ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti Perkembangan ilmu dan filsafat diawali dari rasa ingin tahu, yang kemudian rasa ingin tahu meningkat menjadi tahu. Dan dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senatiasa terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Selain itu manusia juga akan berfilsafat bahwa mereka mampu berfikir bahwa dirinya tidak akan ada artinya dibandingkan dengan luasnnya lautan dibumi ini. Dalam situasi itu banyak yang berpaling kepada agama atau kepercayaan lahiriah. Manusia mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk. Namun penilaian ini hanya bisa dilakukan oleh orang lain yang melihat kita. Orang lain yang mampu memberikan penilaian secara objektif dan tuntas, dan pihak lain yang melakukan penilaian sekaligus memberikan arti adalah pengetahuan yang disebut filsafat. Filsafat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari kita. Kemungkinan filsafat bisa juga disebut dengan apresiasi kata “filsafat” ini dari akar katanya, dari mana kata ini datang. Pada kenyataannya banyak sekali para ahli yang membuat pendapat berbeda-beda mengenai filsafat ilmu yang pada kenyataanya memiliki maksud dan tujuan yang sama. Mereka membuat pendapat tersebut dari hal-hal baru yang ditemukan, dialami, yang aneh, mistik, menarik, dll. Namun semua hal baru tersebut tidak lepas dari indera, akal, dan hati setiap manusia. Diantara ketiga hal tersebut yang sangat menentukan filsafat ilmu adalah akal dan hati karena keduanya merupakan sahabat yang sangat kuat. Dimana ada hati disitu akan ada akal begitu sebaliknya. Hati dan akal merupakan hal penting yang harus dimiliki manuasia. Banyak tokoh yang memberikan pendapat yang berbeda-beda diantaranya Aristoteles, Plato, Zeno, Sokrates, dan masih banyak yang lain. Dari banyak tokoh tentu akan membuat maksud-maksud, inti dari filsafat ilmu yang berbeda-beda antara tokoh yang satu dengan yang lain. Meski banyak pendapat yang berbeda tapi semua pendapat memiliki inti yang sama dan bisa diambil manfaat dari pendapat-pendapat yang berbeda tersebut. Dalam filsafat ilmu mencakup semua ilmu atau hal yang sangat luas dan hampir semua hal memiliki filsafat ilmu. Bukan hanya dulu diadakan suatu penelitian namun sampai sekarang tentunya masih banyak para tokoh penerus yang masih melakukan penelitian tentang filsafat ilmu yang baru dan belum dikenalkan dan juga tidak hanya terjadi di satu wilayah namun dibanyak wilayah terjadi penemuan-penemuan yang memiliki hubungan dengan filsafat ilmu. Penemuan tentang filsafat tersebut menyebar dari wilayah timur maupun barat, dinegara-negara maju maupun negara miskin. Sekilas tentang asal mula filsafat ilmu dan tokoh penemunya. Dibagian pembahasan akan dijelaskan salah satu tokoh penemu filsafat yang terkenal dan cerdas. Hampir semua tokoh filsafat ilmu merupakan tokoh-tokoh terkenal namun ada satu dua yang sangat sulit dicari informasinya. Semua tu terjadi karena terlalu lamanya penemuan dan asal usul para tokoh tersebut. Para tokoh ini memiliki pendapat yang berbeda-beda. Selain itu mereka tentunya juga ingin bahwa pendapatnyalah yang benar dan juga bisa menjadi awal untuk para tokoh lain berlomba-lomba untuk menjadi penemu suatu hal yang baru, aneh dan mistik.
1
PEMBAHASAN Secara umum filsafat ilmu adalah filsafat tentang proses pendidikan dan ada pula yang mengatakan bahwa filsafat ialah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari kenyataan yang ada dan juga suatu upaya untuk berfikir yang jelas dan tenang. Filsafat ilmu memiliki banyak cabang ilmu termasuk ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, sosial dan banyak cabang ilmu yang lain lagi. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari pelajaran filsafat ilmu karena filsafat ilmu merupakan pelajaran yang mencakup banyak ilmu. Disini akan dijelaskan salah satu tokoh terkenal yang membahas tentang filsafat ilmu yaitu Zeno. Zeno adalah salah satu murid dari Parmenides yang termasyhur, yang terkenal sebagai filsuf metafisika Barat yang pertama. Zeno lahir di Elea pada tahun 490 SM. Zeno adalah tokoh yang sangat cerdas dan kecerdasannya begitu mengagumkan banyak orang, termasuk para penguasa yang sama seperti gurunya, dan dia memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan politik di kota Elea. Sejak usia muda Zeno sudah menulis buku-buku yang terkenal namun semua buku karya beliau sudah hilang. Terkenalnya Zeno bukan Cuma diakui oleh Plato melainkan juga oleh Aristoteles, seorang murid Plato yang hidup sekitar seratus tahun sesudah Zeno. Zeno adalah penemu metode berargumen paradoks berargument paradoks, yaitu metode berargumen dengan cara menunjukkan sifat kontradiktif dari argumen lawan. Dalam ilmu pengetahuan modern, paradoks milik Zeno ini berkembang menjadi teknik logika reduction ad absurdum. Sebagai murid dari Parmenides ia dengan gigihnya mempertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan argumentasi secara baik, sehingga di kemudian hari dianggap sebagai peletak dasar dialektika. Ia terkenal sebagai sebbagai pembela gurunya dari serangan pendapat para pengikut Pythagoras dan menggunakan paradoks sebagai senjatanya. Paradoks yang dia ajukan dianggap sebagai teknik yang pertama kali terekam dalam sejarah apa yang dimaksud teknik logika reductio ad absurdum. Dia mencoba membuktikan bahwa gerak adalah suatu khayalan, dan bahwa tiada kejamakan serta tiada ruang kosong. Selain itu Aristoteles mengatakan bahwa dialektika adalah cabang logika yang membahas argumentasi berdasarkan hipotesis yang dikemukakan oleh lawan bicara. Zeno dikenal sebagai seorang pemikir jenius yang berhasil mengembangkan metode untuk meraih kebenara, dengan membuktikan kesalahan premis-premis lawan, dengan cara mereduksikan menjadi suatu kontradiksi sehingga konklusinya pun menjadi mustahil (reduction da absurdum). Zeno sependapat dengan Parmenides yang mengatakan bahwa realitas yang sesungguhnya di alam semesta ini hanya satu. Zeno mengatakan bahwa seandainya ada banyak titik yang terdapat di antara titik A dan titik B kita harus mengatakan bahwa suatu jumlah tak terbatas akan senantiasa terdapat titik di antara titik-titik itu begitu seterusnya. Jika jarak A dan B dapat dilintasi, pastilah jarak A dan B dapat dilintasi. Oleh karena itu, hipotesis semula, yang mengatakan bahwa titik yang terdapat di antara titik A ke B adalah tidak benar. Jadi, jelas bahwa pluralitas itu absurd; tidak masuk akal dan mustahil. Dasar yang digunakan oleh sistem ini adalah hukum nonkontradiksi (law of noncontradiction) yang berati “sebuah pernyataan hanya boleh bernilai benar atau salah, tidak boleh bernilai benar sekaligus salah”. Sebuah hipotesis yang ingin diuji diajukan, kemudian dianalisis untuk diuji, apakah ada unsur yang bernilai kontadiktif. Jika ada unsur kontadiktif berarti hipotesisnya salah. Sekarang akan diuji apakah tesis √2 adalah bilangan rasional bernilai benar dengan cara reduction ad absurdum. Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk pembagian terkecil a/b dengan a dan b bilangan bulat.
2
Hipotesis √2 adalah bilangan rasional. Ini berarti √2 dapat dinyatakan dengan a/b, dengan a dan b bilangan bulat. Dalam matematika kuadrat bilangan ganjil pasti hasilnya ganjil dan kuadrat bilangan genap pasti hasilnya genap. Jadi, karena a2 ganap, a pasti juga genap. Jika a genap, maka a2 pastilah faktor dari 4 Jika a2 genap, pastilah b uga genap. Jika, hipotesis bahwa √2 adalah bilangan rasional juga salah satu absurd. Jika, √2 adalah bilangan irasional. Kalau analisis ini diteruskan, pandangan Pythagoras bahwa semua fenomena di alam semesta dapat dinyatakan dalam angka dan rasionya juga salah. Kant (filsuf ke-45), Hume (filsuf ke-39), dan Hegel (filsuf ke-48) menawarkan solusi untuk paradoks Zeno, walaupun tidak sukses. Paradoks Zeno dapat dijawab oleh teori matematika modern yang meninggalkan matematika euclidian yang mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik. Parmenides pernah mengatakan jika ruang kosong itu tidak ada, jadi gerak pun tidak ada. Jika dikatakan bahwa gerak itu ada, berarti ruang kosong pun harus ada karena gerak hanya mungkin terjadi apabila ada ruang kosong. Untuk membuktikan kebenaran ajaran gurunya Zeno mengemukakan empat contoh sebagai berikut: Dikotomi paradoks. Pada abad ke lima sebelum masehi, di negeri Yunani ada seorang pria yang mengajukan sebuah paradoks yang sangat menarik. Paradoks adalah sesuatu permasalahan yang sangat aneh yang tidak masuk akal. Sebuah permasalahan yang tidak mudah dijawab dan jika dipikirkan lebih lanjut pikiran bisa menjadi blunder. Sebenarnya permasalahan ini menjadi cukup asik jika dipikirkan, walaupun bisa jadi sangat mengganggu bagi ahli logika atau semacamnya. Maksud dari dikotomi paradoks adalah apabila ada ruang kosong yang membuat suatu jarak tertentu, sesungguhnya jarak itu tak terbatas. Jarak tak terbatas karena jarak dapat terbagi menjadi jarak-jarak yang terbatas. Dan jika memang ada gerak maka sipelaku gerak harus menembuh setengah jarak dari jarak itu hingga ke titik-titik yang tak terbatas, dan tentu saja si pelaku gerak takkan pernah sampai di garis akhir dari jarak yang akan ditempuh. Jadi dapat disimpulkan gerak merupak sesuatu yang absurd. Akhilles, si juara lari. Akhilles adalah juara lari dari Yunani yang akan bertanding lari dengan seekor kura-kura yang ditempatkan dalam jarak tertentu di depan Akhilles. Namun nyatanya kura-kura tetap akan didepan Akhilles karena jika Akhilles melangkah duapuluh langkah si kura-kura sudah melangkah seperduapuluh dari langkah Akhilles begitu seterusnya, jadi Akhilles tidak akan pernah dapat mengejar kura-kura itu. Kesimpulannya sama dengan Dikotomi paradoks. Anak panah. Anak panah yang meluncur dari busurnya, apakah bergerak atau diam. Kata zeno, diam. Diam bila suatu benda pada suatu saat berada pada suatu tempat. Anak panah itu diam. Ini khas logika, pandanga kita dengan jelas menyaksikan bahwa anak panah itu bergerak ataukah diam dan jawabannya Itu relatif, kedua-duanya benar, bergantung pada cara membuktikannya. Dan benarkah yang diam itu adalah bergerak oleh karena itu, sesungguhnya gerak meruppak sesuatu yang absurd. Benda yang bergerak bertentangan. Bila dua benda padat yang sangat kecil memiliki ukuran sama dan bergerak dalam kecepatan sama dengan arah yang saling bertentangan, selain itu ada benda yang sama berada dalam keadaan diam. Kedua benda akan melewati benda yang tidak bergerak dalam suatu unit waktu yang minimum dan akan bergerak saling berpapasan dalam waktu yang singkat daripada unit waktu minimun tersebut. Namun, kedua-duanya merupakan unit waktu yang minimum sehingga dapat
3
disimpulkan bahwa yang setengah sama dengan satu. Dan kesimpulannya sama gerak adalah sesuatu yang absurd. Metode yang dikembangkan oleh Zeno sangat berguna dalam suatu perdebatan karena dengan metode itu ia telah memberi dasar yang kokoh bagi argumentasiargumentasi yang rasional dan logis. Zeno juga dikenal sebagai orang pertama yang menggunakan metode dialektika, dalam arti mencari kebenaran lewat perdebatan atau bersoal jawab secara sistematsi. Zeno membela pendapat Parmenides bahwa keberadaan keberagaman dan perubahan itu hanyalah ilusi. Zeno membangun susunan paradoks untuk menunjukkan bahwa pendapat mereka itu tidak masuk akal dan tidak mampu mewakili kebenaran semesta. Zeno mempunyai pendapat yang melawan ide keberagaman dan melawan ide perubahan. Pertama, Zeno ingin menunjukkan bahwa sesuatu yang ada dialam ini, yang kelihatannya berbeda dimata kita hanyalah sebuah ilusi. Secara logika, atom kemudian dapat dibagi menjadi dua dan berukuran separuh atom. Kemudian akan dibagi lagi menjadi seperempat, demikian seterusnya sampai tak terhingga. Zeno menyimpulkan bahwa semua benda bersifat kontinu dan bukan terpisah, dan akhirnya keberagaman itu hanyalah ilusi. Metode-metode yang di temukan oleh Zeno merupakan penemuan baru yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Dari penemuan tersebut membuktikan bahwa Zeno merupakan tokoh yunani kuno yang sangat cerdas seperti apa yang dikatakan oleh Aristoteles dan Plato. Zeno merupakan murid Parmenides yang berusaha untuk selalu mempertahankan pendapat-pendapat juga mempertahankan ilmu-ilmu yang beliau dapat dari gurunya tersebut.
PENUTUP Sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, manusia lebih dulu memikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban filsafat. Apabila ilmu diibiratkan sebagai sebuah pohon yang memiliki berbagai cabang pemikiran, ranting pemahaman, serta buah solusi, maka filsafat adalah tanah dasar tempat pohon tersebut berpijak dan tumbuh. Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat adalah ratio yang bertanya. Sedang objek materinya ialah semua yang ada yang bagi manusia perlu dipertanyakan hakikatnya. Selain itu, banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang berberadaban lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Pada abad 490-435 SM di Yunani muncul salah satu tokoh yang terkenal dan sangat cerdas yang merupakan salah satu murid orang Yunani juga yaitu murid dari Parmenides yaitu bernama Zeno. Beliau mampu menyusun buku-buku yang sangat terkenal namun sekarang sudah hilang. Selain itu beliau juga menemukan metode-metode baru yang sebelumnya belum ada yang menemukan. Kemampuannya menemukan metode baru merupakan salah satu bukti bahwa beliau sangat cerdas. Adapun contoh dari penemuannya tersebut adalah Dikotomi paradoks, Akhilles, si juara lari, Anak panah dan Benda yang bergerak bertentangan. Dalam penemuanya tersebut beliau berharap bahwa ada yang akan menjadi penemu-penemu selanjutnya dan menjadi penerusnya. Beliau juga berharap semoga dengan penemuanya tersebut dapat
4
bermanfaat bagi semua orang yang hidup di dunia ini tidak hanya di Yunani saja melainkan semua wilayah tanpa terkecuali.
DAFTAR PUSTAKA http://www.filsafatilmu.com/artikel/tokoh/paradoks-zeno http://ketikankebenaran.blogspot.com/2011/09/zeno-dari-elea.html http://psikologibrebesjateng.blogspot.com/2012/01/akal-dan-hati-pada-zaman-yunanikuno.html *)
Penyusun Nama Mata Kuliah Dosen Prodi
: Wina Ayu Prasanti : Filsafat Ilmu : Afid Burhanuddin, M.Pd. : Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Pacitan
5