SKRIPSI ANALISIS DAN EVALUASI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL DARI MODEL UTAUT TERHADAP PENERAPAN KTP ELEKTRONIK DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI BERGANDA (STUDI KASUS KOTA TANGERANG SELATAN)
Disusun Oleh: MOCHAMMAD RIKZA LUTHFI ARIEF NIM: 107093003129
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1435 H
SKRIPSI ANALISIS DAN EVALUASI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL DARI MODEL UTAUT TERHADAP PENERAPAN KTP ELEKTRONIK DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI BERGANDA (STUDI KASUS KOTA TANGERANG SELATAN)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh: MOCHAMMAD RIKZA LUTHFI ARIEF NIM: 107093003129
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1435 H
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.
Jakarta, 28 April 2014
MOCHAMMAD RIKZA LUTHFI ARIEF 107093003129
ABSTRAK Mochammad Rikza Luthfi Arief, Analisis dan Evaluasi Hubungan Antar Variabel dari Model UTAUT terhadap Penerapan KTP Elektronik dengan Menggunakan Regresi Berganda (Studi Kasus Kota Tangerang Selatan), di bawah bimbingan Qurrotul Aini dan Meinarini Catur Utami.
Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju, para pengguna informasi dituntut untuk mengikuti kemajuan yang telah berkembang pesat. Salah satu program yang mulai diterapkan sekarang ini oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia terutama di Kota Tangerang Selatan dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat adalah berupa penerapan program Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau disebut juga eKTP. E-KTP adalah kartu tanda penduduk elektronik yaitu, alat teknologi komunikasi pada era modern ini yang sangat popular di seluruh dunia. Karena sekarang e-KTP telah terimplementasikan di semua tempat dan dimanfaatkan oleh masyarakat, hal tersebut menjadi dasar pentingnya untuk dilakukan penelitian mengenai evaluasi penerapan E-KTP yang telah berjalan saat ini, dengan menggunakan model Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang sudah dimodifikasi, dengan kriteria performance expectancy, facilitating conditions, perceive credibility dan anxiety. Dan untuk menentukan pengaruhnya menggunakan regresi berganda yang diolah dengan SPSS 16.0, dan telah melewati uji validitas dan reliabilitas hingga 11,7% pengaruh dari semua varian. Dan yang paling dominan mempengaruhi intention to use (niat untuk menggunakan) adalah perveived credibility (kredibilitas yang dirasakan), karena memiliki 5,8% dengan nilai 0,021 lebih kecil dari nilai yang ditetapkan (0.05).
Kata Kunci : e-KTP, Regresi Berganda, Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Bab I-V + 99 Halaman + xxiii Halaman + 12 Gambar + 24 Tabel + Pustaka + Lampiran Pustaka Acuan (32, 1989-2010)
v
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanir Rohiim Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan laporan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW. Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Reguler Program Studi Sistem Informasi. Dengan judul skripsi ini adalah “Analisis dan Evaluasi Hubungan Antar Variabel Dari Model UTAUT Terhadap Penerapan KTP Elektronik Dengan Menggunakan Regresi Berganda (Studi Kasus Kota Tangerang Selatan)”. Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang didapatkan baik dari segi moral maupun segi material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak
DR. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2.
Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3.
Ibu Nia Kumaladewi, Msi selaku sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Kedua dosen pembimbing, Ibu Qurrotul Aini, MT, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Meinarini Catur Utami, MT selaku Dosen Pembimbing II yang secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan bimbingan, bantuan, serta dukungan baik secara moral maupun teknis dan selalu meluangkan waktu untuk dapat bertukar pikiran serta memberikan pemikiran dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.
5.
Kedua Orang Tua Tercinta, Ayahanda Abdul Wadud dan Ibunda Titin Mulyati yang telah memberikan kasih sayang, cinta, semangat serta dukungan luar biasa dan doa yang tak pernah lepas ditujukan untuk penulis. Serta Kakakku Dian Purnamawati, Laili Fuji Widyawati dan adikku Zaki Ari Setiawan yang selalu memberikan keceriaan dan motivasi.
6.
Terima kasih sahabat-sahabatku anak-anak Komplek Jamban Community, keluarga besar komplek MABAD yang selalu dapat menghilangkan penat yang ada ketika sedang dirundung masalah.
7.
Teman-teman kelas seperjuangan, SIB angkatan 2007. Dan SIK 2007 Terimakasih untuk kebersamaan dan kerjasama yang terjalin begitu hangat dan baik, kalian semua begitu hebat.
8.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, maaf jika saya tidak bisa menyebutkan satu per satu
vii
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Peneliti juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Wassalammualaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh
Jakarta, 28 April 2014
Mochammad Rikza Luthfi Arief NIM : 107093003129
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................iv ABSTRAK .............................................................................................................. v KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi DAFTAR ISI..........................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4 1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 4 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5 1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5 1.6 Metode Penelitian ............................................................................... 6 1.6.1 Pengumpulan Data ................................................................. 6 1.6.2 Analisis Data ......................................................................... 7 1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................ 7
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................ 9
ix
2.1 Analisis ............................................................................................... 9 2.2 Evaluasi .............................................................................................. 9 2.2.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi ................................................... 13 2.2.2 Standar Evaluasi ..................................................................... 14 2.3 The Unified Theory of Acceptance and Use of Technologi (UTAUT) .......................................................................................... 15 2.4 User Acceptance ................................................................................ 20 2.4.1 Faktor Keberhasilan Penerapan Teknologi ............................. 21 2.5 Konsep Dasar Software ..................................................................... 22 2.5.1 Jenis-Jenis Software ................................................................ 23 2.5.2 Kualitas Software .................................................................... 23 2.6 Kependudukan ................................................................................... 24 2.7 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) .................... 25 2.8 KTP Elektronik .................................................................................. 26 2.9 Populasi Dan Sampel ......................................................................... 31 2.9.1 Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 31 2.9.2 Teknik Menentukan Ukuran Sampel ....................................... 34 2.10 Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................ 35 2.10.1 Uji Validitas........................................................................... 35 2.10.2 Uji Reliabilitas ....................................................................... 37 2.11 Regresi Linier Berganda ................................................................... 39 2.11.1 Asumsi-Asumsi Model Regresi Linier Berganda ................. 41 2.11.2 Uji Hipotesis ......................................................................... 41 2.12 SPSS (Statistical Program for Social Science) ................................ 44
x
BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 46 3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 46 3.1.1 Studi Literatur ......................................................................... 46 3.1.2 Observasi ................................................................................ 51 3.1.3 Wawancara ............................................................................. 51 3.2 Metode Analisis Data ........................................................................ 52 3.2.1 Model UTAUT ........................................................................ 52 3.2.2 Pembuatan Kuesioner ............................................................. 53 3.2.3 Pengumpulan Sampel dan Pelaksanaan Kuesioner ................. 53 3.2.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................ 53 3.2.5 Uji Hipotesis Regresi Berganda ............................................. 54 3.3 Kerangka Penelitian........................................................................... 54
BAB 4 Evaluasi KTP Elektronik ....................................................................... 56 4.1 Gambaran Umum Tangerang Selatan ............................................... 56 4.1.1 Sejarah Kota Tangerang Selatan ............................................. 56 4.1.2 Visi dan Misi ........................................................................... 59 4.1.3 Logo ........................................................................................ 60 4.1.4 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kota Tangerang Selatan 65 4.2 Pembuatan Kuesioner ........................................................................ 65 4.3 Pengumpulan Sampel dan Pelaksanaan kuesioner ............................ 65 4.3.1 Grafik Hasil dari Kuesioner .................................................... 67 4.4 Uji Validitas ...................................................................................... 74
xi
4.5 Uji Reliabilitas .................................................................................. 83 4.6 Uji Hipotesis Regresi Berganda ........................................................ 87 4.6.1 Persentase Variabel Independen dalam Mempengaruhi Variabel Dependen ............................................................................ 91
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................... 93 5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 93 5.2 Saran .................................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Reliabilitas ............................................................................... 39 Tabel 3.1 Penelitian Sejenis .................................................................................. 47 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Tangsel yang telah memiliki e-KTP ........................ 66 Tabel 4.2 Tabel Penolong PE1 .............................................................................. 76 Tabel 4.3 Hasil Validitas ....................................................................................... 81 Tabel 4.4 Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 16.0 .................................. 86 Tabel 4.5 ANOVAb ............................................................................................... 87 Tabel 4.6 Coefficientsa .......................................................................................... 89 Tabel 4.7 Model Summaryb .................................................................................. 91 Tabel 4.8 Model Summaryf ................................................................................... 92
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model UTAUT (Venkatesh dkk., 2003) ......................................... 17 Gambar 2.2 Model Penelitian (Loo dkk., 2011) ................................................... 18 Gambar 2.3 E-KTP ............................................................................................... 30 Gambar 2.4 Kategori Sampel (Siregar, 2013) ...................................................... 32 Gambar 2.5 Rumus Teknik Solvin ...................................................................... 35 Gambar 2.6 Pendekatan Isac Michel …...............................................................35 Gambar 2.7 Teknik Korelasi Product Moment....................................................36 Gambar 2.8 Teknik Alpha Cronbach …........…..................................................37 Gambar 2.9 Teknik Alpha Cronbach …..............................................................38 Gambar 2.10 Teknik Alpha Cronbach.................................................................39 Gambar 2.10 Teknik Alpha Cronbach.................................................................39 Gambar 2.11 Rumus Regrsi Linier Berganda......................................................40 Gambar 3.1 Model UTAUT (Loo dkk., 2011) ..................................................... 52 Gambar 3.2 Kerangka Penelitian .......................................................................... 55 Gambar 4.1 Logo Kota Tangerang Selatan .......................................................... 60 Gambar 4.2 Grafik jawaban dari variabel Performance expectancy .................... 68 Gambar 4.3 Grafik jawaban dari variabel social influence .................................. 69 Gambar 4.4 Grafik jawaban dari variabel facilitating conditions ........................ 70 Gambar 4.5 Grafik jawaban dari variabel Anxiety ............................................... 71 Gambar 4.6 Grafik jawaban dari variabel Perceive Credibility ........................... 73 Gambar 4.7 Grafik jawaban dari variabel Intention to Use.................................. 74
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Salah satu program yang mulai diterapkan sekarang ini oleh Kementerian
Dalam Negeri Republik Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat adalah berupa penerapan program Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau disebut juga e-KTP. E-KTP adalah kartu tanda penduduk elektronik yaitu alat teknologi komunikasi pada era modern ini yang sangat popular di seluruh dunia. E-KTP merupakan sistem kependudukan terbaru yang sudah diterapkan oleh Indonesia, hal ini sesuai dengan amanat dari Undang-Undang (UU) nomor 23 tahun 2006 dan serangkaian peraturan lainnya seperti peraturan UU nomor 35 tahun 2010 yang menyatakan aturan tata cara dan implementasi teknis dari e-KTP yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip. Selain itu, undang-undang ini juga diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 tentang penerapan KTP berbasis NIK secara nasional. Program
e-KTP
dilatarbelakangi
oleh
sistem
pembuatan
KTP
konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang bagi penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasi KTP-nya.
1
2
Program e-KTP ini dijalankan oleh sebuah konsorsium yang berisikan beberapa instansi ternama di Indonesia, yaitu: Perum Percetakan Negara RI (PNRI), PT. Sandipala Arthaputra, PT. Quadra Solution, SUCOFINDO, LEN. Oleh karena e-KTP telah terimplementasikan di semua tempat dan dimanfaatkan oleh masyarakat, hal tersebut menjadi dasar pentingnya untuk dilakukan penelitian mengenai evaluasi implementasi E-KTP yang telah berjalan saat ini dari para user atau semua yang terkait dalam program tersebut. Banyak
model
untuk
mengevaluasi
penerimaan
pengguna
(user
acceptance) suatu teknologi baru, dan yang peneliti rasa sesuai dan paling efektif adalah model UTAUT (Unified
Theory
of
Acceptance
and
Use
of
Technology) yang merupakan salah satu model penerimaan teknologi yang dikembangkan oleh Venkatesh, Morris dan beberapa peneliti lain. Model UTAUT ini sebenarnya merupakan sintesis atau penggabungan dari pada elemen-elemen yang terdapat dalam 8 model penerimaan teknologi terkemuka lainnya dengan tujuan untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai user atau pengguna dari sebuah teknologi (Venkatesh dkk, 2003). Terdapat berbagai penelitian yang membahas mengenai e-KTP ataupun user acceptance yang menggunakan model UTAUT baik di dalam maupun di luar negeri. Penelitian tersebut di antaranya Galih Abiyasa dkk (2011) yang meneliti tentang e-KTP di Kecamatan Padang Selatan Kota Padang. Penelitian ini lebih berfokus pada pemodelan sistem jaringan yang diterapkan sistem e-KTP. Penelitian berikutnya adalah Indriani (2012) yang meneliti tentang efek moderasi dari usia dan jenis kelamin dalam penerimaan e-KTP di Yogyakarta.
3
Dalam penelitiannya dilakukan pengujian efek moderasi yang dilakukan pada usia dan jenis kelamin lalu menentukan berbagai faktor yang berpengaruh dengan menggunakan model UTAUT yang sudah dimodifikasi oleh penelitian sebelumnya yaitu model penelitian Loo dkk (2009) mengenai user acceptance penggunaan smart ID card di Malaysia, dengan model UTAUT yang sudah dimodifikasi dari model UTAUT yang telah dikembangkan Vankatesh dkk. Dengan menambahkan beberapa determinan yang dianggap mendukung dalam penelitiannya yaitu Intention to use, Performance expectancy, Social influence, facilitating conditions, Perceived credibility, dan anxiety. dan menghilangkan beberapa moderatornya yaitu Efford expectancy, gender, age, voluntariness, dan Experience.
Selanjutnya pada tahun 2011, Yulianti dan Wuri, meneliti tentang faktorfaktor yang berpengaruh terhadap penerimaan pengguna (user acceptance) dalam menggunakan sistem ERP dengan mendasarkan pada model UTAUT. Nasir (2013), juga melakukan penelitian yang mengevaluasi penerimaan teknologi informasi mahasiswa di Palembang, di dalam penelitiannya juga menggunakan model UTAUT sebagai model penerimaan teknologi informasinya. Dan Raditya (2011) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi e-procurement dengan model UTAUT pada panitia pengadaan instansi pemerintah Jawa Tengah. Dari hasil penelitiannya ternyata faktor pengguna teknologi e-procurement dipengaruhi oleh persepsi manfaat, ekspektasi usaha dan dukungan dari lingkungan yang mempengaruhi.
4
Dilihat dari latar belakang yang ada, maka penulis melakukan penelitian tentang “Analisis dan Evaluasi Hubungan antar Variabel dari Model UTAUT terhadap Penerapan KTP Elektronik dengan Menggunakan Regresi Berganda (Studi Kasus Kota Tangerang Selatan)”.
1.2
Rumusan Masalah Setelah
melihat
dari latar belakang sebelumnya, maka peneliti
merumuskan beberapa masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel di UTAUT apa saja yang berpengaruh dalam penerapan eKTP? 2. Variabel apa yang paling berpengaruh dalam penerapan e-KTP dan berapa besar pengaruh masing-masing variabel? 3. Bagaimana cara menentukan besar pengaruh dari setiap variabel UTAUT dalam penerapan e-KTP?
1.3
Batasan Masalah Dari perumusan masalah tersebut, maka penulis memberi batasan masalah
dalam penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian hanya di Kota Tangerang Selatan, Banten,
yang di
dalamnya terdapat 7 (tujuh) Kecamatan, yaitu Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, dan Kecamatan Setu.
5
2. Peneliti menganalisis dan mengevaluasi hanya dari sudut pandang user acceptance. 3. Peneliti menganalisis dan mengevaluasi e-KTP menggunakan model UTAUT. 4. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas lalu melakukan pengujian regresi berganda untuk mengukur pengaruh antar variabel yang terdapat dalam konstruksi UTAUT menggunakan SPSS 16.0.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis dan mengevaluasi user acceptance penerapan e-KTP, sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini untuk menghasilkan: 1. Mengetahui Variabel di UTAUT apa saja yang berpengaruh dalam penerapan e-KTP. 2. Menentukan besar pengaruh dari setiap variabel UTAUT dalam penerapan e-KTP. 3. Mendapatkan hasil dari pengaruh masing-masing variabel dan variabel apa yang paling berpengaruh dalam penerapan e-KTP.
1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1. Memberikan informasi untuk daerah Tangerang Selatan maupun untuk daerah lain mengenai hasil kinerja sistem e-KTP yang sedang berjalan. 2. Memberikan masukan dan kontribusi bagi pelaksanaan e-KTP selanjutnya baik untuk daerah Tangerang Selatan maupun untuk daerah lain. 3. Menjadikan referensi pada peneliti berikutnya di bidang yang sama.
1.6
Metode Penelitian Dalam memperoleh dan mengumpulkan data yang akurat dalam penelitian
ini, maka penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai sarana untuk membantu serta memudahkan peneliti dalam menyusun laporan. 1.6.1
Pengumpulan Data
a. Studi Literatur Metode pengumpulan data dengan cara menganalisis penelitian sejenis untuk mencari kelebihan dan kekurangan terhadap penelitian yang peneliti lakukan sekarang dari penelitian yang sudah ada. b. Observasi Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan mengamati langsung objek datanya. Pada tahap pengamatan langsung ini peneliti melakukan pengamatan langsung ke Kantor Dinas Catatan Sipil Tangerang Selatan. c. Wawancara
7
Peneliti melakukan wawancara kepada pihak yang berkompeten pada program e-KTP untuk mendapatkan penjelasan dari masalah-masalah yang sebelumnya
kurang
jelas
dan
untuk
menyakinkan
bahwa
data
yang
diperoleh/dikumpulkan benar-benar akurat.
1.6.2
Analisis Data Peneliti menggunakan model UTAUT (Unified Theory of Acceptance
and
Use
of Technology) untuk menjelaskan penerimaan pengguna (user
acceptance) dalam bidang sistem informasi yang dikembangkan oleh Vankatesh, dkk. UTAUT dianggap sukses oleh penelitian sebelumnya karena UTAUT merupakan pengembangan dan penggabungan dari delapan model sebelumnya yang menjadi alat ukur user acceptance. Lalu pembuatan kuesioner berdasarkan metode UTAUT, setelah itu pengumpulan sampel dan pelaksanaan kuesioner. Dan untuk mengolah data dari hasil kuesioner peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas lalu melakukan pengujian regresi linier berganda untuk mengukur pengaruh antar variabel yang terdapat dalam konstruksi UTAUT dengan bantuan SPSS Versi 16.0.
1.7
Sistematika Penulisan Dalam penyusunan laporan skripsi ini sistematika penulisan terdiri atas 5
(lima) bab. Adapun uraian masing-masing bab tersebut adalah: BAB I
PENDAHULUAN
8
Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori-teori umum dan khusus yang didapatkan dari berbagai sumber yang dapat dipercaya yang dipakai sebagai landasan dalam penulisan skripsi ini serta dibahas pula hal-hal lain yang berkaitan dengan sistem informasi dan model analisis yang peneliti gunakan.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode yang dipakai dalam pencarian data maupun metode untuk analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini.
BAB IV
EVALUASI E-KTP Bab ini merupakan inti dari penelitian ini yang membahas hasil penelitian yang telah diperoleh dan melaporkan hasilnya untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya.
BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dalam penyusunan skripsi yang menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan saran-saran untuk pengembangan penelitian di masa yang akan datang.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Analisis Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan
menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda- tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu (Komaruddin, 2001). Adapun pengertian lain, analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kemendiknas, 2002). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu pokok menjadi bagian–bagian atau komponen sehingga dapat diketahui ciri atau tanda tiap bagian, kemudian hubungan satu sama lain serta fungsi masing–masing bagian dari keseluruhan.
2.2
Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa
9
10
Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000).
Artinya: Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-nya serta orangorang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. Ayat 105 dalam surat At Taubah menerangkan bahwa kita semua dalam bekerja akan selalu ada yang memperhatikan dengan menilai (mengevaluasi) kita. Adapun menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan” (Yunanda, 2009). Pemahaman mengenai pengertian evaluasi dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Menurut Stufflebeam dalam Lababa (2008), evaluasi adalah “the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives," Artinya
evaluasi
merupakan
proses
menggambarkan,
memperoleh,
dan
menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Masih dalam Lababa (2008), Worthen dan Sanders mendefinisikan
11
“evaluasi sebagai usaha mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu”. Tague-Sutclife (1996), mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils". Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas. Dari definisi evaluasi sebagainya dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu program. Evaluasi meliputi mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan keputusan. Hubungan antara pengukuran dan penilaian saling berkaitan. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran atau kriteria tertentu (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti, mengambil keputusan terhadap sesuatu yang berdasarkan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya, dan penilaian bersifat kualitatif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2009) bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif), menilai adalah mengambil suatu
12
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat kualitatif), dan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut sebelumnya. Pendapat lain mengenai evaluasi disampaikan oleh Arikunto dan Cepi (2008), bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Sedangkan Uzer (2003), mengatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh informasi yang berguna untuk menentukan mana dari dua hal atau lebih yang merupakan alternatif yang diinginkan, karena penentuan atau keputusan semacam ini tidak diambil secara acak, maka alternatif-alternatif itu harus diberi nilai relatif, karenanya pemberian nilai itu harus memerlukan pertimbangan yang rasional berdasarkan informasi untuk proses pengambilan keputusan Menurut Djaali dan Pudji (2008), evaluasi dapat juga diartikan sebagai “proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi”. Sedangkan Ahmad (2007), mengatakan bahwa “evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek,dll.) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian”. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan
13
dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan kriteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui proses mengukur baru melakukan proses menilai tetapi dapat pula evaluasi langsung melalui penilaian saja. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Crawford (2000), mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa ahli, dapat ditarik benang merah tentang evaluasi yakni merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Oleh karena itu dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat di dalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. “Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan input nya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses” (Sudharsono dalam Lababa, 2008). Jadi evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.
2.2.1
Tujuan dan Fungsi Evaluasi
14
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen. Menurut Crawford (2000), tujuan dan fungsi evaluasi adalah: a. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan. b. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil. c. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan. d. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan. Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahanbahan pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.
2.2.2
Standar Evaluasi Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat
dilihat dari tiga aspek utama (Umar, 2002), yaitu: a. Utility (manfaat) Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan. b. Accuracy (akurat) Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi.
15
c. Feasibility (layak) Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.
2.3
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Dari penelitian sebelumnya Technology Acceptance Model atau yang
biasanya dikenal dengan istilah TAM (Davis, 1989) telah menghasilkan sebuah metodologi user acceptance dari sebuah sistem informasi. Untuk meningkatkan
tingkat kepercayaan,
beberapa
studi empiris
pun telah
dilakukan. Pada tahun 2000 Venkatesh dan Davis mengeluarkan metodologi tentang user acceptance selanjutnya yang merupakan generasi selanjutnya dari TAM yakni TAM 2. Dan tahun 2003 Venkatesh, Morris dan beberapa peneliti lain mengeluarkan sebuah ide metodologi user acceptance yang lain yakni yang disebut dengan istilah UTAUT. UTAUT
(Unified
Theory
of
Acceptance
and
Use
of
Technology) merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan
oleh
Venkatesh,
Morris
dan
beberapa
peneliti
lain.
Metodologi UTAUT ini sebenarnya merupakan sintesis atau penggabungan dari pada elemen-elemen yang terdapat dalam 8 model penerimaan teknologi terkemuka lainnya dengan tujuan untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai user atau pengguna. Delapan model yang dijadikan sebagai acuan metodologi UTAUT adalah:
Theory Reasoned Action (TRA)
16
Theory Acceptance Model (TAM)
Motivational Model (MM)
Theory of Planned Behaviour (TPB)
Combined TAM and TPB
Model of PC Utilization (MPTU)
Innovation Diffusion Theory (IDT)
Social Cognitive Theory (SCT)
UTAUT terbukti lebih berhasil dibandingkan kedelapan teori yang lain dalam menjelaskan hingga 70 persen varian pengguna. Mereka menemukan empat konstruksi utama yang memainkan peran penting sebagai determinan langsung dari niat untuk berperilaku (behavioral intention) dan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi (use behavior) yaitu : a. performance expectancy Tingkat kepercayaan seorang individu pada sejauh mana penggunaan sistem akan menolong ia untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan kinerja di pekerjaannya. b. effort expectancy Tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan sistem. c. social influence Tingkat dimana seorang individu merasa bahwa orang-orang yang penting baginya percaya sebaiknya dia menggunakan sistem baru. d. facilitating conditions.
17
Tingkat kepercayaan seorang individu terhadap ketersediaan infrastruktur teknik dan organisasional untuk mendukung penggunaan sistem Di samping itu terdapat pula empat moderator yang diposisikan untuk memoderasi dampak dari empat konstruksi utama pada behavioral intention dan use behavior yaitu: a. Jenis kelamin (gender) b. Usia (age) c. Kesukarelaan (voluntariness) d. Pengalaman (Experience) Berikut adalah gambar tentang keterkaitan
antara masing-masing
determinan dan moderator pendukung terhadap behavioral intention dan use behavior dalam konstruksi UTAUT:
Gambar 2.1 Model UTAUT (Venkatesh dkk, 2003)
18
Adapula Loo dkk (2011) yang melakukan penelitian mengenai user acceptance penggunaan smart ID card dengan memodifikasi UTAUT.
Gambar 2.2 Model UTAUT (Loo dkk, 2011)
Intention to use merupakan variabel yang digunakan dengan mengadopsi variabel behavioral intention (Venkatesh dkk, 2003). Pada penelitiannya intention to use didefinisikan sebagai kemungkinan pemegang e-NID menggunakan e-NID. Performance
expectancy
merupakan
determinan
langsung
yang
mempengaruhi intention to use (Vankates dkk, 2003). Performance expectancy didefinisikan sebagai persepsi pemilik e-NID yang akan membantu pemegang kartu dalam kehidupan sehari-hari (Loo dkk, 2009). Efford expectancy tidak digunakan dalam penelitian ini meskipun variabel efford expectancy merupakan determinan utama dari behavioral intention
19
(Venkatesh dkk, 2003) karena dianggap tidak ada kesulitan dalam penggunaan eNID dimana pemegang kartu hanya perlu memberikan kartu kepada pihak yang berwenang saat dibutuhkan (Loo dkk, 2011). Social influence merupakan determinan langsung yang mempengaruhi intention to use (Venkatesh dkk, 2003). Social influence didefinisikan sebagai tekanan sosial yang mempengaruhi intention to use pada e-NID (Loo dkk, 2009). Meskipun facilitating conditions bukan merupakan determinan langsung dari behavioral intention pada penelitian Venkatesh dkk (2003), facilitating conditions diajukan sebagai determinan langsung pada penelitian ini karena terbukti berpengaruh positif terhadap intention to use (Loo dkk, 2011). Facilitating conditions didefinisikan sebagai tingkatan dimana user percaya bahwa infrastruktur teknis dan organisasi ada untuk mendukung penggunaan sistem (Venkatesh dkk, 2003). Perceived credibility bukan merupakan determinan pada model UTAUT yang dikembangkan oleh Venkatesh dkk (2003). Namun perceived credibility perlu ditambahkan karena perceived credibility telah terbukti secara empiris mempengaruhi user acceptance (Wang dkk, 2003). Perceived credibility yang didefinisikan oleh Wang dkk, (2003) meliputi keamanan dan privasi karena kredibilitas penyedia layanan elektronik untuk menjamin keamanan dan privasi mempengaruhi pengguna untuk menggunakan layanan elektronik tersebut. Sehingga, perceived credibility didefinisikan sebagai persepsi dari pemegang eNID bahwa e-NID tersebut aman (sulit untuk dipalsukan) dan dapat menghindari
20
pelanggaran privasi (menghindari kebocoran informasi sensitif pada pihak ketiga tanpa ijin) (Loo dkk, 2009). Meskipun anxiety tidak dimasukkan dalam model UTAUT yang disusun oleh Venkatesh dkk (2003), namun anxiety terbukti menjadi determinan langsung dari intention to use pada penggunaan e- NID (Loo dkk, 2011). Anxiety didefinisikan emosi negatif yang timbul ketika menggunakan e-NID (Loo dkk, 2009).
2.4
User Acceptance User acceptance dapat didefinisikan sebagai keinginan sebuah grup user
dalam memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) yang didesain untuk membantu pekerjaan mereka (Dillon, 2001). Namun, praktek kerja saat ini, serta pasar yang besar untuk bersantai dan pendidikan aplikasi teknologi informasi telah memungkinkan kebijaksanaan yang lebih besar di antara pengguna sehingga meningkatkan kebutuhan untuk menentukan dinamika penerimaan. Dan juga pentingnya dengan tidak sembarangan memperkerjakan orang, salah satunya dapat dipercaya seperti yang tertera pada surat Al Qashas ayat 26
Artinya:
21
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapaku ambilah ia sebagai orang yang bekerja, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (tugaskan) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. Untuk tujuan ini masuk akal untuk mempertimbangkan bukti karakteristik diterima (atau ditolak) teknologi terpisah dari bukti karakteristik menerima (atau menolak) pengguna, sebelum meninjau interaksi dari kedua faktor ini dalam model saat penerimaan.
2.4.1
Faktor Keberhasilan Penerapan Teknologi Penerapan teknologi merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan
untuk mempercepat pemanfaatan teknologi dari pencipta atau pemilik kepada pengguna teknologi. Menerapkan teknologi berarti menjadikan teknologi itu sebagai bagian dari pengoperasian fungsi-fungsi pengguna teknologi, menjadikan teknologi itu diketahui, dapat di jangkau dan difungsikan di lingkungan yang membutuhkan. Dalam menerapkan, mengembangkan dan menyebar luaskan teknologi, sebelumnya perlu dilakukan studi kelayakan untuk menilai aspek kelayakan teknis, kelayakan ekonomis, kelayakan sosial budaya dan lingkungan serta standarisasi teknologinya (Angkasa, 2003). Sudarmo (2005), merinci kinerja atau keberhasilan teknologi diukur dari empat faktor yang merupakan tolak ukur untuk mengevaluasi teknologi, faktor tersebut adalah: a. Kelayakan
teknis,
teknologi
harus
menghasilkan
nilai
tambah,
mempunyai fitur atau kemampuan beragam untuk memenuhi keperluan
22
yang makin beragam, hemat dalam menggunakan sumberdaya termasuk energi, awet, dan faktor teknis lainnya. b. Faktor ekonomis, teknologi teknologi harus menghasilkan produktivitas ekonomi atau keuntungan finansial. Salah satu cara untuk mengevaluasi produktivitas
teknologi
adalah
menghitung
rasio
output
rupiah
dibandingkan dengan input rupiah. Teknologi yang tidak menghasilkan keuntungan, disebut non-pervorming, tidak berkinerja. Teknologi yang non-pervorming
biasanya
tidak
sustainable,
tidak
berkelanjutan
perkembangannya. c. Faktor ketiga, teknologi harus dapat diterima masyarakat pengguna (user). Teknologi dapat diterima karena memang diperlukan dan bermanfaat bagi pengguna, disenangi, mudah dipakai, dapat dibeli dengan harga terjangkau, serta tidak bertentangan dengan budaya dan kebiasaan masyarakat pengguna. d. Faktor keempat, teknologi harus serasi dengan lingkungan, faktor ini akan menentukan sustainability keberadaan teknologi di tengah masyarakat pengguna.
2.5
Konsep Dasar Software Software adalah sebuah produk yang dibangun secara profesional dan
terdapat dukungan jangka panjang yang berisi informasi tentang arsitektur, cakupan, isi (program) dan dokumentasi dalam bentuk kertas maupun data digital (Pressman, 2006).
23
2.5.1 Jenis-Jenis Software Menurut O’Brien (2001), Software komputer terdiri atas 2 jenis program utama yaitu : a. System software
yang mengontrol dan mendukung operasi sistem
komputer selama melakukan berbagai tugas pemrosesan informasi. b. Aplikasi software yang menunjukan hasil dari penggunaan khusus atau aplikasi dari komputer untuk mempertemukan kebutuhan pemrosesan informasi dari pengguna.
2.5.2
Kualitas Software Kualitas software atau software quality menurut Pressman, (1997),
“software quality is defined as conformance to explicitly stated functional and performance requirement, explicitly documented developmented developments standard, and implicit chacteristics that are expected of all professionally developed software”. Maksudnya kualitas software dedefinisikan sebagai penyesuaian dengan eksplisit harus dinyatakan fungsional dan kinerja persyaratan, standar eksplisit didokumentasikan perkembangannya dan karakteristik implisit yang diharapkan dari semua perangkat lunak dikembangkan secara profesional. Berikut adalah beberapa faktor pengukuran software quality: a. Correctness, yaitu tingkat dimana suatu program memenuhi spesifikasinya dan memenuhi tujuan dari user. b. Reability, yaitu tingkat dimana suatu program dapat melakukan fungsi yang diharapkan dengan ketelitian yang diperlukan.
24
c. Efficiency, jumlah sumber daya komputer dan kode yang dibutuhkan oleh suatu program untuk melaksanakan fungsinya. d. Integrity, tingkat pengendalian terhadap akses ke software atau data oleh orang yang tidak berwenang. e. Useability,
yaitu
usaha
yang
dibutuhkan
untuk
mempelajari,
mengoprasikan, menyiapkan input dan menginterpretasi output dari suatu program. f. Maintainability, usaha yang dibutuhkan untuk menempatkan dan menentukan error dalam program. g. Testability, usaha yang dibutuhkan untuk menguji suatu program untuk menjamin bahwa program itu menjalankan fungsi yang diharapkan. h. Portability, usaha yang dibutuhkan untuk mentransfer program dari suatu lingkungan sistem hardware atau software ke yang lainnya. i. Reusability, tingkat dimana suatu program (bagian dari suatu program) dapat digunakan kembali dalam aplikasi lain. j. Interoperability, usaha yang dibutuhkan untuk menghubungkan suatu sistem ke sistem lain.
2.6
Kependudukan Kependudukan atau demografi berasal dari kata yunani demos-penduduk
dan grafien-tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana
25
ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan ada yang bersifat kualitatif. Dalam mempelajari demografi tiga komponen terpenting yang perlu diperhatikan adalah cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi. Sedangkan dua faktor penunjang lainnya yang penting ialah mobilitas sosial dan tingkat perkawinan. Ketiga komponen pokok dan dua faktor penunjang kemudian digunakan sebagai variabel (perubah) yang dapat menerangkan hal ihwal tentang jumlah dan distribusi penduduk pada tempat tertentu, tentang pertumbuhan masa lampau dan persebarannya. Tentang hubungan antara perkembangan penduduk dengan berbagai variabel (perubah) sosial, dan tentang prediksi pertumbuhan penduduk di mana mendatang dan berbagai kemungkinan akibat-akibatnya berbagai macam informasi tentang kependudukan sangant berguna bagi berbagai pihak di dalam masyarakat.
2.7
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) SIAK adalah Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, yaitu suatu
sistem informasi yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi di bidang kependudukan. Administrasi kependudukan meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Tujuan adanya SIAK adalah: a. Database kependudukan terpusat,
26
b. Database kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain (statistik, pajak, imigrasi, dan lain-lain), c. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran Penduduk, Catatan Sipil, dan lain-lain), d. Standarisasi Nasional 1. Nomor Pengenal Tunggal (NIK) 2. Blangko Standar Nasional (KK, KTP, Buku, Registrasi, Akta Capil) 3. formulir-formulir Standar Nasional (termasuk kodefikasinya)
Implementasi SIAK online, yang telah diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 88/2004 tentang pengelolaan kependudukan dan permendagri No 18/2005 tentang administrasi kependudukan. Pada hakekatnya bahwa upaya tertib dokumen kependudukan atau tertib administrasi kependudukan tidak sekedar pengawasan terhadap pengadaan blangko-blangko yang dipersyaratkan dalam penerbitan dokumen, tapi hendaknya harus tersistem, konkrit dan pragmatis. Artinya mudah dipahami oleh penduduk dan diyakini bermakna secara hukum berfungsi melindungi, mengakui atau mengesahkan status kependudukan atau peristiwa vital (vital event) yang dialami penduduk, sehingga dibutuhkan oleh penduduk karena dapat memudahkan atau melancarkan urusannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain dokumen kependudukan memiliki insentif/benefit bagi penduduk atau pemegang dokumen.
2.8
KTP Elektronik
27
E-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk). Proyek e-KTP dilatar belakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa di antaranya digunakan untuk hal-hal berikut: 1. Menghindari pajak 2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota 3. Mengamankan korupsi 4. Menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris)
Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak
28
dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu. Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Bantuan bagi rakyat miskin bisa disampaikan dengan efektif dan mengurangi/menghilangkan
penyalahgunaan
identitas,
perbankan
bisa
memanfaatkannya untuk verifikasi calon nasabah atau pengajuan kredit, pemilu bisa berjalan lebih jujur dan adil karena data kependudukan sudah valid, dan berbagai manfaat yang lain. Kartu identitas elektronik telah banyak digunakan di negara-negara di Eropa antara lain Austria, Belgia, Estonia, Italia, Finlandia, Serbia, Spanyol dan Swedia, di Timur Tengah yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Maroko, dan di Asia yaitu India dan China. Gamawan Fauzi selaku Menteri Dalam Negeri membeberkan keunggulan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang akan diterapkan di Indonesia, dibandingkan dengan e-KTP yang diterapkan di RRC dan India. Gamawan menyebut, e-KTP di Indonesia lebih komprehensif. Di RRC, Kartu e-ID tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-ID hanya dilengkapi dengan chip yang berisi data perorangan yang terbatas. Sedang di India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data
29
kependudukan adalah sistem UID (unique Identification), yang di Indonesia namanya NIK (Nomor Induk Kependudukan). E-KTP bukan semata kartu penduduk dengan smart card berisi data nama, foto, dan data kependudukan lainnya. Komponen teknologinya tidak hanya teknologi chip dan smart card. Itu baru satu sisi saja. Tetapi di sisi lain, ada teknologi biometrik yang mampu membersihkan database kependudukan, sedemikian hingga data yang direkam di dalam chip tersebut adalah tunggal. Apakah ini saja cukup ? Masih belum. Apa gunanya data penduduk yang valid direkam dalam chip kalau masih bisa di hack. Karena itu ada teknologi security yang melindungi data tersebut. Autentikasi Kartu Identitas (e-ID) telah menggunakan biometrik yaitu verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan berikut: 1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain, 2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores, 3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar. E-KTP dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text, microtext, filter image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar ultra violet serta anti copy design. Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan
30
standar internasional NISTIR 7123 dan Machine Readable Travel Documents ICAO 9303 serta EU Passport Specification 2006. Bentuk KTP elektronik sesuai dengan ISO 7810 dengan form factor ukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x 85,60 mm. Struktur e-KTP terdiri atas sembilan layer yang akan meningkatkan pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan transparan pada dua layer teratas (dilihat dari depan). Chip ini memiliki antena didalamnya yang akan mengeluarkan gelombang jika digesek. Gelombang inilah yang akan dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak.
Gambar 2.3 e-KTP
Untuk
menciptakan
e-KTP
terdiri
atas
sembilan
layer,
tahap
pembuatannya cukup banyak: 1. Hole punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip
31
2. Pick and pressure, yaitu menempatkan chip di kartu 3. Implanter,
yaitu
pemasangan
antenna
(pola
melingkar
berulang
menyerupai spiral) 4. Printing, yaitu pencetakan kartu 5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik 6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman
2.9
Populasi dan Sampel Populasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “population” yang berarti
jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat popular dipakai untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2006). Jenis populasi terbagi dua, yaitu: 1. Populasi finit, artinya jumlah individu ditentukan. 2. Populasi infinit, artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak diketahui dengan pasti. Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menetukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.
32
2.9.1
Teknik Pengambilan Sampel Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi dapat dibedakan menjadi
dua kategori teknik pengambilan sampel, seperti yang terdapat dalam Gambar 2.4.
Kategori Sampling
Nonprobability Sampling
Probability Sampling
1. Simple Random Sampling 2. Stratified Sampling Proporsinal Disproporsional 3. Cluster Sampling 4. Double Sampling
1. 2. 3. 4. 5.
Convenience Sampling Purposive Sampling Judgement Sampling Quota Sampling Snowball Sampling
Gambar 2.4 Kategori Sampel (Siregar, 2013)
a. Probability Sampling Merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi memiliki peluang sama untuk terpilih sebagai sampel. 1. Sampel Random Sederhana (Simple random sampling) Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel. 2. Strata sampel (stratified sampling)
33
stratified sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan populasi yang memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri. Karena jumlah populasi pada setiap strata tidak sama, maka dalam pelaksanaanya dibagi dua jenis, yaitu: a. Proporsional, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata sebanding, sesuai dengan proporsi ukurannya. b. Disproporsional, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata jumlahnya sama tidak sebanding dengan jumlah populasi dengan proporsi sampel di setiap strata. c. Cluster sampling, teknik penarikan sampel dengan menggunaka metode ini adalah populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster, lalu beberapa cluster dipilih sebagai sampel dari cluster tersebut bisa diambil seluruhnya atau sebagian saja untuk dijadikan sampel, anggota populasi di setiap cluster tidak perlu homogen. Sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified sampling dan cluster sampling. d. Sampel ganda (double sample), double sample sering juga disebut dengan
istilah
sequential
sampling
(sampel
berjenjang)
dan
multiphase-sampling (sampel multi tahap). b. Non probability Sampling Non probability Sampling, setiap unsur yang terdapat dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Pemilihan unit
34
sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak pada penggunaan teori probabilitas. 1. Convenience sampling Convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orangorang yang terdekat saja. 2. Purposive sampling Merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. 3. Quota sampling Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quota masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai. 4. Snowball sampling Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tapi makin lama makin banyak, berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk identifikasi.
2.9.2
Teknik Menentukan Ukuran Sampel Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menetukan ukuran
sampel dari suatu populasi, antara lain (Siregar, 2013):
35
a. Teknik Solvin
(
)
(2.5)
Keterangan: N = besarnya populasi n = besarnya sampel = Perkiraan tingkat kesalahan.
b. Jumlah Populasi Tidak Diketahui Pendekatan Isac Michel (
)
Keterangan: = sampel = proporsi populasi = 1- p = tingkat kepercayaan/signifikan = margin of error
2.10
Uji Validitas dan Reliabilitas
2.10.1 Uji validitas
(2.6)
36
Menurut Azwar (2003), validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsiukurnya. Uji validitas dengan mengukur korelasi antara variabel dengan total skor variabel. Cara mengukur validitas konstruk salah satunya yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi
“product
moment” (Singarimbun, dkk
1989), yakni : ( √
) ( (
)
) (
)
(2.7)
Keterangan: r
= Korelasi product momen
n
= Jumlah responde
X
= Skor pertanyaan (jawaban responden)
Y
= Skor total seluruh pertanyaan
XY
= Skor pertanyaan dikali skor total
Kriteria validasi suatu pertanyaan dapat ditentukan jika:
r hitung > r table, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan valid.
r hitung < r table, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan tidak valid. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberi hasil ukur
37
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sebaliknya tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Azwar, 2003). Suatu item skala dikatakan valid apabila korelasi Pearson yang didapatkan ≥ 0,3 (Hasan, 2002). Adapun perhitungan validitas skala penelitian
ini dilakukan dengan bantuan
komputer melalui program apikasi SPSS versi 16.0.
2.10.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas diartikan sebagai stabilitas bilamana tes itu diujikan dan hasilnya diadakan analisis reliabilitas dengan menggunakan kriteria internal dalam tes tersebut. Cara untuk mengetahui koefisien reliabilitas ini adalah dengan beberapa rumus yang seluruhnya cukup menggunakan satu tes dengan sekali uji. Untuk menentukan koefisien reliabilitas tes menggunakan teknik Alpha Cronbach (Suherman, 2003). Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu : a.
Membuat tabel penolong
b.
Menghitung nilai varian setiap butir pertanyaan ∑
(∑
)
(2.8) c.
Menghitung total nilai varian Menjumlahkan seluruh hasil yang didapat dari perhitungan nilai varian setiap butir pertanyaan.
d.
Menghitung nilai varian total
38
∑
(∑ )
(2.9) e.
Menghitung nilai reliabilitas instrumen
(
)(
)
(2.10)
Keterangan: = Jumlah sampel = Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan ∑
= Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan = Varian total = Jumlah varian butir = Jumlah butir pertanyaan = Koefisien reliabilitas instrumen
Menurut Azwar (2003) reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability, atau dengan kata lain reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2003).
39
Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekatiangka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya (Azwar, 2000).
Adapun norma reliabilitas yang dijelaskan oleh Guilford di antaranya:
Tabel 2.1 Kriteria Reliabilitas (Azwar, 2000) Kriteria
Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabel
> 0,9
Reliabel
0,7 – 0,9
Cukup Reliabel
0,4 – 0,7
Kurang Reliabel
0,2 – 0,4
Tidak Reliabel
< 0,2
Pada penelitian ini, pengukuran uji reliabilitas skala menggunakan uji Statistic Alpha Cronbach dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 16.0.
2.11
Regresi Linier Berganda Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika
yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). Istilah “regresi”
40
pertama kali dikemukakan oleh Sir Francis Galton (1822-1911), seorang antropolog dan ahli meteorologi terkenal dari Inggris. Dalam makalahnya yang berjudul “Regression towards mediocrity in hereditary stature”, yang dimuat dalam Journal of the Anthropological Institute, volume 15, hal. 246-263, tahun 1885. Galton menjelaskan bahwa biji keturunan tidak cenderung menyerupai biji induknya dalam hal besarnya, namun lebih medioker (lebih mendekati rata-rata) lebih kecil daripada induknya kalau induknya besar dan lebih besar daripada induknya kalau induknya sangat kecil (Draper dan Smith, 1992). Dalam mengkaji hubungan antara beberapa variabel menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu peneliti menentukan satu variabel yang disebut dengan variabel tidak bebas dan satu atau lebih variabel bebas. Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier sederhana. Kemudian Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier berganda (multiple linear regression model). Kemudian untuk mendapatkan model regresi linier sederhana maupun model regresi linier berganda dapat diperoleh dengan melakukan estimasi terhadap parameter-parameternya menggunakan metode tertentu. Rumus regresi linier berganda (2.11)
Keterangan : = Variabel terikat
41
= Variabel bebas pertama = Variabel bebas kedua = Variabel bebas ketiga = Variabel bebas kedan
serta
= konstanta
2.11.1 Asumsi-Asumsi Model Regresi Linier Berganda Menurut Gujarati (2003) asumsi-asumsi pada model regresi linier berganda adalah sebagai berikut: 1. Model regresinya adalah linier dalam parameter. 2. Nilai rata-rata dari error adalah nol. 3. Variansi dari error adalah konstan (homoskedastik). 4. Tidak terjadi autokorelasi pada error. 5. Tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas. 6. Error berdistribusi normal.
2.11.2 Uji Hipotesis Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang memmpunyai dua kata “hupo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenrannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. Atas dasar definisi tersebut
42
dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Menurut bentuknya hipotesis dibagi menjadi tiga: a. Hipotesis penelitian/kerja (Ha) Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini, peneliti menganggap benar hipotesisnya, yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan data yang diperoleh selama melakukan penelitian. b. Hipotesis operasional (Ho) Hipotesis operasional merupakan hipotesis yang bersifat objektif. Artinya peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan objektifitasnya, bahwa hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti melakukan hipotesis pembanding yang bersifat objektif dan netral atau secara teknis disebut hippotesis nol (Ho). Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatak ketidak benaran dari suatu fenomena, atau menyatakan tidak ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Ho digunakan untuk memberikan keseimbangan pada hipotesis penelitian, karena pada peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperoleh selama
43
melakukan penelitian. Contohnya, tidak ada hubungan antara tingkat pengangguran dengan tingkat kriminalitas. c. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya : Ho;r=0 atau Ha;p=0.
Jenis Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Deskriptif Hipoptesis deskriptif, yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain, atau hipotesis yang dirumuskan untuk menggambarkan suatu fenomena, atau hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran. 2. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan atau membandingkan antara satu dengan data lainnya. 3. Hipotesis Asosiatif Hipotesis
asosiatif
memberikan
adalah
jawaban
hipotesis
pada
yang
permasalahan
dirumuskan yang
untuk bersifat
hubungan/pengaruh. Sedangkan menurut sifat hubungannya, hipotesis ini dibagi 3 jenis, yaitu:
44
a.
Hipotesis hubungan Simetris Adalah
hipotesis
yang
menyatakan
hubungan
bersifat
kebersamaan antara dua variabel atau lebih, tetapi tidak menunjukan hubungan sebab akibat. b.
Hipotesis hubungan sebab akibat Adalah hipotesis yang menyatakan hubungan yang bersifat
sebab akibat antara dua variabel atau lebih. c.
Hipotesis hubungan interaktif Adalah hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih yang
bersifat saling mempengaruhi.
2.12
SPSS (Statistical Program for Social Science) Menurut Rahayu (2004), SPSS (Statistical Program for Social Science)
merupakan paket program aplikasi computer untuk menganalisis data statistic, terutama analisis statistic untuk ilmu-ilmu sosial. Paket program SPSS dapat memakai hamper dari seluruh tipe file data dan menggunakannya untuk membuat laporan berbentuk tabulasi, chart (grafik), plot (diagram) dari berbagai distribusi, statistika diskriptif dan analisis statistic yang kompleks. SPSS pertama kali dikembangkan sekitar tahun 1960 sebagai perangkat lunak untuk sistem statistik pada komputer mainframe oleh Norman H. Nie, C. Hadlay dan Dale Bent dari Stanford University. Pada tahun 1984 dikeluarkan SPSS/PC+ untuk personal computer (PC), sedangkan untuk versi windows, dirilis pada tahun 1992. Sesuai dengan perkembangannya, antara tahun 1994
45
sampai tahun 1999, SPSS mengakuisisi beberapa perusahaan sehingga menambah daya saingnya. Dari berbagai ragam perangkat lunak yang ada, SPSS dapat dijadikan pilihan karena banyak fasilitas yang dapat menangani berbagai persoalan statistik, tampilannya user friendly, dan merupakan terobosan baru berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi khususnya e-business. Dalam hal ini SPSS telah dilengkapi dengan fasilitas OLAP (Online Analytical Processing). Pada tahun 2000, SPSS banyak digunakan dalam memberikan solusi analisis atas keinginan pelanggan karena dapat memprediksikan apa yang mereka inginkan untuk dikerjakan. SPSS dapat memberikan solusi dalam berbagai bidang, diantaranya yaitu analisis pemasaran, pelanggan dan data operasional, telekomunikasi, kesehatan, perbankan, lembaga keuangan, asuransi, ritel, penelitian pemasaran, sektor publik dan barang-barang konsumtif.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas dua metode, yang pertama metode pengumpulan data yaitu melakukan studi literatur dengan melihat penelitian sejenis untuk mencari kelebihan terhadap penelitian yang peneliti lakukan sekarang dari penelitian yang sudah ada. Lalu observasi melakukan pengamatan secara langsung terhadap seluruh Kecamatan di Kota Tangerang Selatan yang menjadi tempat penelitian, dan melakukan wawancara terhadap orang yang bergerak dalam program e-KTP. Kedua, metode analisis data menggunakan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Lalu pembuatan kuesioner berdasarkan metode UTAUT, setelah itu pengumpulan sampel dan pelaksanaan kuesioner. Untuk mengolah data dari hasil kuesioner peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas lalu melakukan pengujian regresi linear untuk mengukur pengaruh antar variabel yang terdapat dalam konstruksi UTAUT.
3.1
Metode Pengumpulan Data
3.1.1
Studi Literatur Penulis membaca dan memahami penelitian-penelitian yang berhubungan
dengan penelitian. Adapun peneliti membaca 3 buku referensi, 10 jurnal, 11 link. Studi literatur adalah studi yang dilakukan dengan menggunakan literatur sebagai objek kajiannya. Tujuan dilaksanakan studi literatur adalah sebagai sumber
46
47
informasi dan pembanding pada penelitian yang akan dibuat. Sumber-sumber yang dapat dijadikan studi literatur antara lain buku, jurnal dan artikel yang terkait dengan penelitian yang akan di teliti Adapun sumber literatur yang digunakan sebagai sumber informasi seperti yang terdapat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Penelitian Sejenis 1
Peneliti
Novan Raditya.
Judul Penelitian
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Penerimaan Teknologi E-Procurement Dengan Pendekatan Model Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) (Studi Kasus Pada Panitia Pengadaan Instansi Pemerintah Jawa Tengah). Tahun Penelitian
2011.
Model Penelitian
Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT).
Tool
Partial Least Square (PLS).
Kelebihan
Data yang dihasilkan termasuk lengkap.
Kekurangan
Tool yang digunakan bukan spss sehingga tidak umum untuk penelitian lain.
Hasil
Melihat dari kelebihan dan kekurangan menurut saya Tool yang harus digunakan adalah spss agar
48
umum untuk penelitian lain.
2
Peneliti
Muhammad Nasir.
Judul Penelitian
Evaluasi
Penerimaan
Teknologi
Informasi
Mahasiswa Di Palembang Menggunakan Model UTAUT. Tahun Penelitian
2013.
Model Penelitian
Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT).
Tool
SPSS versi 17.0
Kelebihan
Penelitian yang dilakukan mudah dipahami dan pantas untuk dijadikan studi literature bagi penelitian lain.
Kekurangan
Karena
terlalu
mudah
dipahami
sehingga
penelitiannya terkesan terlalu simpel. Hasil
Melihat dari kelebihan dan kekurangan menurut saya
permasalahan
yang di
angkat
dalam
penelitian terlalu simpel. 3
Peneliti
Agung Nugroho Saputro
Judul Penelitian
ANALISIS PERSEPSI PENERAPAN SISTEM INFORMASI
PADA
PT.
UPS
DENGAN
MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
49
Tahun Penelitian
2010.
Model Penelitian
TECHNOLOGY
ACCEPTANCE
MODEL
(TAM) Tool
SPSS
Kelebihan
Penelitian nya lebih cepat dalam pengerjaannya karena menggunakan metode TAM.
Kekurangan
Masih menggunakan model TAM yang dirasa kurang lengkap dalam menjelaskan penerimaan pengguna teknologi informasi.
Hasil
Melihat dari kelebihan dan kekurangan menurut saya meskipun lebih cepat dalam pengerjaannya tapi metode yang digunakan dirasa kurang lengkap dalam menjelaskan pengguna teknologi informasi.
4
Peneliti
Sutanto Halim Pranata
Judul Penelitian
ANALISIS HUBUNGAN MULTI CHANNEL LEARNING DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA MENGGUNAKAN VARIABEL UTAUT DAN ANALISIS LINTASAN (STUDI KASUS : BINA NUSANTARA)
Tahun Penelitian
2008
Model Penelitian
Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT).
50
Tool
SPSS
Kelebihan
Pengolahan data simpel dan cepat.
Kekurangan
Kurang pengelompokan dalam variabel UTAUT.
Hasil
Melihat dari kelebihan dan kekurangan menurut sayadalam pengolahan data termasuk simpel dan cepat tapi kurang pengelompokan dalam variable UTAUT.
5
Peneliti
Tri Suci Gandawati
Judul Penelitian
ANALISIS PROSES ADOPSI ELECTRONIC PAYMENT
SYSTEM
DENGAN
MENGGUNAKAN UTAUT MODEL (Studi pada Sistem Pembayaran Online Kaspay di Kaskus) Tahun Penelitian
2012.
Model Penelitian
Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT).
Tool
SPSS
Kelebihan
Penjelasan hasil olahan data tergolong lengkap.
Kekurangan
Variabel tidak dimodifikasi.
Hasil
Melihat dari kelebihan dan kekurangan menurut saya penjelasan hasil olahan data tergolong lengkap tapi variabel tidak dimodifikasi.
51
3.1.2
Observasi Dalam tahap ini dilakukan peninjauan langsung pada bulan Juni 2013 pada
7 Kecamatan di Kota Tangerang Selatan dalam rangka untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, adapun hasil observasi yang didapat: 1. Peneliti dapat mengetahui sistem yang berjalan tentang bagaimana proses perekaman hingga pembagian KTP Elektronik di seluruh kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan. 2. Peneliti dapat mengetahui permasalahan terkait dengan belum ada yang bisa memberikan hasil evaluasi sejauh mana user acceptance dapat menerima dan memahami teknologi E-KTP hingga dapat mengetahui tingkat kesuksesan program E-KTP di Indonesia.
3.1.3
Wawancara Metode ini dilakukan untuk membantu mencari informasi yang berkaitan
dengan jalannya pogram E-KTP di Kota Tangerang Selatan. Dalam hal ini wawancara dilakukan pada bulan Agustus 2013 kepada Novy Achmad Haryadi Tamher, SH. Selaku KASI pengolahan data dan jaringan komunikasi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan. Dari hasil wawancara tersebut, dikumpulkan data penduduk dan informasi berupa cara kerja aplikasi EKTP serta fungsi-fungsi E-KTP, dan juga permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan perekaman E-KTP.
3.2
Metode Analisis Data
52
3.2.1
Model UTAUT Model UTAUT yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
UTAUT yang telah dimodifikasi, karena dianggap sesuai dengan penelitian kali ini.
Gambar 3.1 Model UTAUT
Penelitian ini tidak menggunakan variabel moderator yaitu jenis kelamin (gender) dan usia (age), karena e-KTP wajib dimiliki laki-laki dan perempuan mulai umur 17 tahun, sedangkan experience dan voluntariness of use tidak digunakan karena e-KTP baru diterapkan pertama kali dan e-KTP merupakan program dari pemerintah sehingga pemilik e-KTP berada dalam kondisi yang setara dalam experience dan voluntariness of use.
53
3.2.2
Pembuatan Kuesioner Pada penelitian ini terdapat 19 pertanyaan yang dibuat berdasarkan model
UTAUT. Pertanyaan disesuaikan dengan variabel-variabel yang terdapat dalam metode UTAUT.
3.2.3
Pengumpulan Sampel dan pelaksanaan kuesioner Peneliti melakukan pengamatan langsung lalu menyebarkan kuesioner
kepada objek yang diteliti dan dalam melakukan penyebaran kuesioner peneliti menggunakan teknik cluster sampling dan convience sampling lalu untuk mengetahui jumlah sampel yang tepat peneliti menggunakan persamaan 2.1.
3.2.4
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Sebelum masuk pengujian regresi berganda peneliti melakukan uji
validitas dan reliabilitas, untuk mendapatkan data yang yang valid dan reliable sehingga bisa diolah untuk langkah selanjutnya, yaitu uji regresi berganda. Dalam pengujian validitas digunakan taraf signifikan 0.05, artinya suatu item dikatakan valid apabila berkorelasi signifikan terhadap skor total. Sedangkan reabilitas pada penelitian ini peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 2. Namun demikian agar lebih memudahkan dan menghindari human error maka dipergunakanlah perangkat lunak SPSS 16.0.
3.2.5
Uji Hipotesi Regresi Berganda
54
Peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dan penghitungannya dibantu dengan menggunakan software SPSS 16.0. Teknik analisis regresi berganda ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari performance expectancy, social influence, facilitating conditions, dan perceived credibility terhadap intention to use.
3.3
Kerangka Penelitian Berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan pada sub bab
sebelumnya, maka dapat dibuat suatu rangkaian kerangka konseptual yang akan digunakan sebagai penuntun, alur pikir dan dasar dari penelitian. Kerangka penelitian tersebut ditunjukan Gambar 3.2.
55
56
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian
BAB IV EVALUASI KTP ELEKTRONIK
4.1
Gambaran umum Kota Tangerang Selatan
4.1.1
Sejarah Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten yang memiliki luas wilayah ± 9.662,92 km² dengan
penduduk pada tahun 2007 berjumlah 9.245.075 jiwa, terdiri atas 4 (empat) kabupaten dan 3 (tiga) kota, perlu memacu peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka memperkukuh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kabupaten Tangerang yang mempunyai luas wilayah ± 1.159,05 km² dengan penduduk pada tahun 2007 berjumlah 3.315.584 jiwa, terdiri atas 36 (tiga puluh enam) kecamatan. Kabupaten
tersebut memiliki potensi yang dapat
dikembangkan untuk mendukung peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan luas wilayah dan besarnya jumlah penduduk seperti tersebut, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat belum sepenuhnya terjangkau.Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 28 Tahun 2006 tanggal 27 Desember 2006 tentang persetujuan pembentukan Kota Tangerang Selatan, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
56
57
Tangerang Nomor 13 tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang persetujuan Penetapan Batas Wilayah dan Belanja Operasional dan Pemiliharaan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Surat Bupati Tangerang Nomor 135/088 Binwil/2007 tanggal 30 Januari 2007 perihal Persetujuan Pembentukan Daerah, Keputusan Bupati Tangerang Nomor 130/Kep.149-Huk/2007 tanggal 19 Februari 2007 tentang Persetujuan Pembentukan Kota Tangerang Selatan, Surat Bupati Tangerang Nomor 137/530 Binwil-2007 tanggal 15 Maret 2007 perihal Usul Pembentukan
Daerah
Otonom,
Keputusan
Bupati
Tangerang
Nomor
130/Kep.239-Huk/2007 tanggal 7 Mei 2007 tentang Belanja Operasional dan Pemiliharaan untuk Pemerintahan Kota Tangerang Selatan, Keputusan Bupati Tangerang Nomor 130/Kep.380-Huk/2007 tanggal 6 Agustus 2007 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota Tangerang Selatan, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 23 Januari 2007 tentang Persetujuan ditetapkannya Ex Kantor Kewedanaan Ciputat menjadi Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten Nomor 161.1/Kep-DPRD/18/2007 tanggal 21 Mei 2007 tentang Persetujuan Pembentukan Kota Tangerang Selatan, Surat Gubernur Banten Nomor 135/1436-Pem/2007 tanggal 25 Mei 2007 perihal Usulan Pembentukan Kota Tangerang Selatan, Keputusan Gubernur Banten Nomor 125.3/Kep.353-Huk/2007 tanggal 25 Mei 2007 tentang Persetujuan Pembentukan Kota Tangerang Selatan, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang Persetujuan Penetapan Batas Wilayah dan Belanja Operasional dan Pemiliharaan
58
Kepada Kota Tangerang Selatan, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten Nomor 161.1/Kep-DPRD/09/2008 tanggal 7 Juli 2008 tentang Persetujuan Pemberian Bantuan Dana Untuk Penyelenggaraan Pemerintahan Calon Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten Nomor 161.1/Kep-DPRD/10/2008 tanggal 7 Juli 2008 tentang Persetujuan Pemberian Bantuan Dana Untuk Penyelenggaraan Pemilihan Umum Pertama Walikota dan Wakil Walikota Calon Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten Nomor 161.1/Kep-DPRD/11/2008 tanggal 7 Juli 2008 tentang Persetujuan Nama Calon Kota, Batas Wilayah Kota dan Cakupan Wilayah Kota Calon Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten Nomor 161.1/Kep-DPRD/12/2008 tanggal 7 Juli 2008 tentang Persetujuan Penggunaan Gedung Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Serpong Kabupaten Tangerang Untuk Fasilitas Kantor Calon Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, dan Keputusan Gubernur Banten Nomor 011/Kep.301No. 4935 (Penjelasan Atas Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 188) Huk/2008 tanggal 17 Juli 2008 tentang Persetujuan Penggunaan Gedung Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Serpong Kabupaten Tangerang Untuk Fasilitas Kantor Calon Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah telah melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai kelayakan pembentukan daerah dan berkesimpulan bahwa perlu dibentuk Kota Tangerang Selatan. Pembentukan Kota Tangerang Selatan yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang, terdiri
59
atas 7 (tujuh) kecamatan, yaitu Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, dan Kecamatan Setu. Kota Tangerang Selatan memiliki luas wilayah keseluruhan ± 147,19 km² dengan penduduk pada tahun 2007 berjumlah ± 918.783 jiwa. Dengan terbentuknya Kota Tangerang Selatan sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Banten berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan perangkat daerah yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, serta membantu dan memfasilitasi pelaksanaan pemindahan personel, pengalihan aset dan dokumen untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka
meningkatkan
pelayanan
publik
dan
mempercepat
terwujudnya
kesejahteraan masyarakat di Kota Tangerang Selatan. Dalam melaksanakan otonomi daerah, Kota Tangerang Selatan perlu melakukan berbagai upaya peningkatan kemampuan ekonomi, penyiapan sarana dan prasarana pemerintahan, pemberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia, serta pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan peraturan perundangundangan.
4.1.2
Visi dan Misi
a. Visi “TERWUJUDNYA KOTA MANDIRI, DAMAI, ASRI DAN SEJAHTERA”
60
TANGSEL KOTA MANIS (The Charming City) Visi tersebut dapat di maknai sebagai kota bisnis dan pemukiman berkategori urban dengan kualitas ruang fisik dan sosial yang dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat berstandar kota dalam dimensi ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup. b. Misi 1. Meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat 2. Meningkatkan keharmonisan fungsi ruang kota yang berwawasan lingkungan 3. Menata sistem sarana dan prasarana dasar perkotaan 4. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan masyarakat 5. Meningkatkan fungsi dan peran kota sebagai sentra perdagangan dan jasa Meningkatkan tata kelola Pemerintahan yang baik dan bersih
4.1.3
Logo
61
Gambar 4.1 Logo Kota Tangerang Selatan
1.
Bentuk dan Arti Lambang Daerah Bentuk keseluruhan logo berbentuk perisai.Bagian atas perisai dengan
tulisan “KOTA TANGERANG SELATAN” warna merah dan dasar putih. Bagian tengah perisai terdapat gambar bintang, rumah adat, setangkai padi dan bunga kapas serta 8 (delapan) ikatan, pena dan buku, bingkai segi lima, 7 (tujuh) trap pondasi, dan hamparan berwarna hijau kebiruan. Bagian bawah berupa pita bertuliskan slogan atau moto Kota Tangerang Selatan “Cerdas, Modern dan Religius”. 1. Perisai mengandung arti perlindungan, keamanan, penegakan hukum, dan dalam arti luas mengandung makna pengamalan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945. 2. Bintang mengandung arti Ketuhanan, melambangkan bahwa masyarakat Tangerang Selatan berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, saling menghormati sesama dan antar pemeluk agama didalam kehidupan bermasyarakat. 3. Rumah khas daerah dengan beranda tempat orang berkumpul (blandongan) melambangkan tempat atau wadah yang akan melahirkan satu tekad ataupun tujuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan agar membawa kemajuan bagi masyarakat Kota Tangerang Selatan. 4. Tujuh trap pondasi melambangkan adanya tujuh wilayah kecamatan saat terbentuknya
Kota
Tangerang
Selatan,
yaitu
Kecamatan
Pamulang,
62
Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, dan Kecamatan Setu. 5. Padi dan kapas serta ikatan atau simpul, memiliki makna kemakmuran dan kesejahteraan di setiap bidang kehidupan masyarakat dengan jumlah masingmasing mengandung arti sebagai berikut: a. Padi berjumlah 26 butir mencerminkan Kota Tangerang Selatan secara resmi terbentuk pada tanggal 26. b. Bunga kapas berjumlah 11 mencerminkan Kota Tangerang Selatan secara resmi terbentuk pada bulan 11 atau bulan November. c. Ikatan atau simpul berjumlah 8, mencerminkan Kota Tangerang Selatan secara resmi terbentuk pada tahun 2008 6. Pena dan buku melambangkan pendidikan sebagai lembaga dan sebagai proses mewujudkan masyarakat kota Tangerang Selatan yang cerdas, modern, dan religius. 7. Bingkai yang melingkar membentuk segi lima adalah simbol ideologi Negara, yaitu Pancasila. 8. Hamparan yang berwarna hijau kebiruan pada bagian bawah bingkai segi lima melambangkan hamparan kekayaan sumber daya air, baik sungai maupun situ, yang ada di Kota Tangerang Selatan, sebagai salah satu sumber kekayaan alam yang memberi kehidupan bagi masyarakat kota Tangerang Selatan. 9. Pita yang bertuliskan slogan atau moto “CERDAS MODERN GELIGIUS” mengandung makna bahwa cita-cita dan harapan untuk mewujudkan masyarakt Kota Tangerang Selatan yang :
63
a. Cerdas dalam arti memiliki ilmu pengetahuan yang luas, berketerampilan baik, disertai prilaku positif. b. Modern dalam arti memiliki peradaban yang dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Religius dalam arti bahwa kecerdasan dan kemajuan peradaban senantiasa dibingkai oleh nilai-nilai luhur ketuhanan yang tercermin dari sikap dan prilaku yang sesuai dengan aturan dan nilai-nilai agama yang dianut masyarakat secara utuh dan benar. 10. Arti warna logo, yaitu: a. Biru melambangkan ketenangan dan kesejukan, mengandung arti kebenaran, damai kecerdasan tinggi, dan bersifat menengahi. b. Hijau melambangkan alami dan sehat, mengandung arti sensitif, toleran, harmonis, dan keberuntungan. c. Kuning melambangkan kehangatan, mengandung arti segar, cepat, jujur, adil, dan cerdas. d. Cokelat melambangkan sifat alami,adalah warna tanah sebagai simbol dari sifat positif dan stabil. e. Merah melambangkan keberanian,mengandung arti penuh energi, hidup, cerah, gairah, dan kuat. f. Putih melambangkan kesucian,mengandung arti kebersihan, perlindungan, kenyamanan, dan ketentraman.
2.
Makna Motto Kota Tangerang Selatan
64
Kota Tangsel memiliki motto “Cerdas, Modern dan Religious”, sifatsifat mulia yang menjadi tantangan dan harapan semua pihak. Berharap memiliki masa depan yang benderang mutlakmembutuhkan rancang bangun yang baik meliputi, tahapan-tahapan terukur,setidaknya mengacu kepada konsep kehidupan yang ingin diwujudkan:cerdas-modern-religius. a. Masa depan benderang
dalam konteks “Cerdas” menyangkut dunia
pendidikan dengan segala aspek keterkaitannya: infrastruktur fisik (bangunan sekolah, laboratorium, perpustakaan, dan semacamnya), perangkat lunaknya, rancang muatan kurikulumnya, system dan prosedur administrasi, serta kesejahteraan pegawai dan tenaga pendidiknya, termasuk standar mutu peserta didiknya. b. Masa depan benderang dalam konteks “Modern” menyangkut banyak faktor kehidupan yang satu sama lain saling terkait, tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan
formal
terstruktur
dominan
membentuk
perilaku
manusia.Seseorang atau suatu kelompok masyarakat dapat dikatakan modern, umumnya manakala kelompok masyarakat bersangkutan memiliki tatakrama kehidupan “saling menghormati,beretika, dan berbudaya”, jarang terjebak dalam konflik terbuka dan berkepanjangan. Masa depan benderang dalam konteks “Religius” merupakan puncak kesempurnaan kehidupan, hampir dapat dipastikan manakala sekelompok orang atau mayoritas masyarakat sebuah wilayah sudah sampai pada fase kehidupan cerdas dan modern, maka sesungguhnya masyarakat tersebut dapat juga dikatakan sudah masuk pada fase religius.
65
4.1.4
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kota Tangerang Selatan Berdasarkan peraturan daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun
2010, struktur organisasi dan tata kerja pemerintah Kota Tangerang Selatan meliputi : a. 5 Staf ahli (bidang pemerintahan dan bidang pembangunan daerah) b. 1 Sekretariat daerah dengan 3 (tiga) asisten sekda dan 11 bagian c. 1 Sekretariat dewan dengan 2 bagian d. 12 Dinas daerah e. 13 Lembaga teknis daerah f. 7 Kecamatan, 49 Kelurahan dan 5 Desa
4.2
Pembuatan Kuesioner Pada penelitian ini terdapat 18 pertanyaan yang dibuat berdasarkan metode
UTAUT. Pertanyaan disesuaikan dengan variabel-variabel yang terdapat dalam metode UTAUT.
4.3
Pengumpulan Sampel dan Pelaksanaan kuesioner Hasil yang didapat oleh peneliti setelah melakukan pengumpulan sampel
dengan menggunakan teknik cluster sampling dan convience sampling untuk mengetahui jumlah sampel yang tepat peneliti menggunakan persamaan 2.1. Dengan jumlah populasi yang didapat dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota tangerang selatan pada tanggal 19 Agustus 2013, jumlah penduduk yang telah memiliki e-KTP sebanyak 654.158. Peneliti menentukan
66
tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel sebesar 10%. Maka banyaknya sampel yang mewakili dengan perkiraan tingkat kesalahan ( ) sebesar 10% adalah : (
)
Keterangan: n = besarnya sampel N = besarnya populasi = Perkiraan tingkat kesalahan.
n
654158 654158 * 0.12 1
n
654158 99,99 100 6542.58
Oleh karena itu penulis memilih
sebesar 10% dengan n = 100. Berikut
tabel jumlah Penduduk tangsel yang telah memiliki e-KTP beserta masing masing sample di setiap cluster.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Tangsel yang telah memiliki e-KTP Cluster
Kecamatan
Jumlah
Proporsi ( )
Penduduk ( ) I
Serpong
63.980
Sampel per Cluster ( )
0,098
10
67
II
Serpong Utara
63.504
0,097
10
III
Pondok Aren
14.5796
0,223
22
IV
Ciputat
105.009
0,161
16
V
Ciputat Timur
81.125
0,124
12
VI
Pamulang
152.949
0,234
23
VII
Setu
41.795
0,064
6
654.158
1,000
100
Total (m)
Wilayah tangerang selatan dapat dibagi menjadi 7 cluster, yakni sesuai dengan masing-masing kecamatannya seperti yang tertera pada tabel 3.1 dimana =
/m dan
=
*n. Pada setiap kecamatan dilakukan pengambilan sampel
dengan teknik convenience sampling.
4.3.1
Grafik Hasil dari Kuesioner Dalam penyebaran kuesioner peneliti mendapatkan rincian hasil jawaban
setiap responden, yang dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan rincian tersebut peneliti membuat grafik dari setiap variabel. Berikut adalah grafik jawaban hasil penyebaran kuesioner dari semua variabel beserta deskripsinya: 1.
Performance expectancy Terhadap pertanyaan pertama (PE1) mengenai performance expectancy
sebanyak 46 orang menyatakan setuju, 27 orang menyatakan sangat setuju, 22 orang menyatakan netral, 5 orang menyatakan tidak setuju dan 0 orang menyatakan sangat tidak setuju.
68
Terhadap pertanyaan kedua (PE2) mengenai performance expectancy sebanyak 50 orang menyatakan setuju, 26 orang menyatakan sangat setuju, 20 orang menyatakan netral, 4 orang menyatakan tidak setuju dan 0 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan ketiga (PE3) mengenai performance expectancy sebanyak 49 orang menyatakan setuju, 29 orang menyatakan sangat setuju, 17 orang menyatakan netral, 5 orang menyatakan tidak setuju dan 0 orang menyatakan sangat tidak setuju.
Performance expectancy JUMLAH JAWABAN
50 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
49
46
27
29
26 22
20
5
17 5
4 0
0
0
Sangat Setuju
PE1 27
PE2 26
PE3 29
Setuju
46
50
49
Netral
22
20
17
Tidak Setuju
5
4
5
0
0
0
Sangat Tidak Setuju
BUTIR PERTANYAAN PERVARIABEL Gambar 4.2 Grafik jawaban dari variabel Performance expectancy
2.
Social influence Terhadap pertanyaan keempat (SI1) mengenai social influence sebanyak
34 orang menyatakan setuju, 18 orang menyatakan sangat setuju, 22
orang
69
menyatakan netral, 20 orang menyatakan tidak setuju dan 6 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan kelima (SI2) mengenai social influence sebanyak 42 orang menyatakan setuju, 25 orang menyatakan sangat setuju, 24
orang
menyatakan netral, 8 orang menyatakan tidak setuju dan 1 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan keenam (SI3) mengenai social influence sebanyak 43 orang menyatakan setuju, 24 orang menyatakan sangat setuju, 14
orang
menyatakan netral, 16 orang menyatakan tidak setuju dan 3 orang menyatakan sangat tidak setuju.
Social influence JUMLAH JAWABAN
43
42
45 40
34
35 30 25 20
22 18
25
24
24
20 14
15
8
6
10
16
3
1
5 0
Sangat Setuju
SI1 18
SI2 25
SI3 24
Setuju
34
42
43
Netral
22
24
14
Tidak Setuju
20
8
16
Sangat Tidak Setuju
6
1
3
BUTIR PERTANYAAN PERVARIABEL Gambar 4.3 Grafik jawaban dari variabel social influence 3.
Facilitating conditions
70
Terhadap pertanyaan
ketujuh (FC1) mengenai facilitating conditions
sebanyak 19 orang menyatakan setuju, 8 orang menyatakan sangat setuju, 47 orang menyatakan netral, 19 orang menyatakan tidak setuju dan 7 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan kedelapan (FC2) mengenai facilitating conditions sebanyak 30 orang menyatakan setuju, 8 orang menyatakan sangat setuju, 35 orang menyatakan netral, 18 orang menyatakan tidak setuju dan 9 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan kesembilan (FC3) mengenai facilitating conditions sebanyak 33 orang menyatakan setuju, 22 orang menyatakan sangat setuju, 25 orang menyatakan netral, 13 orang menyatakan tidak setuju dan 7 orang menyatakan sangat tidak setuju.
JUMLAH JAWABAN
Facilitating conditions 47
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
35
33
30 19
22
19
25
18 13
8
7
9
8
7
Sangat Setuju
FC1 8
FC2 8
FC3 22
Setuju
19
30
33
Netral
47
35
25
Tidak Setuju
19
18
13
Sangat Tidak Setuju
7
9
7
BUTIR PERTANYAAN PERVARIABEL
Gambar 4.4 Grafik jawaban dari variabel facilitating conditions 4.
Anxiety
71
Terhadap pertanyaan kesepuluh (A1) mengenai Anxiety sebanyak 22 orang menyatakan setuju, 10 orang menyatakan sangat setuju, 28 orang menyatakan netral, 34 orang menyatakan tidak setuju dan 6 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan kesebelas (A2) mengenai Anxiety sebanyak 17 orang menyatakan setuju, 7 orang menyatakan sangat setuju, 31 orang menyatakan netral, 41 orang menyatakan tidak setuju dan 4 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan keduabelas (A3) mengenai Anxiety sebanyak 21 orang menyatakan setuju, 12 orang menyatakan sangat setuju, 26
orang
menyatakan netral, 37 orang menyatakan tidak setuju dan 4 orang menyatakan sangat tidak setuju.
Anxiety 41
JUMLAH JAWABAN
45 40
37
34
35
31
28
30
26
22
25
21 17
20 15
12
10 6
10
7
4
4
5 0
Sangat Setuju
A1 10
A2 7
A3 12
Setuju
22
17
21
Netral
28
31
26
Tidak Setuju
34
41
37
Sangat Tidak Setuju
6
4
4
BUTIR PERTANYAAN PERVARIABEL Gambar 4.5 Grafik jawaban dari variabel Anxiety
72
5.
Perceive Credibility Terhadap pertanyaan ketigabelas (PC1) mengenai Perceive Credibility
sebanyak 48 orang menyatakan setuju, 21 orang menyatakan sangat setuju, 20 orang menyatakan netral, 9 orang menyatakan tidak setuju dan 2 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan keempatbelas (PC2) mengenai Perceive Credibility sebanyak 49 orang menyatakan setuju, 21 orang menyatakan sangat setuju, 20 orang menyatakan netral, 8 orang menyatakan tidak setuju dan 2 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan kelimabelas (PC3) mengenai Perceive Credibility sebanyak 45 orang menyatakan setuju, 20 orang menyatakan sangat setuju, 23 orang menyatakan netral, 12 orang menyatakan tidak setuju dan 0 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan keenambelas (PC4) mengenai Perceive Credibility sebanyak 48 orang menyatakan setuju, 13 orang menyatakan sangat setuju, 25 orang menyatakan netral, 14 orang menyatakan tidak setuju dan 0 orang menyatakan sangat tidak setuju.
73
JUMLAH JAWABAN
Perceive Credibility 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
49
48
21
48
45
21
20
20
20
25
23
14
13
12
9
8 2
2
0
0
Sangat Setuju
PC1 21
PC2 21
PC3 20
PC4 13
Setuju
48
49
45
48
Netral
20
20
23
25
Tidak Setuju
9
8
12
14
Sangat Tidak Setuju
2
2
0
0
BUTIR PERTANYAAN PERVARIABEL Gambar 4.6 Grafik jawaban dari variabel Perceive Credibility
6.
Intention to Use Terhadap pertanyaan ketujuh belas (ITU1) mengenai Intention to Use
sebanyak 36 orang menyatakan setuju, 28 orang menyatakan sangat setuju, 34 orang menyatakan netral, 2 orang menyatakan tidak setuju dan 0 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan kedelapanbelas (ITU2) mengenai Intention to Use sebanyak 41 orang menyatakan setuju, 25 orang menyatakan sangat setuju, 31 orang menyatakan netral, 3 orang menyatakan tidak setuju dan 0 orang menyatakan sangat tidak setuju. Terhadap pertanyaan kesembilanbelas (ITU3) mengenai Intention to Use sebanyak 38 orang menyatakan setuju, 31 orang menyatakan sangat setuju, 26
74
orang menyatakan netral, 5 orang menyatakan tidak setuju dan 0 orang menyatakan sangat tidak setuju.
Intention to Use 41
JUMLAH JAWABAN
45 36
40 35
34
31
28
30
38 31 26
25
25 20 15 10 2
5 0
3
0
5 0
0
ITU1 28
ITU2 25
ITU3 31
Setuju
36
41
38
Netral
34
31
26
Tidak Setuju
2
3
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
0
Sangat Setuju
BUTIR PERTANYAAN PERVARIABEL Gambar 4.7 Grafik jawaban dari variabel Intention to Use
4.4
Uji Validitas Untuk mengetahui nilai validitas dari data kuesioner peneliti menggunakan
penghitungan manual dan tool SPSS versi 16.0 agar dapat membuktikan kesamaan hasil yang didapat, dan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
( √
Keterangan:
) ( (
)
) (
)
75
r
= Korelasi product momen
n
= Jumlah responde
X
= Skor pertanyaan (jawaban responden)
Y
= Skor total seluruh pertanyaan
XY
= Skor pertanyaan dikali skor total = Skor pertanyaan (jawaban responden) dikuadratkan = Skor total seluruh pertanyaan dikuadratkan
Langkah-langkah melakukan penghitungan uji validitas pertanyaan pertama (PE1) variabel Performance Expectancy: a. Menjumlahkan skor jawaban Pada langkah ini dilakukan penjumlahan jawaban dari setiap butir pertanyaan kepada responden. b. Uji validitas setiap butir pertanyaan Pada tahap ini melakukan uji validitas dari setiap butir pertanyaan dengan cara jawaban setiap setiap butir pertanyaan diidentifikasi menjadi variabel X dan total jawaban menjadi variabel Y. c. Menghitung nilai r d. Membuat tabel penolong
76
Tabel 4.2 Tabel Penolong PE1 Responden
X
Y
XY
1
4
68
272
16
4624
2
4
54
216
16
2916
3
4
68
272
16
4624
4
4
56
224
16
3136
5
4
60
240
16
3600
6
4
68
272
16
4624
7
5
71
355
25
5041
8
3
60
180
9
3600
9
5
66
330
25
4356
10
5
73
365
25
5329
11
3
59
177
9
3481
12
4
74
296
16
5476
13
3
72
216
9
5184
14
4
75
300
16
5625
15
3
61
183
9
3721
16
3
67
201
9
4489
17
3
68
204
9
4624
18
5
76
380
25
5776
19
3
87
261
9
7569
20
4
75
300
16
5625
77
21
5
67
335
25
4489
22
4
58
232
16
3364
23
5
61
305
25
3721
24
4
69
276
16
4761
25
4
59
236
16
3481
26
3
63
189
9
3969
27
2
66
132
4
4356
28
4
69
276
16
4761
29
3
61
183
9
3721
30
4
72
288
16
5184
31
5
62
310
25
3844
32
4
61
244
16
3721
33
2
48
96
4
2304
34
4
57
228
16
3249
35
5
78
390
25
6084
36
3
73
219
9
5329
37
4
76
304
16
5776
38
3
63
189
9
3969
39
4
71
284
16
5041
40
5
61
305
25
3721
41
5
75
375
25
5625
42
4
66
264
16
4356
78
43
4
72
288
16
5184
44
5
81
405
25
6561
45
2
50
100
4
2500
46
4
60
240
16
3600
47
3
81
243
9
6561
48
5
76
380
25
5776
49
4
80
320
16
6400
50
4
83
332
16
6889
51
4
75
300
16
5625
52
5
74
370
25
5476
53
3
68
204
9
4624
54
3
65
195
9
4225
55
4
71
284
16
5041
56
5
81
405
25
6561
57
5
69
345
25
4761
58
4
68
272
16
4624
59
5
75
375
25
5625
60
4
64
256
16
4096
61
4
57
228
16
3249
62
4
67
268
16
4489
63
5
73
365
25
5329
64
3
55
165
9
3025
79
65
5
59
295
25
3481
66
4
58
232
16
3364
67
2
64
128
4
4096
68
5
66
330
25
4356
69
4
73
292
16
5329
70
5
76
380
25
5776
71
3
76
228
9
5776
72
4
82
328
16
6724
73
5
89
445
25
7921
74
4
57
228
16
3249
75
3
63
189
9
3969
76
3
71
213
9
5041
77
4
59
236
16
3481
78
4
59
236
16
3481
79
4
63
252
16
3969
80
4
64
256
16
4096
81
4
60
240
16
3600
82
4
62
248
16
3844
83
4
71
284
16
5041
84
4
67
268
16
4489
85
3
60
180
9
3600
86
3
71
213
9
5041
80
e.
87
4
73
292
16
5329
88
5
75
375
25
5625
89
3
76
228
9
5776
90
4
82
328
16
6724
91
5
59
295
25
3481
92
5
74
370
25
5476
93
4
66
264
16
4356
94
4
72
288
16
5184
95
5
82
410
25
6724
96
2
53
106
4
2809
97
4
68
272
16
4624
98
5
72
360
25
5184
99
3
60
180
9
3600
100
5
65
325
25
4225
Jumlah
395
6786
27038
1629
467308
Menghitung nilai r
( √
(
)
) ( (
)
)( (
) )
(
)
81
√
Dari perhitungan diatas didapatkan nilai r hitung adalah 0,340. Hal ini berarti
>
(
didapatkan dari table r statistika dengan N = 100
dapat dilihat bahwa r = 0,1966) atau 0,3409 > 0,1966. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan 1 (PE1) valid. Dengan rumus yang sama dilakukan uji validitas terhadap pertanyaan ke-2 hingga pertanyaan ke-19. Hasil pengujian validitas untuk semua butir pertanyaan yang digunakan pada kuesioner telah mempunyai nilai validitas yang lebih besar dari nilai
yang ditentukan
yakni 0,1966. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dinyatakan valid. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil Validitas nilai r
nilai r
Pertanyaan
Validitas Hitung
PE1
0,341
Table Valid
82
PE2
0,326
Valid
PE3
0,299
Valid
SI1
0,548
Valid
SI2
0,374
Valid
SI3
0,323
Valid
FC1
0,467
Valid
FC2
0,489
FC3
0,598
Valid
PC1
0,611
Valid
PC2
0,429
Valid
PC3
0,486
Valid
PC4
0,389
Valid
A1
0,483
Valid
A2
0,385
Valid
A3
0,426
Valid
ITU1
0,487
Valid
ITU2
0,517
Valid
ITU3
0,537
Valid
O,197
Valid
Uji validitas tersebut juga dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS, hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran.
4.5
Uji Reliabilitas
83
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunaka metode alpha cronbach. Yaitu:
a.
Membuat tabel penolong Tabel penolong terdapat pada lampiran
b. Menghitung nilai varian setiap butir pertanyaan
∑
(∑
)
Keterangan: = Koefisien reliabilitas = Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan ∑
= Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan = Varian total = Jumlah varian butir = Jumlah butir pertanyaan = Koefisien reliabilitas instrumen
PE1
= 0.6875
84
PE2
= 0.6196
PE3
= 0.6596
SI1
= 1.3556
SI2
= 0.8676
SI3
= 1.1939
FC1
= 0.9796
FC2
= 1.15
FC3
= 1.37
PC1
= 0.8971
PC2
= 0.8659
PC3
= 0.8371
PC4
= 0.78
A1
= 1.2984
85
A2
= 0.9876
A3
= 1.22
ITU1
= 0.69
ITU2
= 0.6656
ITU3
= 0.7675
c.
Menghitung total nilai varian
∑
= 0.6875 + 0.6196 + 0.6596 + 1.3556 + 0.8676 + 1.1939 + 0.9796 + 1.15 + 1.37 + 0.8971 + 0.8659 + 0.8371 + 0.78 + 1.2984 + 0.9876 + 1.22 + 0.69 + 0.6656 + 0.7675 = 17.8926
d. Menentukan nilai varian total
∑
(∑ )
= 68.1004
e.
Menentukan nilai reliabilitas instrumen
86
( (
)( )(
) )
= 0.778
Nilai reliabilitas dengan 19 item valid dengan nilai reliabilitas sebesar 0.778. Maka dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian karena sesuai dengan kriteria reliabel yaitu 0.7-0.9. Untuk menambah keakuratan hasil uji, uji reliabilitas tersebut juga dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 16.0. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 16.0 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.780
19
Dengan bantuan tools SPSS 16.0 didapatkan hasil yang sama dengan perhitungan dengan rumus Alpha Cronbach. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada kesalahan pada proses uji reliabilitas pada penelitian ini. Dan hasil pengujian reliabilitas baik dengan rumus nilai Alpha Cronbach dan pengujian reliabilitas dengan SPSS 16.0, didapatkan hasil yang sama yaitu 0,780 (reliabel).
87
4.6
Uji Hipotesis Regresi Berganda Pada tahapan ini, peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi
berganda dan penghitungannya dibantu dengan menggunakan software SPSS 16.0. Teknik analisis regresi berganda ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari performance expectancy, social influence, facilitating conditions, dan perceived credibility atau independent variable (IV) terhadap intention to use atau dependent variable (DV). Pengujian hipotesis didasarkan pada dugaan variabel performance expectancy, social influence, facilitating conditions, dan perceived credibility (independent variable) berpengaruh terhadap variabel intention to use (dependent variable). Tabel 4.5 ANOVAb
1
Model
Sig.
Regression
.035a
Tabel 4.5 menunjukan hasil dari uji secara menyeluruh dengan melibatkan semua variabel independent (performance
expectancy, social influence,
facilitating conditions, dan perceived credibility) dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel performance expectancy, social influence, facilitating
88
conditions, dan perceived credibility (independent variable) terhadap variabel intention to use (dependent variable). (Sig. > 0,05) Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel performance expectancy, social influence, facilitating conditions, dan perceived credibility (independent variable) terhadap variabel intention to use (dependent variable). (Sig. < 0,05). Resiko kekeliruan yang diajukan sebesar 5% (
)
Ternyata pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai signifikansi = 0.035. karena tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0.035 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara performance expectancy, social influence, facilitating conditions, perceived credibility, dan anxiety terhadap intention to use. Tabel 4.6 Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
5.164
1.988
Pe
.177
.126
Si
.032
Fc
.035
Beta
t
Sig.
2.598
.011
.147
1.398
.165
.102
.032
.309
.758
.091
.041
.384
.702
89
Pc
.204
.089
.238
2.298
.024
A
.084
.085
.102
.985
.327
Berdasarkan pada tabel 4.6, dapat disimpulkan persamaan regresinya sebagai berikut:
y’ = 5.164 + 0.177 x1 performance expectancy + 0.032 x2 social influence + 0.035 x3 facilitating conditions + 0.204 x4 perceived credibility + 0.084 x5 anxiety.
Berdasarkan tabel di atas dapat rinciannya yaitu sebagai berikut: 1. Variabel performance expectancy diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.165. Karena nilai signifikansi > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan performance expectancy terhadap intention to use. 2. Variabel social influence diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.758. Karena nilai signifikansi > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan social influence terhadap intention to use. 3. Variabel facilitating conditions diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.702. Karena nilai signifikansi > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
90
penelitian atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan facilitating conditions terhadap intention to use. 4. Variabel perceived credibility diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.024. Karena nilai signifikansi < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan perceived credibility terhadap intention to use. 5. Variabel anxiety diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.327. Karena nilai signifikansi > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan anxiety terhadap intention to use.
Dari uji hipotesis yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa apabila ingin melakukan intervensi terhadap peningkatan intention to use, maka variabel yang perlu diperhatikan yaitu variabel perceived credibility. 4.6.1
Persentase Variabel Independen dalam Mempengaruhi Variabel
Dependen Untuk melihat persentase dari intention to use yang secara keseluruhan dapat diterapkan pada (performance expectancy, social influence, facilitating conditions, perceived credibility, dan anxiety), peneliti melakukan uji analisis regresi berganda menggunakan SPSS 16.0, hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Model Summaryb
91
Change Statistics R R Model
R
1
.343a
Adjusted Std. Error of Square
F
Sig. F
Square R Square the Estimate Change Change df1 df2 Change .118
.071
2.25877
.118
2.513
5
94
.035
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang didapat yaitu sebesar 0.118. Hal ini berarti bahwa proporsi varian dari intention to use yang secara keseluruhan dapat diterapkan pada lima variabel yaitu 11,8%. Atau dengan kata lain, secara bersama-sama memberikan sumbangsih sebesar 11,8% bagi perubahan variabel intention to use. Sedangkan sisanya (100% - 11,8% = 88,2%) dipengaruhi oleh faktor lain selain kelima variabel (performance expectancy, social influence, facilitating conditions, perceived credibility, dan anxiety) yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan perubahan terhadap intention to use. Tabel 4.8 Model Summaryf Change Statistics R R Model
R
1
.171a
Adjusted Std. Error of Square
F
Sig. F
Square R Square the Estimate Change Change df1 df2 .029
.019
2.32069
.029
2.956
1
98
Change .089
92
2
.202b .041
.021
2.31868
.012
1.171
1
97
.282
3
.234c .055
.025
2.31375
.014
1.414
1
96
.237
4
.330d .109
.071
2.25842
.054
5.761
1
95
.018
5
.343e .118
.071
2.25877
.009
.971
1
94
.327
Selanjutnya peneliti menganalisis persentase untuk masing-masing variabel yang dilihat dari perubahan nilai R Square (R Square Change). Persentase setiap independent variable dalam mempengaruhi dependent variable dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Performance expectancy memiliki 2,9% dalam mempengaruhi intention to use, 2. Social influence memiliki 1,2% dalam mempengaruhi intention to use, 3. Facilitating conditions memiliki 1,4% dalam mempengaruhi intention to use, 4. Perceived credibility memiliki 5,4% dalam mempengaruhi intention to use, dan 5. Anxiety memiliki 0,9% dalam mempengaruhi intention to use.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Sesuai dengan hasil pembahasan analisis dan evaluasi hubungan antar
variabel dari model utaut terhadap penerapan ktp elektronik dengan menggunakan regresi berganda (studi kasus kota Tangerang Selatan), maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel di UTAUT yang terbukti berpengaruh dalam penerapan e-KTP adalah Performance expectancy, social influence, facilitating conditions, perceived credibility, anxiety. 2. Berdasarkan hasil olahan data, pengaruh setiap independent variable dalam mempengaruhi dependent variable dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pengaruh masing-masing variabel terhadap penerapan e-KTP
dalam
bentuk persentase
Performance expectancy memiliki 2,9% dalam mempengaruhi intention to use,
Social influence memiliki 1,2% dalam mempengaruhi intention to use,
Facilitating conditions memiliki 1,4% dalam mempengaruhi intention to use,
Perceived credibility memiliki 5,4% dalam mempengaruhi intention to use, dan
Anxiety memiliki 0,9% dalam mempengaruhi intention to use. 93
94
b. Independent variable yang paling dominan mempengaruhi dependent variable adalah perveived credibility, karena memiliki 5,4% dengan nilai (0.024) lebih kecil dari nilai yang ditetapkan (0.05). 3. Cara menentukan besar pengaruh dari setiap variabel UTAUT dalam penerapan e-KTP menggunakan model regresi linier berganda (multiple linear regression model) dan penghitungannya dibantu dengan menggunakan software SPSS 16.0. berikut rumus regresinya: y’ = 5.164 + 0.177 x1 performance expectancy + 0.032 x2 social influence + 0.035 x3 facilitating conditions + 0.204 x4 perceived credibility + 0.084 x5 anxiety. Sebelumnya dilakukan uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, lalu melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, analisis dan evaluasi
hubungan antar variabel dari model utaut terhadap penerapan ktp elektronik dengan menggunakan regresi berganda (studi kasus kota tangerang selatan) memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi lebih baik dan lebih lengkap lagi. Oleh karena itu maka peneliti mencoba memberikan saran yang sekiranya dapat berguna untuk penelitian berikutnya, antara lain: 1. Peneliti berharap ada penelitian lanjutan sejenis di luar variabel performance expectancy, facilitating conditions, social influence, perceived credibility dan
95
Anxiety yang hanya memiliki kontribusi sebesar 11,8% bagi perubahan variabel intention to use, sedangkan sisanya 88,2% dipengaruhi faktor lain selain kelima variabel tersebut. 2. Peneliti berharap pemerintah mengembangkan perceived credibility lebih baik lagi, karena terbukti mempunyai pengaruh paling besar di antara variabel lain dalam penerapan e-KTP.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Sabri. 2007. Strategi Belajar Mengajar Mikro Teaching. Ciputat : Quantum Teaching. Alavi, M. and Joachimshaler, E., Revisiting Decision Support System Implementation Research: A Meta Analysis of the Literature and Suggestions for Researcher”, MIS Quarterly, vol 16, 1992. Angkasa, Wisman Indra, Bambang Risdianto, dan Kasman. 2003. Pengkajian Mekanisme Difusi Teknologi Tepat Guna Pertanian. BPPT: Prosiding Seminar Teknologi untuk Negeri 2003, Vol. V, hal. 140-155. Al-Qur’anul Karim. Arikunto, Suharsimi. 2009. Ed. Revisi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto. 2002. Ed. Rev. Cet. 12. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto dan Cepi Safruddin Jabar. 2008. Evaluasi program pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Azwar, Saifuddin. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin (2000). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Crawford, John. 2000. Ed. 2. Evaluation of Libraries and Information Services. London : Aslib, the association for information management and information management international. Davis, F.D.; Bagozzi, R.P.; & Warshaw, P.R. 1989. User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theorethical Models. Management Science, Volume 35, Nomor 8.
96
97
Djaali dan M. Pudji. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : Grasindo. Dillon, A. 2001. User Acceptance of Information Technology. Encyclopedia of Human Factors and Ergonomics. Draper, N. dan Smith, H. 1992. Analisis Regresi Terapan. Edisi Kedua. Terjemahan Oleh Bambang Sumantri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Echols, John M and Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Gujarati, N.D. 2003. Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok-pokok materi metodologi penelitian & aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002). Departemen Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Balai Pustaka, Jakarta. Gramedia. Komaruddin, Sastradipoera. 2004. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan, Edisi Pertama, Kapa-Sigma, Bandung. Kutner, M.H., C.J. Nachtsheim., dan J. Neter. 2004. Applied Linear Regression Models. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Lababa, Djunaidi. 2008. Evaluasi program : sebuah pengantar.
Loo, W.H.; Yeow, H.P.; & Chong, S.C. 2009. User acceptance of Malaysian Qovernment Multipurpose Smartcard applications. Government Information Quarterly, Volume 26, Nomor 2. Loo, W.H.; Yeow, H.P.; & Chong, S.C. 2011. Acceptability of Multipurpose Smart National Identity Card: An Empirical Study. Journal of Global Information Technology Management, Volume 14, Nomor 1.
98
O’Brien, James A. (2001). Introduction To Information System, Essential For The Internetworked E-business Enterprise (10th ed.). The McGraw-Hill Companies, Inc Pressman, R. S. (2006). Rekayasa Perangkat Lunak Panduan Praktisi, Yogyakarta, Andi. Pressman, Roger, S, 1997, Rekayasa Perangkat Lunak : Pendekatan Praktisi (Edisi Satu), Yogyakarta, Andi. Pressman, R. S. (2005). Software Engineering: A Practiotioner’s Approach, Forth Edition, McGraw-Hill Book, Co. Rahayu. 2004. Belajar Mudah SPSS Versi 11.05. Cetakan Pertama. Bandung : Alfabeta. ROGERS, E. (1995). Diffusion of Innovations. (New York: Free Press) Sudarmo, Arie. 2005. Adaptasi Teknologi oleh UKM Masih Rendah. Bisnis.co, copyright sajadah.Net-All Rights Reserved, 12 Juli 2005. Tague-Sutclife, J.M. “Some Perspective on the Evaluation of Information Retrieval System”, Journal of the American Society for Information Science, 47(1), 1996 : 1-3. Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Uzer, Usmar. 2003. Menjadi Guru professional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Wikipedia. 2010. Information Needs. http://en.wikipedia.org/wiki/Information Needs Venkatesh, V., Morris, M.G., Davis, G.B., dan Davis, F.D., 2003, “User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View”, MIS Quarterly, Vol. 27, No. 3, pp. 425-478/September 2003. Wang, Y.S.; Wang, Y.M.; Lin, H.H.; & Tang, T.I. 2003. Determinants of user acceptanceof internet banking: an empirical study. International Journal of Service Industri Management, Volume 14, Nomor 5. (E:b)
99
<www.tangerangselatan.go.id/> Yunanda, Martha . 2009. Evaluasi dalam Islam.
HASIL WAWANCARA
Tanggal
: 19 Agustus 2013
Penanya
: Mochammad Rikza Luthfi Arief
Responden
: Novy Achmad Haryadi Tamher, SH.
Jabatan
: KASI Pengolahan Data dan Jaringan Komunikasi
Tempat
: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan
1. T : Menurut bapak kenapa e-KTP harus diterapkan di Kota Tangerang Selatan? J : e-KTP harus diterapkan di Kota Tangerang Selatan karena sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah warga yang memiliki data ganda. 2. T : Apakah menurut bapak e-KTP akan efektif di Kota Tangerang Selatan? J : Ya, e-KTP akan efektif di Kota Tangerang Selatan karena kecanggihannya. 3. T : Apa saja kendala yang terjadi dalam penerapan e-KTP di Kota Tangerang Selatan? J : Kendala yang terjadi dalam penerapan e-KTP di Kota Tangerang Selatan bermacammacam salah satunya penyesuaian data asli warga yang kita miliki dengan pemerintah miliki. 4. T : Apakah kelebihan e-KTP dengan KTP sebelumnya? J : Kelebihan e-KTP dengan KTP sebelumnya sangat menonjol, dari sisi kecanggihannya dan yang paling penting dapat mencegah warga Kota Tangerang Selatan melakukan kecurangan dengan menggandakan identitasnya. 5. T : Resiko apa yang ditimbulkan dengan berjalannya e-KTP? J
: Resiko yang ditimbulkan dengan berjalannya e-KTP di Kota Tangerang Selatan
adalah kurangnya fasilitas untuk membaca e-KTP di instansi-instansi penting, terutama instansi pemerintahnya sendiri. 6. T : Berapakah jumlah warga penduduk Kota Tangerang Selatan? J : jumlah warga penduduk Kota Tangerang Selatan per 19 Agustus 2013 adalah 1.286.325 7. T : Berapakah jumlah warga penduduk Kota Tangerang Selatan yang sudah mendaftar eKTP? J : jumlah warga penduduk Kota Tangerang Selatan yang sudah mendaftar e-KTP adalah 705.792
8. T : Berapakah jumlah warga penduduk Kota Tangerang Selatan yang sudah memiliki eKTP?
J : Jumlah warga penduduk Kota Tangerang Selatan yang sudah memiliki e-KTP adalah 654.158
9. T : Bagaimanakah alur pembuatan e-KTP di Kota Tangerang Selatan? J : Alur pembuatan e-KTP di Kota Tangerang Selatan sama seperti didaerah lain pada umumnya, 1. Warga datang ke kecamatan untuk melakukan pembuatan e-KTP sesuai tanggal yang ditentukan di surat undangan. 2. Operator memasukan NIK warga yang akan membuat e-KTP. 3. Operator mengambil foto warga yang akan membuat e-KTP. 4. warga yang akan membuat e-KTP melakukan perekaman tanda tangan pada signature pad yang tersedia. 5. warga yang akan membuat e-KTP menempelkan kelima jarinya pada pada alat finger print yang tersedia untuk merekam sidik jarinya. 6. Operator mengarahkan alat iris kepada warga yang akan membuat e-KTP untuk merekam retina mata. 7. Terakhir operator melakukan verivikasi untuk menyimpan data warga yang akan membuat e-KTP tersebut. 10. T : Berapa lama proses warga mendaftar e-KTP di Kota Tangerang Selatan? J : lama proses warga mendaftar e-KTP di Kota Tangerang Selatan kurang lebih 5 menit perorang.
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i
Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi pada Fakultas Saint dan Teknologi .
Nama
: Mochammad Rikza Luthfi Arief
NIM
: 107093003129
Jurusan
: Sistem Informasi
Mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap sesuai dengan kondisi sebenarnya. Kuesioner ini akan dijadikan data dalam penelitian saya. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk membaca dengan teliti dan menjawabnya dengan lengkap. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang terpenting adalah memilih jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i. Segala informasi yang diterima dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan akademis. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya ucapkan beribu terima kasih.
Data tentang Responden (Diisi dengan lengkap) Mohon pernyataan di bawah ini diisi dengan data Bapak/Ibu/Sdr/i. Jika keberatatan mencantumkan nama, maka pertanyaan tersebut boleh untuk tidak di jawab.
o Nama
: …………………………
o Umur
: …………………………
o Jenis Kelamin * (
) Laki-laki
o Alamat
( ) Perempuan : …………………………
o Kecamatan* (
) Ciputat
(
) Pondok Aren
(
) Ciputat Timur
(
) Serpong
(
) Pamulang
(
) Serpong Utara
*Berikan tanda (X) pada kolom yang tersedia
( ) Setu
Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan mengenai penerapan e-KTP di Kota Tangerang Selatan. Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang disediakan. Adapun alterntif pilihan adalah sebagai berikut:
STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju) N (Netral) S (Setuju) SS (Sangat Setuju)
No
=1 =2 =3 =4 =5
Pernyataan Performance Expectancy
1
e-KTP memudahkan proses identifikasi.
2
e-KPT mempercepat proses verifikasi identitas.
3
e-KTP meningkatkan kepercayaan akan validitas (kebenaran) identitas saya. Social Influence
4
Adanya pengaruh dari relasi/teman/tetangga/saudara yang mendorong saya untuk menggunakan e-KTP.
5
Dorongan pemerintah mempengaruhi saya untuk menggunakan e-KTP
6
Secara keseluruhan, Pemerintah telah mendukung adanya penggunaan e-KTP. Facilitating Conditions
7
Pembaca chip e-KTP sudah tersedia dalam jumlah yang memadahi.
8
Scanner sidik jari sudah tersedia dalam jumlah yang memadahi.
9
Pemerintah menyediakan pegawai/instansi khusus yang membantu jika menghadapi kesulitan dalam menggunakan
S
SS N TS STS
e-KTP. Perceive Credibility 10
e-KTP lebih aman.
11
e-KTP sulit untuk dipalsukan.
12
e-KTP mengurangi kemungkinan pencurian identitas.
13
e-KTP menghindari pelanggaran privasi (menghindari kebocoran informasi sensitif pada pihak ketiga tanpa ijin). Anxiety
14
Saya takut menggunakan e-KTP karena takut hilang
15
Saya takut menggunakan e-KTP karena tidak percaya terhadap fitur keamanan yang ada pada e-KTP
16
Saya segan untuk menggunakan e-KTP karena takut merusak e-KTP akibat penggunaan yang berlebihan Intention to Use
17
Saya memiliki rencana untuk menggunakan e-KTP dalam waktu dekat
18
Saya bermaksud untuk menggunakan e-KTP dalam waktu dekat
19
Saya memperkirakan bahwa saya akan menggunakan eKTP dalam waktu dekat
“Terimakasih saya sampaikan kepada Bapak/Ibu/Sdr/i atas kerjasamanya dalam pengisian lembar kuesioner ini, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada kemajuan teknologi di Indonesia.”
1
2
3
Performance Expectancy
responden
pe1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 3 4 3 4 3 3 3 5 3 4 5 4 5 4 4 3 2 4 3 4 5 4 2 4 5 3 4
4
5
6
social influence
7
pe2 pe3 si1 si2 si3 fc1
4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 3 4 5 4 3 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5
4 4 3 2 4 4 4 5 5 4 3 5 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 2 5 2 2 3 5 4 4 5 4 4 3 4 3 5
4 1 4 2 3 2 3 2 5 4 3 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 2 5 3 2 3 2 4 3 4 3 3 1 5 3 5 5
4 1 3 4 3 4 5 3 2 4 3 4 5 4 4 4 2 3 5 4 5 2 5 3 2 3 4 5 3 4 4 3 2 5 4 3 4
4 2 3 4 4 4 4 2 2 4 3 4 5 4 4 4 1 3 4 5 4 2 4 2 3 3 5 4 3 5 4 2 2 5 4 3 4
8
9
Facilitating Conditions
4 2 3 5 1 3 3 3 4 4 2 3 5 2 3 3 3 5 5 4 2 2 2 4 2 2 5 3 3 4 1 4 3 1 3 5 4
10 11 12 13 14 15 16 17 Perceive Credibility
Anxiety
18
19
1
Intention to use
fc2 fc3 pc1 pc2 pc3 pc4 a1 a2 a3 itu1 itu2 itu3 responden pe1
2 2 4 1 1 3 3 5 3 4 2 3 3 4 3 3 4 5 5 4 2 4 2 4 4 1 5 3 4 4 1 3 2 1 4 3 4
4 2 4 1 1 4 4 3 5 5 3 5 3 4 4 4 2 5 5 4 2 2 2 3 2 1 5 4 4 4 2 3 2 1 5 3 5
4 4 3 4 4 3 5 2 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 5 5 5
4 2 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 2 4 4 5 5 4 3 2 4 4 5 2 5 5 4
2 4 5 4 4 4 3 2 3 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 4 3 2 2 4 4 2 3 3 3 4 5 4 4 2 5 5 4
2 4 5 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 4 5 4 3 2 4 3 4
4 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 2 4 2 2 4 3 5 4 1 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 4 3 3 4
2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 5 2 1 2 2 3 2 5 3 3 4 4 2 2 2 4 3 5 3
4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 1 3 4 2 3 4 3 5 3 2 2 2 3 2 5 4 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3
4 4 4 3 3 4 5 5 4 3 3 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 3 4 3 3 3 3 5 5 3
4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 3 4 3 3 3 3 5 5 3
4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 3 4 3 3 2 3 5 3 3
2
3
Performance Expectancy
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
3 4 5 5 4 4 5 2 4 3 5 4 4 4 5 3 3 4 5 5 4 5 4 4 4 5 3 5 4 2 5 4 5 3 4 5 4
4
5
6
social influence
7
8
pe2 pe3 si1 si2 si3 fc1 fc2
3 4 5 5 4 4 5 2 4 3 4 4 4 5 3 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 5 4 2 4 4 5 3 4 5 4
4 4 5 5 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 3 5 5 4
2 3 4 4 4 4 5 1 2 4 5 5 4 5 2 3 1 5 4 3 5 5 4 2 4 3 2 4 4 1 2 4 4 4 4 5 3
4 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 3 5 5 3 4 2 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 3
2 3 4 5 4 4 4 2 5 5 5 5 4 1 4 5 3 5 4 3 2 2 4 5 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 4 5 3
9
Facilitating Conditions
3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 4 4 5 2 3 4 3 4 3 5 2 2 4 3 2 1 3 1 3 3 3 3 3 4 3
3 3 2 4 2 3 3 1 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 5 2 2 1 1 4 3 5 3 3 4 3
10
11 12 13 14 15 16 17 18
Perceive Credibility
Anxiety
19
1
Intention to use
2
fc3 pc1 pc2 pc3 pc4 a1 a2 a3 itu1 itu2 itu3 responden pe1 pe2
4 3 2 4 3 3 5 3 3 5 5 5 5 4 4 1 4 3 4 4 3 5 4 2 4 4 3 1 2 1 5 5 5 4 3 4 3
3 4 3 4 4 4 5 2 5 5 4 4 5 4 4 5 1 4 4 4 4 5 2 2 4 5 3 1 4 5 3 5 4 4 5 5 3
4 4 3 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 3 5 4 1 4 3 4 5 3 4 5 3 4 2 1 2 2 4 4 4 5 5 3
4 5 3 3 4 5 5 2 4 5 4 3 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 2 5 3 3 3 3 5 5 3 4 4 5 5 3
3 5 2 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 4 4 2 5 2 3 5 2 5 3 5 4 4 5 5 3
3 4 2 4 2 4 3 3 3 4 3 4 5 4 5 3 4 4 5 1 2 2 2 2 1 5 2 5 4 3 2 1 5 5 4 4 2
3 3 2 2 3 5 3 3 2 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 1 2 1 4 2 1 5 2 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3
3 4 2 4 2 5 2 4 2 4 3 4 4 4 5 3 4 3 5 1 2 2 3 2 1 5 2 3 4 5 2 2 3 5 5 4 1
4 4 4 3 4 3 5 3 2 5 4 5 5 4 4 5 4 3 4 5 4 5 3 4 3 3 3 3 3 5 3 5 3 5 5 5 3
4 4 4 3 4 3 5 3 2 5 4 5 5 4 5 3 4 5 4 5 4 4 3 4 3 3 3 2 3 5 3 5 3 5 5 5 3
4 4 4 5 4 3 5 3 2 5 4 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 3 4 3 5 3 2 2 5 3 4 3 5 5 5 3
3
Performance Expectancy
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 5 5 4 4 5 2 4 5 3 5
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 5 5 4 4 5 2 4 5 3 5
4
5
6
social influence
7
pe3 si1 si2 si3 fc1
4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 4 3 4 4 5 5
2 5 2 4 2 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 2 3 2 5
4 5 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 3 2
setuju sangat setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju
2 5 3 4 4 4 5 5 5 2 2 4 5 4 4 4 2 4 4 4 5 5 4 5 2 1
8
9
Facilitating Conditions
3 4 4 3 2 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 5 3 2 1
10
11 12 13 14 15 16 17
Perceive Credibility
Anxiety
18
19
Intention to use
fc2 fc3 pc1 pc2 pc3 pc4 a1 a2 a3 itu1 itu2 itu3
4 4 4 3 2 4 2 3 2 3 2 4 2 5 3 3 2 4 2 3 3 1 3 3 5 3
4 4 4 3 2 3 4 4 4 5 3 3 5 5 4 3 2 4 3 3 5 3 4 4 3 5
4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 2 3 5 2 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 5 3 5 4 4 5 3 4 3 3 3
4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 5 2 4 3 2 3
4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3
2 3 2 3 3 2 2 2 4 3 2 4 3 5 5 4 2 4 2 4 3 3 3 2 3 2
2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 3 4 4 2 2 3 5 3 3 2 2 2 2
2 4 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 4 3 5 5 2 4 2 5 2 4 4 2 3 2
4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 5 5 4 3 4 3 5 3 4 5 5 4
4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 5 5 4 3 4 3 5 3 4 5 3 4
4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 5 4 3 5 5 4 5 4 3 5 3 4 5 5 4
Tingkat Signifikansi Untuk Uji 1 arah 0,05
0,025
0,001
0,005
0,0005
DF = n-2 Tingkat Signifikansi Untuk Uji 2 arah 0,1
0,05
0,02
0,01
0,001
1
0,9877
0,9969
0,9995
0,9999
1,0000
2
0,9000
0,9500
0,9800
0,9900
0,9990
3
0,8054
0,8783
0,9343
0,9587
0,9911
4
0,7293
0,8114
0,8822
0,9172
0,9741
5
0,6694
0,7545
0,8329
0,8745
0,9509
6
0,6215
0,7067
0,7887
0,8343
0,9249
7
0,5822
0,6664
0,7498
0,7977
0,8983
8
0,5494
0,6319
0,7155
0,7646
0,8721
9
0,5214
0,6021
0,6851
0,7348
0,8470
10
0,4973
0,5760
0,6581
0,7079
0,8233
11
0,4762
0,5529
0,6339
0,6835
0,8010
12
0,4575
0,5324
0,6120
0,6614
0,7800
13
0,4409
0,5140
0,5923
0,6411
0,7604
14
0,4259
0,4973
0,5742
0,6226
0,7419
15
0,4124
0,4821
0,5577
0,6055
0,7247
16
0,4000
0,4683
0,5425
0,5897
0,7084
17
0,3887
0,4555
0,5285
0,5751
0,6932
18
0,3783
0,4438
0,5155
0,5614
0,6788
19
0,3687
0,4329
0,5034
0,5487
0,6652
20
0,3598
0,4227
0,4921
0,5368
0,6524
21
0,3515
0,4132
0,4815
0,5256
0,6402
22
0,3438
0,4044
0,4716
0,5151
0,6287
23
0,3365
0,3961
0,4622
0,5052
0,6178
24
0,3297
0,3882
0,4534
0,4958
0,6074
25
0,3233
0,3809
0,4451
0,4869
0,5974
26
0,3172
0,3739
0,4372
0,4785
0,5880
27
0,3115
0,3673
0,4297
0,4705
0,5790
28
0,3061
0,3610
0,4226
0,4629
0,5703
29
0,3009
0,3550
0,4158
0,4556
0,5620
30
0,2960
0,3494
0,4093
0,4487
0,5541
31
0,2913
0,3440
0,4032
0,4421
0,5465
32
0,2869
0,3388
0,3972
0,4357
0,5392
33
0,2826
0,3338
0,3916
0,4296
0,5322
34
0,2785
0,3291
0,3862
0,4238
0,5254
35
0,2746
0,3246
0,3810
0,4182
0,5189
36
0,2709
0,3202
0,3760
0,4128
0,5126
37
0,2673
0,3160
0,3712
0,4076
0,5066
38
0,2638
0,3120
0,3665
0,4026
0,5007
39
0,2605
0,3081
0,3621
0,3978
0,4950
40
0,2573
0,3044
0,3578
0,3932
0,4896
41
0,2542
0,3008
0,3536
0,3887
0,4843
42
0,2512
0,2973
0,3496
0,3843
0,4791
43
0,2483
0,2940
0,3457
0,3801
0,4742
44
0,2455
0,2907
0,3420
0,3761
0,4694
45
0,2429
0,2876
0,3384
0,3721
0,4647
46
0,2403
0,2845
0,3348
0,3683
0,4601
47
0,2377
0,2816
0,3314
0,3646
0,4557
48
0,2353
0,2787
0,3281
0,3610
0,4514
49
0,2329
0,2759
0,3249
0,3575
0,4473
50
0,2306
0,2732
0,3218
0,3542
0,4432
51
0,2284
0,2706
0,3188
0,3509
0,4393
52
0,2262
0,2681
0,3158
0,3477
0,4354
53
0,2241
0,2656
0,3129
0,3445
0,4317
54
0,2221
0,2632
0,3102
0,3415
0,4280
55
0,2201
0,2609
0,3074
0,3385
0,4244
56
0,2181
0,2586
0,3048
0,3357
0,4210
57
0,2162
0,2564
0,3022
0,3328
0,4176
58
0,2144
0,2542
0,2997
0,3301
0,4143
59
0,2126
0,2521
0,2972
0,3274
0,4110
60
0,2108
0,2500
0,2948
0,3248
0,4079
61
0,2091
0,2480
0,2925
0,3223
0,4048
62
0,2075
0,2461
0,2902
0,3198
0,4018
63
0,2058
0,2441
0,2880
0,3173
0,3988
64
0,2042
0,2423
0,2858
0,3150
0,3959
65
0,2027
0,2404
0,2837
0,3126
0,3931
66
0,2012
0,2387
0,2816
0,3104
0,3903
67
0,1997
0,2369
0,2796
0,3081
0,3876
68
0,1982
0,2352
0,2776
0,3060
0,3850
69
0,1968
0,2335
0,2756
0,3038
0,3823
70
0,1954
0,2319
0,2737
0,3017
0,3798
71
0,1940
0,2303
0,2718
0,2997
0,3773
72
0,1927
0,2287
0,2700
0,2977
0,3748
73
0,1914
0,2272
0,2682
0,2957
0,3724
74
0,1901
0,2257
0,2664
0,2938
0,3701
75
0,1888
0,2242
0,2647
0,2919
0,3678
76
0,1876
0,2227
0,2630
0,2900
0,3655
77
0,1864
0,2213
0,2613
0,2882
0,3633
78
0,1852
0,2199
0,2597
0,2864
0,3611
79
0,1841
0,2185
0,2581
0,2847
0,3589
80
0,1829
0,2172
0,2565
0,2830
0,3568
81
0,1818
0,2159
0,2550
0,2813
0,3547
82
0,1807
0,2146
0,2535
0,2796
0,3527
83
0,1796
0,2133
0,2520
0,2780
0,3507
84
0,1786
0,2120
0,2505
0,2764
0,3487
85
0,1775
0,2108
0,2491
0,2748
0,3468
86
0,1765
0,2096
0,2477
0,2732
0,3449
87
0,1755
0,2084
0,2463
0,2717
0,3430
88
0,1745
0,2072
0,2449
0,2702
0,3412
89
0,1735
0,2061
0,2435
0,2687
0,3393
90
0,1726
0,2050
0,2422
0,2673
0,3375
91
0,1716
0,2039
0,2409
0,2659
0,3358
92
0,1707
0,2028
0,2396
0,2645
0,3341
93
0,1698
0,2017
0,2384
0,2631
0,3323
94
0,1689
0,2006
0,2371
0,2617
0,3307
95
0,1680
0,1996
0,2359
0,2604
0,3290
96
0,1671
0,1986
0,2347
0,2591
0,3274
97
0,1663
0,1975
0,2335
0,2578
0,3258
98
0,1654
0,1966
0,2324
0,2565
0,3242
99
0,1646
0,1956
0,2312
0,2552
0,3226
100
0,1638
0,1946
0,2301
0,2540
0,3211