar 6) untuk mengetahui interaksi antara media modul LKS dalam pembelajaran fisika ditinjau dari motivasi berprestasi 7) untuk mengetahui interaksi antara media modul LKS dalam pembelajaran fisika ditinjau dari kemampuan awal peserta belajar 8) untuk mengetahui antara media animasi simulasi komputer dan modul LKS, Motivasi berprestasi dan Kemampuan Awal Peserta belajar dalam pemelajaran fisika. Jadi penelitian tersebut sama-sama mengambil hasil penelitian yang relevan yang berupa media animasi simulasi komputer dan kemampuan awal peserta belajar. Perbedaannya jika dalam Hardiati menggunakan modul LKS, dan motivasi berprestasi maka peneliti menggunakan media modul berbasis IT dan kemampuan penalaran
analitis.
11 C. Kerangka Berpikir Secara garis besar penelitian ini meneliti mengenai kesesuaian penggunaan media animasi simulasi dan modul berbasis IT pada model pembelajaran individual terhadap kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis. Dengan memberikan suatu permasalahan dalam materi pokok Materi dan Perubahannya, diharapkan peserta belajar akan lebih tertantang menyelesaikannya dengan cara yang lebih kreatif memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekelilingnya. 1. Kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer pada model pembelajaran individual Penelitian ini menggunakan model pembelajaran individual dengan menggunakan media animasi simulasi komputer dan modul berbasis IT. Keunggulan modul berbasis IT Akhmad Sudrajat (2003:23-25) adalah dapat memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta belajar, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa yang harus digunakan. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta belajar. Dalam setiap modul harus memungkinkan peserta belajar mengalami kemajuan belajar sesuai dengan kemampuannya, memungkinkan peserta belajar mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh dan memfokuskan peserta belajar pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur. Media simulasi animasi komputer juga memiliki kelebihan
merupakan media yang menarik. Media
tersebut dapat diinterpretasi dari program atau kemasan pesannya sampai pada bagaimana orang yang mendapat pendidikan media itu berpeluang dapat memanfaatkan kelebihan media simulasi animasi komputer tersebut .
11 Kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan Simulasi animasi komputer diberikan untuk mengetahui media yang lebih baik. Dengan memberikan model pembelajaran individual, diharapkan peserta belajar menjadi lebih mandiri dalam menganalisis masalah dalam pembelajaran yang berlangsung. Materi mata kuliah konsep dasar IPA khususnya bab Materi dan Perubahannya memiliki karakteristik tertentu. Materi ini memuat banyak materi yang bersifat abstrak, dan teoritis. Sebagian dari materi ini juga memuat banyak hal yang bisa untuk dianalisis, dihafalkan dan diingat. Dengan demikian dalam pembelajarannya diperlukan penerapan media yang sesuai untuk memudahkan peserta belajar mempelajarinya. Mengingat bahwa animasi simulasi komputer banyak menyajikan animasi dan gambar gerak yang disajikan lebih menarik dengan warna-warna yang menarik serta dapat memberikan gambaran yang lebih baik. Modul berbasis IT juga menarik dengan bentuk yang lebih sistematis lebih dibuat seperti buku dengan susunan yang lebih formal. Dibandingkan dengan animasi simulasi komputer, modul berbasis IT tidak terlalu banyak gambar bergerak sehingga membuat peserta belajar justru lebih fokus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu proses pembuatannya juga jauh lebih mudah dibandingkan simulasi animasi komputer. Dengan penerapan media-media tersebut maka diperkirakan media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik daripada media simulasi animasi komputer pada model pembelajaran individual. 2. Kesesuaian media pembelajaran modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer terhadap kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Kemampuan awal dalam penelitian dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah
11 Kemampuan awal merupakan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta belajar dari pengalaman belajar yang telah berlalu. Tes kemampuan awal yang diberikan kepada peserta belajar, diharapkan mampu menunjukkan pengaruh antara peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap hasil prestasi belajar. Dalam hal ini para peserta belajar telah mendapatkan pelajaran tentang materi dan perubahannya sewaktu masih duduk di Sekolah Menegah Atas. Kemampuan awal dapat mengaitkan antara kemampuan baru dengan kemampuan yang berupa pengetahuan yang telah lalu. Kemampuan awal dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berupa tes kemampuan awal pada bab Materi dan Perubahannya. Bagi peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi diduga akan lebih mudah memahami bab yang disampaikan, karena memiliki kemampuan yang lebih dalam mengambil keputusan dan lebih berhasil menguasai materi yang disampaikan. Dibandingkan dengan peserta belajar berkemampuan rendah yang memiliki keterbatasan dalam memahami dan memecahkan persoalan yang diberikan. Dengan demikian diduga prestasi peserta belajar yang menggunakan media simulasi animasi komputer dan modul berbasis IT dengan kemampuan awal tinggi lebih baik dan sesuai dibandingkan yang berkemampuan awal rendah. 3. Kesesuaian media simulasi animasi komputer dan modul berbasis IT terhadap kemampuan penalaran analitis tinggi dan kemampuan penalaran analitis rendah. Tes kemampuan penalaran analitis yang diberikan kepada peserta belajar, diharapkan mampu menunjukkan pengaruh antara peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis tinggi dan kemampuan penalaran analitis rendah terhadap hasil prestasi belajar. Dalam penelitian ini kemampuan penalaran
11 analitis lebih menekankan pada aktifitas mental seseorang bukan aktifitas gerak. Kemampuan penalaran seseorang pada dasarnya sudah diikuti dengan kemampuan mengingat dan memahami. Peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis tinggi dimungkinkan dapat lebih berhasil dibandingkan dengan peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis rendah. D. Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, penulis menguji hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini. Hipotesis pertama adalah prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual dengan simulasi animasi komputer. Hipotesis kedua adalah media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan awal tinggi. Hipotesis ketiga adalah media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan penalaran analitis tinggi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi S1 Pengajar Kelas. Sebagai objek penelitian diambil Semester II tahun pelajaran 2008/2009. 2.
Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini pada semester genap. Pemilihan waktu penelitian
disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok Materi dan Perubahannya. Waktu penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: a. Tahap persiapan meliputi: penentuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal, revisi proposal, studi pustaka, kualifikasi, dan pembuatan instrument . b. Tahap Pelaksanaan try out , eksperimen dan pengumpulan data. c. Tahap penyelesaian meliputi : 1) Mengolah dan menganalisis data penelitian 2) Menguji hipotesis dan menarik kesimpulan 3) Menyusun Laporan Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Jadwal kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal, seminar proposal, penyusunan instrumen, uji coba instrumen, analisis instrumen, pelaksanaan penelitian pengolahan data dan ujian Tesis. Secara keseluruhan penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2008 sampai bulan Januari 2010. Untuk selengkapnya jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
36
37 Tabel 3.1. Jadwal kegiatan penelitian No Kegiatan 10
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
11
12
1
2
Bulan ke3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Penyusunan Proposal Seminar Proposal Penyusunan instrumen Uji coba instrumen Analisis instrumen Pelaksanaan penelitian Pengolahan data dan konsultasi Ujian Tesis
B. Metode Penelitian Metode penelitian dibutuhkan dalam suatu penelitian supaya dapat mencapai sasaran penelitian yang tepat. Metode dapat diartikan sebagai suatu cara yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran dengan alat dan teknik tertentu, tujuannya untuk mencapai tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yang melibatkan satu atau lebih kelompok eksperimen tanpa melibatkan kelompok kontrol. Metode ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan dua perlakuan yang berbeda pada dua kelompok eksperimen. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kedua kelompok tersebut diasumsikan sama dalam segala segi yang relevan. Perbedaannya hanya dalam pemberian
37 perlakuan namun seimbang. Kelompok eksperimen I diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT. Sedangkan kelompok II diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran individual dengan media simulasi animsi komputer. Hasil dari kedua kelompok tersebut dikaji dan dibandingkan. Perbandingannya menentukan yang lebih baik dari penggunaan model pembelajaran individual dari kedua media tersebut.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, peristiwa, atau benda yang tinggal dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi Arikunto, 1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi S1 Pengajar Kelas sebagai objek penelitian diambil Semester II tahun pelajaran 2008/2009. 2. Sampel ”Sampel adalah sebagian atau wakil dari penelitian yang diteliti. Sampel juga dapat diartikan sebagai
sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk
sumber data” (Suharsimi Arikunto, 1998:117). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling atau Teknik Klaster Acak. Teknik Klaster merupakan suatu teknik memilih sampel dengan menggunakan probabilitas. Pada teknik ini pemilihan sampel didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang terkumpul bersama. Dengan menggunakan penelitian
37 diharapkan lebih menghemat waktu dan biaya dalam menemui responden yang menjadi objek atau subjek penelitian. Pada penelitian ini sampel yang akan diambil berdasarkan kelas. Adapun langkah-langkah dalam pemilihan sampel menggunakan teknik klaster ini adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi populasi yang hendak dalam studi. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah semua kelas semester II peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi S1 pengajar kelas, yang terdiri dari 6 kelas. b. Menentukan besar sampel yang diinginkan. Dalam penelitian ini akan dipakai 3 sampel kelas. c. Menentukan dasar logika untuk menentukan klaster. Dalam menentukan kelas sampel adalah menghitung nilai rata-rata tiap kelas. Caranya adalah dengan menggunakan nilai semester 1 peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi S1. Mengambil kelas yang mempunyai rata-rata hampir sama. Mengambil dua kelas secara random dengan cara undian dari kelas yang memiliki nilai hampir sama untuk dijadikan kelas eksperimen. d. Memperkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada dalam tiap klaster. Jumlah tiaptiap klaster dalam penelitian adalah 40 peserta belajar. Semua subjek dalam setiap klaster didaftar dengan cara membagi antara jumlah sampel dengan jumlah klaster yang ada. d. Setelah diperoleh dua kelas eksperimen kemudian diundi kembali secara acak untuk menentukan kelas mana yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran individu dengan media animasi simulasi komputer dan kelas
37 yang diberi model pembelajaran individu dengan media modul berbasis IT. Peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II Program Studi S1 Pengajar Kelas yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini, diberi perlakuan satu kelas menggunakan media modul berbasis IT dan satu kelas menggunakan media animasi simulasi komputer. Sedangkan untuk try out satu kelas.
D. Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang dijadikan sebagai objek pengamatan atau penelitian. Tujuan dari adanya variabel-variabel dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan media modul berbasis IT dan media animasi simulasi komputer. Adapun variabel penelitian ini dibedakan menjadi 3 variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator. 1. Variabel Bebas a. Definisi Operasional Variabel bebas adalah kondisi yang diperoleh peneliti dimanipulasi, sebagai suatu upaya menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa media yang digunakan dalam pembelajaran kimia. 1) Media modul berbasis IT 2) Media animasi simulasi komputer 2. Variabel Moderator a. Definisi Operasional Disamping variabel bebas penelitian ini menggunakan variabel moderator.
37 Variabel moderator adalah variabel yang tidak begitu diutamakan, tetapi pengaruhnya terhadap variabel terikat dapat dipandu. Penelitian ini menggunakan variabel moderator yang berupa kemampuan awal peserta belajar dan kemampuan penalaran analitis. Kemampuan awal peserta belajar dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah. Kemampuan awal dikatakan tinggi jika nilai tes ≥ nilai rata-rata total tes. Kemampuan awal dikatakan rendah jika nilai tes < nilai rata-rata total tes. a. Kemampuan penalaran analitis peserta belajar Kemampuan penalaran analitis dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Peserta belajar yang mempunyai kemampuan penalaran analitis tinggi dan kemampuan penalaran analitis rendah Kemampuan penalaran analitis dikatakan tinggi jika nilai tes ≥ nilai rata-rata total tes. Kemampuan penalaran analitis dikatakan rendah jika nilai tes ≥ nilai rata-rata total tes. b. Indikator : nilai kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis peserta belajar materi pokok Materi dan Perubahannya. c. Skala Pengukuran : interval. 3. Variabel Terikat Variabel terikat adalah suatu keadaan yang menunjukkan pengaruh dan akibat yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar peserta belajar. a. Definisi Operasional Variabel terikat dalam penelitian ini berupa prestasi belajar yang dicapai oleh peserta belajar berdasarkan hasil akhir belajar (Post test). Prestasi Belajar adalah
37 perolehan skor pada pengukuran dengan tes prestasi belajar yang mencerminkan tingkat penguasaan peserta belajar terhadap konsep-konsep pada materi pokok Materi dan Perubahannya yang dilambangkan dalam bentuk nilai. b.
Indikator : nilai prestasi belajar pada mata kuliah Konsep Dasar IPA 1 dengan
bab Materi dan Perubahannya. c. Skala Pengukuran : interval Rancangan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial 2x2x2 dari data selisih nilai pre test dan post test. Tujuannya adalah untuk menentukan pengaruh kesesuaian dari variabel bebas dapat digeneralisasikan pada tingkat kontrolnya. Rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Rancangan Penelitian K. Awal Tinggi (B1) K.P Analitis K.P Analitis Tinggi Rendah (C1) (C2) Media Pembelajaran (A)
Modul Berbasis IT (A1) Simulasi Animasi Komputer (A2)
K. Awal Rendah (B2) K.P Analitis K.P Analitis Tinggi Rendah (C1) (C2)
A1B1C1
A1B1C2
A1B2C1
A1B2C2
A2B1C1
A2B1C2
A2B2C1
A2B2C2
Keterangan : A
: Media pembelajaran
B
: Kemampuan awal peserta belajar
C
: Kemampuan penalaran analitis peserta belajar
A1B1C1
:
Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan penalaran analitis tinggi dengan model pembelajaran
37 individual menggunakan media pembelajaran yang berupa modul berbasis IT. A1B1C2
:
Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan penalaran analitis rendah dengan model pembelajaran individual menggunakan media pembelajaran yang berupa modul berbasis IT.
A1B2C1
Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal rendah dan
:
kemampuan penalaran analitis tinggi dengan model pembelajaran individual menggunakan media pembelajaran yang berupa modul berbasis IT. A1B2C2
Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan
:
kemampuan penalaran analitis rendah dengan model pembelajaran individual menggunakan media pembelajaran yang berupa modul berbasis IT. A2B1C1
:
Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan penalaran analitis tinggi dengan model pembelajaran individual menggunakan media pembelajaran yang berupa animasi simulasi komputer.
A2B1C2
:
Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan penalaran analitis rendah dengan model pembelajaran individual menggunakan media pembelajaran yang berupa animasi simulasi komputer.
A2B2C1
:
Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal rendah dan
37 kemampuan penalaran analitis tinggi dengan model pembelajaran individual menggunakan media pembelajaran yang berupa animasi simulasi komputer. A2B2C2
:
Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal rendah dan kemampuan penalaran analitis rendah dengan model pembelajaran individual menggunakan media pembelajaran yang berupa simulasi animasi komputer. E. Batasan Operasional Variabel Penelitian
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Media pendidikan adalah alat bantu mengajar yang ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh pengajar (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005:1). Media yang digunakan sebagai alat bantu mengajar dalam penelitian ini meliputi modul berbasis IT dan animasi simulasi komputer 2. Kemampuan penalaran analitis peserta belajar adalah kemampuan Peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II Program Studi S1 Pengajar Kelas untuk mampu berimajinasi dalam mendalami materi yang telah disampaikan. Peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis tinggi dimungkinkan lebih mampu mendalami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh pengajar. 3. Kemampuan awal peserta belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar yang didapat sebelum mendapatkan pembelajaran dengan kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal yang dipakai adalah dalam tingkatan tinggi dan rendah.
37 4. Prestasi Belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah peserta belajar melakukan, mengerjakan, dan sebagainya untuk mendapatkan suatu kecakapan dan kepandaian. Prestasi belajar yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil tes akhir belajar peserta belajar pada Materi pokok yang ditentukan, dengan menggunakan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer. 5. Mata Kuliah yang akan diteliti adalah Konsep Dasar IPA 1. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Materi dan Perubahannya dengan sub Materi pokok: a. Pengertian materi, b. Perubahan materi, c. Klasifikasi Materi, d. Lambang unsur, e. Rumus kimia, f. Tata nama senyawa kimia, g. Larutan, h. Asam dan i.Basa j. Garam. Alokasi waktu 6 jam pelajaran dengan satu jam pelajaran 50 menit.
F. Sumber Data Adapun sumber data penelitian ini disusun relevan dengan variabel penelitian dan metode pengumpulan data. Instrumen penelitian untuk prestasi belajar berupa tes. Demikian juga untuk mengukur variabel moderator yang berupa tes kemampuan awal peserta belajar dan tes penalaran analitis. Tes yang digunakan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan lima pilihan jawaban (satu jawaban benar). Dengan metode ini diharapkan mampu mengungkap sejauh mana penguasan peserta belajar terhadap konsep-konsep dalam materi pokok Materi dan Perubahannya sekaligus untuk mendapatkan nilai prestasi belajar. Sumber data dapat dibedakan menjadi sumber data primer dan sekunder. Berikut ini adalah sumber-sumber data dalam penelitian yang akan dilakukan.
37 Sumber data Primer yang berupa Peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II Program Studi S1 Pengajar Kelas yang telah menerima mata materi pokok Materi dan Perubahannya. Dari data primer ini diperoleh data tentang kemampuan awal peserta belajar, kemampuan penalaran analitis peserta belajar dan skor prestasi belajar. Sumber data sekunder yang berupa jumlah peserta belajar dan kelas Peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II Program Studi S1 Pengajar Kelas. G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah seperangkat alat yang digunakan dalam penelitian. Keberhasilan seatu penelitian banyak ditunjang dari instrumen penelitian yang digunakan. Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan. Instrumen penelitian berupa tes prestasi belajar materi pokok Materi dan Perubahannya. Instrumen penelitian yang lain adalah berupa soal-soal objektif yang terdiri dari lima pilihan jawaban (satu jawaban benar) untuk tes kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis. Sebelum digunakan untuk mengetahui data penelitian, instrumen tersebut diuji cobakan teriebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal. Uji coba soal ditujukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
H. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi kemampuan awal peserta belajar, kemampuan penalaran analitis dan skor prestasi belajar peserta
37 belajar dengan menggunakan media modul berbasis IT dan media animasi simulasi komputer. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa teknik tes, teknik dokomentasi dan teknik observasi. 1. Teknik tes Tes standar dalam penelitian ini meliputi tes kemampuan awal dan tes kemampuan penalaran analitis. a. Tes kemampuan awal Tes ini berguna untuk mencari tingkat kemampuan awal peserta belajar secara umum sebelum diberi perlakuan. Skor nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1-10. Kemampuan awal peserta belajar dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Berikut adalah kelompok kemampuan awal yang dimaksud. 1) Peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi. Kemampuan awal ini dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu kemampuan awal tinggi yang berarti peserta belajar yang memiliki skor diatas rata-rata yaitu diatas 5,769 2) Kemampuan awal rendah yang berarti peserta belajar yang memiliki skor di bawah rata-rata yaitu antara 4 sampai 5,769 dan pada rata-rata yaitu antara 1 sampai 4 (kemampuan awalnya lemah). b. Tes kemampuan penalaran analitis Tes kemampuan penalaran analitis peserta belajar berguna untuk berimajinasi dalam mendalami materi pokok Materi dan perubahannya yang telah disampaikan dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan dua kategori tes kemampuan penalaran analitis, yaitu peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis tinggi
dan
peserta
belajar
yang
memiliki
kemampuan
awal
rendah.
37 c. Tes prestasi belajar peserta belajar Data diperoleh setelah peserta belajar diberi perlakuan media dengan Materi pokok Materi dan perubahannya. Tes semacam ini disebut post test. 2. Teknik dokumentasi Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden. Dokumentasi merupakan barang-barang tertulis. Dokumen dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu dokumen resmi seperti surat ijin penelitian, dan surat bukti penelitian yang dikeluarkan oleh program atau fakultas universitas. Sedangkan dokumentasi tak resmi antara lain surat pribadi, dan surat nota. Dalam penelitian ini dilakukan pencarian data-data dari buku yang membahas tentang penelitian. 3. Teknik observasi Observasi adalah instrumen yang sering dipakai sebagai alat pelengkap instrumen yang lain, terutama dalam penelitian kuantitatif. Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari panca inderanya, yaitu indera penglihatan. Instrumen observasi ini akan lebih efektif apabila informasi yang akan diambil berupa fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami.
”Teknik observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara sistematik
terhadap gejala atau ojek yang diteliti” (Suharsimi Arikunto, 1996:145). Teknik observasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu observasi terbuka, observasi tertutup dan observasi langsung. Didalam penelitian ini digunakan observasi terbuka. Pada teknik tersebut kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya ditengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka. Dengan demikian antara responden
37 dengan peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar. Penelitian ini mengamati peserta belajar selama menerima pelajaran dengan menggunakan dua media yang berbeda.
I. Uji Coba Instrumen 1. Validitas Soal Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas item dan instrumen penelitian. Validitas yang digunakan adalah validitas isi butir-butir soal. Dalam uji validitas ini, skor terhadap jawaban setiap item soal hanya terdiri dari angka 0 dan 1. Perhitungan koefisien korelasinya dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi point-biserial atau koefisien korelasi biserial. Rumusan koefisien korelasi point-biserial adalah sebagai berikut: rpb = [ (Mi - Mx) / Sx] √[ p / (1-p)] Keterangan: rpb
= korelasi point-biserial
Mi
= Mean skor x dari semua subjek yang mendapat angka 1 pada variabel dikotomi i
Mx
= Mean skor dari seluruh subjek
Sx
= Deviasi standar skor x
i
= Skor pada variabel dikotomi
p
= Proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada variabel dikotomi.
Koefisien korelasi point-biserial menunjukkan validitas item dari tes bentuk pilihan ganda yang selanjutnya disebut rhit. Taraf kesukaran yang diperoleh dari penelitian
37 ini adalah 5% kriteria validitas suatu tes (rhit). Kriteria pengujian yaitu Item dikatakan valid bila harga rhit > rtab. Sebaliknya suatu item dikatakan invalid bila harga rhit < rtab (Saifuddin Azwar, 1997 : 19). Dalam penelitian ini terdiri dari dua sampel kelas eksperimen I dan II. Hasil perhitungan dapat dikatakan valid apabila pada taraf signifikansi 5% nilai rhit > rtab. Harga rtab adalah 0,312. Sebaliknya soal dikatakan invalid apabila pada taraf signifikansi 5% nilai rhit
Keterangan:
37 rn
= koefesien reliabilitas
n
= jumlah item
S
= deviasi standar
p
= indeks kesukaran
q
= l-p
Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut: 0,800-1,000 = sangat tinggi 0,600-0,800 = tinggi 0,400-0,600 = cukup 0,200-0,400 = rendah 0,001-0,200 = sangat rendah (Masidjo, 1995 : 232-233) Setelah harga r11 diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan harga rtab dengan taraf signifikansi 5%, maka diperoleh hasil apabila r11 ≥ rtab maka butir soal dikatakan reliabel. Sebaliknya apabila r11 < rtab maka butir soal dikatakan tidak reliabel. Hasil perhitungan reliabel tes dengan rumus KR-20 untuk soal tes kemampuan awal adalah 0,830. Sedangkan untuk tes kemampuan penalaran analitis 0,850. Hasil perhitungan realibilitas untuk tes prestasi belajar adalah 0,824. Ketiga hasil tersebut dinyatakan reliabel karena memiliki harga lebih besar dari r tab. Harga rtab pada taraf signifikansi 5% adalah 0,312. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8,9 dan 10. 3. Uji Taraf Kesukaran Soal Taraf kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu suatu
37 bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal, yang harganya dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: IK
B N x Skor Maksimal
IK
= Indeks Kesukaran
B
= Jumlah jawaban benar yang diperoleh peserta belajar dari suatu item
N
= Kelompok peserta belajar
Skor Maksimal
= Besarnya skor yang diperoleh oleh jawaban benar dari suatu item
N x Skor Maksimal
= jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh peserta belajar dari suatu item.
Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut: 0,800-1,000 = sangat sukar 0,600-0,800 = sukar 0,400-0,600 = sedang 0,200-0,400 = mudah 0,001-0,200 = sangat mudah Berdasarkan hasil uji coba instrumen dapat diketahui indeks kesukaran masing-masing soal. Indeks kesukaran item soal kemampuan awal, kemampuan berpikir analitis dan prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 8,9 dan 10. Hasil rangkumannya
dapat
ditunjukkan
bab
selanjutnya
pada
Tabel
4.2.
37 4. Uji Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta belajar
yang
berkemampuan tinggi dan
peserta belajar
yang
berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan daya pembeda soal adalah sebagai berikut : ID
KA KB NKA atau NKBxSkor Maksimal
ID
= Indeks diskriminasi.
KA
= Jumlah jawaban benar yang diperoleh peserta belajar dari yang tergolong kelompok atas.
KB
= Jumlah jawaban benar yang diperoleh peserta belajar dari yang tergolong kelompok bawah.
NKA atau NKB = Jumlah peserta belajar yang tergolong kelompok atas atau bawah. Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut : 0,80-1,00
= Sangat Membeda (SM)
0,60-0,79
= Lebih Membedakan (LM)
0,40-0,39
= Cukup Membedakan (CM)
0,20-0,39
= Kurang membedakan (KM)
Negatif
= Sangat Kurang Membedakan (SKM) Dari hasil uji coba instrumen (try out) dapat diketahui hasil uji taraf pembeda
masing-masing soal. Hasil uji tersebut terdiri atas tiga item soal yang terdiri dari kemampuan
awal,
kemampuan
berpikir
analitis
dan
prestasi
belajar.
37 Hasilnya dapat dilihat pada lampiran 8,9 dan 10. Rangkuman dari Hasil Uji validitas, reliabilitas, Daya Pembeda Soal dan tingkat Kesukaran Soal pada Materi Pokok Materi dan Perubahannya. dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan 3.4. Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen pada Materi Pokok Materi dan Perubahannya. Variabel
Jumlah Soal
Dipakai ( valid )
Tes Kemampuan awal Tes Kemampuan Penalaran analitis Tes Prestasi Belajar
25 40 25
20 36 23
Tidak Dipakai ( invalid ) 5 4 2
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Daya Pembeda Soal dan tingkat Kesukaran Soal pada Materi Pokok Materi dan Perubahannya.
Variabel
Jumlah Soal
Kriteria IK MS Md
Kriteria ID
Sd
S
SS SM
LM CM KM SKM
K. Awal K.P. Analitis
25 40
-
6 21
19 18
1
-
-
-
13 4
13 36
-
Pres. Belajar
25
-
12
13
-
-
-
-
12
13
-
J. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh media modul berbasis IT dan animasi simulasi komputer dengan hasil belajar peserta belajar. Selain itu juga untuk mengetahui signifikan ada tidaknya pengaruh kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis peserta belajar terhadap hasil belajar peserta belajar. Dengan
55 adanya hal tersebut maka dalam pengolahan data penelitian ini dipergunakan Analisis Variansi Tiga Jalan, dan diakhiri dengan uji F. Untuk menguji hipotesis dengan uji F ini, sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis (uji asumsi), yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk memenuhi persyaratan dalam penggunaan analisis variansi dilakukan uji asumsi. Uji asumsi ini dapat dilakukan dengan cara uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas dengan “uji Lilliefors”, yaitu : Lo = |F(zi) – S(zi)| Dimana : F(zi)
: P(z
S(zi)
: Banyaknya z1, z2,…,zn < zi n
Zi
: skor standar
Lo
: koefisien Lilliefors pengamatan
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a) Menghitung rata-rata dan simpangan bakunya
i _
n
b) Menghitung
n xi 2 - xi
2
S 2
n(n - 1) nilai
z
55 _ xi - X Zi S c) Mencari nilai zi pada daftar F
d) Menghitung S(zi), yaitu banyaknya z1, z2, ……….,zn < zi n e) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) f) Mencari nilai kritis yang dapat diperoleh pada kolom harga mutlak, kemudian dibandingkan dengan tabel. Kriteria Pengujian adalah : Ho ditolak jika Lo maks < L tabel atau artinya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya Ho diterima jika Lo maks > L tabel (Sudjana, 1996: 466-469). Data hasil uji normalitas instrumen prestasi belajar untuk kelas yang menggunakan media modul berbasis IT ditunjukkan pada lampiran 19. Sedangkan untuk uji normalitas kelas yang menggunakan media simulasi animasi komputer ditunjukkan pada lampiran 20. Sebelum dilakukan analitis data lebih lanjut, maka data harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika uji normalitas terpenuhi, maka analisis uji selanjutnya yaitu uji homogenitas dapat dilakukan. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas variansi dicari dengan rumus“Uji Bartlett”.
X 2 (ln 10) {B - (n1 - 1) log Si } 2
2,3026 {B - (n1 - 1) log Si } 2
Selanjutnya
nilai
B
ditentukan
seperti
berikut:
55
B (log S2 ) (n i 1) S2
(n - 1) S (n 1) i
2
i
i
Hipotesis yang akan diuji adalah : Ho δ1 δ2 kedua populasi mempunyai varian yang sama 2
2
Ho δ1 δ2 paling sedikit satu tanda sama tidak berlaku 2
2
Adapun langkah-langkah pengujian homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett sebagai berikut : Menentukan hipotesis Ho δ1 δ2 2
H1 δ1 δ2 2
2
2
Menghitung varians masing-masing sampel (Si2) dengan rumus :
Si 2
(Xi - X)2 n 1
Menghitung varian gabungan dari semua sampel (S2) dengan rumus :
S2
(n - 1)S (n 1) i
2
i
i
Menghitung harga satuan
B (log S2 ) (n i 1) Menghitung Chi_kuadrat (χ 2 ) , dengan rumus :
χ 2 (ln 10) {B - (n i 1) logS i } 2
55 Menghitung χ 2 dari tabel distribusi Chi-kuadrat pada taraf signifikan 5% kriteria uji. Ho ditolak apabila χ 2 hitung < χ 2 tabel, yang berarti sampel homogen. Sebaliknya Ho diterima apabila χ 2 hitung > χ 2 tabel (Sudjana, 1996: 261-263). Data hasil uji homogenitas instrumen penelitian dan pembahasannya dapat dilihat pada lampiran 21. Jika uji homogenitas terpenuhi, maka analisis variansi (anava) dapat dilakukan. 2. Uji Hipotesis a. Analisis Varians Dalam pengujian hipotesis teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians (anava) tiga jalan dengan faktorial 2x2x2 dan sel tak sama. Model data analisis varians tiga jalan adalah Xijk = µ+αi+βj+γk+(αβ)ij+(αγ)ik+(βγ)jk+(αβγ)ijk+ξijk Keterangan: Xijk
: Data pengamatan ke-i yang dikenai faktor A (media pembelajaran), faktor B ( kemampuan awal) kategori ke-j dan faktor C (kemampuan penalaran analitis) kategori ke-k.
µ
: Rerata dari seluruh data amatan (rerata besar pada populasi)
αi
: Pengaruh faktor A kategori ke-i pada variabel terikat
βj
: Pengaruh faktor B kategori ke-j pada variabel terikat
γk
: Pengaruh faktor C kategori ke-k pada variabel terikat
ξijk
: Kesalahan eksperimental yang didistribusi normal N (0, σ2)
Keterangan untuk i dan j sebagai berikut: i = 1,2 dimana 1 : Pembelajaran menggunakan media modul berbasis IT
55 2 : Pembelajaran menggunakan media simulasi animasi komputer. j = 1,2 dimana 1 : Kemampuan awal tinggi ; 2 : Kemampuan awal rendah k = 1,2 dimana 1 : Kemampuan penalaran analitis tinggi; 2 : Kemampuan penalaran analitis rendah (Budiyono, 2000 : 233-234) Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis varians tiga jalan dengan sel tak sama yaitu: 1) Hipotesis Ho = Ada kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer pada model pembelajaran individual terhadap latar belakang kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis. H1 = Tidak ada kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer pada model pembelajaran individual terhadap latar belakang kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis. Pada nanalisis varians tiga jala penelitian ini digunakan tiga pasang hipotesis yang perumusannya adalah: a). HoA : αi = 0 H1A : αi ≠ 0 b). HoB : βj = 0 H1B : βj ≠ 0 c). HoC : γk = 0 H1C : γk ≠ 0
untuk setiap i, i = 1,2 paling sedikit ada satu αi yang tidak nol untuk setiap j, j= 1,2 paling sedikit ada satu βj yang tidak nol untuk setiap k, k = 1,2 paling sedikit ada satu γk yang tidak nol (Budiyono, 2000 : 236)
55 2) Taraf Signifikansi : α = 5% = 0,05 3) Komputasi Tabel Notasi dan tata letak data dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Tabel Notasi dan Tata Letak Data B/
B1 C
B2
C1
C2
C1
C2
A1B1C1
A1B1C2
A1B2C1
A1B2C2
A2B1C1
A2B1C2
A2B2C1
A2B2C2
A A1 A A2
Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), dan (9) sebagai berikut: 1). G2/pqr 2).SS ijk 3). Ai2/qr 4). Bj2/pr 5). Ck2/pq Keterangan: G2
: Kuadrat jumlah rataan pengamatan semua sel
Ai2
: Jumlah kuadrat rataan pengamatan pada baris ke-i
Bj2
: Jumlah kuadrat rataan pengamatan pada baris ke-j
Ck2
: Jumlah kuadrat rataan pengamatan pada baris ke-k
SSijk
: Jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ijk
SSijk =
∑Xijk [∑Xijk] 1
1
nij
55
Selain itu, juga didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut: nijk
: Ukuran sel ijk (sel pada baris ke-i, kolom ke-j dan kolom ke-k) : Banyaknya data amatan pada sel ijk : Frekuensi sel ijk
nh
: Rataan harmonik frekuensi seluruh sel nh
N
=
pxq 1 n ij
: Banyaknya seluruh data amatan N = ∑ nijk Ijk
4) Jumlah Kuadrat JK A
= nh [(3)-(1)]
JK B
= nh [(4)-(1)]
JK C
= nh [(5)-(1)]
JK G
= SS
Keterangan: C =
(X)2 N
SS = X2 – C
contoh kolom B1C1 =
(84,400) 2 = 647,578 11
contoh kolom B1C1 = 653,860 – 647,578 = 6,282
5) Derajat Kebebasan db A
=A-1
db B
=B-1
db C
=C-1
db D
= N - pqr
db T
=N-1
55 6) Rataan Kuadrat RK A
= JKA dkA
RK B
= JKB dkB
RK C
= JKC dkC
RK G
= JKG dkG 7) Statistik Uji 1). F A
= RKA RKG
2). F B
= RKB RKG
3). F C
= RKC RKG
8)Daerah kritik Daerah kritik atau daerah penolakan H0 masing-masing perlakuan adalah 1). Daerah kritik untuk Fa adalah DKA = {F|F ≥ Fα;p-1 ; N-pqr} 2). Daerah kritik untuk Fb adalah DKB = {F|F ≥ Fα;q-1; N-pqr} 3). Daerah kritik untuk Fc adalah DKC = {F|F ≥ Fα;r-1 ; N-pqr} 9) Keputusan uji HoA, HoB, HoC, HoAB, HoAC, HoBC, HoABC ditolak apabila harga statistik uji yang bersesuaian melebihi harga kritik masing-masing (Ftabel), yaitu 1) F A ≥ F tabel maka H0A ditolak ; F A < F tabel maka H0A diterima 2) F B ≥ F tabel maka H0B ditolak ; F B < F tabel maka H0B diterima 3) F C ≥ F tabel maka H0C ditolak ;F C < F tabel maka H0C diteri
55 b. Uji Lanjut Anava uji analisis varians adalah uji lanjut anava yang berupa uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Uji komparasi ganda bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel yang Ho nya ditolak. Uji lanjut anava dengan metode Sceffe menggunakan rumus: t1-2 =
(A1 - A2 ) . √ RKG (1/n1 + 1/n2 )
Keterangan : A1 : Rerata sampel kelompok I A2 : Rerata sampel kelompok II n1 : cacah observasi pada kelompok I n2 : cacah observasi pada kelompok II Daerah kritiknya adalah 1). DKA = {F|F ≥ Fα;p-1 ; N-pqr} 2). DKB = {F|F ≥ Fα;q-1; N-pqr} 3). DKC = {F|F ≥ Fα;r-1 ; N-pqr}
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa : 1) skor kemampuan awal, 2) skor kemampuan penalaran analitis peserta belajar, 3) skor prestasi belajar ranah kognitif. Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini meliputi hasil penelitian terhadap kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT dan animasi simulasi komputer. Penelitian ini menggunakan satu kelas try out yaitu kelas IIB dan dua kelas eksperimen, yaitu kelas II E sebagai kelas eksperimen dengan media modul berbasis IT dan kelas IIF sebagai kelas eksperimen dengan media animasi simulasi komputer. 1. Deskripsi Hasil Instrumen Setelah Dilakukan Penelitian Dari hasil penelitian ini diperoleh 3 hasil penelitian yang meliputi Tes Kemampuan Awal. Tes Kemampuan Penalaran analitis dan Prestasi Belajar. a. Kemampuan Awal Data kemampuan awal diperoleh melalui tes pilihan ganda yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Data kemampuan awal diperoleh setelah peserta belajar menerima pembelajaran individual pada materi pokok Materi dan Perubahannya. Nilai maksimal yang dapat diperoleh adalah 10 dan nilai minimal yang dapat diperoleh adalah 1. Berdasarkan tabulasi data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan awal, didapatkan data prestasi belajar kelompok kemampuan awal tinggi sebagai berikut: 1) nilai tertinggi untuk kemampuan awal adalah 7,0 ; 2) skor terendah 3,5 ; 3) mean
64
65 atau rata-rata sebesar 6,886; 4) median sebesar 6,977; 5) modus sebesar 6,970 dan 6) standar deviasi sebesar 1,192. Data tentang kemampuan awal selanjutnya dijadikan data interval yang hasilnya dapat dideskripsikan dalam distribusi frekuensi data prestasi belajar kelompok kemampuan awal tinggi pada lampiran 15 tabel 15.1. Tampilan histogram distribusi dari data pada lampiran 15 tabel 15.1 diilustrasikan pada Gambar 4.1.
16 14
frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 4.3-5.0 5.1-5.8 5.9-6.6 6.7-7.4 7.5-8.2 8.3-9.0
interval
Gambar 4.1. Histogram Data Kemampuan Awal Kelas modul Berbasis IT Data kemampuan awal kemudian dikategorikan berdasarkan nilai rata-rata (mean) dengan hasil sebagaimana dilihat pada Tabel 4.4. Hasil tabulasi data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan awal, didapatkan data prestasi belajar kelompok kemampuan awal rendah sebagai berikut: 1) nilai tertinggi untuk kemampuan awal adalah 8,0 ; 2) skor terendah 4,5 ; 3) mean atau rata-rata sebesar 5,853; 4)median sebesar 5,530 ; 5) modus sebesar 4,900 dan 6) standar deviasi sebesar 1,099. Data tentang kemampuan awal selanjutnya dijadikan data interval yang hasilnya dapat dideskripsikan dalam distribusi frekuensi data
65 prestasi belajar kelompok kemampuan awal rendah pada lampiran 15 tabel 15.2. Histogram yang menunjukkan distribusi frekuensi data prestasi belajar kelas animasi simulasi komputer ditunjukkan pada Gambar 4.2.
12
frekuensi
10 8 6 4 2 0 3.9-4.5
4.6-5.2
5.3-5.9
6-6.6
6.7-7.3
7.4-8
interval
Bertolak dari Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 , dapat dilihat bahwa rata-rata prestasi belajar dengan kemampuan awal tinggi lebih besar dibandingkan dengan hasil prestasi belajar kelompok kemampuan awal rendah. b. Kemampuan Penalaran Analitis Data kemampuan penalaran analitis diperoleh dari tes kemampuan penalaran analitis yang diisi oleh peserta belajar. Soal tes kemampuan penalaran analitis berupa soal tes pilihan ganda yang terdiri dari 36 item pertanyaan. Pada frekuensi data prestasi belajar kemampuan penalaran analitis tinggi didapatkan data-data sebagai berikut: 1) nilai tertinggi untuk kemampuan penalaran analitis adalah 8,7; 2) nilai terendah 4,3; 3) mean atau rata-rata sebesar 6,660, 4) median sebesar 6,614, 5) modus sebesar 6,472 dan 6) standar deviasi sebesar 1,216. Data prestasi belajar kemampuan penalaran analitis tinggi berikutnya dijadikan data interval yang hasilnya
65 dapat dideskripsikan pada lampiran 15 tabel 15.3. Histogram data prestasi belajar kelompok kemampuan penalaran analitis tinggi seperti pada gambar 4.3.
12
frekuensi
10 8 6 4 2 0 4.3-5
5.1-5.8
5.9-6.6
6.7-7.4
7.5-8.2
8.3-9.0
interval
Gambar 4.3. Histogram Data Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan Penalaran analitis Tinggi Histogram data prestasi belajar kelompok kemampuan penalaran analitis rendah sebagai berikut data untuk kelompok penalaran analitis rendah ini ditunjukkan pada gambar 4.4 10 9 8
frekuensi
7 6 5 4 3 2 1 0 3.9-4.5
4.6-5.2
5.3-5.9
6.0-6.6
6.7-7.3
7.4-8.0
interval
Gambar 4.4. Histogram Data Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan Penalaran Analitis Rendah
65 Data yang ditunjukkan pada hasil prestasi belajar kelompok kemampuan penalaran analitis rendah yaitu 1) nilai tertinggi untuk kemampuan penalaran analitis adalah 7,8; 2) nilai terendah 3,9; 3) mean atau rata-rata sebesar 5,989, 4) median sebesar 5,561, 5) modus sebesar 4,805 dan 6) standar deviasi sebesar 1,223. c. Prestasi Belajar Kimia Hasil tes prestasi belajar untuk seluruh sampel kontrol dan eksperimen disajikan pada lampiran 15. Lampiran ini meliputi tabel 15.5. dan 15.6. berturutturut distribusi frekuensi data prestasi belajar kelompok media modul berbasis IT dan turut distribusi frekuensi data prestasi belajar kelompok simulasi animasi komputer. Bertolak dari hasil tabulasi dan skor terhadap hasil tes yang diberikan kepada peserta belajar, diperoleh data-data prestasi belajar kimia dari kelas yang menggunakan media modul berbasis IT. Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15 tabel 15.5. pada gambar 4.5. 16 14
frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 4.3-5
5.1-5.8
5.9-6.6
6.7-7.4
7.5-8.2
8.3-9.0
interval
Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Media Modul Berbasis IT Prestasi belajar tertinggi adalah 8,7 dan terendah 4,3; mean atau rata-rata sebesar
65 6,692; median sebesar 6,810; modus sebesar 6,945 dan standar deviasi sebesar 1,111. Data prestasi belajar pada kelas yang menggunakan media animasi simulasi komputer adalah sebagai berikut. Prestasi belajar tertinggi adalah 8,7 dan terendah 3,9; mean atau rata-rata sebesar 5,959; median sebesar 5,730; modus sebesar 5,150 dan standar deviasi sebesar 1,168. Data tentang prestasi belajar kimia selanjutnya dijadikan data interval yang dapat dideskripsikan pada Lampiran 15 Tabel 15.6. Data pada tabel 4.10 dapat digambarkan dalam histogram seperti pada Gambar 4.6.
12
frekuensi
10 8 6 4 2 0 3.9-4.5
4.6-5.2
5.3-5.9
6.0-6.6
6.7-7.3
7.4-8.0
interval
Gambar 4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Simulasi Animasi Komputer
B. Uji Persyaratan Analisis Uji prasyarat analisis terdiri dari dua uji, yaitu uji normalitas dan homogenitas. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kedua kelas tidak berbeda rata-ratanya sebelum dilakukan analisis, dan untuk menentukan metode analisis yang sesuai dengan normal dan tidaknya sampel. Selengkapnya akan dijelaskan dalam
65 pembahasan uji persyaratan analisis normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji
normalitas
dilaksanakan
untuk
mengetahui
apakah
data
yang
dikumpulkan mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Uji normalitas dilaksanakan dengan uji Lilliefors. Untuk menerima atau menolak asumsi kenormalan adalah dengan membandingkan Lhitung dengan Ltabel pada taraf signifikansi 5%. Jika Lhitung < Ltabel maka sebaran data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan program Microsof Excel didapatkan hargaharga Lhitung yang dideskripsikan pada tabel berikut ini (Lampiran 19 dan 20). Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada semua data-data yang dihasilkan memiliki distribusi atau sebaran yang normal. Sehingga keempat data variabel tersebut dinyatakan mempunyai data yang berdistribusi normal, sehingga sudah memenuhi persyaratan analisis pertama (pada lampiran 19-20). 2. Uji Homogenitas Pengujian prasyarat analisis berupa uji homogenitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi memiliki variansi yang homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett. Dari hasil pengujian homogenitas, dapat dibuat ringkasan seperti pada tabel berikut ini (Lampiran 21). Hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh harga statistik uji 2 hitung sebesar 2,065. Harga ini lebih kecil dari harga kritik yaitu 2 tabel (0,05;7) = 14,067. Artinya data prestasi belajar berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen. C. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji anava tiga jalur
65 dengan frekuensi sel tak sama. Analisis dilaksanakan dengan program Microsoft Excel, sedangkan hasil analisis sidik ragam anava tiga jalur sel tak sama secara singkat dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 22. Hasil keputusan uji dari hasil perhitungan pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.6 Tabel 4.6. Keputusan Uji Anava Sumber Variasi
F Hitung
FTabel 5%
Keputusan Uji
Baris (A)
7,721
4,00
Ho ditolak
Kolom (B)
22,471
4,00
Ho ditolak
Layer (C)
8,138
4,00
Ho ditolak
Berdasar hasil Analisis Varian Tiga Arah Sel Tak Sama, maka data diinterpretasikan sebagai berikut : a. Hasil uji anava yang memperoleh FhitungA sebesar 7,721. Karena FhitungA > Ftabel (7,721 > 4,00), maka hipotesis nol (H01) ditolak dan Ha1 diterima, berarti model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar kimia peserta belajar dan hipotesis pertama dinyatakan diterima. b. Hasil uji anava yang memperoleh FhitungB sebesar 22,471. Karena FhitungB > Ftabel (22,471 > 4,00), maka hipotesis nol (H02) ditolak dan Ha2 diterima, berarti kemampuan awal berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar kimia dan hipotesis kedua dinyatakan diterima c. Hasil uji anava yang memperoleh FhitungC sebesar 8,138. Karena FhitungC > Ftabel (8,138 > 4,00), maka hipotesis nol (H03) ditolak dan Ha3 diterima, berarti
65 d. kemampuan penalaran analitis berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar kimia peserta belajar dan hipotesis ketiga dinyatakan diterima. Hasil uji anava yang signifikan kemudian diteruskan dengan uji lanjut anava dengan metode uji t (LSD). Uji lanjut anava ini dilakukan terhadap setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel yang (H0)nya ditolak. Rangkuman hasil uji lanjut anava ini merujuk pada lampiran 23. Interpretasi dari hasil uji lanjut anava adalah sebagai berikut: 1. Prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual dengan simulasi animasi komputer. Terbukti dari nilai thitung > ttabel (3,098 > 2,000) pada taraf signifikansi 5%. Model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT memiliki prestasi belajar (6,732) yang lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran individual dengan animasi simulasi komputer (6,035). Dengan demikian model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dalam meningkatkan prestasi yang lebih baik. 2. Media Modul Berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi. Terbukti dari nilai thitung > ttabel (4,765 > 2,000) pada taraf signifikansi 5%. Peserta belajar dengan kemampuan awal tinggi pada Media Modul Berbasis IT model pembelajaran individual memiliki memiliki prestasi belajar (6,903) yang lebih tinggi dibandingkan peserta belajar dengan memiliki kemampuan awal rendah (5,831). 3. Media Modul Berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi. Terbukti dari nilai thitung >
65 4. ttabel (3,056 > 2,000) pada taraf signifikansi 5%. Peserta belajar dengan memiliki kemampuan penalaran analitis tinggi memiliki prestasi belajar (6,718) yang lebih tinggi dibandingkan peserta belajar dengan memiliki kemampuan penalaran analitis rendah (6,031). Demikian dapat disimpulkan untuk peserta belajar khususnya di PGSD surakarta lebih sesuai menggunakan modul berbasis IT.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Kesesuaian model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer terhadap prestasi belajar Ho
: prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT tidak lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual dengan media simulasi animasi komputer.
H1
: prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual dengan media simulasi animasi komputer. Hipotesis pertama memperoleh FhitungA > Ftabel (7,721 > 4,00) diterima pada
taraf signifikansi 5%, berarti prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual dengan media simulasi animasi komputer. Model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar sebesar 6,566, lebih tinggi daripada model pembelajaran individual dengan animasi simulasi komputer (5,990). Artinya prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih
65 sesuai. Model pembelajaran individu dapat membuka kesempatan bagi peserta belajar untuk belajar menurut kecepatan masing-masing, dengan cirinya adalah a) memungkinkan peserta belajar belajar sendiri; b) memperhatikan perbedaan kecepatan belajar peserta belajar; c) terdapat kejelasan tujuan yang harus dipahami; d) memungkinkan peserta belajar berpartisipasi aktif; e) secara optimal menerapkan belajar tuntas. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip individu pada model Keller Plan (Sudjoko, 1985) meliputi: a. Satu Course dibagi atas beberapa unit yang berurutan. b. Tiap unit berisi tujuan, prosedur kerja dan dan beberapa persoalan. c. Peserta belajar belajar sendiri atas petunjuk kerja dari unit satu ke unit berikutnya secara berurutan. d. Peserta belajar bisa mengambil ujian untuk masing-masing unit kapan saja merasa telah siap. e.Tiap kuliah dan demonstrasi hanya digunakan untuk sekedar memberi motivasi belajar dan bukan merupakan sumber informasi. f. Tidak harus ada media seperti audio visual, tape dan slide. Staf yang terlibat adalah instruktur (pengajar) dan Proctor (undergraduate students) yaitu peserta belajar yang dianggap mampu menguasai seluruh unit. Keberhasilan yang dicapai dalam menerapkan model pembelajaran individu karena hal sebagai berikut: 1. Penerapan model tersebut dapat meningkatkan persaingan secara tidak langsung sesama peserta belajar dalam rangka mencapai skor maksimal. 2. Peserta belajar dapat merencanakan kegiatan dalam jangka pendek untuk menghadapi kuliah Ilmu Alamiah Dasar. 3. Meningkatkan rasa individual peserta belajar (Widyanintyas, 2009:13-15). Selanjutnya penggunaan informasi teknologi dalam pembelajaran individual dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. Menurut Kariadinata (2009:45-46)
65 pembelajaran dengan informasi teknologi merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang saat ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Elemen-elemen multimedia yang menggabungkan beberapa komponen seperti warna, teks, animasi, gambar/grafik, suara dan video sangat menunjang dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta belajar yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Konsep multimedia menurut Mayer (2001:76) meliputi tiga level, yaitu, pertama level teknis yang berkaitan dengan alat-alat teknik: alat-alat ini dapat dianggap sebagai kendaraan pengangkut tanda-tanda (signs); kedua, level semiotik yang berkaitan dengan bentuk representasi ; bentuk representasi ini dapat dianggap sebagai jenis tanda (type of signs); ketiga, level sensorik yaitu berkaitan dengan saluran sensorik yang berfungsi untuk menerima tanda (signs).. Sebab Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan dengan harapan agar peserta belajar mampu menangkap/menerima, memproses, menyimpan, serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya. Gardner (2009:34-36) mengemukakan bahwa ”Kemampuan memproses informasi itu dalam bentuk tujuh kecerdasan, yaitu (1) logis-matematis, (2) spasila, (3) linguistik, (4) kinestetik-keparagaan, (5) musik, (6) interpersonal, dan (7) inrapersonal”. Media yang dapat mengakomodir persyaratan-persyaratan tersebut adalah media modul IT. 2. Kesesuaian kemampuan awal terhadap prestasi belajar H0
: Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual tidak lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan awal tinggi.
H1
: Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi.
65 Hipotesis kedua memperoleh FhitungB > Ftabel (22,471 > 4,00) diterima pada taraf signifikansi 5%, berarti media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan awal tinggi. Pengkategorian kemampuan awal dibedakan menjadi dua, yaitu kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar sebesar 6,819, lebih tinggi daripada peserta belajar yang berkemampuan awal rendah (5,710). Kemampuan awal berguna untuk menempatkan peserta belajar dalam situasi yang tepat dalam pembelajaran. Menurut
Kartini-Kartono
(1995:7-8)
”Kemampuan
awal
merupakan
kemampuan pengembangan kehidupan emosional, rasional dan sosial”. Sejak lahirnya seorang anak memiki ketiga potensi tersebut sebagai kemampuan dasar yang masih „kuncup‟ yang harus dikembangkan dan diaktualisasikan. Kemudian dari kuncup tersebut berkembang ke arah kompetensi (penguasaan). Hal ini berarti pengajaran dimulai dari apa yang telah diketahui oleh peserta belajar. Pengajar harus sudah mengetahui terlebih dahulu kemampuan awal peserta belajar yaitu pengetahuan dan tingkah laku yang telah dimiliki oleh peserta belajar, sehingga pengajar dapat menggunakan kemampuan awal dari peserta belajar sebagai landasan untuk pengembangan materi berikutnya. Kemampuan awal yang tinggi berarti peserta belajar lebih sesuai dan memiliki potensi pengetahuan yang baik untuk dikembangkan. 3.
Kesesuaian kemampuan penalaran analitis terhadap prestasi belajar H0
: Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual tidak
66 lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan penalaran analitis tinggi. H1
: Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan penalaran analitis tinggi.
Hipotesis ketiga memperoleh FhitungC > Ftabel (8,138 > 4,00) diterima pada taraf signifikansi 5%. berarti Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan penalaran analitis tinggi. Peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis kategori tinggi memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar sebesar 6,622, lebih tinggi daripada peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis rendah (5,859). Hal ini menunjukkan kemampuan penalaran analitis berperan penting dalam proses belajar peserta belajar. Dengan demikian ada kesesuaian penalaran analitis yang lebih tinggi dalam meningkatkan prestasi yang lebih tinggi daripada penalaran analitis rendah. Penalaran analitis merupakan salah satu jenis kemampuan yang merupakan atribut inteligensi. Menurut Winkel (1996:125), “Inteligensi merupakan kemampuan penalaran analitis”. Kemampuan penalaran analitis ini adalah suatu aspek yang penting dari inteligensi, tetapi bukan satu-satunya. Kemampuan penalaran analitis ini menjadi sekumpulan ketrampilan yang kompleks yang harus dilatih sejak usia dini. Aktifitas dinamis dalam penalaran analitis akan bersifat ideasional dalam rangka pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Peran dalam pembelajaran, kemampuan penalaran analitis menjadikan proses mental dapat
65 memfungsikan otak dalam rangka mencari jawaban atas suatu persoalan, menemukan ide-ide, mencari pengetahuan, atau sekedar untuk berimajinasi. Proses berpikir terjadi sebagai wujud dari berfungsinya otak manusia, karena otak manusia merupakan pusat kesadaran, pusat berpikir, perilaku, dan emosi manusia mencerminkan keseluruhan dirinya, kebudayaan, kejiwaan, bahasa dan ingatannya. Keberhasilan peserta belajar dalam menerima dan menerapkan pengetahuan tidak dapat lepas dari peranan pengajar dalam mengelola interaksi belajar mengajar. Dalam pengalihan semua materi pelajaran kepada peserta belajar dan pengajar juga harus memperhatikan mutu pembelajaran sehingga pengalaman mengajar saat itu dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang akan datang. Householder (1999:9-11) mengemukakan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pendidikan harus dapat: (1) memperluas landasan intelektual yang melatar belakangi desain, manufuktur, konstruksi, komunikasi, transportasi, engineering dan arsitektur yang memenuhi ruang teknik pengendalian alam dan dunia buatan manusia, (2) menjelaskan secara detail praktek dan body of technological knowlegde agar mudah dikenali dan difahami sebagi basis sumber perencanaan pembelajaran, (3) menyusun strategi kurikulum yang komprehensif dan unik dengan mengentegrasikan praktik dan pengetahuan dengan pemahaman konterporer cara-cara belajar memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, (4) mengekplorasi perbedaan individual dan kelompok, sehingga program yang tepat mungkin didesain secara integral dengan kerangka kultural dan individual mereka, dan (5) mengkaji konstribusi studi di bidang teknologi di dalam dan di atas masyarakat kontemporer dengan visi yang jelas dan kritis untuk mencapai kualitas generasi di masa depan. Berdasarkan kedua
65 pandangan diatas prospek masa depan pendidikan berbasis teknologi memunculkan orientasi yang cukup kuat dan jelas bagi pengembangan peserta belajar dimasa yang akan datang. Penggunaan teknologi tersebut dimaksudkan agar para peserta belajar dapat mengembangkan kemampuan awal yang dimiliki, dapat berpikir kritis serta dapat mengembangkan kemampuan penalarannya, sehingga pola pembelajaran dapat dikembangkan sedemikian rupa dan memungkinkan tersalurnya daya kritis peserta belajar. Perlunya peningkatan keefektifan pembelajaran adalah agar perpengajaran tinggi dapat mengembangkan tugas dan tanggung jawabnya membina peserta belajar sehingga dapat berdiri dan berusaha sendiri, memupuk jiwa wiraswasta, mengembangkan kemampuan berpikir secara mandiri dan kritis.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah dirancang dan dilaksanakan sebaik-baiknya, namun masih terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut: 1. Variabel yang diteliti hanya pada model pembelajaran, kemampuan awal, dan kemampuan penalaran analitis, sedangkan masih banyak variabel lain yang turut memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar peserta belajar. 2. Prestasi belajar peserta belajar dalam penelitian ini terbatas pada prestasi belajar mata pelajaran kimia pada konsep materi dan perubahannya, sehingga untuk prestasi belajar pada pokok bahasan yang lain belum dapat diketahui. 3. Sampel penelitian hanya terbatas pada peserta belajar PGSD Surakarta, sehingga hasil penelitian tidak dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual dengan simulasi animasi komputer, dimana media modul berbasis IT lebih sesuai karena memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan media simulasi animasi komputer. Terbukti dari hasil uji anava yang memperoleh FhitungA > Ftabel (7,721 > 4,00) diterima pada taraf signifikansi 5%. 2. Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk peserta belajar PGSD yang memiliki kemampuan awal tinggi dibandingkan kemampuan awal rendah. Terbukti dari hasil uji anava yang memperoleh FhitungB > Ftabel (22,471 > 4,00) diterima pada taraf signifikansi 5%. 3. Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar peserta belajar yang memiliki daya kemampuan penalaran analitis tinggi dibandingkan kemampuan penalaran analitis rendah. Terbukti dari hasil uji anava yang memperoleh FhitungC > Ftabel (8,138 > 4,00) diterima pada taraf signifikansi 5%.
80
81 B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas maka dapat diambil implikasi penelitian sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis a. Pembelajaran pada bab Materi dan perubahannya dapat disampaikan dengan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT. Berdasarkan penelitian prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual dengan simulasi animasi komputer. b. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar perlu diperhatikan kemampuan awal peserta belajar. Berdasarkan hasil penelitian media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk peserta belajar PGSD yang memiliki kemampuan awal tinggi dibandingkan kemampuan awal rendah. c. Untuk meningkatkan hasil prestasi belajar perlu diperhatikan kemampuan penalaran analitis peserta belajar. Berdasarkan hasil penelitian media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk peserta belajar PGSD yang memiliki kemampuan analitis tinggi dibandingkan kemampuan analitis rendah. 2. Implikasi Praktis a. Terdapat beberapa macam alternatif metode mengajar bagi pengajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di perpengajaran tinggi khususnya PGSD. b. Prestasi belajar dapat dicapai secara optimal jika pembelajaran diberikan
81 dengan metode yang bervariasi, penggunaan media modul berbasis IT dan animasi simulasi komputer dapat menjadi salah satu alternatifnya. Kemudian dalam aplikasinya diharapkan memperhatikan kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis masing-masing, sehingga pembelajaran akan lebih berhasil. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas dapat disampaikan saran sebagai berikut : 1. Untuk Mahasiswa a. Peserta belajar perlu menyesuaikan diri dengan beberapa macam model pembelajaran yang digunakan pengajar, memberikan tanggapan positif, dan lebih meningkatkan keterlibatannya dalam pembelajaran. b. Peserta belajar harus mengembangkan pengetahuan yang dimiliki agar memperoleh pengalaman belajar dan wawasan yang lebih luas. c. Peserta belajar harus mengasah kemampuan penalaran analitis dengan baik agar mampu memahami konsep-konsep dalam materi kuliah. 2. Untuk Dosen Pengajar a. Perlu menerapkan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT. Hal ini perlu dipertimbangkan karena dalam penelitian ini diperileh hasil bahwa model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai untuk mata kuliah Konsep Dasar IPA 1 khususnya bab Materi dan Perubahannya. b. Dalam upaya peningkatan hasil prestasi belajar, dosen pengajar juga perlu
81 memperhatikan kemampuan awal peserta belajarnya. Mengingat bahwa penerapan modul berbasisi IT lebih sesuai untuk peserta belajar dengan kemampuan awal tinggi. c. Perlu menerapkan dan memperhatikan pengukuran kemampuan penalaran analitis. Karena untuk penerapan media modul berbasis IT lebih mudah dipahami oleh anak-anak yang berkemampuan penalaran analitis tinggi.
81 DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Paedagogia Jurnal Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Anonim. 2005. Model Pembelajaran Individual. www.ica-sae.org. Diakses tanggal 12 Agustus 2009. Anonim. 2006. Aspek-aspek prestasi Belajar. www.wikipedia.com. Diakses Tanggal 23 Januari 2009. Anonim. 2007. Profil Kemampuan Generik Awal Calon Guru dalam Membuat Perencanaan pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan . Jakarta: Erlangga. Anonim. 2008. Penulisan Modul. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Anonim. 2009. Model-model Perencanaan Pembelajaran. www.one.indoskripsi.com. Diakses Tanggal 5 Januari 2009. Boediyono. 2004. Statistik untuk Penilaian. Surakarta : UNS Press. Gallupe. 2003. Makalah Pemanfaatan Informasi Teknologo dalam Dunia Pendidikan. www.scribd.com. Diakses Tanggal 23 Agustus 2009. Gardner, Howard. 2009. Multiple Intellegences and Education. www.infed.org. Diakses Tanggal 15 Februari 2009. Haris Mujiman. 2008. Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press. Hendro Darmodjo.1998. Pendidikan IPA 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Wayan
Santyasa. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. www.docstoc.com. Diakses Tanggal 27 Juni 2009.
Masidjo, S. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Kartini Kartono. 2005. Konsep dan Metode Pembalajaran. www.e-learn.bpplspreg5.go.id. Diakses Tanggal 8 Juni 2009.
81
Literzat Sobri. 2004. Efektifitas Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Media Komputer, Media Audio Visual dan Sistem Konvensional terhadap Prestasi Belajar Peserta Belajar Ditinjau dari Kemampuan konkrit dan Abstrak. Surakarta : Pascasarjana UNS . Oemar Hamalik. 1989. Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan. Bandung : Mandar Maju. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Margono. 1989. Strategi Belajar Mengajar Buku I. Surakarta: UNS Press. Munir. 2008. Studi Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Guru dan Siswa SMK di Yogyakarta. http://www.elektro.uny.ac.id. Diakses Tanggal 28 Mei 2009. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Argensindo. Nur Rohmadi. 2008. Miskonsepsi dalam Perhitungan Kimia melalui Tes Multiple Choicedengan Model Pembelajaran Konstruktivisme dengan Memperhatikan Kemampuan Awal Siswa. Surakarta : Pascasarjana UNS. Nana Sudjana. 1990. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Argensindo. Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Mayer. 2001. Multimedia Learning. Cambridge:Cambridge University Press. Robinson Situmorang, Atwi Suparman dan Rudi Susilana. 2004. Desain Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka. Saifuddin Azwar. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: pustaka Pelajar Offest. Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru PLPG). Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta. Sri Lestari. 2008. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan Media Audio visual dan Modul Bergambar disertai LKS terhadap Prestasi Belajar Fisika ditinjau dari Kemampuan Awal dan Aktivitas Belajar Siswa. Surakarta: Pascasarjana UNS.
81
Suciati dan prasetya Irawan. 1993. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: Dikti Depdikbud. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suharsimi Arikunto. 1988. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: P.T. Bumi Aksara. Sukardi. 2007. Metodolgi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sutrisno Hadi. 1993. Statistika 3. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan Madcoms Madiun. 2006. Macromedia Flash Pro 8 Mahir dalam 7 Hari. Madiun : Penerbit Andi Offset. Widyaningtyas. 2009. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik dan Taktik dalam Pembelajaran. www.unhalu.ac.id. Diakses Tanggal 18 Juli 2009. Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran Edisi Revisi. Yogyakarta: Media Abadi. Wisma Pandia. 2007. Modul Kuliah Filsafat Ilmu. Philadelphia : STTI Perss.
87 SILABUS MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA 1
Disusun Oleh : Murwani Dewi Wijayanti NIM. S. 830908127
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
88 SILABUS Jenis Sekolah
: Universitas
Materi Pokok : Materi dan Perubahannya
Mata Kuliah
:Konsep Dasar IPA 1
Semester
Tahun Pelajaran
: 2008/2009
Waktu
No
Kompetensi Dasar
1.
Megkaji perubahan dan energi
Indikator
sifat dan 1. Mendefinisika materi/benda n pengertian materi 2. Melakukan percobaan perubahan fisika 3. Melakukan percobaan perubahan kimia 4. membedakan antara perubahan fisika dan perubahan kimia 5. Menetapkan konsep perubahan materi dapat menghasilkan energi.
: II : 6 X 50 menit
Pengalaman Belajar
Materi Pokok
Sumber Bahan
1. Informasi dan tanya jawab untuk menemukan konsep materi 2. Melakukan percobaan perubahan materi. 3. Melakukan pengamatan untuk membedakan materi homogen dan heterogen serta perbedaan antara larutan, suspensi dan koloid. 4. Informasi dan tanya jawab menggambar susunan atom dalam senyawa dan tata nama senyawa kimia
Materi dan Perubahannya 1. Pengertian Materi 2. Perubahan Materi 3. Klasifikasi Materi 4. Partikel Materi 5. Lambang Unsur 6. Rumus Kimia 7. Tata nama senyawa kimia 8. Larutan 9. Asam 10. Basa 11. Garam
1. Cheiriyah Hasan, 1986, Ikhtisar Kimia 2 Surabaya : Edumedia 2. Harry Firman dan Liliasari, 1993, kimia I, Jakarta : Depdikbud. 3. Hendro Darmodjo. 1993. Pendidikan IPA 1
89 6.
Menemukan konsep perubahan materi dapat menyerap energi 7. Mengklasifika si jenis-jeis materi
90 Lampiran 2 SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah
: Konsep Dasar IPA 1
Semester
: II
Alokasi Waktu
: 6 x 50‟
Materi Pokok
: Materi dan Perubahannya
A. Kompetensi Dasar Mengkaji sifat dan perubahan materi benda dan energi . B. Indikator 1. Mendefinisikan pengertian materi 2. Membedakan antara perubahan fisika dan kimia 3. Menemukan konsep perubahan materi yang dapat menghasilkan energi 4. Menemukan konsep perubahan materi yang dapat menyerap energi 5. Mengklasifikasikan jenis-jenis materi 6. Membedakan antara unsur dan senyawa 7. Membedakan antara senyawa campuran homogen dan heterogen 8. Membedakan antara larutan, koloid, dan suspensi 9. Menggambarkan senyawa yang tersusun oleh atom sejenis 10. Menggambarkan senyawa yang tersusun oleh atom tidak sejenis 11. Menuliskan sedikitnya 10 lambang unsur 12. Menemukan konsep tatanama senyawa kimia 13. Menyebutkan peran asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari
91 C. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat: 1. Mendefinisikan pengertian materi 2. Membedakan antara perubahan fisika dan kimia 3. Menemukan konsep perubahan materi yang dapat menghasilkan energi 4. Menemukan konsep perubahan materi yang dapat menyerap energi 5. Mengklasifikasikan jenis-jenis materi 6. Membedakan antara unsur dan senyawa 7. Membedakan antara senyawa campuran homoge dan heterogen 8. Membedakan antara larutan, koloid, dan suspensi 9. Menggambarkan senyawa yang tersusun oleh atom sejenis 10. Menggambarkan senyawa yang tersusun oleh atom tidak sejenis 11. Menuliskan sedikitnya 10 lambang unsur 12. Menemukan konsep tatanama senyawa kimia 13. Menyebutkan peran asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari D. Materi Pembelajaran . Materi dan Perubahan Materi Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Sifat materi dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Perubahan materi dibedakan menjadi perubahan kimia dan perubahan fisika. Perubahan kimia dapat kita kenali dengan mudah, bila satu atau lebih materi dihancurkan secara kimiawi. Contohnya perubahan sebatang kayu menjadi seonggok abu. Perubahan fisika adalah perubahan bentuk fisik materi tanpa merubah identitas kimiawinya. Perubahan
92 air menjadi es atau pertambahan panjang pita karet karena ditarik merupakan contoh-contoh perubahan fisika lainnya. b. Wujud Materi Wujud materi atau wujud zat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu zat padat yaitu zat yang bentuknya berupa padatan, zat cair yaitu zat yang bentuknya berupa cairan dan zat gas yaitu zat yang berupa gas dan biasanya ada di udara. Jika diperhatikan ada beberapa sifat yang sama, seperti zat padat dan cair samasama mempunyai volume tetap. Namun, di sisi lain zat padat memiliki sifat yang berbeda baik dengan zat cair maupun gas. Tabel perbandingan sifat wujud zat ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Perbandingan Sifat Wujud Zat No
Zat
Sifat Zat Volume Kemampatan Tetap Sukar dimampatkan
Contoh
1
Padat
Bentuk Tetap
2
Cair
Berubah
Tetap
Mudah dimampatkan
3
Gas
Berubah
Berubah
Mudah sekali Nitrogen, hidrogen, dimampatkan oksigen, gas belerang dan lain-lain
Batu, kayu, besi, alumunium, seng, dan lain-lain Air, sirup, kecap, susu, cuka, dan lain-lain
Perubahan wujud materi juga dapat dibedakan berdasarkan perubahan suatu zat menjadi zat yang lain. Perubahan zat yang dimaksud adalah mencair, membeku, menyublim, menguap dan mengembun. Keterangan:
93 1. Mencair
Padat
2. Membeku 2
4 1
3. Menyublim
3
4. Menyublim
5 Cair
Gas 6
5. Menguap 6. Mengembun
Gambar 1 Diagram perubahan wujud zat (kondensasi) c. Unsur Unsur dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang semua atom-atomnya memiliki nomor atom yang sama. Unsur yang terbanyak di alam semesta ini adalah Hidrogen, yang menyusun sekitar 75%. Helium merupakan unsur terbanyak kedua setelah Hudrogen, sisanya berupa unsur-unsur yang lainnya. Sebagian besar unsur berupa logam. Logam memiliki sifat konduktor panas dan listrik yang baik. Diantara logam-logam tersebut , hanya sedikit yang ditemukan dalam wujud unsur di alam. Unsur-unsur itu adalah emas, perak dan platina. Emas merupakan unsur yang tidak bereaksi dengan air dan udara. Emas secara kimia tidak reaktif. Contoh yang lainnya adalah kalsium. Kalsium terikat secara kimiawi sebagai seanyawa dalam bentuk seperti batu kapur pegunungan, batu karang, tulang binatang, kerang laut dan mutiara. Jika logam kalsium terkena air atau udara, logam tersebut akan mudah bereaksi. Besi juga termasuk logam yang bereaksi secara lambat bila terkena air. d. Molekul Atom-atom sebagian besar unsur bereaksi dengan dan bersenyawa dengan atom lain. Persenyawaan atom-atom yang disebut molekul terjadi karena adanya gaya-gaya listrik.
94 Dalam hal ini gaya-gaya listrik yang dimaksud adalah ikatan kimia. Oleh sebab itulah suatu molekul dapat didefinisikan sebagai partikel terkecil suatu zat yang tidak berikatan kimia dengan atom-atom lainnya. Rumus kimia mengandung simbol-simbol atom dalam molekul dan indeks angka megikuti simbol. Molekul akan berubah apabila ikatan antar atomatomnya diputus atau dihubungkan dengan atom-atom lain. Dengan memakan sepiring nasi, molekul karbohidrat merupakan komponen yan terurai menjadi gula. Molekul-molekul dipecah, diatur dan digabung kembali selama reaksi kimia. e. Senyawa dan Campuran Suatu zat yang molekulnya mengandung lebih dari satu jenis disebut senyawa. Kuarsa yang dalam bentuk partikel kecilnya disebut pasir adalah senyawa yang sering disebut silikon dioksida (SiO2). Suatu campuran terdiri atas dua atau lebih zat yang tidak terikat secara kimia. Campuran dibedakan menjadi dua macam yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Dikataan sebagai campuran heterogen
karena sifat
pembentukanya tidak sama. Sebagai contohnya adalah suspensi. Suspensi merupakan zat dengan ukuran zat terlarutnya lebih besar dari 0,1 mikrometer. Apabila ukuran zat terlarut diantara 0,001 mikrometer dan 0,1 mikrometer maka campuran tersebut dinamakan larutan koloid. Larutan koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring dan zat terlarutnya tidak mudah mengendap. Larutan jenis ini dapat terbentuk gas, cair dan padat. Koloid dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari sifat zat pelarut (pendispersi)dan zat terlarutnya (terdispersi). Suatu zat yang seragam, memiliki sifat pembentuknya yang sama disebut homogen. Sifat-sifat ini ada yang disebut sebagai aerosol cair dan padat, emulsi padat dan cair , busa, sol dan sol padat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
95 Tabel 3 Berbagai jenis koloid Wujud Koloid Gas
Cair
Padat
Zat terlarut
Zat pelarut
Jenis Koloid
Contoh
Gas Cair Padat Gas Cair Padat Gas Cair Padat
Gas Gas Gas Cair Cair Cair Padat Padat Padat
Aerosol cair Aerosol padat Busa Emulsi Sol Busa padat Emulsi padat Sol Padat
Kabut, awan asap Buih, busa Air susu Cat Batu apung Arang aktif mentega
Suatu zat yang seragam, memiliki sifat pembentuknya yang sama disebut homogen. f. Ikatan Kimia Ikatan kimia mempelajari tentang bagaimana suatu atom dapat tergabung atau berkaitan dengan atom-atom lainnya untuk membentuk suatu molekul. Yang termasuk ikatan kimia antara lain ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan ikatan logam. Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan ion negatif. Sebagai contohnya adalah ion Na+ dan ion Cl- tarik-menarik secara elektrostatik sehingga membentuk molekul NaCl. Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi karena pemakaian elektron bersama antar atomatom itu. Sebagai contohnya adalah satu atom H bergabung dengan satu atom H lainnya dengan memanfaatkan elektron-elektron mereka secara bersama-sama sehingga membentuk satu molekul H2. Dalam molekul H2 masing-masing atom H telah memiliki 2 elektron sehingga atom itu menjadi lebih stabil. Ikatan yang terbentuk karena terjadiya gaya tarik menarik antara kutub H+ dengan kutub yang berlawanan X- dinamakan ikatan hidrogen. Sebagai contohnya adalah H2O dan HF. Ikatan Hidrogen terdapat dalam asam-asam orgaik maupun polipeptida dalam protein. Selain itu ada juga ikatan antara atom-atom logam yang tersusun secara sangat rapat dan bisa juga berupa rantai panjang baik secara ikatan vertikal
96 maupun horisontal. Ikatan ini disebut ikatan logam. g. Klasifikasi Fisis Atom-atom saling berkaitan membentuk molekul. Molekul-molekul juga tarik menarik, tetapi dengan gaya yang lebih lemah dari gaya tarik menarik antar atom didalam molekul. Hubungan ini dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Gaya antar atom dan antar molekul
Nama Kekuatan relatif Akibat
Gaya antar atom dala suatu molekul Ikatan kimia Lebih kuat Pembentukan molekul
Gaya antar molekul Gaya antar molekul Lebih lemah Pembentukan zat cair dan padat
E. Kegiatan Belajar Mengajar Strategi Pembelajaran : Media Pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis Informasi teknologi dan Animasi simulasi komputer . Langkah-langkah pembelajaran: A. Media Pembelajaran Modul Berbasis IT 1. Pertemuan ke-1 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan Kegiatan inti : memberikan pre-test memberikan tes kemampuan awal memberikan tes kemampuan penalaran analitis
97 Penutup : memberikan sedikit penjelasan untuk pertemuan berikutnya menutup pelajaran 2. Pertemuan ke-2 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menyajikan modul berbasis IT pada siswa menjelaskan media yang akan digunakan dalam mengajar . Kegiatan inti: menjelaskan langkah pembelajaran individual dengan modul memberikan contoh soal dan langkang-langkah memecahkan soal memberikan latihan soal memberikan kesempatan untuk memecahkan soal memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya Penutupan: Guru memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan Guru menutup pelajaran 3. Pertemuan ke-3 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menjelaskan media simulasi animasi komputer yang akan digunakan dalam mengajar Kegiatan inti: menjelaskan Materi dan Perubahannya menggunakan media simulasi animasi komputer
98 memberikan contoh soal dan langkang-langkah memecahkan soal memberikan latihan soal memberikan kesempatan untuk memecahkan soal memberikan kesempatan untuk menyimpulkan melaporkan hasilnya Penutupan: memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan menutup pelajaran 4. Pertemuan ke-4 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menyuruh untuk mengumpulkan dan membahas tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya Kegiatan inti : menjelaskan langkah pembelajaran individual dari modul yang sudah diberikan memberikan contoh soal dan langkah-langkah memecahkan soal memberikan latihan soal memberikan kesempatan untuk memecahkan soal memberikan kesempatan untuk menyimpulkan melaporkan hasil pelajaran Penutup : memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan menutup pelajaran
99 5. Pertemuan ke-5 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menyuruh untuk mengumpulkan dan membahas tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya Kegiatan inti : menjelaskan langkah pembelajaran individual dengan modul berbasis IT memberikan contoh soal dan langkah-langkah memecahkan soal memberikan latihan soal memberikan kesempatan untuk memecahkan soal memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya Penutup : memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan menutup pelajaran 6. Pertemuan ke-6 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menyuruh mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya membahas tugas secara klasikal Kegiatan inti : memberikan post-test memberikan tes kemampuan awal siswa memberikan tes kemampuan penalaran analitis
100 Penutup : menutup pelajaran E. Media Pembelajaran Simulasi Animasi Komputer 1. Pertemuan ke-1 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan Kegiatan inti : memberikan pre-test memberikan tes kemampuan awal memberikan tes kemampuan penalaran analitis Penutup : memberikan sedikit penjelasan untuk pertemuan berikutnya menutup pelajaran 2. Pertemuan ke-2 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menjelaskan media simulasi animasi komputer yang akan digunakan dalam mengajar Kegiatan inti: menjelaskan Materi dan Perubahannya dengan menggunakan media simulasi animasi komputer memberikan contoh soal dan langkang-langkah memecahkan soal memberikan latihan soal
101 memberikan kesempatan untuk memecahkan soal memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya Penutupan: memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan menutup pelajaran 3. Pertemuan ke-2 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menjelaskan media simulasi animasi komputer yang akan digunakan dalam mengajar Kegiatan inti: menjelaskan Materi dan Perubahannya dengan menggunakan media simulasi animasi komputer memberikan contoh soal dan langkang-langkah memecahkan soal memberikan latihan soal memberikan kesempatan untuk memecahkan soal memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya Penutupan: memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan menutup pelajaran 4. Pertemuan ke-4 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran memberi tugas supaya mengumpulkan dan membahas tugas yang telah diberikan pada
102 pertemuan sebelumnya Kegiatan inti : menjelaskan Materi dan Perubahannya dari modul yang sudah diberikan menggunakan media simulasi animasi komputer memberikan contoh soal dan langkah-langkah memecahkan soal memberikan latihan soal memberikan kesempatan untuk memecahkan soal memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya Penutup : memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan menutup pelajaran 5. Pertemuan ke-5 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menyuruh untuk mengumpulkan dan membahas tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya Kegiatan inti : menjelaskan langkah-langkah materi dengan media simulasi animasi komputer memberikan contoh soal dan langkah-langkah memecahkan soal memberikan latihan soal memberikan kesempatan untuk memecahkan soal memberikan kesempatan untuk menyimpulkan melaporkan hasil dan kesimpulan
103 Penutup : memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan menutup pelajaran 6. Pertemuan ke-6 (2x50’) Pendahuluan: membuka pelajaran menyuruh mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya Kegiatan inti : memberikan post-test memberikan tes kemampuan awal siswa memberikan tes kemampuan berpikir abstrak Penutup : menutup pelajaran G. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat memahami gejala materi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari , sehingga dapat menentukan sikap yang tepat H. Metode Media dan Sumber Pelajaran 1. Metode Pada tahap pelaksanaan meliputi 3 tahap: tahap pengembangan motivasi, tahap pembelajaran dan tahap refleksi 2. Sumber : Buku Konsep Dasar IPA 1 Depdikbud Dikti Tahun 1998/1999
104 I. Penilaian Penilaian dilakukan secara individu tes tertulis Jenis Tes : Pilihan Ganda
Mengetahui Dosen Pengampu
(Dra. Peduk Rintayati, M. Pd.)
Peneliti
(Murwani Dewi Wijayanti)
105 Lampiran 3 KISI-KISI TES KEMAMPUAN AWAL
Materi Pokok : Materi dan Perubahannya Pada Aspek Kognitif Sub Materi Pokok
Aspek yang diungkap Pengetahuan
Pengertian materi
Pemahaman
Jumlah Aplikasi
1
Perubahan materi
3,4
5
Klasifikasi materi
7
Partikel materi
9
10
Lambang unsur
12
2
Rumus kimia
13
14
Tata nama senyawa
16
1 6
4
8
2
11
3 2
15
3 1
Kimia Larutan Asam
18
Basa
20
Jumlah
17
1
19
2 1 20
106 SOAL-SOAL TES KEMAMPUAN AWAL
Petunjuk Pengisian 1. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor NIM, dan kelas pada lembar jawab yang tersedia 2. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara! 3. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawab yang sudah tersedia! 4. Setelah selesai mengerjakan, soal dikembalikan dalam keadaan bersih
1. Sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang disebut.... a. atom b. materi c. unsur d. senyawa e. molekul 2. Unsur adalah zat murni yang paling sderhana. Lambang unsur dari Timbal adalah.... a. Ti b. Pb c. Te d. Ag e. Pt 3. Perubahan kimia merupakan salah satu perubahan materi yang terjadi di alam. Berikut ini yang merupakan salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah.... a. kertas dibakar b. air menjadi es c. awan berubah bentuk d. lilin dipanaskan e. kawat menjadi pijar bila dipanaskan 4. Tanaman tumbuh menjadi besar merupakan perubahan.... a. kimia b. fisika
107 c. biologi d. kalor e. energi 5. Perstiwa perubahan dalam materi selalu disertai efek .... a. warna b. bau c. kalor d. rasa e. jenis bahan 6. Zat yang terbentuk hampir tak mungkin lagi ke bentuk semula. Hal ini merupakan salah satu ciri dari.... a. perubahan wujud zat b. perubahan kimia c. perubahan fisika d. perubahan biologi e. perubahan waktu 7. Bila dalam suatu sistem terdapat lebih dari satu jenis zat maka hal tersebut dalam digolongkan sebagai…. a. unsur b. atom c. senyawa d. campuran e. larutan 8. Air sirup merupakan salah contoh campuran yang bersifat…. a. homogen b. heterogen c. murni d. larutan e. pelarut 9. Wujud benda yang memiliki susunan partikel teratur adalah… a. padat
108 b. cair c. gas d. uap e. jeli 10. Berikut merupakan contoh benda yang mempunyai susunan partikel sangat renggang yaitu…. a. batu b. botol c. mentega d. kecap e. gas hidrogen 11. Mentega mempunyai susunan partikel yang ..... a. rapat b. renggang c. agak rapat d. sangat rapat e. sangat renggang 12. Berikut ini yang merupakan lambang unsur dari Kalsium adalah a. K b. Cl c. Cr d. Ca e. Si 13. Rumus kimia dari Natrium Hidroksida adalah.... a. Na H2O b. NaH3O c. N(OH)3 d. NaCH2 e. NaOH 14. Rumus kimia darikarbon monoksida adalah …. a. CO3
109 b. CO2 c. CO d. SO2 e. SO3 15. Oksida asam dapat membentuk senyawa asam bila bereaksi dengan…. a. air b. udara c. larutan d. sulfida e. karbon 16. Dinitrogen penta oksida dapat di tulis .... a. N2O6 b. N2O5 c. N5O2 d. N5O e. N3O5 17. Campuran homogen juga disebut sebagai...... a. larutan b. pelarut c. zat terlarut d. zat murni e. zat cair 18. Suatu zat yang bila dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen disebut…. a. asam b. garam c. basa d. larutan e. pelarut 19. larutan berikut yang dapat menghantarkan arus listrik ,kecuali…. a. asam klorida b. air kapur
110 c. larutan gula d. soda api e. soda abu 20. Ammoniak dan soda abu memiliki sifat.... a. memerahkan kertas lakmus b. membirukan kertas lakmus c. menguningkan kertas lakmus d. memutihkan kertas lakmus e. menghijaukan kertas lakmus
111 Lampiran 4 INDIKATOR TES KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS No. Komponen 1.
Bernalar hipotesis deduktif
Aspek Dasar Dapat menjelaskan suatu fakta Dapat menarik kesimpulan secara deduktif
Indikator
No. Soal
10,17,24 Dapat memberi penjelasan yang paling mungkin berdasarkan teori tertentu. 6,16,21 Menarik kesimpulan menurut dasar pemikiran umum untuk menjelaskan halhal khusus.
2.
Bernalar hipotesis induktif
3.
Abstraksi Mengembangkan Memberikan alasan reflektif konsep yang berupa hipotesa, dari eksperimen.
5,18,27,36 Dapat bernalar Menarik kesimpulan dengan menarik menurut dasar kesimpulan pemikiran khusus secara induktif untuk menjelaskan halhal umum. Mampu 2,11,15,26, memberikan Mampu memberikan 28,29,30 alasan alasan yang logis.
Mengembangkan konsep melalui generalisasi, pemisahan dan idealisasi dimana objek-objek nyata diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri umum.
4,7,8,9,12,14 ,20,31,32,33, 34, 35 1,3,13,19,22, 23, 25,36
112 TES KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS
Petunjuk Pengisian: 1. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen, dan kelas pada lembar jawab yang sudah tersedia! 2. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara! 3. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawab yang sudah tersedia! 4. Setelah selesai mengerjakan, soal dikembalikan dalam keadaan bersih! 1. Larutan garam terdiri atas campuran homogen air dan garam. Air bila dipanaskan akan menguap. Dimisalkan seorang anak memanaskan larutan garam dapur dalam cawan dengan pemanas listrik, maka menurut pendapatmu yang akan terjadi adalah . . . . a. airnya akan menguap b. airnya akan mengendap c. garamnya akan menguap d. airnya akan menghilang e. airnya akan menyublim 2. Bayangkan seorang anak meneliti larutan X di laboratorium kimia. Molaritas larutan pada botol A jauh lebih tinggi dibandingkan botol B. Botol C lebih rendah daripada A. Apakah yang dapat kamu simpulkan? a. Botol A memiliki molaritas sama dengan botol B b. Botol A memiliki molaritas lebih besar dengan botol B c. Botol A memiliki molaritas lebih kecil dengan botol B d. Botol A memiliki molaritas paling tinggi e. Botol A memiliki molaritas tetap 3. Dimisalkan seorang anak memasukkan air sirup ke dalam plastik kemudian dibekukan di dalam pendingin. Air sirup adalah benda cair. Semua benda cair memuai bila dibekukan maka memiliki kecenderungan volume untuk naik. Apa kesimpulanmu? a. volume air sirup akan berkurang b. volume air sirup akan tetap
113 c. volume air sirup akan bertambah d. volume air sirup akan menurun tajam e. volume air sirup akan menurun sedikit demi sedikit. 4. Bayangkan kamu sedang meneliti tentang dua macam gas. Sebut saja gas yang kamu teliti adalah gas A dan B. Gas B memiliki jumlah mol dan volume dua kali gas A. Hubungan yang mungkin terjadi adalah . . . . a. Jumlah mol zat A 1/2 kali mol zat B b. Jumlah mol zat A 2 kali mol zat B c. Jumlah mol zat A 1/4 kali mol zat B d. Jumlah mol zat A 4 kali mol zat B e. Jumlah mol zat A 1/8 kali mol zat B 5. Misalkan dalam sebuah laboratorium memiliki larutan HCl yang dimasukkan dalam botol. Botol A lebih pekat dari botol B, botol B lebih pekat dari botol C. Jika demikian apa yang dapat kamu simpulkan? a. Botol A paling pekat b. Botol B paling pekat c. Botol C paling pekat d. Botol B lebih pekat dari botol A e. Botol C lebih pekat dari botol A 6. Dimisalkan Rani, Santi dan Eni sedang mengikuti Praktikum IPA. Eni dan Ratna memakai cicin emas. Menurut pendapatmu siapakah yang kehilangan cincin saat praktikum berlangsung? a. rani b. santi c. Eni d. ratna e. Eni dan Santi 7. Bayangkan seorang anak sedang menimbang serbuk Fe di beberapa cawan. Cawan A lebih sedikit dari cawan B, Cawan C lebih sedikit dari cawan D, Cawan D lebih sedikit dari cawan B, Cawan A lebih sedikit dari cawan C, Cawan A lebih besar dari cawan E. Yang paling sedikit adalah . . . .. a. A
114 b. B c. C d. D e. E 8. Misalkan nilai laporan beberapa anak sebagai berikut. Nilai laporan Tini lebih tinggi dari Dewi. Rini memperoleh nilai tertinggi. Nilai Yuni lebih tinggi dari Tini. Rani mendapat nilai lebih rendah dari Tini dan lebih tinggi dari Dewi. Urutan dari nilai terendah adalah . . .. . a. Rini, Dewi, Tini, Yuni dan Rani b. Rini, Yuni, Tini, Rani dan Dewi c. Tini, Rani, Rini, Yuni dan Dewi d. Dewi,Tini, Rani, Rini danYuni e. Rini, Dewi,Rani,Yuni dan Tini 9. Bayangkan seorang dosen harus mengajar mata kuliah X di lima kelas, yaitu kelas A,B,C,D dan E. Masing-masing sekali. Jadwal perkuliahan kelima kelas yaitu:
Kelas A diberi perkuliahan setelah kelas C dan D
Kelas E setelah pembelajaran dikelas C dan sebelumnya ke kelas D.
Urutan kelas pembelajaran adalah . . . . a. D,C, E, B,dan A b. B, A, D, C dan E c. C, E, D, A dan B d. E, C, D, A dan B e. semua salah 10. Dimisalkan seorang anak sedang berpraktikum. Dia meneliti tentang beberapa jarak antara partikel beberapa logam. Partikel Logam X lebih rapat dari logam Z. Logam Z lebih rapat dari logam Y. Logam Y lebih rapat dari logam X Logam paling renggang adalah . . .. a. logam X b. logam Y c. Logam Z d. Logam X dan Y
115 e. Logam Y dan Z 11. Bayangkan dua anak sedang bermain Campuran zat yang diberi cahaya. Campuran A berdaya tembus lebih besar dari campuran B, campuran C berdaya tembus lebih kecil dari A. Campuran D berdaya tembus lebih besar dari C dan A. Daya cahaya paling besar adalah . . .. a. A b. B c. C d. D e. E 12. Bayangkan kamu sedang mencampur dua zat yang berbeda didalam air. Larutan tidak mengendap. Partikel-partikel larutan menyebar secara merata. Penyebaran partikel merata dan tidak mengendap tampak pada . . . . a. air dan cokelat bubuk b. campuran batu dan air c. kopi bubuk dalam air d. campuran pasir dan air e. larutan garam 13. Dimisalkan seorang anak sedang membakar kertas. Kertas karton dibakar menghasilkan abu berwarna kehitaman. Kertas manila dibakar menghasilkan abu berwarna kehitaman. Menurutmu kertas yang HVS
di bakar akan
berubah warna menjadi . . . . a. kemerahan b. kehitaman c. kekuningan d. kebiruan e. tergantung warna dasar kertas 14. Dimisalkan seorang pembuat arang memiliki bahan kayu yang berbeda. Tekstur kayu mahoni lebih padat dibanding kayu randu. kayu randu kurang padat dibanding kayu jati. Kayu jati lebih padat dibanding kayu mahoni. Manakah yang memiliki kepadatan paling bagus antara arang dari kayu randu, kayu jati, atau kayu mahoni?
116 a. kayu randu b. kayu meranti c. kayu jati d. kayu pohon mangga e. kayu mahoni 15. Bayangkan sekelompok anak bernama Reni, Citra dan Rina sedang mencuci alat-alat praktikum di laboratorium. Rina, okto dan fani mengenakan jas praktikum. Menurutmu siapakah yang jas praktikumnya basah saat mencuci? a. Reni b. Okto c. Fani d. Citra e. Rina 16. Dimisalkan dalam sebuah praktikum terdiri dari 3 kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 3 orang. K harus sekelompok dengan S, L tidak boleh sekelompok dengan N dan S. Q harus sekelompok dengan N dan P. O tidak boleh sekelompok dengan K dan P. R dan M tidak boleh sekelompok dengan N dan S. Menurutmu kelompok yang dapat terbentuk adalah . . . . a. KLS, NQP dan ORM b. KLM, OPN dan QRS c. OPQ, RSM dan KLN d. RMS, OPQ, dan KLN e. semua salah 17. Partikel X memiliki partikel yang lebih renggang dari partikel Y, Partikel Z paling renggang. Partikel U lebih rapat dari partikel X dan Z. Partikel paling rapat adalah a. U b. X c. Y d. Z e. jawaban salah samua
117 18. Dimisalkan Adik sedang bermain gunting macam-macam kertas lalu dibakar. asturo dibakar menjadi abu, manila dibakar menjadi abu, buram dibakar menjadi abu. Jadi, apa yang dapat kamu simpulkan? Kertas yang dibakar akan berubah menjadi. . . a. abu b. arang c. potongan kertas d. kertas e. briket 19. Seorang anak sedang bermain memanasi beberapa benda. benda A cepat panas dari benda D. Benda D kurang panas dibanding C. benda B lebih cepat panas dari A. Benda yang dapat menghantarkan panas paling baik adalah benda . . . . a. A b. B c. C d. D e. E 20. Jika kerapatan partikel zat X lebih besar dibanding zat K dan kerapatan Zat O lebih kecil dibanding X dan K, maka apa kesimpulanmu? a. kerapatan zat K paling kecil b. kerapatan zat O paling kecil c. kerapatan zat X paling kecil d. kerapatan K lebih kecil dari X dan O e. kerapatan X lebih kecil dari K dan O 21. Seorang anak sedang mengawasi cuaca langit. Mendung terlihat terjadi sebelum hujan. Awan terlihat sebelum dan sesudah hujan. Pelangi terlihat terjadi setelah hujan. Kapan hujan terjadi? a. setelah pelangi b. sebelum mendung c. setelah cerah d. setelah mendung e. semua salah
118 22. Bayangkan Seorang anak sedang bermain karet. Karet dapat ditarik kesana kemari. Semua benda yang dapat tidak dapat kembali kebentuk semula mengalami perubahan tetap. Apa kesimpulanmu? a. karet memiliki sifat perubahan tetap b. karet memiliki sifat perubahan tidak tetap c. karet memiliki sifat perubahan kekal d. karet memiliki sifat perubahan agak tetap e. karet memiliki sifat perubahan agak kekal 23. Di sini ada perempatan jalan yang saling tegak lurus. Salah satu jalan itu menuju ke kota Semarang. Jika saya menghadap utara, maka jalan yang ke kiri dan belakang saya adalah jalan yang menuju ke tempat lain. Jalan yang tepat di hadapan saya menuju ke Laut Jawa. Jalan mananakah yang menuju Semarang? a. ke utara b. ke timur c. ke barat d. ke tenggara e. semua salah 24. P, Q, R, S, T adalah lima orang diplomat. P hanya dapat berbicara bahasa Inggris dan Jerman. Q hanya berbicara dalam bahasa Perancis, Jepang, dan Cina. R hanya dapat berbicara bahasa Jerman. S hanya berbicara dalam bahsa Inggris, Jepang, dan Cina. T hanya dapat berbicara dalam bahasa Perancis dan Jerman.
Satu-satunya
pasangan
diplomat
yang
harus
menggunakan
penterjemah dalam berkomunikasi adalah …. a. P dan R b. Q dan R c. R dan T d. Q dan S e. P dan S 25. Albert dan Irene mendengarkan musik. Gloria dan Albert hobi membaca. Siapa a. Gloria
yang
sedang
membaca
sambil
mendengarkan
musik?
119 b. Albert c. Irene d. Gloria dan Albert e. Irene dan Albert 26. Daryanti bangun kesiangan. Oleh karena itu , ia menyadari akan terlambat masuk sekolah. Maka, ia lari sekenceng mungkin dan tidak melihat ada lubang, lalu kakinya patah. Ia dibawa ke rumah sakit dan selama dirawat di rumah sakit, ia dijenguk kawan-kawannya yang ingin tahu mengapa Daryanti bangun sedemikian terlambat. Kesimpulan apakah yang tepat dari cerita di atas? a. karena Daryanti tidak makan pagi, ia mengalami patah kaki. b. Kawan-kawan Daryanti menjenguknya di rumah sakit karena ingin tahu mengapa Daryanti terlambat ke sekolah. c. Daryanti tidak melihat lubang karena bangun kesiangan d. Daryanti mengalami patah kaki karena terlambat tidur pada malam sebelumnya. e. Daryanti tidak mengalami patah kaki. 27. Ketika Ayah pulang dari kios penjahit, sepatunya berlumpur dan topinya banyak kena tepung. Tempat-tempat yang mungkin dilaluinya adalah Kampung Iping; Lapangan Badak; Taman Muda, dan Jalan Sumbing. Dia tidak mempunyai cukup waktu untuk mengunjungi lebih dari satu daerah dari daerah-daerah itu. Di jalan-jalan sama sekali tidak ada lumpur, kecuali di jalan-jalan yang aspalnya dibongkar untuk diperbaiki. Kampung Iping didiami oleh penjahit, demikian pula Jalan Sumbing, dan Taman Muda. Yang ada perusahaan roti adalah Jalan Sumbing, lapangan Badak, dan Kampung Iping. Saya tahu bahwa jalanan di Kampung Iping tidak sedang diperbaiki, tetapi mungkin sekali ada perbaikan jalan di tempat-tempat lain. Jalan manakah Ayah pulang ke rumah ? a. kampung Iping b. kampung sumbing c. kampung badak d. taman muda
120 e. semua salah 28. Hasil survey menunjukkan bahwa lagu keroncong lebih disukai daripada lagu klasik. Lagu Rock dan dangdut sama-sama disukai namun lagu keroncong lebih disukai daripada lagu rock dan dangdut. Lagu pop lebih disukai daripada keroncong, lagu rock lebih lebih disenangi daripada lagu klasik. Urutan jenis lagu-lagu yang paling digemari sampai yang paling tidak digemari adalah... a. pop, rock/ dangdut, keroncong, klasik b. keroncong, pop, rock/ dangdut, klasik c. pop, rock/ dangdut, klasik, keoncong d. pop, keroncong, rock/ dangdut, klasik e. pop, klasik, rock/ dangdut, keroncong 29. Madu yang berasal dari bunga adalah makanan utama dari lebah. Tikus-tikus menghabiskan madu yang telah dikumpulkan lebah. Di jalan Sudirman ada lebih banyak tikus dari pada di Jalan Diponegoro. Jadi dapat disimpulkan… a. Lebah lebih banyak terdapat di Jalan Diponegoro daripada di Jalan Sudirman b. Di Taman bunga tidak terdapat tikus. c. Di jalan Sudirman tidak ada tanaman bunga d. Di Jalan Diponegoro tidak ada tikus e. Semua jawaban salah 30. Setiap upacara bendera di sekolah dasar, pengaturan baris dilakukan sebagai berikut: kelas yang bertindak sebagai petugas upacara berbaris menghadap barat. Kelas yang tertua akan berbaris mengahadap matahari tebit, sedang sisa kelas yang lain menghadap tiang bendera ke arah Utara. Barisan kelas yang menghadap Utara diatur sedemikian rupa sehingga Barat ke Timur berturutturut adalah kelas termuda sampai kelas tertua. Jika petugas upacara hari ini adalah kelas III maka urutan yang menghadap Utara dari Timur ke Barat adalah... a. III-V-IV-II b. VI-IV-II-I c. V-IV-II-I d. III-IV-V-III
121 e. I-II-III-IV 31. Harahap adalah seorang pengemudi truk yang membahayakan. Tahun lalu, ia sedikitnya melakukan pelanggaran lalu lintas. Pernyataan berikut yang sesuai dengan pernyataan di atas, kecuali…. a. Meski tidak satu pelanggaran lalu lintas yang dilakukan Nasution, namun sulit mengatakan bahwa Nasution adalah pengendara yang aman. b. Jika Pasaribu baru mengalami pelanggaran lalu lintas sebanyak tiga kali, maka berkendara dengan Pasaribu lebih aman dibandingkan. c. Wiranata Kusumah bukan pengemudi yang berbahaya karena tahun lalu baru mengalami empat kali pelanggaran lalu lintas. d. Jika sudah tujuh kali melakukan pelanggaran lalu lintas. Anda dapat dikategorikan sebagai pengemudi yang berbahaya. e. Jika sudah tiga kali melakukan pelanggaran lalu lintas. Anda dapat dikategorikan sebagai pengemudi yang berbahaya. 32. Ibu Dina ingin memberi polis asuransi jiwa dengan premi termurah. Setelah meneliti puluhan perusahaan asuransi, terpilihlah lima asuransi yang kredibilitasnya cukup meyakinkan. Harga polis Asuransi Bahagia cukup murah tetapi premi yang harus dibayar per bulannya lebih mahal dari Asuransi Asal Selamet, meski tetap lebih murah dibanding Asuransi Seger Waras. Premi yang harus dibayar untuk Asuransi Ayem Tentrem tiap bulannya lebih murah dibanding Asuransi Asal Selamet., tetapi masih kalah murah dengan Asuransi Timbang Apes. Polis Asuransi mana yang memenuhi kriteria Ibu Dina? a. Asuransi Timbang Apes b. Asuransi Asal Selamet c. Asuransi Ayem Tentrem d. Asuransi Seger Waras e. Semua jawaban salah 33. Orang yang mencuri dompet si Ani tidak hitam, tidak besar, serta tidak bercukur halus. Selain si Ani, orang yang berada di dalam ruangan pada waktu pencurian itu hanyalah : Sibobo yang pendek, hitam, dan bercukur
122 halus. Si cucu yang berambut pirang, kecil, dan berjenggot. Si Dodo yang hitam, tinggi, dan tidak bercukur halus. Siapakah yang mencuri dompet Ani ? a. Bobo b. Dodo c. Cucu d. Ani e. ani dan Dodo 34. Si Amin sedang sakit. Bila seseorang kulitnya berbintik merah, ada kemungkinan orang itu menderita cacar air, campak, atau kudis. Bila terbukti bahwa ia batuk dan salesma, maka boleh jadi ia sakit batuk kering, campak, atau gondok. Sudah beberapa hari si Amin selalu bersin dan batuk-batuk, lagi pula timbul bintik-bintik merah di dahi dan tangannya. Sakit apakah si Amin ? a. Campak b. Kudis c. Batuk kering d. Kudis e. Diare 35. Jika seseorang membunuh orang lain berarti pembunuhan. Tiap pembunuhan adalah salah jika ditinjau secara moral. Karena itu : Tidak pernah dapat dibenarkan untuk membunuh seseorang yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan walaupun dirinya sendiri yang menyetujui tindakan ini. a. Pernyataan tersebut benar b. Pernyataan tersebut salah c. Pernyataan tersebut belum tentu benar d. Jawaban a, b, dan c ketiga-tiganya benar e. Jawaban a, b, dan c ketiga-tiganya salah 36. Yang terbaik tumbuh pada iklim dingin adalah wortel, kentang, dan kubis. Pada iklim sedang banyak sekali padang rumput dan disana tumbuh ketela serta jagung. Pada iklim subtropis terdapat gandum, buah zaitun, dan kebun anggur. Pada iklim tropis tumbuh kelapa sawit dan padi. Bangsa X terutama hidup dari roti dan minyak sebagai pengganti mentega. Mereka minum anggur dan makan buah anggur. Pada iklim manakah mareka hidup ?
123 a. Pada iklim dingin b. Pada iklim subtropis c. Pada iklim tropis d. Jawaban a, b, dan c ketiga-tiganya benar e. Jawaban a, b, dan c ketiga-tiganya salah
124 KISI-KISI TES PRESTASI BELAJAR Jenis Sekolah Mata Kuliah Tahun Pelajaran
: Universitas :Konsep Dasar IPA 1 : 2008/2009
Materi Pokok : Materi dan Perubahannya Bentuk Soal : Pilihan ganda Semester : II Waktu : 50 menit Jumlah Soal : 20 butir
No
Kompetensi Dasar
Indikator
1.
Megkaji sifat dan 1. Mendefinisikan perubahan pengertian materi materi/benda dan 2. Melakukan energi percobaan perubahan fisika 3. Melakukan percobaan perubahan kimia 4. membedakan antara perubahan fisika dan perubahan kimia 5. Menetapkan konsep perubahan materi dapat menghasilkan energi. 6. Menemukan konsep perubahan materi dapat menyerap energi 7. Mengklasifikasi jenis-jeis materi
Pengalaman Belajar 1. Informasi dan tanya jawab untuk menemukan konsep materi 2. Melakukan percobaan perubahan materi. 3. Melakukan pengamatan untuk membedakan materi homogen dan heterogen serta perbedaan antara larutan, suspensi dan koloid. 4. Informasi dan tanya jawab menggambar susunan atom dalam senyawa dan tata nama senyawa kimia
Materi Pokok 1. Materi dan Perubahannya 2. Pengertian Materi 3. Perubahan Materi 4. Klasifikasi Materi 5. Partikel Materi 6. Lambang Unsur 7. Rumus Kimia 8. Tata nama senyawa kimia 9. Larutan 10. Asam 11. Basa
No. Soal
Sumber Bahan
1,2
4. Cheiriyah Hasan, 1986, Ikhtisar Kimia 2 Surabaya : Edumedia
15,16,18,19 17 10,11,20,21,22 3,4,5,8,9
9
5. Harry Firman dan Liliasari, 1993, kimia I, Jakarta : Depdikbud.
6,7 12,13,14
23 24,25
6. Hendro Darmodjo. 1993. Pendidikan IPA 1
125
125 SOAL-SOAL OBJEKTIF TES PRESTASI BELAJAR
Petunjuk Pengisian: a. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen, dan kelas pada lembar jawab yang sudah tersedia! b. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara! c. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawab yang sudah tersedia! d. Setelah selesai mengerjakan, soal dikembalikan dalam keadaan bersih!
1. Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa merupakan pengertian dari . . a. materi b. unsur c. senyawa d. campuran e. molekul 2. Dalam klasifikasi materi, kita mengenal istilah zat murni atau dikenal juga dengan istilah . . . . a. zat independen b. zat tunggal c. zat campuran d. zat asam e. zat murni 3. Di alam ini terdapat unsur dengan jumlah sekitar . . . . a. 112 b. 107 c. 116 d. 118 e. 121
126 4. Unsur yang paling sedikit dalam kerak bumi adalah . . . . a. magnesium b. oksigen c. silikon d. alumunium e. Kalsium 5. Unsur Natrium dalam kerak bumi kurang lebih berjumlah . . . . a. 47 % b. 28 % c. 5 % d. 3 % e. 2% 6. Suatu senyawa terdiri dari atom unsur Nitrogen (N) dengan angka indeks 1, dan atom unsur hidrogen (H) dengan angka indeks 4, penulisan senyawa tersebut yang benar adalah . . . . a. NH b. NH3 c. N2H6 d. NH4 e. NaOH 7. Makna dari H2SO4 adalah . . . . a. zat tersebut tersusun dari 2 atom H dan 4 atom S dan O b. zat tersebut tersusun dari 2 atom H, 1 atom S dan 4 atom O c. zat tersebut tersusun dari 4 atom H, 2 atom S dan 4 atom O d. zat tersebut tersusun dari 8 atom H, dan O serta 1 atom S e. zat tersebut tersusun dari 8 atom H, dan O serta 2 atom S 8. Berikut ini adalah penulisan lambang unsur yang salah, yaitu . . . . a. Ca b. Cu c. CO d. C
127 e. K 9.
(I)
(II)
(III)
(IV)
Penulisan lambang unsur-unsur di atas secara berturut-turut yang benar adalah . . . . a. api, udara, air, dan belerang b. api, udara, tembaga, dan perak c. udara, emas, perak, dan timbal d. api, emas, tembaga, dan timbal e. udara, emas, perak, dan tembaga 10. Pada proses penguapan dan kristalisasi, pemisahan campuran didasarkan pada .... a. ukuran partikel b. perbedaan titik didih c. bentuk partikel d. rasa zat (campuran) e. bau zat 11. Campuran yang dapat dipisahkan dengan metode penguapan adalah . . . . a. susu b. agar-agar c. air laut d. air suling e. mentega 12. Arti kadar zat X dalam campuran sebanyak 10 % adalah . . . . a. dalam tiap 100 gram atau 100 mL campuran terdapat zat X sebesar 15 gram atau 15 mL b. dalam tiap 100 gram atau 100 mL campuran terdapat zat X sebesar 10 gram atau 10 mL
128 c. dalam tiap 1000 gram atau 1000 mL campuran terdapat zat X sebesar 100 gram atau 1000 mL d. dalam tiap 1000 gram atau 1000 mL campuran terdapat zat X sebesar 1 gram atau 1 mL e. dalam tiap 2000 gram atau 1000 mL campuran terdapat zat X sebesar 1 gram atau 1 mL 13. Dalam 20 mL campuran terdapat zat X sebesar 2 mL, presentase volume zat X adalah . . . . a. 10% b. 15% c. 20% d. 30% e. 50% 14. Jika dalam statu larutan alkohol dan air, kadar alkoholnya 70% dari 20 mL larutan, maka alcohol dalam larutan sebanyak . . . . a. 7 mL b. 14 mL c. 21 mL d. 28 mL e. 56 mL 15. Proses perubahan nimia dikenal dengan istilah . . . . a. reaksi kimia b. variabel kimia c. konstanta kimia d. tetapan kimia e. rumus kimia 16. Zat yang berubah sukar untuk didapatkan kembali. Perubahan zat tersebut adalah . . . . a. perubahan fisika b. perubahan kimia c. perubahan biologi
129 d. perubahan organik e. perubahan rasa 17. Berdasarkan susunan kimianya, materi digolongkan pada hal-hal berikut, kecuali . . . . a. unsur b. senyawa c. campuran d. zat e. molekul 18. Sifat kimia suatu zat berhubungan dengan . . . . a. zat asal b. pembentukan larutan c. pembentukan zat baru d. residu e. filtrat 19. Kerapatan suatu benda menyatakan . . . . a. massa tiap satuan volume b. volume tiap satuan massa c. panjang tiap satuan waktu d. waktu tiap satuan panjang e. volume tiap satuan panjang 20. Suatu zat memiliki kerapatan 10 kg/m3, artinya . . . . a. zat tersebut memiliki berat 100 kg b. zat tersebut bermassa 100 kg tiap 1 m3 c. zat tersebut memiliki panjang 100 m d. zat tersebut memiliki luas 100 m3 e. zat tersebut memiliki luas 300 m3 21. Larutan yang dpaat membirukan kertas lakmus adalah . . . . a. Ca(OH)2 b. IH3COOH c. KHNO2
130 d. HClO3 e. H2SO4 22. Berikut merupakan pasangan contoh dari larutan basa, kecuali . . . . a. asam klorat dan soda api b. soda abu dan asam klorida c. Larutan garam dan air kapur d. Air kapur dan ammonia e. Ammonia dan asam cuka 23. HClO3 dan H2SO4 di alam dapat menghasilkan ion . . . . a. SO4b. OHc. H+ d. Cl2 e. 2H+
131 Lampiran 7 Daftar Nama Subjek Try Out No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Mahasiswa Wahidin P Wergu Wergiasih Yuniarsih Anesa Surya Anita Esti U Ari Faoziwati Arief Rohmad Aris Setianto Arista Hanni Arif Rahman Arin Prastuti Arlita Aryana Arum Ratnaningsih Atik Sayidah Aviandri Cahya Ayu Mei N Bagus Setiono Beta Kurnianingtyas Binar Rosvita Burhanudin Candra Yuliawan Choiriyah D Dahlia Ds Daimatun N Deni Lukitosari Dewi Arina Dewi Kristowening Dewi Nur Aisyah Dewi Wijayanti Dhanu Barata Dhika Anggar K Dhinarwati Dian Kurniawati Dian Kusuma Dian Utami Dimas Avix Dimas Teguh Dinar Arena Dinar Prameswari Dinia Ika R
Identitas Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan
132 Lampiran 8 Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks Kesukaran, dan Daya Pembeda Hasil Uji Coba (Try Out) Tes Kemampuan Awal
133
134 Lampiran 9 Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks Kesukaran, dan Daya Pembeda Hasil Uji Coba (Try Out) Tes Penalaran Analistis No. Res p.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
4
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
5
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
6
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
7
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
9
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
10
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
11
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
12
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
13
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
14
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
15
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
16
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
17
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
18
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
19
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
20
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
21
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
22
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
23
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
24
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
25
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
26
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
27
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
28
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
29
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
31
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
32
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
33
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
34
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
35
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
36
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
37
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
38
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
39
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
40
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
B
23
26
26
23
27
21
24
17
22
15
22
30
32
12
S
17
14
14
17
13
19
16
23
18
25
18
10
8
28
p
0,575
0,650
0,650
0,575
0,675
0,525
0,600
0,425
0,550
0,375
0,550
0,750
0,800
0,300
q
0,425
0,350
0,350
0,425
0,325
0,475
0,400
0,575
0,450
0,625
0,450
0,250
0,200
0,700
No. Item
135 Lanjutan Lampiran 9 pxq
0,244
0,228
0,228
0,244
0,219
0,249
0,240
0,244
0,248
0,234
0,248
0,188
0,160
0,210
IK Krite ria
0,575
0,650
0,650
0,575
0,675
0,525
0,600
0,425
0,550
0,375
0,550
0,750
0,800
0,300
Sdg
Mdh
Mdh
Sdg
Mdh
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Mdh
Mdh
Skr
KA
17
16
16
14
18
15
16
11
15
10
15
17
20
9
KB
6
10
10
9
9
6
8
6
7
5
7
13
12
3
ID Krite ria
0,550
0,300
0,300
0,250
0,450
0,450
0,400
0,250
0,400
0,250
0,400
0,200
0,400
0,300
CM
KM
KM
KM
CM
CM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
Mp
26,96
26,46
26,38
26,70
26,30
27,00
26,21
27,18
27,41
27,87
25,41
25,47
25,56
28,17
Mt
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
St 7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
1,163
1,363
1,363
1,163
1,441
1,051
1,225
0,860
1,106
0,775
1,106
1,732
2,000
0,655
0,465
0,452
0,437
0,423
0,445
0,426
0,363
0,370
0,511
0,406
0,207
0,337
0,416
0,371
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Inv
Valid
Valid
Valid
p/q r Hitu ng Krite ria
136 15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
23
22
17
25
24
26
26
26
18
26
26
28
25
26
24
17
18
23
15
16
14
14
14
22
14
14
12
15
14
16
0,575
0,550
0,425
0,625
0,600
0,650
0,650
0,650
0,450
0,650
0,650
0,700
0,625
0,650
0,600
0,425
0,450
0,575
0,375
0,400
0,350
0,350
0,350
0,550
0,350
0,350
0,300
0,375
0,350
0,400
0,244
0,248
0,244
0,234
0,240
0,228
0,228
0,228
0,248
0,228
0,228
0,210
0,234
0,228
0,240
0,575
0,550
0,425
0,625
0,600
0,650
0,650
0,650
0,450
0,650
0,650
0,700
0,625
0,650
0,600
Sdg
Sdg
Sdg
Mdh
Sdg
Mdh
Mdh
Mdh
Sdg
Mdh
Mdh
Mdh
Mdh
Mdh
Sdg
137 15
14
14
15
15
17
16
15
12
16
17
17
15
16
15
8
8
3
10
9
9
10
11
6
10
9
11
10
10
9
0,350
0,300
0,550
0,250
0,300
0,400
0,300
0,200
0,300
0,300
0,400
0,300
0,250
0,300
0,300
KM
KM
CM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
24,91
26,36
27,53
26,16
27,17
26,19
26,42
25,65
26,61
26,04
26,19
25,93
26,08
26,35
26,21
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
1,163
1,106
0,860
1,291
1,225
1,363
1,363
1,363
0,905
1,363
1,363
1,528
1,291
1,363
1,225
0,138
0,352
0,411
0,375
0,525
0,401
0,445
0,301
0,319
0,373
0,401
0,395
0,360
0,430
0,363
Inv
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Inv
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
138 Lanjutan Lampiran 9 30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
27
29
16
16
26
26
33
32
24
27
24
13
11
24
24
14
14
7
8
16
13
16
0,675
0,725
0,400
0,400
0,650
0,650
0,825
0,800
0,600
0,675
0,600
0,325
0,275
0,600
0,600
0,350
0,350
0,175
0,200
0,400
0,325
0,400
0,219
0,199
0,240
0,240
0,228
0,228
0,144
0,160
0,240
0,219
0,240
0,675
0,725
0,400
0,400
0,650
0,650
0,825
0,800
0,600
0,675
0,600
139 Lampiran 9 Mdh
Mdh
Sdg
Sdg
Mdh
Mdh
Mdh
Mdh
Sdg
Mdh
Sdg
16
17
11
12
15
15
19
18
14
17
16
11
12
5
4
11
11
14
14
10
10
8
0,250
0,250
0,300
0,400
0,200
0,200
0,250
0,200
0,200
0,350
0,400
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
KM
25,74
25,90
27,38
28,56
26,04
26,12
24,91
25,28
26,17
25,93
26,21
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
24,05
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
7,273
1,441
1,624
0,816
0,816
1,363
1,363
2,171
2,000
1,225
1,441
1,225
0,335
0,412
0,373
0,507
0,373
0,387
0,256
0,339
0,356
0,372
0,363
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Inv
Valid
Valid
Valid
Valid
140 Lampiran 10 Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks Kesukaran, dan Daya Pembeda Hasil Uji Coba (Try Out) Tes Prestasi Belajar No.
No. Item
Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
7
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
10
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
11
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
13
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
14
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
15
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
16
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
17
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
18
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
19
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
20
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
21
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
22
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
23
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
24
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
25
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
26
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
27
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
28
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
29
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
30
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
31
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
32
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
33
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
34
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
35
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
36
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
37
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
38
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
39
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
40
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
B
23
25
22
23
24
23
26
17
25
17
25
23
31
S
17
15
18
17
16
17
14
23
15
23
15
17
9
p
0,575
0,625
0,550
0,575
0,600
0,575
0,650
0,425
0,625
0,425
0,625
0,575
0,775
q
0,425
0,375
0,450
0,425
0,400
0,425
0,350
0,575
0,375
0,575
0,375
0,425
0,225
141 Lanjutan Lampiran 10 pxq
0,244
0,234
0,248
0,244
0,240
0,244
0,228
0,244
0,234
0,244
0,234
0,244
0,174
IK
0,575
0,625
0,550
0,575
0,600
0,575
0,650
0,425
0,625
0,425
0,625
0,575
0,775
Sdg
Mdh
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Mdh
Sdg
Mdh
Sdg
Mdh
Sdg
Mdh
16
17
15
16
15
14
17
13
16
11
16
14
18
Kriteria KA KB
7
8
7
7
9
9
9
4
9
6
9
9
13
ID
0,450
0,450
0,400
0,450
0,300
0,250
0,400
0,450
0,350
0,250
0,350
0,250
0,250
CM
CM
CM
CM
KM
KM
CM
CM
KM
KM
KM
KM
KM
Mp
16,78
16,80
17,09
16,30
16,46
16,43
16,62
17,47
16,28
16,88
16,60
15,96
15,97
Mt
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
St
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
p/q
1,163
1,291
1,106
1,163
1,225
1,163
1,363
0,860
1,291
0,860
1,291
1,163
1,856
r Hitung
0,459
0,513
0,500
0,353
0,408
0,382
0,494
0,451
0,386
0,355
0,464
0,277
0,445
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Inv
Valid
Kriteria
142
Lanjutan Lampiran 10 14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
14
25
28
17
26
23
27
26
25
23
26
24
26
15
12
23
14
17
13
14
15
17
14
16
0,350
0,625
0,700
0,425
0,650
0,575
0,675
0,650
0,625
0,575
0,650
0,600
0,650
0,375
0,300
0,575
0,350
0,425
0,325
0,350
0,375
0,425
0,350
0,400
0,228
0,234
0,210
0,244
0,228
0,244
0,219
0,228
0,234
0,244
0,228
0,240
143 Lanjutan Lampiran 10 0,350
0,625
0,700
0,425
0,650
0,575
0,675
0,650
0,625
0,575
0,650
0,600
Sdg
Mdh
Mdh
Sdg
Mdh
Sdg
Mdh
Mdh
Mdh
Sdg
Mdh
Sdg
11
16
16
12
16
17
19
18
16
17
16
16
3
9
12
5
10
6
8
8
9
6
10
8
0,400
0,350
0,200
0,350
0,300
0,550
0,550
0,500
0,350
0,550
0,300
0,400
CM
KM
KM
KM
KM
CM
CM
CM
KM
CM
KM
CM
18,29
16,32
15,61
17,35
16,35
17,57
16,63
16,50
16,96
16,65
16,31
16,50
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
14,7
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
5,283
0,734
1,291
1,528
0,860
1,363
1,163
1,441
1,363
1,291
1,163
1,363
1,225
0,498
0,396
0,262
0,432
0,425
0,631
0,526
0,464
0,552
0,430
0,415
0,417
Valid
Valid
Inv
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
144 Lampiran 11 Daftar Nama Sampel No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Nama Mahasiswa Lucia Desinta Madahera W Mimin Nur H Munjiyah Panuntun D Pristi Wigati Putri Novita Putri Novitasari Pipit Retno A Pratiwi R Prihatin Puguh TS Puji Kris Puji Yuliani Pupi Aina Puput A Puput Yuliana Rasmawati Ratih Dwi Ratna F Reny Anjar Riahari Riana Y Rima Nur Riyan P Rohmah H Rokhani Rudy Yudha Rusmini Septhiani Sintadewi Sidiq Nur Sigit Prakoso Singgih W Siti Ika N Siti Salamah Siti Sarwendah Slamet O Raras Arum Rasito Sidik N Siti Fatimah Siwi A
Identitas Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan
Model Pembelajaran Individual Model Berbasis IT
Simulasi Animasi Komputer
145 No. Resp. 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Nama Mahasiswa Sri Wahyuni Suhardi Titik S Sri Wuryani Sulistyamoko Suparno Susiyati Suyono Taufik H Theresia Dian Theresia Novianti Tika Yuliani Titania Titis Indra Tito Hermawan Tri Handayani Vera Yuli Veronika Vita Nurmala Wahida W Wahyu Fajar S Wahyu Surya Wanro'I Wida Astuti Wida Nurfika Yekti Fajar Yuliana F Yuliana T Yuanita AP Yussen T Yustenus P Yuyun Primasari
Identitas Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan
Model Pembelajaran Individual
146 Lampiran 12 Skor Hasil Tes Kemampuan Awal No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0
3 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
6 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
7 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
8 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
9 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1
10 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1
11 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
12 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
13 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Nomor Butir Soal 14 15 16 17 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1
18 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
147 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0
0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1
1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0
0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
148 Lampiran 13 Skor Hasil Tes Kemampuan Penalaran Analistis Nomor Butir Soal
No Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
4
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
6
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
8
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
9
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
11
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
12
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
13
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
14
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
15
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
16
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
17
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
18
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
19
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
20
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
21
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
22
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
23
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
24
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
36 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1
149 25
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
26
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
27
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
28
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
29
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
30
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
31
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
32
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
33
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
34
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
35
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
36
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
37
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
38
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
39
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
40
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
41
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
42
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
43
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
44
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
45
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
46
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
47
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
48
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
49
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
50
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
51
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
52
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
53
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1
150 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1
1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0
0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1
0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1
0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
151
Lampiran 14 Pengelompokan Data Tinggi (B1) Tinggi (C1)
Tinggi (A1) K e l o m p o k
Rendah (A2)
6,5 8,3 8,3 8,7 6,5 8,7 7,4 7,0 8,7 7,8 6,1 4,8 7,8 7,4 6,5 6,5
7,4 7,8 7,8
7,8
Rendah (C2) 6,1 7,0 7,0 7,0 7,4 7,0 4,8 4,8 7,8 7,8 5,2 6,1 6,5 7,0 6,1 7,8
4,3
4,3 7,4
Rendah (B2) Tinggi (C1) Rendah (C2) 6,5 6,1 7,4 5,2 6,1 7,4 5,7 6,1 7,0 4,8 6,1 6,5 4,8 4,3 5,7
4,8 5,7 7,0 7,0
7,0 7,0 7,4 7,8 6,1 5,7
4,3 3,9 4,8 4,8 6,1 4,8 5,2 5,2
6,1 5,2 4,3
152
Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal
f
x
x2
fx
fx2
10 5 21 9 14 15 1
3,8 4,5 5,2 5,9 6,6 7,3 8,0
14,4 20,3 27,0 34,8 43,6 53,3 64,0
38,0 22,5 109,2 53,1 92,4 109,5 8,0 432,7
144,4 101,3 567,8 313,3 609,8 799,4 64,0
JUMLAH
75
41,3
257,4
Banyak kelas (k) Panjang kelas(i) Mean Median Modus SD
= = = = = =
7,188 = 0,643 = 5,769 5,600 5,250 1,183
INTERVAL 3,5 4,2 4,9 5,6 6,3 7,0 7,7
3,5 4,2 4,9 5,6 6,3 7,0 7,7
-
INTERVAL JUMLAH
4,1 4,8 5,5 6,2 6,9 7,6 8,3
4,1 4,8 5,5 6,2 6,9 7,6 8,3
Fo 10 5 21 9 14 15 1 75
2600,0
7 0,7
F.Relatif 13,3 6,7 28,0 12,0 18,7 20,0 1,3 100,0
Perhitungan Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal Banyak kelas (k)
= 1 + k . log (N) = 1 + 3,3 x log (75) = 7,188 dibulatkan menjadi 7
% % % % % % % %
153 Panjang kelas (i)
Mean
=
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Banyak kelas
=
8,2 3,5 = 0,643 dibulatkan menjadi 0,7 7
= =
Median
f. x f 432,7 = 5,769 75
1/2 N - fb = Bb + i fd
37,5 15 = 4,85 + 0,7 21
= 5,600 Modus
d1 = Bb + i d1 d2 16 = 4,85 + 0,7 16 12
= 5,250 (fx) 2 fx n n -1 2
SD
=
2600 = = 1,183
(432,7) 2 75 74
154
Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Penalaran Analitis
INTERVAL 3,9 4,6 5,3 6,0 6,7 7,4 8,1
JUMLAH
4,5 5,2 5,9 6,6 7,3 8,0 8,7
Banyak kelas (k) Panjang kelas(i) Mean Median Modus SD
3,9 4,6 5,3 6,0 6,7 7,4 8,1
INTERVAL JUMLAH
f
x
x2
fx
fx2
8 11 13 12 17 8 6 75
4,2 4,9 5,6 6,3 7,0 7,7 8,4 44,1
17,6 24,0 31,4 39,7 49,0 59,3 70,6 291,6
33,6 53,9 72,8 75,6 119,0 61,6 50,4 466,9
141,1 264,1 407,7 476,3 833,0 474,3 423,4 3019,9
= = = = = =
4,5 5,2 5,9 6,6 7,3 8,0 8,7
7,188 = 0,643 = 6,225 6,382 6,900 1,237
Fo 8 11 13 12 17 8 6 75
7 0,7
F.Relatif 10,7 14,7 17,3 16,0 22,7 10,7 8,0 100,0
% % % % % % % %
155
Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar
f
x
x2
fx
fx2
6 14 4 18 11 17 5 75
4,2 4,9 5,6 6,3 7,0 7,7 8,4 44,1
17,6 24,0 31,4 39,7 49,0 59,3 70,6 291,6
25,2 68,6 22,4 113,4 77,0 130,9 42,0 479,5
105,8 336,1 125,4 714,4 539,0 1007,9 352,8 3181,6
INTERVAL 3,9 4,6 5,3 6,0 6,7 7,4 8,1
JUMLAH
4,5 5,2 5,9 6,6 7,3 8,0 8,7
Banyak kelas (k) Panjang kelas(i) Mean Median Modus SD
3,9 4,6 5,3 6,0 6,7 7,4 8,1
INTERVAL JUMLAH
= = = = = =
4,5 5,2 5,9 6,6 7,3 8,0 8,7
7,316 = 0,686 = 6,393 6,475 6,417 1,252
Fo 6 14 4 18 11 17 5 75
7 0,7
F.Relatif 8,0 18,7 5,3 24,0 14,7 22,7 6,7 100,0
% % % % % % % %
156 Lampiran 16 Pengkategorian Data Kemampuan Awal
Kemampuan Penalaran Analitis
No.
Kemampuan
Kategori
No.
Kemampuan
Kategori
Resp.
Awal
B
Resp.
Penalaran Analitis
C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
6,0 6,0 3,5 3,5 6,5 6,5 7,0 4,5 3,5 6,0 6,5 6,5 4,0 4,0 6,0 6,5 6,5 6,0 6,5 6,5 4,5 5,0 6,0 4,0 4,0 4,0 6,0 4,0 4,5 4,5 5,0 5,0 5,0 6,5 3,5 6,0 6,5
Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 30 31 32 34 35 36 37 38 39 40
4,4 6,4 6,9 6,9 6,9 6,9 6,4 4,7 7,5 6,4 4,4 4,7 7,5 7,5 6,7 4,7 4,7 6,7 5,0 5,0 5,0 5,0 6,7 7,5 7,8 7,8 6,7 7,8 7,8 8,1 5,3 5,0 6,4 5,3 4,4 6,4 6,4
Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi
157 No.
Kemampuan
Kategori
No.
Kemampuan
Kategori
Resp.
Awal
B
Resp.
Penalaran Analitis
C
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 Jumlah Mean Minimal
6,0 6,5 6,5 6,5 6,5 5,0 5,0 5,0 5,0 5,5 5,5 7,0 5,0 7,0 7,0 5,5 5,5 7,0 7,0 7,0 7,0 5,5 7,5 7,5 7,5 4,5 7,0 8,0 5,0 5,5 5,0 7,0 5,5 7,0 5,5 5,5 5,5 7,5 430,5 5,7 3,5
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi
41 42 43 44 45 46 47 48 49 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 65 66 67 68 69 71 72 73 74 75 77 78 79 80 81 82 Jumlah Mean Minimal
4,4 5,3 5,6 5,3 5,3 5,6 7,2 7,2 7,2 5,6 5,6 3,9 7,2 8,1 8,1 5,6 5,6 8,3 8,3 3,9 4,2 5,6 6,9 4,2 4,7 6,4 8,3 6,4 7,2 5,6 7,2 7,2 6,1 4,7 6,1 6,1 6,1 7,2 463,2 6,2 3,9
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi
158 No.
Kemampuan
Kategori
No.
Kemampuan
Kategori
Resp.
Awal
B
Resp.
Penalaran Analitis
C
Maksimal
8,0
Maksimal
8,3
Keterangan : Skor < atau 5,7 = rendah ; Skor > atau 5,7 = Tinggi ;
Skor < atau 6,2 = rendah ; Skor > atau 6,2 = Tinggi
159 Lampiran 17 Data Induk Menurut Kategori
160 Lanjutan lampiran 17 Data Induk Menurut Kategori
161 Lampiran 18 Penataan Data B2
B1 C1
A1 K e l o m p o k
A2
6,5 8,3 8,3 8,7 6,5 8,7 7,4 7,0 8,7 7,8 6,1 4,8 7,8 7,4 6,5 6,5
C2 7,4 7,8 7,8
6,1 7,0 7,0 7,0 7,4 7,0 4,8 4,8 7,8 7,8 5,2 6,1 6,5 7,0 6,1 7,8
7,8
C1 4,3
4,3 7,4
6,5 6,1 7,4 5,2 6,1 7,4 5,7 6,1 7,0 4,8 6,1 6,5 4,8 4,3 5,7
C2 4,8 5,7 7,0 7,0
7,0 7,0 7,4 7,8 6,1 5,7
4,3 3,9 4,8 4,8 6,1 4,8 5,2 5,2
6,1 5,2 4,3
Kuadrat C1 L1 42,25 54,76 68,89 60,84 68,89 60,84 R1 75,69 0,00 42,25 0,00 75,69 0,00 54,76 0,00 49,00 0,00 75,69 60,84 60,84 0,00 37,21 0,00 R2 23,04 0,00 60,84 0,00 54,76 0,00 42,25 0,00 42,25 0,00
L2 37,21 18,49 49,00 0,00 49,00 0,00 49,00 0,00 54,76 0,00 49,00 0,00 23,04 0,00 23,04 0,00 60,84 18,49 60,84 54,76 27,04 0,00 37,21 0,00 42,25 0,00 49,00 0,00 37,21 0,00 60,84 0,00
C2 L1 42,25 37,21 54,76 27,04 37,21 54,76 32,49 37,21 49,00 23,04 37,21 42,25 23,04 18,49 32,49 0,00
L2 23,04 32,49 49,00 49,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
49,00 49,00 54,76 60,84 37,21 32,49 0,00 0,00 18,49 15,21 23,04 23,04 37,21 23,04 27,04 27,04
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 37,21 27,04 18,49 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
162 Lampiran 19 Manual Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Kelompok Media Modul Berbasis IT 1. Hipotesis : Ho = Data tidak berdistribusi normal Ha = Data berdistribusi normal 2. Perhitungan : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Xi 4,3 4,8 4,8 4,8 5,2 5,7 5,7 5,7 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 6,5 6,5 6,5 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,4 7,4 7,4 7,4 7,4 7,4 7,8 7,8 7,8 8,3 8,3 8,7 8,7
Zi -2,22 -1,77 -1,77 -1,77 -1,40 -0,94 -0,94 -0,94 -0,58 -0,58 -0,58 -0,58 -0,58 -0,21 -0,21 -0,21 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,61 0,61 0,61 0,61 0,61 0,61 0,98 0,98 0,98 1,43 1,43 1,80 1,80
F(Zi) 0,0149 0,0384 0,0384 0,0384 0,0808 0,1736 0,1736 0,1736 0,2810 0,2810 0,2810 0,2810 0,2810 0,4168 0,4168 0,4168 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,7291 0,7291 0,7291 0,7291 0,7291 0,7291 0,8365 0,8365 0,8365 0,9236 0,9236 0,9641 0,9641
S(Zi) 0,026 0,105 0,105 0,105 0,132 0,211 0,211 0,211 0,342 0,342 0,342 0,342 0,342 0,421 0,421 0,421 0,658 0,658 0,658 0,658 0,658 0,658 0,658 0,658 0,658 0,816 0,816 0,816 0,816 0,816 0,816 0,895 0,895 0,895 0,947 0,947 1,000 1,000 Maks =
Lo 0,011 0,067 0,067 0,067 0,051 0,037 0,037 0,037 0,061 0,061 0,061 0,061 0,061 0,004 0,004 0,004 0,059 0,059 0,059 0,059 0,059 0,059 0,059 0,059 0,059 0,087 0,087 0,087 0,087 0,087 0,087 0,058 0,058 0,058 0,024 0,024 0,036 0,036 0,087
163 Jml X
=
255,800
Mean ( x ) SD
= =
6,732 1,093
164 Lampiran 20 Manual Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Kelompok Simulasi Animasi Komputer 1. Hipotesis : Ho = Data tidak berdistribusi normal Ha = Data berdistribusi normal 2. Perhitungan : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Xi 3,9 4,3 4,3 4,3 4,3 4,8 4,8 4,8 4,8 4,8 4,8 5,2 5,2 5,2 5,2 5,7 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 6,5 6,5 6,5 6,5 7,0 7,0 7,4 7,4 7,8 7,8 7,8 7,8 7,8 7,8 8,7
Zi -1,64 -1,33 -1,33 -1,33 -1,33 -0,95 -0,95 -0,95 -0,95 -0,95 -0,95 -0,64 -0,64 -0,64 -0,64 -0,26 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,36 0,36 0,36 0,36 0,74 0,74 1,05 1,05 1,36 1,36 1,36 1,36 1,36 1,36 2,05
F(Zi) 0,0505 0,0918 0,0918 0,0918 0,0918 0,1711 0,1711 0,1711 0,1711 0,1711 0,1711 0,2631 0,2631 0,2631 0,2631 0,3974 0,5199 0,5199 0,5199 0,5199 0,5199 0,5199 0,6368 0,6368 0,6368 0,6368 0,7703 0,7703 0,8531 0,8531 0,9131 0,9131 0,9131 0,9131 0,9131 0,9131 0,9798
S(Zi) 0,027 0,135 0,135 0,135 0,135 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,405 0,405 0,405 0,405 0,432 0,595 0,595 0,595 0,595 0,595 0,595 0,703 0,703 0,703 0,703 0,757 0,757 0,811 0,811 0,973 0,973 0,973 0,973 0,973 0,973 1,000 Maks =
Lo 0,023 0,043 0,043 0,043 0,043 0,126 0,126 0,126 0,126 0,126 0,126 0,142 0,142 0,142 0,142 0,035 0,075 0,075 0,075 0,075 0,075 0,075 0,066 0,066 0,066 0,066 0,014 0,014 0,042 0,042 0,060 0,060 0,060 0,060 0,060 0,060 0,020 0,142
Jml X = 255,800 ; Mean (x) = 6,732 ; SD = 1,093 3. Kriteria Uji : Ho ditolak jika Lo maks < L tabel ; Ho diterima jika Lo maks > L tabel Keputusan Uji : Lomaks < L tabel (38;0,05)=0,144 ; 0,087 < 0,144. Kesimpulan : Data berdistribusi normal
165 Perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors Data Hasil Tes Kemampuan Awal
1) Menghitung mean sampel Mean satuan
=
X N
=
268,4 = 6,546 41
2) Menghitung standart deviasi SD
=
(Xi X) ni 1
2
=
1798,92 = 1,023 41 1
3) Mencari Zi : (contoh data nomor 1) Zi
=
(Xi Mean) (4,4 6,546) = = -2,10 1,023 SD
4). Mencari F(Zi) Dicari dalam tabel distribusi normal baku, contoh nomor 1, Zi = -2,10 , nilai dari tabel Z sebesar = 0,4821, karena negatif maka 0,500 - 0,4821 = 0,0179. 5). Mencari S(Zi) Dapat dicari dengan membagi
nomor
urut
kedudukan
Xi dalam
sampel, contoh ; untuk S(Zi) nomor 1; 1/41 = 0,024, untuk nomor 2-4 ; 4/41 = 0,096, dan seterusnya. 6). Mencari Lo = selisih F(Zi) - S(Zi) Selisih dari F(Zi) - S(Zi), contoh untuk nomor 1 ; selisih dari 0,0179 dengan 0,024 = 0,006. 7). Mencari nilai tertinggi dari Lo (Lo maks) adalah 0,090. Dikonsultasikan dengan Lo tabel (41;0,05) = 0,138. Maka didapatkan 0,090 < 0,138; Lo maks < Lo tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah data mempunyai distribusi normal atau mempunyai sebaran yang normal
166
Lampiran 21 Uji Homogenitas Manual Data Statistik untuk Uji Homogenitas Stat.
n X X^2 Mean n X X^2 Mean n X X^2 Mean
Kel.
A1
A2
n X X^2 Mean
B1
B2
Jumlah
C1
C2
C1
C2
11 84,400 653,860 7,673 9 63,400 457,720 7,044 20 147,800 1111,580 14,717
9 55,400 352,540 6,156 10 66,000 448,480 6,600 19 121,400 801,020 12,756
12 75,000 476,460 6,250 7 39,200 225,520 5,600 19 114,200 701,980 11,850
6 41,000 283,300 6,833 11 54,700 276,850 4,973 17 95,700 560,150 11,806
C1 39 269,200 1912,600 27,473
C2 36 209,900 1262,130 23,656
L1 39 262,000 1813,560 26,567
L2 36 217,100 1361,170 24,562
Perhitungan uji homogenitas Sampel I II III IV V VI VII VIII Jumlah
fj 10 8 11 5 8 9 6 10 67
SSj 6,282 11,522 7,710 3,133 11,102 12,880 6,000 4,842 63,471
2
Sj 0,628 1,440 0,701 0,627 1,388 1,431 1,000 0,484 -
2
Log S j -0,202 0,158 -0,154 -0,203 0,142 0,156 0,200 -0,315 -
fj.Log S2j -2,019 1,268 -1,698 -1,015 1,139 1,401 1,200 -3,150 -2,874
38 255,800 1766,160 26,912 37 223,300 1408,570 24,217 75 479,100 3174,730 51,129
167 RKG
=
SSj / fj
=
fj.Log RKG
=
67 x log 0,947
: -1,574
c
=
0,048 x 1,004 : 1,048
2hitung
=
2.303/c (fj.log RKG - fj.Log S2j)
2hitung
= =
1,048 2,858
=
14,067
tabel (7;0,05)
0,947
(-1,574 - -2,874)
hitung < tabel (7;0,05) 2,858 < 14,067 Data berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen 2
168 Lampiran 22 Manual Perhitungan Uji Homogenitas Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Bartllet, yaitu dengan langkah sebagai berikut: Ho = Data berasal dari populasi yang memiliki variansi yang homogen H1 = Data berasal dari populasi yang tidak memiliki variansi yang homogen 1). Mencari varians tiap sampel :
( X) 2 (89,2) 2 SSj I = X = 668,32 n 12 2
SSj selanjutnya dapat dilihat pada tabel 2). Menghitung derajad kebebasan (fj) I
= nI – 1
= 12 – 1
= 11
(fj) selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3). Menghitung S2j S2j I =
SSj I fj I
=
5,267 11
= 0,479
S2j selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4). Menghitung Log S2j Log S2j I = Log 0,479
= -0,320
Log S2j selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5). Menghitung fj.Log S2j fj.Log S2j I
= 11 x -0,320 = -3,518
fj.Log S2j selanjutnya dapat dilihat pada tabel
= 5,267
169 Jumlah
= -8,930
6). Menghitung RKG RKG =
SSj 57,704 = = 0,780 74 fj
7). Menghitung fj.Log RKG fj.Log RKG
= 74 x Log 0,780 = -7,994
8). Menghitung c c = 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 ( ) = 1 ( ) 3(k - 1) fj j 3(8 - 1) 11 8 13 5 10 9 7 11
= 1,044 9). Menghitung 2 hitung = 2 hitung = 2,303/c (fj.Log RKG - fj.LogS2j) = 2,303/1,044 (-7,994 – 8,930)) = 2,065 10) Dikonsultasikan dengan tabel (0,05;k-1) : (0,05;8-1) = 14,067 Karena 2 hitung < 2 tabel = 2,065 < 14,067, maka data berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen.
170
Lampiran 23 Rata-rata Tiap Kelompok
Stat.
Kel.
B1
B2
Jumlah
C1
C2
C1
C2
11 84,400 653,860 7,673 647,578 6,282
9 55,400 352,540 6,156 341,018 11,522
12 75,000 476,460 6,250 468,750 7,710
6 41,000 283,300 6,833 280,167 3,133
38 255,800 1766,160 6,732 1737,513 28,647
9 63,400 457,720 7,044 446,618 11,102
10 66,000 448,480 6,600 435,600 12,880
7 39,200 225,520 5,600 219,520 6,000
11 54,700 276,850 4,973 272,008 4,842
37 223,300 1408,570 6,035 1373,746 34,824
n X X^2 Mean
20 147,800 1111,580 7,390
19 121,400 801,020 6,389
19 114,200 701,980 6,011
17 95,700 560,150 5,629
75 479,100 3174,730 6,388
n X X^2 Mean
B1 39 269,200 1912,600 6,903
B2 36 209,900 1262,130 5,831
C1 C2 39 36 262,000 217,100 1813,560 1361,170 6,718 6,031
n X X^2 Mean C SS n X X^2 Mean C SS
A1
A2
171 Lampiran 24 Manual Perhitungan Analisis Varians Tiga Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama
Harga-harga diambil dari tabel statistik dan digunakan untuk menghitung : a. Menghitung komponen Jumlah Kuadrat (JK) 1). G2/pqr
=
(50,280) 2 (2)(2)(2)
= 316,005 3). A2/qr
=
(26,259) 2 (24,021) 2 2.2
= 316,631 2
4). B /pr
(27,049) 2 (23,231) 2 = 2.2 = 317,827
2
5). C /pq
(26,289) 2 (23,991) 2 = 2.2 = 316,665
6). AB2/r
=
(7,433 6,044) 2 (6,114 6,667) 2 (7,091 6,480) 2 (5,650 4,800) 2 2
= 319,188 7). AC2/r
=
(7,433 6,114) 2 (6,044 6,667) 2 (7,091 5,650) 2 (7,091 4,800) 2 2
= 317,340 8). BC2/r
=
(7,433 7,091) 2 (6,044 6,480) 2 (6,114 5,650) 2 (6,667 4,800) 2 2
= 318,849 2
9). ABC /r
= (7,433)2 + (6,044)2 + (6,114)2 + (6,667)2 + (7,091)2 + (6,480)2 + (5,650)2 + (4,800)2 = 320,853
172 Rerata harmonik atau nh dicari dengan rumus statistik berikut. nh =
pxq 1 n ij
=
(2)(2)(2) 1 1 1 1 1 1 1 1 12 9 14 6 11 10 8 12
= 9,618 b. Jumlah kuadrat (JK)
JK A
= nh [(3)-(1)] = 9,618 [(316,631 – 316,005)] = 6,021
JK B
= nh [(4)-(1)] = 9,618 [(317,827 – 316,005)] = 17,523
JK C
= nh [(5)-(1)] = 9,618 [(316,665 – 316,005)] = 6,346
JK AB
= nh [(6 - 4 - 3 (+1)] = 9,618 [(319,188 – 317,827 – 316,631 (+ 316,005)] = 7,065
JK AC
= nh [(7 - 5 - 3 (+1)] = 9,618 [(317,340 – 316,665 – 316,631 (+ 316,005)] = 0,469
JK BC
= nh [(8 - 5 - 4 (+1)] = 9,618 [(318,849 – 316,665 – 317,827 (+ 316,005)] = 3,483 JKABC
= nh [(9 - 8 - 7 - 6 + 5 + 4 + 3 (-1)]
= 9,618 [(320,853 – 318,849 – 317,340 – 319,188 + 316,665 + 317,827 + 316,631 (- 316,005)] = 5,715 JK G
= SS = 25,279 + 32,425
173 = 57,704 Keterangan: C =
(X)2 N
contoh kolom B1C1 =
SS = X2 – C
contoh kolom B1C1 = 668,320 – 663,053 = 5,267
c. Derajad bebas (db) db A
=A-1=2-1=1
db B
=B-1=2-1=1
db C
=C-1=2-1=1
db AB
= (A-1)(B-1) = 1 x 1 = 1
db AC
= (A-1)(C-1) = 1 x 1 = 1
db BC
= (B-1)(C-1) = 1 x 1 = 1
db ABC
= (B-1)(C-1) = 1 x 1 = 1
db D
= N - pqr = 82 - 8 = 74
db T
= N - 1 = 82 - 1 = 81
d. Menghitung rerata kuadrat (RK) RK A
=
JKA 6,021 dkA 1
= 6,021 RK B
=
JKB 17,523 dkB 1
= 17,523 RK C
=
JKC 6,346 dkC 1
= 6,346 RK AB
=
JKAB 7,065 dkAB 1
= 7,065 RK AC
(89,200) 2 = 663,053 12
=
JKAC 0,469 dkAC 1
174 = 0,469 RK BC
JKBC 3,483 dkBC 1
=
= 3,483 RK ABC
=
JKABC 5,715 dkABC 1
= 5,715 RK G
=
JKD 57,704 dkD 74
= 0,780 e. Statistik Uji 1). F A
=
RK A 6,021 RK G 0,780
= 7,721 2). F B
=
RK B 17,523 RK G 0,780
= 22,471 3). F C
=
RK C 6,346 RK G 0,780
= 8,138 4). F AB
=
RK AB 7,065 RK G 0,780
= 9,060 5). F AC
=
RK AC 0,469 RK G 0,780
= 0,601 6). F BC
=
RK BC 3,483 RK G 0,780
= 4,467 7). F ABC
=
RK ABC 5,715 RK G 0,780
= 5,715
175 f. Daerah kritik 1). F A > F tabel (1;74;5%)
= 4,00
2). F B > F tabel (1;74;5%)
= 4,00
3). F C > F tabel (1;74;5%)
= 4,00
4). F AB > F tabel (1;74;5%)
= 4,00
5). F AC > F tabel (1;74;5%)
= 4,00
6). F BC > F tabel (1;74;5%)
= 4,00
7). F ABC > F tabel (1;74;5%) = 4,00
g. Keputusan uji Ha diterima apabila harga uji yang bersesuaian lebih besar dari harga kritik, F hiung > F tabel (0,05). 1) F A > F tabel (1;74;5%) 7,721 > 4,00 = F A signifikan dan Ho ditolak 2) F B > F tabel (1;74;5%) 22,471 > 4,00 = F B signifikan dan Ho ditolak 3) F C > F tabel (1;74;5%) 8,138 > 4,00 = F C signifikan dan Ho ditolak 4) F AB > F tabel (1;74;5%) 9,060 > 4,00 = F AB signifikan dan Ho ditolak 5) F AC < F tabel (1;74;5%) 0,601 < 4,00 = F AC tidak signifikan dan Ho diterima 6) F BC > F tabel (1;74;5%) 4,467 > 4,00 = F BC signifikan dan Ho ditolak 7) F ABC > F tabel (1;74;5%) 7,329 > 4,00 = F ABC signifikan dan Ho ditolak