BAB II TELAAH PUSTAKA
1.1.Manajemen Strategis Manajemen
Strategis
semakin
penting
arti
dan
manfaatnya apabila diingat bahwa lingkungan organisasi mengalami perubahan yang semakin cepat dan komplek, sehingga keberhasilan manajemen strategis ditentukan oleh
para
Rindaningsih
menejer (2009)
atau
pimpinannya.
menurut
pengertian manajemen
strategis
adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara pelaksanaannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya. Lebih lanjut menurut Akdon (dalam Ridaningsih Ida, 2009) menuturkan manajemen strategik berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategik tersebut dilaksanakan dalam praktiknya.
Manajemen
strategik
dapat
dipandang
sebagai hal yang mencakup tiga macam elemen utama. Pertama,
terdapat
adanya
analisis
strategik
dimana
penyusunan strategi yang bersangkutan berupaya untuk memahami posisi strategik organisasi yang bersangkutan.
Kedua, terdapat pula adanya pilihan strategik yang berhubungan dengan perumusan aneka macam arah tindakan, evaluasinya, dan pilihan antara mereka. Ketiga, terdapat pula implementasi strategi yang berhubungan dengan merencanakan bagaimana pilihan strategi dapat dilaksanakan.
1.2.Rencana Strategis Rencana strategis merupakan bagian yang penting dalam Total Quality Managenen
(TQM). Tanpa adanya
perencanaan baik itu jangka panjang maupun jangka pendek yang jelas dan terukur, maka institusi atau lembaga tidak akan bisa merencanakan peningkatan mutu. Rencana strategis adalah rencana yang dilakukan oleh para manager paling atas dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas (Edward dalam Umar, 2002). Untuk itu dalam penerapannya di sekolah, kepala sekolah perlu membuat suatu rencana strategis yang mana dikoordinasikan dengan para guru dan komite untuk dijalankan bersama demi mencapai tujuan yang diharapkan. Sementara itu menurut Tjokroamidjojo
(2000)
rencana strategis adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan menggunakan sumbersumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif, dengan
menetukan tujuan apa yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa. Rencana menerapkan
strategis
suatu
lembaga
sebagai
prinsip-prinsip
pendidikan
berikut:
mampu
memperbaiki hasil pendidikan, membawa perubahan yang lebih baik, prioritas kebutuhan, partisipasi, keterwakilan, realitas sesuai dengan hasil analisis SWOT, mendasarkan pada hasil review dan evaluasi, keterpaduan menyeluruh, transparan, dan keterkaitan serta kesepadanan secara vertikal dan horizontal dengan rencana-rencana lain (Tilaar, 2000). Dari beberapa pendapat diatas maka rencana strategis pendidikan dalam penelitian ini adalah rencana yang
dilakukan
memperhatikan membawa
oleh
stakeholder
prinsip
perbaikan
perubahan
kebutuhan,
yang
partisipasi,
lebih
sekolah hasil
pendidikan,
baik,
keterwakilan,
dengan prioritas
realitas
sesuai
dengan hasil analisis SWOT, mendasarkan pada hasil review
dan
evaluasi,
keterpaduan
menyeluruh,
transparan, dan keterkaitan serta kesepadanan secara vertikal dan horizontal dengan rencana-rencana lain.
2.3. Mutu Mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh sekolah
sebagai
lembaga
pengajaran
tetapi
juga
disesuaikan dengan apa yang menjadi harapan dan
pandangan masyarakat yang cenderung berkembang seiring dengan kemajuan jaman. Bertitik tolak pada kecenderungan ini penilaian masyarakat tentang mutu lulusan
sekolahpun
sekolah
harus
terus
berkembang.
terus-menerus
Karena
meningkatkan
itu
mutu
lulusannya dengan menyesuaikan dengan perkembangan tuntutan masyarakat menuju pada mutu pendidikan yang dilandasi tolok ukur norma ideal (Sumarni, 2011). Sagala (2010) berpendapat bahwa mutu pendidikan adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal ataupun eksternal yang
menunjukkan
kemampuannya
memuaskan
kebutuhan yang diharapkan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah perlu melakukan perbaikan secara berkesinambungan. Lewis
dan
Smith
mengatakan
(dalam
bahwa
Tjiptono
pendekatan
&
Diana,
sistem
2003)
terbuka
menekankan kebutuhan kualitas pada ketiga tahap utama,
yaitu
assessment.
akreditasi, Akreditasi
proses berkaitan
transformasi, dengan
sedangkan assessment berkaitan dengan output.
dan input, Input
meliputi kemampuan dasar peserta didik, sumber daya financial, fasilitas, dan program. Proses meliputi desain pembelajaran, metode pembelajaran, dan sistem analisis data. Sedangkan output adalah prestasi peserta didik dan
pasca kelulusan. Berikut adalah bagan penyempurnaan secara berkesinambungan. Gambar 2.1. Penyempurnaan Kualitas Berkesinambungan Penyempurnaan kualitas berkesinambungan
Akreditasi
Proses Transformasi
Input
Assessment
Output
Sumber: Lewis & Smith (dalam Tjiptono & Diana 2003) Proses
penyempurnaan
kualitas
dalam
sistem
pembelajaran ditentukan oleh: a. Input Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena
dibutuhkan
pendidikan.
untuk
berlangsungnya
proses
Input pendidikan meliputi kemampuan
dasar peserta didik, sumber daya finansial, fasilitas, program, dan jasa pendukung. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh sebab itu, baik atau tidaknya mutu input dapat
diukur dari tingkat kesiapan input. Semakin tinggi tingkat kesiapan input, maka semakin tinggi pula mutu input tersebut (Sumarni, 2011). Scheerens (2003) menyatakan salah satu input dalam sistem sekolah adalah murid dengan berbagai karakteristik tertentu yang ada pada mereka. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Masyarakat secara umum berasumsi bahwa
input
yang
berkemampuan
tinggi
akan
menghasilkan lulusan yang berkemampuan tinggi juga dan
sebaliknya.
Akan
tetapi
hal
tersebut
tidak
sepenuhnya benar karena sekolah yang berkualitas harus mampu mengelola input yang rendah atau sedang untuk menjadikan lulusan yang berkemampuan tinggi. Dari beberapa pendapat diatas input khususnya dalam pendidikan adalah semua hal yang tersedia dan dibutuhkan dalam proses pendidikan. Input yang paling mendapatkan
perhatian
khusus
dari
masyarakat
adalah peserta didik. Jika sebuah sekolah memiliki input peserta didik dengan nilai atau kemampuan yang tinggi maka mutu lulusan yang baik atau sebaliknya. Namun dalam kenyataanya itu tidak sepenuhnya benar. Ada sekolah yang memiliki input peserta didik dengan
kemampuan
atau nilai
bagus namun
outputnya tidak bagus, atau dengan kata lain tidak selalu berbanding lurus. b. Proses Proses
untuk
meningkatkan
mutu
sekolah
merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain.
Proses
meliputi
kemampuan
guru,
desain
pembelajaran, fasilitas belajar, kurikulum, media, dan evaluasi. Sanjaya (2006) mengemukakan 4 hal penting dalam proses pendidikan. Pertama, proses pendidikan adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan. Kedua, proses pendidikan
yang
terencana
diarahkan
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan keagamaan,
anak
memiliki
pengendalian
kekuatan diri,
spiritual,
kepribadian,
kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia seperti guru, konselor, dan tata usaha dan administrasi yang bermutu dan prosfesional. Hal tersebut
didukung
oleh
sarana
dan
prasarana
pendidikan, fasilitas, media dan sumber belajar yang memadahi
baik
mutu
maupun
jumlahnya
serta
managemen strategi dan lingkungan yang mendukung (Mulyasa, 2006). Proses
dikatakan
bermutu
tinggi
apabila
pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input dan proses yang dilakukan secara harmonis, sehingga
menciptakan
menyenangkan,
situasi
pembelajaran
yang
juga mendorong motivasi dan minat
belajar peserta didik sehingga mampu mengembangkan dirinya (Rozari, 2011). Dari beberapa pengertian di atas maka proses pendidikan
dalam
berubahnya
sesuatu
menjadi
pendidikan
dengan
bidang
penelitian
ini
adalah
sesuatu
lain
proses dalam
mempertimbangkan
ketercapaian tujuan, mengembangkan potensi peserta didik dalam berbagai bidang yang didukung oleh sarana dan prasarana, fasilitas, media, serta sumber daya pendukung lainnya. c. Output Output
merupakan
kinerja
sekolah.
Kinerja
sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur
dari
produktivitasnya,
kualitasnya, efisiensinya,
efektivitasnya,
inovasinya,
kualitas
kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yang
berkaitan
dengan
mutu
output
sekolah,
dapat
dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas / bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi
belajar
peserta
didik,
menunjukkan
pencapaian yang tinggi dalam: (1) prestasi akademik, berupa nilai Ujian Semester, Ujian Nasional, karya ilmiah,
lomba
akademik,
akademik,
seperti
kesopanan,
olahraga,
kegiatan
dan
misalnya
prestasi
IMTAQ,
kesenian,
ektsrakurikuler
(2)
non-
kejujuran,
keterampilan,
lainnya.
Mutu
dan
sekolah
dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pada umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa prestasi akademik (academic, achievement) dan output berupa prestasi non-akademik
(non-academic
achievement).
Output
prestasi akademi misanya, NEM, lomba karya ilmiah remaja, lomba mata pelajaran, cara-cara berfikir (kritis, kreatif/divergen, nalar, rasional, induktif, dedukatif, dan
ilmiah).
keingintahuan
Output yang
non-akademik,
tinggi,
harga
diri
misalnya kejujuran,
kerjasama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, solidaritas yang tinggi, toleransi, kedipsiplinan, kerajinan prestasi oleh raga, kesenian, dan kepramukaan.
2.4 Perencanaan Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Mutu tidak terjadi begitu saja, namun perlu suatu proses perencanaan. Mutu menjadi bagian penting dari strategi institusi dan harus didekati secara sistematis dengan
menggunakan
proses
perencanaan
strategis.
Tanpa arahan jangka panjang yang jelas, sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan tidak dapat merencanakan peningkatan mutu (Rozari, 2011). Oleh sebab itu rencana strategis peningkatan mutu mutlak
dilakukan
oleh
institusi
pendidikan
untuk
mempertahankan sekolah dari persaingan yang semakin ketat.
Rencana
strategis
merupakan
rencana
komprehensif dengan melibatkan semua sumber dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar,
mencapai
sasaran
sekolah,
dan
juga
memenangkan persaingan yang ada. Rencana strategis peningkatan mutu sekolah dalam implementasinya tidak lepas dari manajemen peningkatan mutu sekolah. Berkaitan dengan hal ini, Usman (2002) menyatakan
bahwa
manajemen
peningkatan
mutu
memiliki prinsip (1) peningkatan mutu harus dijalankan di
sekolah,
(2)
peningkatan
mutu
hanya
dapat
dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik, (3) peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif, (4)
peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah, (5) peningkatan mutu memiliki
tujuan
kepuasan
bahwa
kepada
sekolah
peserta
dapat
didik,
memberikan
orang
tua
dan
masyarakat.
2.5
Strategi
Peningkatan
Mutu
Sekolah
dari
Strengths,
Berdasarkan Analisa SWOT SWOT
adalah
singkatan
Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Rangkuti (2009) mejelaskan
Strengths
adalah
beberapa
hal
yang
merupakan kelebihan dari sekolah yang bersangkutan. Weaknesses adalah komponen-komponen yang kurang menunjang yang
keberhasilan
ingin
dicapai
penyelenggaraan
sekolah.
pendidikan
Opportunity
adalah
kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai apabila potensi-potensi
yang
dikembangkan
secara
kemungkinan
yang
ada
di
sekolah
optimal.
mungkin
terjadi
Threats atau
mampu adalah pengaruh
terhadap kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan penyelenggaraan sekolah. Berikut ini adalah diagram analisis SWOT.
Gambar 2.2 Diagram Analisis SWOT BERBAGAI PELUANG (O) 2. Mengubah Strategi ( - , +)
1. Strategi Agresif (+, +) KUADRAN I
KUADRAN III
KELEMAHAN INTERNAL(W)
KUADRAN IV
KUADRAN II
KEKUATAN INTERNAL(S)
4. Strategi Diversifikasi (+, - )
3. Strategi bertahan (- , - ) BERBAGAI ANCAMAN (T)
Sumber: Rangkuti, 2009 Dari
diagram
analisis
SWOT
diatas
yang
dimaksudkan dengan strategi agresif (SO) sebuah strategi yang digunakan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan sekolah untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi diversifikasi (ST) dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki sekolah untuk mengatasi masalah. Strategi defensif (TW) dilakukan dengan meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk menghindari ancaman. Sedangkan Strategi
turn – around (WO) dilakukan dengan meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk menangkap peluang. Kuadran I (positif, positif). Posisi ini menandakan sebuah
organisasi
yang
kuat
dan
berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar
pertumbuhan
dan
meraih
kemajuan secara maksimal. Kuadran II (positif, negatif). Posisi ini menandakan sebuah
organisasi
tantangan
yang
diberikan
adalah
yang besar.
kuat
namun
Rekomendasi
Diversifikasi
menghadapi
strategi
Strategi,
yang artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi
akan
mengalami
kesulitan
untuk
terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh
karenya,
organisasi
disarankan
untuk
segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya. Kuadran III (negatif, positif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi
strategi
yang
diberikan
adalah
Ubah
Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya.
Sebab,
strategi
yang
lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi. Kuadran IV (negatif, negatif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi
strategi
yang
diberikan
adalah
Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan
untuk
mengendalikan terperosok.
menggunakan
kinerja
Strategi
internal
ini
strategi
agar
tidak
dipertahankan
bertahan, semakin
sambil
terus
berupaya membenahi diri. Jika pihak stakeholder sekolah memahami dan terbuka dengan strategi tersebut di atas maka sekolah akan
sangat
tertolong
dalam
menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang muncul, baik dari pihak internal ataupun dari eksternal.
2.6 Langkah-langkah Pengembangan Rencana Strategis Menurut
Sugiyono
(2012)
langkah-langkah
pengembangan yang digunakan untuk mengembangkan rencana strategis peningkatan mutu sekolah adalah sebagai berikut ini: 1.
Potensi dan Masalah Sekolah memiliki potensi internal yang dapat dijadikan sebagai kekuatan, dan terdapat potensi eksternal yang dapat dijadikan sebagai peluang bagi sekolah untuk
mengembangkan mutu. Selain itu juga ada masalahmasalah yang muncul di sekolah yaitu masalah internal yang
dianggap
sebagai
masalah-masalah
kelemahan
eksternal
yang
sekolah,
dianggap
dan
sebagai
ancaman bagi sekolah. Potensi dan masalah dalam penelitian ini berupa data-data empirik. 2.
Mengumpulkan Informasi Selanjutnya setelah potensi dan masalah sekolah digali secara mendalam dan ditunjukkan secara faktual, selanjutnya
dikumpulkan
berbagai
informasi
yang
dapat digunakan sebagai bahan untuk merencanakan suatu strategi yang diharapkan mampu mengatasi masalah-maslah yang muncul. Data yang dibutuhkan bisa berbagai cara seperti wawancara, observasi, studi dokumen dan Focus Group Discussions (FGD). 3.
Desain Produk/ Rancangan Produk Rencana strategis merupakan produk penelitian ini yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk meningkatkan mutu sekolah. Rencana strategis ini masih belum diketahui efektivitasnya, maka diperlukan suatu
pengujian
untuk
mengetahui
tingkat
efektifitasnya. 4.
Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi
produk
dapat
dilakukan
dengan
cara
menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang menguasai bidang tersebut untuk menilai produk baru
yang dirancang tersebut. Pakar atau ahli diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. 5.
Perbaikan Desain Setelah
rencana
strategis
divalidasi,
maka
akan
diketahui kelemahannya, selanjutnya akan desain akan diperbaiki
oleh peneliti. Pada akhirnya maka akan
dihasilkan suatu rencana strategis yang bisa diberikan kepada sekolah sebagai alternatif peningkatan mutu sekolah.
Sesungguhnya
langkah-langkah
pengembangan
rencana strategis yang dikemukakan oleh Sugiyono tidak berhenti pada perbaikan desain namun masih berlanjut yaitu; 6. Uji coba produk; 7. Revisi produk; 8. Uji coba pemakaian; 9 . Revisi produk; dan 10. Pembuatan produk masal.
Namun penulis akan memfokuskan sampai pada tahap
yang
kelima
yaitu
perbaikan
desain
karena
beberapa keterbatasan yang ada. Sementara itu menurut Arikunto (2010) ada empat tahap untuk mengembangkan rencana strategis yaitu: 1. Menyusun Rancangan Pada tahap ini tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana penelitian itu akan dilakukan. Selain itu peneliti perlu menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat suatu instrumen pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama penelitian berlangsung. 2. Pelaksanaan Pelaksanaa adalah implementasi dari isi rancangan penelitian. Peneliti harus taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi juga harus berlaku wajar. 3. Pengamatan Pengamatan
dapat
dilakukan
secara
bersama-sama
dengan pelaksanaan. 4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Pada tahap ini, peneliti bersama-sama dengan orang-orang yang berkepentingan pada objek penelitian berdiskusi mengenai apa saja yang sudah terjadi selama penelitian. Tahap ini juga dapat disebut tahap evaluasi.
Berdasarkan
langkah-langkah
rencana
strategis
dari dua pendapat tersebut di atas, peneliti lebih condong dengan langkah-langkah yang disampaikan oleh Sugiyono namun akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh peneliti. Selain itu peneliti akan fokus sampai dengan tahap yang kelima yaitu perbaikan desain. Meski
demikian
mempertimbangkan
penulis
juga
langkah-langkah
mencoba atau
untuk pendapat
Arikunto untuk dapat dijadikan formulasi. Berikut ini adalah rumusan peneliti dalam merumuskan langkahlangkah pengembangan rencana strategis yang akan dilakukan dalam penelitian berikut ini:
1. Menyusun rancangan penelitian Peneliti
mempersiapkan
instrumen
penelitian
berupa pedoman wawancara, lembar observasi, instrumen analisis SWOT dan panduan FGD; 2. Potensi dan masalah Peneliti kebetulan bekerja di tempat penilitian ini dilakukan, maka setidaknya sudah mengetahui apa yang menjadi potensi dan masalah disekolah meski masih perlu digali lebih mendalam lagi. 3. Pengumpulan data Pada tahap ini penelitian dapat dikatakan sampai pada
tahap
pelaksanaan
dan
pengamatan.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan FGD, selanjutnya akan diperoleh analisis SWOT yang menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sekolah, yang didasarkan pada bobot dan skor yang diberikan berdasarkan FGD. 4. Desain produk Penelitian akan menghasilkan rencana strategis yang belum teruji oleh pakar sehingga belum diketahui
efektifitasnya.
Maka
pada
tahap
selanjutnya dibutuhkan pengujian oleh pakar atau ahli. 5. Validasi desain Data yang sudah diperoleh akan diuji oleh pakar untuk mengetahui kelemahan-kelemannya, yang
selanjutnya akan diperbaiki dengan mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut. 6. Perbaikan desain Dari
hasil
didapatkan
perbaikan rencana
dipertanggung
dari
pakar
strategis
jawabkan.
yang
maka lebih
Selanjutnya
akan bisa
rencana
strategis tersebut akan diserahkan kepada sekolah sebagai alternatif peningkatan mutu.
2.7 Kerangka Pikir Berikut ini adalah kerangka pikir dari alternatif Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di SMPN 1 Bawen:
Gambar 2.3 Kerangka Pikir Analisis SWOT Identifikasi Visi, Misi dan Tujuan
Analisis lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan Internal Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Identifikasi Peluang dan Ancaman
Rumusan Alternatif Strategi Peningkatan Mutu
Implementasi Strategi Evaluasi Strategi peningkatan mutu sekolah adalah suatu rencana yang komprehensif dengan melibatkan segala sumber
kemampuan
proses
belajar,
untuk
mencapai
meningkatakan
kualitas
target-target
sekolah,
memenangkan persaingan. Indentifikasi visi, misi dan tujuan sekolah adalah bagian yang sangat penting untuk mewujudkan sekolah.
alternatif
Selanjutnya
strategi
yang
harus
peningkatan dilakukan
mutu adalah
mengalisis lingkungan internal dan eksternalnya untuk
mengukur
atau
mengidentifikasi
faktor
kekuatan,
kelemahan dan faktor peluang, ancaman. Dari faktorfaktor tersebut jika dianalisa secara komprehensif maka akan mengahasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai
dasar
peningkatan
untuk
mutu
menyusun
sekolah.
Jika
alternatif
strategi
alternatif
strategi
tersebut dilaksanakan maka akan ada monitoring dan evaluasi
yang
berkelanjutan
dengan
tujuan
untuk
memperbaiki strategi dimasa yang akan datang. Dalam penelitian ini penulis tidak akan membahas sampai dengan monitoring dan evaluasi namun hanya sampai pada merumuskan rencana strategis.