LEMBARANPENGESAHAN Judul Penelitian
: Pengaruh Pemanasan Berulang terhadap Perilaku Campuran Aspal Beton Menggunakan Aditif Lateks dan Parutan Ban.
Ketua Peneliti
: Fitrika Mita Suryani, ST, MT
Anggota
: 1. Ir. Nurlely, M.Sc 2. Lulusi, ST,.M.Sc
Mahasiswa yang terlibat
: I. Eka Marlina (0041124070) 2. Sukandar(0041123209) 3. T. Reza Furqan (0041123240)
I
Total Biaya Penelitian
: Rp. 27.340.000,Terbilang: Dua puluh tujuh juta tiga ratus empat puJuh ribu rupiah
Darussalam, 14 Maret 2007 Ketua Peneliti,
Fitrika Mita Suryani, ST.MT NIP. 132206 121
Menyetujui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Dr. Ir. Alflansyah ~lianur BC NIP. 131 931 841 v
Mengetahui, DirektucSPMU
RINGKASAN
Campuran aspal beton sudah digunakan secara luas untuk perkerasan jalan raya di Indonesia"
baik untuk lalu !intas berat maupun lalu lintas ringan.
Penelitian terhadap campuran beraspal terus dikembangkan untuk meningkatkan kekuatan
karakteristik
campuran,
menciptakan
perkerasan
dengan
biaya
pelaksanaan dan pemeliharaan rendah dan kemudahan pelaksanaan di lapangan. Jenis perkerasanjalan secara garis besar dikelompokkan pada dua kategori yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Perkerasan lentur menggunakan material
utama
aspal
dan
agregat,
sementara
perkerasan
kaku
menggunakanmaterial agregat dan semenlbeton. Secara garis besar, persyaratan karakteristik agregat yang digunakan pada perkerasan kaku maupun lentur adalah semenJenis perkerasan tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Jenis perkerasan lentur lebih banyak digunakan di Indonesia. Oi Indonesia campuran aspal panas lebih dominan digunakan, merupakan salah satu jenis dari campuran beton aspal pada lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis campuran ini merupakan campuran merata antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu. Untuk mengeringkan agregat dan mendapatkan tingkat kecairan yang cukup dari aspal sehingga diperoleh kemudahan untuk mencampumya, maka kedua material dipanaskan terlebih dahulu sebelum dicampur. Akibat pencampuran dalam keadaan panas maka seringkali disebut sebagai hot mix. Campuran panas dalam skala besar biasanya di produksi Asphalt Mixing Plant (AMP). Lokasi AMP
mencapai belasan bahkan puluhan kilometer dari
proyek pengaspalan jalan. Campuran panas yang diproduksi AMP dibawa ke lokasi proyek dengan menggunakan truk pengangkut yang ditutupi terpal dan kemudian dihampar dengan alat penghampar (paving machine) untuk dipadatkan. Sukirman (1993) menyatakan, campuran beraspal harus segera dipadatkan pada temperatur dibawah 12S0C dan harus sudah selesai pada temperatur diatas 80°C, sehingga diperoleh lapisan padat aspal beton yang seragam dan merata. Biasanya, apabila pekerjaan pemadatan tersebut tidak selesai maka campuran beraspal tersebut dibuang. Hal ini dapat terjadi akibat beberapa faktor seperti:
II
cuaca hujan, kerusakan pada peralatan, terputusny,a jalan dan beberapa faktor non teknis lainnya. Hal ini tentu saja menimbulkan kerugian yang besar. Untuk menghindari kerugian tersebut maka dilakukan penelitian terhadap campuran beraspal yang mengalami kondisi penurunan suhu tersebut. Tuj uan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik Marshall pada campuran aspal yang mengalami pemanasan berulang I dan 2 kali. Campuran yang dipanaskan berulang ini merupakan campuran beraspal biasa, campuran beraspal yang ditambahkan bahan aditif lateks dan campuran beraspal yang ditambahkan bahan aditif parutan .ban bekas. Kemudian hasil parameter Marshall dari campuran beraspal yang dipanaskan berulang yang ditambahkan dan tanpa bahan aditif tersebut dibandingkan dengan hasil parameter Marshall campuran beraspal tanpa mengalami pemanasan berulang. Hipotesa dari penelitian ini adalah bila pada campuran aspal dilakukan pemanasan kembali maka campuran tersebut akan kembali menghasilkan kekuatan, walaupun kualitasnya akan berada di bawah campuran yang dipanaskan pertama sekali. Penambahan bahan tambah (aditif) pada bahan pengikat yang telah dicoba pada penelitian terdahulu menghasilkan kineIja yang lebih baik dan campuran aspal. Untuk itu pada penelitian ini, campuran yang telah mengalami pemanasan berulang ditambahkan aditif lateks dan parutan ban bekas, apakah daya dukung yang lebih baik dan memenuhi persyaratan teknik campuran panas. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat, filler, aspal dan aditif Agregat terdiri dan agregat kasar (coarse aggregate) dan agregat halus (fine aggregate). Agregat merupakan material batu pecah dari Krueng Aceh, yang diperoleh dari quarry yang terletak di Desa Lampisang Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar. Filler dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, namun sukar diperoleh. Untuk kemudahan pelaksanaan pekerjaan, maka filler yang digunakan adalah material portland cement (PC). Aspal yang digunakan adalah aspal keras penetrasi 60170 produksi ESSO yang disediakan Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, yang merupakan tempat keseluruhan penelitian dilakukan. Bahan aditif lateks merupakan getah hasil penyadapan batang karet yang dalam bentuk cair yang dibeli di Binjai, Kampung Lalang,
III
Lalang, Sumatera Utara. Lateks belum melalui suatu proses pengolahan. Bahan aditif parutan ban bekas diperoleh dari parutan ban luar kendaraan roda empat yang diperoleh dari bengkel di sekitar kota Banda Aceh. Benda uji merupakan campuran aspal panas standar alat Marshall untuk pengujian stabilitas standar. Jumlah benda uji seluruhnya adalah 69 buah dengan rincian penjelasan di bawah ini: Langkah awal: adalah pembuatan benda uji untuk memperoleh kadar aspal optimum (KAO). Kadar aspal awal yang digunakan adalah 5 (lima) variasi, yaitu: 4,0%; 4,5%; 5,0%; 5,5% dan 6,0% dari total berat campuran. Jumlah benda uji untuk setiap variasi adalah 3 (tiga) benda uji. Dengan demikian pada tahap ini diperlukan 15 benda uji. Benda uji kemudian dilakukan tes Marshall untuk mengetahui karakteristik camouran beraspalnya. Langkah kedua: adalah penentuan kadar aditif terbaik untuk menghasilkan campuran terbaik. Penambahan dalam 4 (empat) variasi, yaitu: 0, I, 2 dan 3% dari KAO ke dalam campuran
untuk setiap kali pengulangan pemanasan.
Jumlah pengulangan adalah 3 (tiga) kali, yaitu: 0 (tanpa pengulangan); I kali dan 2 kali. Satu variasi kadar aditif dan satu variasi pengulangan pemanasan ada 3 benda uji. Total benda uji untuk 2 bahan aditif adalah 54 buah dan kemudian diuji dengan alat Marshall. Hasil penelitian menginformasikan bahwa pena:nbahan persentase bahan aditif (Iateks dan parutan ban bekas) dapat meningkatkan stabilitas campuran beton aspal. Semakin tinggi kadar persentase penambahan aditif semakin tinggi nilai stabilitas. Pemanasan berulang pada campuran beraspal sebanyak I dan 2 kali dapat menurunkan nilai stabilitas tetapi nilainya masih memenuhi persyaratan.
Pada
pemanasan berulang yang ditambahkan bahan aditif, penurunan nilai stabilitas masih lebih tinggi daripada nilai campuran beton aspal tanpa bahan aditif. Nilai kelelehan plastis (flow), VIM, dan sebahagian nilai density tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Sedangkan nilai VFB dan VMA memenuhi persyaratan kecuali nilai VFB dan VIM campuran beraspal taopa bahan aditif, tidak memenuhi spesifikasi.
iv
DAFTAR lSI
Lelnbar Judul
.
Ringkasan
.
11
Halalnan Pengesahan
.
v
'"
Daftar lsi
I.
Pendahuluan
I. I 1.2 1.3 1.4 1.5
1I.
1II.
V.
VI
I
7:" ......................•......................................................
Latar Belakang
Perum usan Masalah
Tujuan Pene1itian
Manfaat Penelitian Lingkup Penelitian
. . . . .
Tinjauan Kepustakaan
.
2.1 2.2 2.3 2.4
Agregat Gradasi Agregat Aspa\ Rubberized Asphalt 2.4.1 Lateks 2.4.2 Karet (Parutan Ban Bekas) 2.5 Karakteristik Campuran Aspal Beton 2.6 Perkiraan Kadar Aspal Optimum
. . . . . . . .
~lletode
.
Penelitian
3. I Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Peralatan dan Bahan yang Digunakan 3.2.1 Peralatan yang digunakan 3.2.2 Bahan yang digunakan 3.3 Rancangan Pe1aksanaan Pekerjaan 3.3.1 Pengujian sifat-sifat fisis bahan 3.3.2 Pembuatan benda uji 3.3.3 Penentuan kadar aspal optimum 3.4 Analisa Data dan Pelnbahasan IV
..
. . . . .. . . . .
Indikator Kinerja
.
4.1 Dampak Positifterhadap Dosen dan Mahasiswa 4.2 Dmnpak Positif Lainnya
.. .
Hasil Penelitian 5.1 5.2 5.3 5.4
.
Data Pengujian Aspal . Data Pengujian Aspal Pen 60/70 ditambahkan Bahan Aditif Lateks .. Data Pengujian Aspal Pen 60/70 ditambahkan Parutan Ban Bekas . Data Gradasi Agregat .
VI
1 2 3 ~
-'
4
5
5
5
6
6
7
7
9
9
10
10
10
10
11
11
II
12
13
14
15
15
17
18
18
18
19
19
VI.
5.5 Data Penguj ian Ab,JTegat 5.6 Hasil Uji Marshall dengan Pe1l1anasan Berulang 5.6.1 Regresi hasil uji Marshall untuk mendapatkan kadar aspal optimum............................................................................... 5.6.2 Hasil uji Marshall yang dipanaskan berulang tanpa bahan aditif. 5.6.3 Hasil uji Marshall yang dipanaskan berulang ditambah lateks..... 5.6.4 Hasil uji Marshall yang dipanaskan benllang ditambah ban bekas 5.7 Petnbahasan 5.7.1 Tinjauan terhadap sifat-sifat fisis aspal dan Rubberized Asphalt. 5.7.2 Tinjauan terhadap gradasi dan sifat-sifat fisis agregat.................. 5.7.3 Tinjauan uji Marshall yang dipanaskan berulang tanpa bahan aditif 5.7.4 Tinjauan campuran beton aspal dengan Rubberized Asphalt tanpa dan dengan pemanasan berulang terhadap karakteristik Marshall
20 21
Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan 6.2 saran
26 26 26
21 21 22 23 23 23 24
24 25
Daftar Kepustakaan
27
Lalnpiran .. ,
28
vii