.,,#" fiii
F .s";s* ",ilfk;#
Vol 4, No
,
rssN 1411 4402
Seplember2004
Pusat Penelita| Lingkunqan Hldup. Lembaga P.feitran r,ai Pengabdian kepada l\,lasyarakal Urrverslas Sebe as Mar-"i Sr rakarla
DITERBITKAN BERSAMA DENGAN: Program llmu Lrngklrnqan Program PascasErjana. UnLversitas Sebe as l,ia.et Surakaria Program Kependudukan dar L ngklrngan HLdup, Progranr Pascasarjana Universlas Sebelas [4aret Surakana ALAIUAT PENERBIT/REDAKSI:
Jrrusan Eio ogi FUIPA Univ-"is ias Sebelas l\4are1 Surakarta r. Sutami36A Surakarta 57120 Te! & iax +62 271 663375 162-271-645994 Psw 387 E mai uns jouara s@yitroo con onllne:www uns ac id TERBIT PERTANIA TAHUN: 2001
ISSN: l41l 4412 TERAKREDITASI BEROASARKAN KEPUTUSAN DIRJSN DIKTI DEPDIKNAS Rl No. 23alDlKTl/Kep/2004 PEIVlII!]PIN REDAKSI/PENANGGUNGJAWAB: PrL]l Drs SLEilo M Sc Ph D
lr
SETRETARIS REOAKSI: Dr",,l S€tyawan S
Nur Heriyadi Parxanto Nl S . Ahnrad
Si
E isa Herawali, S Sl.
PENYUNTING PELAKSANA:
Dr lr AhrnEd Yunus lM S lr Eko Budihardjo L/l Eng Ph D Dra Neng Sri Suha.ty Ph D., Dr. S g t Sanrosa M Pd Dr Sugiyarto l\i S Drs. Ahrnad 1..4 Si A Se.lct SLdatu/anlo, S H tul H lr Bambang Sigii Amanto [,4Si, P us Tr \,\,:hyLd SH Urs Pranoto u S. Setyo Nlgroho S S I/ Si PENYUNTlNG AHLI:
Prof Dr Kir.I. Aziz Dlala,r nqrat (F Ieknik L ngkungan IB Bandung) Prof Urs. i.drow!.yatio. M Si 1F Pe.lanlan UNS S!rakarta)
Pro, Dr KoesradrHardlascenr!nlri S i [41 lYayasan KEHAT Jakana) Prof Dr lulrh Band [r] Pd F KIP UNS S!rakarla) Prof Relno Sirharyoro SH tul Si F llukum Ul Jakarta) Prof Drs S. DjaialTaflung lrl Sc P] D F B o og UGI'I Yosyakarla) Prof Dr dr Sentoso, [,].S F Kedokteraf UNS SLirakata) Prof Dr lr S!otoro.I,lS F Pedan an UNS Suraka(a) Prof Sudhario P Had [,]ES Ph D F S POL Und p Senraranq) Proi Dr Wuryad M S lF L4IPA UNY Yogyakai(a)
D..- a
oarrl.'i
Dr H. Suparto !',/rioyo S H M lr
D
\' rl L\cs.'1 r'rr/ (F
Hukum Una r Surabaya)
Drs. SLrtarno. M Sc Ph rF UIPA UNS Surakarla) D. Suyal'ro Karlodirdjo (F SaslE dan Seni UNS Surakada)
D Asfad
(F KIP UNS Surakarta)
ENVIRO, Jumal llmiah Lingkungdn Hidup nenpublikaslkan lu san I m ah. balk hasit pene it an asti maupun telaah puslaka (review) da am I ngkup ilm! liigkuigan dan I nu ilnru serumpun Set ap naskah yang dik rimkan akan ditetaah
olehredakturpelaksana,redaklrrahi.lanredaktL[tan!yangdurdanqsecarakhLsUssesuaibidangnya
Oa am rangka menyongsong pasar bebas peiul s sangat dlafl!rkan nren! skai karyanya daram Bahasa nggrts. nreskipun tulsan rjalam llah.sa lnlores a vang ba \ dan benar lerap sangat d hargar Jurna nll€rbit dLra ka isetah!i setap bllan lvlar.t (lan Seplernber
Vol.4, No.2, September 2004
rssN t4t1-4402
Pencemaran Logem Berat Fe, Cd, Cr, dan Pb pada Lingkungan Mangrove di Propinsi Jawa Tengah AHMAD OWISETYAWAN, INOROWURYATNO. WRYANTO, KUSUMO WINARNO
4549
Pola Penyebaran PencemaGn Air Tanah dl SekitarTPA Putri Cempo Kelurahan Moiosongo, Kota Surakarta, Propinsi Jawa Tengah AHMAD
50.53
Penga.uh lnfus Jamur Ling zhi (Ganodarma lucidum (Leyss ex Fr.) Karst) tejhadap Mencit (Mus musculus, L.) yang Diberi Timbal: Kajian Struklur Mikroanatomi Ren . ELISA HERAWATI, SUSILO HANDARI
54.60
Pertumbuhan dan Akumulasi Prolin S,urrp Jati Super (Ieclona gtardis L.f.) pada Cekaman NaClSelama Masa Pemblbltan . SUKO WNDARTI, ENDANG ANGGARWULAN, SUNARTO
6't-68
Pongaruh Lingkungan Rumah terhadap penyakit ISPA pada Anak Umur 0-4 Tahun pada Beberapa Perumahan di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo
69-7'|
.
.
.
SUPARMAN
Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Monggunakan Metanol dan Katalis Natrium Metoksida . TRIANA KUSUMANINGSIH, PRANOTO, SUPANDI
72-80
Pengaruh PenggLrnaan BerbagaiVariasi Media Filter dalam Rangkaian Unft Pbngolahan Air untuk Mengurangi Kandungan Mangan . ANIS RAHMAWATI, BUDI KAMULYAN
81-87
REVIEW: lnvasi Spesies Eksotik Akasia Berduri lAcacia nilotical lL.l Willd ex Del. diTaman Nasional Baluran Jawa Timur Ancaman terhadap Eksistensi Savana
88"96
.
DJUFRI
Gambar sampul deoan: Perakaran iumbuhan manglove
Te.tit dua kali selahun
ENVIRO 4 (2)r88-96 Septembei2004 ISSN: @ 2004 PPLH LPPM UNS Sutakarla
88
l4ll4402
REVIEW:
lnvasi Spesies Eksotik Akasia Berduri (Acacia nilotica) (L.) Willd ex Del. di Taman Nasional Baluran Jawa Timur: Ancaman Terhadap Eksistensi Savana The invasion of exot c spesies Acacia fAcacia nilolica) (L.) Willd. National Park; East Java: The threat to savannah existence
a(
Del. in Baluran
DJUFRIT'
r Jurusaf PMIPAFKIP UniverslasSyiah Kuala Darussalam BandaAceh NAD231ll
'
lvahasiswa Program Ookior Sekolah Pascasaqana lDstitut Penanian Bogor 16144
oilenma 29 Jul 2004 Disetujli 31 Agustus 2004
ABSTRACT Acacia nitofca (1.) willd. Ex Del. is a thorny wahlo native spocles in lndi., Pakistan ahd much of Afri6a, This acacia is wldely dlsbibuled in tropacal and subtropical Alrica from Egypt and Mauritania to south Africa, The lnvarion of ,4. Ilr,oirca has resulted in the reductlon of savannah wide in Baluraf, National Parlt reaching about 50%, Prossuro to the
savannah ha6 a sreat impact on th. balan66 and preseryation of whole ecosystem ln Baluran. Sone eltorts hav€ b@n to fight agaihsi the wlde-spreading of invaslon ot ,4. ,i/ofca tor otample oEdication chemically us6 lndamin 72 HC and 2,4 D Dlnitrop€nol, but resull is not effectlve. and .o il is with eradication ln the mochanic use bulldozer aPpliance, and cut away to burn, not yet glven optimal result, proven invasion of A- nilolica in this time not yet deductible, exactly growing wide, For tho roason, require to be lookod for alternative is way of the other eradicalion, so that the wide-spreading of preventabl€ invasion rq. ,i/oilca. otheMise hence the posslblllty ot big $vannah exist ln Natlonal Park ol Baluran motamorphose to becomo forcsl ol A, nilolica.
Key words: rqcacia ,i/oiica, hvasion, savanna, AaluEn
lnvasi sangal efektif bila terjad secara loka, baik invasi semak yang menyerang padang rumput alau pohon yang menutupi sualu kavr'asan, Pada suatu komunitas umumnya dijumpai beberapa spesies yang mempunyai kemampuan sebagai pionr lnvasi pada kawasan yang lauh, jarang
menghasllkan efek slksesional, karena spesies baru perkembanqannya berlawanan dengan spesies lokal (rative spec/es). HaL ini sangal betueda pada area yang baru di dekatnya. lnvasi ke komunilas yang baru dimulai
dengan migmsi, lal! agresi, kompelisi. dan reaksi 0 leaver dan Fredenc, 1978) Di Tamaq \asiolal Bauran dit.rn'Da beb"raoa -pesies
llora eksotik, yang keberadaannya cukup mengganggu keutuhan ekosslem asli kalvasan lersebut Salah salu spesies flora eksolik yang cukup mengganggu keseimbangan ekosistem Baluran adalah akasla berdui
lAcacia nilotjca). Tumbuhan ini diintroduksi oleh pihak pengelola ke Taman Nasional Baluran pada lahun 1969 yang semula dirnaksuCkan sebagar sekal baka. Namun lefiyala A nilatica merupakan soesies yang i'rmb h dan menyebar cepat sehingga mengganggu petturnbuhan spesles lalnnya, terutama pada kawasan savafa
A. nilolica yang diinlroduksi ke lndonesia merupakan sub spesies indica lntroduksi dilakukan pada tahun 1850,
PENDAHULUAN lnvasi adalah perqerakan salu atau lebih lumbuhan darl
satu area ke area lainnya dan pada akhirnya mercka menetap di lempat tercebut. Proses ini berlangsung secara kompleks melalui perisliwa migrasi eksislensi. dan kompelis, sebagai la_aoan oFnlrng daram ;"vasi vang seluruhnya terkait dengan waktu lnvasi umumnya lerjadi dl daerah yang gundul, tetapi dapat juga terjadl di area yang ada lumbuhan. lnvasi merupakan benluk permulaan suksesi yang pada akhnnya secara lerus menerus akan menghasilkan tahapan suksesi hingga lerbentuk klimaks
Blasanya !nvasi ke komunitas klimaks tidak eleklil, kenyalaannya invasi biasanya lerjadi pada area yang populasinya jarang, sehingga menghasilkan tahapan perkembangan yang baru Weaver dan Frede
c
1978).
meialui Kebun Bolani di Calcula (lndia) dengan lujuan untuk menjadikan iumbuhan ifli sebagai salah satu lumbuhan yang mem liki nilai komersial yaitLr sebagai penghasil gelah (qurr) yang berkualitas tinggi Namun di Kebun Raya Bogor,
setelah tumbuhan ini di tanam
ternyata produksi getahnya sangat rendah sehhlgga pohon_ pohon tersebut ditebang 40 lahLrn kemudian introduksi t!mbuhan ini ke Tamafl Nasional Baluran di Banyuwangi Jawa Timur berluiuan sebagai sekal bakar unluk
menghindari mentalarnya api dari savana ke kawasan hulan jali (Baai Taman Nasiona Baluran 1999). Namun invas A. nilotica di Taman NasionaL Ballran lelah
menyebabkan terdesaknya berbaga spesies rumpul sebagai komponen utama penyusun savana Baluran.
lnva.i A. nilotica menyebabkan perlumbuhan rumpul
lerdesak, sehingga dipandang dari aspek ketercediaan
pakan bagl herbivora sudah lidak memadai, oleh karenanya
r
Alamat kor.spondensi:
J CeremaiUlunqNo 13 RT04 RW02, Banlar,lali AIas B.gor 16i53 Fa\
e
mal
+62.251.334242 Dulrl Syarl@yahoocom
salwa mencari pakan alternatif yanq lair salah saiunya adalah daun dan bljt A. nilonca Namun sebagai sumber
pakan ulama, rurnpul telap lidak dapal iergantikan (Sabarno. 2002). Fenomena in tenlrrnya dapat
89
oJUFRT - ,rvas/ Acacla nilotica di TN Batu,an
menoakibalkan terganggunya keseimbangan ekosistem
Tam;n Naslonal Baluran, misalnva berkurang
dan
menvusutnva Dakan ulama baqi herbivora. Kondrsi ini Dada qilira;nya ;ap;l mengancam keberadaan sahi/a herbivora ai kawasan ini. Kondisi savana Baluran saat ini sedang menoatami proses perubahan dari ekosistsm terbuka yang dido;inasi suku Poaceas (rumpulrumpulan) menjadi areal
vano ditumbuhi
A.
nilotica. Peda tempat tempal terlentu
nitotica lni sangat rapat sehingga irert-umUultan membenluk kanopi tsrlulup. ekibatnya beb€raoa rumpul
A.
lidak mampu hidup di bswahnya. Kejadian ini kemungkinan
disebabkan karena kompetisl kebutuhan cahaya atau adanva:at alelopaii. Untuk memperoleh iawaban atas
fenomena lersebul p€rlu dilakukan penelilran (Djufii, 2004). tumbuh dan Permasalahan timbul setelah A. ')ilorcaseluruh areal berkembang sehingga hampir menginvasi savana 8ekol, yang 'nerupakan sumber pakan utama bagi teleslrial, seperti beberapa spesies satwa mamalia -Iingkat percepatan banleno. rusa dan kerbau liar. oedum6uhan A- nitotica di Baluran n€ncapai 100-200 hekisr per tahun. Berdaserkan data lerakhir tahun 2000, n. nitolica di 'laman Nasional Baluran sudah menginvasi sekitar 50% dad luas savana atau sekilar 5000 ha
(Ssbamo, 2001). Dampak yang nyata yaitu bed(u6ngnya luasan savana sebagal sumber pakan b3gi sslw-a mamalia, dan mengakibatkan teoadinya kompeirsi d adara satwa dalam hal mendapatkan sumber pakan. Bel,QEngnya luasan savana juga mengurangi ruang gerak sairaa dalam melakukan aktivitas sosial, proses belajar, kawjn serta
menoasuh dan membesarkan anak. Apabila kondisi ekol;gis ini berlangsung terus tanpa ada perEen&lian,
leriadi pe*e'nbangan vegelasr. dima4a migran masuk dan hrdup dengan baik. sehingga terjadi interaksl antar penqhuni, selanjulnya menghadirkan proses yang rumit dan kompleks (Weavfi dan Frederic. 1978) Conloh yang menadk adalah invasi A. nrotics di savana Taman Nasional Baluran yang lelah merubah komunitas savana menjadi permadani hijau berupa hutan A. nrronca dengan lingkal
kerapalan pohon beNariasi dari satu savana ke savana lainnva. Bila kondisi ini tidak ditangani secara profesional, mak; fidak diragukan lagr savana di kawasan ini akan hilans (Djufri, 2004, Pengamalan pribadi)
M;nqapa beberapa spesies eksolit
mempunyai
kemamDuan unluk menqinvasi dan mendominaEl habitat ba,u sekaliqus menggantikan kedudukan spesies lokal?. Salah satu penyebabnya adalah ketidakhadiran predalor, penyakil dan pa'asil alamiah mereka dt habital yang baru iersebut. Kegialan manusia dapal menyebabkan timbulnya kondisi lingkungan yang tidak lazim, misalnya penambahEn
bahan makanan, meningkatnya insiden kebakamn, dan
meningkalnya daerah lerbuka, sehingga spesies-spesies dari pada eksotik lebih mudah untuk menyesuaikan
lokal
di
Konsentrasi terbesar spesies eksotik biasanya diiumpar pada habilat yarg lFlah diruoah oleh sDesies
keoialan manusia. Di Asia Tenggara mlsalnya, perusakan huian yang le4adi terus menerus menyebabkan hanya
sejumlih kecil spesies lokal yang hidup pada kawasan va;o t€rsisa, Kenaikan besal_besaran spesies eksolik ;i/s-ra orfrcr?alls vailu tumbuhan dua lahunan dari Eropa di Amerika Serikai mungkin disebabkan oleh kenaikan nitrogen di udeira dan kondisi lanah yang juga telah berubah (Primack, ef ar, 1998).
maka populasi spesies mamalia akan teranaam- Menurut
Mutaqin (2002) sal6h satu alasan diteiapkan Balurao
sebagai Taman Nasional adalah karena adanl€ $vana alami vang cukup luas yeilu '10 000 ha yang dihuni oleh berbedai spesies salwa liar langka dan dil'ndungi sarah salu di antjranya Banteng (Bos./avanicus). Oleh karera itu keberadaan ekosistem savana dan satwa banteng meniadi
salah satu obiek utama dan sekaligus sebagai priodlas dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Baluran
PENGERTIAN INVASI
lnv6sl adalah perpihdahan salu atsu l€bih spesies tumbuhan dari satu tempat ke lempat lainnya, dan pada akhimva mereka menetap di tempet lersebul, ploses mioraii ini berlangsung sangal kompleks. lnvasi dapal
ieriadi di area yang gundul atau di daerah yang telah ada tuilbuhannya. Sebenarnya invasi meruPakan bentuk awal dsfi sukse;i namun kelena se€ra terus menerus dapal beradaplesl terhadap seluruh faso suksesi sehingga akhimya dapat mencepai kondisi yang kimaks- lnvasi yang efeklif biasanya bersifat lokal, sebagai contoh, invasi besar_ besaran kelompok semak yang masuk ke padang rumput
alau ipesies pohon yang menyqrang sualu komunilas. Pada setiap komunitas ditemukan spesies yang mampu bertindak sebagai pionir, demikian juga pada komunitas yang berdekatan karena kondisi habital relatif sama. Invasi
iarang teriadi pade daerah yang jauh sobagai fenomena namun melarui irwasi spesies penyerang dapat
iutseli,
berk6mbang bahkan dapat menguasa lahan yang didudukinya atau me'nbuat daeEh yang baru Proses invasl dlmulai dari miglasi, kemudian agregasl, dan kofllp€tki, selanjutnya reaksi. Dalam perkembangan
selaniutnya terjadi kompelisi dan reaksi yang menyebabkan lerbaGsnya cahaya dan air secara cepal. Kemudian akan
CARATERJADINYA INVASI Kedalanqan spesies asing (e.rorc, invader invasive; nofl-narle) ke sualu habilat baru yang kondisi lingkungan_ nva berbeda dengan kondisi lingkungan di daerah asslnya. liAak akan menyebabkan terjadinya kompetisi yang kuat denoan spesies;sli {,ndigenous naltve). Spesies asing inl brasinva hanva akan menladi tumbuhan penggenggu di habital baru t;Isebut. Banyak spesEs tumbuhan memlllkl kema puan tinggi untuk be.kecambah, telapi nasib an6kan
tsa1lind dan iumbuhan dewasa selaniulnya ditentukan oleil k;mpetisi dengan tumbuhan lain, serla herbivori oleh
dan hewan lain. Komunitas yang terbuka umumrwa lebih mudah untuk diinvasi, sedangkan ser,rngqa
komunl;s yang lertultlp lebih sulil diinvasl. Pada komunitas ierbuka. sdDerti qurun, padang rumput, dan hutan pinus' Denoaruh linqkunoan fislk_klmia sangal kual terhsdap
ietrioiran poputisi tumbuhan, sehingga
tumbuhan
menvesuaik;n diri dengan sumber daya yang ada. Habital
,anri tertuXa memudahkan invasi spesies aslng karena 6",iur"nqny" kompelisi lelapi faklocfaktor yang mempengaruhi kebeftasilan perkecambahan dan pertumbuhan sualu spesies memrliki kisaran yang luas kebutuhan primer seperli arr' pH. dan nutrien dapat menihilkan iehadiran semua spesies irvasive, kecuali
sebagian kecil spesies pionir yang telap mampu bertahan hiduo Meaver dan Frederic, 1978) Seielah fase permulaan invasi alau lase pionia tumbuhan asli dan asing dalam kondlsi krilis. Komunitss soesies asli dapat drserang spesies asing pada intensitas kompetisi yang sama lingginya atau di bawahnya alau dl
alas;ya, hal ini juga le*ait dengan bentul habitusnya. Spesies pohon di hulan yang berhabitus tinggl umumnya lidak se6era lerpengsruh oleh serangan spesies ashg'
90
EtJVIRO 4
(2) 88-96. Sepiember 2004
mengingat spesies asll1g leisebui rnasih harLS menghadap
lekanan ingk ngan un:!rk keberhasilan Derkecambahan
blblt, sefia pe.t!nL,uhaf anakan dar dewasa J ka habtusnya ebh iresa. alaL lenpat tumbuhfya d alas spesies arli, sepedl umut lefiadaE. lLriul iie.ak maka
pendatang baru dapal merdonrinsl dar segera membe kan karakler baru paia kon!nias Pada tumbuha. berhabitus semak dan pohon. kompetsi ifi teiganiufE peda urutan
fase hentlk hCup.ya (1,1e fcrx). Apa,riia nvas bereda Ci ,hawah level prrsrng. nrak3 lldak akan berpengaruh ierlradap spesies asl! K€cuall !erjrC peng.mbB aan secara bedebih:n. D, am hai ifi stiesres asifg rneniadi komp.nen sekunder daii korrun las dan .rkosisie.r telap da anr k.{rdisi formal Pada lonrurlas umri SplagrrD yang lumbuh d kawasan ber klinr brsah 1efilapal pengecua ian Di iempal ini lnr,tssi ,li lanta hirlan teriadi pada rnusirr senri sejalan
dengan nelimpahnya
ai. hljan (li/eaver Can Frederic,
1978)
RIIiTANGAN DALAId INVASI
Kondsi tcpcgrail lisik oan bioiog bedirCak sebagai
sgen pemrratas etar pelindung invas.
Mrsalnya
pegunungan kadar alkalln lanah yang tinggi, atau
pengefirbalaan reyr'an-herJan i(husus !.1!k iopogra{i bersifai permanei oan biasanya manghasikarr tantangan yang pemranen p!la Fakior biologi misa nva penanaman (cukivatioD dan penytangan ibuniins), biasafya bersiiai sernentara dan eksis hanya beberaoa tahun alau lerladi
pada
sal! muslm
m4rrasisLratu spesles Oveaver
d:n
r--rede
c
1978)
Rintangan geogr6fi yang utarna 3daah
sungai glrnung dar gurun. Semuafya
laLi
danau,
berpergaruh telhadap nvasi karena ser.ruanya meRrpakan raktor flsik
yang paling doririnan, risa nya penyebab diflsiens air,
lemperatur. nulrien, dan l; n larn. Komponen tersebrt dapat melindungi spesies yan-q datang Cair hablal yarg sangai berbeda, pada waktu vang sanra, berpemn sebagai media bagi gen?rasi iumbuhan beikulnya. R niansan tersebui pembalas invasi ba!i tumbuhan tnesik clan hi.ltik, di $ana
oler iaklor kekerngar yaitu
dengan
daerah datar iula sangat monEhambat dibandi.gkan sebagan b,asar rntafqan fisk yafg karena sulil me akukar perp rdahan pada
m qrasi
r or'd 9 iL 'o r'-r o r,qar :eorqi 'rri-baglle Umbrhan pembalas dalaian rcndah cian tulnb!han di
De r''
snar rner!pakan lantangan bagi kehidupan lumbuhan iermasuk daerah payau karena pe.garuh alr dan k!ransnya aerasi, sehingga dapat mengharnbat invasi d woodiand dan padang .umput, hulan dan semak belukar bert ndak sebagar penghalarg mekanik khususnya spes es
ierhadap kehadiran sulma dan beberapa yang lainnya
disebabkan oleh angir Komunitas yang terlutirp apakah hrtan padang rLnrpul atau gurun, beryengaruh terhadap
peiurunan invasi lnvasl melau reaks yano inlensil dan keberhasilan kompetisi selur!h mvarderdi lempatlersebul. Asosiasi yang ierlulup bisanya bertindak sebagai tanlangan komp i1 walaupun lebih tetuuka yang dibalasi oeh salu
proporsi langsung lefiadap derajal speses lokal (rar|€ spec'es). Kemudian sejumlah tahapan sukses lebih banyak di1en1!kan oleh sLrlltnya pen ngkalan invasi pada daerah yang siabil I\.lanusia dan hewan mernpengaruhi invasi melalui perlrsakan calon indivdu baru fd,sseminuies) Baik pada da€rah gundul mer.rpun pade fase suLsesi sedang bejalan (tuse se/aD, tikus dan burung biasanya be.peran s€bagaj ./ec;siye untuk merubah secara luas perkembalrgaflnya. [4enL]sla dan hewan berlindak sebagai lantangan m€lalui pe sliwa banjir, drainase dan lain"lain , kemudian pads
glirannya sampai pada skala konpelisi melalu penanaman pengernbalaan, parasitisme, atau dengan cara
yang a nnya. SEJARAH INVASI Acacia nilotica OI TAMAN NASIONAL BALURAN
Rintangan yang bercifat temporal
biasanya sen.g teradl Pada ianah yang neflgalam depresi air. le yata lumbuharr ietap eksis telapi danau yang besar nrerupakan ianta,rgaJ) honpli untuk sebagian besar iumbuhan .rereka seijera dairal nreakukaf migras silang nreskipur mereka eksis diiempai tersebut. Penganrh riniangan terhadap nvesl memacu proses eks,si?nsr da,
mereka terto o.U
l-luian dewasa dlaporkan memerlukan difus cahaya, karena
ainnya kondisi kemi.ngan ledenLLr Sebe€pa daeiah gLrndul dengan kondis yaflg ekstrm merupakan lantBrgan baq invasi komunilas yang berdekatan otueaver dan [rederic, 1978). Rirrtangan biologi Dada komuniias tumbuhan teriad
pada tumbuhan dan hewan serla i!mbuhan parasl lnvasi pada komufilas lLrmbuhan d b3tasl oleh d!a cara, yaiiLr asoslasr wood/ar,d yanq benirdak sebaga penghalang
ecesrs irv39i sp,.sres dari
iipe asosiasi ainnya
dan
menenluken perhedaan habitat risiknya Apakah berupa laniangan konrplit atau beisilal parsal akaf beroantunq
pada ketdakr.ripan kedua hablal tersebut. Beberapa
iumbuhai lidak mamp! untuk m-aaKUkan invas d padars rumpLrt rva aupurr seb:gar spes es semak daerah tedruka
A
nilolica d petktakan berasa
dar fdia
Pakistan dan
j!ga banyak d lemukan di Afdka Sekarang ini lelah dikenal beberapa spesiesnya seperti 4. ,l/ollca sub spesles indica,
A.leucaploeaWilld , A. famesiana W)11d., A- femginea DC,4. caiechu Willd., A hanida ( | Willd, A sinuata (Lour.) Men.. A. pennata Willd, dan A se,eg,a/ Willd. iBrenan, 1983). Akasia lersebar luas di Atrika tropis dan subaopis dari lMesir dan Mauritania sanpai Afrika Selatar. Beberapa spesies tersebar uas di Asa Timur sepe(i Birma. A.
n,lofica sub spesies ndica juga iumbuh di Ethiopia, Sonraila Yam3n, Oman, Pakislan, lndia, dan Birma. Kemudian j!ga berhasil di tanam dl lmn, Vietnam (Ho Chi [,'lin C]ty), Austraila {Sydfley dan Queensland) dan di
Carrrbe3n {Brenan, 1983) Sub spesies lni umum dijumpai pada lanah dengan kandungan lial yang tinggi, tetapi dapat jusa lumbuh pada tanah empung berpaslr yang dalam dan di ar€a dengan .!rah hujan yang tinggi Umumnya tumbuh di dekat ja uJ air tetulama di daerah yang ser ng mengalami banjir dan sangat toleran lefiadap kondisl saiin T!mbuhan n dapal tumblh pada area yang menerma curah hujan kurarg darl350-1500 mm perlahun Speses nidiaporkan
sangal sensilil lerhrdap kebekuan/Cingin, narnun dapat
rrrbLh pada dea dTara 'araraa re-rperalur bulanan rdl- r6rC lOJpro l9/01 [,4e1urur Duhe
,a_qal d,q'a
(1S83)4. ,r/orca b€rasa1 dar lvesir Selalan lalu tersebar ke lvlozamblque dan Nalal, kemudian di introduksike Zanzibar, Pemba lndia dan Arab. Saat n ,4. n,/orca merupakan gulma yafg men nrbulkan masalah ser us di AIr ka Selatan. Di Auslralia; sebagian besar area A. ,i/olica dijumpai di Oueensland denqan laiu invasi dilaporkan rnasih rendah ierutama di bagian utara, New South Wales, dan Auslralia
Selatan Data yang diberikan Bollon dan James (1385) menunjukkan invasi sekitar 6 6 juta ha, atau 25% dari luas
padang rumput [4itche], dengan kepadatan pada arca tersebut sektar 0,6 juta ha Dislrbusi dan kepadatan
D.,U FRI
-
,rvasi Acacia nilotica dt fN Bahhh
:Fiesies inr rer!s nrenufjrkkan pEnifgkaraN (Reynod dan
Caner
A
1990).
t)jlatice yan-a diintrodLksi ke tndonesia berasat dari
91
'.rab.r dar. o bal"r "lar o;da b-ra.q baldrg D.ron Vd.g lerl "gqa Dcda Ls a hJJa r po rurbuhaa tu ,ortur as
dorman lersebul beilafgsung dengan cepat dan subur
nr.r.a lilrcduksi{jiakukan tailun i850 meta ui Kebrn Bolafi d Calcuta ltndia) dengan tujuan unluk refjadika lurFbuhan in! :ebagar satah saiu tumbuhan
s€mak berdLrI yano rapal dan sut]t unruk dleublrs denoan
.Jltafam di Kebur Raya Bogor. ternyala produksi geiahnya sanga! iendah seh nqga pohon,pohon terseblrt ditebang 40
BEBERAPA KELEBTHAN Acacia nitotica SEBAGAI SPESIES INVASIF
srb sp€s
€s
yarr! memlliki nilai konrersil yallu seDaga pe.ghast getah lgLn, yan! berkLr.: ilas iinggi Narn!n sele ah tumbuhan ini
lahun keHLrdan tnlroduKsi lumbuhan in ke Taman lias oiai Ealuran iidak dikeiahut dengan pastl, diperk rakan pada awal tahun l960rn alau sebelumnya Tuj!an
introduksiln 5dalah sebagaisekat bakar Lrnt!tk mengh nda menialarnya api da.l savarra ke kawasan hulan pada 1ah!n 1969 lirmbuhan ini .litanam di savana tsekot denoan 1u uan
--.n."gc
,dr,L saFd yalu,pb,roEi -rla. ",,uker,,,' Car savana kawasan huian (BrlaiTaman Naslonal ga rai. 199s) Savana Bekol seluas 420 ha, merupakan habiiai yafg menjalarnya kebakaran
sangat risLrkai oleh herblvora yang menjadikB. savana ini
sebagai lempai untuk !ieta\Lkan berbaga ,ktviias. w.d)qa- .- -e .L.rq'.. rrr ur I t ra.-b. rj | _ be,,an d \oi 'an .rh,d !a g d re Jdtr,u (ad. De a ?rd o. .d/dr d Beko "rarg terbuka. dikellinoi area yang masjh tertutup I ,,/oli.€, sehingga nasih memLrrgkifkan tersebarnya bijj-bil A ,/ofica yang berasal dari areat yang teinvas .a a,/ol,ca tingkat pohon, melaloi aliran surgai aiau curah huian yarrg cLkup deras, ke areaisavana Bekotyang masih terbuka
ikim dan alam Taman Nasiona Baturan r e'upar.a- .d\ror yalg saioal me.]u1a1q cepal )r cer'./ebara_ serd sJb rfi ya p^rlun'b .ar 4 ,J..ot(o. Kondisi
lniersitas cahaya matahari yang lnggt dan keke rirgan bil bjitumb!han ini oleh lrerbivora sepeii bantefg {Bos la;a,i.rs), R,rsa (Cervus tinorensis) ]
sp) Akibatnya bilibji yarg
ket,.rar bersama kororan fras o eh sahva tersebut. lntensllas cahaya malahari yang lnggt diiambah curah hujan yang cukup inggt sepentang tahun letatr
{Sr?r
Ealwa tercebar dl seluruh kawasan yang dit
mF'rrsa., panJ*rbuaal meransang pedumbuhan
b rorl ya-q oo r.1 JLqa biil yang tersebar defgan
perantaraan helbivora. Akibatnya pada areal savana Bekol
yang kondisinya terbuka (bebas dari
I
niloilca
Ungkat
pohon) setejah kegiatan pembongkaren ditakukan datam waktu yang tidak lerialu lama akan segera ditumbuhi oteh anakan A. ,l7ollca. Tingkal kecepatan pedumbuhan anakan di savana Bekol tergolong sangal pesat dalam waktu yang liCak terlalu lama sudah dapat mencapat kelingg an joa
cfir. Hal ini ierlihat dari kond si savana Bekot s€ietah rAgrrrl Dpr -abrran a\ard. a ath1.a yi.g drrrtLlaoada rahLl '998/loo9 se,-as /5.a. 'l. .l rn oaa- langu
waktu sirgkal sudah dilLrnrbuhi kembat oeh A ,i/o$ca dan tumbuh sangal cepal dan kerapalannya sekarang sudah mefcapai tingkal menqkhawatirkan (Batai Taman Nasionat Baluran. 1gqg).
Selain kedua faklor lersebut di atas, faklor lar yang menyebabkan lifg-o nya kerapatan anaka, A nilotica adalah karena llngg nva iirgkat regene€s dan kenlampuan unl!k L'erlahan hidup.,4 n/otica lergolong tumbuhan xerofi
yalu t!mbuhan yang dapal
htdLrp dengan batk pada ke embabaf udara yang rendah, oteh kerenanya datam
Iordrs a' ,a"o t..oa,as ..I.;h alr.1. ydrg re.da-/ h " t" ,"rr nj a, 10 I -e.a-L1on r.qerard(, \egeta.r Ha'
in
dapal d ihai karena tumbuhnya kemba lufastunas d.rman yang terdapal di sisa slsa tunqqak yang belunr
sehifgqa dergan segera membeniuk terLbusan atau -crluoran T61-apa
45n.cd.
.oa,
laiJt'cn
lnlodL\,i _Jrr-bJhcr ydla oi.a-arr dF-gaa s.rgaja maupun iidak dari spesles pohon dapal menyebabkan bencana lingkurgan jika datam introduksi lersebul tidak dilakukan Analisis Dampak Mengenai Linskungan (AtvlDAL) secara memadal, sebagaimana hahya kasus invasi A. ,/orca yang terladi di Taman Nasionat Baturan Beberapa slal A. nilotica diringkas di bawah ifi berikul sa,an-saran urlul merr.rrrsrsasr pe.Jodla- .nvas vang sana da-i
4
spes.es tain o': beb- apa tdwasar n:toltLd dapa\ iersebar dengan cepat karenar (i). Anakan dan pohoa muda lerlindung dar pengembalaan {g.a2lr,s) karena berd! (ti) Perkembangbiakan akUf oteh pengguna tahaf di awatawal lahun. (iii) Jarak pemencaranny6 jauh metatlt mekanisme
(hewan peliharaan sat.!a liar dan banjk), sehingga
penyebararnya idak dapat dikonrot (iv) produksi biii sd.lqa' bF\a',d aras 7,.000.po-on.,r,. B,..,laoa, hioup Jnlut iangLa *altL yarg la-a. (vit. r"no,rha- mLoa
'.rLL1 cepal rvr'. 'Ioreran rerhadro perqeprDataan lehF.,_g.r.ap da1 sainlas .vr.,. Uerip.ia, poho. kecir pada habitai yang sering terbakar akan menyerbu secara
cepat (ix) Pohon h dup untuk jangka wakiu yang panjang (30-60 lahun) (x). Kemungkinan dapat lumbuh pad; kisamn iklim yang ekslrim (Carter ei a/, 1990). Pelalaran berharga yang dapal diambii dari tnvasi ini dan sejumlah saran yang perlu d perhaiikan bahwa semua
lumbuhan introduksi harus disaring dan ditelili secara cermat. Penyar ngan tersebut termasuk observasi dl ingk!ngan hBbtar asatnya dan d kawasan tenrpal di introd!ks me ipuii: (i) [4engukur produksi bij dan lamanya hldup (ii). Lrleneniukar .netode pernanlauan pemencaran
bii (iii). PengLrjian kerenianan perkecambahan dan pohon berukuran kecll $1!k di gmzi)g zda alau lanpa du . (iv). Analiss bioiklim dan tanah unluk memprediksi potenstnya ditempai yang baru. (v). irenelili pengaruh tnsekta predator lumb!han patogen dan pengendalian lumbuhan dengan api di iingkungan asalnya. (vi). I\4eneliti melode prakUs unluk nrefgendaiika. secara klmia dan biotogi lerulama perr.asalahan sebaga gulrna (Carter et a/, 1990). Beberapa kesulitan untuk meiakukan skrintng iumbuhan termasuk: (i). Tidak dapat diramat Ungkah lakunya setetah dip ndahkan
dari patogen aslinyE insekta dan
hewan
pemakan browse. (i) 'iidak dapal dirarnat keadaan di bawdh kondsi il ir ya,,g barL meno.rota dan ezrm api
(polensi gerf{// tumbuhan tidak penting di kBwasan ( i). Penylmpangan genetik atau hibridasi dapal merubah karakier tumbuhan yafg dt nlroduksi. Sekati spesies di introduksi nraka diperlukan upaya yang dapat endemik).
menlawab, O [,loniloring jangka panjang (misa nya tidak cukup ditunjukkan hanya untuk 50 100 rahur). (r. Aksinya safgal cepat jika dikaiikan dengan masalah gulma (Caner el a/., 1990).
Tidak dapat dipungkiri bahwa satu tumbuhan gutma biasany6 tidak mungkin unluk detminas dan tindakan biasanya menyangkul pengendataisn penyebaran (sangal rnahai dan serng menjadi p.oses yang sia-sta) Dengan demikian, dlperlukan perubahan strategi penoeotaan baru
ENVIRO4 (2) 88 96 SeFlember2004 92
j:;:jii;jili::!:i:li:t,
d"r *,e,^i . .:i r1":":#it p-"^...,".i- 5e ,a b'c'osi *-' :" *-'."1'.1;".i'li ' :" ,,j" , "r," .." d:."":". ,,"0 .,; , ;l,i:"d" *-,i:;; s'haoa Lpa!4 " ,,s, ,.o + dioa' r anoar. al r,.rdi i.. ,.d.,, ";n,. .r6-r!a.,p1 .";s{-.oJ,r m,nrJ 1,i.,,*," r_.!i. o6,\6va!,-r ba,wa \a,T i,r:,.,, 'a. aF 1"n.u,,"q.,u1,,g s6'a b ' ,,6'0 ,,-o .".,, !a'p um o r' a oo q '! 'ra 'p r
vd
i'i;l :]' r:::: i:***,,t*',*+:,"r::i]:i j::"; l;"""' 1" ;i * i"""::";;";:''"1 '';' "f;:l-:t" ;o-",e. ",1i'"," 1,;i;' ' i"."Xli.;",11i
'ilorica 'ENANGGLTLANGANex uao,.r "'"' ;,?;ili;iN"di.,i-rr acacra
,,D^vA
o,,
"";
Iu "1r1"'.""";.'::::=i1"1:,:,i,i;1ri,,,,;:iii "r:rcnor,h" .1. arl. d-a rdiorrpot )eiu
"*:"':'' ;,:l"'i"i:,L*,iti,i I,,u,
'':::r
}Jl:.;;,,-,,'p"-;e-i,aS""
fisik Pernberantasaf secara rn r-cn,r,erdrtdsrrsoLd"i''raw'":'ie"00t'spoaoana'rvarsd''r''"'oao''dl'l 'q8a o'e' b' rL' , ^.,- ,n relah or.ri ra' paoa 'a"J' | -:til,""q -:p;,J:-.; ;.'",, 'i" '"'g""
i:r"*l;.*+i.":l's -- l::l*::n::;?i:Ii,r'i'nii:.;::iil:"* dr bo s'l'n1g^^oea .. n,,"m r ta'q po 01 vdngiilil+i:i:,"TJ.jti*iiflir -udaian v,,,aqir 200"' oera-n.r ra'rJnings l.-,;;,;;;'id".* DaranErporron slb9''l .,.o"' o'ng *nebanqal *n" i .. l,,li. .". .,i
tffiqi
anr
[**r**;,'.".'-'*#i'"{";x:"f"'^'n' ]'f;'if,i:El
l
R.ahsasi
Ei,$ ;li
;;T" -i-m[:-lti'"t"''+'ll,'-= I .f,igl*l 3,[' {arbos'd' r-g "."" ti;:-.* "r,-q .:::,::i:g:."* jx;i,fil'",':-"liH ::li.'.'8;;.1;"i : "Jt"Ti' ft:::"' ' :;t"l '.'Jnr
or''r"'r o'oes'
l.r'',,-
ra
u'an
'006'qeo'aDBN
i :ij*. r:,* r';";',i"*"..:"}:;;':.:: -n'rua' ar ::;;a;:;"-de;;,, .er-soura"an ta'
so a'
Jo u 'oba 11' d'rd!Likr-r d'1oan l,l1,",,i','"", .,. ";""" .a,anenqorFs,/r''raoL,'b,,".st"" j , br' a- r" od ."";l'""*':"i oaLr balano denqcn ,r d Jias rN,4uraq ?002'. Berod.d'hdn 'as.r perara'
'"b
ooo,oo
\D'r."" tii:;:.", s'raa '"'r'Lr''/
vc'lq
I dr Joono-'"d'JLd" .; ' 0., o" """eoono '' " """ "," 'o'"' lqg 'ra'pd'e''arud1 apa ;* tgso ''o ".#"" ,'ji,",",'""so" be 'mber''a''errkdr oanpdi va-q'/arr j':'j: -ralenva ;:;J*p ;"'.;n"v,' 'l:::';" -'4no rL'ou5nva
-E"rr'1"' P:..:: .ecata dara,. p'oses 1Fr'lrLl n 4 ;; :;;r;;;; oan sFsi o'r/a na,rpun .".oi,^"p,r o" t,lno,t a.r'r,.'r",.,l: ;il;ii ;:il;-. ;; rF";pkar di,,n au,aqr o.ra ornartiar *1s?l ;rr""s' v-r"g o rLd m2'ro'lra darr rLnqsd\ vanq renaoa rJranq "ts,en, rerleb,r manonior dalr apara i,i,;s;" ^1" "9"n131 'eoarr' lano od'nq r,,asnza a ear dan t'nssinva ^e ' rcsarar t'rnas' perrumbuha' or'*g'"' ;i;'il;;; ;"'' me'aiaro'aiarva sehinqqa dc,i seq 'etn's pea'sar'"arr raeroseiao 'aD::9:: r'r saiu seakponon'4 dri\ i; ';"b;',ju-oara-q/caoand .cnoounaa. ,retooe \.m,awr turare P ' ;';""""' o 'r Loava Dd| Demirr"n "'lo,,cd!'sa a.o"ri pe,laiur. ,".9 ii.,,'j (ra,1'rr .onon vanq aua- d:nL srd5rdn na.Js rJ'or " m'loquna!ar cama Drsarp,rs,,u pFnosunaan oa-a' 'rm'a-h" ?'.'::: ;"" i:;,;" o&* ae'q"" ra,lq Iasrr *''s'*'*t rngz tng, l'" ".'t merbela\a'era rdi /awa.a ronserva., ha.rs mpio&dr!ar me-nD n\-a' ['"gg1,r. rarnbat \d'gar oi,da d' aoa'oar ip,',#- p"".r-''-s eksra,e.ar dan ai'ran me-gnoa"! d9!91 lrod! seba'dino deiqan s"' D"'nd' ' '':'r ,"^';'"" -' vd q ren'u'su nd' """ " yanas re'an orFlaptan carJ rr,.r:tao.r 2002' . #-u€r i"" *' i-j,i",ij"""i,,:-j.i" ;+ liqarr -.,.- lil"-" ",. 'ne 'sqLlardr *'" '.t'r',5.""-r,'1,01."".. 0""n," pe't" a':a"" derra iJ" poJld da'ar u0 "t'"i*" ",,, "*, oe'uo'o'a: brr d' 'I'-'a r,o"," s'o 2000 (Lrro -.'.;"-i";;".;;, a\J kro 'se poco ",,"u1 uaoa ' '"''' ,.-en ya,s dore'\ar !l'':1 o,'#".;',,; luaor n-6npr:nr,tan
,mi," ;a.oLn
a
,:ta,Ed
":;'i"' ob'n'ac'r d'b'rta'r'e ooloa:".?l: ;:,;;. ,',;,,""',*"'''' cApal 0on ba J: IeFqal '" *i"" i, o,,"og," -..oo. ,al'q oall,,g *,. oi* ], -!o' lo .Jkl 1 ali Io,j, ceddlgl]r pJa NaTru' a,Fria oer g^,-sd-. rr'90s^ o,o"'"o,.q,"" a-e."r" merooe ''sarrr rerhadap ra^ar -,.a.n h.uJl DemrL,d. .';"'".'"i -u'ol" "''"" !an'1ooa ;;;,'; l!:i '|aroanoar nanra
rrnqqeL
be'm
l:i*,.f#i;;,1
daDa,
ra',uu
uF
;:ri :::"';;{::::"';
DJUFRI - /.vasiAcacia niiolica.ii fni Bahtsh
savaia yanq berbailr melode ini sllit
ilu pedu .iicarikan
d taksanakan
!nl!k
perd!) yang tlmbuh sarnpai meoyebar ke seturirh areal
metocje alternaif yaig dapal memlnirnalisasi dampak negaif yarg dttimbutkannya
yang lerbuka tei|lama seielah
(Mutaq n,2002)
hampir lldak ada, karena katah be.satng dengan arakan A ,i/oti.a d:n guims. Berbeda dengan ar.at bekas
Fada iahln 1997 iimbul masalah haru, yajlu dengaf murlcu n),a spesies p on r (semak lercu) pada areal bekas pen bongkaran. Spesles ni luqa rnenggangqu/nrenghambal
ru,npul an1:ra aif wtdLri (Caloro,r/s gigari€al nyalvoI Aenania cinerca) dan kapasan perll1ml-1uhan
l.Thesp-".8 lanpas) Areal bek?s pembongkaran yang te ah d tLrmbuirl alau d tutup den.qan spesies p ofir d pe& lak€n sldah mei.apal 50 5D % Iuas areat savana yarg le ah
rlrbongk6r Ha in sebelumnya id:k pemah drp kjrkan unluk iu pada a'ea bekas pembongkaran sean kegraian pencabrlan a.akan luga peru dlk!1i defgan kegiaiaf Penrbera rlasar gulna.
Pemberurlasan
l.
,//ol,.a dengar ststem iebang baka.
(.ara iradrsrona) yang dil.ksanakan pada tahun
2000
menunlukkan hasi yang menggembtr!kan dimana tunggak yang d bakar laogsun0 niat karena sebagiaf besar hrnggak
yafg dibakar lelah habis menjadi arang/abu, akar yang ted aqsai mulai meigering dan sebagian ada yang rre.nbusuk sehingga peluang untuk tumbuh keci Dzmpa( neg alit dari
m
etcde lebang bakar inikec rbtta dibandingkan
deiga. rnelode pemberaniasan secara nrekEnjk arfnya Nemun karena area legakan A ,rofica yang dibakar sansal lerbaias. nraka hasiinya untukjangka paniang menjad ldak
12 lahun kemjrdan area tni akaf serang iagi oleh arakan A n/iotca defoan taiu pe.turrbirhan yang ebh cepal lEs dibanijtnskaf densar cara yanq rannya. sebab pembakaran dapat nreransano r-- 1J'a'b:i . .r.oi.. d . 1.g oo 1e' r,i-rpa, ".t (ill!laqi..2Cc2) bermakna karena d
r
I.bel 2. N ai pentlng beberapa sF.es es p onn yang manrpu hidu. di 6re6 sa,ana Kramat setelah di!k!krn pemheEr-asa. .4 x,r.ri.. iEi.an
tebang baliar (r.4!iaqin, 20C2)
sDca
. 2 3. 4 5 5 7 A g
es
E,".';-j'": l.hesie3,, /rnp3s tg.t.ar.irTale\ :!'enc. a .nena Cprr:i ! !,rnarii Abtlr..ca.p.n r\clre.ihes ;!pe.a Ce,t.ta astaii.a 8...s p,,.ra 10 Cil.1s..i.r!\s 11. Et.r.r'a \ 13 12 t..':.::.- - a.i,.tia 13 1iat.t..j'-;..-. 14 C..t:..2:.:-.!. ',4 E.-..3 ..', 3 'ta L.\.:.:).,a-.3 11 a.i,-,'::-s:,:-. r
111 f") IR (""1 9A Np i!) P6" 'r:.:=; f-er 0,77 1C 00 11 B5 2?.62 2,52 lOAa 5,41 j't,93 2 90 1O O0 3,67 16.57 459 3,33 3,2E 11,20 014 667 0,76 7.ST 0,23 6 67 0.49 7,39 0 ?4 6 67 O 19 7 1C 0 14 6 67 O t2 6 93 C 64 3 33 O e3 4 AO 0 21 3 33 D 35 3 8S 009 333 O,3g 3So 028 333 O.t6 3.ij 0'to 333 Ot5 3.57 0 il 3 33 Q t4 3 6l 0 09 3 33 0 07 3 49 !:01 333 007 100
.e :o:r:n
ne atri Fn
r?-NP=N aiPerllng
99
98
S9
68
347 299 66
=TErui;n Rehrf-FR
.:
o | -Jsn a, .-
tiba
pemberaflasan secara tradisiorai (tebang bakar) begru
i'o? 11osL J uripur sepert bayapan lBr..:hiada rcpta,s)
l1chanliunl conca:;tm) -.mprl
enrpr
tarrufaN
lan lEr.1s.D s tene!a),
lariya sercdi kapas3n (r,.rspesia /nrpas) dan tembek ayam (ia,rilra .ar)i?.ar Areai iersebul secara un!rn dldom nasr 6pes es-spes es rLrnpui. Berd:sarkan has invenlaisasi t!mbuhaf rrioiir di arcat Dekas pemberantasan denEai cara li:njsofa {letrang baka, di savana Krarnal ditemukan 3l speses lLmbuhan iergolong Caiam 16 fam 3, 5 spesies d aflarEnva r.e, rirJ,s! ";r ".1-".ar,r:-, Hssi afalrsis vegetasl lLrmbuhan pionir .t areal .lan berbagai spesies
penrberanlasan secara tradlsionat disaj kan pada Tabet 2 Nlelode pemberaniasan yang dtakukan se.ara n ekanik
de.gan alal
bu doser me.nhawa damjrak negal! eihadap perubahan slruktur ianah. tanpa disadad pengguaaan m€tode ini le ah rnerubah pos s laDisan lanah traqan atae (top sor4 Dampak ari dari inetode ni aclal:r ieiadtny6 erosl di fiusm hutan sehingga runrput yang ,t h3rapkar tunrbuh kemungkiran besar ha yLl lerba!,r'a banjif, aklbatnya yang tunrbuh blrkEn spesies rump]ri meta nk.n anal.at A nilotica dan bermacam macair spesies gu roa Keuniungan metode meksnlk elekti{ !nruk me buiia laha|
Upaya percabulan anal(ar
A. nlolic€
seharusrrya
dilEklkan setiap lahun uasiya harus setaia CEngar uas areai yang teah drborrgkar Defgan kala lan ruas areal pefcabuian anakar pe&hun harus me pakan komllatii darr uas areal pembongkaran Hel in teinyata su 1 dllaksanakan menginga! terbatasnya dan6 Akbainya area yang teiah dibongkar beberapa tahun yang tau saai ini ielah d tumbuh kemba oleh anakan ,. n,/otlca hahken a.!a yang sudah rnencapai linqkal sap rig rnaupun pchoir.
,\4engifgat adanya dampak neslalrl
dar
pengg!nEan
rnetode secara mekanik lersebul maka lpaya pernberantasan A. ,roilca paCa rahun 2000 dii3kukan secara manua yailu firelode iaCisofai dengan ca13
tebanq bakar Cara ini temyata cirkrp efekiif dan efisien seria berdarnpak posllif ierhaCap pedLrmbuhan rumpul Keberhaslan upaya pemusnahan/ pemberanlasan A nilatica dalam rangka mengembalikBn fu.gsr savana yang
terbebas da.i invasi tunrUuhan eksolik tersebul relaff sansal kec . Kondis di lapanqan ua3 area savana _vang reiah dibuka/d borrqkar selak tahuf 1993 s/d 2000 si,dah
nencapa 5596 ha saat ini hanya 3!0 ha yafg masitr lerbuka slsanya sudati iedulup kenrba i oleh araka. .,1 ,rolic. bahkan ada yang sudah -encapai iingkai saptng Can pohon Da. 300 ha areal yang lerblka rerseb.rt tetah mrrai dltumbuhi ar,aka\ A niloLica oeh karenanya Dertlr segere d akukar upeya pencabutan (lVuiaqlf 2002) nilotlra Dl SAVAUA TAIIIAN NASIONAL BALURA:.I
KONDISI Acacia
e ala.r ;(.mpos si spesies penyusun vegetasi
beroagai spe.
-.
r!r!U menahun Begitu area savana c a-1a : r=i ;,:!!!.o d irmbuhr spesies rumput meiainkan :.:i;. i r,':rria a;r r:berapa spesles qulma (herba dan dar
m hutan
=
Ee.issrr! a. irs pengamaian pada areal bekas p€T3e'.-:rs2: re.a', mekafik menunjukkan adanla pe,ge:€':_
mus
(NopembeFL,larel) Rumpui yans tumbLrh sed:ktr bahkan
Savana Baluran dengan Luas 10.000 ha meruDakan salu salunya padang rurnpui alam d Pulau Jawa yan.l dihuni oleh beberapa spesles salv/a lar yang di ndu.gi Kondis nya saai in cLrkup nremprihalinkan akbar adafya ittvasi A nilotica. nvasi in ieeh membefrkan danipak fegatil tefiadap pembinaan hab tat (savena), yan-n semuta
ENVIRO 4
di
tanam dipingglr sebagai sekai bakar
(2) 88-96 seplember2oo4 untuk
menghindari/mencegah savana dari kebakaran yang le*endali. Sekitar tahun 1980-an dampak negatif darj ;nlrcduksi A. ,i/otica di Taman Nasional Balu.an mulai nampak, di mana areal savana Bekol yang semula lerbuka sebagian sudah mulai te.tutup oleh A- ,ilorica. Kehadiran spesies ini dapat menghambal bahkan dapai mematikan rumput sebagai pakan satlva. Akibatnya keiersedia. rumpui sangat terbatas dan pada gilirannya dapal mengancam kelangsungan hidup satwa herbivora di Taman Nasional Baluran (lvlulaqin, 2002).
Hasil penelitian Makmur pada tahun 1981 daram
['k]laqin (2002) melaporkan bahwa kerapaian tumbuhan 4. nirol,ca di savana Bekol mencapai 75 balang/ha, d5n lima tahun kemudien lahun 1986 mengalami peningkatan yang
cukup pesat di mana kerapaiannya mencapai 3.337 balang/ha (Anonim, 1999), dan tahun 1987 lingkal
kerapatan pohon terus ,neningkat hingga mencapai 5.369
balang/ha. Namlrn hasil penelitian Tim Penyusun Rancangan Pemberantasan A. nilotica tahun 2000 melapot*an bahwa kerapatan pohon 4. nilotica di savana Kramat dan Curah Udang sekilar 1.245 batang/ha. Saat ini A. n,/ofca lidak hanya tumbuh di savana Bekol, melainkan
sudah menyebar hampir ke sehiruh savana di Taman Nasionsl Baluran antara lain: Kramal Derbus, Curah
ljdang, Talpat, Asam Sabuk dan Balanan. Luas areal yang
terinvasi kurang lebih mencapai 5.000 ha (lilutaqin, 2002).
Pembongkaran A. n,/oticE diharapkan dapat meransang kembali pertumbuhan rumpul, namun lernyala pada areal savana terbuka (bekas lokasi pembongkaran) hanya sedikit ditumbuhi rumput yang kalah bersaing dengan spesies lain
seperli nyawon (yefionia cinerea), kaFsan (Ihespesia /anpas), cemplak (Abutlon .p.) dan biduri (Ca,oropis gigertea). Penyebaran spesies tersebul sudah sangal mengkhawalirkan karena telah mencapal luas sekilar 50
ha, dengan
kerapatan masing_masing sebagaimana
disaiikan oada Tabel 4-
6p"slss ssrn61 lersebul di atas pe.lurbuhaFnya lebih
cepat dibandingkan spesies rumpul,
akibatnya m;nghambat pertumbuhan rumpul. Dengan demikan, telah leriadi pergeseran pola penyusun komunilas savana Bekol daii spesies rumput ke spesies semak. 'Ierhambalnya pertumbuf,an rumpul akibal pesatnya pertumbuhan semak, lalu ditambah lagl dengan pesahya pertumbuhan anakan A. ,i/oilca tentu saja sangat mengancam eksistensi rumpul sebagai komponen ulama penyusun savana di Bekol. Oleh karenanya, agar dominasi rumput dapal diperlahanksn
maka diperlukan penanganan yang serius
berupa
pengendalian teftadap pertumbuhan semak pionir dafl anakan A- nilotica (BalaiTaman Nasional, 1999).
Pada saai ini (2004) kondisi savana Bekol seluas 420
ha memperlihatkan karakter sebagai berikuti (a). Sekihr
150 ha berupa savana lerbuka yang iidak dijumpai adanya pohon A. rli/orica, tetapi hanya ditumbuhi oleh anatan ,4. ,i/olica yang berukuran raia-rata sekitar 25_50 cm, dengan
tingkai ke.apatan berkisar'140-400 individu/100 meler. KONDISI SAVANA BEKOL SETELAH
PEMBERANTASAN ACACiA N,ITOitA Pemberantasan
A.
nllotica hingga lunlas terutema
dipusatkan pada savana Bekol yang merupakan pusat pengunjung dan pusat atraksi satwa. guna mengembalikan
kondisi savana Bekol seperti semula agar dapat menarik herbivora untuk kembali merumput dan beraklivilas
sehingga mempemudah pengunjung uhtuk menyaksikan
areal savana yang lelah dibongkar adalah 299,5 ha. Sedangkan luas areal pencabdan aoakan A- nilotica hingga tahun 1999 seluas 185 ha, disaiikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas aro.l pencabutan anskan A. ,i/orba di savana Bekol per rahun AnggaEn (APBN dan DB-BOR) (Balai Taman Nasional Baluran,1999).
Komposisi spesies penyusun pada daerah ini mencapai 60 spesies, disajikan pada label 5. Pada daerah ini rumpul bayapan (Brdchin: rep,ans) menguasai suluruh lempat denqan penulupan area mencapaiT5 %. (b). Sekitar 200 ha
berupa savana yang terlutupi oleh pohon
A
nrotca
berumur 2-3 tahun, tinggi pohon be&isar 2-5-3.5 m, dengan kerapatan pohon rata-Iata sekilar 1500/ha Komposisi
spesies
di
daearh
lni sangat lerbalas kalena
telah
dipengaruhi kerapatan pohon A- nilotica terkail dengan iniensitas sinar dan kemungkinan adsnya pengaruh zal alelopati yang diproduksi oleh A. nh1ca alau karcna adanya kompetisi antar spesies- SpesieB yang diiumpai da daerah ini disajikan pada Tabel 6. dan (c). sekitar 70 ha berupa savana yang sudah berubah fungsi meniadi hutan A. nilotica betutnu 3 4 tahun. iinggi pohon berkisar 5 6,5 m, dengan kerapatan pohon A. ,iror-ca mencapai 4500/ha. Di lanta; hutan A. rl/ror-ca ini relatif bersih karena hanya di
lumpai beberapa spesies saia yang mampu hidup, dan
keraDalannva
1. 2. 3. 4. 5. 6.
merakan (Ihemeda arguers) (Diufri, 2004, Pengamatan
pribadi). Beadasarkan dala pada Tabel 5 dan 6 dapat dikemukan bahwa jumlah spesies yang hidup di savana Bekol yang terbuka iauh lebih banyak d;bandingkan dengan savane vanq ditirmbuhi oleh pohon A. nilorca dengan kerapeian '1500/ha, dan jauh lebih sedikit lagi spesies yang mampu hidup pada srvana yang telah berubah menjadi hutan A. niloic;. Ble geiala ini terus berlangsung pada seluruh
'
1995/1996 1996/1997
50
1997/1998
75 50
125 50 185
199&'1999
Tab€l 4. K6apatan tumbuhan plonr di s6v.na Bekol pada lokasl bekas Fembonskaran (BalalTaman Nasional Baluran, 1999).
Ihespesie /arpas Vemonia cinerea Calot apis
gletengan
i1rachiana rcolans), iarcng lslachvlaryeta indEa) dan
25 25
1. 2. 3-
sanqat rendah Misalnya
tsvenedrctia nudifio-ml, kapasan (Abulilon sp), bayapan
1993/1994 1994/1995
giganla
4518 3733 3650
savana yang ada di Taman Nasional Baluran, maka tdak muslahil komunilas savana akan hilang. Konsekuensinya
adalah hilangnya spesies rumput yang manjadi pakan
uiama bagi herbivora yang hidup di kawasan ini. Oi samping itu, savana yang menjadi sala[saiu keunikan dan and;,an kawasan rni akan merjadi lerancaln. Oleh karenanya, drharapkan adanya upaya yang sellus dafl sernua pihak terutama pihak pengelola di bawah naungan
DJUFRr rryasiAcacia nilotlce di fN Bahn.n
42..--- -
.
.'-'..."- dan
Tabel
5 <:-:s,si
diesla'ra a'au' ada oenriqrran air yang ocra^ggapdr b.twd upaya oenanggJlangan cuk-p seped: d.ratukan
Pe.kebunan (Dephulbun)
...2'. 1.ra.- se. r: rl]irngkin melalui program yang i:r,r<1 ::. .s.-eiensif meskipun membutqhkan lenaga !z-r :dak sedikit, bjla kila memang sepakat =?r .z'z .eEs:2-rn savana di kawasan ini harus tetap !air?
95
selama ini, sembari menunggu adanya temuan baru bahwa
A- nilotica akan dapat
spes s yang diiumpai dl savana Bekol yans terbuka pr b6di).
A:--r.+. 2:az. cexqamalan
( 1
diman
50 ha) setetah dlakukan pembonskaran seea m mekanik
Leucaena leucacepala
s s
10
Bldui
12.
Kenrangi
s s s H H H H
Maghania nacraphylla
i8
Sidagori
20
J.rong
H H H H H
H
Desmadiun heteftphylta
25
grnunq
Semaigla
Melotna sp
H H H H H
Eupatatiun suavealens
29 30
H H H H H
Belulans Tempuyung
H Dich
38
anliun caicosunt
Buah perahu
Polyganun mucrcnata
45 46
ca telanq
D a cty I acle n i u
n
a es y pti u m
Semaca.n me
Hedyo|sco./nbosa
Kembang
Clitoda tematea
Cralalaia anawrcides Le uca s I av andu I ae folia
a2
Gletengan
3 :a -
ieki
Rumputgununq sinkong
.-'i= ci 4.
aatkan seca.a tesiari
Crassoce ph alun crepiliade s
=Anakan pohon S = Semak H = herba
H H H H H H H H H H H H
ti H H H H H H H H H H H H H H
{ojul
,
ENVIRO 4
06
(2) 88 96, September 2004
Tabel 6, Komposisispess yang dljumpal di savana Bekol yang dituhbuhr pohon seuas 200 ha (Dllfri April['!e]2004 penqamaian pribad )
/
nrotica denga. kerapatan pohon sekiler 1500/ha
Bentuk hidup
Leucaen1leucacep6t6 [Imosaceae
10
s s s s s
Bid!
18.
Sidagorl
20.
Jarong
Moghaniamanphylla lndigalercsunathna
Fabaceae Fabaceae
Cleaneruludispena
Capparidaceae
H H H H H H H H H H H H H H
Desmdium hetercphylla Faba.eae
?5.
Sernangka gunun9
Eupabnrmsraveolens
29. 30.
Aqeftlunconvzoides
Belulang Tem Kelerangan: Ap = Anakan pohoh
DAFTAR PUSTAKA
di atas dapal di ambil beberapa keslmpulan sebagai berikul: (i). Mekanisme Berdasarkan uralan tersebut
terjadlnya invasi sangat kompleks, menyangkLrl seluruh
tahapan suksesi, sehlngga tercipta kondisl kllmaks. Sebagian invasi spesies dapat rnengganlikan dominas spesies lokal (ii) A. ,/olrca menrpakan salah satu spesies invasif yang bersifal merusak di savana Taman Nasional Ealuran Banyuwangi Jawa Timur. (iii). Upaya penanggulangan invasi A. nilotica lelah banyak dilakukan baik dengan cala m€kanis maupun kimla. Kegiatan pemberantasan A. nilotica secaa kimiawl kurang efeklif dan elisien. Iu€tode ini membuluhkan biaya yang besar dalam pengadaan bahan kimia dan tidak signiikan dengan
uas areal serla kerapatan tegakan yang
harus
dimusnahkan Pemberantasan secara mekanis denqan penebanqan/pemotongan belurn berhasil oplimal. Bahkan memicu perlumoul'an Di. -brji yarg do,rran dan regeneras, vegelalil A. nilatica Begilu juga dengan cara pengkatrolar, karena mernbuluhkan waklu yang lama sehlngga tdak efisien. Sedangkan dengan cara pembongkaran dengan
buldoser, dianggap cukup efeklif, akan telapi dampak
bekas pembongkaran tonggak
berpengaruh lerhsdap perubahan struklurtanah.
H H H
s-semak H= hetua
PENUTUP
pembalakan/ahan
H H
Astercaeae Asieraceae
Baa laman
Nasonal Baluran. 1999 Rancanqan Percabokh seedling/Anakar Hasi Penbangka1n seca6 Mekanis 150 ha cl savanaae*ol Banyuwanq TaFan Nas!.na Baluran Rebosasi Taman
aobi lrrP
PA James 1935. A slNey ol prickry acaci. (&Ecl. {ive Vveslem oueensrand shres S(@k Routes and Rura Lands Prolecron Board, Bnsbane ,,lernalFepol Nopember 1935 and
nllollc.) n
Brenai
i pM
larananv at A.
Carter
to.tlllsl
JO
1933 Manual an tarcnany ol Ac.cla 6pecl6 peserr tav sr€.Es at A.acl5 (a- .lblda, A, seneoal, A, nllollc.,
Roma FAO
P. Newdan
uorp.n..
rary g a7.
P
rindale O. Cowan and
PB
Hodge 1990.
q or qh..p d-d ooa6 o4 acrclr nllouc.
n
Paceeo'.gs d' 9ern.a, C6ntep.c. A,ezral Rd.ge/a4ds S@,e,v Carnovan WeslehAoslralia. pp ?71-272. Wlld dan ojufti 2004. REVIEW Acacl. nllotlc. Pemasa ahannya di Taman NasionalEaluran Jaw6 Tim( ErbdiE6itas
{L)
Arke 19A3 Medainal
ptants or lhe
et oel
Aible New York Trado filedic Aooks
Gupla RK rs70 Resource suruey ol summrerous a€ca m westem Raiaslhai l@rrcal Ec./ooy 1 1 143-161 ML cq ,l 2002 hea-era,aqa-a. havan oa_ oergelda a. len'r asilg ivasr Daram upaya Pehanggutangan Ianahan Ekso!]k Ac.cL nllollc, di Kawasan fafran Nasiar6l aalr€i Jakana rcnlor Menbn
N.gara Lngkungai Hrdup Prmack R a. J Suoralns, M lndrawan dan P Kramadlb.ata 1s$ abloo Xorseryasi Jakana Yayasan Obor lndonesia Reynolds JA atrd ca.1er. 1990 Woody seeds in centra w$leri Que€nsland In Pro..6din9s 6 th Biennial Canlerence Austalia Rarqelards soc,e, camaryon Weste rn au slra lia pp.30,1-306 Sabarno MY 2002 Savana Taoan Nasional Sau6n Aiod,veai,.s 3 (1)
Jo
weaver. JE. and E.C Frcdenc 1974 P/drl Edoloey New Delhi T.ta McGraw.H'rr Pubrish'ng company Lld