Pelajaran Kedua Yesus Adalah Juru Selamat Manusia
Apabila kita bicara tentang Juru Selamat, mungkin sementara orang mengajukan pertanyaan : “ Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? ” “ Apa artinya diselamatkan?” “Kita diselamatkan dari apa?” Marilah kita membahas pertanyaanpertanyaan in dengan membuka Alkitab. Menurut Firman Tuhan…. I. Semua orang sudah berbuat dosa.
Tercatat dalam 1 Yohanes 3:4 bahwa dosa merupakan pelanggaran akan firman Tuhan, “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah”. Tiada orang yang manapun yang tidak melanggar kehendak Allah.“ Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” ( Roma 3:23). Tercatat lagi dalam ayat 9 dan 10, “ ..telah kita tuduh baik orang Yahudi maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa.” Keadaan dibawah dosa adalah hal yang serius oleh karena Yesus berkata, “ ..setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” ( Yohanes 8:34). Paulus menulis, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil (orang fasik) tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah?
Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah”(1Kor.6:9,10). Seorang hamba dosa tentu terpisah dari Tuhan: “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” ( Yesaya 59:1,2); oleh karena keadaan itu mereka mendekati hukuman. Tercatat lagi dalam Galatia 6: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu”(ayat 7,8). Siapa saja yang terpisah dari Tuhan perlu diselamatkan sebab dosadosanya membawa hukuman kekal.“ Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23). Maka, oleh karena manusia dalam dosanya terpisah dari Allah dan tidak boleh mendekati-Nya dalam keadaan demikian, ia perlu suatu jalan keluar agar dosanya dihapuskan dan ia boleh kembali bersatu dengan Tuhan. Kita perlu bersatu dengan Tuhan oleh karena mereka yang terpisah
dari Tuhan akan dikenakan hukuman kekal pada hari kiamat. “pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyalanyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya”(2 Tes.1:7-9). Manusia perlu suatu pekerjaan yang berkuasa menghilangkan dosanya agar dibenarkan hidup selama-lamanya dengan Allah setelah hidup di bumi ini berakhir. Dosa dan pelanggaran manusia layak dihukum, tetapi kita tidak mau dihukum. Bagaimanakah jalan keluar? Jalan keluarnya adalah bahwa seorang Juru Selamat turun tangan-Nya dan membuka jalan keselamatan dengan mengorbankan diri-Nya demi keselamatan semua orang yang mentaati injil-Nya. “Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korbanNya”(Ibr.9:26), dan lagi, “sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya”(Ibr.5:9).
II. Juru Selamat Itu Menanggung Dosa Kita
Kalau tidak ada Juru Selamat bagi kita, maka manusia tetap tersesat dalam dosa dan menuju hukuman tanpa jalan keluar. Siapakah dapat menanggung dosa kita dan membawa manusia kepada keselamatan? Korban binatang tidak dapat menyelamatkan. “ Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa” ( Ibrani 10:3,4). Suatu kuasa yang lebih besar dari kuasa darah binatang diperlukan untuk melepaskan manusia dari dosanya. Apakah seorang manusia dapat menjadi Juru Selamat? Hanyalah seorang yang sempurna tanpa dosa boleh menjadi korban penggantian dosa kita. Yesus adalah satu-satunya orang yang pernah hidup di bumi ini tanpa berbuat dosa. Tercatat dalam 1 Petrus 2:22, “ Ia tidak berbuat dosa, dan tipu daya tidak ada dalam mulut-Nya.”
Tercatat lagi dalam Ibrani 4:15
mengenai Yesus, “ Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” Kristus berkuasa menanggung dosa manusia, membayar utangnya, dan melepaskannya dari belenggu Iblis.
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” ( 1 Petrus 2:24). Di dalam kitab Ibrani kita sering membaca tentang korban Kristus untuk dosa manusia. “Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada/melayani Allah yang hidup”(Ibr.9:13,14).
III. Tidak Ada Juru Selamat Yang Lain
Sebelum Yesus lahir, telah dinubuatkan mengenai Maria,
“ Ia akan
melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” ( Matius 1:21). Ketika Ia lahir, seorang malaikat mengumumkan,
“Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” ( Lukas 2:11). Tertulis lagi di 1 Yohanes 4:14, “ Dan kami telah lihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Jureselamat dunia.” Manusia tersesat dalam dosanya. Hanyalah Yesus Kristus saja yang dapat memberikan jalan keluar. Kalau seseorang ingin diselamatkan, ia harus rela datang kepada Yesus, percaya akan firman-Nya dan merendahkan dirinya untuk mentaati perintah-perintah-Nya, yaitu bertobat, mengaku imannya, dan dibaptis agar dosanya dihapuskan. “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:16). Banyak orang merasa bahwa jalan yang mereka sedang ikuti adalah jalan yang cukup baik untuk membawa kepada keselamatan, sedangkan ajaran yang mereka ikuti adalah ajaran manusia, bukannya kebenaran injil. Kita tidak boleh berjalan atas perasaan, atau pikiran dan ajaran manusia, melainkan wajib berjalan hanyalah atas firman Tuhan yang terdapat di dalam Alkitab.
Saulus, yang kemudian menjadi rasul Paulus,
pernah
menganiaya jemaat Tuhan. Ia merasa, atau berpikir bahwa hal-hal yang ia kerjakan adalah kehendak Tuhan, tetapi jelas bahwa ia bertentangan dengan kebenaran-Nya. Dia berkata, “Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah
menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret”(Kis.26:9). Setelah Ia mengerti kehendak Tuhan bagi dirinya, ia tidak tunggu-menunggu, melainkan segera bangkit dan memberi dirinya dibaptis agar dosanya disucikan. Setelah Saulus bertemu dengan Yesus, dia disuruh masuk kota Damsyik dan seorang murid Tuhan datang kepadanya dan membawa perintah dari atas, “Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” ( Kisah 22:16). Saulus segera bangkit dan dibaptis supaya dosanya dilenyapkan .Yesus sendiri mengatakan, “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Pesan Tuhan tidak pernah berobah dari abad pertama itu, melainkan tetap sama untuk kita jaman kini. Kalaupun ada yang mengatakan bahwa pesanNya berobah, kita harus tanyakan, “kapan berobah”?, dan “siapa itu yang berhak merobahnya?” Karena tercatat dalam Galatia fasal satu suatu kutukan atas orang yang merobah Injil Kristus yang diberitakan oleh para rasul pada abad pertama : “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang
memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”(ayat 7,8). Untuk menetapkan Yesus sebagai Juru Selamat kita secara nyata, kita wajib tunduk sama seperti Saul pada waktu itu, dan memberi diri dibaptis berdasarkan iman yang hidup. Semoga pendengar rela meniru contoh Saulus yang taat kepada perintah Tuhan dan kemudian menjadi rasul Paulus yang terkenal sebagai pahlawan kayu salib.