1130
ISSN: 2338-5340
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-1 SMP NEGERI 9 PEKANBARU Putri Wahyunia a
FKIP Matematika Universitas Islam Riau email:
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik berkirim salam dan soal untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas VII-1 SMPN 9 Pekanbaru. Subjek penelitian ini berjumlah 36 orang siswa. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Teknik teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pengamatan dan teknik hasil belajar. Teknik pengamatan dilakukan dengan lembar pengamatan yang dianalisis secara deskritif kualitatif. Sedangkan teknik tes hasil belajar dilakukan melalui ulangan harian setiap siklus yang dianalisis secara kuantitatif dengan analisis ketuntasan hasil belajar hasil belajar dan analisis nilai rata-rata dengan membandingkan skor sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Penelitian ini dilakukan di kelas VII-1 SMPN 9 Pekanbaru tahun ajaran 2009/2010, dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa perempua. Berdasarkan analisis ketuntasn hasil belajar , menunjukkan bahwa KKM mengalami peningkatan padaulangan harian I dan II dari nilai dasar, dimana pada ulangan harian II siswa yang mencapai KKM sebanyak 32 orang siswa atau 88,89%. Jumlah tersebut meningkat dari siswa yang mencapai KKM pada nilai dasar hanya 20 orang siswa atau 55,56% dan 28 orang siswa atau 77,78% pada ulangan harian 1. Kata Kunci : Pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, hasil belajar matematika
Pendahuluan Matematika
melimpah, cepat dan mudahdari berbagai merupakan
ilmu
sumber dan tempat di dunia.
dasar yang memegang peran penting
Tujuan pembelajaran matematika
dalam kehidupan sehari-hari salah satu
agar peserta didik memiliki kemampuan,
usaha
mutu
yaitu (1) memahami konsep matematika,
pendidikan dan pengajaran matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
guru harus mampu menciptakan situasi
mengaplikasikan konsep atau algoritma,
belajar yang baik agar siswa dapat
secara
meningkatkan hasil belajar yang baik
memecahkan masalah, (2) menggunakan
pula
meningkatkan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan
intelektualnya.
manipulasi matematika dalam membuat
untuk
dan
kemampuan
meningkatkan
dapat
luwes,
dan
tepat
dalam
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
generalisasi,
teknologi memungkinkan semua pihak
menjelaskan gagasan dan pernyataan
dapat memperoleh informasi
matematika, (3) memecahkan masalah
AKSIOMATIK
dengan
|VOL. 4 NO. 3 BUKU 2|
menyusun
bukti,
atau
SEPTEMBER 2016
1131
ISSN: 2338-5340
yang meliputi kemampuan memahami
dilakukan belum bervariasi sehingga
masalah, merancang model matematika,
menyebabkan siswa bosan ketika belajar
menyelesaikan model dan menafsirkan
matematika. Dalam proses pembelajaran
solusi
terlihat adanya siswa yang cenderung
yang
diperoleh,
mengkomunikasikan
(4)
gagasan
dengan
pasif,
tidak
mau
bertanya
ketika
simbol, tabel, diagram atau media lain
mengalami kesulitan. Jika dilihat dari
untuk memperjelas keadaan atau masala,
nilai siswa, hanya 33,3% atau 12 orang
(5) memiliki sikap menghargai kegunaan
dari 36 siswa yang tuntas KKM yaitu ≥
matematika
yaitu
70 pada materi Aljabar. Ini berarti
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan
menunjukkan bahwa masih banyak siswa
minat dalam mempelajari matematika,
yang nilainya berada di bawah KKM.
dalam
kehidupan,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (Depdinas,2006)
Berdasarkan tersebut,
Dalam upaya mencapai tujuan
peneliti
permasalahan berinisiatif
untuk
menggunakan model pembelajaran yang
pendidikan matematika tersebut, guru
dapat
sebagai salah satu faktor yang cukup
pembelajaran. Model yang dipilih oleh
menentukan keberhasilan siswa, selalu
peneliti
berupaya meningkatkan kualitas dalam
pembelajaran kooperatif dengan teknik
melaksanakan
berkirim
proses
matematika,
pembelajaran
sehingga
dapat
meningkatkan hasil belajar matematika
meningkatkan
kualitas
adalah dengan memilih model
salam
dan
soal
untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII-1 SMP N 9 Pekanbaru.
siswa. Nasution (2008:115) menyatakan
Pembelajaran kooperatif teknik
bahwa agar memperoleh hasil belajar
berkirim salam dan soal adalah salah satu
yang
guru
bagian dari pembelajaran kooperatif.
hendaknya mengupayakan supaya siswa
Menurut Lie (2007:58) kegiatan berkirim
dapat aktif dalam proses belajar. Dimana
salam dan soal cocok untuk persiapan
seorang
sebagai
menjelang tes dan ujian. Pembelajaran
fasilitator dan motivator bagi siswa yang
kooperatif teknik berkirim salam dan soal
mampu memilih strategi belajar yang
memberi siswa kesempatan untuk melatih
dapat mengaktifkan siswa.
pengetahuan dan keterampilan mereka.
memuaskan,
guru
seorang
diharapkan
Berdasarkan
wawancara
dan
Siswa
membuat
pertanyaan
sendiri,
pengamatan yang dilakukan peneliti pada
sehingga akan merasa lebih terdorong
kelas
untuk belajar dan menjawab pertanyaan
VII-1
SMP
N
9
Pekanbaru
diperoleh bahwa proses belajar yang AKSIOMATIK
|VOL. 4 NO. 3 BUKU 2|
SEPTEMBER 2016
1132
ISSN: 2338-5340
yang
dibuat
oleh
teman-teman
lembar pengamatan, sedangkan data hasil
sekelasnya.
belajar matematika siswa dikumpulkan
Metode Penelitian
dengan menggunakan tes hasil belajar
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
matematika. Tes diberikan pada ulangan harian I dan ulangan harian II.
merupakan penelitian yang dilakukan
Analisis data tentang aktivitas
oleh guru di kelas atau di sekolah tempat
guru
mengajar (Susilo, 2009:16). Menurut
deskriptif
Arikunto, S (2006:97) terdapat empat
menjelaskan aktivitas yang sudah sesuai
tahapan penelitian tindakan kelas yaitu
maupun yang belum sesuai selama proses
(1) Perencanaan, pada tahap ini guru
pembelajaran. Sedangkan analisis data
merencanakan di kelas apa yang akan
hasil belajar siswa dianalisis deskriptif
diperbaiki untuk meningkatkan hasil
Kuantitatif
belajar siswa, (2) Pelaksanaan, pada
ketuntasan hasil belajar, analisis rata-rata
tahap ini guru melakukan apa yang akan
hasil belajar siswa.
dilakukan
(a) Ketuntasan
untuk
meningkatkan
hasil
dan
siswa kualitatif,
dengan
belajar siswa, (3) pengamatan, pada tahap
individual
ini guru mengamati atas hasil yang
klasikal
dilaksanakan
terhadap
siswa,
dianalisis yakni
melihat
belajar
siswa
secara dengan
analisis
secara
dan Ketuntasan secara
(4)
Refleksi, pada tahap ini guru mengkaji dan melihat atas hasil dari berbagai tindakan. Penelitian ini dilakukan di kelas VII-1 SMPN 9 Pekanbaru tahun ajaran 2009/2010,
dengan
jumlah
siswa
sebanyak 36 orang yang terdiri dari 15
(Rezeki, S, 2009) Keterangan : KI = Ketuntasan Individu SS = Skor hasil belajar siswa SMI = Skor maksimal ideal KK = Presentase ketuntasan klasial JS = Jumlah siswa yang tuntas JST = Jumlah siswa seluruh
orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa perempuan
dengan
kemampuan
siswa
karakteristik yang
dan
(b) Rata-rata (mean) hasil belajar siswa
heterogen.
Penelitian dilakukan dimulai dari tanggal 9 April 2010 sampai 4 Mei 2010. Data tentang aktivitas guru dan siswa
selama
dikumpulkan AKSIOMATIK
proses dengan
pembelajaran menggunakan
Keterangan : = Mean (nilai rata-rata) = Jumlah tiap data n = Jumlah data
|VOL. 4 NO. 3 BUKU 2|
SEPTEMBER 2016
1133
ISSN: 2338-5340 guru. Dilihat dari aktivitas guru dalam
Hasil Penelitian dan Pembahasan Data penelitian
yang ini
dianalisis
adalah
data
membimbing pada hasil
pengamatan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta data keberhasilan tindakan dalam dua siklus selama penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. Hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:
membimbing
hasil
pembelajaran
pengamatan
diharapkan.
belum
sesuai
Bimbingan
guru
guru
hanya
yang kurang
membimbing
beberapa kelompok. Dilihat dari aktivitas siswa, dalam pembentukan kelompok suasana kelas agak sedikit ribut namun tidak berlangsung lama karena guru bisa mengkondisikan siswa tersebut. Dalam menyelesaikan
LKS-1
beberapa orang
masih
ada
siswa dalam semua
kelompok yang masih bingung, ini disebabkan siswa masih belum terbiasa mengisi LKS-1, tetapi dengan bantuan teman satu
kelompoknya siswa yang tersebut
akhirnya
dapat
pengamatan
pada
mengerjakan LKS-1. Berdasarkan pertemuan
kedua
kelompok
ribut. Ketika guru memanggil salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya siswa tersebut menolak untuk maju. Pada saat siswa mengerjakan LKS-2 siswa masih malu-malu untuk
pertemuan
pengamatan
ketiga
ini,
pada proses
pembelajaran sudah cukup baik, hanya masih ada kekurangan-kekurangan yang didapati pada aktivitas guru dan siswa. Dilihat
dari
membimbing sudah
aktivitas siswa
mulai
guru,
dalam
berdiskusi
mengelilingi
guru semua
kelompok namun ada beberapa kelompok yang tidak didatangi. Pada presentasi kelas, guru memberi kesempatan kepada semua
siswa
mempresentasikan Sebagian
siswa
mengangkat
yang hasil begitu tangan,
mempersentasikan
hasil
mau
diskusinya. antusias untuk kerja
kelompoknya. Berdasarkan reflesi pada siklus pertama, maka guru mencoba untuk
ini,
proses
pembelajaran sudah mulai baik, hanya saja masih ada kekurangan-kekurangan yang didapati pada aktivitas siswa dan AKSIOMATIK
hanya
bertanya ketika menemui kesulitan.
pada pertemuan pertama ini, proses
bingung
beberapa
Berdasarkan
Berdasarkan
guru
sehingga masih banyak kelompok yang
Siklus I
merata,
siswa,
memperbaiki
kekurangan-kekurangan
yang dilakukan pada siklus 1. Perbaiakan dari kekurangan tersebut seperti guru dalam memberikan bimbingan harus lebih merata ke seluruh siswa di dalam
|VOL. 4 NO. 3 BUKU 2|
SEPTEMBER 2016
1134
ISSN: 2338-5340
kelas, memberikan penekanan kembali
kewalahan dalam menentukan perwakilan
bagaimana
dari
tata
cara
pelaksanaan
kelompok
siapa
yang
akan
kooperatif teknik berkirim salam dan
mempersentasikan hasil kelompoknya.
soal, dan mengatur waktu seefektif
Selanjutnya
mungkin agar proses pembelajaran dapat
penghargaan berupa tepuk tangan.
berjalan dengan baik.
guru
Berdasarkan
memberikan
pengamatan pada
pertemuan ketujuh, proses pembelajaran
Siklus II Berdasarkan
pada
sudah baik. Dilihat dari aktivitas guru,
proses
dalam membimbing siswa berdiskusi
pembelajaran sudah mulai baik, hanya
guru sudah mengelilingi semua kelompok
masih ada kekurangan-kekurangan yang
secara merata. Pada presentasi kelas, guru
didapati pada aktivitas guru dan siswa.
memberi
Dilihat
dalam
siswa yang mau mempresentasikan hasil
guru
diskusinya. Siswa begitu antusiasnya
pertemuan
kelima
dari
ini,
aktivitas
membimbing sudah
pengamatan
siswa
mulai
guru,
berdiskusi
mengelilingi
semua
hampir
kesempatan
semua
semua
mengangkat
tangan,
kewalahan
dalam
kelompok akan tetapi pada saat guru
sehingga
berkeliling masih ada siswa yang ribut.
menentukan perwakilan dari kelompok
Pada presentasi kelas, guru memberi
siapa yang akan mempersentasikan hasil
kesempatan kepada semua siswa yang
kelompoknya.
mau mempresentasikan hasil diskusinya.
memberikan penghargaan berupa tepuk
Sebagian siswa begitu antusias untuk
tangan.
maju
mempersentasikan
hasil
kelompoknya.
Selanjutnya
guru
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas guru dan siswa
Berdasarkan pertemuan
guru
kepada
pengamatan pada
keenam
ini,
proses
cenderung mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Proses pembelajaran
pembelajaran sudah baik. Dilihat dari
pada
aktivitas guru, dalam membimbing siswa
dibandingkan
berdiskusi
mengelilingi
pembelajaran pada siklus I. Berdasarkan
semua kelompok secara merata. Pada
skor dasar, hasil ulangan harian I dan II
presentasi
memberi
yang diperoleh siswa, dapat diketahui
kesempatan kepada semua siswa yang
peningkatan hasil belajar matematika
mau mempresentasikan hasil diskusinya.
siswa
Siswa begitu antusiasnya hampir semua
persentase ketuntasan hasil belajar pada
mengangkat
skor dasar, ulangan harian I dan II.
guru
sudah
kelas,
tangan,
AKSIOMATIK
guru
sehingga
guru
|VOL. 4 NO. 3 BUKU 2|
siklus
dengan
II
lebih
baik
dengan
melihat
jika proses
jumlah
dan
SEPTEMBER 2016
1135
ISSN: 2338-5340
Adapun jumlah dan persentase siswa
yang mencapai KKM
70.
Tabel 1 : Analisis Data Mean, Median, Modus pada siklus I dan II NILAI NILAI DASAR UH-I UH-II Rata-rata 69,03 85,28 88,19 Median 70 84,5 95,5 Modus 80 100 100 Berdasarkan
Tabel 1 di atas,
mencapai KKM pada ulangan harian I
dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa
tetapi pada ulangan harian II siswa
mengalami peningkatan pada ulangan
tersebut sudah mencapai KKM ≥ 70. Ada
harian I dan II dari nilai dasar. Rata-rata
juga siswa yang pada ulangan harian I
hasil
sudah
belajar
matematika
siswa
mencapai
KKM
tetapi
pada
mengalami peningkatan dari skor dasar
ulangan harian II nilainya di bawah
ke siklus I dan meningkat pada siklus II.
KKM.
Pada nilai dasar rata-rata hasil belajar
Dengan
meningkatnya
median
siswa 69,03, pada ulangan harian I adalah
dan modus ini juga menunjukkan bahwa
85,28, dan pada ulangan harian II
hasil belajar meningkat. Dilihat dari
meningkat menjadi 88,19. Begitu juga
median
dengan modus dan median hasil belajar
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
siswa, yaitu dengan median data hasil
tinggi
belajar siswa pada nilai dasar 70,
meningkat dari yang sebelumnya. Begitu
sedangkan pada ulangan harian I adalah
juga
84,5 dan pada ulangan harian II menjadi
mengalami peningkatan.
95,5. Untuk modus data hasilbelajar siswa pada nilai
dasar adalah 80,
yang
meningkat,
sehingga
halnya
nilai
dengan
Berdasarkan
ini
tengahnya
modus
yang
pembahasan
hasil
penelitian di atas dapat terlihat bahwa
sedangkan pada ulangan harian I dan II
penerapan
adalah 100. Dengan demikina dapat
kooperatif
dilihat bahwa hasil belajar siswa dapat
pembelajaran dan meningkatkan hasil
ditingkatkan dengan model pembelajaran
belajar matematika siswa kelas VII-1
kooperatif dengan teknik berkirim salam
SMP
dan soal.
demikian,
Jika dilihat secara keseluruhan
model
dapat memperbaiki proses
Negeri
penerapan
pembelajaran
9
Pekanbaru.
Dengan
dapat
dikatakan
bahwa
pembelajaran
kooperatif
dari nilai dasar, ulangan harian I dan
dengan teknik berkirim salam dan soal
ulangan
hasil
merupakan salah satu cara yang dapat
belajarnya meningkat, namun demikian
diterapkan guru untuk meningkatkan
harian
II
memang
pada kenyataannya ada siswa yang belum AKSIOMATIK
|VOL. 4 NO. 3 BUKU 2|
SEPTEMBER 2016
1136
ISSN: 2338-5340
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
dalam pembelajaran, karena siswa sudah
matematika.
terbiasa dengan pembelajaran kooperatif
Dengan
diterapkannya
model
teknik berkirim salam dan soal. Kondisi
pembelajaran ini siswa akan aktif dan
ini membuat aktivitas guru dan siswa
terfokus dalam menyelesaikan tugas dan
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
tanggung jawab dengan tugas yang
perencanaan, sehingga interaksi antara
diberikan guru yaitu LKS. Selanjutnya
guru dan siswa berjalan dengan baik.
siswa tidak hanya mempelajari materi
Berdasarkan uraian di atas, dapat
yang diberikan pada LKS, tetapi mereka
disimpulkan
juga
dan
matematika siswa dapat ditingkatkan
pada
dengan pembelajaran kooperatif teknik
anggota kelompoknya sehingga siswa
berkirim salam dan soal. Jadi, hasil
tergantung satu dengan yang lain dan
analisis tindakan ini mendukung hipotesis
harus
siswa
tindakan yang diajukan yaitu penerapan
terbiasa bekerja sama dalam kelompok
pembelajaran kooperatif teknik berkirim
maka akan terjalin komunikasi antara
salam dan soal dapat meningkatkan hasil
siswa dengan siswa, siswa dengan guru
belajar matematika siswa kelas VII-1
sehingga pembelajaran akan berlangsung
SMP N 9 Pekanbaru semester genap
efektif dan efisien karena siswa aktif dan
tahun pelajaran 2009/2010.
harus
siap
mengajarkan
bekerja
memberikan
materi
sama.
bersemangat
tersebut
Dengan
dalam
belajar
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan tindakan pada ini
hasil
kegiatan
pembelajaran.
penelitian
bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang
tentu
masih
terdapat
telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat
kelemahan-kelemahan
yang
peneliti
disimpulkan
bahwa
penerapan
lakukan. Pada siklus I, guru kurang bisa
pembelajaran kooperatif teknik berkirim
menguasai kelas dan mengelola waktu
salam dan soal ini dapat meningkatkan
dengan baik, dan kurang merata dalam
hasil belajar matematika siswa kelas VII-
memberikan bimbingan kepada siswa
1 SMP N 9 Pekanbaru. Hal tersebut
saat kegiatan kelompok berlangsung.
dilihat dari jumlah siswa yang mencapai
Namun pada pelaksanaan siklus II,
KKM ≥ 70 meningkat pada ulangan
peneliti
untuk
harian I dan ulangan harian II dari skor
memperbaiki kelemahan pada siklus I.
dasar. Jumlah siswa yang memperoleh
Guru sudah bisa mengelola waktu dengan
nilai rendah menurun pada ulangan
baik, siswapun
harian I dan II dari skor dasar, dan jumlah
sudah
AKSIOMATIK
mencoba
lebih aktif bertanya
|VOL. 4 NO. 3 BUKU 2|
SEPTEMBER 2016
1137
ISSN: 2338-5340
siswa yang memperoleh nilani tinggai meningkat pada ulangan harian II dari ulangan harian I. begitu juga dengan ratarata hasil belajar siswa pada ulangan harian I dan II meningkat dari rata-rata hasil belajar pada skor dasar.
Daftar Pustaka Arikunto,Suharsimi,dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Bahri Djamarah, Syaiful san Aswan Zain. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Depdinas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pusat kurikulum Balitbank: Jakarta. Lie, Anita. 2007. Cooperatif Learning ”Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas”. Jakarta : Grasindo. Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Rezeki, S. 2009. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas. Makalah telah diseminarkan Pada Tanggal 7 November 2009. Pekanbaru: Universitas Islam Riau. Susilo. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka Book.
AKSIOMATIK
|VOL. 4 NO. 3 BUKU 2|
SEPTEMBER 2016
1138
AKSIOMATIK
ISSN: 2338-5340
|VOL. 4 NO. 3 BUKU 2|
SEPTEMBER 2016