1 PENINGKATAN KOMITMEN AFEKTIF DOSEN SEBAGAI PEMIMPIN KELAS MELALUI PERILAKU KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Yasaratodo Wau Nasrun ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan dari hipotesis yang diajukan, yakni meliputi (a) Perilaku Kepemimpinan Partisipatif, (b) Komitmen Afektif, dan (c) hubungan Perilaku Kepemimpinan Partisipatif terhadap Komitmen Afektif Dosen di FIP Unimed. Populasi seluruh Dosen FIP Unimed yang terdiri dari 73 orang, dengan jumlah sampel 45 orang yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Instrumen penelitian adalah angket dengan skala Likert. Data penelitian diolah dan dianalisis dengan korelational. Analisis korelasional ini diawali dengan melakukan uji normalitas melalui rumus Lilifors, dan uji linearitas dan keberartian regresi. Berdasarkan hasil perhitungan diperolehh koefisien korelasi antara variabel Kepemimpinan partisipatif dengan Komiten Afektif Dosen sebesar 0,332 yang signifikan pada tingkat 95 persen dengan melakukan uji t dengan hasil perhitungan thitung > ttabel (2,32 > 0,168). Kontribusi variabel Kepemimpinan Partisipatif terhadap Komitmen Afektif Dosen mencapai 11, 02 persen Implikasi hasil penelitian ini menjelaskan bahwa untuk meningkatkan komitmen afektif perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan efektivitas kepemimpinan partisipatif. Beberapa upaya dapat dilakukan di antaranya melakukan evaluasi diri terhadap kepemimpinan yang diterapkan selama ini. Oleh karena itu disarankan agar para Dosen terus membenahi diri dengan mengoptimalkan pelibatan mahasiswa dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah pendidikan di kelas. Kata Kunci: Perilaku, Kepemimpinan Partisipatif, Komitmen Afektif,
PENDAHULUAN Komitmen merupakan satu kata
segala potensi dan kemampuannya untuk
membuat
yang
melaksanakan segala aktivitas yang telah
menyebutkannya atau mendengarkannya
ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.
mengarahkan pemikiran pada kepatuhan
Dalam melaksanakan komitmen ini, orang
terhadap tugas yang telah ditetapkan baik
siap menanggung segala akibat dari apa
oleh undang-undang, kajian teori-teori
yang telah diterima dan/atau disetujui
ilmiah maupun janji-janji atau kesepakatan
untuk dilaksanakan.
yang
setiap
orang
yang telah ditetapkan atau disepakati
Komitmen yang diartikan di atas
seseorang atau lebih individu. Dengan
dapat ditampilkan seseorang baik sebagai
komitmen, seseorang akan mengarahkan
individu maupun sebagai anggota suatu
Yasaratodo Wau adalah Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan Nasrun adalah Dosen Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan; Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan
kelompok individu,
atau
organisasi.
komitmen
Sebagai
dapat
diartikan
berserta pesertadidiknya sebaagai bagian dari
kehidupan
dirinya
sebagai janji atau ikrar pada diri sendiri
diberdayakan
sebagai
untuk melakukan segala sesuatu yang
mencitai diri sendiri.
yang
harus
mengurus
dan
menurut dia paling benar dan layak untuk
Kepemilikan dan/ atau penampilan
diwujudkan. Selanjutnya, sebagai anggota
diri yang penuh dengan komitmen afektif
suatu kelompok atau organisasi, komitmen
tidak tumbuh begitu saja, tetapi dapat
dapat diartikan sebagai kesediaan anggota
ditentukan atau dipengaruhi oleh banyak
kelompok atau organisasi untuk berusaha
hal.
melaksanakan segala aturan dan peraturan
timbulnya komitmen afektif guru (Dosen)
yang telah ditetapkan oleh kelompok atau
dapat
organisasinya
(karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja,
tanpa
melibatkan
kepentingan dirinya sendiri.
Faktor-faktor
berasal
yang
dari
mendasari
faktor
ekstrinsik
gaji/tunjangan, dan lain-lain), dan juga
Situasi dan kondisi yang sedang
faktor
intrinsik
(karakteristik
pribadi,
berkembang dewasa ini, terutama di
harapan pengembangan karir, rasa senang
bidang pendidikan suasana kehidupan
terhadap pekerjaan, kepercayaan pada
masyarakat di bidang pendidikan sebagai
organisasi, dan lain-lain).
sesuatu
yang
pemberdayaan sering
cukup
unik.
manajemen
terdengar
isu
Dalam
pendidikan
adanya
ketidak
Faktor
yang
diprediksi
dominan
pengaruhnya
kepemilikan
komitmen
lebeih terhadap
afektif
Dosen
mampuan guru dan/atau tenega pendidik
adalah perilaku kepemimpinan partisipatif.
lainnya seperti Dosen menjadi pemimpin
Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
di kelas. Malah sebagian ada selentingan
melalui perilaku kepemimpinan partisipatif
terdengar bahwa Dosen hanyalah sebatas
Dosen
pengajar belaka bukan pemimpin. Dengan
mahasiswa
memperhatikan selentingan tersebut, dapat
masalah yang timbul dalam kelas. Dengan
dipertanyakan
bagaimana
keadaan
komitmen
pemimpin
para
tingkat
memberi
kesempatan
untuk
seperti
turut
kepada
memecahkan
warga
kelas
akan
pendidikan
merasakan dan sekaligus menjadikan kelas
(guru dan/atau Dosen) dalam menjalankan
sebagai milik bersama yang harus dijaga
fungsi dan tanggung jawabnya dalam
dan dipelihara sedemikian rupa. Hal
manajemen sistem pendidikan di kelas.
tersebut diprediksi akan mendorong Dosen
Komitmen
yang
memiliki
komitmen
afektif,
dimaksud yakni
adalah
dan
mingkatkan
komitmen
kemampuan
afektifntnya dalam melaksanakan tugasnya
Dosen menjadikan kelas dan/tau sekolah
sebagai tenaga pendidik bagi mahasiswa. 2
Pernyataan ini masih merupakan prediksi
Pemimpin
yang harus didukung oleh data empiris.
Kepemimpinan Partisipatif Pada Fakultas
Hal tersebut yang mendorong pelaksanaan
Ilmu
penelitian ini dengan judul “Peningkatan
Medan”
Komitmen
Afektif
Dosen
Sebagai
Dosen
terhadap
Kelas
Pendidikan
Melalui
Universitas
Perilaku
Negeri
PERMASALAHAN Komitmen
para
secara langsung ditentukan oleh faktor
pelaksanaan manajemen pendidiknya di
kepuasan
kelas masing-masing merupakan salah satu
penekanan (Stress), motivasi (Motivation),
masalah yang sedang menjadi sorotan
kepercayaan, keadilan, dan etika (trust,
berbagai pihak. Undang-undang Nomor 14
justice, and ethics), dan belajar dan
Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen telah
pengambilan
menetapkan bahwa Dosen sebagai tenaga
Decision Making). Demikian juga kajian
pendidikan setiap Dosen harus memenuhi
Robbins (2006:475) yang mengatakan
empat
matangnya efektifitas kepemimpinan dapat
kompetensi,
yaitu
kepribadian,
kerja
(Job
keputusan
Satisfaction),
(Learning
&
sosial, profesional, dan sosial. Kriteria ini
mendorong
dan
mensyaratkan Dosen menampilan diri
komitmen
organisasi
sebagai pemimpin di tengah-tengah para
Sementara McShane & Glinow (2007:78)
ahasiswanya
sebagai
pemimpin
dalam
mahasiswa.
Dosen
harus
menampilkan
kepribadian
bagi
mengembangkan
penjelasannya
pada
individu.
mengemukakan
mampu
beberapa cara meningkatkan komitmen
sebagai
organisasi
karyawan,
yang
paling
seharusnya dengan meenapilkan komitmen
terkemuka adalah 1) justice and support
organisasi yang benar.
(keadilan dan dukungan) , 2) shared values
Pengkajian
komitmen
afektif
(sharing nilai), 3) trust (kepercayaan), 4)
Dosen dari keterhubungannya dengan
organizational
faktor-faktor lain menimbulkan pertanyaan
(pemahaman pengorganisasian), dan 5)
mendasar pula tentang sifat dan arah
employee
keterhubungan
sehingga
karyawan). Temuan, H. Teman Kusmono
yang
(2007) telah menguatkan pendapat para
dipengaruhi dan mana yang memengaruhi.
ahli tersebut di atas dengan menyimpulkan
Paradigma
yang
oleh
bahwa kepemimpinan dapat memengaruhi
Colquitt,
LePine,
Wesson,
secara langsung komitmen organisasi.
menjelaskan bahwa komitmen organisasi
Hasil penelitian ini mendukung pendapat.
dipertanyakan
antar faktor
faktor, mana
dikemukakan dan
involvement
comprehension
(keterlibatan
3
Dengan demikian dapat diprediksi bahwa
menentukan
kepemimpinan
Dosen?
dapat
secara
langsung
perilaku
kepemimpinan
memengaruhi komitmen organisasi tanpa
Berdasarkan pemahaman terhadap
harus melalui faktor atau variabel lain.
kekompleksitas komitmen afektif di atas,
Kepemimpinan dapat juga memengaruhi
dapat dipahami bahwa komitmen afektif
komitmen organisasi secara tidak langsung
Dosen berkaitan dengan berbagai hal yang
melalui faktor motivasi (Teori Path Goal)
masing-masing
yang dibangun oleh beberapa ahli, seperti
tersendiri. Namun dalam penelitian ini,
James L Gibson, Ivancevich, Donnelly;
kepemilikan
dan Rivai dan Mulyadi.
komitmen afektif pada diri Dosen dalam
Berdasarkan
hasil
dan/atau
masalah
perwujudan
upayanya
memberdayakan
terhadap keterhubungan sejumlah faktor
manusia
di
terhadap
komitmen
afektif,
maka
menganalisis keterhubungannya dengan
muncullah
beberapa
pertanyaan
yang
perilaku kepemimpinan partisipatif. Oleh
mendasar,
yang
meliputi
penelusuran
membawa
a)
apakah
karena
tu
kelas
sumberdaya
dikaji
masalah
dengan
penelitian
motivasi berprestasi dapat memengaruhi
dirumuskan sebagai berkikut:
komitmen afektif Dosen?, b) apakah
1. Bagaimanakah
ini
Perilaku
perilaku kepemimpinan partisipatif dapat
Kepemimpinan Partisipatif Dosen di
secara langsung memengaruhi komitmen
FIP Unimed?
afektif Dosen?, c) apakah kemamuan pribadi dapat memengaruhi komitmen afektif Dosen?, d) apakah iklim kerja dapat
2. Bagaimanakah
Komitmen
Afektif
Dosen di FIP Unimed? 3. Apakah
terdapat
hubungan
antara
memengaruhi komitmen afektif Dosen?, e)
Perilaku Kepemimpinan Partisipatif
apakah
dengan Komitmen Afektif Dosen di
komitmen
afektif
dapat
menentukan motivasi berprestasi Dosen, f) apakah
komitmen
afektif
FIP Unimed?
dapat
KAJIAN TEORI Komitmen
Afektif;
Komitment
mempertahankan
keanggotaan
organisasi menggambarkan suatu keadaan
organisasi
dimana anggota organisasi menyatakan
(2006) komitmen organisasi menunjukkan
keberpihakannya
keterlibatan anggota dalam organisasi yang
tertentu
dan
kepada
organisasi
keinginannya
untuk
tersebut.
menggambarkan
Menurut
dalam
kesediaan
Robbins
anggota 4
memihak pada pekerjaan tertentu yang
sekolah tempat dia bekerja. Artinya Dosen
telah ditetapkan. Ini berarti bahwa dengan
dapat menerima keberadaan kampus dalam
komitmen organisasi, anggota organisasi
bentuk apapun dan berusaha menjalankan
mau dan mampu mengaitkan dirinya pada
segala tugas yang dibebankan kepadanya
organisasi yang memperkerjakannya. L.
dengan senang hati dan penuh tanggung
Mathis-John
jawabnya. Prayitno (2009) berpendapat
H.
Jackson,
berpendapat
bahwa komitmen organisasi adalah tingkat
bahwa
sampai
kemauan,
dimana
pegawai
yakin
dan
komitmen
adalah
keteguhan
kemantapan sikap,
dan
menerima tujuan organisasional, serta
kesungguhan tekad, untuk berbuat yang
berkeinginan
bersama
lebih baik, untuk tidak lagi mengulangi
dengan perusahaan yang pada akhirnya
perbuatannya yang salah atau melanggar
tercermin dalam perilaku seperti kehadiran
itu; tidak akan melakukan hal yang serupa
dan angka perputaran pegawai (http:/
ditempat yang sama atau di tempat lain.
/id.wikipedia.org/wiki/
Hal ini dikaitkan dengan perilaku belajar
untuk
tinggal
Komitmen_organisasi).
Dari
yang
Griffin,
mendefinisikan
menyangkut kemauan, kemampuan, dan
organisasi
(organisational
keteguhan untuk berbuat sesuai dengan
sama
komitmen commitment)
sebagai
sumber
nilai-nilai
mencerminkan sejauh mana seseorang
ditetapkan
individu
pada
organisasinya. Dengan demikian dapat
organisasinya. Seseorang individu yang
dikatakan bahwa komitmen organisasi
memiliki komitmen tinggi kemungkinan
berkaitan
akan melihat dirinya sebagai anggota sejati
berjanji
organisasi.
pendidikan (kampus) nya untuk melakukan
dan
terikat
Dikaitkan dengan organisasi sekolah, pendidik
yang
norma
oleh
dengan pada
yang
kelompok
sikap
dirinya
Dosen dan
telah atau
yang
organisasi
segala aturan dan peraturan yang telah
komitmen
ditetapkan dengan senang hati dan penuh
organisasi adalah mereka yang mengenal,
tanggung jawab. Berdasarkan pernyataan
memahami, mampu mengaitkan dirinya
tersebut dapat dikatakan bahwa Dosen
dengan lembaga pendidikan tempat ia
yang
mengabdi. Jika pendidik yang dimaksud
menampilkan tekad yang kuat untuk
Dosen,
melakukan
maka
memiliki
atau
Artinya komitmen
yang
mengenal
sikap
dari peserta didik.
yang
akan
umpamanya
komitmen organisasi adalah Dosen yang
melakukan perubahan.
Jika seseorang
mengenal,
memahami, dirinya
memiliki
komitmen
sesuatu,
mengaitkan
Dosen
memiliki
dan
mampu
menyatakan keinginannya, umpamanya
dengan
lembaga
ingin berubah, maka seseorang itu akan 5
menyatakan bahwa “saya perlu melakukan
afektif dirumuskan sebagai keinginan dan
perubahan dan saya percaya akan hal itu
kemampuan individu menjadikan dirinya
dan saya akan mengerjakannya”.Dengan
sebagai bagian tidak terpisahkan dari
komitmen
organisasi
organisasi
ini,
anggota
dengan
organisasi menyatakan tekadnya dengan
melakukan
berusaha
dengan
semaksimal
melaksanakan
dan
mungkin menyelesaikan
tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
segala aktivitas
sungguh-sungguh
dan
organisasi dan
penuh
tanggung jawab. Dalam kajian ilmiah ini, komitmen
Kajian teori komitmen afektif,
menerima
melalui
afektif
dosen
digambarkan
tampilan-tampilan
sikap
dan
secara komprehensif dikemukakan oleh
perilaku dalam melaksanakan tugas-tugas
Colquitt, LePine, dan Wesson (2009),
organisasiyang dicirkan dengan sikap dan
yang
perilaku yang meliputi (1) Penerimaan
menyatkan
berpendapat
bahwa
komitmen organisasi sebagai keinginan
nilai-nilai
pegawai untuk menjadi atau terikat pada
Menjadikan diri sebagai bagian tidak
organisasi. Hal ini berarti bahwa komitmen
terpisahkan
dari
organisasi sebagai dorongan atau kemauan
Keterlibatan
penuh
seseorang untuk selalu bersatu dengan
organisasi, (4)
kelompok atau organisasinya. Dorongan
mempertahan nama baik organisasi, (5)
utuk
Loyalitas yang tinggi terhadap organisasi.
bersatu
dengan
kelompok
ini
dan
tujuan
organisasi,
(2)
organisasi, pada
(3)
aktivitas
Kesiapan dan kesediaan
disebabkan berbagai faktor Komitmen organisasi menurut teori ini dibagi atas tiga jenis, yakni 1) yakni 1) komitmen afektif (affective
commitment),
2)
Perilaku Kepemimpinan Partisipatif. Kepemimpinan
yang dikaji
dalam
komitmen
karya ilmiah ini adalah kepemimpinan
kontinuan (continuance comitmen), dan 3)
partisipatif. Partisipatif mengacu pada kata
komitmen
kerja
normatif
(normative
commitment).
sebagai
Tipe komitmen afektif dijadikan
dari
partisipasi kesediaan
yang
diartikan
seseorang
atau
sekelompok orang untuk ikut serta dalam
sebagai topik kajian penelitian ini, karena
suatu kegiatan.
tipe ini merupakan sikap dan sekaligus
melibatkan diri untuk turut ikut serta
tingkah
harus
dalam suatu kegiatan tertentu dipandang
setiap
sebagai kesediaan untuk bersama-sama
organisasi atau lembaga pemberdayaan
dengan orang lain mencapai tujuan yang
sumberdaya manusia, seperti lembaga
telah ditetapkan. Sementara kemampuan
pendidikan. Dan inilah dasar komitmen
seseorang melibatkan orang lain untuk
laku
ditumbuhkembangkan
yang pada
Kemauan seseorang
6
turut
serta
dalam
kegiatan
tertentu
kepemimpinan partisipatif ini pemimpin
dipandang sebagai kesadaran bahwa tujuan
berusaha
organisasi hanya dapat dicapai jika orang
dalam
lain dapat bekerjasama dengan baik.
2007:98). Makna partisipasi lebih dari
Kepemimpinan partisipatif dalam
mengikutsertakan
pengambilan
bawahan
keputusan
(Yukl,
sekedar memperoleh kesepakatan atas
organisasi diartikan sebagai kemauan dan
sesuatu
kemampuan pemimpin mengikutsertakan
diputuskan,
dan/atau
dalam
memanfaatkan kreativitas pegawai dalam
mencapai tujuan organisasi. Keterlibatan
memahami dan menjelaskan jalur yang
ini dimaksud bukan keikutsertaan setiap
dapat ditempuh dalam mencapai tujuan
pegawai pada setiap aktivitas organisasi,
organisasi.
melibatkan
melainkan
pegawai
melibatkan
pegawai
pada
terhadap
apa
yang
melainkan
telah
kemampuan
Berdasarkan simpulan akhir dari
bidang-bidang yang menjadi tanggung
definisi
jawabnya (area responsibility).
disintesakan sebelumnya dan pendapat-
Keterlibatan terutama
yang
dalam
kepemimpinan
yang
telah
dimaksud
pendapat para ahli dapat disimpulkan
merencanakan
bahwa perilaku kepemimpinan partisipatif
(pengambilan keputusan) pelaksanaan dan
Dosen
pengawasan atau penilaian. Dalam konsep
memengaruhi, mengajak, menghimbau,
kepemimpinan situasional Hersey dan
mengajak,
Blanchard (982) disebutkan bahwa gaya
menggerakkan
“partisipatif”
yang
pelibatan mereka dalam aktivitas kelas
dalam
agar mau bekerja keras secara sukarela
pengambilan keputusan serta pemimpin
dalam upaya mencapai pendidikan di
memberikan kesempatan kepada pengikut
kelas, yang dicirikan dengan tampilan
untuk menyampaikan apa ide, saran,
perilakuk yang meliputi 1) pemberian
kritikan dari bawahan. Peranan pemimpin
dukungan
dalam gaya perilaku ini adalah membuka,
pelibatan mahasiswa dalam pemecahan
memudahkan interaksi dan berkomunikasi
masalah dan pengambilan keputusan, 3)
dengan pengikut. Gaya kepemimpinan
peningkatan
partisipatif menyangkut usaha pemimpin
(konsultasi), 4) pemberian rasa tanggung
mendorong dan memudahkan partisipasi
jawab, dan 5) pembinaan rasa memiliki.
adalah
mengikutsertakan
gaya
pengikut
orang lain dalam membuat keputusankeputusan
yang
pemimpin
itu
tidak
sendiri.
adalah
kemampuan
mengarahkan, warga
atas
Konsep
usaha
Dosen
dan/atau
kelas
melalui
mahasiswa,
komunikasi
komitmen
dua
afektif
2)
arah
dan
dibuat
oleh
kepemimpinan partisipatif dosen yang
Melalui
gaya
diikemukakan di tas merupakan dua faktor 7
yang memiliki hubungan yang berarti.
berharga di kalangan warga kelas. Hal ini
Kepemimmpinan
bisa
partisipatif
diprediksi
berkembang
pada
diri
Dosen
dapat menentukan komitmen afektif dosen
mengingat keinginan dan kebutuhan orang
dengan dasar pemikiran bahwa Dosen
lain (mahasiswa) dapat diperhatikan dan
yang mampu melibatkan mahasiswa dalam
dipenuhi sebagai diharapkan. Perasaan
pengambilan keputusan dan pemecahan
berharga seperti itu dapat membuat Dosen
masalah di kelas akan memberi dorongan
memiliki tekad untuk menjadikan dirinya
kepadanya dan orang lain untuk memiliki
sebagai bagian tidak terpisahkan dari dan
komitmen afektif, yang dicirikan dengan
akan berupaya untuk berbuat yang sesuai
penerimaan nilai-nilai dan tujuan kelas,
dengan nilai-nilai yang dianut oleh kelas.
menjadikan diri sebagai bagian tidak
Dengan demikian kelas akan di jadikan
terpisahkan
keterlibatan
sebagai wadah untuk mewujudkan cita-cita
penuh pada aktivitas kelas, kesiapan dan
dan harapan mereka sendiri sebagaimana
kesedian
baik
terumuskan dalam visi dan misi program
tinggi
studi/juruasan /fakultas dan perguruan
Dengan
tinggi Dengan demikian dapat disimpulkan
dari
sekolah,
mempertahan
kelas/kampus,
loyalitas
terhadap
kampus.
mengikutsertakan pengambilan
nama yang
mahasiswa
keputusan,
dalam
pemecahan
masalah dalam organisasi kelas, Dosen
bahwa
perilaku
kepemipinan
yang
partisipatif memberi pengaruh terhadap komitmen afektif.
diprediksikan akan merasa bangga dan
RUMUSAN HIPOTESIS Berdasarkan kerangka berpikir di atas
antara Perilaku Kepemimpinan Partisipatif
hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai
terhadap Komitmen Afektif
berikut “terdapat hubungan yang berarti
Fakultas
Ilmu
Pendidikan
Dosen di Unimed”
METODE PENELITIAN Metode
dalam
Perilaku Kepemimpinan Partisipatif (X1),
penelitian ini adalah metode deskriptif
dan (2) Komitmen Afektif (Y). Penelitian
yang menganalisis hubungan antar dua
ini dilaksanakan pada Fakultas Ilmu
variaebl
Pendidikan (FIP) Unimed, selama 3
pendekatan
yang
digunakan
dengan analisis
menggunakan korelasional,
Variabel yang dimaksud terdiri dari (1)
bulan, yang dimulai sampai
Desember
bulan Oktober 2015.
Populasi 8
penelitian ini adalah seluruh Dosen FIP
mempertahan nama baik organisasi, dan
Unimed yang berjumlah 73 orang, dengan
5)
jumlah sampel sebanyak 45 orang yang
organisasi.
ditentukan dengan menggunakan teknik
Partisipatif, secara operasional diartikan
random sampling.
sebagai
Variabel penelitian ini mengkaji dua variabel,
masing-masing
terdiri
dari
Loyalitas
yang
tinggi
Perilaku
terhadap
Kepemimpinan
kemampuan
Dosen
mempengaruhi, mengajak, menghimbau, mengarahkan,
dan/atau
menggerakkan
Komitmen Afektif (Y), dan Perilaku
dengan melibatkan mahasiswa dalam
Kepemimpinan Partisipatif (X1). Secara
menentukan dan melaksanakan aktivitas
operasional Komitmen afektif
Dosen
secara sukarela di kelas untuk mencapai
perwujudan
tujuan pendidikan, dengan indikator,; 1)
diartikan sikap,
sebagai
perilaku
bentuk
keberpihakan
Dosen
Pemberian
dukungan
usaha
Pelibatan
dalam
secara sukarela, sungguh-sungguh, penuh
mahasiswa,
tanggung jawab dan penuh loyalitas
pengambilan keputusan dan pemecahan
terhadap organisasi FIP guna mencapai
masalah, 3) Peningkatan Komunikasi
visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan
(Konsultasi),
dengan
jawab, dan 5) Pembinaan rasa memiliki.
indikator
Penerimaan
yang
nilai-nilai
meliputi dan
1)
tujuan
2)
atas
4) Pemberian tanggung
Penelitiaan
ini
dirancang
untuk
organisasi, 2) Menjadikan diri sebagai
membuktikan terdapat tidaknya hubungan
bagian tidak terpisahkan dari organisasi,
yang signifikan antara kepemimpinan
3) Keterlibatan penuh pada aktivitas
partisipatf
organiasasi, 4) Kesiapan dan kesediaan
dengan
Kepemimpinan Partisipatif
dengan
komitmen
afektif
rancangan sebagai berikut:
Komitmen Afektif (Y)
(X)
Gambar 3.1: Rancangan Penelitian tentang Hubungan antara Variabel X (Kepemimpinan Partisipatif) dengan Variabel Y (Komitmen Afektif) Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini
dikembangkan keberadaan
adalah
angket
untuk
mengungkap
masing-masing
penelitian,
yang
Afektif,
Perilaku
yang
Partisipatif. Setiap instrumen dilengkapi dengan pengisian
tujuan dan
pengukuran, skala
petunjuk penilaian
variabel
menggunakan skala lima, dengan makna
Komitmen
nilai yang ditetapkan disesuaikan dengan
Kepemimpinan
konteks pernyataan yang akan direspon
meliputi
9
oleh kepala sekolah. Data yang diperoleh
simpangan
dari hasil pengukuran dianalisis secara
frekuensi,
deskriptif
histogram dari setiap variabel. Parametrik
dan
deskriptif
inferensial.
Analisis
digunakan
menggambarkan
untuk
karakteristik
data,
baku, modus
varians, dan
distribusi
median
statistik yang digunakan adalah: Normalitas
dihitung
rumus Uji
Liliefors,
Uji Homogenitas,
untuk menguji persyaratan dan hipotesis
Linearitas
dan
penelitian.
Sederhana,
deskriptif
ini
dan
Uji
dengan
sedangkan analisis inferensial digunakan
Analisis
serta
Keberartian Korelasi
Regresi sederhana
dilakukan dengan mencari harga rata-rata,
HASIL PENELITIAN Data Variabel Partisipatif. Data Partisipatif
Kepemimpinan
variabel ini dengan menggunakan aturan
variabel (X1)
nilai skor adalah 90. Data nilai skor
Kepemimpinan
memiliki
nilai
skor
Sturgess disajikan dalam bentuk histogram berikut.
terendah 88 dan tertinggi 178. Rentang
30
f
25 20 15 10 05 0
Batas Kelas 87,5
102,5
117,5
132,5
147,5
162,5
Gambar 4.2. Histogram Skor Kepemimpinan Partisipatif Dosen Kecenderungan skor variabel ini jika
ke atas tinggi, 108 – 143 cukup, 72 – 107
dibandingkan Mean ideal skor melalui
kurang, dan 71 – ke bawah rendah.
perhitungan berdasarkan kurva normal,
Berdasarkan klasifikasi tersebut dapat
maka dapat dilakukan klasifikasi data atas
diketahui bahwa tingkat kecenderungan
empat kategori yang meliputi skor: 144–
dari kepemimpinan partisipatif adalah 10
cenderung
Dengan
bahwa kategori tinggi ini mencapai 46,6%,
bahwa
sementara kategori tinggi mencapai 44,4%,
Kepemimpinan Partisipatif Kepala Dosen
hanya 9% yang tergolong dalam kategori
FIP Unimed, rata-rata berada pada kategori
kurang.
demikian
cukup dapat
ke
tinggi.
dikemukakan
tinggi. Secara lebih rinci dikemukakan Data Variabel Komitmen Afektif.
ke atas tinggi, 109 – 144 cukup, 73-108
Data Variabel Komitmen Afektif (Y)
kurang, dan 72 – ke bawah rendah.
memiliki nilai skor terendah 102 dan
Berdasarkan klasifikasi tersebut dapat
tertinggi 208. Rentang nilai skor adalah
diketahui bahwa tingkat kecenderungan
106. Distribusi skor variabel ini dilakukan
Variabel Komitmen Afektif (Y) adalah
dengan menggunakan aturan Sturgess yang
cenderung cukup. Dengan demikian dapat
disajikan dalam bentuk histogram berikut:
dikemukakan bahwa Komitmen Afektif
Kecenderungan skor variabel ini jika
Kepala Sekolah SMP di Kabupaten Nias
dibandingkan Mean ideal skor melalui
Selatan,
perhitungan berdasarkan kurva normal,
cukup. Secara lebih rinci dikemukakan
maka dapatt dilakukan klasifikasi data atas
bahwa kategori cukup ini mencapai 52%,
empat kategori yang meliputi skor: 145 –
kategori tinggi mencapai 38%.
rata-rata berada pada kategori
30 f 25 20 15 10 05 0
Batas Kelas 101,5 119,5 137,5 155,5 173,5 191,5 Gambar 4.1. Histogram Skor Komitmen Afektif Dosen
Kecenderungan skor variabel komitmen
meliputi skor: 144 – ke atas tinggi, 108 –
Afektif ini jika dibandingkan Mean ideal
143 cukup, 72-107 kurang, dan 71 – ke
skor
bawah rendah. Berdasarkan klasifikasi
melalui
perhitungan
berdasarkan
kurva normal, maka dapatt dilakukan
tersebut
diketahui
klasifikasi data atas empat kategori yang
kecenderungan
bahwa
Variabel
tingkat Komitmen 11
Afektif (Y) adalah cenderung cukup k
bahwa
tinggi.
dapat
Y 35,73 0,15 X 1 , linear pada taraf
dikemukakan bahwa Komitmen Afektif
signifikansi α = 0,05. Uji keberartian
Dosen FIP Unime, rata-rata berada pada
persamaan regresi dikonsultasikan dengan
kategori
uji F terhadap tabel distribusi F untuk
Dengan
tinggi.
demikian
Secara
lebih
rinci
persamaan
regresi
dikemukakan bahwa kategori cukup ini
derajat
mencapai 46.6%, kategori tinggi mencapai
perhitungan
44,4%.
mencapai 9,61, sementara harga Ft pada
Uji persyaratan analisis yang diuji dalam
taraf signifikansi α = 0,05 = 4,04, sehingga
penelitian ini meliputi uji normalitas
Fh > Ft (9,61 > 4,04). Dengan demikian
menunjukkan
persamaan
galat
taksiran
regresi
variabel Komitmen Afektif (Y)
atas
kebebasan
regresi
1
:
menunjukkan
43.
Hasil
harga
Y 135,73 0,15 X 1
Fh
,dapat
variabel Kepemimpinan Partisipatif (X1)
dinyatakan berarti pada taraf signifikansi α
mencapai Lhit 0,101 L
= 0,05.
tab
0,132 pada
taraf = 0,05. Dengan demikian dapat
Hasil
dikemukakan
Kepemimpinan
bahwa
normalitas
galat
variabel Komitmen Afektif (Y)
perhitungan
korelasi
antara
Partisipatif
(X1)
atas
dengan variabel Komitmen Afektif
variabel Kepemimpinan Partisipatif (X1)
(Y) menunjukkan harga koefisien
berdistribusi normal.
korelasi sebesar
Perhitungan
dan
koefisien korelasi antar variabel diuji
Keberartian Persamaan Regresi variabel
dengan uji t, yang menghasilkan harga
Komitmen Afektif (Y) atas Kepemimpinan
thitung ttabel
Partisipatif (X1) menghasilkan persamaan
Dengan demikian dapat dinyatakan
regresi
Uji
Kelinearan
0,332. Keberartian
Y 135,73 0,15 X 1
Linearitas
bahwa
(0,01.43)
koefisien
= 2.32 1,682.
korelasi
antara
persamaan regresi ini dihitung dengan
variabel Kepemimpinan Partisipatif
menggunakan Uji F yang menghasilkan
dan Komitmen Afektif berarti pada
harga Fhitung 1,97, sementara harga F
tingkat
tabel
signifikan
95%.
pada taraf signifikansi α = 0,05 sebesar 4,96, sehingga Fhitung F tabel (1,97 4,96). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil-hasil perhitungan
yang dikemukakan sebelumnya, maka
analisis regresi sederhana dan korelasi
dapat disimpulkan bahawa hipotesis yang 12
menyatakan “Kepemimpinan Partisipatif
bahwa komitmen afektif Dosen FIP
mempunyai hubungan positif yang berarti
Unimed selama ini belum efektif
dengan Komitmen Afektif
seperti yang diharapkan, masih berada
Dosen FIP
Unimed diterima.
pada kategori cukup
Berdasarkan
hasil
perhitungan
3. Berdasarkan hasil analisis regresi dan
korelasi sederhana menunjukkan bahwa
korelasi sederhana, ditemukan bahwa
terdapat hubungan yang berarti antara
kepemimpinan partisipatif memiliki
perilaku kepemimpinan dengan komitmen
korelasi positif yang berarti dengan
afektif. Kontribusi yang dapat diberikan
Komitmen Afektif Dosen FIP Unimed
oleh kepemimpinan partisipatif terhadap
dengan
komitmen
0,332. Kontribusi yang dapat diberikan
afektif
mencapai
11,02%.
koefisien
sebesar
Temuan ini menjelaskan bahwa dengan
oleh
meningkatnya efektifitas kepemimpinan
partisipatif terhadap komitmen afektif
partisipatif
adalah sebesar (0,332)2 x 100% =
secara
meyakinkan
akan
meningkatkan komitmen afektif dosen.
bahwa temuan penelitian adalah:
tegolong sedikit, namun cukup berarti pada tingkat signifikasi 95% .
1. Kepemimpinan Partisipatif Dosen FIP
Kepemimpinan Partisipatif, yang dicirikan
cukup ke tinggi. Hal ini berarti bahwa
kemampuan mengikutsertakan guru dan
Kepemimpinan
pegawai
FIP
pada
Temuan ini mengisyaratkan bahwa
kategori
Dosen
cenderung
kepemimpinan
11,02 %. Walaupun kontribusi ini
Dari analisis data dapat ditegaskan
Unimed
variabel
korelasi
Partisipatif Unimed,
Kepala ini
pemecahan masalah dalam organisasi kelas,
umumnya berada pada kategori cukup.
memberi dukungan atas usaha mahasiswa,
Terdapat
melibatkan mahasiswa dalam pengambilan
sebanyak
selama
dalam pengambilan keputusan,
46,6%
yang
tergolong cukup, dan 44,4% tergolong
keputusan
tinggi, hanya 9% yang tergolong
meningkatkan komunikasi yang konsultasi
rendah. ini berarti bahwa Dosen FIP
dengan mahasiswa, memberi tanggung
Unimed
menajalan
jawab kepada mahasiswa, dan membina
kepemimpinan partisipatif dengan baik
rasa memiliki di kalangan mahasiswa,
2. Komitmen Afektif Dosen FIP Unimed
masih harus ditingkatkan, terutama dalam
telah
mampu
dan
pemecahan
dukungan
cenderung cukup ke tinggi berada
pemberian
kategori cukup, mencapai 6,6%; 44,4%
mahasiswa dalam melaksanakan tugas agar
yang tergolong tinggi, dan hanya 9%
dapat membantu peningkatan komitmen
yang tergolong rendah. Hal ini berarti
afektif
Dosen
atas
masalah,
FIP
usaha
Unimed. 13
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang diperoleh dari
bukan dijadikan sebagai tempat bekerja
lapangan dapat ditemukan sejumlah fakta
tetapi ibarat bagian dari diri sendiri yang
bahwa:
harus dirawat dan dipelihara agar tetap
1. Komitmen
afektif
Dosen
di
FIP
sehat dan berkinerja baik. Hal yang
Unimed cenderung tergolong cukup
disarankan adalah:
dan tinggi yang mencapai 90 persen
1. Dosen hendaknya mau melakukan
2. Kepemimpinan partisipatif Dosen di
evaluasi
diri
tentang
keefektifan
FIP Unimed tergolong cukup ke yang
kepemimpinan
tinggi yang mencapai 90 persen.
kemampuan diri, pengembangan iklim
3. Kepemimpinan partisipatif memiliki
kerja,
dan
partisipatif,
pemilikan
motivasi
korelasi positif yang berarti dengan
berprestasi selama ini. Hasil evaluasi
Komitmen
dengan
diri ini hendaknya dapat dibahas
besaran koefisien korelasi 0,332 yang
bersama dengan sesama Dosen dalam
signifikan pada taraf 95 persen
forum diskusi dengan sesama Dosen
afektif
Dosen
4. Kontribusi Kepemimpinan partisipatif terhadap komitmen afektif Dosen di FIP Unimed mencapai 11,02 persen. Berdasarkan
simpulan
hasil
penelitian di atas dikemukakan beberapa saran bagi berbagai pihak yang berkaitan
melalui diskusi-diskusi informal, 2. Dosen
hendaknya
melibatkan
dalam
mengambil
mahasiswa
keputusan dan memecahkan berbagai permasalahan kelas, 3. Hendaknya Dosen giat belajar untuk
langsung maupun tidak langsung dengan
meningkatkan
pembinaan komitmen afektif pada diri
berbagai
Dosen. Saran yang dimaksud menyangkut
kepemimpinan partisipatif dan faktor-
harapan
faktor lain yang diprediiski dapat
terhadap
Dosen
agar
terus
hal
pemahaman yang
tentang
menyangkut
membenahi diri dengan memahami dan
meninggkatkan
komitmen
menghayati betapa pentingnya seorang
seperti
pemimpin pendidikan memiliki komitmen
pengembangan iklim kerja sekolah,
afektif sehingga kelas yang dipimpinnya
dan
kemampuan
motivasi
afektif pribadi,
berprestasi.
14
DAFTAR PUSTAKA Afni, Nur, 2009. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dengan Motivasi berprestasi Guru SMA Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bass
(1990) dalam Zhang (2005) http://madziatul.blogspot.com/2010 /04/kepemimpinan-partisipatif.html
Colquitt, Jason A., LePine, Jeffery A., dan Wesson, Michael J., 2009. Organizational Behavior, Improving Performance and Commitment in the Workplace. NY. McGraw-Hill. Davis, Keith & Newstrom, John W. 1985. Perilaku Organisasi. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Alih Bahasa Agus Dharma, S.H. M.Ed. Jakarta: Erlangga. Judul Asli Human Behavior at Work Work; Organizational Behavior, Seventh Edition. Dicetak oleh: PT. Gelora Aksara Pratama
Mangkunegara, A., A., Anwar Prabu., 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda McShane, Steven L., Glinov, Mary Ann Von. 2007. Organizational Behavior(Essensials).international Edition 2007. New York: McGrawHill Companies, Inc Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Gramedia Robbins, Stephen P., 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa Drs. Benyamin Molan. Jakarta: Indeks, Kelompok Gramedia Robbins, Stephen P. dan Coulter, Mary, 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa Harry Slamet & Ernawati Lestari. Jakarta: Indeks, kelompok Gramedia
Nirva, 2009.“Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 15 no. 4 Mei 2009
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional.Yogyakarta: Andi
Gibson, James L., Ivancevich, John.M., Donnelly, James H., 1997. Organisasi. Jilid 1. Edisi Kedelapan. Alih bahasa Ir. Nunuk Adiarni MM. Jakarta: Binarupa Aksara
Sutisna, Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.
Diana,
Echols, John M.. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Hersey, Paul. Blanchard, Ken. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi; Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Edisi Keempat. Penerjemah Agus Dharma. Jakarta: Erlangga .
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Wau,
Yasaratodo, 2012. Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif, Iklim Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Komitmen Afektif Kepala Sekolah. Desertasi. Medan: Pasacasarjana Unimed
Wayne dan Miskil (1991). Educational Administration Theory, Research and Practice. New York : Random House 15
Yulk, Gary, 2007. Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi Kelima. Alih Bahasa: Budi Supriyanto. Jakarta: Indek http://tdjuwita.blogspot.com/2008/05/komi tmen-organisasi-oleh-titameirina.html http:/
/id.wikipedia.org/wiki/ Komitmen_organisasi
(http://
akhmadsudrajat. wordpress. com/2008/ 10/12/70-kepalasekolah-tidak-kompeten/
http://www.kompas.com/kompascetak/0103/23/dikbud/foru09.htm http://mulydelavega.blogspot.com/2009/06 /urgensi-kepemimpinanpartisipatif.html
16