بسم اهلل الرمحن الرحيم منن، وينيتاأ أامالننا، ونعوذ باهلل من شرور أنفسننا،إن احلمد هلل حنمده ونستعينو ونستغفره ، لنو، وحنده شنري، وأشنهد أن إلنو إ اهلل، ومن يضلل فال ىادي لو،يهده اهلل فال مضل لو .وأشهد أن حممدا ابده وريولو
:أما بعد وشننر، وهلنى ادنندم ىندم حممنند صنلع اهلل اليننو والنع لننو وينلم،إن أصند احلنديك اتنناخ . وال ضاللة يف النار، وال بداة ضاللة، وال حمدثة بداة،األمور حمدثاهتا *** Pembicaraan kita pada waktu yang singkat ini adalah tentang perkara penting dan ibadah yang mulia serta amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban atasnya setiap orang tua pada hari kiamat, ketahuilah perkara itu adalah amanah pendidikan anak. *** Anak adalah amanah yang setiap kita akan dimintai pertanggung jawaban pada hari kiamat. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Maka pendidikan keluarga dan anak-anak adalah amanah yang kita akan dimintai pertanggung jawaban pada hari kiamat. Telah datang dalam Ash Shahihain dari hadits Abdullah bin Umar
Rasulullah bersabda:
كهكى راع ٔ كم راع يسؤٔل عٍ رعيتّ فاإلياو راع ٔ يسؤٔل عٍ رعيتّ ٔ انرجم راع في أْهّ ٔ يسؤٔل عٍ رعيتّ ٔ انًرأة راعيت في ّبيت زٔجٓا ٔ يسؤٔنت عُٓا ٔانخادو يسؤٔل في يال سيذِ ٔ يسؤٔل عٍ رعيتّ ٔ كهكى راع ٔ يسؤٔل عٍ رعيت “Setiap kalian adalah orang yang bertanggung jawab dan setiap orang yang bertanggung jawab akan ditanya tentang pertanggung jawabannya. Seorang imam bertanggung jawab dan akan ditanya tentang pertanggung jawabannya. Seorang lelaki bertanggung jawab pada keluarganya dan akan ditanya tentang pertanggung jawabannya. Seorang perempuan bertanggung jawab didalam rumah suaminya dan akan ditanya tentang pertanggung jawabannya. Seorang budak bertanggung jawab pada harta majikannya dan akan ditanya tentang pertanggung jawabannya. Setiap kalian adalah bertanggung jawab dan akan ditanya tentang pertanggung jawabannya.” Didalam Ash Shahihain juga dari ma’qil bin yasar Nabi bersabda: يا يٍ عبذ استرعاِ هللا رعيت فهى يحطٓا بُصحّ إال نى يرح رائحت انجُت “Tidak ada seorang hamba yang Allah memberinya suatu amanah kemudian dia tidak menjaganya dengan ketulusannya melainkan dia tidak akan mencium bau surga.” Seorang wali dan orang tua, mereka termasuk orang-orang yang Allah memberikan kepadanya amanah pada anak mereka. Dan mereka termasuk yang akan dimintai pertanggung jawaban tentang amanah ini pada hari kiamat.
Maka bila mereka mengurusinya dengan ketulusan dan pengarahan untuk anak dan menjaganya sebagaimana yang Allah perintahkan, maka sesungguhnya Allah akan memuliakan mereka dengan pahala yang besar. Dan bila mereka menyia-nyiakan amanah ini, maka disaat itu terjadi ancaman yang keras ini, beliau bersabda: “dia tidak akan mencium bau surga.” Nas‟alullaha as salamah wal „afiyah *** Apakah kewajiban kita terhadap amanah ini? Apakah kewajiban ayah dan ibu terhadap amanah putera dan puterinya? Bagaimana cara menunaikan amanah ini? Bagaimana memperoleh keridhoan Allah dengan menunaikan amanah ini? Jawabannya: Hal itu dapat terlealisasikan dengan beberapa perkara, diantara yang terpenting adalah bersemangat memperbaiki keadaan agama dan dunia mereka. Dan ini terwujud dengan dua perkara: Pertama: Mengajari mereka apa yang bermanfaat untuk agama dan dunia mereka. Membimbing mereka kepada sesuatu yang memperbaiki agama dan dunia mereka. Kedua: Memperingatkan mereka dari segala sarana yang membawa kepada kerusakan agama dan dunia mereka. Menjauhkan mereka dari segala sarana dan sebab yang membawa kepada kerusakan agama dan dunia mereka. *** Diantara sarana yang membantu kita menunaikan amanah ini dan untuk kebaikan anak kita adalah: Menikahkan anak-anak kita dengan pasangan yang shaleh dan shalehah. Memilih isteri yang shalehah yang akan menjadi ibu bagi anak-anak dan yang akan menjadi pengasuh bagi anak-anak didalam mengajari mereka dan mengarahkan serta menashihati mereka apa yang mereka butuhkan untuk urusan agama dan dunia mereka. Telah datang dalam Ash Shahihain dari hadits abu hurairah bahwa Rasulullah bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara: harta,kecantikan,nasab dan agama. Carilah perempuan yang baik agamanya , maka (bila tidak) kamu akan celaka.” Rasulullah menganjurkan memilih bibit pertumbuhan yang baik dan pengasuhan yang baik yang membantu kebaikan anak-anak dan keturunan yang shaleh dan shalehah.
Isteri yang shalehah dapat membantuk keshalehan anak dan mengajari mereka akhlak dan adab. Mengajari mereka kejujuran. Memperingatkan mereka dari kedustaan. Mengajari mereka menunaikan amanah dan memperingatkan mereka dari khiyanat. Mengajari mereka sholat dan memperingatkan mereka dari mempermainkannya dan malas dari menunaikannya. Mengajari mereka berbakti, mendengar dan taat. Memperingatkan mereka dari kedurhakaan, penyelisihihan dan pembangkangan. Dan juga membantu kebaikan suami dan membantu suaminya diatas kebaikan dan keshalehan. Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam hadits yang dihasankan Asy Syaikh Al Albani
:
رحى هللا ايرأة قايت يٍ انهيم فصهت ثى أيقضت زٔجٓا فئٌ أبى َضحت في ٔجّٓ انًاء “Semoga Allah merahmati seorang perempuan yang bangun diwaktu malam kemudian sholat dan membangunkan suaminya. Bila dia enggan maka dia memercikkan air kewajahnya.” Dan membantu kebaikan anak-anak puteri dan mendidik mereka diatas kehormatan diri, berhijab dan menjauh dari tempat-tempat ikhtilath dengan kaum lelaki. Membantu mewujudkan keluarga islam yang baik. Anak-anak putera yang shaleh yang menjadi imam panutan dalam petunjuk dan kebaikan. Membantu atas kebaikan masyarakat. Membantu dalam berkhidmat kepada islam dan muslimin. *** Berdo'a kepada Allah diwaktu ijabah agar mengaruniakan keturunan yang shaleh sebagaimana para nabi dan rasul berdo'a kepada Rabb mereka agar diberikan keturunan yang baik. Nabi zakariya bermunajat kepada Rabbnya:
“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".” Nabi ibrahim berdo’a kepada Rabb alam semesta dengan keshalehan anak keturunannya dan agar mereka menjadi orang-orang bertauhid dan menegakkan sholat:
“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” Demikian pula orang-orang yang beriman senantiasa berdo'a kepada Allah agar diberikan keturunan yang shaleh.
“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” Maka bila para nabi dan rasul berdo’a kepada Allah , padahal mereka berada diatas nilai yang agung dari keshalehan dan hidayah, maka kita lebih butuh untuk berdo’a kepada Rabb kita agar mengaruniakan kita keturunan yang baik. Dan bila Allah memuji orang-orang beriman yang shaleh bahwa mereka berdo’a kepada Rabb mereka agar mengaruniai keturunan yang shaleh, maka demikian pula kita, sepatutnya mencontoh mereka didalam memohon kepada Rabb kita agar mengaruniai isteri dan keturunan yang menyejukkan pandangan. Sesungguhnya Dia Maha mengabulkan do’a dan Maha mendengar lagi Maha mengetahui. *** Memohon pertolongan kepada Allah didalam menunaikan urusan membimbing dan pengajaran diatas pendidikan yang baik. Dan mendo’akan anak dengan kebaikan, seperti berdo’a: Ya Allah perbaikilah mereka, Ya Allah perbaikilah anak kami. Sebagian orang terkadang mendo’akan kejelekan untuk anaknya dengan kebinasaan dan kesengsaraan. Ini menyelisihi sunnah nabi. Rasulullah melarang darinya. ال تذعٕ عهى أَفسكى ٔ ال عهى أْهيكى إال بخير “Janganlah kalian mendo‟akan atas diri kalian dan jangan pula atas keluarga kalian kecuali dengan kebaikan.” Beliau bersabda: دعاء انٕانذ عهى ٔنذِ يستجاب “Do‟a orang tua atas anaknya mustajab.”
Maka mendidik ana bukanlah perkara yang mudah. Mendidik anak perkara yang berat dan tanggung jawab yang sangat besar sekali, lebih dari sekedar membangun rumah, memikul benda berat dan batu, menebang pohon dan bercocok tanam. Mendidik anak butuh banyak sarana dan memohon pertolongan kepada Allah . *** Mengajari anak tentang tauhid dan memperingatkan mereka dari syirik. Dari ziarah syirkiyyah kekuburan. Maka termasuk sebab kerusakan yang terbesar adalah syirik kepada Allah . Luqman Al Hakim mewasiatkan anaknya agar bertauhid dan memperingatkannya dari syirik.
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".” Telah datang dalam riwayat Ahmad dan At Tirmidzi didalam Ash Shahihul musnad dari hadits Abdullah bin Abbas bahwa Rasulullah bersabda: “Wahai anak muda jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapatiNya dihadapanmu.” Maka kita wahai para bapak wajib atas kita mengajari anak kita akidah shahihah dan tauhid yang murni dan memperingatkan mereka dari syirik. Dan berdo’a kepada Allah agar menyelamatkan mereka dari syirik Sebagaimana imam muwahhidin Ibrahim berdo'a:
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” *** Mengajari mereka as sunnah dan memperingatkan mereka dari bid'ah.
Mengajari mereka manhaj salafush shaleh dan memperingatkan mereka dari manhaj khalaf yang dibuat-buat. Bila mereka terdidik diatas sunnah dan mempelajari manhaj salafush shaleh jadilah mereka orang-orang shaleh dengan izin Allah . Bila mereka mengetahui bid’ah dan menjauhinya jadilah mereka orang-orang yang selamat dari bahaya dan keburukannya. *** Mengajari mereka sholat sebagaimana wasiat nabi kita muhammad . Telah datang disisi Imam Ahmad dan Abu Daud dari hadits Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah bersabda: عهًٕا أبُاءكى انصالة ٔ ْى أبُاء سبع ٔ اضربْٕى عهيٓا ٔ ْى أبُاء عشرٔ فرقٕا بيُٓى في انًضاجع “Ajarilah anak-anak kalian sholat disaat mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka atasnya disaat mereka berusia sepuluh tahun dan pisahkanlah mereka didalam tidurnya.” Luqman Al Hakim berkata kepada anaknya.
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” Rabbul’alamin memuji nabiNya Isma'il karena memerintah keluarganya untuk sholat.
“Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan Dia adalah seorang Rasul dan Nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” Maka perhatian orang tua didalam mendidik anaknya untuk sholat adalah amanah yang mereka akan ditanya tentangnya pada hari kiamat dan ini juga sebab terbesar dari sebab-sebab tercapainya kesejukan pandangan kepada anak-anak.
*** Menanamkan nilai-nilai yang terpuji dan perangai yang mulia pada diri anak-anak kita dan menjauhkan mereka dari akhlak tercela. Kita semangat mendidik anak-anak diatas taqwa, santun, jujur, amanah, menjaga harga diri, sabar, berbakti, menyambung hubungan, ilmu, mencintai kebaikan. Dan semangat menjauhkan mereka dari dusta, khiyanat, hasad, dengki, ghibah, namimah, durhaka, memutus hubungan, pengecut, rakus, menyenangi hal-hal negatif dan akhlak rendah. *** Mengajari mereka adab mu'amalah. Diantaranya seperti menjawab salam, mendo'akan orang yang bersin, makan dan minum dengan tangan kanan, adab buang hajat, baik dalam menjawab orang yang bicara dengan mereka sama saja lewat telephone atau yang semisalnya, menghormati orang yang lebih tua. Ini perkara-perkara yang agung yang perlu terdidik diatasnya anak-anak sejak kecil dan dilatih atasnya. Sebagaimana berkata seseorang: ِٕٔ يُشأ َاشؤ انفتياٌ فيُا عهى يا كاٌ عٕدِ أب “Dan akan tumbuh pemuda dari generasi muda kita sebagaimana ayahnya membiasakannya.” *** Membiasakan mereka dengan kalimat thoyyibah dan memperingatkan mereka dari kalimat yang buruk. Membiasakan mereka berkata yang baik seperti mengucapkan subhanallah, laa ilaaha illallah, allahu akbar dan kalimat yang baik alhamdulillah. Atau ketika berbicara dengan temannya: ahsanta, ashobta,dan perkataan yang baik yang lain. Dan memperingatkan mereka dari mencela, mencaci dan perkataan kotor. *** Mendidik mereka agar takut kepada Allah dan waspada dari akibat perbuatan yang diharamkan dan melakukan kemungkaran. Maka bila anak-anak terdidik diatas perkara yang agung ini maka disaat itu akan baiklah keadaan mereka dan mereka akan menjauh dari apa yang menyebabkan rusaknya agama dan dunia mereka karena dia merasa takut kepada Allah sehingga mereka tidak akan mencuri,berzina,meminum khamr,berbuat bid’ah.
Luqman Al Hakim berwasiat kepada anaknya:
“(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.” Perhatikanlah, Allah meliputi segala sesuatu dan mengetahuinya dan maha kuasa atas segala sesuatu. Seandainya disana ada seberat biji sawi dilangit yang tujuh niscaya Rabbul ‘alamin mampu mandatangkannya, atau berada dibumi dan diantara pasir dan krikil niscaya Dia mampu mendatangkannya karena Dia mengetahui dimana posisinya dan karena Dia meliputi segala sesuatu dan memiliki kekuasaan atas segala sesuatu. Artinya kemana engkau akan lari dari Rabbul’alamin bila engkau mendurhakaiNya, siapakah yang bisa menyelamatkan engkau dari genggaman Rabbul’alamin yang maha kuasa atas segala sesuatu yang berkata kepada sesuatu: “jadilah maka terjadilah.” Kalau begitu teruslah engkau merasa diawasi Allah disaat sendiri dan keramaian,malam dan siang,dihadapan orang, disaat sunyi dan dalam kegelapan. Mendidiknya diatas muroqobah dan takut kepada Allah . Didalam Ash Shahihain dari hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah tatkala melihat Al Hasan bin Ali disaat masih kecil mengambil sebutir kurma dari kurma shodaqoh kemudian memasukkannya kemulutnya, maka nabi melarangnya, padahal Al Hasan saat itu masih kecil dan beliau memasukkan jarinya yang mulia dan mengambil kurma tersebut karena itu termasuk kurma shodaqoh dan karena ahlul bait tidak halal bagi mereka shodaqoh. Maka ini pendidikan dengan perbuatan dan perkataan beliau. Beliau berkata kepadanya: “Kakhin,kakhin.” Kemudian berkata: “Sesungguhnya ini termasuk dari shodaqoh.” Dan datang dalam suatu riwayat: “Sesungguhnya kita keluarga muhammad tidak halal bagi kita shodaqoh.” *** Mendidik anak hafal Al Qur’an. Bila mereka hafal Al Qur’an mereka akan mencapai kemuliaan yang agung dan beradab dengan adab Al Qur’an dan mencapai kedudukan yang agung. Rabbul’alamin memuliakan penghafal Al Qur’an dengan kemuliaan yang banyak dan memuliakan orang tua penghafal Al Qur’an dengan perhiasan yang indah dan mulia. Telah tetap dari nabi kita Muhammad pada riwayat Imam Ahmad dan selainnya bahwa orang tua penghafal Al Qur’an datang pada hari kiamat dan pada mereka ada perhiasan yang mulia sekali, maka keduanya berkata wahai Rabb dengan sebab apa kami diberi pakaian ini, maka dikatakan:dengan sebab hafalan Al Qur’an yang ada pada anak kalian berdua. Ketika anak kalian hafal Al Qur’an dan kalian yang mendorong mereka hafal Al
Qur’an maka Allah akan memuliakan kalian dengan dua perhiasan yang mulia tersebut pada hari kiamat. *** Membiasakan anak dengan perbuatan orang-orang baik dan menghadap kerumahrumah allah dan halaqoh-halaqoh ilmu,banyak mengingat allah . Menyemangati dan menyiapkan mereka untuk itu adakalanya dengan harta atau pujian yang baik, karena ini termasuk yang membantu kebaikan anak-anak dan mendidik mereka berbuat baik dan menyemangati mereka. *** Wahai manusia hamba-hamba allah disana ada perkara yang bisa menjadi sebab kekurangan didalam menunaikan amanah ini dan kurang dalam mendidik anak. Dan patut kita mewaspadainya dan memperingatkan darinya. Maka perlu diluruskan perkara-perkara ini. Maka diantara yang perlu dihindari yang paling utama adalah: Membiarkan anak tumbuh diatas sifat takut dan gelisah dan terkejut, pengecut. Mereka ditakut-takuti misalnya dari jin atau ifrit,anjing,binatang malam dan semisalnya. Ini tidak termasuk cara mendidik, ini termasuk kekurangan dari mendidik anak. *** Mengajari mereka berbuat rusuh,kerisauan,keributan,tidak menghormati orang lain. Ini semua kesalahan yang banyak terjatuh kedalamnya para orang tua. Wallahul musta‟an. *** Mengajari mereka terbiasa dengan pemberian dan terus menerus menerima pemberian dan semua keinginan mereka diberikan sama saja mereka menangis atau tidak. Dan ini kesalahan, hanyalah pemberian itu dilakukan bila dibutuhkan. Adapun terus menerus memberi kepada anak maka tidak termasuk cara mendidik yang baik. *** Tidak adil diantara anak didalam pemberian dan hadiah.
Nabi bersabda sebagaimana dalam Ash Shahihain: “Bertakwalah kepada Allah dan berbuat adillah diantara anak-anak kalian.” Bila orang tua tidak adil terhadap anak-anaknya, bisa jadi hal itu menyebabkan adanya kedengkian dan hasad diantara anak-anak. *** Tidak segera menikahkan anak disaat mampu melaksanakannya. Ini kesalahan besar dan buruk. Bisa jadi membawa kepada keburukan yang tersebar dimasyarakat seperti tersebarnya kerusakan,zina dan liwath dan selainnya dari kemunkaran. *** Tidak memilihkan tempat pendidikan yang baik didalam mendidik anak dan tidak selektif memilih guru yang layak dalam mengajar dan menasihati serta mengarahkan. Seperti mendidik anak di tempat pendidikan hizbiyyah dan ma’had bid’iyyah. Maka ini termasuk menyianyiakan amanah dan kurang menunaikannya. *** Memasukkan kemungkaran yang tersebar dimasa ini kedalam rumah. Sama halnya apakah itu berupa majalah pengumbar hawa nafsu, atau nyanyian hina,atau filmfilm rendah, atau memasukkan peralatan rusak lagi merusak dan meruntuhkan akhlak dan nilainilai dan asas-asas serta adab-adab. *** Melakukan kemungkaran dihadapan anak. Seperti merokok, mendengarkan musik,menonton film porno,atau kedustaan atau semisal itu. Sehingga anak-anak menyaksikan perbuatan ini dari ayah dan ibu mereka dan akhirnya mereka melakukan sesuatu yang mungkar tersebut dan mencontoh ayah dan ibu mereka didalam berbuat kemunkaran dan itu menjadi sebab kerusakan mereka dan kerusakan akhlak mereka. *** Mendidik mereka diatas perkara yang rendah atau akhlak yang hina.
Seperti mendorong mereka untuk menentang ayahnya atau semisalnya dan mengikuti orangorang kafir entah dalam permainan sepak bola atau semisalnya dan membiasakan anak-anak puterinya memakai pakaian mini atau sempit atau tipis atau ikhtilath dengan lelaki atau dimajlis para pemuda atau semisalnya. Maka sesungguhnya ini termasuk kekurangan yang nampak didalam menunaikan amanah ini dan didalam mendidik putera dan puteri. *** Menamai mereka dengan nama orang kafir dan orang musyrik. Ini termasuk kekurangan. Sepatutnya bagi orang tua memilihkan untuk putera dan puteri mereka nama-nama yang baik bagi anaknya dengan nama para nabi, para sahabat. Bagi anak-anak puteri dengan nama wanita shalihah dari isteri para nabi, isteri para sahabat dan puteri mereka dan selainnya dari wanita shalihah. Jauhilah nama yang jelek atau yang padanya ada bentuk mengikuti orang-orang kafir dan musyrikin. *** Ini sebagian wasilah yang dapat kami sebutkan untuk membantu di dalam mendidik anak-anak kita dan memperbaiki urusan agama dan dunia mereka. Dengan memperingatkan dari sebagian perkara dan kekurangan yang terjadi pada sebagian manusia. Halaqoh ilmiyyah yang ditegakkan didalam markiz yang diberkahi ini dan kunjungan da’wah ini, juga termasuk bentuk andil didalam mendidik putera dan puteri kita dan didalam perbaikan masyarakat dalam urusan agama mereka dan apa yang mereka butuhkan dari dunia. Lingkungan yang baik, markiz ilmu dan kunjungan serta pelajaran ilmiyyah adalah termasuk dari sebab kebaikan agama dan dunia sebagaimana perkataan salaf. Berkata Al Imam Az Zuhri : “Berpegang dengan sunnah adalah keselamatan.” Beliau pun berkata: “Dan menghidupkan ilmu adalah kekokohan dunia dan agama dan hilangnya ilmu adalah hilangnya semua itu.” Maka hilangnya ilmu dan munculnya kebodohan diantara sebab kerusakan dunia dan agama. Adapun keberadaan ilmu dan penyebaran ilmu serta menghidupkan ilmu adalah diantara sebab kebaikan agama dan dunia dan diantara sebab kekokohan dunia dan agama. As‟alullah al karim an yanfa‟ani wa iyyakum bi maa dzakarnaa wa an yakuna hadza fi mizani hasanatina innahu waliyyu dzalika wal qodir „alaih wal hamdulillahi rabbil „alamin Baarokallahu fiikum wa jazakumullahu khairan
Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
*** Selesai