PENERAPAN STRATEGI PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH 1 MALANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Nur Aini Mts Muhammadiyah I Malang Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kemampuan membaca siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang yang masih rendah, khususnya membaca intensif. Hasil observasi di MTs Muhammadiyah 1 Malang menunjukkan bahwa siswa kelas VIII memiliki kemampuan membaca intensif yang kurang maksimal. Siswa mengalami kesulitan dalam menafsirkan buah pikiran, menangkap ide pokok, menangkap maksud pengarang, menilai dan mengomentari bacaan secara kritis, dan mengingat masalah pokok bacaan Penyebab kesulitan dan rendahnya kemampuan siswa ini karena kurangnya motivasi siswa dalam membaca dan metode pembelajaran yang kurang tepat. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan strategi PQ4R untuk mengatasi masalah tersebut. Permasalahannya adalah bagaimana penerapan strategi PQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dan bagaimana peningkatan kemampuan membaca siswa MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan menggunakan strategi PQ4R. Peneltian ini bertujuan untuk melaksanakan strategi PQ4R dan meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan subjek penelitian siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang sebanyak 31 siswa dan guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Data penelitian ini berupa aktivitas guru dan siswa saat proses pembelajaran membaca intensif serta hasil nilai peningkatan kemampuan membaca intensif siswa. Data tersebut diperoleh dengan teknik wawancara, pengamatan, diskusi, tes dan dokumentasi. Penelitian ini menempatkan guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai pengamat saat tindakan berlangsung. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah mereduksi, menyajikan kemudian menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan persentase ketuntasan belajar membaca intensif siswa sebelum tindakan sebesar 32,25%, siklus 1 61, 29%, dan siklus 2 sebesar 83.87%. Siswa juga lebih antusias dan aktif saat pelaksanaan strategi PQ4R. Dengan demikian, pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009. Kata kunci: Strategi PQ4R, Kemampuan, Membaca Intensif
PENDAHULUAN
Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|503
Ada empat keterampilan berbahasa yang terdapat dalam kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia. Keterampilan itu adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Pengajaran empat keterampilan berbahasa tersebut menurut Tarigan dan H. G Tarigan (1987: 22) bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis dengan baik dan benar. Empat keterampilan tersebut sekaligus akan membantu siswa dalam penguasaan bahasa. Siswa akan dapat berkomunikasi dengan baik jika terampil berbahasa. Siswa akan dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan (Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 226). Berdasarkan kurikulum 2006, salah satu tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia terkait dengan pembelajaran membaca adalah siswa dapat memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, fungsi, dan menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan. Sedangkan tujuan khususnya (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs). Siswa di jenjang ini secara umum lebih banyak mengalami kesulitan dalam memahami bacaan secara komprehensif. Padahal aspek keterampilan membaca pada jenjang SMP dan SMA menuntut tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Adapun masalah membaca secara komprehensif yang dihadapi siswa secara umum adalah rendahnya kemampuan memahami bacaan. Hal tersebut dikarenakan kesulitan-kesulitan siswa dalam: menguasai kosakata, menafsirkan buah pikiran, menangkap ide pokok, menangkap perincian isi bacaan, menangkap urutan peristiwa, menangkap maksud pengarang, menilai dan mengomentari bacaan secara kritis,
adalah siswa mampu menyerap pesan, gagasan, dan pendapat dari orang lain dari berbagai sumber, siswa mampu mencari sumber, mengumpulkan, dan menyaring informasi dari bacaan (Depdiknas, 2006: 2). Dengan demikian, jika pengajaran membaca dilaksanakan dengan baik, maka siswa juga akan dapat menguasai dan mengembangkan keterampilan membaca dengan baik pula. Siswa akan dapat memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona, memahami khasanah kearifan yang banyak khidmat. Siswa juga dapat mengembangkan berbagai keterampilan lainnya yang amat berguna untuk kelak mencapai sukses dalam hidup, membukakan pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang dalam, serta keahlian di masa yang akan datang (Trianto, 2007: 146). Selanjutnya, Oka (1983: 74) menerangkan dalam pengajaran keterampilan membaca secara umum ada dua kemampuan yang harus dikuasai siswa, yaitu: kemampuan mekanis dan komprehensif. Namun dalam kenyataannya, tidak semua siswa mampu menguasai kedua kemampuan tersebut. Begitupun yang terjadi pada siswa di jenjang Sekolah Menengah Pertama mengikuti yang digariskan dalam bacaan, mengingat masalah pokok bacaan, dan mengatur pemahaman. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti, siswa MTs Muhammadiyah 1 Malang juga mengalami kesulitan dalam pengajaran membaca. Kemampuan membaca siswa kurang maksimal, khususnya kelas VIII. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai semester 1, sebagian besar siswa memperoleh nilai kurang atau di bawah standar kelulusan yang telah ditetapkan sekolah. Standar kelulusan atau ketuntasan belajar siswa yang telah ditetapkan MTs Muhammadiyah 1 Malang adalah 70, sedangkan kenyataannya lebih dari 54% nilai siswa kelas VIII di bawah Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|504
70. Adapun penyebab kesulitan siswa dalam memahami bacaan adalah siswa kurang motivasi untuk membaca, sehingga pengetahuan siswa menjadi sempit. Hal tersebut juga menjadikan siswa kesulitan membaca secara kritis-kreatif. Selain itu, metode yang digunakan guru juga kurang tepat. Metode yang digunakan guru saat pembelajaran cenderung membebaskan siswa untuk beraktivitas sendiri dengan sedikit pengarahan. Akibatnya, siswa kelas VIII yang pasif menjadi bingung dalam melaksanakan tugas. Metode pengajaran yang digunakan guru juga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan membaca intensif secara aktif. Masalah tersebut juga diperkuat dengan observasi langsung oleh peneliti pada saat pengajaran membaca berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas VIII sebenarnya cukup aktif dalam meperhatikan penjelasan materi dari guru, namun siswa kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisispasi. Nilai tugas pada saat observasi tersebut menunjukkan sebanyak 48, 38% siswa tidak tuntas atau memperoleh nilai di bawah standar kelulusan. Atas dasar persoalan tersebut, diperlukan jalan keluar untuk mengatasinya. Salah satunya yaitu dengan mencoba memperbaiki proses pembelajaran, baik itu pada strategi, pendekatan ataupun metode yang disesuaikan dengan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya pada pengajaran keterampilan membaca. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting, karena tugas utama guru sebagai pengajar adalah Strategi ini dilaksanakan karena peneliti dan guru mata pelajaran berkeyakinan bahwa langkah-langkah pada strategi PQ4R sesuai dan tepat untuk
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan yang dikatakan Muslich (2008: 194) jika metode yang digunakan guru benar dan disukai siswa, maka siswa akan tekun, rajin dan antusias menerima pelajaran yang diberikan. Hal demikian akan membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik. Sebagai upaya untuk mengatasi masalah pada siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tersebut, salah satu yang dapat dilakukan adalah melakukan perbaikan pada strategi dengan menerapkan strategi pembelajaran baru dalam pengajaran membaca. Hal tersebut dilakukan berdasarkan kesulitan-kesulitan siswa yang telah diuraikan di atas. Setelah dilakukan diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, peneliti mengusulkan strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review (PQ4R) sebagai strategi yang dapat diterapkan untuk tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa dan tentu saja hal ini disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Strategi PQ4R merupakan strategi membaca yang didasarkan pada strategi Preview, Question, Read, State, dan Tes (PQRST) dan strategi Survey, Question, Read, , Recite, dan Review (SQ3R). Strategi PQ4R adalah salah satu strategi elaborasi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang dibaca sehingga dapat membantu Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Adapun membaca buku tersebut bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. mengatasi permasalahan siswa. Melalui langkah-langkah strategi PQ4R siswa akan belajar secara bertahap dan terarah. Siswa juga akan mendapatkan kesempatan lebih Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|505
untuk melakukan kegiatan membaca intensif secara kritis-kreatif. Dengan demikian, diharapkan siswa akan memperoleh pemahan secara penuh atau menyeluruh atas materi pelajaran, sehingga dapat membantu mengatasi dan bahkan meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa. Penerapan strategi PQ4R oleh peneliti dan guru juga didasarkan dan efektif dalam membantu siswa menghafal informasi dari bacaan untuk memperoleh pemahaman secara penuh. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti beserta guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia MTs Muhammadiyah 1 Malang bekerja sama atau berkolaborasi mencoba untuk melaksanakan strategi membaca PQ4R pada pengajaran membaca di kelas VIII dengan judul “Penerapan Strategi PQ4R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang Tahun Pelajaran 2008/2009”. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah pada penelitian ini adalah kesulitan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dalam memahami bacaan, antara lain yaitu: menafsirkan buah pikiran, menangkap ide pokok, menangkap maksud pengarang, menilai dan mengomentari bacaan secara kritis, dan mengingat masalah pokok bacaan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut peneliti bersama guru mencoba bersama-sama untuk memperbaiki Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menerapkan strategi PQ4R pada pengajaran membaca, khususnya membaca intensif. Strategi membaca PQ4R adalah kepanjangan dari preview, question, read, reflect, recite, dan review. Menurut Trianto (2007: 147) ada langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan strategi PQ4R, yaitu: a. preview ialah membaca selintas dengan cepat sebelum memulai membaca bahan
diperkuat oleh pendapat Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008: 12) bahwa strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu peserta didik mengingat dan menghafal informasi yang telah dibaca. Nur dalam Trianto (2007: 149) juga mengatakan penelitian tentang strategi belajar jenis PQ4R telah banyak dilakukan dan terbukti bacaan siswa yang memuat tentang materi ekosistem peran dan interaksinya; b. question ialah mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa; c. read ialah langkah membaca karangan secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya; d. reflect ialah langkah yang merupakan suatu komponen esensial dari langkah read. Pada langkah ini siswa tidak hanya mengingat atau menghafal, tetapi juga mencoba memahami informasi yang dipresentasikan; e. recite ialah merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan menanyakan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan; f. review ialah langkah membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila diperlukan dan sekali-kali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan pada jangkauan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah penerapan strategi PQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009? b. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs. Muhammadiyah 1 Malang tahun Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|506
pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan strategi PQ4R? Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan strategi PQ4R. Adapun Secara khusus penelitian ini bertujuan: a. Mendeskripsikan penerapan strategi PQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009.
TEORI Teori Membaca dan Pengajarannya Oka (1983: 17) memberikan pengertian membaca sebagai proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan. Tujuan utama membaca juga dituturkan oleh Tarigan (1987: 09) yaitu untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi dan memahami makna bacaan yang erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca Selanjutnya, Oka menerangkan tugas pokok pengajaran membaca yang pertama adalah membina siswa dalam bidang membaca atau membina siswa agar mereka memiliki kemampuan atau keterampilan yang baik dalam membaca, yaitu memberi respon yang tepat dan akurat terhadap tuturan tertulis yang dabacanya. Adapun di dalamnya termasuk (1) kemampuan memberikan respon komunikatif terhadap kata-kata dan urutan kalimat yang diamatinya pada permukaan bacaan; (2) kemampuan memberikan respon interpretatif terhadap hal-hal yang tersimpan
b. Mengetahui peningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs c. Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan strategi PQ4R. Manfaat penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang. b. Memberikan alternatif penyelesaian masalah pengajaran membaca, khususnya membaca intensif pada guru melalui strategi PQ4R. di sela-sela dan di balik permukaan bacaan; dan (3) kemampuan memberikan respon evaluatif imajinatif terhadap keseluruhan bacaan.
Membaca Intensif Membaca intensif merupakan salah satu dari membaca dalam hati atau pemahaman. Adapun hal-hal atau kriteria yang dinilai dalam membaca intensif adalah sebagai berikut: kemampuan menangkap isi wacana, baik yang tersurat maupun yang tersirat, kemampuan menceritakan kembali isi wacana dengan bahasanya sendiri atau kata-kata sendiri, kemampuan menemuan pikiran pokok setiap paragraf, kemampuan menemukan ide atau pengertian pokok wacana, kemampuan menjawab pertanyaan dengan lengkap, dan kemampuan mengatasi kebiasaan tidak efisien atau cacat dalam membaca (www.almaipii.multiply.com/ journal/item/4.htm). Adapun menurut Tarigan dalam Karikawati (2005: 38) tujuan membaca pemahaman adalah untuk: menemukan ide pokok, memilih butir-butir penting, mengikuti petunjuk-petunjuk, menentukan organisasi bahan bacaan, menemukan citra visual dan citra lainnya, menarik simpulan, menduga makna dan merangkaikan Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|507
dampaknya, menyusun rangkuman, serta menemukan sekaligus membedakan kalimat fakta dan pendapat. Strategi Pembelajaran Membaca Strategi pembelajaran adalah strategi yang meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran. Strategi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan program pembelajaran dalam rangka untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa Indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 09). Strategi Belajar PQ4R dan Ruang Lingkupnya PQ4R Thomas dan Robinson (1972) merupakan salah satu strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca. PQ4R adalah singkatan dari: P (preview), Q (question), R (read), R (reflect), R (recite), dan R (review). Sesuai dengan jumlah butir singkatan, maka strategi PQ4R mempunyai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi membaca ini. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Preview Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa membaca selintas dengan cepat sebelum memulai membaca bahan bacaan siswa yang memuat tentang materi ekosistem peran dan interaksinya. Siswa dapat memulai dengan membaca topiktopik, sub topik utama, judul dan sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu
paragraf, atau ringkasan pada akhir suatu bab. Apabila hal itu tidak ada, siswa dapat memeriksa setiap halaman dengan cepat, membaca satu atau dua kalimat di sana-sini sehingga diperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang dipelajari. b. Question Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. Langkah ini menggunakan judul dan subjudul atau topik dan sub topik utama. Langkah ini menganjurkan untuk menggunakan kata “apa, siapa, mengapa, dan bagaimana”. Kalau di akhir bab telah ada daftar pertanyaan yang dibuat oleh pengarang, dianjurkan dibaca terlebih dahulu. Pengalaman telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan, maka akan membuat pembaca tersebut membaca lebih hati-hati dan seksama serta akan dapat membantu mengingat apa yang dibaca dengan baik. c. Read Langkah ini meliputi membaca secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Pada langkah ini dianjurkan tidak membuat catatan-catatan panjang, kemudian siswa juga dianjurkan untuk mencoba mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya. d. Reflect Reflect bukanlah suatu langkah terpisah dengan langkah ketiga (read), tetapi merupakan suatu komponen esensial dari langkah ketiga tersebut. Selama membaca, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara (1) menghubungkan informasi dengan halhal yang telah diketahui; (2) mengaitkan subtopik-subtopik di dalam kelas dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama; Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|508
(3) cobalah untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan; dan (4) cobalah untuk menggunakan materi untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut. e. Recite Pada langkah ini siswa diminta untuk merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan menyatakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat pada langkah terdahulu dan berlandaskan ide-ide yang ada pada siswa, maka siswa diminta membuat intisari materi dari bacaan. Usahakan intisari ini merupakan inti dari pembahasan konsep ekosistem peran dan interaksinya. f. Review Pada langkah terakhir ini, siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Langkah-langkah strategi belajar PQ4R yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat strategi belajar ini dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran, terutama terhadap materi-materi yang lebih sukar dan menolong siswa untuk berkonsentrasi lebih lama. Membaca Intensif dalam Strategi PQ4R Telah dijelaskan strategi PQ4R terdiri dari langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu: P (preview), Q (question), R (read), R (reflect), R (recite), dan R (review) yang sudah dijelaskan di atas. Pada langkah-langkah inilah siswa akan memperoleh kesempatan untuk melakukan membaca intensif. Salah satunya adalah langkah read. Pada langkah read inilah
siswa akan membaca secara aktif. Siswa tidak hanya sekedar membaca, namun juga memberi reaksi terhadap apa yang di bacanya. Oleh karena itu, untuk memberikan reaksi siswa harus memahami terlebih dahulu teks bacaan. Pemahaman terhadap teks bacaan inilah yang menjadi tujuan dari membaca intensif. Mengukur Kemampuan dan Pemahaman Membaca Salah satu kegiatan yang ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar (PBM) ialah penilaian, baik yang menyangkut penilaian program, kegiatan maupun hasil proses belajar mengajar. Lingkup kegiatan ini amat luas karena itu pada penilitian ini perhatian dipusatkan pada penilaian terhadap kemajuan siswa dalam PBM. Pada penelitian ini, teknik atau bentuk tes yang digunakan adalah tes soal uraian. Hal ini di dasarkan pada aspek penilaian yang terdiri dari beberapa tingkatan dalam pemahaman membaca dan pertimbangan peneliti beserta guru bahwa tes soal uraian diharapkan atau akan lebih memungkinkan siswa untuk kreatif dalam berpikir dan menalar. Tes Kemampuan Membaca Tes kemampuan membaca berdasarkan taksonomi Bloom dalam buku Nurgiyantoro (1986: 232-246) meliputi enam tingkatan. Berikut merupakan rincian enam tingkatan tersebut: a. Tes kemampuan membaca tingkat ingatan b. Tes kemampuan membaca tingkat pemahaman c. Tes kemampuan membaca tingkat penerapan d. Tes kemampuan membaca tingkat analisis e. Tes kemampuan membaca tingkat sintesis
Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|509
f. Tes kemampuan membaca tingkat METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Adapun penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena an sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun PTK ini dilaksanakan dengan model kolaborasi antara peneliti dan guru mata pelajaran dengan menempatkan guru sebagai pihak yang melakukan tindakan dan peneliti sebagai pengamat terhadap berlangsungnya proses tindakan. Model tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Lewin menurut Elliot dalam Wiriaatmaja (2008: 64). Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Lokasi yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah MTs Muhammadiyah 1 Malang pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM) berlangsung. Sesuai dengan lokasi penelitian, maka subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah guru dan siswa kelas VIII A MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan jumlah 33 siswa. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada awal semester 2 tahun pelajaran 2008-2009. Adapun waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2009. c. Siklus Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus. Siklus 1 dan 2 masing-masing dua pertemuan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs
evaluasi.
penelitian ini menyangkut upaya dalam bentuk proses pembelajaran dan dilakuk Muhammadiyah 1 Malang dengan menggunakan strategi PQ4R. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa pernyataan dan perilaku guru serta perilaku siswa, sedangkan data kuantitatif berupa nilai membaca siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang yang berupa angka-angka. Adapun sumber data penelitian ini adalah (1) guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia; (2) siswa; dan (3) interaksi antara guru dan siswa saat proses pembelajaran membaca intensif pada kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, diskusi, tes dan dokumentasi untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang lengkap dan akurat. Data kuantitataif dalam penelitian ini dianalisis dengan deskriptif persentase sedangkan data kualitatif dianalisis secara kualitatif. Adapun rincian masing-masing teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: a. Wawancara b. Observasi/pengamatan c. Diskusi d. Tes e. Dokumentasi. Indikator Keberhasilan Adapun indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan dari kegiatan atau tindakan pada tiap siklus adalah sebagai berikut: Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|510
Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Pelaksanaan Strategi PQ4R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Pencapai Aspek
an S iklus 1
Kemampuan siswa mengingat teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa memahami teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa menerapkan teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa menganalisis teks bacaan dalam membaca intensif
Ketuntasan hasil belajar (kemampuan siswa memahami bacaan secara intensif dengan strategi PQ4R)
60%
50%
60%
45%
55%
45%
55%
55%
45%
55%
60%
75%
Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua, yaitu berupa
Cara Mengukur
iklus 2
50%
Kemampuan siswa mensintesis teks bacaan dalam membaca 45% intensif Kemampuan siswa mengevaluasi teks bacaan dalam membaca intensif
S
Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat ingatan per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat pemahaman per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat penerapan per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat analisis per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal soal tingkat sintesis per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat evaluasi per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa mengerjakan soal dengan benar (tuntas). Dihitung nilai rata-rata mengejakan soal. Niai besar/sama dengan 70 dinyatakan tuntas/lulus.
kata-kata atau simbol dan angka-angka. Adapun aktivitas dalam analisis data penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman dalam Sugiono (2008: 92) yang meliputi: data reduction, data Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|511
display, dan conclusion drawing/verification.
Prosedur Penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah penelitian ini dimulai dengan mencari dan menelaah kondisi kelas kepada guru, siswa dan kepala sekolah. Identifikasi dilakukan melalui wawancara dan observasi langsung. Siklus 1 a. Perencanaan b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi d. Reconnaissance/Refleksi Siklus 2 a. Perencanaan b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi d. Reconnaissance/Refleksi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengantar Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masingmasing siklus terdiri dari dua pertemuan dengan waktu 4x40 menit. Pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama pada hari Selasa 10 Maret 2009 dan pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu 11 Maret 2009. Siklus 2 pertemuan pertama hari Selasa 18 Maret 2009 dan pertemuan kedua hari Senin 23 Maret 2009. Perencanaan Pembelajaran Kegiatan perencanaan pembelajaran siklus 1 yang dilakukan peneliti bersama guru antara lain yaitu: a. Menyusun silabus b. Menyusun RPP c. Menyusun LKS
Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran a. Pertemuan pertama Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa 10 Maret 2009 selama 2x40 menit, dimulai pada pukul 06.30-07.50 WIB. Pada pertemuan pertama, dua siswa tidak masuk. Adapun pelaksanaan pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R siklus 1 pertemuan pertama sebagai berikut: 1) Apersepsi 2) Preview (membaca selintas) 3) Question (bertanya) 4) Read (membaca aktif) 5) Reflect (merefleksikan) 6) Recite (menyimpulkan) 7) Review (mengulas kembali) 8) Penghargaan. b. Pertemuan kedua Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 11 Maret 2009 selama 2x40 menit, dimulai pada pukul 08.00-09.10 WIB. Seperti pertemuan pertama, dua siswa juga tidak mengikuti proses pembelajaran. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1) Apersepsi 2) Preview (membaca selintas) 3) Question (bertanya) 4) Read (membaca aktif) 5) Reflect (merefleksikan) 6) Recite (menyimpulkan) 7) Review (mengulas kembali) 8) Penghargaan Evaluasi Evaluasi pembelajaran pada siklus 1, baik pada pertemuan pertama dan kedua dilakukan dalam bentuk evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama proses Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|512
pembelajaran berlangsung dan evaluasi hasil dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung. Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan Menggunakan Strategi PQ4R Siklus 1 Kemampuan siswa membaca intensif untuk menemukan ide pokok, kalimat fakta, Tabel 4.1 Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Sebelum dengan Sesudah Tindakan Siklus 1 Nilai NO NAMA Pra Tindakan 1. Achmad Robbi Safaat 70 2. Ananda April 70 3. Anding Wijaya 60 4. Bagus Ardi Prasetyo 65 5. Chairuly Triadmaka 55 6. Deni Setiawan 65 7. Denis Septifortunus 65 8. Desti Dwi Cahyo 65 9. Diga Rizqi Aulia 60 10. Dimas Febri Ariani 70 11. Edwin Soni 65 12. Fariha Ayu Asmi 75 13. Intan Puspita Ningrum 80 14. Iva Almaidah 70 15. Khoirun Nisa’ 70 16. Lailatul Safitri 70 17. Maulana Zakaria 55 18. Melina Sari 65 19. Minarti Wulandari 65 20. Moch. Syaifudin 65 21. Pradika Yonanda 60 22. Resha Herdiamas 65 23. Ricky Fajar Saputra 60 24. Rudi Agus Saputra 60 25. Sumantri Yulianto 60 26. Syauqie Faiz Nabil 70 27. Teguh Syaifudinur 65 28. Yayuk Winanti 60
kalimat pendapat, kesimpulan, serta menemukan pokok persoalan sebagai bahan diskusi sebelum pelaksanaan strategi PQ4R sangat kurang. Selain karena siswa malas membaca, latihan membaca secara intensif juga kurang dilakukan, baik itu dari guru maupun siswa sendiri.
Ket
Siklus 1
Ket
Peningkatan (%)
T T TT TT TT TT TT TT TT T TT T T T T T TT TT TT TT TT TT TT TT TT T TT TT
74,5 78 72,5 71,5 60,5 71 71,75 85,5 60,5 62,5 77,25 84 69 76 72,5 70 63 81 64,5 68,5 69 66 65 61,5 80 70 71,75 70,25
T T T T TT T T T TT TT T T TT T T T TT T TT TT TT TT TT TT T T T T
6,42 11,42 20,83 10 10 9,23 10,38 31,53 0,83 -10,71 18,84 12 -13,75 8,57 3,57 0 14,54 24,61 -0,76 5,38 15 1,53 8,33 2,5 33,33 0 19,58 17,08
Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|513
29. Yoga Y Oktaviaan 60 TT 71,5 30. Yuni Y Asri Insiro 70 T 70,5 31. Zaakaria Anshori 65 TT 68 JUMLA AH 2020 2197,5 Rata-raata 65,16 70,88 K Keterangan: : P Peningkatan n : Nilai postt test-nilai prre test x 1000%= Nillai pre test P test Post : nilai seteelah tindakann P test Pre : nilai pra tindakan K Ketuntasan: Pra Tindakan n : 10 siswa (32.25%darri jumlah sisw wa) Siklus 1 : 19 siswa (61.29% daari jumlah sisswa) Berdasarkan hasil B h pengam matan yang dilakukann pada prosees pembelajaaran membacaa intensif den ngan mengggunakan G Grafik 4.1 A Aktivitas Sisswa Saat PB BM Siklus 1
T T TT
199,16 0,71 4,61 2994,76 9,,50
strattegi PQ4R, diperoleh d gam mbaran aktivvitas sisw wa berikut ini:
Tabel 4.22 Pencapaaian Tindak kan Siklus 1 Indikaat A Aspek
or Siklus 1
Kemam mpuan siswa menginggat teks bacaaan dalam membaca m intensif Kemam mpuan siswa memahaami teks baccaan dalam membaca m intensif Kemam mpuan siswa menerappkan teks baacaan dalam membaca m intensif
Pencapai us 1 an Siklu
ur Carra Menguku 203,5 x 100= 3100
50%
65,6%
50%
61,6%
191 x 100= 3100
45%
76,7%
297,5 x 100= 387,5
Jurnal Artikulasi A V Vol.8 No.2 Aggustus 2009 |514
Kemampuan siswa menganalisis teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa mensintesis teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa mengevaluasi teks bacaan dalam membaca intensif Ketuntasan hasil belajar (kemampuan siswa memahami bacaan secara intensif dengan strategi PQ4R)
45%
67,5%
890 100= 1317,5
45%
79,2%
307x 100= 387,5
45%
78,4%
304 x 100= 387,5
60%
61,29%
19 siswa x 100= 31 siswa
Refleksi Berdasarkan hasil catatan lapangan, pengamatan maupun hasil pembelajaran, terdapat masalah-masalah yang menghambat pembelajaran. Masalah pertama, terlihat pada guru yang kurang maksimal pada pertemuan pertama. Hal ini disebabkan guru secara psikologis kurang siap dengan keberadaan pengamat pembantu. Hal ini menyebabkan guru kurang mempergunakan waktu secara efektif dan efesien. Untuk mengatasi itu, maka pada siklus 2 pemgamat pembantu ditiadakan. Selain itu, pada RPP selanjutnya alokasi waktu pada langkah-langkah pembelajaran diatur lebih rinci. Masalah kedua, siswa masih kurang maksimal dalam menemukan ide pokok, kalimat fakta dan pendapat saat berkelompok. Walaupun sebagian besar siswa setuju dan senang dengan belajar berkelompok karena tidak membosankan. Namun demikian, berdasarkan hasil nilai siswa, dalam menemukan ide pokok, kalimat fakta dan pendapat saat individu lebih baik daripada saat berkelompok. Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah tersebut, pada siklus 2 kegiatan pembelajaran dilakukan secara individu dan mandiri. Hal ini juga didasari atas pemikiran
bahwa dengan belajar individu, siswa akan lebih mendapat kesempatan untuk berpikir secara mandiri dan tidak didominasi siswa yang aktif saja. Masalah ketiga, karena siswa kurang maksimal khususnya dalam menemukan ide pokok, maka guru dan peneliti sepakat untuk menambahkan tugas yang berhubungan dengan menemukan ide pokok dan membuat kesimpulan pada siklus 2. Tindakan ini bertujuan agar siswa lebih banyak memperoleh kesempatan berlatih menemukan ide pokok dan membuat kesimpulan dari bacaan. Penerapan Strategi PQ4R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang Siklus 2 Perencanaan Pembelajaran Seperti pada siklus 1, perencanaan pembelajaran siklus 2 juga dilakukan oleh peneliti bersama guru mata pelajaran. Adapun kegiatan perencanaan pembelajaran siklus 1 antara lain yaitu: a. Menyusun silabus d. Menyusun RPP e. Menyusun LKS
Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|515
5) 6) 7) 8)
Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran a. Pertemuan pertama Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama siklus 2 dilaksanakan pada hari selasa 17 Maret 2009 selama 2x40 menit dengan 31 siswa dan dimulai pada pukul 06.30-07.50 WIB. Adapun uraian pelaksanaan pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R siklus 2 pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1) Apersepsi 2) Preview (membaca selintas) 3) Question (bertanya) 4) Read (membaca aktif) 5) Reflect (merefleksikan) 6) Recite (menyimpulkan) 7) Review (mengulas kembali) 8) Penghargaan b. Pertemuan kedua Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 23 Maret 2009 selama 2x40 menit, dimulai pada pukul 10.00-11.20 WIB. Pada siklus 2 pertemuan kedua, siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 32 siswa. Uraian pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1) Apersepsi 2) Preview (membaca selintas) 3) Question (bertanya) 4) Read (membaca aktif)
Reflect (mereflekasikan) Recite (menyimpulkan) Review (mengulas kembali) Penghargaan
Evaluasi Evaluasi pembelajaran pada siklus 2, baik pada pertemuan pertama dan kedua dilakukan dalam bentuk evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan evaluasi hasil dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung.
Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan Menggunakan Strategi PQ4R Siklus 2 Berdasarkan hasil evaluasi baik proses maupun hasil, diperoleh kemampuan menemukan informasi sebagai bahan diskusi melalui membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang lebih baik dibandingkan sebelum tindakan dan siklus 1. Hal ini bisa dilihat pada hasil nilai siswa yang mangalami peningkatan sangat baik. Selain itu, hasil pengamatan juga menunjukkan dengan strategi PQ4R siswa lebih antusias dalam pembelajaran. Berikut hasil penilaian pada siklus 2:
Tabel 4.3 Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Sebelum dengan Sesudah Tindakan Siklus 2
NO NAMA 1. 2. 3. 4. 5.
Achmad Robbi Safaat Ananda April Anding Wijaya Bagus Ardi Prasetyo Chairuly Triadmaka
Nilai Pra Tindakan 70 70 60 65 55
Ket T T TT TT TT
Siklus 2 89 84 89 70 71,5
Ket
Peningkatan (%)
T T T T T
27,14 20 48,33 7,7 30
Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|516
6. Deni Setiawan 65 7. Denis Septifortunus 65 8. Desti Dwi Cahyo 65 9. Diga Rizqi Aulia 60 10. Dimas Febri Ariani 70 11. Edwin Soni 65 12. Fariha Ayu Asmi 75 13. Intan Puspita Ningrum 80 14. Iva Almaidah 70 15. Khoirun Nisa’ 70 16. Lailatul Safitri 70 17. Maulana Zakaria 55 18. Melina Sari 65 19. Minarti Wulandari 65 20. Moch. Syaifudin 65 21. Pradika Yonanda 60 22. Resha Herdiamas 65 23. Ricky Fajar Saputra 60 24. Rudi Agus Saputra 60 25. Sumantri Yulianto 60 26. Syauqie Faiz Nabil 70 27. Teguh Syaifudinur 65 28. Yayuk Winanti 60 29. Yoga Oktavian 60 30. Yuni Asri Insiro 70 31. Zakaria Anshori 65 JUMLAH 2020 Rata-rata 65,16 Keterangan : Peningkatan : Nilai post test-nilai pre test Nilai pre test Post test : nilai setelah tindakan Pre test : nilai pra tindakan Ketuntasan: Pra Tindakan Siklus 2
TT TT TT TT T TT T T T T T TT TT TT TT TT TT TT TT TT T TT TT TT T TT
83,5 89 85 64 79 78 78 75,5 77 70 71,5 63,5 72 74,5 65,5 68,5 75,5 61 80,5 87,5 74 85,5 82,5 73 91,5 81,5 2390,5 77,11
T T T TT T T T T T T T TT T T TT TT T TT T T T T T T T T
28,46 36,92 30,76 6,66 12,85 20 4 -5,62 10 0 2,14 15,45 10,76 14,61 0,76 14,16 16,15 1,66 34,16 45,83 5,71 31,53 37,5 21,66 30,71 25,38 585,37 18,88
x 100%=
: 10 siswa (32,25%dari jumlah siswa) : 26 siswa (83,87% dari jumlah siawa)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan
strategi PQ4R siklus 2, diperoleh gambaran aktivitas siswa berikut ini:
Grafik 4.2 Aktivitas Siswa Saat PBM Siklus 2
Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|517
M
M
E
Tabel 4.8 Pencapaian Tindakan Siklus 2 Aspek Kemampuan siswa mengingat teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa memahami teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa menerapkan teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa menganalisis teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa mensintesis teks bacaan dalam membaca intensif Kemampuan siswa mengevaluasi teks bacaan dalam membaca intensif Ketuntasan hasil belajar (kemampuan siswa memahami bacaan secara intensif dengan strategi PQ4R)
Indikator Siklus 2
Pencapaian Siklus 2
60%
77,4%
60%
97,7%
303 x 100= 310
55%
81,4%
252,5 x 100= 31 0
55%
70,1%
1033,5 100= 1472.5
55%
83,3%
260 x 100= 310
55%
78,5%
304,5 x 100= 387,5
75%
83,87%
26 siswa x 100= 31 siswa
Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi pada proses maupun hasil nilai pembelajaran
Cara Mengukur 240 x 100= 310
siklus 2, menunjukkan siswa lebih antusias dan semangat dalam melaksanakan tugas, lebih kritis dalam mengemukakan pendapat. Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|518
Siswa yang sebelumnya kurang motivasi menjadi lebih semangat saat pelaksanaan strategi PQ4R di siklus 2. Bahkan siswa yang mengalami penurunan di siklus 1, pada siklus 2 berhasil meningkatkan kemampuan belajarnya dalam membaca intensif. Refleksi pada siklus 2 ini hanya dilakukan oleh peneliti dan guru saja, hal ini didasarkan pada perolehan nilai siswa yang sudah bagus dan dapat dikatakan pembelajaran pada siklus 2 tuntas atau berhasil dengan baik. Oleh karena itu, atas kesepakatan peneliti dan guru tidak ada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, strategi PQ4R berhasil meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang. Peneliti menggunakan dua hasil peningkatan, yaitu peningkatan kemampuan membaca intensif dan peningkatan aktivitas siswa. Adapun peningkatan kemampuan membaca intensif diambil dari dua tagihan, yaitu: tugas dari LKS dan hasil tes, sedangkan peningkatan aktivitas siswa dilihat dari hasil pengamatan saat proses pembelajaran. Pada siklus 1, rata-rata peningkatan yang dicapai adalah 9,50 %. Siswa yang tuntas belajar sebesar 61,29% dengan kualifikasi C “cukup” dan masih dalam kategori belum berhasil. Pada siklus 2, ratarata peningkatan siswa lebih tinggi dari siklus 1, yaitu 18,88%. Siswa yang dinyatakan tuntas juga lebih banyak, sebesar
83,87% atau 26 dari 31 siswa. Peningkatan ini mencapai kualifikasi B “baik” dan sudah masuk dalam kategori berhasil. Kegiatan proses pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R ini dari awal didasarkan pada aktivitas kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Adapun aspek kognitif melibatkan siswa dalam berfikir seperti yang telah siswa lakukan dalam mengerjakan soal atau tes yang diberikan guru saat pembelajaran. Berdasarkan tingkatannya, maka siswa dalam aktivitas kognitif juga melibatkan proses berpikir dari yang paling sederhana sampai pada proses berpikir yang rumit. Adapun tingkatan tersebut adalah tingkat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi yang telah terumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan soal atau tes. Pada siklus 1, aspek kognitif siswa masih kurang maksimal, karena siswa masih merasa belum jelas dan paham dengan langkah-langkah pembelajaran. Hal ini tercermin dari hasil evaluasi nilai yang masih kurang memuaskan. Untuk mengatasi itu, guru menjelaskan lagi apa yang menjadi kesulitan siswa. Pada siklus 2, kemampuan siswa dari aspek kognitif lebih baik. Tentu saja hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi nilai pembelajaran. Oleh karena itu, guru hanya memantau kegiatan siswa. Peningkatan masing-masing tingkat pemahaman lebih lengkap bisa dilihat pada lampiran, berikut ini merupakan gambaran keseluruhannya:
Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|519
Grafik 4.3 G P Peningkatan n Kemampu uan Membacca Intensif Sebelum Tin ndakan, Sikllus 1 dan Siiklus 2
Keterangan:: K A Aspek/Tingk kat 1: ingatan 2: pemaahaman 3 penerapann 3: 5: sinteesis 6 evaluasi 6: 4: analisis B dilihat pada Bisa p grafik di d atas, nilai jugaa pada sikluss 2, mencapaai angka 97,77% rata-rata kemampuan n membaca intensif yangg denggan kualifikaasi A ”sangaat baik”. Padda dicapai siswa pada seetiap siklus megalami m tingkkat ini siswaa dituntut unntuk dapat p tingkatannyya. Sebelum m mem mahami wacaana yang dibbacanya. peningkaatan di setiap tindakan,, persentase membaca inntensif yang Pem mahaman yanng dilakukann pun diperolehh siswa padaa tingkat ingaatan adalah dimaaksudkan unntuk memahaami isi bacaaan. 65,9% deengan kualiffikasi C ”cukkup”. Denngan demikiaan, peresntasse yang dicappai Persentsee ini lebih tin nggi dari penncapaian padaa siklus 2 meenunjukkan bahwa siklus 1, yaitu 65,6% %. Hal ini disebabkan kem mampuan membaca intennsif pada tinggkat beberapaa siswa masih h merasa kessulitan pem mahaman suddah sangat baaik. dalam meenemukan id de pokok baccaan, Tingkat penerapan menghendaki m i sehinggaa mempengarruhi kemamppuan siswa sisw wa untuk mam mpu meneraapkan dalam meengingat pok kok persoalaan teks pem mahamannya pada situasii atau hal lainn bacaan. Namun N demiikian, pada siklus s 2 skorr yangg ada kaitanyya. Pada kem mampuan kemampuuan membacca intensif siiswa pada mem mbaca intenssif tingkat peenerapan darri tingkat inngatan menin ngkat mencaapai 77,4 % sikluus ke siklus juga j mengallami dengan kualifikasi k B ”baik”. Padda tingkat peniingkatan. Paada siklus 1, persentase ini, tes haanya menghendaki siswaa untuk menncapai 76,7% % dengan kuaalifikasi B menyebuutkan kembali fakta, defiinisi, atau ”baiik”, skor ini lebih tinggi dari persenttase konsep yang y terdapatt di dalam wacana w yang sebeelum tindakaan, yaitu 73,55%. Pada sikklus diujikan. 2 meeningkat meenjadi 81,4% % dengan Persentase keemampuan membaca m kuallifikasi A ”saangat baik”. intensif siswa s pada tiingkat pemahhaman Pada tinggkat analisiss siswa ditunntut sebelum tindakan 59,6% dengan kualifikasi untuuk mampu menganalisis m informasi puan ini menningkat di terteentu dalam wacana, w menngenali, C ”cukupp”. Kemamp siklus 1, yaitu 61,6% % walaupun masih m menngidentifikassi atau membbedakan pesaan, k C ”cukup”. Demikian dan informasi maupun m bahaan lain yang dengan kualifikasi
A V Vol.8 No.2 Aggustus 2009 |520 Jurnal Artikulasi
sejenis. Sebelum siklus tindakan dilakukan, persentse siswa pada kemampuan tingkat ini adalah 62,9% dengan kualifikasi C “cukup”. Pada siklus 1, kemampuan siswa meningkat 67,5%, namun masih dengan kualifikasi C “cukup”. Hal ini dikarenakan beberapa siswa masih merasa kesulitan dalam menemukan ide pokok dalam bacaan. Pada siklus 2, masalah tersebut teratasi dengan penjelasan dan pengarahan dari guru. Persentase kemampuan membaca intensif siswa tingkat analisis mencapai 70,1% dengan kualifikasi B“ baik”. Selanjutnya pada tingkat sintesis, siklus 1 dan 2 pencapaian skor persentase meningkat. Persentase sebelum tindakan sebesar 77,5% dengan kualifikasi B ”baik”. Pada siklus 1 meningkat menjadi 79,2% dengan kualifikasi B ”baik” dan di siklus 2 menjadi 83,3% dengan kualifikasi A ” sangat baik”. Pada tingkat ini siswa dituntut untuk mampu menghubungkan dan menggeneralisasikan antara hal-hal, konsep, masalah atau pendapat yang terdapat di dalam wacana. Persentase siswa yang memiliki kemampuan membaca intensif pada tingkat evaluasi sebelum tindakan adalah 75,9% dengan kualifikasi B ” baik”. Pada siklus 1, jumlah tersebut meningkat menjadi 78,4% dengan kualifikasi yang sama. Begitupun pada siklus 2, pada tingkat ini siswa hanya mengalami peningkatan sebesar 78,5% dengan kualifikasi B ”baik”. Pada tingkat ini siswa dituntut untuk mampu memberikan penilaian yang berkaitan dengan wacana yang dibacanya, baik yang menyangkut isi atau permasalahan yang dikemukakan maupun cara penuturan wacana itu sendiri. Pada aspek afektif yang dilibatkan adalah sikap dan kemauan siswa dalam melakukan kegiatan membaca, antara lain menyangkut perubahan sikap atau motivasi siswa untuk membaca. Sebenarnya pada siklus 1, siswa sudah begitu antusias dalam membaca. Tentu saja hal ini dibuktikan
berdasarkan hasil pengamatan saat proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Sebesar 87% siswa melaksanakan kegiatan membaca intensif dengan aktif. Begitupun pada siklus 2, siswa juga menunjukkan sikap antusias yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian angka 96% siswa telah melakukan kegiatan membaca intensif dengan aktif. Selain itu, pada pelaksanaan pembelajaran membaca intensif situasi kelas juga begitu tenang. Selanjutnya, pada aspek psikomotorik yang berkaitan dengan aktivitas fisik siswa saat membaca dinilai dengan mengamati secara langsung saat proses pembelajaran membaca berlangsung. Pada siklus 1, siswa sudah menunjukkan aktivitas yang baik saat membaca intensif. Sebagian besar siswa sudah bisa berkonsentrasi dengan teks bacaan walaupun sebagian siswa ada yang belum bisa tenang atau konsentrasi. Namun demikian, dengan pengarahan dan bimbingan dari guru, pada siklus 2 aktivitas fisik siswa sudah menunjukkan hasil yang sangat baik. Adapun dari hasil wawancara, baik terhadap guru maupun siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi PQ4R lebih memudahkan dalam pembelajaran membaca intensif untuk menemukan informasi sebagai bahan diskusi. Baik secara berkelompok maupun individu, siswa merasa senang, selain di dukung dengan langkah-langkah yang mudah, siswa juga merasa didukung dengan materi yang menarik. Guru juga menuturkan bahwa strtegi PQ4R sesuai jika digunakan dalam pembelajaran membaca, karena dalam setiap langkah-langkahnya mengharuskan siswa untuk menghubungan informasi dengan pengetahuan siswa. Hai ini sesuai dengan pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hasil data-data yang telah diuraikan di atas membuktikan kemampuan membaca intensif siswa untuk menemukan informasi sebagai bahan diskusi dapat dikatakan berhasil dengan baik. Data Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|521
yang diperoleh dari evaluasi, observasi maupun wawancara menunjukkan penerapan strategi PQ4R telah berhasil meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa baik dari segi kemampuan maupun aktivitas siswa saat membaca intensif. KESIMPULAN Pembelajaran ini, dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, pengamatan dan tahap refleksi hasil pembelajaran membaca intensif siswa. Adapun uraian tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan c. Tahap Refleksi Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan beberapa saran kepada berbagai pihak yang terkait dengan pemanfaatan hasil penelitian ini, yakni: a. Saran kepada guru bidang studi Hasil penelitian menunjukkan, pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R dapat
meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa. Oleh sebab itu, disarankan kepada guru untuk melaksanakan strategi PQ4R pada pembelajaran membaca berikutnya. Guru juga disarankan, dalam menghadapai masalah atau kesulitan dalam kelas berikutnya, guru menyelesaikan dengan berpedoman pada pengalaman yang telah diperoleh saat melakukan PTK. b. Saran kepada siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang pembelajaran membaca, khusunya membaca intensif. Dengan demikian, kemampuan membaca siswa berdasarkan tingkatannya, baik tingkat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi akan lebih efektif dan kreatif. c. Saran kepada peneliti berikutnya Penelitian ini hanya dilaksanakan pada siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan jumlah siswa yang terbatas. Oleh sebab itu, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk mengadakan penelitian sejenis dengan subjek yang lain dan materi membaca yang lain.
Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|522
DAFTAR PUSTAKA Abadi, Muhammad Afzan. “Upaya Meningkatkan Minat Baca pada Anak.” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (online) http://almaipii.multiply.com/journal/item/4 htm (diakses 5 Februari 2008). Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda. Kartikawati, Dwi. 2005. Keefektifan Metode PQRST dalam Membaca Pemahaman Teks Bacaan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Brangsong Kendal Tahun Ajaran 2004-2006. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Muslich, Masnur. 2008. KTSP: Pembelajaan Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca:Suatu Teknik Memahami Literatur Yang Efisien. Bandung: Sinar Baru dan Y A 3 Malang. Nurgiyantoro, Burhan.1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Oka, Gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional. Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Djago dan H. G Tarigan. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1987. Membaca: Sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Rosda.
Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus 2009|523