An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== PELATIHAN KEPERCAYAAN DIRI DAPAT MENURUNKAN KECEMASAN PRESENTASI PADA MAHASISWA Vina Frisca Tengku Nila Fadhlia, M.Psi., Psikolog Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Jl. Kaharudin Nasution No, 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru
ABSTRACT
The general problem in our education that many students experienced anxiety during presatation. The purpose of this research was to examine whether self confidence training could reduce student’s presentation anxiety. This study was conducted using quasi experiment with 16 subjects. Subject were divided into two groups, 7 subject in experimental group and 9 subject in control group. The experimental group received self confidence training, and the control group did not received any treatment. The two group were pretested and posttested with anxiety scale presentation. The data was analyzed using the Mann Whitney U-Test with the help of The Statistical Product and Service Solution (SPSS) 20.00 for Windows. The result of study showed that training self confidence could reduce students’s anxiety presentation. It was proved by statistic calculation gain score on pretest and posttest in both group which found that the Z value = -3.233 and ρ = 0.001 (ρ < 0.01). This study showed experimental goup experienced significant degradation in presentation anxiety and control group did not. Keywords: self confidence, training, anxiety, presentation.
Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang didukung teknologi informasi dan komunikasi memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dihasilkan melalui proses pendidikan yang bermutu, salah satunya melalui perguruan tinggi. Menurut Freire (dalam Rohman, 2009), pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam meningkatkan segenap potensi menjadi sosok kekuatan sumber daya manusia. Pendidikan menuntut kesadaran dari peserta didik untuk terlibat secara penuh dalam memahami realitas, tidak sekedar mengumpulkan pengetahuan dan melafalkannya. Kegiatan ini menuntut sikap kritis (critical attitude) dari para peserta didik, dengan bantuan bimbingan oleh pendidik, peserta didik dituntut secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses terjadinya interaksi belajar dan mengajar dalam upaya mengembangkan kemampuan minat dan bakat individu secara 5
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== optimal, sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penjelasan ini sesuai dengan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. Pembelajaran akan lebih efektif apabila memenuhi beberapa elemen yaitu: mempunyai struktur yang jelas, materinya dipresentasikan secara jelas, pembelajaran dirancang untuk memberikan keterampilan, dan interaksi tanya jawab (Iru & Arihi, 2012). Metode pembelajaran merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien diterima oleh peserta didik, diantaranya yaitu metode diskusi (discussion), praktek, pemecahan masalah (problem solving), penyampaian cerita (story telling), kerja lapangan (field work). Pemilihan metode belajar disesuaikan dengan hakikat pembelajaran, salah satu metode yang biasa digunakan yaitu diskusi atau presentasi. Presentasi merupakan metode belajar dalam setiap pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu masalah atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau tanya jawab dan keputusan bersama, disetiap tingkatan pendidikan tidak terkecuali di perguruan tinggi, selalu ada kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan presentasi mengenai materi yang diberikan, pada saat presentasi setiap mahasiswa diharuskan mampu berbicara dan mengungkapkan pendapatnya masing-masing selama presentasi (Rohman, 2009). Presentasi memiliki karakteristik yaitu mengemukakan suatu permasalahan sehingga akan menstimulasi mahasiswa untuk menyelesaikan permasalah tersebut, dan akan melatih kemampuan bekerja sama dan kemampuan berbahasa secara lisan maupun tulisan. Jumlah peserta presentasi diklasifikasikan dalam kelompok kecil (3-7 peserta), kelompok sedang (8-12 peserta), dan kelompok besar (13-40 peserta) atau presentasi kelas. Kecemasan (anxiety) merupakan sebagai emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh istilah seperti khawatir, tegang, takut bentuk ekstrim dari rasa gelisah yang dihasilkan akibat dari ketakutan yang tidak terkendali dengan derajat yang berbeda-beda pada individu (Atkinson, 1983). Menurut Freud (dalam Wiramihardja, 2005), kecemasan adalah suatu keadaan perasaaan dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan dirinya, merasa lemah sehingga tidak berani, takut dan tidak mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang seharusnya. Menurut Wallechinsky dalam survai untuk meranking sepuluh besar ketakutan manusia, sebanyak 41% menyatakan bahwa berbicara didepan umum merupakan ketakutan tertinggi, sementara sebagai pembanding hanya 19% yang memilih kematian sebagai ketakutan yang tertinggi. Berdasarkan penelitian pada mahasiswa Akta IV Universitas Islam Negeri (UIN) Malang menghasilkan data 45,56% mahasiswa mempunyai kecemasan tinggi, 35,27% mahasiswa mempunyai kecemasan sedang, dan 20,23% mahasiswa mempunyai
6
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== kecemasan rendah dalam hal berbicara didepan umum (Rahayu, 2004). Hasil penelitian Suwandi di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, 32,8% mahasiswa mengalami kecemasan sedang, 48,3% mahasiswa mengalami kecemasan tinggi, dan 12,1% mahasiswa mengalami kecemasan sangat tinggi dalam situasi berbicara didepan umum (dalam Fatma & Ernawati, 2012). Selama presentasi berlangsung setiap peserta memiliki kesempatan berbicara, tetapi tidak semua peserta memanfaatkan kesempatan tersebut terutama bagi yang tidak suka tampil didepan publik saat presentasi, mereka cenderung menghindar karena merasa takut perasaan seperti ini yang menandakan adanya rasa kurang percaya diri. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang penting karena sebagai sarana untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Individu yang percaya diri biasanya selalu bersikap optimis dan yakin akan kemampuannya dalam melakukan sesuatu, sedangkan individu yang memiliki rasa percaya diri yang rendah akan mengalami hambatan, karena kurangnya rasa percaya diri akan ada rasa takut mengisi ruang hati dan pikiran individu (Sirait, 2008). Hasil penelitian didalam dunia pendidikan menemukan masih cukup banyak mahasiswa yang merasa cemas dan kurang memiliki rasa percaya diri untuk berbicara saat presentasi. Percaya diri berbicara saat presentasi sangat penting bagi mahasiswa dalam menyampaikan argumen atau pendapatnya terhadap audiens. Menurut Rogers (2008), seseorang dapat menjadi pembicara yang terampil jika yakin dan percaya diri serta berlatih. Rasa percaya diri dan ketenangan berlaku untuk semua aspek kehidupan untuk menyelesaikan tugas dengan sukses Penelitian yang dilakukan oleh June Brown (dalam Taylor, 2011) dari Institute of Psychiatry melakukan riset di Amerika tentang dampak pelatihan rasa percaya diri terhadap orang-orang depresi. Dibandingkan kelompok yang tidak menerima pelatihan, kelompok yang menerima atau mengikuti pelatihan kepercayaan diri mengalami penurunan signifikan dalam tingkat kecemasan dan depresi. Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti ingin mengetahui dalam apakah pelatihan kepercayaan diri dapat menurunkan kecemasan presentasi pada mahasiswa. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah apakah pelatihan kepercayaan diri dapat menurunkan kecemasan presentasi pada mahasiswa? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas modul pelatihan kepercayaan diri untuk menurunkan kecemasan presentasi pada mahasiswa.
7
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian tentang pelatihan kepercayaan diri untuk menurunkan kecemasan presentasi pada mahasiswa diharapkan dapat memperluas wawasan dan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam menambah referensi penelitian khususnya kajian psikologi pendidikan. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis melalui pelatihan ini, apabila modul pelatihan kepercayaan diri efektif dalam menurunkan kecemasan presentasi, maka modul pelatihan kepercayaan diri dapat digunakan bagi mahasiswa yang mengalami kecemasan presentasi, sehingga mahasiswa lebih percaya diri saat mengeluarkan pendapat atau argumentasi saat presentasi. TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Presentasi Menurut Faridah dan Hariastuti (2010) kecemasan presentasi adalah keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan tubuh sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman sehingga mengakibatkan gemetar, telapak tangan berkeringat, detak jantung lebih cepat, gugup, ketidakmampuan untuk berbicara, sulit berkonsentrasi, serta rasa takut yang terkadang dialami dalam tingkat yang berbeda-beda ketika menyatakan, memaparkan, menerangkan, menguraikan, hasil pikiran atau perkiraan dengan menghubungkan antara tanggapan. Kepercayaan Diri Menurut Sukmadinata (2009) kepercayaan diri adalah individu yang percaya dengan kemampuan yang dimilikinya, individu yang memiliki kepercayaan diri yang lebih mengenai dirinya, akan mencita-citakan sesuatu yang jauh diatas kemampuan dirinya, sebaliknya individu yang kurang percaya diri akan banyak diliputi keraguan, ketidakberanian untuk bertindak dan rasa rendah diri. Menurut Taylor (2011) kepercayaan diri adalah kemampuan menjadi diri sendiri dan mencoba berbagai hal apapun dalam artian positif, tanpa rasa takut dan malu. Percaya diri juga salah satu upaya untuk meraih mimpi dan mengembangkan bakat serta keyakinan diri untuk percaya layak untuk mendapatkan kesuksesan. Keterkaitan Antara Pelatihan Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Presentasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sanova (2012) terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan presentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan diri akan diikuti dengan semakin rendah
8
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== kecemasan presentasi, dan semakin rendah kepercayaan diri akan diikuti semakin tinggi pula tingkat kecemasan presentasi. Penelitian ini didukung oleh penelitian Andrianto (2008) terdapat hubungan yang signifikan kecemasan presentasi ditinjau dari keterampilan komunikasi dan kepercayaan diri. Seseorang dapat menjadi pembicara yang terampil saat presentasi jika yakin dan percaya diri, karena kepercayaan diri berlaku untuk semua aspek kehidupan untuk menyelesaikan tugas dengan sukses. Beberapa hal yang dapat membangun rasa percaya diri antara lain yaitu menyatakan pendapat, menantang pemikiran dan emosi, sekaligus bersikap aktif (Taylor, 2011). Untuk melakukan presentasi yang maksimal sangat dibutuhkan suatu keahlian, dan untuk mengembangkan keahlian tersebut dibutuhkan suatu pelatihan (Rogers, 2008). Pelatihan yang digunakan untuk menurunkan kecemasan presentasi adalah pelatihan kepercayaan diri. Pelatihan kepercayaan diri adalah serangkaian kegiatan pengembangan pelatihan dengan cara membangun, merubah persepsi dan penilaian terhadap diri sendiri untuk lebih percaya diri, dan melakukan presentasi, sehingga para mahasiswa memiliki keterampilan untuk mengungkapkan argumennya dan mampu menyambut pembicaraan sesama anggota presentasi hingga mahasiswa mampu meyelesaikan suatu permasalahan ketika presentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh June Brown dari Institute Psychiatry tentang dampak pelatihan rasa percaya diri. Pelatihan kepercayaan diri diberikan terhadap orang-orang depresi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang mengikuti pelatihan rasa percaya diri mengalami penurunan yang signifikan dalam tingkat kecemasan dan depresi dibandingkan kelompok yang tidak menerima pertolongan berupa pelatihan kepercayaan diri (Taylor, 2011). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan kepercayaan diri dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi kecemasan presentasi, karena pelatihan kepercayaan diri untuk mengubah keyakinan negatif menjadi lebih positif dan mampu melakukan presentasi agar lebih percaya diri ketika presentasi untuk menyampaikan argumentasi Hipotesis Hipotesis dari penelitian adalah pelatihan kepercayaan diri dapat menurunkan kecemasan presentasi pada mahasiswa. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Penelitian tentang pelatihan kepercayaan diri untuk menurunkan kecemasan presentasi pada mahasiswa, dengan melihat rincian variabel sebagai berikut: 1. Variabel bebas: Pelatihan Kepercayaan Diri 2. Variabel terikat: Kecemasan Presentasi
9
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 ===============================================================
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Pelatihan Kepercayaan Diri Pelatihan kepercayaan diri adalah serangkaian kegiatan pengembangan pelatihan dengan cara membangun, merubah persepsi dan penilaian terhadap diri sendiri untuk lebih percaya diri dan mampu melakukan presentasi, sehingga para mahasiswa memiliki keterampilan untuk mengungkapkan argumennya dan menyambut pembicaraan sesama anggota presentasi hingga mahasiswa mampu meyelesaikan suatu permasalahan ketika presentasi. Kecemasan Presentasi Kecemasan presentasi adalah suatu kondisi ketakutan yang dirasakan saat akan berbicara didepan umum. Perasaan cemas tersebut bersumber dari pemikiran negatif yang menganggap bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan yang baik untuk berbicara dan tidak percaya diri saat presentasi. Tanda-tanda individu yang mengalami kecemasan presentasi yaitu gugup (nervousness) dan merasa tertekan karena takut akan dinilai orang lain. Subjek Penelitian Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh subjek penelitian (Arikunto, 2002). Menurut Azwar (2009), populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang hendak dikenai generalisasi, kelompok subjek ini yang harus memiliki ciri-ciri atau karakteristikkarakteristik yang membedakannya dengan kelompok yang lain. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2002). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan subjek dengan tujuan memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Adapun kriteria pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subjek merupakan mahasiswa yang masih aktif kuliah. 2. Dalam proses pembelajaran sering menjalani teknik presentasi pada mata kuliah di fakultasnya. 3. Subjek mengalami kecemasan yang tinggi sebelum presentasi atau selama berlangsungnya presentasi, pemilihan subjek berdasarkan dari hasil screening skala kecemasan presentasi. Subjek diambil berdasarkan kriteria tingkat kecemasan presentasi yang sangat tinggi dan tinggi, pemilihan subjek dipilih melalui hasil screening (penyaringan) dan kategorisasi dari skala kecemasan presentasi yang disebarkan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah delapan belas orang. Subjek dibagi menjadi dua kelompok
10
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang menerima pelatihan kepercayaan diri, sedangkan kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberikan pelatihan kepercayaan diri. Adapun jumlah subjek pada kelompok eksperimen adalah enam orang, dan jumlah subjek pada kelompok kontrol dalam penelitian ini sebanyak sembilan orang. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, yakni penelitian eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen disebut juga dengan eksperimen tidak murni. Penelitian eksperimental meneliti hubungan sebab-akibat dan bukan hanya meneliti hubungan antar variabel (Seniati, Yulianto & Setiadi, 2008). Eksperimen adalah penelitian yang memberikan suatu perlakuan (treatment) terhadap variabel independen. Penelitian eksperimen dapat memberikan penjelasan tentang hubungan sebab akibat yang diketahui karena peneliti dimungkinkan untuk melakukan suatu perlakuan (treatment) terhadap obyek penelitian (Kontur, 2007). Menurut Azwar (2009) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibab atau mengenai pengaruh suatu variabel independen terhadap perilaku subjek sebagai variabel dependen. Teknik Pengumpulan Data Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Skala kecemasan presentasi, skala kecemasan presentasi adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan presentasi pada mahasiswa. Skala kecemasan presentasi ini disusun berdasarkan teori (Nevid, 2003; Sobur, 2003) dengan aspek yang akan diukur pada mahasiswa yaitu antara lain kognitif, behavioral, emosinal dan psikologis. Skala kecemasan presentasi memberikan beberapa pernyataan yang harus diisi oleh subjek. Skala kecemasan presentasi ini sebelumnya dilakukan uji coba pada mahasiswa. Dalam penelitian ini skala kecemasan presentasi digunakan untuk pre-test dan post-test. Instrumen Penelitian Modul Pelatihan Modul pelatihan ini menggunakan modul yang disusun oleh peneliti, dengan materi yang disampaikan adalah sesi pertama berisikan perkenalan dan kontrak belajar. Sesi kedua berisi tentang psikoedukasi kepercayaan diri dan evaluasi, sesi ketiga tentang ambisi, sesi keempat tentang optimis, sesi kelima tentang berpikir positif, sesi keenam presentasi, sesi ketujuh berisi evalusi dan penutup pelatihan. Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti sebagai metode utama guna mendapat informasi yang lebih mendalam mengenai subjek dalam penelitian ini
11
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== Lembar Observasi Lembar observasi merupakan lembar yang berisikan hasil observasi terhadap pelaksanaan pelatihan. Observasi dilakukan oleh observer yang telah ditunjuk oleh peneliti Lembar Evaluasi Lembar evaluasi merupakan lembaran mengenai hasil evaluasi secara keseluruhan yang diisi oleh peserta, baik terhadap materi yang disampaikan, pemberi materi atau pelatih, ruangan yang tersedia, jumlah peserta, durasi waktu dan bagaimana kesan dan pesan peserta selama pelatihan berlangsung. Lembar evaluasi diisi oleh peserta dan dibuat oleh peneliti Lembar Informed Consent Lembar Informed Consent merupakan lembaran yang digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari informa untuk menjadi subjek penelitian Kamera Digital Kamera digital digunakan untuk menangkap momen-momen tertentu saat dilakukan penelitian. Rancangan Eksperimen Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Untreated Control Group Design With Dependent Pretest and posstest samples yaitu rancangan eksperimen dengan membandingkan kelompok yang diberi perlakuan (treatment) dengan kelompok kontrol (tidak diberi perlakuan) dengan kedua pre-test dan post-test (Shadish, Cook & Campbell, 2002). Adapun rancangan pelatihan eksperimen sebagai berikut : KE O1 X O2 NR KK O1 O2 Gambar 3.1. Pretest and Posttest Control Group Experimental Design (Shadish, Cook & Campbell, 2002, Experimental & Quasi-Experimental Design. USA.h.137, 2002) Keterangan: NR : Non Random Assignment KE : Kelompok Eksperimen KK : Kelompok Kontrol O1 : Pretest Kecemasan Presentasi O2 : Posttest Kecemasan Presentasi X : Pelatihan Kepercayaan Diri
Validitas dan Reliabilitas Validitas Proses yang menentukan keberhasilan penelitian psikologi yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan uji coba terhadap alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Uji coba dimaksudkan untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas alat ukur yang handal. Skala kecemasan menghadapi ujian diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Uji Validitas diyatakan dalam nilai 12
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== koefisien validitas. Uji Validitas dinyatakan dalam nilai koefisien validitas. Koefisien validitas menurut Azwar (2009) bersifat relatif. Tidak ada batasan universal yang menunjuk kepada angka minimal yang harus dipenuhi agar suatu skala psikologi dikatakan valid. Syarat minimum dikatakan valid apabila koefisien validitas > 0,30. Namun apabila koefisien validitas itu < 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan atau tidak valid (Azwar, 2012). Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan suatu instrumen dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun instrumen tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Secara teoritik, besarnya koefisien reliabilitas berkisar mulai dari 0,0 sampai 1,0. Semakin tinggi koefisien yang mendekati 1,0 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Semakin rendah koefisien yang mendekati 1,0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2012). Analisis Data Penelitian ini menggunakan statistik nonparametrik karena untuk jumlah sampel yang sedikit. Statistik nonparametrik digunakan menganalisis data yang berbentuk nominal dan ordinal, dan tidak dilandasi persyaratan data harus berdistribusi normal (Sugiyono, 2011). Penelitian ini menggunakan uji analisis statistika uji Mann Whitney U dengan melakukan observasi sebagai data pendukung. Setelah pelatihan diberikan selanjutnya dicari skor perbedaan (gain) dengan cara mengurangkan skor post-test yang didapat dengan skor pre-test. Program atau software yang digunakan adalah SPSS 20.0 for Windows. Hasil yang diperoleh berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan tentang penurunan kecemasan presentasi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Hipotesis Sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu subjek diberikan pre-test dan setelah pelatihan subjek diberikan post-test. Selanjutnya dicari skor perbedaan (gain) dengan cara mengurangkan skor post-test yang diperoleh dengan skor pre-test yang diperoleh. Skor perbedaan (gain) antara kelompok eksperimen dan kelompok control dianalisis dengan menggunakan Mann Whitney U-Test (uji Mann Whytney U). Uji Mann Whytney U dilakukan untuk mengetahui apakah selisih skor (gain Score) Pre-test dan Post-test kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) berbeda secara signifikan. Berdasarkan hasil uji gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji Mann Whitney U diketahui bahwa terjadi perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen dengan nilai Z sebesar -3.233 dan ρ sebesar 0.001 (ρ < 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan pada kelompok eksperimen.
13
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== Pembahasan Pelatihan kepercayaan diri dapat menurunkan kecemasan presentasi pada mahasiswa subjek penelitian, hal ini menunjukkan bahwa modul pelatihan kepercayaan diri dapat menurunkan kecemasan presentasi pada mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya penurunan tingkat kecemasan presentasi yang signifikan pada kelompok eksperimen, dengan nilai Z = -3.233 dan ρ = 0,001 (ρ< 0.01). Pelatihan kepercayaan diri merupakan suatu metode yang dirancang untuk menurunkan kecemasan presentasi dengan mengutamakan melakukan teknik presentasi. Penurunan kecemasan presentasi dapat dilihat dari perbedaan skor pre-test dan post-test kecemasan presentasi antara kelompok eksperimen yang mendapatkan pelatihan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan pelatihan, dalam pelatihan kepercayaan diri banyak menggunakan teknik presentasi, sehingga penurunan kecemasan presentasi juga dipengaruhi oleh banyaknya peserta melakukan presentasi selama mengikuti pelatihan, karena pada setiap sesi menuntut para peserta pelatihan untuk melakukan presentasi dalam hal materi, diskusi, dan juga permainan para peserta diminta menyampaikan kesan dan komentar mengenai pelatihan yang diselenggarakan secara individual, sehingga kemampuan berbicara dan rasa percaya diri peserta lebih terasah. Penurunan kecemasan presentasi juga dipengaruhi oleh faktor metode pembelajaran. Metode pembelajaran dalam penelitian ini yaitu experiential learning, merupakan proses belajar melalui pengalaman yang dialami secara langsung. Dalam hal ini mengenai pengalaman kecemasan presentasi yang dialami subjek, karena melalui pengalaman yang telah dialami, maka dengan mudah subjek mampu menguasai, menyerap dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari pelatihan kepercayaan diri sehingga dapat membantu proses penurunan kecemasan presentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh June Brown (dalam Taylor, 2011) dari Institute Psychiatry tentang dampak pelatihan rasa percaya diri. Pelatihan kepercayaan diri diberikan terhadap orang-orang depresi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang mengikuti pelatihan rasa percaya diri mengalami penurunan yang signifikan dalam tingkat kecemasan dan depresi dibandingkan kelompok yang tidak menerima pertolongan berupa pelatihan kepercayaan diri. Hal-hal yang menyebabkan pelatihan kepercayaan diri efektif dalam penelitian ini ialah adanya untuk meminimalisir terjadinya ancaman terhadap validitas internal, yaitu sebagai berikut: adanya pengujian modul sebelum pelatihan dilakukan sehingga ketika pelatihan modul pelatihan yang akan digunakan selama pelatihan dapat digunakan secara optimal. Penggunaan ice breaking juga menambah kenyamanan subjek dalam melaksanakan pelatihan. Subjek merupakan subjek dari awal proses pelatihan akhir pelatihan mengikuti dengan seksama setiap instruksi yang diberikan. Subjek menerima instruksi yang diberikan dengan sangat jelas. Penyebaran skala pre-test dan post-test yang diberikan dengan rentang waktu
14
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== yang cukup lama yaitu selama dua minggu, sehingga subjek tidak mendapatkan efek belajar dari pernyataan yang sama. Tempat pelatihan yang nyaman membuat subjek mampu berkonsentrasi dan menikmati pelatihan yang diberikan. Waktu pelatihan yang diberikan cukup efektif bagi subjek tanpa mengganggu aktifitas lainnya, sehingga subjek fokus mengikuti pelatihan, dan terjalinnya hubungan yang baik antara subjek, trainer, peneliti dan seluruh tim yang terlibat ketika pelatihan, sehingga membuat subjek lebih nyaman. Dalam pelaksanaan pelatihan, peneliti tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kekurangan dalam penelitian ini diantaranya: pada awal pelatihan subjek kurang berkomunikasi karena belum terbiasa dalam suasana pelatihan. Jumlah subjek penelitian yang sedikit dapat mempengaruhi tingkat validitas, dan adanya subjek yang mengikuti pelatihan tidak tuntas (drop out) yang akan mempengaruhi nilai variabelvariabel subjek penelitian. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan kepercayaan diri dapat menurunkan kecemasan presentasi pada mahasiswa subjek penelitian yang mengalami kecemasan presentasi dengan ketegori sangat tinggi dan tinggi. Pelatihan kepercayaan diri dilaksanakan selama dua hari sebanyak tujuh sesi, dengan durasi masing-masing sesi pelatihan ± 40 menit. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Subjek Penelitian Subjek penelitian diharapkan terus melatih dan menerapkan rasa percaya diri saat presentasi yang telah diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sering berlatih presentasi dan meminta penilaian kepada orang lain dari penampilan presentasi. 2. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan pihak kampus mengajak mahasiswa untuk lebih berinteraksi ketika proses pembelajaran, hal ini dapat lakukan dengan memberikan pertanyaan secara individu ketika memulai perkuliahan dan meminta seluruh peserta presentasi menyimpulkan hasil dari presentasi yang telah ditampilkan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Meningkatkan validitas internal Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan memberikan presentasi lebih banyak agar rasa percaya diri subjek semakin meningkat.
15
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== Menghindarkan adanya subjek yang keluar (drop out). Maka dari itu kontrak belajar dalam pelatihan harus lebih ditekankan. Meningkatkan validitas eksternal Bagi peneliti selanjutnya menggunakan sampel penelitian dengan jumlah lebih banyak, melakukan uji modul terlebih dahulu sebelum digunakan pada subjek dan tempat yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, B. (2008). Kecemasan presentasi ditinjau dari keterampilan komunikasi dan kepercayaan diri pada mahasiswa, Unesa, 1, 1-9 Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., & Hilgard, E. R. (1983). Pengantar psikologi edisi ke delapan jilid ke 2. Jakarta: Erlangga. Azwar, S. (2009). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fatma, A., & Ernawati, S. (2012). Pendekatan perilaku kognitif dalam pelatihan keterampilan mengelola kecemasan berbicara didepan umum. Talenta Psikologi, 1, 40-66. Faridah, N, Y., & Hastuti, T. (2010). Strategi pengubahan pola pikir untuk mengurangi kecemasan siswa dalam megemukakan pendapat. Unesa, 11, 1-8. Iru, L., & Arihi, L. O. S. (2012), Analisis penerapan pendekatan metode, strategi, dan model-model pembelajaran. Kendari: Multi Prasindo. Kontur, R. (2007). Metode penelitian. Jakarta: Buana Printing. Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga. Rogers, N. (2008). Berani bicara didepan public. Bandung: Nuansa. Rochman, A. (2009). Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan. Surabaya: Laksbag Meditama Yogyakarta. Sanova, R. (2012). Hubungan kepercayaan diri dengan kecemasan presentasi pada mahasiswa. Skripsi. Universitas Islam Riau. Tidak diterbitkan. Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, N, B. (2008). Psikologi eksperimen. Jakarta: Indeks. Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D .T . (2002). Experimental and quasiexperimental designs for generalized causal inference. New York: Houghton Mifflin Company. Sirait, B. C. (2008). The power public speaking. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sobur, A. (2003). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia. Sukmadinata, S, N. (2009). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: 16
An – Nafs, Vol. 08, No.02,Th 2013 =============================================================== Rosdakarya. Taylor, R. (2011). Kiat-kiat pede. Jakarta: Gramedia Wiramihardja, A. S. (2005). Pengantar psikologi abnormal. Bandung. Refika Aditama.
17