BAB I PENDAHULUAN
2. Bagaimana kelayakan proyek tersebut bila dihitung dengan metode Benefit Cost Ratio?
1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan yang pesat di bidang transportasi merupakan tuntutan dari kebutuhan akan sarana dan prasana transportasi untuk mengangkut atau untuk memindahkan barang dan orang. Adanya sarana dan prasarana yang memadai membuat pengangkutan atau pemindahan barang dan orang menjadi lebih lancar, sehingga jarak sudah tidak menjadi hambatan Lancarnya proses pengangkutan / pemindahan barang dan orang tidak lepas dari penggunaan fasilitas jalan yang ada. Salah satu jalan yang menghubungkan kota Sidoarjo dan Porong adalah jalan raya Porong. Jalan ini merupakan satu-satunya akses penghubung antara Sidoarjo dan Porong. Kondisi jalan penghubung Sidoarjo dan Porong saat ini tidak begitu baik, akibat dari bencana lumpur LAPINDO membuat jalan penghubung ini tidak berfungsi optimal. Seperti kondisi saat ini tentu dibutuhkan alternatif jalan lainnya yaitu Pembangunan Jalan Arteri Raya Siring-Porong. Jalan ini akan memperlancar kegiatan pengangkutan/perpindahan barang dan orang. Tentunya tidak mudah merencanakan Pembangunan Jalan Arteri Raya Siring-Porong pada saat seperti ini, banyak hal-hal yang harus ditinjau terlebih dahulu. Karena proyek Pembangunan Jalan Arteri Raya Siring-Porong adalah proyek yang memakan biaya yang besar (high cost). sehingga perlu studi kelayakan agar tidak terjadi keterlanjutan pembangunan dengan menganalisa manfaat proyek tersebut. Oleh karena itu perlu pertimbangan khusus dalam pembangunan proyek publik terutama berkaitan dengan prioritas pembangunan suatu daerah. Disini perlu diadakan analisa dan perhitungan seberapa besar kemanfaatan yang ditimbulkan dari proyek tersebut jika dibandingkan dengan biaya seluruh proyek yang dikeluarkan pemerintah. Biasanya metode rasio manfaat biaya digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek publik sehingga banyak badan-badan pemerintah lebih mensyaratkan penggunaan metode Benefit Cost Ratio (BCR) dengan cara menghitung manfaat yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan dari awal pembangunan proyek hingga akhir.
1.3 TUJUAN Adapun yang menjadi maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Mengetahui cakupan manfaat (benefit) dan biaya (cost) dari pembangunan Jalan Arteri Raya SiringPorong 2. Dapat mengetahui kelayakan dari proyek tersebut dengan metode Benefit Cost Ratio
1.2 PERUMUSAN MASALAH Dari penulisan latar belakang diatas, adapun permasalahan yang berkaitan dengan penelitian mengenai analisa manfaat biaya yang akan dikaji adalah : 1. Apa saja yang menjadi cakupan manfaat (benefit), dan biaya (cost) dari pembangunan Jalan Arteri Raya siring -Porong?
1.4 BATASAN MASALAH Agar pembahasan didalam analisa manfaat biaya (BCR) bisa lebih terarah dan sistematis, maka pembahasan penulisan dibatasi sebagai berikut : 1. Untuk studi kasus dipilih proyek jalan arteri raya Siring-Porong 2. Biaya (total cost) yang dianalisa adalah biaya fisik serta operasional dan perawatan proyek pembangunan Jalan Arteri Raya Siring-Porong. 3. Mengevaluasi proyek dengan langkah awal memprediksikan volume lalu lintas yang akan terdistribusi pasca dioperasikannya Jalan Arteri Raya Siring-Porong. 4. Manfaat yang ditinjau a. Penghematan Nilai Waktu b. Penghematan BOK 5. Untuk perhitungan disbenefit tidak diperhitungkan 6. Metode evaluasi yang dipilih dalam perhitungan adalah metode Benefit Cost Ratio (BCR). 1.5 MANFAAT Penyusunan Tugas Akhir ini diharapkan mampu mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut 1. Dapat mengetahui seberapa besar manfaat bagi masyarakat dan pemerintah dari pembangunan jalan arteri raya Siring-Porong 2. Dapat menjadi refrensi bagi penelitian sejenis selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN ASPEK TEKNIS 2.1.1 Klasifikasi kendaraan Aspek teknis dalam studi ini menyangkut beberapa hal yang bersifat standard dan dijadikan dasar dalam perencanaan jalan dengan tujuan menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan lalu-lintas dan memaksimalkan perbandingan tingkat penggunaan (biaya) pelaksanaan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan dikatakan baik jika memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Di Indonesia sendiri klasifikasi jalan dijelaskan melalui Peraturan Pemerintah, yaitu PP RI No.15 thn 2005. Klasifikasi tersebut antara lain dikelompokkan menurut: 1
2 1. Sistem Pengelompokan jalan menurut sistem ada 2 (dua), yaitu sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sedangkan sistem jaringan jalan sekun-der merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat. 2. Fungsi Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan sebagai berikut: a. Jalan arteri Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. b. Jalan kolektor Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. c. Jalan lokal Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. d. Jalan lingkungan Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. 3. Status Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan sebagai berikut: a. Jalan nasional Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota propinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. b. Jalan propinsi Jalan propinsi merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis propinsi. c. Jalan kabupaten Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan propinsi, yang menghubungkan ibukota kabu-paten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan
umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. d. Jalan kota Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat permu-kiman yang berada di dalam kota. e. Jalan desa Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar pemukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. 4. Kelas Pengelompokan jalan menurut kelas bertujuan untuk pengaturan penggunaan jalan dan untuk kelancaran lalulintas. Sedangkan klasifikasi golongan kendaraan yang diijinkan melewati jalan tol dijelaskan sebagai berikut: a. Kendaraan Golongan I , yaitu: sedan, jip, pickup, bus kecil, truk kecil dan bus sedang b. Kendaraan Golongan IIA, yaitu: truk besar dan bus besar dengan 2 (dua) gandar c. Kendaraan Golongan IIB, yaitu: truk besar dan bus besar dengan 3 (tiga) gandar atau lebih d. Kendaraan Golongan III, yaitu: sepeda motor (hanya terdapat pada jembatan tol).
BAB III METODOLOGI
3.1 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian Analitis yaitu menghitung ratio benefit yang ditimbulkan karena biaya (cost) yang dikeluarkan untuk mengetahui kelayakan proyek secara finansial.
3.2 DATA PENELITIAN Data yang diperoleh dipelajari lalu diolah sesuai dengan tujuan penulisan yaitu penerapan analisa manfaat dan biaya (Benefit Cost Ratio) pada proyek pembangunan Jalan Arteri Raya Siring-Porong. Ada beberapa jenis data yang digunakan dalam analisa proyek ini, yaitu jenis data primer dan data sekunder 3.2.1 Data Primer Data primer adalah data – data yang dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara, untuk data survey meliputi data komponen yang diperlukan untuk perhitungan biaya operasi kendaraan (BOK), yaitu bahan bakar minyak (BBM), oli, ban, kendaraan baru, suku cadang kendaraan, upah montir. 3.2.2 Data sekunder
3 Adalah data-data teknis spesifikasi proyek yang dikumpulkan dari pihak proyek di lapangan dan diperoleh dari studi Iiterature dengan refrensi yang berkaitan dengan perhitungan ekonomi teknik, meliputi : a. Data Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) Data lalu lintas berupa volume kendaraan yang melintasi Jalan Arteri Raya Siring dan Porong, jumlah dari tiap-tiap jenis kendaraan yang melintas pada jamjam sibuk, dan peramalan pertumbuhan lalu-lintas pada tahun rencana. b. Data Biaya Proyek Data biaya proyek yang dibutuhkan adalah RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan operasional maintenance. c. Data teknis Data ini berupa lay out/denah proyek digunakan untuk memberikan gambaran proyek secara umum dari detail yang berupa gambar rencana pembangunan Jalan Arteri Raya Siring-Porong.
b.
c.
d.
3.3 VARIABEL PENELITIAN Variabel yang mempengaruhi perhitungan dalam studi pada analisa ,manfaat dan biaya antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat (benefit) adalah semua yang bersifat positif yang akan dirasakan oleh masyarakat umum dengan terlaksananya suatu pembangunan proyek. Yang meliputi manfaat dari pembangunan Jalan Arteri Raya Siring-Porong: a. Penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) akibat peningkatan kondisi jalan b. Penghematan waktu perjalanan (time value) bagi pengguna jalan akibat adanya selisih kecepatan dan selisih waktu tempuh perjalanan 2. Total Biaya adalah biaya yang dikeluarkan baik biaya awal proyek maupun biaya yang biasanya dibutuhkan untuk operasional dan pemeliharaan rutin dan berkala. Yang meliputi Biaya dari pembangunan Jalan Arteri Raya Siring-Porong: a. Biaya konstruksi, biaya perencanaan. b. Biaya perbaikan jalan (Overlay)
e.
f.
g.
3.4 LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN Langkah – langkah yang diambil dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi masalah 2. Konsep teori dan bahan pustaka. 3. Pengumpulan Data 4. Analisa dan pembahasan Didalam analisa dan pembahasan, meliputi : a. Data lalu-lintas Dari data lalu lintas didapatkan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR), dengan data LHR dapat memperkirakan pertumbuhan lalu-lintas yang ditinjau sampai umur rencana. Analisa
5.
lalu-lintas dilakukan untuk meninjau kondisi jalan. Penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) Cara mengukur manfaat ini menggunakan metode Jasa Marga. Dalam metode ini data yang digunakan adalah kecepatan kendaraan yang didapat dari data lalu-lintas. Penghematan waktu perjalanan (time value) bagi pengguna jalan. Cara mengukur manfaat ini dengan mempertimbangkan studi-studi tentang nilai waktu yang pernah ada dan pembagian jenis kendaraan. Biaya konstruksi, biaya perencanaan serta biaya operasional dan pemeliharaan secara rutin dan berkala. Untuk biaya konstruksi pembangunan didapatkan data dari kontraktor/ konsultan yang terkait, sedangkan untuk biaya pemeliharaan didapat dari perhitungan penurunan tanah. Analisa manfaat biaya, akan dihitung berupa peningkatan, penghematan dan penurunan nilai ekonomi Jalan Arteri Raya Siring-Porong dimana kesemuanya itu dapat mendukung dalam perhitungan analisa manfaat biaya setelah dilakukan perhitungan seluruh cakupan manfaat (benefit), pengurangan manfaat (disbenefit) dan total biaya (initial cost) kemudian diekivalensikan ke dalam nilai sekarang (present value). Perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR) adalah membandingkan antara manfaat yang diperoleh antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Perhitungan Analisa Sensitivitas Perhitungan analisa sensitivitas ini dihitung setelah perhitungan Benefit Cost Ratio didapatkan.analisa sensitivitas dapat diidentifikasi jika ada penurunan atau kenaikan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) yang mempengaruhi benefit dari suatu proyek tersebut.
Mendapatkan hasil kesimpulan penelitian Dari beberapa tahapan pada metodologi penelitian yaitu mulai dari identifikasi masalah, konsep teori dan bahan pustaka dan studi literature, kemudian mendapatkan data-data primer dan sekunder, dan melakukan analisa sebagai usaha evaluasi suatu proyek yang sesuai dengan tahapan pada Benefit Cost Ratio maka hasil akhir yang akan dicapai adalah mendapatkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu melakukan evaluasi manfaat dan biaya pada proyek pembangunan Arteri Raya
4 Siring-Porong. Metodologi penelitian dalam tugas akhir ini lebih jelasnya dapat dilihat pada flowchart gambar 3.1 berikut ini.
kendaraan yang melewati jalan, kemudian dicari jumlah kendaraan terpadat dari masing-masing golongan. Setelah masing-masing golongan kendaraan pada tabel 4.10 digolongkan menurut golongan kendaraan yang melewati jalan hasilnya sebagai berikut. Dari tabel 4.10 terlihat bahwa jumlah kendaraan terpadat golongan I (LV) yaitu sebesar 881 kendaraan terjadi pada pukul 17.00-18.00, sedangkan untuk jumlah kendaraan terpadat golongan IIA dan IIB (HV) yaitu sebesar 508 kendaraan terjadi pada pukul 21.00-22.00. Tabel 4.10. LHR Ruas Jalan Siring-Porong (SurabayaMalang) Per-Golongan Kendaraan Tanggal 7 September 2009 (kend/jam) Setelah QLV, QHV, QMC diketahui kecepatan kendaran LV dan HV dapat dihitung. Data-data lain yang diperlukan untuk perhitungan kecepatan disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.11 Data Perhitungan Kecepatan Ruas SiringPorong (Surabaya- Malang) Data Geometri a. Lebar Jalur Lalulintas = 14m(1x2lajur,lebar lajur 3,5m) b. Lebar Bahu efektif satu sisi= 0,5m c. Median
Lalulintas: QLV = 881 kend/jam QHV = 508 kend/jam QMC =1430 kend/jam
Lingkungan: Ukuran kota : a. 0,5-1,0 juta penduduk b.Banyak angkutan kota c. Banyak toko dan kios di pinggir jalan
Sumber : Observasi, survey dan analisa
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Proyek A. Ruas Jalan Siring-Porong (Surabaya-Malang) Data lalulintas yang diperlukan untuk perhitungan kecepatan adalah jumlah kendaraan ringan (QLV), jumlah kendaran berat (QHV), dan jumlah motor atau kendaraan roda dua (QMC). Pada perhitungan ini QLV (Quantity of Light Vehicle) didapat dari jumlah kendaraan/jam golongan I, QHV (Quantity of Heavy Vehicle) didapat dari kendaraan/jam golongan IIA dan IIB, dan QMC adalah (Quantity of Motorcycle) didapat dari jumlah sepeda motor/jam, masing-masing nilai tersebut didapat dari jumlah kendaraan terpadat yang melewati ruas jalan ini. Nilai QMC yang didapat dari jumlah sepeda motor paling padat yang melewati ruas jalan SiringPorong (Surabaya-Malang) adalah sebesar 1430 kendaraan, sedangkan untuk mendapatkan nilai QLV, dan QHV adalah dengan memisahkan golongan kendaraan pada tabel 4.10 ke dalam golongan
Keterangan: QLV = Quantity of Light Vehicle, yaitu jumlah terpadat kendaraan golongan I QHV = Quantity of Heavy Vehicle, yaitu jumlah terpadat kendaraan golongan IIA dan IIB QMC = Quantity of Motorcycle, yaitu jumlah terpadat sepeda motor Perhitungan kecepatan lalu lintas: Urutan perhitungan kecepatan lalulintas adalah: (1) perhitungan arus lalulintas dan hambatan samping; (2) Perhitungan kecepatan arus bebas dan kapasitas dasar; (3) Kecepatan kendaraan berat dan kendaraan ringan. 1. Arus Lalulintas dan Hambatan Samping Data arus kend/jam Tabel 4.12 Arus Lalulintas Ruas Siring-Porong (Surabaya-Malang) (kend/jam) Tipe Kend emp arah1 Arah Srg-Prng Total
Kendaraan Ringan LV 1 kend/ jam smp/ jam 881 881
Kendaraan Berat HV 1.4 kend/ jam smp/ jam 508 711.2
Sepeda Motor MC 0.5 kend/ jam smp/ jam 1430 715
Arus Total Q kend/ jam 2819.00 2819
smp/ jam 2407.20 2407
5 Sumber : Analisa 2. Kecepatan dan Kapasitas Kelas hambatan samping = H (tinggi) Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (LV) FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVrc Tabel 4.13 Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan (LV) Siring-Porong (Surabaya-Malang) Arah Srg-Prng
Kec. arus bebas Faktor dasar penyesuaian FVw FVo (km/jam) (km/jam) 78 0
Fvo + FVw
Faktor Penyesuaian Hamb.Samping Uk. Kota
(km/jam) 78
FFVsf 0.91
FFVrc 0.99
Kecepatan arus bebas
B. Ruas Jalan Porong-Siring (Malang- Surabaya) QLV, QHV, dan QMC didapat dengan cara yang sama dengan perhitungan ruas jalan PorongSiring. Nilai QMC yang didapat pada ruas jalan ini adalah sebesar 2180 kend/jam sedangkan untuk mendapatkan QLV, QHV dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut. Data lalulintas yang didapat di atas, dan datadata lain yang dipergunakan untuk menghitung kecepatan kendaraan untuk ruas jalan Porong-Siring disajikan dalam tabel 4.17 berikut,
FV (km/jam) 67.431
Sumber : Analisa Keterangan: Nilai FVO, FVW, FFVSF, FVHV,O dan FFVCS didapat dari tabel 2.3, tabel 2.4, tabel 2.5, tabel 2.6.. (halaman 17-19) Kapasitas (C) = CO x FCW x FCSP x FCSF (smp/jam)
Tabel 4.17 Data Perhitungan Kecepatan Ruas PorongSiring (Malang-Surabaya) Data Geometri a. Lebar Jalur Lalulintas = 14m(1x2lajur,lebar lajur 3,5m) b. Lebar Bahu efektif satu sisi= 0,5m c. Median
Lalulintas: QLV = 1727 kend/jam QHV = 672 kend/jam QMC =2180kend/jam
Lingkungan: Ukuran kota : a. 0,5-1,0 juta penduduk b.Banyak angkutan kota c. Banyak toko dan kios di pinggir jalan
Sumber: Observasi, Survey dan Analisa Tabel 4.14 Kapasitas Jalan Ruas Porong -Siring (Surabaya-Malang) Arah
Srg-Prng
Kapasitas Dasar Co (smp/jam) 3800
Faktor Penyesuaian Untuk Kapasitas Lebar Jalur FCw 1
Pemisahan arah Hamb. Samping FCsp FCsf 0.97 0.9
Kapasitas C (smp/jam) 2985.66
Keterangan: CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS didapat dari tabel 2.7, tabel 2.8, tabel 2.9, tabel 2.10. (halaman 20-21)
3.
Kecepatan Kendaraan Ringan dan Kendaraan Berat Kecepatan arus bebas kendaraan berat (HV) FFV = FVO – FV = 78 – 67,43 = 10,57 km/jam = (FVHV,O – FFV) x (FVHV,O/FVO) FVHV = (65 – 10,57) x (65/78) = 41,14 km/jam
Dari perhitungan di atas diketahui kecepatan kendaraan berat (VHV), sedangkan kecepatan kendaraan ringan diperoleh dengan cara memplotkan nilai DS pada tabel 4.15 pada grafik lampiran 5, sehingga didapat kecepatan kendaraan ringan (VLV ). Didapat hasil seperti terlihat pada tabel di bawah.
Perhitungan kecepatan lalu lintas: Urutan perhitungan kecepatan lalulintas adalah: (1) perhitungan arus lalulintas dan hambatan samping; (2) Perhitungan kecepatan arus bebas dan kapasitas dasar; (3) Kecepatan kendaraan berat dan kendaraan ringan. 1. Arus Lalulintas dan Hambatan Samping Data arus kend/jam Tabel 4.18 Ruas Lalulintas Ruas Porong-Siring (Malang-Surabaya) Tipe Kend Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Motor Arus Total Q emp arah1 LV 1 HV 1.4 MC 0.5 Arah kend/ jam smp/ jam kend/ jam smp/ jam kend/ jam smp/ jam kend/ jam smp/ jam Prng-Srg 1727 1727 672 940.8 2180 1090 4579.00 3757.80 Total 4579 3758 Sumber : Analisa 2. Kecepatan dan Kapasitas Kelas hambatan samping = H (tinggi) Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (LV) FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVrc Tabel 4.19 Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan (LV) Porong-Siring (Malang-Surabaya) Arah Prng-Srg
Tabel 4.15 Kecepatan Kendaraan Ringan dan Berat Ruas Porong -Siring (Surabaya-Malang) Arah Srg-Prng
Derajat Q Total (smp/jam) Kejenuhan (DS) 2407 0.8063
Sumber: Analisa
Kecepatan (km/jam) VLV VHV 44 41.14
Kec. arus bebas Faktor dasar penyesuaian FVw FVo (km/jam) (km/jam) 78 0
Fvo + FVw (km/jam) 78
Faktor Penyesuaian Hamb.Samping Uk. Kota FFVsf 0.91
FFVrc 0.99
Kecepatan arus bebas FV (km/jam) 67.431
Sumber : Analisa Keterangan: Nilai FVO, FVW, FFVSF, FVHV,O dan FFVCS didapat dari tabel 2.3, tabel 2.4, tabel 2.5, tabel 2.6.. (halaman 17-19) Kapasitas (C) = CO x FCW x FCSP x FCSF (smp/jam)
6 Tabel 4.20 Kapasitas Jalan Ruas Porong-Siring (Malang-Surabaya) Arah
Prng-Srg
Kapasitas Dasar Co (smp/jam) 3800
Faktor Penyesuaian Untuk Kapasitas Lebar Jalur FCw 1
Pemisahan arah Hamb. Samping FCsp FCsf 0.97 0.9
Kapasitas C (smp/jam) 2985.66
Sumber : Analisa Keterangan: CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS didapat dari tabel 2.7, tabel 2.8, tabel 2.9, tabel 2.10. (halaman 20-21) 3. Kecepatan Kendaraan Ringan dan Kendaraan Berat Kecepatan arus bebas kendaraan berat (HV) FFV = FVO – FV = 78 – 67,43 = 10,57 km/jam = (FVHV,O – FFV) x (FVHV,O/FVO) FVHV = (65 – 10,57) x (65/78) = 41,14 km/jam Dari perhitungan di atas diketahui kecepatan kendaraan berat (VHV), sedangkan kecepatan kendaraan ringan diperoleh dengan cara memplotkan nilai DS pada tabel 4.21 pada grafik lampiran 5, sehingga didapat kecepatan kendaraan ringan (VLV ). Didapat hasil seperti terlihat pada tabel di bawah. Tabel 4.21 Kecepatan Kendaraan Ringan dan Berat Ruas Porong-Siring (Malang-Surabaya) Arah Prng-Srg
Derajat Q Total (smp/jam) Kejenuhan (DS) 3758 1.259
Kecepatan (km/jam) VLV VHV 34 41.14
Sumber : Analisa 4.2.1
Nilai Waktu Nilai waktu sebagai salah satu manfaat yang bisa diperoleh pengguna jalan, dihitung berdasarkan nilai waktu dasar yang telah dipengaruhi oleh koefisien pembanding jalan kota lain dibanding dengan nilai waktu minimum. Nilai waktu yang dipilih adalah nilai waktu maksimum diantara keduanya (Tamin, 2000). 4.2.4.1 Perhitungan Nilai Waktu Dasar Untuk menetapkan nilai waktu dasar tahun 2010 dilakukan pendekatan data-data nilai waktu pada jalan yang lain. Disajikan dalam tabel 4.22 dari ringkasan Tamin (2000:99). Pendekatan ini dilakukan karena belum ada standar yang tepat tentang nilai waktu yang berlaku di Indonesia. Nilai waktu untuk jalan lain yang dipakai sebagai pendekatan tersebut yaitu. Tabel 4.22 Nilai Waktu Berbagai Studi No 1
PCI (1979)
2
JIUTR northern extension (PCI 1989) PT. Jasa Marga (1990-1996), Formula Herbert Mohring
3
Nilai Waktu Yang dipakai
Nilai Waktu (Rp/Jam/kend) Gol I Gol IIa Gol IIb 1341 3.827 3152 7067 12287
14670 18534
3659 13768
Sumber: LAPI - ITB (1997) di dalam Tamin (2000) Data pada tabel 4.22, dianggap sebagai kejadian untuk data penyusunan persamaan regresi. Misalnya untuk golongan I, kejadiannya adalah nilai waktu tahun 1979 senilai 1341, nilai waktu tahun 1989 senilai 7067, dan nilai waktu tahun 1996 senilai 12287. Tiga kejadian tersebut dipakai untuk meramalkan nilai waktu tahun 2010. Persamaan regresi nilai waktu tahun 1979, 1989, 1996 untuk setiap golongan kendaraan ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Persamaan regresi tersebut digunakan untuk prediksi nilai waktu tahun 2010 untuk setiap golongan kendaraan. Persamaannya (Gambar 4.5), yaitu: Golongan I : y = 681,8x + 534 Golongan IIA : y = 932,5x + 3640 Golongan IIB : y = 635,1x + 931,2
Gambar 4.5 Studi Sumber
: Kurva Regresi Nilai Waktu Berbagai : Pengolahan Dari Data Terdahulu
Dari kurva regresi nilai waktu dasar pada gambar 4.5 di atas didapat persamaan regresi nilai waktu untuk kendaraan golongan I yaitu y = 681,8x + 534; dengan tingkat ketepatan penaksiran 0,997, untuk kendaraan golongan IIA yaitu y = 932,5x + 3640; dengan tingkat ketepatan penaksiran sebesar 0,962, dan untuk kendaraan golongan IIB yaitu y = 635,1x + 931,2 dengan tingkat ketepatan sebesar 0,723. Dengan memasukkan angka 31 pada koefisien x pada tiap-tiap persamaan regresi yang didapat pada kurva regresi gambar 4.5 di atas maka dapat diketahui perkiraan nilai waktu pada tahun sekarang (tahun 2010). Setelah dilakukan perhitungan didapat nilai waktu dasar tahun 2010 untuk tiap jenis golongan kendaraan adalah: Golongan I = Rp. 21669,8/jam/kend Golongan IIA = Rp. 32547,5/jam/kend Golongan IIB = Rp. 20619,3/jam/kend 4.2.4.2 Perhitungan Nilai Waktu Untuk memperoleh nilai waktu dengan cara membandingkan nilai waktu minimum dengan nilai
7 waktu dasar yang telah dikalikan dengan faktor koreksi. Besarnya nilai waktu minimum dan faktor koreksi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.11 dan tabel 2.13. Dengan faktor koreksi 0,25 dan nilai waktu minimum untuk golongan I, IIA, dan II B sebesar Rp.6.000,00; Rp.9.051,00; dan Rp.6.723,00 hasil perhitungan nilai waktu bisa dilihat pada tabel 4.23 di bawah ini. Tabel 4.23 Nilai Waktu Dasar Tiap Jenis Golongan Kendaraan Golongan Kendaraan (1) Gol I
Nilai Waktu Dasar
Koefisien
(2)
(3)
Nilai Waktu (Rp/jam/kend) (4) = (2)x(3)
21669,8
0,25
Gol IIa
32547,5
0,25
5417,45 8138,88
Gol IIb
20619,3
0,25
5154,83
Nilai waktu tersebut dibandingkan dengan nilai waktu minimum, dan nilai wak-tu yang dipilih adalah nilai waktu maksimum dari nilai waktu dasar setelah dikalikan dengan koefisien dengan nilai waktu minimum. Setelah keduanya dibandingkan, maka didapat nilai waktu untuk setiap golongan kendaraan, yaitu: Golongan I = Rp. 6.000,00/jam/kend Golongan IIA = Rp. 9.051,00/jam/kend Golongan IIB = Rp. 6.723,00/jam/kend 4.2.4.3. Perhitungan Waktu Tempuh Kendaraan Waktu tempuh pada kondisi sebelum proyek dihitung tiap ruas jalan yang menuju Siring-Porong (Surabaya-Malang) dan Porong-Siring (MalangSurabaya). Perhitungannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.24 Perhitungan Waktu Tempuh Kendaraan Tiap Ruas Jalan (jam) Ruas Jalan 1 Siring-Porong(Sby-Mlng) Porong-Siring(Mlng-Sby)
Kecepatan LV (km/jam) 2
HV (km/jam) 3 44 41.14 34 41.14
Panjang Jalan (km) 4 5.25 5.25
Waktu Tempuh (jam) LV (km/jam) HV (km/jam) 5 = 4/2 6 = 4/3 0.1193 0.1276 0.1544 0.1276
Sumber: Analisis Kolom kecepatan diperoleh dari perhitungan kecepatan kendaraan (Tabel 2.15, Tabel 2.21) Kolom panjang jalan diperoleh dari survey lapangan untuk panjang jalan yang ditempuh pada setiap ruas jalan. Tabel 4.25 Perhitungan Waktu Tempuh Kendaraan Melalui Jalan Baru Panjang Jalan (km) (1) 7.124 Sumber: Analisis
Kecepatan Rencana (km/jam) (2) 60
4.2.4.4. Penghematan Nilai Waktu
Waktu Tempuh (jam) (3) = (1)/(2) 0.1018
Penghematan nilai waktu dihitung dari selisih waktu tempuh menuju melalui jalan lama dibanding jika melalui jalan baru. Perhitungan waktu tempuh baik dari arah Siring (Surabaya) maupun Porong (Malang) pada ruas jalan lama (sebelum proyek) dapat dilihat pada subbab 4.2.4.3.di atas (lihat tabel 4.24). Rekapitulasinya adalah. Tabel 4.26 Rekapitulasi Waktu tempuh dari arah Siring (Surabaya)- Porong (Malang) tahun 2000 Dari Arah Siring (Surabaya)
Dari Arah Porong (Malang)
0.1193 0.1193 0.1193 0.1276 0.1276
0.1544 0.1544 0.1544 0.1276 0.1276
Jenis Kendaraan Kend.Pribadi Bus Kecil Truk Kecil Truk 2 As Truk 3 As/lebih
Selisih waktu tempuh perjalanan dari Surabaya maupun dari Malang dihitung dengan cara mengurangkan waktu tempuh kendaraan yang melewati jalan baru (sesudah proyek) dengan waktu tempuh jika melewati jalan lama (sebelum proyek) hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.27 di bawah ini. Tabel 4.27 Penghematan waktu tempuh dari arah Siring (Surabaya) Jenis Kendaraan Sebelum Proyek Sesudah Proyek Penghematan Waktu= Sebelum - Sesudah Kend.Pribadi 0.1193 0.1018 0.0175 Bus Kecil 0.1193 0.1018 0.0175 Truk Kecil 0.1193 0.1018 0.0175 Truk 2 As 0.1276 0.1018 0.0258 Truk 3 As/lebih 0.1276 0.1018 0.0258 Sumber: Analisa dan Perhitungan Dari perhitungan pada tabel 4.27 di atas didapatkan nilai penghematan waktu dari arah Siring (Surabaya). Tabel 4.28 Nilai Penghematan Waktu dari arah Porong (Malang) Jenis Kendaraan Kend.Pribadi Bus Kecil Truk Kecil Truk 2 As Truk 3 As/lebih
Sebelum Proyek
Penghematan Waktu= Sebelum - Sesudah 0.1018 0.0526 0.1018 0.0526 0.1018 0.0526 0.1018 0.0258 0.1018 0.0258
Sesudah Proyek 0.1544 0.1544 0.1544 0.1276 0.1276
Sumber: Analisa dan Perhitungan Sedangkan pada perhitungan penghematan nilai waktu dari arah Porong (Malang) didapat hasil Positif. Hal ini menunjukkan bahwa kendaraan yang berasal dari Porong (Malang) akan menggunakan jalan baru. Cara menghitung penghematan waktu tiap kendaraan adalah dengan mengalikan nilai penghematan waktu pada tabel 4.28 di atas dengan besarnya nilai waktu yang telah dihitung pada subbab
8
Tabel 4.29 Nilai Penghematan Waktu Tiap Jenis Kendaraan Jenis Kendaraan Kend.Pribadi Bus Kecil Truk Kecil Truk 2 As Truk 3 As/lebih
Penghematan Waktu 0.0526 0.0526 0.0526 0.0258 0.0258
Nilai Waktu (Rp.) 6000 6000 6000 9051 6723
Banyaknya Penghematan = Penghematan waktu x Nilai Waktu (Rp.) 315.8420 315.8420 315.8420 233.9005 173.7391
Sumber: Analisa Perhitungan pada tabel 4.29 di atas adalah penghematan waktu tiap 1 kendaraan. Untuk mengetahui besarnya penghematan nilai waktu total seluruh kendaraan selama waktu rencana maka besar penghematan di atas dikalikan dengan banyaknya LHRT per tahun tiap jenis kendaraan (lihat tabel 4.7) yang menuju Siring (Surabaya) atau Porong (Malang) dan untuk perhitungan penghematan nilai waktu dapat dilihat pada lampiran 6. Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Biaya operasi kendaraan dihitung berdasarkan penjumlahan 7 (tujuh) kategori sebagai variabel penentu Biaya Operasi Kendaraan, yang meliputi (a) konsumsi bahan bakar, (b) konsumsi minyak pelumas, (c) konsumsi ban, (d) pemeliharaan, (e) depre-siasi, (f) bunga modal, (g) asuransi. Ketujuh katagori tersebut, perhitungannya dida-sarkan pada kecepatan kendaraan.
Sumber: Survey Dari perhitungan sebelumnya didapat kecepatan pada jalan lama (sebelum proyek) untuk masing-masing jenis kendaraan, sebagai berikut: Tabel 4.31 Rekapitulasi Kecepatan Kendaraan Ringan dan Berat Tiap Ruas jalan Ruas Jalan 1 Siring-Porong(Sby-Mlng) Porong-Siring(Mlng-Sby)
Kecepatan LV (km/jam) HV (km/jam) 2 3 44 41.14 34 41.14
Dari tiap-tiap kecepatan tersebut dihitung user cost (BOK) tiap jenis kendaraan untuk setiap ruas jalan pada kondisi eksisting. Pada tabel di bawah disajikan hasil perhitungan BOK untuk jenis kendaraan mobil penumpang, sedangkan untuk hasil perhitungan jenis kendaran lain dapat dilihat pada lampiran 7. Tabel 4.32 Perhitungan BOK Mobil Penumpang Avanza(Rp/1000km)
4.2.2
Kec (km/j) (1) 34 41.14 44.00
Konsumsi BBM Konsumsi Oli Konsumsi Ban Suku Cadang Mekanik (2) 373,403.45 338,129.03 328,310.93
(3) 98,000.00 98,000.00 98,000.00
(4) 15,329.94 19,120.27 20,638.74
(5) 2,311.20 2,447.59 2,502.23
(6) 5,060 5,329 5,437
Lanjutan Tabel 4.32 4.2.2.1 Perhitungan BOK Jalan Lama dan Jalan Baru Setelah kecepatan kendaraan setiap ruas jalan diketahui (Tabel 4.15; Tabel 4.21), maka BOK bisa dihitung berdasarkan harga dasar komponen Perhitungan BOK. Berikut adalah harga dasar komponen perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK): Tabel 4.30 Harga Komponen Dasar Perhitungan BOK Tahun 2010 PC Gol I Gol I Umum Truk Gol IIA Truk Gol IIB
Jenis Kendaraan Avanza Mercedes Benz Bus Type OH 1521 Mitsubihi FE 75 HD 136 Nissan Diesel CWM 430 MMRT 11670 cc BBM dan Oli
Bensin Solar TOP 1( SMO superkuning 20W-50) Oli STP (Diesel Motor Oil 15W-40) Upah Tenaga Kerja Pekerjaan Mekanik Biaya Suku Cadang Ban PC Gol I Gol I Umum Truk Gol IIA Truk Gol IIB
Harga Rp. 137.200.000,00/unit Rp. 202.125.000,00/unit Rp. 256.250.000,00/unit Rp. 381.375.000,00/unit Harga Rp. 4.500,00/liter Rp. 4.500,00/liter Rp. 35.000,00/liter Rp. 38.750,00/liter Harga Rp. 2.500.000,00/bln Rp. 2.984.888,00/ 1000km Harga Rp. 600.000,00 /bh Rp. 850.000,00 /bh Rp. 990.000,00/bh Rp. 1.200.000,00 /bh
Kec (km/j)
Depresiasi Bunga Modal Asuransi
(1) 34 41.14 44.00
(7) 326,666.67 301,076.23 291,914.89
(8) (9) 301,840.00 306,682.35 301,840.00 253,458.28 301,840.00 236,981.82
Total BOK (11) = (2)+(3)+...+(9) 1,643,687.53 1,517,310.60 1,478,469.43
Sumber: Analisa Dengan cara yang sama dihitung pula untuk masing-masing jenis kendaraan pada rencana (jalan baru), dengan kecepatan direncanakan yaitu sebesar 60 km/jam. perhitungannya adalah sebagai berikut:
BOK jalan yang Hasil
Tabel 4.33 Perhitungan BOK Tiap Jenis Kendaraan Pada Jalan Baru (Rp/1000km) Jenis Kendaraan
Kec (km/j)
Konsumsi Konsumsi Oli Konsumsi Ban Suku Cadang BBM
(1)
(2)
(3)
(4)
PC Bus Kecil Truk Kecil Truk 2 as Truk 3 as/lebih
60 60 60 60 60
318,897.36 318,897.36 318,897.36 722,407.76 927,369.47
98,000.00 98,000.00 98,000.00 209,250.00 166,625.00
(5) 29,132.82 41,271.50 41,271.50 66,992.61 104,861.64
(6) 2,807.88 2,807.88 2,807.88 12,181.63 8,017.41
9
Lanjutan Tabel 4.33 Jenis Kendaraan
Mekanik
Depresiasi
Bunga Modal
Asuransi
(1)
(7)
(8)
(9)
(10)
PC Bus Kecil Truk Kecil Truk 2 as Truk 3 as/lebih
6,040 6,040 6,040 35,041 22,069
249,454.55 367,500.00 367,500.00 129,419.19 288,920.45
301,840.00 444,675.00 444,675.00 563,750.00 839,025.00
Total BOK
173,786.67 256,025.00 256,025.00 99,652.78 226,176.56
(11) = (2)+(3)+...+(10) 1,179,959.59 1,535,217.05 1,535,217.05 1,838,694.90 2,583,064.28
Sumber: Analisa
4.2.5.2. Perbandingan BOK Jalan Lama dengan Jalan Baru Pengeluaran BOK melalui jalan lama dibandingkan dengan melalui jalan baru. Karena kecepatan melalui jalan lama dengan jalan baru berbeda maka ada selisih perbedaan antara keduanya yang akan mempengaruhi besarnya BOK. Nilai BOK sebelum dan sesudah diperoleh dari perhitungan BOK tiap kendaraan dengan kecepatan yang berbeda. Perhitungan tersebut telah dilakukan pada subbab 4.2.5.1. Perbedaan kecepatan dan BOK pada jalan lama (sebelum proyek) dengan jalan baru (sesudah proyek) kendaraan yang berasal dari arah Porong (Malang) dapat dilihat pada tabel 4.34 di bawah ini. Tabel 4.34 Kecepatan Kendaraan Dari Arah Porong (Malang) Jenis Kendaraan Kendaraan Pribadi Bus Kecil Truk Kecil Truk 2 as Truk 3 as/lebih
Kecepatan Sebelum Proyek Kecepatan Sesudah Proyek (km/jam) (km/jam) 34 60 34 60 34 60 41.14 60 41.14 60
Sumber: Analisa Dari tabel 4.34 di atas dapat diketahui pengeluaran BOK untuk tiap-tiap kecepatan berbagai jenis kendaraan, baik pada kecepatan eksisting maupun pada kecepatan rencana. Perhitungan besar pengeluaran BOK tersebut bisa dilihat pada subbab 4.2.5.1. Tabel di bawah ini (Tabel 4.35) menghitung selisih BOK untuk kecepatan sesudah proyek dan kecepatan sebelum proyek yang diperoleh dengan cara mengurangkan BOK sebelum proyek dengan BOK sesudah proyek.
Tabel perhitungan di atas adalah nilai BOK tiap1 kendaraan/1000 km. Untuk mengetahui besarnya manfaat per km maka nilai di atas dibagi dengan 1000 km. Karena jalan tol yang direncanakan sepanjang 7,124 km maka nilai BOK/km tersebut dikalikan dengan 7,124 km. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut: Tabel 4.36 Perhitungan BOK jalan baru Dari Porong-Siring BOK/1000km (Rp/1000km) BOK/km (Rp/km) BOK Jalan Tol (Rp/7.124km) Jenis Kendaraan -1 -2 (3) = (2)/1000 (4) = (3) x 7.124 Kendaraan Pribadi 463,727.94 463.73 3,357.39 Bus Kecil 636,817.60 636.82 4,536.69 Truk Kecil 636,817.60 636.82 4,536.69 Truk 2 as 504,766.72 504.77 3,595.96 Truk 3 as/lebih 809,271.35 809.27 5,765.25 Sumber: Analisa Untuk mengetahui manfaat pengurangan BOK semua kendaraan, maka hasil di atas harus dikalikan dengan LHR dari arah Porong (Malang) (lihat subbab 4.2.2), langkah perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.37 dan 4.38. Tabel 4.37 LHRT/arah Tahun 2010 dan Penghematan BOK Jumlah LHR dari (1) 2010
Jenis Kendaraan (1)
Kendaraan Pribadi Bus Kecil Truk Kecil Truk 2 as
BOK Sebelum (Rp/1000km) BOK sesudah (Rp/1000km) Ruas Porong-Siring (2) 1,643,687.53 2,172,034.65 2,172,034.65 2,343,461.61
Ruas Porong-Siring (3) 1,179,959.59 1,535,217.05 1,535,217.05 1,838,694.90
Selisih BOK (Rp/1000km) (4) = (2) - (3) 463,727.94 636,817.60 636,817.60 504,766.72
(2)
(3)
(4)
Penghematan BOK (Rp/kend) IIA IIB I PC (5)
Bus+Truk Kecil (6)
(7)
(8)
857,460.00 260,427.90 173,445.00 3,357.39 4,536.69 3,595.96 5,765.25
Sumber: Perhitungan dan Analisa Nilai LHRT per golongan kendaraan pada tabel 4.37 di atas dikalikan dengan penghematan/kendaraan untuk memperoleh penghematan BOK total, dengan pertimbangan bahwa nilai penghematan bus kecil dan truk kecil hampir sama maka dalam perhitungan penghematan BOK bus kecil digunakan nilai penghematan truk kecil (kondisi optimis). Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8. Tabel 4.48 Total Penghematan BOK Tahun 2010 Jumlah LHR dari (1)
Tabel 4.35 Perhitungan selisih BOK dari arah Porong (Malang) (/1000km)
LHRT Golongan Kendaraan (kend/thn) I IIA IIB
2010
I
Penghematan BOK (Rp) IIA
(9) = (2x5) + (2x6) (10) = (3) x (7)
IIB
Total Penghematan (Rp)
(11) = (4) x (8)
(12) = (8)+(9)+(10)
6,768,856,838.30 1,404,731,719.53 1,499,930,447.01
Sumber: Perhitungan dan Analisa
9,673,519,004.84
10 Dengan cara yang sama maka diperoleh penghematan BOK untuk tahun-tahun selanjutnya. Untuk hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. Dari penghematan yang didapat pada tiap tahunnya kemudian dicari PV (Present Value) untuk tiap tahunnya dan ditabelkan pada tabel 4.50. Untuk nilai suku bunga (i) di tahun 2010 yaitu diambil ratarata dari 3 bank di Indonesia, Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank BNI 46. Dari ketiga bank teersebut didapat rata-rata suku bunga yaitu 6,0%, dapat dilihat pada tabel 4.49. Tabel 4.49 Nilai suku bunga Nama Perusahaan
Suku Bunga (i)
Bank Mandiri Bank BCA Bank BNI 46 rata-rata suku bunga (i)
6.25% 5.75% 6.25% 6.00%
Gambar 4.6 : Kurva regresi Penurunan tanah Sumber: Pengolahan data Dengan menggunakan penurunan tanah per tahunnya, didapat kurva regresi terlihat pada gambar 4.6. Persamaan regresi yang akan digunakan untuk meramalkan penurunan tanah untuk tahun-tahun selanjutnya, yaitu y=0.55x – 0.033 dengan tingkat ketepatan penaksiran (R2) sebesar 0,935. Persamaan regresi yang didapat dipergunakan untuk memperkirakan penurunan tanah dari tahun rencana, dengan cara memasukkan nilai x dari tahun rencana ke dalam persamaan regresi yang telah diperoleh. Berikut perhitungan besarnya penurunan tanah pada tahun selanjutnya
Sumber : Survey Tabel 4.52 Perkiraan penurunan tanah tahun 2011-2030 4.2.
Biaya Proyek Jalan Arteri Raya SiringPorong Biaya-biaya yang diperlukan untuk pembangunan jalan aerteri raya Siring-Porong ini terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu (I) biaya investasi; (II) biaya operasional dan perawatan. Untuk biaya investasi yang dikeluarkan dalam pembangunan Jalan Arteri Raya Siring-Porong sebesar Rp 170.378.738.000,00. Untuk biaya pemeliharaan dalam pembangunan jalan ini yaitu overlay yang timbul karena adanya penurunan tanah. Data penurunan tanah ini didapatkan dari Tim Surveyor data ini berisi penurunan tanah pertahun. Data penurunan tanah dapat dilihat pada tabel 4.51 Tabel 4.51 Data penurunan tanah per-tahun Tahun
Penurunan Tanah
Satuan
2008 2009 2010
0.6 0.9 1.7
cm cm cm
Dari data penurunan tanah yang ada kemudian dilakukan perhitungan regresi terlebih dahulu untuk mengetahui perkiraan penurunan tanah dari tahun-tahun selanjutnya.Kurva regresi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan pertumbuhan penurunan tanah. Kurva regresi yang dihasilkan ditunjukkan oleh gambar 4.6.
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Sumber: Pengolahan Data
Kedalaman Penurunan Tanah (cm) 2.2 2.7 3.3 3.8 4.4 4.9 5.5 6.0 6.6 7.1 7.7 8.2 8.8 9.3 9.9 10.4 11.0 11.5 12.1 12.6
Dengan perkiraan perhitungan penurunan tanah pada tabel 4.52 dilakukan overlay per 15cm. Biaya Overlay per-15cm Rp8.149.261.450,00. Berikut perhitungan biaya pemeliharaan pada tabel 4.53: 4.3.
Analisa Manfaat Biaya (Benefit Cost Ratio) Setelah dilakukan perhitungan data-data pada langkah sebelumnya maka langkah terakhir dari analisa data ini adalah menentukan nilai benefit cost ratio (BCR), dimana dari perhitungan sebelumnya seluruh analisa diekivalenikan ke dalam nilai sekarang tahun 2010 dengan tingkat suku bunga sebesar 6%, inflasi diabaikan dan 20 tahun umur rencana jalan, dengan rekapitulasi hasil sebagai berikut : Cost present worth sebesar Rp 170.378.738.000,00 Benefit present worth sebesar Rp 181.323.706.879,06 Operational Maintenance sebesar Rp 38.863.409.364,69
11 Maka, BCR
= Rp181.323.706.879,06 - Rp38.863.409.364,69 Rp 170.378.738.000,00 = Rp 142.460.297.514,38 Rp 170.378.738.000,00 = 0,84