PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR NEGERI WARUNGBAMBU I Mutiara Tri Rahayu* Hermanto Email :
[email protected] ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah mengenai keaktifan siswa, dimana dalam kegiatan pembelajaran masih menggunakan pembelajaran konvensional yang bersifat monoton sehingga siswa sulit untuk menerima pelajaran dan hanya guru yang aktif. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dan berpengaruh terhadap keaktifan siswa. Maka dari itu di Sekolah Dasar Negeri Warungbambu I diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa salah satunya dengan model pembelajaran kontekstual.Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian eksperimen (Quasi Experiment) dengan desain penelitian yang digunakan bentuk pretest-postest nonequivalent-group design. Sampel yang diambil untuk mewakili populasi menggunakan teknik purposive sampling yang diambil berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan data melalui angket. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis perhitungan independent sample t-test yang diperoleh nilai 5,364. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kontekstual berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan siswa kelas IVSekolah Dasar. Kata kunci : Model Pembelajaran Kontekstual (CTL), KeaktifanSiswa PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar.Pada proses pembelajaran PKn diperlukan keaktifan siswa. Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa yang aktif akan lebih cepat memahami pelajaran yang diberikan guru. Sementara siswa yang tidak aktif, biasanya siswa tersebut tidak mengerti atau tidak paham dengan apa yang PEDAGOGIK Vol. III, No. 1, Februari 2015
disampaikan oleh gurunya. Kenyataan di lapangan masih ditemui bahwa hampir semua siswa tidak aktif, karena pembelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Ketidaktahuan peserta didik mengenai PKn dalam aplikasi sehari-hari menjadi penyebab tidak tertariknya pada pelajaran PKn, disamping pengajar yang mengajar secara monoton serta hanya berpegang teguh pada bukubuku paket saja. Perlu adanya pembaharuanpembaharuan pembelajaran yang 1
mengarahkan proses pembelajaran agar siswa dapat selalu aktif, usaha meningkatkan keaktifan belajar siswa di dalam kelas sangat penting untuk dilakukan oleh para guru. Untuk itu dalam pembelajaran PKn seorang guru harus menggunakan metode, pendekatan/model pembelajaran dan strategi yang tepat agar apa yang dipelajari oleh siswa dapat dimengerti dengan baik sehingga siswa akan aktif di dalam kelas, salah satunya adalah model pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual mengaitkan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata sehingga pembelajaran lebih menarik dan membuat siswa menjadi aktif, karena apa yang dipelajari dapat dipahami dan dirasakan langsung kegiatannya. Penelitian bertujuan untuk mengaktifkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dan penelitian ini dikatakan penting menurut peneliti karena model pembelajaran yang guru berikan dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan belajar atau kegagalan pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dapat dilihat dari keaktifan siswa dan hasil belajarnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mempelajari mengenai model pembelajaran kontekstual terhadap keaktifan siswa. Dengan demikian peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) terhadap Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar Negeri Warungbambu I”.
PEDAGOGIK Vol. III, No. 1, Februari 2015
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh model pembelajaran kontekstual (CTL) terhadap keaktifan siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn di Sekolah Dasar Negeri Warungbambu I?”. LANDASAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang menggambarkan kegiatan dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Nurhadi (Rusman, 2012: 189) mengatakan bahwa pembelajaran kontekstualadalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat sehari-hari. Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu 1) Konstruktivisme; 2) Inkuiri; 3) Bertanya; 4) Masyarakat belajar; 5) Pemodelan; 6) Refleksi; 7) Penilaian. (Rusman, 2012: 193) B. Keaktifan Siswa Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 23). Aktif mendapat awalan ke- dan –an, sehingga menjadi keaktifan yang mempunyai arti kegiatan atau 2
kesibukan. Maka dari itu kegiatan siswa pada saat pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru, agar proses pembelajaran yang ditempuh mendapatkan hasil yang maksimal. Keaktifan belajar siswa yang dimaksud adalah kegiatan jasmaniah maupun mental. Paul D. Derich (Yamin, 2010: 84-86), membagi kegiatan belajar dalam delapan kelompok sebagai berikut : 1) kegiatan-kegiatan visual; 2) kegiatan-kegiatan lisan; 3) kegiatan-kegiatan mendengarkan; 4) kegiatan-kegiatan menulis; 5) kegiatankegiatan menggambar; 6) kegiatan metrik; 7) kegiatan-kegiatan mental; 8) kegiatan-kegiatan emosional. Kegiatankegiatan kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satu sama lain. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di Sekolah Dasar Negeri Warungbambu I yang beralamat di JL. Surotokunto desa Warungbambu, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang dengan alasan karena pada proses pembelajaran keaktifan siswa kurang nampak yang diduga karena adanya pengaruh model pembelajaran yang guru berikan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 4 bulan di semester genap yaitu pada bulan April – Agustus tahun ajaran 2013 – 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimental Design (Quasi Eksperimen), yakni merupakan bagian dari metode kuantitatif. Metode ini dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk PEDAGOGIK Vol. III, No. 1, Februari 2015
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dimana keaktifan siswa yang merupakan data dari penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu perlakuan dengan membandingkan kelompok eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran kontekstual (CTL) dengan kelompok kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PKn. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kontekstual (CTL) dengan keaktifan siswa kelas IV. Model pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai variabel bebas (X) dan keaktifan siswa sebagai variabel terikat (Y). Keterkaitan antara variabel X dan Y adalah untuk melihat kontribusi antara variabel bebas dan variabel terikat.Jumlah populasi adalah seluruh siswa kelas IV dan sampel yang digunakan adalah berjumlah 75 siswa. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Teknik ini terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu 1) tahap persiapan, pada tahap ini dilakukan dua kegiatan yaitu menyusun perangkat pembelajaran dan pengembangan instrumen penelitian; 2) tahap pelaksanaan, melakukan observasi dan memberikan angket sikap siswa, implementasi pembelajaran CTL yang telah disusun pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol sebagai kelas pembanding dilakukan pembelajaran konvensional, melakukan observasi untuk mengetahui keaktifan 3
siswa baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol, pengisian soal dan angket sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diawal dan diakhir pembelajaran oleh siswa; dan 3) tahap penyelesaian, mengolah dan menganalisis data kemudianmembuat kesimpulan dari hasil penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil pengolahan data dianalisis secara statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Berdasarkan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keaktifan Siswa maka didapatkan data melalui penyebaran angket. Setelah seluruh butir item dinyatakan valid, maka angket dapat diterapkan kepada seluruh sampel yang terpilih, dimana sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dengan jumlah 37 siswa kelas kontrol dan 38 siswa kelas eksperimen. Hasil penelitian akan diuraikan pada pembahasan berikut: Kegiatan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar Negeri Warungbambu I di kelas IV B menggunakan pembelajaran konvensional sebagai kelas kontrol pada pokok bahasan Globalisasi. Berdasarkan Distribusi Frekuensi data pretest dari keaktifan siswa didapat nilai minimum sebesar 79, sedangkan nilai maksimum sebesar 93. Dengan rata-rata sebesar 85,70, varians sebesar 16,604 dan simpangan baku 4,075. Sedangkan data posttest dari keaktifan siswa didapat nilai minimum sebesar 85, sedangkan nilai maksimum sebesar 100. Dengan rata-rata sebesar 95,03, varians sebesar 11,916 dan simpangan baku 3,452. PEDAGOGIK Vol. III, No. 1, Februari 2015
Kegiatan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar Negeri Warungbambu I di kelas IV A menggunakan model pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai kelas eksperimen pada pokok bahasan Globalisasi. Berdasarkan Distribusi Frekuansi data pretest dari keaktifan siswa didapat nilai terendah sebesar 75, sedangkan nilai tertinggi sebesar 95. Dengan rata-rata sebesar 87,74, varians sebesar 14,037 dan simpangan baku 3,747. Sedangkan data postest dari keaktifan siswa didapat nilai terendah sebesar 94, sedangkan nilai tertinggi sebesar 106. Dengan rata-rata sebesar 99,21, varians sebesar 9,792 dan simpangan baku 3,129. Pada hasil observasi terjadi perbedaan peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dimana nilai persentase rata-rata pada kelas eksperimen lebih terjadi peningkatan dibandingkan dengan persentase rata-rata pada kelas kontrol. Selain itu berdasarkan tes soal terjadi perbedaan peningkatan nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 5,82 dan nilai rata-rata posttest sebesar 8,24. Sedangkan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 5,70 dan nilai ratarata posttest sebesar 7,08. Maka dapat dilihat dari kedua nilai rata-rata tersebut bahwa terdapat peningkatan yang signifikan. Berdasakan hasil uji normalitas terlihat bahwa terlihat pada kolom Sig/Significance Kolmogorov-Smirnov pada pretest kelas kontrol memiliki nilai 0,155 dan posttest 0,22. Sedangkan pada pretest kelas 4
eksperimen memiliki nilai 0,2 dan posttest 0,068 yang mana berarti probabilitasnya di atas 0,05. Maka hasil pretest dan postest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil uji homogenitasnilai Sig 0,117 dari kelas kontrol dan nilai Sig 0,491 dari kelas eksperimen. Karena nilai Sig di atas 0,05 (0,117 > 0,05 dan 0,491 > 0.05) dengan demikian dapat disimpulkan data tersebut bersifat sama atau homogen. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kontekstual (CTL) terhadap keaktifan siswa maka penelitian ini menggunakan analisa perhitungan Independen Sampel T-test. Berdasarkan nilai rata-rata keaktifan siswa setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh keaktifan siswa saat posttest.Berdasarkan data perhitungan keaktifan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui bahwa nilai t pada kelas eksperimen 5,364 dan nilai t pada kelas kontrol 5,355. Artinya terdapat perbedaan antara nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana nilai posttest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. B. Pembahasan Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap keaktifan siswa di Sekolah Dasar Negeri Warungbambu I. Berikut Pembahasannya : 1. Keaktifan siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
PEDAGOGIK Vol. III, No. 1, Februari 2015
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest kelas kontrol 85,70, sedangkan nilai rata-rata postest sebesar 95,03.Berdasarkan distribusi frekuensi dan data observasi yang telah dilakukan siswa kelas IV B pada kegiatan pembelajaran, siswa melakukan beberapa kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Pada proses pembelajaran, kegiatan belajar siswa yang dilakukan mengalami sedikit peningkatan dan ada beberapa siswa yang tidak melakukan beberapa kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukan keaktifan siswa kelas IV B masih rendah dengan tandatanda yang telah disebutkan di atas. Artinya jika guru ingin keaktifan siswa meningkat maka guru perlu menindak lanjuti penyebab-penyebabnya 2. Keaktifan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual (CTL) Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 87,74, sedangkan nilai rata-rata postest sebesar 99,21.Berdasarkan distribusi frekuensi dan data observasi yang telah dilakukan siswa kelas IV A pada kegiatan pembelajaran, siswa melakukan beberapa kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswasebagai berikut :“1) kegiatan-kegiatan visual 2) kegiatankegiatan lisan 3) kegiatan-kegiatan mendengarkan 4) kegiatan-kegiatan menulis 5) kegiatan-kegiatan menggambar 6) kegiatan metrik 7)
5
kegiatan-kegiatan mental 8) kegiatankegiatan emosional. Pada proses pembelajaran, kegiatan belajar siswa yang dilakukan mengalami peningkatan pada beberapa kegiatan. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan keaktifan siswa dari kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran. 3. Perbedaan pengaruh model pembelajaran kontekstual (CTL) dan pembelajaran konvensional terhadap keaktifan siswa Berdasarkan data perhitungan keaktifan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui bahwa nilai t pada kelas eksperimen 5,364 dan nilai t pada kelas kontrol 5,355. Artinya terdapat perbedaan antara nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana nilai posttest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Dengan menggunakan model pembelajaran CTL maka keaktifan siswa akan meningkat. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran CTL dapat memotivasi siswa agar memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan menghubungkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari sehingga proses pembelajaran menjadi seru dan menarik karena keaktifan siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa PEDAGOGIK Vol. III, No. 1, Februari 2015
penggunaan model pembelajaran kontekstual (CTL)berpengaruh signifikan terhadap keaktifan siswa pada mata pelajaran PKn di Sekolah Dasar Negeri Warungbambu I. 1. Hasil pretest dan posttest keaktifan siswa kelas IV B (kelas kontrol) dengan menggunakan pembelajaran konvensional meningkatkan keaktifan siswa. Hasil ini didukung oleh data penelitian yang menyatakan bahwa secara rata-rata (mean) skor pretest adalah 85,70; median 85. Sedangkan secara rata-rata (mean) skor posttest adalah 95,03; median 95,03. Selain data angket, terdapat data tes di setiap proses pembelajaran. Pada nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 5,70 dan nilai rata-rata posttest sebesar 7,08. 2. Hasil pretest dan posttest keaktifan siswa kelas IV A (kelas eksperimen) dengan menggunakan pembelajaran CTL meningkatkan keaktifan siswa. Hasil ini didukung oleh data penelitian yang menyatakan bahwa secara ratarata (mean) skor pretest adalah 87,74; median 87,00. Sedangkan secara rata-rata (mean) skor postest adalah 99,21; median 99,50. Selain data angket, terdapat data tes di setiap proses pembelajaran. Pada nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 5,82 dan nilai rata-rata posttest sebesar 8,24. Jadi pretest dan posttest pada kelas eksperimen meningkat dengan pembelajaran CTL.
6
3. Pengaruh penggunaan model pembelajaran CTL di Sekolah Dasar Negeri Warungbambu I memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t dapat diketahui kelas eksperimen 5,364 lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol 5,355. Karena nilai Sig (2-tailed) > 0,05maka terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kontekstual (CTL) dan pembelajaran konvensional
terhadap keaktifan siswa. Selain itu diperkuat dengan data hasil observasi dan nilai tes kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontol. Maka disimpulkan penggunaan model pembelajaran CTL lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan pembelajaran konvensional untuk meningkatkan keaktifan siswa, khususnya mata pelajaran PKn maka terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kontekstual (CTL).
*Mutiara Tri Rahayu adalah Mahasiswa PGSD Universitas Islam “45” Bekasi *Hermanto adalah Dosen Universitas Islam “45” Bekasi
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Iif dan Sofan. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fathurrahman dan Wuri. 2011. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Yogyakarta.: Nuha Litera Kusnandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertufikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers Muhibbinsyah. 2009. Psikologi Pendidikan . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sumantri, Syarif. 2010. Pengembangan Pendidikan Karakter. Jakarta: Suara GKYE Peduli Bangsa Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara Usman, Moh Uzer. 2010: Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Yamin, Martinis. 2010. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Pres PEDAGOGIK Vol. III, No. 1, Februari 2015
7
Sudrajat, Akhmad. 2008. Tugas Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. UNJ Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. 2013. Jakarta: PT. Media Pustaka Phoenix
PEDAGOGIK Vol. III, No. 1, Februari 2015
8