TEKNIK PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN Tahun 2008
Tahap pertama adalah menentukan penduduk referensi yaitu 20 persen penduduk yang berada di atas Garis Kemiskinan Sementara (GKS). GKS adalah GK periode lalu yang di-inflate dengan inflasi umum (IHK). Dari penduduk referensi ini kemudian dihitung Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).
GKM adalah jumlah nilai pengeluaran dari 52 komoditi dasar makanan yang riil dikonsumsi penduduk referensi yang kemudian disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Penyetaraan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan dilakukan dengan menghitung harga rata-rata kalori dari ke-52 komoditi tersebut. Formula dasar dalam menghitung GKM adalah: 52
52
K =1
K =1
GKM j = ∑ Pjk .Q jk =∑Vk Keterangan:
GKM j
= GKM daerah j (sebelum disetarakan menjadi 2100 kilokalori).
Pjk
= harga komoditi k di daerah j.
Q jk
= rata-rata kuantitas komoditi k yang dikonsumsi di daerah j.
V jk
= nilai pengeluaran untuk konsumsi komoditi k di daerah j.
J
= daerah (perkotaan atau perdesaan).
Selanjutnya
GKM j
tersebut disetarakan dengan 2100 kilokalori dengan mengalikan 2100 terhadap
harga implisit rata-rata kalori menurut daerah j dari penduduk referensi, sehingga: 52
HK j =
∑V
jk
∑K
jk
k =1 52
k =1
Keterangan:
K jk
= kalori dari komoditi k di daerah j.
HK j
= harga rata-rata kalori di daerah j.
GKM j = HK j x 2100 Keterangan:
GKM J
= kebutuhan minimum makanan di daerah j, yaitu yang Menghasilkan enerji setara dengan 2100 kilokalori/kapita/hari atau GKM. = daerah (perkotaan/perdesan).
GKNM merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi non-makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Nilai kebutuhan minimum per komoditi/sub-kelompok non-makanan dihitung dengan menggunakan suatu rasio pengeluaran
komoditi/sub-kelompok tersebut terhadap total pengeluaran komoditi/sub-kelompok yang tercatat dalam data Susenas modul konsumsi. Rasio tersebut dihitung dari hasil Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar 2004 (SPKKD 2004), yang dilakukan untuk mengumpulkan data pengeluaran konsumsi rumah tangga per komoditi non-makanan yang lebih rinci dibandingkan data Susenas modul konsumsi.
Nilai kebutuhan minimum non-makanan secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
GKNM
p
=
n
∑ rV i =1
i
i
dimana; GKNMp = pengeluaran minimum non-makanan atau garis kemiskinan nonmakanan daerah p. = nilai pengeluaran per komoditi/sub-kelompok non-makanan Vi daerah p (dari Susenas modul konsumsi). = rasio pengeluaran komoditi/sub-kelompok non-makanan ri menurut daerah (hasil SPKKD 2004). i = jenis komoditi non-makanan terpilih di daerah p. p = daerah (perkotaan atau perdesaan).
GK merupakan penjumlahan dari GKM dan GKNM. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK dikategorikan sebagai penduduk miskin.
Tahun 2009 a.
Langkah pertama menghitung pengeluaran perkapita perbulan dari data Susenas Kor Juli 2009. Secara matematis penghitungan rata-rata pengeluaran perkapita perbulan sebagai berikut : l
yi=
(yi / Ai )
dimana; l
yi=
Nilai pengeluaran perkapita perbulan dari rumah tangga ke-i.
yi =
Nilai total pengeluaran rumah tangga perbulan dari rumah tangga ke-i.
= Ai =
1
Faktor koreksi 1). Jumlah anggota rumah tangga ke-i.
b.
Menghitung Garis Kemiskinan Sementara (GKS) untuk tingkat provinsi yaitu garis kemiskinan tahun 2009 ( kondisi Maret ) dikalikan inflasi periode Maret s/d Juli 2009.
c.
Dari butir b, dihitung jumlah penduduk yang pengeluarannya di bawah GKS untuk tingkat provinsi.
d.
Menghitung Garis Kemiskinan Sementara (GKS) untuk tingkat kabupaten/kota yaitu Garis Kemiskinan Tahun 2008 dikalikan inflasi periode Juli 2008 s/d Juli 2009.
e.
Dari butir d, dihitung jumlah penduduk yang pengeluarannya dibawah GKS untuk tingkat kabupaten/kota.
f.
Melakukan prorate jumlah penduduk miskin kabupaten/kota (e), terhadap jumlah penduduk miskin propinsi (c).
Faktor koreksi diperoleh dari hasil studi pola pengeluaran konsumsi rumah tangga.
g.
Dari jumlah penduduk miskin yang diperoleh pada butir f, maka dihitung persentase penduduk miskin dan Garis Kemiskinan (GK) dari seluruh kabupaten/kota. Penghitungan GK kabupaten/kota dilakukan sebagai dasar dalam penghitungan indeks kedalaman kemiskinan/proverty gap index (P1).
INDIKATOR KEMISKINAN:
Head Count Index (HCI-P0), yaitu persentase penduduk yang berada di bawah GK.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) yang merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap GK. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari GK.
Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin
Foster-Greer-Thorbecke (1984) telah merumuskan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan yaitu:
1 Pα = n
q
∑
i =1
⎡ z − yi ⎤ ⎢⎣ z ⎥⎦
α
dimana; α
= 0, 1, 2
z
= GK
yi
= rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk yang berada
q
= banyaknya penduduk yang berada di bawah GK
n
= jumlah penduduk
di bawah GK( i=1, 2, 3, …, q), yi < z
Jika α=0, diperoleh Head Count Index (P0), jika α=1 diperoleh Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) dan jika α=2 disebut Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2). KONSEP DAN DEFINISI PENDIDIKAN
Angka melek huruf (dewasa) adalah proporsi seluruh penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf Latin atau lainnya. Publikasi ini hanya menyajikan angka melek huruf penduduk miskin menurut kelompok umur 15-24 tahun dan 15-55 tahun. Melek huruf yang dimaksudkan di sini adalah melek huruf latin dan huruf lainnya.
Angka partisipasi sekolah adalah proporsi dari seluruh penduduk dari berbagai kelompok umur tertentu (7-12, 13-15, 16-18, dan 19-24) yang masih duduk di bangku sekolah. Publikasi ini hanya menyajikan angka partisipasi sekolah penduduk miskin pada kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun, yang dapat digunakan untuk melihat indikasi umum dari pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 tahun.
KESEHATAN
Imunisasi atau vaksinasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau diminum (diteteskan ke dalam mulut), dengan maksud agar terjadi kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang akan sangat berpengaruh pada kesehatan ibu dan bayi adalah pelayanan proses persalinan. Keberhasilan proses persalinan sangat tergantung kepada petugas atau tenaga penolong yang menanganinya. Persalinan yang aman dapat dilakukan oleh dokter atau bidan. Oleh karena itu, data mengenai penolong kelahiran dapat dijadikan salah satu indikator kesehatan terutama dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan secara umum.
Alat atau cara Keluarga Berencana (KB) a) Medis Operasi Wanita (MOW)/sterilisasi wanita/tubektomi b) Medis Operasi Pria (MOP)/sterilisasi pria/vasektomi c) AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/IUD/spiral d) Suntikan KB e) Susuk KB/Norplan/Implanon/Alwalit (alat kontrasepsi bawah kulit) f) Pil KB g) Kondom/karet KB h) Intravag/tissue/kondom wanita i) Alat/cara KB tradisional, antara lain: pantang berkala/sistim kalender, senggama terputus, tidak campur (puasa), jamu, urut.
PENGELUARAN PERKAPITA
Pengeluaran perkapita untuk makanan adalah rata-rata pengeluaran makanan rumah tangga dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga yang bersangkutan.
FASILITAS PERUMAHAN:
Rumah tangga pengguna air bersih adalah persentase rumah tangga yang menggunakan air minum yang berasal dari air mineral, air leding/PAM, pompa air, sumur atau mata air terlindung (dengan jarak ke penampungan lebih dari 10 meter).
Jamban adalah fasilitas tempat pembuangan air besar yang digunakan oleh rumah tangga.
Luas Lantai Perkapita Departemen Kesehatan menyatakan bahwa sebuah rumah dikategorikan sebagai rumah sehat apabila luas lantai perkapita yang ditempati minimal sebesar 8 m2. Sedangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan luas lantai perkapita minimal 10 m2.
PROGRAM PEMERINTAH
Askeskin adalah jaminan pemeliharaan kesehatan bagi orang miskin yang memiliki kartu kepesertaan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin.
ditandai dengan
Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin) adalah salah satu program pemerintah untuk rakyat miskin yang diselenggarakan oleh Bulog yaitu menjual beras dengan harga murah bersubsidi.
Rumah tangga Quantile 1 merupakan rumah tangga yang berada pada kelompok 20% penduduk dengan pengeluaran terendah.