!"#$%&$'()*&
!
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN ALAT PERAGA Kata “Alat Peraga” diperoleh dari dua kata alat dan peraga. Kata utamanya adalah peraga yang artinya bertugas “meragakan” atau membuat bentuk “raga” atau bentuk “fisik” dari suatu arti/pengertian yang dijelaskan. Bentuk fisik itu dapat berbentuk benda nyatanya atau benda tiruan dalam bentuk model atau dalam bentuk gambar visual/audio visual. Jadi Alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang bisa digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat para siswa yang menjurus kearah terjadinya proses belajar mengajar. Alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk membntu dalam proses belajar-mengajar yang berperan besar sebagai pendukung kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga ini mempunyai tujuan untuk memberikan wujud yang riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"& !
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&+&
!"#$%&$'()*&
!
materi pembelajaran. Alat peraga yang dipakai dalam proses belajar-mengajar dalam garis besarnya memiliki manfaat menambahkan kegiatan belajar para siswa, menghemat waktu belajar, memberikan alasan yang wajar untuk belajar, sebab dapat membangkitkan minat perhatian dan aktivitas para siswa.
2.1.1 PENGERTIAN DARI ALAT PERAGA MENURUT PARA AHLI Menurut Wijaya & Rusyan [1994] – yang dimaksud Alat Peraga Pendidikan adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang belajar & dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan – tujuan belajar. Menurut Nasution [1985] – alat peraga pendidikan adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Menurut Sudjana [2009] – Pengertian Alat Peraga Pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata & telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif & efisien. Menurut Faizal [2010] – Alat Peraga Pendidikan sebagai instrument audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik & membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.
2.1.2 TUJUAN ALAT PERAGA Berikut ini beberapa tujuan alat peraga disebutkan selain di atas tadi, ialah sebagai berikut: •
Alat peraga dalam pendidikan memiliki tujuan supaya proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar para siswa.
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&,(
!"#$%&$'()*&
!
•
Alat peraga pendidikan dapat memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana siswa belajar dengan banyak sekali kemungkinan, sehingga belajar dapat berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu.
•
Alat peraga pendidikan mempunyai manfaat supaya belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, alat peraga dapat memungkinkan mengajar lebih sistematis dan juga teratur.
2.1.3 MANFAAT ALAT PERAGA Untuk lebih jelas dan terperinci, berikut ini manfaat dari penggunaan alat peraga pendidikan yaitu antara lain sebagai berikut ini: •
Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
•
Mencapai sasaran yang lebih banyak.
•
Dapat membantu dalam mengatasi berbagai macam hambatan dalam proses pendidikan.
•
Dapat merangsang sasaran dari pendidikan untuk mengimplementasikan ataupun melaksanakan pesan-pesan kesehatan atau pesan pendidikan yang akan disampaikan.
•
Dapat membantu sasaran pendidikan untuk belajar dengan cepat serta belajar lebih banyak materi atau bahan yang disampaikan .
•
Merangsang sasaran pendidikan untuk bisa meneruskan berbagai pesan yang disampaikan yang member materi kepada orang lain.
•
Dapat mempermudah saat penyampaian materi pendidikan atau informasi oleh para pendidik.
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&-(
!"#$%&$'()*&
!
•
Dapat Mendorong keinginan orang-orang maupun individu untuk mengetahui, lalu kemudian lebih mendalami, lalu pada akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. Individu yang melihat sesuatu yang memang ia diperlukan tentu akan menarik perhatiannya. Dan juga apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan dapat memberikan pengertian baru untuknya, yang merupakan pendorong untuk melakukan ataupun memakai sesuatu yang baru tersebut.
•
Membantu menegakkan pengertian atau informasi yang diperoleh. Sasaran pendidikan di dalam menerima sesuatu yang baru, manusia memiliki kecenderungan untuk melupakan/lupa. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, AVA (Audio Visual Aid – alat bantu atau peraga audio visual) dapat membantu menegakkan pengetahuan-pengetahuan yang sudah diterima oleh sasaran pendidikan sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan di dalam ingatan si penerima.
2.2 Motor Bakar Torak Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energy panas (energy termal) menjadi energy mekanik melalui proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar sehingga menghasilkan energy mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi poros engkol yang untuk selanjutnya diteruskan ke system transmisi roda gigi kemudian di teruskan ke roda penggerak sehingga kendaraan dapat berjalan. Menurut siklus kerja ideal, motor bakar torak terbagi menjadi tiga yakni motor bensin (otto) atau yang lebih umum spark ignitions engines (sie), motor diesel atau yang lebih umum compression ignitions engine (CIE), dan siklus gabungan. !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&.(
!"#$%&$'()*&
!
Sedangkan menurut langkah yang ditempuh dalam menghasilkan tenaga, maka motor bakar torak terbagi menjadi motor bakar dua langkah (two stroke engines) dan motor bakar empat langkah (four stroke engines). [Arismunandar, Wiranto, 1988] Salah satu yang membedakan antara motor bensin dan motor diesel adalah bahan bakarnya, motor bensin seperti halnya namanya menggunakan bensin (premium) sebagai bahan bakarnya, sedangkan motor diesel menggunakan bahan bakar solar. Selain itu pada komponen motor bensin terdapat karburator dan busi, sebelum masuk ke dalam ruang bakar, bensin di campur udara pada karburator, jadi fungsi karburator adalah untuk mengkondisikan (mengkabutkan) campuran bensin dan udara agar bisa terbakar dalam ruang bakar. Untuk selanjutnya campuran tersebut akan terbakar dalam ruang bakar melalui percikan bunga api yang dihasilkan dari busi (ignition spark). [Arismunandar, Wiranto, 1988]. Motor bakar dua langkah adalah jenis motor bakar yang menghasilkan tenaga dengan dua kali langkah piston atau satu kali putaran poros engkol, sedangkan motor bakar empat langkah untuk menghasilkan tenaga memerlukan empat langkah piston dan dua kali putaran poros engkol. [Arismunandar, Wiranto, 1988].
2.3. SIKLUS AKTUAL MOTOR BENSIN Siklus udara volume konstan atau siklus otto adalah proses yang ideal. Dalam kenyataannya baik siklus volume konstan, siklus tekanan konstan dan siklus gabungan tidak mungkin dilaksanakan, karena adanya beberapa hal sebagai berikut : [Arismunandar, Wiranto, 1988]
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&/0(
!"#$%&$'()*&
!
a. Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal, karena fluida kerja disini adalah campuran bahan bakar (premium) dan udara, sehingga tentu saja sifatnya pun berbeda dengan sifat gas ideal. b. Kebocoran fluida kerja pada katup (valve), baik katup masuk maupun katup buang, juga kebocoran pada piston dan dinding silinder, yang menyebabkan tidak optimalnya proses. c. Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup tepat pada saat piston berada pada posisi TMA dan atau TMB, karena pertimbangan dinamika mekanisme katup dan kelembaban fluida kerja. Kerugian ini dapat diperkecil bila saat pembukaan dan penutupan katup disesuaikan dengan besarnya beban dan kecepatan torak. d. Pada motor bakar torak yang sebenarnya, pada saat torak di TMA tidak terdapat proses pemasukan kalor seperti pada silklus udara. Kenaikkan tekanan dan temperature fluida kerja disebabkan oleh proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar dalam silinder. e. Proses pembakaran memerlukan waktu untuk perambatan nyala apinya, akibatnya proses pembakaran berlangsung padda kondisi volume ruang yang berubah-ubah sesuai gerakan piston. Dengan demikian proses pembakaran harus dimulai beberapa derajat sudut engkol sebelum torak mencapai TMA dan berakhir beberapa derajat sudut engkol sesudah TMA menuju TMB. Jadi proses pembakaran tidak dapat berlangsung pada volume atau tekanan yang konstan. f. Terdapat kerugian akibat perpindahan kalor dari fluida kerja ke fluida pendingin, misalnya oli, terutama saat proses kompresi, ekspansi dan waktu gas buang meninggalkan silinder. !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&//(
!"#$%&$'()*&
!
g. Adanya kerugian enerrgi akibat adanya gesekan antara fluida kerja dengan dinding silinder dan mesin. h. Terdapat kerugian energy kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam silinder ke atmosfer sekitarnya.
Gambar 2.1 Diagram P-V Siklus Aktual Motor Bensin. [Arismunandar, Wiranto,1988]
2.4 Siklus Motor Bakar Dua Langkah Untuk memperoleh tenaga hanya diperlukan dua langkah piston atau satu kali putaran poros engkol. Tidak terdapat katup seperti pada mesin empat langkah. Sistem pemasukan campuran bahan bakar dan udara ke dalam silinder melalui lubang yang terdapat pada sisi silinder, begitu juga pada pengeluaran gas sisa pembakaran. Siklus motor bakar dua langkah seperti pada gambar berikut :
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&/1(
!"#$%&$'()*&
!
Gambar 2.2 Siklus Motor Bakar Dua Langkah. [Maleev, V.L, 1945] Adapun siklus kerja motor bensin dua langkah, seperti pada gambar 1. Langkah Kompresi Gerakan piston dari TMB menuju TMA, gerakan ini menyebabkan tertutupnya lubang pemasukan campuran bahan bakar dan udara terlebih dahulu (karena letak lubang pemasukan yang relative lebih dekat ke TMB dari pada lubang pengeluaran) dan disusul tertutupnya lubang pembuangan, sehingga untuk selanjutnya gerakan ini akan menekan campuran bahan bakar dan udara didalam silinder dan campuran dari karburator akan terhisap menuju crank case. Ketika beberapa derajat sebelum TMA maka campuran tersebut akan dibakar oleh percikan api yang berasal dari busi.
2. Langkah Ekspansi Gas sisa pembakaran menekan piston sehingga akan bergerak kearah TMB, lubang pembuangan yang relative lebih dekat dengan TMA akan terbuka !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&/2(
!"#$%&$'()*&
!
menyusul lubang pemasukan juga terbuka. Ketika lubang pembuangan terbuka maka gas sisa pembakaran akan menuju saluran buang (Knalpot), dan ketika lubang pemasukan terbuka maka campuran bahan bakar dan udara dari crank case akan masuk silinder. Setelah sampai TMB maka proses (siklus) akan berulang. Pada siklus mesin dua langkah ini, proses pembakaran tidak bisa berlangsung relative sempurna seperti pada motor empat langkah, karena pada saat piston menekan campuran bahan bakar dan udara untuk proses pembakaran, saat itulah sebenarnya campuran tersebut telah tercampur juga dengan gas sisa pembakaran sebelumnya yang belum sempat keluar lewat lubang pembuangan. Begitu juga pada saat ekspansi, ketika pembuangan gas sisa pembakaran melalui lubang pembuangan, maka campuran bahan bakar dan udara yang baru masuk silinder sebagian akan ikut keluar melalui lubang pembuangan tersebut bersama gas sisa pembakaran.
2.5 Komponen Motor Bensin 2 Langkah 2.5.1 Blok Silinder Blok silinder merupakan inti dari pada motor, yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ada beberapa blok silinder yang terbuat dari paduan alumunium. Blok silinder dilengkapi rangka pada bagian luar untuk memberikan kekuatan pada motor dan membantu meradiasikan panas. Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder tempat torak bergerak naikturun. Silinder-silinder ditutup bagian atasnya oleh kepala silinder yang dijamin oleh gasket kepala silinder yang letaknya antara blok silinder dan kepala silinder. Crankcase
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&/3(
!"#$%&$'()*&
!
terpasang dibawah blok silinder dan poros engkol, bak oli termasuk dalam crankcase. Blok silinder dikelilingi oleh kisi-kisi yang berfungsi sebagai pendingin.
Gambar 2.3 Silinder Blok Motor Bensin 2 Langkah (Sumber : Pribadi)
2.5.2 Kepala Silinder Kepala silinder (Cylinder Head) ditempatkan di bagian atas blok silinder. Pada bagian bawah kepala silinder terdapat ruang bakar. Kepala silinder harus tahan terhadap temperature dan tekanan tinggi selama mesin bekerja. Oleh sebab itu, umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang dan paduan aluminium. Kepala silinder yang terbuat dari paduan aluminium memiliki kemampuan pendingin lebih besar dinbanding dengan yang terbuat dari besi tuang. Gasket kepala silinder (cylinder head gasket) letaknya antara blok silinder dan kepala silinder, fungsinya untuk mencegah kebocoran gas pembakaran, air pendingin dan oli. Gasket harus tahan panas dan tekanan dalam setiap perubahan tempratur. Umumnya terbuat dari carbon clad sheel steel (gabungan carbon dengan lempengan baja). Karbon itu sendiri melekat dengan graphite, dan kedua-duanya berfungsi untuk
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&/4(
!"#$%&$'()*&
!
mencegah kebocoran yang ditimbulkan antara blok silinder, serta menambah kemampuan melekat pada gasket.
Gambar 2.4 Silinder Head Motor Bensin 2 Langkah ( Sumber : Pribadi) ribadi ribadi)
2.5.3 Torak Torak bergerak naik turun di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama turak untuk menrima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui batang torak (connecting rod). Torak terus-menerus menerima temperature dan tekanan tinggi, ssehingga harus dapat tahan panas saat motor beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu yang lama. Pada umumnya torak terbuat dari paduan aluminium, selain lebih ringan, radiasi panasnya juga lebih efisien disbanding material lainnya. Pada saat torak menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian yang mengakibatkan diameternya akan bertambah. Untuk mencegah hal ini pada motor harus ada semacam celah yaitu jarak yang disediakan untuk temperature ruang, lebih
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&/+(
!"#$%&$'()*&
!
kurang 25°C, jarak ini disebut celah torak (piston clearance). Celah torak umumnya berukuran antara 0,02-0,12mm.
Gambar 2.5 Torak Motor Bensin 2 Langkah (Sumber : www.laskar-suzuki.com)
2.5.4 Batang Torak Batang torak (connecting rod) menghubungkan torak ke poros engkol dan selanjutnya meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh torak ke poros engkol. Bagian ujung batang torak disebut small end, sedang bagian yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Crank pin berputar pada kecepatan tinggi di dalam big end dan mengakibatkan temperature menjadi tinggi. Untuk menghindari hal tersebut yang mengakibatkan panas, bearing bambu di pasangkan di dalam big end. Bearing ini dilumasi dengan oli yang telah bercampur dengan bahan bakar bensin, sebagian oli juga dipercikan langsung dari lubang oli kebagian dalam ruang poros engkol untuk mendinginkan dan melumasi torak.
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&/,(
!"#$%&$'()*&
!
Gambar 2.6 Batang Torak Motor Bensin 2 Langkah (Sumber : www.laskar-suzuki.com)
2.5.5 Poros Engkol Tenaga (torque) yang digunakan untuk menggerakan roda kendaraan dihasilkan oleh gerakan batang torak dan diubah menjadi gerak putar pada poros engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta berputar pada kecepatan tinggi, dengan alasan tersebut poros engkol umumnya terbuat dari baja karbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan yang tinggi.
Gambar 2.7 Poros Engkol Motor Bensin 2 Langkah (Sumber : www.laskar-suzuki.com)
2.6 Sistem Kelengkapan Pada Motor Bensin !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&/-(
!
2.6.1 Sistem Bahan Bakar
!"#$%&$'()*&
Sistem bahan bakar pada sepeda motor pada umumnya terdiri dari beberapa komponen antara lain : Tangki bensin, Saraingan bensin, Selang bensin dan karburator. Pada tangki bensin dilengkapi demgan pengukur tinggi bensin, untuk tipe ini pada karburator dilengkapi kran bensin. Apabila keran bensin dibuka maka secara alamiah bensin akan mengalir menuju ke karburator, Agar bensin yang masuk ke karburator bersih dari kotoran terlebih dahulu disaring oleh dsaringan bensin. Komponen-komponen system bahan bakar dapat dilihat seperti gambar dibawah ini .
Gambar 2.8 System Bahan Bakar Motor Bensin 2 Langkah (Sumber : www.blkimojokerto.wordpress.com www.blkimojokerto.wordpress.com)
1. Tangki bahan bakar Tangki (fuel tank) berfungsi untuk menyimpan atau menampung bahan bakar. Tangki bahan bakar terbuat dari plat baja tipis. Pada bagian atas terdapat lubang untuk memasukan bahan bakar. Agar tidak terjadi tekanan gas di dalam tangki. Tangki biasanya ditempatkan lebih tinggi dari karburator agar bahan bakar dengan beratnya sendiri dapat mengalir ke karburator. !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&/.(
!"#$%&$'()*&
!
2. Saringan bahan bakar/bensin
Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran dan air yang tercampur oleh bahan bakar. 3. Karburator Karburator berfungsi untuk mencampurkan udara dan bahan bakar sehingga menjadi gas dan untuk mengatur pemasukan gas kedalam silinder. Gas merupakan partikel-partikel yang sangat halus sehingga mudah terbakar. Perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan dengan berat. Secara teoritis perbandingan yang sempurna adalah 1 gram bensin berbanding dengan 15 gram udara. Apabila perbandingan udara lebih besar, misalnya 1 gram berat bensin berbanding 18 gram berat udara maka disebut dengan campuran miskin. Sebaliknya, bila campuran udara lebih sedikit, misalnya 1 gram berat bensin berbanding dengan 13 gram berat udara maka disebut dengan campuran kaya.
Gambar 2.9 Komponen-Komponen Karburator Motor Bensin (Sumber : www.blkimojokerto.wordpress.com)
A. Fungsi dari bagian-bagian karburator !
Katup gas
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&10(
!"#$%&$'()*&
!
Mengatur jumlah campuran bensin dengan udara yang akan dimasukkan ke dalam ruang bakar. Bentuk lekukkan (coakan) pada bagian bawah katup gas yang mengarah lubang pemasukan udara saat posisi menutup akan berfungsi sebagai penutup saluran udara. !
Jarum penyiram Untuk mengatur jumlah campuran bensin dengan udara yang mengalir melalui saluran penyiram dari ! sampai dengan " pembukaan katup.
!
Penyiram stationer Untuk mengatur jumlah bensin yang digunakan pada waktu putaran stationer (putaran tetap/stabil)
!
Penyiram utama Untuk mengatur jumlah bensin yang digunakan pada waktu putaran tinggi.
!
Ruang pelampung Sebagai tempat menampung sementara bensin yang akan dialirkan ke ruang bakar.
!
Pelampung Untuk mempertahankan tinggi permukaan bensin di dalam ruang pelampung agar selalu tetap dan tepat.
!
Sekrup penyetel udara Udara mengatur jumlah udara yang akan bercampur dengan bensin.
!
Sekrup penyetel gas Untuk mengatur posisi pembukaan katup pada dudukan terendah untuk menentukan putaran stationer.
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&1/(
!"#$%&$'()*&
!
!
Skrup penyetel udara
Untuk mengatur jumlah udara yang akan bercampur dengan bensin. !
Cuk Untuk menutup saluran udara agar terjadi percampuran kaya dengan sementara apabila menghidupkan mesin, pada waktu mesin dan cuaca dalam keadaan dingin.
!
Penyiram udara Untuk mengontrol udara yang menuju penyiram utama dan kedua agar terjadi percampuran kaya pada kecepatan tinggi dan percampuran miskin pada kecepatan terendah.
B. Cara kerja karburator !
Pada waktu putaran stationer sampai kecepatan rendah ! Katup gas berada di posisi bawah ! Saat itu coakan pada katup berfungsi sebagai venture sehingga terjadi penurunan tekanan udara pada saluran masuk yang mengakibatkan campuran bensin dengan udara keluar melalui spuyer kecil (slow jet). ! Udara masuk kedalam saluran penyiram utama (air jet) yang terus menghubungkan ke spuyer kecil untuk mengadakan percampuran dengan bensin dengan perbandingan yang dapat diatur oleh sekrup penyetel udara (air screw).
!
Pada waktu kecepatan menengah ! Posisi katup sudah terangkat sehingga pembukaan jarum turut terangkat untuk mesin membuka celah dari lubang nosel. Dengan
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&11(
!"#$%&$'()*&
!
demikian, campuran bensin dengan udara dapat mengalir melalui penyiram utama (main jet). ! Udara yang masuk ke dalam saluran udara akan menurun tekanannya di daerah venture utama sehingga campuran bensin dengan udara dapat mengalir melalui spuyer besar. ! Saat itu spuyer kecil masih bekerja untuk mengalirkan campuran bensin dengan udara. !
Pada waktu kecepatan tinggi ! Posisi katup sudah terangkat antara " sampai penuh, terbuka, dan posisi jarum sudah membuka penuh dari lubang noselnya sehingga campuran besar sesuai dengan kebutuhan pada kecepatan tinggi. ! Saat itu spuyer kecil sudah tidak bekerja lagi.
2.6.2 Sistem Pendinginan Pada umumnya mesin sepeda motor didinginkan dengan system pendinginan udara. Dalam system pendinginan ini sekeliling silinder dan kepala silinder diberi sirpi-sirpi guna memperbesar luas permukaan yang bersinggungan dengan udara pendingin yang dialirkan ke sekelilingnya. Panas yang timbul dari hasil pembakaran dan diambil oleh udara pendingin yang mengalir melalui sirpi-sirpi tersebut. Sirpi-sirpi itu adalah sebagai penghantar panas dari dalam mesin. Agar pemindahan panas dari sirip ke udara pendingin berlangsung dengan baik maka sirip-sirip harus dalam keadaan bersih dan tidak dilapisi kotoran yang akan mengurangi efek pendinginan. Mengalirkan udara melalui sirip-sirip dapat dilakukan dengan cara berikut ini. ! Sistem pendinginan udara paksa !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&12(
!"#$%&$'()*&
!
Yakni dengan adanya kipas angin yang berputar dan memaksa angin bersirkulasi melalui sirip-sirip walaupun sepeda motor dalam keadaan berhenti. ! Sistem pendinginan udara alamiah Yakni dengan menggunakan aliran udara yang menghembus melewati mesin sewaktu sepeda motor berjalan dengan laju.
2.6.3 Sistem Pelumasan Seluruh peralatan yang bergerak di dalam suatu motor bakar selalu mengadakan pergesekan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan minyak pelumas di dalam setiap motor bakar. Jika system pelumasan pada suatu mesin tidak diperhatikan maka akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut : !
Bagian peralatan yang bergesekan akan cepat aus
!
Timbulnya panas yang berlebihan
!
Timbul karat/korosi
!
Umur pemakaian berkurang
Sistem pelumasan pada motor 2 langkah A. Sistem pelumasan campur Pada system ini minyak pelumas dicampur dengan bahan bakar di dalam satu tangki dan bersama-sama masuk kedalam mesin sehingga pelumasa di dalam mesin dilakukan oleh minyak pelumas yang bercampur dengan bahan bakar tadi. Setiap jenis mesin mempunyai ketentuan sendiri-sendiri mengenai perbandingan campuran minyak pelumas dengan bahan bakar yang dipakai. B. Sistem injeksi !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&13(
!"#$%&$'()*&
!
Pada system injeksi minyak pelumas tidak dicampurkan dalam tangki bahan bakar melainkan tersimpan pada tangki tersendiri. Pada system ini mempergunakan suatu pompa pelumas jenis plunyer yang digerakan oleh proses engkol melalui roda gigi untuk menekan minyak pelumas. Penekanan minyak pelumas ini ada yang langsung untuk dicampurkan pada campuran gas bahan bakar di saluran masuknya, misalkan silinder dan bantalan poros engkol. Pada system pelumas injeksi ini, umumnya jumlah minyak pelumas yang dipompa disesuaikan dengan putaran mesin serta pembukaan katup gas.
Gambar 2.10 Sistem Pelumasan Motor Bensin 2 Langkah (Sumber : http://caraperawatan.blogspot.com/)
2.7 Proses Manufaktur Proses manufaktur merupakan suatu proses pembuatan benda kerja dari bahan baku sampai barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa proses tambahan. Suatu produk dapat dibuat dengan berbagai cara, di mana pemilihan cara pembuatannya tergantung pada :
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&14(
!"#$%&$'()*&
!
! Jumlah produk yang dibuat akan mempengaruhi pemilihan proses pembuatan sebelum produksi dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan segi ekonomis. ! Kualitas produk yang ditentukan oleh fungsi dari komponen tersebut. Kualitas produk yang akan dibuat harus mempertimbangkan kemampuan dari produksi yang tersedia. ! Fasilitas produksi yang dimiliki yang dapat digunakan sebagai pertimbangan segi kualitas dan kuantitas produksi yang akan dibuat. ! Penyeragaman (standarisasi), terutama pada produk yang merupakan komponen atau elemen umum dari suatu mesin, yaitu harus mempunyai sifat mampu tukar interchangeable). Penyeragaman yang dimaksud meliputi bentuk geometri dan (interchangeable). keadaan fisik.
2.8 Proses Pengelasan Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.
2.8.1 Las listrik Dalam las listrik panas yang digunakan untuk mencairkan logam diperoleh dari busur listrik yang timbul antara benda kerja yang dilas dengan kawat logam yang disebut elektroda. Elektroda ini terpasang pada pegangan atau holder las dan didekatkan pada benda kerja yang dapat mencairkan logam. !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&1+(
!"#$%&$'()*&
!
a. Elektroda
Elektroda yang digunakan adalah E6013 E = Elektroda 60 = Tegangan tarik 60 ksi = 60000pm 1 = Posisi pengelasan (semua posisi) 3 = Arus yang digunakan (Ac/DC) b. Mengatur busur las Pada pesawat las AC busur dinyalakan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja, sedang pada pesawat las DC busur dinyalakan dengan menyentuhkan elektroda dari atas ke bawah pada benda kerja. Agar hasil yang ingin di dapat maksimal maka harus diatur jarak panjang busur las. Bil Bila diameter elektroda = d dan panjang busur, yaitu jarak elektroda dengan benda kerja =L, maka pengelasan harus diatur supaya L – d sehingga diperoleh alur rigi-rigi yang baik dan halus. Bila L > d maka alur rigi-rigi las kasar, penetrasi dangkal dan percikan kerak keluar dari jalur las. Dan bila L < d, maka biasanya terjadi pembekuan pada ujung elektroda dan benda kerja, alur rigi tidak merata, penetrasi kurang dan percikan kerak kasar dan berbentuk bola. c. Mengatur gerak elektroda Gerak elektroda dapat diatur sebagai berikut : •
Gerak ayunan turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda dilakukan untuk mengatur jarak busur las ke benda kerja supaya panjang busur las sama dengan diameter elektroda.
•
Gerak ayunan dari elektroda untuk mengatur kampuh las.
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&1,(
!"#$%&$'()*&
!
Gerakan ayunan elektroda dilakukan untuk mengatur lebar las yang dikehendaki atau kampuh las.
2.8.2 Jenis Sambungan Las Ada beberapa jenis sambungan las, yaitu : a. Butt join, Yaitu dimana benda kerja yang dilas berada pada bidang yang sama. b. Lap join, Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas berada pada bidang yang parrarel. c. Edge join, Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas berada pada bidang pararel, tetapi sambungan las dilakukan pad ujungnya. d. T-join, Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas tegak lurus satu sama lain. e. Corner join, Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas tegak lurus satu sama lain.
2.8.3 Memilih besarnya arus Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada diameter elektroda dan jenis elektroda. Tipe atau jenis elektroda tersebut misalnya : E 6010, huruf E tersebut singkatan dari elektroda, 60 menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam 60.000 lb/in#, 1 menyatakan posisi pengelasan segala posisi dan angka 2 untuk pengelasan datar dan horizontal. Angka keempat adalah menyatakan jenis selaput elektroda dan jenis arus yang sesuai.
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&1-(
!"#$%&$'()*&
!
Besarnya arus listrik harus sesuai dengan elektroda, bila arus listrik terlalu kecil, maka : a. Pengelasan sukar dilaksanakan. b. Busur listrik tidak stabil. c. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan benda kerja. d. Hasil pengelasan atau rigi-rigi las tidak rata dan penetrasi kurang dalam. Apabila arus listrik yang dihasilkan terlalu besar maka akan mengakibatkan : a. Elektroda mencair terlalu cepat. b. Pengelasan atau rigi las menjadi lebih besar permukaannya dan penetrasi terlalu dalam.
2.9
Proses Machining Cutting tool tool) : untuk memotong benda kerja yang memiliki a. Gerinda duduk (Cutting tingkat kekerasan yang tinggi. Misalnya besi pipa, besi L, plat lembaran tebalnya lebih dari 2mm. b. Gerinda potong tangan : Untuk memotong benda kerja yang memiliki tingkat kekerasan yang rendah. Misalnya plat lembaran tebalnya kurang dari 2mm. c. Mesin Gerinda : Suatu alat yang digunakan untuk menghaluskan benda kerja atau untuk menajamkan alat-alat perkakas, misalnya mata bor, pahat, pengores dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan dalam pemakaian mesin gerinda adalah jenis permukaan batu gerinda yang digunakan untuk
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&1.(
!"#$%&$'()*&
!
permukaan kasar biasanya digunakan untuk penghalusan awal, sedangkan batu gerinda dengan permukaan halus digunakan untuk penghalusan atau pengasahan penajaman mata bor. d. Bor tangan ; Merupakan suatu alat pembuat lubang, alur atau biasa untuk perluasan dan penghalusan suatu bidang yang efisien sebagai pisau penyayatnya pada mesin bor ini dinamakan mata bor yang mempunyai diameter bermacam-macam. e. Mesin frais ! Milling : Untuk meratakan permukaan benda kerja. ! Drilling : Suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist twist drill drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non logam yang masih pejal atau material yang sudah berlubang.
2.10 PHAL & BEITZ Phal dan Beitz mengusulkan cara merancang prodak sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya; Engineering Design: A Systematic Approach dalam Ginting (2009). Cara merancang Phal dan Beitz tersebut terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masing-masing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah : 1. Perencanaan dan penjelasan tugas. 2. Perancangan konsep produk. 3. Perancangan bentuk produk. 4. Perancangan detail. !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&20(
!"#$%&$'()*&
!
Sebenarnya langkah-langkah dalam keempat fase proses perancangan diatas tidaklah perlu dikelompokkan dalam 4 fase secara kaku, sebab seperti misalnya, pada langkah pada fase perancangan detail (fase ke-4) cara pembuatan komponen produk sudah diperlikan detail dan banyak lain contohnya seperti itu. Setiap fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase tersebut kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan balik untuk fase yang mendahului. Perlu dicatat pula bahwa hasil fase itu sendiri setiap saat dapat berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase berikutnya.
Gambar 2.11 Diagram Alir Perancangan Menurut Pahl dan Beitz A. Perencanaan dan Penjelasan Tugas Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan konsumen. Produk !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&2/(
!"#$%&$'()*&
!
dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu tersebut merupakan hasil pengolahan data survey bagian pemasaran atau atas permintaan segmen konsumen. Fase pertama tersebut perlu diadakan untuk menjelaskan secara lebih detail sebelum produk tersebut dikembangkan lebih lanjut. Pada fase ini dikkumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau requitment yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batas-batas untuk produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam suatu persyaratan teknis. Fase perencanaan produk tersebut baru dapat memberikan hasil yang baik, jika fase tersebut memperhatikan kondisi pasar, keadaan perusahaan dan ekonomi Negara. Pada perencanaan proyek dibuat jadwal kegiatan dan waktu penyelesaian setiap kegiatan dalam proses perancangan.
B. Perancangan Konsep Produk Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan. Beberapa alternative konsep dapat ditemukan. Konsep produk biasanya berupa gambar skets atau gambar skema yang sederhana, tetapi telah memuat semua. Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut dan setelah dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan beberapa criteria khusus seperti criteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain. Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase berikutnya, sedangkan dari beberapa konsep produk yang memenuhi criteria dapat dipilih solusi yang terbaik. Mungkin terjadi, ditemukan beberapa konsep produk !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&21(
!"#$%&$'()*&
!
terbaik yang dikembangkan lebih lanjut pada fase-fase berikutnya. Dari diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase perancangan konsep produk terdiri dari beberapa langkah.
C. Perancangan Bentuk (Embodiment Design) Dari diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase perancangan bentuk terdiri dari beberapa langkah, yang jumlanya lebih banyak dari jumlah langkah-langkah pada fase perancangan konsep produk. Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”, yaitu komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar skets masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk, sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk, yang dalam geraknya tidak saling bertabrakan sehingga produk dapat melakukan fungsinya. Konsep produk yang sudah digambarkan pada preliminary layout, sehingga dapat diperoleh beberapa preliminary layout. Preliminary layout masih dikembangkan lagi menjadi layout yang lebih baik lagi dengan meniadakan kekurangan dan kelemahan yang ada dan sebagainya. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap beberapa preliminary layout yang sudah dikembangkan lebih lanjut berdasarkan criteria teknis, criteria ekonomis dan lain-lain yang lebih ketat untuk memperoleh layout yang terbaik yang disebut definitive layout. Definitive layout telah dicek dari segi kemampuan melakukan fungsi produk, kekuatan, kelayakan financial dan lain-lain.
D. Perancangan Detail !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&22(
!"#$%&$'()*&
!
Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi, kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan. Demikian juga kemungkinan cara pembuatan setiap produk sudah dilakukan dan perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan. Kedua hal tersebut disebut dokumen untuk pembuatan produk.
E. Tabel Morfologi Tabel morfologi adalah suatu daftar atau ringkasan dari analisis perubahan bentuk secara sistematis untuk mengetahui bagaimana bentuk suatu produk dibuat. Di dalam table ini dibuat kombinasi dari berbagai kemungkinan solusi untuk membentuk produk-produk yang berbeda. Kombinasi yang berbeda dari suatu sub solusi dapat dipilih dari table mungkin menuju solusi baru yang belum teridentifikasi sebelumnya. Tabel morfologi berisi elemen-elemen, komponen-komponen atau sub-sub solusi yang lengkap yang dapat dikombinasikan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (Ginting, 2009:161-165) : a. Mendaftar/mambuat daftar yang penting bagi sebuah produk. Daftar tersebut haruslah meliputi seluruh fungsi pada tingkat generalisasi yang tepat. b. Daftar setiap fungsi yang dapat dicapai yang menentukan komponen apa saja untuk mencapai fungsi. Daftar tersebut meliputi gagasan baru sebagaimana komponen-komponen yang ada dari bagian solusi. c. Menggambar dan membuat sebuah chart untuk mencantumkan semua kemungkinan hubungan solusi.
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&23(
!"#$%&$'()*&
!
d. Identifikasi kelayakan gabungan/kombinasi sub-sub solusi. Jumlah total dari kombinasi tersebut mungkin sangat banyak sehingga pencarian strategi mungkin harus berpedoman pada konstrain atau criteria, seperti keterbatasan waktu dan biaya atau potensi alas an perancangan itu sendiri.
2.11 STATIKA STRUKTUR Statika adalah cara perhitungan dalam analisis struktur, khususnya untuk system yang statis, yang komponen reaksi perletakan dan gaya dalam ditentukan dengan menggunakan criteria kesetimbangan. Struktur adala gabungan dari komponenkomponen yang menahan gaya desak atau tarik, mungkin juga momen untuk meneruskan beban-beban ke tanah dengan aman. Rekayasa struktur biasa dipakai untuk jembatan bangunan gedung, menara dan lain-lain. (Hariandja,1996).
2.11.1 Analisis Struktur Struktur yang paling sederhana yang lazim dipelajari berupa sebuah balok sederhana. Hal ini disebabkan karena konstruksi bangunan umumnya terdiri dari bagian-bagian berupa balok. Dengan mempelajari sifat balok dapat dipelajari lebih lanjut bentuk-bentuk konstruksi lain seperti konstruksi portal, rangka batang atau gabungan balok sepanjang masih dalam batas konstruksi static tertentu (Kamarwan, 1995) Struktur balok merupakan system yang diletakkan horizontal dan yang terutama diperuntukkan memiliki beban lateral, yaitu beban yang bekerja tegak lurus sumbu aksial batang. Beban semacam ini khususnya muncul sebagai beban gravitasi, seperti misalnya bobot sendiri, beban hidup vertical dan lain-lain. Dalam menjalankan !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&24(
!"#$%&$'()*&
!
fungsinya gaya yang bekerja pada balok berupa momen lentur dan geser. Kalaupun timbul aksi normal, itu ditimbulkan oleh beban luar yang 36elative kecil, misalnya akibat perletakan yang dibuat miring. (Hariandja,1996) Struktur balok mampu untuk mendukung gaya aksial, geser dan momen. Struktur yang lebih kompleks adalah struktur portal. Struktur tersebut terdiri dari batang dan tiang yang dibebani muatan di atasnya akan muncul gaya lentur pada balok saja dan akan meneruskan gaya-gaya tersebut pada tiang berupa gaya normal. Sambungan antara batang-batang yang menyusun sebuah portal adalah sambungan kaku (jepit), sehingga struktur portal dapat didefinisikan sebagai suatu struktur yang terdiri dari sejumlah batang yang dihubungkan bersama-sama dengan sambungansambungan, yang sebagian atau semuanya adalah kaku (jepit), yaitu yang mampu menahan gaya geser, gaya aksial maupun momen lentur. Struktur rangka adalah suatu struktur dimana komponen struktur rangka batangnya hanya mampu untuk mendukung gaya aksial (desak atau tarik)(Kamarwan,1995).
(a). Struktur balok
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&2+(
!"#$%&$'()*&
!
(b). Struktur rangka
(c). Struktur portal Gambar 2.12 Sistem Struktur Statika (Kamarwan, 1995).
2.11.2 Beban Jenis beban yang ada pada rekayasa struktur (Hariandja,1996) : a. Beban Mati Beban Mati adalah berat dari semua bagian struktur yang bersifat tetap termasuk berat sendiri dari bagian struktur tersebut. Contohnya beban benda itu sendiri, lemari, Mesin-mesin. b. Beban Hidup Beban Hidup adalah semua beban yang sifatnya dapat berpindah-pindah (tidak tetap) Contohnya manusia, hewan, air yang mengalir atau beban yang berpindah seperti kendaraan. !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&2,(
!
c. Beban Angin
!"#$%&$'()*&
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada struktur yang disebabkan oleh selisih tekanan udara (angin) d. Beban Gempa Beban gempa adalah semua beban yang bekerja pada struktur yang diakibatkan oleh gerakan yang merupakan akibat dari gempa bumi (baik gempa tektonik atau vulkanik) yang akan mempengaruhi struktur tersebut.
2.11.3 Tipe Tumpuan Jenis-jenis tumpuan yang biasa dipakai dalam perhitungan adalah (Haraindja, 1996) : a. Sendi (hinge) Sendi adalah tipe tumpuan/perletakan struktur yang dapat menahan gaya vertical dan gaya horizontal atau dengan kata lain adalah tipe tumpuan yang dapat menahan gaya yang searah dan tegak lurus dengan bidang perletakan tumpuan. b. Rol (roller) Rol adalah tipe tumpuan yang hanya mempu menahan gaya yang tegak lurus dengan bidang perletakan. c. Jepit (fixed end) Jepit adalah tipe tumpuan yang mampu menahan gaya yang tegak lurus dan searah bidang perletakan tumpuan serta mampu menahan momen.
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&2-(
!"#$%&$'()*&
!
a). Tumpuan Sendi
b). Tumpuan roll
c). Tumpuan jepit Gambar 2.13 Tipe Tumpuan (Hariandja, 1996) Reaksi Tumpuan Untuk menghitung reaksi tumpuan digunakan persamaan kesetimbangan statika yaitu (Hariandja, 1996) : =0
atau
$M
0
Jumlah gaya lintang =0
atau
$
0
Jumlah gaya normal =0
atau
$
0
Jumlah momen
2.11.4 Gaya Lintang, Lentur, dan Aksial Dalam analisis rekayasa struktur yang harus dipahami adalah gaya-gaya dalam yang timbul/terjadi pada potongan-potongan elemen struktur (Kamarwan, 1995) : ! Gaya Lintang (Shearing Force) Gaya lintang adalah jumlah aljabar dari gaya-gaya luar sebelah kiri atau sebelah kanan dari suatu potongan yang tegak lurus sumbu balok. ! Momen Lentur (Bending Moment)
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&2.(
!"#$%&$'()*&
!
Momen lentur adalah jumlah aljabar dari momen dari semua gaya-gaya luar sebelah kiri atau sebelah kanan dari suatu potongan yang tegak lurus sumbu balok. ! Gaya Aksial (Normal Force) Gaya Aksial adalah jumlah aljabar dari gaya-gaya luar sebelah kiri atau sebelah kanan dari suatu potongan yang searah dengan sumbu balok.
2.11.5 Perjanjian Tanda Perjanjian tanda adalah suatu pernyataan untuk membedakan struktur yang mengalami gaya tarik, desak, ataupun momen (Hariandja,1996). ! Untuk batang tarik digunakan tanda positif (+) ataupun arah panah gaya normal meninggalkan batang. ! Untuk batang desak digunakan tanda negative (-) ataupun arah panah gaya normal menuju batang.
a). Tanda Positif
b). Tanda Negative
Gambar 2.14 Perjanjian tanda pada elemen balok (Hariandja, 1996) !"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&30(
!"#$%&$'()*&
!
2.11.6 Diagram Benda Bebas (Free Body Diagram) Suatu struktur harus seimbang pada setiap bagian dari struktur. Untuk menjaga suatu struktur tetap pada porsinya, dengan memasukkan beberapa gaya (aksial, lintang, dan momen) yang secara nyata diberikan oleh bagian lainnya. Suatu bagian dari sebuah struktur kaku dengan gaya-gaya yang bekerja padanya, dan gaya-gaya dalam yang diperlukan untuk mendapatkan kesetimbangan disebut free body (benda bebas). Perjanjian tanda yang telah dibahas sebelumnya, juga berlaku pada Free body diagram (Hariandja,1996).
2.11.7 Sistem Keseimbangan Di dalam menyelesaikan suatu system keseimbangan di bawah pengaruh beberapa gaya, ada beberapa prosedur yang perlu diikuti (Anonim,2010) : a. Tentukan
objek/benda
yang
menjadi
pusat
perhatian
dari
system
keseimbangan. b. Gambar gaya gaya eksternal yang bekerja pada objek tersebut. c. Pilih koordinat yang sesuai, gambar komponen-komponen gaya dalam koordinat yang telah dipilih tersebut. d. Terapkan system keseimbangan untuk setiap komponen gaya. e. Pilih titik tertentu untuk menghitung torsi dari gaya-gaya yang ada terhadap titik tersebut. Pemilihan titik tersebut sembarang, tetapi harus memudakan penyesuaian. f. Dari persamaan yang dibentuk, dapat diselesaikan variable yang dinyatakan.
!"#$%&"'()*#+,#( -+,.*/',&"'(0*/1$(2$"+"( &
http://digilib.mercubuana.ac.id/
&3/(