Edisi: Juli 2013
www.kkih.org Email:
[email protected] www.facebook.com/KKIndonesiaHouston
Misa KKIH
St. Catherine of Siena 10688 Shadow Wood Houston, TX 77043 Setiap Minggu kedua dan keempat 3:00pm
Rosario dan Pendalaman Iman Setiap Senin kedua atau keempat Di rumah umat
Pengurus 2012-2014 Ketua: Wakil Ketua: Sekretaris: Bendahara: Treasury: Liturgi: Rosario: Bina Anak-anak: Bina Remaja: Bina Dewasa: Koor:
Konsumsi: Perlengkapan: Inventori: Teknologi: Hubungan Luar:
Hubungan Gerejani: Olah Raga: Publikasi:
Pembimbing: Komisi Masa Depan:
Irwan Hidajat Frankie Sugiaman Sigit Pratopo Kathleen Sendjaja Riana Jo Hans Sutanto, Yulia Gunawan, Yanti Inarsoyo Patricia Henry Windra Sugiaman Paul Wahyudin, Gaby Wahyudin Teddy Oetama Djoni Sidarta Yovita Iskandar, Kevin Kang Lisa Siboro, Honny Sinartio, Eryana Adirata Betty Oetama Sri Dilla Tanu Ewa Efendy Harry Kumala, Andrew Huang Christian Tan Husin Karim Fadjar Budhijanto
Romo John Taosan Djoni Sidarta Fadjar Budhijanto
Warta KKIH Keluarga Katolik Indonesia Houston
Sentralitas Ekaristi dalam Iman Kristiani Father Ronald Rodheiser OMI dalam buku “Our One Great Act of Fidelity” Alih Bahasa: Fadjar Budhijanto
Yesus tidak mewarisi kita dengan banyak ritual.
Dia meninggalkan Sabda-Nya dan satu ritual saja, yaitu Ekaristi. Sekalipun Dia melakukan ritual lainnya seperti misalnya pembaptisan, menumpangkan tangan dan mengurapi minyak, tetapi Yesus sendiri, mewariskan Sabda-Nya dan Ekaristi kepada kita.
Di antara dua hal inilah, Sabda dan Ekaristi, kita sesungguhnya membentuk komunitas, yang selanjutnya menjadi gereja. Secara historis, Katolik Roma dan Protestan berbeda dalam memberikan prioritas di antara keduanya. Menurut teologi dan praktek klasik Protestan, Sabda itulah yang menjadi pusat, pertama dan utama yang menarik kita ke dalam suatu komunitas. Sebaliknya, bagi Katolik Roma, Ekaristi memperoleh prioritas sedangkan Sabda serta sakramen lainnya mendukung Ekaristi.
Secara sangat singkat dapat dikatakan bahwa Katolik Roma membentuk gereja di seputar Ekaristi, sementara melihat Sabda sebagai pendahulu dan pendukung Ekaristi. Karenanya, di gereja Roma Katolik, altar menjadi bagian utama dan berada di tengah depan sedangkan mimbar (ambo) lebih kecil dan diletakkan di samping altar.
Para ahli biblis menduga bahwa perbedaan ini barangkali sudah ada sejak Injil ditulis, di mana ada variasi kelompok dari berbagai komunitas. Misalnya dalam hal seberapa sering Ekaristi dirayakan dan apakah yang menjadi peranan utama dalam membangun suatu komunitas. Santo Agustinus, seorang teolog Kristiani yang paling berpengaruh di segala zaman, berpendapat bahwa: Yesus tidak meninggalkan kita gereja di mana dari gereja itulah muncul Ekaristi. Menurut Agustinus, Yesus mewarisi Ekaristi dan dari Ekaristi itulah kita membentuk gereja. Gereja memberikan pelayanan Ekaristi, dan bukan sebaliknya. Surga menjadi meja perjamuan. Ekaristi itulah meja perjamuan. Gereja Katolik Roma mengajarkan bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak dari semua kehidupan Kristiani. Ekaristi menjadi tanda penyatuan kita dan sarana yang mempersatukan kita dengan Kristus dan sesama umat beriman. Ekaristi menjadi tujuan akhir bagi segenap umat Kristiani dan sekaligus sebagai sarana menuju ke sana.
Surat Redaksi Kali ini, Warta mengambil tema Sakramen, khususnya Ekaristi. Dari semua kegiatan yang umat dan gereja Katolik lakukan, tak ada hal yang lebih akrab di hati kita daripada Misa.
Di Dalam Surga Kini Dr. Scott Hahn dalam buku “Lamb’s Supper - The Mass as Heaven on Earth” Alih bahasa: F. Budhijanto
Apa yang kutemukan dalam misa perta-
maku?
Sekalipun demikian, banyak di antara kita yang kurang memahami kekuatan supranatural yang terkandung dalam Misa. Sebaliknya kita malah sering mengeluh merasa mengantuk, bosan, karena koor sumbang atau kotbah kurang menarik.
Di belakang sebuah kapel Katolik di Milwaukee, aku, seorang pendeta Protestan, menyusup, berdiri sebagai incognito (penyamar) untuk menyaksikan Misa ku yang pertama. Rasa keingintahuanku lah yang mendorongku ke sana. Ketika itu aku memang sedang menekuni karya tulis para jemaat Kristiani perdana dan menemukan begitu banyak acuan yang menyebut “liturgi”, “ekaristi” dan “korban.” Bagi para jemaat Kristiani perdana, Injil – kitab yang kucintai di atas segalanya – tidak dapat dipahami tanpa ibadat yang oleh umat Katolik masa kini disebut sebagai “Misa.”
Berkaitan dengan Ekaristi, Warta mengangkat sharing Scott Hahn, renungan Romo Hans dan opini Irwan Hidajat.
Aku sengaja memilih duduk di bangku belakang yang agak remang. Di sekelilingku tampak umat, pria dan wanita dalam segala umur. Aku terkesan dengan genufleks maupun kekhusukan mereka dalam berdoa. Ketika lonceng berdentang, semua umat berdiri menyambut imam masuk menuju altar.
Paus Yohanes Paulus II menjelaskan bahwa Misa bagaikan perayaan “Surgawi di Bumi” sebab apa yang kita rayakan di bumi merupakan partisipasi misterius dari liturgi surgawi.
Kami juga muat ringkasan sakramentali oleh Dharma dan sharing kehidupan karya Agus Tjengdrawira dan Yuly yang baru saja kembali ke Houston tentang Perth.
Seperti dalam penerbitan terdahulu, Warta juga memuat sejumlah kegiatan termasuk seminar Good Families Do Not Just Happen, Perayaan Mothers’ Day dan Bazar. Kami sungguh berbahagia dan berterima kasih atas dukungan umat yang semakin nyata pada Warta. Selamat membaca, Redaktur.
2
Warta KKIH Juli 2013
Aku ingin memahami apa yang dilakukan oleh para jemaat Kristiani perdana, tetapi aku tidak punya pengalaman tentang liturgi. Maka aku memberanikan diri untuk menyaksikan sebatas penelitian akademis saja. Aku berjanji [kepada diriku] untuk tidak akan ikut berlutut atau mengambil bagian dalam ritual berhala.
Aku tetap duduk, tidak yakin dengan diriku. Selama ini aku dididik sebagai evanjelis Calvanis, yang meyakini bahwa Misa adalah suatu pelanggaran terbesar yang dilakukan manusia, karena “mengorbankan Yesus Kristus berulang kali.” Aku menahan diri sebagai pengamat, tetap duduk manis, dengan Injil terbuka di sisiku. Digelontor dengan bacaan Kitab Suci
Ketika Misa berlangsung, aku tertegun. Injilku tidak hanya berada dalam genggaman saja tetapi diucapkan di sepanjang Misa! Mulai dari satu kutipan Yesaya, disusul dengan Mazmur dan lalu surat Paulus. Pengalaman ini sungguh di luar dugaan. Rasanya aku ingin menghentikan semuanya dan berseru, “Hai, bolehkah aku menjelaskan apa yang tertulis dalam Kitab Suci? Ini sungguh luar biasa!” Tapi aku masih setia pada niat pertama, hanya menjadi pengamat saja. Aku tetap berada di pinggiran hingga akhirnya aku mendengar imam mengucapkan doa konsekrasi: “Inilah Tubuh-Ku …. Inilah piala Darah-Ku.” Entah mengapa, sesudah itu keraguanku sirna. Ketika melihat imam mengangkat hosti, aku merasakan getaran doa yang keluar dari lubuk hatiku: “Tuhanku dan Allahku. Itukah Engkau!”
bersambung ke halaman 5
Sejarah Ekaristi Alfred McBride, O.Praem dalam Catholic Update edisi Oktober 2006 Alih bahasa: F. Budhijanto
Paus
Yohanes Paulus II menuliskan dalam insiklik berjudul Gereja Ekaristi,, “Melalui berbagai skenario perayaan Ekaristi, aku memperoleh pengalaman yang luar biasa – universal dan kosmik. Ekaristi sesungguhnya mempersatukan surga dan bumi, merengkuh dan merasuk ke semua insan ciptaan.” Berikut ini adalah rangkuman enam tahap sejarah Ekaristi dalam Gereja Barat, yang dimaksudkan untuk membantu pembaca lebih memaknai Ekaristi. 1. Dari Passover ke Ekaristi Umat Gereja Perdana melihat Perjamuan Malam Terakhir dari sudut pandang santapan Passover. Dilakukan di Ruang Atas, yang biasanya digunakan untuk diskusi Kitab Suci bersama imam. Di atas meja pendek tersedia hidangan untuk mengenang penderitaan sebagai budak di Mesir – air garam (lambang air mata), dan sayur pahit. Buahbuahan dalam bakul. Roti tak beragi diletakkan disamping piala berisi anggur. Domba panggang yang melambangkan korban, dan torehan darah domba pada pintu mengingatkan penyelamatan malaikat dari penjajahan Mesir.
Sekali lagi, Yesus menyinggung kisah sengsara yang akan dialamiNya di mana Dia akan menumpahkan darah-Nya. Ketika mereka minum dari piala yang sama dan makan dari satu roti, mereka mengalami kebersatuan dengan Kristus. Kristus mewariskan Ekaristi kepada pengikutNya: “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku.”
2. Dari Perjamuan Menjadi Ibadat Awalnya para Rasul menyebut Ekaristi sebagai “Memecah Roti” namun kemudian mereka merasa perlu memisahkan sisi ritual dari perjamuan makan. Sebab terjadi penyalahgunaan acara makan-makan (1 Kor 11:17-22) dan mereka ingin membuat ritual “Memecah Roti” sebagai ibadat yang sarat doa.
Para Rasul menuliskan perkembangan Ekaristi di akhir abad pertama. Ekaristi digeser ke hari Minggu untuk mengenang kebangkitan Krsitus. Sebagai ganti acara makan, umat Kristiani perdana memilih Liturgi Sabda yang meniru ibadat di sinagoga: terdiri dari pembacaan ayat-ayat Kitab Suci, nyanyian Mazmur dan kotbah. Mereka lalu menambahkan doa umat dan pujian. Struktur dasar perayaan Ekaristi praktis sudah terbentuk pada tahun 150 (Santo Justin Martir). Ketika itu Misa biasanya diselenggarakan di rumah-rumah umat.
Ekaristi Minggu, ada dua bacaan oleh lektor, homili oleh imam, Doa Persembahan Eucharist by Yohanes Laksana dan pembagian komuni. Kolekte dimaksudkan untuk membantu para janda, yatim Setelah memanjatkan Mazmur pujian kepada Allah, piatu dan mereka yang berkekurangan. Tugas Yesus mengambil roti, mengucap syukur seraya ber- uskup, imam dan diakon sudah terinci sejak abad sabda: “Ambil dan makanlah. Inilah tubuh-Ku yang pertama. akan dikorbankan bagimu.” Roti itu adalah tubuhKini doa Persembahan Kedua (Second EucharisNya yang akan dipersembahkan melalui korban di tic Prayer) biasanya singkat dan sederhana, mengkayu salib. Coba bayangkan perasaan para Rasul inspirasi doa yang dikarang Hippolyptus dari Roma ketika mengikuti Ekaristi pertama bersama Yesus? (tahun 216). Kerangka dasar dari perayaan Ekaristi Pada akhir perjamuan, ketika mengambil piala beri- sudah terbentuk sejak awal dari sejarah gereja dan si anggur, Yesus tidak melakukan toast sebagaimana tetap langgeng hingga 2000 tahun kemudian. layaknya. Tetapi Dia bersabda: “Ambil dan minumlah. Inilah darah-Ku yang akan ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan dosa.”
3. Tubuh Kristus yang Berkembang Tahun 313 adalah titik peralihan Kristianitas.
bersambung ke halaman 7
3
Warta KKIH Juli 2013
Perth Kota Penuh Kenangan Agus Tjengdrawira dan Yuly Kwenandar Mantan Pengurus KKIH
Tidak terasa Yuly, Anthony, Amelie dan saya
sudah kembali ke Houston, sejak Januari lalu. Berikut ini kami sharingkan kisah hidup di Perth yang seolah menjadi kampung halaman kami.
Perth adalah ibukota Western Australia, dan kota terbesar ke-empat di negara Kangguru ini. Kota berpenduduk sekitar 1.83 juta jiwa ini dibelah oleh Swan River, dijadikan koloni pada tahun 1829 oleh Kapten James Stirling. Koloni ini kemudian berkembang menjadi Perth di tahun 1856. Di sekeliling sungai banyak dijumpai angsa hitam yang menjadi lambang kota dan negara bagian ini.
Perth adalah pusat industri perminyakan dan pertambangan di Australia. BHP Billiton, Woodside, Chevron, Rio Tinto berkantor pusat atau cabang di kota ini. Banyak expatriates (termasuk dari Amerika) yang bekerja di industri migas, misalnya Gorgon, proyek LNG terbesar di dunia.
Alhasil prestasi Australia yang hanya berpenduduk 26 juta orang itu mempunyai prestasi cukup cemerlang di ajang kompetisi dunia seperti olympiade. Selama di Perth, kami menyempatkan diri untuk mengikuti berbagai kegiatan seperti Symphony by the park dan City-to-Surf yang adalah marathon/ walk-a-thon massal ke pantai Cottesloe.
Pembaptisan Amelie disaksikan orangtua dan Bapak/Ibu Baptis (Perth, 2012)
Teman-teman Indonesia cukup banyak, terutama Kami sekeluarga pindah ke kota ini setelah mele- dari kalangan umat Katolik yang tergabung dalam watkan 5 tahun di Houston dan Mexico. Proses Western Australian Indonesian Catholic Community adaptasi kami mudah, karena cuaca dan kondisi (WAICC). Jumlah umat terdaftar kurang lebih 750 kota yang metropolitan. Penduduk, yang keba- orang (260 keluarga). Jumlah orang Indonesia atau keturunan Indonesia yang menetap dan studi di nyakan pendatang cukup ramah dan bersahabat. Perth hingga 35,000 orang. Perth diminati mungkin Perth mempunyai cukup banyak tempat bagus karena jarak yang relatif dekat ke Indonesia. yang bisa dikunjungi untuk melewatkan waktu WAICC belum mempunyai gereja sendiri dan masih luang. Termasuk di antaranya Scarborough Beach, memakai sarana salah satu gereja setempat. MengCottesloe Beach, Hillary’s dan tempat wisata lainnya seperti kota pelabuhan Fremantle, daerah bukit ingat jumlah umat yang cukup banyak, Keuskupan Mundaring di sebelah timur Perth, dan kawasan Perth membantu mendatangkan seorang Pastor selatan: Western Australia seperti Margaret River, Indonesia dari ordo Carmelite untuk menjadi chaplain tetap WAICC untuk masa tugas tertentu. Yallingup, Dunsborough, Busselton dan Albany. Kami menyempatkan diri untuk menghadiri Misa Karena alam dan cuaca nyaman, penduduk Austradan kegiatan WAICC. Misa Indonesia diadakan setiap lia aktif berolah raga seperti sepak bola, cricket, rugby, marathon, berenang, tennis dan lain-lain.
4
Warta KKIH Juli 2013
bersambung ke halaman 9
Di Surga Kini ....
Aku lalu jadi bersemangat lagi untuk menekuni penelitianku tentang jemaat Kristiani perdana. Aku Mungkin kamu menyebutku grogi. Namun aku tidak dapat membayangkan sukacita yang lebih menemukan bahwa para uskup ketika itu, yang disebesar daripada merasakan getaran kata-kata itu. but sebagai Bapa Gereja, memperoleh temuan yang Lebih dari itu, pengalamanku diperkaya pada momen sama denganku di setiap pagi. Mereka berpendapat berikutnya, persisnya yaitu ketika aku mendengar bahwa Kitab Wahyu adalah kunci bagi liturgi, dan umat berdoa bersama-sama: “Anak Domba Allah liturgi adalah kunci bagi Kitab Wahyu. Semakin …. Anak Domba Allah …. Anak Domba Allah ….” Dan jelas bagiku bahwa Kitab Wahyu menjadi dasar yang lalu imam menyahut, “Inilah Anak Domba Allah …..” hakiki dari imanku – khususnya pemikiran tentang perjanjian sebagai ikatan ilahi dalam keluarga Allah. sambil mengangkat hosti itu. Lebih dari itu, Misa yang tadinya kuanggap sebagai Dalam hitungan kurang semenit, frasa “Anak penghujatan besar tiada ampun, kini menjadi ibadat Domba” telah diucapkan empat kali. Setelah berta- yang menandai perjanjian Allah. “Inilah piala Darahhun-tahun menekuni Injil, aku langsung tahu bahwa Ku, darah perjanjian baru dan kekal.” frasa itu berasal dari Kitab Telah bertahun-tahun Wahyu: di mana Yesus aku mencoba untuk disebut sebagai Anak mencerna makna Kitab Domba setidaknya sebanWahyu sebagai pesan yak 28 kali dalam 22 bab. bersandi tentang akhir Seketika itu aku seolah zaman, tentang ibadat berada dalam pesta nun jauh di surga sana, pernikahan sebagaimana tentang sesuatu yang Yohanes tuliskan di bagian tidak pernah dialami akhir dari kitabnya. Aku oleh umat Kristiani ketiseolah berada di dalam ka masih hidup di bumi. surga, di mana Yesus diseKini setelah dua minggu but sebagai Anak Domba. Disputation of Sacrament oleh Raphael (1509) ikut Misa harian, aku Terus terang aku belum seolah ingin berdiri selama siap dengan semuanya ini, sekalipun sesungguhnya liturgi berlangsung dan berseru, “Saudara-sauda– aku hanya ada dalam Misa! ra. Bolehkah aku menunjukkan di manakah kalian dalam Kitab Wahyu! Bukalah bab 4 ayat 8. Kalian Waduh! kini berada di surga.” Aku lalu ikut Misa pada hari berikutnya, dan berikutnya, dan berikutnya. Setiap Misa, aku seolah Kedahuluan “menemukan” begitu banyak kutipan Kitab Suci. Para Bapa Gereja membuktikan bahwa semuanya Meski tidak ada kitab lain yang terlihat jelas di kapel yang remang itu selain Kitab Wahyu, yang menjelas- itu bukan hasil temuanku. Mereka berkotbah soal kan perihal ibadat para malaikat dan santo/santa itu lebih seribu tahun lampau. Sekalipun demikian, di surga. Sebagaimana tertulis dalam Kitab itu, setidaknya aku ikut berjasa dalam menemukandan juga berlangsung di kapel, aku menyaksikan nya kembali tentang kaitan Kitab Wahyu dan Misa. imam yang berjubah, altar dan umat yang berseru: Selanjutnya aku baru tahu bahwa aku telah kedahu“kudus, kudus, kudus.” Aku melihat asap dupa dan luan oleh Konsili Vatikan II karena Sidang itu menumendengar doa para malaikat dan santo/santa. liskannya dalam Konstitusi tentang Liturgi Kudus: Aku lalu berseru haleluia ketika merasa sema“Kita memiliki kesamaan antara liturgi di bumi kin hanyut dalam ibadat itu. Aku masih duduk di dan liturgi surgawi yaitu merayakan peziarahan bangku belakang dan menggenggam Injilku. Aku kita menuju Kota Suci Yerusalem, di mana Kristus jadi bingung ke manakah aku menuju. Kitab Wahyu duduk di sebelah kanan Allah Bapa, Imam sakresti ataukah ke altar. Namun semakin dalam aku mere- dan tabernakel yang sejati. Bersama seluruh laskar nung, keduanya semakin tampak serupa. surgawi, kita menyanyikan madah kemuliaan kepabersambung ke halaman 7
5
Warta KKIH Juli 2013
Sakramentali Dharma Virya Penyunting, Kelompok Rosario dan Bible Study
P
ernahkah Anda mendengar kata Sakrametali? Sebagian dari kita mungkin tidak pernah mendengarnya. Meskipun sepertinya istilah tersebut tidak begitu asing, karena mirip dengan kata Sakramen – yang pasti semua orang Katolik mengenalnya.
Sakramentali berarti “seperti sakramen”, yaitu tanda kehadiran Allah, berupa karunia-karunia, terutama yang bersifat rohani dan diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Perbedaan terletak pada hakikatnya. Ketujuh sakramen mengungkapkan secara jelas dan nyata hakikat Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus karena itu pemimpin liturgi haruslah imam tertahbis. Seorang awam boleh memimpin liturgi sakramentali, kecuali beberapa jenis yang memerlukan berkat uskup (pentahbisan pemimpin biara). Katekismus Gereja Katolik (KGK) nomor 16671679 secara khusus membahas sakramentali. Beberapa poin penting di antaranya:
• Gereja mengadakan sakramentali untuk menguduskan jabatan gerejani tertentu, status hidup tertentu, aneka ragam keadaan hidup Kristen serta penggunaan benda-benda yang bermanfaat bagi manusia. (KGK 1668) • Sakramentali termasuk wewenang imamat semua orang yang dibaptis: karena mereka dipanggil untuk menjadi berkat dan memberkati
1A. Pemberkatan dahi anak dengan tanda salib, orang sakit, jenazah, keluarga, dll. Orang-orang yang diberkati tidak mengalami perubahan status. Namun mereka memperoleh karunia rohani berupa perlindungan Allah yang dimohonkan Gereja dalam upacara sakramentali. 1B. Pemberkatan rumah, toko, sekolah, rumah sakit, sawah, benih, kandang dll. Benda-benda yang diberkati ini tidak mengalami perubahan status, tidak bisa disebut “barang suci” sesudah diberkati. 2. Pemberkatan jenis ini mengubah status atau tujuan penggunaan dari objek yang diberkati. Maksudnya begitu diberkati maka orang atau benda tersebut sudah dikhususkan untuk Allah.
2A. BENEDICTIONES CONSTITUTIVAE, artinya: melalui upacara atau ibadat, objek yang diberkati mengalami perubahan status atau tujuan penggunaannya, misalnya untuk penggunaan religius atau berhubungan dengan Tuhan. Pemberkatan menggunakan simbol berupa minyak, air suci, doa tertentu ataupun berkat tanda salib. Contohnya pengikraran kaul biarawan/biarawati, pemberkatan bendabenda liturgi (busana liturgi, organ, perlengkapan Misa), pemberkatan salib, rosario, medali, patung, lukisan, benda-benda devosi, dll. 2B. CONSECRATIO, artinya konsekrasi atau pentahbisan. Dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) istilah ini hanya ditujukan pada pentahbisan seseorang (bukan barang), dengan menggunakan minyak krisma. Misalnya tahbisan uskup dan imam. Tertahbis mengalami perubahan status yang ditandai dengan pengurapan minyak krisma. Biasanya sakramentali ini diadakan dalam suatu liturgi sakramen.
2C. DEDICATIO, yaitu pemberkatan atau penyu• Sakramentali tidak memberi rahmat Roh Kudus seperti sakramen, tetapi hanya mempersiapkan cian suatu benda atau barang dengan mengoleskan agar melalui doa Gereja, mereka menerima rahmat minyak krisma, untuk dikuduskan atau dipersembahkan kepada Allah sehingga tidak bisa lagi digudan bekerja sama dengannya (KGK 1670) nakan untuk tujuan profan. Contohnya pemberkatan gedung gereja dan altar. Setelah diberkati gereja JENIS SAKRAMENTALI (KGK 1671-1673) dan altar tidak boleh digunakan untuk tujuan lain selain untuk keperluan liturgis dan ibadat. 1. BENEDICTIONES INVOCATIVE Pemberkatan ini tidak mengubah status atau tujuan penggunaan dari yang diberkati. Artinya, obyek yang diberkati (orang atau benda) tidak menga-lami perubahan status atau tujuan penggunaannya. Hampir semua ibadat berkat masuk di sini. Misalnya: 6
Warta KKIH Juli 2013
3. EKSORSISME
3A. EKSORSISME IMPREKATORIS, yaitu pengusiran setan dengan perintah melalui suatu rumusan yang eksplisit agar setan keluar dari seseorang atau benda. Ibadat dan doa eksorsisme ini dilakukan
bersambung ke halaman 9
4. Ekaristi Terasa Jauh bagi Kebanyakan Umat Katedral berarsitektur Gothik yang agung bermunPembantaian umat Kristen berakhir. Konstantin membebaskan umat dan menyumbangkan banyak culan di abad pertengahan di Eropa. Prosesi relidana pembangunan basilika, tempat untuk mera- gius dalam perayaan orang kudus, kebiasaan berziarah ke tempat-tempat suci, lahirnya berbagai ordo yakan Ekaristi (tidak lagi di rumah umat). religius menandai era yang oleh para sejarahwan Pada saat inilah muncul upacara agung di gereja dinamakan sebagai “era kebangkitan iman.” yang besar. Prosesi, nyanyian bernotasi karya St. Partisipasi umat dalam Misa menjadi terbatas. Ambrose, lagu litani yang memadukan suara ribuan anggota koor, asap dupa, lonceng, kebiasaan menci- Sekat tembok atau teralis besi memisahkan umat um benda-benda sakral. Genufleks juga mulai digu- dari altar dan koor. Biarawan dan imam sering menyelenggarakan liturgi untuk kalangan mereka nakan pada masa ini. sendiri tanpa umat. Misa dipersembahkan dalam Ketika mempersembahkan Misa, imam mengena- bahasa Latin, bukan bahasa sehari-hari awam. Ketikan jubah Senator Romawi, dikenal sebagai “vest- ka umat protes karena susahnya mengikuti Misa, ment” karena selalu tetap bentuknya. Cawan dan altar tambahan disediakan di samping altar utama. piala sederhana disempurnakan. Imam menghadap ke tembok dan berdoa dalam Dalam era ini bermunculan uskup yang luar biasa, bahasa Latin. yang kini disebut sebagai Bapa Gereja, antara lain Atas permintaan umat, imam mengangkat hosti Agustinus dan Krisostomus, yang homilinya kaya tinggi-tinggi agar bisa terlihat oleh mereka yang dengan teologi dan aplikasi pastoran. Tema mereka ada di belakang. Konsili Lateran IV (tahun 1215) termasuk “Tubuh Kristus (Ekaristi) membangun bersambung ke halaman 10 Tubuh Kristus (Gereja).”
Sejarah Ekaristi ....
Di Surga Kini ....
da Allah, menghormati dan mengenang para orang kudus, kita berharap untuk mengambil bagian dan bersekutu dengannya; dengan penuh sukacita mengharapkan kedatangan Sang Penyelamat, Tuhan kita Yesus Kristus, hingga Dia, dan hidup kita, menjadi tampak nyata dan kita juga akan dipersatukan bersama Dia dalam kemuliaan.” Tunggu: bukankah itu surga? Bukan, frasa itu ada dalam Misa. Ah tidak, itu tertulis dalam Kitab Wahyu. Tapi tunggu dulu: ketiganya benar. Aku mencoba sekuat tenaga untuk menjalani proses ini dengan lambat, penuh kehati-hatian untuk mencegah bahaya yang mudah menyerang para penyeberang iman – karena aku terlalu cepat menjadi penganut Katolik. Namun temuan itu bukan berdasarkan imajinasi berlebihan, melainkan ajaran seksama dan luhur dari Gereja Katolik. Langkah Berikutnya
Kitab Wahyu menuliskan tentang Pribadi yang akan datang. Tentang Yesus Kristus dan kedatangan-Nya yang kedua kali, sebagaimana diterjemah-
kan dari istilah Yunani “Parousia.” Akhirnya aku menyadari bahwa Pribadi itu adalah Yesus Kristus yang berujud hosti, yang dihunjukkan ke atas oleh imam Katolik dalam Misa. Seandainya para umat Kristiani perdana benar, sebagaimana kuyakini demikian, maka pada saat itulah surga menyentuh bumi. “Tuhanku dan Allahku. Itukah Engkau!”
Beberapa pertanyaan serius masih menggema di benak dan hatiku. Misalnya tentang “korban” yang menjadi dasar biblis dari Misa, tentang melestarikan tradisi Katolik dan banyak hal detail lainnya dalam ibadat liturgi. Sekalipun demikian, semua pertanyaan ini muncul bukan dari diriku sebagai pengamat yang sedang mencari tahu. Tetapi lebih sebagai seorang anak yang mendekati bapaknya untuk menanyakan hal yang sulit dipahami. Aku tidak percaya bahwa Allah Bapa akan menolakku, atau menolakmu, karena mencari makna mendalam tentang Misa, yang tidak lain adalah Dia yang menggenapi janji-Nya yaitu menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya. Dalam Misa, kamu dan aku memiliki surga di bumi. Buktinya sungguh menakjubkan. Pengalaman yang diperoleh luar biasa bagai suatu penyingkapan rahasia. 7
Warta KKIH Juli 2013
Pendosa Itu Berharga Di Mata Tuhan Renungan Hans Widjaja Pr. Renungan Mingguan
Pada
Perjamuan Malam terakhir, Yohanes mencatat: Yesus tahu bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Ia mengasihi para murid sampai kepada kesudahannya. Sebelum Yesus memasuki sengsara dan kematian-Nya, Yesus duduk dan menatap para murid yang duduk di sekitarnya, sebelum perjamuan dimulai. Yesus sadar bahwa ini adalah makan malam terakhir-Nya bersama mereka. Ia melihat orang-orang sederhana dan lemah. Petrus yang besar mulut, Yohanes dan Yakobus yang beremosi tinggi dan ambisius, Thomas yang peragu, Bartolomeus yang selalu kritis, Yudas yang praktis dan mudah tergiur uang. Sekalipun demikian, Yesus sungguh mencintai mereka.
Yesus sadar bahwa Ia akan menderita, sesuai dengan kehendak Allah, Bapa-Nya. Yesus pun sadar, bahwa Ia akan menanggung semua penderitaan itu karena kasih-Nya kepada para murid dan manusia. Perjamuan Terakir menjadi saat kala Yesus menunjuk- Perjamuan Malam Terakhir oleh Da Vinci kan bahwa para pendosa itu berharga di mata-Nya. Tuhan Yesus meneruskan karya Allah, Bapa-Nya; yang bekerja keras di sepanjang sejarah untuk menyelamatkan manusia. Dalam Perjamuan Malam, Yesus menunjukkan kepada para murid: sekalipun mereka pendosa, tetapi berharga dan layak dilayani oleh Tuhan. Lebih dari itu: mereka diberi makan roti rohani dan dibersihkan dari dosa dengan sengsara dan kematian Yesus.
mengeluh, karena dalam Ekaristi kita merasa tidak mendapat apa-apa. Cuma mengantuk dan rasa bosan.
Ada sebuah biara besar yang dahulu terkenal. Banyak orang muda melamar untuk menjadi anggota. Gereja mereka bergema oleh nyanyian indah para rahib dan banyak orang berbondongbondong datang untuk menimba kesegaran rohani di sana. Tetapi kini, biara itu kosong dan sepi. Hampir tidak ada anggota baru; orang tidak lagi berkunjung dan segelintir rahib yang bertahan melakukan tugas mereka dengan berat hati. Abbas, kepala biara itu, pergi menemui seorang petapa suci di pertapaannya. Abbas bertanya: “Apa dosa kami sehingga biara kami mengalami kemerosotan seperti ini?” Petapa itu menjawab: “Dosa ketidakpedulian!” A: “Itu dosa seperti apa?” P: “Seorang dari kalian itu Mesias yang menyamar dan kalian tidak peduli akan hal ini!” Abbas itu pulang dengan hari berdebar. Mesias kembali turun ke dunia dan berada di biaranya! Bagaimana mungkin dia, Abbas yang berpengalaman tidak mengenalinya? Siapa kira-kira dia itu? Bruder koki, bruder koster? Bruder ekonom? Rasanya bukan dia. Mereka penuh kekurangan. Tapi petapa itu mengatakan dia menyamar. Apakah cacat dan kelemahan itu bagian dari penyamarannya? Semua anggota biaranya punya cacat.
Sesampainya di biara, ia mengumpulkan para rahib dan menceritakan pesan dari sang petapa itu. MereItulah yang dilakukan Yesus kepada kita, setiap ka saling pandang dan tidak percaya. Mesias? Ada di kali kita merayakan Ekaristi. Yesus mengasihi kita, sini? Salah satu dari kita? Rasanya sulit dipercaya. melayani kita, memberi terang, arah hidup kepada Tapi dia menyamar. Jadi bisa saja dia memang ada kita. Ia menyerahkan diri, mengurbankan diri di di sini. Tapi yang mana? Si inikah? Si itukah? Karekayu salib bagi kita, memberi hidup kepada kita. na tidak dapat mengenal yang mana Mesias, maka Jadi setiap kali kita merayakan Ekaristi, Tuhan mereka mencoba memperlakukan setiap orang mengasihi, melayani, memberi terang kepada kita. dengan hormat dan baik. “Siapa tahu.” Kata mereka Tuhan juga menyerahkan hidup-Nya untuk menye- dalam hati, saat mereka bergaul satu sama lain di lamatkan hidup kita. Tetapi kadang-kadang kita antara mereka. “Barangkali dia ini Mesiasnya.” 8
Warta KKIH Juli 2013
bersambung ke halaman 9
Pendosa itu Berharga .... Suasana di biara menjadi penuh semangat pelayanan. Suasana menjadi menyenangkan dan membahagiakan. Tak lama, kembali orang-orang muda datang melamar untuk bergabung dan Gereja kembali bergetar oleh kidung suci dan riang dari para rahib yang mengumandangkan semangat kasih.
di antara mereka? Anda tidak menemukan Kristus di antara mereka? Kalau begitu, mulailah memba-
Kita kehilangan semangat dalam Ekaristi? ... Jangan-jangan kita kehilangan Kristus dalam hidup kita.
Kita kehilangan semangat dalam Ekaristi? Semua berjalan membosankan? Ekaristi tidak memberi pengaruh dalam hidup harian kita? Jangan-jangan kita kehilangan Kristus dalam hidup kita. Lihatlah orang-orang terdekat anda. Pandanglah orangorang di sekitar anda. Dapatkah anda kenali Kristus
suh kaki mereka. Karena pelayanan kasih yang kita lakukan, akan berikan memberikan terang kepada yang kita layani. Dan Kristus sendiri yang akan hadir dan memberikan hidup kepada semua yang kita layani. Sehingga kita akan menemukan Kristus hidup dalam diri mereka dan mereka akan menemukan juga Kristus hidup dalam diri kita.
minggu dan selalu dipenuhi umat. Koor mudika dan dewasa cukup aktif dan bagus. Organisasi yang tergabung misalnya Young Adult, Indonesian Catholic Youth Organization, Turrist Orationist Ministry (karismatik keluarga muda i) dan juga kelompok anak-anak. Beberapa event tahunan: Christmas party, bazaar HUT kemerdekaan RI, Ziarah bulan Maria, liburan family day, dan sebagainya.
oleh seorang imam yang “saleh, ahli, bijaksana, serta tidak tercela hidupnya”, yang diberi wewenang oleh ordinaris wilayah, misalnya uskup setempat (KHK 1172). Aturan penting ini agar setiap orang tidak asal merasa mampu dan berhak mengusir setan.
Perth Kota ....
Ketika pindah ke Perth (2007) kami mempnyai satu momongan (Anthony). Selama di Perth, kami dikaruniai anak ke-dua yang lahir Februari tahun lalu. Kami bersyukur memperoleh dukungan dari teman-teman selama proses pemulihan persalinan Yuly, hingga pembaptisan Amelie pada Mei 2012.
Sakramentali ....
3B. EKSORSISME DEPREKATORIS, yaitu pengusiran setan melalui doa permohonan agar Tuhan menjauhkannya dari penguasaan setan. Pengusiran setan jenis ini jauh lebih lembut dan lebih biasa kita jumpai. Misalnya dalam upacara tobat (scrutinia) kepada para katekumen atau calon baptis, agar mereka dibebaskan dari kuasa jahat oleh kuasa Allah, dan mampu meninggalkan kebiasaan buruk dan bisa memasuki kehidupan baru sebagai anakanak Allah saat dibaptis nanti.
Akhirnya kami memutuskan kembali ke Houston, kampung halaman ke-dua demi hidup yang lebih maju. Kenangan indah dari Perth dan Australia yang sudah menjadi tuan rumah yang baik (gracious host) Sakramentali dimaksudkan untuk menguduskan umat, memperkuat iman dan meningkatkan devosi akan selalu membara di hati kami. kepada Tuhan ketika mereka menggunakan bendabenda yang telah diberkati tersebut. Apabila diguakna Ekaristi Bagiku ..... nakan secara benar, sakramentali dapat melindungi Melalui Ekaristi kita dipersatukan Kristus menjadi pemakainya dari kuasa roh-roh jahat, mendatangsatu tubuh, yaitu Gereja. Hidup kita juga diteguhkan kan berkat Tuhan, serta membawa umat kepada dan dimaknai untuk melaksanakan kehendak Allah penghayatan hidup spiritual yang lebih mendalam. dalam kehidupan sehari-hari.
M
Dalam Ekaristi kita menerima “Tubuh” dan “Darah” Kristus, dan mengenangkan Pengurbanan ini sebagai ungkapan Kasih Bapa yang luar biasa! Peristiwa yang indah ini bukan sekedar ritual biasa, dan karenanya pantas disambut dengan kesadaran dan syukur, sebagaimana tercermin dalam sikap yang tulus dan penuh rasa hormat. (Diana Selamihardja)
Setelah dua tahun bertugas di Houston, pak
Sumaryanto dan keluarga (Ibu Ina, Erlyn, Vivi dan Brian) medio Juni lalu pulang ke tanah air. Tentu saja kami kehilangan keluarga yang sungguh aktif dalam koor, youth dan berbagai kegiatan KKIH lainnya. Selamat jalan dan sampai jumpa. 9
Warta KKIH Juli 2013
Sejarah Ekaristi .... memperkenalkan ajaran transubstansiasi, yaitu bahwa roti berubah menjadi tubuh Kristus sebagai sanggahan atas pandangan sesat Berengar dari Tours yang menyakini bahwa semuanya hanyalah simbol belaka. Konsili ini mengingatkan pentingnya umat menerima komuni, minimal setahun sekali pada Paskah. Adorasi pada Sakramen Maha Kudus banyak dilakukan pada era ini.
5. Reformasi dan Misa Tridentin Dewan Uskup bertemu dalam Konsili Trente untuk membahas pembaruan liturgi (tahun 1545). Paus Pius V (1570) menerbitkan buku panduan perayaan Misa Kudus untuk Gereja Barat. Partisipasi umat lebih bersifat devosional daripada liturgis. Teks Misa ditulis dalam bahasa Latin, yang selanjutnya dikenal dengan Misa Tridentin (dari asal kata Trente). Yesuit memperkenalkan arsitektur Baroque yang tidak bersekat pemisah koor. Jarak altar dan umat diperdekat, hanya dibatasi teralis. Altar yang kaya dekorasi diletakkan merapat ke dinding.
Pulpit (semacam mimbar bertangga) dominan di tengah Gereja untuk menekankan pentingnya sermon daripada homili. Ibadat dilakukan dengan penuh hikmat dan semarak, untuk menandingi era Reformasi. Musik Palestrina, Haydn dan Mozart kadang diperdengarkan dalam Gereja. Sedangkan musik Bach banyak dijumpai di gereja Protestan.
Lazimnya Ekaristi kala itu diselanggarakan tanpa musik dan umat biasanya hening. Gereja Katolik berubah menjadi tempat untuk mempraktekkan berbagai spiritualitas misalnya Latihan Rohani Santo Ignasius, Karmelit dan St. Francis de Sales.
6. Misa dalam Era Konsili Vatikan II Sejak seabad sebelum Konsili Vatikan II, ada beberapa perubahan dalam liturgi. Paus Pius X (19031914) menyarankan penggunaan lagu Gregorian, mendorong umat untuk sering menerima komuni dan menurunkan usia Komuni Pertama menjadi tujuh tahun. Mediator Dei karya Pius XII (1947) menjadi cikal bakal dari pembaruan liturgi. Demikian pula, karya-karya lain misalnya The Mass of Roman Rite karya Jungmann SJ, Orate Frates dll. Semuanya ini secara tidak langsung ikut mempengaruhi kebutuhan pembaruan itu. 10
Warta KKIH Juli 2013
Sehingga ketika dibahas dalam Konsili Vatikan II (1962-1965), Konstitusi Liturgi disetujui secara aklamasi oleh para Uskup peserta dan merupakan dokumen pertama buah karya Konsili.
Beberapa perubahan yang terjadi misalnya: imam menghadap ke umat ketika memimpin Misa. Penggunaan bahasa setempat (Vernacular) menggantikan bahasa Latin. Umat saling berjabat tangan untuk memberikan salam damai. Umat didorong untuk berpartisipasi aktif dalam Misa misalnya dalam koor atau doa-doa khusus. Umat bisa menerima komuni dengan tangan atau langsung ke mulut, tidak harus berlutut, boleh berdiri ketika menerima komuni. Baik komuni ataupun anggur disediakan dalam Ekaristi.
Awam dan juga kaum religius boleh membantu pelayanan komuni. Diakon yang menikah muncul dalam Misa untuk membantu imam dan kadangkadang mereka pun memberikan homili. Prosesi persembahan ditambahkan. Bacaan Misa dalam tiga seri tahun liturgi, diambil dari kutipan Kitab Suci. Homili dimaksudkan untuk menjelaskan makna Bacaan dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Arsitektur gereja lebih menekankan segi fungsional dan minimalis dalam dekorasi. Bentuk melebar seperti auditorium lebih diminati daripada berlorong panjang menuju altar, Musik gitar semakin sering digunakan [di samping organ]. Begitu pula lagu-lagu baru diciptakan.
Kesimpulan Dari pembahasan sejarah singkat Misa tersebut di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa begitu banyak perubahan tata cara, terlepas dari besar atau pun kecil, yang terjadi sejak Perjamuan Malam Terakhir. Sekalipun demikian, hal yang mendasar tetap sama. Dalam konteks inilah perayaan Ekaristi bisa dikatakan sebagai realita yang dinamis dan hidup. Sementara kita tidak menghendaki eksperimentasi konstan, namun kita perlu untuk terus memperhatikan dengan penuh cinta kualitas Misa sebagai perayaan ilahi. Karena itu kita dapat memuji dan bersyukur kepada Allah: Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Seminar “Good Families Don’t Just Happen” Catherine Garcia-Prats Laporan oleh Heru-Fadjar, Peserta Seminar
Membina ikatan perkawinan berarti mema-
hami mengapa Allah menciptakan kita (yaitu untuk mengenal, mencintai dan melayaniNya) dan saling mensharingkan apa yang kita kehendaki dalam hidup perkawinan dan keluarga.
mempererat ikatan batin. Dan akhirnya beriman teguh yang menjadi pedoman dan titik pusat setiap keputusan kita. Mohonlah kepada Tuhan untuk membantu kita melakukan hal-hal yang perlu tetapi tidak ingin kita lakukan. Cinta adalah landasan utama yang menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu. Percayalah sepenuhnya kepada Allah. Carilah waktu hening, untuk membaca atau mendengarkan musik yang memperkaya hubunganmu dengan Allah.
Empat hal penting dalam hidup kita, yaitu: cinta, penghargaan, komitmen dan iman. Mencintai adalah suatu pilihan dan bukan suatu perasaan. Menghargai Berdoalah tampak dari nada bersama sejak suara. Anakanak-anak masih Peserta seminar berpose bersama Cathy Garcia-Prats (duduk depan ketiga dari kanan). anak menyaksikecil. Sekalipun awalkan dan mendengar apa dan bagaimana kita saling nya mereka tidak memahami tetapi lama kelamaan berbicara. Berkomitmen mempunyai kemampuan mereka mengerti. Keluarga yang berdoa bersama untuk menetapkan prioritas khususnya bagaimana biasanya akan utuh bersama. Parenting is challengkita meluangkan waktu bersama anak-anak demi ing, demanding and constant but rewarding.
Bazar Tahunan di KJRI
Bazar tahunan tahun ini diadakan pada tanggal
15 Juni atau dua bulan lebih awal daripada biasanya. Di samping karena terbentur jadwal puasa, kebetulan pak Al (Konjen kita) akan beralih tugas ke tanah air. Jadi bazar kali ini bisa dijadikan semacam acara perpisahan buat beliau.
Seperti biasanya KKIH ikut berpartisipasi dalam memeriahkan bazar dengan membuka stand sate KKIH dan aneka makanan kecil (martabak manis, kue pukis dan serabi) serta minuman segar dingin.
Tidak ketinggalan pula, kelompok KKIH Youth ikut memeriahkan panggung gembira dengan suguhan lima lagu lengkap dengan iringan musiknya. Kerja keras kelompok ini, selama beberapa minggu sebelumnya di bawah asuhan Oom Teguh Inarsoyo dan Oom Kevin Kang, memang pantas diacungi jempol. Mereka berhasil tampil memukau, danprofesional.
Bazar yang berlangsung selama kira-kira 6 jam di halaman parkir belakang KJRI sungguh memerlukan persiapan beberapa hari sebelumnya. Sekalipun demikian, kami merasa puas dan senang. Bukan saja karena jualan yang laris manis (sehingga ada tambahan kas) tetapi juga karena ikatan persahatan di antara para umat semakin erat. Plus, KKIH meraih Juara II dekorasi booth.
Indolapan (the EIght Indonesians) Group in action.
11
Warta KKIH Juli 2013
Merayakan Ekaristi Bersama di KKIH Irwan Hidajat Ketua Pengurus
Lukas 22: 8-12 Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, kata-Nya: “Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paskah bagi kita supaya kita makan.”
M
enghadiri perayaan Ekaristi bersama KKIH cukup unik karena selain mempersiapkan hati dan pikiran, banyak hal-hal lain yang kita persiapkan. Mulai dari memilih petugas gereja, menyiapkan lagu dan slide, membawa dan menyiapkan peralatan musik untuk koor serta membawa buku-buku dan peralatan misa lainnya. Selaku tuan rumah, kita mempersiapkan ruangan agar Tamu Agung kita yaitu Kristus sendiri bisa mengadakan perjamuan bersama kita. Merayakan Ekaristi adalah kesempatan bagi kita semua, bukan saja sebagai umat, tetapi juga ikut berperan serta sebagai tuan rumah seperti yang
Perayaan Mother’s Day Nai Nai Tjiptasura Penggiat Rosario
Acara Minggu tanggal 12 Mei 2013 rasanya lain
dari biasa. Kenapa? Sebab pada Mothers’ Day para bapak bertugas menyiapkan makan sesudah misa. Rupanya para bapak ingin memanjakan sang isteri pada hari yang istimewa itu.
Di akhir Misa, para ibu diberkati oleh gembala kita Romo John. Lalu kami semua menuju Parish Hall untuk menikmati bermacam hidangan dan hiburan. Jogetan para bapak ternyata tidak kalah dengan Inul. Lebih mengherankan lagi, ternyata pelatihnya yaitu si cantik Olivia, anak Kevin dan Ina Kang. Ada juga trio kwek kwek, eh maaf salah. Mereka adalah Agnes B. Megan dan Olivia yang secara luar biasa menampilkan bakat musik mereka. Semua orang tampak menikmati dan malah ada yang ikut bergoyang di tempat duduk masing-masing. Puncak acara yaitu ketika para ibu menerima kuntum bunga dari putra putrinya. Acara dipan12
Warta KKIH Juli 2013
dikisahkan dalam Injil Lukas tersebut di atas. Partisipasi kita sebagai tuan rumah dapat terwujud dalam peran sebagai lektor/lektris, koor, petugas persembahan, misdinar dll. Tuhan Yesus membutuhkan bantuan kita agar Dia dapat merayakan perjamuan bersama kita. Tua dan muda, semuanya bisa mengambil andil sebagai tuan rumah. Besar kecil peran kita tidaklah masalah, karena apa yang kita kerjakan untuk Tuhan tidak akan sia-sia (1 Korintus 15:58). Pada Oktober yad KKIH akan genap berusia 14 tahun. Banyak organisasi kedaerahan atau komunitas berdasar kesamaan minat tidak bisa langgeng hingga sekian lama. Ekaristi-lah yang menjadi menjadi alasan utama mengapa organisasi ini berdiri dan selanjutnya menjadi faktor pemersatu sesama umat. Kita bisa bertahan dan bertumbuh dengan kegiatan-kegiatan lainnya, karena kita selalu mulai dengan merayakan Ekaristi bersama dua kali setiap bulan.
du oleh MC kita yang lucu dan kocak, yaitu Paulus Siboro. MC mengajak hadirin menyanyikan lagu Ibu Kartini. Saya menyeletuk: “Masa ibu Kartini. Kenapa tidak Kasih Ibu?” Terima kasih kepada Yanti Teguh dan Yulia Gunawan yang telah melatih kami dalam koor Misa hari itu. Juga kepada Missy yang selalu mencarikan ojeg untukku. Akhirnya terima kasih kepada Inge junior atas tawaran ojegan.
Suguhan tarian jenaka “Gangnam Style” oleh bapak-bapak dan Romo dipimpin Olivia untuk para Ibu yang berbahagia.