60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum lokasi Penelitian Kota Jambi adalah Ibukota Provinsi Jambi dan merupakan salah satu dari sepuluh daerah kabupaten/kota yang ada dalam Provinsi Jambi. Secara historis, Pemerintah Kota Jambi dibentuk dengan Ketetapan Gubernur Sumatera No.103/1946 sebagai Daerah Otonom Kota Besar di Sumatera, kemudian diperkuat dengan Undang-undang No.9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah Otonom
Kota
Besar
dalam
lingkungan
Provinsi
Sumatera
Tengah.
Dengan dibentuknya Provinsi Jambi tanggal 6 Januari 1948, maka sejak itu pula Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Provinsi, dengan demikian Kota Jambi sebagai Daerah Tingkat II pernah menjadi bagian dari tiga Provinsi yakni Provinsi Sumatera, Provinsi Sumatera Tengah dan Provinsi Jambi sekarang. 1. Kondisi fisik wilayah Penelitian a. Letak Geografis Kota Jambi lebih dikenal dengan sebutan “Jambi Kota Beradat”.Kota Jambi dengan luas wilayah ± 205.38 km² (berdasarkan UU No. 6 tahun 1986), terletak pada kordinat 01°30’ 2.98" - 01° 7’ 1.07" LS dan 103° 40’ 1.67" - 103° 40 0.23" BT. Koordinat tersebut menunjukkan keberadaan Kota Jambi yang terletak di tengah-tengah pulau Sumatera. Secara geomorfologis, Kota Jambi terletak di bagian Barat Cekungan Sumatera bagian selatan yang disebut Sub-Cekungan Jambi, yang merupakan dataran rendah di Sumatera Timur.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
61
Wilayah Kota Jambi dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Muaro Jambi baik dari arah Utara, Selatan, Barat, maupun Timur.Luas Kota Jambi terdiri dari beberapa kecamatan akan disajikan dalam Tabel 4.1. Adapun jarak Kota Jambi ke beberapa Kota Kabupaten dalam Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Luas Kota Jambi Berdasarkan Kecamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan Kotabaru Jambi Selatan
Luas 77,78 km 34,07 km
Persentase 37,78 % 16,59 %
Jelutung Pasar Jambi Telanaipura Danau Teluk Pelayangan Jambi Timur
7,92 km 4,02 km 30,39 km 15,70 km 15,29 km 20,21 km
3,86 % 1,96 % 14,80 % 7,64 % 7,44 % 9,84 %
Sumber : Bappeda Kota Jambi Tahun 2012 Tabel 4.2 Jarak Kota Jambi ke beberapa Kota Kabupaten dalam Provinsi Jambi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kota Asal Kota Jambi Kota Jambi Kota Jambi Kota Jambi Kota Jambi Kota Jambi Kota Jambi Kota Jambi Kota Jambi
Kota Tujuan Muaro Bulian Muaro Bungo Bangko Sungai Penuh Kuala Tungkal Sarolangun Muaro Sabak Muaro Tebo Sengeti
Jarak 60 Km 252 Km 255 Km 419 Km 131 Km 179 Km 129 Km 206 Km 27 Km
Sumber : Bappeda Kota Jambi Tahun 2012
Dari Tabel4.2 terlihat bahwa jarak terjauh antara Kota Jambi dan Kabupaten lainnya yaitu Kota Sungai Penuh yang merupakan Ibukota Kabupaten Kerinci dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat. Sementara kota terdekat
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
62
dari Kota Jambi adalah Kota Sengeti yang merupakan Ibukota Kabupaten Muaro Jambi yakni sejauh 27 Km.
b. Iklim Berdasarkan data BMKG Provinsi Jambi tahun 2011, Kota Jambi beriklim tropis dengan suhu rata–rata minimum berkisar antara 26,3-28,3°C. Suhu maksimum 35,4°C terjadi pada bulan Maret dan suhu minimum 20,8°C terjadi pada bulan Februari dan Maret dengan kelembaban udara berkisar antara 7887%.Hujan terjadi sepanjang tahun dengan musim penghujan terjadi antara bulan Oktober-Maret dengan rata-rata 20 hari hujan/bulan, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan April-September dengan rata-rata 16 hari hujan/bulan. Curah hujan sebesar 2.296,1 mm/tahun (rata-rata 191,34 mm/bulan).Kecepatan angin di tiap bulan hampir merata antara 9 knots hinggai 23 knots (1 knot = 1,8 km/jam). c. Tanah Kondisi tanah berdasarkan topografi bagian timur Kota Jambi umumnya merupakan rawa-rawa sedangkan wilayah Barat pada umumnya adalah tanah daratan (lahan kering) dengan topografi bervariasi dari datar, bergelombang sampai berbukit. Jenis tanah yang potensial untuk pertanian secara umum didominasi oleh Podsolik Merah Kuning (PMK) yaitu sebesar 44,56%. Jenis tanah lainnya adalah Latosol dan Regosol sekitar 18,67%. Untuk lebih jelasnya perhatikan Peta Jenis Tanah Provinsi Jambi pada Gambar 4.1
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
63
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
64
d. Topografi Wilayah Kota Jambi berada pada ketinggian dengan kisaran 10 – 60 m dari permukaan laut.Topografi wilayah kota Jambi sebagian besar datar (0-2%)dengan luas 11.326 ha, bergelombang (2-15%) dengan luas 8.081 ha, dan sedikit curam (15-40%) dengan luas 41 ha. Berdasarkan kecamatan, sebagian besar wilayah Kecamatan Pasar Jambi, Pelayangan, dan Danau Teluk berada pada ketinggian 0 – 10 meter dari permukaan laut, sedangkan wilayah Kecamatan Telanaipura, Jambi Selatan, Jambi Timur, dan Kotabaru sebagian besar berada pada ketinggian 10 – 40 meter dari permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai Batanghari, yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang keseluruhan lebih kurang 1.740 km, dari Danau Atas hingga Danau Bawah (Sumatera Barat) menuju Selat Berhala (11 km yang berada di wilayah Kota Jambi) dengan kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai ini berhulu pada Danau Atas di provinsi Sumatera Barat dan bermuara di pesisir timur Sumatera pada kawasan selat Berhala.
1). Kondisi Fisik Lokasi Mall Objekpenelitian berada di Area Mall WTC Batanghari tepatnya di Jalan Sultan Thaha, Kecamatan Pasar, Kota Jambi dengan luas areal 37.384 m2. Secara astronomis berada pada posisi 10 35’17” LS sampai 10 35’ 25” LS dan 1030 36’ 47” BT sampai 1030 36’ 56” BT. Adapun batas administratif dari Kecamatan Pasar yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Batanghari. Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
65
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pasar dan Kelurahan Orang Kayo Hitam. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kasang. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Beringin. Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan pada Gambar4.2. Berdasarkan lokasi relatif, Mall WTC Batanghari terletak sekitar 8-10 km dari bandara Sultan Thaha Jambi, yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat atau lebih hampir 30 menit. Sementara jarak dari pusat perkotaan berkisar 2 km yang dapat ditempuh selama 5-10 menit. Selain itu, tingkat kepadatan lalu lintas di ruas jalan Sultan Thaha sekitar areal WTC dengan panjang jalan 0,6 km dan lebar badan jalan 18 m dapat dilalui oleh kendaraan roda dua rata-rata 28 kendaraan/menit dan untuk kendaraan roda empat dengan rata-rata 17 kendaraan/menit. 2.
Kondisi Sosial Wilayah Penelitian Kota Jambi sebagai Ibukota Provinsi Jambi memiliki delapan kecamatan dan
62 Kelurahan. Adapun jumlah kelurahan berdasarkan pembagian daerah administratif Kota Jambi dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
66
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
Tabel 4.3 Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kecamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan Kota Baru Jambi Selatan Jelutung Pasar Jambi Telanaipura Danau Teluk Pelayangan Jambi Timur Jumlah/Total
Luas Wilayah (km2) 77,78 34,07 7,92 4,02 30,39 15,70 15,29 20,21 205,38
Jumlah Kelurahan 10 9 7 4 11 5 6 10 62
Jumlah RT 317 308 232 58 272 43 46 219 1.495
Sumber : Jambi Dalam Angka 2011
Jumlah hasil registrasi penduduk akhir Tahun 2011 tercatat penduduk Kota Jambi 533.031 jiwa. Dilihat dari segi kepadatan penduduk tahun 2011 maka kepadatan pendudukmenurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel4.4 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan Kecamatan Kota Baru Jambi Selatan Jelutung Pasar Jambi Telanaipura Danau Teluk Pelayangan Jambi Timur Jumlah/Total
Kepadatan per Km2 1831 3762 9318 3655 2490 886 839 3873 26654
Sumber : Jambi dalam Angka Tahun 2011 Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi yaitu Kecamatan Jelutung, sebab kecamatan ini didukung oleh sarana publik, infrastruktur pemerintahan, sarana pendidikan dan pusat perdagangan yang memadai. Sementara kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah yaitu Kecamatan Pelayangan sebab sebagian besar
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
kecamatan ini merupakan daerah rawa sehingga sangat rentan terjadi bencana banjir. a. Kondisi Sosial Objek Penelitian Daerah yang diambil sebagai sampel adalah daerah-daerah yang berada di sekitar lokasi WTC Batanghari berdasarkan atas interaksi masyarakat dengan perusahaan yang paling erat, yang terdiri atas Kelurahan Pasar, Kelurahan Orang Kayo Hitam (Kecamatan Pasar), Kelurahan Legok (Kecamatan Telanai pura), Kelurahan Arab Melayu dan Kelurahan Mudung laut (Kecamatan Pelayangan) dan Kelurahan Kasang (Kecamatan Jambi Timur). Daerah yang menjadi objek atau sampel penelitian jaraknya sangat berdekatan dengan Mall WTC Batanghari. Hal ini mengakibatkan interaksi antar daerah yang berdekatan tersebut lebih dekat dibandingkan wilayah yang lainnya. Alasan peneliti mengambil daerah tersebut sebagai sampel penelitian adalah agar pengaruh yang ditimbulkan oleh keberadaan mall dapat terukur secara jelas dan akurat. Adapun struktur penduduk di daerah sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel4.5TabelStruktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Luas Jumlah Penduduk (orang) No Kecamatan Kelurahan Daerah LK PR Jumlah (km2) 1. Telanaipura Legok 3,41 6.095 6.200 12.295 Orang Kayo 1,08 1028 994 2.022 Hitam 2. Pasar Pasar Jambi 0,48 257 298 555 Mudung Laut 2,23 1020 1074 2.094 3. Pelayangan Arab Melayu 1,05 1578 1679 3.261 Jambi 4. Kasang 1,64 4143 3765 7908 Timur 10 12.811 12.760 21.609 Jumlah Sumber : Data Monografi Kelurahan Tahun 2011
Jumlah KK 2210 525 142 448 802 1716 5.269
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa daerah yang memiliki jumlah penduduk paling banyak adalah Kelurahan Legok yaitu sebesar 12.295 jiwa. Sementara wilayah dengan jumlah penduduk paling jarang adalah Kelurahan Pasar yaitu sebanyak 555 jiwa. Adapun struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel4.6.
No 1. 2. 3. 4.
Tabel4.6TabelStruktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan (orang) Kecamatan Kelurahan Tidak D1SD SMP SMA Bersekolah D3 Telanaipura Legok 317 2.263 1.121 926 254 Orang Kayo 4 116 220 1452 39 Hitam Pasar Pasar Jambi 6 119 79 194 19 Mudung Laut 0 363 144 250 20 Pelayangan Arab Melayu 0 547 215 367 15 Jambi Timur Kasang 0 815 213 721 0 327 4.223 1.992 3.910 347 Jumlah Sumber : Data Monografi Kelurahan Tahun 2011
S1-S3 47 11 91 48 95 1.020 1.312
Pada Tabel4.6 terdapat penduduk yang tidak bersekolah. Dalam penelitian ini, penduduk yang tidak bersekolah tersebut terdiri dari penduduk yang tamatan TK, belum sekolah, tidak pernah sekolah, dan pernah sekolah tapi tidak tamat. Selain
itu
juga,
terdapat
struktur
penduduk
berdasarkan
mata
pencaharian.Untuk lebih jelasnya lihat Tabel4.7.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70
No 1. 2. 3. 4.
Tabel4.7Tabel Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Mata Pencaharian (Orang) Kelurahan PNS TNI/Polri Swasta Pedagang Tani Nelayan Jasa Legok Orang Kayo Hitam Pasar Jambi Mudung Laut Arab Melayu Kasang Jumlah
196
21
118
184
249
283
7
Tidak Bekerja 82
24
2
427
205
0
0
547
35
3 100 39 160 522
2 42 0 13 80
107 142 386 415 1.595
82 123 97 306 997
0 50 3 650 952
0 157 0 45 485
168 196 36 545 1499
0 0 0 216 333
Sumber : Data Monografi Kelurahan Tahun 2011
Pada Tabel4.7. terdapat mata pencaharian tani. Dalam hal ini, pekerjaan petani terdiri dari buruh tani, pemilik modal, dan peternak.Sementara pada mata pencaharian yang bergerak dibidang jasa terdiri dari usaha jahit, tenun, pemintalan, pertukangan, pengrajin dan sopir.
B. Pengaruh Keberadaan Mall WTC Batanghari terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat 1.
Pengaruh Keberadaan Mall WTC Batanghari terhadap Pendapatan Masyarakat Masyarakat
yang
menjadi
objek
penelitian
untuk
mengidentifikasi
perbandingan jumlah pendapatan sebelum dan sesudah berdirinya mall adalah masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang di Pasar Angso Duo, Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanggo Rajo atau Ancol dan penyedia jasa penyeberangan sehingga sampel untuk variabel pendapatan ini terdiri dari 90 orang.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
71
a. Pendapatan Pedagang Angso Duo Pasar tradisional yang berdiri sejak tahun 1974 ini merupakan pasar tradisional terbesar di Provinsi Jambi yang letaknya tepat di tepi Sungai Batanghari. Pasar ini memiliki jumlah pedagang sekitar 2.357 orang dengan jumlah kios sebanyak 804 buah, 153 toko dan 1.400 Los. Pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Angso Duo ini menjual berbagai macam barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari, seperti beras, aneka sayuran, Ikan, ayam, daging dan lain sebagainya. Pedagang yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pedagang yang berjualan sejak sebelum hingga berdirinya Mall WTC Batanghari (tahun 2004). Untuk lebih jelasnya hasil pendapatan pedagang disajikan dalam Tabel 4.8 dan Gambar4.3. Tabel4.8 Jumlah Pendapatan Pedagang Angso Duo Sebelum dan Sesudah BerdiriMall WTC Batanghari
No
Pendapatan
1 2 3
< 3 juta 3 juta- 4 juta > 4 juta Total
Jumlah Pedagang Angso Duo Sebelum Sesudah Persentase berdiri Berdiri Selisih Selisih (%) mall mall 2 4 2 50 15 21 6 28,57 26 18 8 44,44 43 43 16 37,20
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.8 dan Gambar 4.3 terlihat bahwa terdapat perbedaan pendapatan pedagang sejak sebelum hingga berdirinya mall. Pedagang yang memiliki pendapatan kurang dari Rp.3.000.000 sebelum berdirinya mall berjumlah dua orang, sementara setelah berdirinya mall berjumlah empat orang.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
72
Gambar4.3Grafik Jumlah Pendapatan Pedagang Angso Duo Sebelum danSesudah Berdirinya MallWTC Batanghari
Sumber : Hasil Penelitian
Maka terdapat selisih pendapatan pada pedagang yang memiliki pendapatan kurang dari Rp.3.000.000 sebanyak dua orang atau setengahnya (50%). Sementara pedagang yang memiliki pendapatan Rp.3.000.000 – Rp.4.000.000 sebelum berdiri mall sebanyak 15 orang dan sesudah berdiri mall 21 orang. Namun pedagang yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 pada saat sebelum berdiri mall sebanyak 26 orang dan menurun hampir setengahnya (44,44%)menjadi 18 orang sejak berdirinya mall. Diperkirakan
penurunan
pendapatan
inilah
yang
mengakibatkan
bertambahnya pedagang yang memiliki pendapatan Rp.3.000.000 – Rp. 4.000.000 setelah berdirinya mallhampir setengahnya (28,57%). Maka total selisih pendapatan pedagang tradisional Angso Duo antara sebelum dan sesudah berdiri mall adalah hampir setengahnya (37,20%).
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
73
Dengan demikian, keberadaan Mall WTC Batanghari ini menimbulkan perbedaan pendapatan pedagang Angso Duo yakni menurun sekitar hampir setengahnya(37,20%). Berdasarkan hasil wawancara, penurunan pendapatan ini disebabkan oleh banyaknya para pembeli yang lebih tertarik untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-harinya di Mall WTC Batanghari. Selain kondisi pasar yang bersih dan nyaman, harga jual produk juga tidak memiliki perbedaan yang signifikan di bandingkan dengan harga yang biasa dijual pedagang di Angso Duo. Adapun penurunan pendapatan pedagang ini tidak dipengaruhi oleh faktor daya beli masyarakat yang selalu berubah setiap waktunya, dimana perbedaan pendapatan ini dihitung bersih berdasarkan pendapatan pedagang sebelum dan sesudah berdiri Mall WTC Batanghari. Pendirian Mall atau pusat perdagangan sebenarnya telah diatur oleh pemerintah dalam Perpres RI No.112 Tahun 2007 dan Permendag RI No.53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, yang menyatakan bahwa pendirian pusat perbelanjaan atau pasar modern wajib memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan pasar tradisional, usaha kecil dan usaha menengah yang ada di wilayah yang bersangkutan. Sementara saat ini Kota Jambi belum memiliki perda khusus yang mengatur jarak minimal antara pusat perdagangan dan pasar tradisional. Namun hal ini tidak bisa dijadikan alasan bagi pihak pemilik modal untuk bebas mendirikan bangunan pasar yang berdekatan dengan lokasi pasar tradisional yang tentunya akan memberikan pengaruh negatif bagi pedagang di pasar tradisional tersebut.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
74
b. Pendapatan PKL di Tanggo Rajo Pedagang kaki lima yang berjualan di kompleks wisata Tanggo Rajo atau yang lebih dikenal dengan “Ancol” ini sudah ada sejak sebelum berdirinya Mall WTC Batanghari. Jumlah PKL di daerah ini selalu meningkat setiap tahunnya
beriringan
dengan semakin ramainya tempat
wisata
ini.
Diperkirakan saat ini sudah ada lebih dari 200 PKL yang biasa berjualan di pinggir jalan sejak pagi hingga malam hari. Adapun pertambahan jumlah PKL ini diperkirakan karena adanya MallWTC Batanghari yang letaknya tepat di samping Ancol ini. Untuk lebih jelasnya mengenai pendapatan PKL di Tanggo Rajo sebelum dan sesudah berdirinya mall dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Gambar4.4. Tabel 4.9 Jumlah Pendapatan PKL di Tanggo Rajo/AncolSebelum dan Sesudah BerdiriMall WTC Batanghari
No
Pendapatan
1S 2 3
< 1 juta 1 juta- 1,5 juta > 1,5 juta Total
Sebelum berdiri mall 7 12 6 25
Jumlah PKL di Tanggo Rajo Sesudah Persentase Berdiri Selisih Selisih (%) mall 3 4 42,86 13 1 16,67 9 3 50,00 25 8 32,00
Sumber : Hasil Penelitian
Gambar4.4Grafik Jumlah Pendapatan PKL di Tanggo Rajo/AncolSebelum dan Sesudah Berdiri MallWTC Batanghari
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
75
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar 4.4 terlihat bahwa terdapat perbedaan pendapatan PKL di Tanggo Rajo sejak sebelum hingga sesudah berdirinya mall. Pada PKL yang berpendapatan kurang dari Rp. 1.000.000 terdapat selisih sebanyak empat orang yaitu sebelum berdiri mall sebanyak tujuh orang dan sesudah berdiri mall sebanyak tiga orang yang mengakibatkan penurunan
hampir setengahnya (42,86%).Sementara pedagang yang
memiliki pendapatan Rp.1.000.000 - Rp. 1.500.000 terdapat peningkatan sebanyaksebagian kecil (16,67%)dimana sejak sebelum berdiri mall sebanyak dua belas orang dan bertambah satu orang sesudah berdirinya mall menjadi tiga belas orang. Kenaikan jumlah pedagang ini diperkirakan menimbulkan penurunan jumlah pedagang yang memiliki pendapatan sebanyak kurang dari Rp.1.000.000. Pada pedagang yang berpendapatan lebih dari Rp.1.500.000 terjadi peningkatan jumlah pedagang sebanyak tiga orang atau peningkatan setengahnya (50%) dari sebelum berdiri mall sebanyak enam orang menjadi sembilan orang sesudah berdiri mall. Sehingga total selisih pendapatan PKL antara
sebelum
dan
sesudah
berdiri
mall
adalah
hampir
setengahnya(32%).Adapun penurunan pendapatan pedagang dihitung dengan
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
76
mengabaikan faktor daya beli masyarakat yang selalu berubah setiap waktunya, dimana perbedaan pendapatan ini dihitung berdasarkan selisih bersih pendapatan PKL antara sebelum dan sesudah berdiri Mall. Dengan demikian, keberadaan Mall WTC Batanghari ini menimbulkan perbedaan pendapatan PKL di Tanggo Rajo/Ancol yakni meningkat sekitar hampir setengahnya (32%). Berdasarkan hasil wawancara, kenaikan ini disebabkan oleh semakin ramainya masyarakat yang mengunjungi kawasan mall, sehingga kesempatan ini digunakan oleh para PKL untuk berjualan di pinggir jalan sekitar mall, tepatnya dikawasan Tanggo Rajo/ Ancol. Sebagai pusat perdagangan, mall menjadi magnet bagi masyarakat untuk beraktivitas dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Hal inilah yang memicu banyaknya pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Berdasarkan hasil observasi, pemerintah telah menetapkan lokasi khusus bagi para PKL untuk berjualan yaitu di Kompleks Wisata Tanggo Rajo/Ancol, sehingga keberadaan PKL ini tidak akan menimbulkan kemacetan di daerah sekitar Mall WTC Batanghari.
c. Pendapatan penyedia jasa penyeberangan Masyarakat yang berprofesi sebagai penyedia jasa penyeberangan ini berasal dari daerah sekitar mall, terutama Kelurahan Mudung Laut dan Kelurahan Arab Melayu. Perahu kecil yang biasa digunakan adalah “perahu ketek” yang mampu menampung 15-20 orang. Tukang ketek ini beroperasi sejak pagi hingga sore hari menyeberangi Sungai Batanghari. Pada umumnya masyarakat yang menggunakan jasa penyeberangan ini berasal dari
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
77
masyarakat di seberang Mall WTC Batanghari yaitu kelurahan Mudung laut dan Kelurahan Arab Melayu. Tujuan utama mereka adalah ingin mengunjungi mall meskipun ada sebagian diantara mereka yang memiliki tujuan lain, seperti ingin mengunjungi keluarga, berbelanja di Pasar Angso Duo, dan lain-lain. Adapun perbandingan pendapatan penyedia jasa penyeberangan ini sejak sebelum hingga berdirinya mall dapat diihat pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.5. Tabel4.10 Jumlah Pendapatan Penyedia Jasa Penyeberangan Sebelum dan Sesudah Berdirinya MallWTC Batanghari
No
Pendapatan
1 2 3
< 100 ribu 100 ribu- 120 ribu > 120 ribu Total
Jumlah Penyedia Jasa Penyeberangan Sebelum Sesudah Persentase berdiri Berdiri Selisih Selisih (%) mall mall 6 4 2 33,33 12 13 1 8,33 4 5 1 25,00 22 22 4 18,18
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.10 dan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa perbedaan pendapatan penyedia jasa penyeberangan sebesar kurang dari Rp.100.000 per bulan pada saat sebelum berdiri mall adalah sebanyak enam orang dan berkurang sebanyak hampir setengahnya (33,33 %) menjadi empat orang setelah berdirinya mall. Namun terjadi peningkatan sebanyak sebagian kecil (8,33 %) pada penyedia jasa penyeberangan dengan pendapatan Rp.100.000 hingga Rp. 120.000 pada saat sebelum berdiri mall sebanyak dua belas orang bertambah satu orang menjadi tiga belas orang pada saat setelah berdiri mall.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
78
Gambar4.5Grafik Jumlah Pendapatan Penyedia Jasa Penyeberangan Sebelum dan Sesudah Berdirinya MallWTC Batanghari
Sumber : Hasil Penelitian
Peningkatan yang lain juga terjadi pada penyedia jasa penyeberangan dengan pendapatan lebih dari Rp.120.000 per bulan pada saat sebelum berdiri mall sebanyak 4 orang meningkat hampir setengahnya (25%) menjadi 5 orang setelah berdiri mall. Sehingga jika ditotalkan selisih pendapatan penyedia jasa penyeberangan saat sebelum hingga sesudah berdiri mall adalah sebagian kecil(18,18%). Dengan demikian, keberadaan Mall WTC Batanghari ini menimbulkan perbedaan pendapatan penyedia jasa penyeberangan yakni meningkat sekitar 18,18% (sebagian kecil).Berdasarkan hasil wawancara, hal ini disebabkan oleh warga yang ingin menyeberang sungai tidak hanya menggunakan jasa penyeberangan dengan menggunakan perahu ketek saja, tetapi juga menggunakan Jembatan Aur Duri I di Kelurahan Buluran Kecamatan Telanipura meskipun jaraknya lebih jauh. Terlebih lagi dengan dibangunnya
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
79
Jembatan Aur Duri II di Kelurahan Kasang Kecamatan Jambi Timur akan mempermudahkan masyarakat untuk melakukan mobilitas sehari-hari.
2. Pengaruh Keberadaan Mall WTC Batanghari terhadap Nilai Lahan Nilai Lahan merupakan ukuran lahan yang didasarkan kepada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategi ekonomis. Dalam penelitian ini, Nilai Lahan dipengaruhi oleh keberadaan Mall WTC Batanghari sebagai faktor penarik bagi penduduk untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal dan dekat dengan pusat bisnis kota. Sehingga hal tersebut diperkirakan akan memicu naiknya nilai lahan di masing-masing kecamatan di sekitar area WTC Batanghari. Oleh karena itu, dalam penelitian ini terdapat enam kelurahan yang berbatasan langsung dengan Mall WTC Batanghari yang menjadi sampel penelitian, yaitu Kelurahan Pasar, Kelurahan Orang Kayo Hitam (Kecamatan Pasar), Kelurahan Legok (Kecamatan Telanai pura), Kelurahan Arab Melayu dan Kelurahan Mudung laut (Kecamatan Pelayangan) dan Kelurahan Kasang (Kecamatan Jambi Timur). Adapun responden merupakan penduduk yang telah menetap sejak sebelum hingga berdirinya mall. Dalam hal ini nilai lahan dapat dipengaruhi oleh indikator harga lahan dan posisi strategis lahan yang akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Harga Lahan
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
80
Harga lahan menunjukkan potensi lahan secara ekonomis dangan satuan nominal. Harga lahan ini sangat dipengaruhi oleh letak dan kondisi dari lahan tersebut. Adapun perbedaan harga lahan antara sebelum dan sesudah berdiri Mall WTCBatanghari dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Tabel Harga Lahan Antara Sebelum dan Sesudah Berdiri Mall WTC Batanghari No
Kecamatan
Kelurahan
Jarak ke mall
1.
Telanaipura
2.
Pasar
3.
Pelayangan
4.
Jambi Timur
Legok Orang Kayo Hitam Pasar Jambi Mudung Laut Arab Melayu Kasang
820 m 330 m 250 m 580 m 700 m 1130 m
Total Rata-Rata
Harga Lahan ( Per Tumbuk ) Sebelum Berdiri Sesudah berdiri mall mall 82.500.000 100.000.000 60.000.000 80.000.000 80.000.000 100.000.000 50.000.000 55.000.000 50.000.000 54.000.000 60.000.000 72.500.000
382.500.000 63.750.000 Persentase Selisih
461.500.000 76.916.667
Selisih Harga 17.500.000 20.000.000 20.000.000 5.000.000 4.000.000 12.500.000 79.000.000 13.166.667
Sumber : Hasil Penelitian
Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa harga lahan sebelum berdiri mall yang tertinggi terdapat di Kelurahan Legok yang terletak di Kecamatan Telanaipura yaitu sebesar Rp.82.500.000per tumbuk (1 tumbuk = 100 m2). Sementara harga lahan tertinggi setelah berdiri mall terdapat di Kelurahan Pasar yakni seharga Rp. 100.000.000 per tumbuk. Sementara harga lahan sebelum berdiri mall dengan harga terendah terdapat di Kelurahan
Mudung Laut dan Arab Melayu yaitu
sebesar Rp.50.000.000 dan harga lahan terendah sesudah berdirinya mall terdapat di daerah Kelurahan Arab Melayu. Sementara perubahan yang cukup signifikan terdapat di Kelurahan Pasar, dimana harga sebelum berdiri mall hanya berkisar
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21
81
Rp.80.000.000 meningkat menjadi Rp.100.000.000 per tumbuk. Sehingga ratarata perubahan harga ketika sudah berdiri mall berkisar hampir setengahnya (25%) dari harga sebelum pendirian mall. Adapun harga lahan yang ada di Kelurahan Pasar tersebut merupakan harga lahan di wilayah yang berada dekat dengan Sungai Batanghari. Sementara mendekati pusat kota harga lahan semakin meningkat dengan perkiraan Rp.200.000.000 hingga Rp.250.000.000. Sementara di Kelurahan Orang Kayo hitam yang berada di satu kecamatan dengan Kelurahan Pasar memiliki harga lahan sebelum berdiri mall sebesar Rp.60.000.000 dan meningkat sebesar Rp.20.000.000 setelah berdiri mall menjadi Rp. 80.000.000. Pada kelurahan Arab Melayu yang berada seberang sungai batanghari pada saat sebelum berdiri mall memiliki harga lahan sebesar Rp.50.000.000 dan meningkat hanya sebesar Rp.4.000.000 menjadi Rp. 54.000.000 pada saat setelah berdiri mall.Dengan demikian, total selisih harga lahan sebelum dan sesudah berdiri Mall WTC Batanghari adalah sebagian kecil (21%).
b. Posisi Strategis Lahan Dalam hal ini nilai lahan tidak hanya mencakup harga tanah saja, melainkan posisi strategis lahan yang dipengaruhi oleh letak lahan tersebut. Suatu lahan yang terletak di daerah yang
dekat dengan pusat aktivitas penduduk, sarana dan
prasarana yang lengkap serta aksesbilitas yang tinggi akan meningkatkan peluang untuk mendirikan suatu bangunan di lokasi tersebut semakin tinggi. Misalnya di Kelurahan Pasar tempat lokasi Mall WTC Batanghari berada, meskipun memiliki harga tanah yang paling tinggi yaitu Rp.100.000.000 per tumbuk, namun lokasi
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
82
tersebut merupakan tempat yang strategis untuk menunjang usaha perdagangan. Bahkan berdasarkan hasil wawancara, harga tanah di Kelurahan Pasar yang tepat berada di samping mall mencapai Rp.200.000.000 per tumbuk hingga Rp.250.000.000 per tumbuk. Dilihat dari letak strategisnya, Kelurahan Pasar ini memiliki nilai lahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kelurahan yang berada di sekitar mall lainnya. Nilai lahan yang tinggi ini dibuktikan dengan banyaknya penduduk pendatang yang mendirikan bangunan atau rumah baru di Kelurahan Pasar. Sementara Kelurahan Lainnya, misalnya Kelurahan Arab Melayu
yang
memiliki
harga
tanah
paling
rendah,
yaitu
sekitar
Rp.54.000.000/tumbuk, namun daerah ini cukup jauh dari pusat aktivitas penduduk, bahkan untuk pergi pusat kota saja penduduk yang berada di Kelurahan Arab Melayu ini harus menyeberangi Sungai Batanghari terlebih dahulu. Selain itu, kondisi tanah yang merupakan daerah rawa menjadikan daerah ini rawan bencana banjir dan sulit untuk didirikan bangunandan budidaya tanaman. Hal inilah yang menyebabkan nilai lahan di Kelurahan Arab Melayu ini rendah dan dibuktikan dengan sedikitnya penduduk pendatang yang mendirikan rumah di daerah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, semakin dekat jarak kelurahan ke mall, maka nilai lahanpun semakin tinggi dan sebaliknya semakin jauh jarak kelurahan ke mall, maka nilai lahanpun semakin rendah. Adapun korelasi antara jarak ke mall dengan nilai lahan dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Korelasi antara Jarak ke mall dengan Nilai Lahan sesudah berdiri mall Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
83
No
Kecamatan
1
Telanaipura
2
Pasar
3
Pelayangan
4
Jambi Timur
Kelurahan
Jarak ke mall
Legok Orang Kayo Hitam Pasar Jambi Mudung Laut Arab Melayu Kasang Total Nilai Korelasi
820 m 330 m 250 m 580 m 700 m 1130 m
Nilai lahan Sesudah berdiri mall 100.000.000 80.000.000 100.000.000 55.000.000 54.000.000 72.500.000 461.500.000 -0,41441
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.12 terdapat pengaruh keberadaan Mall WTC Batanghari terhadap perubahan nilai lahan yang dihitung berdasarkan jarak kelurahan ke mall dengan nilai korelasi -0,41441.Hal ini menunjukkan pengaruh cukup berarti atau sedang, adapun nilai minus (-) berarti terjadi hubungan yang terbalik, dimana jika ada satu variabel yang naik, maka variabel yang lain akan turun dan sebaliknya jika ada variabel yang turun maka variabel yang lain akan naik. Dalam penelitian ini, semakin dekat jarak ke mall maka nilai lahan semakin tinggi, dan semakin jauh dari mall, maka nilai lahan semakin rendah. Berdasarkan hasil penelitian, perbedaan nilai lahan juga disebabkan beberapa kondisi lahan yang termasuk lahan rawa sehingga memiliki nilai lahan yang cukup rendah, seperti di Kelurahan Mudung Laut dan Arab Melayu.
3.
Pengaruh Keberadaan Mall PerkembanganPerumahan Baru
WTC
Batanghari
terhadap
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
84
Keberadaan Mall WTC Batanghari tidak menutup kemungkinan menjadi penyebab terjadinya pertambahan perumahan penduduk di daerah sekitar mall. Dengan adanya sarana dan prasarana yang kompleks disertai dengan aksesbilitas yang memadai akan mendorong penduduk untuk mendirikan hunian baru mendekati pusat perbelanjaan tersebut. Meskipun hal ini juga diiringi dengan kenaikan harga lahan, namun hal ini tidak menjadi faktor penghalang bagi penduduk untuk mendirikan perumahan baru. Terbukti
bahwa sebagian dari
penduduk pendatang itu kemudian mendirikan warung, toko atau kios di sekitar mall untuk menunjang kehidupan mereka sebagai mata pencaharian atau usaha sampingan. Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan perkembangan perumahan baru penduduk antara sebelum dan sesudah berdirinya mall dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Gambar 4.6. Tabel 4.13 Jumlah Perumahan Antara Sebelum dan Sesudah Berdiri Mall WTC Batanghari No
Kecamatan
1.
Telanaipura
2.
Pasar
3.
Pelayangan
4.
Jambi Timur
Kelurahan Legok Orang Kayo Hitam Pasar Jambi Mudung Laut Arab Melayu Kasang
Total Rata-Rata
Jumlah Perumahan Sebelum Berdiri Sesudah berdiri mall mall 2.115 2.197
Selisih (Perumahan Baru) 82
485
781
296
118 489 741 1954
450 519 790 1996
332 30 49 42
5.902
6.733
831
1.122
139 14,08
984 Persentase Selisih
Sumber : Hasil Penelitian Gambar4.6Grafik Jumlah PerumahanAntara Sebelum dan Sesudah Berdiri Mall WTC Batanghari Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
85
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.13 dan Gambar 4.6 terdapat perbedaan jumlah perumahan baru antara sebelum dan sesudah beridirnya Mall WTC Batanghari. Pada kelurahan Legok yang berada di Kecamatan Telanai Pura terdapat selisih sebanyak 82 rumah antara sebelum dan sesudah pendirian mall, dimana jumlah perumahan sebelum mall adalah sebanyak 2.115 meningkat menjadi 2.197 perumahan baru setelah berdiri mall. Sementara di Kelurahan Orang Kayo Hitam pada saat sebelum berdiri mall terdapat 485 perumahan penduduk dan meningkat menjadi 781 perumahan setelah berdirinya mall, sehingga terdapat selisih sebanyak 296 rumah baru. Adapun peningkatan drastis terlihat di Kelurahan Pasar, yakni lokasi pendirian mall itu sendiri, dimana jumlah perumahan sebelum berdiri mall berkisar 118 perumahan bertambah 332 perumahan baru menjadi 450 perumahan.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
86
Pertambahan jumlah perumahan ini mencapai lebih dari seluruhnya (281%) sehingga menyebabkan kawasan ini semakin padat dan ramai oleh perumahan penduduk. Sebaliknya di Kelurahan Mudung Laut tidak terjadi peningkatan yang begitu berarti, dimana jumlah perumahan sebelum mall sekitar 489 perumahan meningkat menjadi 519perumahan atau hanya sebagian kecil (6,1%) dari jumlah asal. Begitu pula halnya dengan Kelurahan Kasang, dimana jumlah perumahan sebelum berdiri mall adalah sebanyak 1954 hanya meningkat sebanyak 42 rumah baru menjadi 1996 rumah. Dengan demikian, total selisih perumahan baru sebelum dan sesudah berdiri Mall WTC Batanghariadalah sebagian kecil (14,08%). Perubahan perkembangan perumahan penduduk ini tentunya juga didorong oleh adanya keinginan penduduk untuk meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, dimana kebanyakan penduduk baru tersebut berasal dari luar Kota Jambi dan pindah ke wilayah-wilayah tersebut untuk menetap dan membuka berbagai macam usaha tertentu. Untuk Lebih Jelasnya lihat Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 untuk melihat perbedaan perumahan penduduk sebelum dan sesudah berdiri mall. Berdasarkan Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 terlihat perubahan signifikan dimana sebelum berdiri mall Kelurahan Orang Kayo Hitam dan Kelurahan Pasar memiliki jumlah perumahan yang rendah. Namun setelah berdiri mall perumahan penduduk baru paling banyak mendiami kedua kelurahan tersebut.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
87
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
88
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
89
Perkembangan perumahan baru ini tentunya memiliki beberapa faktor yang berperan penting dalan meningkatkan morivasi penduduk untuk mendirikan rumah baru di suatu tempat. Dalam hal ini perumahan baru yang ada di wilayah sekitar mall akan memiliki hubungan dengan jarak ke mall. Adapun korelasi antara jarak ke mall dengan perkembangan perumahan baru dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Korelasi Antara Jarak Ke Mall Dengan Jumlah Perumahan Baru Sesudah Berdiri MallWTC Batanghari No
Kecamatan
1
Telanaipura
2
Pasar
3
Pelayangan
4
Jambi Timur
Kelurahan Legok Orang Kayo Hitam Pasar Jambi Mudung Laut Arab Melayu Kasang Total Nilai Korelasi
Jarak ke mall 820 m 330 m 250 m 580 m 700 m 1130 m
Jumlah perumahan baru Sesudah berdiri mall 82 296 332 30 49 42 831 -0,80
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.14 terdapat pengaruh keberadaan Mall WTC Batanghari terhadap perubahan perkembangan perumahan baru penduduk yang dihitung berdasarkan jarak kelurahan ke mall dengan nilai korelasi -0,80.Hal ini menunjukkan pengaruh tinggi atau kuat, adapun nilai minus (-)berarti terjadi hubungan yang terbalik, dimana jika ada satu variabel yang naik, maka variabel yang lain akan turun dan sebaliknya jika ada variabel yang turun maka variabel yang lain akan naik.Berdasarkan hasil penelitian semakin mendekati mall maka perumahan baru semakin banyak dan sebaliknya semakin menjauh dari mall maka perumahan baru semakin sedikit terutama di daerah Kelurahan Mudung Laut dan
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
90
Arab Melayu yang dipisahkan langsung oleh Sungai Batanghari. Dalam hal ini, Mall WTC Batanghari sebagai pusat perdagangan sekaligus pusat aktivitas masyarakat menjadi faktor penarik bagi penduduk untuk bermigrasi mendekati mall, dimana penduduk akan mencari tempat yang memiliki sarana dan prasarana serta aksesbilitas yang lengkap untuk mendukung kegiatan sehari-hari sehingga penduduk akan mendirikan tempat tinggal di sekitar mall yang menyebabkan perumahan di sekitar mall semakin banyak.
4. Pengaruh Nilai lahan terhadap Perkembangan PerumahanBaru setelah berdiri Mall WTC Batanghari Pada umumnya penduduk pendatang yang mendirikan perumahan baru disuatu daerah pasti memiliki beberapa pertimbangan dalam menentukan lokasi hunian baru mereka, salah satu diantaranya adalah nilai lahan. Semakin tinggi nilai lahan maka semakin sedikit penduduk yang mendirikan perumahan baru. Begitu pula sebaliknya semakin rendah nilai suatu lahan maka semakin banyak penduduk yang mendirikan perumahan baru. Namun sebagian penduduk juga memiliki pertimbangan lain dalam menentukan lokasi perumahan baru mereka seperti mendekati pusat perdagangan. Masyarakat sekitar Mall WTC Batanghari terdiri dari berbagai macam suku dan daerah asal. Sebagian dari mereka adalah penduduk pendatang yang berasal dari Luar Kota Jambi. Untuk melihat korelasi nilai lahan terhadap jumlah perumahan baru di sekitar mall, perhatikan Tabel 4.15.
Tabel 4.15Korelasi antara Nilai lahan dengan Jumlah Perumahan Baru Sesudah Berdiri Mall WTC Batanghari Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
91
No
Kecamatan
1.
Telanaipura
Kelurahan
Legok Orang Kayo Hitam 2. Pasar Pasar Jambi Mudung Laut 3. Pelayangan Arab Melayu 4. Jambi Timur Kasang Total Nilai Korelasi Sumber : Hasil Penelitian
Sesudah Berdiri mall Nilai Lahan Perumahan baru 82 100.000.000 296 80.000.000 332 100.000.000 30 55.000.000 49 54.000.000 42 72.500.000 461.500.000 831 0,60
Berdasarkan Tabel 4.15nilai lahan tertinggi sesudah berdiri mall terdapat di Kelurahan Legok dan Kelurahan Pasar, namun jika dilihat dari jumlah perumahan yang baru, Kelurahan Pasar memiliki pertambahan sebanyak 332 rumah sedangkan Kelurahan Legok hanya sekitar 82 rumah baru. Sementara nilai lahan terendah terdapat di Kelurahan Arab Melayu yakni sekitar Rp.54.000.000, namun jumlah perumahan baru yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Mudung Laut. Berdasarkan hasil penelitian, kurangnya minat penduduk untuk mendirikan perumahan barudisebabkan oleh kondisi tanah yang termasuk rawa yang susah untuk dibudidayakan dan rawan bencana banjir. Dengan demikian, terdapat pengaruh perubahan nilai lahan terhadap perubahan perkembangan perumahan baru penduduk dengan nilai korelasi 0,60.Hal ini menunjukkan pengaruh cukup berarti atau sedang, adapun nilai plus (+) berarti jika ada satu variabel yang naik/turun, maka variabel yang lain akan naik atau turun. Berdasarkan hasil penelitian semakin mendekati mall maka perumahan baru semakin banyak, meskipun nilai lahannya pun semakin tinggi
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
92
dan semakin jauh dari mall maka perumahan baru cenderung lebih sedikit, meskipun memiliki nilai lahan yang cukup rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa penduduk lebih berorientasi untuk mendirikan perumahan mendekati pusat mall dengan tidak terlalu memperdulikan nilai lahan yang juga meningkat. Terbukti berdasarkan fakta di lapangan sebagian besar dari penduduk baru tersebut mendirikan warung dan toko-toko kecil terutama di sekitar Tanggo Rajo/Ancol untuk menunjang kehidupan mereka.
C. Implementasi Hasil Penelitian Terhadap Pelajaran Geografi Geografi sebagai disiplin ilmu yang mengkaji berbagai persamaan dan perbedaan fenomena dan gejala di permukaan di permukaan bumi selalu melihat suatu peristiwa dari sudut pandang keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Suatu daerah memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah lainnya sehingga karakteristik dari daerah tersebut menjadi ciri khas dari suatu daerah tersebut. Berbagai fenomena keruangan timbul akibat adanya suatu perubahan yang terjadi di suatu daerah menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji. Perubahan yang terjadi di suatu lingkungan akibat adanya perubahan daya guna lahan serta aktivitas manusia menunjukkan bahwa kehidupan manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang terintegrasi yang tidak terpisahkan antar satu dan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan antara keberadaan Mall WTC Batanghari terhadap perubahankondisi sosial dan ekonomi masyarakat, yakni yang berkenaan dengan pendapatan masyarakat, nilai lahan dan perkembangan perumahan baru. Pendirian mallsebagai bentuk aktivitas manusia
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
93
menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi merupakan bukti bahwa manusia selain dipengaruhi oleh lingkungan alam, tetapi juga berperan aktif terhadap alam sesuai dengan perkembangan budayanya. Hal ini sesuai dengan hukum Possibilisme dengan tokohnya Paul Vidal De La Blache. Keberadaan Mall yang menyebabkan penurunan pendapatan pedagang Tradisional Angso Duo menunjukkan bahwa lokasi pendirian mall yang kurang strategis dengan lokasi pasar tradisional. Pada umumnya pendirian pasar modern memiliki jarak tertentu dengan lokasi pasar tradisional, namun pada saat ini Kota Jambi belum memiliki aturan khusus yang mengatur hal tersebut. Dengan demikian,
lokasi
pusat
perdagangan
merupakan
hal
penting
untuk
dipertimbangkan demi keberlangsungan serta pengaruhnya terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Selain itu, keberadaan mall ini juga menimbulkan peningkatan nilai lahan di sekitarnya. Berdasarkan teori nilai lahan, bahwa semakin mendekati pusat aktivitas dan bisnis maka harga lahan pun semakin tinggi, dan hal ini terbukti setelah penelitian dilakukan. Adapun keberadaan mall juga mampu menarik masyarakat untuk mendirikan rumah di wilayah sekitar mall. Hal ini dibuktikan bahwa Kelurahan Pasar yang merupakan lokasi pendirian mall menjadi lokasi dengan jumlah perumahan baru paling banyak. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan implikasi pada kehidupan manusia terutama geografi sebagai bidang terkait dengan fenomena keruangan bahwa adanya pembangunan pusat perdagangan seperti Mall WTC Batanghari ini tentunya akan menimbulkan perubahan pada kondisi lingkungan disekitarnya baik lingkungan fisik maupun sosial. Oleh karena itu, berbagai
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
94
perubahan yang terjadi diharapkan mampu memberikan efek positif bagi kehidupan masyarakat sekitar dan efek negatif yang ditimbulkan hendaknya mampu diminimalisir seefisien mungkin. Hal ini merupakan suatu wawasan baru yang dapat dijadikan dasar sebagai pengembangan konsep bahwa setiap pembangunan akan selalu menimbulkan perubahan bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu, setiap pembangunan harus mempertimbangkan kondisi lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak. Sehingga konsep pembangunan berkelanjutan yang tetap memperhatikan kondisi lingkungan di masa yang akan datang dapat tercapai.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu