PENERAPAN PENDIDIKAN AQIDAH DALAM PEMBINAAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH AR- RAHMAH DI KELURAHAN KELAPA DUA WETAN – KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA – TIMUR
OLEH AHMADI
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH IAIN ‘’ SYARIF HIDAYATULLAH ‘’ JAKARTA 1415 H/ 1994 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul PENERAPAN PENDIDIKAN AQIDAH DALAM PEMBINAAN AKHLAQUL
KARIMAH
SISWA
MADRASAH
IBTIDAIYAH
AR-
RAHMAH
DI
KELURAHAN KELAPA DUA WETAN – KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Tarbiyah IAIN ‘’ Syarif Hidayatullah ’’ Jakarta pada tanggal 18 Oktober 1994. Skripsi ini telah diterima sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program S1 pada jurusan Pendidikan Agama Islam Jakarta,
Januari 1995
Sidang Munaqasah Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
DR. Salman Harun NIP. 150 062 568
Drs. H. Choliludin As. MA. NIP. 150 013 058 Anggota
Prof. DR. H. Aminuddin Rasyad NIP. 150 011 333
Dra. H. Halimah Madjid NIP. 150 106 675
Drs. H. Syafi’i NIP. 150 022 781
PENERAPAN PENDIDIKAN AQIDAH DALAM PEMBINAAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH AR- RAHMAH DI KELURAHAN KELAPA DUA WETAN – KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Untuk Memenuhi Syarat- Syarat Mencapai Gelar Sarjana Tarbiyah
Oleh AHMADI NIM : 1861101317
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Dra. H. Halimah Madjid NIP. 150 106 675
Pembimbing II
Drs. H. Syafi’i NIP. 150 022 781
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH IAIN ‘’ SYARIF HIDAYATULLAH ‘’ JAKARTA 1415 H/ 1994 M
KATA PENGANTAR Dengan hati yang tulus, penulis panjatkan puji dan syukur Allah s.w.t berkat rahmat, hidayah, inayah dan ridla- Nya- lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai persyaratan untuk mencapai gelar sarjana. Shalawat dan salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W sebagai panutan dan pemimpin umat manusia, pada keluarganya, sahabat serta pengikutnya yang setia meneruskan perjuangan Islam. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak kendala- kendala dan kesulitan yang didapati, namun berkat adanya dorongan- dorongan, bantuan, nasehat dan bimbingan dari semua fihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua fihak yang turut membantu, terutama yang terhormat : 1. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah DRS. H. Muchsin Idham , pembantu Dekan I Bapak DRS. H. Choliludin AS, MA dan Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam DRS. H. Ali Hasan. 2. Ibu DRA. H. Halimah Madjid, pembimbing pertama dan Bapak DRS. H. Syafi’I pembimbing kedua, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta petunjuk- petunjuk yang sangat berharga hingga selesainya penulisan skripsi ini. 3. Kepada isteri dan rekan- rekan yang telah memberikan dorongan semangat penyelesaian penulisan skripsi. 4. Bapak Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahman Kelapa Dua Wetan dan guru bidang studi Aqidah dan Akhlaq beserta semua fihak, yang telah meluangkan waktunya dalam membantu memberikan informasi- informasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi. 5. Bapak dosen penasehat Akademik DRS. Mundzier Suparta MA, serta seluruh fihak yang terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi yang tak dapat saya sebutkan satu persatunya. Akhirnya tak ada kata yang pantas, yang saya sampaikan, kecuali do’a semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada semua fihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini, Amin Ya Robbal Alamin.
Jakarta, 20 Juni 1994
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii BAB
I.
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A. Pemilihan pokok masalah............................................................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................................... 8 C. Metode Pembahasan ................................................................................................... 8 D. Sistematika Penyusunan............................................................................................. 9 BAB
II.
SEKILAS TENTANG MADRASAH IBTIDAIYAH AR- RAHMAH .............. 11 A. MADRASAH IBTIDAIYAH AR- RAHMAH.................................................... 11 a. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya .............................................................. 11 b. Dasar dan tujuan Didirikannya Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah ..................... 13 c. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah ...................................... 17 B. PERANAN dan FUNGSINYA.............................................................................. 19 C. KEADAAN MURID dan GURU.......................................................................... 20
BAB
III.
PENDIDIKAN AQIDAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH AR- RAHMAH .. 22
A. Pengertian Aqidah dan Ruang Lingkupnya........................................................ 22 a. Pengertian Aqidah............................................................................................... 23 b. Ruang Lingkup Aqidah........................................................................................ 24 B. Pentingnya Pendidikan Aqidah Bagi Anak Menurut Islam.............................. 25 C. Pendidikan Aqidah di Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah................................ 28 D. Keadaan Akhlaq Anak Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah.............................. 32 BAB
IV.
PENERAPAN PENDIDIKAN AQIDAH BAGI PEMBINAAN AKHLAQ KARIMAH ............................................................................................................ 34
A. Pengertian Akhlaq Karimah.................................................................................... 34 B. Pentingnya Pendidikan Akhlaq Bagi Anak Menurut Islam ................................ 35 C. Penerapan Pendidikan Aqidah Bagi Pembinaan Akhlaq ..................................... 37 D. Proses Penerapan Aqidah Dalam Pembinaan Akhlaq .......................................... 45
BAB
V.
KESIMPULAN dan SARAN- SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 49 B. Saran- saran .............................................................................................................. 50 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Pemilihan Pokok Masalah Pada hakikatnya, agama Islam mengarahkan manusia dalam menanam kebaikan dan amal shaleh selama hidupnya di dunia. Sementara itu dunia sendiri merupakan tempay memelihara , merawat dan mendidik serta mengarahkan berbagai generasi ( terutama generasi muda ) agar mereka menjadi generasi yang kuat dan pandai serta berguna bagi kemashalatan ummat. Metode yang digariskan Islam dalam hal pemeliharaan , perawatan, dan pendidikan anak, tidak akan pernah ada yang dapat menandinginya maupun menyamainya. Karena metode itu datangnya dari Allah swt, yang semata- mata ditujukan agar seluruh ummat manusia mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan serta kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia maupun di akherat kelak. Seorang anak yang dipelihara , dirawat dan dididik sesuai dengan metode Islam, dapat diibaratkan bagai benih yang baik dan bersih, yang ditanam dan tumbuh serta berkembang disatu lahan yang bergoyang serta bergelombang diterpa angin, memberi kesejukan bagi orang yang memandangnya, dan petunjuk serta hidayah Nya mengarah kepada jalan yang lurus. Jika dasar- dasar serta metode pendidikan yang diterapkan manusia searah dan sejalan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah swt, maka keselamatan perjalanan manusia pastilah akan ditemui, dan akan terhindar dari kerusakan yang disebabkan ulah manusia itu sendiri.
1 2 Kita tahu dan mengerti bahwasannya setiap usaha pendidikan akan membawa perubahan pada orang yang bersangkutan, karena pendidikan merupakan jalan menuju penguasaan sesuatu ilmu pengetahuan, sementara ilmu pengetahuan adalah suatu kekuatan bagi manusia. Oleh sebab itulah, Rasulullah sangat mementingkan urusan pendidikan. Beliau tidak pernah melalaikna masalah pendidikan bagi ummatnya, sementara pekejaan inti beliau semasa hidupnya adalah dakwah Islamiyah, yang menjadi pokok atau dasar dari gerak dan langkah beliau semasa hidupnya. Dakwah Islamiyah itu sendiri sebenarnya merupakan suatu pendidikan, yang beliau aksanakan dengan penuh kesungguhan dan pengorbanan baik secara moral maupun material, yang kemudian membuahkan keberhasilan dan kesuksesan dalam bentuk semakin banyak orang yang mengikuti dan berpegang teguh terhadap ajaran Islam, yang sampai kini bertambah bahkan bertambah terus jumlah pemeluknya. Masyarakat adalah kumpulan dari manusia . sedangkan setiap manusia tanpa kecuali mengalami suatu masa yang disebut masa kanak- kanak, dan seorang anak adalah benih dari suatu masyarakat. Jika benih tersebut baik, kemungkinan besar masyarakat yang terbentukpun menjadi masyarakat yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, berangkat dari kenyataan ini maka Islam menyatakan bahwa anak- anak merupakan benih yang akan tumbuh menjadi masyarakat yang akan datang. Oleh karena nya yang diperhatikan pertama kali oleh Islam pada anak- anak adalah pendidikan aqidah, akhlaq yang baik, lurus dan suci.
3 Semua pendidikan yang diberikan ini, semata- mata ditujukan agar dapat membentuk anak menjadi anak yang bersih dan suci dalam arti yang seluas- luasnya. Seorang anak yang telah dengan benar dididik secara Islam, diharapkan pada gilirannya akan mampu mengemban tugasnya sebagai seorang muslim, dapat membagi waktu untuk dunia dan akherat, yang akan membawanya menuju keselamatan, kesejahteraan, kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akherat kelak. Mengapa kita harus kembali kepada ajaran Islam ? jawabnya adalah : karena salah satu keutamaan Islam bagi ummat manusia , adanya metode dalam membina tingkah laku ( akhlaq ) , membina ummat dan membina budaya, serta memberlakukan prinsip- prinsip kemuliaan di dalam kehidupan masyarakat dan mengangkat peradaban yang baik. Kesemuanya itu mempunyai tujuan untuk merubah prilaku kehidupan manusia, khususnya ummat Islam itu sendiri dan mengangkat mereka yang acuh tak acuh terhadap keislamannya, serta membawanya dari kegelapan syirik, kebodohann, kesesatan dan kerancauan hidup yang melanda mereka, menuju kepada cahaya tauhid damn ketentraman hidup serta kebahagiaan di dunia akherat dengan berpegang teguh kepada Al- Qur’an dan mengikuti ajaran- ajaran yang diperintahkan Rasulullah Saw. Dalam hal ini Allah swt berfirman :
ﺴَﻠ ِﻢ َو ْ ﻞ اﻟ َ ﺳ ُﺒ ُ ﺿﻮَا َﻧ ُﻪ ْ ﻦ ا ﱠﺗ َﺒ َﻊ ِر ِ ﷲ َﻣ ُ ﻳَ ْﻬﺪِى ِﺑ ِﻪ ا15 ﻦ ٌ ب ﱡﻣﺒِ ْﻴ ٌ ﷲ ُﻧ ْﻮ ٌر َو آِﺘَﺎ ِ ﻦا َ َﻗ ْﺪ ﺟَﺎ َء ُآ ْﻢ ﱢﻣ -15 = 5 / ) اﻟﻤﺎﺋﺪة16 ﺴ َﺘ ِﻘ ْﻴ ٍﻢ ْ ط ﱡﻣ ٍ ﺻﺮَا ِ ﻈُﻠ َﻤ ِﺔ ِاﻟَﻰ اﻟﻨﱡﻮ ِر ِﺑِﺈ ْذ ِﻧ ِﻪ َو َﻳ ْﻬ ِﺪ ْﻳ ِﻬ ْﻢ ِاﻟَﻰ ﻦ اﻟ ﱡ َ ﺟ ُﻬ ْﻢ ﱢﻣ ُ ﺨ ِﺮ ْ ُﺗ ( 16 4
….sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan . dengan kitab itu Allah menunjuki orang- orang yang mengikuti keridhaanNya ke jalan keselamatan , dan ( dengan kitab itu pula ) Allah mengeluarkan orang- orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. ( S. Al- Maidah : 15-16 )
Didalam membina generasi muda muslim agar mempunyai Akhlaqul Karimah yang mantap, maka penulis berpendapat perlunya memasukkan pendidikan agama khususnya pendidikan aqidah pada masa usia dini/ masa kanak- kanak. Jika pada masa kanak- kanak mereka tumbuh dan berkembang pada landasan Iman kepada Allah dan terdidik untuk ingat, bersandar, meminta pertolongan dan berserah diri kepadaNya, maka si anak akan menerima respons secara ingstingtif didalam menerima setiap kemuliaan dan keutamaan , disamping terbiasa melakukan perbuatan yang mulia dan tercermin dari anak tersebut suatu sikap kemuliaan.
Benteng pertahanan religus yang berakar pada hati sanubarinya , kebiasaan
mengingat Allah yang telah dihayati dalam dirinya dan intropeksi diri yang telah menguasai seluruh pikiran dan perasaannya, dapat memisahkan anak dari sifat- sfatnya yang negative, kebiasaan- kebiasaan dosa dan tradisi- tradisi jahliliyah yang merusak . bahkan penerimaanya terhadap setiap kebaikan akan menjadi salah satu kebiasaan dan kesenangan nya terhadap keutamaan dan kemuliaan menjadi akhlaq dan sifat yang paling menonjol.
5 Terlaksannya syariah Islam dan ajaran- ajaran akhlaq nya di dalam kehidupan masyarakat juga ditentukan oleh aqidah. Betapa besar peranan aqidah dalam menjalankan roda kehidupan masyarakat dalam menuju kemuiaan hidup dan keluhuran jiwa, sayid sabic berkata :’’ Aqidah itu adalah suatu kepercayaan yang tidak memaksa, tidak sukar diterima oleh akal pikiran, tetapi kuasa untuk mengarahkan manusia menuju kearah kemuliaan dan keluhuran dalam kehidupan ini.’’1 Jika masa kanak- kanak orang tua atau orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan agama ( aqidah ), maka kemungkina besar jika anak tumbuh dewasa ia berdiri diatas dasar kepasikan, penyimpangan, kesesatan dan kekafiran. Bahkan ia akan selalu mengganggu kehidupan orang lain. Dan nafsu syetannya selalu menjadi pijakannya. Diddalam membina anak agar mempunyai aqidah yang kuat dan melekat didalam hati sanubarinya dengan kokoh serta dapat memperlihatkan sikap yang luhur , maka pada sisi lain kita tidak dapat mengabaikan peranan para pendidik Islam dalam memberikan ajaran Islam kepada anak didik. Dr Abdullah Nashih Ulwan didalam menyoroti permasalahan ini mengatakan :
‘’ para pendidik dengan segala bentuk dan keadaannya, jika mengambil metode Islam dalam mendidik kebisaan , membentuk aqidah dan budi pekerti , maka pada umumnya, anak anak akan tumbuh dalam aqidah Islam yang kokoh, akhlaq luhur,
1
Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, ( Surabaya : Al- Ikhlas, 1985 ), h.50
6 sesuai dengan ajaran Al- Qur’an. Bahkan memberikan teladan kepada orang lain, dengan berprilaku yang mulia dan sifat yang terpuji’’.2 Sejauh mana aqidah Islamiyah dapat memberikan warna dalam pembentukan akhlaqul Karimah pada anak, maka penulis dalam hal ini memilih judul dalam penulisan skripsi ini tentang :’’Penerapan Akhlaqul Karimah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah di Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur’’. Diangkatnya permasalahan ini oleh penulis dalam penyusunan skripsi, mengingat aqidah Islamiyah merupakan benteng yang paling mendasar dari ajaran Islam, yang dari konsekuensi ajaran tersebut akan dapat membentuk manusia- manusia yang bertaqwa kepada Allah zat yang maha tinggi dan akan melahirkan pula manusia yang mulia dalam perbuatannya, perkataan, fikiran dan pergaulan hidup yang harmonis dikalangan masyarakat. Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah terletak pada kawasan lingkungan yang sedang terjadi proses perubahan sosial, dimana semakin banyak penduduk pendatang ( baru ) yang memenuhi permukiman daerah tersebut, sementara pada sisi lain kemajuan teknologi dan kebudayaan telah merambat masuk pada lokasi tersebut yang sedikit banyaknya dapat mempengaruhi masyarakat Kelapa Dua Wetan khususnya masyarakat sekitar Madrasah ArRahmah dalam bertingkah laku, pola berfikir, bergaul bahkan dalam menerima perubahan baik yang sifatnya positif atau negatif. Agar masyarakat terutama generasi baru tak terlena begitu saja dalam menerima kemajuan yang
2
Abdullah Nashih Ulwan, Pedoma Pendidikan Anak Dalam Islam, Terjemahan Tarbiyaul ‘l- Aulad Fi ‘L Islam, Alih bahasa : Saifullah Kamalie, Lc. Et al ( Bandung : Asy- Syifa’, 1988 ), cet ke-1, h.63
7 mempunyai dampak negative. Maka perlu dibentengi suatu bentuk pendidikan Islam yang dapat menyaring arus kemajuan yang berdampak negative,dengan cara memberikan bekal kepada anak didik ajaran- ajaran Islam terutama ajaran Aqidah. Ini diperlukan agar di dalam masyarakat tercipta suatu masyarakat yang dinamis dengan benteng aqidah yang berakar kuat dalam hati dan diharapkan pula dalam pergaulan sosial dapat memperlihatkan atau menampakkan ketinggian dan kemuliaan ajaran Islam.
8 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Didalam membina dan mempersiapkan generasi muslim yang mempunyai tingkah laku sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, banyak factor yang terkait dlama pembentukan kepriadian muslim tersebut. Akidah Islam yang kuat dan pemberian pembinaan aqidah akhlaq yang baik pada masa kanak- kanaka akan memberikan warna tersendiri pada pembentukan tingkah laku masa dewasanya. Sebaliknnya jika masa kanak- kanak dijauhkan dari tuntunan / pendidikan Islam kemungkinan besar pada masa dewasanya akan mempunyai prilaku yang tak sesuai dengan ajaran Islam. Mengingatn banyaknya aspek dalam kehidupan atau pembinaan akhlaq dan aqidah pada masa kanak- kanak, maka penulis membatasi dalam pembahasan skripsi ini mengenai penerapan pendidikan Aqidah daam pembinaan Akhlaqul Karimah di Madrasah Ibtidaiyah ArRahmah di Kelapa Dua Wetan Jakarta Timur. Kemudian penulis rumuskan pembahasan skripsi ini mengenai : bagaimanakah penerapan pendidikan aqidah yang dpaat membentuk akhlaqul karimah pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah , sesuai dengan ajaran yang telah digariskan oleh Islam.
C. Metode Pembahasan Dalam penyususnan skripsi yang penulis uraikan, disamping penulis mengadakan penelitian kepustakaan ( library research ) dengan mengumpulkan data- data dari literature yang berhubungan dengan pembahasan , penulis juga menggunakan penelitian lapangan ( Field research ) di Madrasah Ar- Rahmah dengan mengadakan wawancara kepada kepala sekolah, guru bidang study aqidah dan akhlaq. Adapun tehnik penulisan skripsi, penulis berpedoman pada buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh Nikmat Syahid Jakarta 1989.
9 D. Sistematika Penyusunan Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab termasuk didalamnya pendahuluan, dengan lebih lengkapnya sebagai berikut : Bab I Pendahuluan , termasuk dalam bab pendahuluan ini meliputi : Pemilihan Pokok Masalah, Pembatasan rumusan masalah, Metode Pembahasan, dan sistematika penyusunan. Bab II tentang Yayasan Pendidikan islam Ar- Rahmah . Uraian yang terkandung dalam bab ini meliputi ; Yayayasan Pendidikan Islam Ar- Rahmah, pembahasan di dalam nya terdiri dari ; sejarah dan latar belakang berdirinya, dasar dan tujuan didirikannya dan struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah. Bagian selanjutnya tentang peranan dan fungsinya Madrasah Ibtidaiyah ArRahmah , dilanjutkan pada pembahasan selanjutnya dengan keadaan guru dan murid yang berada di Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah. Bab III Pendidikan Aqidah di Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah . Pembahasannya meliputi : Pengertian Aqidah dan Ruang Lingkupnya, Pentingnya Pendidikan Aqidah bagi Anak menurut Islam, Pendidikan Aqidah di Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah, dan Keadaan Akhlak Anak Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah. Bab IV Penerapan Pendidikan Aqidah Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah . uraian dalam pembahasan dalam bab ini meliputi : Pengertian Akhlaqul Karimah, Pentingnya Pendidikan Akhlaq bagi Anak menurut Islam, Peneapan Pendidikan Aqidah dalam Pembinaan Akhlaq siswa dan dilanjutkan dengan proses penerapan Aqidah dalam pembinaan Akhlaq. Bab V Kesimpulan . pada bagian ini penulis berusaha menyimpulkan dari pembahasan pada babbab terdahulu, yang kemudian penulis ungkapkan saran- saran untuk madrasah Ibtidaiyah ArRahmah.
BAB II SEKILAS TENTANG MADRASAH IBTIDAIYAH AR- RAHMAH A. Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah a. 1 Sejarah dan Latar Belakang Ar- Rahmah Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah yang berlokasi di Kelurahan Kelapa Dua Wetan RT 001/01 Kecamatan Ciracas Jakarta Timur, sejak tanggal 17 Agustus 1990 secara resmi dialihkan pengelolaannya dari yayasan Caprina kepada yayasan Al- Muqassim. Penyerahan diri merupakan salah satu asset yang besar dan penting, yang sekaligus juga merupakan amanah yang harus doemban dan dipelihara dengan sungguh- sungguh. Keberhasilan pengelolaan madrasah ini merupakan tantangan yang berat bagi pengurus dalam usaha mengemban tanggung jawab bagi mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya masyarakat Madrasah Ar- Rahmah, agar mereka berjiwa luhue dengan selau berpegang dengan teguh ajaran- ajaran yang terdapat dalam Islam. Berdirinya yayasan ini merupakan satu jawaban yang tepat terhadap atau situasi lingkungan keadaan. Masyarakat yang masih sangta minim sarana pendidikan agama yang formal. Pada sisis lain kehidupan masyarakat yang sebagian besar mempunyai mata pencaharian tak tetap, menjadikan orang tua tersita waktunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan segi lainnya berdampak mereka kurang memperhatikan anaknya untuk diisi dengan pendidikan agama. Dari asumsi demikian maka dibuatlah sarana pendidikan formal yang mernafaskan Islam, agar anak dididik baik untuk pendidikan pengetahuan umum maupun pendidikan agama. Darisini pula diharapkan anak dapat melanjutkan kepada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Misi untuk menyebar luaskan ajaran Islam pada yayasan ini disamping diprioritaskan untuk anakanak sekolah madrasah, diberikan pula pengajian- pengajian untuk umu yang ditujukan untuk masyarakat sekitar madrasah atau masyarakat luar kelurahan tersebut, pada setiap minggunya. Dalam segi materiil, yayasan ini membantu kepada Fakir- Miskin untuk dididik anaknya secara gratis, bahkan diberikan secara cuma- cuma buku- buku pelajaran yang diperlukan oleh si anak. Hal ini merupakan realisasi agar anak yang tak mampu dapat mengecap pendidikan yang formal, yang sekaligus pula untuk mempersiapkan si anak agar mencapai masa depannya dapat dibekali dengan pengetahuan umum dan agama Islam. 11
12 Pendiri atau pewakaf yayasan ini bernama Ibu Herlina Kasim yang di dalam sejarah perjuangan terkenal juga dengan julukan Pending Emas. Di dalam membantu proses kelancaran pendidikan di yayasan ini, beliau banyak membantu baik moril maupun materil. Sarana sekolah atau madrasah dan dana tiap bulan untuk kelancaran sekolah merupakan bentuk nyata yang mempunyai andil besar. Berdirinya yayasan ini ingin pula mengubah pola pikir masyarakat sekitar, agar mereka mempunyai gaorah yang besar untuk menyekolahkananak- anak nya kepada pendidikan yang bernafaskan Islam, yang selama ini kurang mendapat perhatian dari mereka. Hingga jika orang tua mau mendaftarkan anaknya kesekolah dapat mempertimbangkan : 1. Untuk memelihara agama dan kepribadian serta untuk menyambung cita- cita orang tua yang muslim yang diharapkan nanti si anak menjadi anak yang shaleh, maka tak ada jalan kecuali menyekolahkan anak kepada lembaga- lembaga pendidikan Islam. 2. Bilamana anaknya lebih dari sati , dan sudah dalam usia sekolah diharapkan dapat memilih sekolah sesuai dengan bakat anak, dengan tidak mengesampingkan factor pendidikan agamanya. 3. Tak diharapkan orang tua menyekolahkan pada lembaga pendidikan yang mempunyai misi tertentu ( agama non Islam ) walopun mempunyai disiplin yang bagus atau system pendidikan yang baik pula. 4. Orang tua suka dengan pendidikan yang bernafaskan Islam, dengan melihat percontohan pendidikan yang ada di madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah.
13
b. Dasar dan Tujuan Didirikannya M.I Ar- Rahmah
b.i Dasar Didirikannya
berdasarkan surat keputusan mentri agama RI no:5 tahun 1997 dan nomor 15 tahun 1978 serta keputusan kepala kantor Wilayah Departemen Agama DKI Jakarta nomor WJ / 086 / KPTS / 1988 tanggal 21 November 1988 tentang pelaksanaan pra akreditasi Madrasah swasta , maka kepala kantor wilayah Departemen Agama DKI Jakarta memberikan ijin penyelenggaraan pendidikan tingkat Ibtidaiyah kepada :
1. Nama Madrasah
: MTS. Ar- Rahmah
2. Alamat
: jl. Raya Kelapa Dua Wetan RT.001/01, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarata Timur
3. Yayasan Pengasuh
: TPI. Al- Muqassim
4. Pimpinan Yayasan
: Drs. Rosehan Anwar
5. Nama Kepala M.I
: Drs. Zarkasyi
6. Tahun Berdiri
: 1985
14 b.2 Tujuan/ Program M.I Ar- Rahmah a. Program Umum Mendokumentasikan persyaratan pendirian madrasah dengan menata dan mengatur hubngan kerja harmonis antara pengurus yayasan dan madrasah, pemerintah dan masyarakat , mengupayakan subsidi dana yang memadai untuk kelancaran operasional Pendidikan. Mentipkan sarana dan prsarana pendidikan yang memadai dengan melengkapi peralatan penunjang adminstrasi pendidikan, kepala sekolah dan guru serta menata ruang – ruang yang ada dan memfungsikan sesuai dengan fungsinya. Untuk lebih mempercepat proses keberhasilan pendidikan maka sekolah membentuk pengurus persatuan orang tua murid dan guru yanglebih dikenal dengan POMG. a.i Kelembagaan
Mengembangkan lembaga pendidikan dengan membuka jenjang lebih tinggi sampai pendidikan menengah atas, dan memperluas bangunan gedung dengan menambah areal baru, pada bentuk lain diusahakan penyelenggaraan pendidikan non formal, seperti : Madrasah Diniyah, kursus- kursus, polyteknik, dan sebagai nya.
15 a.2 Kelembagaan
Mutu lulusan Madrsah terus ditingkatkan melalui pengoptimalan seluruh unsure penggerak yang berkaitan dengan pendidikan yang ada di Madrasah Ibtidaiyah ArRahmah.
b. Program Khusus Memperbarui dan memperbaiki manajemen madrasah yang sudah ada dengan menata administrasi ketatausahan, pendidikan dan kesiswaan, serta melengkapi sarana dan prasarana penunjang dan pelengkap administrasi Madrasah. Disamping itu mengatur persyaratan dan prosedur pengangkatan tenaga pengajar dan pegawai baru sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.
b.i Bidang Keuangan Menata kembali pengalokasian dana subsidi yang ada dan mengusahakan sumber dana tetap dengan pengelolaan dana sepenuhnya menjadi tanggung jawab yayasan. Juga mengusahakan sumber dana / donator dari para simpatisan sekolah.
b.2 Hubungan Masyarakat Meningkatkan kampanye pada masyarakat, melalui media- media yang tepat dalam rangka menarik siswa untuk belajar di Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah. Meningkatkan usaha atau kegiatan- kegiatan dalam rangka
16 memperkenalkan yayasan Pendidikan Islam Al- Muqassim pada masyarakat baik disekitar sekolah atau pada lingkungan yang lebih luas lagi. Dalam wawancara yang penulis lakukan dengan kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah, yang berlokasi di tempat sekolah itu juga, maka beberapa pokok tujuan yang dapat kami simpulkan : a. Mencetak kader- kader muda yang berpendidikan Islam dan berakhlaq mulia. b. Memasyaraktkan Islam khususnya dilingkungan sekitar sekolah dan pada umumnya pada masyarakat Indonesia. c. Agar ajaran Islam hidup dan di praktekan dalam kehidupan sehari- hari. d. Ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa .
Dari tujuan tersebut , pada garis besarnya seperti yang telah termaktub dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 pada alinea ke – 4 , yang berbunyi : ‘’ Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah keerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang- Undang
17 Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam sutu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan Yang Adil dan Beradab , persatuan Indonesia , dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.’’3
c.
Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah berada dalam naungan Yayasan Al-
Muqassim , namun dalam pengelolaan madrasah tersebut diperbantukan seorang yang diberi tanggung jawab penuh untuk mengelolanya, yaitu kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah . tidak lanjut dari pengelolaaan Madrasah ini , baik mengenai masalah fisik madrasah atau proses belajar mengajar cukup ditangani oleh Kepala Sekolah, namun untuk mengambil suatu kebijaksanaan yang mendasar dilibatkanlah yayasan. Untuk lebih mempermudah kerja Kepala Sekolah agar tidak terlalu sibuk hingga dapat menggangu kelancaran kerja, dibentuk tata usaha yang menangani administrasi bidang kepegawaian, kesiswaan, administrasi dan sebagainya. Segi keberhasilan pendidikan agar lebih mantap dalam kualitas ilmu yang diperoleh siswa, dan pembinaan hubungan yang harmonis antara sekolah, orang tua dan murid ,dibentuklah suatu wadah yang menangani masalah ini, yang
3
Pembukaan Undang‐ Undang Dasar 45, Alinea ke‐ 4
18 operasional pelaksanaanya ditentukan oleh sekolah. Disamping apa yang telah kami sebutkan di atas yang diperbantukan dalam kelancaran pendidikan, maka peran pembantu juga sangat menentukan dalam keserasian dan keindahan serta kebesihan sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat lihat table dibawah ini.
STURUKTUR ORGANISASI M.I AR- RAHMAH
YAYASAN AL‐ MUQASSIM
KEP. MI. AR‐ RAHMAH
POMG TU
DEWAN GURU
MURID
PEMBANTU SEKOLAH
19 B. PERANAN DAN FUNGSI MADRASAH IBTIDAIYAH AR- RAHMAH Sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh pembukaan undang- undang dasar 1945, yang pada intinya berusaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka sebagai pendidikan formal yang berorientasi pada keagamaan, madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah berperan dalam membina dan mendidik siswanya agar hidup sesuia dengan apa yang telah digariskan oleh Islam di dalam AlQur’an. Madrasah ini membantu pula masyarakat/orang tua dalam mempersiapkan ilmu agama dan pengetahuan umum pada anak. melalui kegiatan sosial kegamaanya madrasah ini mambantu atau membina masyarakat dalam beragama, melauli pengajian yang diadakan oleh sekolah, serta membantu anak yang orang tuanya tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya. Pada garis besarnya peran dan fungsunya meliputi : a. Membina siswa agar menjadi Insan Kamil b. Mempersiapkan siswa dengan ilmu pengetahuan agama dan umum dalam hidup bermasyarakat kelak. c. Memasyarakatkan Islam disekitar lingkungan sekolah khussunya dan umumnya di kelurahan tersebut. d. Turut membina masyarakat agar hidup sesuai aturan yang telah digariskan oleh ajaran Islam. Karena pengelolaan madrasah ini dibawah naungan Yayasan Al- Muqassim, dalam hal ini penulis kemukakan susunan dari pengurus tersebut. Keseluruhan tugas pengurus ini terkhusus untuk memajukan/ melancarkan proses pendidikan disekolah, baik dalam bidang kependidikan nya atau keuangannya dan bidang- bidang lain yang berhubungan dengan sekolah.
SUSUNAN PENGURUS YAYASAN AL- MUQASSIM Ketua
: Drs. Rosehan Anwar
Wakil Ketua
: H. Buratman, BA
Sekretaris
: Aries Yunanto
Wkl Sekretaris
: SM. Hisboel Wathani
Bendahara
: Drs. H. M . Zen Djamaludin
20 Wkl Bendahara
: H. Zaenudin Stend Gumay
Anggota
: Seluruh personel yayasan
C. KEADAAN GURU DAN MURID Tenaga pengajar yang mengabdi pada madrasah ini, mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, perbedaan tersebut tidak menghalangi pergaulan antar sesama pengajar, muridmurid serta kepala sekolah. Lihat susunan dan tenaga pengajar dan latar belakang pendidikannya dibawah ini.
a. Nama guru dan latar belakang pendidikannya
Nama Guru
Pendidikan Akhir
Jumiatun
PGAN
Yulianis, BA
IAIN
Sumarman
SPGN
Kasmanudin
PGAN
Ida Saidah
PGAM
Yetty . R
SPGM
Royanah
PGAN
Asiah
UNIAT
Sobri, A
UNIAT
Sudrajat
IKIP
Herlina
SMAN
Dari kesekian jumlah tenaga pengajar di madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah, dapat digolongkan menjadi : -
Tenaga pengajar wanita 7 orang, dan
-
Pengajar pria 4 orang
21 A. Keadaan siswa Madrasah Ibtidaiyah th 93/94 Dalam table dibawah ini dapat kita ketahui jumlah siswa yang belajar di M.I Ar- Rahmah th 93/94. Kelas
Pria
Wanita
jumlah
1
13
19
32
II
25
16
41
III
19
25
44
IV
21
17
38
V
20
21
41
VI
16
22
38
Jumlah
234
Madrasah ini dilengkapi pula dengan asrama olah raga, sarana ibadah, perpustakaan dan mesjid untuk shalat dan pengajian.
BAB III PENDIDIKAN AQIDAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH AR- RAHMAH
A. Pengertian Aqidah dan Ruang Lingkupnya
Sering ulama- ulama Islam dalam ceramah- ceramahnya memberikan perumpamaan tentang ajaran Islam itu dengan sebatang pohon. Akar dari pohon tersebut adalah aqidah, sedangkan batang, dahan,ranting dan daunnya adalah syari’ah dan buahnya adalah akhlaq. Betapa besarnya peranan akar dalam sebatang pohon, sehingga dapat dikatakan kuat atau tidaknya pohon tersebut ditentukan oleh akarnya. Perumpamaan ini sesuai dengan apa yang telah difirmankan oleh Allah yang berbunyi : ( 14 :14 / ﺴﻤَﺎ ِء ) اﺑﺮهﻴﻢ ﻋﻬَﺎ ﻓِﻰ اﻟ ﱠ ُ ﺖ َو ﻓَ ْﺮ ٌ ِﺻُﻠﻬَﺎ ﺛَﺎﺑ َ ﺠ َﺮ ٍة َﺸ َ ﻃ ﱢﻴ َﺒ ًﺔ َآ َ ﻼ َآِﻠ َﻤ ًﺔ ً ﷲ َﻣ َﺜ ُ با َ ﺿ َﺮ َ ﻒ َ َاَﻟ ْﻢ َﺗ َﺮ َآ ْﻴ ْ ﻃ ﱢﻴ َﺒ ٍﺔ َا Artinya : ….. Tidak kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ( menjulang ) ke langit. (S. Ibrahim ; 24) Dari keterangan ayat diatas dapat difahami bahwa terlaksananya ajaran Islam atau syari’ah Islam dikalangan ummat Islam dapat dilihat dari segi sejauhmaana umat Islam dapat memperlihatkan akhlaqnya dalam kehidupan sehari- hari . Apakah yang diperlihatkan akhlaq yang mulia atau sebaliknya. Keduanya ini berkait erat dengan kuat atau lemah aqidah yang di peganginya.
22
23 A. Pengertian Aqidah َ yang bermakna " " َﻣ ْﻌ ُﻘ َﺪ ٌة, artinya : ‘’ yang terikat ‘’ ﻋ َﻘ َﺪ َ) Aqidah berasal dari kata ﻋ َﻘ َﺪ (ﻞ ُ ﺤ ْﺒ َ ا ْﻟ. Artinya ‘’tambang terikat’’, sedangkan ( ﻋ َﻘ َﺪ ا ْﻟ َﺒ ْﻴ ُﻊ َ )artinya ‘’melakukan kontak jual beli’’, dan artinya ( ﻋ َﻘ َﺪ ا ْﻟ َﻌ ْﻬ ُﺪ َ ) ‘’ mempererat ikatan perjanjian ‘’.1 Syahminan Zaini memberi pengertian aqidah secara bahasa dengan : simpulan, ikatan dan sangkutan. Secara teknis diartikan juga dengan : Iman , kepercayan, dan keyakinan.2 Secara Istilah menurut Al- Imam Hasan Al- Banna , aqidah ialah : ‘’ hal- hal yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan di dalam hati, sehingga hati dan jiwa itu menjadi tentram tidak ragu dan tidak bimbang, bersih dan murni dari segala was- was syak wasangka, suatu keyakinan yang kuat dan teguh menghayati seluruh aspek kehidupan dan amal ibadah kepada satu Zat Yang Maha Kuasa’’.3 Syahminan Zaini mendefinisaikan Aqidah secara Istilah sebagai berikut : ‘’ kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkandengan dalil’’.4 Ibnu Taimiyah mengartikan dengan : ‘’ suatu perkara yang harus dibenarkan dengan hati; yang dengannya jiwa dapat menjadi tenang sehingga jiwa itumenjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan dan tidak dipengaruhi oleh syak wasangka’’.5 Dari beberapa keterangan definisi sebagaimana yang penulis kemukakan diatas , maka dapat penulis simpulkan bahwa aqidah ialah : sesuatu yang dipercaya ( diyakini ) dengan benar ( menurut ajaran Islam ) dan tidak dapat digoyahkan lagi dengan kebimbangan atau keragu- raguan, walaupun ada usaha yang tak langsung mempengaruhi aqidahnya.
1
Abdullah Azzam, Aqidah Landasan Pokok Membina Umat, ( Jakarta : Gema Insani Press, 1991 ), cet. Ke 1, h. 18 Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, ( Surabaya : Al- Ikhlas, 1983 ) ,cet. Ke 1, h. 50 3 Hasan Al- Banna, Al- Aqaid, Alih Bahasa : Salim Muhammad Wakid, ( Surabay : PT. Bina Ilmu, 1981 ), cet. Ke 1, h.7 4 Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, op.cit., h. 51 5 Ibnu Taimiyah, Aqidah Islam,Alih bahasa : Mushlich Shabir, ( Bandung: PT . Al- Ma’arif, 1981) cet. Ke I,h .6 2
24 Ruang Lingkup ajaran Aqidah sebagaimana yang penulis kemukakan diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa aqidah ialah : sesuatu yang dipercayai (diyakini) dengan benar (menurut ajaran Islam) dan tidak dapat digoyahkan lagi dengan kebimbangan atau keraguraguan, walaupun ada usaha yang langsung atau tak langsung mempengaruhi aqidahnya. Ruang lingkup Aqidah sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Sayid Sabiq tersusun dari enam perkara : a. Ma’rifat kepada Allah, ma’rifat ddengan nama- Nya yang mulia dan sifat- sifatnya yang tinggi. Ma’rifah dengan bukti- bukti adaNya dan kenyataan sifat keagungannya dalam alam semesta ini. b. Ma’rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini, yakni alam yang tak dapat dilihat. Dan kekuatan- kekuatan kebaikan yang terkandung didalmnya yakni yang berbentuk malaikat, serta kekuatan- kekuatan yang yang jahat yakni Iblis dan sekalian tentara- tentaranya dari golongan syetan. Selain itu ma’rifah juga kepada jin dan roh. c. Ma’rifat dengan kitab- kitab Allah yang telah diturunkan Nya. Tujuannya adalah untuk dijadikan batas untuk mengetahui antara yang hak dan yang bathil, yang baik dan yang buruk, yang halal dan yang haram, dan antar yang bagus dan yang jelek. d. Ma;rifat dengan Nabi- nabi dan Rasul – rasul Allah yang telah dipilihnya yang telah menjadi pembimbing kearah petunjuk Allah dan untuk memimpin seluruh makhluk guna menuju kearah yang baik. e. Ma’rifat dengan hari akherat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi padanya seperti kebangkitan, memperoleh pahala syurga dan siksa neraka. f. Ma’rifat dengan taqdir (qadha dan qadhar) yang diatas landasannyalah berjalannya peraturan segala yang ada di alam semesta ini, baik dalam penciptaannya, maupun cara pengaturannya.6
6
Syahminan Zaini, op.cit ., h. 52
25 Menurut Ibnu Taimiyah , ruang lingkup aqidah dapat meliputi : ‘’ mewajibkan beriman ( percaya ) kepada Allah, Malaikat- malaikat, kitab- kitab dan Rasul- rasulnya serta kebangkitan hidup kembali setelah mati dan beriman kepada qadar yang baik dan qadar yang buruk’’.7 Dari beberapa runabg lingkup yang telah dikemukakan diatasm ini bersesuaian dengan sabda Nabi dalam Matnul arba’in Nawawiyah Fil Ahaadits shohihatin Nabawiyah yang berbunyi : (ﺷ ﱢﺮ ِﻩ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ َ ﺧ ْﻴ ِﺮ ِﻩ و َ ﺧ ِﺮ َو ﺑِﺎ ْﻟ َﻘ َﺪ ِر ِﻻ َ ﺳﻠِﻪ َو ﺑِﺎ ْﻟ َﻴ ْﻮ ِم ْا ُ ﻼ ِﺋ َﻜ ِﺘ ِﻪ َو ُآ ُﺘ ِﺒ ِﻪ وَ ُر َ ﷲ َو َﻣ ِ ﻦ ﺑِﺎ ِ ن ُﺗ ْﺆ ِﻣ ْ َا: ن ِا ُ ﻹ ْﻳﻤَﺎ ‘’…Iman ialah kau mempercayai Allah , para Malaikat, Kitab- kitab Nya, rasulRasulNya, hari akhir dan kamu mempercayai takdir yang baik atau yang buruk..’’. ( HR. Muslim )8 B.
Pentingnya Pendidikan Aqidah bagi Anak menurut Islam Aqidah dan syari’ah adalah dua pokok ajaran Islam yang tak dapat dipisahkan. Bidang
kepercayaan dinamakan aqidah dan bidang hukum dinamakan syari’ah. Aqidah menempati posisi dasar ( posisi pokok ), dan syari’ah berposisi cabang. Jiak diibaratkan sebagai bangunan, aqidah adalah pondasinya yang tertanam dalam tanah sedangkan syari’ah adalah semua benda yang didirikan diatas pondasi tersebut. Karena aqidah merupakan dasar, maka tak mengherankan kalau Nabi Muhammad dalam da’wahnya, bidang keimanan inilah yang diajarkan terlebih dahulu. Di mekkah penekanannya di titik beratkan pada pembinaan aqidah, sedangkan pada periode mekkah Madinah titik beratnya pada syari’ah.
7
Ibnu Taimiyah, op. cit., h. 6 Imam Yahya bin syarifudin Nawawi, Matan Arbain Nawawiyah, ( Surabaya : Maktabah Muhammad bin Ahmad Nbhan wa Auladihi ) 8
26 Imam Al- Ghazali berkata : ‘’ anak- anak adalah amanh bagi kedua orang tuanya, dan hatinya yang suci adalah permata yang mahal harganya, karenanya jika dibiasakan pada kebaikan dan diajarkan kebaikan padanya, maka ia akan tumbuh pada kebaikan tersebut, dan akan berbahagialah di dunia dan akhirat…’’9 Rasulullah saw memerintahkan kepada kita untuk mengajarkan kalimat La Ilaha Illallah kepada anak, sebagai mana sabda beliau yang diriwayatkan oleh Al- Hakim dari Ibnu Abbas dari Rasulullah saw, bahwasannya beliau berkata : ِ ل َآِﻠ َﻤ ٍﺔ ِﺑ َ ﺻ ْﻴﺒَﺎ ِﻧ ُﻜ ْﻢ َا ﱠو ِ ﻋﻠَﻰ َ ِا ْﻓ َﺘﺤُﻮ ﷲ ِ ﻻا ﻼ ِاَﻟ َﻪ ِا ﱠ ‘’ Ajarkanlah pada anak- anak kalian kata- kata pertama dengan La Ilaha Illallah’’.10 Dalam kaitan ini Alah telah menegaskan dalam firmanNya yang berbunyi : ( 13 – 37 / ﻈ ْﻴ ٌﻢ ) ﻟﻘﻤﻦ ِﻋ َ ﻈ ْﻠ ٌﻢ ُ َك ﻟ َ ﺸ ْﺮ ن اﻟ ﱢ ﷲ ِا ﱠ ِ ك ﺑِﺎ ْ ﺸ ِﺮ ْ ﻻ ُﺗ َ ﻲ ﻈ ُﻪ َﻳ ُﺒ َﻨ ﱠ ُ ﻻ ْﺑ ِﻨ ِﻪ َو ُه َﻮ َﻳ ِﻌ َ َوِا ْذ ﻗَﺎ ِ ﻦ ُ ل ُﻟ ْﻘ َﻤ …dan ingatlah ketika Luqman berkata pada anaknya, diwaktu ia member pelajaran kepadanya : ‘’ Hai anakku 1 jangan lah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar- benar kedzaliman yang benar. ( S. Luqman : 13 ) Dari segi praktis hendaknya anak dibiasakan agar beriman sepenuh jiwa dengan mengemukakan benda- benda yang mencerminkan kekuasaan Allah yang dapat dilihat oleh anak- anak, seperti bunga yang warna- warni, langit, gunung – gunung
9
abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Alih Bahasa : Saifullah Kamalie, Lc. Etal ( Bandung : Asy‐ Syifa, 1988 ), cet. Ke‐1, Jilid 2, h. 59 10 Ibid ., h. 59
27 yang menjulang tinngi, lautan yang luas, manusia, hewan- hewan dan lain sebagainya.
28 C.
Pendidikan Aqidah Di Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah M. Ngalim Purwanto mengatakan : ‘’ Pendidikan ialah bimbingan yang diberikan secara
sengaja oleh orang dewasa kepada anak- anak , dalam pertumbuhannya ( jasmani dan rohani ) agar berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat’’.11 Soegarda poerbawakatja, H.A.H. Harahap mengatakan : ‘’ Pendidikan adalah usaha manusia untuk membawa si anak yang belum dewasa ke tingkat kedewasaan dalam arti sadar dan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya secara moril’’.12 Ahamad D. Marimba mengatakan : ‘’ pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang utama’’.13 Dari berbagi definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha/ bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak dalam rangka membentuk kepribadian anak, agarbernorma bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat.
11
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung ; CV. Remaja Karya, 1985 ), h. 11 Soegarda Poerbawakatja, dan H.A.H Harahap, Ensiklopedia Pendidikan, ( Jakarta : Gunung Agung, 1981 ), h. 214 13 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung : Al‐ Ma’arif, 1986 ), cet. Ke‐6, h. 19 12
29 Materi pelajaran Aqidah di Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah meliputi pokok bahasan : a. Keimanan Dalam memberikan bahasan keimanan ini , pengenalan dan penekanannya pada rukun iman. Untuk benar- benar anak didik mengetahui dan menghayati tentang bahasan keimanan ini, dilakukan beberapa usaha pengenalan terhadap adanya Allah, sifat- sifat Allah dan bagaimana cara bersyukur kepada Nya. Ussaha- usaha yang dilakukan oleh pendidik adalah dengan mengajak anak/ siswa memperhatikan keadaan alam semesta dan kebesarankebesaran ciptaan Allah yang dapat dilihat disekitar kita, sebagai bukti yang rasional terhadap adanya Allah. Selain itu guru mengarahkan anak didik untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita , baik berupa kekayaan alam, udara yang kita hisap, energy matahari, dan sebagainya, dengan melakukan ibadah kepada Allah .
b.
Kisah Para Rasul Untuk mempertebal aqidah keimanan pada siswa , guru berusaha mengaitkan tentang
aqidah ini dengan pelajaran kisah para rasul ( tarikh rasul ), dengan memetik hikmah yang terjadi pada kejadian- kejadian kehidupan Rasul. Juga bagi anak didik diajarkan menghormati Rasul, mentaati dan meneladaninya. Taat pada ajaran- ajaran rasul Allah adalah dengan cara membenarkan dan menjalani apa- apa yang telah dilakukan oleh para Nabi , ketinggian dan keteguhan pribadi para Rasul yang tak pernah lepas dari ketauladanan dari kekuatan aqidah yang Allah berikan pada mereka, ketinggian dan ketaatan aqidah ini, patut bagi siswa untuk mencontohnya.
30 c.
Malaikat Malaikat termasuk ssalah satu makhluk ghaib yang Allah ciptakan, yang patut diimani.
Mengenal malaikat termasuk ruang lingkup pembinaan aqidah yang diajarkan oleh para guru . para siswa ditekankan untuk mengetahui masing- masing tugas yang ada pada malaikat yang waji kita kenal, sebab dengan perkenalan tersebut dapart mempertebal aqidah siswa pada Allah. Sebagai contoh : jika para siswa selalu beramal baik atau melakukan perbuatan yang jelek, selalu mengawasi dua malaikat yang selalu mencata amal yang baik dan jahat. Dengan contoh tersebut jika terlintas pada pemikiran siswa untuk berbuat apa yang dilarang oleh agama, maka ia akan merasakan bahwa perbuatannya tersebut selain diawasi oleh Allah, juga malaikat siap mencatat perbuatan tersebut. Dari keterangan diatas , maka pembentukan aqidah siswa tak lepas dari sejauhmana siswa dapat mengimani keberadaan malaikat serta fungsinya sebagai makhluk Allah. Mengimani kitab- kitab Allah, hari kiamat dan iman terhadap ketentuan- ketentuan Allah serta contoh- contoh kehidupan para sahabat dan orang- orang yang teguh imannya, diajarkan kepada siswa. Pengajaran ini bertujuan agar siswa dapat mencontoh perilaku mereka, keteguhan aqidah yang dimilikinya dan ketaatan dalam beribadahnya. Seperti tercatat dalam sejarah , ada seorang sahabat dari golongan budak yang bernama Bilal yang masuk Islam. Karena beliau mempertahankan keislamannya, beliau rela tubuhnya disiksa sangat keras dan dijemur diterik matahari padang pasir. Sebab apa beliau sampai demikian hebat mempertahankan Islam, karena sudah terpatri di dalam
31 jiwanya aqidah yang kuat dari ajaran agama yang benar yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Dengan memberikan siswa sebanyak mungkin tentang kisah- kisah keimanan , diharapkan siswa dapat membandingkan dan menarik kesimpulan bahwa dengan aqidah yang teguhlah sesuatu halangan yang akan menjerumuskan kita pada kemungkaran dan prilaku jelek yang melanggar nilai- nilai kebenaran Islam dapat dikalahkan.
Saat ini kehidupan manusia semakinmaju, baik dalam ilmu pengetahuannya, kebudayaannya atau kehidupan sosialnya. Tak jarang dengan banyak kemajuan yang telah dicapai oleh manusia ada yang berdampak negative, yang kalau aqidah kita lemah, maka kita kan terbawa arus kenegatifan tersebut dan semakin jauh dari nilai- nilai kebenaran Islam.
32 d.
Keadaan Akhlaq Anak Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah Seorang failusuf kenamaan , Charles reade, berkata:
;; bila kita telah yakin akan sesuatu pandangan atau fikiran, tanamkanlah buah fikiran itu dalam suatu perbuatan. Nanti anda akan menuai ( menikmati hasil ) yang bernama tingkah laku. Tanamahkanlah ( ulang- ulangilah ) tingkah laku itu, nanti anda akan dapat suatu kebiasaan . Tanamkanlah kebiasaan ( brulang- ulang ) itu nanti anda akan mendapatkan suatu watak. Dan tanamkanlah watak itu, nanti anda akan mendapat nasib.13
Jelaslah, perbuatan yang sering diulang- ulang melakukannya tentulah akan menjadi kebiasaan. Bila kebiasaan terus diulang- ulang maka terjadilah suatu watak. Dan bila watak itu telah menjadi predikat bagi diri seorang tersebut dengan cara mempraktekan suatu perbuatan yang sama tadi, maka orang tersebut artinya telah berkpribadian tertentu. Dan kepribadian itulah nantinya membuat orang lain tahu tentang dirinya. Prilaku- prilaku pusitif yang terus dikembangkan pada siswa Madraah Ibtidaiyah ArRahmah, yang merupakan proyek binaan sekolah dapat dilihat daru usaha / cara siswa dalam hal berpakaian, mengucapkan salam baik kepada 40ating teman atau saat berjumpa dengan guru, menutup aurat bagi siswa wanita ( jilbab ), pergaulan yang harmonis antar 40ating mereka, shalat berjama’ah, taat akan peraturan sekolah, dll. Menurut Dr. Abdur. Razak yang perlu diperhatikan dalam membina anak bagi seorang pendidik ialah :
13
Umar Hasyim, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, ( Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1985 ), cet. Ke‐2, h. 160
33 1. Berusaha mengenalkan kepada mereka ( anak didik ) dengan TuhanNya. Usaha ini sangat berguna bagi kehidupannya kelak, lantaran akan memudahkan anak dalam mengenal diri dan lingkungannya serta orang- orang yang berada disekelilingnya. 2. Berusaha menumbuhkan daya nalar anak, terutama kemampuan bertindak dalam mendapatkan suatu hal – hal yang mereka anggap masih baru. 3. Mengenalkan dan membekali anak- anak dengan kebudayaan dan pemikiran Islam, untuk membentuk dasar- dasatr pemikiran dan keyakinan Islam pada akal, otak, jiwa dan pikiran mereka. 4. Melatih dan menjaga anak meninjau kembali berbagai kemajuan yang telah dicapai Islam pada masa lalu, untuk dapat menentukan sikap demi kemajuan di masa yang akan datang . sehingga pekerjaan yang akan ia kerjakan di masa yang akan dating, harus bercermin pada kemajuan di masa lalu, bahkan kalu bisa kemajuan yang telah dicapai di masa lalu dapat dijadikan barometer, agar penganan tugas dan pekerjaan yang sekarang dan yang akan dating akan menghasilkan keberhasilan dan mencapai sasaran yang diinginkan. 5. Membentuk dan mengusahakan mereka menjadi generasi yang sempurana lahir dan batin, yang bernaung dibawah panji- panji Islam. Membiasakan mereka untuk mengenal dan lebih cinta Allah ketimbang yang lain. Kemudian menumbuhkan jiwa saling bantu dan menolong serta salling memahami diantara generasi muda Islam. 6. Berusaha terus menanamkan nafas taqwa kedalam jiwa anak, agar pembentukan akhlaq mereka tidak teracuni oleh yang lain kecuali kedalam yang mulia. Sedangkan jiwa anak
sudah taqwa, maka ada jaminan behwa merekapun tidak akan kejangkitan berbagai penyakit rohani, yang timbul dalam masyarakat.14
14
Abdur Razak Husein, Hak Anak Dalam Islam, ( Jakarta : Fikahati Aneska, 1992 ), cet. Ke 1, h. 77
BAB IV PENERAPAN PENDIDIKAN AQIDAH BAGI PEMBINAAN AKHLAQ KARIMAH
A. Pengertian Akhlaq Al- Karimah
Akhlaq adalah kata arab yang merupakan jamak dari ‘’khuluq’’ yang artinya perangai atau tabiat. Imam Al- Ghazali mendinisikan Akhlaq dengan : َ ﻏ ْﻴ ِﺮﺣَﺎ َ ﻦ ْ ﺴ ٍﺮ ِﻣ ْ ﺤ ْﻮَﻟ ٍﺔ َو ُﻳ ُﺴ ُ ل ِﺑ ُ ﺼ ُﺪ ُر ا ْﻟﺎَ ْﻓﻌَﺎ ْ ﺲ رَاﺳِﺨَﺔٍﻋَ ْﻨﻬَﺎ َﺗ ِ ﻦ َه ْﻴ َﺌ ٍﺔ ﻓِﻰ اﻟ ﱠﻨ ْﻔ ْﻋ َ ﻖ ﻋِﺒَﺎرَ ٌة ُ ﺨُﻠ ُ َا ْﻟ ﺟ ٍﺔِاﻟَﻰ ِﻓ ْﻜ ٍﺮ َو ُر ِو َﻳ ٍﺔ Artinya : ‘’ akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah, dengan tidak memprtimbangkan pikiran (terlebih dahulu)’’.1 Ahmad Amin mendefinisikan Akhlaq dengan : ‘’ menangnya keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung berturut- turut’’.2 Adapun yang dimaksud dengan akhlaq karimah atau akhlaq hasanah sebagaimana dikatakan oleh Al- Imam Umar bin Ahmad Baraja adalah : ﺤ َﺘ َﺮﻣًﺎ ْ ﺶ َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻬ ْﻢ ُﻣ ُ س َو َﺗ ِﻌ ْﻴ ِ ﺟ ِﻤ ْﻴ ُﻊ اﻟﻨﱠﺎ َ ﻚ َو َ ﺳ َﺮ ِﺗ ْ ﻚ ُا َ ﺤ ﱡﺒ ِ ﻚ َو ُﺗ َ ﻚ َر ﱡﺑ َ ﻋ ْﻨ َ ﺧ َﺮ ِة َﻳ ْﺮﺿَﻰ ِ ﻚ ﻓِﻰ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﻴَﺎ َو اَﻟَﺎ َ ﺳﻌَﺎ َد ِﺗ َ ﺐ ُ ﺳ َﺒ َ ﻲ َ ﺴ َﻨ َﺔ ِه َﺣ َ ﻖ َ ﺧَﻠ ْ ن ا ْﻟَﺎ ِا ﱠ ‘’ akhlaq yang baik atau mulia adalah akhlaq yang menjadi sebab kita mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat, Allah ridha kepada kita, keluarga dan seluruh manusia, dan hidup dalam kemulyaan’’.3
34
1
Humaidai Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlaq, ( Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1982 ), cet. Ke‐2 , h. 8 Ahmad Amin, Ilmu Akhlaq, Alih Bahasa : Farid Ma’ruf, ( Jakarta : Bulan Bintang , 1975 ) , cet. Ke‐1 , h. 62 3 Umar bin Ahmad Baraja, Al‐ Akhlaq Lilbanin ( Surabaya : Maktabah Muhammad bin Ahmad, 1954 ), juz, ke‐2 h.4 2
35 B. Pentingnya Pendidikan Akhlaq Bagi Anak menurut Islam
Akhlaq sangatlah urgen bagi manusia . urgency akhlaq ini tidak saja dirasakan oleh umat manusia dalam kehidupan seorangan, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan berkeluarga dan bernegara. Akhlaq adalah mustika hidup yang membedakan manusia dari jenis makhluq yang lain (hewan). Manusia tanpa akhlaq akan kehilangan derajat kemanusiaannya sebagai makhluq Allah yang sangat dimuliakan dari jenis makhluq yang lain, dan akan menjadikan posisi manusia sebagai makhluq yang mulia kepada derajat yang sangat beliau hina melebihi binatang. Anak sebagaimana Allah menamakannya sebagaimana dengan fitnah ( ujian ) merupakan titipan yang dibebankan oleh Nya kepada kedua orang tua. Adalah tanggung jawab bersama antara mereka dengan para pendidik untuk membentuk pribadi dan perilakunya, dengan menerapkan system pendidikan yang tepat, pada usia dini. Anak bagaikan lembaran kertas putih yang berada di tangan merekajika mereka melukisnya dengan benar, tentu ia akan menjadi anak yang baik. Didalam masalah mendidik anak, seorang muslim sejati tak akan mudah terkecoh oleh berbagai bahasan mengenai system pendidikan modern, dimana sebagian besar tak lebih hanya pada kualitasnya pemikiran tanpa memasukkan ( minim ) dari ajaran- ajaran akhlaq. Syekh Wahbi Sulaiman Al- Ghawaji Al- Albani mengatakan dalam pengantar pendidikan anak : ‘’ kehilangan apakah yanh lebih fatal dibandingkan kehilangan hati,
36 akal dan akhlaq anak- anak, kemudian jasad- jasad mereka tak ubahnya seperti kayu tongkat yang tak dapat membawa suatu aqidah yang agung dan tidak hidup untuk sesuatu tujuan yang mulia’’.1 Betapa penting dan seriusnya Islam memperhatikan tentang penerapan pendidkan Akhlaq yang baik ini pada usia dini, maka Nabi Muhammad saw bersabda sebagaimana yang telah diriwayatkan dari At- Tirmidzi dari Ayyub bin Musa dari ayahnya dari kakeknya, Nabi Bersabda : ْ ﻞ ِﻣ َﻀ َ ﻞ َا ْﻓ ٍﺨ ْ ﻦ ُﻧ ْ ﻞ وَﻟِ ٌُﺪ َوَﻟﺪًا ِﻣ َﺨ َ ﻣَﺎ َﻧ ﻦ ٍﺴ َﺣ َ ب ٍ ﻦ َا َد ‘’ tidak ada suatu pemberian yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada pemberian budi pekerti yang baik’’.5 Firman Allah : ( 1009 /91 / ﻦ دَﺳﱠﺎهَﺎ ) اﻟﺸﻤﺲ ْ ب َﻣ َ َو َﻗ ْﺪ ﺧَﺎ. ﻦ َز ﱠآﻬَﺎ ْ ﺢ َﻣ َ َﻗ ْﺪ َا ْﻓَﻠ ‘’ sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu , dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya.’’ Sebait syair mengatakan : ب ِ ﻻ َد َ ﻈ ْﺮِأﻟَﻰ ْا ُ ﺖ َﺗ ْﻌ ِﺮ ُﻓ ُﻪ ﻓَﺎ ْﻧ َ ن ُر ْﻣ ْ ِا# ﺣ ٍﺪ َ ﻋﻠَﻰ َا َ ب ٍ ﻷ ْﺛﻮَا َِ ن ﻈ َﺮ ﱠ ُ ﻻ َﺗ ْﻨ َ ‘’ memandang seseorang janganlah dari pakaiannya, namun kenalilah dia dengan melihat adabnya’’.6
1
Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Alih Bahasa : Saifullah Kamalie, ( Bandung : Asy‐ Syifa’ 1988), jilid, cet. Ke 1, h. xix. 5 Ibid, h. 178 6 Umar bin Ahmad Baraja, op cit., h. 5.
37 C. Penerapan Pendidikan Aqidah Bagi Pembinaan Akhlaq Sebagaiman yang telah penulis kemukakan dalam pembahasan awal bawa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh oang dewasa, kepada anak yang belum dewasa aagar tercipta pada diri anak setelah terjadi proses pendidikan pada anak. Tak ketinggalan Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah dalam mencapai proses perubahan pada diri siswa setelah menerima setelah menerima pelajaran khususnya aqidah, menekankan pendidikan tersebut bukan hanya dalam segi teori namun ditekankan pula dari segi praktek dan bimbingan dan pengawasan penuh oleh guru disekolah , dengan tujuan agar anak didik dapat menerima dengan mudah apa- apa yang diajarkan. Dalam garis besar sasarn dalam pendidikan adalah untuk membina siswa- siswi untk menjadi manusia- manusia yang berpengetahuan dan mempunyai akhlaq yang mulia. Adapun usaha yang dilakukan dalam menempuh tujuan tersebut ditempuh dengan : 1. Menanamkan sikap pada anak didik serta memberikan informasi- informasi segi kognitif dalam proses belajar. 2. Membentengi siswa dengan aqidah yang kuat agar terhindar dari aqidah- aqidah yang bersumber dari adat maupun ajaran yang sesat. Proses pencapaian dua segi tersebut diatas digunakanlah dua bentuk metode : 1. Direct Method 2. Indirect Method
38 1. Direct Method adalah usaha yang dilakukan di sekolah untuk bertatap langsung dengan murid baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam kegiatan belajar mengajar. Segi yang pertama ini yang berperan besar adalah bagaiman seseorang guru dengan kemampuan yang dimilikinya memberikan materi pelajaran ( aqidah ) ddapat diterima atau dimengerti oleh murid dengan baik. Untuk itu jalan yang dilakukan adalah dengan memperlihatkan, menampilkan, dan memperhatikan segi industic ( pengantar ), interaction ( waktu menyajikan pelajaran ), dan closure ( penutup ). Adapun bentuk lain yang dilakukan guru ( aqidah dan akhlaq ) dalam mencapai keberhasilan adalah : 1. Menciptakan suasana belajar yang harmonis 2. Membina hubungan yang baik antara guru dan murid 3. Memperhatikan perkembangan belajar siswa 4. Memberikan tugas 5. Menekankan agar pengetahuan yang telah di dapat , di praktekan dalam kehidupan sehari- hari. 6. Dll. Beberapa bentuk praktek yang di tekankan oleh guru pengajar aqidah dan akhlaq pada murid Madrasah Ibtidayah Ar- Rahmah antara lain : 1. Harus mengucapkan salam sebelum masuk kelas. 2. Mengucapkan salam jika bertemu kawan / guru 3. Membaca doa sebelum atau sesudah makan.
39 4. Berpakaian yang sopan 5. Mencontoh kehidupan Nabi, Sahabat, dll. Peranan sekolah / kepala sekolah dalam pembinaan siswa agar mempunyai akhlaq yang baik dan beraqidah yang kuat diantaranya adalah : 1. Mewajibkan kepada seluruh siswa agar melakukan shalat berjama’ah setelah selesai pelajaran. Maksudnya adlah dengan membiasakn siswa melaksanankan perintah Allah pada usia kanak- kanak. Sehingga jika telah dewasa menjadi seorang yang taat beribadah. 2. Setipa senin pagi kepala sekolah memberikan wejangan- wejangan yang berupa informasi- informasi segi kognitif dalam upaya menanamkan sikap pada siswa agar bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran yang telah gariskan oleh Islam. Yaitu berupa kepribadian muslim dengan segala peerbuatan yang dilakukan tetap dalam jalur islam. 3. Segala bentuk yang dapat mengikis aqidah siswa baik yang langsung, seperti : kebudayaan- kebudayan yang jelek ( tak sesuai dengan ajaran Islam ). Dilarang keras untuk dibawa ke arel pendidikan Madrasah Ar- Rahmah. Begitu pula siswa dilarang mempergunakan sampul- sampul buku yang bergambar tidak sopan, maksudnya untuk menghindari pemikiran siswa yang terbawa oleh arus angan – angan yang jelek.
40 Jika siswa melanggar apa yang telah dilarang dan digariskan oleh sekolah, maka akan mendapat sangsi yang berupa peneguran terlebih dahulu. Jika belum berubah, maka akan diberikan hukuman yang mendidik siswa. Diantara bentuk perbuatan yang dapat merusak akhlaq harus dijauhi oleh orang Islam, menurut Abdul Rahman H. Habanakah adalah : 1. Pergaulan bebas 2. Minuman keras dan segala sesuatu yang memabukkan 3. Sarana hiburan dan permainan 4. Memperalat kaum wanita 5. Dll.7 Seluruh personel pengajar diharuskan memperhatikan dan mengawasi siswa dan menekankan untuk member contoh yang baik kepada mereka.
7
Abdul Rahman H. Habanakah, Metode Merusak Akhlaq dari Barat, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1992 ) cet. Ke ‐1, h. 27
41 2. Indirect Method Ialah usaha yang dilakuakan sekolah untuk mencari informasi- informasi yang diperlukan tentang perkembangan murid dari orang tua melalui tatp muka secara langsung, atau melauli pengajian- pengajian yang telah ada di bina sekolah. Segala bentuk informasi yang didapat dari orang tua atau lingkungan, akan ditampung dan dipelajari untuk di carikan jalan keluarnya dan pada akhirnya sekolah akan memberikan perhatian khussus terhadap siswa- siswa yang diluar lingkungan sekolah yang mempunyai kelakuan yang kurang baik. Jika telah terbina hubungan antara guru, murid, dan orang tua dengan baik dan saling memberikan informasi yang berguna dalam hal perkembangan prestasi siswa dan tingkah laku nya baik disekolaj atau di luar sekolah, maka tujuan untuk membentuk pribadi muslim yang berpengetahuan , berakhlaq mulia dan taqwa, menurut penulis akan lebih cepat tercapai. Betapa besarnya peranan orang tua dalam membantu keberhasilan pembentukan jiwa pada anak didik, maka dapat kita lihat pendapat yang dikemukakan oleh Zakiah Drajat , sebagaimana ang tertera dibawah ini. Orang tua adalah Pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsure – unsure pendidikan yang tidak langsung yang dengan sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak yabg sedang berkembang itu. Sikap anak terhadap guru agama dan pendidikan agama di
42 sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya.8 Hubungan yang baik antara orang tua dan anak sangat mempengaruhi jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh pengertian dan kasih sayang , akan membawa pada pembinaan pribadi yang tenang, terbuka dan mudah untuk dididik, karena ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk tumbuh dan kembang. Namun jika hubungan orang tua tidak serasi dengan anak, maka dampak yang akan timbul adalah anak akan sukar dibentuk, karena ia tidak dapat suasana yang baik untuk berkembang, sebab selalu terganggu oleh suasana yang tidka harmonis antara dia dan orang tua, bahkan percecokan yang terjadi sesame orang tua juga dapat menggaangu perkembangan jiwa anak. Dan banyak lagi factor- factor dari keluarga yang dapat mempengaruhi pembinaan pribadi anak yang dilakukan oleh orang tua, setelah anak berada di luar lingkungan sekolah. Disamping itu tentunya banyak pula pengalaman pengalaman anak , yang mempunyai nilai pendidikan baginya, yaitu pembinaan –pembinaan tertentu yang dilakukan orang tua terhadap anak, baik melaui latihan- latihan, perbuatan misalnya kebiasaan dalam makan minum, buang air, mandi, tidur, dan sebagainya. Semuanya juga termasukdalam kategori pembinaan pada anak.
8
Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1989 ) cet. Ke‐ 11. H. 56
43 Berapa banyak pendidikan yang tidak langsung terjadi pada anak sebelum ia masuk sekolah, tentu saja setiap anak mempunyai pengalamannya sendiri, yang tidak sama dengan pengalaman yang didapat oleh anak yang lain yang sebaya dengannya. Pengalaman yang dibawa oleh anak- anak dari rumah dimana dia tinggal, mempunyai andil yang cukup besar terhadap sikapnya yang baru ia masuk ke lingkungan barunya. Baik sikap yang diperlihatkan pada gurunya, teman- temannya atau sikap pada waktu ia menerima pelajaran yang diberikan oleh guru kepadanya.
Beberapa hambatan yang dialami Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah dalam pembunaan terhadap murid : 1. Belum terbina secara optimal kerja sama orang tua, murid dan guru, dalam mencari informasi tentang perkembangan murid diluar sekkolah. 2. Karena siswa yang belajar di madrasah ini tidak seluruhnya dipungut uang sekolah, maka dalam melaksanakan program sekolah ada kalanya terbentur dengan masalah dana. 3. Adakalanya murid diperbantukan oleh orang tua untuk membantu pekerjaannya (tani ), padahal bukan pada saat libur. 4. Belum meratanya pada siswa mempunyai buku pegangan mata pelajaran . 5. Sekolah belum terlengkapi dengan sarana yang menunjang kearah tercapainya program pendidikan Islam percontohan.
44
Kendala- kendala tersebut diatas tak menjadikan patah semangat para pendidik , bahkan menjadi evaluasi yang terus dipantau untuk dicari jalan keluarnya demi terjadi nya kelancaran dalam proses belajar mengajar. Dengan dibentuknya wadah POMG di sekolah ini mempunyai peranan besar bagi sekolah dalam memecahkan kendala tersebut. Sebab orang tua dilibatkan secara langsung membantu perkembangan murid di luar sekolah dan harus menunjang sepenuhnya terhadap keberhasilan belajar siswa.
45 D. Proses Penerapan Aqidah dalam Pembinaan Akhlaq Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dalam membina siswa agar menjadi manusia yang berakhlaq mulia dan mempunyai keimanan / aqidah yang kokoh, Madrasah Ibtidaiyah ArRahmah telah mengambil langkah- langkah pembinaan melalui : 1. Pembiasaan 2. Pembentukan pengertian, sikap dan minat 3. Pembentukan kepribadian Untuk memahami terhadap ketiga macam proses pembentukan tersebut, disini penulis akan jelaskan disertai beberapa contoh untuk memudahkannya. 1. Pembiasaan Pembiasaan yang dimaksud adalh pelatihan- pelatihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwa anak, agar dengan latihan- latihan tersebut dapat membentuk sikap kpribadian yang baik dalam diri siswa yang tercermin di dalam tingkah lakunya. Hal ini senada dengan apa yang telah dikatakan oleh Zakiah Drajat , sebagaimana pendapatnya : ‘’ untuk membina anak agar mempunyai sifat- sofat yang terpuji, tidaklah mungkin dengan penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu pembiasaannya untuk melakukan yang baik dan menjauhi sifat- sifat yang tercela.
46 Pembiasaaan dan latihan itulah yang membuat dia cenderung untuk melakukan yang baik dan meninggalkan yang kurang baik.9 Pembiasaan yang telah dijalankan di Madrasaha Ibtidaiyah Ar- Rahmah ialah dengan mewajibkan siswa untuk melakukan shalat berjama’ah ( zuhur ) setelah selesai jam pelajaran , sebagaiman yang telah penulis katakan terdahulu. Pembiasaan ini dilakukan agar anak terbiasa melakukan perbuatan yang baik di waktu kecil, dan kelak jika telah dewasa terbiasa melakukan pekerjaan tersebut. Satu hal yang lebih penting adalah akan terbina hubungan komunikasi antara anak dan TuhanNya ( Allah ) melalui shalat yang dilakukannya.
Pembiasaan selanjutnya adalah dengan diperintahkan mengucapkan salam baik pada waktu anak akan masuk ke kelas atau dikala bertemu guru atau sesama mereka. Pembiasaan ini akan lebih meningkatkan keharmonisan hubungan baik antara mereka atau dengan guru, sehingga akan hilang penyakit sombong, dengki, merendahkan orang lain dan sebagainya. Inilah beberapa contoh perbuatan baik yang dibiasakan terhadap siswa, disamping pembiasaan latihan yang lainnya.
9
Zakiah Drajat, Ibid, h. 78
46 2. Pembentukan Pengertian, minat dan Sikap
Pada taraf pertama merupakan pembentukan pembiasaan- pembiasaan yang ditujukan agar siswa dapat mengetahui cara melakukan perbuatan baik, maka pada taraf kedua ini diberikan kepadanya pengetahuan dan pengertian tentang sesuatu. Pembentukan pengertian , minat dan sikap maksudnya adalah memberikan pengertian kepada anak tentang perbuatan ( amalan ) yang dikerjakan dan diucapkannya. Dalam taraf ini ditanamkan dasar- dasar kesusilaan yang erat hubungannya dengan kepercayaan / keimanan, seperti mencintai Allah dan Rasulnya dengan jalan melakukan segala perbuatan yang di perintahkannya dan menjauhkan terhadap apa yang dilaranganya. Mengimani para malaikat dan tugasnya, dan meyakinkan bahwa segala perbuatan yang baik dan jahat yang dilakukan akan dicatat oleh malaikat. Berlaku ikhlas, sopan, dll. Keseluruhan usaha yang dilakukan dalam taraf kedua ini akan menghasilkan beberapa hal , antara lain : a. Kecintaan pada kebaikan dan membenci pada kejahatan b. Mendekatkan hubungan anak dengan Allah melalui pengertian yang telah diddapatinya baik melalui pengajaran atau perbuatan yang dilakukan. c. Merasa berkepentingan dalam soal- soal pelaksanaan kebaikan dan meperbesar minat kepada hal yang baik.
47 3. Pembentukan Kepribadian Setelah murid dibiasakn melakukan perbuatan- perbuatan baik menurut ajaran agama , seperti shalat, puasa, berdoa, membaca Al- Qura’an, dan perbuatan baik lainnya, kemudian murid diberi pengertian terhadap apa yang telah diperbuat tentang keutamaan mengerjakannya serta akibat kalau tak mengerjakannya. Tahap selanjutnya, akan terpatri dalam jiwa anak rasa tanggung jawab untuk melaksanakan ajaran agama dengan benar yang dilandasi dengan keimanan yang kokoh kepada Tuhannya ( Allah ).
Yang perlu diingat oleh guru atau pendidik
Setiap guru , jangan lupa bahwa ia adalah unsure terpenting dalam pendidikan di sekolah. Hari depan anak didik tergantung banyak kepada guru,. Guru yang pandai , bijaksana, dan mempunyai keikhlasan dan sikap positif terhadap pekerjaannya akan dapat membimbing anakanak didik kearah sikap positif dan dapat pula menumbuhkan sikap yang terpuji pada diri anak didik di kemudian hari. Sebaliknya, guru yang tak bijaksana dan menunaikan pekerjaannya dengan tidak penuh keikhlasan atau didasarkan atas pertimbangan- pertimbangan yang bukan kepentingan pendidikan, atau hanya akan karena merasa terhoramat karena predikatnya sebagai pendidik, akan mengakibatkan arti atau manfaat pendidikan yang diberikan nya pada anak didik menjadi kecil, atau mungkin tidak ada, bahkan menjadi negative.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis kemukakan pembahasan skripsi ini pada bab- bab sebelumnya, maka ada beberapa kesimpulan dan saran- saran yang dapat penulis ketengahkan dalam akhir pembahasan.
A. Kesimpulan 1.
Aqidah merupakan pondasi yang esensi untuk sarana / tegaknya Islam. Bangunan yang tinggi dan
besar hendaknya memiliki dasar yang kokoh dan kuat agar tahan terhadap topan dan badai. Hal lain yang dapat kita petik dari hakikat ini adalah kita hendaknya membangun asas terlebi dahulu sebelum terbentuknya bagunan yang besar. Jika tidak diperhatikan tentang asas, maka akan sia- sia lah usaha kita dan bengunan yang walaupun bagaimana indahnya akan mudah hancur. 2.
Penanaman aqidah hendaknya dilakukan oleh para pendidik di waktu usi dini ( kanak- kanak ) ,
sebab di usia ini anak lebih mudah / lebih melekat dalam benak fikirannya dalam menerima dan menyerap segala bentuk pelajaran serta pengajaran yang diajarkan oleh pendidik dan tak akan mudah luntur oleh gangguan yang akan menggodanya. Betapa besar peranan pendidikan untuk diajarkan atau diterapkan pada anak dii usia dini, sebuah pepatah menyebuka ‘’ Belajar di waktu kecil laksana mengukir diatas batu, dan belajar di waktu dewasa laksana mengukir diatas air. 3.
Dalam rangka mempersipakan generasi Islam yang bertaqwa, dan berakhlaq mulia, pimpinan
Madrasah Ar- Rahmah telah mengadakan berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh guru- guru di sekolah dengan melibatkan murid- murid sebagai peran utamanya, dalam rangka merealisasikan ajaran Islam dengan kegiatan seperti shalat berjama’ah, pengajian umum, menyelenggarakan hari- hari besar Islam, dan Lain- lain. 4.
Kepala sekolah pada setiap kesempatan, seperti pada upacara sekolah setiap senin pagi selalu
memberikan wajangan yang bersifat prefentif menekankan pada murid untuk menghindari / menjauhkan segala sesuatu yang dapat merusak moral dibawa masuk kedalam lingkungan sekolah. Sebagai contoh : buku- buku porno, obat terlarang, berpakaian yang ketat dan sebagainya. 49
50 B. Saran – saran
1. Pengurus Madrasah hendaknya meningkatkan hubungan kerja sama, baik dengan tenaga pengajar, pengurus yayasan dan pemerintah. Diharapkan dengan meningkatkan hubungan tersebut dapat mendapat masukan- masukan yang bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan dala pertemuan informal, pada saat istirahat jam pelajaran, acara silaturrahmi, dan dapat juga dengan undangan- undangan khusus kalau memang diperlukan. 2. Para orang tua dan masyarakat sekelilingnya , hendaknya peduli terhadap kelancaran pembinaan murid , artinya masyarakat mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap keberhasilan pendidikan anak. Orang tua atau masyyarakat dapat mencari informasi- informasi tentang pendidikan, baik melalui murid, dan masyarakat sekitar, kelancaran belajar mengajar akan dapat terus meningkat. 3. Meningkatkan kwalitas pendidikan di Madrasah, tak terlepas pula atau berhubungan erta dengan tingkat kesejahteraan pengajar. Pengajar akan lebih memfokuskan kreatifitas pengajarannya jika kesejahteraannya cukup. Jika memungkinkan hendaknya seluruh siswa membayar uang iuran sekolah, disamping dengan standar yang telah di tetapkan, bagi yang ekonominya lemah dapat disesuaikan dengan kesanggupannya. 4. Mengoptimalkan sarana- sarana pendukung pendidikan, sebab dengan sarana yang baik sdan sarana penunjang pendidikan dapat digunakan dengan baik, akan menghasilkan kwalitas pendidikan yang tinggi. Serta penunjang yang dimaksud adalah : laboratorium, perpustakaan, alat peraga, sarana olah raga, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Baraja, Umar, Al- Akhlaq Lilbanin , Surabaya : Maktabah Muhammad bin Ahmad, 1954 Al- Banna, Hasan, Al- Aqaid, Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1981 Amin, Ahmad, Prof, Dr., Ilmu Akhlaq, Jakarta : Bulan Bintang , 1975 Azzam, Abdullah, Drs., Aqidah Landasan Pokok Membina Umat, Jakarta : Gema Insani Press, 1991 Departemen Agama R.I., Al- Qur’an dan terjemahnya, Bandung : Gema Risalah Press, 1989 Drajat, Zakiah, Prof, Dr., Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1989 H. Habanakah , Rahman, Abdul, Prof,., Metodik Merusak Akhlaq dari Barat, Jakarta: Gema Insani Press, 1992 Marimba, Ahmad, D., Drs., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al- Ma’arif, 1986 Nashih Ulwan, Abdullah, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Bandung : Asy- Syifa’, 1988 Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung ; CV. Remaja Karya, 1985 Soegarda, Poerbawakatja, Prof, . Dr., dan Harahap, H, H.A.H., Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung, 1981 Taimiyah, Ibnu, Aqidah Islam, Alih Bahasa : Muslich Shabir, Drs., Bandung: PT . Al- Ma’arif, 1981 Tatapangarsa, Humaidi, Pengantar Kuliah Akhlaq, Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1982 Undang- Undang Dasar 1945, Republik Indonesia Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, Surabaya : Al- Ikhlas, 1983
I.A.I.N Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Kripsi, Tesis, dan Disertasi, Jakarta : Hikmat Syahid Indah, 1989
BERITA WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Pokok- pokok wawancara 1. Latar Belakang berdirinya madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah 2. Dasar didirikannya Madrasah Ibtidaiyah Ar- Rahmah 3. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pendirian / pembangunan madrasah tersebut 4. Penerapan pendidikan aqidah yang dilakukan disekolah dalam usaha membentuk siswa yang berilmu pengetahuan dan berakhlaq yang mulia 5. Program- program yang dilaksanakan dalam menunjang proses keberhasilan pendidikan di sekolah / madrasah Ar- Rahmah 6. Fasilitas pendukung yang dapat digunakan dalam menunjang keberhasilan pembinaan siswa 7. Hambatan yang ditemui dalam pendidikan yang dilakukan / pembinaan terhadap siswa 8. Hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar
Jakarta, 3 September 1992
BERITA WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDY AQIDAH dan AKHLAQ
Pokok- pokok wawancara : 1. Materi- materi pelajaran aqidah yang diajarkan kepada siswa 2. Metode yang digunakan dalam mempercepat keberhasilan siswa dalam belajar 3. Usaha yang dilakukan dalam membina siswa, agar pelajaran aqidah yang telah dipelajarinya dapat membentuk kpribadian siswa 4. Kiat khusus dalam mengani siswa yang melanggar disiplin kelas 5. Factor penunjang yang dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam pengajaran/ pembinaan 6. Hambatan yang didapati dalam memberikan pelajaran kepada siswa 7. Cara membina hubungan yang harmonis dengan siswa dalam belajar di kelas.
Jakarta, 6 Desember 1992