BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Komunikasi Interpersonal antara Pemilik dan Karyawan Di dalam menjalani kehidupan, diperlukan sebuah alat atau sarana yang dipergunakan guna menunjang kelangsungan hidup ke depan. Alat atau sarana tersebut berguna untuk berhubungan antara individu satu dengan individu lainnya.Alat atau sarana yang dimaksud adalah komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat. Komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak dalam kehidupan manusia untuk saling bertukar informasi.Karena tanpa komunikasi interaksi manusia, baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Manusia memerlukan kehidupan sosial, kehidupan bermasyarakat. Sebagian besar interaksi manusia berlangsung dalam situasi komunikasi interpersonal (komunikasi antar pribadi). Manusia merupakan makhluk sosial atau dengan kata lain manusia adalah makhluk hidup yang harus hidup berdampingan dengan orang lain, manusia satu dengan yang lain saling membutuhkan. Istilah ini mengacu kepada peranan dari makhluk sosial, dimana makhluk satu dengan lainnya pasti akan berhubungan. Dalam penelitian ini, konteks yang dimaksudkan adalah komunikasi interpersonal yang dilakukan antara pemilik PT. Lombok Gandaria dengan karyawan bagian produksi pengolahan dalam mempertahankan kualitas produknya.
1.1.1
Deskripsi Proses Komunikasi antara Pemilik dan Karyawan
Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi di lapangan, peneliti melihat bahwa komunikasi yang dipergunakan antara pemilik PT. Lombok Gandaria dengan karyawan bagian produksi pengolahan dalam mempertahankan kualitas produk merupakan komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua orang atau beberapa orang, dan pengirim pesan dapat menyampaikan pesannya secara langsung sedangkan penerima pesan dapat menerima
34
pesan secara langsung (Hardjana : 2003, 85) 1. Komunikasi interpersonal sesuai dengan teori yang terjadi di PT. Lombok Gandaria seorang pemilik dan karyawan akan melakukan hubungan interpersonal baik itu dalam acara tertentu atau harian saja yang bersifat informal dan diadakan dalam jangka waktu tertentu dimana pemilik dan karyawan dapat saling bertatap muka baik antara dua orang atau lebih akan saling menyampaikan pesan, begitu juga sebaliknya. Dimana pemilik dan karyawan sering berinteraksi satu sama lain dalam waktu tertentu ketika di dalam pabrik atau pada saat diluar jam pabrik/ jam istirahat, terlihat ketika pemilik ada keluhan atau complain tentang bagian pengolahan,maka pesan tersebut disampaikan ke penerima pesan secara langsung, sehingga dapat menerima dan menanggapi secara langsung juga, begitu juga sebaliknya. Ketika karyawan ada kesulitan di pekerjaan, maka pemilik berusaha memberi solusi dan diselesaikan bersama-sama. Komunikasi interpersonal yang penulis lihat disini lebih kepada komunikasi interpersonal secara informal namun masih membicarakan mengenai pekerjaan yang berada diperusahaan. Banyak hubungan berkembang untuk tujuan mengkoordinasikan tindakan penyelesaian tugas atau proyek yang tidak dapat dikelola / dikerjakan sendiri (Ruben, Brent D : 1992,328). Dalam hal ini pernyataan mengenai hubungan yang berkembang antara pemilik dan karyawan yang terjadi di PT. Lombok Gandaria yaitu bahwa dalam terjadinya komunikasi interpersonal ini dilakukan hanya untuk membicarakan masalah pekerjaan dengan cara yang lebih santai untuk membantu karyawan dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan tujuan perusahaan yaitu mempertahankan kualitas produk. Peneliti menemukan pernyataan terkait dengan usaha mempertahankan kualitas produk yang ada di PT. Lombok Gandaria, menurut para informan resep yang diolah sekarang ini cara memasak dan produksi, sistemnya telah di standarkan bahan bakunya. Sehingga usaha yang bisa dilakukan sekarang ini selain proses pengolahahannya tetapi juga sisi humanistiknya dalam membangun kepercayaan dan menjaga efektifitas komunikasi dengan baik satu sama lain antara pemilik dan karyawannya.
1
Pengertian Komunikasi Interpersonal. Hardjana, Agus.(2003:85). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jakarta :
Kanisius
35
5.1.2 Keterkaitan Kualitas Produk PT. Lombok Gandaria Beranjak dari pernyataan diatas bahwa penelitian ini tidak dapat dianalisis sebatas komunikasi interpersonalnya secara umum saja, tetapi sedikit lebih mendalam pada sisi humanistiknya untuk mengetahui tujuan awal penelitian yaitu mengetahui dan mendiskripsikan komunikasi interpersonal yang diterapkan oleh pemilik dan karyawan PT. Lombok Gandaria dalam mempertahankan kualitas produknya. Maka dari itu penulis menambahkan salah satu teori dari West & H. Turner (2011 : 217). Dalam hubungan interpersonal yang menjadi dorongan utama adalah kepuasan dari kepentingan dua pribadi, dua orang yang terlibat, dan kepentingan pribadi ini tidak selalu dianggap buruk dan dapat meningkatkan suatu hubungan Struktur Pertukaran Sosial menurut West & H. Turner (2011 : 217) 2 menyatakan bahwa dorongan utama dalam hubungan interpersonal adalah kepuasan dari kepentingan pribadi dua orang yang terlibat. Dalam hal ini pernyataan dalam teori struktur pertukaran sosial juga terjadi di PT.Lombok Gandaria yakni dimana dalam kesehariannya dalam aktivitas di kantor juga terjadi hubungan interpersonal yang dalam hal ini melibatkan pemilik dengan karyawan maupun sebaliknya. Hubungan interpersonal dalam penelitian penulis dalam penulisan ini adalah hubungan interpersonal secara informal dalam lingkup pekerjaan. Seperti contohnya adalah bagaimana hubungan antara pemilik dan karyawan dalam keseharian di kantor namun tidak terkait masalah pekerjaan melainkan lebih kepada hubungan informal seperti halnya percakapan diluar hal pekerjaan atau interaksi terkait suatu hal diluar masalah pekerjaan. Seperti yang disampaikan oleh salah satu koki “S” “Saya pernah ada pengalaman beberapa bulan yang lalu mbak, ketika saya sedang kerja saya ditelfon dari rumah, dapat kabar kalau bapak saya sedang sakit.Kemudian saya kebingungan harus bagaimana karna hari itu sedang memasak. Tetapi Ibu(Pemilik) dengar kalau bapak saya sakit, dan saya boleh diijinkan untuk pulang oleh beliau,
dalam keadaan panik ingin cepat segera
sampai rumah malah ditahan ibu untuk ambil obat dan ramuan china untuk mengobati bapak saya. Mau tidak mau saya nurut.Walaupun ada perasaan kesal.Tetapi alangkah bersyukurnya saya karna bapak saya bisa sembuh.Menurut saya Ibu (Pemilik) itu sudah seperti ibu saya
2
Struktur Pertukaran Sosial.West Richard & Turner.(2011:217).Pengantar Teori Komunikasi Edisi Tiga. Jakarta:Salemba Humanika.
36
sendiri, ibu begitu perhatian sekali, tidak hanya kepada karyawannya tetapi juga keluarga karyawannya juga”. (Koki “S”, Rabu 4 Februari 2015) 3
Dalam bukunya juga West & H. Turner (2011 : 226) mengatakan bahwa adanya tiga buah bentuk pertukaran yang terdapat dalam struktur pertukaran sosial yakni pertukaran langsung, pertukaran tergeneralisasi dan pertukaran produktif. Pertama adalah pertukaran langsung. Pertukaran langsung merupakan timbal balik pada kedua actor yang terlibat. Terkait pengertian tersebut, hal yang sama juga terjadi dalam PT. Lombok Gandaria dimana terdapat pertukaran langsung yakni timbal balik pada kedua aktor yang terlibat dimana dalam konteks ini kedua aktor tersebut adalah pemilik dan karyawan. Timbal balik yang terlihat dalam perusahaan ini adalah bagaimana pemilik merupakan sosok yang cukup disenangi oleh karyawannya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara penulis dengan dua orang narasumber mengatakan bahwa pemilik merupakan sosok yang rendah hati, peduli terhadap karyawannya dan sering ikut ngobrol dengan karyawannya ketika waktu senggang.Dan terkadang memberikan snack dari rumah untuk karyawannya. Dari hal kecil tersebut terlihat adanya timbal balik dari pemilik dan karyawan yang tidak ada batasan yang menyebabkan karyawan merasa nyaman dan dihargai begitu pun sebaliknya yang menyebabkan suatu hubungan yang baik dan positif.Tidak sebatas pemberian gaji namun juga bentuk hubungan yang erat dan perhatian yang membuat karyawan menjadi tim yang solid dalam bekerja. “Ibu kalau ke pabrik selalu langsung ke bagian dapur, dan sering menghabiskan waktunya di dapur pengolahan.Atau secara khusus membawa makanan/ snack ke bagian produksi.Bukan karena pilih kasih tapi ibu pernah bilang kalau bagian produksi pengolahan itu merupakan jantungnya perusahaan, tenaga yang dikeluarkan juga banyak untuk mengolah berton-ton bahan-bahan kecap. Jadi harus di treat lebih baik”. (Kabag. Produksi, Ibu Dewi Karlina Wati, di kantor PT. Lombok Gandaria, Rabu 4 Februari 2015) 4
3 4
Wawancara dengan Koki “S” di Kantor PT. Lombok Gandaria, Rabu 4 Februari 2015 Wawancara dengan Kabag. Produksi, Ibu Dewi Karlina Wati, di kantor PT. Lombok Gandaria, Rabu 4 Februari 2015
37
Bentuk pertukaran kedua yang dikemukakan oleh West & H. Turner (2011:227) adalah pertukaran tergeneralisasi. Pertukaran tergeneralisasi menurut beliau merupakan pertukaran yang melibatkan timbale balik yang bersifat tidak langsung. Pertukaran tergeneralisasi seperti ini yang di kemukakan oleh West & H. Turner juga terjadi dalam perusahaan ini dimana menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepadanarasumber yang merupakan salah satu karyawan PT. Lombok Gandaria mengatakan bahwa adanya bentuk tergeneralisasi yang dilakukan oleh pemilik kepada karyawan sebagai contoh adalah support dan teladan dari pemilik kepada karyawannya. Pemilik selalu memberi motivasi kerja yang positif tanpa menurunkan mental para pekerjanya dan tidak segan untuk mengajari secara langusng untuk mengolah resep di dapur walaupun dihadapkan dengan ruangan yang sangat panas.Ini yang membuat salut dan kagum para karyawannya karena memiliki atasan yang sangat low profile dan pekerja keras.Secara tidak langsung mendorong karyawan untuk lebih termotivasi untuk bekerja keras dan tidak setengah-setengah dalam mengerjakan suatu pekerjaan, harus dengan tekun seperti yang telah diteladankan oleh ibu (Pemilik) terutama dalam produksi pengolahan dalam menjaga stabilitas kualitas produknya. Pertukaran produktif menurut West &. Turner (2011:227) yakni kedua orang mengalami pengorbanan dan mendapatkan penghargaan. Beranjak dari teori berikut, dalam perusahaan ini pertukaran produktif juga terjadi di perusahaan ini. dalam konteks ini pemilik sering melakukan pertukaran secara produktif diluar garis formal seperti contohnya adanya reward/ penghargaan yang diberikan untuk karyawan yang sudah mengabdi di perusahaan tersebut selama beberapa tahun, dilihat dari kerja yang bagus dan loyalitas kepada perusahaan sangat tinggi maka pemilik tidak segan untuk memberikan fasilitas yang lebih untuk mendukung laju pekerjaan mereka di perusahaan PT. Lombok Gandaria. Sesuai dengan teori DeVito yakni dibutuhkan keterbukaan dalam membangun efektivitas komunikasi antarpribadi, hubungan antara pemilik dan karyawan PT. Lombok Gandaria juga sudah mencapai salah satu aspek yang disebutkan oleh DeVito ini yaitu keterbukaan.Hal ini dilihat dari hasil penelitian penulis dimana dari kedua narasuber yang penulis wawancarai mengatakan bahwa atasan merupakan sosok yang terbuka dan mau mendengar keluh kesah dari karyawannya. Sikap keterbukaan yang dimiliki oleh pemilik
38
tersebut secara tidak langsung membuat karyawannya menjadi lebih nyaman dan menghargai atasannya secara wajar dan tidak berlebihan. Sikap empati juga merupakan aspek yang dibutuhkan dalam mencapai efektivitas komunikasi menurut DeVito. Devito mengatakan bahwa empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu. Seperti sikap pemilik ketika ada salah satu kerabat karyawan yang sedang mengalami kesusahan, pemilik tidak segan untuk memberi secara langsung obat-obat yang dibutuhkan oleh karyawannya.Penulis menemukan bahwa sikap empati juga merupakan salah satu hal terpenting dalam menjalin hubungan interpersonal dimana dengan adanya rasa empati itu sendiri dapat menumbuhkan sisi emosional kedua belah pihak yang terlibat. Sikap mendukung atau support-ing juga diterapkan dalam perusahaan memang diterapkan sejak lama di perusahaan ini.hal ini terangkum dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada narasumber. Bentuk dukungan atau motivasi terbentuk untuk menumbuhkan rasa kekompakkan dalam satu tim kerja. Sikap positif biasanya akan tercermin dari pandangan orang lain akan apa yang kita lakukan. Sikap positif yang juga merupakan salah satu aspek membangun efektivitas komunikasi antarpribadi juga sangat cocok untuk diterapkan dalam perusahaan ini.Adanya sikap positif yang dilakukan pemilik dapat membuat karyawan lebih menghargai atasannya. Dalam perusahaan ini kesetaraan juga ditonjolkan oleh pemilik dan karyawannya dengan istilah lain tidak ada jarak atau batasan untuk saling berinteraksi. Penulis melihat disini kesetaraan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal antara pemilik dan karyawannya menjadi lebih baik dan tanpa jenjang dalam mencapai satu tujuan tertentu dalam mempertahankan kualitas produknya
5.2 Pembahasan Proses komunikasi interpersonal yang terjadi antara pemilik dan karyawan yang terjadi secara langsung dan terbuka ini terjadi ketika berada pada lingkup kerja maupun diluar lingkup kerja.Komunikasi interpersonal sangat berperan penting untuk membangun efektifitas berkomunikasi antara pemilik dan karyawan dalam mempertahankan kualitas produknya.Disamping itu tidak hanya komunikasi interpersonal secara umum saja tetapi jugaakan dikaitkan dengan Teori Pertukaran Sosial yang menjadi
39
teori untuk mendalami penelitian ini, karena tidak hanya pada cara memproduksinya saja, tetapi juga pada bagian humanistiknya.Peneliti menemukan pernyataan bahwa produk sudah di standartkan sistemnya, sehingga tugas pemilik adalah menjaga loyalitas karyawannya supaya dapat bekerja dengan baik. Dengan memakai pendekatan 3 struktur pertukaran sosial, yaitu pertukaran secara langsung, tergeneralisasi dan produktif.Pertukaran langsung yang terjadi disini seperti hal-hal kecil yang dilakukan oleh seorang pemilik kepada karyawannya dengan memberi snack ke bagian produksi pengolahan, dari hal kecil ini terlihat adanya timbal balik yang membuat karyawan merasa nyaman dan merasa diperhatikan.Pertukaran tergeneralisasi yang terjadi disini seperti memberi support atau motivasi kerja kepada karyawannya, secara tidak langsung mendorong karyawan untuk lebih termotivasi dalam bekerja, dan Pertukaran produktif yakni reward atau penghargaan yang selalu diberikan oleh pemilik kepada karyawan yang sudah lama mengabdi di perusahaan tersebut dan memiliki kerja yang bagus. Peneliti mengibaratkan komunikasi interpersonal tersebut demikian, karena kedua insan manusia yang saling berkaitan ini akan berhubungan, berinteraksi dan saling membutuhkan antara satu dengan lainnya. Satu sisi terlihat bahwa karyawan PT. Lombok Gandaria bekerja untuk mencari nafkah sehingga mereka harus bertanggung jawab penuh dan bekerja dengan sebaik-baiknya. Di sisi lain ada seorang pemilik perusahaan yang harus memberikan motivasi untuk semangat bekerja dan rasa nyaman serta membangun komunikasi yang efektif sesuai teori yang disampaikan DeVito yakni dibutuhkan keterbukaan, empati, support-ing dan kesetaraan kepada karyawannya untuk menjaga efektivitas komunikasi interpersonal yang baik dan menjaga
loyalitas
para
pekerja
di
mempertahankan kualitas produknya.
40
PT.Lombok
Gandaria
dalam
upaya