نخبـة اإلعـالم الجهـادي
[]1
مكتبة جهزونا
ِ ْجه ِ اد" ~ للشيخ /محمد المرشدي ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل ِ َ
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي بسم اهلل الرمحن الرحيم Nukhbatul I’lam Al-Jihadiy Divisi Publikasi dan Penerbitan
Mempersembahkan Transkip Rekaman berjudul
َِد ْعوةٌ ل ِ ْجه ِ اد ل َ َ
Seruan Untuk Jihad Oleh: Fadhilatusy Syaikh Harits bin Ghozy An-Nazhory Hafizhohullahu Ta’ala (Dikenal dengan nama Muhammad Al-Mursyidy)
Diterbitkan oleh: Yayasan Al-Malahim Untuk Penerbitan Berita 6 Syawal 1432 H / 9 April 2011 M
Di Indonesiakan oleh: Abu Hamzah79 hafidhohulloh
Edisi Indonesia Dihadirkan oleh: Jahizuna Publishing & Maktabah Jahizuna 29 Rabiul Awal 1433 H / 22 Februari 2012
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
]2[
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
Segala puji bagi Allah, pemberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Muhammad, utusan Allah, yang Allah utus dengan membawa petunjuk dan diin kebenaran supaya Dia memenangkannya di atas seluruh diin meskipun orang-orang musyrik benci. Amma ba’du: Sesungguhnya Allah tidak menciptakan makhluk dengan main-main dan meninggalkan mereka begitu saja (tanpa pertanggungjawaban). Tapi Dia mengutus rosul-rosul pada mereka agar mereka beriman. Allah jalla wa ‘ala berfirman:
ِ ِ ِ َكا َن النَّاس أ َُّمةً و ِِ ني َ اح َد ًة فَبَ َع َ ْ َاب بِا ْْلَ ّْق ليَ ْح ُك َم ب َ ّْث اللَّوُ النَّبِي َ َين َوأَنْ َزَل َم َع ُه ُم الْكت َ ُ َ ين َوُمْنذر َ ني ُمبَ ّْش ِر ِ ِ ِ َّ َِّ ِ ِ ََّاس فِيما اخت لَ ُفوا فِ ِيو ۚ وما اخت ل ات بَ ْغيًا بَْي نَ ُه ْم ۚ فَ َه َدى َ ْ َ ِ الن َ َْ ََ ُ َين أُوتُوهُ م ْن بَ ْعد َما َجاءَتْ ُه ُم الْبَ يّْ ن َ ف فيو إَّل الذ ِ ِ َّ َّ ٍ اْل ّْق بِِإ ْذنِِو ۚ واللَّو ي ه ِدي من ي َشاء إِ َ َٰل ِصر ِِِ ﴾٢١٣﴿ اط ُم ْستَ ِقي ٍم ْ ين َآمنُوا ل َما َْ اختَ لَ ُفوا فيو م َن َ اللوُ الذ ُ َ ْ َ َْ ُ َ َ “Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan. Allah menurunkan bersama mereka kitab dengan membawa kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 213) Dengan diutusnya para rosul, Bani Adam terpecah menjadi dua golongan: mukmin dan kafir. Allah ta’ala berfirman:
ِ ىو الَّ ِذي خلَ َق ُكم فَ ِمْن ُكم َكافِر وِمْن ُكم م ْؤِمن ۚ واللَّو ِِبَا تَعملُو َن ب ﴾٢﴿ ص ٌري َ َْ ُ َ ٌ ُ ْ َ ٌ ْ ْ َ َُ “Dialah yang menciptakan kalian. Maka di antara kalian ada yang kafir dan di antara kalian ada yang mukmin. Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.” (QS. At-Taghobun [64]: 2) Ini adalah dua golongan, tidak ada golongan yang ketiga. Satu golongan di surga dan satu golongan di neraka. Dengan terbaginya makhluk menjadi dua golongan maka diikatkan permusuhan diantara keduanya. Orang-orang kafir menjadikan orang-orang mukmin sebagai musuh. Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk memusuhi orang-orang kafir. Allah ta’ala berfirman:
ِ ِ ﴾١٠١﴿ ين َكانُوا لَ ُك ْم َع ُد ِّوا ُمبِينًا َ إ َّن الْ َكاف ِر “Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (QS. An-Nisa’ [4]: 101)
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
]3[
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
Allah pun mengabarkan tentang orang-orang kafir dengan firman-Nya:
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ت َوُى َو ْ استَطَاعُوا ۚ َوَم ْن يَ ْرتَد ْد مْن ُك ْم َع ْن دينو فَيَ ُم ْ َوََّل يََزالُو َن يُ َقاتلُونَ ُك ْم َح َّ َّٰت يَ ُرُّدوُك ْم َع ْن دين ُك ْم إِن ِ ﴾٢١٧﴿ اب النَّا ِر ۚ ُى ْم فِ َيها َخالِ ُدو َن َ ِت أ َْع َما ُُلُ ْم ِِف الدُّنْيَا َو ْاْل ِخَرِة ۚ َوأُوٰلَئ َ َِكافٌر فَأُوٰلَئ ْ َك َحبِط ْ كأ ُ َص َح “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat) mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kalian dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 217) Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan pada hamba-hamba-Nya yang mukmin untuk memerangi orang-orang kafir dan menguji mereka dengan hal itu, padahal perang adalah sesuatu yang mereka benci. Allah ta’ala berifman:
ِ ال َوُى َو ُك ْرهٌ لَ ُك ْم ۚ َو َع َس ٰى أَ ْن تَكَْرُىوا َشْيئًا َوُى َو َخْي ٌر لَ ُك ْم ۚ َو َع َس ٰى أَ ْن ُُِتبُّوا َشْيئًا ُ َب َعلَْي ُك ُم الْ ِقت َ ُكت ﴾٢١٦﴿ َوُى َو َشّّر لَ ُك ْم ۚ َواللَّوُ يَ ْعلَ ُم َوأَنْتُ ْم ََّل تَ ْعلَ ُمو َن “Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian. Boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedang kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 216) Syaikh As-Sa’diy rohimahullah berkata: “Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwa jihad adalah dibenci oleh nafsu karena di dalamnya terdapat kelelahan, kesusahan, mendapat bermacam-macam ketakutan, dan membawa diri pada kebinasaan. Meskipun demikian, jihad adalah kebaikan semata karena di dalamnya terkandung pahala yang besar, menjaga diri dari siksa yang pedih, pertolongan untuk mengalahkan musuh, kemenangan dengan membawa ghonimah, dll.” Beban syariat jihad merupakan ujian dari Allah bagi para hamba-Nya untuk memisahkan yang buruk dari yang baik. Allah berfirman:
ِ أَم ح ِسبتُم أَ ْن تُْت رُكوا ولَ َّما ي علَ ِم اللَّو الَّ ِذين جاى ُدوا ِمْن ُكم وََل ي ت ِ َّخ ُذوا ِمن د ون اللَّ ِو َوََّل َر ُسولِِو َوََّل ُ ْ َ َ َ ُ َْ َ َ ََْ ْ ْْ َ ْ ِ ِالْمؤِمن ﴾١٦﴿ يجةً ۚ َواللَّوُ َخبِ ٌري ِِبَا تَ ْع َملُو َن َ ُْ َ ني َول
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam bukti) orang-orang yang berjihad di antara kalian dan tidak mengambil menjadi teman setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman? Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. At-Taubah [9]: 16)
Syaikh As-Sa'diy rohimahullah berkata: “Allah mensyari'atkan jihad agar tujuan yang agung ini tercapai, yaitu terpisahnya orang-orang jujur yang tidak memihak kecuali pada diinullah dari orang-orang dusta yang mengklaim beriman padahal mereka mengambil walijah (teman setia) dan wali (pemimpin dan pelindung) selain Allah, rosul-Nya, dan orang-orang mukmin.” Allah ta'ala berfirman:
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
]4[
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
ِ َّ َّ ِ ِ َّ اى ُدوا ِمْن ُكم وي ْعلَم ﴾١٤٢﴿ ين ْ أ َْم َح ِسْبتُ ْم أَ ْن تَ ْد ُخلُوا َ ين َج َ الصاب ِر َ اْلَنَّةَ َولَ َّما يَ ْعلَم اللوُ الذ َ ََ ْ
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal Allah belum mengetahui (dengan bukti) orang-orang yang berjihad di antara kalian dan belum mengetahui (dengan bukti) orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imron [3]: 142) Ibnu Katsir rohimahullah berkata: “Maksudnya tidak layak bagi kalian untuk masuk surga sampai kalian mendapat ujian dan Allah melihat diantara kalian orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dan orang-orang yang sabar di atas melawan musuh-musuh.” Allah ta'ala berfirman:
ِ ِ َّ اى ِدين ِمْن ُكم و ﴾٣١﴿ َخبَ َارُك ْم ْ ين َونَْب لَُو أ َ ْ َ َولَنَْب لَُونَّ ُك ْم َح َّ َّٰت نَ ْعلَ َم الْ ُم َج َ الصاب ِر
“Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian sehingga Kami mengetahui (dengan bukti) orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian dan Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwal kalian. ” (QS. Muhammad [47]: 31) Asy-Syaukaniy rohimahullah berkata: “Maksudnya sungguh Kami akan memperlakukan kalian seperti memperlakukan orang yang diuji dengan Kami perintahkan kalian untuk berjihad sehingga Kami mengetahui (dengan bukti) siapa yang mengerjakan perintah untuk berjihad dan bersabar di atas din-Nya dan kesusahan pada apa yang dibebankan padanya.” Wahai orang-orang mukmin! Sesungguhnya jihad itu adalah rasa sakit, luka-luka, penawanan, dan kehilangan orang-orang yang dicintai. Tapi ini adalah hikmah Allah. Di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak. Allah ta'ala berfirman:
ِ اْلو ِ س والثَّمر ِ ٍ وع ونَ ْق ٍِ ِ ِ ِ َّ ات ۚ وب ّْش ِر ين ْ ف َو ََ َْْ َولَنَْب لَُونَّ ُك ْم ب َش ْيء م َن َ ِ ُاْل َ الصاب ِر َ َ َ ِ ص م َن ْاْل َْم َوال َو ْاْلَنْ ُف ِ ِ ِ ﴾ الَّ ِذين إِذَا أَصاب ْت هم م١٥٥﴿ ات ِم ْن َرِّّْبِ ْم َ ِ﴾ أُوٰلَئ١٥٦﴿ صيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للَّ ِو َوإِنَّا إِلَْي ِو َراجعُو َن ٌ صلَ َو َ ك َعلَْي ِه ْم ُ ُْ َ َ َ ﴾١٥٧﴿ ك ُى ُم الْ ُم ْهتَ ُدو َن َ َِوَر ْمحَةٌ ۚ َوأُوٰلَئ
“Sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya’! Mereka itu mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Robb mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 155-157). Wahai para mujahidin, sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan dan kesusahan akan berakhir pada kelapangan. Sungguh Allah telah menjanjikan pertolongan pada hambahamba-Nya. Allah ta’ala berfirman:
ِ َّ ِ ين َخلَ ْوا ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ۚ َم َّسْت ُه ُم الْبَأْ َساءُ َوالضََّّراءُ َوُزلْ ِزلُوا ْ أ َْم َح ِسْبتُ ْم أَ ْن تَ ْد ُخلُوا َ اْلَنَّةَ َولَ َّما يَأْت ُك ْم َمثَ ُل الذ ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
]5[
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي ِ َّ ُ الرس ِ ِ ﴾٢١٤﴿ يب َ َح َّ َّٰت يَ ُق ْ َص ُر اللَّو ۚ أَََّل إِ َّن ن ْ َين َآمنُوا َم َعوُ َم َ َّٰت ن ٌ صَر اللَّو قَ ِر ُ َّ ول َ ول َوالذ
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka, kesengsaraan, dan digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 214) Ini adalah jalan (yang sesungguhnya); yaitu iman, jihad, ujian, cobaan, sabar, teguh di atas al-haq, dan menghadapkan diri pada Allah semata. Kemudian datanglah pertolongan dan nikmat. Allah ta’ala berfirman:
ِ انِْفروا ِخ َفافًا وثَِق ًاَّل وج اى ُدوا بِأ َْم َوالِ ُك ْم َوأَنْ ُف ِس ُك ْم ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِو ۚ ٰذَلِ ُك ْم َخْي ٌر لَ ُك ْم إِ ْن ُكْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمو َن ََ َ ُ
﴾٤١﴿
“Berangkatlah kalian baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kalian dengan harta dan diri kalian di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui.” (QS. At-Taubah [9]: 41) Berangkatlah kalian dalam keadaan apa pun! Berjihadlah dengan jiwa dan harta! Janganlah kalian mencari-cari hujjah dan alasan! Janganlah kalian menundukkan diri pada para penghalang! Itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. Berlarilah menuju Allah tanpa bekal kecuali Bekal takwa, amal untuk akhirat dan bersabar di jalan jihad karena Allah! Semua perbekalan pasti kan habis, kecuali takwa, kebaikan, dan petunjuk. Sungguh Allah ta’ala telah mengancam orang-orang mukmin dari meninggalkan perang melawan orang-orang kafir. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ِ َّ ِ ين َآمنُوا َما لَ ُك ْم إِ َذا قِيل لَ ُك ُم انِْف ُروا ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِو اثَّاقَ ْلتُ ْم إِ ََل ْاْل َْر ۚض َ يَا أَيُّ َها الذ َ
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepada kalian: ‘Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah’ kalian merasa berat dan ingin tinggal di tempat kalian?” (QS. At-Taubah [9]: 38) Perasaan berat pada tempat tinggal itu banyak: beratnya rasa takut pada kehidupan, beratnya rasa takut pada harta, beratnya rasa takut pada kelezatan, keuntungan dan kesenangan hidup, beratnya rasa tenang, santai dan ketentraman, beratnya kelezatan sementara, ajal yang telah ditetapkan, dan tujuan yang dekat. Tetapi apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya tidak akan mundur dari berangkat jihad fisabilillah kecuali orang yang dalam
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
]6[
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
aqidahnya terdapat dakhon (kabut kesesatan) dan dalam imannya ada wahn (cinta dunia dan takut mati). Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Huroiroh rodhiayallahu ‘anhu, berkata: Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda:
ٍ مات علَى ُشعب ٍة ِمن نَِف،ّْث نَ ْفسو بِالْغَزِو اق َ َ َ ْ ُ َ ْ ات َوََلْ يَ ْغ ُز َوََلْ ُُيَد َ َم ْن َم ْ َْ
“Barangsiapa yang mati sedangkan dia belum pernah berperang dan belum berniat untuk berperang, maka dia mati di atas satu cabang kemunafikan.” Kemunafikan adalah dakhon dalam aqidah yang mengendurkan semangat orang tersebut dari jihad fisabilillah karena takut mati atau takut miskin, padahal ajal itu di tangan Allah dan rezeki itu dari sisi Allah. Tidaklah kesenangan hidup di dunia itu (dibandingkan kesenangan hidup) di akhirat kecuali sedikit. Allah ta’ala berfirman:
ِ َّ ِ ين َآمنُوا َما لَ ُك ْم إِذَا قِيل لَ ُك ُم انِْف ُروا ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِو اثَّاقَ ْلتُ ْم إِ ََل ْاْل َْر اْلَيَاةِ الدُّنْيَا ْ ِض ۚ أ ََر ِضيتُ ْم ب َ يَا أَيُّ َها الذ َ ِ ِ ِ ِ َِّ ِ ِ ِ ِ ْ ِمن ْاْل ِخرِة ۚ فَما متاع يما َويَ ْستَْب ِد ْل قَ ْوًما ُ ََ َ ً ﴾ إََّّل تَْنف ُروا يُ َع ّْذبْ ُك ْم َع َذابًا أَل٣٨﴿ يل ٌ اْلَيَاة الدُّنْيَا ِف ْاْلخَرة إَّل قَل َ َ ﴾٣٩﴿ ضُّروهُ َشْيئًا ۚ َواللَّوُ َعلَ ٰى ُك ّْل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير ُ ََغْي َرُك ْم َوََّل ت
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepada kalian: ‘Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah’ kalian merasa berat dan ingin tinggal di tempat kalian? Apakah kalian puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kalian tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih dan mengganti (kalian) dengan kaum yang lain. Kalian tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikit pun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. AtTaubah [9]: 38-39) Barangsiapa tidak berangkat berjihad, maka itu mudah bagi Allah. Dia akan mengazabnya dengan azab yang pedih dan menggantinya dengan kaum selainnya. Itu bukan urusan yang berat bagi Allah. Dari Abu Umamah rodhiallahu ‘anhu dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam, bersabda:
ٍ ِ ِِ َصابَوُ اهللُ بَِقا ِر َع ٍة قَ ْب َل يَ ْوِم الْ ِقيَ َام ِة ْ َُم ْن ََلْ يَ ْغ ُز أ َْو ُُيَ ّْه ْز َغا ِزيًا أ َْو ََيْل َ ف َغا ِزيًا ِ ِْف أ َْىلو ِبٍَْريٍ أ
“Barang siapa tidak berperang, memberi bekal pada orang yang berperang, atau mengurus keluarga orang yang berperang dengan baik maka Allah akan menimpakan kiamat padanya sebelum hari kiamat.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud) Alangkah sangat banyaknya kiamat-kiamat yang menimpa manusia, tapi kebanyakan mereka tidak menyadarinya. Termasuk kiamat yang terbesar adalah fitnah (ujian) dalam diin. Berapa banyak orang-orang yang terfitnah diin mereka sedangkan mereka tidak mengetahuinya? Mereka mengetahui yang nampak zhohir dari kehidupan dunia sedangkan terhadap akhirat mereka lalai. Sesungguhnya orang-orang yang duduk tidak mau berjihad, kiamat demi kiamat terus-
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
]7[
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
menerus mengenai mereka. Malapetaka demi malapetaka menimpa mereka. Tidak ada satu umat pun yang meninggalkan jihad kecuali Allah akan menimpakan kehinaan pada mereka. Dengan sedikit paksaan mereka menyerahkan kepada musuh-musuhnya lebih banyak dari apa yang diminta oleh musuh. Siapa yang terhina, maka kehinaan mudah menimpanya Tidak ada rasa sakit karena luka pada orang yang mati Sebagaimana Allah mengancam orang-orang mukmin dari meninggalkan perang melawan orang-orang kafir, seperti itu juga Dia memotivasi mereka untuk berperang dan menjadikan mereka cinta pada peperangan. Allah ta’ala berfirman:
ِِ ِ َّ ني أَنْ ُف َس ُه ْم َوأ َْم َوا َُلُ ْم بِأ اْلَنَّةَ ۚ يُ َقاتِلُو َن ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِو فَيَ ْقتُ لُو َن ْ َن َُلُ ُم َ إِ َّن اللَّوَ ا ْشتَ َر ٰى م َن الْ ُم ْؤمن ِ ِ ِِ ِ ِْ وي ْقتَ لُو َن ۚ و ْع ًدا علَي ِو حقِّا ِِف التَّوراةِ و ِ استَْب ِش ُروا بِبَ ْيعِ ُك ُم الَّ ِذي ْ َاْل ْْن ِيل َوالْ ُق ْرآن ۚ َوَم ْن أ َْو ََٰف بِ َع ْهده م َن اللَّو ۚ ف َ َْ َ َُ َ َْ ِ ِ ﴾١١١﴿ يم َ بَايَ ْعتُ ْم بِِو ۚ َو َٰذل ُ ك ُى َو الْ َف ْوُز الْ َعظ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu! Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah [9]: 111) Asy-Syaukani rohimahullah berkata: “Para mujahidin itu telah menjual diri mereka kepada Allah dengan surga yang Dia sediakan untuk orang-orang mukmin, yaitu mereka menjadi bagian dari penduduk surga dan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Sungguh mereka telah menyerahkan jiwa mereka yang merupakan barang paling berharga. Berani menyerahkannya adalah penyerahan yang sesungguhnya. Dia dermakan jiwanya tatakala para pengecut bakhil berderma Derma jiwa itulah puncak kesempurnaan penyerahan Allah pun menyerahkan surga pada mereka. Surga adalah permintaan terbesar yang diminta oleh para hamba. Mereka berusaha mendekatkan diri pada-Nya dengan amal-amal. Allah ‘azza wa jalla berfirman memberikan motivasi untuk memerangi orang-orang kafir:
ِ ِ َّ ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ب ْ ين يَ ْش ُرو َن ْ اْلَيَا َة الدُّنْيَا ب ْاْلخَرِة ۚ َوَم ْن يُ َقات ْل ِِف َسب ِيل اللَّو فَيُ ْقتَ ْل أ َْو يَ ْغل َ فَ ْليُ َقات ْل ِف َسب ِيل اللو الذ ِ ِ ِ َ فَسو ﴾٧٤﴿ يما ْ ف نُ ْؤتيو أ َْ ً َجًرا َعظ
“Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
]8[
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
Nisa [4]: 74) Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Huroiroh rodhiallahu ‘anhu, berkata: Aku mendengar Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda:
ِ َس َوِد ْ اع ٍة ِ ِْف َسبِْي ِل اهللِ َخْي ٌر ِم ْن قِيَ ٍام لَْي لَةَ الْ َق ْد ِر عْن َد ُ َم ْوق َ ف َس ْ اْلَ َج ِر اْل
“Berdiri sesaat di jalan Allah lebih baik daripada berdiri (sholat) di malam Lailatul Qodar di sisi Hajar Aswad.” (Hadits Shohih) Al-Hakim meriwayatkan dalam Al-Mustadrok dari Ibnu Umar rodhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda:
ٍ ض خو ِ ِ ْأََّلَ أُنَبّْئ ُكم بِلَي لَ ٍة أَف ف لَ َعلَّوُ أََّلَّ يَ ْرِج َع إِ ََل أ َْىلِ ِو َ ْ ْ ُ ْ َ ِ س ِ ِْف أ َْر ٌ ض َل م ْن لَْي لَة ال َق ْد ِر؟ َحا ِر َ س َحَر
“Maukah aku beritahu kalian satu malam yang lebih utama dari lailatul Qodar? Seseorang yang berjaga malam di daerah yang penuh ketakutan, bisa jadi dia tidak lagi pulang ke keluarganya.” (Hadits Shohih) Sungguh orang-orang mukmin yang ikhlas telah mendapati keutamaan jihad dan istisyhad (mati syahid), lalu mereka berangkat berjihad, padahal orang-orang yang menghalangi ada di jalan mereka dan alasan-alasan pun hadir di hadapan mereka. Kalau mereka mau mengambilnya, niscaya mereka bisa. Tetapi mereka telah menjual diri mereka pada Allah. Mereka mengharapkan ridho Allah. Karena itu Allah telah membuka banyak hati untuk mereka sebelum menaklukkan suatu daerah. Allah telah meninggikan kalimatullah dengan sebab mereka dan memuliakan mereka dengan kalimatullah. xxxxxxxxxxxxxxxxxx Allah ta’ala berfirman:
ِِ ِ ِ ِ ض ٰى ََْنبَوُ َوِمْن ُه ْم َم ْن يَْنتَ ِظ ُر ۚ َوَما بَ َّدلُوا ٌ ني ِر َج َ َاى ُدوا اللَّ َو َعلَْيو ۚ فَمْن ُه ْم َم ْن ق َ م َن الْ ُم ْؤمن َ ص َدقُوا َما َع َ ال
﴾٢٣﴿ تَْب ِد ًيًل
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu. Mereka tidak merubah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab [33]: 23) Ini adalah keadaan orang-orang mukmin; memenuhi janjinya pada Allah dan menepati ketika bertemu. Kaum yang lain ragu-ragu. Mereka terombang-ambing dalam keraguan mereka. Mereka mengetahui al-haq dan mengetahui perihal menepati janji, tapi diri mereka merasa berat. Karena itulah Allah tidak suka untuk memberangkatkan mereka. Maka Allah lemahkan semangat mereka. Akhirnya mereka termasuk orang-orang yang absen dan duduk-duduk tidak berjihad. Mereka mencari-cari alasan untuk melepaskan diri dari beban kewajiban. Allah ta’ala berfirman:
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
]9[
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ك الَّ ِذ ِِ ني َ يم بِالْ ُمتَّق ٌ ين يُ ْؤمنُو َن باللَّو َوالْيَ ْوم ْاْلخ ِر أَ ْن ُُيَاى ُدوا بأ َْم َواُل ْم َوأَنْ ُفسه ْم ۚ َواللَّوُ َعل َ َ ََُّل يَ ْستَأْذن ِ َّ ُ﴾ إََِّّنَا يستأْ ِذن٤٤﴿ ِ ِ ِ ِ ﴾٤٥﴿ ت قُلُوبُ ُه ْم فَ ُه ْم ِِف َريْبِ ِه ْم يَتَ َرَّد ُدو َن َ َْ َ ْ َين ََّل يُ ْؤمنُو َن بِاللَّو َوالْيَ ْوم ْاْلخ ِر َو ْارتَاب َ ك الذ ِِ ِ ِ َّ ِ ِ ٰ ﴾٤٦﴿ ين ْ َولَ ْو أ ََر ُادوا َ وج َْل َ اْلُُر َ يل اقْ عُ ُدوا َم َع الْ َقاعد َ َع ُّدوا لَوُ ُع َّدةً َولَك ْن َكرَه اللوُ انْب َعاثَ ُه ْم فَثَبَّطَ ُه ْم َوق
“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Allah mengetahui orangorang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian dan hati mereka ragu-ragu. Karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. Jjika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu. Tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. Dikatakan kepada mereka: ‘Tinggallah kalian bersama orang-orang yang tinggal itu’. (QS. At-Taubah [9]: 44-46) Sungguh Allah benci pada mereka dan perbuatan maksiat mereka. Bahkan Allah benci perbuatan taat mereka sebagaimana Dia benci kemaksiatan mereka. “Tetapi Allah tidak menyukai (benci) keberangkatan mereka, maka Allah lemahkan keinginan mereka. Dikatakan (pada mereka): ‘Tinggallah kalian bersama orang-orang yang tinggal itu’”. Mereka beralasan takut terkena fitnah, padahal mereka berkubang dalam fitnah. Allah ta’ala berfirman:
ِ ِ ِ ول ائْ َذ ْن ِِل وََّل تَ ْفتِ ِّّْن ۚ أَََّل ِِف الْ ِفْت ن ِة س َقطُوا ۚ وإِ َّن جهن ﴾٤٩﴿ ين ُ َوِمْن ُه ْم َم ْن يَ ُق َ َ َ َ َّم لَ ُمحيطَةٌ بالْ َكاف ِر َ ََ َ
“Di antara mereka ada orang yang berkata: ‘Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah’. Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.” (QS. At-Taubah [9]: 49) Kaum yang lain ridho dengan kehidupan yang rendah. Mereka tinggal untuk istirahat dan mencari ketenangan. Jiwa mereka tidak tergerak dengan Al-Qur’an. Ruh mereka tidak lunak dengan ketinggian iman. Tetapi mereka mengikuti setan, maka setan menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Mereka gembira karena tertinggal dari ketaatan dan perang. Mereka senang dengan kemaksiatan dan ketertinggalan mereka. Maka celakalah mereka! Allah ta’ala berfirman:
ِ ول اللَّ ِو وَك ِرىوا أَ ْن ُُي ِ ِِ ِ ِ ف رس اى ُدوا بِأ َْم َواُلِِ ْم َوأَنْ ُف ِس ِه ْم ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِو َوقَالُوا ََّل ُ َ َ ُ َ َ فَر َِح الْ ُم َخلَّ ُفو َن ِبَْق َعدى ْم خ ًَل ض َح ُكوا قَلِ ًيًل َولْيَْب ُكوا َكثِ ًريا َجَزاءً ِِبَا ْ تَْن ِف ُروا ِِف ْ َ﴾ فَ ْلي٨١﴿ َش ُّد َحِّرا ۚ لَ ْو َكانُوا يَ ْف َق ُهو َن َ َّم أ َ اْلَّْر ۚ قُ ْل نَ ُار َج َهن ٍِِ ِ َكانُوا يك وج فَ ُق ْل لَ ْن َِتُْر ُجوا َمعِ َي أَبَ ًدا َولَ ْن ِ وك لِْل ُخ ُر َ ُاستَأْذَن َ ﴾ فَِإ ْن َر َج َع٨٢﴿ ْسبُو َن ْ َك اللَّوُ إِ َ َٰل طَائ َفة مْن ُه ْم ف َ ِِ ْ ود أ ََّو َل مَّرٍة فَاقْ عدوا مع ِ تُ َقاتِلُوا معِي ع ُد ِّوا ۚ إِنَّ ُكم ر ِضيتم بِالْ ُقع َح ٍد ِمْن ُه ْم َ َ َ َ اْلَالف َ ُ﴾ َوََّل ت٨٣﴿ ني ُ ُْ َ ْ َ ص ّْل َعلَ ٰى أ َ َ َ ُُ ِ ِ َمات أَب ًدا وََّل تَ ُقم علَى قَ ِْبِه ۚ إِنَّهم َك َفروا بِاللَّ ِو ورسولِِو وماتُوا وىم ف ك أ َْم َوا ُُلُ ْم َ ﴾ َوََّل تُ ْعجْب٨٤﴿ اس ُقو َن ْ ٰ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َ ُ ََ ُ ُْ ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
] 11 [
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي ﴾٨٥﴿ يد اللَّوُ أَ ْن يُ َع ّْذبَ ُه ْم ِِّبَا ِِف الدُّنْيَا َوتَ ْزَى َق أَنْ ُف ُس ُه ْم َوُى ْم َكافُِرو َن ُ َوأ َْوََّل ُد ُى ْم ۚ إََِّّنَا يُِر
“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka berkata: ‘Janganlah kalian berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini!’. Katakanlah: ‘Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)’ jika mereka mengetahui. Maka hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. Jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka katakanlah: ‘Kalian tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku! Sesungguhnya kalian telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. Karena itu duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang’. Janganlah kamu sekali-kali mensholatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya! Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. Janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah [9]: 81-85) Duhai jiwa yang rendah, tidak ada diin dan semangat. Mereka gembira karena tertinggal dari perang, padahal syari’at Allah dilecehkan, perkara-perkara yang diharamkan dilanggar, dan kehormatan dihalalkan. Seburuk-buruk kehidupan adalah kehidupan mereka. Mudah-mudahan Allah memberikan balasan yang baik kepada orang yang mengucapkan syair: Rasa maluku ini kan ku bilas dengan pedang yang menolong Selama takdir Allah atasku menjadi seorang penolong Aku lupa pada rumahku dan aku menjadikan hancurnya karena kehormatanku dari orang yang menyisakan celaan dibalik tabir Jika kalian menghancurkan rumahku dengan curang, sesungguhnya dia adalah warisan kemuliaan yang tidak peduli pada ancaman hukuman Jika dia telah bergolak cita-citanya, tidak ada yang dapat mencegah kekuatan azzamnya Onak duri dan resiko tidak mampu membuatnya takut Dan tidak minta pendapat tentang pendapatnya selain pada dirinya, Dan tidak ridho kecuali tegaknya pedang dengan segera Sesungguhnya orang-orang yang tertinggal lagi senang dengan ketertinggalan mereka, menjadikan diri dan harta mereka rugi dalam kehinaan lebih rugi dari apa yang menyebabkan rugi dalam perlawanan dan jihad. Mereka mempersembahkan di atas tempat-tempat penyembelihan kehinaan berlipat-lipat dari apa yang kemuliaan menuntutnya dari mereka meskipun mereka mempersembahkan tebusan untuknya. Kaum yang lain merasa berat dan berlambat-lambat. Mereka ingin tapi tidak mau. Mereka mencari peperangan tanpa membunuh, luka-luka, tertawan, dan tanpa kerugian. Mereka orangorang yang penuh dengan keraguan. Mereka mengangankan angan-angan kosong. Tidak menjadi kuat iman mereka dengan penyembelihan di jalan Allah. Allah ta’ala berfirman:
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
] 11 [
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
ِ وإِ َّن ِمْن ُكم لَمن لَيبطّْئَ َّن فَِإ ْن أَصاب ْت ُكم م ﴾٧٢﴿ يدا َ َصيبَةٌ ق ً ال قَ ْد أَنْ َع َم اللَّوُ َعلَ َّي إِ ْذ ََلْ أَ ُك ْن َم َع ُه ْم َش ِه ُْ ََ َُ ْ َ ْ َ ِ ِ ِ ْ َولَئِن أَصاب ُكم ف يما َ ُت َم َع ُه ْم فَأَف ُ ض ٌل م َن اللَّو لَيَ ُقولَ َّن َكأَ ْن ََلْ تَ ُك ْن بَْي نَ ُك ْم َوبَْي نَوُ َم َوَّدةٌ يَا لَْيتَِِّن ُكْن ْ ََ ْ َ ً وز فَ ْوًزا َعظ ﴾٧٣﴿ “Dan sesungguhnya di antara kalian ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kalian ditimpa musibah ia berkata: ‘Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka’. Sungguh jika kalian beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolaholeh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kalian dengannya: ‘Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)’.” (QS. An-Nisa’ [4]: 72-73) Termasuk seburuh-buruk manusia adalah murjifun yaitu orang-orang yang mendahulukan kabar dusta dan menyebarluaskannya. Jiwa mereka sakit. Lisan mereka dusta lagi penuh dosa. Mereka adalah kaum yang paling hina dan paling rendah. Semoga laknat Allah atas mereka. Perumpamaan paling buruk untuk mereka. Allah ta’ala berfirman:
ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِِ ِ ك فِ َيها َ ََّك ِّبِِ ْم َُُّ ََّل ُُيَا ِوُرون َ ض َوالْ ُم ْرج ُفو َن ِِف الْ َمدينَ ِة لَنُ ْغ ِريَن ٌ ين ِِف قُلُوِّب ْم َمَر َ لَئ ْن ََلْ يَْنتَو الْ ُمنَاف ُقو َن َوالذ ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ ين َخلَ ْوا ِم ْن قَ ْب ُل ۚ َولَ ْن َ ﴾ َم ْلعُون٦٠﴿ إََِّّل قَل ًيًل َ ﴾ ُسنَّةَ اللو ِف الذ٦١﴿ ني ۚ أَيْنَ َما ثُق ُفوا أُخ ُذوا َوقُتّْ لُوا تَ ْقت ًيًل ﴾٦٢﴿ ََِت َد لِ ُسن َِّة اللَّ ِو تَْب ِد ًيًل
“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar, dalam keadaan terlaknat. Di mana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya. Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan kamu sekalikali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 60-62) Diantara orang-orang yang tidak ikut berperang ada orang-orang yang Allah beri uzur pada mereka. Allah ta’ala berfirman:
ِ لَيس علَى الض ِ ِ َّ ِ ص ُحوا لِلَّ ِو َ ُّع َفاء َوََّل َعلَى الْ َم ْر َ َ ْ َ َين ََّل َُي ُدو َن َما يُْنف ُقو َن َحَر ٌج إِ َذا ن َ َ ض ٰى َوََّل َعلَى الذ ِ َّ ِ ورسولِِو ۚ ما علَى الْمح ِسنِني ِمن سبِ ٍيل ۚ واللَّو َغ ُف ين إِ َذا َما أَتَ ْو َك لِتَ ْح ِملَ ُه ْم ٌ ُ َ َ ْ َ ُْ َ َ ُ ََ ٌ ور َرح َ ﴾ َوََّل َعلَى الذ٩١﴿ يم ِ ِْ قُ ْلت ََّل أ َِج ُد ما أ ِ َّ ﴾ إََِّّنَا٩٢﴿ يض ِمن الد َّْم ِع َحَزنًا أَََّّل َُِي ُدوا َما يُْن ِف ُقو َن َّ ِ يل َ َ َ ُ َمحلُ ُك ْم َعلَْيو تَ َول ْوا َوأ َْعيُنُ ُه ْم تَف ُ السب ِ َّ ِ ِ ِاْلَوال ِ ُ ك وُىم أَ ْغنِياء ۚ ر ف َوطَبَ َع اللَّوُ َعلَ ٰى قُلُوِّبِِ ْم فَ ُه ْم ََّل يَ ْعلَ ُمو َن َ ُ َ ْ َ َ َين يَ ْستَأْذنُون َ َعلَى الذ َ ْ ضوا بأَ ْن يَ ُكونُوا َم َع ﴾٩٣﴿ “Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
] 12 [
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: ‘Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu’. lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. Sesungguhnya jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu, padahal mereka itu orang-orang kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang. Allah telah mengunci mati hati mereka, maka mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (QS.At-Taubah [9]: 91-93) Ibnu Katsir rohimahullah berkata: “Tidak ada dosa bagi mereka ini apabila mereka tidak ikut berperang dan mereka menghendaki kebaikan dalam keadaan mereka tidak ikut perang. Mereka tidak menyebarluaskan berita dusta pada manusia dan tidak melemahkan semangat mereka. Mereka adalah orang-orang yang berbuat baik dalam keadaan mereka ini.” Terdapat syarat bagi orang-orang yang mendapat uzur ini sehingga mereka tidak mendapatkan dosa yaitu an-nashihah (menghendaki kebaikan) dan ihsan (berbuat baik). Termasuk dalam pengertian tersebut adalah: 1. Mengikhlaskan niat dan menepatinya dengan menjaga diri mereka tetap ingin untuk berjihad, seperti orang-orang yang Allah sebutkan dalam firman-Nya: “lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata”. Orang yang tidak berperang, jika tidak berniat untuk berperang maka dikhawatirkan ada sifat munafik pada dirinya. 2. Mendoakan mujahidin. Ini adalah cara paling besar bagi orang-orang yang mendapat uzur untuk tidak berjihad menolong saudara-saudara mereka yang berperang. Mendoakan kebaikan untuk mereka dengan datangnya pertolongan Allah dan mendoakan keburukan untuk musuh-musuh mereka dengan kehinaan. Dari Mush’ab bin Abi Waqqosh, bahwa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda:
ِِ ِ ِ ِ ِإََِّّنَا ي ْنصر اللُو ى ِذ ِه اْل َُّمةَ ب صًلَِتِِ ْم َوإِ ْخًلَ ِص ِه ْم َ َ ُُ َ َ ب َد ْع َوِت ْم َو:ضعْيف َها
“Sesungguhnya Allah semata-mata menolong umat ini dengan orang-orang yang lemah diantara mereka: dengan doa mereka, sholat mereka, dan keikhlasan mereka.” (HR Nasa’i dengan sanad yang shohih) 3. Infak fisabilillah. Orang-orang yang mendapat uzur untuk tidak berjihad dan tidak faqir wajib berjihad dengan harta untuk memberi bekal pada orang-orang yang berperang, membantu mereka dengan harta, senjata, dan bahan makanan, mengurus tawanan mujahidin, orang-orang yang mati syahid, dan yang mujahidin yang tertawan. Dari Zaid bin Kholid, bahwa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda:
ِ ف َغا ِزيًا ِ ِْف أ َْىلِ ِو ِِبٍَْري فَ َق ْد َغَزى َ َ َوَم ْن َخل،َم ْن َج َّهَز َغا ِزيًا ِ ِْف َسبِْي ِل اهلل فَ َق ْد َغَزى
“Barang siapa yang memberikan bekal pada orang yang berperang di jalan Allah maka sungguh dia telah berperang. Barang siapa mengurus keluarga orang yang berperang dengan
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
] 13 [
مكتبة جهزونا
نخبـة اإلعـالم الجهـادي
baik maka sungguh dia telah berperang.” (Muttafaqun ‘alaih) 4. Mendakwahkan jihad dengan menjelaskan al-haq yang menjadi landasan mujahidin berperang, menjelaskan kewajiban menolong mereka, dan menjelaskan kebathilan thoghut dan usaha-usaha mereka melawan kaum muslimin. 5. Memotivasi orang-orang mukmin untuk berjihad. Orang yang tidak mampu untuk berjihad wajib memotivasi yang lain, berdasarkan firmanNya ta’ala:
ِ ِ ِ ك ۚ وحّْر ِ ُ َّفَ َقاتِل ِِف سبِ ِيل اللَّ ِو ََّل تُ َكل ۚ ني َ ض الْ ُم ْؤمن َ َ َ ف إََّّل نَ ْف َس َ ْ
“Berperanglah kamu di jalan Allah! Kamu tidak dibebani kewajiban melainkan dirimu sendiri. Dan motivasilah orang-orang mukmin (untuk berjihad)!” (QS. An-Nisa’ *4+: 84) Ini adalah kewajiban bagi yang mampu berjihad, yang tidak mampu berjihad, dan kewajiban bagi seluruh muslim memotivasi saudara-saudaranya untuk berjihad. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda:
ِ َمن د َّل علَى خ ٍري فَلَو ِمثْل أَج ِر ف اعلِ ِو ْ ُ ُ َْ َ َ ْ َ
“Barang siapa yang menunjukkan pada kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala yang mengerjakannya.” (HR. Muslim) 6. An-Nushhu (menghendaki kebaikan) pada orang-orang muslim dan mujahidin dengan menyebarkan berita-berita tentang musuh dan rencana-rencana mereka pada kaum muslimin supaya mereka waspada padanya. Termasuk an-nushhu pada seorang mujahid adalah engkau membantunya untuk sembunyi dari kejaran musuhnya, menolongnya dalam masalah itu semaksimal kemampuanmu jika dia membutuhkannya. Termasuk juga memberikan bekal pada kaum muslimin dengan segala informasi dan berita yang bisa membantu mereka berperang melawan musuhnya dengan tetap menjaga rahasia kaum muslimin. Penutup Allah ta’ala berfirman:
ِ ﴾ ومن جاىد فَِإََّّنَا ُُي٥﴿ الس ِميع الْعلِيم ِ ٍ ِ َّ ِ ِ اى ُد َ َ َ ْ ََ َ َ َم ْن َكا َن يَ ْر ُجو ل َقاءَ اللَّو فَإ َّن أ ُ َ ُ َّ َج َل اللو َْلت ۚ َوُى َو ِِ ِ ِ ﴾٦﴿ ني ّّ َِلنَ ْفسو ۚ إِ َّن اللَّ َو لَغ َ ِّن َع ِن الْ َعالَم “Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. Barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS. Al-Ankabut [29]: 5-6) Segala puji hanya bagi Allah, Robb seluruh alam.
ِ ِ ْجه محمد المرشدي/اد" ~ للشيخ َ ِ ]تفريغ[ كلمة بعنوان " َد ْع َوةٌ لل
] 14 [