MANFAAT MEDIA GAMBAR DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Drs. Rusli, M.Si Abstrak Tulisan ini mengkaji tentang konsep dan manfaat media gambar serta alat peraga dalam proses pembelajaran di sekolah. Tulisan ini dilakukan dengan menggunakan studi pustaka (library research). Media gambar berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Saluran yang digunakan adalah mengutamakan indera penglihatan. Agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol komunikasi yakni visual. Jenis-jenis media yang termasuk dalam kategori visual adalah (a) foto (b) sketsa (c) tabel (d) diagram (e) bagan (f) grafik (g) kartun (h) poster (i) peta dan globe (j) denah (k) papan flanel dan (i) papan buletin. Sedangkan alat peraga adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan dan mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip pada mata pelajaran tertentu. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa keefektifan media gambar dan alat peraga tergantung pada strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Kata Kunci :Media Gambar, Alat Peraga, Konsep, Manfaat
A. Pendahuluan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Sekarang ini, pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga terjadi perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi khususnya internet, mempercepat aliran ilmu pengetahuan yang menembus batas-batas dimensi ruang, birokrasi, kemapanan, dan waktu. Kemajuan dan peranan teknologi sudah sedemikian menonjol, sehingga penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan kemajuan. Tapi yang perlu 1
diperhatikan adalah media dan alat peraga tersebut harus disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dengan materi, metode, dan tingkat kemampuan belajar siswa sehingga tujuan pembelaran dapat tercapai.1 Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik melalui sumber atau media belajar dalam suatu lingkungan bealajar. Pembelajaran merupakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses transfer ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap atau moral serta kepercayaan kepada peserta didik. Pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang dengan motivasi belajar siswa dan kreatifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggi akan selalu berusaha membuat proses pembelajaran menjadi menarik bagi siswanya dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya menggunakan media pembelajaran. Pemakaian media dalam pembelajaran dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru. Penggunaan media pembelajaran sangat membantu efektifitas belajar dan penyampaian pesan. Banyaknya media tidak memanjamin guru termotivasi untuk menggunakanya, bahkan semakin berat beban mental guru karena belum bisa menggunakannya, di sisi lain guru tidak mencari jalan keluar. Seperti kurang kreatifnya gurudalam membuat alat peraga atau media pembelajaran yang ia kembangkan sendiri. Dan banyak dijumpai masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah saja dalam pembelajarannya, tak ada media lain yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Di
sanalah cermin bahwa
guru mendefinisikan sebagai
manusia superpower karena dirinya adalah sumber belajar sekaligus media pembelajaran satu-satunya yang tidak ada gantinya. Banyak diantara pendidik yang tak pernah berpikir untuk membuat sendiri media pembelajarannya. Jika 80% guru kreatif di suatu lembaga pendidikan di Indonesia pasti akan banyak ditemukan berbagai alat peraga dan media yang tersedia untuk menyampaikan materi pembelajarannya di sekolah. Guru yang kreatif tak akan pernah menyerah 1
Hujair AH. Sanaky, “Media Pembelajaran”, (Yogyakarta : Safiria Insania Press, 2009), Cet ke-I, h. 1-2
2
dengan keadaan. Kondisi minimnya dana justru membuat guru itu kreatif memanfaatkan sumber belajar lainnya. Di sisi lain,ketidaktertarikan siswa terhadap pemanfaatan media gambar dan alat peraga tidak hanya berasal dari keadaan media itusendiri. Akan tetapi berasal dari bagaimana pendidik dalam mengolah
materi pembelajaran untuk
disampaikan melalui media terebut. Sekali lagi, perlu dipahami bahwasatu media tertentu belum tentu cocok digunakan untuk semua materi pembelajaran. Kebanyakan guru yang tidak tahu dan tidak berusaha mencari tahu terjebak dalam situasi ini. Sehingga terjadi kesalahan yang fatal. Kecocokan antara materi pembelajaran dengan media belum tentuakan menghasilkan proses pembelajaran yang baik apabila pendidik tidak menyampaikan materi melalui media pembelajaran dengan baik pula. Oleh karena itu, terkadang siswa akan merasa kurang tertari kuntuk memanfaatkan media pembelajaran dan alat peraga karena membutuhkan proses lama untuk mencerna materi pembelajaran. Problem mendasar terakhir adalah salah satu permasalahan yang dihadapi kepala sekolah dalam pemanfaatan media pembelajaran yakni lemahnya minat guru untuk memanfaatkan media pembelajaran dan tidak tertariknya peserta didik pada sebuah media pembelajaran. Kesadaran kepala sekolah untuk mengarahkan, memotivasi dan menolong guru dalam memecahkan permasalahan ini sangat lemah. B. Fokus Kajian Berdasarkan pendahuluan di atas, maka yang menjadi fokus masalah dalam tulisan ini adalah (a) Memahami konsep dan manfaat media gambar dalam proses belajar mengajar di sekolah dan (b) Memahami konsep dan manfaat alat peraga yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah dalam jangka waktu yang panjang.
3
C. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus kajian di atas, maka rumusan masalah dalam tulisan ini adalah : 1. Bagaimana
konsep
dan
manfaat
media
gambar
dalam
proses
pembelajaran? 2. Bagaimana konsep dan manfaat alat peraga dalam proses pembelajaran? D. Tujuan Tujuan tulisan ini secara umum adalah untuk mengkaji secara logis-sistematis tentang konsep serta manfaat media gambar dan alat peraga dalam proses pembelajaran di zaman modern saat ini. Sedangkan secara rinci, tulisan ini bertujuan untuk memahami konsep dan manfaat media gambar sekaligus alat peraga yang senantiasa digunakan untuk menunjang proses belajar siswa di sekolah. E. Kegunaan Tulisan ini diharapkan memberi hasil guna setidaknya dalam dua hal. Pertama, dari sisi akedemis, tulisan ini diharapkan dapat menambah literatur terkait kajian konsep dan manfaat media gambar serta alat peraga dalam proses pembelajaran sekaligus menjadi kontribusi serta referensi alternatif bagi mereka yang berminat melakukan kajian sejenis. Kedua, dari segi kebijakan, tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam rangka menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif bahkan menyenangkan. F. Pembahasan Sebelum membahas tentang konsep dan manfaat dari media gambar dan alat peraga, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan tentang kawasan desain dalam empat domain sebab hal ini sangat berkaitan erat dan saling terhubung dengan kedua topik pembahasan ini. Tujuan dari penjelasan ini adalah agar pembaca
4
dapat mendapat pemahaman yang baik ketika hendak menerapkan media tersebut dalam proses belajar mengajar di sekolah secara professional dan inspiratif. Pertama, desain sistem pembelajaran merupakan prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisisan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Gagne dkk, (2005:18) mengatakan desain sistem pembelajaran adalah suatu proses menciptakan sistem pembelajaran yang sistemik dimana di dalamnya mencakup segala sesuatu yang dapat didokumentasikan, aplikasinya dapat ditiru, dan hasilnya dapat diprediksi. Kedua, desain pesan merupakan perencanaan untuk memanipulasi bentuk fisik pesan yang mencakup, pesan belajar dan pembelajaran, media, dan desain pesan itu sendiri. Desain pesan berhubungan dengan pesan informasi yang memengaruhi perhatian, persepsi, dan pemahaman. Hasilnya, perancang pesan informasi berhubungan dengan bentuk fisik. Desain pesan pembelajaran diarahkan pada proses kognisi yang dibutuhkan untuk mengingat dan me-retrieve informasi, dan oleh karena itu sangat terkait dengan susunan pesan secara induktif2. Ketiga, desain strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan dalam suatu pelajaran. Strategi berinteraksi dengan situasi pembelajaran dan situasi pembelajaran sering dideskripsikan
dengan
model-model
pembelajaran.
Model
dan
strategi
pembelajaran berbeda-beda tergantung dari situasi belajar, hakikat konten pembelajaran dan jenis belajar yang diinginkan. Keempat, desain karakteristik peserta didik seperti dikatakan oleh Seels dan Richey (1994:32) adalah those facets of the learners’s experiencial background that impact the effectivienees of a learning process (segi-segi latar belakang pengalaman peserta didik yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya)3.Jenis-jenis kawasan desain pembelajaran dalam empat domain di atas diharapkan bisa diinternalisasikan pada diri pendidik maupun praktisi pendidikan yang aktif melakukan pengajaran kepada anak didik dimana pun mereka berada. 2
Muhammad Yaumi, “Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran”, (Jakarta : Kencana, 2014), Cet keIII, h. 7-8 3
Loc., cit
5
Dengan memahami hakikat dan kategori masing-masing desain, kita bisa menentukan sikap dan alat kontrol terhadap visi maupun misi pendidikan yang akan dijalankan. Penggunaan media gambar dan alat peraga dalam proses pembelajaran sangatlah tergantung kepada guru yang mengelolanya. Di sini kita juga harus mengetahui syarat dan ciri pokok dari pekerjaan profesional dalam dunia pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar para pelaksana pendidikan di sekolah bukanlah orang yang sembarangan. Karena ini akan berdampak serius terhadap aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik siswa. Adapun syarat dan ciri pokoknya antara lain : a. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam, yang hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. b. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan yang lainnya dapat dipisahkan secara tegas. c. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat, sehingga semakin tinggi latar belakang pendidikan akademik sesuai dengan profesinya, semakin tinggi pula tingkat keahliannya dengan demikian semakin tinggi pula tingkat penghargaan yang diterimanya. d. Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial kemasyarakatan, sehingga masyarakat memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap setiap efek yang ditimbulkan dari pekerjaan profesinya itu4.
4
Wina Sanjaya, “Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi”, (Jakarta : Kencana, 2006), Cet ke-II, h. 142-143
6
1. Konsep dan Manfaat Media Gambar dalam Pembelajaran Sebagai salah satu komponen sumber belajar, media pembelajaran adalah alat bantu, baik berupa alat-alat elektronik, gambar, peraga, buku, dan lain-lain yang digunakan guru dalam menyalurkan isi pelajaran. Media pembelajaran terutama yang bersifat gambar dan alat peraga bermanfaat untuk memperjelas informasi atau pesan, memberikan tekanan pada hal-hal yang penting, memberikan variasi, memperjelas
struktur
pembelajaran
dan
meningkatkan motivasi.
Media
pembelajaran juga dapat mempertinggi kualitas hasil belajar yang dicapainya 5. Dengan sifat unik yang ada pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda maka fenomena ini dapat diatasi dengan media pendidikan (khususnya gambar dan alat peraga) terkait dengan manfaatnya yang dapat memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, serta menimbulkan persepsi yang sama6. Media grafis atau gambar termasuk media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Saluran yang digunakan adalah mengutamakan indera penglihatan. Agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol komunikasi yakni visual. Secara khusus, dapat dikatakan bahwa media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak divisualisasikan, media grafis/visual sangat sederhana dan terjangkau 7. Jenis-jenis media yang termasuk dalam kategori grafis/visual adalah (a) foto (b) sketsa (c) tabel (d) diagram (e)
5
Kasful Anwar & Hendra Harmi, “Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP”, (Bandung : Alfabeta,2011), Cet ke-I, h. 161 6
Arief S. Sadiman dkk, “Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya”, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008), Cet ke-I, h. 18 7
Hujair AH. Sanaky, “Media Pembelajaran”,Op.cit., h. 69
7
bagan (f) grafik (g) kartun (h) poster (i) peta dan globe (j) denah (k) papan flanel dan (i) papan buletin8. Media gambar dalam proses pembelajaran memberikan beberapa manfaat yang signifikan. Diantaranya, (a) Sifatnya konkret. Gambar foto lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata (b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu (c) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita (d) Gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman (e) Foto harganya murah dan gampang di dapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Ada enam syarat sehinga gambar dapat dijadikan sebagai media pendidikan, (a) Melukiskan sebagaimana objek sebenarnya (b) Komposisi gambar harus jelas menunjukkan poin-poin pokoknya (c) Ukuran gambar relatif (d) Gambar mengandung gerak atau perbuatan (e) Sumber gambar lebih baik dari siswa sendiri (f) Bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan9. Berikut adalah penjelasan secara rinci komponen-komponen yang memiliki keterkaitan dengan media gambar yaitu : Sketsa Sketsa merupakan gambar yang sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Selain dapat menarik perhatian, menghindari verbalisme, dan dapat memperjelas penyampaian pesan, juga harganya murah karena dapat langsung dibuat oleh guru. Tabel
8
E. Kosasih, “Strategi Belajar dan Pembelajaran : Implementasi Kurikulum 2013”, (Bandung : Penerbit Yrama Widya, 2014), Cet ke-I, h. 56 9
Ibid.,h. 29-33
8
Tabel adalah daftar yang berisi ikhtisar informasi yang mengungkapkan nama atau sebutan dan bilangan atau jumlah. Tabel terdiri atas kolom-kolom dan barisbaris. Berjejer dari kiri ke kanan, sedangkan baris tersusun dari atas ke bawah. Diagram Diagram adalah suatu bentuk yang menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan antar komponennya. Isi diagram biasa berisi petunjuk-petunjuk. Diagram berfungsi juga menyederhanakan sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan10. Bagan Bagan adalah gambar yang menunjukkan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya. Gambar tersebut pada umumnya berupa kotak, lingkaran, ataupun bentuk-bentuk bangun datar lainnya. Bentuk-bentuk bangun datar tersebut dihubungkan dengan anak panah. Bagan berfungsi menyajikan ide dan konsep yang sulit dalam bentuk visual yang sederhana. Bentuknya macammacam, ada yang bagan pohon (tree chart), bagan arus (flowchart), bagan garis waktu (time line chart), dan bagan pendar (stream chart). Grafik Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis, atau gambar. Grafik berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Media ini disusun berdasarkan prinsip matematika dan menggunakan data-data komparatif. Grafik sangat bermanfaat untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan hubunganhubungannya,
secara
cepat
dapat melakukan
analisis, interpretasi
dan
perbandingan antardata yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan, maupun arah11. 10
Ibid.,h. 57
11
Ibid.,h. 58
9
Kartun Kartun adalah gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya
hanya
mengungkapkan esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Poster Poster mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster dapat dibuat melalui kertas, kain, dll. Poster yang baik hendaknya sederhana, menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok, berwarna, slogannya ringkas dan jitu, tulisannya jelas, dan motif serta desain bervariasi. Peta dan Globe Peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Secara khusus keduanya memberikan informasi tentang keadaan permukaan bumi, daratan, sungai, gunung, dan bentuk-bentuk daratan dan perairan lainnya, tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tampat yang lain, data-data budaya dan kemasyarakatan, serta data-data ekonomi12. Papan Flanel Papan flanel adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar yang disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. Karena penyajiannya seketika, penggunaan papan flanel dapat menarik perhatian siswa dan sajian lebih efisien.
12
Ibid.,h. 59
10
Papan Buletin Media ini berfungsi untuk menerangkan sesuatu atau memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Berbagai media visual yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dipakai sebagai bahan pembuatan papan buletin13.
2. Konsep dan Manfaat Alat Peraga dalam Pembelajaran Alat peraga merupakan bagian dari media. Oleh karena itu, istilah media perlu dipahami lebih dahulu sebelum dibahas mengenai pengertian alat peraga. Media pendidikan diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar, dapat berwujud sebagai perangkat lunak, maupun perangkat keras. Berdasarkan fungsinya, media pendidikan dapat berbentuk alat peraga dan sarana. Alat peraga merupakan media pendidikan yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga adalah seperangkat benda kongkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan dan mengembangkan konsepkonsep atau prinsip-prinsip pada mata pelajaran tertentu. Dengan alat peraga, halhal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah difahami. Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakkan konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Sebagai contoh, kita bisa lihat alat peraga dan media pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam. Di antaranya: bagan skema tajwid dan materi per KD, boneka untuk praktik merawat jenazah, kain kafan dan 1 set peralatannya, keranda dan tempat memandikan jenazah, gambar gerakan wudlu dan salat, miniatur ka'bah, kain ihram/ baju ihram laki-laki, baju ihram perempuan, peta perkembangan sejarah Islam, Al-Qur'an, LCD proyektor dan layar, laptop,
13
Ibid.,h. 60
11
softcopy pembelajaran PAI dengan berbasis ICT, Islamic Software, hadis digital, murattal mp3, VCD manasik haji serta umrah. Menurut penulis, dalam memaksimalkan alat peraga dalam proses pembelajaran harus menggunakan model cooperative learning dan learning society. Sehingga, siswa dapat belajar aktif, aplikatif, sekaligus transformatif. Sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Sarana merupakan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Seperti halnya alat peraga, sarana juga dapat berupa perangkat keras dan lunak. Contoh sarana yang berupa perangkat keras yaitu papan tulis, penggaris, jangka. Sedangkan contoh sarana yang berupa perangkat lunak antara lain lembar kerja.Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu habis tidaknya dipakai, bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan hubungannya dengan proses pembelajaran. Di samping itu,melalui peragaan proses pembelajaran dapat meletakkan dasardasar yang nyata untuk berpikir sekaligus mengurangi terjadinya verbalisme. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa dan memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efesiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna 14. Secara ringkas, proses pembelajaran memerlukan media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi atau materi pelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Alat peraga dalam pembelajaran dimaksudkan agar komunikasi antara guru dan siswa dalam hal penyampaian pesan, siswa lebih memahami dan mengerti tentang 14
Ibid.,h. 50-51
12
konsep abstrak matematika yang diinformasikan kepadanya. Siswa yang diajar lebih mudah memahami materi pelajaran jika ditunjang dengan alat peraga pendidikan.Secara sederhana, alat peraga berarti seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun, atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan dan mengembangkan konsep serta prinsip pada mata pelajaran tertentu. Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam model-model yang lebih konkret sehingga mudah dipahami. Agar dalam memilih dan menggunakan alat peraga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran maka perlu diketahui fungsi alat peraga secara umum yaitu (a) sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep (b) sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep (c) sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep dengan dunia sekitar dan aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.15 Selain itu, ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang alat peraga ketika mengajar di kelas yaitu variabel kondisi, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran. →
Kondisi pembelajaran mencakup semua variabel yang tidak dapat
dimanipulasi oleh perencana pembelajaran dan harus diterima apa adanya. Variabelnya antara lain tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa. →
Variabel metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai
untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Variabelnya antara lain strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran.
15
Pujiati, “Penggunaan Alat Peraga Pembelajaran”, (Yogyakarta: Depdiknas, 2004), h. 3- 4
13
→ Variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode tertentu pada kondisi
tertentu, seperti keefektifan
pembelajaran, efesiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran16. Inti dari alat peraga dalam proses pembelajaran adalah menetapkan metode pengajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama dalam alat peraga adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya dan apa hasil pembelajarannya yang diharapkan. Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya mempraktekkan alat peraga melalui metode pembelajaran, yaitu (a) tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi (b) metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran (c) kondisi pembelajaran yang berbeda bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.
G. Penutup 1. Kesimpulan Media grafis atau gambar termasuk media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Saluran yang digunakan adalah mengutamakan indera penglihatan. Agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol komunikasi yakni visual. Jenis-jenis media yang termasuk dalam kategori grafis/visual adalah (a) foto (b) sketsa (c) tabel (d) diagram (e) bagan (f) grafik (g) kartun (h) poster (i) peta dan globe (j) denah (k) papan flanel dan (i) papan buletin. Sedangkan Alat peraga merupakan media pendidikan yang mengandung atau membawakan ciriciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga adalah seperangkat benda kongkret 16
Hamzah B. Uno, “Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif”, (Jakarta : Bumi Aksara,2007), Cet ke-I, h. 87
14
yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan dan mengembangkan konsep-konsep atau prinsipprinsip pada mata pelajaran tertentu.
Manfaat utama dari alat peraga adalah (a) sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep (b) sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep (c) sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep dengan dunia sekitar dan aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.
2. Saran a. Para tenaga pendidik dan kependidikan harus memahami fungsi media dan alat peraga dalam pembelajaran. b. Tenaga pendidik harus terampil terhadap penggunaan media dan alat peraga dalam proses pembelajaran. c. Tenaga pendidik harus mampu menciptakan media dan alat peraga sederhana untuk pembelajaran. d. Pemerintah /gugus sekolah harus menyediakan
Pusat Pengembangan
Teknologi Pendidikan untuk pengkajian dan pengembangan media dan alat peraga.
15
Daftar Pustaka
Anwar, Kasful &Harmi, Hendra,“Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP”, Bandung : Alfabeta, 2011. Kosasih,E. “Strategi Belajar dan Pembelajaran : Implementasi Kurikulum 2013”,Bandung : Penerbit Yrama Widya, 2014. Pujiati, “Penggunaan Alat Peraga Pembelajaran”,Yogyakarta: Depdiknas, 2004. Sadiman, Arief S. dkk, “Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya”, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008. Sanaky,Hujair AH. “Media Pembelajaran”, Yogyakarta : Safiria Insania Press, 2009. Sanjaya,Wina.“Pembelajaran Dalam Implementasi Kompetensi”, Jakarta : Kencana, 2006.
Kurikulum
Berbasis
Uno,Hamzah B. “Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif”, Jakarta : Bumi Aksara, 2007. Yaumi,Muhammad,“Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran”, Jakarta : Kencana, 2014.
16