UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQHMELALUI METODE DISKUSI DI MI SRUWEN IV KELAS 4 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
FAJAR ANDY SAPUTRA NIM. 121 06 012
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :
Nama
: Fajar Andy Saputra
NIM
: 12106012
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQH MELALUI METODE DISKUSI DI MI SRUWEN IV KELAS 4 SEMESTER II TAHUN 2008/ 2009
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 10 Februari 2010 Pembimbing
Achmad Maimun, M. Ag NIP. 19700510 199803 1 003
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl.Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http// ww.salatiga.ac.id. e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara Fajar Andy Saputra dengan Nomor Induk Mahasiswa 12106012 yang b erjudul “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQH MELALUI METODE DISKUSI DI MI SRUWEN IV KELAS 4 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/2009”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Pada 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga, 13 Maret 2010 M 27 Robiul Awal 1431 H
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP.195808271983031002
Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag NIP. 196602151991031001
Penguji I Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A NIP. 195303261978031001
Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd NIP. 195705201986011001 Pembimbing
Achmad Maimun, M. Ag NIP. 19700510 199803 1 003
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Fajar Andy Saputra
NIM
: 12106012
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Februari 2010 Yang menyatakan
Fajar Andy Saputra NIM. 12106012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “ Mencari Ilmu Itu Kewajiban Bagi Setiap Orang Islam Pria Dan Wanita “ ( H.R. Ibnu Abdul Bari )
PERSEMBAHAN Untuk kedua orang tuaku Suamiku tercinta Tercinta Dosen-dosenku dan Teman-teman Seperjuangan
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan atas limpahan taufiq dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas menyusun skripsi ini dengan lancer. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penyusun skripsi ini sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan progam sarjana pada STAIN Salatiga jurusan tarbiyah. Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih yang sebesarbesarnya, terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak Imam Sutomo, selaku ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Fatchurahman, selaku kepala Jurusan Tarbiyah 3. Bapak Achmad Maimun, selaku Dosen pembimbing 4. Dan kedua orang tua tercinta Semoga amal ibadah beliau selalu di terima Allah SWT, menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penyajian bahasa, untuk itu penyusun mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini, semoga bermanfaat bagi penyusun dan bagi kita semua. Salatiga, Penulis
Februari 2010
Fajar Andy Saputra NIM. 12106012
ABSTRAK Saputra, Fajar Andy. 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqh Melalui Metode Diskusi di MI Sruwen IV Kelas 4 Semester II Tahun Pelajaran 2008/ 2009. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Achmad maimun, M. Ag. Kata Kunci : prestasi belajar dan metode diskusi Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan tekhnik pembelajaran yang relative baru bagi pelajaran fiqh di madrasah ibtidaiyah, pertanyaan utama
DAFTAR ISI
Sampul Logo STAIN Salatiga Halaman Judul Persetujuan Pembimbing Pengesahan Pernyataan Keaslian Tulisan Motto dan Persembahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 3 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 3 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ………………...... 4 E. Kegunaan Penelitian ………………………………………………. 4 F. Batasan Operasional ………………………………………………. 5 G. Metode Penelitian …………………………………………………. 8 H. Sistematika Penulisan ……………………………………………. 18 BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Meningkatkan Prestasi Belajar …………………………………... 20 B. Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqh ………………………………. 28 C. Media Pembelajaran Audio Visual ………………………………. 30 BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ……………………………….….. 41 B. Deskripsi Pelaksaan Siklus II ……………………………………. 47 C. Deskripsi Pelaksaan Siklus III …………………………………… 52 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus …………………………………………….. .58 B. Pembahasan …………………………………………………..…. 74 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………….... 77 B. Saran-Saran ……………………………………………………… 77 C. Penutup ……………………………………………………….…. 78 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup Peneliti
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Untuk mempelajari Fiqh kiranya tidak perlu diragukan lagi, baik bagi kehidupan individu maupun bagi kehidupan bermasyarakat, karena dengan mempelajari pelajaran Fiqh, secara langsung telah mendapatkan pendidikan tentang hukum-hukum sebagai bahan tuntunan bagi umat Islam. Fiqh sebagai dasar dalam menjalankan ibadah, sangat penting bagi anak. Jika mereka tidak memahami dasar-dasar dalam menjalankan peribadahan, misal cara berwudlu, hukum shalat, berzakat dan lain sebagainya, maka akan berakibat ketidaksempurnaan dalam menjalankan ibadah. Berdasarkan peran, fungsi dan kegunaan tersebut maka semestinya mata pelajaran Fiqh merupakan pelajaran yang penting untuk dipelajari, agar mencapai hasil yang diharapkan. Usman Moh.Uzer mengatakan bahwa pelajaran Fiqh harus disampaikan dengan menarik, menyenangkan dan tidak membosankan. Kenyataan yang ada di sekolah-sekolah tampaknya bukanlah demikian (Usman Moh.Uzer, 2001). Akan tetapi, pelajaran Fiqh disampaikan hanya dengan Guru menerangkan, murid mendengarkan dan begitu seterusnya. Sehingga murid menjadi bosan dan jenuh pada pelajaran Fiqh tersebut.
Melihat paradigma tersebut maka perlu adanya perubahan dalam menelaah proses belajar siswa, serta interaksi antara siswa dan guru, tidak hanya guru yang selalu mendominasi setiap pelajaran akan tetapi siswa diikutsertakan secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut, misalnya siswa dapat saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “ Pembelajaran Gotong Royong “ dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator (Usman Uzer, 2001:54). Ada beberapa alasan penting mengapa sistem ini perlu dipakai lebih sering di sekolah- sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, transformasi sosial, ekonomi, yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan ketrampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat. Sesungguhnya, bagi guru-guru di negeri ini metode Gotong Royong tidak terlampau asing dan mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok. Sayangnya, metode kerja kelompok ini sering diangggap kurang efektif, berbagai sikap dan kesan negatif memang bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok (Sumarno,1997:5). Jika kerja kelompok tidak berhasil siswa cenderung saling menyalahkan, sebaliknya
jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/ merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan bekerja sama. Justru bisa berakhir dengan ketidakpuasan dan kekecewaan. Keadaan yang menyebabkan ketidakpuasan siswa tersebut dapat dihindari apabila dalam penggunaan metode ini guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok yang diperkenalkan dengan metode pembelajaran Gotong Royong (Wibawa Basuki, 2004). Kekhawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam dalam menggunakan metode kerja kelompok, bisa dimengerti karena dalam penugasan kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran ini dibagi sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok melaksanakan tanggung jawab pribadinya. Siwa tidak begitu saja membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikannya. Dari latar belakang masalah tersebut maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran model Diskusi terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul :
“UPAYA
MENINGKATKAN
PRESTASI
BELAJAR
FIQH
MELALUI METODE DISKUSI DI MI SRUWEN IV KELAS 4 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah penerapan strategi pembelajaran Diskusi dapat meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran Fiqh ? 2. Apakah penerapan strategi pembelajaran melalui Diskusi dapat meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Fiqh ? 3. Apakah dengan metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan
rumusan
masalah
di
atas,
maka
tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Diskusi dapat meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran Fiqh ? 2. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran melalui Diskusi dapat meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Fiqh ? 3. Untuk mengetahui dengan metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa? D. Hipotesis Tindakan
1. Penerapan
strategi
pembelajaran
Diskusi
dapat
meningkatkan
perhatian siswa pada pelajaran Fiqh ? 2. Penerapan strategi pembelajaran melalui Diskusi dapat meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Fiqh ? 3. Dengan metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa? E. Manfaat Hasil Penelitian 1. Teoritis Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan. 2. Praktis Setelah diadakan penelitian ini guru agama khususnya dapat mempunyai strategi mengajar yang menyenangkan, sehingga dengan menggunakan metode Diskusi ini, anak dapat termotivasi dalam belajar dalam rangka meningkatkan prestasi belajar dan juga anak secara langsung dilatih untuk berinteraksi sosial dengan teman yang lain. F. Definisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi tentang judul penelitian ini, maka perlu disefinisikan hal-hal sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran Diskusi Diskusi adalah salah satu metode dalam menyampaikan pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapt
berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Sudirman N, 1987:150). 2. Prestasi belajar Prestasi belajar adalah suatu rangkaian pengertian yang terdiri dari rangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi berasal dari kata Belanda, yaitu Prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “ hasil usaha “ Pengertian prestasi adalah : Hasil yang telah dicapai, dilakukan dikerjakan dan sebagainya (W.J.S. Purdaminto,1983:108). Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing sebagaimana yang telah dijelaskan (Zaenal Arifin,1990 : 2). G. Batasan Masalah Kajian yang akan dikupas dalam penelitian ini adalah tentang prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi, yang akan dilaksanakan pada siswa kelas 4 semester II di MI Sruwen IV. H. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research ), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas , penelitian ini menggambarkan bagaimana suatu bentuk teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Menurut Sudikin, 2002. Dalam penelitian tindakan kelas ada 4 macam bentuk penelitian tindakan yaitu : 1. Penelitian tindakan guru sebagai peneliti 2. Penelitian tindakan kolaborasi 3. Penelitian tindakan simultan terintegratif 4. Penelitian tindakan sosial. Keempat
bentuk
penelitian di
atas,
ada
persamaan dan
perbedaannya, menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbilah, cirri- cirri dan setiap penelitian tergantung pada : 1. Tujuan utamanya atau pada tekanannya 2. Tingkat kolaborasi antara pelaku dan peneliti dan luar 3. Proses digunakan dalam melakukan penelitian 4. Hubungan antara proyek dengan sekolah Penelitian ini menggunakan guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini tujuan utama penelitian kelas ini ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominant dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Suharsimi Arikunto menyebutkan model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, melalui Perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus ini berlamjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. 1. Rancangan penelitian Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang berangkutan (Suharsimi Arikunto:2008). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihakpihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain. Sedangkan tujuan penelitian tindakan
harus
memenuhi
beberapa prinsip sebagai berikut : a. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu
ditangani serta dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan b. Kegiatan penelitian,
baik interfensi maupun pengamatan yang
dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama c. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga d. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dan tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya. e. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan ( on-going ) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan. Menurut Nana Syaodih (2008:145), yaitu berbentuk spiral, siklus satu ke siklus yang berikutnya, setiap siklus meliputi Planning (rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi , tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk
pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan, yaitu sebagai berikut : a. Rancangan awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran (RPP, lembar penilaian siswa, serta profil sekolah). b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsepsi siswa serta mengamati
hasil
atau
dampak
dan
diterapkannya
metode
pembelajaran Diskusi. c. Refleksi, peneliti mengkaji, malihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dan tindakan yang dilakukan berdasarkan
lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat. d. Rancangan yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direfisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. 2. Tempat, waktu dan subyek penelitian a. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, penelitian ini bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV. b. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian/ saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Mei, tahun pelajaran 2008/ 2009 c. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa- siswi kelas 4, tahun pelajaran 2008/ 2009 pada pokok bahasan Hukum Puasa 3. Instrumen/ Alat penelitian Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Rencana pelakanaan pembelajaran Rencana
pembelajaran
ini
merupakan
suatu
rancangan
pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar. b. Soal tes formatif digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
siswa
saat
pelajaran
telah
selesai
berlangsung,
menurut Sudirman N (1989:254), Dengan soal formatif dapat memantau kemajuan bewlajar siswa selama proses belajar berlangsung serta untuk mengetahui kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar mengajar dapat menjadi lebih baik. Lembar observasi pengamatan pengelolaan metode diskusi dan lembar pengamatan perhatian siswa, lembar ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran
Diskusi dalam menigkatkan prestasi belajar siswa dan mengukur perhatian siswa dalam penggunaan metode ini. Menurut Suharsimi Arikunto, cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah merekapitulasi hasil tes buatan guru yang fungsinya adalah : 1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu. 2) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai. 3) Untuk memperoleh suatu nilai. Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketentuan belajar siswa-siswi secara individu maupun klasikal, disamping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahan, khususnya pada bagian mana pokok bahasan mana yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan
maka juga digunakan
metode pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. 4.Analisa data Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga
dapat
menghasilkan
suatu
kesimpulan
yang
dapat
dipertanggung jawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif, ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
a. Merekapitulasi hasil tes b. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian, yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual juka mendapatkan nilai minimal 6,5. c. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada kegiatan pengelolaan pembelajaran dan lembar pengamatan perhatian siswa penggunaan metode Diskusi I. Sistematika Penulisan BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalahtujuan Penelitian C. Hipotesis Tindakan D. Manfaat Hasil Penelitian E. Definisi Operasional Variabel F. Batasan Masalah G. Metode Penelitian BAB II. Kajian Pustaka A. Prestasi Belajar Fiqh B. Mata Pelajaran Fiqh C. Metode Diskusi BAB III. Pelaksanaan Penelitian A. Keadaan Umum Sekolah
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III BAB IV. Pelaksanaan Penelitian A. Analisa Data per Siklus B. Pembahasan BAB V. Pelaksanaan Penelitian A. Kesimpulan B. Saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Fiqh 1. Prestasi belajar a. Prestasi Menurut W.J.S poerdaminto adalah hasil yang telah di capai dari yang telah dilakukan. (W.J.S Poerdaminto,1983:108). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, prestasi belajar bidang studi Fiqh yang merupakan bagian dari jenis pendidikan dalam struktur Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) b. Belajar Pengertian belajar menurut para ahli yaitu : 1) Uzer Usman, bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahan tingakah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dan
individu,
individu
dan
lingkunganya
(Uzer Usman,2002:5), pada umumnya belajar belajar dapat diartikan kegiatan-kegiatan fisik dan psikis, kedua aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Kegiatan manusia dalam perbuatanya selalu menuntut kegiatan jasmani dan rohani 2) Oemar Malik juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang di nyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat latihan
dan pengalaman (Oemar Malik, 1990:10 ) 3) Dimyati Mujiono mengutip dari Gagne bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. (Dimyati, 2002:10). 4) W.S.Winkwel belajar adalah suatu aktivitas/ mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai- nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konsisten dan berbekas (W. S. Winkel, 1987:36). Dari definisi yang dikemukakan diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa : a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman ,
dalam arti perubahan- perubahan
yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan- perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup lama dan panjang.
Berapa lama periode
berlangsung sulit ditentukan, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari- hari, berbulan- bulan ataupun bertahun- tahun. Ini berarti kita harus menyampingkan perubahan- perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara. d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap. M. Ngalim Purwanto menerangkan dari Good dan Bropy dalam bukunya Educational Psycology : A Realistic Approach , mengemukakan arti belajar dengan kata- kata yang singkat, yaitu “Learning is the development of new associations as a result of experience”(NgalimPurwanto,1997:87).Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal (a parely internal event) . Belajar merupakan proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang
mengalami belajar. Jadi yag dimaksud dengan belajar menurut Good dan Bropy bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan- hubungan yang baru. 2. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Belajar a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk faktor individual antara lain : Faktor
kematangan,
kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain :faktor keluarga, guru dan cara mengajar, alat- alat yang digunakan dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. 3. Faktor-Faktor uang Mempengaruhi Prestasi/ Hasil Belajar Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang efektif. Para pakar bidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi investasi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang eksternal. a. Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan
fungsi-fungsi
fisiologis.
Faktor
fisiologis
sangat
menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmarn lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah. Faktor psikologis yaitu yang mendorong atau memotivasi, belajar, faktor-faktor tersebut yaitu : 1) Adanya keinginan untuk tahu 2) Agar mendapatkan simpatidari orang lain. 3) Untuk memperbaiki kegagalan 4) Untuk mendapatkan rasa aman b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yaitu faktor dan luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dan orang tua, sekolah dan masyarakat. 1) Faktor yang berasal dari orang tua Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter atau cara laisses faire. Cara
atau tipe rnendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya. Dalam pendidikan, tipe mendidik sesuai dengan Al-Qur'an lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak tidak akan masuk terlalu dalam. Prinsip kependidikan dalam Al-Qur'an sangat manusiawi, karena peran orang tua bisa sebagai teladan, pendamping ataupun pendorong bagi proses pendidikan anaknya. Dalam pendidikan menurut Al-Qur'an ini berarti orang tua melakukan kebiasaankebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar. Dalam kaitan dengan hal ini, Tim Penyusun Buku Sekolah Pendidikan Guru Jawa Timur menyebutkan, " Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu orang tua memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian. Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak. 2) Faktor yang berasal dari sekolah Faktor yang berasal dan sekolah, dapat berasal dan guru, mata pelajaran yang ditempuh dan metode yang diterapkan. Faktor
guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatiannya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ketrampilan, kemampuan dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dan pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar. 3) Faktor yang berasal dan masyarakat Lingkungan masyarakat yaitu di mana siswa sebagai warga memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, yang terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar yang di dalamnya akan memberi pengaruh yang positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya. (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004 :162-165 ) Selain beberapa faktor internal dan ekstenal di atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat disebutkan sebagai berikut : a. Minat Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka dapat diharapkan hasilnya baik. Masalahnya adalah bagaimana seorang pendidik selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang
menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang menarik. Karena itu pendidik/pengajar perlu mengenali karakteristik siswa, misalnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan dan lain-lain. b. Kecerdasan Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang. Orang cerdas pada umumnya lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekolah. c. Bakat Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu
dilatih
dan
dikembangkan
agar
dapat
terwujud.
(Utami, 1992 : 17) Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan, bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan untuk berhasil. d. Motivasi Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Mengatakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang kuat pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar
kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi
Ada dua macam motivasi yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik (Suharsimi Arikunto,2001). Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dan dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat menggali kemampuankemampuan tersebut dalam menghadapi masalah-masalah dalam berbagai
bidang
pelajaran.
Kemampuan
bernalar,
maupun
kemampuan menerima dan mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang. Yang berikut adalah beberapa macam cara penyesuaian diri manusia yang kaitannya dengan proses belajar ialah : 1. Belajar dan Kematangan
Kematangan (maturation) adalah suatu proses perumbuhan organ- organ. Suatu organ dalam diri makhluk hidup dikatakan telah matang , jika ia telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing- masing. Kematangan itu datang dengan sendirinya. Sedangkan dalam belajar lebih membutuhkan kegiatan yang disadari, suatu aktivitas, latihan- latihan dan konsentrasi dari orang yang bersangkutan. Proses belajar terjadi karena perangsang- perangsang dari luar. Sedangkan proses kematangan terjadi dari dalam. Akan tetapi meskipun demikian bahwa kedua proses, yaitu kematangan dan belajar itu dalam prakteknya sangat berhubungan erat satu sama lain, yaitu saling menyempurnakan. 2. Belajar dan Penyesuaian diri/ adaptasi Ini merupakan suatu proses yang dapat merubah tingkah laku manusia, dalam penyesuaian diri terdiri dua macam : 1)
Penyesuaian
diri
atuoplastis,
seseorang
mengubah
dirinya
disesuaikan dengan keadaan lingkungannya. 2) Penyesuaian diri alloplastis, yang berarti mengubah lingkungannya disesuaikan dengan kebutuhan kedalam proses belajar, karena terjadi perubahan- perubahan yang kadang sangat mendalam dalam kehidupan manusia. 3. Belajar dan Pengalaman Keduanya sangat berkaitan karena keduanya merupakan proses yang dapat merubah sikap, tingkah laku dan pengetahuan kita. Akan
tetapi,
belajar
dan
memperoleh
pengalaman
adalah
berbeda.
Mengalami sesuatu belum tentu merupakan belajar dalam arti pedagogis tetapi sebaliknya : tiap belajar juga mengalami. 4. Belajar dan Bermain Dalam bermain juga terjadi proses belajar. Persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman. Akan tetapi, antara keduanya terdapat perbedaan, menurut arti katanya, bermain merupakan kegiatan yang khusus bagi anak- anak meskipun pada orang dewasa terdapat juga. Sedangkan belajar merupakan kegiatan umum, terdapat pada manusia sejak lahir sampai mati. Menurut sifatnya, perbedaan antara belajar dan bermain ialah kegiatan belajar mempunyai tujuan yang terletak pada masa depan, masa kemudian. Sedangkan kegiatan bermain hanyalah ditujukan untuk situasi diwaktu itu saja. Tujuan bermain hanya untuk kesenangan, kepuasan, terletak didalam situasinya di waktu kegiatan permainan itu berlangsung. Meskipun demikian, hubungan antara keduanya yaitu belajar dan bermain sangat erat, yaitu kita dapat mengenal “ Belajar sambil bermain “, yang ditekankan adalah belajarnya “ Bermain sambil belajar “ (yang ditekankan adalah bermainnya) 5. Belajar dan Menghafal
Menghafal/ mengingat tidak sama dengan belajar, hafal atau ingat dengansesuatu belum menjamin bahwa dengan demikian orang sudah belajar dalam arti yang sebenarnya. Sebab untuk mengetahui suatu tidak cukup hanya dengan menghafal saja, tetapi harus dengan pengertian. Adapun yang dimaksud belajar disini adalah menyediakan pengalaman- pengalaman untuk menghadapi soal- soal dimasa depan. Jika pengalaman itu hanya merupakan suatu yang statis, yang tidak berguna untuk adanya perubahan dalam tingkah laku, sikap ayau pengetahuan, maka hal yang demikian tidak terjadi proses belajar. B. Mata Pelajaran Fiqh 1. Pengertian Pelajaran Fiqh dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. 2. Tujuan belajar mata pelajaran fiqh. Dalam Standar Kompetensi Depag,2002, fiqh di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar : a. Mengetahui dan memahami pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh,
pengetahuan dan pemahaman tersebut
diharapkan
menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar, pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam dengan disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. 3. Fungsi mata pelajaran fiqh. Mata pelajaran fiqh di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk : a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran berubadah kepada peserta didik kepada Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ahirat. b. Membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam pada peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah Ibtidaiyah dan masyarakat. c. Membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab social di masyarakat dan madrasah. d. Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta menanamkan
akhlak
mulia
peserta
didik
seoptimal
mungkin.
Melanjutkan upaya yang lebih dulu dilakukan dalam lingkungan keluarga. e. Membangun mental peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan sosialnya. f. Memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kelemahan peserta didik dalam melaksanakan ibadah mu’amalah dalam kehidupan sehari-hari.
g. Membekali
peserta
didik
dalam
bidang
hukum
islam
untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. 4. Prestasi Belajar Fiqh Berbicara tentang prestasi tidak mungkin lepas dari evaluasi, prestasi diketahui melalui evaluasi yang diadakan tiap hari pertemuan dari pembahasan sub pokok bahasan, setiap pertengahan dan akhir semester. Kaitannya dengan penelitian ini yaitu prestasi belajar bidang studi fiqh yang merupakan bagian dari jenis pendidikan agama di sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa atau yang dapat kita sebut hasil belajar ini dalam bidang studi fiqh dapat dilihat dari nilai rata- rata keseluruhan yang tercatat dalam buku raport masing- masing siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sumadi Surya Brata yang menyatakan “
Raport merupakan rumusan terahir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan/ prestasi belajar siswa selama masa tertentu (4 s/d 6 bulan ) Dan dilakukan dengan cara bermacam- macam perumusan, ada yang menggunakan lambang A, B, C, D, E. dan ada juga yang menggunakan angka mulai 0 s/d 10 atau 0 s/d 100. di Indonesia pada umumnya menggunakan angka 0 s/d 10, tetapi akhir- akhir ini nampak menggunakan lambing A, B, C, D (Sumadi Surya Brata,1989:320). Menurut Nawawi (1981 : 127) hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengenjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat. b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan. c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku. C. Metode Diskusi Menurut Sudirman N, (987:150) diskusi adalah salah satu metode dalam menyampaikan pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapt berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Metode diskusi merupakan cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah. 1. Jenis diskusi Dalam bukunya, W.S Winkel (987: 86) menerangkan jenisjenis diskusi, yaitu : a. Whole group Kelas merupakan satu kelompok diskusi, whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang. b. Buzz group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4 – 5 orang. Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah pelajaran atau akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka
bahan pelajaran,
memperjelas
bahan
pelajaran atau menjawab pertanyaan- pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan yaitu agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda- beda tentang bahan pelajaran, serta membandingkan informasi yang didapat masing- masing. Dengan demikian masing- masing individu dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, sehingga dapat dihindarkan kekeliruan- kekeliruan. c. Panel Suatu kelompok kecil,
antara 3 sampai 6 orang,
mendiskusikan satu subjek tertentu, duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator. Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience , dapat juga secara tidak langsung (misal pada televisi). Pada suatu panel yang murni audience tidak ikut serta dalam diskusi. d. Sundicate group Suatu kelompok dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3 – 6 orang. Masing- masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya
problema kepada kelas, ia menggambarkan aspek- aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber informasi lain. e. Brain Storming Group Kelompok menyumbangkan ide- ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pandapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide- ide yang ditemukannya yang duanggap benar. f. Simposium Beberapa orang membahas tentang berbagai aspek dari suatu subyek tertentu, dan membacakan di muka peserta dengan singkat (5 – 20 menit) . kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, danjuga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh perumus sebagai hasil akhir. g. Informal Debate Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal. Bahan yang cocok
untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematik, dan bukan yang bersifat aktual. h. Fish Bowl Beberapa peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi menghadap
peserta
diskusi,
kelompok
kosong
pendengar
duduk
mengelilingi kelompok diskusi, seolah- olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkuk. Sedang kelompok diskusi , kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila
ketua
diskusi
mempersilakan
berbicara,
ia
dapat
berlangsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah selesai berbicara. Sudirman N, (989:151) menyebutkan dalam bukunya bahwa diskusi mempunyai kelebihan dan kekurangan 1. Kelebihan metode diskusi a) Merangsang kreatifitas siswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah b) Membiasakan siswa untuk bertukar pikiran dengan teman atau pihak lain dalam mengatasi suatu masalah yang sangat diperlukanbagi siswa setelah kembali ke dalam masyarakat
c) Siswa dapat terampil untuk menyampaikan pendapat d) Cakrawala berfikir menjadi luas dalam mengatasi suatu masalah e) Hasil
diskusi
adalah
hasil
berfikir
bersama
dan
dipertanggungjawabkan bersama, yang melibatkan banyak orang 2. Kekurangan metode diskusi a) Menentukan masalah yang tingkat
kesulitannya
dan
menarik sesuai dengan tingkatan siswa tertentu, bukanlah pekerjaan yang mudah b) Sering pembicaraan diborong hanya 2-3 orang siswa yang telah terbiasa dan terampil mengemukakan pendapat c) Memerlukan waktu yang agak longgar karena sering terpaksa memperpanjang waktu dari yang direncanakan d) Kadang-
kadang
pembahasan
dapat
meluas
dan
mengambang seingga sasaran untuk pemecahan masalah pokok menjadi kabur
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Keadaan Umum MI Sruwen IV 1. Data Umum Madrasah Nama Madrasah
: Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV
NSS
: 112 332 202 145
Alamat
: Jl. Kemetiran, Dsn. Sruwen III, Sruwen. Kec. Tengaran Kab. Semarang
Luas lahan
: 990 M2
Tahun berdiri
: 1976
2. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV, Kec. Tengaran Kab. Semarang terletak di kelurahan Sruwen III, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dan dibatasi dengan perkampungan, yaitu : 1. Sebelah Timur
: Dusun Margosuko
2. Sebelah Selatan
: Dusun Losari
3. Sebelah Barat
: Dusun Sruwen II
4. Sebelah Utara
: Susun Sruwen III
3. Tinjauan Historis Maksud didirikannya madrasah ini adalah untuk memberi tempat belajar bagi anak usia sekolah dasar khususnya dari TK sekitar Desa Sruwen yang mana semua lulusan tidak mungkin melanjutkan ke SD yang
sudah ada, hal ini disebabkan karena jarak yang begitu jauh antara SD setempat dari dusun yang ada. Oleh karena itu para tokoh masyarakat setempat berinisiatif untuk membangun sekolah yang terletak dekat dengan dusun yang ada, dengan biaya swadaya dari masyarakat. Dengan berdirinya MI Sruwen IV Kec. Tengaran Kab. Semarang tersebut akan membantu program pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun dan secara lebih lanjut ikut membantu mencerdaskan bangsa dan Negara dengan menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi pemuda penerus cita-cita bangsa Indonesia, dan tulang punggung harapan bangsa. Dalam rangka mengantisipasi abad modern yang serba mutakhir, maka program pendidikan dan pengajaran yang hendak diselenggarakan adalah bertujuan untuk mendidik manusia Indonesia berdasarkan kepribadian
bangsa
Indonesia
menuju
kepada
penguasaan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Maka cita-cita yang hendak dicapai dengan adanya MI Sruwen IV adalah terbentuknya masyarakat yang bebas buta aksara yang religius serta memiliki kecakapan ilmu pengetahuan dan mempunyai tanggung jawab atas kesejahteraan bangsa dan masa depan Republik Indonesia yang berdasar pancasila dan UUD 1945.
4. Struktur Organisasi Tabel 3.I Struktur Organisasi Guru dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun 2008/ 2009 No
Nama
Jabatan
1
Warno
Kepala Madrasah
2
M. Fattah Amin, S, Ag
Wakil kepala Madrasah
3
Hanik Tazkiyah, S. PdI
Bendahara BOS
4
St. Sholihatun, S. Ag
Sekretaris I
5
Titin Kurniatin Suroya, A. Ma
Sekretaris II
6
Sumarna, A. Ma
Kurikulum
7
Giyarti, S. Pd
Kurikulum
8
Fajar Andy Saputra, A. Ma
Humas
9
Drs. Jaroni
Humas
5. Struktur Komite Sekolah Tabel 3.2 Struktur Komite Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun 2008/ 2009 No
Nama
Jabatan
1
Nur Khanani
Ketua
2
H. Suroso
Wakil ketua
3
M. Fattah Amin, S. Ag
Sekretaris I
4
Sa’roni
Sekretaris I
5
Mu’sum
Bendahara I
6
Hanik Tazkiyah, S. PdI
Bendahara I
7
Jumar
Sie. Pendidikan
8
Sumarna, A. Ma
Sie. Pendidikan
9
Mukalib
Sie. Pembangunan
10
Drs. Jaroni
Sie. Pembangunan
11
Salamun
Sie. Usaha
12
Kusri
Sie. Usaha
13
Y. Wasimin
Sie. Humas
14
M. Shodik
Sie. Humas
6. Deskipsi Tugas a. Kepala sekolah Berfungsi sebagai , manajer, administrator dan supervisor, pembimbing. b. Wakil kepala sekolah 1) Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan melaksanakan program 2) Pengorganisasian 3) Pengarahan 4) Ketenagaan 5) pengawasan c. Guru Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien
d. Wali kelas 1) mengelola kelas 2) Menyelenggarakan administrasi kelas 3) Membuat statistik bulanan 4) Pengisian daftar nilai siswa 5) pengisian bukulaporan penilaian hasil belajar e. Pengelola perpus 1) Perencanaan pengadaan buku 2) Perencanaan pengembangan perpus 3) memelihara dan perbaikan buku 4) Melakukan layanan bagi siswa pinjam buku 5) Menyimpan buku perpus 6) Menyusun tata tertib perpus 7) Menyusun laporan kegiatan perpus secara berkala f. Tata usaha Melaksanakan ketata usahaan sekolah dan pertanggungjawaban kepada kepala sekolah dalam hal administrasi 7. Kurikulum Kurikulum yang dipakai di MI Sruwen IV adalah, kurikulum KTSP yang telah disesuaikan Diknas Pendidikan Republik Indonesia, yang sebelumya menggunakan kurikulum 1994, adapun pelajaran yang diajarkan di MI Sruwen IV adalah : a. Quran Hadits
b. Akidah Akhlak c. Fiqh d. Sejarah Kebudayaan Islam e. Bahasa Arab f. PKn g. Bahasa Indonesia h. Matematika i.
Ilmu Pengetahuan Alam
j.
Imlu Pengetahuan Sosial
k. Bahasa Jawa l.
Bahasa Inggris
m. Pendidikan Jasmani n. Pendidikan Seni dan Budaya 8. Keadaan Guru dan Murid a. Keadaan guru Guru yang mengajar dikelas berjumlah 9 orang guru, yang terdiri dari 5 guru laki-laki dan 4 guru perempuan. MI Sruwen IV sangat mengedepankan keagamaan sehingga guru keagamaan mempunyai tugas penting dalam membentuk sikap dan perilaku keagamaan siswa, termasuk didalamnya sikap tawadhuk siswa pada orang tua dan guru. Selain menjadi pendidik, para guru juga menjalankan beberapa tugas sebagai berikut : Petugas bimbingan dan penyuluhan, wali kelas, kesiswaan, dll.
Tabel 3.3 Daftar Guru Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun 2008/ 2009 Pendidikan No
Nama
NIP
Tahun
Jabatan
Terahir 1
Warno
150149310
PGA
1975
Kep.Sekolah
2
M. Fattah Amin, S, Ag
150384174
S1
1994
Wali kelas VI
3
Hanik tazkiyah, S. PdI
150360547
S1
2008
Wali kelas III
4
St. Sholihatun, S. Ag
-
S1
1996
Wali kelas IV
5
Titin Kurniatin , A. Ma
-
D II
1997
Wali kelas I
6
Sumarna, A. Ma
-
D II
2000
Wali kelas V
7
Giyarti, S. Pd
-
D II
2009
Wali kelas II
8
Fajar Andy S, A. Ma
-
D II
2006
Guru Mapel
9
Drs. Jaroni
-
S1
1991
Guru Mapel
b. Keadaan murid Jumlah siswa sesungguhnya ada 117 siswa, dengan rincian sebagai berikut 60 siswa dan 57 siswi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table berikut :
Tabel 3.4 Rekapitulasi Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun 2008/ 2009 No
Kelas
PA
PI
Jumlah
1
I
22
18
40
2
II
10
7
17
3
III
9
9
18
4
IV
7
7
14
5
V
7
7
14
6
VI
5
9
14
JUMLAH
60
57
117
9. Pembagian Tugas Guru MI Sruwen IV Tabel 3.5 Pembagian Tugas Guru Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun 2008/ 2009 No
Nama
Jabatan
1
Warno
Kepala Madrasah
2
M. Fattah Amin, S, Ag
Wakil kepala Madrasah
3
Hanik tazkiyah, S. PdI
Bendahara BOS, Drum Band
4
St. Sholihatun, S. Ag
Sekretaris I , Koperasi
5
Titin Kurniatin Suroya, A. Ma
Sekretaris II , Pramuka
6
Sumarna, A. Ma
Kurikulum, Sarana Prasarana
7
Giyarti, S. Pd
Kurikulum, Pramuka
8
Fajar Andy Saputra, A. Ma
Humas, Tata Usaha, UKS
9
Drs. Jaroni
Humas , Perpustakaan
10. Sarana Prasarana
Jumlah ruang atau lokal MI Sruwen IV tahun 2008/ 2009, yaitu ada 15 ruang, lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah sebagai berikut :
Tabel 3.6 Rekapitulasi Jumlah ruang dan Fasilitas Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun 2008/ 2009 No
Sarana Prasarana
Jumlah
1
Ruang kelas
6
2
Ruang guru
1
3
Perpustakaan
1
4
Ruang BP
1
5
Ruang UKS
1
6
Ruang Koperasi
1
7
Ruang Aula
1
8
Ruang Mushola
1
9
WC guru
1
10
WC siswa
1
11. Subyek yang Diteliti Subyek yang diteliti adalah siswa-siswi kelas 4, MI Sruwen IV yang berjumlah 15 orang Tabel 3.7 Daftar nama Siswa Kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun 2008/ 2009 No
Nama
Kelas
1.
Umi Suryaningsih
4
2.
M. Roziqin
4
3.
M. Kharis
4
4.
Dyah Miftakhur R
4
5.
M. Yusuf
4
6.
M. Chanafi
4
7.
Maulana Al Faris
4
8.
M. Syaifudin
4
9.
Umi Arifah
4
10. M. Solahudin
4
11. Wahyu Sri Lestari
4
12. Richa Lutfiani
4
13. Wahyu Sri Utami
4
14. Eka Fitriani
4
15. M. Zusuf
4
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan bulan Mei 2009, penelitian meningkatkan prestasi belajar pelajaran fiqh ini dilaksanakan sebanyak 3 kali tatap muka, yang dalam penelitian menggunakan jam pelajaran fiqh yang dimulai pukul 10.00 – 11.25 WIB.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memiliki beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi, tahap-tahap tersebut adalah : 1. Perencanaan Siklus 1 Standar Kompetensi Mengetahui hukum dan ketentuan puasa wajib Kompetensi Dasar Siswa dapat : Mendiskripsikan pengertian puasa Menyebutkan macam-macam puasa 1. Tujuan Pembelajaran -
Siswa dapat Mendiskripsikan pengertian puasa
-
Siswa dapat menyebutkan macam-macam puasa
2. Materi Ajar a. Pengertian Puasa adalah : Puasa dalam bahasa arab disebut “ Shoumu “ atau “ Syiyamu “ yang artinya : menahan diri dari segala sesuatu, sesuatu itu yang dimaksud adalah makan, minum, berbicara yang tidak pantas dan berbagai perbuatan yang dapat berakibat buruk bagi diri sendiri dan orang lain dari terbit matahari sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat (Yusuf Muhtar,Dkk,1992:460) b. Macam-macam puasa 1. Puasa wajib
Yaitu : puasa yang apabila dikerjakan mendapat pahala, dan bila di tinggalkan mendapat dosa. 2. Puasa sunah Yaitu : Puasa yang apabila dikerjakan berpahala, dan bila ditinggalkan tidak mendapat dosa.` 3. Metode Pemberian tugas, demonstrasi, diskusi, ceramah, tanya jawab 4. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal -
Pembukaan dengan salam dan do'a bersama.
-
Motivasi dan apersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti -
Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama-sama.
-
Guru memberikan Materi
-
Guru membagi siswa dalam kelompok
-
Guru memberikan penjelasan seperlunya tentang materi pelajaran.
-
Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
c. Kegiatan Akhir -
Guru memberikan evaluasi / latihan soal.
-
Menutup pelajaran dengan do'a.
5. Alat dan Sumber Alat
: Kapur, penghapus, lembar evaluasi, lembar pengamatan.
Sumber
: Buku FIQH PT. Putratama, Bintang timur
6. Penilaian Teknik Penilaian :
- Tes tertulis per kelompok - Tes tertulis per individu
Tugas dan Evaluasi Untuk Kegiatan Pembelajaran Siklus I A. Tugas Untuk Kelompok Jawablah soal dibawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Apa yang kamu ketahui tentang puasa ?. 2. Sebutkan macam-macam puasa !
3. Jelaskan pengertian dari macam puasa tersebut ! B. Tugas individual dikerjakan dirumah 1. Apakah pengertian puasa menurut istilah ! 2. Apa yang kamu ketahui tentang puasa wajib ? 3. Tuliskan ayat yang menunjukkan perinta puasa ? 4. Berikan contoh puasa wajib ! 5. Sebutkan contoh puasa sunnah ! C. Evaluasi ( Individual ) 1. Pengertian puasa menurut bahasa adalah ……………. 2. Pengertian puasa menurut istilah adalah ……………. 3. Yang diwajibkan puasa ramadhan adalah umat ……………. 4. Ayat yang menerangkan perintah puasa adalah ……………. 5. Macam puasa ada ………….macam 6. Puasa wajib adalah ……………. 7. Contoh puasa wajib adalah ……………. 8. Cara mengetahui tiba waktu puasa ada ……………. Macam 9. Puasa dari terbit matahari sampai ……………. 10. Muntah dengan di sengaja dapat ……………. LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN METODE DISKUSI Nama Sekolah Mata Pelajaran Sub Konsep
No.
: MI SRUWEN 04 : Fiqh : Pengertian puasa, ketentuan puasa
Aspek yang diamati
Ya
: Sumarna NamaNama GuruGuru: Sumarna Hari/tanggal : Senin, 13 April Hari/ tanggal : Senin, 13 April 20092009 Pukul ::10.00 Pukul 10.00––11.25 11.25 WIB
Penilaian Tidak 1 2
3
4
I.
II. III.
Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikannya. 4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab antar siswa ataupun kepada guru. 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan / menemukan konsep. C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi. Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias
Keterangan Nilai : 1 = Kurang baik 2 = Cukup baik 3 = Baik 4 = Sangat baik
Sruwen, 13 April 2009 Pengamat
Sumarna
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN METODE DISKUSI Nama Sekolah Mata Pelajaran Sub Konsep
: MI SRUWEN 04 : Fiqh : Pengertian puasa, ketentuan puasa
Petunjuk : Aspek-aspek Per Kolom : 1. 2. 3. 4.
Nama Guru Hari/ tanggal Pukul
: Sumarna : Senin, 13 April 2009 : 10.00 – 11.25
Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru Membaca buku Mengajukan pertanyaan Menanggapi / menjawab pertanyan
5. 6. 7. 8.
Melaksanakan tugas dalam kelompok Menyajikan hasil pembelajaran / tugas Merangkum pembelajaran Mengerjakan tes evaluasi
Berikut penilaian anda dengan memberikan nilai pada kolom-kolom yang telah tersedia. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama
1
2
Aspek-Aspek 3 4 5 6
Umi Suryaningsih 3 3 2 M. Roziqin 2 2 1 M. Kharis 2 2 1 Dyah Miftakhur 3 3 2 M. Yusuf 1 2 1 M. Chanafi 2 3 1 Maulana Al Faris 2 3 3 M. Syaifudin 2 3 1 Umi Arifah 3 3 1 M. Solahudin 2 3 1 Wahyu Sri Lestari 1 2 1 Richa Lutfiani 2 3 2 Wahyu Sri Utami 2 2 2 Eka Fitriani 3 3 3 M. Zusuf 2 2 1 Prosentase 65,55 86,66 51,11
7
8
Jum lah
3 2 1 2 3 19 1 3 1 1 2 13 1 2 1 1 2 11 3 2 2 2 2 19 2 2 1 2 2 14 1 3 1 1 3 15 1 3 2 2 2 19 1 2 1 1 2 13 2 2 1 2 2 16 2 2 1 2 3 16 1 2 1 1 2 11 2 2 2 1 2 15 2 1 1 2 2 13 3 2 2 2 3 21 1 2 1 2 2 12 60 71,11 42,22 53,33 75,55 227
Keterangan Nilai 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang
Kete rangan Prosentase perhatian siswa sebesar 63,05 %
63,05%
Sruwen, 13 April 2009 Pengamat
Sumarna
PENILAIAN KOOPERATIF LEARNING PADA SIKLUS I
No. 1. 2.
I
3. 4.
Nilai UH I
Ket
Umi Suryaningsih
8
T
Nilai Untuk Ketr 0,6
M. Rozikin
6
TT
0,5
M. Kharis
6
TT
-
Diyah Miftakhur R.
7
T
0,6
Kel
II
Nama
Nilai Kelompok
1,1
1,0
5.
M. Yusuf
7
T
-
6.
M. Chanafi
6
TT
0,4
7.
Maulana Al Faris
8
T
0,5
M. Syaifudin
6
TT
0,5
9.
Umi Arifah
7
T
-
10.
M. Sholahudin
7
T
0,7
Wahyu Sri Lestari
5
TT
-
12.
Richa Lutfiani
7
T
0,4
13.
Wahyu Sri Utami
7
T
0,5
Eka Fitriani
7
T
0,5
M. Yusuf
6
TT
0,5
8.
11.
14. 15.
III
IV
V
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
:9
Jumlah siswa yang tidak tuntas
:6
Skor maksimal ideal
: 150
Skor tercapai
: 100
Rata-rata skor tercapai
: 6,67
Prosentase ketuntasan
: 60 %
2. Perencanaan Siklus II Standar Kompetensi Mengetahui hukum dan ketentuan puasa wajib Kompetensi Dasar Siswa dapat :
1,0
1,1
1,5
Menyebutkan rukun puasa Menyebutkan syarat wajib puasa 1. Tujuan Pembelajaran -
Menyebutkan rukun puasa
-
Menyebutkan syarat wajib puasa
2. Materi Ajar a. Rukun puasa 1. Niat 2. Menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa b. Syarat wajib puasa 1. Berakal sehat 2. Sudah Baligh atau cukup umur 3. Kuat berpuasa 4. Beragama Islam 5. Suci dari haid dan nifas 3. Metode Pemberian tugas, demonstrasi, diskusi, ceramah, tanya jawab
4. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal -
Pembukaan dengan salam dan do'a bersama.
-
Motivasi dan apersepsi.
b. Kegiatan Inti
-
Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama-sama.
-
Guru memberikan Materi
-
Guru membagi siswa dalam kelompok
-
Guru memberikan penjelasan seperlunya tentang materi pelajaran.
-
Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
c. Kegiatan Akhir -
Guru memberikan evaluasi / latihan soal.
-
Menutup pelajaran dengan do'a.
5. Alat dan Sumber Alat
: Kapur, penghapus, lembar evaluasi, lembar pengamatan.
Sumber
: Buku FIQH PT. Putratama, Bintang timur
6. Penilaian Teknik Penilaian :
- Tes tertulis kelompok - Tes tertulis individual
Tugas dan Evaluasi Untuk Kegiatan Pembelajaran Siklus II A. Tugas Kelompok Jawablah soal dibawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Jelaskan rukun puasa ! 2. Sebutkan Ayat Al quran yang menerangkan tentang rukun puasa tersebut ! 3. Apa yang kamu ketahui tentang sarat wajib puasa !
B. Tugas Individual dikerjakan dirumah 1. Sebutkan rukun puasa ! 2. Tuliskan niat puasa ! 3. Apa yang harus ditahan saat kita berpuasa ? 4. Sebutkan syarat wajib puasa ! 5. Berakal sehat adalah merupakan ! C. Evaluasi ( individual ) 1. Sarat wajib puasa ada ……………. macam 2. Maksud berakal sehat ialah ……………. 3. Yang dimaksud baligh adalah anak umur ……………. 4. Rukun puasa ada ……………. 5. Makan dan minum dapat …………. puasa 6. Puasa wajib adalah ……………. 7. Contoh puasa wajib adalah ……………. 8. Baligh yaitu ……………. 9. Kuat berpuasa adalah ……………. 10. Suci dari haid dan nifas adalah ……………. puasa LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN METODE DISKUSI Nama Sekolah Mata Pelajaran Sub Konsep
No. I.
: MI SRUWEN 04 : Fiqh : Rukun puasa dan syarat wajib puasa
Aspek yang diamati Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa
Ya
Nama Guru : Sumarna Guru: Senin, : Sumarna Hari/Nama tanggal 20 April 2009 Hari/tanggal : Senin, 20 April 200 Pukul : 10.00 – 11.25 Pukul : 10.00 – 11.25 WIB
Penilaian Tidak 1 2
3
4
II. III.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikannya. 4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab antar siswa ataupun kepada guru. 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan / menemukan konsep. C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi.
Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias
Keterangan Nilai : 1 = Kurang baik 2 = Cukup baik 3 = Baik 4 = Sangat baik
Sruwen, 20 April 2009 Pengamat
Sumarna
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN METODE DISKUSI Nama Sekolah Mata Pelajaran Sub Konsep
: MI SRUWEN 04 : Fiqh : Rukun puasa dan syarat wajib puasa
Petunjuk : Aspek-Aspek Per Kolom : 1. 2. 3. 4.
Nama Guru Hari/ tanggal Pukul
: Sumarna : Senin, 20 April 2009 : 10.00 – 11.25
Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru Membaca buku Mengajukan pertanyaan Menanggapi / menjawab pertanyan
5. 6. 7. 8.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama
1
Melaksanakan tugas dalam kelompok Menyajikan hasil pembelajaran / tugas Merangkum pembelajaran Mengerjakan tes evaluasi
Aspek-Aspek 3 4 5 6
2
7
8
Umi Suryaningsih 3 3 2 3 3 2 3 3 22 M. Roziqin 2 2 1 2 3 2 2 2 16 M. Kharis 2 3 1 2 2 2 2 2 16 Dyah Miftakhur R 3 3 3 3 3 3 3 2 23 M. Yusuf 2 2 2 3 3 2 2 2 18 M. Chanafi 2 3 2 2 3 2 2 3 19 Maulana Al Faris 3 3 3 3 3 3 3 2 23 M. Syaifudin 2 3 2 2 2 2 2 3 18 Umi Arifah 3 3 2 3 3 2 3 3 22 M. Solahudin 3 3 2 3 3 2 3 3 22 Wahyu Sri Lestari 2 3 2 1 2 2 2 2 16 Richa Lutfiani 2 3 2 2 2 3 2 2 18 Wahyu Sri Utami 2 3 2 2 2 2 3 3 19 Eka Fitriani 3 3 3 3 3 3 3 3 24 M. Zusuf 2 3 2 3 3 2 3 3 21 Prosentase 80 95,55 68,88 82,22 88,88 73,33 84,44 84,44 297
Keterangan Nilai 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang
Kete rangan
Jml
Prosentase perhatian siswa sebesar 82,5 %
82,5%
Sruwen, 20 April 2009 Pengamat
Sumarna
PENILAIAN KOOPERATIF LEARNING PADA SIKLUS I I
No.
Kel
1. 2.
I
3. 4.
II
Nama
Nilai UH I
Nilai Ket UH II
Nilai Akhir
Nilai Untuk Ketr
Umi Suryaningsih
8
9
T
(8 + 9) : 2 = 8,5
0,7
M. Rozikin
6
7
T
(6 + 7) : 2 = 6,5
0,5
M. Kharis
6
7
T
(6 + 7) : 2 = 6,5
-
Diyah Miftakhur R.
7
9
T
(7 + 9) : 2 = 8,0
0,5
Nilai Kel
1,1
2,3
1,0
2,3
5.
M. Yusuf
7
6
TT
(7 + 6) : 2 = 6,5
0,5
6.
M. Chanafi
6
7
T
(6 + 7) : 2 = 6,5
0,3
7.
Maulana Al Faris
8
9
T
(8 + 9) : 2 = 8,5
0,8
M. Syaifudin
6
7
T
(6 + 7) : 2 = 6,5
0,2
9.
Umi Arifah
7
8
T
(7 + 8) : 2 = 7,5
0,5
10.
M. Sholahudin
7
8
T
(7 + 8) : 2 = 7,5
0,5
Wahyu Sri Lestari
5
6
TT
(5 + 6) : 2 = 5,5
0,3
12.
Richa Lutfiani
7
7
T
(7 + 7) : 2 = 7,0
0,5
13.
Wahyu Sri Utami
7
8
T
(7 + 8) : 2 = 7,5
0,4
Eka Fitriani
7
10
T
(7 + 10) : 2 = 8,5
0,5
M. Yusuf
6
7
T
(6 + 7) : 2 = 6,5
0,5
8.
11.
14. 15.
III
IV
V
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 13
Jumlah siswa yang tidak tuntas
:2
Skor maksimal ideal
: 150
Skor tercapai
: 116
Rata-rata skor tercapai
: 7,73
Prosentase ketuntasan
: 86,66 %
3. Perencanaan Siklus III A. Standar Kompetensi Mengetahui hukum dan ketentuan puasa wajib B. Kompetensi Dasar Siswa dapat : Menyebutkan Syarat sah puasa
1,0
2,5
1,1
2,4
1,5
2,9
Menyebutkan hikmah puasa 1. Tujuan Pembelajaran -
Menyebutkan Syarat sah puasa
-
Menyebutkan hikmah puasa
2. Materi Ajar a. Menyebutkan Syarat sah puasa 1. Islam 2. Mumayyiz, yaitu orang yang telah dapat membedakan hal-hal yang baik dan buruk 3. Suci dari haid dan nifas 4. Dikerjakan pada waktunya b. Menyebutkan hikmah puasa Hikmah puasa antara lain dapat terbiasa mengandalikan hawa nafsu, dapat merasakan penderitaan orang-orang yang tidak mampu, dapat menimbulkan rasa kasih sayang sesama, dan dapat menyehatkan jasmani serta rohani manusia
3. Metode / Langkah Pembelajaran Pemberian tugas, demonstrasi, diskusi, ceramah, tanya jawab 4. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal -
Pembukaan dengan salam dan do'a bersama.
-
Motivasi dan apersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti -
Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama-sama.
-
Guru memberikan Materi
-
Guru membagi siswa dalam kelompok
-
Guru memberikan penjelasan seperlunya tentang materi pelajaran.
-
Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
c. Kegiatan Akhir -
Guru memberikan evaluasi / latihan soal.
-
Menutup pelajaran dengan do'a.
5. Alat dan Sumber Alat
: Kapur, penghapus, lembar evaluasi, lembar pengamatan.
Sumber
: Buku FIQH PT. Putratama, Bintang timur
6. Penilaian Teknik Penilaian :
- Tes tertulis kelompok - Tes tertulis individual
Tugas dan Evaluasi Untuk Kegiatan Pembelajaran Siklus III A. Tugas Untuk Kelompok Jawablah soal dibawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Apa yang kamu ketahui tentang syarat sah puasa ! 2. Jelaskan tentang hikmah puasa ! B. Tugas Individual dikerjakan dirumah
1. Sebutkan syarat sah puasa ! 2. Mumayyiz adalah ! 3. Suci dari haid dan nifas merupakan ? 4. Sebutkan syarat wajib puasa ! 5. Dapat menyehatkan jasmani dan rohani, merupakan ! C. Evaluasi (Untuk per Individu) 1. Kuat puasa termasuk ……………. puasa 2. Mumayyis adalah ……………. 3. Sebutkan 2 syarat sah puasa ……………. 4. Apa yang dimaksud Islam ……………. 5. Makan dan minum dapat …………. puasa 6. Puasa wajib adalah ……………. 7. Sarat sah puasa yaitu ……………. Dan ……………. 8. Puasa dapat mengendalikan hawa ……………. 9. Sebutkan
amalan
yang
dapat
dilakukan
demi
kesempurnaan
puasa ……………. 10. Apa hikmah yang kamu ketahui dalam menjalankan puasa ……………. LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN METODE DISKUSI Nama Sekolah Mata Pelajaran Sub Konsep
No. I.
Nama Guru Hari/ tanggal Pukul
: MI SRUWEN 04 : Fiqh : Syarat sah dan hikmah puasa
Aspek yang diamati Pelaksanaan
Ya
: Sumarna : Senin, 27 April 2009 : 10.00- 11.25 WIB
Penilaian Tidak 1 2
3
4
A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikannya. 4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab antar siswa ataupun kepada guru. 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan / menemukan konsep. C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi. II. III.
Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias
Keterangan Nilai : Sruwen, 27 April 2009 1 = Kurang baik Pengamat 2 = Cukup baik 3 = Baik 4 = Sangat baik Sumarna LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN METODE DISKUSI Nama Sekolah Mata Pelajaran Sub Konsep
: MI SRUWEN 04 : Fiqh : Syarat sah dan hikmah puasa
Petunjuk : Aspek-Aspek Per Kolom : 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Guru Hari/ tanggal Pukul
: Sumarna : Senin, 27 April 2009 : 10.00- 11.25 WIB
Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru Membaca buku Mengajukan pertanyaan Menanggapi / menjawab pertanyan Melaksanakan tugas dalam kelompok
6. Menyajikan hasil pembelajaran / tugas 7. Merangkum pembelajaran 8. Mengerjakan tes evaluasi
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama
1
Umi Suryaningsih 3 M. Roziqin 3 M. Kharis 2 Dyah Miftakhur R 3 M. Yusuf 3 M. Chanafi 2 Maulana Al Faris 3 M. Syaifudin 3 Umi Arifah 3 M. Solahudin 3 Wahyu Sri Lestari 2 Richa Lutfiani 2 Wahyu Sri Utami 3 Eka Fitriani 3 M. Zusuf 3 Prosentase 91,11
2
3
Aspek-Aspek 4 5 6
3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 100 88,88 91,11
Keterangan Nilai 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang
7
Jml
8
3 3 3 3 24 3 2 3 3 21 3 2 2 3 19 3 3 3 3 24 3 3 3 3 24 3 3 2 3 21 3 3 3 3 24 3 2 3 3 22 3 3 3 3 24 3 3 3 3 24 3 2 2 3 19 3 3 3 2 22 3 3 3 3 24 3 3 3 3 24 3 3 3 3 23 100 91,11 93,33 97,77 339
Kete rangan Prosentase perhatian siswa sebesar 94,16 %
94,16%
Sruwen, 27 April 2009 Pengamat
Sumarna
PENILAIAN KOOPERATIF LEARNING PADA SIKLUS III
No.
Kel
1. 2.
I
3. 4. 5.
II
Umi Suryaningsih
10
T
Nilai Nilai Kelompok Untuk Siklus II Siklus I Total Ket (8+9+10): 3 = 9,0 1,00
M. Rozikin
8
T
(6+7+8): 3 = 7,0
0,5
M. Kharis
7,5
T
(6+7+7,5): 3 = 6,83
0,5
Diyah Miftakhur R.
9
T
(7+9+9): 3 = 8,33
0,5
M. Yusuf
7
T
(7+6+7): 3 = 6,67
1,0
Nama
Nilai UH Ket III
Nilai Akhir
1,2
1,1
4,3
1,3
1,0
4,3
6.
M. Chanafi
8
T
(6+7+8): 3 = 7,00
0,5
7.
Maulana Al Faris
9
T
(8+9+9): 3 = 8,67
1,0
M. Syaifudin
7,5
T
(6+7+7,5): 3 = 6,83
0,4
9.
Umi Arifah
10
T
(7+8+10): 3 = 8,33
0,7
10.
M. Sholahudin
10
T
(7+8+10): 3 = 8,33
0,3
Wahyu Sri Lestari
6
TT
(5+6+6): 3= 5,67
0,5
8,5
T
(7+7+8,5): 3 = 7,5
0,7
8.
11.
III
IV
12.
Richa Lutfiani
13.
Wahyu Sri Utami
9
T
(7+8+9): 3= 8,00
0,6
Eka Fitriani
9
T
(7+10+9): 2 = 8,67
0,5
M. Yusuf
8
T
(6+7+8): 3 = 7,00
0,5
14. 15.
V
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 14
Jumlah siswa yang tidak tuntas
:1
Skor maksimal ideal
: 150
Skor tercapai
: 125
Rata-rata skor tercapai
: 8,43
Prosentase ketuntasan
: 93,33 %
1,5
1,0
4,6
1,3
1,1
3,9
1,4
1,5
4,5
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Data penelitian diperoleh dari hasil observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pembelajaran diskusi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran ini terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa dari data tes formatif untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran diskusi. A. Analisis Data dan Penelitian Per Siklus 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pembelajaran I, Soal tes formatif I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran yang akan diisi oleh pengamat (teman sejawat). b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
I
dilaksanakan pada tanggal 13 April 2009 di kelas 4 dengan jumlah 15 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran
yang
telah
dipersiapkan.
Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut : Tabel. 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I No. I.
Aspek yang diamati Pelaksanaan
Ya
Tidak
Penilaian 1 2
3
4
II. III.
A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melaku-kan kegiatan. 3. Membimbing siswa mendis-kusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresen-tasikannya. 4. Memberikan kesempatan pa-da siswa untuk bertanya jawab antar siswa ataupun kepada guru. 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan / mene-mukan konsep. C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi. Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias
2 2
3
3
2
4
3
3
4 2
2 3
Keterangan Nilai : 1 = Kurang baik 2 = Cukup baik 3 = Baik 4 = Sangat baik Berdasarkan tabel diatas, aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah : 1. Memotivasi siswa Guru kurang terampil dalam memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. 2. Kegiatan guru ketika membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan per kelompok sudah baik, namun ketika siswa disuruh
mempresentasikannya pada umumnya siswa kurang berani dalam menyampaikannya. 3. Guru kurang memperhatikan pengelolaan waktu, sehingga alokasi waktu yang direncanakan 85 menit menjadi 95 menit. 4. Siswa masih kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar model diskusi ini. Hal ini dikarenakan model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik diatas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II. Berikutnya adalah data hasil pengamatan perhatian siswa pada Siklus I adalah terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Perhatian Siswa pada Siklus I Prosentase
No.
Aspek yang diamati
1.
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
65,55%
2.
Membaca buku
86,66%
3.
Mengajukan pertanyaan
51,11%
4.
Menanggapi / menjawab pertanyaan
60%
5.
Melaksanakan tugas dalam kelompok
71,11%
Per Aspek
6.
Menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas
42,22%
7.
Merangkum pembelajaran
43,33%
8.
Mengerjakan tes evaluasi
75,55%
Berdasarkan tabel diatas, aspek-aspek yang mendapatkan penilaian kriteria kurang adalah : 1. Mengajukan pertanyaan Pada umumnya siswa masih pasif dalam mengajukan pertanyaan baik kepada guru / kelompok lain. 2. Menanggapi / menjawab pertanyaan Siswa kurang antusias dalam menanggapi / menjawab pertanyaan dari guru / kelompok lain. 3. Menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas Sebagian besar siswa masih malu atau kurang berani untuk menyajikan hasil tugas-tugas yang diberikan guru. 4. Merangkum pembelajaran Siswa kurang terampil menyusun bahasa sendiri dalam kegiatan merangkum pembelajaran. Keempat
aspek
tersebut
diatas
merupakan
kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada Siklus I, dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada Siklus II. Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I No. Uraian 1. Nilai rata-rata tes formatif
Hasil Siklus I 6,67
2.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3.
Prosentase ketuntasan belajar
9 60 %
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran diskusi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 6,67, dan ketuntasan belajar mencapai 60 % atau ada 9 siswa dari 15 siswa sudah tuntas belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi dari ketuntasan hanya 9 siswa yaitu : 1. Tingkat kecerdasan anak yang memang sudah tinggi 2. Adanya dukungan dari orang tua untuk belajar 3. Lingkungan pembelajaran yang kondusif Akan tetapi hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai > 65 hanya sebesar 60 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud
dan
digunakan
pembelajaran diskusi. c. Refleksi
guru
dengan
menerapkan
metode
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Perlu lebih intensif dalam pemotivasian terhadap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 2. Perlu lebih efektif dalam pengelolaan waktu. 3. Siswa perlu bimbingan dalam menyusun kata-kata sendiri untuk merangkum pembelajaran. 4. Siswa perlu bimbingan ketika mempresentasikan hasil kegiatan perkelompok. d. Refisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa. 2. Guru
perlu
mendistribusikan
waktu
secara
baik
dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. 3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias. 4. Guru perlu meningkatkan ketrampilannya dalam membimbing siswa mempresentasikan hasil kegiatan kelompoknya. 5. Guru perlu membimbing siswa dalam merangkum pembelajaran. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pembelajaran 2, Soal tes formatif 2 dan alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran yang akan diisi oleh pengamat (teman sejawat). b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 20 April 2009 di kelas 4 dengan jumlah 15 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan / kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada akhir proses kegiatan belajar mengajar siswa diberi tes formatif 2 dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut : Tabel. 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II No.
Aspek yang diamati
I.
Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa.
Ya
Tidak
Penilaian 1 2
3
4
3 4
4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikannya. 4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab antar siswa ataupun kepada guru. 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan / menemukan konsep. C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi. II. III.
Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias
4 3 4 3
4
4
3
4 4
Keterangan Nilai : 1 = Kurang baik
2 = Cukup baik
3 = Baik
4 = Sangat baik
Dari tabel diatas, aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran diskusi mendapatkan penilaian yang cukup baik. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan kelompok dan mempresentasikannya, membimbing siswa menemukan konsep dan pengelolaan waktu.
Berikutnya adalah data hasil pengamatan perhatian siswa pada Siklus II, terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Perhatian siswa pada Siklus II Prosentase
No.
Aspek yang diamati
1.
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
2.
Membaca buku
95,55%
3.
Mengajukan pertanyaan
68,88%
4.
Menanggapi / menjawab pertanyaan
82,22%
5.
Melaksanakan tugas dalam kelompok
88,88%
6.
Menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas
73,33%
7.
Merangkum pembelajaran
84,44%
8.
Mengerjakan tes evaluasi
84,44%
Per Aspek 80%
Dari tabel diatas, aspek-aspek perhatian siswa yang diamati pada kegiatan belajar mengajar Siklus II mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat. Namun demikian ada dua aspek yang perlu mendapatkan
perhatian
untuk
penyempurnaan
pembelajaran
selanjutnya. Kedua aspek tersebut adalah mengajukan pertanyaan dan menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas dari guru. Dengan penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam penerapan metode pembelajaran diskusi diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II No. Uraian 1. Nilai rata-rata tes formatif 2.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3.
Prosentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus I 7,73 13 86,66 %
Dari tabel diatas, diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,73, dan ketuntasan belajar mencapai 86,66 % atau ada 13 siswa dari 15 siswa sudah tuntas belajar, dan siswa yang tuntas bertambah 4 siswa, dari kenaikan ketuntasan ini dapat disebabkan dari beberapa faktor yang antara lain : 1. Siswa mulai terbiasa dengan metode diskusi 2. Dukungan orang tua dalam belajar di rumah 3. Kecerdasan anak 4. merasa nyaman dengan metode tersebut Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini secara ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Adanya peningkatan hasil-hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai
mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran diskusi c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
diperoleh
informasi mengenai kelemahan-kelemahan dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Memotivasi siswa. 2. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan kelompok dan mempresentasikannya. 3. Mengajukan pertanyaan kepada guru / kelompok lain. 4. Membimbing siswa menemukan konsep. 5. Pengelolaan waktu. d. Refisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus III antara lain : 1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. 3. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan / menemukan konsep.
4. Guru harus mendistribusikan waktu secara baik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai yang diharapkan. 3. Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pembelajaran 3, Soal tes formatif 3 dan alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan penerapan metode pembelajaran diskusi. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 27 April 2009 di kelas 4 dengan jumlah 15 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangannya pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada akhir proses kegiatan belajar mengajar siswa diberi tes formatif 3 dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut : Tabel. 4.7 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III No. I.
Aspek yang diamati Pelaksanaan A. Pendahuluan
Ya
Penilaian Tidak 1 2
3
4
II. III.
1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikannya. 4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab antar siswa ataupun kepada guru. 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan / menemukan konsep. C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi. Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias
3 4
4
4
3
4
3
4
4
3 4 4
Keterangan Nilai : 1 = Kurang baik 2 = Cukup baik 3 = Baik 4 = Sangat baik Dari tabel diatas, aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran diskusi mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa menemukan konsep dan pengelolaan waktu. Penyempurnaan
aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode ini diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin. Berikutnya adalah data hasil pengamatan perhatian siswa pada siklus II. Tabel 4.8 Perhatian Siswa pada Siklus III Prosentase
No.
Aspek yang diamati
1.
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
2.
Membaca buku
3.
Mengajukan pertanyaan
88,88%
4.
Menanggapi / menjawab pertanyaan
91,11%
5.
Melaksanakan tugas dalam kelompok
100%
6.
Menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas
91,11%
7.
Merangkum pembelajaran
93,33%
8.
Mengerjakan tes evaluasi
97,77%
Per Aspek 91,11% 100%
Dari tabel diatas, aspek-aspek perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar Siklus III mendapatkan penilaian baik dari pengamat. Namun perlu ditingjkatkan lagi agar mendapatkan hasil yang maksimal. Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III No. Uraian 1. Nilai rata-rata tes formatif
Hasil Siklus I 8,43
2.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3.
Prosentase ketuntasan belajar
14 93,33 %
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 8,43 dan dari 15 siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 14 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sekitar 93,33, termasuk kategori tuntas. Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dikarenakan adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran diskusi sehingga siswa menjadi lebih biasa dengan pembelajaran seperti ini Sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Dan hanya terdapat 1 siswa yang dapat dikategorikan tidak tuntas, ini disebabkan dari faktor anak dan lingkungan keluarga, kecerdasan yang dibawah rata-rata serta lingkungan keluarga yang tidak dilatr belakangi pendidikan yang matang, sehingga semangat anak berkurang dan berdampak terhadap prestasi belajar siswa tersebut c. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran diskusi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik, meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi prosentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui siswa aktif dan lebih memperhatikan selama proses belajar mengajar berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. d. Refisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran diskusi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar tersebut dapat dikatakan cukup berhasil. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dapat lebih baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. B. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II dan III), yaitu masingmasing 60 %, 86,66 % dan 93,33 %. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktifitas guru dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran diskusi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
Fiqh
dengan
menggunakan
metode
diskusi
dapat
dikategorikan aktif / siswa antusias dalam mengikutinya. Selain itu perhatian siswa pada siklus I, II, dan III terus mengalami peningkatan yaitu masing-masing 63,05 %, 82,5 % dan 93,88 %. Sedangkan untuk aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langkah-langkah
kegiatan
belajar
mengajar
dengan
menerapkan metode pembelajaran diskusi dengan baik. Hal ini telihat dari aktifitas guru yang muncul diantaranya aktifitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberikan umpan balik / evaluasi / tanya jawab di mana prosentase untuk aktifitas diatas cukup besar.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran diskusi dapat meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran Fiqh yang ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase perhatian siswa dalam setiap Siklus, yaitu Siklus I (63,05%), Siklus II (82,5%), dan Siklus III (93,88%). 2. Dengan diterapkannya metode pembelajaran diskusi, penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Fiqh dapat meningkat yang ditandai dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I (60 %), siklus II (86,66 %), dan siklus III (93,33 %). 3. Metode pembelajaran diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap tes formatif dalam setiap siklus, yaitu siklus I (6,67), siklus II (7,73), dan siklus III (8,43).
B. Saran Dari
hasil
penelitian
yang
diperoleh
dan
dari
uraian-uraian
sebelumnya, maka agar proses belajar mengajar Fiqh lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran diskusi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pembelajaran model diskusi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan ketrampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di MI Sruwen 04 kelas 4 semester II tahun pelajaran 2008/2009. 4. Untuk penelitian yang serupa, hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: FAJAR ANDY SAPUTRA
Tempat,Tanggal lahir : Kab. Semarang, 5 Juni 1986 Kebangsaan
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Desa Sruwen Kec. Tengaran Kab. Semarang
Status
: Menikah
Nama suami
: Nur Fadhilah
Nama Orang Tua Ayah
: Kumrodi
Ibu
: Anik Sumartini
Riwayat Pendidikan : MI Sruwen 01
Riwayat Pekerjaan
Lulus Tahun : 1998
SMPN 1 Tengaran
Lulus Tahun : 2001
SMAN 1 Tengaran
Lulus Tahun : 2004
DII STAIN Salatiga
Lulus Tahun : 2006
: Guru Tidak Tetap di MI Sruwen IV Dari Tahun 2005 sampai Sekarang