44
GAMBARAN JENIS NEMATODA USUS YANG TERDAPAT PADA PERMUKAAN TUBUH KECOA (Periplaneta americana) DI RUMAH MAKAN KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG TAHUN 2010 1. Herry Hermansyah, Dosen Jurusan Analis Kesehatan Palembang 2. Yuni Merlin, Staff Laboratorium RSRK Charitas Palembang ABSTRAK Kecoa merupakan salah satu insekta yang terdapat di lingkungan seperti di dapur, tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran air dan water closed yang kotor. Kecoa bertindak sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikroorganisme patogen dan beberapa species cacing. Penularan terjadi jika organ tubuh kecoa yang terkontaminasi mikroorganisme melekat pada makanan dan minuman. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis nematoda usus yang terdapat pada permukaan tubuh kecoa (Periplaneta americana) di rumah makan Jenis penelitian ini deskriptif, Pemeriksaan sampel dilakukan dengan metode sedimentasi. Populasi dan sampel yang digunakan adalah semua kecoa (Periplaneta americana) di 16 rumah makan Kecamatan Seberang Ulu I Palembang yang diambil secara accidental. Jenis nematoda usus yang ditemukan adalah telur cacing dari Ascaris lumbricoides sebanyak 4 sampel (25%), telur cacing Tambang 1 sampel (6,25%), Trichuris trichiura dan Oxyuris vermicularis 0%. Pada sanitasi rumah makan yang buruk dan rumah makan yang memiliki tempat pembuangan sampah sementara diperoleh telur cacing dari Ascaris lumbricoides sebanyak 4 sampel (25%), telur cacing tambang 1 sampel (6,25%), Trichuris trichiura dan Oxyuris vermicularis 0%. Dari kesimpulan disarankan bagi pemilik rumah makan diharapkan memperhatikan kebersihan lingkungan, menutup tempat sampah dan tidak membiarkan sampah menumpuk, wadah penyimpanan makanan ditutup rapat, agar penularan parasit melalui kecoa ke makanan tidak terjadi. Kata kunci Kepustakaan
: nematoda usus, kecoa (Periplaneta americana), sedimentasi : 23 (1987-2009)
PENDAHUlUAN Lingkungan adalah bagian dari kehidupan
manusia
yang
unsur lingkungan memegang peranan
sangat
yang cukup penting dalam menentukan
penting. Dari lingkungan didapatkan
proses interaksi antara penjamu dengan
udara untuk bernafas, air untuk minum,
unsur
makanan untuk dimakan dan ruang
terjadinya penyakit. (1)
penyebab biologis
dalam
proses
untuk bergerak. Gangguan lingkungan
Unsur
akan mengganggu kesehatan manusia.
penyebab
Oleh karena itulah
bervariasi mulai dari partikel virus
penyakit
merupakan menular
yang
45
paling sederhana sampai organisme
dan water closed yang kotor, umumnya
multi seluler yang dapat menyebabkan
menghindari
penyakit
bersembunyi di tempat gelap. (3)
pada
manusia.
Unsur
penyebab ini dapat dikelompokkan
cahaya,
siang
hari
Kecoa mempunyai peranan yang
dalam beberapa kelompok seperti virus,
cukup
bakteri, jamur, protozoa, cacing dan
penyakit.
serangga. (2)
Peranan tersebut antara lain; sebagai
Keberadaan berbagai jenis insekta
vektor
penting
dalam
mekanik
penularan
bagi
beberapa
yang merupakan filum arthropoda di
mikroorganisme
lingkungan sangat tidak diinginkan
Streptococcus, Salmonella dan lain-lain
karena dapat menimbulkan gangguan
sehingga
estetika, rasa takut (entomophobia),
penyebaran penyakit disentri, diare,
memberi
dapat
cholera, virus Hepatitis A, polio pada
penyakit.
anak-anak, sebagai inang perantara bagi
kesan
bertindak sebagai
kotor
juga
vektor
patogen
mereka
berperan
spesies
cacing
seperti dalam
Salah satu insekta yang terdapat di
beberapa
dan
lingkungan dan memberikan dampak
menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi
negatif adalah kecoa.(3,4)
alergi seperti dermatitis.(3,4)
Kecoa juga merupakan serangga
Penelitian mengenai kecoa belum
yang hidup di dalam rumah, restoran,
banyak dilakukan beberapa diantaranya
hotel, rumah sakit, gudang, kantor,
yaitu pada tahun 2004, di warung
perpustakaan dan lain-lain. Serangga
makan
ini sangat dekat kehidupannya dengan
Semarang bahwa setelah diidentifikasi
manusia, menyukai bangunan yang
dari 2 species kecoa yaitu Periplaneta
hangat, lembab dan banyak terdapat
americana (80%) dan Blatta orientalis
makanan, hidupnya berkelompok, dapat
(20%)
terbang, aktif pada malam hari seperti
laboratorium diketahui bahwa pada
di dapur, di tempat penyimpanan
tubuh kecoa terdapat nematoda usus
makanan, sampah, saluran-saluran air
yaitu telur Ascaris lumbricoides (10%),
Kelurahan
dari
hasil
Tembalang,
pemeriksaan
46
telur Oxyuris vermicularis (23,3%),
berasal dari rumah tangga maupun dari
telur Trichuris trichiura (3,3%), telur
pasar
cacing tambang (6,7%). Peneliti lain
penyakit. Selain itu di kecamatan
dari
tersebut juga banyak terdapatnya rumah
Universitas
Muhammadiyah,
yang
merupakan
Semarang bahwa mikroorganisme yang
makan
dapat ditularkan oleh kecoa adalah
populasi yang besar di tempat tersebut,
Streptococcus,
dengan demikian proses penularan
Salmonella,
virus
Hepatitis A, Polio dan telur dengan larva cacing, organisme tersebut dapat
sehingga
sumber
kecoa
memiliki
penyakit dapat terjadi. Berdasarkan latar belakang di atas
berasal dari sampah, sisa makanan, atau
penulis
kotoran. Pembuktian yang dilakukan
penelitian tentang “Gambaran Jenis
oleh Harwood dan James pada tahun
Nematoda Usus yang Terdapat pada
1979 bahwa penularan penyakit dapat
Permukaan Tubuh Kecoa (Periplaneta
terjadi melalui organisme pathogen
americana)
sebagai bibit penyakit yang terdapat
Kecamatan
pada
Palembang Tahun 2010”.
sampah
atau
sisa
makanan,
tertarik
untuk
di
melakukan
Rumah
Seberang
Makan
Ulu
I
Kota
dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya
Tujuan Penelitian
dari kecoa kemudian melalui organ
Tujuan Umum
tubuh kecoa, organisme sebagai bibit
Diketahuinya
penyakit
yang terdapat pada permukaan
tersebut
mengkontaminasi
makanan.
Kecoa
Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang
di
samping
padat
jenis nematoda usus
(Periplaneta
tubuh
americana)
Rumah Makan Kecamatan
di
Seberang
Ulu I Kota Palembang Tahun 2010.
penduduknya juga terdapat pasar yang
Tujuan Khusus
merupakan tempat melakukan kegiatan
1. Diketahuinya distribusi frekuensi
berupa jual-beli. Dari kegiatan manusia
jenis nematoda usus yang terdapat
tersebut akan dihasilkan limbah baik
pada permukaan tubuh Kecoa
47
2.
3.
(Periplaneta americana) di Rumah
METODE PENELITIAN
Makan Kecamatan Seberang Ulu I
Jenis
Kota Palembang tahun 2010
adalah
Diketahuinya distribusi frekuensi
sampel penelitian ini adalah Kecoa
sanitasi
Makan
(Periplaneta americana) yang ada di
Kecamatan Seberang Ulu I Kota
rumah makan Kecamatan Seberang Ulu
Palembang tahun 2010
I Kota Palembang yang berjumlah 16
Diketahuinya distribusi frekuensi
rumah makan. Sampel adalah Kecoa
tempat
sampah
(Periplaneta americana) yang ada di
Makan
rumah makan Kecamatan Seberang Ulu
Kecamatan Seberang Ulu I Kota
I Kota Palembang yang diambil secara
Palembang tahun 2010
accidental
Diketahuinya distribusi frekuensi
menggunakan
di
pembuangan
sementara
4.
Rumah
di
Rumah
jenis nematoda usus yang terdapat pada
permukaan tubuh Kecoa
(Periplaneta Rumah
americana)
Makan
di
Kecamatan
Seberang Ulu I Kota Palembang tahun 2010 berdasarkan sanitasi. 5.
Diketahuinya jenis nematoda usus yang terdapat pada permukaan tubuh
Kecoa
(Periplaneta
americana) di Rumah Makan Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang
tahun
2010
berdasarkan tempat pembuangan sampah sementara.
n
Penelitian deskriptif,
yang
digunakan
Populasi
sampling
dalam
dengan rumus:(21)
( z 2 pq z p1q1 p2 q2 ) 2 ( p1 p2 ) 2
berdasarkan rumus tersebut di dapatkan sampel minimal sebanyak 56 ekor kecoa (Periplaneta americana) 16
rumah
makan
di
pada
Kecamatan
Seberang Ulu I Kota Palembang. Maka Jumlah sampel yang diambil masingmasing
sebanyak
(Periplaneta rumah
4
ekor
americana)
makan
di
Kecoa setiap
tersebut.Teknik
Sampling dilakukan secara accidental sampling.
48
2. Tambahkan larutan deterjen
Alat yang digunakan: - Rotator
sampai sampel terendam
- Tabung reaksi dan rak tabung
3. Sentrifuge larutan tersebut
- Kaca penutup
selama 5 menit dengan
- Sentrifuge
kecepatan 2000 rpm, buang
- Tangkai pengaduk
supernatannya tetapi
- Mikroskop
sebelumnya celupkan kecoa tersebur pada supernatan
b. Bahan yang digunakan: - Aquades
berkali-kali.
- Deterjen (NaOH 0,1 N)
4. Teteskan satu tetes endapannya
- Eosin 2%
di atas kaca benda, tambahkan
c. Cara kerja :
satu tetes eosin 2% kemudian
1. Sampel dimasukkan dalam
tutup dengan kaca penutup.
tabung reaksi yang telah diberi
5. Periksa di bawah mikroskop
kode.
dengan pembesaran lensa okuler 10x dan objektif10x.
HASIL PENELITIAN Pada penelitian ditemukan telur
Ancylostoma
duodenale)
yang
Ascaris lumbricoides dan telur cacing
disajikan dalam bentuk tabel-tabel
tambang (Necator americanus dan
sebagai berikut:
Tabel 4.1: Distribusi frekuensi gambaran jenis nematoda usus yang terdapat pada Permukaan tubuh kecoa (Periplaneta americana). Telur Hasil
Al
Tt
Na & Ad
Ov
n
%
n
%
N
%
N
%
Positif
4
25
0
0
1
6,25
0
0
Negatif
12
75
16
100
15
93,75
16
100
45
Jumlah
16
100
16
100
16
100
16
100
Al
: Ascaris lumbricoides
(75%), cacing
Tt
: Trichuris trichiura
positif 0 sampel (0%), negatif 16
Na & Ad : Necator americanus dan
sampel (100%), telur cacing tambang
Ancylostoma duodenale
(Necator americanus dan Ancylostoma
Ov
duodenale) positif 1 sampel (6,25%),
: Oxyuris vermicularis
Trichuris trichiura
negatif 15 sampel (93,75%) dan telur Dari tabel 4.1 di atas diperoleh telur
cacing Oxyuris vermicularis positif 0
cacing Ascaris lumbricoides positif 4
sampel
sampel (25%),
(100%).
negatif 12 sampel
(0%),
negatif
16
sampel
Tabel 4.2: Distribusi frekuensi sanitasi rumah makan di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang Tahun 2010 Sanitasi Rumah Makan
Jumlah
%
Buruk
13
81,25
Baik
3
18,75
Jumlah
16
100
Dari tabel 4.2 di atas diperoleh 13 rumah
makan
(81,25%),
yang
memiliki sanitasi buruk sedangkan
yang memiliki sanitasi baik sebanyak 3 rumah makan (18,75%).
45
Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Tempat Pembuangan Sampah Sementara Di Rumah Makan Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang Tahun 2010 Tempat Pembuangan Sampah
Jumlah
%
Ada
14
87,5
Tidak ada
2
12,5
Jumlah
16
100
Sementara
Dari tabel 4.3 di atas, yang memiliki
pembuangan
sampah
sementara
tempat pembuangan sampah sementara
sebanyak 2 rumah makan (12,5%).
sebanyak 14 rumah makan (87,5%) sedangkan yang tidak memiliki tempat Tabel 4.4: Distribusi frekuensi gambaran nematoda usus yang terdapat pada permukaan Tubuh Kecoa (Periplaneta americana) berdasarkan sanitasi rumah makan. Sanitasi No
Rumah Makan
Telur cacing
Telur
Ascaris lumbricoides
Cacing tambang
n
%
N
%
Buruk 1
-
Positif
4
25
1
6,25
-
Negatif
9
56,25
12
75
-
Positif
0
0
0
0
-
negatif
3
18,75
3
18,75
Baik 2
45
Jumlah
16
100
16
100
Dari tabel 4.4 di atas, rumah makan
(Necator americanus dan Ancylostoma
yang sanitasinya buruk diperoleh telur
duodenale) positif 1 sampel (6,25%),
cacing Ascaris lumbricoides positif 4
negatif 12 sampel (75) dan rumah
sampel (25%),
makan yang sanitasinya baik tidak
(56,25%),
telur
negatif cacing
9 sampel tambang
ditemukan
telur
cacing
(0%).
Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi Gambaran Nematoda Usus Yang Terdapat Pada Permukaan Tubuh Kecoa (Periplaneta Americana) Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah Sementara.
No
Tempat Pembuangan Sampah Sementara
Telur cacing
Telur
Ascaris lumbricoides
Cacing tambang
N
%
N
%
4
25
1
6,25
10
62,5
13
81,25
0
0
0
0
2
12,5
2
16
16
16
Ada 1
-
Positif
-
negatif
Tidak ada 2
Jumlah
-
Positif
-
Negatif
12,5 100
44
Berdasarkan tabel 4.5 di atas rumah
duodenale) positif 1 sampel (6,25%),
makan yang memiliki pembuangan
negatif 13 sampel (81,25) dan rumah
sampah sementara di dapatkan telur
makan yang tidak memiliki tempat
cacing Ascaris lumbricoides positif 4
pembuangan sampah sementara tidak
sampel (25%), negatif 10 sampel
ditemukan telur cacing (0%).
(62,5%),
telur
cacing
tambang
(Necator americanus dan Ancylostoma nematoda usus pada sanitasi rumah makan
4.2 Pembahasan
yang
buruk
lebih
tinggi
Berdasarkan jenis nematoda
dibandingkan dengan rumah makan
usus yang terdapat pada sampel Kecoa
yang memiliki sanitasi yang baik. Pada
(Periplaneta
americana)
sanitasi rumah makan yang buruk
telur
Ascaris
cacing
diperoleh
lumbricoides
diperoleh
telur
cacing
positif
Ascaris
positif sebanyak 4 sampel (25%), telur
lumbricoides
sebanyak
4
cacing tambang (Necator americanus
sampel (25%), telur cacing tambang
dan Ancylostoma duodenale) positif
(Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) positif sebanyak 1 sampel (6,25%). Sedangkan dari 3 rumah
sebanyak 1 Sampel (6,25%). Hal ini
makan yang sanitasinya baik tidak
sesuai dengan teori yang menyebutkan
ditemukan telur cacing (0%).
bahwa
kecoa
merupakan
vektor
Hal ini dikarenakan
mekanik dari berbagai penyakit baik
yang
yang disebabkan oleh bakteri maupun
berkembangnya
parasit, karena telur parasit dapat
mikroorganisme baik berupa bakteri
menempel pada permukaan tubuh
maupun parasit. Dengan sanitasi yang
(3)
kecoa.
Berdasarkan makan, diperoleh
baik
sanitasi
akan
mencegah
dan
penularan
buruk maka penularan dapat terjadi sanitasi
rumah
persentase jenis
terutama
yang
disebarkan
oleh
serangga seperti kecoa, karena kecoa
45
berkembang biak pada tempat yang (14)
sanitasinya buruk
.
mikroorganisme
yang
akan
berkembang seperti parasit, selain itu
Dengan semakin banyaknya
sampah yang terbuka memudahkan
kecoa maka tingkat penularan parasit
serangga seperti kecoa untuk masuk
tersebut semakin tinggi. Oleh karena
sehingga
itu sanitasi yang baik merupakan
mikroorganisme
tindakan pencegahan yang penting.
dalam sampah tersebut(14). Selain itu
Berdasarkan
yang
dengan
terdapat
di
tempat
sejalan pula dengan penelitian pada
pembuangan sampah sementara pada
tahun 2001 bahwa didapatkan telur
14 rumah
cacing
makan
adanya
terkontaminasi
yang memiliki
Ascaris
lumbricoides
dan
tempat pembuangan sampah sementara
Trichuris trichiura pada timbunan
didapatkan telur Ascaris lumbricoides
sampah sementara di pasar 16 Ilir
positif sebanyak 4 sampel (25%), telur
Palembang(23).
cacing tambang positif 1 sampel (6,25%). Sedangkan dari 2 rumah makan yang tidak memiliki tempat
KESIMPULAN
pembuangan sampah sementara tidak
Dari hasil penelitian dapat diambil
ditemukan
kesimpulan sebagai berikut:
telur
lumbricoides, Necator
cacing
Trichuris
americanus,
Ascaris trichiura,
Ancylostoma
1. Jenis
nematoda
usus
yang
ditemukan dari 16 sampel,
duodenale dan Oxyuris vermicularis
yaitu
(0%).
lumbricoides 4 sampel (25%), Hal
Ascaris
telur cacing tambang (Necator
ada
hubungan
americanus dan Ancylostoma
dengan
penyakit-
duodenale) 1 (6,25%), dan
penyakit yang ditularkan oleh tikus,
tidak ditemukan telur cacing
lalat, nyamuk, kecoa dan lain-lain.
Trichuris trichiura dan Oxyuris
Dengan adanya sampah maka banyak
vermicularis.
antara
sejalan
cacing
dengan
pernyataan
ini
telur
bahwa
sampah
46
2. Distribusi
frekuensi
sanitasi
rumah makan, diketahui bahwa 13
rumah
makan
cacing (0%) dari 3 rumah makan yang sanitasinya baik.
yang
5. Distribusi
buruk
nematode
frekuensi
memiliki
sanitasi
(81,25%),
sedangkan
yang
tempat pembuangan sampah
memiliki
sanitasi
baik
sementara
rumah
makan
sebanyak
3
(18,75%).
usus
jenis
berdasarkan
didapatkan
telur
cacing Ascaris lumbricoides sebanyak 4 sampel (25%), telur
3. Distribusi
frekuensi
yang
cacing
tambang
1
sampel
memiliki tempat pembuangan
(6,25%) pada 14 rumah makan
sampah sementara sebanyak 14
yang
rumah makan (87,5%) dan
pembuangan sampah sementara
yang tidak memiliki tempat
dan
pembuangan sampah sementara
cacing Ascaris lumbricoides,
sebanyak
Trichuris trichiura, Necator
2 rumah makan
(12,5%).
memiliki tidak
americanus,
4. Distribusi
frekuensi
nematode
usus
jenis
berdasarkan
tempat
ditemukan
telur
Ancylostoma
duodenale
dan
vermicularis
dari
Oxyuris 2
rumah
sanitasi rumah makan diperoleh
makan yang tidak memiliki
telur
tempat pembuangan sampah
cacing
Ascaris
lumbricoides sebanyak 4 sampel (25%), telur cacing tambang (Necator Ancylostoma
americanus duodenale)
dan 1
sampel (6,25%) pada sanitasi rumah makan yang buruk, dan sedangkan tidak ditemukan telur
sementara.
47
SARAN
8.
Garcia, Lyne S, Bruckner, david A. 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. EGC; Jakarta.
9.
Prianto, Juni, dkk. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Bagi pemilik rumah makan diharapkan memperhatikan kebersihan lingkungan, menutup tempat sampah dan tidak membiarkan
sampah
menumpuk,
wadah penyimpanan makanan ditutup rapat, agar penularan parasit melalui kecoa ke makanan tidak terjadi. DAFTAR PUSTAKA 1.
Noor, Nur Nasry. 1997. Epidemiologi Dasar. Rineka Cipta: Jakarta.
2.
---------------------.2000. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular Cetakan I. Rineka Cipta: Jakarta.
3.
Depkes. 2009. Pedoman Pengendalian Kecoa. www.depkes.go.id/downloads/ pengendalian%20kecoa.pdf (Diak ses : 26 september 2010).
4.
Alimansyah. 2009. Mengenal Kecoa, Serangga Sang Pengganggu. (duniaveteriner.com/2009/12 diakses 26 September 2010)
5.
Soedarto. 1990. Protozologi Kedokteran edisi I. Widya Medika: Jakarta.
6.
Arto.
7.
Santoso, Nugroho Iman. 1989. Parasitologi Medik Protozologi Jilid I. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan DepKes RI: Jakarta.
1996. Atlas Helmintologi Kedokteran. EGC: Surabaya.
10. Gandahusada, Srisasi, dkk. Parasitologi Kedokteran Ketiga. Gaya Baru: Jakarta
1988. Edisi
11. Mayasari, Elisa. 2009. Gambaran Keberadaan Telur Cacing SoilTransmitted Helminthes (STH) Pada Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Di Kebun Sayur Di Kelurahan Kenten . KTI Ahli Madya Analis Kesehatan Poltekkes DepKes : Palembang. (tidak dipublikasikan) 12. Onggowaluyo, Jangkung Samidjo. 2001. Parasitologi Medik I Helmintologi.EGC: Jakarta. 13. Towidjoyo, Mukayat D.1987. Parasit dan Parasitisme Edisi Pertama. Media Sarana Press: Jakarta 14. Ati, Retno, Yuliarsih. 2002. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. Grasindo: Jakarta. 15. Sutidja, Trim. 1992. Daur Ulang Sampah Cetakan ke-2. Bumi Aksara: Jakarta. 16. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Cetakan Ke-2. Rineka Cipta : Jakarta. 17. Murti, Tiara. 2009. Gambaran Jenis Parasit Yang Terdapat Pada Permukaan Tubuh Lalat Musca Domestica Di Rumah Makan Kecamatan Sako Palembang . KTI Ahli Madya Analis Kesehatan Poltekkes DepKes: Palembang. (tidak dipublikasikan). 18. Adji, Wied Harry. 1994. Memproses Sampah. Penebar Swadaya: Jakarta.
48
19. Harto. 1987. Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. UI – Prees: Jakarta. 20. .Notoatmojo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. PT Asdi Mahasatya: Jakarta. 21. Jokronegoro, A. 1999. Metodelogi Penelitian Bidang Kedokteran. FKUI: Jakarta.
22. Yulianto, Evi. 2007. Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Kejadian Penyakit Cacingan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Rowosaro 01 Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Skripsi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universita Negeri Semarang (UNNES). Semarang.