ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA
1. Kegiatan selama liburan Dari 21 responden Surabaya, ternyata paling banyak mengisi waktu liburan dengan menghabiskan waktu dirumah. 5 orang jalan-jalan, dan 4 orang organisasi. •
Bantu orang tua: 1
•
Jalan-jalan: 5
“Pas liburan? Kebanyakan waktu liburanku sih aku habisin buat jalan sama teman-teman tapi yang berfaedah maksudnya yang bermanfaat. Maksudnya bermanfaat itu kalo aku kan anaknya suka kayak tadabur alam, maksudnya tadabur alam itu kayak mengekplorasi alam-alam karya ciptaan tuhan gitu soalnya aku suka explore gitu” (FS, P, Pasif, 2015)
•
Dirumah aja: 8 “Kalo lagi liburan semester biasanya, ngerjain tugas, nyiapin laporanlaporan untuk semester selanjutnya, dan nikmati masa liburan yang jarang, dan ikut kegiatan kalo ada.” (DW, P, Sosial, 2015)
•
Organisasi: 4 “Kalo semester 1 kemarin kan ada kepanitian jadi aku ikut kepanitiaan, lumayan kan dapet pengalaman and dapet poin di kuliah, kalo semester 2 ini keliatannya ada kegiatan kepanitiaan lagi jadi saya ikut aja” (R, L, Pasif, 2015)
•
Kursus/Les: 1
•
Akademik: 2
•
Kerja Part-time: 1
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA
2. Menghabiskan liburan dengan exchange Dari 21 responden terdapat 4 orang yang merasa ragu tentang mengisi liburan dengan exchange 1 orang merasa tidak tertarik. Ada yang dikarenakan karena kesibukan. Untuk mahasiswa aktif, cenderung mengisi liburan dengan kegiatan organisasinya. •
Bagus, seru: 16
“Kalo misalnya ikut program exchane ke luar negeri itu kebetulan banget salah satu cita-citaku dari dulu ikutan exchange ke luar negeri kemanapun negaranya tapi aku lebih prefer banget kalo misalnya itu tuh ke eropa. Dari dulu banget sih dia masuk deretan beberapa list mimpi-mimpiku gitu” (FS, P, Pasif, 2015) •
Tidak menarik: 1
•
Netral:
•
Ragu:4
“Hmmm. Tertarik sih tapi realisasinya agak sulit soalnya jadwalnya agak padat. Soalnya semester Satu ke dua kemarin ya liburan sama keluarga, tapi kalau sudah dua ke tiga, tiga ke empat, empat ke lima lima ke enam ini ya kebanyakan ngurus organisasi” (L, L, Aktif, 2014)
3. Program exchange yang diketahui •
Tahu (bisa menyebutkan nama program/penyelenggara exchange): 9
•
Sekedar tahu sekilas: 10
•
Tidak Tahu:3
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA
4. Sumber informasi tentang program exchange Sumber informasi yang didapat para responden paling banyak adalah dari sosial media dan kampus. Karena Surabaya universitasnya berpencar-pencar, akan lebih baik jika mencari celah universitas mana yang memungkinkan untuk menjalin kerjasama seperti universitas dengan fasilitas email student juga dengan pihak BEM atau himpunan terkait. Sehingga bisa di lakukan promosi lebih luas lagi seperti melalui akun official BEM atau himpunan tersebut.
•
Pihak kampus / sekolah: 8
•
Sosial media / internet: 8
•
Dari teman:3
•
Tidak tahu sama sekali: 3
5. Partisipasi dalam kegiatan exchange
Dari 21 Responden terdapat 7 orang yang pernah mencoba untuk exchange, dan mereka tetap tertarik untuk ikut program exchange. 14 responden lainnya belum pernah sama sekali. Ini menunjukkan sudah mulai banyak mahasiswa yang aware terhadap program exchange. •
Sudah pernah ikut seleksi: 7
•
Belum: 14
6. Hambatan untuk ikut exchange Hambatan akademik merupakan hambatan yang dirasakan 6 responden. 5 orang menganggap biaya adalah hambatannya, lalu ada 3 orang hambatannya adalah izin orang tua. 3 orang memilih hambatannya ada pada bahasa, 2 orang memiliki hambatan dengan waktu.
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA •
Biaya: 5
•
Orang tua: 3
•
Bahasa: 3
•
Waktu (dengan amanah atau acara lain): 2
•
Kesehatan: 1
•
Akademik: 6 “Kalau misalnya ijin kayaknya kalo program exchange aku didukung banget jadi ga ada hambatan dari ijin. Terus hambatannya itu mungkin waktu ya. Jadi kan agak susah juga misalnya kendala kuliah kek atau ...” (FS, P, Pasif, 2015)
“Ada jelas, karena di perkuliahan saya menuntut kehadirannya bener bener dihitung, dan ada praktikum itu yang memang ngga bisa ditinggal, yang kalo ditinggal itu kudu diganti, dan tugasnya banyak banget gitu.” (RS, P, Sosial, 2015) •
Tidak ada hambatan: 1
7. Pendapat tentang sponsorship class Dari 21 responden 4 orang setuju, dan 17 nya tidak ditanyakan. Sehingga tidak dapat dilihat terlalu detail apakah ini akan efektif atau tidak.
•
Setuju: 4
•
Tidak Setuju:
•
Ragu:
•
Tidak ditanyakan: 17
8. Pendapat tentang booklet for parents Dari 21 responden 2 orang setuju, dan 19 nya tidak ditanyakan. Sehingga tidak dapat dilihat terlalu detail apakah ini akan efektif atau tidak.
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA •
Setuju: 2
•
Tidak Setuju:
•
Ragu:
•
Tidak ditanyakan: 19
9. Willingness to pay Dilihat dari data dibawah ini, tidak dapat dianalisis tinggi atau rendahnya WTP dari responden USU karena ada 15 orang yang tidak menjawab detail. Jika melihat entity lain, universitas swast memiliki karakteristik WTP yang lebih tinggi dibandingkan dengan PTN.
Tidak ditanyakan/dijawab = 15 orang 0 – 1.000.000
= 0 orang
1.000.001 – 5.000.000
= 2 orang
5.000.001 – 10.000.000
= 2 orang
> 10.000.000
= 2orang
10. Pengetahuan tentang AIESEC Global Citizen Hanya 4 orang responden yang tahu tentang branding global citizen dan masih 14 orang yang tidak tahu sama sekali tentang program exchange AIESEC. Hal ini menunjukkan masih sangat kurangnya akses informasi yang merata kepada mahasiswa-mahasiwa di Surabaya terutama karena banyaknya universitas di Surabaya. Namun yang perlu diperhatikanlah adalah jangan sampai campaign yang dilakukan untuk branding GC jadi dianggap oleh target market kita sebagai suatu yang terpisah dari AIESEC.
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA •
Tahu: 4
•
Cuma tau kalo AIESEC punya exchange (ga tau branding global citizen): 3
•
Tidak Tahu sama sekali:14
11. Pendapat tentang promosi Global Citizen “Lebih sering-sering masuk ke kampus aja sih menurutku. Kalo misalnya sekarang ya AIESEC meskipun anak-anak mahasiswa itu udah pada banyak tahu tapi menurut aku kurang sounding aja” (FS, P, Pasif, 2015)
“Bikin poster terus ditempel di mading, kalo AIESEC ini bisa tau acara acara yang ada di PENS, mungkin AIESEC bisa bikin info booth gitu” (R, L, Pasif, 2015)
“Ya menurutku penting, tapi kalo bisa ga hanya di psikologi doang difakultas lain seharusnya harus juga tau supaya booming. Jadi yg tahu ga hanya segelintir orang aja, ga hanya minoritas.” (BW, L, Pasif, 2015)
“Kalo sekarang itu lagi pesat pesatnya berita itu tersebar lewat media social ya, dan sekarang ada fitur fitur broadcast gitu, tetapi tetep datengin kampus kampusnya gitu.(RS, P, Sosial, 2015)
“Yang pertama medsoc ya mungkin bisa mengajak medsoc dari ormawa kami bisa hima atau BEM, atau UKKI. Yang kedua juga sosialisasi ya, tapi tidak hanya sosialisasi ya, tapi temen temen AIESEC juga membranding produk kalian ya. Nah ini ada dari bandung ya, komunitas yang juga turun ke masyarakat, dan punya produk kantong sampah, saya tidak tau detailnya ya, tapi bener bener ada tindak lanjut dari kantong tersebut. Dan temen temen dari bandung ini itu kerja sama dengan pihak kampus agar pihak kampus itu
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA memakai produk mereka. Seperti penanaman brand gitu ya. Karena yang seperti itu tidak bisa hanya satu atau dua kali saja, pasti lupa. Harus ada lanjutannya gitu. Jadi mereka menanamkannya dengan produk mereka. Jadi AIESEC mungkin punya produk seperti itu ya? Atau mngkin jika tidak punya ya bisa diusahakan gitu. Terus ketiga bisa dari perwakilan suatu organisasi atau dari suatu kampus seperti mas firza dari PENS kan, dan kalo bisa dimaksimalkan, jadi potensi dari mas firza ini bisa dimaksimalkan supaya bisa mengajak masa dari PENS, contohnya saya ini, ini saya kan diajak wawancara, atau diajak makan gitu.” (D, L, Aktif, 2014)
12. Media yang paling menarik untuk promosi program exchange Karena market dari Surbaya sangat luas, maka akan lebih potensial jika diperbanyak pada physical marketing melihat ada 10 responden yang menganggap bahwa non-sosial media lebih menarik. Mungkin bisa diadakan suatu seminar atau talkshow dengan mengundang orang-orang berpengaruh dari berbagai univesitas di Surabaya dan EP Returnee. •
Sosial media: 3
•
Non-Sosial media: 10 “Yang simpel sih pasti lewat mading, dan dari ngobrol ngobrol gitu dari mulut ke mulut itu pastinya lebih efektif.” (N, P, Pasif, 2014)
•
Tidak ditanyakan: 8
*CATATAN MASUKAN TAMBAHAN: di ITS, ada International Office, mungkin bisa dicoba untuk menjalin kerjasama dalam hal kerjasama project maupun promosi GC sendiri. Untuk di universitas lain jika memungkinkan adanya fasilitas-fasilitas IO tersebut, bisa juga dicoba.
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA 13. Pendapat tentang info booth 5 responden setuju info booth masih efektif untuk melakukan promosi. Namun dengan catatan booth tersebut dibuat semenarik mungkin di waktu dan tata letak yang pas, dengan dekorasi yang menarik. Paling banyak pada jawaban “tergantung” sebanyak 7 orang, ini disebabkan bahwa berdasarkan pengalaman mereka melihat bahwa banyak stand booth yang kurang menarik sehingga mereka tidak berniat untuk berkunjung.
•
Setuju / penting: 5 Sebenarnya dua-duanya (class visit dan info booth) menarik sih, tapi kalo menurut aku lebih ke info booth. Soalnya info booth lebih terbuka (FS, P, Pasif, 2015) Info booth, kalo class visit takutnya malah menganggu jam perkuliahan. (NA, L, Sosial, 2015)
•
Tidak Setuju / tidak penting:
•
Tergantung: 7 Dibuat yang unik dan nyeleneh. Jadi orang-orang bakal bertanya-tanya apa nih kok unik dan nyeleneh. Dengan penyampaian yang baik dari anu nya ya bisa juga (BW, L, Sosial, 2015)
•
Netral: 1 “Kalo masalah info booth nya ya itu ya, jadi ketika ada class visit itu didatengin, didatengin orang yang bener-bener pernah exchange, gimana pengalamannya, gimana serunya, jadi kita bener-bener tahu secara nyata gitu disana bakal ngapain dan bakal kayak gimana kayak gitu sih, menurutku itu sih, kalo kita tahu nyatanya kayaknya bakal lebih menarik.” (GM, P, Sosial, 2015)
•
Tidak ditanyakan: 9
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA
14. Pendapat tentang class visit Setuju:6 Tidak Setuju: 1 “tergantung tempatnya, kalo info booth kan biasanya ada di pameran gitu, yang sekiranya banyak orang, dan banyak pelajar. Kalo class visit biasanya waktunya ga sesuai karena mahasiswa biasanya
ga punya banyak waktu
kosong.” (DS, L, Sosial, 2015)
Tergantung: 5 Netral: Tidak ditanyakan:9
15. Ketertarikan mengikuti global citizen 12 responden dari 21 responden tertarik untuk mengikuti program global citizen namun hampir semua mengeluhkan masalah biaya. Ada 6 orang yang merasa ragu terutama terkait urusan di rumah maupun liburan, dan ada 3 orang tidak tertarik sama sekali untuk mengikuti program global citizen.
•
Tertarik:12
•
Ragu:6 “Masih bingung kalo kegiatan di luar kampus gitu lho. Karena keluarga
dirumah masih belum bisa aku tinggal. Jadi, untuk subtitusi di rumah itu susah” (BW, L, Pasif, 2015)
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA
•
Tidak tertarik: 3
“Soalnya pada dasarnya aku tuh bukan orang yang suka sama kegiatan sosial-sosial kayak gitu, aku lebih suka melakukan hal yang ya yang untuk ngurusin diriku sendiri yang lebih penting untuk aku, kalo trus untuk sosial nggak masalah oke deh sosial, tapi untuk hal-hal yang sosial nggak perlu keluar negeri, kalo aku sih mikirnya kayak gitu.” (GM, P, Sosial, 2015)
•
Tidak ditanyakan:
ANALISIS MARKET RESEARCH SURABAYA