Radiasi Vol.5 No.2. September 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Online Prezi dalam Pokok Bahasan Alat Optik pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014 Yani Putri Utari, Eko Setyadi Kurniawan, Siska Desy Fatmaryanti Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Jalan K.H.A. Dahlan 3, Purworejo, Jawa Tengah email:
[email protected]
Intisari – Telah dilakukan penelitian pengembangan guna menghasilkan, mengetahui kelayakan media hasil pengembangan dan mengetahui respon peserta didik. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan, dengan desain pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) tahap analisis; (2) tahap perencanaan; (3) tahap pengembangan dan produksi; (4) tahap uji coba implementasi; (5) tahap evaluasi. Validasi produk pengembangan mencakup (1) uji ahli media, (2) uji ahli materi, (3) uji guru Fisika dan (4) uji coba terbatas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket, tes dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rerata skor dari ahli media sebesar 2,91, oleh ahli materi sebesar 3,30 dan guru Fisika sebesar 3,15 dengan interpretasi “baik” sehingga media ini layak sebagai media pembelajaran dengan sedikit revisi. Rerata keterlaksanaan pembelajaran dari dua observer 93,30% dengan interpretasi “sangat baik”. Ketercapaian hasil belajar diperoleh rerata sebesar 90,75 untuk pos test sehingga secara klasikal sudah mencapai KKM (75). Respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan mendapat skor rata-rata 3,44 dengan interpretasi “baik”. Dengan demikian media pembelajaran Fisika online Prezi layak dan efektif digunakan sebagai media pembelajaran Fisika. Kata kunci: Pengembangan media, Prezi, Alat optik I. PENDAHULUAN Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum sering mengalami perubahan dan perkembangan dari massa ke massa yang disebabkan karena kebutuhan yang senantiasa berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Perubahan dan perkembangan kurikulum juga terjadi di Indonesia. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menjadikan pendidik sebagai fasilitator yang membantu peserta didik memecahkan masalah belajar yang dialaminya. Pendidik membimbing peserta didik agar memiliki pengalaman langsung dalam pembelajaran melalui pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Namun permasalahan yang muncul kemudian adalah media mana yang digunakan oleh pendidik maupun peserta didik dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik akan membuat siswa lebih terangsang untuk memperhatikan materi yang disampaikan sehingga tujuan dari materi akan lebih mudah terinternalisasi ke dalam diri peserta didik dan dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran juga akan memberi kontribusi terhadap pengoptimalan pencapaian tujuan pembelajaran. Berbagai hasil penelitian pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, media pendidikan dapat dimaksimalkan dalam penggunaannya dari pendidikan oleh pendidik dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Salah Satu jenis media pembelajaran adalah dengan menggunakan media presentasi online Prezi.
Penggunaan media pembelajaran selama ini masih terbatas pada pemanfaatan media Power Point yang pemanfaatannya terkadang hanya dengan media presentasi yang monoton yaitu tanpa adanya animasi bergerak. Penggunaan media yang statis tersebut membuat pelajaran terkesan tidak menarik dan membuat peserta didik merasa bosan. Sehingga hasil belajar dengan menggunakan Power Point dirasa belum optimal dan maksimal. II. LANDASAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran Fisika Fisika sebagai ilmu pengetahuan telah berkembang sejak awal abad ke 14 yang lalu. Fisika tercakup dalam kelompok ilmu-ilmu alam (natural sciences) atau secara singkat disebut science. Dalam bahasa Indonesia istilah science ini diterjemahkan menjadi sains atau ilmu pengetahuan alam. Sains termasuk merupakan salah satu bentuk ilmu. Oleh karena itu, ruang lingkup kajiannya juga terbatas hanya pada dunia empiris, yakni hal-hal yang terjangkau oleh pengalaman manusia. Alam dunia menjadi objek telaah fisika ini sebenarnya tersusun atas kumpulan benda-benda dan peristiwa–peristiwa yang satu dengan yang lainnya terkait dengan sangat kompleks. Jadi, belajar fisika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur kejadian dan peristiwa alam melalui percobaan sehingga dalam fisika itu mencari hubunganhubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur fisika melalui penalaran matematika yang pada akhirnya siswa dapat menyimpulkan sendiri hasil belajarnya. Karena itu untuk mempelajari sesuatu bila belajar itu disadari kepada apa yang telah diketahui siswa tersebut. Karena itu untuk mempelajari suatu materi fisika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari peserta didik itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar pada materi fisika tersebut.
45
Radiasi Vol.5 No.2. September 2014 B. Media Pembelajaran Media pembelajaran menurut Ibrahim dan Syaodih (2003: 112) diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan peserta didik, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Dari berbagai definisi di atas dapat dinyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang berwujud benda yang dapat menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar [1]. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan daya serap peserta didik terhadap maeri pelajaran yang diberikan dan dipelajari. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan (materi pembelajaran) dari pendidik (komunikator) ke peserta didik (komunikan) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pesera didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media di sini berperan membantu komunikasi antar pendidik dan peserta didik, sebab dalam suatu proses pembelajaran terdapat hambatan dalam komunikasi. C. Pengembangan Media Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambaan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran adalah suatu usaha penyusunan program media pembalajaran yang lebih tertuju pada perencanaan media. Media yang akan ditampilkan dalam proses belajar mengajar terlebih dahulu direncanakan dan dirancang sesuai dengan kebutuhan lapangan atau peserta didiknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 414), pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Sementara itu lebih dijelaskan di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwa Darminta (2002: 473) bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya) [2]. D. Media Presentasi Online Prezi Media presentasi online Prezi merupakan sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk presentasi berbasi internet. Media presentasi online Prezi ini terdapat teks, gambar, video dan media presentasi lainnya yang ditempatkan di atas kanvas presentasi dan dapat dikelompokkan dalam bingkai-bingkai yang telah disediakan. Pengguna kemudian menentukan ukuran relatif dan posisi antara semua obyek presentasi dan dapat mengitari serta menyorot obyek-obyek tersebut. Menurut Andrian Rosadi (2012) “Prezi adalah salah satu perangkat lunak pembuatan slide presentasi secara online. Berbeda dengan Power Point, Prezi memberikan kita ruang yang lebih bebas untuk menuangkan kreasi kita dalam pembuatan slide presentasi. Salah satu keunggulan Prezi adalah adanya zoomable canvas yang cukup dinamis dan variatif. Hal ini akan sangat memudahkan audience untuk memahami informasi yang akan disampaikan. Kemudahnnya dalam menyisipkan gambar, foto ataupun
video ke dalam slide yang juga menunjang kemudahan kita dalam menyusun slide presentasi [6]. E. Pustaka Kajian terdahulu telah dilakukan oleh Zainu Dwi Iswara (2013) dengan topik Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Prezi di SMA Negeri 6 Malang. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development dengan model Brog and Gall yang divalidasi oleh ahli materi dengan hasil rata-rata presentasenya 91,62 % dan ahli media dengan hasil nilai rata-rata 91,48% dan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis Prezi dalam materi jurnal penutup perusahaan jasa yang telah dikembangkan valid dan layak digunakan dan terdapat hasil peningkatan belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen [4]. Penelitian lain dengan topik Pengaruh Penggunaan Media Presentasi Online Prezi oleh Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer karangan Tris Sutrisno tahun 2013. Desain penelitian ini adalah desaian metode kuasi eksperimen dengan menggunakan pra tes dan pasca tes pengendali tidak acak. Kelompok eksperimen dari kelompok kontrol dipilih tidak acak dan untuk setiap kelompok diadakan pretest dan posttest. Kesimpulannya adalah bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media presentasi online prezi dengan siswa yang menggunakan media Power Point [5]. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan ADDIE yaitu penelitian yang digunakan untuk mneghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut [3]. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2014. Subjek penelitian ini siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo. Subjek uji coba terbatas berjumlah 20 siswa dipilih secara acak. Tahapan-tahapan penelitian dan pengembangan ditunjukkan pada gambar 1. Tahap
• Analisis Kinerja • Analisis Kebutuhan
Tahap
• Menyusun Kerangka Struktur • Menentukan Sistematika Pengembangan Media
Tahap
• Pra Penelitian • Penentuan Draft
Tahap
• Uji Coba Produk di Sekolah
Tahap
• Revisi Produk
Gambar 1. Tahapan-Tahapan Penelitian dan Pengembangan
46
Radiasi Vol.5 No.2. September 2014
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Sesuai dengan metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penelitian pengembangan dengan desain pengembangan model ADDIE yang terdiri dari lima tahap utama yaitu tahap: 1. Analisis, meliputi: a. Analisis kinerja, dilakukan adalah mengidentifikasi masalah. Hasil mengidentifikasi masalah melalui wawancara dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Purworejo pada saat ini mengacu pada Kurikulum 2013. Selain itu pembelajaran yang dilaksanakan sudah berbantuan komputer. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa pengembangan media pembelajaran Fisika online Prezi diperlukan di dalam pembelajaran Fisika SMA Kelas X. b. Analisis kebutuhan, perlu memperhatikan kesesuian kebutuhan pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, perkembangan peserta didik dan kondisi sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti diperoleh data bahwa karakteristik pengguna adalah siswa kelas X IPA 1 yang berjumlah 32 orang yang terdiri dari 6 laki-laki dan 26 perempuan.Selain karakteristik pengguna, peneliti juga mendapatkan informasi tentang kompetensi yang hendak dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran materi alat optik adalah sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada di silabus. 2. Desain, meliputi: a. Menyusun kerangka struktur, yang dilakukan adalah menganalisis materi yang ditampilkan, menganalisis desain tampilan, menentukan soal evaluasi, perancangan konsep media, pemilihan rancangan desain antar path. b. Menentukan sistematika pengembangan media, didasrkan pada penjabaran Kompetensi Inti dan Konpetensi Dasar yang telah ditetapkan menjadi indikator-indikator. Naskah, materi, ilustrasi, visualisasi dan bahan animasi yang akan digunakan diambil dari sumber-sumber yang relevan. Halaman ini terdiri dari beberapa layar yang ditampilkan secara urut mulai dari awal hingga akhir materi. c. Merancang alat evaluasi berupa instrumen, instrumen yang digunakan adalah jenis angket/chek list yang diberikan kepada ahli media, ahli materi maupun guru Fisika dan peserta didik yang sebagai subjek penelitian. Lembar validasi untuk ahli media, ahli materi
maupun guru Fisika berbentuk chekc list dengan menggunakan skala empat yang kriteria skala penilaiannya tidak layak (1), kurang layak (2), cukup layak (3) dan layak (4). Sedangkan angket untuk subjek penelitian adalah angket respon dengan menggunakan skala empat yang kriteria skala penilaian tidak layak (1), kurang layak (2), cukup layak (3) dan layak (4). 3. Pengembangan, teridiri dari pra penelitian,penentuan draft dan penyuntingan. a. Berdasarkn kriteria kelayakan media pembelajaran fisika online Prezi ditinjau dari ahli media maka diperoleh rerata 2,91. Dari hasil validasi ahli media tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran fisika online Prezi termasuk dalam kategori layak digunakan sebagai media pembelajaran fisika walaupun perlu dilakukan revisi sesuai saran dari ahli media. b. Berdasarkan kriteria kelayakan media pembelajaran fisika online Prezi ditinjau dari ahli materi maka diperoleh rerata 3,37. Dari hasil validasi ahli media tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran fisika online Prezi termasuk dalam kategori layak digunakan sebagai media pembelajaran fisika walaupun perlu dilakukan revisi sesuai saran dari ahli media. c. Berdasarkan kriteria kelayakan media pembelajaran fisika online Prezi ditinjau dari dua guru fisika maka diperoleh rerata 2,90. Dari hasil validasi ahli media tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran fisika online Prezi termasuk dalam kategori layak digunakan sebagai media pembelajaran fisika walaupun perlu dilakukan revisi sesuai saran dari kedua guru fisika. Penilaian Media dari Ketiga Validator
Hasil Penilaian
Faktor yang diteliti yaitu berupa kelayakan media, keterlaksanaan media, respon peserta didik dan hasil belajar. Data diperoleh dengan metode observasi, angket, wawancara dan tes. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan presentase dan Percentage Agreement. Semua hasil analisis kemudian diinterpretasikan dalam skala yang bersifat kualitatif.
3.5 3.3 3.1 2.9 2.7
2.91 (Baik)
3.3 (Baik) 3.15 (Baik) Ahli Media Ahli Materi
Ahli Ahli Guru Media Materi Fisika
Guru Fisika
Validator
Gambar 2. Diagram Penilaian Media dari Ketiga Validator Berdasarkan Rerata 4. Implementasi, merupakan kegiatan uji coba pemanfaatan dan penyempurnaan atau revisi serta pengadaan. Uji coba dilakukan pada subjek penelitian yang telah ditentukan, yaitu 20 siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo
47
Radiasi Vol.5 No.2. September 2014
Tabel 1 Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan Pembelajaran P1 P2 P3 Rerata
Rerata Skor 3,33 3,46 3,46 3,42
Percentage Agreement 95,23 % 93,41 % 91,26 % 93,30 %
Skor Rata-Rata Keterlaksanaan
Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Media Online Prezi 3.5 3
3.33
(Baik)
3.46
3.46
(Baik)
(Baik)
P 1 P 2 P 3
2.5
P1
P2
P3
Pertemuan
Gambar 3. Diagram Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Produk Pengembangan
PA
Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Percentage Agreeement (PA) 100% 80% 60% 40% 20% 0%
95.23% (Sangat Baik)
93.41%
91.26%
P 1
(Sangat Baik)
(Sangat Baik)
P 2
P1
P2
P3
P 3
Pertemuan
Gambar 15. Diagram Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Percentage Agrement tiap Pertemuan 5. Evaluasi. Pada tahap ini dilakukan pemberian nilai terhadap media pembelajaran yang telah dilakukan. Media pembelajaran yang baik diperoleh dari penilaian beberapa aspek untuk penyempurnaan media yang dibuat. Penilaian diberikan oleh dosen ahli media, dosen ahli materi dan 2 guru Fisika SMA Negeri 3 Purworejo. Penilaian diberikan dengan maksud untuk memperoleh nilai kevalidan sekaligus sebagai masukan dan penyempurnaan produk. Evaluasi juga diberikan oleh peserta didik untuk mengukur segi keefektifan. B. Pembahasan
Pengembangan media pembelajaran Fisika pada pokok bahasan alat optik ini dalam bentuk media online Prezi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Purworejo yang dilakukan sesuai dengan prosedur pengembangan. Tahap pengembangan produk awal dilakukan dengan tahap analisis, perlu dikembangkan media pembelajaran Fisika dengan menggunakan media online Prezi khususnya pada pokok bahasan alat optik. Proses pembuatan media pembelajaran Fisika online Prezi ini dilakukan sesuai dengan proses pengembangan yaitu berdasrkan tahap analisis, perencanaan, pengembangan produk, uji coba terbatas, revisi dan evaluasi. Tahap analisis dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada pendidik dan beberapa peserta didik. Keadaan awal yang melatar belakangi penelitian yang peneliti lakukan di SMA Negeri 3 Purworejo bahwa pendidik masih menggunakan pembelajaran tatap muka secara manual dan hanya menulis di depan kelas, sehingga membuat peserta didik merasa bosan dengan pembelajaran fisika dan pemanfaatan media yang masih relatif rendah. Hal ini juga terjadi di SMA Negeri 3 Purworejo. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa proses pembelajaran Fisika yang selama ini dilakukan di SMA Negeri 3 Purworejo masih menggunakan pembelajaran tatap muka secara manual, pendidik melaksanakan proses pembelajaran di depan kelas dengan metode ceramah, sehingga peserta didik cenderung bosan dan pasif. Di samping itu, SMA Negeri 3 Purworejo juga sudah mempunyai fasilitas hotspot area namun belum digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran. Pendidik harus berinovasi dan lebih kreatif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Cara yang dapat dilakukan untuk menunjang proses pembelajaran adalah dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi. Salah satu media pembelajaran yang dipilih peneliti adalah dengan mengembangkan media pembelajaran presentasi online Prezi. Oleh karena itu perlu dikembangkan media pembelajaran yang menarik, mampu menampilkan berbagai materi yang dapat ditayangkan di ruang kelas. Dengan adanya media pembelajaran Fisika online Prezi ini diharapkan dapat menjadi alternatif media dan pelengkap media pembelajaran Fisika khususnya pada pokok bahasan alat optik. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran Fisika lebih menarik, lebih interaktif, keinginan belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan memaksimalkan pencapaian kompetensi sesuai tujuan pembelajaran. Setelah tahap analisis, selanjutnya adalah tahap desain. Tahap ini meliputi penyusunan kerangka struktur dari media pembelajaran yang akan dibuat, menentukan sistematika pengembangan media pembelajaran dan merancang alat evaluasi agar mampu mencapai kompetensi inti tersebut. Pada penyusunan kerangka struktur, peneliti menganalisis materi yang akan ditampilkan, menentukan desain tampilan, menentukan soal evaluasi dan merancang konsep. Saat menentukan sistematika pengembangan media dihasilkan rancangan tampilan interface, tampilan subpokok bahasan dan
48
Radiasi Vol.5 No.2. September 2014 tampilan evaluasi. Selanjutnya yaitu merancang alat evaluasi yang berupa instrumen. Setelah tahap desain, selanjutnya melakukan tahap pengembangan. Pada tahap pengembangan ini menghasilkan draft media pembelajaran Fisika online Prezi yang melalui tahap pra penelitian. Pra penelitian yang dimaksud yaitu memvalidasi produk kepada ahli media, ahli materi dan guru Fisika. Hasil validasi tersebut digunakan sebagai draft dan kemudian dilakukan penyuntingan agar bisa dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap implementasi atau uji coba. Pada tahap implementasi, media pembelajaran Fisika online Prezi yang telah disunting akan diujicobakan kepada peserta didik. Pada tahap implementasi ini hanya diujicobakan ke kelompok kecil atau disebut dengan uji coba terbatas. Berdasarkan uji coba terbatas tersebut akan diperoleh masukan dari peserta didik guna penyempurnaan produk. Tahap terakhir yaitu tahap evaluasi. Setelah mendapatkan data-data dan masukan dari ahli media, ahli materi dan guru Fisika kemudian media dievaluasi untuk menghasilkan media pembelajaran yang sesuai apabila digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut kemudian dijadikan kesimpulan dari kelayakan media pembelajaran Fisika online Prezi tersebut. Berdasarkan evaluasi diperoleh rerata skor dari ahli media sebesar 2,91, oleh ahli materi sebesar 3,30 dan guru Fisika sebesar 3,15 dengan interpretasi “baik” sehingga media ini layak sebagai media pembelajaran dengan sedikit revisi. Rerata keterlaksanaan pembelajaran dari dua observer 93,30% dengan interpretasi “sangat baik”. Ketercapaian hasil belajar diperoleh rerata sebesar 90,75 untuk post test sehingga secara klasikal sudah mencapai KKM (75) dan diartikan bahawa peserta didik tuntas dalam pembelajaran ini. Hasil lain tentang respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan mendapat skor rata-rata 3,44 dengan interpretasi “baik”. Dengan demikian, maka media pembelajaran Fisika online Prezi dapat dikategorikan “baik” dan layak digunakan sebagai media pembelajaran Fisika. V. KESIMPULAN
Media pembelajaran Fisika online Prezi ini dikembangkan dengan model pengembangan ADDIE yaitu (1) Analysis, yang meliputi analisis kenerka dan analisis kebutuhan, (2) Design, yang meliputi penyusunan kerangka struktur, mennetukan sistematika pengembangan media dan perancangam alat evaluasi. (3) Development, terdiri dari pra penelitian, penetuan draft dan penyuntingan. (4) Implementation, dilakukannya uji coba terbatas di sekolah dan (5) Evaluation yang merupakan indikator keberhasilan media yang mengevaluasi setiap tahap pengembangan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rerata skor dari ahli media, ahli materi dan guru Fisika yang menunjukkan bahwa media ini layak sebagai media pembelajaran dengan sedikit revisi. Sedangkan berdasarkan rerata keterlaksanaan pembelajaran, ketercapaian hasil belajar dan respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan maka media pembelajaran Fisika online Prezi dapat dikategorikan “baik” dan layak digunakan sebagai media pembelajaran Fisika. Pengembangan media pembelajaran Fisika online Prezi ini diharapkan dapat dikembangkan dengan menggunaan media online Prezi diharapakan menggunakan fitur lain selalin Pro atau dapat juga dengan menggunakan fitur Pro yang berbiaya agar tidak terjdi trial. Pengembangan media online Prezi diharapkan dapat dikembangkan dengan adanya penambahan alokasi waktu penelitian dan penambahan jumlah kelas dan jumlah peserta didik. Pengembangan media online Prezi diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan materi atau tingkat yang berbeda. Pemanfaatan media pembelajaran online Prezi ini tetap didukung oleh sumber belajar lain yang relevan sehingga tidak dijadikan satu-satunya sumber belajar oleh peserta didik. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimaksih kepada Nurhidayati, S.Pd.I. M.Pd sebagai reviewer jurnal ini dan SMA Negeri 3 Purworejo sebagai tempat penelitian.
PUSTAKA Buku [1] Ibrahim dan Syaodih S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakrta: Pusat Perbukuna Depdikbud dan Rineka Cipta [2] W. J. S. Purwadarminta. 2002. Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka. [3] Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat Skripsi/tesis/disertasi [4] Dwi Iswara, Zainu. 2013. Pengembangan Media Berbasis Prezi di SMA Negeri 6 Malang. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang, Malang. [5] Sutrisno, Tris. 2013. Pengaruh Penggunaan Media Presenasi Online Prezi oleh Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pembelajaran Advance Organizer. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Internet [6] Rosadi, Andrian. 2012. Media Presentasi Prezi. diakses dari http://teknologi.kompasiana.com/ pada tanggal 13 Desember 2013.
49