EFEK RESIDU PEMBERIAN LIMBAH PADAT PABRIK ROKOK DAN PUPUK FOSFAT PADA ULTISOL TERHADAP KETERSEDIAAN SERTA SERAPAN FOSFAT DAN KALIUM PADA TANAH SERTA TANAMAN PADI (Oryza Sativa L.)
SKRIPSI
Oleh : JAKA SEPTAMA 030303021 ILMU TANAH
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
EFEK RESIDU PEMBERIAN LIMBAH PADAT PABRIK ROKOK DAN PUPUK FOSFAT PADA ULTISOL TERHADAP KETERSEDIAAN SERTA SERAPAN FOSFAT DAN KALIUM PADA TANAH SERTA TANAMAN PADI (Oryza Sativa L.)
SKRIPSI
Oleh : JAKA SEPTAMA 030303021 ILMU TANAH
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui, Komisi Pembimbing
(Prof. Ir. Lahuddin, MS)
(Ir. Posma Marbun, MP )
Ketua
Anggota
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
ABSTRACT
and in the soil pH and k-dd unsignificant. The application of SP-36 fertilizer indicated unsignificant effect on The objective of research is study about the residue effect of cigarette factory waste and SP-36 fertilizer application on ultisol in availabity P and K and their effect on the nutrient uptake of maize. The experiment was conducted in a greenhouse and chemistry and soil fertility laboratory faculty of Agriculture, North Sumatera Universitas. It was arrauged in raudomized block designed faktorial consist of two factor with three replication. The first factor are cigarette factory waste consist of four dosage level (9/5 kg dry oven soil weight): CO (0) 2.C1 (25), 3 C2 (50), C3 (75) and the second factor are SP-36 fertilizer (ppm P/5 kg dry oven soil weight): 1. PO (0). PI (100), 3. P2 (200),4. P3 (300). The result showed that the residue effect application of cigarette factory waste indicated significant effect on soil pH and availabe-P, but unsignificant on k-dd after 2 weeks incubation and in the and of vegetarif available-P indicated significant effect soil pH and k-dd affer 2 weeks iucubation, significant effect on available-p in the and of vegetarif. Even thought on soil pH and k-dd unsignificant effect. There was interaction between waste and fertilizers on available-P after 2 weeks incubaton. Residu effect of cigarette factory waste and SP-36 fertilizers application indicated significant effect on P and absorption of plant.
i Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek residu pemberian limbah padat pabrik rokok dan pupuk fosfat pada ultisol terhadap ketersediaan serta serapan fosfat dan kalium pada tanah serta tanaman padi (Oryza Sativa L.). Penelitian ini dilakukan di rumah kaca serta di laboratorium kimia dan kesuburan tanah, Fakulas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama ialah limbah pabrik rokok yang terdiri dari 4 taraf dosis (g/5kg BTKO) : 1. CO (O), 2. C1(25), 3. C2 (50), 4. C3 (75) dan faktur perlakuan kedua ialah pupuk SP 36 (ppm P2 O5/5 kg BTKO) : 1. PO (O), 2. P1 (100), 3. P2 (200), 4. P3 (300). Hasil
penelitian
menunjukkan
pemberian
limbah
pabrik
rokok
berpengaruh nyata terhadap pH tanah dan P-tersedia tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap K-dd setelah 2 minggu inkubasi. Pada akhir vegetatif P-tersedia berpengaruh nyata sedangkan pH dan K-dd tidak berpengaruh nyata. Pemberian pupuk SP-36 tidak berpengaruh nyata terhadap pH tanah dan K-dd setelah 2 minggu inkubasi, berpengaruh nyata terhadap P tersedia pada akhir vegetatif sedangkan pH tanah dan K-dd tidak berpengaruh nyata. Interaksi pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 hanya berpengaruh nyata pada P-tersedia tanah setelah 2 minggu lukubasi. Pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk SP36 mempengaruhi serapan P dan K oleh tanaman dan berpengaruh nyata terhadap keduanya.
ii Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Serbelawan tanggal 15 September 1985 dari ayah Thamrin dan Ibu Sumiaty. Penulis merupakan putra pertama dari 3 bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Pematang Siantar dan 2003 lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi Kesuburan Tanah Nutrisi Tanaman Departeman Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten di Laboratorium Fisika Tanah dan Laboratorium Pupuk dan Pemupukan mulai Tahun 2004 sampai 2006, menjadi anggota Organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) pada tahun 2003 hingga selesai kuliah. Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di Kebun Dolok Ilir PTP N 1V pada tahun 2006.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat iii Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya. Adapun judul pada Skripsi ini adalah “Efek Residu Pemberian Limbah Pada Pabrik Rokok dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan serta Serapan Fosfat dan Kalium Pada Tanah serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)” Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing yaitu Prof. Ir. Lahudin Musa, MS selaku ketua dan Ir. Posma Marbun, MP selaku anggota yang telah banyak membantu dan membingbing penulis selama penyelesaiaan sikripsi ini. Kepada ayahanda Thamrin dan ibunda Sumiaty yang selalu memberi dukungan moril dan material kepada penulis, serta kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis selama penyelesaian sikripsi ini. Penulis menyadari sikripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata penulis mengharapkan sikripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan,
Januari 2008
Penulis
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat iv Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT ................................................................................................ i ABSTRAK................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................ iv DAFTAR ISI ............................................................................................... v DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 Latar Belakang ................................................................................. 1 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 3 Kegunaan Penilitian ........................................................................ 3 TINJUAN PUSTAKA ................................................................................ 5 Sifat dan Ciri Tanah Sawah ............................................................. 5 Unsur Hara Fosfor ............................................................................ 6 Unsur Hara Kalium .......................................................................... 7 Ketersediaan Fosfat Pada Tanah Masam ........................................... 8 Ketersediaan Kalium Pada Tanah Masam ........................................ 9 Limbah Padat Pabrik Rokok ............................................................. 10 Efek Residu Bahan Organik ............................................................. 10 Padi Sawah ....................................................................................... 11 BAHAN DAN METODE ............................................................................ 13 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 13 Bahan dan Alat ................................................................................. 13 Metode Penelitian ............................................................................. 13 Pelaksanan Penelitian ....................................................................... 14 Peubah yang Diamati ........................................................................ 15 Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah PadatvPabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 16 Hasil ................................................................................................. 16 Pembahasan ...................................................................................... 25 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 31 Kesimpulan ...................................................................................... 31 Saran ................................................................................................ 31 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat vi Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL Halaman 1. Nilai Rataan pH Tanah dan K-dd pada Perlakuan Residu Limbah Pabrik Rokok Setelah Inkubasi .............................. 16 2. Nilai Rataan pH dan K-dd pada Perlakuan Residu Pupuk SP-36 Setelah Inkubasi ............................................................................. 17 3. Nilai Rataan P-tersedia Tanah pada Perlakuan Residu Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 Setelah Inkubasi ........................... 18 4. Nilai Rataan P-tersedia, pH dan K-dd pada Perlakuan Residu Limbah Pabrik Rokok pada Akhir Vegetatif Tanaman ................................. 20 5. Nilai Rataan P-tersedia, pH dan K-dd pada Perlakuan Residu Pupuk SP-36 Pada Akhir Vegetatif Tanaman ...................................................... 21 6. Nilai Rataan Serapan P dan K Tanaman pada Perlakuan Residu Limbah Pabrik Rokok Setelah Inkubasi ............................. 22 7. Nilai Rataan Serapan P dan K Tanaman pada Perlakuan Residu Pupuk SP-36 pada Akhir Vegetatif Tanaman ...................... 24
vii
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok Terhadap pH Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi...................19 2. Efek Interaksi Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk Sp-36 Terhadap P-tersedia Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi...................21 3. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok Terhadap P-tersedia Pada Akhir Vegetatif..........................................23 4. Efek Residu Pemberian pupuk SP-36 Tehadap P-tersedia Pada Akhir Vegetatif...........................................................24 5. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok Terhadap Serapan P-Tanaman dan Serapan K-Tanaman Pada Akhir Vegetatif........................................................25 6. Efek Residu Pemberian Pupuk SP-36 Terhadap Serapan P-Tanaman dan Serapan K-Tanaman Pada Akhir Vegetatif..............................................................................26
viiiRokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Hasil Analisis Limbah Pabrik Rokok STTC, Pematang Siantar .................. 34 2. Hasil Analisis Awal Tanah Ultisol ............................................................. 34 3. Tahapan Proses Produksi Rokok ................................................................ 35 4. Bagan Penelitian ........................................................................................ 36 5. Hasil Penelitian Arliza (2007) Pengaruh Pemberian Limbah Pabrik Rokok terhadap pH, Kejenuhan AI, P-tersedia dan N-total Tanah Setelah 3 Minggu Inkubasi .................................................. 37 6. Hasil Penelitian Arliza (2007) Pengaruh Pemberian Pupuk SP-36 terhadap pH, Kejenuhan AI, P tersedia dan N-total Tanah Setelah 3 Minggu Inkubasi .................................................................................... 37 7. Hasil Penelitian Arliza (2007) Pengaruh Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 terhadap Berat Kering Tajuk, Berat Kering Akar dan Tinggi Tanaman pada Akhir Vegetatif Tanaman ........................................ 38 8. Nilai Rataan Serapan N Tanaman pada Perlakuan Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 ............................................................................ 38 9. Nilai Serapan P Tanaman pada Perlakuan Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36................................................... 39 10. Kriteria Penilaian Hara ............................................................................... 40 11. Deskripsi Tanaman Padi............................................................................. 41 12. Data pH Tanah Setelah Inkubasi ................................................................ 41 13. Daftar Sidik Ragam pH Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi ......................... 41 14. Data K-dd Setelah 2 Minggu Inkubasi ........................................................ 42 15. Daftar Sidik Ragam K-dd Setelah 2 Minggu Inkubasi ............................... 42 16. Data P-tersedia Setelah 2 Minggu Inkubasi ................................................ 43 17. Daftar Sidik Ragam P –tersedia Setelah 2 Minggu Inkubasi ....................... 43 18. Data pH Tanah Setelah Panen .................................................................... 44 19. Daftar Sidik Ragam pH Tanah Setelah Panen ............................................. 44 Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah PadatixPabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
20. Data P-tersedia Setelah Panen .................................................................... 45 21. Daftar Sidik Ragam P-tersedia Setelah Panen ............................................. 45 22. Data K-dd Setelah Panen ............................................................................ 46 23. Daftar Sidik Ragam K-dd Setelah Panen .................................................... 46 24. Data Serapan P Tanaman Setelah Panen ..................................................... 47 25. Daftar Sidik Ragam Serapan P Tanaman Setelah Panen ............................ 47 26. Data Serapan K Tanaman Setelah Panen .................................................... 48 27. Daftar Sidik Ragam Serapan K Tanaman Setelah Panen ............................. 48
x
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang Ultisol di Indonesia merupakan bagian dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian besar pulau Jawa. Luasnya diperkirakan mencapai 51 juta ha atau sekitar 29 % dari luas daratan (Hardjowigeno, 1985). Ultisol sering diidentikan dengan tanah yang kurang subur dengan permasalahan: pH rendah, kandungan bahan organik rendah, kejenuhan basa yang rendah, serta KTK rendah, dan miskin unsur hara. Hara Fosfor memiliki permasalahan tersendiri di dalam Ultisol, karena sebagian P terikat pada oksidasi besi dan aluminium sehingga sulit berada dalam bentuk tersedia. Tingginya kelarutan Al dan Fe pada Ultisol ini menyebabkan P yang berasal dari pupuk yang mudah larut segera terfikasi oleh ion-ion tersebut, sehingga ketersedian P tetap sedikit walaupun dilakukan pemupukan. Untuk itu diperlukan sumber bahan organik yang mampu mengkhelat Al dan Fe sehingga P dapat tersedia bagi tanaman (Munir, 1996). Penggenangan menyebabkan peningkatan pH pada tanah masam dan menurunkan pH pada tanah basah. Terbentuknya lapisan reduksi dikarenakan logam seperti Al dan Fe yang biasanya dapat mengasamkan tanah mineral, teroksidasi dalam bentuk Fe 3+ [Fe (OH) ] menjadi tereduksi dalam bentuk Fe 2+ [ Fe ( OH )
2
], begitu pula pada Al maupun Ca (Sanchez, 1993 ), akibatnya
ketersediaan fosfat pada tanah sawah meningkat dimana ion-ion Al dan Fe yang mengikat P akan terlepas membebaskan P menjadi tersedia.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Secara umum bahan organik dapat memperbesar ketersediaan P melalui dekomposisinya yang menghasilkan asam-asam organik dan CO2. Menurut Tan (1994), dekomposisi bahan organik juga akan menghasilkan asam-asam organik yang akan menghasilkan anion dan membentuk senyawa kompleks yang sukar larut dengan Al dan Fe, sehingga larutan Al dan Fe rendah. Bahan organik tersebut dapat berasal dari tanaman secara langsung, limbah rumah tangga, limbah pertanian maupun limbah pabrik. Bahan-bahan ini ternyata masih memiliki potensi sebagai bahan pembenah tanah. Selain hara Fosfor, Ultisol juga miskin unsur hara makro lainnya salah satunya unsur kalium. Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K+ yang berasal dari hasil dekomposisi bahan organik dan pertukaran kation yang terlarut di dalam tanah. K dapat tukar dalam tanah biasanya sekitar 0,5-0,6% dari K total di dalam tanah, sedangkan K yang tesedia bagi tanah ialah jumlah dari K-larutan dan K- dapat tukar (Hanafiah, 2005). Pada penelitian ini penulis menggunakan bahan organik yang berasal dari tanaman pertanian yang telah melalui proses pabrik yaitu limbah tembakau dari pabrik rokok. Limbah ini ternyata masih memiliki potensi sebagai penyedia hara bagi Ultisol. Dari hasil Analisis limbah padat pabrik rokok diperoleh pH H2O 7,6 ; C- organik (%) 23,28 ; N 1,55%; C/N 15,01 ; P2O5 2,36%. Limbah yang digunakan pada penelitian ini ialah limbah padat yang dihasilkan pada akhir proses pengolahan Threasher yaitu pensortiran daun serta pemisahan tulang daun dan daun. Pada setiap pengolahan tembakau pada pabrik rokok dihasilkan sebanyak 12,5 kg/ton limbah padat. Menurut Roberts (1988)
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
dalam Sitepoe (2000) terdapat lebih dari 3040 jenis bahan kimia dijumpai dalam daun tembakau kering dari hasil analisis limbah rokok, kandungan hara yang terdapat didalamnya diharapkan mampu memperbaiki sifat kimia Ultisol dan pertumbuhan tanaman. Penggunaan limbah ini didasarkan atas semakin pesatnya pertumbuhan industri pabrik rokok yang ada di Indonesia sehingga limbah yang dihasilkannya dapat
dimanfaatkan secara komersil untuk
meningkatkan
produktivitas pertanian tanpa harus terbuang sia-sia. Adapun proses pengolahan tembakau hingga menghasilkan limbah padat dapat dilihat pada lampiran 3 dengan keterangan sebagai berikut : pertama sekali dilakukan tahap penyortiran daun tembakau dari gudang lalu daun tembakau diproses dalam mesin vacum yang gunanya untuk melembutkan daun, mematikan kutu dan menghilangkan bau amoniak. Kemudian daun dari vacum dimasukkan kedalam mesin Threser yang gunanya untuk memisahkan daun dengan tulang daun, disinilah diperoleh limbah padat pabrik rokok. Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan Arliza (2007). Dari hasil penelitian pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap P-tersedia setelah 3 minggu inkubasi tetapi masih berada dalam kriteria rendah menurut BPPM 1992. Oleh karena itu apakah dengan inkubasi selama 4 bulan limbah tersebut telah termineralisasi dan mampu menyumbangkan P ke dalam tanah. Oleh karena itu penulis ingin menguji kembali penelitian tersebut yaitu menyempurnakan kembali penelitian tersebut dengan penambahan seperlunya tanpa mengubah maksud dari penelitian awal sebagai efek residu dari limbah pabrik rokok dengan penekanan pada unsur hara fosfor dan kalium.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Pada awalnya penelitian ini menggunakan tanaman jagung namun setelah tanaman berumur 6 minggu pada tanaman jagung menunjukkan gejala yang kurang baik yaitu dari pucuk daun mengering dan berwarna putih. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh suhu yang sangat tinggi di rumah kaca. Oleh karena itu penelitian ini dialihkan ke tanaman padi setelah dilakukan inkubasi selama 2 minggu lagi. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk fosfat pada Ultisol terhadap ketersediaan dan serapan fosfat dan kalium pada tanaman padi (Oryza Sativa. L). Hipotesis Penelitian − Residu limbah pabrik rokok masih mampu meningkatkan ketersediaan dan serapan fosfat & kalium pada tanah dan tanaman padi. − Residu pupuk fosfat masih mampu meningkatkan ketersediaan dan serapan hara fosfat & kalium pada tanah dan tanaman padi. − Interaksi residu limbah pabrik rokok dan pupuk
fosfat masih mampu
meningkatkan ketersediaan dan serapan hara fosfat & kalium pada tanah dan tanaman padi
Kegunaan Penelitian − Untuk mengefisiensikan penggunaan pupuk fosfat akibat efek residu dari bahan organik.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
− Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan dapat dimanfaatkan oleh petani untuk penerapan pertanian organik.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dan Ciri Tanah Sawah Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian yang dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia (Hardjowigeno dan Rayes, 2001). Meskipun demikian sebagaian besar para ahli tanah masih meragukan atau sama sekali tidak menyetujui untuk menempatkan jenis tanah ini sebagai jenis tanah tersendiri. De Datta (1981) menyatakan bahwa sebutan tanah sawah atau tanah padi tidak begitu tepat untuk digunakan sebagai nama dari kelompok (group) tanah. Sebutan tersebut umumnya digunakan untuk tanah yang ditumbuhi padi dataran rendah dan hanya memberikan petunjuk mengenai penggunaan lahan. Pada umumnya tanah sawah ditandai dengan terjadinya musim hujan dan kemarau. Perubahan musim ini mengakibatkan system tanah yang unik, dimana dicerminkan dalam perubahan siklus kimia dan fisika (De Datta, 1981). Menurut Darmawijaya (1992) bahwa sifat kimia tanah ini dicirikan dengan terbentuknya H2S
yang
menghambat
penyerapan
hara
tanaman
dan
memperbesar
perkembangan akar, miningginya pH dan pelarutan silica. Sifat fisik tanah akibat pembentukan padas akan menghambat drainase dan dalamnya akar tanaman, tetapi tidak menghambat perkembangan akar ke samping. Hardjowigeno (1993) bahwa tanah ini memiliki horizon permukaan berwarna pucat karena reduksi Fe dan Mn, akibat penggenangan air sawah dan senyawa tersebut pindah serta mengendap ke bawah lapisan reduksi membentuk
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
konkresi dan selaput di premukaan gumpalan struktur tanah dan lubang-lubang akar, horizon yang agak memudar dapat terbentuk akibat akumulasi senyawa tersebut. Ciri khas tanah sawah antara lain memiliki lapisan oksidasi dibawah permukaan air akibat difusi O2 setelah 0 – 1 cm, selanjutnya lapisan reduksi setebal 25 – 30 cm dan diikuti lapisan bajak yang kedap air. Selain itu selama pertumbuhan tanaman padi akan terjadi sekresi O2
oleh akar padi yang
menimbulkan kenampakan yang khas pada tanah sawah (Sanchez, 1993). Penggenangan juga memberikan keuntungan dalam bertanam padi dimana : -
cukup tersedia air bagi padi.
-
Pengelolaan tanah lebih mudah (ringan)
-
Menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu
-
Ketersediaan hara lebih besar terutama P.
(Hardjowigeno dan Rayes, 2001). Perubahan sifat-sifat kimia akibat penggenangan antara lain adalah perubahan potensial redoks, kecenderungan pH tanah kearah netral, NO3 - dan NO2
-
dan NO dan N2 berupa gas,Mn4+ menjadi Mn2+ dan meningkatnya
ketersediaan unsure hara N berupa NH4+. Perubahan pH tanah setelah penggenangan mengakibatkan perubahan logam ferri menjadi ferro, perubahan sulfat menjadi sulfide, menurunkan kelarutan Al dan Fe, serta meningkatkan ketersediaan P (De Datta, 1981). Menurut Hakim dkk (1986) pH tanah masam menjadi netral mengakibatkan P menjadi tersedia, dimana pada pH yang tinggi kelarutan Al, Fe dan Mn menurun sehingga P yang terikat oleh logam-logam tersebut akan terlepas dan kelarutan P menjadi tinggi.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Unsur Hara Fosfor Kadar unsur P dalam tanah mauapun dalam tanaman lebih kecil jika dibandingkan dengan dua unsur penting lainnya yakni N dan K. Walaupun demikian, P merupakan kunci kehidupan karena langsung berperan dalam proses kehidupan tanaman. P dalam tanah yang diserap tanaman dalam bentuk ion H2PO4- dan HPO4=. Ion P tersebut tidak diikat oleh lempung ataupun koloid organik karena muatannya sama (Rosmarkam dan Yuwono, 2002 ). Fosfor termasuk hara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagai energi yang tidak dapat digantikan dengan hara yang lain. Ketidakcukupan P menjadikan tanaman tidak tumbuh maksimal dan potensi hasilnya tidak maksimal. Peranan fosfor dalam penyimpanan dan pemindahan energi tampaknya merupakan fungsi terpenting karena hal ini mempengaruhi berbagai proses lain dalam tanaman (Masud, 1993). Fosfor tanah tersedia melalui pelapukan mineral-mineral tertentu, terutama mineral apatit yang merupaksn mineral kalsium fosfat. Hasil pelapukan apatit memberikan satu kelompok anion-anion yang dapat digunakan oleh tanaman, ionion tersebut adalah ion H2Po4- dan ion HPO42-. Kebanyakan tanah mengandung jumlah fosfat yang besar, tetapi umumnya tidak tersedia bagi tanaman karena sebahagian dalam bentuk “terikat” atau teretensi. Retensi dari fosfat terfiksasi ini tergantung pada pH tanah yang sangat asam yaitu pH 3,5-4,5 untuk FePO4 tidak larut dan pH 4,0-6,6 kebanyakan P bereaksi dengan Al. Pada tanah mineral ketersediaan maksimum P terletak pada pH 6,5 tetapi kisaran pH 6,0-7,0 adalah memuaskan bagi kebanyakan tanamna (Plaster, 1992).
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Fosfor diambil tanaman dari tanah. Akar menyerap P dari larutan tanah dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=. Kecepatan penyerapan P tergantung konsentrasi pada larutan tanah dimuka akar. Fungsi fosfor adalah untuk merangsang pertumbuhan akar, sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi pernafasan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah (Lingga dan Marsono, 2000)
Unsur Kalium Kalsium relativ tidak tersedia yang berasal dari mineral primer seperti mika dan feldsfar, juga pada mineral sekunder yang terjerap pada kisi-kisi struktur mineral tersebut. Mineral primer dan sekunder pada saat mengalami proses pelapukan akan berubah sesuai dengan lamanya waktu yang berjalan, dan terdekomposisi dengan reaksi sebagai berikut : KalSi3O8
+
HOH → KOH +
HalSi3O8. K+ yang dibebaskan dapat menjadi hilang bersama air drainase, dipergunakan oleh mikroba tanah atau teradsorpsi berupa ion yang dapat diperuntukkan pada sekeliling partikel liat dan diubah menjadi bentuk kalium lambat tersedia (Tisdale dan Nelson, 1975) Kalium lambat tersedia, dalam hal ini apabila dalam tanah dijumpai liat vermikulit dan illit atau liat yang mempunyai tipe perbandingan 2;1 lainnya, kemudian diberi pupuk K dari KCI ini tidak saja menjadi terikat/ terifikasi tetapi lambat laun K yang lambat tersedia ini menjadi tersedia juga (Sutedjo, 1994). Fiksasi kalium berhubungan erat dengan kerapatan muatan liat. Liat-liat dengan kerapatan muatan yang tinggi pada kisi-kisinya terikat lebih kuat, oleh karena itu liat-liat dengan muatan kisi yang tinggi memfiksasi K lebih banyak.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Kehadiran gugus Al, Fe-hidroksil pada sebagian liat-liat yang mempunyai kerapat muatan yang tinggi dapat menurunkan fiksasi K, karena gugus-gugus itu mendesak lapisan-lapisan silika saling menjauh (terbuka). Tanah-tanh dengan kondisi masam (pH rendah) mempunyai gugus-gugus antar lapisan yang mendesak lapisan menjadi terpisah. Fiksasi kalium yang tinggi di dalam tanah merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan ketersediaan kalium di dalam tanah (Hasibuan, 2004). Pelepasan hara kalium merupakan reaksi yang berlawanan dengan fiksasi. Untuk pelepasan kalium dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menurunkan muatan pada mineral liat, sehingga kerapatan muatan yang tinggi tersebut tidak akan menyebabkan K terikat kuat. Cara untuk menurunkan muatan dilakukan dengan oksidasi Fe yang ada dalam susunan kristal liat (Lubis, dkk, 1983).
Ketersediaan Fosfat Pada Tanah Masam Ketersedian P, untuk dan aktivitasnya ditentukan oleh pH tanah. Jika larutan tanah cenderung masam maka hanya terdapat ion H4PO4- dan HPO42-. H2PO4- →
H2O + HPO42-
(Larutan cenderung masam)
→ H2O + PO43(Larutan cenderung basa)
Pada tanah ber-pH rendah ke larutan Al dan Fe tinggi, P akan mudah bersenyawa dengan Al, Fe, dan Mn membentuk senyawa yang tidak larut. Al3+ + H2PO4(Larut)
→ 2H+ + Al(OH)2H2PO4 (Tidak larut )
Sedangkan pada pH yang tinggi fosfor yang larut akan diikat oleh Ca dan garam kabonat membentuk senyawa yang tidak larut (Soepardi, 1983).
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Retensi fosfat dapat terjadi pada tanah-tanah masam yang banyak mengandung ion Al3+ dan ion Fe3+ terlarut dan tertukarkan. Kation-kation logam yang berada pada kompleks jerapan tanah akan menjerap ion fosfat. Ion-ion Al3+, Fe3+ dan Mn2+ membentuk sambungan antara kompleks jerapan liat dengan ion fosfat. Reaksi ini dapat terjadi antara ion fosfat dengan hidroksida Al atau Fe atau antara fosfat dengan mineral silikat (Tan, 1982). Kisaran pH untuk ketersediaan P tanah yang terbaik adalah antara 6,0-7,0. Dengan demikian dari segi pengaturan hara P bagi tanaman maka kisaran pH tanah diatas perlu dipertahankan. Walaupun demikian tanaman hanya sanggup menyerap 1/3 sampai ½ dari fosfat yang diberikan ke dalam tanah sebagai P yang diikat tanah serta adanya bentuk kelarutannya rendah (Lubis, dkk, 1986). Hubungan antara ketersediaan fosfat dan pH tanah telah sering dibacarakan. Jika nilai pH rendah maka aluminium dan besi akan tinggi di dalam tanah, fosfat yang kembali ke tanah akan sedikit tersedia, sebab bereaksi dengan senyawa-senyawa yang lain. Penambahan kapur akan menonaktifakan besi dan aluminium maka fosfat tersedia akan semakin bertmbah (Tisdale dan Nelson, 1975).
Ketersediaan Kalium Pada Tanah Masam Dalam hal mobilitasnya di dalam tanah, kalium berada diantara nittrogen dan fosfor. Kalium terlarut dan kalium yang dapat dipertukarkan keduanya dianggap tersedia bagi tanaman (Foth, 1994). Hanya 1-2 % kalium yang dibutuhkan tanaman bagi pertumbuhannya tersedia dalam larutan tanah. Difusi memegang peranan penting dalam
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
penyerapan kalium dari tanah oleh tananman. Sekitar 90 % kebutuhan kalium tanaman diserap melalui difusi (Buckman dan Brady, 1992).
Limbah Padat Pabrik Rokok Salah satu pabrik rokok yang mengelola tembakau menjadi rokok adalah pabrik STTC (Sumatera Tobacco Trading Company) di Pematang Siantar. Pabrik ini menghasilkan 12 kg/ton limbah padat dan membuang limbahnya ke salah satu jurang yang terletak di sekitar pemukiman masyarakat. Limbah tersebut kelihatannya sudah sangat lama tidak didaur ulang sehingga limbah menumpuk di tempat pembuangan tersebut. Menurut penelitian Saltali et. Al (1996) limbah tembakau mengandung bahan-bahan kimia yang bermanfaat jika diambah ke tanah sebagai bahan organik.Bahan –bahan tersebut dapat meningkatkan kandungan hara makro (N, P, K), meningkatkan kemampuan tanah menahan air serta meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang berhubungan dengan peningkatan kemantapan agregrat tanah, struktur tanah serta peningkatan ruang pori dalam tanah.
Efek Residu Bahan Organik Residu pemberian bahan organik pada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah seperti Ultisol dapat memperbaiki sifat tanah, kimia serta biologi tanah tersebut, Menurut Sanchez (1992) bahwa bahan organik selain membentuk pengagregatan tanah juga dapat mengubah sifat penambat air. Kemudian Hakim dkk (1986) mengatakan bahwa bahan organik dapat meningkat kan KTK tanah dan menyediakan unsur hara serta meningkatkan aktivitas
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
mikroorganisme. Di lain pihak Rachim,dkk, (1991) melaporkan bahwa pemberian bahan organik pada tanah mineral sulfat masam dapat meningkatkan pH tanah. Bahan organik dari bermacam –macam jaringan tanaman bervariasi niabah C/N nya. Tingkat rasio C/N optimum yang mempunyai rentang antara 20 -25 (1,4 -1,7 % N) ternyata ideal untuk dekomposisi maksimum karena tidak akan terjadi pembebasan nitrogen dan sisa –sisa organik di atas jumlah yang dibutuhkan untuk sintesis mikroba (Sanchez, 1992). Di daerah tropika seperti indonesia curah hujan cukup besar, tanah terbuka, cepat rusak oleh pukulan air hujan dan aliran permukaan. Berkurangnya kesuburan tanah yang berarti kehilangan bahan organik. Residu bahan organik harus di jaga tidak boleh kurang dari 2 %. Untuk memprtahankan tingkat itu dibutuhkan minimal 10 ton/ha/ tahun organik ( Suryanto, 1998 dalam Arief, dkk,1978 ).
Padi Sawah Tanah yang baik untuk persawahan adalah tanah yang mampu membarikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu topografi, porositas tanah yang rendah, sumber air alam, serta modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia (Suparyono dan Setyono, 1997). Padi sawah meliput i kira-kira 65 persen dari seluruh pertanaman padi didaerah tropika. Sawah berpengairan yang dianggap sebagai ragam baku dari cara menghasilkan padi meliputi hanya 19 % dari seluruh padi tropika. Sawah yang sempit, biasanya luasnya kurang dari 1 hektar atau bahkan jauh lebih kecil,
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
yang dikelilingi oleh pematang agar dapat menampung air hujan sebanyak mungkin (Sanchez, 1993). Pengolahan tanah sawah agar mengubah keadaan tanah pertanian dengan menggunakan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah dengan menggunakan alat bajak atau garu merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan satu sama lain. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap yaitu pembersihan, pencangkulan, pembajakan dan penggaruan (AAK,1990). Setelah bibit padi ditanam, petakan sawah harus digenangi air setinggi 2-5 cm air permukaan tanah. Penggenangan dilakukan selama 15 hari atau saat tanaman mulai membentuk anakan.Air harus dipertahankan pada ketinggian tersebut. Penggenangan air dapat menghambat pertumbuhan gulma karena gulma akan sulit tumbuh pada air dangkal (Andoko, 2002). Bila tanah digenangi, persediaan oksigen menurun sampai nol dalam waktu kurang dari sehari. Hasilnya adalah mengubah tanah dari keadaan teroksidasi menjadi tereduksi. Potensial oksidasi-reduksi (nilai Eh disesuaikan reduksi menjadi pH 7)
merupakan parameter yang berguna untuk mengukur
itensitas reduksi tanah dan mengenali reaksi utama yang terjadi. Pada kebanyakan tanah, kadar zat yang tereduksi mencapai puncak 2 sampai 4 minggu setelah penggenangan,
dan
berangsur-angsur
menurun
sampai
suatu
tingkat
keseimbangan (Sanchez, 1993).
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Kaca dan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara Medan, dengan ketinggian tempat 25 m dpl dan dimulai pada bulan Juni 2007 hingga selesai.
Bahan dan Alat Bahan
yang digunakan adalah residu Ultisol Mancang
yang telah
mengalami pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk fosfat yang telah di inkubasi selama 4 bulan dan digenangi oleh air, benih padi, pupuk dasar (Urea), serta bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis tanah dan tanaman. Alat yang digunakan ialah ember 5 kg, meteran, timbangan serta alat-alat yang digunakan di laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman.
Metode Penelitian Penelitian sebelumnya menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan dua faktor. Faktor Perlakuan I ialah limbah pabrik rokok (C) dengan 4 taraf dosis, faktor perlakuan ke II ialah pupuk SP-36 (P) dengan 4 taraf dosis, dengan 3 ulangan sehingga diperoleh unit percobaan 4 x 4 x 3 = 48 unit percobaan. Faktor Perlakuan Limbah (C) C0
= 0 ton/ha (0 g/pot)
C1
= 10 ton/ha (25 g/pot)
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
C2
= 20 ton/ha (50 g/pot)
C3
= 30 ton/ha (75 g/pot)
Faktor Perlakuan Pupuk SP-36 (P) P0
= 0 ppm (0 g/pot)
P1
= 100 ppm P2O5 (1,385 g/pot)
P2
= 200 ppm P2O5 (2,775 g/pot)
P3
= 300 ppm P2O5 (4,165 g/pot)
Kombinasi perlakuannya ialah : C0P0 C1P0 C2P0 C3P0 C0P1 C1P1 C2P1 C3P1 C0P2 C1P2 C2P2 C3P2 C0P3 C1P3 C2P3 C3P3 Model Linier Rancangan Acak Kelompok : Yijk
= µ + αI + βj + (αβ)ij + γk + εijk
Dimana : Yijk
= Respon tanaman yang diamati
µ
= Nilai tengah umum
αI
= Pengaruh taraf ke- i dari faktor C
βj
= Pengaruh taraf ke- j dari faktor P
(αβ)ij = Pengaruh interaksi taraf ke – i dari faktor C dan taraf j dari faktor B γk
= Pengaruh Blok
εijk
= Pengaruh galat taraf ke- i dari faktor C dan taraf j dari faktor B pada blok ke-k
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam Tanah Ultisol residu pemberian bahan organik berupa limbah pabrik rokok (C) dan pupuk Fosfat (P) dengan perlakuan C0P0, C0P1, C0P2, C0P3, C1P0, C1P1, C1P2, C1P3, C2P1, C2P2, C2P3, C3P0, C3P1, C3P2, dan C3P3 sebanyak 3 ulangan dipersiapkan pada ember untuk media tanaman berikutnya. Berat tanah kering udara ditimbang masing-masing dan diambil berat yang terkecil kemudian disetarakan beratnya pada masing-masing perlakuan. Analisa Tanah Setelah Inkubasi Tanah yang telah di inkubasi selama 4 bulan dianalisis pH H2O (1: 2,5), P- tersedia, K-dd. Penanaman dan Penjarangan Bibit padi yang telah disemai selama 2 minggu ditanam 1 batang per ember, setelah berumur 2 minggu dilakukan penjarangan dengan hanya meninggalkan 3 tanaman saja yang paling baik. Pemeliharaan Tanaman Tanaman ditanam selama kurang lebih 6-7 minggu atau hingga akhir masa vegetatif saja. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai mencapai kondisi kapasitas lapang. Dilakukan penyiangan gulma disekitar tanaman. Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 6-7 minggu. Bagian tajuk dipotong dan bagian akar diambil lalu dibersihkan dan dikeringkan untuk selanjutnya diovenkan. Dihitung berat kering tajuk dan berat kering akarnya setelah diovenkan.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Peubah yang Diamati Setelah Inkubasi pH H2O (1:2,5) dengan metoda elektrometri P- tersedia dengan metoda Bray II K-dd (me/100 g) dengan metoda ekstaksi NH4Oac Setelah panen pH H2O (1:2,5) dengan metoda elektrometri P- tersedia dengan metoda Bray II K-dd (me/100 g) dengan metoda ekstaksi NH4Oac Serapan tanaman terhadap P dan K (mg/tanaman) yang diperoleh dari kadar P atau K tanaman dibagi dengan berat kering tanaman.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisa kimia tanah yaitu pH, K-dd dan P-tersedia dilakukan setelah 2 minggu inkubasi, sedangkan pada akhir vegetatif dianalisis pH, K-dd, P-tersedia, serapan P dan serapan K oleh tanaman.
Hasil Analisis Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi Tabel 1.Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok terhadap pH tanah dan K– dd Tanah Setelah 2 Minggu Faktor Limbah (C) (g/5 kg BTKO) C0 (0)
pH 5,99 B
K - dd ( me/100 g ) 1,80
C1 (25)
6,24 A
1,68
C2 (50)
6,36 A
1,67
C3 (75)
6,50 A
1,70
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada F 0,01 BNT 1% = 1,28
Pada Tabel 1 terlihat bahwa efek residu pemberian limbah pabrik rokok berpengaruh sangat nyata terhadap pH tanah. Peningkatan pH tanah tertinggi pada perlakuan C3 (75 g) yaitu 6,50 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan C1 (25 g) dan C2 (50 g) yaitu 6,24 dan 6,36 dan sangat berbeda nyata pada perlakuan C0 (0 g) yaitu 5,99. Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai K-dd tertinggi pada residu pemberian limbah pabrik rokok terdapat pada taraf C0 ( 0 g/5 Kg BTKO ) yaitu sebsar 1,80 me/100 g dan nilai terendah terdapat pada pelakuan C2 ( 50 g/5 Kg BTKO ) yaitu sebesar 1,67 me/100 g. Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Gambar 1. Grafik Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok Terhadap pH Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi. Dari Grafik 1 dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis pemberian limbah pabrik rokok, maka semakin tinggi pH tanahnya, dan terlihat bahwa pada perlakuan C3 menunjukkan pH Tanah tertinggi.
Tabel 2. Efek Residu Pemberian Pupuk SP-36 terhadap pH Tanah dan K-dd Setelah 2 Minggu Inkubasi. Faktor Pupuk SP-36 ( P ) pH K-dd ( ppm / 5 Kg BTKO ) ( me/100 g ) P0 ( 0 ) 5,23 1,77 P1 ( 100 ) 6,72 1,76 P2 ( 200 ) 4,10 1,64 P3 ( 300 ) 5,30 1,66 Pada Tabel 2 diketahui bahwa nilai pH tertinggi efek residu pupuk SP-36 terdapat pada perlakuan P1 ( 100 ppm/5 Kg BTKO ) yaitu sebesar 6,72 sedangkan nilai pH terendah terdapat pada perlakuan P2 ( 200 ppm / 5 Kg BTKO ) yaitu sebesar 4,10. Untuk nilai K-dd nilai tertinggi efek residu pupuk SP-36 terdapat
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
pada perlakuan P0 ( 0 ppm/5 Kg BTKO ) yaitu sebesar 1,77 me/100 g dan nilai terendah terdapat pada perlakuan P2 ( 200 ppm / 5 Kg BTKO ) yaitu sebesar 1,64 me/100g. Tabel 3. Nilai Rataan P-tersedia Tanah Akibat Pemberian Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 Setelah 2 Minggu Inkubasi Faktor Pupuk SP-36 (ppm P2O5)
Faktor Limbah Pabrik Rokok
P0 (0)
P1 (100)
P2 (200)
P3 (300)
Kadar P-Tersedia (ppm)
(g/5 kg BTKO) C0
7,25 bp
8,86 bp
14,82 ap
16,33 bp
C1
14,06 bp
13,97 ap
23,23 ap
14,05 bp
C2
10,26 bq
16,31 aq
15,48 aq
32,93 ap
C3
27,10 ap
22,04 ap
19,26 ap
22,24 bp
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (pqr) dan kolom abc yang sama tidak berbeda nyata pada F 0,05 BNT 5% = 10,89
Kelihatan bahwa Nilai P-tersedia tanah pada perlakuan 0 g, 25 g, dan 75 g residu limbah pabrik rokok dan pupuk fosfat, ketiganya memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap dosis pupuk SP-36, sedangkan pada perlakuan 50 g limbah P-tersedia nyata meningkat pada taraf dosis pupuk P3 (300 ppm P) yaitu 32,93 ppm dan berbeda nyata pada perlakuan pupuk SP-36 dengan dosis 0, 100 dan 200 ppm P yaitu 10,26 ppm, 16,31 ppm dan 15,48 ppm. Pada perlakuan pupuk 0 ppm P, P-tersedia nyata meningkat pada taraf dosis limbah 75 g yaitu 7,25 ppm, 14,06 ppm dan 10,26 ppm. Pada perlakuan pupuk 100 ppm P nyata meningkat pada taraf dosis limbah 25 g yaitu 13,97 ppm, berbeda nyata pada perlakuan 0 g limbah yaitu 8,86 ppm tetapi tidak berbeda nyata pada perlakuan 50 g dan 75 g limbah yaitu 16,31 ppm dan 22,04 ppm. Sedangkan pada perlakuan pupuk 300 ppm nyata meningkat pada taraf dosis limbah 50 g yaitu 32,93 ppm P Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
dan berbeda nyata pada perlakuan 0 g, 25 g dan 72 g limbah yaitu 16,33 ppm, 14,05 ppm dan 22,24 ppm dan ketiganya tidak berbeda nyata. Berikut disajikan gambar efek interaksi pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 terhadap P-tersedia tanah setelah 2 minggu inkubasi pada Gambar 2.
Gambar 2. Efek Interaksi Perlakuan Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 terhadap P-Tersedia Tanah Setelah Inkubasi Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa interaksi yang terjadi antara limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 terlihat bahwa penambahan dosis masing-masing perlakuan tidak seterusnya dapat meningkatkan P-tersedia tanah. Nilai P-tersedia tanah tertinggi terdapat pada taraf dosis tertinggi, yaitu C3P3 dimana hasil Ptersedia tanah yang tertinggi. Efek residu pemberian limbah pabrik rokok setelah 2 minggu inkubasi tidak berpengaruh nyata pada K-dd. Dan efek residu pemberian pupuk SP-36 setelah 2 minggu inkubasi tidak berpengaruh nyata pada pH tanah dan K-dd. Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Hasil Analisa Tanah Pada Akhir Vegetatif Tanaman
Tabel 4. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok terhadap P-Tersedia, pH, K-dd Pada Akhir Vegetatif Tanaman. Faktor Limbah (C) (g/5 kg BTKO) C0 (0) C1 (25) C2 (50) C3 (75)
P-tersedia (ppm)
pH
K-dd ( me/100 g )
7,94 C 9,10 C 13,79 B 14,19 A
5,32 5,22 6,73 6,54
1,24 1,52 1,59 1,17
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada F 0,01 BNT 1% = 7,86
Pada Tabel 4. terlihat bahwa efek residu pemberian limbah pabrik rokok berpengaruh sangat nyata pada P-tersedia tanah yaitu peningkatan tertinggi pada perlakuan C3 (75 g) yaitu 14,19 ppm, berbeda nyata pada perlakuan C2 (50 g), C1 (25 g) dan C0 (0 g) yaitu 13,79 ppm, 9,10 ppm dan 7,94 ppm.
Gambar 3. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok Terhadap P-tersedia Tanah Setelah Akhir Masa Vegetatif. Dari Gambar 3 terlihat bahwa semakin tinggi dosis pemberian limbah pabrik rokok, maka semakin tinggi nilai P-tersedia. Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Tabel 5. Efek Residu Pemberian Pupuk SP-36 terhadap P-Tersedia, pH, K-dd Setelah Akhir Vegetatif Tanaman. Faktor Pupuk SP-36 (P) (g/5 kg BTKO) P0 (0) P1 (100) P2 (200) P3 (300)
P-tersedia (ppm) 8,41 b 12,15 a 12,23 a 12,22 a
pH 4,83 5,77 5,30 6,12
K-dd ( me/100 g ) 1,41 1,23 1,49 1,39
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada F 0,05 BNT 5% = 5,84
Pada Tabel 5. efek residu pemberian pupuk SP-36 berpengaruh nyata pada P-tersedia, dimana pada perlakuan P2 merupakan perlakuan dengan P-tersedia tertinggi, yang berbeda nyata dengan perlakuan P0 dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P3.
Gambar 4. Efek Residu Pemberian Pupuk SP-36 Terhadap P-tersedia Setelah Akhir Masa Vegetatif. Dari gambar 4 terlihat bahwa penambahan dosis pupuk tidak mempengaruhi peningkatan P-tersedia tanah, pada gambar terlihat grafik naik turun. Ini menunjukkan bahwa dengan penambahan dosis tidak selalu konsisten
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
dapat meningkatkan P-tersedia tanah dan terlihat bahwa perlakuan P1 merupakan peningkatkan P-tersedia tertinggi dibandingkan P0, P2, P3. Tabel 6. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok terhadap Serapan PTanaman dan Serapan K-Tanaman pada Akhir Vegetatif Tanaman. Faktor Limbah (C)
Serapan P-tanaman
Serapan K-tanaman
(g/5 kg BTKO)
(mg/tanaman)
(mg/tanaman)
C0 (0)
5,24 C
44,59 B
C1 (25)
8,58 C
63,40 B
C2 (50)
12,70 B
75,60 B
C3 (75)
17,82 A
114,54 A
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada F 0,05 BNT 5% = 6,82 dan 46,99 .
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa efek residu pemberian limbah pabrik rokok berpengaruh sangat nyata pada serapan P-tanaman, dimana nilai serapan Ptanaman tertinggi terdapat pada perlakuan C3 yaitu 17,82 mg/tanaman, yang berbeda nyata dengan perlakuan C0, C2 (50 g) yaitu 12,70 mg/tanaman, tidak berbeda nyata pada perlakuan C3 (75 g) yaitu 17,82 mg/tanaman tetapi berbeda nyata dengan perlakuan C0 (0 g) dan C1 (25 g) yaitu 5,24 mg/tanaman dan 8,58 mg/tanaman. Efek residu pemberian limbah pabrik rokok juga berpengaruh sangat nyata pada serapan K-tanaman. Nyata meningkat pada perlakuan C3 (75 g) yaitu 114,54 mg/tanaman dan berbeda nyata pada perlakuan C0 (0 g), C1 (25 g) dan C2 (50 g) yaitu 4,59 mg/tanaman, 63,40 mg/tanaman dan 75,60 mg/tanaman.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5. Efek Residu Limbah Pabrik Rokok Terhadap Serapan P - Tanaman. Dari gambar 5 terlihat bahwa penambahan dosis limbah pabrik rokok dapat terus meningkatkan Serapan P tanaman.
Gambar 6. Efek Residu Limbah Pabrik Rokok Terhadap Serapan K - Tanaman.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Dari gambar 6 dapat kita lihat bahwa penambahan dosis limbah pabrik rokok terus meningkatan Serapan K-Tanaman. Tabel 7. Efek Residu Pemberian Pupuk SP-36 terhadap Serapan P-Tanaman dan Serapan K-Tanaman pada Akhir Vegetatif Tanaman . Faktor Pupuk SP-36 (P) Serapan P-tanaman Serapan K-tanaman (g/5 kg BTKO) (mg/tanaman) (mg/tanaman) P0 (0) 9,68 b 66,16 b P1 (25) 9,42 b 66,74 a P2 (50) 12,56 a 72,83 a P3 (75) 12,69 a 92,40 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada F 0,05 BNT 5% = 5,08 dan 34,89.
Efek residu pemberian pupuk SP-36 juga berpengaruh nyata pada serapan P-tanaman, nyata meningkat tertinggi pada P3 (300 ppm) yaitu 12,69 mg/tanaman yang berbeda nyata dengan perlakuan P1 (100 ppm) dan P0 (0 ppm) yaitu 9,42 mg/tanaman dan 9,68 mg/tanaman tetepi tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2. Efek residu pemberian pupuk SP-36 juga berpengaruh pada serapan Ktanaman, nyata meningkat tertinggi pada P3 (300 ppm) yaitu 92,40 mg/tanaman dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 (0 ppm) yaitu 66,16 mg/tanaman dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P2.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Gambar 7. Efek Residu Pupuk SP-36 Terhadap K – Tanaman Dari gambar 7 terlihat bahwa penambahan pupuk SP-36 dapat terus meningkatkan Serapan P-Tanaman, kecuali pada perlakuan P1 dimana pada taraf dosis ini, pemberian pupuk SP-36 tidak menunjukkan peningkatan Serapan Ptanaman, bahkan terjadi penurunan serapan P-tanaman dari perlakuan P0 (kontrol).
Gambar 8. Efek Residu Pupuk SP-36 Terhadap K - Tanaman Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Dari gambar 8 dapat kita lihat bahwa dengan penambahan dosis pupuk SP36 menunjukkan peningkatan serapan K-tanaman, kecuali pada perlakuan P1 dimana tidak terjadi peningkatan serapan K-tanaman, bahkan mengalami penurunan dari perlakuan P0 (kontrol).
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Pembahasan
pH Tanah Efek residu pemberian limbah pabrik rokok berpengaruh nyata terhadap pH tanah setelah 2 minggu inkubasi dan tidak berpengaruh nyata setelah panen. Sedangkan efek residu pemberian pupuk SP-36 tidak berpengaruh nyata pada pH tanah baik setelah 2 minggu inkubasi maupun setelah panen. Nilai tertinggi pH tanah setelah 2 minggu inkubasi pada efek residu pemberian limbah pabrik rokok sebesar 6,5 dan menurut BPP Medan (1982) termasuk ke dalam kriteria agak masam. Hampir semua jenis tanah mencapai pH 6,5 sampai 7,2 dalam satu bulan setelah penggenangan dan tetap pada tingkat itu sampai tanah tersebut kering. Pengaruh keseluruhan dari penggenangan adalah meningkatkan pH pada tanah masam dan menurunkan pH pada tanah yang basa. Perubahan ini merupakan fungsi kadar ion Fe2+ dan tekanan CO2. tanah yang asam naik pH-nya karena dibebaskannya ion OH- bila senyawa Fe(OH)3 dan sejenisnya direduksi menjadi Fe(OH)2 atau Fe3(OH)8 (Sanchez, 1992). Namun perlu diketahui bahwa kenaikan pH ini baru akan terjadi setelah penggenangan selama 2 minggu. Padi bisa mati karena keracunan aluminium apabila penanaman dilakukan pada awal penggenangan di beberapa tanah sulfat masam (Nhung dan Ponnampesuma, 1996). Menunda waktu penanaman selama 2 atau 3 minggu setelah penggenangan dapat menghilangkan bahaya ini tanpa pemberian gamping. Perubahan pH tanah setelah penggenangan juga merubah sulfat menjadi sulfida, menurunkan Al dan Fe serta meningkatkan ketersediaan P (De datta, 1981).
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk fosfat juga dapat meningkatkan pH tanah dan menurunkan kejenuhan Al. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Henman (2007) menunjukkan bahwa pemberian limbah pabrik rokok yang diinkubasi selama 4 minggu pada inceptisol dapat meningkatkan pH tanah, P-tersedia tanah, serapan N, P dan K tanaman serta pertumbuhan tanaman. Dimana penambahan pupuk fosfat pada tanah masam selain menambah kandungan fosfat tanah, jika pupuk fosfat diberikan dengan dosis yang tinggi. Dapat mengikat ion-ion Fe dan Al yang terlarut. Penambahan bahan organik dapat mengurangi pengaruh racun dari ion-ion Al, Fe dan Mn. Karena bahan organik dapat mengkhelate ion-ion tersebut sehingga kelarutannya di dalam tanah berkurang. Bahan organik juga dapat mengurangi penguapan air tanah. P-Tersedia Tanah Interaksi efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pemberian pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap P-tersedia setelah 2 minggu inkubasi. Peningkatan yang terjadi berkisar antara kriteria sedang hingga tinggi berdasarkan kriteria penilaian kandungan hara menurut BPP Medan (1982). Hal ini menunjukkan bahwa kedua faktor perlakuan memiliki hubungan erat dalam mensuplai hara fosfat ke tanah. Limbah pabrik rokok merupakan salah satu sumber bahan organik yang mengandung P-tersedia yang tinggi, secara tidak langsung limbah ini dapat menyumbangkan hara fosfat ke tanah. Selain itu melalui dekomposisinya akan menghasilkan asam-asam organik yang dapat mengkhelate Al yang bebas di larutan tanah sehingga P menjadi lebih tersedia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ardjasa (1994) bahwa bahan organik di dalam tanah dapat mempengaruhi ketersediaan fosfat. Anion organik yang
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
dihasilkan melalui dekomposisinya dapat mengikat Al, Fe dan Ca yang bebas di larutan tanah sehingga diharapkan fosfat yang tersedia akan lebih banyak. Disamping itu pada tanah masam pemberian bahan organik dan pupuk fosfat secara bersama-sama memiliki keuntungan lebih karena fosfat yang berasal dari pupuk tidak akan langsung tertambat oleh Al melainkan dengan adanya asamasam organik dari bahan organik, konsentrasi Al di tanah sudah ditekan terlebih dahulu karena telah dikhlelat oleh gugus fungsionalnya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Purwanto dan Sutanto (1997) bahwa aplikasi pemupukan fosfat harus disertai dengan penambahan bahan organik dengan demikian P yang terlarut tidak akan terfikasasi oleh Al3+. Dari efek interaksi antara limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 terlihat bahwa pada perlakuan tanpa limbah peningkatan P-tersedia lebih konsisten seiring dengan peningkatan dosis pupuk Sp-36, sedangkan pada perlakuan dengan limbah peningkatan P-tersedia selalu tidak konsisten dengan penambahan dosis pupuk Sp-36. Tidak konsistennya peningkatan P-tersedia ini pada perlakuan limbah dapat terjadi karena pada saat limbah diaplikasikan, limbah masih dalam proses pelapukan, sehingga pelepasan hara ke tanah belum stabil dan sebagian hara dari pupuk diambil oleh mikrobia perombak sebagai sumber energinya, akibatnya penigkatan P-tersedia tidak konsisten. Menurut Hakim, dkk (1986) penggenangan meningkatkan pH tanah masam menjadi netral dan mengakibatkan P menjadi tersedia, dimana pada pH yang tinggi kelarutan Al, Fe dan Mn menurun sehingga P yang terikat oleh logamlogam tersebut akan terlepas dan kelarutan P menjadi tinggi. Dengan penggenangan, kadar fosfor di dalam larutan tanah meningkat sekali dan juga
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
disebabkan oleh (1) tereduksinya ferifosfat menjadi ferofosfat yang lebih mudah larut (2) tersedianya senyawa fosfor larut-pereduksi sebagai akibat melarutkan lapisan yang sebelum nya teroksidasi yang mengelilingi 2 arah fosfat (3) adanya hidrolisis beberapa fosfat terikat besi dan terikat aluminium dalam tanah asam yang disebabkan karena dinaikkannya pH antara 6 dan 7 (4) meningkatnya kelarutan apatit di dalam tanah bergamping bila pH turun sampai 6 atau 7 dan (5) difusi yang lebih besar ion H2P04- pada volume larutan tanah yang lebih besar. Efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pemberian pupuk SP-36 juga berpengaruh nyata terhadap P-tersedia setelah panen. Pada perlakuan limbah pabrik rokok 50 g (C2) P-tersedia nyata meningkat dan tidak berbeda nyata dengan pelakuan 75 g limbah. Hal ini berarti dengan pemberian 50 g limbah sudah terjadi peningkatan P-tersedia tanah dan hasilnya tidak jauh berbeda dengan pemberian 75 g limbah. Namun, peningkatan P yang terjadi belum mencapai kriteria tinggi untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Menurut kriteria BPP Medan (1982) nilai P-tersedia setelah panen termasuk ke dalam kriteria sangat rendah dan rendah sehingga limbah tidak banyak memberikan efek residu terhadap P-tersedia tanah. Pada perlakuan pupuk peningkatan P-tersedia tampak pada perlakuan pupuk SP-36 200 ppm P yang berbeda nyata pada perlakuan Sp-36 0 ppm P. Menurut BPP Medan (1982) peningkatan ini masih termasuk kriteria rendah dan antara limbah dan pupuk SP-36 belum mampu meningkatkan efek residu yang baik terhadap P-tersedia tanah. Dari hasil pengukuran P-tersedia setelah 2 minggu inkubasi dan setelah panen dapat disimpulkan bahwa secara umum nilai P-tersedia tanah setelah
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
inkubasi lebih tinggi dibandingkan dengan setelah panen. Hal ini disebabkan karena setelah panen tanaman menyerap fosfat untuk pertumbuhannya terutama untuk perkembangan akar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nyakpa, dkk (1988) bahwa di dalam tanaman fosfor memberikan pengaruh melalui kegiatan merangsang perkembangan akar halus dan akar rambut serta terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Penyerapan hara P berkaitan dengan
peningkatan berat kering akar pada tanaman. Semakin banyak P yang diserap maka berat kering tajuk akan meningkat pula. K-dd (Kalium Dapat Dipertukarkan) Menurut kriteria BPPM (1982) kriteria K-dd termasuk dalam kriteria tinggi,namun Tanggapan terhadap kalium jarang nampak pada padi sawah. Pada umumnya tanah sawah cukup kaya deangan kalium-dapat-tukar.setiap tahunnya tanah ini masih pula mendapat tambahahan kalium dan basa lainnya dari air yang menggenanginya. Tanggapan terhadap kalium terdapat pada beberapa tanah bergamping karena adanya ketidakseimbangan Ca:K. Suatu penyakit padi yang umum, yaitu penyakit bercak daun yang disebabkanoleh Helminthosporium, dipertegas oleh adanya kahat kalium, dan diperlemah dengan pemupukan kalium. Beberapa lahan padi gogo mempunyai kandungan kalium yang rendah dan memberikan tanggapan yang sama terhadap unsur ini seperti tanaman apa pun lainnya. Serapan P Tanaman Dari hasil penelitian efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pemberian pupuk SP-36 terlihat bahwa serapan P tanaman berpengaruh nyata. Diketahui bahwa serapan P tanaman tertinggi pada perlakuan C3 (75 g residu
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
limbah pabrik rokok) yaitu sebesar 17,82 mg/tanaman dan terendah pada perlakuan C0 (0 g residu limbah pabrik rokok) yaitu sebesar 5,24 mg/tanaman (pada Tabel 2.). Penurunan dan peningkatan P baik di dalam tanah maupun P yang terserap dalam bentuk H2PO4- maupun HPO4- tergantung pada tipe liat, pH tanah, waktu reaksi, temperatur tanah dan bahan organik tanah sesuai dengan pendapat Soepardi (1983). Serapan P oleh tanaman akan meningkat apabila terdapat amandemen baik berupa pupuk atau bahan organik sehingga meningkatkan laju difusi P kepermukaan sistem perakaran yang aktif. Hal ini sesuai yang dikemukakan oelh Hardjowigeno (1987) bahwa melalui pengaruh penambahan amandemen berupa pupuk dan P tanah dalam larutan sehingga tersedia bagi akar dan bergerak memasuki kompleks penyerapan yang mengakibatkan terjadinya peningkatan pertumbuhan dan serapan P total. Serapan K Tanaman Dari penelitian bahwa efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 berpengaruh nyata. Dimana nilai tertinggi terdapat pada perlakuan C3 (75 g residu limbah pabrik rokok) yaitu sebesar 114,54 dan perlakuan terendah pada C0 (0 g residu limbah pabrik rokok) (pada Tabel 2.). Mekanisme penyerapan P hampir sama dengan K, jika konsentrasi K dalam tanah juga rendah. Menurut Hardjowigeno (1987) bahwa penyerapan unsur hara K melalui aliran massa hanya 10%, sedangkan melalui difusi sekitar 77,7%. Disamping itu K yang yang diserap tanaman lebih besar dibandingkan dengan unsur P. Unsur K diserap dalam bentuk K+ lebih banyak dibandingkan dengan unsur P. Hal ini disebabkan oleh kemampuan K+ dalam tanaman lebih stabil dan mampu
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
mendukung peningkatan K. Unsur K dalam tubuh tanaman mampu mengatur kondisi air tanaman sehingga lebih mendukung ketersediaan K tanaman serta mendukung reaktifitas unsur lain dan mampu memacu mekanisme transport hara N dan unsur lain dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Efek residu pemberian limbah pabrik rokok mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara fosfat, tetapi tidak mampu meningkatkan ketersediaan hara kalium pada Ultisol. Dan mampu meningkatkan serapan hara fosfat dan kalium pada tanaman padi. 2. Efek residu pemberian pupuk SP-36
mampu meningkatkan ketersediaan
unsur hara fosfat, tetapi tidak mampu meningkatkan ketersediaan hara kalium pada Ultisol. Dan mampu meningkatkan serapan hara fosfat dan kalium pada tanaman padi. 3. Efek interaksi residu pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 mampu meningkatkan ketersediaan hara fosfat pada ultisol, dan mampu meningkatkan serapan hara fosfat dan kalium pada tanaman padi.
Saran Perlu ditambahkan pupuk kalium agar ketersediaan K dapat tersedia baik pada Ultisol.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
A.A.K, 1990. Budidaya Tanaman Padi, Kanisius, Yogyakarta. Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya, Jakarta. Arief, A. L, O. R. Madkar dan Z. Abidin, 1983. Penggunaan Herbisida dalam Bertanam Sayuran dengan Pengelolaan Tanah Minimum. Prosiding Seminar I Budaya Pertanian Olah Tanah, IPB. Bogor. Arliza. Y., 2007. Pengaruh Pemberian Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan N dan P Tanah Serta Serapannya Pada Tanaman Jagung (Zea mays. L.). Universitas Sumatera Utara. Medan. Buckman, H. O dan N. C Brady., 1982. Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta P. 411. De Datta,S. K., 1981. Principles and Proctices of Rice Production. John Wileyand Sons, New York. 43-49. Foth, H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Soenartono Adisumarto. Erlangga. Jakarta. Hakim , N. M. Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Dina, G.B. Hong dan H.H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung. Hlm 252-257. Hanafiah, K.A., 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hardjowigeno, S. 1985. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, ________, 1993. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akademika Presindo Jakarta. Hlm 180-183. ________, dan M.L Rayes. 2001. Tanah Sawah. IPB Bogor. Hlm 1-3 ; 81-80 Hasibuan, B.E., 2004. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. (Hal-77). Lingga, P. dan Marsono,. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Mas’ud, P., 1992. Telah Kesuburan Tanah. Angkasa Bandung. (Hal-76) Lubis, A.M ; A. G. Amrah ; M. A. Pulung ; M. Y. Nyakpa dan Nurhayati Hakim., 1983. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian UISU, Medan.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Karakteristik Klasifikasi dan Pemanfaatannya. Pustaka Jaya, Jakarta. (hal 222-223). Palster, E. J., 1992. Soil Science and Management 2nd Edition. Delamar Publishing Inc. USA. (Hal 356). Rachim, A, A. Sutandi, S. Anwar dan B. Nugroho. Jagung. Buletin Tekhnik no. 3. Badan penelitian Tanaman Pangan. Bogor. Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono., 2002. Ilmu Kesuburan Tanah, Kanisius. Yogyakarta. ( Hal 101 ) Saltali, K., A. R Brohi and A. V Bilgili., 1996. The Effect of Tobacco Waste on The Soil Characteristik and Plan Nutrient Content of Alkalin soil. Soil Science Depeartement, Tasliciftlik Tokat/Turkeyhttp ://www.toprak. org. tr/isd_96. htm (tanggal akses 19 Januari 2006). Sanchez, P.A., 1993. Sifat dan Pengolahan Tanah Tropika. 2. Terjemahan Amir Hamzah, ITB, Bandung. Hlm 86-88. Sitepoe, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB Bogor. Supayono dan A. Setyono, 1997. Mengatasi Permasalahan Budi daya Padi. Penebar Swadaya, Jakarta. Sutedjo, M. M., 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta Jakarta. Tan, K. H., 1982. Principles of Soil Chamistry. Marcel Dekker, Inc. 270 New York. ___________, 1994. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Terjemahan Didiek Hadjar Goenadi. UGM Press. Yogyakarta. (Hal 197-199). Tisdale, S. L and W. L. Nelson, 1975. Soil Fertility and Fertilizer. New York. Mac Millan Publishing Co. Inc.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 1. Hasil Analisis Limbah Pabrik Rokok STTC, Pematang Siantar pH H2O (1:2,5)
: 7,6
C-organik (%)
: 23,28
N (%)
: 1,55
C/N
: 15,01
P2O5 (%)
: 2,36
Lampiran 2. Hasil Analisis Tanah Awal Ultisol pH H2O (1:2,5)
: 5,2
P-tersedia (ppm)
: 7,539
N-total (%)
: 0,1232
K-dd (me/100 g)
: 0,2
Na-dd (me/100 g)
: 0,59
Ca-dd (me/100 g)
: 4,93
Mg-dd (me/100 g)
: 1,75
Al-dd (me/100 g)
: 2,34
KTK (me/100 g)
: 14,51
Kejenuhan basa (%) : 51,48 Kejenuhan Al (%)
: 16,12
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 5. Hasil Penelitian Arliza (2007) Pengaruh Pemberian Limbah Pabrik Rokok Terhadap pH, kejenuhan Al, P-tersedia dan Ntotal Tanah Setelah 3 Minggu Inkubasi. Faktor Limbah Pabrik Rokok (C)
Setelah 3 minggu inkubasi pH
Kejenuhan Al
---g/5 kg BTKO---
N-total
P-tersedia
-----------------%---------------
------ppm-----
C0(0)
6,61
7,47
0,09 b
11,81 c
C1 (25)
6,69
8,58
0,082 b
16,33 bc
C2 (50)
6,72
6,32
0,12 2a
18,75 ab
C3 (75)
6,86
5,23
0,0896 b
22,66 a
Pada akhir vegetatif tanaman C0(0)
6,67
1,97
-
4,81 c
C1 (25)
6,73
2,69
-
4,07 c
C2 (50)
6,69
2,00
-
7,06 ab
C3 (75)
6,78
1,52
-
8,16 a
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada F 0.05. bnt 5% Lampiran 6. Hasil Penelitian Arliza (2007) Pengaruh Pemberian Pupuk SP36 Terhadap pH, Kejenuhan Al, P-tersedia dan N-total Tanah Setelah 3 Minggu Inkubasi. Faktor Pupuk SP-36
Setelah 3 minggu inkubasi pH
ppm P2O5/5 kgBTKO
Kjenuhan N-total Al -------------%-------------
P-tersedia ----ppm-----
P0(0)
6,73
5,19
0,11
14,67
P1 (100)
6,72
8,51
0,09
15,29
P2 (200)
6,66
6,77
0,095
18,20
P3 (300)
6,77
7, 13
0,088
21,39
Pada akhir vegetatif tanaman C0(0)
6,71
2, 63
-
4,60 b
P1 (100)
6,70
1,94
-
5,81 a
P2 (200)
6, 75
1,61
-
6, 67
P3 (300)
6,71
1,99
-
7,02
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Angka-angka yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada f 0,05. BNT 5% Lampiran 7. Hasil Peneltian Arliza (2007) Pengaruh Pemberian Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 Terhadap Berat Kering Tajuk, Berat Kering Akar, dan Tinggi Tanaman Pada Akhir Vegetatif Tanaman.
Faktor Limbah Pabrik Rokok (C) ---g/5 kg BTKO--C0(0)
Berat Kering tajuk (g) 0, 9 b
Berat Kering akar (g) 0,70 ab
Tinggi Tanaman (cm)
55
C1 (25)
0, 84 b
0,63 b
55,25
C2 (50)
0,84 b
0,67 b
54,5
C3 (75)
1,23 a
0,84 a
61,7
Faktor Pupuk SP-36 (P) P0 (0)
0,75 b
0,71 ab
53,5
P1 (100)
0,89 b
0,58 b
55,25
P2 (200)
1,00 a
0,71 b
57,62
P3 (300)
1,67 a
0,84 a
60,14
Lampiran 8. Nilai Serapan N Tanaman Pada Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 Faktor Limbah Pabrik Rokok (C)
Faktor Pupuk SP-36 (ppm P2O5/5 kg BTKO) P0 (0)
---g/5 kg BTKO---
P1 (100)
P2 (200)
P3 (300)
-------Serapan N tanaman (mg/tanaman)--------
C0(0)
26,28
9,5
5,3
15,08
C1 (25)
14,53
9,5
11,51
41,88
C2 (50)
22,25
9,06
17,60
15,66
C3 (75)
23,33
16,04
13,46
21,66
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 9. Serapan P Tanaman Pada Perlakuan Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 . Faktor Limbah Faktor Pupuk SP-36 (ppm P2O5/5 kg BTKO) Pabrik Rokok (C) P0 (0) P1 (100) P2 (200) P3 (300) ---g/5 kg BTKO---
---------Serapan P tanaman (mg/tanaman)--------
C0(0)
3,656
1,218
0,843
1,532
C1 (25)
1,402
1,062
1,124
4,650
C2 (50)
3,752
1,540
2,000
1,460
C3 (75)
2,400
1,732
1,485
2,625
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 10 Kriteria Penilaian Kandungan Hara Dalam Tanah
Sifat tanah
Satuan
S.Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
S.Tinggi
C (Karbon)
%
<1,00
1,00-2,00
2,01-3,00
3,01-5,00
>5,00
N (Nitrogen)
%
<0,10
0,10-0,20
0,21-0,50
0,51-0,75
>0,75
C/N
---
<5
5-10
11-15
16-25
>25
P2O5 Total
%
<0,03
0,03-0,06
0,06-0,079
0,08-0,10
>0,10
P2O5 eksHCL
%
<0,021
0,021-0,039
0,040-0,060
0,061-0,10
>0,1
P-avl Bray II
Ppm
<8,0
8,0-15
16-25
26-35
>35
P avl Truog
Ppm
<20
20-39
40-60
61-80
>80
P avl Olsen
Ppm
<10
10-25
26-45
46-60
>60
K2O eks HCl
%
<0,03
0,03-0,06
0,07-0,11
0,12-0,20
>20
CaO eks HCL
%
<0,05
0,05-0,09
0,10-0,20
0,21-0,30
>0,30
MgO eks HCL
%
<0,05
0,05-0,09
0,10-0,20
0,21-0,30
>0,30
MnO eks HCL
%
<0,05
0,05-0,09
0,10-0,20
0,21-0,30
>0,30
K-Tukar
me/100
<0,10
0,10-0,20
0,30-0,50
0,60-1,00
>1,00
Na-Tukar
me/100
<0.10
0,10-0,30
0,40-0,70
0,80-1,00
>1,00
Ca- Tukar
me/100
<2,0
2,0-5,0
6,0-10,0
11,0-20,0
>20,0
Mg Tukar
me/100
<0,40
0,40-1,00
1,10-2,00
2,10-8,00
>8,00
KTK (CEC)
me/100
<5
5-16
17-24
25-40
>40
Kejenuhan Basa
%
<0,20
20-35
36-50
51-70
>70
Kejenuhan Al
%
10-20
21-30
31-60
>80
EC (Nedeco)
Mmhos
<10 ---
---
2,5
2.6-10
>10
S.masam
Masam
A.Masam
Netral
A.Alkalis
Alkalis
pH H2O
< 4,5
4,5-5,5
5,6-6,5
6,6-7,5
7,6-8,5
>8,5
pH KCL
< 2,5
2,5-4,0
---
4,1-6,0
6,1-6,5
>6,5
Keterangan: Kriteria berdasarkan BPPM 1982
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 12. pH Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi Pelakuan I 6,04 5,57 6,66 5,71 5,98 6,25 6,19 6,20 6,42 6,44 6,46 6,54 6,31 6,63 6,71 6,29 100,58
CoP0 CoP1 CoP2 C0P3 C1P0 C1P1 C1P2 C1P3 C2P0 C2P1 C2P2 C2P3 C3P0 C3P1 C3P2 C3P3 TOTAL
Blok II 5,86 5,84 6,22 6,57 6,15 5,98 6,19 6,65 6,39 6,32 6,32 6,22 6,08 6,58 6,67 6,19 100,23
Total III 5,46 6,26 5,82 5,73 6,40 6,36 6,14 6,48 6,09 6,74 6,26 6,16 6,49 6,73 6,49 6,27 99,88
17,36 17,85 18,70 18,01 18,53 18,59 18,52 19,33 18,52 19,50 19,04 18,92 18,88 19,94 19,87 18,75 300,69
Rataan 5,78 5,95 6,23 6,00 6,17 619 6,17 6,44 6,30 6,50 6,34 6,30 6,29 6,64 6,62 6,25 100,25
Lampiran 13. Daftar Sidik Ragam pH Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi Sk
db
Blok Perlakuan C P CP Galat Total
2 15 3 3 9 30 47
Jk 0,015 2,370 1,430 0,308 0,631 1,808 6,564
KT 0,007 0,158 0,476 0,102 0,070 0,060
F. hit 0116 t n 2,633 * 7,933 ** 1,7 t n 1,166 t n
F. tabel F 0,5 3,32 2,01 2,92 2,92 2,21
F 0,1 5,39 2,7 4,51 4,51 3,06
KK = 3,91 %
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 14. K-dd Setelah 2 Minggu Inkubasi Perlakuan I 0,19 0,18 0,18 0,06 0,12 0,17 0,10 0,17 0,14 0,12 0,12 0,14 0,13 0,13 0,14 0,14 2,30
C0P0 C0P1 C0P2 C0P3 C1P0 C1P1 C1P2 C1P3 C2P0 C2P1 C2P2 C2P3 C3P0 C3P1 C3P2 C3P3 Total
Blok II 0,18 0,19 0,06 0,17 0,17 0,11 0,15 0,12 0,14 0,13 0,13 0,18 0,19 0,15 0,14 0,11 2,39
III 0,18 0,06 0,18 0,12 0,11 0,16 0,12 0,13 0,07 0,18 0,14 0,14 0,10 0,14 0,12 0,13 02,14
Total
Rataan
0,56 0,43 0,43 0,36 0,41 0,44 0,38 0,44 0,36 0,44 0,40 0,46 0,44 0,43 0,41 0,39 6,84
0,18 0,14 0,14 0,12 0,13 0,14 0,12 0,14 0,12 0,14 0,13 0,15 0,14 0,14 0,13 0,13 2,27
Lampiran 15. Daftar Sidik Ragam K-dd Setelah 2 Minggu Inkubasi Sk
db
Jk
KT
F. hit
Blok Perlakuan C P CP Galat Total
2 15 3 3 9 30 47
0,002 0,011 0,001 0,001 0,008 0,023 0,048
0,001 0,0007 0,0003 0,0004 0,0009 0,0007
0,402 t n 0,968 t n 0,500 t n 1,620t n 1,240 t n
F. Tabel F. 0,5 F. 0,1 3,32 5,39 2,01 2,7 2,92 4,51 2,92 4,51 2,21 3,06
KK = 19,616 %
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 16. P-tersedia (Bray II) Setelah 2 Minggu Inkubasi Perlakuan C0P0 C0PI C0P2 C0P3 C1P0 C1P1 C1P2 C1P3 C2P0 C2P1 C2P2 C2P3 C3P0 C3P1 C3P2 C3P2 Total
Blok II 2,57 5,40 7,43 11,75 5,54 6,62 8,64 11,34 4,05 4,49 7,86 11,71 3,92 5,67 8,08 17,15 122,32
I 2,57 4,73 5,00 7,02 4,46 5,67 7,43 13,91 5,00 5,27 8,64 11,75 5,67 5,94 10,53 15,93 119,52
III 4,05 5,81 6,75 7,70 5,81 9,05 10,94 14,55 4,10 5,03 7,27 11,07 5,62 6,75 11,15 7,15 132,8
Total
Rataan
9,19 15,94 19,18 26,47 15,81 21,34 27,01 39,8 13,15 14,89 23,77 34,53 15,21 18,36 29,76 50,23 374,64
3,06 5,31 6,39 8,82 5,27 7,11 9,00 13,26 4,38 4,96 7,92 11,51 5,07 6,12 9,92 16,74 124,88
Lampiran 17. Daftar Sidik Ragam P-tersedia (Bray II) Setelah 2 Minggu Inkubasi Perlakuan
Db
Jk
KT
F. hit
Blok Perlakuan C P CP Galat Total
2 15 3 3 9 30 47
6,125 594,307 89,931 457,260 47,115 42,305 1237,045
3,062 39,620 29,777 152,420 5,235 1,410
21,71tn 28,096 ** 21,257 ** 108,085** 3,712 *
F. Tabel F. 0,5 F. 0,1 3,32 5,39 2,01 2,7 2,92 4,51 2,92 4,51 2,21 3,06
KK = 15,214
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 18. pH Tanah Setelah Panen Perlakuan
Blok II
I 7,07 6,85 6,84 6,90 7,22 6,79 7,17 7,16 7,10 6,93 6,84 6,90 7,07 6,92 6,71 6,92 111,39
C0P0 C0P1 C0P2 C0P3 C1P0 C1P1 C1P2 C1P3 C2P0 C2P1 C2P2 C2P3 C3P0 C3P1 C3P2 C3P3 Total
6,85 6,84 6,84 6,98 7,05 6,91 6,62 7,11 6,84 6,98 7,12 6,86 6,97 7,19 6,87 111,15
III 6,96 6,78 7,07 6,94 6,93 6,69 6,86 6,83 6,84 7,01 6,85 7,02 6,90 6,81 6,93 6,93 110,35
Total
Rataan
21,,15 20,48 20,75 20,68 20,13 20,53 20,94 20,61 21,09 20,78 20,67 21,04 20,83 20,7 20,83 20,72 332,89
7,05 6,82 6,91 6,89 7,04 6,84 6,98 6,87 7,01 6,92 6,89 7,01 6,94 6,9 6,94 6,90 110,91
Lampiran 19. Daftar Sidik Ragam pH Tanah Setelah Panen Sk Blok Perlakuan C P CP Galat Total
db 2 15 3 3 9 30 47
Jk 0,037 0,211 0,012 0,120 0,078 47,379 47,839
KT 0,018 0,014 0,004 0,040 0,008 1,579
F. hit 0,011 tn 0,008 tn 0,002 tn 0,002 tn 0,025 tn 0,005 tn
F. Tabel F 0.5 F 0.1 3,32 5,39 2,01 2,7 2,92 4,51 2,92 4,51 2,21 3,06
KK = 18,134 %
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 20. P-tersedia Setelah Panen Perlakuan
Blok II 5,32 8,80 9,71 11,37 7,99 14,44 12,15 8,65 9,76 15,97 21,84 17,88 10,23 8,98 15,98 13,87 192,94
I 3,95 6,54 7,23 7,60 6,12 8,20 7,45 5,32 9,67 13,90 10,11 15,22 9,65 14,54 21,86 22,62 169,98
C0P0 C0P1 C0P2 C0P3 C1P0 C1P1 C1P2 C1P3 C2P0 C2P1 C2P2 C2P3 C3P0 C3P1 C3P2 C3P3 Total
III 4,65 8,51 6,88 14,76 16,84 11,55 6,87 3,63 10,55 18,76 12,87 8,95 6,23 15,65 13,89 16,87 177,46
Total
Rataan
13,92 23,85 23,82 33,73 30,95 34,19 26,47 17,60 29,98 48,63 44,82 42,05 26,11 39,17 51,73 53,36 540,38
4,64 7,95 7,94 11,94 10,31 11,39 8,82 5,86 9,999 16,21 14,94 14,01 8,70 13,05 17,24 17,78 180,07
Lampiran 21. Daftar Sidik Ragam P-tersedia Setelah Panen Sk
db
Jk
KT
F hit
Blok Perlakuan C P CP Galat Toatl
2 15 3 3 9 30 47
17,140 711,443 368,122 129,517 213,803 370,358 1810,358
8,570 47,429 122,707 431,172 23,755 12,345
0,694 tn 3,841 ** 9.939 ** 3,497 * 1,924 tn
F. Tabel F 0.5 F 0.1 3,32 5,39 2,01 2,7 2,92 4,51 2,92 4,51 2,21 3,06
KK = 31,219 %
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 22. K-dd Setelah Panen Perlakuan C0P0 C0P1 C0P2 C0P3 C0P3 C1P1 C1P2 C1P3 C2P0 C2P1 C2P2 C2P3 C3P0 C3P1 C3P2 C3P3 Total
Blok I 0,046 0,006 0,147 0,161 0,122 0,169 0,187 0,138 0,172 0,171 0,197 0,189 0,167 0,086 0,084 0,001 2,040
II 0,034 0,150 0,020 0,143 0,096 0,090 0,063 0,163 0,204 0,063 0,148 0,134 0,146 0,083 0,143 0,168 1,830
Total III 0,112 0,178 0,144 0,108 0,163 0,184 0,138 0,013 0,130 0,005 0,066 0,127 0,012 0,049 0,150 0,075 1,650
0,19 0,33 0,31 0,41 0,38 0,44 0,39 0,31 0,51 0,24 0,41 0,43 0,33 0,22 0,38 0,24 5,52
Rataan 0,06 0,11 0,10 0,14 0,13 0,15 0,13 0,10 0,17 0,08 0,14 0,14 0,1 0,07 0,13 0,08 1,84
Lampiran 23.Daftar Sidik Ragam K-dd Setelah Panen Sk Blok Perlakuan C P CP Galat Total
db 2 15 3 3 9 30 47
Jk 0,005 0,040 0,011 0,063 0,026 0,116 0,201
KT 0,002 0,003 0,004 0.001 0,003 0,004
F. hit 0,612 tn 0,682 tn 0,913 tn 0,240 tn 0,753 tn
F. Tabel F 0.5 F 0.1 3,32 5,39 2,01 2,7 2,92 4,51 2,92 4,51 2,21 3,06
KK = 54,996 %
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 24. Serapan P Tanaman perlakuan
Blok II 3,56 2,46 3,69 5,87 8,65 5,96 10,76 6,21 12,63 15,11 18,65 9,76 14,55 10,21 17,19 19,44 164,70
I 1,05 5,16 8,36 13,98 7,86 6,99 11,65 9,73 10,76 8,43 11,27 7,58 13,67 9,77 15,96 23,65 165,81
C0P0 C0P1 C0P2 C0P3 C1P0 C1P1 C1P2 C1P3 C2P0 C2P1 C2P2 C2P3 C3P0 C3P1 C3P2 C3P3 Total
III 2,70 4,52 3,76 7,87 5,42 11,36 8,98 9,50 13,64 12,53 17,22 14,87 21,76 20,54 23,31 23,91 201,89
Total
Rataan
7,31 12,14 15,81 27,72 21,93 24,31 31,39 25,44 37,03 36,07 47,14 32,21 49,98 40,52 56,40 67,00 532,40
2,43 4,04 5,27 9,24 7,31 8,10 10,46 8,48 12,34 12,02 15,71 10,73 16,66 13,50 18,80 22,33 177,46
Lampiran 25. Daftar Sidik Ragam Serapan P Tanaman Sk
Db
Jk
KT
F. hit
Blok Perlakuan C P CP Galat Total
2 15 3 3 9 30 47
55,960 1316,582 1060,139 114,069 142,373 278,103 2967,228
27,980 87,772 353,379 38,023 15,819 9,270
3,018 tn 9,468 ** 38,120 ** 4,101 * 1,706 tn
F. Tabel F 0.5 F 0.1 3,32 5,39 2,01 2,7 2,92 4,51 2,92 4,51 2,21 3,06
KK =27,4 %
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 26. Serapan K Tanaman Perlakuan C0P0 C0P1 C0P2 C0P3 C1P0 C1P1 C1P2 C1P3 C2P0 C2P1 C2P2 C2P3 C3P0 C3P1 C3P2 C3P3 Total
Blok II 46,87 37,90 32,67 51,42 66,64 49,07 47,87 55,32 39,75 65,87 77,80 65,98 75,18 132,70 116,87 155,67 117,58
I 23,53 36,07 44,88 78,01 52,95 80,83 65,49 90,76 89,95 75,40 49,58 91,00 112,30 87,98 75,33 178,98 1232,59
III 33,42 50,55 54,11 45,66 80,75 35,65 64,77 71,21 85,45 69,64 93,65 103,21 87,17 79,76 150,98 121,65 1227,63
Total
Rataan
103,82 124,52 131,66 175,09 200,34 165,10 178,13 217,29 215,15 210,91 221,03 260,19 274,65 300,44 343,18 456,3 3577,8
34,60 41,50 43,88 58,36 66,78 55,03 59,37 72,43 71,71 70,30 73,67 86,73 91,55 100,14 114,39 152,10 1192,54
Lampiran 27. Daftar Sidik Ragam K Tanaman Sk
db
Jk
KT
F. hit
F. Tabel F 0.5
F 0.1
Blok
2
528,393
264,196
0,602 th
3,32
5,39
Perlakuan
15
39859,305
2657,287
6,063 **
2,01
5,39
C
3
31472,143 10490,714
23,939 **
2,92
4,51
P
3
5435,907
1811,969
4,134 *
2,92
4,51
CP
9
2951,254
327,917
0,748 th
2,21
3,06
Galat
30
13146,797
438,226
Total
47
93393,802
KK = 28,086 %
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008. USU Repository © 2009