B A B
II
FONDASI TIANG
2.1.
Pengertian dan Jenis Fondasi
Fondasi meneruskan
suatu semua
bangunan beban
adalah konstruksi bawah
konstruksi
di
atasnya
pendukung atau merupakan elemen penghubung antara
yang
ke
tanah
konstruksi
atas dengan tanah (Bowles,1986).
Dari pengertian di atas tampak bahwa fondasi bagian konstruksi
fondasi
suatu
tertentu.
yang
bangunan
Menurut
penting,
harus
Nakazawa
persyaratan-persyaratan fondasi
sangat
yang
adalah sebagai berikut
oleh
memenuhi
dan harus
merupakan karena
syarat-syarat
Sosrodarsono dipenuhi
itu
(1983),
oleh
suatu
ini.
1. Kedalaman minimal harus cukup untuk mengatasi penga-
ruh akibat perubahan volume tanah musiman,
misalnya
kembang susut tanah dan tidak boleh lebih kecil dari
ketebalan tanah organik atau timbunan
sampah
(bila
ad a )
2. Fondasi harus
aroan
terhadap
bahaya
penggulingan,
pergeseran dan penurunan
3. Bentuk dan ukuran fondasi disesuaikan
dengan tnanab
pendukung fondasi
4. Fondasi harus mampu menahan beban struktur dilakukan atasnya
perubahan-perubahan
pada
apabila struktur
5. Fondasi
harus
ekonomis
baik
struktur
maupun
pelaksanaan pembuatannya,
6. Struktur fondasi dan pelaksanaannya tidak gu
Pada
lingkungan sekitarnya,
umumnya
fondasi
menjadi dua golongan, 1.
menggang-
suatu
bangunan
dapat
dibagi
yaitu:
Fondasi dangkal
Narayan
V
Nayak
(1982)
mendefinisikan
fondasi
dangkal sebagai berikut:
a. Apabila perbandingan antara kedalaman fondasi (D) dan lebar fondasi
(B)
tidak lebih dari
2, atau
D <
2
B
(lihat gambar 1.1)
Ground
Level
D
Oambar 2. i
Definisi dari fondasi dangkal
b. Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada
struktur
fondasi ke bawahnya yang berupa lapisan penyangga ("bearing stratum") yang kuat, sama dengan dua kali
lebih
lebar fondasi.
kecil
atau
Contoh fondasi dangkal dan 2.
fondasi
Fondasi
lain
fondasi
telapak
fondasi dan
lebar
staal.
dalam
Apabila perbandingan fondasi
a.
antara
lebih dari
Fondasi tiang,
kedalaman
2.
Macam
fondasi
dipakai jika
dalam
lapisan
adalah:
tanah
baik
terletak sangat dalam sehingga tidak mungkin digunakan fondasi
b.
kolom
masalah
2.2.
Fondasi
besar
dan
adalah
elemen
digunakan untuk
struktur
lapisan tanah bagian atas
untuk memikul beban,
baja,
yang
kaison,
untuk
mengatasi
lingkungan.
tiang
jika
cukup dalam.
dan
Tiang
Fondasi digunakan
langsung,
Fondasi tiang bor beban
lagi
Elemen
sedangkan
tidak
lapisan tanah
ini berbentuk tiang,
tiang kayu maupun tiang beton.
bawah
yang
cukup
baik
kuat
terletak
dapat berupa
tiang
Fondasi tiang digunakan
untuk:
1. Meneruskan beban-beban konstruksi di atas tanah, dalam tanah atau melalui
lapisan tanah,
2. Menahan gaya desakan Vie atas ("up lift") guling,
seperti untuk ruangan bawah tanah
bidang batas air jenuh dan guling.
ke
menopang
kaki
atau di
gaya bawah
terhadap
3.
Keamanan tambahan pada
tumpuan
khususnya
merupakan
jika
erosi
jembatan
("pier"),
persoalan
yang
berpengaruh,
4.
Memampatkan melalui
5.
tanah
perpindahan
Meneruskan
beberapa
non
kohesif
cara
yang
struktur
dapat
Cara yang.
dengan Kiempersiapkan tiang
sering
lebih dahulu,
fondasi tiang paneang.
lubang dengan
bor,
konstruksi
dengan
beton dan
baja
tiang
tersebut disebut dengan
Cara
untuk adalah
kemudian dimasukkan
lain
tiang semacam adalah
lubang
sebagai fondasi
digunakan
Fondasi
kemudian
diisi
Menurut
pada
dipergunakan
ke dalam tanah dengan mesin pemancang.
membuat
lepas
ke dalam tanah dasar.
memasang fondasi tiang.
ini disebut
yang
isi tiang pada saat pemancangan,
beban-beban
lepas pantai
Ada
yang
bor
dengan tersebut
tulangannya,
fondasi
tiang bor.
Suhardjito Pradoto (1989),
fondasi
tiang secara
umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Tiang-tiang perpindahan (tiang-tiang pancang /
"displace
ment piles"/"driven types"). Yang termasuk dalam kategori
1.
Kayu,
berpenampang
sambungan
2.
Tiang
bundar
antara
atau
lain:
segi
empat
dengan
atau menerus ("timber piles"),
beton
("precastconcrete
berpenampang masif
3.
ini,
dapat
concrete
piles")
atau bulat,
Tiang beton pratekan berpenampang masif
piles"),
("presstresed
atau bulat,
10
4.
Pipa
baja
("steel
tube")
dipancang
dengan
ujung
("steel
box")
tertutup,
5.
Pipa baja dengan penampang segi
empat
dipancang dengan ujung tertutup,
8.
Pipa
baja
("fluted &
7.
yang
ujungnya
membesar
atau
mengecil
tapered steel tube"),
Pipa baja dengan ujung tertutup dimasuVikan dengan cara ditekan ("jac Vied-down steel tube with close end"),
b.
Tiang-tiang perpindahan
(tipe
dipancang
tempat ("displacement piles/driven & Tipe 1.
cast
dicor
di
in situ type").
ini meliputi:
Pipa baja dipancang setelan
itu diisi
sambii pipa baja ditarik ("steel
drawn 2.
dan
Tiang
atau dicor
tube driven
and
beton with
after placing concrete"), pracetak
beton
yang
diisi
dengan
beton
("Precast cocrete shell filled with concrete"), 3.
Pipa baja berdinding tipis
beton c.
("thin
walled
dipancang
steel
kemidian
shell
diisi
driven").
"Small-displacement piles"
1. Tiang pracetak beton, penampang pipa dipancang dengan penampang
tiang
terbuka
atau
salib
("precast
concrete/tubular section driven"),
2.
Tiang pratekan beton, penampang terbuka
penampang bulat dipancang dengan
atau
salib
("prestresed
tubular section driven"),
3.
Tiang baja profil H ("steel H section"),
II
concrete
4.
Tiang baja penampang bulat atau pipa,
dipancang dengan
ujung terbuka ("steel tube section driven"), 5.
d.
Tiang ulir ("screw pile").
Tiang-tiang tanpa perpindahan ("non-displacement
Dilaksanakan pertama
proses
dengan
pengeboran.
mengeluarkan
Kemudian
tiang
meletakkan beton pada lubang bor, 1.
piles")
tanah
dengan
dibuat
dengan
tiang ini meliputi:
Betonan yang dituang pada lubang bor
("bord &
cast
in
situ"),
2.
Pipa-pipa yang diletakkan pada lubang
bor
dan
diisi
dengan betonan ("tubeslesed inhole drilled"). e.
Tiang komposit ("Composite piles")
Kombinasi dari telah
unit
disebutkan
di
tipe
tiang dari
atas
Menurut Bowies (1938), berupa tiang baja,
tiang
dari segi bahannya kayu
tiang beton terbagi menjadi dua
dan
yaitu
tiang beton cetak di tempat("cast
beton cetak di tempat dibuat atau dengan pemancangan diisi
2.3.
campuran
Fondasi
2.3-1.
ketiga kata gori yang
in
dengan
"Casing"
ke
tiang
beton.
beton
dapat Fondasi
pracetak
place").
dan
Untuk
tiang
jalan
pemboran
tanah
dalam
tanah
kemudian
bentuk
fondasi
beton.
Tiang Bor dan Fondasi
Sumuran
Fondasi tiang bor
Fondasi
tiang bor termasuVi salah
satu
dalam yang dibuat dengan cara membor tanah, dengan
tiang
beton.
kemudian
diisi
Menurut
Tomlinson
<1977)
pemilihan
tipe
tiang
bor
tergantung tiga faktor yaitu: 1.
Lokasi dan
tipe struktur
Fondasi tiang bor cocok untuk daerah padat
bangunan
karena getaran atau suaranya tidak begitu mengganggu
lingkungan sekitarnya. Fondasi ini tidak begitu baik untuk fondasi bangunan-bangunan di pantai. 2.
Kondisi
tanah
Kondisi
tanah
kohesif
yang
sangat mendukung pemakaian
kenyal
tiang
lempung yang sangat lunak dan
sampai
keras
untuk
tanah
bor
tanah
sangat lepas, cocok bila menggunakan
granular
yang
fondasi
tiang
p an e s.ng .
3.
Umur
tiang bor
Di daerah dengan air tanah yang agresif
pakai
bahan
kimia,
air yang agresif tersebut.
Pemilihan
fondasi
fondasi
yang
sangat
keadaan yang pads, dasarnya tidak dan
tahan
sifat-sifat
tergantung
terlepas
umumnya di
pada
dari
zat
berbagai
keuntungan
kerugiannya.
Keuntungan fondasi tiang bor ialah:
1. Tanpa sambungan sehingga lurus
dan
sangat
dapat
panjang.
dibuat
Panjang
tiang tiang
yang dapat
ditetapkan lebih mudah,
2. Getaran dan
suara pada saat melaksanakan
pekerjaan sangat kecil, cocok untuk daerah yang padat bangunannya,
13
pekerjaan
pada
3. Tanah
galian
dapat
diamati
secara
langsung
sifat-sifat tanah pada tanah pendukung fondasi dapat
4.
dan 'juga
langsung di ketahui,
Alat pembor dapat menembus rintangan-rintangan yang tidak dapat ditembus oleh
tiang
pancang.
Kerugian fondasi tiang bor ialah:
1. Seringkali beton bahan tiang dicor di bawah muka air tanah sehingga
kualitasnya
setelah
selesai
lebih
rendah dibandingkan dengan tiang pracetak, 2.
Ketika beton dituangkan, dikhawatirkan adukan beton tercampur dengan reruntuhan tanah,
3. Tanah galian cukup banyak sehingga tempat kerja akan menjad i kotor.
Pada saat ini ada tiga
metoda
fondasi tiang bor (Bowles, 1991 V, 1.
Metoda
Metoda
dasar
dalam
pembuatan
yaitu:
kering
ini
digunakan
pada
tanah
kohesif
permukaan air tanah berada di bawah
dasar
dan
fondasi.
Tahap pelaksanaan pengeboran adalah sebagai berikut; tanah
dibor
sampai
kemudian diisi
kedalaman
sebagian
dengan
yang
diperlukan
beton.
Tulangan
dipasang dan setelah itu beton dituang lagi ke dalam lubang sampai 2 .
Metoda
penuh. Tiang bor selesai dicor.
acu an
Metoda ini digunakan pada tempat-tempat yang mungkin mengala.mi keruntuhan tanah. Tahap metoda ini
adalah
sebagai
pekerjaan
berikut;
tanah
dengan dibor,
untuk
mencegah
keruntuhan
tanah
"casing" sampai kedalaman yang
"casing" terpasang,
tanah
baik.
dibersihkan dari dipasang. dalam
sampai
dasar
material
dan
lubang tulangan
Setelah itu dilakukan pengecoran beton
lubang
bor
sambil
"casing"
ke
ditarik
dari
Bentonit adalah mineral lempung yang sebagian
besar
lubang. 3.
Setelah
dilanjutkan
selesai,
sisa-sisa
dipasang
diperlukan.
pengeboran
Pengeboran
maka
Tiang bor selesai dicor.
Metoda bentonit
terdiri dari "montmorillonite" , ditambah dengan
menjadi semacam bubur bentonit
dan
yang
digunakan
tekanan pada tanah
dikenal
untuk
sekitarnya
sebagai
mencegah
dengan
sehingga keruntuhan tanah dapat
bubur
perbedaan
lubang
dihindari
tanah tidak masuk ke dalam lubang
bor.
air
bor,
dan
air
Metoda
ini
dipakai pada tanah yang tidak stabil dengan muka air tanah tinggi. Tahap
pelaksanaan
pekerjaan
dengan sistem ini adalah sebagai berikut;
pemboran samapai kedalaman
baik)
dan
lubang,
untuk
yang
keruntuhan
ditambahkan
dilakukan
diperlukan
tanah
adonan
fondasi
pada
bentonit.
(tanah
dinding Setelah
pemboran selesai, tulangan dipasang. Kemudian corong pipa
cor
pengecoran.
Menurut Poulos
tiang bor pada tanah
("tremie")
dipasang
dan
dilakukan
Tiang bor selesai dicor.
dan
Davis
kohesif
15
(1980),
akan
pembuatan
berpengaruh
fondasi
pada
daya
lekat antara fondasi karena
pembuatan
dengan
tiang
tanah.
bor
Efek
akan
tersebut
melunakkan
adalah
tanah
di
sekeliling lubang yang timbul karena: 1.
Penyerapan air dari beton yang baru dicor,
2.
Perpindahan air dari
tanah kohesif di sekitar daerah
yang tekanannya lebih rendah di sekitar lubang bor, 3.
Air yang dituangkan ke alat pemboran untuk
memudah-
kan pemboran. Menurut Nakazawa dan
pembuatan tiang bor lumpur di dasar dasar
lubang,
Sosrodarsono
di
tanah
lubang.
Lumpur
ini
karena pengerukan
akan menimbulkan beton sebab beton
kohesif
(1983),
adalah
harus
lumpur yang
pada tempat yang seharusnya,
lumpur,
beton
baik yang mengakibatkan penurunan
tulangan
lain
pengumpulan
dikeluarkan
kerugian-kerugian seperti tercampur
efek
tidak
dari
sempurna
merosotnya
mutu
tidak terpasang
tidak sampai
pada
tanah
tiang (lihat gambar 2.2).
Pelaksanaan pemboran fondasi tiang di tanah non kohesif dapat menyebabkan keruntuhan
tanah
tanah yang dibor selalu mempengaruhi
di
sekitarnya,
keadaan tanah
karena
fondasi
itu sendiri seperti tekanan tanah dan tekanan air tanahnya.
16
(a)
(c)
/ .V7_
XT-
W
W
darribar
2. 2.
Kerugian akibat
pengerukan lumpur
lidak
s empurna
(A>
beton mengandung lumpur
(B>
beton
(c>
tidak sampai
penulangan
tanah baik,
terapunq.
Akibat pemboran tersebut, permukaan dinding lubang kehilangan keseimbangannya dan dapat runtuh. Cara
bor
mengatasi
keruntuhan permukaan dinding lubang tersebut adalah:
1. Penggunaan "casing" selama pemboran, 2. Menstabilkan tanah yang dibor dengan bahan stabilisator seperti bentonit.
Menurut Ellison (1975), masalah lain yang dapat terjadi
adalah
akibat
penggunaan
"casing"
sementara.
pencabutan selongsong tidak dilakukan dengan benar,
ini
dapat
menimbulkan
persoalan-persoalan
gambar 2.3.
17
Apabila maka hal
seperti
pada
Sedorrq
die abul
W^
Sedanq
A
^"
dicabul
^
Sedanq
die abut
^
^,
/9f. /H\
Alt ran
Rongga
^
^
k arena
Tanah
^
pembusuraA
I embek
air
ke
atas
me l o l u i
beton
akan
me-
nyebabk an
mas u k
,seg redosi
t'Arch i n« i r i a
Ter t a i. u b anyak
Terlalu
beton
bet on
di
dalam
" c a s ?. nq"
d t
sediHl
Scr-'Sga
dal am
" cas xnq"
terisi
pada
lapisan
bava
air
"casing"
Qambar 2. 3. persoalon-persoalan yang limbut
pada
d a I am
n q q a
air
pem-
sebelum
dipasang
p&rnakaia.r,
casing" semenlara.
Mengatasi pengecoran
masalah
bukan
air
merupakan
tanah
selama
masalah
yang
pemboran mudah,
dan
apabila
aliran-aliran air tanah besar, dapat membawa butiran-butiran tanah sehingga membahayakan kestabilan lubang bor.
Untuk mengeluarkan
air
tanah
dari
pemompaan, akan tetapi pemompaan ini dapat
lapisan tanah di bawah
lubang bor dan
lubang merusak
dapat
dilakukan susunan
menyeba.bkan
penurunan muka air sekitarnya. Penurunan muka air
tanah
di
sekitar lokasi dapat membahayakan bangunan-bangunan lain
di
sekitarnya. Cara menanggulangi masalah tersebut adalah:
1, Menggunakan "casing" permanen
atau
sementara
pada
lapisan tanah yang permeabel, 2.
2.3.2.
Menggunakan bubur bentonit.
Fondasi
Sumuran
Fondasi sumuran juga termasuk
fondasi
dalam.
dipakai jika tanah keras terletak antara 4 dari muka tanah dan tidak ada
problem
pasir,
kerikil dengan perbandingan
sampai
air
sumuran umumnya terdiri dari beton siklop
Umumnya 8
meter
tanah.
Bahan
(campuran
semen,
1:3:5 ditambah 65 %
batu
besar sehingga membentuk suatu adukan yang rapat).
Fondasi sumuran dan fondasi tiang bor sama,
pada
prinsipnya
hanya pada fondasi sumuran tanah digali secara manual.
Apabila tanah yang digali mudah
longsor,
penggalian tanah dapat digunakan pipa
untuk
beton
memudahkan
untuk
menahan
Fondasi sumuran banyak dipakai karena pertama;
sumuran
iongsoran selama tanah digali.
dapat digali sampai mencapai lapisan lapisan tanahnya dapat
diketahui.
yang Kedua;
dikehendaki fondasi
sumuran
tidak menyebabkan perubahan sifat tanah di sekitarnya, ketiga;
fondasi
sumuran
tidak
menimbulkan
dan
getaran
yang dan
keributan.
2.4.
Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah adalah merupakan salah satu dalam
perencanaan
struktur
bangunan,
bawah.
Penyelidikan tanah dilakukan untuk:
19
terutama
tahapan struktur
1.
Mendapatkan
informasi
berkaitan
dengan
tanah dan sifat-sifatnya
desain
fondasi
dan
yang
metode
pe laksariaannya, 2.
Mengetahui
letak muka air tanah.
Dengan mengetahui jenis dan sifat-sifat muka air
tanah,
maka
kedalaman
dan
tanah jenis
serta
letak
fondasi
dapat
ditentukan.
Langkah-langkah herikut
a.
penyelidikan
tanah
adalah
sebagai
in i.
Persiapan
merupakan
penyelidikan tanah. mengumpu1kan
dengan
langkah
dari
Kegiatan yang dilakukan
informasi
lokasi
pertama
sebanyak
bangunan
antara
mungkin
yang
suatu
yang
akan
lain
relevan
dibangun
dan
mempelajari gambar-gambar rencana bangunan. b.
Peninjauan antara dalam
lokasi bangunan.
Iain:
kesulitan-kesulitan
pelaksanaan
b an guns, n
yang
pembangunan, tanah
perlu
diteliti
mungkin
timbul
permukaan,
dan
yang ada.
c. Penyelidikan struktur
Hal-hal yang
di
pendahuluan, lokasi
terutama
yang
belum
untuk
pekerjaan
pernah
dilakukan
penyelidikan tanah.
d.
Penyelidikan tanah yang definitif.
Pada tahap ini dilaku
kan penyelidikan secara terperinci untuk memperoleh
data
tanah yang diperlukan guna perencanaan fondasi.
Penyelidikan
tanah
meliputi
lapangan dan pengujian sampel tanah penyelidikan tanah di lapangan
akan
penyelidikan
di
tanah
laboratorium.
diperoleh
data
di
Dari tanah
asli yaitu daya dukung tanah dan
kekerasan
atau
kepadatan
tanah. Pengujian sampel di laboratorium akan diperoleh data:
a. Sifat indek tanah yaitu batas cair,
batas
plastis,
indeks plastisitas,
b. Sifat fisik tanah seperti kadar air, porositas,angka pori dan berat butir tanah,
c. Sifat mekanik tanah yaitu kuat dan
kuat
tekan
Penyelidikan
geser,
konsolidasi,
tanah.
tanah
pengujian penetrasi yaitu
terdiri
atas
penetrasi
pengeboran
statis
dan
dan
penetrasi
dinamis.
Pengeboran dapat dilakukan secara manual
Pengeboran dengan bor tangan banyak dipakai sederhana dan ekonomis, tetapi hanya cocok
dan
mekanis.
karena untuk
pekerjaan
kecil dan tidak bisa dipakai pada tanah
yang
serta
pengeboran
ada
kedalaman
problem yang
air
sangat
tanah. besar
Untuk umumnya
ringan,
tidak
dipakai
stabil
sampai
bor
yang
digerakan secara mekanik. Tujuan pengeboran adalah: 1.
Menentukan profil tanah,
2. Menentukan tebal dan jenis tanah, dan
3. Untuk pengambilan sampel tanah tak
dan
sampel
terusik.
Secara empiris, menentukan
terusik
pengujian
kepadatan
atau
penetrasi
digunakan
untuk
tanah
dan
kekerasan
lapisan-lapisannya. Untuk itu diperlukan alat sebagai penetrometer.
21
yang
dikenal
Menurut Wesley (1977), penetrometer dibagi menjadi
dua
macam yaitu penetrometer statis dan penetrometer dinamis. a.
Penetrometer statis,
dengan
tekanan
menekan
disebut statis
konstan.
ujungnya
ke
Prinsip
dalam
karena
ditekan
kerjanya
tanah
pada
adalah
kecepatan
tertentu dan gaya perlawanannya diukur, b. Penetrometer dinamis,
disebut dinamis karena
pukulan yang digunakan untuk menekan konis
adanya menembus
tanah. Prinsip kerjanya adalah sebaga berikut: ujung konis dimasukan ke dalam tanah dengan
pukulan
yang
dilakukan dengan menjatuhkan beban. Beban dijatuhkan dengan tinggi jatuh tertentu dan jumiah pukulan yang diperlukan untuk mendorong ujung konis
menembus
ke
dalam tanah dihitung.
2.4.1.
Pengujian
Sondir
Pengujian sondir disebut juga dengan "Cone
Test"
(CPT).
Pengujian
ini
pertama
kali
Penetration
berkembang
di
Belanda dan banyak dipakai di Indonesia.
Tujuan mengetahui
mula-mula
dari
pengujian
perubahan-perubahan
kekerasan dan
kepadatannya.
lapisan
Dengan
ini
adalah tanah
penelitian
sifat dan jenis tanah, daya dukung serta
untuk terutama
para
ahli
kedalaman
fondasi
didahului
dengan
dapat ditentukan secara empiris.
Pengujian
sondir
dilakukan
tanpa
pengeboran. Mata sondir yang berupa kerucut bersudut 60° dan
22
luas penampangnya 10 dengan
cm
langsung
ditekan
kedalam
kecepatan konstan 2 cm/det .
Menurut Wesley (1977), ada dua macam mata dapat
tanah
dipakai
sondir
yang
yaitu:
1. Konis biasa, hasil yang diperoleh adalah
ujung atau nilai konis
(qc).
Nilai
ini
perlawanan
diperoleh
dengan menekan stang dalam dan otomatis akan menekan
konis ke bawah.
Seluruh
pipa
sondir
tetap
diam.
Tekanan yang dibutuhkan untuk menekan konis menembus
tanah dibaca pada
manometer.
Sondir
dengan
konis
biasa dapat dilihat pada gambar 2.4. di bawah ini.
i „,uk„, „,„•„„.,„
Oambar 2. 4.
Alat sondir d&r,ga.rt konus biasa
2. Bikonis, nilai yang diperoleh ada.
dua
nilai konus (qc) dan nilai gesekan
macam
(fs).
yaitu
Nilai
qc
dan nilai fs didapat dengan cara menekan stang dalam seperti
pada
permulaan
bawah,
sondir
hanya
dengan
dengan
konis
konis
yang
demikian
ditekan
hanya
diukur. Setelah konus bergerak selubung gesek ikut bergerak
ini
diperoleh
nilai sejauh
juga,
konus dan nilai gesekan diukur
gesekan
biasa.
Pada
bergerak
ke
konis
yang
4
maka
cm,
sehingga
nilai
bersama-sama.
Nilai
dengan
mengurangi
nilai
keseiuruhan dengan nilai konus lalu dikalikan dengan koefisien yang merupakan
perbandingan
selubung gesek. Sondir bikonus gambar
pengujian
luas
dilihat
pada
2.5.
Biasanya pengukuran dilakukan keadaan
dapat
antara
tanah ini
dapat alat
diketahui yang
set lap
20
secara
banyak
cm
sehingga
kontinyu.
dipakai
Pada
adalah
sondir
bikonus.
Berdasarkan
kemampuannya,
sondir yaitu sondir ringan
terdapat
dengan
macam
kapasitas
sondir berat dengan kapasitas 10 ton. cukup digunakan sondir ringan,
dua
Untuk
sedangkan
2,5
ton
tanah
pada
alat dan
lempung
tanah
yang
keras digunakan sondir berat.
Hasil pengujian CPT
berupa
gesekan (fs) dan kedalaman tanah.
nilai
konis
(qc),
Hasil
pengujian
nilai
tersebut
kemudian dibuat grafik yang menghubungkan antara nilai konus
(qc), gesekan (fs) dengan kedalamannya. Dari grafik tersebut
24
daya dukung fondasi pada kedalaman tertentu dengan melihat berapa nilai qc dan fs nya. dijela.skan pada bab
berikutnya
daya
dapat
Dengan rumus yang
dukung
fondasi
dihitung.
i Ditekan supaya nilai konis diukur Ditekan supaya nilai konis ditambah hambatan pelekat diukur
Stang dalam Ditekan supaya
masuk sampai kedalaman yang
Disambung pada pipa
berikut.
sondir
a
Er Mantel
\—7
untuk
mengukur hambatan pe lekat. ( skin friction )
w
VZ7
Konis
Oambar
2.5.
Alat
sondir
denqan
dihitung
btkonts
bisa
Keuntungan
dari
memperoleh hasil,
pengujian
sondir
praktis dan murah,
adalah
tetapi
cepat
pengujian
ini
juga mempunyai kelemahan yaitu: 1.
Apabila tidak
dijumpai bisa
batuart
diteruskan
indikasi sudah mencapai 2.
2.4.2.
Tidak bisa mengambil
lepas, dan
pengujian
kadang-kadang
sondir memberi
tanah baik,
sampel tanah.
Pengujian penetrasi standar (SPT
=
"Standard Penetra
tion Test" )
Pengujian
dengan
penetrasi
pengeboran.
0,75 -
standar
Setiap
pengeboran
1,5 meter dilakukan SPT.
netrasi
ini
diuraikan
dalam
dilakukan
telah
dibersihkan
alinea
ditumbuk menembus dengan
beban
dari
tanah.
penumbuk
kedalaman
berikut.
pada dasar
material
Tabung seberat
contoh
lubang
kemudian
standar
ditumbuk
kg
(140
76
cm
(30
lb)
in)
yang
sampai
Setelah itu ditumbuk lagi sampai tabung
contoh tersebut masuk sedalam 30 cm dan jumiah pukulan diperlukan dihitung.
Alat serta
cara
bor
lepas,
63,5
dijatuhkan dari ketinggian sekitar masuk sedalam 15 cm.
mencapai
Cara melakukan pengujian pe
Tabung contoh standar diletakkan
yang
bersama-sama
Jumiah pukulan
melakukan
ini
pengujian
gambar 2.8.
26
disebut
dapat
nilai
dilihat
yang N.
pada
Beban penumbuk
seberat 140 pound (63 kg) Tinggi ~J jatuh = 30 inch
Kabel yang ditarik dan dilepaskan
Jumiah pukulan 6inch (15 cm)]
ditentukan pada q: jarak ini 12 inch ( 30 cm )
Oambar 2. o".
"Standard Penetration Test"
(Wesley,
1S>77>
Hasil
SPT
dapat
dihubungkan
secara
empiris
dengan
beberapa sifat tanah seperti kepadatan relatif, sudut internal, berat satuan tanah, antara sudut gesek internal,
kuat
tekan
bebas.
gesek
Hubungan
kepadatan relatif, berat satuan
tanah dengan jumiah pukulan dapat dilihat
pada
tabel
dan hubungan kuat tekan bebas dan berat satuan tanah nilai N
dapt dilihat pada tabel
Hasil selama pengujian
dibuat
grafik
yang
pula
SPT
dikumpulkan
menjelaskan
kita
dapat
dengan
2.2.
tumbukan dan jenis tanah dengan tersebut
2.1.
hubungan
untuk
antara
kedalamannya.
mengetahui
kemudian
jenis
jumiah
Dari
grafik
tanah
pada
kedalamn tertentu. Untuk menghitung daya dukung fondasi bisa
diambii data hasil SPT dengan melihat berapa jumiah tumbukan
pada kedalaman dimaksud dan jenis tanahnya. Kemudian
dengan
rumus-rumus empiris dihitung daya dukungnya.
Tabel 2.1. Hubungan O, Dr, y dengan N untuk pasir Diskripsi
sangat
sudul ges ek internal , 0 25
30
27
32
Kepad at ari relatif,
lepas
35 40
38
43-
11
- 16
14
- 18
17
- 20
17
- 22
20
- 23
-8-15 •10-40
0,85
Sangat padat 1,00
N
-5-10
0,65
Padat
3
( KhJ/m >
0,35
Sedang 35
Satuan
Taanah , y
0,15
Lepas 30
Berat
£>r
20-70 >35
Tabel 2.2.
Hubungan y,
y
D iskripsi
sangat
qu,
dan nilai N untuk lempung
jenuh
Kuat
tekan bebas qu
N
lunak 16-19-
25-
2-
50 -
4 -
100
8-
200
16
400
32-
lunak
Sedang 17-20
kenyal
sangat kenyal
19-22
keras
2.4.3.
"Korelasi Penetration
Standard
Penetration
dan
"Cone
test"
Di beberapa negara seperti Amerika banyak
Test"
dikembangkan
suatu
hubungan antara SPT dan CPT,
dan
penelitian
Inggris
untuk
mengetahui
tetapi menurut Mayerhof
hubungan antara SPT dan CPT suatu negara belum
telah
(1965)
tentu
cocok
dapat di terapkan pada tanah di negara lain.
Dari penelitian
yang
dilakukan
dan
mempertimbangkan
data penelitian yang dilakukan di beberapa negara, (1970) memberikan hubungan antara nilai tekanan
Scherman
ujung
dari
CPT(qc) dan nilai N dari SPT sebagai berikut: qc
=
n
. N
(2.1)
qc
atau
n
= N
Hubungan antara qc dan N dapat dilihat pada tabel 2.3
(2.2)
Tabel 2.3 Hubungan antara nilai tekanan ujung (qc dalam kPa) dengan
nilai
N
dari
SPT
Jenis
Tanah
n
Lumpur, pasir berlanau, campuran pasir
200
lanau
Pasir halus sampai sedang, pasir dengan
= qc/N
sedikit
300-400
lanau
Pasir kasar dan pasir berkerikil
500-600
Kerikil berpasir dan kerikil
800-1000
2.5. Pengujian Pembebanan Tiang
Metoda yang paling dipercaya untuk mengetahui kapasitas
dukung fondasi tiang di pembebanan.
Ada
lapangan
beberapa
macam
adalah
dengan
pengujian
pengujian pembebanan
berdasarkan tinjauan beban (Teng,1965) yaitu: a. Pengujian terhadap beban aksial,
b. Peng uj ian tern ad ap be ban 1a tera1, dan c. Pengujian terhadap gaya angkat ke atas.
Tipe
pengujian
yang
banyak
dilakukan
adalah
pengujian
Menurut Poulos (1930), pengujian pembebanan
didasarkan
terhadap beban aksial.
atas beberap a tujuan , ya itu :
1. Sebagai kontrol terhadap fondasi tiang sebelum beban batas yang d ip i1ih tercap a i.
2. Menentukan
daya
dukung,
sebagai
suatu
terhadap daya dukung yang diperoleh dari teor it is maupun empIr is.
tinjauan pendekatan
3.
Menunjukkan di
4. 1.
perilaku beban-penurunan
tempat yang menerima beban
Untuk memperlihatkan
terutama
kerja.
struktural tiang.
Metoda Pembebanan
Metoda yang dipakai
uji ada beberapa macam, a.
kekuatan
tiang
Tiang angker,
yang
untuk meletakkan
beban
pada
yaitu:
ditujukan untuk menahan gaya tarik ke
diakibatkan
oleh
dongkrak.
Tiang
didirikan pada tiap sisi tiang uji.
Dengan
Dongkrak hidrolik di untuk
menerapkan
pembebanan
sebuah
ini balok
balok
ini
kepala tiang uji. atas
beban
kepala pada
tiang
tiang
tiang angker dapat dilihat
uji uji.
berfungsi Pengujian
pada gambar 2.7.
AstcAor piies
four dial gauges
Qarnbar 2. 7
atas
angker
yang diikatkan pada kedua kepala tiang angker, direntangkan di atas
tiang
Pengujian beban liang dengan tiang angker
b. Meja beban,
merupakan
suatu
plat
yang
dipasang
pada
bagian atas kepala tiang uji dan berfungsi sebagai tempat meneruskan beban kontra ke
tiang
uji.
Pengujian
dengan
beban kontra dapat dilihat pads, gambar 2.3.
Universal beams
]-lm minimum
Clear space
head of test pie
Gambar
2. 8
Pads, pengujian
Pengujian
ini
pembebanan
tiang
yang
dengan
Test p"e
beban
digunakan
kontra
dapat
berupa
tiang uji khusus (tiang yang tidak dapat dipakai
sebagai
fondasi)
atau salah satu tiang yang akan dipakai
sebagai
fondasi.
Pelaksanaan pembebanan
pembebanan
bertahan
pembebanan
bertahan,
maupun
setelah
dapat
dilakukan
pembebanan
beban
berulang.
maksimum
beban secara berangsur-angsur dikurangi,
dengan Pada
terpakai
sedangkan
pads.
pembebanan
berulang
set lap
dihilangkan dahulu kemudian di
akhir
pembebanan
beban
lanjutkan tahap pembebanan
b e r i k u t n y a..
2.
Prosedur Pengujian
Pengujian bertahap merupakan cara pada pengujian pembebanan. dengan
memberikan
secara bertahap.
beban
yang
biasa
Prosedur pada metoda
tiang uji,
ini
kemudian beban
Beban pada tiap tahap
dipakai adalah
dinaikkan
dipertahankan
dalam
keadaan konstan selama waktu tertentu sampai nilai penurunan yang dicapai
benar-benar
kecepatan
penurunan
\ '• e tti*^e i.1 dn C' ii
<..
Tahap pembebanan
berhenti
yang
dan
atau
disyaratk&n
besarnya
berada
sebelum
presentasi
beban serta. la.ma.nya waktu beban bertahan pads. pembebanan dapat dilihat pada
tabel
di
bawah
diikuti
penambahan
tiap
tingkst
2.4.
'**&££&
2.4
Tabel
Prosedur D.
pembebanan
mengikuti
prosedur
ASTf
1143-
BEBAN
=
ALAT
= EHERPAC CLP, 10006, A = 1463,61 CM2 (227 Sq2 )
500 TON
BEBAN TON
%
Kg/cm
0
0.00
0.00
25
62.50
42.70
50
125.00
85.41
25
62.50
42.70 0.00
0
0.00
50
125.00
75
187.50
100
250.00
75 25
187.50 125.00 62.50
0
0.00
50
PEMBACAAN 0'-
B
85.41 128.11
A
170.81 128.11
B
85.41
B
A A
42.70
B
0.00
B
50
125.00
85.41
B
100
250.00
170.81
A
125
312.50
150
375.00
A B B
125
312.50
213.51 256.22 213.51
100
250.00
170.81
75
128.11
B
85.41
B
25
187.50 125.00 62.50
42.70
B
0
0.00
0.00
B
50
125.00 250.00 375.00 437.50
85.41
B
170.81
B
50
100 150 175 200
500.00 437.50
175 150
375.00 312.50
125 100 75 50
250.00 187.50 125.00
25
62.50 0.00
0
2'
A 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'MAX.2JAM A 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'MAX.2JAM B 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'
A
256.22
A
298.92
A
341.62 298.92 256.22
C 0 '-2'-4'-8'-10'-15'-20'MAX.24JAM D 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'60 MENIT
213.51 170.81
D
128.11
D
D
D
85.41
D
42.70
D
0.00
C 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'MAX.24JAH
A
: Pembacaan min.
B
max. 2 jam : Pembacaan 20 men it
C
-• Pembacaan min. 12 jam dan 0,25 mm/jam max.
1 jam dan 0.25 mm/jam
24 j am
: Pembacaan 1 jam
34
Hasil dari
pengujian
dibuat
grafik
hubungan
antara
besarnya beban yang diberikan dengan penurunan yang terjadi.
Kemudian dari data hasil "loading test"
dicari
dukungnya dengan menggunakan metoda grafis.
35
besar
daya