1
2
PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII2 SMPN TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OL E H Hasnia Lundeto Fatma AR. Umar Salam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2014
Abstrak Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: bagaimanakah penerapan metode think-pair-share untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat pada peserta didik kelas VII2 SMPN 2 Telaga?. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat menggunakan metode think-pair-share dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik kelas VII2 SMP Negeri 2 Telaga. Di samping itu, penelitian ini bermanfaat bagi sekolah, guru, peserta didik, dan peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dikelas VII2 SMPN 2 Telaga dengan jumlah peserta didik yang dikenai tindakan berjumlah 26 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I persentase peserta didik yang tuntas sebesar 46.2% dari seluruh peserta didik yang dikenai tindakan. Persentase ini menunjukan bahwa penelitian belum berhasil sebab belum memenuhi indikator kinerja. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Aspekaspek pengamatan yang belum terlaksana dengan baik diperbaiki pada siklus ini. Hasilnya, seluruh peserta didik yang dikenai tindakan memiliki ketuntasan sebesar 84.6%. Dengan demikian, dapat disimpulkan metode bahwa think- pair-share dapat meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat. Kata Kunci: Menyimpulkan Isi Berita , Metode Think-Pair-Share
3
PENDAHULUAN Melalui KTSP 2006, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, peserta didik diharapkan tidak hanya menguasai materi, namun dapat meningkatkan keterampilan berbahasa. Penguasaan materi diajarkan hanya untuk menunjang pencapaian keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, saat ini pembelajaran di sekolah khususnya pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia lebih ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa, dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan secara baik dan benar. Untuk itu, keempat aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis perlu diajarkan secara terpadu disetiap sekolah. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang penting dan perlu dikuasai oleh peserta didik adalah keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak pada dasarnya merupakan keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dan pemahaman untuk memperoleh suatu informasi yang disampaikan oleh orang lain melalui bahasa lisan, dengan menyimak peserta didik dapat menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat. untuk itu perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak, dalam hal ini keterampilan menyimak berita. Untuk dapat meningkatkan keterampilan menyimak berita tidak terlepas dari peran guru sebagai pendidik yang mampu menciptakan suatu kondisi yang dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar. Salah satu tugas guru adalah menciptakan pembelajaran yang aktif, yaitu proses pembelajaran di mana seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar secara aktif. Keaktifan peserta didik ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Selain itu, guru harus dapat membuat proses pembelajaran yang menyenangkan, yaitu berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya. Hal ini membutuhkan kreativitas guru untuk dapat
4
menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak membosankan bagi peserta didik. Apabila hal ini dilakukan, maka peserta didik dapat belajar secara aktif, kreatif, dan mandiri, sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Sehubungan dengan keterampilan menyimak berita berdasarkan kurikulum SMP N 2 Telaga kelas VII semester ganjil ada beberapa kompetensi dasar yang berhubungan dengan aspek mendengarkan atau menyimak berita, Misalnya menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat dan menuliskan kembali kalimat berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat. Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan kajian pada kegiatan menyimak berita yang berhubungan dengan aspek menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat. Dari kompetensi dasar tersebut diharapkan peserta didik mampu menyimpulkan isi berita yang disimak. Namun, kenyataan yang ditemui berdasarkan hasil observasi pada peserta didik kelas VII2 SMP Negeri 2 Telaga, pembelajaran menyimak kurang mendapat perhatian guru bahasa secara khusus dan kemampuan menyimak peserta didik masih rendah, terutama dalam menyimak berita. Alasan peserta didik memiliki kemampuan menyimak berita yang rendah salah satunya adalah metode pembelajaran menyimak berita yang monoton dan kurang menarik, sehingga siswa sering merasa bosan karena tidak terlalu terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasanpenjelasan dari guru dan kurang mendorong peserta didik untuk belajar aktif dan kreatif. Akibatnya, pembelajaran menyimak berita menjadi kurang bervariasi dan membosankan sehingga berakibat pula pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru mitra bahwa sekitar 60% siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan aspek-aspek menyimak berita, misalnya pada aspek menyimpulkan isi berita dari 26 peserta didik hanya terdapat 9 peserta didik atau (34,62%) yang mampu menyimpulkan isi berita yang dibacakan dan 17 peserta didik atau (65,38%) yang mengalami kesulitan dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat.
5
Kondisi di atas, menunjukan perlunya suatu metode dan penggunaan media pembelajaran yang konkret untuk dapat merangsang perhatian siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan kerampilan siswa dalam menyimak berita. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatan kemampuan peserta didk dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat, yaitu dengan menggunakan metode think-pair-share. Cara ini dapat mendorong peserta didik untuk belajar lebih aktif dan kreatif. Metode ini memungkinkan dapat membuat suasana pembelajaran menjadi menarik dan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian sehubungan dengan peningkatan keterampilan menyimak berita dalam judul: Meningkatkan Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita yang Dibacakan Menggunakan Metode Think-Pair-Share pada Peserta Didik Kelas VII2 SMP Negeri 2 Telaga Tahun Pelajaran 2013-2014. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat dengan menggunakan metode Think-Pair-Share dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik kelas VII2 SMP Negeri 2 Telaga.
TINJAUAN PUSTAKA Hakikat Pembelajaran Keterampilan Menyimak Keterampilan menyimak merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dipelajari. Dengan menyimak seseorang dapat memperoleh informasi dan memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui bahasa lisan, seperti yang dikatakan Tarigan (2008:31) bahwa: “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
6
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. Sedangkan Russel & Russel (dalam Tarigan, 2008:30) menyatakan “Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi”.
Tahap-Tahap Menyimak Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses, dalam proses menyimak ini terdapat tahap-tahap. Tarigan (2008: 63) membagi lima tahap dalam proses menyimak, yaitu tahap mendengar, tahap memahami, tahap, tahap menginterpretasi, tahap mengevaluasi, dan tahap menanggapi.
Pengertian Berita Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang baru atau keterangan yang baru tentang suatu peristiwa, fakta yang menarik perhatian atau gagasan yang perlu disampaikan kepada khalayak melalui media massa. Sumadiria (2008: 63) menyatakan secara sosilogis, “Berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran sederhana, seperti yang dilukiskan dengan baik oleh para pakar jurnalistik, berita adalah apa yang ditulis surat surat kabar, apa yang disiarkan di radio, dan apa yang ditayangkan di televis”. Berita menampilakan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan. Teknik Menyimpulkan Berita Ada beberapa cara untuk membuat dan menyusun simpulan suatu berita, yaitu: 1) Menyimak berita dengan seksama. 2) Mencatat pokok-pokok isi berita yang kita dapatkan: tema, peristiwa, yang diberitakan, orang yang diberitakan, tempat kejadian, waku kejadian, proses terjadinya peristiwa yang sedang diberitakan.
7
3) Membuat kesimpulan berita dengan cara menyusun pokok-pokok berita kemudian disusun dalam kalimat berita.
Hakikat Metode Kooperatif Think-Pair-Share Metode think-pair-share adalah salah satu teknik pembelajaran model kooperatif, untuk mengajarkan peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Metode think-pair-share berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (dalam Trianto, 2010: 132) menyatakan, bahwa “Think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas”. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.
Prosedur Penerapan Metode Kooperatif Think-Pair-Share Pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share memiliki tiga tahapan atau langkah yang merupakan ciri dari pembelajaran think-pair-share yaitu sebagai berikut: a. Langkah 1: Berpikir Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta didik menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Peserta didik membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. b. Langkah 2: Berpasangan Selanjutnya guru meminta untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 sampai 5 menit untuk berpasangan. c. Langkah 3: Berbagi
8
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan kepasangan dan melanjutkan sampai sekitar bagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan Arends (dalam Trianto, 2010: 133).
Kelebihan dan Kelemahan Metode Think-Pair-Share Keunggulan Metode Think-Pair-Share Menurut Muslimin (2001: 27) bahwa “Keunggulan dari metode think-pairshare adalah optimalisasi partisipasi peserta didik, dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu peserta didik yang maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas. Model think-pair-share ini memberikan kesempatan kepada setiap peseta didik untuk menunjukan partisipasi mereka kepada peserta didik yang lain. Kelemahan Metode Think-Pair-Share Menurut Roestiyah (2001:16) kelemahan metode think-pair-share yakni: a) Kerja kelompok terkadang hanya melibatkan para peserta didik yang mampu. b) Keberhasilan peserta didik tergantung kemampuan peserta didik yang memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri-sendiri. c) Kadang-kadang menuntut tempat duduk yang berbeda dan daya guna mengajar yang berbeda pula. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling tinggi tingkat kebenarannya dan masih memerlukan pembuktian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Jika guru menerapkan metode think-pair-share dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan tepat, maka kemampuan peserta didik kelas VII2 SMPN 2 Telaga dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat akan meningkat”.
9
METODE PENELITIAN Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan secara siklus per siklus. Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang dilaksanakan di Kelas VII2 SMPN 2 Telaga, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Karakteristik Subyek Penelitian Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII TN2 SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 26 orang, terdiri dari 17 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Para siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dan mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda pula. Prosedur Penelitian Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini ada empat tahapan penting yang akan dilakukan dan diuraikan secara rinci untuk setiap siklus, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi - evaluasi, dan analisis - refleksi.
Data dan Cara Pengumpulan Data a. Data 1. Sumber data : siswa, guru mitra, dan proses pembelajaran. 2. Jenis data : peningkatan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat” kepada siswa kelas VII
2
S MP N 2
Telaga dan situasi pembelajaran dilaksanakan tindakan dengan metode think-pair-shere. b. Cara Pengambilan Data Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan data melalui pengamatan (observasi), yakni teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap subyek yang diamati secara langsung.
10
Indikator Kinerja Indikator yang dipakai sebagai acuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, secara individual minimal mencapai 70% dan secara klasikal minimal mencapai 80%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kegiatan siklus I dilakukan bedasarkan tahapan-tahapan prosedur penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya yakni meliputi: (a) tahap perencanaan, (b) tahap pelaksanaan tindakan, (c) tahap pemantauan dan evaluasi, dan (d) tahap analisis dan refleksi. berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti pada siklus I diperoleh informasi bahwa dari 15 aspek yang diamati, 8 aspek diantaranya memperoleh kriteria baik atau 53.33% dan 7 aspek yang memperoleh kriteria cukup atau 46.67%. kemudian hasil kegiatan siswa menunjukkan bahwa dari 13 aspek yang diamati, yakni 6 aspek atau 46.15% yang memperoleh kriteria baik, 5 aspek atau 38.46% yang memperoleh kriteria cukup, dan 2 aspek atau 15.38% yang memperoleh kriteria kurang. Belum optimalnya aspek-aspek kegiatan balajar mengajar dan aktivitas peserta didik yang telah diuraikan di atas, akhirnya berdampak pada hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada siklus I secara klasikal hanya mencapai 46.2%, untuk itu perlu dilaksanakan tindakan pada siklus II. Pada pelaksanaan siklus II telah terjadi peningkatan pada hasil pengamatan kegiatan guru, hal ini dapat dilihat dari 15 aspek yang diamati, 10 aspek memperoleh kriteria sangat baik atau 66.67%, dan 5 aspek yang memperoleh
11
kriteria baik atau 33.33% sedangkan aspek cukup dan kurang sudah tidak ada. Kemudian pada hasil kegiatan peserta didik juga telah terjadi peningkatan, dari 13 aspek yang diamati, yakni 8 aspek atau 61.54% yang memperoleh kriteria sangat baik, 4 aspek atau 30.77% yang memperoleh kriteria baik, dan 1 aspek atau 7.69% yang memperoleh kriteria cukup, sedangkan kurang sudah tidak ada lagi. Terjadinya peningkatan pada hasil pengamatan kegiatan guru dan peserta didik, juga berdampak baik pada hasil belajar peserta didik, dari 26 peserta didik yang mendapat nilai tuntas berjumlah 22 0rang (84.6%) sedangkan pesrta didik yang mendapat nilai dengan kategori tidak tuntas
berjumlah 4 orang atau
(15.4%). Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa siklus II ini sudah berhasil. PEMBAHASAN Penerapan metode think-pair-share yang dilaksanakan dalam dua siklus memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan menyimpulkan isi berita pada peserta didik kelas VII2 SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang mengatakan “Jika guru menerapkan metode think-pair-share dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan tepat, maka kemampuan peserta didik kelas VII2 SMPN 2 Telaga dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat akan meningkat”, dapat diterima.
12
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisis pada rekapitulasi pengelolaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 masih sangat rendah, namun pada siklus II terjadi peningkatan pengelolaaan kegiatan guru. Kemudian, hasil analisis pada rekapitulasi kegiatan peserta didik dalam menerima materi pelajaran pada siklus I masih rendah, namun setelah diadakan tindakan siklus II terjadi peningkatan aktivitas belajar peserta didik. Dengan meningkatnya pengelolaan kegiatan guru dan aktivitas peserta didik, maka pada pelaksanaan tindakan siklus II terjadi peningkatan pada hasil belajar peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode think-pair-share dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat pada peserta didik kelas VII2 SMPN 2 Telaga.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Peserta didik harus lebih bersungguh-sungguh dan menghayati dalam menerima setiap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. 2. Karena metode dan media pembelajaran ini telah berhasil meningkatkan kemampuan menyimak berita dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menyimak, maka guru diharapkan dapat menggunakan metode dan media pembelajaran yang relevan dengan materi yang diajarkan serta karakteristik siswa dalam menerima materi pembelajaran. 3. Hendaknya guru menghindari model-model pembelajaran yang berpusat pada guru.
13
DAFTAR PUSTAKA Muslimin. (2001). Metode Think-Pair-Share. Jakarta: Balai Pustaka. Muslich, Mansnur. (2012). Melaksanakan PTK Itu Mudah :Classroom Action research. Jakarta: Bumi Aksara. Roestiyah, N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka. Sumadiria, AS Haris. (2008). Jurnalistik Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Suyadi.(2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: PT Diva Press. Tarigan, H.G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: kencana.
14