Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
Ihtiati, Efektifitas …
dapat berhasil mencari nafkah dengan bekrja kepada orang lain atau mandiri, hidup layak, dapat bersosialisasi dan bermasyarakat.
EFEKTIFITAS SEKOLAH Ihtiati
BAB II PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang memegang peranan penting didalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menghasilkan tenaga terdidik sehingga mampu menjawab tantangantantangan yang sangat cepat.Pada Negara-negara yang sedang berkembang kebutuhan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan keterampilan penduduknya melalui pendidikan sangatlah besar. Sejumlah pembicara dalam berbagai seminar, diskusi atau tulisan di media massa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan, mutu SDM Indonesia saat ini masih ketinggalan dan berada di belakang Negara-negara maju dan Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Usaha yang berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas system pendidikan sungguh penting, karena dapat meneingkatkan kontribusi yang pada gilirannya dapat mengembangkan ekonomi dan budaya, keadilan, produktivitas dan kesejahteraan individu serta akhirnya masa depan bangsa. Hal ini pula yang menjadi salah satu pertimbangan ditetapkannya UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa system pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan Pemahaman tentang sekolah yang eektif terlebih dahulu perlu memahami sekolah sebagai suatu system. Hal ini penting karena konsep sekolah efektif terkait erat dan tak terpisahkan dengan pemahaman secara komprehensif mengenai sekolah sebagai suatu system yang secara keseluruhan terdiri atas komponen input, proses dan output/outcome. Output sekolah tidak hanya diukur dari lulusannya, pada umumnya diukur dari tingkat kinerjanya. Kinerja sekolah bukan seamta-mata kinerja siswa yang belajar, tetapi kinerja seluruh komponen system, artinya kinerja sekolah adalah pencapaian atau prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses persekolahan. Secara kasat mata, outcome pendidikan sekolah dasar dan menengah adalah siswa yang daapt melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi. Sedangkan bila ia tidak melanjutkan maka dalam kehidupannya
115
1. Pengertian Efektivitas Sekolah Dalam memaknai efektivitas setiap orang dapat member arti yang berbeda sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan-kepentingan masing-masing.Secara umum teori keefiktivitasan berorientasi pada tujuan. Hal ini sesuai dengan beberapa pendapat yang dikemukakan ahli tentang keefektivan seperti yang dikemukakan dari Aan Komariah, menurut Etzioni bahwa keefektivan adalah derajat dimana organisasi mencaapi tujuannya, sedangkan menurut Steers keefektifan menekankan perhatian pada kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan yang akan dicapai.1Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur, atau mujarab, dapat membawa hasil.2Jadi efektifitas adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektifitas menunjukkan ketercapaian sasaran/tujuan yang telah ditetapkan.Efektifitas sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan dan personel lainnya; siswa, kurikulum, sarana-prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dengan masyarakatnya, pengelolaan bidang khusus lainnya hasil nyatanya merujuk kepada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan. Efektifitas juga ditelaah dari: 1. Masukan yang merata; 2. Keluaran yang banyak dan bermutu tinggi; 3. Ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun; 4. Pendapatan lulusan yang memadai3 Berbagai kelemahan yang berkembang di masyarakat dan dengan mempertimbangkan akar budaya masyarakat yang menjunjung tinggi nilainilai agama, maka sekolah di Indonesia seharusnya dikembangkan untuk
1
Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2005, Visionary LeadershipMenuju Sekolah Efektif.Jakarta, Bumi Aksara, h. 7 2 Depdikbud, 1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka 3 Engkoswara,1988, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta, Dirjen Dikti.
116
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
membantu siswanya menguasai kompetensi yang berguna bagi kehidupannya dimasa depan, yaitu: a) Kompetensi keagamaan, meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan yang diperlukan untuk dapat menjalankan fungsi sebagai hamba Allah Yang Maha Kuasa dalam kehidupan seharihari. b) Kompetensi akademik, meliputi pengetahuan, sikap, kemampuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan jenjang pendidikannya. c) Kompetensi ekonomi, meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi agar dapat hidup layak di dalam masyarakat, dan d) Kompetensi social pribadi, meliputi pengetahuan, system nilai, sikap dan keterampilan untuk dapat hidup adaptif sebagai warga Negara dan warga masyarakat internasional yang demokratis.4 2. Konsep Sekolah Efektif Sekolah harus dipahami sebagai satu kesatuan system pendidikan yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain. Asas terpenting dan menjadi landasan bergerak dalam pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif adalah pernyataan bahwa “semua anak dapat belajar”.Hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa sekolah merupakan wahana yang menyediakan tempat yang terbaik bagi anak untuk belajar.Artinya semua upaya manajemen dan kepemimpinan yang terjadi di sekolah diarahkan bagi usaha membuat seluruh peserta didik belajar. Essensi yang terkandung pada paragraph diatas adalah fungsi sekolah sebagai tempat belajar yang memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pengalaman pembelajaran yang bermutu bagi peserta didiknya. Sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil belajar yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya. Mutu pembelajaran dan hasil belajar yang memuaskan tersebut merupakan produk akumulatif dari seluruh layanan yang dilakukan sekolah dan pengaruh dari suasana/iklim yang kondusif yang diciptakan di sekolah. Sekolah harus dipahami sebagai satu kesatuan system pendidikan yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain. A. Sekolah Efektif dalam Perspektif Mutu Pendidikan Penyelenggaraan layanan belajar bagi peserta didik biasanya dikaji dalam konsteks mutu pendidikan yang erat hubungannya dengan kajian kualitas manajemen dan sekolah efektif.Dilingkungan system persekolahan, konsep 4
Ibid
117
Ihtiati, Efektifitas …
mutu pendidikan dipersepsi berbeda-beda oleh berbagai pihak. Menurut persepsi kebanyakan orang (orang tua dan masyarakat pada umumnya), mutu pendidikan di sekolah secara sederhana dilihat dari perolehan nilai atau angka yang dicapai seperti ditunjukkan dalam hasil ulangan dan ujian. Sekolah dianggap bermutu apabila sebagian besar atau seluruh siswanya memperoleh angka/nilai yang tinggi, sehingga berpeluang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.Persepsi tersebut tidak keliru apabila nilai atau angka tersebut diakui sebagai representasi dari totalitas hasil belajar, yang dapat dipercaya menggambarkan derajat perubahan tingkah laku atau penguasaan kemampuan yang menyangkut aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.Dengan demikian, hasil pendidikan yang bermutu memiliki nuansa kuantitatif dan kualitatif. Kinerja sekolah dapat digambarkan sebagai berikut: komponen input merupakan potensi dasar yang akan dikembangkan untuk selanjutnya diproses melalui teknik tertentu dengan pemanfaatan sarana dan prasarana serta semua potensi internal untuk mencapai kualitas output. Pencapaian kualitas output sangat dipengaruhi oleh adanya kualitas proses internal yang dilakukan. Gambar Kinerja Sekolah KUALITAS DAN INOVASI
INPUT
PROSES
OUTPUT
OUTCOME efektifitas
produktivitas Efisiensi efisien
Kemampuan umum yang dimiliki seorang anak biasanya dipergunakan sebagai predictor untuk menjelaskan tingkat kemampuan menyelesaikan program belajar, sehingga kemampuan ini sering disebut sebagai scholastic attitude atau potensi akademik. Seorang siswa yang memiliki potensi akademik yang tinggi diduga memiliki kemampuan yang tinggi pula untuk menyelesaikan program-program belajar atau tugas-tugas belajar pada umumnya di sekolah, dan karenanya diperhitungkan akan memperoleh prestasi yang diharapkan. Sementara itu, kemampuan khusus atau bakat dijadikan predictor untuk berprestasi dengan baik dalam bidang kajian khusus seperti dalam bidang karya seni, musik, akting dan sejenisnya.Atas dasar pemahaman ini, maka 118
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
untuk memperoleh mutu pendidikan sekolah yang baik, para siswa yang dilayaninya harus memiliki potensi yang memadai untuk menyelesaikan program-program belajar yang dituntut oleh kurikulum sekolah. Kemampuan professional guru direfleksikan pada mutu pengalaman pembelajaran siswa yang berinteraksi dalam kondisi proses belajar mengajar. Kondisi ini sering dipengaruhi oleh (1) tingkat penguasaan guru terhadap bahan pelajaran dan penguasaan struktur konsep-konsep keilmuannya, (2) metode, pendekatan, gaya/seni dan prosedur mengajar, (3) pemanfaatan fasilitas belajar secara efektif dan efisien, (4) pemahaman guru terhadap karakteristik kelompok dan perorangan siswa, (5) kemampuan guru menciptakan dialog kreatif dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, dan (6) kepribadian guru. Atas dasar analisis tersebut, maka upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus disertai dengan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan professional dan memperbaiki kualitas kepribadian gurunya. Budaya sekolah adalah seluruh pengalaman psikologis para siswa (social, emosional, dan intelektual) yang diserap oleh mereka selama berada dalam lingkungan sekolah. Respon psikologis keseharian siswa terhadap hal-hal seperti cara guru dan personil sekolah lainnya bersikap dan berprilaku, implementasi kebijakan sekolah, kondisi dan layanan warung sekolah, penataan keindahan, kebersihan dan kenyamanan kampus, semuanya membentuk budaya sekolah. Aspek penting yang turut membentuk budaya sekolah adalah kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan sekolah yang efektif merupakan sumber nilai dan semangat, sumber tatanan dam prilaku kelembagaan yang berorientasi kea rah dan sejalan dengan pencapaian visi dan misi sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah hendaklah seorang yang memiliki visi dan misi kelembagaan, memiliki kemampuan konseptual, memiliki keterampilan dan seni dalam hubungan manusia, menguasai aspek-aspek teknis dan substantive pekerjaannya, memiliki semangat untuk maju serta memiliki semangat mengabdi dan karakter yang diterima oleh lingkungannya. Dari tema analisis sekolah efektif dalam perspektif mutu pendidikan dapat dikatakan bahwa sekolah yang efektif adalah sekolah yang: (1) memiliki masukan siswa dengan potensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, (2) dapat menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu, (3) memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas ddan efisiensi kegiatan belajar mengajar, (4) memiliki kemampuan menciptakan budaya sekolah yang kondusif sebagai refleksi dari kinerja kepemimpinan professional kepala sekolah. B. Sekolah efektif dalam Persepektif Manajemen Manajemen sekolah merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengerahan tindakan dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. 119
Ihtiati, Efektifitas …
Tindakan-tindakan manajemen tersebut bersumber pada kebijakan dan peraturan-peraturan yang disepakati bersama yang diwujudkan dalam bentuk sikap, nilai dan perilaku dari seluruh orang yang terlibat di dalamnya.Tindakantindakan manajemen tidak berlangsung dalam satu isolasi, melainkan terjadi dalam satu keutuhan kompleksitas system. Apabila dilihat dalam perspektif ini, maka dimensi sekolah efektif meliputi (a) Layanan belajar bagi siswa, (b) pengelolaan dan layanan siswa (sarana dan prasarana sekolah), (c) program dan pembiayaan, (d) partisiapsi Masyarakat dan (e) Budaya sekolah. C. Sekolah Efektif dalam perspektif Teori Organisme Menurut O’Neil yang dikutip dari Suyanto, sekolah efektif mampu mewujudkan apa yang disebut sebagai “Self-renewing schools” atau “adaptive schools” yaitu suatu kondisi dimana kelembagaan sekolah sebagai suatu entitas mampu menangani permasalahan yang dihadapinya sementara menunjukkan kapabilitasnya dalam berinovasi. Menurut teori organism, dunia ini bukan benda mati, melainkan merupakan suatu energy yang memiliki kapasitas berubah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam perspektif ini, maka bentuk kehidupan apapun hanya akan bertahan apabila organism itu mampu memberikan respon yang tepat untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya. Kondisi ini berlaku untuk sekolah, dimana Garmston dan Wellman menyebutnya sebagai “The Adaptive Organism”. Dengan demikian untuk bisa beradaptasi sekolah sebagai organisasi harus secara terus-menerus mempertanyakan dua hal yang sangat essensial, yaitu: (1) apakah yang menjadi hakikat keberadaan sekolah? Dan (2) apakah yang menjadi tujuan utamanya? 3. Karakteristik dan Indikator Sekolah Efektif Tidak semua sekolah yang memiliki kelengkapan semua komponen system dikatakan efektif. Ini sangat tergantung pada tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan pada masing-masing komponen, terutama bermuara pada ketercapaian output sekolah, yaitu lulusan yang bermutu sebagai sentral tujuan pendidikan. Komponen-komponen pendukung, pelaksana dan penentu keberhasilan lulusan perlu mendapat perhatian dan kepuasan, akan tetapi hasil akhir dari system pendidikan itu adalah ditujukan pada lulusan. Lulusan yang menampakkan kompetensi yang dipersyaratkan adalah lulusan yang sesuai dengan criteria sekolah efektif.Namun demikian, kebermutuan pada komponen pendukung, pelaksana dan penentu keberhasilan lulusan menjadi indicator yang turut menentukan keberhasilan pendidikan. Selanjutnya, ada beberapa cirri penting bagi sekolah yang efektif menurut Sackney yang dikutip oleh Suyanto, yaitu: 1. Adanya visi dan misi yang dipahami bersama oleh komunitas sekolah yang dari sini dapat dirinci lagi, menjadi: 120
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
Adanya system nilai dan keyakinan yang saling dimengerti oleh komunitas sekolah - Adanya tujuan sekolah yang jelas - Adanya kepemimpinan isntruksional 2. Iklim belajar yang kondusif di sekolah yang meliputi: - Adanya keterlibatan dan tanggung jawab siswa - Lingkungan fisik yang mendukung - Prilaku siswa yang positif - Adanya dukungan keluarga dan masyarakat terhadap sekolah. 3. Ada penekanan pada proses belajar, ayng terdiri dari: - Memusatkan diri pada kurikulum dan instruksional - Ada pengembangan dan kolegialitas para guru - Adanya harapan yang tinggi dari komunitas sekolah dan - Adanya pemantauan yang berualng-ulang terhadap kemajuan belajar Sekolah efektif diidentifikasikan sebagai sekolah yang dapat menyelenggarakan proses belajar yang efektif karena cirri khas dari lembaga sekolah adalah terjadinya proses belajar mengajar. Dengan demikian dalam sekolah yang efektif terdapat proses belajar yang efektif, dengan cirri-ciri: 1. Aktif bukan pasif; 2. Tidak kasat mata; 3. Rumit, bukan sederhana; 4. Dipengaruhi oleh adanya perbedaan individual diantara peserta didik; 5. Dipengaruhi oleh berbagai konteks.
Ihtiati, Efektifitas …
-
Input
Kebutuhan masyarakat Lingkungan Dukungan orang tua siswa dan lingkungan sekolah Adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan orang tua siswa Dukungan keluarga dan masyarakat terhadap sekolah Kebijakan yang Dukungan yang efektif dari system pendidikan kuat Fleksibilitas dan otonomi Kepemimpinan Kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah yang kuat terhadap kualitas pengajaran Kepala sekolah mempunyai program in service Visi sekolah Dukungan materi yang cukup Waktu pembelajaran yang cukup Kualitas guru Sikap positif dari para guru Pemahaman yang mendalam terhadap pengajaran Siswa Harapan yang tinggi dari siswa
121
Iklim sekolah
Kurikulum
Output
Hasil siswa
belajar
Outcome
Tabel 2 Ciri Sekolah Efektif konteks
Proses
Kesempatan kerja
Umpan balik secara cepat/segera Tanggung jawab yang diakui secara umum Prilaku siswa yang positif Adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan di sekolah Lingkungan fisik yang mendkung dan nyaman Iklim yang nyaman dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan pembelajaran Pengembangan staf dan iklim sekolah yang kondusif untuk belajar Peraturan disiplin Adanya penghargaan dan insentif Adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi Harapan yang tinggi dari komunitas sekolah Pengembangan dan kolegialitas pada guru Adanya pengorganisasian kurikulum Menetapkan sasaran yang jelas dan upaya untuk mencapainya Siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik Mampu mendemonstrasikan kebolehannya mengenai seperangkat kriteria
Konsep desentrasilasi dalam pendidikan muncul sejalan dengan perkembangan pola berpikir masyarakat sebagai salah satu dampak pembangunan pendidikan. Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, berarti Pemerintah Daerah memiliki kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan termasuk didalamnya penyelenggaraan system pendidikan, kecuali dalam kewenangan politik luar negeri, pertahanan keamanan, yustisi, moneter dan fiscal, serta agama seperti yang disebutkan dalam pasal 10 ayat (3). Perluasan kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan tersebut diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan dan memberikan manfaat lebih luas kepada masyarakat maupun kelancaran pelaksanaan fungsi dan tugas organisasi daerah. Pengembangan desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional bukan berarti setiap daerah mengembangkan program pendidikan masing-masing dengan melepaskan diri dari pemerintahan pusat, pengembangan 122
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
desentralisasi disini dimaksudkan bahwa pemerintah pusat memberikan pengakuan yang lebih besar terhadap kekuasaan dan kewenangan pemerintah daerah dalam mengelola pendidikan sesuai dengan potensi dan kepentingan masing-masing daerah. Secara operasional, sekolah efektif memiliki keleluasaan untuk mengembangkan program-program yang sudah dirancangnya bersama stakeholder untuk mewujudkan prestasi sekolah yang unggul.Para pemimpin tidak lagi sungkan melontarkan ide cemerlangnya yang berbeda dari biasanya untuk membangun sekolah. Desentralisasi menjadi peluang besar untuk menciptakan sekolah yang efektif.Hal yang pokok berkenaan dengan keterkaitan antara sekolah efektif dan desentralisasi adalah bahwa sekolah efektif mensyaratkan sumber daya professional yang memiliki kemandirian dan dapat memberdayakan semua kemampuannya.Persoalannya sekarang adalah dapatkah pemimpin memanfaatkan dan memiliki kesadaran penuh bahwa tugas dan tanggung jawabnya untuk membangun bangsa dimulai dari kebijakan-kebijakan kepemimpinannya untuk menciptakan profesionalisme yang memiliki kemandirian dan dapat memberdayakan berbagai potensi yang ada. Membangun budaya sekolah agar suatu sekolah menjadi sekolah efektif merupakan tantangan bagi daerah dalam menangani otonomi pendidikan.Semasa sentralisasi pendidikan, sekolah-sekolah dikelola tanpa memperhatikan efektivitas suatu sekolah. Bahkan ada suatu tolok ukur yang amat trivial, dan sebenarnya misleading bagi proses pendidikan di sekolah, dimana pencapaian prestasi sekolah selalu dikaitkan dengan NEM. Akibatnya, segala daya yang dimiliki sekolah dikerahkan sedemikian rupa agar memperoleh hasil NEM yang tinggi, bahkan proyek-proyek perbaikan kualitas sekolah juga memiliki parameter peningkatan NEM. Dan yang lebih fatal lagi masyarakat juga sangat menikmati kebijakan itu, sehingga jika seorang anak memiliki NEM yang tinggi orang tua anak bersangkutan sangat bangga mempedulikan kerusakan aspek efektif pada diri anak.Dalam era otonomi pendidikan, keadaan ini harus diubah.Sekarang ini telah lahir paradigma baru mengenai keberhasilan seseorang dalam kehidupan masyakarat yang nyata.
Ihtiati, Efektifitas …
3. Sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja, artinya bukan semata-mata kinerja siswa yang belajar tetapi kinerja seluruh komponen system. 4. Cirri-ciri sekolah efektif ditentukan oleh adanya aspek-aspek yang diperlukan dalam menentukan keberhasilan sekolah. 5. Pada sekolah efektif semua siswa dijamin dapat berkembang, sebaliknya pada sekolah yang tidak efektif hanya siswa tertentu (yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar) yang dapat berkembang. 6. Pengertian penilaian sekolah efektif dirumuskan penilaian terhadap keoptimalan berfungsinya setiap komponen sekolah dalam mendukung penguasaan kompetensi yang harus dikuasai oleh para siswa. 7. Keragaman rumusan tentang karakteristik umum sekolah efektif disejumlah tempat/Negara dipengaruhi oleh konteks budaya setempat dan filosofi tentang tujuan dan fungsi sekolah serta asumsi tentang variable yang dominan dalam menentukan keefektifan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta, 1997. Anonim, Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas, 2005, Bandung, Nuansa Aulia Depdikbud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Rosdakarya, Bandung, 2005 Edward Sallis, 2005, Total Quality Management in Education. New Jersey, Prentice Hall, Inc Indra Jati Sidi, 2003, Menuju Masyarakat Belajar, Jakarta, Paramadina Mukhtar, 2006, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bahan Ajar Akta 104/3 SKS/Modul 1-13, Pusat Penerbitan Program Akta Mengajar Bidang Studi Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi Mukhtar, Samsu dan Rusmini, 2002, Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta, Nimas Multima
BAB III PENUTUP
Suyanto, Internet: Http://www.dikdasmen.org/sekolah efektif.html-11k
Kesimpulan 1. Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran/tujuan (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. 2. Sekolah yang efektif adalah sekolah yang menetapkan keberhasilan pada input, proses, output dan outcome yang ditandai dengan berkualitasnya komponen-komponen tersebut. 123
Taylor, (Ed), 1990, Case Studies in Effective School Reseach. Kendal/Hunt Publishing Company Tola dan Furqon.2002 Internet:http://www.depdiknas.go.id/jurnal/44/htm Walter W Mc.Mahon, 2004, Sistem Informasi Manajemen Berbasis Efisiensi, Nunik Nurjanah, Jakarta, Logos 124