VOLUME 13, NO. 01, MARET 2015
ISSN 1693-1742
JURNAL PENELITIAN
TRANSPORTASI MULTIMODA Terakreditasi, No. 586/Akred/P2MI-LIPI/09/2014
PUSLITBANG MANAJEMEN TRANSPORTASI MULTIMODA JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT Telp. (021) 34833064, Fax. (021) 3523205
JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA VOLUME 13, NO. 01, MARET 2015 DDC: 388.11.Nug.o Deni Prasetio Nugroho
ISSN: 1693-1742
Kata kunci : RFID, efisiensi biaya, investasi, NPV. DDC: 388.31.Sus.e
Optimasi Solusi Permasalahan Rute Kendaraan dengan Pemerataan Beban Menggunakan Genetic Algorithm
Suci Susanti dan Maria Magdalena
Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda
Estimasi Biaya Kemacetan di Kota Medan
Volume 13, No. 01, Maret 2015, Hal. 1-10
Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda
Perum Bulog adalah salah satu perusahaan milik negara yang bertugas melakukan pendistribusian beras. Pengelolaan rute pendistribusian harus dilakukan untuk meminimasi biaya. Hal lain yang cukup penting dalam pengelolan rute adalah besarnya pemerataan beban di setiap driver. Distribusi beban yang seimbang dan ditambah dengan jumlah beberapa kali perjalanan yang setara akan menghindari masalah ketidak puasan pengemudi. Permasalahan rute kendaraan diselesaikan dengan metode Algoritma Genetik. Metode ini termasuk metode heuristik yang berdasarkan pada mekanisme seleksi alam dan proses evolusi alam. Algoritma genetika akan menghasilkan solusi yang lebih optimal pada setiap generasinya. Hasil dari pengolahan data menggunakan metode Genetic Algorithm menyatakan bahwa dengan metode ini rute yang terbentuk memiliki utilitas mendekati optimal dengan nilai rata-rata utilitas sebesar 86%, artinya hampir seluruh kapasitas truk terpakai untuk memuat muatan. Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa rute hasil pengolahan dengan Genetic Algorithm dapat meminimasi biaya dan dapat memeratakan beban kerja. Dilihat dari segi biaya solar, rute rancangan Algoritma Genetik lebih murah dari pada rute rancangan perusahaan, yaitu berturut-turut, Rp 170,625 dan Rp 171,640.62. Besarnya pemerataan beban pun, rute rancangan Algoritma Genetika lebih kecil dari pada rute rancangan perusahaan, yaitu sebesar 1 dan 3.40, artinya tingkat pemerataan beban antar kendaraan lebih merata bila dengan menggunakan metode Algoritma Genetika. Kata kunci : minimasi biaya, pemerataan beban, algoritma genetik.
Volume 13, No. 01, Maret 2015, Hal. 21-30 Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat di Kawasan Mebidang terutama Kota Medan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kendaraan yang signifikan. Mobilitas orang dan barang, mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan menimbulkan social cost seperti waktu tempuh perjalanan, konsumsi bahan bakar hingga bertambahnya angka kecelakaan dan stres di tengah masyarakat. Kemacetan lalu lintas di Kota Medan terjadi di jalan-jalan provinsi dan nasional menuju pusat Kota Medan antara lain Jalan Jamin Ginting, Jalan Dr. Mansyur, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Juanda dan Jalan Katamso. Kemacetan ini terjadi baik di saat jam sibuk pagi maupun jam sibuk sore. Dalam mengetahui besarnya biaya kemacetan ini digunakan disain deskriptif untuk mendeskripsikan variabelvariabel yang berpengaruh terhadap biaya kemacetan dengan analisis ekonomi melalui perhitungan nilai waktu orang dan pengunaan BBM. Biaya kemacetan ini dipengaruhi oleh biaya waktu dan biaya BBM. Berdasarkan hasil analisis, total biaya kemacetan di beberapa Ruas Jalan Kota Medan sebesar Rp. 85.361.196 / hari dan Rp. 22.535.355.867 / tahun. Kata-kata kunci: ekonomi, kemacetan, social cost. DDC: 388.049.Per.m Yandra Rahadian Perdana dan Joewono Soemardjito Model Jaringan Rantai Pasok Komoditi Perikanan dalam Rangka Mendukung Sistem Logistik Ikan Nasional Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda
DDC: 338.5.Kur.a Dwi Ardianta Kurniawan Analisis Penerapan RFID untuk Menurunkan Biaya Logistik Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 01, Maret 2015, Hal. 11-20 Pengelolaan bisnis jasa logistik memiliki tantangan untuk menekan biaya produksi tanpa harus mengorbankan aspek pelayanan. Pendekatan yang bisa digunakan untuk menghadapi dan tantangan tersebut adalah dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Salah satu bentuk aplikasi dari TIK adalah penggunaan Radio Frequency Identification (RFID). Teknologi RFID telah diterapkan diberbagai bidang. Sifat penelitian ini merupakan kajian pustaka yang terkait dengan penerapan RFID. Skenario penerapan RFID menggunakan pendekatan analisis investasi berdasarkan data sekunder yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian ini menganalisis perbandingan antara penggunaan RFID dan non RFID. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis investasi dengan metode Net Present Value (NPV). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa RFID menghasilkan efisiensi jam tenaga kerja sebesar 50%. RFID juga mampu efisiensi biaya sebesar 71%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RFID layak untuk diterapkan diperusahaan jasa logistik dengan pertimbangan investasi dan manfaat.
Volume 13, No. 01, Maret 2015, Hal. 31-40 Jaringan rantai pasok menjadi salah satu aspek kunci sistem logistik yang efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan sistem distribusi dengan pertimbangan variabel pasokan, permintaan dan jarak. Alokasi distribusi dilakukan dengan menggunakan metode linear programming, yaitu minimum / least cost allocation dan proportional minimum / least cost allocation. Hasil dari pemodelan ini menunjukkan wilayah yang akan mendapatkan pasokan ikan patin sesuai dengan data permintaan secara time series di wilayah tersebut. Kebijakan rantai pasok ikan patin yang dirancang mengintegrasikan jejaring dari hulu hingga hilir agar tersedia ikan patin pada jenis, kualitas, jumlah dan waktu yang tepat. Kata kunci: biaya, logistik, rantai pasok, linear programming.
DDC: 388.042.Her.p Leni Herdiani dan Rizki Kustiawan Penjadwalan Distribusi Produk Larutan Kaki Tiga Menggunakan Distribution Requirement Planning (DRP) di PT. Duta Lestari Sentratama Bandung Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 01, Maret 2015, Hal. 41-52 Pendistribusian barang menyangkut masalah kebutuhan konsumen dapat terpenuhi secara efektif dan efesien, memiliki tingkat persaingan yang ketat meskipun dalam tingkat distributor. Konsumen akan merasa puas terhadap pelayanan distributor, jika produk tersebut tiba tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu. Permasalahan yang terjadi di PT. Duta Lestari Sentratama yaitu kurangnya persediaan saat ada pesanan dan dalam pendistribusian barang yang mengakibatkan terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan dan mengalami kehilangan penjualan pada perusahaan. Untuk itu dilakukan penjadwalan aktivitas pendistribusian produk dengan harapan pemenuhan order pada konsumen dapat tepat waktu dan tepat jumlah. Dalam penyelesaian masalah pendistribusian produk dari PT. Duta Lestari Sentratama dilakukan ke beberapa perusahaan besar yang terdiri dari perusahaan retail Indomaret, Sumber Alfaria, Yogya, SB Mart, dan Yomart ini menggunakan metode Distribution Requirement Planning (DRP) yang merupakan metode untuk menangani masalah pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil perhitungan pendistribusian produk sebanyak 142 kali dengan biaya Rp. 233.890.129. Kata-kata kunci: sistem distribusi, Distribution Requirement Planning (DRP), persediaan.
DDC: 388.11.Nug.o Deni Prasetio Nugroho Vehicle Route Optimazion Problem Solution With Load-Balancing Using Genetic Algorithm. Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 01, Maret 2015, Page 1-10 Bulog is one of the state-owned company whose job is to distribute the rice. The management of the distribution must be made to minimize the cost. Another thing that is important in the management of these is the amount of load balancing on each driver. Balanced load distribution and coupled with the amount equivalent multiple entries will avoid the problem of dissatisfaction driver. Vehicle routing problems can be solved using Genetic Algorithms method. These methods include heuristic method based on the mechanism of natural selection and the process of natural evolution. Genetic algorithms will produce a more optimal solution at each generation. The results of data processing using Genetic Algorithm method states that this method has formed the Utilities nearly optimal with average utility value of 86%, meaning that almost the entire capacity of the truck used to load cargo. From the results of data processing that has been done can be seen that the result of processing with Genetic Algorithm can minimize the cost and can evenly distribute the workload. In terms of the cost of diesel, the Genetic Algorithm design is cheaper than the design service company, which successively, Rp 170,625and Rp 171,640.62. The magnitude of any load equalization, the Genetic Algorithm design smaller than the design service company, that is equal to 1 and 3,40, meaning that the level of equalization burden more evenly between vehicles when using Genetic Algorithms. Keywords: cost minimization, load balancing,
DDC: 338.5.Kur.a Dwi Ardianta Kurniawan Analysis of RFID Application to Reduce Costs Logistics Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 01, Maret 2015, Page 11-20 Business of logistics services has a challenge to minimize production costs without sacrificing service aspects. Information and Communication Technology (ICT) is one of the strategies to facing the challengeOne form of ICT application is the use of Radio Frequency Identification (RFID). RFID technology has been applied in various fields. This study was conducted by literature review to determine the implications of RFID application. RFID application scenarios using investment analysis approach based on secondary data that is owned by the company. This study will analyze the comparison between the use of RFID and non-RFID. The method in this study using investment analysis approach with the help of Microsoft Excel. The calculations show that RFID can generate hours of labor efficiency by 50%. RFID is also capable of cost-efficiency by 71%. The results showed that RFID is possible to be implemented in the company logistics services with consideration of investment and benefits. Keywords: RFID, cost efficiency, investment, NPV. DDC: 388.31.Sus.e Suci Susanti dan Maria Magdalena Estimation of Congestion Cost in Medan Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 01, Maret 2015, Page 21-30 The development and economic growth has increased in Mebidang areas especially in Medan City has influenced the number of vehicles significantly. The mobility of people and goods which is increasing traffic congestion and cause social cost such as increasing travel time, fuel consumption to the rising number of accidents and stress in the community. Traffic congestion in Medan City happened in the provincial and national streets toward city center such as Jamin Ginting, Dr. Mansyur, Sisingamangaraja, Juanda and Katamso Road. This congestion occurs both in the morning peak hour and
evening peak hour. In order to know congestion cost is used descriptive analysis to describe variables that affected to congestion cost by economic analysis with calculation of the time value people and using fuel. This congestion cost is affected by time cost and fuel costs. Based on the analysis, the total cost of the some road in Medan City is about Rp. 85.361.196 per day and Rp. 22.535.355.867 per year. Keywords: economy, congestion, social cost. DDC: 388.049.Per.m Yandra Rahadian Perdana dan Joewono Soemardjito Supply Chain Model for Fishery Commodity to Support the National Fishery Logistics System Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 01, Maret 2015, Page 31-40 Supply chain network is one of thekey aspects of effective and efficient logistics system. This study was conducted to determine the distribution system with variable consideration of supply, demand and distance. Allocation of distribution is done by using linear programming methods, namely minimum / least cost allocation and proportional minimum / least cost allocation. The results of this modeling indicate that the region will get a supply of catfish in accordance with the data request time series in the region. Supply Chain policies is designed to integrate network from upstream to downstream to make available catfish in right type, in right quality, in right quantity and in right time. Keywords: cost, logistic, supply chain, linear programming. DDC: 388.042.Her.p Leni Herdiani dan Rizki Kustiawan Distribution Scheduling of Larutan Kaki Tiga Product Using Distribution Requirement Planning (DRP) at PT. Duta Lestari Sentratama Bandung Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 01, Maret 2015, Page 41-52 Distribution of goods comes to consumer needs must be effedusively and efficiently, and it has a level of competition even though in the distributor level. Consumers will be satisfied with the services distributor, if the produduss arrived on time with the right quantity and quality. Problems that occur in the PT. Duta Lestari Sentratama are the decrease of the shortage of orders and in the distribution of goods which is deficiency or excess inventory and to experience a loss of sales in the company. For scheduling are done produdus distribution adusivities that consumers can order fulfillment at the right time and the right quantity. To solving this problem PT. Duta Lestari Sentratama who distribut of produduss to several large companies consisting of retail companies such as Indomart, Sumber Alfaria, Yogya, SB Mart, and Yomart uses Distribution Requirement Planning (DRP) as a method to solve this problem with the procurement of supplies in a multi-echelon distribution network. From the research results of the calculation, the distribution of the produdus as much as 142 times with the cost of Rp. 233 890 129. Keywords: distribution system, Distribution Requirement Planning (DRP), inventory.
VOLUME 13, NO. 02, JUNI 2015
ISSN 1693-1742
JURNAL PENELITIAN
TRANSPORTASI MULTIMODA Terakreditasi, No. 586/Akred/P2MI-LIPI/09/2014
PUSLITBANG MANAJEMEN TRANSPORTASI MULTIMODA JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT Telp. (021) 34833064, Fax. (021) 3523205
JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA VOLUME 13, NO. 02, JUNI 2015
ISSN: 1693-1742
DDC: 385.2.Lis.p Listantari dan Marlia Herwening Peningkatan Pelayanan Angkutan Penumpang Antarmoda di Stasiun Bogor Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, Juni 2015, Hal. 53-64 Dalam penyelenggaraan transportasi antarmoda peran stasiun sangat penting, karena pada stasiun tersebut terjadi aktivitas pergantian atau alih moda merupakan titik temu antara jaringan pelayanan transportasi kereta api dengan transportasi jalan. Pelayanan angkutan penumpang antarmoda pada Stasiun Bogor bagi pengguna jasa kereta api komuter (commuter)/KRL Jabodetabek masih perlu ditingkatkan agar pelayanan penumpang antarmoda di Stasiun Bogor semakin baik sesuai keinginan pengguna jasa. Tujuan penelitian adalah merumuskan konsep rekomendasi untuk pelayanan angkutan penumpang antarmoda di Stasiun Bogor. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil perhitungan dengan menggunakan metode CSI pada Stasiun Bogor diperoleh angka indeks 62,79% penilaian angka indeks sebesar 62,79% diinterpretasikan sangat jelek (very poor). Pelayanan angkutan penumpang transportasi antarmoda di Stasiun Bogor sudah berjalan, namun perlu perbaikan dalam aspek kemudahan memperoleh informasi lokasi naik/turun angkutan umum dan aspek kenyamanan berjalan kaki dari pintu stasiun menuju lokasi pemberhentian angkutan umum karena kinerjanya dinilai rendah oleh penumpang di Stasiun Bogor. Kata kunci : pelayanan penumpang, angkutan antarmoda, dan Stasiun Bogor.
DDC: 388.042.Kar.k Karmini dan Siti Fatimah Kriteria Pelayanan Sistem Tiket Terpadu Antarmoda Angkutan Jalan dan Pesawat Terbang Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, Juni 2015, Hal. 65-72 Tiket terpadu adalah penggunaan tiket yang sama untuk perjalanan dari asal ke tujuan, apapun moda atau operator yang digunakan dengan hak transfer penuh. Pelayanan tiket terpadu digunakan untuk transportasi jarak dekat atau komuter dan jarak jauh, sedangkan fokus dari kajian ini adalah tiket terpadu jarak jauh. Kajian ini dilakukan untuk mengeksplorasi pendapat pengguna jasa terhadap usulan kriteria sistem tiket terpadu angkutan jalan dan pesawat terbang. Keberadaan sistem tiket terpadu antarmoda angkutan jalan dengan dengan pesawat terbang diharapkan akan memudahkan perjalanan penumpang yang akan melakukan perjalanan. Kriteria yang diusulkan dalam kajian ini dibatasi pada cara pemesanan tiket, cara pembayaran tiket, dan ganti rugi jika terjadi keterlambatan. Penentuan kriteria dilakukan dengan menghitung angka indeks dari pilihan pengguna jasa terhadap variabel yang diajukan. Kriteria pelayanan tiket terpadu antarmoda yang mempunyai angka indeks tertinggi untuk cara pemesanan tiket adalah dengan mengggunakan telepon, untuk sistem pembayaran adalah dengan datang langsung ke tempat penjualan tiket, untuk ganti rugi jika terjadi keterlambatan adalah dengan penggantian tiket pesawat pada jam yang berbeda tetapi di hari yang sama dan uang tiket pesawat dikembalikan sepenuhnya. Kata kunci : pelayanan, tiketing, terpadu, angka indeks
DDC: 385.2.Cap.p Juren Capah Peningkatan Pelayanan Transportasi Antarmoda di Stasiun Pasar Senen Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, Juni 2015, Hal. 73-80 Pelayanan transportasi dituntut agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas menuntut keterpaduan yang selalu melibatkan lebih dari satu moda. Keterpaduan transportasi Importance Performance Analysis (IPA). Dari hasil analisis diperoleh tingkat kepuasan pengguna jasa kereta di Stasiun pasar Senen adalah sebesar 56,993 % artinya seluruh butir variabel pelayanan belum dapat memberikan kepuasan kepada pengguna jasa kereta api karena berada pada range
Very Poor (X < 64%) dan terdapat variabel pelayanan yang harus diperbaiki karena yang dianggap penting oleh pegguna jasa, tetapi kenyataannya belum sesuai, yaitu yaitu tempat parkir, toilet, fasilitas penyandang disabilitas, fasilitas kesehatan, fasilitas penanganan darurat, peralatan penyelamatan darurat dalam bahaya (kebakaran, bencana alam dan kecelakaan) dan pencegahan tindak kriminal dengan tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR), petunjuk jalur evakuasi, titik kumpul evakuasi, nomor telepon darurat, ketersediaan informasi tempat duduk KA antar kota, ketersediaan fasilitas jembatan penyeberangan dan shelter di sekitar stasiun. Kata-kata kunci: pelayanan, transportasi antarmoda, stasiun
DDC: 387.73.Mey.e Zusnita Meyrawati dan Kustining Rachmani Evaluasi Fasilitas Alih Moda di Bandara Internasional Lombok Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, Juni 2015, Hal. 81-88 Kegiatan alih moda penumpang pada beberapa simpul transportasi (pelabuhan, bandara, stasiun kereta api, dan terminal bus) yang ada saat ini, khususnya di kota-kota besar, belum seluruhnya terfasilitasi. Fasilitas alih moda cenderung
disediakan apa adanya dan tidak memenuhi aspek seamless service serta keselamatan dan keamanan. Bandara Internasional Lombok merupakan salah satu simpul transportasi yang menjadi gerbang utama dalam menunjang pariwisata di Indonesia sehingga perlu diperhatikan aspek standar pelayanannya termasuk di dalamnya fasilitas alih moda. Dalam rangka mendukung kelancaran proses alih moda dan untuk memenuhi aspek seamless service serta keselamatan dan keamanan di Bandara Internasional Lombok, maka perlu dilakukan evaluasi terkait ketersediaan
dan kondisi fasilitas alih moda di bandara tersebut. Diharapkan dari penelitian ini bisa dirumuskan kebutuhan fasilitas alih moda dan memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait. Dengan metode analisis Customer Satisfaction Index (CSI), menunjukkan bahwa pelayanan fasilitas alih moda di Bandara Internasional Lombok belum optimal dengan nilai 69,03%. Menurut penumpang, fasilitas
alih moda yang sebaiknya diperbaiki adalah jalan penghubung, drainase jalan, ruang jalan untuk difable, handrail, tempat penyimpanan barang, mesin penjual otomatis, penunjuk waktu (jam), dan pusat informasi angkutan lanjutan. Kata kunci: pelayanan, alih moda, fasilitas, kepuasan.
DDC: 386.3.Rid.p Leni Herdiani dan Rizki Kustiawan Pengembangan Konektivitas Antar Moda Transportasi Sungai dan Jalan untuk Transportasi Kota Makassar Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, Juni 2015, Hal. 89-96 Luas wilayah Kota Makassar kurang lebih 17.577 hektar, berpenduduk 1,7 juta jiwa dengan pertumbuhan 1,68 % untuk tahun 2014 (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, 2014). Tingkat permintaan transportasi lebih tinggi dibanding ketersediaan jaringan sarana dan jaringan pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Sungai Tallo dapat dimanfaatkan sebagai prasarana transportasi atau pengembangan Sungai Tallo sebagai konektivitas antar moda angkutan sungai dan darat. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kualitatif, analisis spasial untuk menentukan titik simpul yang potensial dilihat dari pergerakan aspek (bangkitan dan
tarikan), analisis (SWOT) digunakan untuk menentukan konsep kebijakan yang akan diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sungai Tallo dapat dimanfaatkan dan layak digunakan sebagai prasarana transportasi perairan. Terdapat sembilan titik simpul yang potensial yang dapat dirancang berdasarkan bangkitan pergerakan dan tarikan dikawasan pemukiman dan sarana umum. Kesembilan titik simpul itu adalah pemukiman Makam Raja Tallo, pemukiman di sekitar Jembatan Tol Ir. Sutami, pemukiman desa wisata Lakkang, pemukiman Kera-kera, Jembatan Perintis Kemerdekaan Tello, Kawasan pemukiman Middle Ring Road, Kawasan permukiman Bung Permai, Kawasan permukiman Bukit Baruga dan Jembatan Manggala. Strategi pengembangan adalah pemanfaatan kekuatan dan keunggulan aliran sungai dan mengoptimalkan peluang angkutan perkotaan. Kata-kata kunci: media sungai, transportasi kota, antar moda, konektivitas.
DDC: 385.2.Lis.p Listantari dan Marlia Herwening Intermodal Passenger Transportation Service Improvement in Bogor Station Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, June 2015, Page 53-64 In the implementation of intermodal transportation station role is very important, because at the station or turn of events occur over the mode is the meeting point between rail network transport services by road transport. Intermodal passenger transport services in Bogor station for commuter rail service users (commuter) / KRL Jabodetabek still needs to be improved so that intermodal passenger services in Bogor Station is getting better as the user desires services. The purpose of this research is to formulate the concept of recommendation for intermodal passenger transport services in Bogor Station. Data analysis methods used in this study is Customer Satisfaction Index (CSI). The results of calculations using the SCI (Customer Satisfaction Index) in Bogor Station index figures obtained 62.79% of votes 62.79% index numbers are interpreted very bad (very poor). Intermodal transport passenger transport services in Bogor Station is already running, but needs improvement in this aspect of the ease of obtaining location information up / down public transportation and walking comfort aspect of the door station to the location of public transport stops because its performance is undervalued by passengers in Bogor Station. Keywords: passenger services, intermodal transportation, and Bogor Station DDC: 388.042.Kar.k Karmini dan Siti Fatimah The Criteria of Integrated Intermodal Ticketing System of Road Transport and Airplane Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, June 2015, Page 65-72 Integrated ticket is the use of the same ticket for a journey from origin to destination, regardless of mode or operator is used with a full transfer rights. Integrated ticketing service used for a short distance or commuter and long distance transportation, while the focus of this study is an integrated long-distance tickets. The study was conducted to explore the perception of users on the proposed criteria of intermodal integrated ticketing service system between road transport and airplane. The existence of an intermodal integrated ticketing system between road transport and airplane is expected to facilitate passenger trips. The criteria proposed on this study was limited to how to order tickets, tickets payment, and compensation in case of delays. Determination of criteria is conducted by calculating the index numbers of users choice of variables proposed. Intermodal integrated ticket criteria which have highest index number for how to order tickets is to use traditional phones, for the payment system is to come directly to the ticket sales, for compensation if the delay is a replacement ticket at a different plane but on the same day and the airline ticket money is fully refundable. Keywords: service, ticketing, integrated, index number DDC: 385.2.Cap.p Juren Capah Intermodal Transportation Service Improvement in Pasar Senen Station Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, June 2015, Page 73-80 Transportation service demand the coherence that involve more than one mode to improve its quality and quantity. The integration of transport can be realized by the implementation of intermodal transport which are effective and efficient. Train stations have an important role as a place to switch the mode so the integration of network infrastructure and integration of
services supporting facilities are necessary. The purpose of this research is to create a draft policy to improve intermodal transportation services in Station Pasar Senen. This study use the Customer Satisfaction Index (CSI) and Importance Performance Analysis (IPA) for the method of analysis. From the analysis the satisfaction result for Station Pasar Senen Services users is 56,993% which mean all the whole grain sevices variable hasn’t provide the satisfaction to service users because the result place in range of Very Poor Poor (X d” 64%) and according to the service users there are some important variable services should be improved such as parking lot, toilet, facility for disabilities, health facility, facility for emergency treatment with availability of First Aid (P3K) and stretcher, emergency equipment for rescue in danger (fire, natural disasters and accident) and the prevention of criminal acts with a small fire extinguisher, manual evacuate routes, meeting point for evacuation, emergency phone number, Information for railway seat, overpass facility and shelter near around the station. Keywords: services, intermodal transportation, station DDC: 387.73.Mey.e Zusnita Meyrawati dan Kustining Rachmani Evaluation of Mode Transfer Facilities at Lombok International Airport Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, June 2015, Page 81-88 Mode transfer activity of passengers on several nodes of transportation (ports, airports, railway stations and bus terminals) that exists today, especially in big cities, has not been fully facilitated. Provision of mode transfer facilities provided as is and do not meet aspects of seamless service as well as safety and security. Lombok International Airport is one of the nodes of transportation which becomes a main gate in supporting tourism in Indonesia so it’s importance to note that aspects of service standards including mode transfer facilities. In order to support the smooth process of mode transfer and to fulfill aspects of seamless service as well as safety and security in Lombok International Airport, it is necessary to evaluate availability and conditions related to the availability of facilities at the airport transfer modes. It’s expected that this research can formulate the needs of mode transfer facilities and make recommendations for the relevant parties. Using the method of analysis Customer Satisfaction Index (CSI), showed that service of mode transfer facilities in Lombok International Airport is not optimal with a value of 69.03%. According to passengers, the mode of transfer facilities that should be improved is the connecting road, road drainage, road space for difable, handrail, storage of goods, vending machines, clock (hours), and advanced transport information center. Keywords: services, mode transfer, facilities, satisfaction. DDC: 386.3.Rid.p Ridwan AR Development of Intermodal Connectivity Between Road and River for Transportation in Makassar Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 02, June 2015, Page 89-96 Makassar City area is approximately 17 577 hectares, of 1.7 million people with a growth of 1.68% for 2014 (Department of Population and Civil Registration Makassar, 2014). The level of demand for transport is higher than the availability of network facilities and network services. This study aims to determine the extent of Tallo River can be utilized as transport infrastructure or development Tallo River as connectivity between river and road transport modes. The method used is descriptive and qualitative analysis, spatial analysis to determine potential node viewed from the aspect of movement (generation and traction), analysis (SWOT) used to determine
the draft policy to be applied. The results showed that Tallo River can be harnessed and used as a transport infrastructure worth waters. There are nine potential nodes that can be designed based on trip generation and attraction area of residential and public facilities. Ninth node it is the tomb of King Tallo settlement, the settlement around Toll Bridge Ir. Sutami, Lakkang tourist village settlements, settlement monkeys, Tello Independence Pioneer Bridge, Middle Ring Road residential area, residential area Bung Permai, Bukit Baruga Settlement areas and Mangala Bridge. Strategy development is the use of strength and excellence streams and optimize the opportunities of urban transport. Keywords: media river, transportation, inter mode, connectivity
VOLUME 13, NO. 03, SEPTEMBER 2015
ISSN 1693-1742
JURNAL PENELITIAN
TRANSPORTASI MULTIMODA Terakreditasi, No. 586/Akred/P2MI-LIPI/09/2014
PUSLITBANG MANAJEMEN TRANSPORTASI MULTIMODA JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT Telp. (021) 34833064, Fax. (021) 3523205
JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA VOLUME 13, NO. 03, SEPTEMBER 2015
ISSN: 1693-1742
DDC: 625.7.Ira.k Muhammad Zudhy Irawan dan Nurjannah Haryanti Putri
DDC: 627.3.Pus.a Reni Puspitasari
Kalibrasi VISSIM Untuk Mikrosimulasi Arus Lalu Lintas Tercampur Pada Simpang Bersinyal (Studi Kasus: Simpang Tugu, Yogyakarta)
Analisis Kualitas Pelayanan Cikarang Dry Port dengan Metode Importance-Performance Analysis dan Kano
Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 03, September 2015, Hal. 97-106 Bercampurnya berbagai jenis kendaraan di ruas jalan yang didominasi oleh sepeda motor menjadikan analisis karakteristik lalu lintas dengan metode mikroskopik menjadi lebih sesuai karena metode ini memperlakukan setiap jenis kendaraan sebagai individu itu sendiri. Namun, perilaku pengemudi di Indonesia yang khas mengharuskan proses penyesuaian (kalibrasi) yang lebih detail. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah standar proses kalibrasi di simpang bersinyal dengan perangkat lunak VISSIM sehingga kondisi nyata di lapangan dapat secara tepat direpresentasikan di model simulasi. Simpang Tugu di Kota Yogyakarta dipilih sebagai sebuah studi kasus. Proses kalibrasi dilakukan secara trial and error dengan mempertimbangkan perilaku pengemudi yang agresif sehingga menyerupai kondisi di Indonesia. Terdapat dua variabel yang diamati kesesuaiannya pada penelitian ini, yaitu jumlah volume lalu lintas yang dibangkitkan dan panjang antrian di masingmasing lengan simpang untuk setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter-parameter yang perlu dikalibrasi di perangkat lunak VISSIM adalah pemilihan lajur jalan yang digunakan pada kondisi arus bebas (desired position at free flow), perilaku pengemudi yang dapat menyiap kendaraan lain (overtaking), sudut belok kendaraan saat keluar dari pendekat simpang (turning movement), dan jarak antara kendaraan baik pada saat berhenti maupun pada saat memasuki pendekat simpang (distance standing, distance driving, average standstill distance, additive part of safety distance, dan multiplicative part of safety distance). Kata kunci : multimoda, simpang bersinyal, mikrosimulasi, arus tercampur, VISSIM. DDC: 388.4.Wid.p Dwi Widiyanti Pengembangan Feeder Transportasi Massal di Kota Medan Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 03, September 2015, Hal. 107-120 Studi ini bertujuan untuk pengembangan konsep perencanaan sistem feeder angkutan massal di Kota Medan. Pendekatan yang digunakan dalam studi iniadalah dengan cara riset berbagai literatur yang terkait dengan perencanaan angkutan umum perkotaan, dan observasi lapangan dilakukan di Kota Medan. Dari hasil studi literatur yang mencakup aspek teoritis, praktis dan aplikasi dari pengembangan sistem angkutan umum perkotaandikembangkan konsep prosedur pengembangan sistem feeder untuk angkutan massal perkotaan yang mencakup aspek perencanaan jaringan,operasional dan mekanisme implementasinya. Dari hasil observasi lapangan diperoleh gambaran bahwa Kota Medan telah memiliki konsep rencana sistem angkutan massal pada tataran makro. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kota Medan baru pada tahap perencanaan strategis dan belum secara eksplisit menyatakan akan menerapkan konsep trunk and feeder. Dari uji coba terhadap prosedur yang dikembangkan diperoleh konsep jaringan feeder untuk Kota Medan. Kata kunci : feeder, trunk, BRT, perencanaan.
Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 03, September 2015, Hal. 121-134 Keberadaan industri-industri di wilayah hinterland mendorong terbentuknya konsep pelabuhan darat yang berfungsi seperti pelabuhan laut pada umumnya, sebagai penunjang kegiatan ekspor, impor, serta distribusi barang dan komoditas yang dihasilkan. Hal ini memunculkan pemikiran untuk menganalisis kualitas pelayanan Cikarang Dry Port, seiring dengan isu kemacetan di terminal pelabuhan Tanjung Priok. Untuk mengukur kualitas dari pelayanan Cikarang Dry Port digunakan Servqual sebagai metode yang dijadikan dasar penentuan variabel kualitas layanan. Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan Cikarang Dry Port adalah metode Importance-Performance Analysis (IPA) dan Kano. Hasil pengintegrasian antara metode IPA dan Kano didapatkan urutan prioritas perbaikan atribut-atribut layanan, yaitu terdapat depo pemeliharaan dan perawatan kontainer, kemudahan proses konsolidasi barang, perkantoran yang bersih dan nyaman, kemudahan proses penerimaan dan pengiriman barang, petugas memberikan pelayanan dan informasi secara benar, petugas cepat menindaklanjuti keluhan pelanggan, jaminan keamanan dan keselamatan barang dari kerusakan dan kehilangan, peralatan bongkar muat yang memadai, petugas cepat dan tanggap dalam melayani pelanggan. Oleh karena itu untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas layanan guna memenuhi kepuasan pengguna jasa, maka atribut-atribut tersebut harus menjadi perhatian utama Cikarang Dry Port selaku operator. Kata-kata kunci: dry port, kualitas layanan, IPA, Kano. DDC: 388.47.Ind.p Anzy Indrashanty dan Hernawan Nugroho Pengembangan Feeder Transportasi Angkutan Pemadu Moda Terminal Dhaksinarga Wonosari Bandara Adisucipto - Stasiun Tugu Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 03, September 2015, Hal. 135-14 Kurangnya pelayanan angkutan umum massal sebagai penghubung antar simpul transportasi (bandara, stasiun kereta api, dan terminal) yang terdapat Kota Wonosari dengan simpul transportasi yang terdapat di Kota Yogyakarta, membuat pengguna jasa lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau mobil sewa dari simpul transportasi yang ada di Kota Yogyakarta menuju Kota Wonosari di Kabupaten Gunungkidul. Tujuan dari kajian adalah menyusun konsep pengembangan pelayanan angkutan pemadu moda Terminal Dhaksinarga Wonosari - Bandara Adisucipto Stasiun Tugu dilihat dari sisi outlet pelayanan, tarif, sarana yang digunakan, dan waktu pelayanan. Analisis dilakukan dengan menghitung biaya operasional kendaraan (BOK) dan metode stated preference untuk melihat preferensi pengguna terhadap angkutan pemadu. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa konsep pengembangan pemadu moda untuk outlet naik turun penumpangdapat dilakukan di Pasar Piyungan, Pasar Prambanan, Eks Terminal Rejowinangun dan Terminal Dhaksinarga. Sedangkan, jenis kendaraan yang diinginkan oleh penumpang untuk melayani adalah minibus kapasitas 11-16 orang yang dilengkapi penyejuk udara dengan tarif yang ditawarkan, berada pada kisaran Rp. 35.000,00, serta waktu tempuh rata-rata adalah 2 jam perjalanan dan waktu tunggu penumpang adalah 1 jam kecuali waktu tunggu dari jam
05.00 wib sampai dengan jam 07.00 wib yang berkisar selama 2 jam. Hal ini karena menunggu penumpang yang datang penerbangan pagi. Kata kunci: pemadu moda, stated preference, BOK, angkutan umum DDC: 388.473.Her.p Herma Juniati dan Reslyana Dwitasari Pengembangan Angkutan Shuttle Destinasi Wisata di Kabupaten Gunungkidul Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 03, September 2015, Hal. 147-158 Seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Gunungkidul yang berdampak terhadap pada tingginya tingkat kepadatan lalu lintas di kawasan destinasi wisata. Untuk mengurangi kepadatan pada ruas jalan utama tersebut, perlu upaya untuk mendistribusi kepadatan lalu lintas dengan menggunakan moda angkutan penghubung (shuttle) yang berfungsi sebagai alat angkut utama bagi wisatawan untuk menuju lokasi wisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kebijakan dalam menata sistem transportasi yang mendukung destinasi wisata dan penetapan lokasi transfer point serta pengaturan lalulintas dari/menuju destinasi wisata di Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif dan pengembanagan rute shuttle bus dengan 3 (tiga) skenario. Hasil penelitian menunjukkan peluang pengembangan angkutan shuttle di Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi yang sangat besar, dikarenakan ketersediaan infrastruktur jaringan jalan menuju obyek wisata, potensi jumlah wisatawan sebagai calon pengguna (demand) angkutan shuttle cukup besar, dukungan kebijakan di sektor pariwisata daerah. Usulan rancangan jalur rute angkutan shuttle (angkutan penghubung) dari/ menuju lokasi wisata di Kabupaten Gunungkidul: a) alternatif-1: jalur angkutan menerus (point-topoint) dari sepanjang lintasan menuju obyek wisata untuk melayani sekitar 15 obyek wisata; b) alternatif2: jalur angkutan (point-to-point) dibagi dalam 3 zona/rute: rute sisi barat, sisi tengah, dan sisi timur serta masingmasing rute melayani 5 obyek wisata. Kata-kata kunci: infrastruktur, angkutan wisata, transfer point, shuttle.
DDC: 625.7.Ira.k Muhammad Zudhy Irawan dan Nurjannah Haryanti Putri Calibration of VISSIM for Mixed Traffic Microsimulation at Signalized Intersection, A Case of Tugu Intersection, Yogyakarta Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 03, September 2015, Page 97-106 A mix traffic characteristic dominated by motorcycle on the road causes microsimulation model becomes a more aprropriate method in traffic analyzing since the easineess to adjust several parameters especially in regards to the driver behavior. This research aims to determine parameters standard for signalized intersection in VISSIM such that the field conditions can be appropriately represented in the simulation model. A Tugu Intersection was chosen as a case study. There were two variables calibrated in this study: traffic volume generated by VISSIM and queue length at signalized intersection in each cycle time. The calibration process was carried out by trial and error. The results show that parameters that must be calibrated consist of the parameter of desired position at free flow, overtaking, turning movement, and vehicle distance (standing distance, distance driving, average standstill distance, additive part of safety distance, and multiplicative part of safety distance). Keywords: multimodal, signalized intersection, microsimulation, mixed traffic, VISSIM. DDC: 388.4.Wid.p Dwi Widiyanti Development of Mass Transport Feeder in Medan Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.03, September 2015, Page 107-120 This study aims to develop a planning concept on feeder system of urban mass transportation in Medan city. A literature research is adopted as main methodology in this study. Various literatures related with urban public transport planning are reviewed in developing an embryo of feeder system planning for urban mass transportation. Observation conducted to metropolitan Medan citi. Based on the analysis dan review on various literatures covering theoritical, practical and application aspects of urban public transport planning, a procedure of feeder system planning is developed. It covers network, operational and implementation mechanism of urban feeder system. Utilizing primary and secondary data from the field observation, a trial test to the developed procedure is carried out on network and operationalplanning for the feeder system in the aforementioned city. From the analysis, Medan city that has not implemented a Trunk-Feeder BRT system,but have a BRT [Bus Rapid Transit] system concept at strategic planning level. Even, they have not defined explicitly whether the Trunkfeeder system will be their BRT system in the future. From the trial test to the developed procedure a feeder network system is proposed for Medan city.
measure the service quality of Cikarang Dry Port are ImportancePerformance Analysis (IPA) and Kano methods.Based on the results through the integration of IPA and Kano method obtained the attributes that must be prioritized for improvement, so that it can improve the customer satisfaction of Cikarang Dry Port, namely provide a depo of container for treatment and maintenance, ease the process of consolidation of goods, clean and comfortable offices, ease the process of cargoes acceptance and shipping, the officers provide services and information correctly, the officers follow up customer complaints immediately, security and safety guarantees of goods from damage and loss, dequate loading and unloading equipment, officers fast and responsive in customers serving. Therefore, to maintain or improve the quality of service in order to meet user satisfaction, then these attributes should be a major concern of Cikarang Dry Port as the operator Keywords: dry port, service quality, IPA, Kano. DDC: 388.47.Ind.p Anzy Indrashanty dan Hernawan Nugroho Development Alloying Transport Mode Wonosari-Adisucipto Airport-Station Tugu
Terminal
Dhaksinarga
Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.03, September 2015, Page 135-146 Lack of public transport services mass as a link between the node transport (airports, railway stations, and terminals) contained Wonosari the transport node located in the city of Yogyakarta, making service users prefer to use a personal vehicle or a rental car from a transport node in Yogyakarta toward town in the district of Gunung Wonosari. The purpose of the study is to develop the concept of the development of transport services integrator Terminal mode Dhaksinarga Wonosari Adisucipto Airport - Tugu Station seen from the outlet side of services, tariffs, the means used, and the time of service. The analysis was performed by calculating the vehicle operating cost (VOC) and stated preference methods to see the user’s preferences for modes of transport integrators. The sample was random sampling of respondents air transport users and trains as well as employees government offices gunungkidul district and those local government offices from the central government in Wonosari. Based on the results of the analysis showed that the concept of development alloying outlets up and down modes for passengers to do in Market Piyungan, Prambanan Market, Ex Terminal and Terminal Dhaksinarga Rejowinangun. Meanwhile, the type of vehicle desired by the passengers is minibus capacity to serve 11-16 people dilengapi air conditioning with the rates offered, in the range of Rp. 35,000.00, and the average travel time is 2 hours drive and passenger waiting time is 1 hour but the wait time from 05.00 pm until 07.00 pm in the range for 2 hours. This is because waiting for passengers who arrive early morning flight. Keywords: alloying modes, stated preference, BOK, public transport DDC: 388.473.Her.p Herma Juniati dan Reslyana Dwitasari
Keywords: feeder, trunk, BRT, planning.
Shuttle Bus Development of Tourism Destination in Gunungkidul Region
DDC: 627.3.Pus.a Reni Puspitasari
Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.03, September 2015, Page 147-158
Analysis of Cikarang Dry Port Service Quality Using ImportancePerformance Analysis and Kano Methods
Tourist destinations in Gunungkidul is currently experiencing rapid growth due to the increasing number of tourists and the impact on the high level of traffic density in the area of tourist destinations. To reduce the density on main roads, efforts to distribute traffic density by using the connecting transport modes (shuttle) that serves as the main means of transport for tourists to the major tourist sites. The purpose of this study was to determine the potential of policy in managing the transportation system that supports travel destinations and the determination of the location of the point of transfer from / to the tourist destinations in Gunungkidul and traffic arrangements from / to the tourist destinations in Gunungkidul. The method used is descriptive statistics and development shuttle bus service with three (3) scenarios. The results showed the shuttle transport development opportunities in Gunungkidul
Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.03, September 2015, Page 121-134 The existence of industries in hinterland encourage of a dry port concept, which serves as seaports in general, to support the export, import, distribution of goods, and commodities produced. It brought the idea to evaluate the service quality of the Cikarang Dry Port, along with the issue of congestion at Tanjung Priok port terminals. To measure the service quality of Cikarang Dry Port was used Servqual as the basis method of determining service quality variables. The methods used to
Regency has a huge potential, because some alasaan the following: a) the availability of the network infrastructure to tourism; b) the potential number of tourists as potential users (demand) shuttle transportation is quite large; c) support for regional policy in the tourism sector. Proposed draft freight shuttle service lanes (transport link) from / to tourist sites in Gunungkidul Regency: a) Alternative 1: The continuous transport lines (point-to-point) from along the path to tourism to serve about 15 tourism; b) Alternative 2: transit line (point-topoint) is divided into 3 zones / s: s west side, the middle, and the east side and each serve 5 s sights. Keywords: infrastructure, travel transport, transfer point, shuttle
VOLUME 13, NO. 04, DESEMBER 2015
ISSN 1693-1742
JURNAL PENELITIAN
TRANSPORTASI MULTIMODA Terakreditasi, No. 586/Akred/P2MI-LIPI/09/2014
PUSLITBANG MANAJEMEN TRANSPORTASI MULTIMODA JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT Telp. (021) 34833064, Fax. (021) 3523205
JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA VOLUME 13, NO. 04, DESEMBER 2015
ISSN: 1693-1742
DDC: 387.1530959828.Sim.k Elviana R. Simbolon
DDC: 388.41.And.o Irawati Andriani, Fitri Indriastiwi, dan Apri Yuliani
Kajian Indikasi Penentuan Lokasi Terminal Barang di Banyuwangi
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Publik Pejalan Kaki Mencapai Objek Wisata Kebun Raya Bogor
Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.04, Desember 2015, Hal. 159-168 Rencana pembangunan terminal barang di Banyuwangi yang bertujuan selain untuk mengelola arus distribusi keluar masuk barang baik dalam Kabupaten Banyuwangi, antar kabupaten, maupun yang berskala nasional, juga untuk kegiatan logistik yang meliputi operasi loading dan unloading. Posisi strategis merupakan kunci dari pemilihan terminal barang. Hal ini karena terminal angkutan barang sebagai tempat bongkar muat sekaligus tempat pemasaran hasil produksi di kawasan Banyuwangi dapat dijadikan sebagai sarana dan prasarana penunjang yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian di Kabupaten Banyuwangi. Tujuan penelitian adalah melakukan indikasi awal potensi terminal pelayanan angkutan barang di Banyuwangi dengan memperhatikan kondisi pergerakan lalulintas barang dan perkembangan wilayah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk menggambarkan kondisi eksisting transportasi angkutan barang di Banyuwangi dan analisis overlay yang merupakan pendekatan tata guna lahan (landscape). Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh lokasi potensial untuk dikembangkan sebagai terminal barang terdapat dikoridor jalan arteri optimal yakni pada terminal Bus Sritanjung, Kawasan Industri di Desa Bangsring serta gudang Bulog di Jalan Letjend Suprapto (Jalan Argopuro) Desa Klatak, Kecamatan Kalipuro. Hasil penelitian ini masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam dan bersifat teknis dengan melakukan kajian kelayakan pengembangan terminal barang secara komprehensif dari aspek teknis, finansial maupun ekonomi. Kata kunci : terminal barang, analisis deskriptif kualitatif, pemilihan lokasi terminal barang DDC: 388.130959817.Sin.e Rosita Sinaga dan Maria Magdalena Evaluasi Jaringan Lintas Angkutan Barang di Bengkulu Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.04, Desember 2015, Hal. 169-176 Peran moda truk sangat besar dalam menunjang mobilitas barang di Kota Bengkulu. Banyaknya kendaraan angkutan barang seperti truk sawit dan truk angkutan batu bara yang melintasi jalan Kota Bengkulu yang melebihi beban berat atau bertonase lebih membuat jalan di Kota Bengkulu saat ini menjadi berlubang dan rusak parah akibat tidak mampu menahan berat beban yang melebihi batas kapasitas berat beban jalan di dalam Kota Bengkulu. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi masalah pada jaringan lintas angkutan barang di Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang dianalisis dengan menggunakan permodelan Volume Lalulintas berdasarkan metode MKJI 1997 dan Matrik Asal Tujuan (MAT), maka dihasilkan kapasitas jalan angkutan barang di kota Bengkulu masih mempunyai kapasitas yang sangat besar yaitu dari Rejang Lebong menuju Kepahiang dan Rejang Lebong menuju Kota Bengkulu menunjukan bahwa volume lalu lintas angkutan Barang sangat tinggi. Namun kerusakan jalan pada Kota Bengkulu disebabkan oleh Kota Bengkulu yang menjadi perlintasan angkutan barang dengan tonase tinggi dari Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang yang memasuki jaringan jalan perkotaan Kota Bengkulu.
Kata kunci :angkutan barang, kapasitas jalan, volume angkutan barang.
Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.04, Desember 2015, Hal. 177-190 Kita dapat menyimpulkan bahwa PT KAI berhasil menjadikan Commuter line sebagai moda terbaik di Jabodetabek. Peningkatan jumlah penumpang CL pada tahun ini juga didukung dengan banyaknya objek wisata di sekitar Stasiun Bogor menjadikan commuter line sebagai pilihan moda yang tepat bagi pengunjung objek wisata di Kota Bogor. Pemilihan moda ini dirasakan dapat mengurangi kemacetan di Kota Bogor di saat akhir pekan. Tujuan studi ini yaitu untuk menyusun rekomendasi perbaikan fasilitas pejalan kaki dari Stasiun Bogor menuju Kebun Raya Bogor dalam rangka meningkatkan pemanfaatan fasilitas pejalan kaki dari Stasiun Bogor menuju Kebun Raya Bogor melalui permodelan pedestrian dengan menggunakan software VISWALK. Hasil analisis kondisi base model dibandingkan dengan kondisi skenario perbaikan yaitu untuk menarik minat perlu perbaikan dari pemangku kebijakan sesuai dengan kewenangan dari Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kota Bogor dan PT. Kereta Api (Persero). Dari hasil simulasi juga didapatkan waktu tempuh pejalan kaki dari Stasiun Bogor menuju Kebun Raya Bogor yaitu 1.212 detik atau 20 menit 12 detik, dengan kecepatan rata-rata pejalan kaki 0,78 km/jam. Kata kunci: pemodelan, pergerakan penumpang, pedestrian simulation. DDC: 386.35.Muh.p Muhajirin, Shirly Wunas, dan Taufiqur Rachman Pengembangan Sistem Transportasi Sungai Dalam Mendukung Ekowisata Sungai Tallo Kota Makassar Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.04, Desember 2015, Hal. 191-198 Pengembangan sistem transportasi sungai merupakan faktor pendukung potensi dan obyek wisata Sungai Tallo sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi wisata dan kebutuhan pergerakan orang yang akan mengakses ekowisata Sungai Tallo, mengetahui kondisi jaringan transportasi sungai., dan merumuskan konsep pengembangan transportasi sungai dalam mendukung ekowisata Sungai Tallo. Metode penelitian yang digunakan, yaitu deskriptif kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara, kuesioner. Sementara data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka yang terkait. Data dianalisis dengan menggunakan analisis potensi wisata dan kebutuhan pergerakan untuk akses ekowisata, analisis jaringan transportasi sungai dan analisis SWOT untuk strategi pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sungai Tallo dimanfaatkan sebagai sarana transportasi sungai dan wisata. Sungai Tallo sebagai kawasan konservasi mempunyai potensi wisata alam yang menarik khususnya Desa Lakkang sebagai destinasi ekowisata. Namun belum dikembangkan secara optimal dan permintaan pergerakan orang untuk wisata di Sungai Tallo belum dapat dilayani oleh aksesibilitas dan konektivitas jaringan transportasi sungai yang baik. Dari aspek potensi bangkitan dan kemudahan akses pergerakan maka dapat direncanakan 3 titik simpul baru yakni Jembatan Tello Jln. Perintis Kemerdekaan, Kawasan Perumahan BTN Antara (Kelurahan Tamalanrea Indah), Pemukiman Rappokalling. Strategi pengembangan dari hasil analisis SWOT terletak pada strategi WO dengan strategi turn-around yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Kata kunci: transportasi sungai, ekowisata, strategi pengembangan.
DDC: 388.044.0683.Mey.I Zusnita Meyrawati Identifikasi Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang Pengurusan Kepabeanan Dalam Perspektif Angkutan Multimoda Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No. 04,Desember 2015, Hal. 199-208 Dalam kegiatan angkutan multimoda, khususnya untuk ekspor dan impor, pengurusan kepabeanan merupakan salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan karena barang yang dikirim/ diterima ke/dari luar negeri perlu mendapatkan perizinan kepabeanan. Salah satu permasalahan yang terjadi saat ini, khususnya terkait dengan pengurusan kepabeanan untuk angkutan multimoda, yaitu kurangnya SDM yang berkompeten, sehingga perlu dilakukan kajian dalam rangka mengidentifikasi standar kompetensi SDM di bidang pengurusan kepabeanan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Metode pengumpulan data dilakukan melalui in-dept interview dengan praktisi (narasumber), dalam hal ini merupakan praktisi di bidang freight forwarding, khususnya pengurusan jasa kepabeanan. Sementara untuk menganalisis data hasil in-dept interview dan untuk mengembangkan standar kompetensi, digunakan model RMCS (Regional Model Competency Standard). Dari hasil pemetaan dan analisis kegiatan pengurusan kepabeanan, teridentifikasi 5 judul unit standar kompetensi SDM di bidang pengurusan kepabeanan, yang terdiri dari mengurus persetujuan ekspor, mengurus fiat ekspor, mengurus persetujuan impor, mengurus administrasi kepabeanan impor, dan mengurus pengeluaran barang impor. Kata kunci: standar kompetensi, pengurusan kepabeanan, angkutan multimoda.
DDC: 387.1530959828.Sim.k Elviana R. Simbolon Study on Determination of Location Indication of Terminal in Banyuwangi Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.04,Desember 2015, Page 159-168 Terminal development plan aimed goods in Banyuwangi in addition to managing the flow of goods in and out of distribution either in Banyuwangi, between districts, as well as on a national scale, also for logistics activities include loading and unloading operations. This plan is a form of transport policy in arranging the transportation of goods in an effort to realize the transport system and efficient logistics. Imposed policy direction will lead to changes in the system of transportation of goods in Banyuwangi. Is a key strategic position of election terminal goods. This is because the terminal of freight loading and unloading as well as the place where the marketing of products in the area of Banyuwangi can be used as supporting infrastructures that provide added value to the economy in Banyuwangi. The research objective is to conduct an early indication of potential terminal in Banyuwangi freight services by taking into account traffic conditions of movement of goods and the development of the region. The analytical method used is descriptive qualitative analysis to describe the existing condition of freight transport in Banyuwangi and overlay analysis which is an approach to land use (landscape). The research results are to be obtained potential sites to be developed as a cargo terminal are optimal arterial road corridors namely the Sritanjung Bus terminal, Industrial Zone in the Village Bangsring and Bulog warehouse in Jalan Letjend Suprapto (Road Argopuro) Klatak Village, District Kalipuro. These results still require a more in-depth and technical nature to conduct a feasibility study of the development of a comprehensive goods terminal of the technical aspects, financial and economic. Keywords: terminal goods, qualitative descriptive analysis, site selection goods terminal. DDC: 388.130959817.Sin.e Rosita Sinaga dan Maria Magdalena Evaluation Ringroad Transportation of Goods in Bengkulu Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.04,Desember 2015, Page 177-190 The role of mode trucks are very large in supporting mobility goods in the city Bengkulu. Lots of mode of goods transportation as truck palm and truck coal who crosses a street city in Bengkulu, it makes exceeding heavy loads in the road, there were seriously damaged by not capable of being curbed weight that exceeds the limits of capacity the road in the city Bengkulu.Research pusposes problem is to identify a problem form ringroad transportation o good in Bengkulu. This study was conducted using primary and and secondary datathat analyzed by using congestion volume model on a MKJI 1977 method and Matrik Origin Destination (Matrik OD), the result is capacity road of good in Bengkulu still have large capacity from Rejang Lebong to Kapahiang and from Rejang Lebong to Bengkulu City have large congestion volume transportation of goods. The demage in the city of Bengkulu caused by city Bengkulu be used with tonnage the appropriate higher than district rejang lebong and district kapahiang entering the road network Bengkulu urban city. Keywords: mode of goods, capacity of road, volume of goods transport DDC: 388.41.And.o Irawati Andriani, Fitri Indriastiwi, dan Apri Yuliani Optimizing The Utilization of Pedestrian Facilities to Kebun Raya Bogor as One of Tourist Destinations Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.04,Desember 2015, Page 191-198
We can say that PT. KAI (Persero) has successfully made commuter line as the best mode in Jabodetabek. The increasing number of commuter line’s passenger in this year also since Bogor has many tourist spots, commuter line can be the exact mode for visitor/domestic tourists. This modal choice can reduce traffic jam on weekend in Bogor. This study is intended to get recomendation for pedestrian facilities improvement around Bogor Station in order to improve pedestran facilities utilization around Bogor Stasion to Kebun Raya Bogor by using VISWALK as a pedestrian simulation software. By comparing the base model and scenario, the utilization of pedestrian facilities can be optimized by serving some improvement. It needs support from stakeholders such as Traffic and Land Transport Agency Bogor and PT. Kereta Api (Persero). Based on simulation result, the average travel time from Bogor Station to Kebun Raya Bogor is around 20 minutes and 12 sec and the average speed is around 0,78km/hr. Keywords: modelling, passanger’s movement and pedestrian simulations. DDC: 386.35.Muh.p Muhajirin, Shirly Wunas, dan Taufiqur Rachman River Transport System Development In Supporting Tallo River Ecotourism Makassar Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.04, Desember 2015, Hal. 191-198 River transport system development is an important factor to support the potency of Tallo River as a potential tourist attraction. This research aims to identify the potential movementof people who will be accessing ecotourism Tallo River, determine the condition of the river transport network, and formulate the concept of the river transport development in supporting the ecotourims in Tallo River. This research used descriptive qualitative method and took Tallo River as research location. The collection of primary data were taken from field observations, interview, and questionnaire; where as secondary data were from related literature. Data were analyzed using analysis of tourism potential and for access to ecotourism movement, river transportation network analysis, and SWOT analysis for strategy development. The research result showed that Tallo River has been utilized as a means of river transport and tourism. Tallo River as conservation areas have the potential of nature tourism and it is particulary attractive as a destination for ecotourism in village Lakkang. Unfortunately, it has not yet been developed, therefore, the demand for the movement of people of travel along Tallo River can not be served because of the lack of accessibility and connectivity of good river transport links. From the aspect of generating potential and easy acces to the movement, there are 3 new nodes can be planned: bridge Tello Jl. P. Kemerdekaan, Region BTN Antara Housing (Tamalanrea Indah Village), and Rappokalling residential. The development strategy as the result of SWOT analysis lies on WO strategy with turn-around strategy by minimizing the weaknesses to exploit opportunity. Keywords: river transport, ecotourism, development strategy. DDC: 388.044.0683.Mey.I Zusnita Meyrawati Identification of Competency Standards of Human Resources In The Field of Customs Clearance in Multimodal Transport Perspective Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 13, No.04,Desember 2015, Page 199-208 In multimodal transportation activities, especially for export and import, customs clearance is one of the important things that should be considered for goods that are delivered/received to/from abroad have to obtain licenses customs. One of the problems that currently occur, particularly related to customs clearance for multimodal transport, namely the lack of competent human resources, so it needs to be examined in order to identify competency standards of human resources in the field of customs clearance in accordance with the needs of the working world. Methods of data collection is done through in-dept interviews with
practitioners, in this case practitioners in the field of freight forwarding, especially customs clearance. Meanwhile, to analyze data of the indept interview and to develop competency standards, it used RMCS (Regional Model Competency Standards). From the results of the mapping and analysis of customs clearance activities, identified 5 standard unit title HR competencies in the field of customs clearance, which consisted of taking care of export agreement, taking care of fiat export, taking care of import approvals, taking care of import customs administration, and taking care of imported goods. Keywords: infrastructure, travel transport, transfer point, shuttle.